Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekoenergetika merupakan salah satu bahasan dalam autekologi. Autekologi


adalah ilmu yang mempelajari suatu organisme atau spesies yang berinteraksi dengan
lingkungannya atau dapat juga dikatakan hubungan populasi dengan lingkungannya.
Contoh autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu organisme atau spesies,
perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan. Ekoenergetika membahas kebutuhan
atau anggaran energi yang menyusun suatu individu. Bagi suatu individu, jumlah
energi yang dimiliki akan dialokasikan untuk tumbuh, merawat tubuh dan reproduksi.

Persediaan energi yang tersimpan dalam komunitas dianggap sebagai


peroduktivitas suatu ekosistem. Produktivitas energi debagi menjadi dua yaitu
produktivitas primer dan produktivitas sekunder. Suatu organisme hidup akan selalu
membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi
antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling
mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati
dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam
ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia (Agus
A:2012).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya adalah :
1. Apa saja yang termasuk ke dalam usur hara makro sekunder?
2. Apakah manfaat usur hara makro sekunder?
3. Bagaimanakah sistem penyerapannya unsur hara makro pada tanaman?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang termasuk ke dalam usur hara makro sekunder.
2

2. Untuk mengetahui manfaat usur hara makro sekunder.


3. Untuk mengetahui sistem penyerapannya unsur hara makro pada tanaman.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat menjelaskan mengenai
unsur hara makro sekunder dan mengetahui manfaat dan dambak seperti tanda kahat
(defisiensi) yang terjadi bila kekurangan unsur hara makro sekunder.

BAB II
3

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Ekoenergitika

Energetika diterjemahkan dari ergenetics yang dalam kamus Webster’s


Seventh New Collegiate Dictionary berarti cabang ilmu mekanika yang berkaitan
dengan energi dan trasformasinya. Eko-energetika ialah bidang ekologi yang
memperbincangkan terutama tentang peran energi dan transformasinya dalam
ekologi. Ekoenergenetik adalah kajian tentang energy dan proses perubahannya dari
satu bentuk ke bentuk yang lain yang terjadi di alam ekosistem. Kajian tentang
energy meliputi konsep energy, sumber energy bentuk-bentuk energy, dan manfaat
energy. Sedangkan kajian tentang transformasi energy meliputi perubahan bentuk
energy yang berlangsung di dalam system hidup, system tak hidup, dan pada dua
system yaitu biosistem dan fisika system secara berantai.

Chapham dan Odum menyatakan bahwa energy adalah kemampuan untuk


melakukan kerja. Semakin besar energy, maka semakin besar kemampuan untuk
melakukan kerja, begitu juga sebaliknya. Energy dinyatakan dengan satuan
kalori/kilo kalori. Sumber energy utama yang bertanggung jawab atas
berlangsungnya semua proses kerja di dalam ekosistem yaitu cahaya matahari, gaya
gravitasi bumi, dan kekuatan internal bumi. Cahaya matahari merupakan sumber
energy yang bertanggung jawab atau proses fotosintesis, daur hidrologis, sirkulasi
udara atmosfer, dan secara tidak langsung mempengaruhi laju metabolism hewan
ektothermal.

Fotosintesis merupakan proses terpenting di dalam ekosistem yang mengubah


cahaya matahari menjadi zat-zat organic yang dapat dimanfaatkan oleh organism
konsumen. Daur hydrogen merupakan fenomena yang melibatkan proses penguapan
air yang dilakukan oleh panas matahari, yang dilanjutkan oleh proses kondensasi.
Sirkulasi udara atmosfer merupakan akibat dari pemanasan udara yang dilakukan
oleh panas matahari yang mengakibatkan udara menjadi panas dan tekanan
4

meningkat. Gaya gravitasi bumi merupakan ekuivalen energy yang dapat


mengakibatkan benda-benda berpindah tempat dari posisinya menuju arah pusat
bumi. Gaya gravitasi bumi mempengaruhi gerakan air dari akar menuju ke pucuk
tumbuhan, mempengaruhi kecepatan aliran darah dari jantung ke bagian tubuh yang
lain dan mempengaruhi gerakan dan sikap tubuh makhluk.

Kekuatan internal bumi yaitu gaya gaya endogen bumi mengakibatkan gerak
epirogenetik, gerak erogenetik, gempa bumi, vulkanisme dan geothermal. Gerak
epirogenetik adalah gerak bumi yang sangat lambat yang arahnya naik turun di
berbagai kulit bumi yang dapat mengakibatkan bagian kulit bumi melengkung sampai
melekuk pada daerah yang sangat luas. Gerak erogenetik adalah gerak beralihnya
letak lapisan kulit bumi yang diakibatkan oleh tekanan horizontal maupun vertical
yang dapat mengakibatkan terbentuknya pegunungan.

2.2. Hukum Dasar Ekoenergetika


Didasarkan oleh hukum Thermodinamika I dan Hukum Thermodinamika II
(aspek aspek energy dan perubahannya mengikuti hokum ini). Thermodinamika I
menyatakan bahwa eregi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi
energy dapat diubah bentuknya dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Maka
Thermodinamika I sering disebut sebagai hokum kekekalan energy. Berdasarkan
prinsip kekekalan, maka jumlah energy antara sebelum dan setelah transformasi harus
tetap sama, walaupun mungkin dalam bentuk yang berlainan.
Hukum Termodinamika II, hukum ini menanyakan bahwa setiap terjadi
transformasi energy, selalu terjadi pelepasan energy menjadi bentuk energy yang
tidak bermanfaat. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa setiap terjadi
transformasi energy selalu terjadi penyusutan jumlah energy yang bermanfaat.
Meskipun total energy secara keseluruhan tetap tidak berkurang.

2.3. Anggaran Energi


Anggaran Energi adalah istilah yang berkaitan dengan arah pemanfaatan
energy yang berhasil ditambat oleh makhluk di dalam suatu ekosistem. Energy secara
umum diarahkan untuk dua tujuan yaitu untuk kelangsungan hidup dan untuk
5

menjaga kelestarian jenisnya dalam jangka waktu yang tidak terbatas (bereproduksi:
membentuk sel kelamin, aktifitas seksual, produksi air susu). Untuk kelangsungan
hidupnya, makhluk harus menyisihkan sejumlah energy untuk keperluan memelihara
kualitas hidup agar mampu bersaing dan mengantisipasi factor-faktor mortalitas
seperti penyakit, parasit, dan predator. Dalam hal ini energy dipakai untuk
melangsungkan proses fisiologis tubuh, membentuk dan mengganti sel-sel yang telah
rusak, memproduksi hormone dan enzim., dan memproduksi sel-sel yang rusak.
Untuk menjaga kelestarian jenisnya, makhluk hidup harus menyisipkan sebagian
energinya untuk keperluan reproduksi. Dalam hal ini, energy dipakai untuk
membentuk sel-sel kelamin dan hormone-hormon kelamin perkembangan embrio,
member nutrisi pada embrio dan hewan muda yang baru dilahirkan.

Begon dkk (1990) menuliskan bahwa semua mkhluk yang hidup memerlukan
bahan untuk membentuk tubuhnya dan memerlukan energi untuk semua aktivitasnya.
Tubuh makhluk hidup di dalam suatu satuan luas merupakan suatu biomassa yang
merupakan ‘standing crop”. Adapun yang dimaksudkan dengan biomassa ialah massa
makhluk per satuan luasan tanah atau perairan dan biasanya dinyatakan dalam satuan
energi (misalnya joule m-2) atau bahan organik kering (mislnya ton ha -1). Sebagian
besar bimassa dalam komunitas hampir selalu terbentuk oleh tumbuhan, dan
tumbuhan merupakan produsen primer biomassa.

2.4. Aliran Energi Yang Terjadi Dalam Ekosistem

Aliran energi yang terjadi pada sebuah ekosistem adalah adanya sebuah
proses berpindahnya energi yang ada pada tingkat trofik tertentu menuju trofik
lainnya. Aliran ini juga bisa digambarkan dalam sebuah rantai makanan, jarring-
jaring makanan dan juga piramida ekologi. Dalam sebuah rantai makanan akan selalu
terjadi sebuah siklus yang akan selalu berputar. Dan dari siklus inilah akan terjadi
sebuah perpindahan energi satu sama lainnya. Dalam hal ini energi yang didapat dari
tingkat rantai makanan pertama akan perpindahan pada tingkat berikutnya dan
menjadi sebuah energi baru. Tingkatan trofik pada sebuah rantai makanan pada
6

dasarnya terdiri atas tiga jenis. Tingkatan trofik pertama adalah tingkatan terendah
dimana yang duduk disini adalah makhluk yang tidak bisa memangsa seperti
tumbuhan. Dilanjutkan dengan tingkat trofik kedua yang berupa hewan herbivora.

Gambar 2.1. Aliran Energi Suatu Ekosistem

Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :

a. Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya
dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar
setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi
oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang
diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas,
dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk
proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
b. Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan masuk ke dalam rantai makanan
dan jaring-jaring makanan. Seperti telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya
kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran energi
berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan.
Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan,
demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung
7

mangsanya. Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan


dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi
organik. Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap
tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga
terlepaskan sejumlah panas keluar dari system.

Siklus aliran energi yang terjadi pada ekosistem adalah :

1. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan
dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat
trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat
makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan
hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas
hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan
konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan
karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya,
sebagian energi akan hilang. Adapun contoh proses aliran energi yang terjadi di
air adalah jika dalam aliran energi yang terjadi pada ekosistem laut nutrisi dan
juga cahaya merupakan sebuah faktor yang paling berpengaruh. Cahaya matahari
tidak bisa menembus hingga dasar laut. Oleh sebab itu, proses fotosintesis hanya
terjadi pada permukaan dan laut dangkal yang banyak tumbuhan laut. Pada
ekosistem laut perpindahan energi paling efektif terjadi di pantai. Dengan cahaya
matahari yang cukup akan menjadi sebuah tempat favorit untuk berkembangnya
plankton dan alga. Oleh sebab itu, aktifitas rantai makanan di laut biasanya
dimulai dari pantai menuju laut dalam.

Pada sebuah ekosistem air tawar aliran energi terbaik berasal dari sari tanah yang
berada pada dasar sungai dan juga muara. Dengan nutrisi yang baik ini sangat
disenangi oleh para konsumen tingkat pertama untuk tinggal. Karena keadaan
muara yang biasanya banyak terdapat alga maka disana banyak ikan kecil. Baru
berikutnya ikan tersebut akan dimangsa oleh ikan yang lebih besar. Siklus
8

tersebut terus berlanjut hingga menuju hewan laut yang lebih besar. Aliran dari
energi yang ada di sebuah ekosistem adalah sebuah hal yang akan terus berlanjut
dan tidak akan berhenti hingga kiamat. Karena siklus dari ekosistem tidak akan
berhenti sampai semua penghuni ekosistem punah. Aliran energi dapat
menyebabkan ketergantungan antar komponen satu dengan komponen lainnya.

Gambar 2.2. Rantai Makanan

2. Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu
sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Apabila
antara rantai makanan yang satu dengan yang lainnya terdapat hubungan (ada
komponen yang sama), maka beberapa rantai makanan akan membentuk jaring-
jaring makanan.
9

Gambar 2.3. Rantai Makanan

3. Piramida energi adalah representasi grafis tentang bagaimana energi mengalir


dalam suatu ekosistem. Piramida energi terdiri dari tingkat trofik, atau nutrisi.
Dasar penentuan piramida energi adalah dengan cara menghitung jumlah energi
tiap satuan luas yang masuk ke tingkat trofik dalam waktu tertentu, (misalnya per
jam, per hari, per tahun). Piramida energi dapat memberikan gambaran lebih
akurat tentang kecepatan aliran energi dalam ekosistem atau produktivitas pada
tingkat trofik. Kandungan energi tiap trofik sangat ditentukan oleh tingkat
trofiknya sehingga bentuk grafiknya sesuai dengan piramida ekologi yang
sesungguhnya di lingkungan. Energi yang mampu disimpan oleh individu tiap
trofik dinyatakan satuan kalori per m² per satuan waktu (kal/m2/th). Sebuah
piramida energi adalah representasi grafis dari tingkat trofik (gizi) dimana energi
matahari yang masuk ditransfer ke dalam ekosistem.

Gambar 2.4. Piramida Energi

Pada piramida energi tampak jelas adanya penurunan jumlah energi secara
bertahap dari trofik terendah ke trofik di atasnya. Penurunan ini disebabkan oleh
hal-hal berikut.

1. Hanya sejumlah makanan tertentu yang dapat dimakan oleh organisme trofik
di atasnya.
10

2. Beberapa bahan makanan yang sulit dicerna dibuang dalam keadaan masih
mengandung energi kimia.

3. Hanya sebagian energi kimia dalam bahan makanan yang dapat disimpan
dalam sel dan sebagian lainnya untuk melakukan aktivitas hidup.

4. 2.5.

Produktivitas ekosistem yaitu keseluruhan sistem yang dinyatakan dengan biomassa


atau bioenergi dalam kurun waktu tertentu. Produktivitas ekosistem merupakan
parameter pengukuran yang penting dalam penentuan aliran energi total melalui
semua tingkat trofi dari suatu ekosistem.

Energi matahari memasuki seluruh tingkat trofi dalam suatu ekosistem melalui
produsen, tersimpan dalam bentuk senyawa-senyawa organik (hasil fotosintesis).
Seluruh senyawa organik yang dikandung dalam produsen dari suatu ekosistem,
disebut produktivitas primer kasar (PPK). PPK digunakan oleh produsen untuk
respirasi (sekitar 35%), sisanya sebagai produktivitas primer bersih (PPB). PPB dari
produsen inilah yang digunakan oleh konsumen I dan konsumen berikutnya dengan
nilai PPB yang semakin mengecil.
11

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan jumlah kebutuhannya Unsur Hara bagi tanaman, dikelompokkan
menjadi dua, yaitu unsur hara Makro adalah unsur hara yang diperlukan tanaman
dalam jumlah besar. Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah kecil. Unsur hara makro terdiri dari : N, P, K, Ca, Mg, dan S,
sedangkan unsur hara mikro terdiri dari: Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl.

Setiap unsure tersebut memiliki fungsi tesendiri pada pertumbuhan dan


perkembangan fisiologis tanaman. Kekurangan atau ketidaksediaan salah satu unsure
hara maka akan terjadi gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis
tanaman tersebut. Hal ini disebabkan kerena setiap unsure memiliki fungsi tersendiri
dalam proses metabolisme tanaman, maka apabila salah satu fungsi tidak terpenuhi
maka proses metabolisme tanaman akan terganggu. Jika ketersediaan unsur hara
esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu
metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan
pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan
akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis pada berbagai organ
tanaman.

3.2. Saran
Harapan kami makalah ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk memahami
“Unsur Hara Makro Sekunder” lebih dalam lagi dan dapat menambah informasi bagi
pembaca.
12

DAFTAR PUSTAKA

Soerodikoesoemo, Wibisono, dkk, 1993, Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Penerbit


Universitas Terbuka, Depdikbud Jakarta.

Ardi, Rio. 2007. Unsure Hara Makro dan Mikro Dalam Tanah. [terhubung berkala].
http://rioardi.wordpress.com/2011/09/03/unsur-hara-dalam-tanah-makro-dan-
mikro/. (diakses, 10 April 2016)

Mustamiranwar. 2010. Makalah Anatomi Tumbuhan. tidak diterbitkan


http.//mustamiranwar.wordpress.com/2010/03/makalah-biologi. html (diakses,
10 April 2016)

Anda mungkin juga menyukai