Semantik Bahasa Indonesia Perubahan Kata
Semantik Bahasa Indonesia Perubahan Kata
PERUBAHAN KATA
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Ulfa Muhammad
Nurwasia Kamal
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas limpahan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perubahan Kata”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Semantik
Bahasa Indonesia.
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak baik bersifat moril maupun materil, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dengan kerendahan dan ketulusan hati, kami mengucapkan terima kasih.
Namun makalah ini masih memiliki kekurangan dalam penyusunan makalah, maka dari
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya, dan semoga kebaikan
orang-orang yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini mendapatkan pahala dari
Allah Swt. Amin.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….ii
.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..1
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perubahan Bentuk kata Analogi, Adaptasi, Kontaminasi, Hiperkorek dalam
Morfologi Bahasa Indonesia …………………………………………………........................2
B. Pengertian Antara Kata Baku dengan Kata yang tidak Baku dalam Bahasa Indonesia………4
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kita ambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan perubahan bentuk kata analogi, adaptasi, kontaminasi, hiperkorek
dalam morfologi bahasa indonesia?
2. Apa pengertian antara kata baku dengan kata yang tidak baku dalam bahasa Indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah dapat kita ketahui tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui perubahan bentuk kata analogi, adaptasi, kontaminasi, hiperkorek.
2. Mengetahui pengertian kata baku dan tidak baku dalam bahasa indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan bentuk kata dapat kita bedakan atas 1) perubahan dari bentuk kata-kata dari
pebendaharaan kata-kata asli suatu bahasa karena pertumbuhan dalam bahasa itu sendiri, 2)
perubahan dari kata-kata pinjaman.
1. Adaptasi
Bahasa Indonesia selama berabad-abad mendapat bermacam-macam pengaruh dari luar, yaitu
pengaruh dari bahasa-bahasa asing dan bahasa-bahasa daerah. Semua bentuk asing itu tidak
diterima begitu saja, tetapi selalu mengalami proses penyesuaian atau adaptasi sesuai dengan
struktur bahasa Indonesia.
2
Bila bentuk-bentuk asing itu tidak menunjukkan pertentangan-pertentangan atau
perbedaan structural dengan bahasa Indonesia maka kata-kata asing itu diterima begitu saja tanpa
mengalami adaptasi.
2. Analogi
Analogi adalah pembentukan suatu kata baru berdasarkan suatu contoh yang sudah ada.
Misalnya berdasarkan bentuk-bentuk seperti sosialisme, sosialis, dan lain-lain, terbentuklah kata-
kata seperti marhaenisme, marhaenis, pancasilais, dan lain-lain.
3
4. Hiperkorek
Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena “membetulkan” bentuk yang sudah benar
sehingga menjadi salah.
Contoh:
Utang (betul) menjadi hutang (hiperkorek)
Pigura (betul) menjadi figura (hiperkorek)
Jadwal (betul) menjadi jadual (hiperkorek)
Asas (betul) menjadi azas (hiperkorek)
Ijazah (betul) menjadi ijasah (hiperkorek)
Izin (betul) menjadi ijin (hiperkorek)
Zaman (betul) menjadi jaman (hiperkorek)
Khawatir (betul) menjadi kuatir (hiperkorek)
Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang
berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan
perkembangan zaman. Kebakuan kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin ilmu bahasa dari
berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep
yang disepakati terbentuk. Kata baku sebenanya merupakan kata yang digunakan sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam kalimat
resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat.
Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini muncul dalam bahasa percakapan
sehari-hari, bahasa tutur. Kita sering menyepelekan tutur kata yang kita ucapkan. Padahal yang
kita ucapkan belum tentu sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sedangkan kata tidak baku merupakan kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang ditentukan. Seperti misalnya dalam bahasa percakapan sehari – hari, bahasa
tutur.
4
Terdapat 4 fungsi dilakukan pembakuan kata dalam bahasa Indonesia, diantaranya:
1. Fungsi Pemersatu
Fungsi ini mempunyai maksud, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
resmi harus mampu mempersatukan suku – suku yang jumlahnya mencapai ratusan suku di
Indonesia. Selain itu harus mampu menjadi pengungkap kebudayaan nasional yang berasal dari
tradisi, adat, suku, dari seluruh wilayah Indonesia.
2. Fungsi Penanda Kepribadian
Artinya pembakuan bahasa Indonesia harus mengarah pada bahasa Indonesia modern yang
mencerminkan ciri manusia Indonesia modern yang beradab.
3. Fungsi Penambah Kewibawaan
Yang dimaksud ialah pembakuan yang mengarah pada penggunaan bahasa Indonesia di
bidang teknologi modern dan kebudayaan baru serta digunakan secara mahir oleh para
pemakainya akan meningkatkan kewibawaan bahasa dan pemiliknya.
4. Fungsi Kerangka Acuan
Yaitu ukuran yang disepakati bersama tentang penggunaan bahasa dalam konteks tertentu.
5
Penggunaan bentuk terpadu (sintetik), buka bentuk terberai (analitik). (kasih nasihat =
menasihati, bikin pusing = memusingkan)
Penggunaan lafal baku dalam pemakaian bahasa lisan, yaitu lafal bahasa Indonesia yang tidak
dikenali lagi ciri kedaerahannya. (sistem bukan dibaca ‘e’ pepet, tetapi dibaca ‘i’ /sistim)
Menggunakan sistem tulis resmi dalam pemakaian bahasa tulis. (apotek, karier)
Terhindar dari pemendekan bentuk kata dan bentuk kalimat. (ndak = tidak, ke mana? = Anda
akan pergi ke mana?)
Terhindar dari pemakaian unsur gramatikal, leksikal, maupun lafal kedaerahan dan asing.
(Mbantul = Bantul, khenerasi = generasi)
Penggunaan ragam baku biasanya pada: surat menyurat antarlembaga, laporan keuangan,
karangan ilmiah, lamaran pekerjaan, surat keputusan, perundangan, nota dinas, rapat dinas,
pidato resmi, diskusi, penyampaian pendidikan, dan lain – lain.
A. Kesimpulan
Dapat kita ketahui banyak macam perubahan bentuk kata seperti analogi, adaptasi,
hiperkorek dan sebagainya. Hal ini menambah pengetahuan dalam kajian morfologi bahasa
indonesia dan juga Sesuai dengan perkembangan zaman, bahasa Indonesia mengalami
perkembangan pula. Dalam perkembangan itulah diperlukan adanya acuan yang dapat dijadikan
pedoman bagi para masyarakat dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai perantara
berkomunikasi. Tidak hanya dalam berkomunikasi saja, tetapi dalam hal tulis – menulis juga
membutuhkan acuan.
B. Saran
Untuk mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan untuk lebih giat
belajar tentang morfologi dikarenakan matakuliah ini adalah bagian dari cabang ilmu bahasa
yang penting untuk kita pelajari.
7
DAFTAR PUSTAKA