Anda di halaman 1dari 5

II.

LAPORAN KHUSUS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan ketentuan dalam pasal 1 angka 13 Undang-undang


Penataan Ruang, bahwa yang dimaksud dengan Perancangan Tata Ruang
adalah suatu proses untuk menentukan Struktur Ruang, Pola Ruang yang
meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang guna untuk
menyelaraskan berbagai kegiatan dalam sektor pembangunan sehingga dalam
memanfaatkan lahan dan ruang dapat dilakukan secara optimal, efisien, serasi
sehingga dihasilkan rencana umum dan tata ruang dan rencana rinci tata
ruang.
Sedangkan Pemanfaatan Lahan Tanah merupakan perwujudan dari
penertiban dan tertib tata ruang di dalam suatu rencana pembangunan sebagai
acuan di dalam implementasi rencana pembangunan berkelanjutan di wilayah
Indonesia dengan berpedoman pada undang-undang penataan ruang
sebagaimana diatur dalam pasal 3 bahwa penyelenggaraan penataan ruang
bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Nasional yang aman, nyaman dan
produktif.
Terjadinya berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan penataan
ruang di Indonesia karena didasari berbagai hal antara lain; dominasi
kebijakan sektoral yang didasari oleh kepentingan tertentu di tiap sektoral,
perancangan tata ruang tanpa kajian Lingkungan Hidup Strategis,
ketidaksesuaian antara rencana tata ruang Kota/Kabupaten, Provinsi dan
Nasional, rendahnya partisipasi masyarakat dalam penataan ruang, hingga
perencanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang
komprehensif. Disisi lain lemahnya aspek Penegakan Hukum menjadi salah
satu penyebab terjadinya pelanggaran penataan ruang. Kenyataan ini
menggambarkan keberadaan Undang-undang Penataan Ruang belum mampu
dijadikan sebagai pedoman dan perbaikan penataan ruang di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang tersebut dia atas maka ada beberapa


permasalahan pokok seperti masih rendahnya pemahaman akan pentingnya
penegakan hukum terkait pelanggaran penataan ruang pusat dan daerah,
sehingga menghambat pelaksanaan koordinasi dan melemahkan penegakan
hukum. dan kalau disimpulkan secara garis besar maka akan mengerucut pada
implementasi penegakan hukum dalam penataan ruang berdasarkan Undang-
undang no. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bagaimanakah solusi
yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum penataan ruang dalam
kerangka mewujudkan Pembangunan berkelanjutan? Dan apakah selaku
penertiban permasalahan tentang tata ruang dapat membantu dalam suatu
proses penataan ruang yang lebih baik sehingga memudahkan
penyelenggaraan pembangunan sumber daya manusia dalam suatu daerah
baik Kab./Kota, Provinsi dan Pusat seiring berjalannya dinamika
Pembangunan Nasional.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang sering terjadi atau ditemui belakang ini tak terlepas
dari sengketa permasalahan lahan/tanah, untuk itu sebagai penyelenggara
kegiatan Negara seharusnya lebih fleksibel dalam menentukan langkah
kebijakan penentuan masalah sengketa lahan/tanah sehingga pihak lain juga
merasa tidak dirugikan, dan yang menjadi contoh permasalahan yang
sementara ini adalah Kepulauan Tanimbar Produk Hukum Rencana Tata
Ruang Wilayah belum satupun yang jadi dan larangan adanya kegiatan
pembangunan jalan di salah satu desa/daerah/wilayah yang namanya
Silataraka, padahal secara regal standing yaitu kontruksi hukum adat, mereka
berhak karena diakui tetapi yang menjadi permasalahan karena desa/daerah
tersebut berada dalam kawasan hutan, kita sadari bahwa untuk melepaskan
satu Kawasan dari Kawasan Hutan ke areal penggunaan lainnya harus melalui
pentahapan. Jadi alangkah baiknya, jika kita ingin melakukan pembangunan
dalam sebuah Kawasan sebaiknya dilakukan kesesuaian Penataan Ruang
sehingga kita tidak melanggar aturan tetapi di back up dengan aturan.
Dari definisi di atas terhadap kegiatan Koordinasi dan Sinkronisasi
Prenertiban dan Penegakan Hukum Bidang Penataan Ruang dapat dirumuskan
beberapa kendala atau masalah lain :

a. Bagaimanakah pelaksanaan tentang Penegakan Hukum terhadap masalah


Pelanggaran Hukum dan bagaimana cara untuk mengatasinya?
b. Faktor-faktor apasajakah yang dapat mempengaruhi sebuah tatanan Hukum
Penataan Ruang, bila terjadi Pelanggaran Hukum?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari hasil pengamatan terhadap materi dan juga sumber pendukung
diantaranya tanya jawab bersama para pegawai maka hasil penulisan ini saya
ingin mengetahui Penegakan Hukum Bidang Tata Ruang, pada Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Maluku.

1.4 Batasan Masalah


Untuk lebih terarahnya dalam penyusunan ini, maka Batasan masalah
yang dimuat adalah:
a. Pelaksanaan terhadap pelanggaran hukum dan sanksinya
b. Payung Hukum yang pasti jika melanggar Penataan Ruang
c. Pelaksanaan Pembangunan pada Kawasan Hutan Lindung Di Kabupaten
Kepulauan Tanimbar
1.5 Sistematika
Untuk memberikan gambaran umum tentang tulisan ini sehingga
mempermudah pembaca untuk memahami pembahsan laporan, maka
sistematika penulisan disusun sebagai berikut:
 Halaman judul (cover)
Judul laporan Praktek Kerja Lapangan yang singkat dan menggambarkan
isi laporan
 Lembar pengesahan
Lembar pengesahan dari dosen pembimbing baik pembimbing lapangan
merupakan bukti bahwa laporan PKL telah disetujui oleh kedua
pembimbing.
 Kata pengantar
Kata pengantar merupakan bagian dari laporan PKL yang berfungsi untuk
mengantar pembaca pada permasalahan yang diungkapkan kedalam
laporan. Oleh karena itu, kata pengantar memberikan gambaran umum
tentang isi sebuah laporan yang memuat hal-hal berikut:
1) Ungkapan rasa syukur atas selesainya laporan PKL
2) Tujuan penulisan laporan dan gambaran umum.
3) Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pelaksanaan PKL.
4) Harapan-harapan terhadap laporan PKL yang telah dibuat.
 Daftar isi
Daftar isi merupakan daftar yang berfungsi untuk memberikan petunjuk
kepada pembaca tentang isi laporan Praktek Kerja Lapangan. Dimana
seluruh unsur yang terdapat di dalam laporan dicantumkan secara terinci
dan disertai dengan nomor halamannya. Penyajian daftar isi disajikan
secara sistematik, dimulai dari bagian awal laporan (setelah halaman
judul) hingga bab penutup.
 BAB I Pendahuluan
Bab I terdiri dari dua laporan, yaitu Laporan Umum dan Laporan Khusus.
Dimana Laporan Umum membahas tentang gambaran Instansi sedangkan
Laporan Khusus membahas tentang kasus masalah.
 BAB II Tinjauan Pustaka
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan obyek tinjauan khusus
selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan(PKL) berdasarka teori.
 BAB II Metodologi Penelitian
Menjelaskan tentang Metode Penelitian, Sumber Data, Analisis Data serta
Waktu dan Tempat Penelitian.
 BAB IV Pembahasan
Pembahasan menjelaskan tentang proses pelaksanaan terkait kasus atau
permasalahan yang dibahas yaitu Penegakan Hukum Bidang Tata Ruang.
 BAB V Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang terkait dalam pembahasan
keseluruhan kasus atau masalah yang terkait yaitu Penegakan Hukum
Bidang Tata Ruang.

Anda mungkin juga menyukai