Ilovepdf Merged Dikonversi
Ilovepdf Merged Dikonversi
Oleh :
1. Ratna Rulita Apriliana (152010300004)
2. Erna Ristiana (152010300011)
3. Rizky Eka Tamara (152010300026)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SIDOARJO FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2018
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Berbagai ahli menyatakan bahwa etika organisasi rumah sakit saat ini
mengalami perubahan besar. Bentuk lama etika organisasi rumah sakit sering
bersandar pada hubungan dokter dan pasien dalam konteks sumpah dokter. Akan
tetapi etika organisasi rumah sakit saat ini sering membahas norma-norma yang diacu
dalam manajemen kegiatan sehari-hari rumah sakit. Norma-norma ini mencerminkan
bagaimana bisnis rumah sakit akan dijalankan sehingga pada akhirnya rumah sakit
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Patut dicatat bahwa rumah sakit
sudah ada etika rumah sakit yang disebut sebagai Etika Rumah Sakit Indonesia
(ERSI). Etika Rumah Sakit Indonesia (ERSI) dirumuskan dan dibina oleh PERSI, dan
telah disahkan oleh Menteri Kesehatan. Sampai saat ini ERSI sudah berada pada versi
tahun 2001. Etika rumah sakit di Indonesia (ERSI) tidak secara eksplisit menyebut
sebagai etika bisnis rumah sakit. Hal ini memang masih dalam suatu pengaruh
persepsi masa lalu yang kuat bahwa bisnis dianggap jelek. Buku ini menganut prinsip
bahwa rumah sakit adalah organisasi lembaga pelayanan yang memberikan pelayanan
jasa kesehatan untuk membuat orang menjadi sehat kembali, atau tetap menjadi sehat
dan bertambah sehat. Secara prinsip pemberian pela-yanan, rumah sakit sebagai
lembaga pelayanan tidak berbeda dengan lembaga pelayanan lain seperti lembaga
pendidikan, hotel, ataupun perpustakaan. Akan tetapi, berdasarkan jenis pelayanan,
terdapat per-bedaan antara pelayanan rumah sakit dan pelayanan hotel misalnya.
Dalam pelayanan hotel tidak ada unsur eksternalitas, dan nilai-nilai
penyembuhan dan kemanusiaan yang khas dimiliki secara tradisional oleh lembaga
pelayanan kesehatan. Sifat khusus pelayanan kesehatan menimbulkan kebutuhan akan
norma-norma dalam men-jalankan lembaga pelayanan kesehatan pada umumnya atau
rumah sakit pada khususnya. Berkaitan dengan ekonomi, etika bisnis pelayanan
kesehatan akan banyak menggunakan pernyataan-pernyataan normatif.
Dengan demikian, etika organisasi rumah sakit merupakan etika bisnis dengan
sifat-sifat khusus. Etika bisnis didefinisikan oleh Velasques (1998) sebagai studi
mengenai standar moral dan bagaimana standar tersebut dipergunakan oleh: (1) sistem
dan organisasi dengan masyarakat modern memproduksi dan mendistri-busikan
barang dan jasa, serta (2) orang-orang yang bekerja di dalam organisasi tersebut.
Dengan kata lain, etika bisnis adalah sebuah bentuk dari etika terapan. Etika bisnis
tidak hanya menganalisis norma-norma moral dan nilai-nilai moral tetapi juga
berusaha memberikan kesimpulan pada berbagai lembaga, proses teknologi, kegiatan
2
dan usaha yang sering disebut sebagai “business”. Definisi ini menyatakan bahwa
etika bisnis mencakup lembaga dan orang-orang yang bekerja di dalamnya.
Dalam hal standar moral etika bisnis akan mengacu pada perkembangan
norma-norma masyarakat yang lazim. Hal ini terlihat dalam sejarah kapitalisme di
Amerika (Behrman, 1988). Dalam perusahaan yang for-profit pun selalu ada etika
yang menjadi dasar bagi perusahaan untuk berjalan. Dalam konteks norma-norma
masyarakat, maka perusahaan yang memegang etika berdasarkan norma tersebut
berharap akan lebih diterima oleh lingkungan. Sebagai contoh, norma-norma
masyarakat saat ini sangat mengacu pada kebersihan lingkungan. Sebuah perusahaan
yang tidak memperhatikan aspek lingkungan dalam kegiatannya akan berhadapan
dengan masyarakat. Dalam aspek hukum, perusahaan tadi mungkin tidak melanggar,
tetapi norma-norma masyarakat menyatakan bahwa perusahaan mengganggu
keseimbangan lingkungan. Akibatnya, terjadi hambatan oleh masyarakat dalam
operasional perusahaan tersebut. Hal ini dapat dilihat pada kasus ketika rumah sakit
membuang limbah mediknya secara tidak baik. Masyarakat yang paham akan masalah
tersebut pasti mengajukan protes.
Dalam masyarakat yang tertata baik, timbul suatu harapan bahwa etika bisnis
dan norma-norma masyarakat akan berjalan seiring. Dalam konsep good governance,
peraturan pemerintah diharap dapat mengatur hubungan antara lembaga usaha dan
masyarakat secara benar. Diharapkan etika bisnis dalam isu sistemik (Velasquez,
1998) dapat mendukung tercapainya good governance. Dengan sepakatnya
masyarakat dan lembaga usaha non-profit dan yang for-profit, maka akan terjadi
harmoni. Demikian pula bagi rumah sakit for-profit, tentunya akan berusaha agar
norma-norma masyarakat tidak dilanggar. Sebagai gambaran, bagi masyarakat yang
mampu, norma-norma menyatakan bahwa membayar rumah sakit untuk proses
penyembuhannya adalah hal wajar. Apabila rumah sakit mendapat keuntungan dari
proses penyembuhan yang mereka lakukan, masyarakat juga menilai wajar asal dalam
batas-batas norma yang ada. Akan tetapi, andaikata rumah sakit meningkatkan
keuntungan setinggi-tingginya dengan cara mengurangi biaya, misalnya tidak
memasang instalasi limbah yang baik, atau mengenakan tarif dokter yang sangat
tinggi, maka kemungkinan masyarakat akan menentang rumah sakit tersebut.
Di dalam lembaga rumah sakit pelayanan diberikan tidak oleh satu profesi saja,
misalnya dokter, tetapi merupakan kerja sama dari berbagai profesional. Sebagai
gambaran, pelayanan rumah sakit sehari-hari dilakukan oleh profesi dokter, perawat,
3
dokter gigi, mana-jer, akuntan, farmasis, hingga psikolog. Masing-masing profesi
mem-punyai etika sendiri-sendiri dengan etika dokter yang memang paling menonjol
dalam aplikasinya di rumah sakit. Etika dokter yang ber-basis pada etika klinik
memang sering ditafsirkan atau dipergunakan sebagai dasar untuk etika rumah sakit.
Akan tetapi sebenarnya etika manajemen rumah sakit atau pelayanan kesehatan yang
lebih luas dibandingkan dengan etika dokter, atau etika para profesional lain.
Sebagai bagian dari warga negara, rumah sakit harus memikirkan fungsi untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat dan eksternalitas yang dimilikinya. Rumah
sakit dapat memberikan eksternalitas baik yang meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Dalam hal ini rumah sakit layak diberi subsidi. Sebaliknya, rumah sakit
dapat memberikan eksternalitas buruk yang dapat menurunkan status kesehatan
masyarakat, misalnya mencemari lingkungan. Dengan demikian, etika bisnis rumah
sakit tidak hanya terbatas pada mematuhi peraturan hukum, tidak terbatas pada etika
profesional, ataupun pada etika klinik. Etika bisnis rumah sakit akan dipakai sebagai
acuan bagi semua profesional yang berada di rumah sakit. Dalam hal ini tentunya
etika bisnis rumah sakit tidak akan bertentangan dengan etika profesional yang ada.
Bagi profesi manajer pelayanan kesehatan, etika bisnis rumah sakit akan menjadi
pegangan dalam memutuskan atau menilai sesuatu hal. Berdasarkan buku Weber
(2001) sebagian etika bisnis rumah sakit berhubungan langsung dengan prinsip-
prinsip ekonomi yaitu: biaya dan mutu pelayanan, insentif untuk pegawai, kompensasi
yang wajar, dan eksternalitas. Secara satu persatu, hal-hal tersebut akan dibahas.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :“Bagaimana penerapan etika bisnis berbasis nilai agama di
RSUD Sidoarjo?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini mengetahui penerapan etika bisnis berbasis nilai agama di
RSUD Sidoarjo.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan diharapkan akan bermanfaat:
4
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi peneliti dan
sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk mempersiapkan diri untuk terjun
ke masyarakat.
b. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian bisa menjadi acuan bahan analisa untuk
mengambil keputusan dan kebijakan terkait etika bisnis di Rumah Sakit
tersebut.
c. Bagi Almamater
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca,
serta literatur bagi penelitian yang sejenis mengenai penerapan etika bisnis
berbasis nilai agama di sebuah perusahaan.
E. TINJAUAN TEORI
1. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu menjadi acuan dan referensi penulis dalam melakukan
penelitian sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penelitian terdahulu juga
digunakan sebagai pembanding dan tolak ukur dari hasil yang akan dibahas
dalam penelitian ini. Berikut tabel mengenai penelitian terdahulu yang relevan
dengan judul penulis:
No. Nama Peneliti Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
1. Fitri Amalia 2012 Implementasi Deskriptif dengan Etika bisnis Islam
Etika Bisnis jenis penelitian diterapkan pada
Islam pada studi kasus pedagang
Pedagang di dengan metode sehingga apa yang
Bazar Madinah survei dijual bukan
Depok semata-mata
untuk
mendapatkan
keuntungan
sebagai tujuan
duniawi saja,
5
melainkan juga
untuk
mendapatkan
keberkahan dan
keridhaan dari
Allah SWT atas
apa yang
diusahakan.
2. Anna Marina 2012 Etika Bisnis Penelitian Bila merujuk pada
dan Sentot Rumah Sakit kualitatif dengan konsep pemasaran
Imam Berbasis Nilai- pendekatan yang
Wahjono Nilai Agama, fenomenologi mementingkan
Kebutuhan Atau hasil berupa laba
Keharusan? melalui kepuasan
pelanggan yang
berangkat dari
titik awal pasar
sasaran, berfokus
pada kebutuhan
pelanggan dengan
menggunakan
sarana pemasaran
terintegrasi maka
implementasi
etika bisnis dalam
rumah sakit yang
berbasis nilai
agama adalah
merupakan
kebutuhan dan
keharusan.
6
2. LANDASAN TEORI
Pengertian Nilai
Nilai merupakan keyakinan dasar bahwa suatu cara perilaku atau keadaan
akhir dari eksistensi yang khas lebih dapat disukai secara pribadi atau social
daripada suatu cara perilaku atau keadaan akhir eksistensi yang berlawanan atau
kebalikannya (Robbins, 1996). Nilai juga dapat diartikan sebagai sebuah
pemikiran atau konsep mengenai apa yang dianggap penting bagi seseorang dalam
kehidupannya, bisa juga diartikan sebagai kepercayaan yang dijadikan preferensi
manusia dalam tindakannya, manusia menyeleksi aktivitasnya berdasarkan nilai
yang dipercayainya (Kadarusmadi, 1996)
7
Berdagang bukan riba
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. JENIS PENELITIAN
8
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi, dengan maksud untuk
dapat mengungkap perspektif yang lebih luas atas Implementasi Etika Bisnis di
rumah sakit. Selain itu karena adanya realitas bahwa manusia adalah makhluk
sosial dan spiritual. Dalam kegiatan sehari-harinya, manusia tidak bisa
diperlakukan secara mekanistis. Penelitian terhadap manusia dengan segala
perilakunya dalam mencapai tujuan yang penuh makna dan interpretasi individual
menempatkan manusia dalam posisi yang unik termasuk dalam pengambilan
keputusan (Sanapiah Faisal dalam Bungin, 2008). Selain itu penelitian ini akan
melibatkan berbagai disiplin ilmu (ekonomi, manajemen, perilaku organisasi,
psikologi, sosiologi, dan akuntansi) mengarahkan peneliti untuk meningkatkan
sudut pandang (worldviews) dan mengambil isu-isu dan permasalahan yang
kompleks (Creswell & Clark, 2007)
2. FOKUS PENELITIAN
Penelitian ini terfokus pada pengungkapan implementasi etika bisnis dengan
nilai agama di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
3. LOKASI PENELITIAN
Subyek penelitian ini sebuah Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo yang
beralamatkan di Jl. Mojopahit No. 667 Sidoarjo. Alasan peneliti melakukan
penelitian di Rumah Sakit ini untuk mengetahui penerapan etika bisnis berbasis
nilai agama yang diterapkan oleh karyawan di Rumah Sakit ini.
9
Sumber data sekunder adalah data yang dikumpulkan tidak hanya untuk
keperluan suatu riset tertentu saja. Dalam penelitian ini sumber data
sekunder peneliti ambil dari company profile rumah sakit dan jurnal-
jurnal terkait.
a. WAWANCARA
Wawancara mendalam dan pengamatan dari luar dilakukan oleh
peneliti dengan mendatangi di tempat lokasi untuk beberapa informan antara
lain: Direktur, Wadir Medis, Wadir Adm. Umum, Kepala Instalasi Gawat
Darurat, Kepala Instalasi Rawat Jalan, Kepala Instalasi Rawat Inap, sebagai
manajemen dan beberapa karyawan pelaksana yang bertugas melayani pasien
secara langsung.
b. OBSERVASI
Penelitian ini mengambil setting rumah sakit umum yang didirikan
oleh organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan. Pemilihan subyek
penelitian ini di latar belakangi bahwa rumah sakit keagamaan adalah tempat
terbaik untuk melihat implementasi etika bisnis
c. DOKUMENTASI
10
Data yang telah terkumpul dan tersimpan dalam alat perekam baik
secara audio maupun video atau audio-video sekaligus, dalam bentuk gambar
(foto-foto kegiatan layanan kesehatan) dan catatan-catatan lapangan,
kemudian dituangkan dalam bentuk transkripsi interview. Dalam transkripsi
ini akan disajikan nama informan, dimana, kapan, dan informasi yang
didapatkan. Termasuk dalam tahap ini adalah pembuatan notulensi FGD yang
menginformasikan siapa informannya dan apa informasinya.
6. INFORMAN KUNCI
Sumber data berasal dari pihak manajemen yaitu direktur dan para direksi
serta kepala instalasi pelayanan kesehatan yang kami pilih sebagai subyek
penelitian ini dan pihak pelaksana yang bertugas melayani langsung pasien sesuai
informan di atas.
7. KEABSAHAN DATA
Peneliti menggunakan uji keabsahan data dengan melakukan uji kredibilitas
data melalui teknik triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi teori.
1. Triangulasi Sumber
Yaitu proses uji keabsahan data dengan cara konfirmasi data peneliti yang
sudah diperoleh pada sumber yang berbeda. Tujuannya adalah untuk member
keyakinan pada peneliti bahwa data tersebut memang sudah sah dan layak
untuk menjadi data penelitian yang akan di analisa (Hermawan dan
Amirullah 2016:225).
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode adalah proses uji keabsahan data dengan cara
mengonfirmasi data penelitian yang sudah diperoleh dengan metode yang
berbeda (Hermawan dan Amirullah 2016). Tujuannya adalah untuk
memberikan keyakinan pada peneliti bahwa data yang diperoleh sudah sah
dan layak untuk diteruskan menjadi data penelitian yang akan dianalisa.
3. Triangulasi teori
Menurut Hermawan dan Amirullah (2016) bahwa proses uji keabsahan data
dengan cara mengonfirmasi data penelitian yang diperoleh dengan teori
yang digunakan dalam penelitian tersebut.
11
8. TEKNIK ANALISI DATA
Dalam Hermawan dan Amirullah (2016) diketahui analisis data pada
penelitian kualitatif dilakukan sepanjang proses penelitian berlangsung. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Reduction (Data Reduksi)
Ketika data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak dan bermacam-
macam maka peneliti perlu mencatat secara rinci dan teliti. Reduksi data ini
berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
2. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam
hal ini Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2010) menyatakan
bahwa teks yang bersifat naratiflah yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data penelitian kualitatif.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alisyahbana. 1986. Nilai-Nilai Sebagai Tenaga Integrasi dalam Pribadi, Masyarakat dan
Budaya. Jakarta: Dian Rakyat.
Ahmad, Mustaq. 2001. Etika Bisnis dalam Islam. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit
Pustaka Al-Kautsar.
Bungin, Burhan. Ed. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis
ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: PT. Rajawali Press.
Creswell, John W & Clark, Vicki L.Plano. 2007. Designing and Conducting Mixed Methods
Research.. California: Sage Publications, Inc
Fatchan, A. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, beserta contoh proposal Skripsi, Tesis
dan Disertasi. Malang: Penerbit Jenggala Pustaka Utama Universitas Negeri
Malang.
Hermawan, Sigit dan Amirullah. 2016. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif
dan Kualitatif. Malang: Media Nusa Creative
Jainuri, Achmad. 2002. Ideologi Kaum Reformis, Melacak Pandangan Keagamaan
Muhammadiyah Periode Awal. Surabaya:Lembaga Pengkajian Agama dan
Masyarakat (LPAM).
Jatmiko, Rohmat Dwi. 2010. Menumbuhkan Gerakan Ekonomi dan Bisnis Melalui
Partership Stratejik Amal Usaha Muhammadiyah. Dalam”Gerakan Ekonomi
Muhammadiyah” Malang:UMM Press.
Juanda, Ahmad. 2010. Membangun Etos Ekonomi Kelas Menengah di Muhammadiyah dalam
Gerakan Ekonomi Muhammadiyah, Kajian dan Pengalaman Empiris. Malang:UMM
Press
Mulkhan, Abdul Munir. 2010a. Jejak Pembaharuan Sosial dan Kemanusiaan Kiai Ahmad
Dahlan. Jakarta: Kompas Penerbit Buku.
-------. 2010b. Marhaenis Muhammadiyah. Yogkarta: Penerbit Galang Press.
Qardhawi, Yusuf. 2001. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Robbins, S.P. 1996. Organizational Behavior. Sixth Edition. Englowood Cliffs. New Jersey:
Printice Hall Inc.
Siagian, SP. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta
Widodo, JP. 2009. Pemasaran Rumah Sakit Berbasis Balanced Scorecard. Makalah Safari
Manajemen Persi di Tulungagung, 27 Juli.
13
Vol. 1, No. 1 Januari 2 Vol. 1, No. 3 September 2018
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes
ABSTRAK
Dalam pelayanan kesehatan perilaku petugas kesehatan harus tunduk pada etika profesi (kode
etik profesi) dan juga tunduk pada ketentun hukum, aturan, dan perundang-undangan.. Penelitian ini
merumuskan masalah yaitu bagaimana pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Nene Mallomo
Kab.Sidrap, bagaimana penerapan etika dalam pemberian pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Nene
Mallomo Kab.Sidrap, dan bagaimana penerapan hukum kesehatan dalam pemberian pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap. tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap, penerapan etika dalam
pemberian pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap, dan mengetahui
penerapan hukum kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Nene Mallomo
Kab.Sidrap.
Penelitian ini dengan metode survei deskriptif yang dilakukan di Rumah Sakit Nene Mallomo
Kab. Sidrap menggunakan kuesioner yang diberikan ke sampel yaitu 99 pasien rawat inap yang
ditentukan dengan teknik Accidental Sampling. Data diolah dengan bantuan aplikasi SPSS 24 dan di
analisis secara univariate sehingga menghasilkan frekuensi distribusi setiap variabel.
Berdasarkan analisis data didapatkan bahwa Pelayanan kesehatan yang diberikan di Rumah
Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap dalam kategori memuaskan pasien, penerapan etika dalam
pemberian pelayanan kesehatan sudah baik dan sesuai dengan aturan kode etika dan, Penerapan
hukum kesehatan dalam pemberian pelayanan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab. Sidrap sudah baik
dan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
ABSTRACT
189
Vol. 1, No. 3 September 2018
This research uses descriptive survey method conducted at Nene Mallomo Hospital Sidrap
Regency uses questionnaire given to a sample of 99 inpatiens determined by Accidental Sampling
technique. The data is prossed with the help of SPSS 24 application and analyzed univariate to
produce the frequency of distribution of each variable.
Based on data analysis, it was found that the health services provided at Nene Mallomo
Hospital in Sidrap Regency were in the category of satisfying patiens, the application of ethics in the
provision of health services was good and in accordance with the rules of the ethics code and the
application of health law in the provision of services at Nene Mallomo Hospital Sidrap Regency is
good and in accordance with the laws and regulations.
190
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
mengetahui penerapan hukum kesehatan dalam responden dominan pada umur ≤ 15 tahun dan
pemberian pelayanan kesehatan di Rumah 16 – 30 tahun masing-masing sebanyak 25
Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap. responden (25,3%) dan umur terendah ≥76
tahun sebanyak 6 responden (6,1%). Distribusi
BAHAN DAN METODE responden berdasarkan jenis kelamin yaitu
Penelitian ini dengan metode survei tertinggi laki-laki sebanyak 41 responden
deskriptif yang dilakukan di Rumah Sakit (41,4%), dan terendah perempuan sebanyak 58
Nene Mallomo Kab. Sidrap menggunakan responden (58,6%). Distribusi responden
kuesioner yang diberikan ke sampel yaitu 99 berdasarkan tingkat pendidikan pendidikan
pasien rawat inap yang ditentukan dengan responden yang tertinggi pada pasien dengan
teknik Accidental Sampling.4 Variabel tingkat pendidikan terakhir SMA sebanyak 35
independen dalam penelitian ini adalah responden (35,4%) dan terendah S1 sebanyak
penerapan etika dan penerapan hukum 10 responden (10,1%). Distribusi responden
kesehatan sedangkan variabel dependennya berdasarkan pekerjaan yaitu diperoleh
adalah pelayanan kesehatan. Data primer pekerjaan responden yang tertinggi yaitu
dalam penelitian ini diperoleh diperoleh IRT/Tidak Kerja sebanyak 56 responden
berdasarkan jawaban kuesioner menurut (56,6%) dan terendah PNSPeg./Karyawan
variabel yang diteliti sedangkan data sekunder Swasta sebanyak 6 responden (6,1%).
diperoleh melalui bagian rekam medik di Karakteristik responden berdasarkan
Rumah Sakit Nene Mallomo terkait jumlah ruang perawatan pada Tabel 2 menunjukkan
pasien pada tahun 2017. responden berdasarkan ruang perawatan
Data yang telah diolah didapatkan diperoleh ruang perawatan responden tertinggi
bahwa Pelayanan kesehatan yang diberikan di pasien berada di ruang Mahkota Dewa
Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.Sidrap dalam sebanyak 24 responden (24,2%) dan terendah
kategori memuaskan pasien, penerapan etika di ruang perawatan Sambiloto sebanyak 10
dalam pemberian pelayanan kesehatan sudah responden (10,1%), Distribusi responden
baik dan sesuai dengan aturan kode etika dan, berdasarkan kelas perawatan diperoleh kelas
Penerapan hukum kesehatan dalam pemberian perawatan responden tertinggi berada di kelas
pelayanan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab. VIP sebanyak 26 responden (26,3 %) dan
Sidrap sudah baik dan sesuai dengan aturan terendah berada di Kelas II sebanyak 22
perundang-undangan yang berlaku. responden (22,2%), Distribusi responden
berdasarkan jenis perawatan pasien diperoleh
HASIL jenis perawatan responden tertinggi yaitu
Karakteristik responden berdasarkan interna sebanyak 32 responden (32,3%) dan
umur pada Tabel 1 menunjukkan umur terendah yaitu Bedah sebanyak 10 responden
191
Vol. 1, No. 3 September 2018
(10,1%). Distribusi responden berdasarkan sudah baik karena tidak adanya pengaduhan
jenis kepesertaan diperoleh jenis kepesertaan dari pasien sebelumnya. Selain itu merujuk
tertinggi responden pasien yang menggunakan pada indikator penilaian lain pelayanan
JKN/BPJS sebanyak 72 responden (72,7%) kesehatan yang efektif dan efisien sudah
dan terendah JAMKESDA sebanyak 2 terpenuhi di Rumah Sakit Nene Mallomo ini
responden (2,0%). karena berdasarkan pengamatan saat
penelitian, para petugas kesehatan sangat sigap
PEMBAHASAN dan profesional dalam menangani dan
Penelitian yang dilakukan pada 99 mengatasi keluhan dari pasien.6.
responden, menunjukkan hasil bahwa Selain dari itu berdasarkan pertanyaan
pelayanan kesehatan pada jawaban responden pada kuesioner, responden mengatakan puas
berdasarkan kuesioner pada saat penelitian pada bagian administrasi karena pasien tidak
dengan kategori puas sebanyak 96 responden memerlukan waktu yang lama mulai dari
(97,0%), dan kategori tidak puas sebanyak 3 proses pendaftaran sampai penanganan juga
responden (3,0%) maka dapat dikatakan jika tidak ada pasien yang merasa ditelantarkan,
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Nene kemudian mengenai cara dokter/perawat dalam
Mallomo Kab. Sidrap dalam kategori menangani pasien responden merasa puas
memuaskan pasien. karena para petugas menjalankan tugasnya
Hasil ini dipengaruhi beberapa faktor dengan optimal, tepat dan sesuai dengan
seperti umur dan tingkat pendidikan responden penanganan yang harus didapatkan pasien,
dimana dominan pada usia yang relatif masih selanjutnya berdasarkan kesigapan
muda sehingga mudah untuk menyikapi, dokter/perawat responden banyak yang
melihat, dan merasakan setiap pelayanan yang mengatakan puas karena menurut mereka
telah diberikan baik pada yang secara langsung petugas kesehatan sangat handal dan tanggap
maupun tidak langsung. Hasil tersebut juga dalam menangani pasien terlebih jika dalam
dapat disebabkan bisa didapatkan dari cara keadaan darurat atau jika pasien membutuhkan
penerimaan masing-masing pasien dari apa sesuatu maka petugas kesehatan dengan cepat
yang mereka terima dari petugas, perawat, akan datang untuk memenuhi permintaan
maupun dokter pada saat melakukan pasien.7
pendaftaran, pelayanan, maupun pengobatan Karena semua indikator penilaian
serta apa yang masing-masing pasien lihat sebagian besar telah terpenuhi dan juga sejalan
5
selama di rawat di Rumah Sakit tersebut. dengan hasil olah data yang dilakukan maka
Jika mengacu pada indikator penilaian dapat dikatakan jika pelayanan kesehatan di
yakni pemberian pelayanan yang optimal maka Rumah Sakit Nene Mallomo Kab. Sidrap
pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut memuaskan pasien.
192
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian membedakan karakteristik maupun aspek lain
yang dilakukan oleh Dahlia Said (2010) yang yang dimiliki pasien di Rumah Sakit tersebut.8
menyatakan jika pelayanan kesehatan di Berdasarkan pengamatan, cara petugas
Rumah Sakit Nene Mallomo Kab. Sidrap kesehatan memperlakukan pasien sangat baik
masuk dalam kategori memuaskan karena dari segi cara berkomunikasi maupun dari
banyaknya masyarakat yang telah gerak tubuh sehingga memberikan kesan
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan sangat baik bagi pasien serta tidak adanya
yang tersedia. pasien yang merasa didiskriminasikan oleh
Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan petugas baik dari segi sikap maupun perlakuan
dengan penelitian dari Balitbangda Sulsel di medis yang juga termasuk beberapa kriteria
RSU A. Makkasau tentang kepuasan pasien di dalam penilaian etika atau kode etik. Selain itu
keempat rumah sakit dipersepsi puas jika dikaitkan dengan indikator penilaian lain
berdasarkan lima dimensi kepuasan. Namun, seperti penghargaan terhadap pasien, petugas
beberapa sub dimensi masih dipersepsikan kesehatan juga pihak rumah sakit sangat
buruk oleh pasien seperti perawat yang masih memperhatikan hak pasien utamanya
membeda-bedakan dalam pelayanan, kenyamanan selama di rawat di Rumah Sakit
kurangnya persediaan alat medis dan non Nene Mallomo Kab. Sidrap.9
medis, sampai kebersihan lantai kamar mandi Selain itu berdasarkan pertanyaan pada
dan seprei. kuesioner, untuk penghargaan tenaga
Berdasarkan hasil penelitian yang kesehatan terhadap kepentingan pasien banyak
dilakukan pada 99 responden di dapatkan responden mengatakan baik karena petugas
untuk penerapan etika/kode etik kategori baik kesehatan sangat menjaga kepentingan dan
sebanyak 98 responden (99,0%), dan kategori privasi pasien yang mana petugas kesehatan
tidak baik sebanyak 1 responden (1,0%) maka menjaga jadwal besuk pasien agar tidak
dapat dikatakan jika penerapan etika/kode etik menganggu pasien, kemudian untuk
dalam pemberian pelayanan Rumah Sakit pertanyaan persamaan sikap dan perlakuan
Nene Mallomo Kab. Sidrap sudah baik. petugas kesehatan banyak responden
Hasil tersebut disebabkan berbagai mengatakan baik karena menurut penuturan
faktor seperti pekerjaan dan jenis perawatan responden tidak ada pasien yang merasa
responden yang lebih dominan tidak pekerja dibedakan atau dikecualikan dan juga
yang mana termasuk pensiunan, anak, dan ibu berdasarkan pengamatan petugas kesehatan
hamil yang mana memang memerlukan bersikap sama terhadap pasien baik khususnya
pelayanan yang lebih dari petugas kesehatan. dari segi cara komunikasi.10
Walaupun pada hakikatnya pelayanan Dengan terpenuhinya beberapa
kesehatan yang diberikan adalah sama tanpa indikator penilaian tersebut yang juga sejalan
193
Vol. 1, No. 3 September 2018
dengan hasil olah data yang dilakukan maka hukum kesehatan pada pemberian pelayanan
dapat dikatakan jika penerapan etika/kode etik kesehatan di Rumah Sakit Nene Mallomo Kab.
dalam pemberian pelayanan Rumah Sakit Sidrap sudah baik.
Nene Mallomo Kab. Sidrap sudah baik. Perbedaan hasil tersebut disebabkan
Hasil ini sejalan dengan penelitian berbagai faktor seperti yang bisa didapatkan
Sumima (2016) tentang persepsi pasien dari penerimaan masing-masing pasien dan
terhadap penerapan prinsip etika keperawatan pendapat pasien tentang mekanisme atau
menyimpulkan bahwa persepsi pasien prosedur pelaksanaan tindakan medis maupun
berpengaruh terhadap penilaian penerapan non medis selama di rawat yang jika dikaitkan
etika di Rumah Sakit Cibinong. Penelitian dengan indikator penilaian yang ada yakni
yang dilakukan oleh Ernawati (2010) di bagian jumlah tenaga kesehatan yang memadai maka
rawat inap Rumah Sakit Nene Mallomo dapat dikatakan sudah terpenuhi berdasarkan
memberikan informasi bahwa petugas penuturan responden jika petugas kesehatan
kesehatan memiliki ketanggapan dalam selalu ada di tempat yang juga berkaitan
memenuhi kebutuhan pelayanan dan dengan profesionalisme kerja yang dimiliki
ketanggapan keluhan pasien dan melaksakan oleh petugas kesehatan.13
tindakan secara cepat dan tepat. Selain itu Adapun indikator lain yakni
penelitian yang dilakukan Prisilia (2015) kelengkapan sarana dan prasarana juga sudah
menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan terpenuhi dikarenakan belum pernah ada kasus
kualitas pelayanan antara pasien penerima penelantaran pasien atau adanya pasien yang
bantuan dengan yang tidak menerima bantuan tidak tertangani secara optimal di Rumah Sakit
di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.11 ini. Adapun mengenai pelaksanaan ketentuan
Akan tetapi penelitian yang dilakukan atau aturan yakni adanya persetujan tindakan
Sumijatun (2014) tentang persepsi terhadap medis (Informed Consent) dan pengisian
penerapan prinsip etika keperawatan rekam medis sesuai dengan pengakuan petugas
mendapati bahwa penerapan prinsip-prinsip kesehatan sudah dijalankan oleh petugas
etika keperawatan masih kurang baik. Ini tentu kesehatan sesuai dengan hukum yang
berbanding terbalik dengan hasil yang berlaku.14
12
didapatkan peneliti. Adapun berdasarkan pertanyaan
Berdasarkan hasil penelitian yang kuesioner mengenai prosedur pelaksanaan
dilakukan pada 99 responden di dapatkan tindakan medis banyak responden mengatakan
untuk penerapan hukum kesehatan kategori baik karena tindakan medis yang mereka
baik sebanyak 96 responden (97,0%), dan dapatkan dinilai sudah baik dan tidak ada yang
kategori tidak baik sebanyak 3 responden merasa dirugikan. Kemudian mengenai
(3,0%) maka dapat dikatakan jika penerapan kesesuaian tugas petugas kesehatan banyak
194
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
responden mengatakan baik karena semua jika pelaksanaan pelayanan kesehatan belum
tindakan medis dilakukan oleh petugas yang berjalan secara optimal karena pemberi
memang profesional dan memang merupakan layanan tidak melakukan tugasnya sesuai
tugas dan tanggungjawabnya. Kemudian untuk standar operasional prosedur dan kode etik
pertanyaan tentang pemberlakuan persetujuan yang berlaku sehingga hak pasien tidak
tindakan medis (Informed Consent) responden terpenuhi. Dimana hasil tersebut disebabkan
mengatakan baik karena memang setiap ada perbedaan metode penelitian yang dilakukan,
tindakan medis yang akan dilakukan, petugas dimana Arya Harisa memilih sampel dari
kesehatan memberi pemahaman dan bertanya berbagai aspek yaitu masing-masing 1 orang
langsung kepada pasien atau anggota Dokter Spesialis yang memberikan pelayanan
keluarganya mengenai kesiapan pasien dalam kesehatan, 1 orang Kepala Instalasi/Ruangan, 2
menerima dan melakukan prosedur medis orang Perawat/Bidan yang memberikan
15
tersebut. pelayanan kesehatan, 1 orang Pihak
Selanjutnya mengenai ketersediaan Manajemen Rumah Sakit, 1 orang Direktur
sarana dan prasarana menurut responden baik Rumah Sakit sebagai penentu kebijakan dan 2
karena semua alat atau kelengkapan medis orang Pasien. Sedangkan penelitian ini hanya
yang umum diperlukan sudah tersedia dan menggunakan satu aspek sebagai sampel
tidak ada pasien yang ditolak karena alasan penelitian yaitu pasien rawat inap saja dan
ketidaklengkapan alat dan kelengkapan medis. perbedaan yang paling terlihat yaitu penelitian
Dan untuk pertanyaan tenaga kesehatan yang sebelumnya lebih menekankan pada aspek
memadai responden menilai sudah baik karena hukum sehingga menggunakan literatur
petugas kesehatan yang tersedia suda dinilai penunjang lain.17
lebih banyak dari pasien sehingga berpengaruh Hasil penelitian ini juga berbanding
terhadap pelayanan kesehatan yang sudah terbalik dengan hasil Lembaga Penelitian dan
16
optimal. Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unhas telah
Dengan terpenuhinya indikator mengadakan penelitian implementasi program
penilaian yang sejalan dengan hasil penelitian kesehatan gratis di layanan rumah sakit
yang telah diolah maka dapat dikatakan jika berdasarkan kepesertaan, kelas perawatan, hak
penerapan hukum kesehatan pada pemberian pelayanan sesuai petunjuk teknis program
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Nene sudah berjalan baik kecuali obat yang masih
Mallomo Kab. Sidrap sudah baik. ditemukan peresepan obat paten maupun
Hal ini berbanding terbalik dengan pencatatan administrasi keuangan yang tidak
penelitian yang dilakukan oleh Muhammad standar.18
Arya Harisa (2016) di Rumah Sakit Nene
Mallomo yang mana memperoleh hasil bahwa
195
Vol. 1, No. 3 September 2018
196
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
197
Vol. 1, No. 3 September 2018
LAMPIRAN
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan dan
Pekerjaan pasien rawat inap Rumah Sakit Nene Mallomo
Kabupaten Sidenreng Rappang
Karakteristik n %
Umur (tahun)
≤15 25 25,3
16 – 30 25 25,3
31 – 45 18 18,2
46 – 60 16 16,2
61 – 75 9 9,1
≥76 6 6,1
Total 99 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 41 41,4
Perempuan 58 58,6
Total 99 100,0
Pendidikan
Tidak Sekolah/Belum Sekolah 12 12,1
Tidak Tamat SD 11 11,1
SD 21 21,2
SMP 10 10,1
SMA 35 35,4
S1 10 10,1
Total 99 100,0
Pekerjaan
PNS/POLRI/ABRI/Pensiunan 8 8,1
Peg./Karyawan Swasta 6 6,1
Petani 7 7,1
Penjual/Pedagang 22 22,2
IRT/Tidak Kerja 56 56,6
Total 99 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2018
198
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
Karakteristik n %
Ruang Perawatan
Brotowali 12 12,1
KIA 18 18,2
Mahkota Dewa 24 24,2
Mengkudu 18 18,2
Sambiloto 10 10,1
Temulawak 19 17,2
Total 99 100,0
Kelas Perawatan
I 27 27,3
II 22 22,2
III 24 24,2
VIP 26 26,3
Total 99 100,0
Jenis Perawatan Pasien
Bedah 10 10,1
Interna 32 32,3
KIA 19 19,2
Saraf 14 14,1
Anak 24 24,2
Total 99 100,0
Jenis Kepesertaan
JAMKESDA 2 2,0
JKN/BPJS 72 72,7
Umum 25 25,3
Total 99 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2018
199
Vol. 1, No. 3 September 2018
200