PENDAHULUAN
Trombosit
Trombosit, sel yang terlibat dalam proses hemostasis, dihasilkan dari
megakariosit. Jumlah trombosit darah normal dalam populasi umum adalah
150.000-450.000/ μL, tetapi 5% populasi normal memiliki hitung trombosit di
luar rentang nilai normal. Regulator utama produksi trombosit adalah hormon
trombopoietin (TPO), yang terutama disintesis di hepar. Trombosit berada dalam
sirkulasi dengan rerata masa hidup 7-10 hari. Sekitar satu per tiga jumlah
trombosit tinggal di dalam limpa, dan akan meningkat secara proporsional sesuai
ukuran limpa, walaupun jumlah trombosit jarang turun sampai <40.000/μL pada
pembesaran limpa.1,2
TROMBOSITOPENIA
Dalam evaluasi trombositopenia, langkah awal yang penting adalah
melihat kembali apusan darah tepi untuk menyingkirkan pseudotrombositopenia,
terutama pada pasien tanpa penyebab trombositopenia yang jelas.
Pseudotrombositopenia adalah suatu artefak in vitro yang dihasilkan oleh
aglutinasi trombosit melalui antibodiantibodi (umumnya IgG, tetapi juga IgM dan
IgA) saat kandungan kalsium berkurang akibat penampungan darah dalam
ethylenediamine tetraacetic (EDTA); oleh karena itu apusan darah untuk
menghitung jumlah trombosit hendaknya dari darah yang ditampung dalam
sodium citrate (tabung dengan tutup biru), heparin (tabung dengan tutup hijau),
atau idealnya dari darah segar tanpa antikoagulan.1
Alamat korespondensi
A B
C D
DIAGNOSIS PENYEBAB
Klasifi kasi patofi siologis terjadinya trombositopenia dapat dilihat pada
Tabel 2. Selain itu, penyebab trombositopenia secara lengkap dapat dilihat pada
Tabel 3. Usia pasien dan kondisi komorbid tertentu dapat membantu
mengarahkan pemilihan pemeriksaan penunjang.
Metastatic cancer to
bone marrow
Thrombocytopenia in...
Pada usia dewasa, ITP adalah suatu penyakit kronik yang dapat
mengalami remisi dan relaps sepanjang waktu. Banyak pasien tidak
membutuhkan terapi; keputusan memulai terapi bersifat individual, tergantung
jumlah trombosit, ada/tidaknya perdarahan, dan gaya hidup pasien yang
berhubungan dengan risiko perdarahan. Pada pasienpasien ITP dengan jumlah
trombosit >30.000/μL, mortalitas sehubungan dengan trombositopenianya tidak
meningkat.
Class Examples
Chemotherapy Most agents
Antiplatelet agents Anagrelide
Abciximab
Eptifi batide
Tirofi ban
Ticlopidine
Antimicrobial agents Penicillins
Isoniazid
Rifampin
Sulfa drugs
Vancomycin
Adefovir
Indinavir
Ritonavir
Fluconazole
Linezolid
Cardiovascular agents Digoxin
Amiodarone
Captopril
Hydrochlorothiazide
Procainamide
Atorvastatin
Simvastatin
Gastrointestinal agents Cimetidine
Ranitidine
Famotidine
Neuropsychiatric agents Haloperidol
Carbamazepine
Methyldopa
Phenytoin
Analgesic agents Acetaminophen
Ibuprofen
Sulindac
Diclofenac
Naproxen
Anticoagulant agents Heparin
Low-molecural-weight
heparin
Immunomodulator agents Interferon-alpha
Gold
Rituximab
Immunosuppressant agents Mycophenolate mofetil
Tacrolimus
Other agents Iodinated contrast dye
Immunizations
Kebanyakan pasien akan mengalami HIT setelah terpajan heparin selama 5-10
hari (Gambar 5). HIT terjadi sebelum 5 hari hanya pada mereka yang pernah
terpajan heparin beberapa minggu atau bulan sebelumnya (<~100 hari) dan telah
memiliki antibodi antiheparin/PF4 dalam sirkulasinya. Trombositopenia dan
trombosis jarang mulai terjadi beberapa hari setelah semua heparin telah
dihentikan (disebut delayed-onset HIT). Kriteria diagnosis HIT adalah
trombositopenia, saat turunnya jumlah trombosit, trombosis, dan sekuele lainnya
(seperti reaksi kulit yang terlokalisir pada vena atau arteri dan dapat ditemukan
pada 50% pasien sampai dengan 30 hari setelah diagnosis), dan tidak adanya
penyebab lain trombositopenia. Pasien umumnya asimtomatik dan tidak terjadi
perdarahan.1-3
Sepsis/Infeksi
Pasien-pasien sepsis umumnya memiliki derajat trombositopenia
yang bervariasi. Etiologi trombositopenia biasanya bersifat multifaktorial;
berkaitan dengan DIC, destruksi trombosit akibat reaksi imun yang non-spesifi k,
konsumsi trombosit yang berlebihan, supresi sumsum tulang, dan obat-obatan.
Terapi terdiri dari koreksi penyebab sepsis, identifi kasi obat yang dapat
menyebabkan trombositopenia, dan terapi suportif. Trombositopenia juga
ditemukan pada berbagai infeksi tanpa sindrom sepsis.2
Hipersplenisme/Sekuestrasi Trombosit
Trombositopenia Gestasional
Lymphoproliferative/myeloproliferative disease
• Lymphoma
• Polycythemia vera
• Essential thrombocythemia
Vascular congestion
• hereditary spherocytosis
• Thalassemia
Autoimmunity
Infection
• Infectious hepatitis
• Malaria
• Babesiosis
• Gaucher disease
• Niemann-Pick disease
SIMPULAN
Secara sederhana, diagnosis penyebab trombositopenia pada dewasa dapat dibagi
menjadi tiga yaitu penurunan produksi, peningkatan destruksi, dan lain-lain.
Anamnesis penting, terutama riwayat penggunaan obatobatan. Dalam evaluasi
trombositopenia, langkah awal yang penting adalah melihat kembali apusan darah
tepi untuk menyingkirkan pseudotrombositopenia, terutama pada pasien tanpa
penyebab trombositopenia yang jelas. Apusan darah tepi merupakan pemeriksaan
penunjang yang harus dikerjakan dalam menegakkan diagnosis penyebab
trombositopenia. Pemberian transfusi trombosit pada keadaan trombositopenia
harus dipertimbangkan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA