Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KELOMPOK 4

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Firman, M.S., Kons.


Dr. Riska Ahmad, M.Pd., Kons.

Oleh:

Alfun Sandi (20151002)


Sambas Sugiarto (20151029)
Ratnasari (20151051)
Fitriani Syamal (20151012)

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan
Hidayah_Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
kepada kekasih Allah SWT, suritauladan sepanjang masa Nabi Muhammad SAW.
Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas “Hakikat Manusia,
Hak Asasi Manusia, dan Pendidikan”. Penulisan karya tulis ini merupakan hasil
pemikiran sendiri dan bertujuan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi
perkuliahan mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan. Oleh karena itu, dalam
penulisan makalah ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih atas dukungan,
bimbingan, arahan serta do’a dari berbagai pihak.

Padang, November 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................... ii
MIND MAPPING............................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................... 2
B. Rumusan Makalah ................................................. 4
C. Tujuan .................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Hakikat Manusia ...................................... 5
1. Pengertian Hakikat Manusia............................ 5
2. Aspek-aspek dan Dimensi Hakikat Manusia ... 7
3. Hubungan Hakikat Manusia
dengan Pendidikan........................................... 10
B. Konsep Hak Asasi Manusia dan Kaitannya
dengan Pendidikan................................................. 12
1. Konsep Hak Asasi Manusia............................. 12
2. Kaitannya dengan Pendidikan ......................... 20

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................ 22
B. Saran ...................................................................... 22

REFERENSI

ii
1

HAKIKAT MANUSIA, HAK ASASI MANUSIA DAN

HUBUNGAN
HAK ASASI MANUSIA
HAKEKAT MANUSIA Hubungan Hakikat Manusia dengan Pendidikan:
 Perlunya Pendidikan Bagi Manusia: Untuk
menjadi manusia yang sesungguhnya
diperlukan pendidikan atau harus dididik.  Hak asasi manusia (HAM) adalah konsep
 Asas-Asas Kemungkinan Pendidikan: Manusia hukum dan normatif yang menyatakan
perlu dididik, implikasinya manusia harus bahwa setiap manusia memiliki hak yang
 Manusia adalah makhluk yang mampu
melaksanakan pendidikan dan mendidik diri. melekat pada dirinya.
berpikir, makhluk yang memiliki akal
budi, makhluk yang mampu berbahasa,  HAM meliputi hak hidup, hak kemerdekaan
dan makhluk yang mampu membuat atau kebebasan, hak milik dan hak-hak dasar
perangkat peralatan untuk memenuhi Hubungan HAM dengan Pendidikan: lain yang melekat pada diri pribadi manusia
kebutuhan dan mempertahankan dan tidak dapat diganggu gugat oleh orang
 Pancasila adalah dasar negara republik lain.
eksistensinya dalam kehidupan.
Indonesia.
 Manusia adalah makhluk bertanya yang
selalu ingin tahu tentang berbagai hal.  “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Undang-undang yang mengatur HAM:
Tidak hanya ingin mengetahui tentang Indonesia“: seluruh rakyat Indonesia wajib  Pasal 28 A : mengatur tentang hak hidup
segala sesuatu yang ada di luar dirinya, mendapatkan keadilan seadil-adilnya baik  Pasal 28 B: mengatur tentang hak
manusia juga berusaha mencari tahu dalam pemenuhan ekonomi , hukum ataupun berkeluarga
tentang siapa dirinya sendiri. bahkan di bidang Pendidikan.  Pasal 28 C: mengatur tentang hak
 Hakikat manusia merupakan inti dari memperoleh
kemanusiaan manusia yang di dalamnya  Pasal 28 D: mengatur tentang hak
terkandung harkat dan martabat Hak Asasi Manusia di Indonesia: kebebasan beragama
manusia dari awal penciptaannya di  Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan  Pasal 28 E: mengatur tentang kebebasan
bermuara pada pancasila. memeluk agama
 Pasal 28 F: mengatur hak komunikasi dan
 Manusia sebagai makhluk Tuhan informasi
 Manusia sebagai kesatuan badan-roh Ciri-ciri HAM: Contoh HAM:
 Manusia sebagai makhluk individu  Hakiki  Hak Asasi Pribadi
 Manusia sebagai makhluk social  Universal
ii  Hak Asasi Politik
 Manusia sebagai makhluk berbudaya  Tetap  Hak Asasi Peradilan
 Manusia sebagai makhluk susila  Utuh  Hak Asasi Sosial Budaya
 Hak Asasi Hukum
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hakikat manusia dilihat dari sisi penciptaannya adalah makhluk
sempurna karena dibekali oleh akal. Maka dengan akal itulah manusia akan
selalu berfikir tentang kelangsungan hidupnya dan generasi penerusnya.
Manusia akan melakukan banyak cara untuk bertahan baik untuk dirinya
maupun keturunan atau generasinya, sekaligus meningkatkan kualitas
kehidupannya baik fisik maupun non fisik yang berlangsung secara alami.
Seiring perkembangan peradaban manusia, pendidikan dilaksanakan secara
lebih sistematis dan terorganisir dalam bentuk bentuk pendidikan formal di
sekolah. Dalam hal ini manusia pada dasarnya bisa sebagai subyek sekaligus
obyek dari pendidikan. Sebagai subyek pendidikan berarti mereka berperan
aktif dalam proses dan pelaksanaannya, mereka bertanggung jawab sebagai
perencana, pengelola sekaligus pihak yang harus mengevaluasi dan
mengawasi proses berlangsungnya pendidikan tersebut. Sedangkan sebagai
obyek berarti mereka menjadi sasaran yang harus digarap dan dituju oleh
pendidikan (khususnya manusia yang belum dewasa).
Sungguh beruntunglah kita karena diciptakan oleh Allah SWT sebagai
seorang manusia. Kita diciptakan sempurna dengan bentuk tubuh yang
lengkap dan juga diberikan akal fikiran yang membuat manusia beda dengan
makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. Sebagai manusia, kita mempunyai
hakikat dalam menjalani kehidupan kita di dunia ini. Adapun hakikat dari
kehidupan manusia yaitu makhluk, mulia, mempunyai beban, bebas, dan
mendapatkan pembalasan. Sehebat-hebat kita, kita hanyalah makhluk ciptaan
Allah SWT yang lemah. Kita hanyalah makhluk yang tidak dapat berjalan
sendiri tanpa pertolongan dari Allah SWT. Oleh karena itu, sudah
sepantasnyalah dalam menjalani kehidupan ini, kita harus meminta
pertolongan dari Allah SWT sebagai penguasa kehidupan yang kita jalani saat
ini.

2
3

Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan


penyadaran diri (self – awarness). Karena itu, manusia adalah subjek yang
menyadari keberadaannya, ia mampu membedakan dirinyadengan segala
sesuatu yang ada di luar dirinya (objek) selain itu, manusia bukan saja mampu
berpikir tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi sekaligus sadar tentang
pemikirannya. Namun, sekalipun manusia menyadari perbedaanya dengan
alam bahwa dalam konteks keseluruhan alam semesta manusia merupakan
bagian daripadanya.
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang
tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena
itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan
tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk
melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai
landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu, selain ada hak asasi manusia,
ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan
demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam
menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan,
menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.
Pendidikan dapat kita definisikan sebagai humanisasi atau upaya
memanusiakan manusia, yaitu upaya membantu manusia untuk dapat
bereksistensi seseuai dengan martabatnya sebagai manusia. Sebab manusia
menjadi manusia yang sebenarnya jika ia mampu merealisasikan hakikatnya
secara total maka pendidikan hendaknya merupakan upaya yang dilaksanakan
secara sadar dengan bertitik tolak pada asumsi tentang hakikat manusia.
Hidup bagi manusia bukan sekedar hidup sebagaimana hidupnya
tumbuhan atau hewan, melainkan hidup sebagai manusia. Hak hidup bagi
manusia mengimplikasikan hak untuk mendapatkan pendidikan. Hak inilah
yang diperjuangkan berbagai organisasi internasional belakangan ini untuk
dimasukkan sebagai tambahan daftar hak asasi manusia.
4

Sebab hak asasi manusia diinjak-injak oleh penguasa pemerintahan


monarki dan absolutisme, tercatat dalam sejarah di Eropa, pada awalnya
melalui pendidikan hak asasi diupayakan agar diperoleh setiap individu warga
negara. Selanjutnya, hak asasi manusia mengimplikasikan hak pendidikan
dan demokrasi pendidikan. Pendidikan mesti bersifat demokratis, dan
dilaksanakanlah kewajiban belajar. Mengenal hal ini, sehari setelah
kemerdekaannya, bangsa indonesia telah menyatakan bahwa pendidikan
adalah hak setiap warga negara. Sekalipun menghadapi berbagai kendala,
program wajib belajar telah dimulai sejak tahun 1950 dan sampai saat kini
terus diupayakan. Orang tua, masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah
mempunyai hak dan kewajiban dalam bidang pendidikan sebagai jaminan
akan hak pendidikan bagi setiap individu atau warga negara. Hal ini
sebagaimana dinyatakan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003.

B. Rumusan Makalah
1. Untuk Mengetahui Konsep Hakekat Manusia.
2. Untuk Mengetahui Konsep Hak Asasi Manusia dan Kaitannya dengan
Pendidikan.
C. Tujuan
1. Bagaimana Konsep Hakekat Manusia?
2. Bagaimana Konsep Hak Asasi Manusia dan Kaitannya dengan
Pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Hakikat Manusia


1. Pengertian Hakikat Manusia
Ada berbagai pendapat tentang manusia, tergantung pada sudut
pandang masing-masing orang. Beberapa diantaranya telah memandang
manusia sebagai makhluk yang mampu berpikir, makhluk yang memiliki
akal budi, makhluk yang mampu berbahasa, dan makhluk yang mampu
membuat perangkat peralatan untuk memenuhi kebutuhan dan
mempertahankan eksistensinya dalam kehidupan.
Manusia adalah makhluk bertanya yang selalu ingin tahu tentang
berbagai hal.Tidak hanya ingin mengetahui tentang segala sesuatu yang
ada di luar dirinya, manusia juga berusaha mencari tahu tentang siapa
dirinya sendiri. Dalam kehidupannya yang nyata, manusia mempunyai
banyak sekali perbedaan, baik tampilan fisik, strata sosial, kebiasaan
maupun pengetahuannya. Tetapi, dibalik perbedaan itu terdapat satu hal
yang menunjukkan kesamaan di antara semua manusia, yaitu semua
manusia adalah manusia. Berbagai kesamaan yang menjadi karakteristik
esensial dari setiap manusia itulah yang kemudian disebut hakikat
manusia. Atau dengan kata lain hakikat manusia adalah seperangkat
gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia menjadi apa yang
terwujud, “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik yang
khas, “sesuatu yang olehnya” ia merupakan sebuah nilai yang unik, yang
memiliki sesuatu martabat khusus(Wahyudin, 2008).
Sementara itu Tirtahardja & La Sulo (2010) mengungkapkan
bahwa hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara
prinsipiil membedakan manusia dengan hewan. Wujud hakikat manusia
(yang tidak dimiliki oleh hewan) menurut paham eksistensialisme adalah
sebagai berikut.
a. Kemampuan menyadari diri.
b. Kemampuan bereksistensi.

5
6

c. Pemilikan kata hati.


d. Moral.
e. Kemampuan bertanggung jawab.
f. Rasa kebebasan (kemerdekaan).
g. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak.
h. Kemampuan menghayati kebahagiaan.
Hakikat manusia merupakan inti dari kemanusiaan manusia yang
di dalamnya terkandung harkat dan martabat manusia dari awal
penciptaannya di muka bumi sampai perjalanannya kembali ke hadapan
Sang Maha Pencipta (Prayitno, 2009). Berbeda dengan yang di
atas, Mudyahardjo (2012) mengungkapkan pandangan ilmiah dan
filosofis tentang manusia. Secara ilmiah manusia adalah homo sapiens;
organisme sosiobudaya; individu yang belajar; animal sociale (binatang
yang hidup bermasyarakat); animal politicon (binatang yang hidup
berpolitik); dan animal economicus (binatang yang terus berusaha
memperoleh kemakmuran materiil). Sedangkan secara filosofis manusia
adalah binatang yang berbuat; makhluk yang berpikir dan
beriman/percaya; binatang yang berevolusi fisik, psikis, dan sosial;
binatang yang bebas mewujudkan dirinya; animal
symbolicum (mempunyai kemampuan menggunakan simbol-simbol
untuk mengkomunikasikan pikirannya).
Manusia adalah makhluk Allah yang sangat mulia, karena ia telah
dilengkapi sejak awal penciptaannya dengan akal pikiran, sehingga atas
dasar ini pula, ia sanggup memikul amanah Tuhan sebagai khalifah fi al-
Ardl. Di samping itu, manusia dilengkapi dengan fitrah yang selalu
cenderung kepada kebenaran. Artinya bahwa manusia adalah makhluk
yang senantiasa cenderung untuk mengetahui siapa Tuhannya, di
samping juga terdapat kecenderungan untuk beragama (Ahnan &
Syafa, 1994).
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
hakikat manusia adalah segala sesutu yang mendasar dari manusia yaitu
7

sebagai makhluk ciptaan Allah yang sangat mulia dan paling sempurna di
alam dunia serta memiliki ciri-ciri karakteristik yang membedakannya
dengan makhluk lain di alam dunia. Manusia adalah makhluk yang
mampu berpikir, makhluk yang memiliki akal budi, makhluk yang
mampu berbahasa, dan makhluk yang mampu membuat perangkat
peralatan untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan eksistensinya
dalam kehidupan.
2. Aspek-aspek dan Dimensi Hakikat Manusia
Menurut Wahyudin (2008) ada beberapa aspek hakikat manusia
antara lain berkenaan dengan asal-usulnya (contoh: manusia sebagai
makhluk Tuhan), struktur metafisiknya (contoh: manusia sebagai
kesatuan badan-ruh), serta karakteristik dan makna eksistensi manusia di
dunia (contoh: manusia sebagai makhluk individual, sebagai makhluk
sosial, sebagai makhluk berbudaya, sebagai makhluk susila, dan sebagai
makhluk beragama).
a. Manusia sebagai makhluk Tuhan
Manusia adalah subjek kesadaran dan penyadaran diri. Oleh
karena itu manusia adalah subjek yang menyadari keberadaannya, ia
mampu membedakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada diluar
dirinya (objek). Terdapat dua pandangan filsafat yang berbeda
tentang asal-usul alam semesta dan manusia,
yaitu Evolusionisme dan Kreasionisme.
Menurut Evolusionisme, alam semesta dan manusia ada
dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan, alam semesta dan
manusia berkembang dari alam itu sendiri sebagai hasil evolusi.
Sebaliknya Kreasionisme menyatakan bahwa adanya alam semesta
dan manusia ini adalah hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia sebagai kesatuan badan-roh
Berkenaan dengan struktur metafisiknya manusia adalah
kesatuan badani-rohani yang tak dapat dibagi, serta memiliki
perbedaan dan subjektivitas, karena itu manusia disebut
8

makhluk individual. Terdapat empat paham atas permasalahan


manusia sebagai kesatuan badan-roh, yaitu materialisme, idealisme,
dualisme, dan paham yang menyatakan bahwa manusia adalah
kesatuan badan-ruh.Menurut paham materialisme yang esensial dari
manusia adalah badannya, bukan jiwa atau rohnya.
Sedangkan paham idealisme mengungkapkan bahwa yang
esensial dari manusia adalah rohnya atau jiwanya, bukan badannya.
Sementara itu paham dualisme mengemukakan bahwa
manusia terdiri dari dua substansi yaitu badan dan jiwa, namun tidak
terdapat hubungan saling mempengaruhi antara keduanya. Paham
keempat menyatakan bahwa manusia adalah kesatuan dari hal yang
bersifat badani dan rohani yang pada hakikatnyaberbeda dengan
tumbuhan, hewan maupun material.Dari penegasan ini, jelaslah
bahwa manusia itu adalah kesatuan badani-rohani.
c. Manusia sebagai makhluk individu
Kesadaran manusia akan dirinya sendiri merupakan
perwujudan individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau
sebagai pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam
kesadaran manusia. Sebagai individu, setiap manusia menpunyai
perbedaan yang unik dan khas karena tidak ada manusia yang sama
persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu sifatnya sama.
d. Manusia sebagai makhluk social
Manusia adalah makhluk yang harus hidup bermasyarakat
untuk kelangsungan hidupnya, baik yang menyangkut
pengembangan pikiran, perasaan dan tindakannya serta agar dapat
mengembangkan sifat-sifat kemanusiaan dalam lingkungan manusia.
e. Manusia sebagai makhluk berbudaya
Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan
kebudayaan, hidup berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan
hakikatnya meliputi perbuatan manusia itu sendiri.
9

f. Manusia sebagai makhluk susila


Manusia merasa bahwa didalam jiwanya ada suatu kekuatan
yang memperingatkan perbuatan buruk dan usaha mencegah dari
perbuatan itu. Manusia pada umumnya mengetahui ada baik dan ada
buruk. Pengetahuan bahwa ada baik dan ada buruk itu disebabkan
kesadaran kesusilaan.
g. Manusia sebagai makhluk beragama
Aspek keagamaan merupakan salah satu karakteristik
esensial eksistensi manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan
atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam
sikap dan perilaku.
Menurut Tirtahardja dan La Sulo (2010) ada empat macam
dimensi dalam hakikat manusia, yaitu:
a. Dimensi keindividualan
Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi
untuk menjadi berbeda dari yang lain atau menjadi dirinya sindiri.
Inilah sifat individualitas. Karena adanya individualitas itu setiap
orang mempunyai kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan,
semangat dan daya tahan yang berbeda-beda. Setiap manusia
memiliki kepribadian unik yang tidak dimiliki oleh orang lain.
b. Dimensi kesosialan
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi dan
berkomunikasi dengan sesamanya. Manusia hanya menjadi menusia
jika berada diantara manusia. Tidak ada seorangpun yang dapat
hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakikat kemanusiaannya di
tempat yang terasing. Sebab seseorang hanya dapat mengembangkan
sifat individualitasnya di dalam pergaulan sosial. Seseorang dapat
mengembangkan kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam
interaksi dengan sesamanya.
10

c. Dimensi kesusialaan
Kesusilaan adalah kepantasan dan kebaikan yang lebih tinggi.
Manusia itu dikatakan sebagai makhluk susila. Drijarkoro
mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai-
nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam
perbuatan. Agar manusia dapat melakukan apa yang semestinya
harus dilakukan, maka dia harus mengetahui, menyadari dan
memahami nilai-nilai. Kemudian diikuti dengan kemauan atau
kesanggupan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
d. Dimensi keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius yang
mempercayai adanya kekuatan yang menguasai alam semesta ini.
Dengan adanya agama yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha
Esamanusia pun menganut agama tersebut.Beragama merupakan
kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah
sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia memerlukan
agama demi keselamatan hidupnya.
3. Hubungan Hakikat Manusia dengan Pendidikan
Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi
masih dalam wujud potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud
kenyataan atau “aktualisasi”. Dari kondisi “potensi” menjadi wujud
aktualisasi terdapat rentangan proses yang mengundang pendidikan untuk
berperan dalam memberikan jasanya. Seseorang yang dilahirkan dengan
bakat seni misalnya, memerlukan pendidikan untuk diproses menjadi
seniman terkenal (Tirtahardja & La Sulo, 2010).
a. Perlunya Pendidikan Bagi Manusia
Sejak kelahirnannya manusia memang adalah manusia, tetapi
ia tidak secara otomatis menjadi manusia dalam arti dapat memenuhi
berbagai aspek hakikat kemanusiaan. Dalam konteks ini dapat
dipahami bahwa manusia hidup di dunia dalam keadaan belum
tertentukan menjadi apa atau menjadi siapa nantinya, karena itu
11

hakikat manusia pada dasarnya merupakan potensi sekaligus adalah


sebagai tugas yang harus diwujudkan oleh setiap manusia. Adapun
untuk menjadi manusia yang sesungguhnya diperlukan pendidikan
atau harus dididik. “Man can become man through education
only”, demikian pernyataan Immanuel Kant dalam teori
pendidikannya (Wahyudin, 2008).
b. Asas-Asas Kemungkinan Pendidikan
Manusia perlu dididik, implikasinya manusia harus
melaksanakan pendidikan dan mendidik diri. M. J. Langeveld (1980)
menyatakan bahwa manusia adalah animal educantum, dan ia
memang adalah animal educabile. Ada lima asas antropologis yang
mendasari kesimpulan bahwa manusia dapat dididik, yaitu sebagai
berikut.
1) Asas potensialitas, menyatakan bahwa manusia dapat dididik
karena ia memiliki potensi untuk dapat menjadi manusia.
2) Asas dinamika, menyatakan bahwa manusia dapat dididik
karena ia memiliki dinamika untuk menjadi manusia yang ideal.
3) Asas individualitas, menyatakan bahwa manusia dapat dididik
karena ia memiliki kedirisendirian (subjektivitas), ia berbeda
dari yang lainnya dan memiliki keinginan untuk menjadi
seseorang sesuai keinginan dirinya sendiri.
4) Asas sosialitas, menyatakan bahwa manusia dapat dididik
karena ia hidup bersama dengan sesamanya, ia bergaul dengan
orang lain, dan ada pengaruh timbal balik dari pergaulan
tersebut.
5) Asas moralitas, menyatakan bahwa manusia dapat dididik
karena manusia memiliki kemampuan untuk membedakan yang
baik dan yang buruk, dan pada dasarnya ia berpotensi untuk
berperilaku baik atas dasar kebebasan dan tanggung jawabnya
(aspek moralitas). (Wahyudin, 2008).
12

B. Konsep Hak Asasi Manusia dan Kaitannya dengan Pendidikan


1. Konsep Hak Asasi manusia
a. Pengertian HAM
Hak asasi manusia (HAM) adalah konsep hukum dan
normatif yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki hak yang
melekat pada dirinya. Hak asasi manusia berlaku kapanpun,
dimanapun, dan kepada siapapun. Dalam suatu negara, hak asasi
manusia setiap warganya dilindungi sebagai kewajiban negara untuk
menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi manusia seluruh
rakyat.
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh
manusia,sesuai dengan kodratnya. HAM meliputi hak hidup,hak
kemerdekaan atau kebebasan,hak milik dan hak-hak dasar lain yang
melekat pada diri pribadi manusia dan tidak dapat diganggu gugat
oleh orang lain. HAM hakekatnya semata-mata bukan dari manusia
sendiri tetapi dari Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana tercantum di
dalam Pembukaan Hak Aasi Manusia menurut Ketetapan MPR
Nomor XVII/MPR/1988, bahwa HAM adalah hak-hak dasar yang
melekat pada diri manusia secara kodrat,universal,dan abadi sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Terdapat beberapa tokoh yang mengulas mengenai
pengertian HAM, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Jhon Locke
John Locke mengungkapkan bahwa HAM adalah hak yang
langsung diberikan Tuhan kepada manusia sebagai hak yang di
kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa
mencabutnya. HAM memiliki sifat mendasar dan suci.
2) Jan Materson
Pengertian HAM menurut Jan Materson adalah hak-hak yang
ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil hidup
sebagai manusia.
13

3) Miriam Budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir di dunia.
Hak itu sifatnya universal, karena hak dimiliki tanpa adanya
perbedaan. Baik ras, gender, budaya, suku, dan agama.
4) Prof. Koentjoro Poerbopranoto
Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto, HAM adalah suatu hak
yang bersifat mendasar. Hak yang dimiliki manusia sesuai
dengan kodratnya yang pada dasarnya tidak bisa dipisahkan
sehingga bersifat suci.
5) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hak
tersebut merupakan anugerah yang wajib di lindungi dan
dihargai oleh setiap manusia.
b. Ciri-ciri HAM
1) Hakiki
HAM bersifat hakiki, artinya hak asasi manusia merupakan hak
yang telah dimiliki manusia sejak lahir, bahkan ketika masih
dalam kandungan. Hal ini bisa diartikan bahwa HAM
merupakan kodrat yang telah diberikan Tuhan untuk manusia.
Bagaimanapun, HAM ada di sepanjang kehidupan manusia.
Apabila HAM dihapuskan, maka harus meniadakan manusia itu
sendiri.
2) Universal
Ciri-ciri HAM selanjutnya adalah universal, artinya keberadaan
HAM berlaku secara menyeluruh bagi setiap manusia di suatu
negara tanpa terkecuali. Hak asasi manusia tidak terbatas oleh
tempat, ruang, dan waktu. Oleh sebab itu, dimanapun manusia,
HAM harus dihormati dan dijunjung tinggi. HAM juga bersifat
universal yang bermakna menjunjung tinggi setiap hak manusia
tanpa memandang kedudukan, agama, ras, usia, suku, dan lain
14

sebagainya. Manusia berhak hidup dan memiliki hak yang sama


dengan sesama manusia lainnya.
3) Tetap
Bersifat tetap bermakna bahwa HAM akan terus ada dan
melekat dalam diri seorang manusia. Sebagaimana makna HAM
merupakan anugerah Tuhan kepada manusia, keberadaan HAM
merupakan pembeda manusia dengan makhluk hidup lain.
Keberadaan HAM tidak dapat dihilangkan, diambil secara
sepihak karena hak asasi manusia akan terus ada dalam diri
manusia.
4) Utuh
Ciri pokok HAM selanjutnya adalah bersifat utuh. Hal ini
bermakna bahwa hak asasi manusia tidak dapat dibagi antar
sesama manusia. Semua orang memiliki hak yang utuh seperti
hak hidup, hak sipil, hak pendidikan, hak politik, dan hak-hak
yang lain.
c. Contoh HAM
Terdapat banyak contoh HAM yang melekat pada diri setiap
orang sebagai manusia. Berikut beberapa contoh HAM.
1) Hak Asasi Pribadi (Personal Human Rights) Merupakan hak
yang berkaitan dengan kehidupan pribadi setiap orang. Berikut
contoh hak asasi pribadi yang melekat pada setiap manusia:
a) Hak kebebasan mengemukakan pendapat.
b) Kebebasan dalam ber-organisasi.
c) Hak menjalankan dan memeluk agama.
d) Kebebasan untuk bepergian, berkunjung, dan berpindah-
pindah tempat.
e) Hak untuk tidak dipaksa dan disiksa.
f) Hak hidup, berperilaku, tumbuh dan berkembang.
15

2) Hak Asasi Politik (Political Rights) Hak asasi politik adalah hak
yang dimiliki seseorang dalam lingkup politik. Berikut contoh
hak asasi dalam lingkup politik:
a) Hak memilih dalam pemilihan, misalnya pemilihan
presiden.
b) Mendirikan partai politik.
c) Hak dipilih dalam pemilihan, misalnya pemilihan ketua rt.
d) Diangkat dalam jabatan pemerintah
e) Kebebasan dalam kegiatan pemerintahan.
f) Hak memberikan usulan-usulan atau pendapat yang berupa
usulan petisi.
3) Hak Asasi Peradilan (Procedural Rights) Merupakan hak untuk
memiliki perlakuan yang sama ketika dalam acara pengadilan.
Berikut hak asasi dalam peradilan:
a) Menolak digeledah tanpa surat adanya surat penggeledahan.
b) Hak untuk mendapatkan hal yang sama dalam
berlangsungnya proses hukum baik itu penyelidikan,
penggeledahan, penangkapan, dan penahanan
c) Mendapatkan pembelaan dalam hukum.
d) Memperoleh kepastian hukum.
e) Mendapatkan perlakukan adil dalam hukum
4) Hak Asasi Sosial Budaya. Manusia dilahirkan sebagai makhluk
sosial di masyarakat. Dalam kehidupan di masyarakat, setiap
manusia memiliki hak yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
Berikut contoh hak asasi dalam lingkup sosial budaya:
a) Mendapatkan pendidikan yang layak.
b) Mengembangkan bakat dan minat.
c) Memperoleh jaminan social
d) Hak untuk berkomunikasi
e) Hak untuk memilih, menentukan pendidikan.
16

5) Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights). Setiap masyarakat


mendapatkan hak yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
Berikut contoh hak asasi terkait hukum:
a) Hak yang sama dalam proses hukum.
b) Mendapatkan layanan dan perlindungan hukum.
c) Hak dalam perlakuan yang adil atau sama dalam hukum.
d) Hak mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada
peradilan.
6) Hak Asasi Ekonomi (Property Rights). Hak asasi menyangkut
ekonomi berarti bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk
melakukan aktivitas ekonomi berupa membeli, menjual, serta
memanfaatkan sesuatu yang memiliki daya jual. Berikut contoh
hak asasi ekonomi:
a) Kebebasan dalam membeli sesuatu.
b) Kebebasan mengadakan dan melakukan perjanjian kontrak.
c) Memiliki pekerjaan yang layak.
d) Kebebasan melakukan transaksi.
e) Hak memiliki sesuatu.
f) Hak untuk menikmati SDA.
d. Undang-undang yang mengatur HAM
Hal-hal mengenai HAM telah diatur oleh undang-undang di
setiap negara. Di Indonesia, berikut undang-undang yang digunakan
sebagai landasan dalam hal HAM.
1) Pasal 28 A : mengatur tentang hak hidup
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya.
2) Pasal 28 B : mengatur tentang hak berkeluarga
a) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah.
17

b) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan


berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
3) Pasal 28 C : mengatur tentang hak memperoleh
a) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
b) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya.
4) Pasal 28 D : mengatur tentang hak kebebasan beragama
a) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
dihadapan hukum.
b) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
c) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang
sama dalam pemerintahan.
d) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
5) Pasal 28 E : mengatur tentang kebebasan memeluk agama
a) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat
tinggal diwilayah negara dan meninggalkannya, serta
berhak kembali.
b) Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.
18

6) Pasal 28 F : mengatur hak komunikasi dan informasi


Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
7) Pasal 28 G : mengatur tentang kesejahteraan dan jaminan social
a) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang
dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
b) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan
perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan
berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
e. Hak Asasi Manusia di Indonesia
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara
pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan
kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila
dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus
memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan
falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi
manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya,
melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak
yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak
orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam
melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka
19

yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi
hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang
secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus
dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta
keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara
Republik Indonesia, yaitu sebagai berikut.
a) Undang – Undang Dasar 1945
b) Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia
c) Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi
manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :
1) Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi
kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama,
dan kebebasan bergerak.
2) Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak
untuk memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta
memanfaatkannya.
3) Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut
serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam
pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.
4) Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan ( rights of legal equality).
5) Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture
rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak
untukmengembangkan kebudayaan.
20

6) Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan


perlindungan (procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal
penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia
dituangkan dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran
Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XVII/MPR/1998.
2. Kaitannya dengan Pendidikan
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia sudah menjadi
jawaban umum bahwasanya setiap kegiatan di masyarakat atau di
pemerintahan baik formal ataupun non formal dilandasakan dengan nilai-
nilai yang terkandung di dalam Pancasila pada 5 dasar tersebut juga
sangat dijunjung mengenai keberadaan hak asasi manusia (HAM).
Sementara pengertian HAM sendiri menurut beberapa ahli antara
lain Menurut Oemar Seno Aji (1966), HAM adalah hak yang melekat
pada diri manusia sebagai insan ciptaan Allah SWT, sepeti hak hidup,
keselamatan, kebebasan dan kesamaaan sifatnya tidak boleh dilangar
oleh siapapun dan seolah-olah merupakan holy area. Sementara itu,
menurut Kuncoro (1976), HAM adalah hak yang dimiliki manusia
menurut kodratnya dan tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya.
Salah satu dari 5 dasar itu yang berbunyi "keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia" jika melihat arti ini bisa disimpulkan bahwa
seluruh rakyat Indonesia wajib mendapatkan keadilan seadil-adilnya baik
dalam pemenuhan ekonomi hukum ataupun bahkam di
bidang pendidikan.
Pengertian pendidikan sendiri ialah menurut instruksi presiden no.
15 tahun 1974, pendidikan adalah segala sesuatu usaha untuk membina
kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia,
jasmani dan rohani yang berlangsung seumur hidup, baik didalam
maupun diluar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia
21

dan masyarakat yang adil, makmur berdasarkan pancasila (Soekidja,


2009).
Pendidikan merupakan hak asasi manusia (HAM) yang harus
dipenuhi hak nya sesuai pasal 28C ayat (1) yang berbunyi: Setiap orang
berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Dengan berlandasan seperti ini seharusnya pemerintah sebagai
salah satu penyelenggara Pendidikan harus memberikan kesempatan
kepada rakyatnya tanpa terkecuali baik itu yang dikota besar ataupun
yang berada di pelososk desa sehingga Hak mereka sebagai warga negara
dapat terpenuhi dengan baik .
Disisi lain Pendidikan juga merupakan salah satu faktor penting
dalam pembangunan sebuah negara , jika rakyatnya berada dalam garis
kebodohan niscaya pembangunan di negara tersebut pun tidak akan
terjadi dan akan terhambat karena sumber daya manusianya yang tidak
siap , sebaliknya jika rakyatnya mendapatkan akses Pendidikan yang baik
pembangunan di negara tersebut akan berhasil dan bermanfaat untuk
negaranya .
Sama halnya dengan konteks Pendidikan untuk pembangunan.
Pendidikan pun mempunyai peran penting untuk pemenuhan hak-hak
lainnya seperti hak ekonomi dan hak sipil dan politik, contoh dalam hak
ekonomi yaitu hak atas pekerjaan yaitu dimana individu harus
mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga bisa menghidupi dirinya.
Melihat kenyataan ini lagi-lagi Pendidikan berperan penting
untuk menentukan tingkat pekerjaan seseorang dan tingkat pekerjaan
seseorang juga sangat mempengaruhi tingkat ekonomi di
masyarakat. seperti juga dalam hak-hak lainnya Pendidikan memiliki
peran penting untuk dapat menyukseskan pemenuhan hak-hak warga
negara di republik Indonesia ini.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang selalu belajar dan
dipelajari. Sifat hakekat manusia menjadi bidang kajian filsafat, khusnya
filsafat antrofologi. hal ini menjadi keharusan oleh karena
pendidikan bukanlah sekadar soal peraktek melainkan peraktek yang
berlandaskan dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan itu
sendiri sifatnya filosofis normatif. Besifat filosofis karena untuk mendapatkan
landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar,
sistematis dan universal tentang ciri hakiki manusia. Potensi kemanusiaan
merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Manusia memiliki
ciri khas yang secara prinsipiil berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang
membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang
disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara
hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada
hewan.selain itu manusia memiliki hak dan kewajiban sebagai makhluk yang
diciptakan oleh tuhan.
Oleh karena itu, sangat strategis jika pembahasan tentang
hakekat manusia ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang pendidikan,
Bersifat normatif karena pendidikan mempunyai tugas untuk
menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia tersebut sebagai sesuatu yang
bernilai luhur,dan hal itu menjadi keharusan. Manusia juga merupakan suatu
pribadi yang selalu mencari tau tentang apa yang belum diketahuinya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
pada kesempurnaan. Oleh karena, itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, akhir kata
penulis ucapkan terima kasih.

22
REFERENSI

Mudyahardjo, R. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis. Jakarta: Kompas Gramedia.

Syara, Z., & Maftuh, A. 1994. Filsafat Manusia. Lamongan: Terbit Terang.

Tirtarahardja, U., & La, S. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Wahyudin, D. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.

https://saintif.com/pengertian-ham/ Diakses pada tanggal 21 November 2020,


Pukul 13:50 Wib.

https://www.kompasiana.com/hammurabifernanda5766/5de277b8d541df35f97
9c215/pendidikan-untuk-ham Diakses pada tanggal 21 November 2020,
Pukul 13:50 Wib.

Anda mungkin juga menyukai