Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Volume 8, No. 1, 2021/DOI :10.32539/JKK.V8I1.12841


p-ISSN 2406-7431; e-ISSN 2614-0411

Faktor-Faktor Timbulnya Stenosis Pembuluh Darah Intrakranial yang


dideteksi dengan Transcranial Doppler pada Pasien Stroke Iskemik
Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang

Rini Nindela1, Achmad Junaidi1, Irfannuddin2


1
Staf Bagian/Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr.Moh.Hoesin Palembang
2
Staf Bagian/Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr.Moh.Hoesin Palembang
Received 21 Oktober 2020; accepted 11 Desember 2020

ABSTRAK
Studi yang ada saat ini mengenai faktor risiko stenosis intrakranial memberikan hasil yang berbeda-beda, tergantung
dari ras dan lokasi geografis subjek yang diteliti serta metode diagnostik yang digunakan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko usia, jenis kelamin, hipertensi, diabetes melitus, coronary artery
disease, dislipidemia, dan merokok dengan stenosis intrakranial pada penderita stroke iskemik di RSUP Dr. Moh.
Hoesin/RSMH Palembang. Seluruh penderita stroke iskemik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dicatat
faktor risikonya menggunakan kuesioner, kemudian dilakukan pemeriksaan transcranial doppler/TCD dan dicatat
mean flow velocity/MFV di pembuluh darah yang diteliti. Cut-off point untuk mendiagnosis stenosis intracranial
adalah ≥100 cm/s untuk middle cerebral artery/MCA, ≥90 cm/s untuk internal carotid artery/ICA, dan ≥80 cm/s
untuk anterior cerebral artery ACA, posterior cerebral artery/PCA, vertebral artery/VA, dan basilar artery/BA.
Pembuluh darah intrakranial yang paling banyak mengalami stenosis adalah carotid syphon (16%). Sebanyak 16 dari
28 subjek mengalami stenosis hanya pada satu pembuluh darah. Lokasi stenosis intrakranial lebih banyak yang tidak
sesuai klinis (57%). Sebaran penderita stroke iskemik yang berusia >45 tahun sebanyak 28%, yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 28,6%, menderita hipertensi sebanyak 26,2%, menyandang DM sebanyak 38,5%, mengalami
dislipidemia 28%, merokok 24,1%, dan menderita CAD 31,8%. Kombinasi faktor risiko DM, hipertensi, CAD,
dislipidemia dan usia >45 tahun mempengaruhi stenosis intrakranial pada penderita stroke iskemik (OR 5; 95%CI
1,11-22,57; p = 0,037). Stenosis intrakranial dipengaruhi oleh kombinasi dari lima faktor risiko yaitu DM, hipertensi,
CAD, dislipidemia dan usia >45 tahun.

Kata kunci: faktor risiko, stenosis intrakranial, TCD.

ABSTRACT
Existing studies of risk factors for intracranial stenosis give different results, depending on the race and geographical
location of the subjects studied and the diagnostic methods used. This study aims to determine the relationship between
risk factors (age, sex, hypertension, diabetes mellitus, coronary artery disease, dyslipidemia, and smoking) and
intracranial stenosis in patients with ischemic stroke at RSUP Dr. Moh. Hoesin/RSMH Palembang. Risk factors of all
ischemic stroke patients who met the inclusion and exclusion criteria were recorded using a questionnaire, then
transcranial Doppler/TCD was done and mean flow velocity/MFV of selected blood vessels was recorded. The cut-
off points for diagnosing intracranial stenosis are ≥100 cm/s for middle cerebral artery/MCA, ≥90 cm/s for internal
carotid artery/ICA, and ≥80 cm/s for anterior cerebral artery/ACA, posterior cerebral artery/PCA, vertebral artery/VA,
and basilar artery/BA. Intracranial stenosis was most commonly found in carotid syphon (16%). A total of 16 of 28
subjects had single stenosis. Most of the location of stenosis does not match the clinical symptoms (57%). The
distribution of ischemic stroke patients aged> 45 years was 28%, male sex was 28.6%, had hypertension was 26.2%,
had diabetes was 38.5%, had dyslipidemia 28%, smoked 24.1 %, and suffered from CAD 31.8%. The combination of
risk factors of DM, hypertension, CAD, dyslipidemia and age> 45 years affects intracranial stenosis in ischemic stroke
patients (OR 5; 95% CI 1.11-22.57; p = 0.037). Intracranial stenosis is affected by a combination of five risk factors
namely DM, hypertension, CAD, dyslipidemia and age> 45 years.

Keywords: risk factors, intracranial stenosis, TCD.


12 Rini Nindela, Faktor timbulnya stenosis pembuluh darah

1. Pendahuluan pembuluh darah yang menua terjadi


perubahan komposisi matriks dan sel,
Stroke merupakan salah satu beban kesehatan peningkatan ekspresi sejumlah molekul
dunia yang utama dari kelompok penyakit proinflamasi serta peningkatan uptake
noninfeksi, selain penyakit jantung koroner lipoprotein plasma yang dapat meningkatkan
dan kanker.1 Stroke menyebabkan 5,7 juta atherosklerosis.8 Estrogen diduga memiliki
kematian pada tahun 2004, 87% di antaranya efek hipokolesterolemik sehingga jenis
terjadi di negara berpenghasilan rendah dan kelamin turut menjadi faktor yang dapat
menengah.2 Di Indonesia, stroke menempati meningkatkan atau justru menghambat
urutan pertama dalam daftar 10 penyebab terjadinya atherosklerosis.5 Coronary artery
kematian utama (laporan WHO Country disease/CAD merupakan kondisi yang sering
Health Profiles 2012),1 sedangkan muncul berbarengan (coexistent) dengan
prevalensinya terus meningkat dari 8,7% stroke iskemik. Atherosklerotik merupakan
pada tahun 2007 menjadi 12,1% pada tahun salah satu penyebab utama dari kedua
2013 (data Riskesdas Kemenkes tahun penyakit ini sehingga mereka juga berbagi
2013).3 Sekitar 87% dari seluruh stroke faktor risiko yang sama.
merupakan stroke iskemik.3 Pada sebanyak Keterlibatan berbagai faktor tersebut
45% hingga 62% penderita stroke iskemik, dalam patogenesis atherosklerosis, selain
diidentifikasi adanya plak atau stenosis, dan dibuktikan melalui studi molekuler, juga
menjadi penyebab dari ≈10%-20% kasus. tampak melalui berbagai studi observasional
Stenosis atherosklerotik intrakranial yang memanfaatkan berbagai metode
diperkirakan terjadi pada 10-65% orang Asia, diagnostik seperti magnetic resonance
dan bertanggung jawab atas 30-50% dari angiography/MRA, computed tomographic
keseluruhan stroke iskemik.4,5 angiography/CTA, transcranial
Marchand memperkenalkan istilah doppler/TCD, dan angiografi kateterisasi
“atherosclerosis” untuk menggambarkan untuk mengidentifikasi adanya
hubungan antara degenerasi lemak dan atherosklerosis pada pembuluh darah
kekakuan pembuluh darah. Proses ini ekstrakranial dan intrakranial. Transcranial
ditandai dengan adanya penebalan intramural doppler/TCD merupakan sarana diagnostik
yang tidak merata (patchy) pada lapisan yang tersedia secara luas, murah, dan bersifat
subintima yang menonjol ke lumen arteri noninvasif sehingga TCD dijadikan sebagai
berukuran sedang dan besar sehingga alat skrining stenosis intrakranial yang
mengurangi diameternya. Proses potensial. Alat ini menggunakan sinyal
atherosklerosis dipicu oleh berbagai ultrasound dengan prinsip efek doppler
rangsangan/insult fisik maupun kimiawi pada untuk mengukur kecepatan aliran darah pada
lapisan endotelial arteri. Rangsangan tersebut cabang-cabang pembuluh darah besar
di antaranya adalah stres fisik akibat sirkulus Willisi dalam kranium yang intak.9
hipertensi, reactive oxygen species (radikal Studi sebelumnya telah membuktikan bahwa
bebas) dalam sirkulasi misalnya yang berasal TCD memiliki nilai prediksi negatif dan
dari rokok, dislipidemia (terutama sensitivitas yang comparable bila
konsentrasi LDL atau VLDL yang tinggi dibandingkan dengan MRA.10
dalam darah), serta peningkatan kadar Stenosis atherosklerotik intrakranial
glukosa darah yang kronis.6,7 Di samping itu, merupakan kondisi yang dapat diprediksi dan
faktor lainnya seperti usia juga berpengaruh dicegah. Pencegahan dan evaluasi stenosis
pada proses atherosklerosis dimana pada intrakranial sangat penting bagi keberhasilan
13 Rini Nindela, Faktor timbulnya stenosis pembuluh darah

pencegahan dan tatalaksana stroke iskemik. klasifikasi TOAST tahun 1993. Adanya
Studi yang ada saat ini mengenai faktor risiko stenosis intrakranial (pengurangan ukuran
stenosis intrakranial memberikan hasil yang lumen arteri intrakranial) pada penelitian ini
berbeda-beda. Mengingat tingginya ditegakkan bila didapatkan peningkatan nilai
prevalensi stenosis atherosklerotik mean flow velocity/MFV >100 cm/s untuk
intrakranial dan perannya dalam patogenesis middle cerebral artery/MCA, MFV >90 cm/s
stroke iskemik, identifikasi faktor risiko untuk internal carotid artery/ICA
stenosis menjadi krusial agar dapat intrakranial, MFV >80 cm/s untuk anterior
direncanakan tindakan pencegahan yang cerebral artery/ACA, posterior cerebral
spesifik pada populasi target. artery/PCA, vertebral artery/VA, dan
Penelitian ini bertujuan untuk basilar artery/BA pada pemeriksaan TCD.11
mengetahui faktor-faktor yang Penegakan diagnosis hipertensi, diabetes
mempengaruhi timbulnya stenosis pembuluh mellitus dan dislipidemia pada subjek
darah intrakranial yang dideteksi dengan dilakukan berdasarkan kriteria Joint National
TCD pada penderita stroke iskemik di RSUP Committee/JNC7, American Diabetes
Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Association/ADA tahun 2004 dan American
Family Physician/AFP tahun 2011. Subjek
penelitian dikategorikan sebagai current
2. Metodologi smoker bila telah merokok lebih dari 100
batang rokok seumur hidupnya dan masih
Penelitian ini merupakan penelitian merokok dalam 28 hari terakhir berdasarkan
observasional analitik dengan pendekatan definisi USA Ministry of Health. Adanya
cross sectional yang dilakukan di Instalasi coronary artery disease/CAD pada subjek
Brain and Heart Center RSUP Dr. Moh. diketahui melalui hasil konsultasi dengan
Hoesin (RSMH) Palembang sejak bulan Juli spesialis kardiologi.
2019 dan selesai pada bulan Oktober 2019. Penderita stroke yang datang ke
Penelitian ini menggunakan metode Departemen Neurologi RSUP Dr. Moh.
consecutive sampling dengan besar sampel Hoesin Palembang menjalani pemeriksaan
minimal 81 orang. Pasien yang diikutkan CT scan. Pasien yang didiagnosis menderita
dalam penelitian ini adalah mereka yang stroke iskemik secara klinis dan radiologis,
berusia ≥18 tahun dan didiagnosis menderita serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,
stroke iskemik berdasarkan klinis stroke yang dijadikan sampel penelitian. Data pasien
dikonfirmasi melalui hasil CT scan kepala. yang mencakup variabel penelitian dicatat.
Kriteria eksklusi sampel pada penelitian ini Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan TCD
adalah pasien yang mengalami stroke (Atys Medical, Fujitsu) pada pasien-pasien
kardioemboli atau pasien stroke iskemik tersebut di Instalasi Brain and Heart Center
tetapi karena sebab tertentu tidak menjalani oleh spesialis neurologi yang memiliki
pemeriksaan TCD, juga pasien stroke kompetensi khusus untuk melakukan
iskemik yang rekam medisnya tidak lengkap pemeriksaan tersebut. Hasil pemeriksaan
atau hasil TCD-nya tidak lengkap. TCD kemudian dicatat. Seluruh data
Pasien stroke iskemik dikategorikan dimasukkan ke dalam tabel master dan
menurut etiologinya menjadi large artery kemudian dianalisis dengan SPSS 22 for
atherosclerosis/LAA, small vessel Windows. Analisis bivariat dengan uji Chi
disease/SVD, cardioembolism, stroke of square/Fisher exact test (sesuai kriteria)
other determined etiology dan stroke of digunakan untuk melihat hubungan antara
undetermined etiology berdasarkan masing-masing faktor risiko dengan kejadian
14 Rini Nindela, Faktor timbulnya stenosis pembuluh darah

stenosis intrakranial dilanjutkan dengan uji stenosis berkisar antara 106-130 cm/s. Rerata
regresi logistik untuk mengetahui faktor MFV pada ACA dan VA yang mengalami
risiko apa yang paling mempengaruhi stenosis tidak jauh berbeda yaitu 90-100
stenosis intrakranial. Penelitian ini telah cm/s, sedangkan rerata MFV pada stenosis
dinyatakan layak etik oleh Unit Bioetik dan BA adalah 90 cm/s.
Humaniora Fakultas Kedokteran Universitas Distribusi faktor risiko subjek
Sriwijaya dengan nomor surat berdasarkan ada/tidaknya stenosis pada
163/kepkrsmhfkunsri/2019. pembuluh darah intrakranial dapat dilihat
pada tabel di bawah ini. Dari tabel ini
3. Hasil diketahui bahwa faktor-faktor yang diteliti
tidak berhubungan dengan jumlah stenosis
Dari 100 subjek penelitian yang termuda yang dialami subjek penelitian.
berusia 30 tahun dan yang paling tua berusia
79 tahun, dengan rerata usia 55,46±11,031 Tabel 1. Sebaran Faktor Risiko berdasarkan
tahun. Penderita stroke usia muda pada Ada/Tidaknya Stenosis Intrakranial
penelitian ini sebesar 18%. Sampel laki-laki Karakteristik Stenosis Tidak OR P
sedikit lebih banyak dibandingkan N (%) Stenosis (95% CI)
perempuan, masing-masing 56% dan 44%. N (%)
Sebanyak 84% subjek juga menderita Umur
hipertensi. Hanya 26% subjek yang juga - >45 tahun 23 (28,0) 59 (72,0) 1,448 0,981a
- ≤45 tahun 5 (27,8) 13 (72,2) (0,477-4,395)
menyandang diabetes. Sebagian besar (82%)
Jenis Kelamin
subjek juga mengalami dislipidemia. Subjek - Laki-laki 16 (28,6) 40 (71,4) 1,067 0,886a
yang memiliki faktor risiko merokok dan - Perempuan 12 (27,3) 31 (72,7) (0,442-2,574)
coronary artery disease/CAD masing- Hipertensi
masing hanya sebanyak 29 dan 22%. - Hipertensi 22 (26,2) 62 (73,8) 0,591 0,373b
Sebanyak 54% subjek mengalami large- - Tidak 6 (37,5) 10 (62,5) (0,192-1,818)
Hipertensi
artery atherosclerosis sedangkan 46% Diabetes
sisanya menderita small vessel disease. Melitus (DM) 10 (38,5) 16 (61,5) 1,944 0,167a
Pembuluh darah yang paling banyak - DM 18 (24,3) 56 (75,7) (0,751-5,038)
mengalami stenosis adalah carotid - Tidak DM
syphon/CS, baik kanan maupun kiri masing- Dislipidemia
- Dislipidemia 23 (28,0) 59 (72,0) 1,014 0,981a
masing 8%, diikuti oleh anterior cerebral - Tidak 5 (27,8) 13 (72,2) (0,325-3,164)
artery/ACA (kanan 7%, kiri 6%), vertebral dislipidemia
artery/VA (kanan 5%, kiri 2%), basilar Merokok
artery/BA sebanyak 4%, middle cerebral - Merokok 7 (24,1) 22 (75,9) 0,758 0,583a
artery/MCA cabang M1 (kiri 3%, kanan 1%), - Tidak 21 (29,6) 50 (70,4) (0,281-2,042)
merokok
dan MCA cabang M2 kiri sebesar 1%. Pada
CAD
penelitian ini tidak didapatkan stenosis pada - CAD 7 (31,8) 15 (68,2) 1,267 0,652a
posterior cerebral artery/PCA dan MCA - Tidak CAD 21 (26,9) 57 (73,1) (0,453-3,538)
cabang M2 kanan. Rerata MFV pada carotid Total 28 (28,0) 72 (72,0)
a
syphon yang mengalami stenosis adalah >110 Pearson Chi Square
b
cm/s sedangkan rerata MFV pada MCA yang Fischer Exact Test

Setelah dilakukan analisis bivariat, kejadian stenosis intrakranial pada penderita


tidak didapatkan satupun faktor risiko yang stroke iskemik yang diteliti. Meskipun
secara statistik bermakna mempengaruhi demikian, diabetes mellitus memiliki nilai P
15 Rini Nindela, Faktor timbulnya stenosis pembuluh darah

terkecil (p=0,167) dengan OR sebesar 1,944 lainnya mengalami stenosis pada lebih dari
(95% confidence interval/CI 0,751-5,038). satu pembuluh darah. Dari 12 subjek yang
Tabel di bawah ini menggambarkan memiliki stenosis multipel, yang paling
sebaran faktor risiko berdasarkan jumlah banyak (10 orang) adalah subjek dengan
stenosis. stenosis pada dua pembuluh darah, satu orang
lainnya memiliki stenosis pada tiga
Tabel 2. Sebaran Faktor Risiko berdasarkan pembuluh darah, dan satu orang sisanya
Jumlah Stenosis dengan stenosis terbanyak yaitu lima
Karakteristik Stenosis Stenosis OR P
pembuluh darah.
tunggal multipel (95% CI) Karena tidak ada satupun faktor risiko
N (%) N (%) yang berhubungan dengan stenosis
Umur intrakranial pada analisis bivariat maka
- >45 tahun 13 (81,3) 10 (83,3) 0,867 0,643b analisis multivariat tidak dilakukan. Akan
- ≤45 tahun 3 (18,7) 2 (16,7) (0,121-6,215)
tetapi dilakukan analisis lanjutan untuk
Jenis
Kelamin 9 (56,3) 7 (58,3) 0,918 0,912a melihat apakah akumulasi faktor risiko
- Laki-laki 7 (43,7) 5 (41,7) (0,202-4,175) berhubungan dengan kejadian stenosis. Dari
- Perempuan tabel berikut dapat dilihat bahwa lebih dari
Hipertensi satu faktor risiko tetap tidak berhubungan
- Hipertensi 13 (81,3) 9 (75,0) 1,444 0,521b dengan stenosis intrakranial.
- Tidak 3 (18,7) 3 (25,0) (0,236-8,844)
Hipertensi
Diabetes Tabel 3. Analisis Faktor Risiko Stenosis
Melitus (DM) 7 (43,7) 3 (25,0) 2,333 0,434 b berdasarkan Jumlah Faktor Risiko
- DM 9 (56,3) 9 (75,0) (0,454-12,004)
- Tidak DM Jumlah Stenosis Tidak OR P
Dislipidemia Faktor N (%) Stenosis (95% CI)
- Dislipidemia 14 (87,5) 9 (75,0) 2,333 0,624b Risiko N (%)
- Tidak 2 (12,5) 3 (25,0) (0,324-16,823) 1 1 (50,0) 1 (50,0) 2,63 0,484a
dislipidemia 27 (27,6) 71 (72,4) (0,15-43,54)
Merokok 2 3 (21,4) 11 (78,6) 0,66 0,752a
- Merokok 6 (37,5) 1 (8,3) 6,6 0,184b 25 (29,1) 61 (70,9) (0,17-2,59)
- Tidak 10 (62,5) 11 (91,7) (0,673-64,762) 3 5 (26,3) 14 (73,7) 0,90 0,856b
merokok 23 (28,4) 58 (71,6) (0,29-2,78)
CAD 4 8 (25,8) 23 (74,2) 0,85 0,743b
- CAD 4 (25,0) 3 (25,0) 1,0 0,666b 20 (29,0) 49 (71,0) (0,32-2,22)
- Tidak CAD 12 (75,0) 9 (75,0) (0,178-5,632) 5 7 (36,8) 12 (63,2) 1,66 0,340b
Total 16 12 21 (25,9) 60 (74,1) (0,58-4,79)
a
Pearson Chi Square 6 2 (20,0) 8 (80,0) 0,61 0,721a
b
Fischer Exact Test 26 (28,9) 64 (71,1) (0,12-3,09)
Dari sebanyak 28 sampel yang 7 1 (50,0) 1 (50,0) 2,63 0,484a
mengalami stenosis intrakranial, sebanyak 16 27 (27,6) 71 (72,4) (0,15-43,54)
a
Fischer exact test
orang mengalami stenosis hanya pada satu b
Pearson Chi Square
pembuluh darah saja, sedangkan 12 orang
Selain itu dilakukan analisis lainnya berhubungan dengan stenosis intrakranial
untuk melihat apakah kombinasi faktor risiko (OR 5, 95%CI 1,11-22,57, p 0,037).
tertentu berpengaruh pada kejadian stenosis. Kombinasi lainnya mulai dari dua hingga
Dari berbagai kombinasi faktor risiko yang enam faktor risiko tidak menunjukkan
diteliti diketahui bahwa kombinasi 5 faktor hubungan yang bermakna dengan stenosis
risiko yaitu DM, hipertensi, CAD, intrakranial.
dislipidemia, dan usia >45 tahun
12 Rini Nindela, Faktor timbulnya stenosis pembuluh darah

adalah yang paling sering terjadi. Perbedaan


hasil yang nyata ini dapat disebabkan karena
4. Pembahasan visualisasi MCA cabang M2 dan seterusnya
yang lebih kecil yang memang terbatas
Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 28% seperti yang dipaparkan oleh Tsivgoulis
pasien stroke iskemik mengalami stenosis dkk.11 Pada penelitian ini, perbandingan
intrakranial. Proporsi ini lebih rendah bila antara pasien yang mengalami stenosis pada
dibandingkan dengan hasil yang dilaporkan satu pembuluh darah saja (tunggal) dengan
di Yogyakarta12 dan di China13 serta lebih pasien yang memiliki stenosis multipel tidak
tinggi dari temuan di Yunani%.11 Definisi jauh berbeda. Hasil serupa juga dilaporkan
operasional yang digunakan untuk oleh Qu13 dan Shariat16. Stenosis pada
menentukan adanya stenosis intrakranial sirkulasi anterior (karotis, MCA, dan ACA)
melalui TCD pada studi tersebut berbeda- pada penelitian ini lebih banyak
beda. Sebagai contoh, pada penelitian Pinzon dibandingkan dengan stenosis pada sirkulasi
dkk di Yogyakarta digunakan batasan peak posterior (PCA, VA, dan BA). Dominasi
systolic velocity/PSV >140 cm/s atau mean stenosis pada sirkulasi anterior dibandingkan
systolic velocity/MSV >80 cm/s untuk sirkulasi posterior juga dilaporkan oleh
stenosis pada sirkulasi anterior dan peak Pinzon11 dan Shariat16. Berbagai studi di
systolic velocity/PSV >90 cm/s atau mean Amerika dan Eropa menunjukkan pola yang
systolic velocity/MSV >60 cm/s untuk sama yaitu pembuluh darah yang terkena
stenosis pada sirkulasi posterior.11 Tsivgoulis mulai dari yang tersering adalah ICA, MCA,
menyatakan bahwa bila cut off MFV yang BA, VA, PCA, dan ACA. Akan tetapi, studi
digunakan untuk mendeteksi stenosis di Asia umumnya menunjukkan bahwa MCA
intrakranial diturunkan, maka prevalensi adalah pembuluh darah yang paling banyak
stenosis akan meningkat.11 terlibat, diikuti oleh ICA, BA, VA, PCA dan
Rerata usia subjek pada penelitian ini ACA.17
tidak jauh berbeda dari rerata usia pasien Baik analisis bivariat maupun
pada penelitian lainnya.11,12 Pasien yang multivariat pada penelitian ini tidak
mengalami stenosis intrakranial pada menemukan hubungan yang signifikan antara
penelitian ini rata-rata berusia 53,46±10,51 salah satu faktor risiko dengan stenosis
tahun, lebih muda dari populasi dengan intrakranial. Meskipun demikian, pada
stenosis intrakranial asimtomatik pada kelompok dengan stenosis intrakranial
penelitian Chen dkk yang rata-rata berusia frekuensi pasien yang memiliki faktor risiko
57,13±9,56 tahun.14 Jumlah penderita stroke lebih tinggi dibandingkan dengan pasien
yang mengalami stenosis intrakranial yang yang tidak memiliki faktor risiko yaitu
berjenis kelamin laki-laki (28,6%) lebih sebagai berikut; usia (23 vs 5 orang), jenis
banyak daripada perempuan (27,3%). kelamin (laki-laki:perempuan 16:12 orang),
Dominasi laki-laki yang mengalami stenosis hipertensi (22 vs 6 orang), dislipidemia (23 vs
intrakranial juga dilaporkan pada studi-studi 5 orang). Untuk DM, merokok, dan CAD
lainnya11-13,15 frekuensi subjek dengan faktor risiko lebih
Carotid syphon adalah pembuluh sedikit dibandingkan yang tanpa faktor risiko
darah yang paling sering mengalami stenosis tetapi di antara seluruh faktor risiko, DM-lah
pada penelitian ini dan yang paling jarang yang memiliki nilai p terkecil. Sebaran faktor
adalah cabang M2 dari MCA. Hasil ini risiko pada pasien stroke iskemik maupun
berkebalikan dengan penelitian Tsivgoulis11, populasi dengan stenosis intrakranial
Qu13, dan Shariat16 dimana stenosis MCA asimtomatik di seluruh dunia sangat
13 Rini Nindela, Faktor timbulnya stenosis pembuluh darah

bervariasi, demikian pula dengan signifikansi stenosis ekstrakranial. Beberapa studi


dan tingkat risikonya. Penelitian Shariat juga menunjukkan bahwa CAD berhubungan
menemukan bahwa merokok tidak memiliki dengan stenosis intrakranial, sedangkan
pengaruh yang signifikan pada stenosis penelitian tentang hubungan usia dan jenis
intrakranial, serupa dengan penelitian ini.16 kelamin dengan stenosis intrakranial
Pinzon dkk juga melaporkan bahwa jenis menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Bukti
kelamin laki-laki, merokok, dislipidemia, dan dari beberapa studi menunjukkan bahwa
usia >60 tahun tidak menunjukkan hubungan merokok dan stenosis intrakranial
signifikansi terhadap kejadian stenosis lebih signifikan pada usia muda.
intrakranial.12 Qu dkk juga menarik Distribusi lesi atherosklerotik pada
kesimpulan bahwa hiperlipidemia justru arteri servikosefalik bervariasi menurut
merupakan faktor protektif bagi terjadinya etnisnya. Atherosklerosis intrakranial lebih
stenosis intrakranial, diduga karena adanya banyak terjadi pada orang Asia, ras kulit
perbedaan karakteristik sampel dan konsumsi hitam, dan Hispanik, sedangkan
statin.13 Studi oleh Sada dkk juga atherosklerosis ekstrakranial lebih sering
menemukan bahwa DM tidak berpengaruh ditemukan pada ras Kaukasia. Penyebab pasti
pada stenosis intrakranial sejak analisis dari perbedaan ini belum diketahui. Akan
bivariat.15 tetapi, prinsip mendasar dari perbedaan ini
Analisis tambahan pada penelitian ini adalah perbedaan struktur anatomi antara
menunjukkan bahwa semakin banyak faktor arteri ekstra- dan intrakranial. Arteri
risiko yang dimiliki subjek tidak semakin ekstrakranial seperti aorta dan karotis lebih
meningkatkan risikonya untuk mengalami elastis karena kaya filamen elastin pada
stenosis intrakranial. Hasil ini berbeda dari tunika medianya. Sebaliknya, arteri
penelitian Chen dkk di Jilin (Cina) yang intrakranial merupakan muscular artery
menunjukkan bahwa odd ratio untuk dengan serat elastin yang sedikit (lamina
terjadinya stenosis intrakranial meningkat elastis interna yang lebih tebal tetapi tanpa
seiring dengan peningkatan level risiko lamina elastik eksternal), tunika media yang
(moderate dan high risk versus low risk 1,603 lebih tipis, dan tunika adventisia yang lebih
dan 1,612, berturut-turut).18 Zhang dkk juga sedikit. Lamina elastik eksterna masih ada
melaporkan hasil yang berlainan pada hingga ICA segmen petrosa tetapi
penelitiannya di Hebei (Cina) dimana menghilang di segmen kavernosa yang sering
prevalensi stenosis intrakranial meningkat menjadi lokasi stenosis. Transisi dari arteri
seiring dengan jumlah faktor risiko yaitu yang elastis ke arteri muskular berada di
8,2% pada subjek yang memiliki satu faktor bifurkasio karotis dan embryological junction
risiko menjadi 50% pada subjek yang antara segmen VA dan ICA, yang kemudian
memiliki lima faktor risiko.19 Meskipun menjadi sumber sel primordial yang berbeda-
demikian, dari penelitian ini diketahui bahwa beda.17
kombinasi faktor risiko tertentu yaitu DM, Perbedaan distribusi lesi
hipertensi, CAD, dislipidemia dan usia (>45 atherosklerotik diiringi dengan perbedaan
tahun) berpengaruh terhadap stenosis faktor risikonya. Baik studi di negara-negara
intrakranial. Subjek yang memiliki kelima timur maupun barat melaporkan bahwa
faktor tersebut berisiko lima kali lipat untuk hipertensi lebih berhubungan dengan stenosis
mengalami stenosis intrakranial. Hipertensi intrakranial dibandingkan dengan
dan DM telah terbukti meningkatkan risiko ekstrakranial, dan temuan ini berhubungan
stenosis intrakranial, sedangkan dislipidemia dengan etnis. Keturunan Afrika dan Asia
diketahui lebih berpengaruh terhadap meretensi lebih banyak sodium dibandingkan
14 Rini Nindela, Faktor timbulnya stenosis pembuluh darah

sehingga mengalami hipertensi yang high- klasifikasi The Trial of Org 10172 in Acute
volume, sedangkan Kaukasia lebih sering Stroke Treatment (TOAST) diperkenalkan
mengalami jenis hipertensi resisten. untuk mengklasifikasi stroke iskemik
Pernyataan ini didukung studi yang berdasarkan dugaan etiologinya. Klasifikasi
menunjukkan bahwa salt-sensitivity- TOAST tersebut adalah large-artery
associated-polymorphism lebih sering atherosclerosis (LAA), small vessel disease
ditemukan pada ras Asia. Arteri intrakranial (SVD), cardioembolism, other determined
lebih rentan terhadap stres hemodinamik etiology, dan undetermined etiology. Subtipe
yang ditimbulkan oleh hipertensi yang high- stroke ini juga tersebar menurut ras dan etnis,
volume karena strukturnya yang lebih tipis mungkin akibat perbedaan gaya hidup dan
dan kurang elastis. Berbagai studi baik di latar belakang genetiknya. Kardioemboli
Eropa maupun Asia juga menunjukkan merupakan penyebab stroke yang utama di
bahwa DM lebih berhubungan dengan Eropa, sedangkan di Asia penyebab stroke
stenosis intrakranial, padahal prevalensi DM terbanyak adalah atherosklerosis Prevalensi
di Asia justru lebih rendah. Arteri intrakranial SVD juga lebih tinggi di Asia dibandingkan
mengandung kadar antioksidan yang lebih dengan Kaukasia; jumlah subtipe ini bisa
tinggi dibandingkan dengan arteri mencapai setengah dari total stroke iskemik
ekstrakranial sehingga lebih rentan terhadap di Asia tetapi hanya seperlima di Kaukasia.22
faktor-faktor yang menyebabkan deplesi Di Indonesia sendiri, Harris dkk pada tahun
antioksidan seperti DM dan sindrom 2018 melaporkan penelitian tentang insiden
metabolik. Hiperkolesterolemia lebih subtipe stroke berdasarkan kriteria TOAST
berhubungan dengan stenosis ekstrakranial. beserta sebaran faktor risikonya. Pada studi
Studi pada hewan menunjukkan bahwa arteri Harris dkk ini didapatkan subtipe stroke
intrakranial mungkin memiliki resistensi terbanyak adalah LAA (59,6%), diikuti
yang diwarisi terhadap efek toksik dari dengan SVD (26,7%), undetermined etiology
hiperkolesterolemia. Orang Asia cenderung (9,8%), kardioemboli (2,1%), dan other
memiliki level kolesterol serum yang lebih determined etiology (0,9%). Hasil ini sejalan
rendah dibandingkan orang Kaukasia dengan studi-studi lainnya.23 Pada penelitian
dikarenakan perbedaan pola diet dan gaya ini didapatkan jumlah subtipe LAA sebesar
hidup, sehingga insiden atherosklerosis 54% dan SVD sebesar 46%. Persentase SVD
ektrakranial lebih tinggi pada negara-negara yang cukup tinggi dapat menjadi penyebab
Barat. Aktivitas enzim antioksidan yang lebih sedikitnya stenosis intrakranial yang
besar pada arteri intrakranial berkontribusi terdeteksi pada penelitian ini. Dari 28%
dalam resistensinya terhadap atherogenesis. subjek penelitian ini yang terdeteksi memiliki
Antioksidan juga berperan dalam pengaruh stenosis intrakranial, hanya 21 orang atau
usia terhadap atherosklerosis. Jumlah sekitar 75% yang merupakan penderita LAA,
antioksidan akan semakin menurun seiring sedangkan 7 orang atau 25% sisanya
dengan pertambahan usia sehingga beberapa mengalami SVD. Dengan demikian,
studi menunjukkan bahwa stenosis kemampuan TCD dalam mendeteksi stenosis
intrakranial terbentuk pada usia yang lebih intrakranial pada pasien dengan LAA hanya
tua dibandingkan dengan stenosis sekitar 39%. Hasil ini jauh berbeda sengan
ekstrakranial. Pengaruh jenis kelamin sensitivitas dan spesifisitas TCD yang
terhadap stenosis intrakranial masih belum dilaporkan pada berbagai studi. Perbedaan ini
jelas.20,21 dapat disebabkan oleh perbedaan
Stroke iskemik sendiri memiliki karakteristik subjek yang diteliti serta kriteria
banyak penyebab─pada tahun 1993,
15 Rini Nindela, Faktor timbulnya stenosis pembuluh darah

stenosis pada TCD yang digunakan dalam bertambah berat melalui pengendalian faktor
penelitian ini. risiko. Selanjutnya dapat dilakukan
Pada penelitian ini hanya didapatkan penelitian yang dikhususkan pada penderita
28% pasien yang mengalami stenosis stroke iskemik dengan subtipe large-artery
intrakranial. TCD sebagai alat diagnostik atherosclerosis serta menggunakan desain
yang digunakan pada penelitian ini hanya case control atau cohort untuk
dapat mendeteksi stenosis pada pembuluh meminimalkan berbagai bias penelitian, juga
darah besar. Kekuatan diagnostiknya cukup penelitian yang menggunakan alat diagnostik
baik, meskipun tidak setinggi pemeriksaan TCD yang dikonfirmasi dengan pemeriksaan
baku-emasnya. Faktor ini dapat CTA atau MRA, bahkan dengan digital
menyebabkan stenosis intrakranial yang substraction angiography/DSA sebagai gold-
teridentifikasi pada penelitian ini dapat standard.
kurang atau justru lebih dari jumlah yang
sebenarnya. Stroke iskemik tanpa stenosis Daftar Pustaka
pada penelitian ini mungkin disebabkan oleh 1. WHO. Global Burden of Stroke. 2016.
etiologi lain misalnya SVD yang tidak dapat Diunduh dari
di-eksklusi hanya dengan pemeriksaan CT https://www.who.int/cardiovascular_dise
scan. ases/en/cvd_atlas_15_burden_stroke.pdf?
Menurut Tsivgoulis dkk terdapat ua=1
beberapa keterbatasan dalam penelitian yang 2. Mohr JP, et al (eds). 2011. Stroke
menggunakan TCD sebagai alat diagnostik, Pathophysiology, Diagnosis, and
th
di antaranya ketergantungan akan operator, Management 5 edition. Elsevier
visualisasi pembuluh darah yang terbatas Saunders. Philadelphia, USA.
(hanya pada pembuluh darah besar/large 3. Aninditha T dan W Wiratman (ed). 2017.
artery), serta temporal window yang jelek Buku Ajar Neurologi. Penerbitan
pada sebagian pasien.13 Seyogyanya kondisi Kedokteran Indonesia. Tangerang.
stenosis atau tidak stenosis yang didapatkan Indonesia.
melalui TCD dikonfirmasi ulang dengan 4. Kim JS, et al. Risk Factors and Stroke
pemeriksaan lainnya seperti MR Mechanisms in Atherosclerotic Stroke
angiography, atau bila memungkinkan Intracranial Compared With Extracranial
pemeriksaan gold standard-nya yaitu DSA, and Anterior Compared With Posterior
sehingga tidak terjadi overdiagnose atau Circulation Disease. Stroke. 2012; 43:
underdiagnose. Selain itu, desain penelitian 3313-3318.
berupa cross sectional seperti pada penelitian 5. Holmstedt CA. Atherosclerotic
ini dapat menimbulkan berbagai bias dalam intracranial arterial stenosis: risk factors,
pendataan faktor risiko misalnya bias recall. diagnosis, and treatment. Lancet Neurol.
2013; 12(11): 1106–1114.
5. Kesimpulan Doi:10.1016/S1474-4422(13)70195-9.
6. Rafieian-Kopaei M, et al. Atherosclerosis:
Kombinasi faktor risiko DM, hipertensi, Process, Indicators, Risk Factors and New
CAD, dislipidemia dan usia >45 tahun Hopes. Int J Prev Med. 2014; 5(8): 927–
meningkatkan risiko terjadinya stenosis 946.
intrakranial pada penderita stroke iskemik 7. Seidman MA, Mitchell RN, Stone JR.
sebesar lima kali lipat. Oleh karena itu, perlu Pathophysiology of Atherosclerosis.
dilakukan upaya pencegahan agar stenosis Cellular and Molecular Pathobiology of
intrakranial tidak terbentuk atau tidak Cardiovascular Disease. 2014(12): 221-
16 Rini Nindela, Faktor timbulnya stenosis pembuluh darah

237. Diunduh dari https://doi.org/ 16. Shariat A, Niknam L, Izadi S, Salehi A.


10.1016/B978-0-12-405206-2.00012-0 Prevalence of intracranial artery stenosis
8. Wang JC, Bennett M. Aging and in Iranian patients with acute ischemic
Atherosclerosis Mechanisms, Functional stroke using transcranial Doppler
Consequences, and Potential Therapeutics ultrasonography. Iran J Neurol. 2016;
for Cellular Senescence. Circulation 15(3): 133-139.
Research. 2012. 111: 245–259. DOI: 17. Ritz K, et al. Cause and Mechanisms of
10.1161/CIRCRESAHA.111.261388. Intracranial Atherosclerosis.
9. Leng X, et al. Evaluating Intracranial Circulation. 2014; 130: 1407-1414.
Atherosclerosis rather than Intracranial 18. Chen HX, Wang LJ, Yang Y, Yue FX,
Stenosis. Stroke. 2014; 45: 645-651. Chen LM, Xing YQ. The prevalence of
10. Zhao L, et al. Velocity Criteria for intracranial stenosis in patients at low
Intracranial Stenosis Revisited An and moderate risk of stroke. Ther Adv
International Multicenter Study of Neurol Disord. 2019; 12: 1-11.
Transcranial Doppler and Digital doi:10.1177/1756286419869532.
Subtraction Angiography. Stroke. 2011; 19. Zhang S, Zhou Y, Zhang Y, et al.
42: 3429-3434. Prevalence and risk factors of
11. Tsivgoulis G, Vadikolias K, Heliopoulos asymptomatic intracranial arterial
I, et al. Prevalence of Symptomatic stenosis in a community-based
Intracranial Atherosclerosis in population of Chinese adults. European
Caucasians: A Prospective, Multicenter, Journal of Neurology. 2013: 1479-1485.
Transcranial Doppler Study. J doi:10.1111/ene.12210
Neuroimaging. 2014; 24(1): 11-17. 20. Kim JS, Kim YJ, Ahn SH, Kim BJ.
doi:10.1111/j.1552-6569.2012.00707.x Location of cerebral atherosclerosis:
12. Pinzon R, Asanti L, Widyo K. Risk Why is there a difference between East
factors of intracranial stenosis among and West? Int J Stroke. 2018; 13(1): 35-
older adults with acute ischemic stroke. 46. doi:10.1177/1747493016647736.
2009; 28(1): 1-7. 21. Kim JS, Bonovich D. Research on
13. Qu C, Zhao Y, Sun Q, Du Y. Multiple Intracranial Atherosclerosis from the
Factor Analysis of Symptomatic East and West: Why Are the Results
Intracranial Arterial Stenosis. Transl Different? J Stroke. 2014; 16(3): 105.
Neurosci Clin. 2017;3(2):84-89. doi:10.5853/jos.2014.16.3.105.
doi:10.18679/cn11-6030_r.2017.011. 22. Kim B, Kim J. Classification/ Ischemic
14. Chen HX, Wang LJ, Yang Y, Yue FX, Stroke Subtype Classification: An Asian
Chen LM, Xing YQ. The prevalence of Viewpoint-small vessel disease. J stroke.
intracranial stenosis in patients at low 2014; 16(1): 8-17.
and moderate risk of stroke. Ther Adv http://synapse.koreamed.org/DOIx.php?
Neurol Disord. 2019; 12: 1-11. id=10.5853/jos.2014.16.1.8.
doi:10.1177/1756286419869532. 23. Harris S, Sungkar S, Rasyid A,
15. Sada S, Reddy Y, Rao S, Alladi S, Kaul Kurniawan M, Mesiano T, Hidayat R.
S. Prevalence of middle cerebral artery TOAST Subtypes of Ischemic Stroke
stenosis in asymptomatic subjects of and Its Risk Factors: A Hospital-Based
more than 40 years age group: A Study at Cipto Mangunkusumo Hospital,
transcranial doppler study. Neurol India. Indonesia. Stroke Res Treat. 2018; 2018.
2014; 62(5): 510-515. doi:10.1155/2018/9589831.
17 Rini Nindela, Faktor timbulnya stenosis pembuluh darah

Anda mungkin juga menyukai