Anda di halaman 1dari 1

Nama : Yohanes Cristian Sarumpaet

NIM : 3111420029

Mata Kuliah : Sejarah Maritim

Tradisi Maelo Pukek di Minang, Sumatera barat

Tradisi Maelo Pukek merupakan tradisi turun-temurun bagi nelayan hampir di seluruh pesisir
Ranah Minang. Tradisi Maelo Pukek dalam bahasa Indonesia berarti menarik jala, adalah suatu
kebudayaan nelayan menangkap ikan di bibir pantai di Kota Padang yang membutuhkan
sekolompok orang untuk menjalankan kegiatan Tradisi Maelo Pukek. Tradisi Maelo Pukek
memiliki makna untuk menjaga dan melestarikan tradisi turun-temurun dari nenek moyang
mereka. Tradisi Maelo Pukek adalah wujud kekompakan nelayan, meskipun yang punya pukek
satu orang, tetapi yang terlibat untuk menariknya ke pinggir pantai butuh beberapa orang dan itu
biasanya kerabat sekitar tempat tinggal atau saudara. Selain itu, secara tidak langsung para
nelayan yang menagkap ikan menggunakan pukek sudah melakukan konservasi, karena ikan-
ikan yang masuk ke jaring merupakan ikan yang cukup besar dan ikan kecil akan lepas.
Memakai pukat juga tidak merusak terumbu karang karena cukup dekat dari bibir pantai. Tradisi
Maelo Pukek di Sumatera Barat masih di gunakan sebab adanya beberapa faktor sebagian
nelayan yang masih menggunakan Tradisi Maelo Pukek seperti pertama, adanya berupa faktor
sosial dan budaya disini tetap terjalin dalam masyarakat dan juga kebudayaan tetap terjaga.
Kedua, faktor ekonomi yang mengakibatkan nelayan bertahan dengan Tradisi Maelo Pukek.
Ketiga, faktor usia yang mempengaruhi nelayan terutama yang sudah lanjut usia yang berumur
40 ke atas.

Anda mungkin juga menyukai