Berdasarkan ketentuan dalam pasal 1 angka 13 Undang-undang
Penataan Ruang, bahwa yang dimaksud dengan Perancangan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan Struktur Ruang, Pola Ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang guna untuk menyelaraskan berbagai kegiatan dalam sektor pembangunan sehingga dalam memanfaatkan lahan dan ruang dapat dilakukan secara optimal, efisien, serasi sehingga dihasilkan rencana umum dan tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Sedangkan Pemanfaatan Lahan Tanah merupakan perwujudan dari penertiban dan tertib tata ruang di dalam suatu rencana pembangunan sebagai acuan di dalam implementasi rencana pembangunan berkelanjutan di wilayah Indonesia dengan berpedoman pada undang-undang penataan ruang sebagaimana diatur dalam pasal 3 bahwa penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Nasional yang aman, nyaman dan produktif. Terjadinya berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan penataan ruang di Indonesia karena didasari berbagai hal antara lain; dominasi kebijakan sektoral yang didasari oleh kepentingan tertentu di tiap sektoral, perancangan tata ruang tanpa kajian Lingkungan Hidup Strategis, ketidaksesuaian antara rencana tata ruang Kota/Kabupaten, Provinsi dan Nasional, rendahnya partisipasi masyarakat dalam penataan ruang, hingga perencanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang komprehensif. Disisi lain lemahnya aspek Penegakan Hukum menjadi salah satu penyebab terjadinya pelanggaran penataan ruang. Kenyataan ini menggambarkan keberadaan Undang-undang Penataan Ruang belum mampu dijadikan sebagai pedoman dan perbaikan penataan ruang di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut dia atas maka ada beberapa
permasalahan pokok seperti masih rendahnya pemahaman akan pentingnya penegakan hukum terkait pelanggaran penataan ruang pusat dan daerah, sehingga menghambat pelaksanaan koordinasi dan melemahkan penegakan hukum. dan kalau disimpulkan secara garis besar maka akan mengerucut pada implementasi penegakan hukum dalam penataan ruang berdasarkan Undang- undang no. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bagaimanakah solusi yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum penataan ruang dalam kerangka mewujudkan Pembangunan berkelanjutan? Dan apakah selaku penertiban permasalahan tentang tata ruang dapat membantu dalam suatu proses penataan ruang yang lebih baik sehingga memudahkan penyelenggaraan pembangunan sumber daya manusia dalam suatu daerah baik Kab./Kota, Provinsi dan Pusat seiring berjalannya dinamika Pembangunan Nasional.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang sering terjadi atau ditemui belakang ini tak terlepas dari sengketa permasalahan lahan/tanah, untuk itu sebagai penyelenggara kegiatan Negara seharusnya lebih fleksibel dalam menentukan langkah kebijakan penentuan masalah sengketa lahan/tanah sehingga pihak lain juga merasa tidak dirugikan, dan yang menjadi contoh permasalahan yang sementara ini adalah Kepulauan Tanimbar Produk Hukum Rencana Tata Ruang Wilayah belum satupun yang jadi dan larangan adanya kegiatan pembangunan jalan di salah satu desa/daerah/wilayah yang namanya Silataraka, padahal secara regal standing yaitu kontruksi hukum adat, mereka berhak karena diakui tetapi yang menjadi permasalahan karena desa/daerah tersebut berada dalam kawasan hutan, kita sadari bahwa untuk melepaskan satu Kawasan dari Kawasan Hutan ke areal penggunaan lainnya harus melalui pentahapan. Jadi alangkah baiknya, jika kita ingin melakukan pembangunan dalam sebuah Kawasan sebaiknya dilakukan kesesuaian Penataan Ruang sehingga kita tidak melanggar aturan tetapi di back up dengan aturan. Dari definisi di atas terhadap kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi Prenertiban dan Penegakan Hukum Bidang Penataan Ruang dapat dirumuskan beberapa kendala atau masalah lain :
a. Bagaimanakah pelaksanaan tentang Penegakan Hukum terhadap masalah
Pelanggaran Hukum dan bagaimana cara untuk mengatasinya? b. Faktor-faktor apasajakah yang dapat mempengaruhi sebuah tatanan Hukum Penataan Ruang, bila terjadi Pelanggaran Hukum?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari hasil pengamatan terhadap materi dan juga sumber pendukung diantaranya tanya jawab bersama para pegawai maka hasil penulisan ini saya ingin mengetahui Penegakan Hukum Bidang Tata Ruang, pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Maluku.
1.4 Batasan Masalah
Untuk lebih terarahnya dalam penyusunan ini, maka Batasan masalah yang dimuat adalah: a. Pelaksanaan terhadap pelanggaran hukum dan sanksinya b. Payung Hukum yang pasti jika melanggar Penataan Ruang c. Pelaksanaan Pembangunan pada Kawasan Hutan Lindung Di Kabupaten Kepulauan Tanimbar 1.5 Sistematika Untuk memberikan gambaran umum tentang tulisan ini sehingga mempermudah pembaca untuk memahami pembahsan laporan, maka sistematika penulisan disusun sebagai berikut: Halaman judul (cover) Judul laporan Praktek Kerja Lapangan yang singkat dan menggambarkan isi laporan Lembar pengesahan Lembar pengesahan dari dosen pembimbing baik pembimbing lapangan merupakan bukti bahwa laporan PKL telah disetujui oleh kedua pembimbing. Kata pengantar Kata pengantar merupakan bagian dari laporan PKL yang berfungsi untuk mengantar pembaca pada permasalahan yang diungkapkan kedalam laporan. Oleh karena itu, kata pengantar memberikan gambaran umum tentang isi sebuah laporan yang memuat hal-hal berikut: 1) Ungkapan rasa syukur atas selesainya laporan PKL 2) Tujuan penulisan laporan dan gambaran umum. 3) Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan PKL. 4) Harapan-harapan terhadap laporan PKL yang telah dibuat. Daftar isi Daftar isi merupakan daftar yang berfungsi untuk memberikan petunjuk kepada pembaca tentang isi laporan Praktek Kerja Lapangan. Dimana seluruh unsur yang terdapat di dalam laporan dicantumkan secara terinci dan disertai dengan nomor halamannya. Penyajian daftar isi disajikan secara sistematik, dimulai dari bagian awal laporan (setelah halaman judul) hingga bab penutup. BAB I Pendahuluan Bab I terdiri dari dua laporan, yaitu Laporan Umum dan Laporan Khusus. Dimana Laporan Umum membahas tentang gambaran Instansi sedangkan Laporan Khusus membahas tentang kasus masalah. BAB II Tinjauan Pustaka Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan obyek tinjauan khusus selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan(PKL) berdasarka teori. BAB II Metodologi Penelitian Menjelaskan tentang Metode Penelitian, Sumber Data, Analisis Data serta Waktu dan Tempat Penelitian. BAB IV Pembahasan Pembahasan menjelaskan tentang proses pelaksanaan terkait kasus atau permasalahan yang dibahas yaitu Penegakan Hukum Bidang Tata Ruang. BAB V Penutup Berisi tentang kesimpulan dan saran yang terkait dalam pembahasan keseluruhan kasus atau masalah yang terkait yaitu Penegakan Hukum Bidang Tata Ruang.
Pendekatan sederhana untuk komunikasi profesional: Panduan praktis untuk komunikasi profesional dan strategi komunikasi bisnis tertulis dan interpersonal terbaik
Konstruksi Hotel Berbintang Lima Terhadap Tuntutan Pelanggaran Sempadan Pantai - Studi Kasus Pembangunan Hotel Kempinski Dan Ritz Carlton Di Sawangan, Kabupaten Badung, Bali