Budidaya Jagung
Budidaya Jagung
SUSMAWATI
WIDYAISWARA MUDA
Wilayah Pengembangan
Cara tanam sistem alur dapat diterapkan pada lahan sawah maupun lahan kering dengan
tingkat kesuburan tanah dan ketersediaan sumber air yang cukup. Mengingat maksud penanaman
sistem alur ini bukan semata untuk meningkatkan hasil, maka penerapannya diutamakan dan
Anjuran populasi tanaman untuk jagung adalah berkisar antara 66.000 – 71.000
tanaman/ha. Untuk dapat tercapainya populasi tersebut, maka jarak tanam biasa yang diterapkan
adalah 75 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang) atau 70 cm x 20 cm (1 tanaman/lubang). Pada wilayah
yang mempunyai masalah tenaga kerja, dapat diterapkan jarak tanam 75 cm x 40 cm (2
tanaman/lubang) atau 70 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang). Jarak tanam yang diterapkan dalam
kajiwidya adalah 70 cm x 20 cm.
PROSES PENANAMAN
Pengolahan Tanah
Benih yang digunakan dengan sistem tanam alur adalah benih jagung super hibrida Bisi
222, dengan daya berkecambah (min) 90% dan dapat dipanen sekitar umur + 99 hari
setelah tanam atau setelah tongkol masak.
Pengajiran
Penanaman jagung kedalam lubang bekas tugal dimasukkan benih jagung dan setelah itu
di tutup dengan pupuk Petroganik sebanyak lebih kurang 8-10 gram/lubang tanam
sekaligus sebagai pupuk dasar.
Setelah 7 – 10 HST diberikan pupuk Urea 100 kg/ha, SP 36 150 kg/ha, KCL 100 kg/ha.
Waktu pemberian pupuk yaitu susulan I, 7 HST, susulan II, 25 – 30 HST, susulan III, 40
– 45 HST.
Pengendalian Gulma.
Panen
Umur panen adalah 99 hari (Super Hibrida Bisi 222), dengan ciri – ciri tonggkol masak
adalah :
- Kelobot kering dan warna kuning kecoklatan.
- Biji mengkilap, kering, keras dan tidak membekas bila ditekan dengan kuku.
Setelah panen secara keseluruhan dilakukan penanganan pasca panen dengan cara
mengupas kulit jagung dari tongkol, setelah itu dilakukan penjemuran + 3 hari. Setelah
itu dilakukan pemipilan, dan kalau kadar air masih tinggi setelah pemipilan dilakukan
lagi penjemuran sampai kadar air Maks 12 % sebelum di pasarkan.
Hasil panen kajiwidya budidaya jagung dengan sistem alur dengan luas lahan 867 m2
sebanyak 400 kg dengan kadar air sebanyak 12 %.
KESIMPULAN
Di Indonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi.
Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke 3 setelah
gandum dan padi. Di Daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok.
Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung banyak
sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai
macam keperluan antara lain: a) Batang dan daun muda: pakan ternak b) Batang dan daun tua
(setelah panen): pupuk hijau atau kompos c) Batang dan daun kering: kayu bakar d) Batang
jagung: lanjaran (turus) e) Batang jagung: pulp (bahan kertas) f) Buah jagung muda (putren, Jw):
sayuran, bergedel, bakwan, sambel goreng
DAFTAR PUSTAKA
Fadhly, A.F. A.S. Wahid, M. Rauf, dan Djamaluddin. 1993. Pengaruh sumber dan
takaran nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Titian Agronomi.
5:69-75.
Fathan, R. M. Raharjo, A.K. Makarim. 1988. Hara tanaman jagung. Dalam: Jagung.
Subandi et al. (Eds.). Puslitbangtan. Bogor. p. 49-66