Anda di halaman 1dari 5

http://yayasanpulih.

org/2020/09/mengenal-halo-effect-dan-dampaknya-pada-cara-kita-berpikir/

Pengertian halo effect


Halo effect adalah bias kognitif yang terjadi ketika kesan positif awal terhadap seseorang turut
memengaruhi persepsi individu secara keseluruhan.

halo effect dapat didefinisikan sebagai salah satu jenis dari cognitive bias atau bias kognitif yang
dimana impression atau kesan pertama kita dapat mempengaruhi bagaimana kita merasakan dan
berfikir (kognitif) atau perbandingan terhadap orang yang bersangkutan secara keseluruhan. Halo effect
memang sangat erat keterkaitannya dengan asumsi atau bias sosial kita dan berasosiasi dengan apapun
yang terlihat dengan mata, tampak luar orang yang bersangkutan, apa yang ia lakukan saat kita melihat
mereka, atau appearance nya, yang kemudian mempengaruhi pandangan kita secara keseluruhan
terhadap orang itu. Karena tentu saja tidak selalu benar dan akurat, karena asumsi-asumsi yang muncul
dalam diri kita terhadap orang yang kita lihat tentunya hanyalah berdasarkan apa yang kita lihat dan
tanpa adanya interaksi sosial yang lebih untuk mendapatkan asumsi-asumsi tersebut. Maka dari itu, halo
effect dapat memberikan dampak positif maupun negatif, tergantung dengan bagaimana asumsi ‘instan’
atau ‘spontan’ kita terhadap siapapun.

Halo Effect merupakan kecenderungan untuk menggunakan evaluasi secara umum untuk membuat
penilaian pada sifat-sifat spesitik

https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-apa-itu-halo-effect-dan-dampaknya-bagi-kehidupan-
seseorang

Halo effect dalam kehidupan nyata


Pengaruh halo effect dalam kehidupan sehari-hari

Bias yang muncul akibat efek ini dapat muncul dan memengaruhi sejumlah aspek dalam kehidupan
Anda. Sejumlah situasi yang bisa dipengaruhi oleh halo effect adalah sebagai berikut:

1. Ketertarikan terhadap seseorang

Pernahkah Anda merasakan cinta pada pandangan pertama? Jika iya, perasaan tersebut merupakan
salah satu bentuk dari halo effect. Efek ini dapat memengaruhi daya tarik Anda kepada orang lain.Ketika
melihat orang dengan penampilan fisik yang bersih dan rapi, Anda cenderung berpikir bahwa ia juga
memiliki sifat positif. Sebaliknya, saat menemui orang dengan tampilan acak-acakan, beragam penilaian
negatif ikut muncul dalam pikiran Anda.

2. Lingkungan kerja

Halo effect juga dapat Anda temukan di tempat kerja. Ketika melihat orang dengan penampilan rapi dan
formal, Anda pasti berpikir bahwa ia memiliki jabatan tinggi dan etos kerja yang baik. Sementara itu,
saat melihat orang dengan gaya berpakaian kasual, penilaian Anda mungkin akan berbeda dan
cenderung tidak lebih positif dari mereka yang berpenampilan formal.Padahal perspektif tersebut bisa
saja salah. Orang yang berpakaian kasual bisa saja memiliki jabatan lebih tinggi dan etos kerja yang lebih
baik dibanding orang-orang dengan penampilan formal. 

3. Lingkungan sekolah

Kesan pertama yang baik di lingkungan sekolah dapat memberi pengaruh positif terhadap nilai tugas
maupun ujian. Dalam sebuah studi, ditemukan bahwa penilaian positif dan ketertarikan di awal proses
pembelajaran menghasilkan nilai yang lebih tinggi. Namun, ada juga penelitian lain yang tidak
menunjukkan korelasi tersebut. 

4. Cara menanggapi marketing

Bukan rahasia lagi, tim marketing perusahaan biasanya akan menggunakan cara manipulatif yang
membuat orang-orang tertarik membeli produk mereka. Halo effect dapat dimanfaatkan untuk hal
ini.Contoh penerapan efek ini dalam marketing adalah endorsement. Seseorang bisa saja tertarik untuk
membeli produk tertentu karena selebritis favorit mereka juga memakainya. Label pada produk juga
turut berpengaruh. Misal, kebanyakan orang lebih rela mengeluarkan uang untuk membeli makanan
dengan label organik karena dianggap lebih sehat.

5. Pengobatan dan layanan kesehatan

Halo effect juga dapat terjadi dalam dunia kesehatan. Dokter mungkin akan menilai pasien dari
penampilan awal mereka ketika datang tanpa melakukan tes fisik terlebih dahulu. Contoh lain adanya
efek ini adalah Anda cenderung menilai orang dengan berat badan ideal mempunyai kesehatan yang
baik, padahal belum tentu.

https://www.indonesiana.id/read/51022/halo-effect-bisa-menipu-anda

Penggunaan halo effect


 

Halo effect memang sangat erat keterkaitannya dengan asumsi berpikir (bias kognitif atau  sosial), sebab
tidak bisa dipungkiri manusia memang mudah terjebak menilai seseorang dari apapun yang terlihat oleh
mata, sehingga halo effect dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap siapapun. Ada
dua hal yang biasanya sangat mempengaruhi halo effect yaitu :

Sifat
orang cenderung mengkategorikan sifat-sifat seseorang yang baru saja ditemuinya hanya dengan
interaksi beberapa kata / tindakan saja. Misalnya cara menyapa dan cara berjabat tangan.

Penampilan

Penampilan seseorang yang cakap, rapi & memiliki body language sempurna umumnya menunjukkan
kesan positif, sedangkan penampilan yang kurang cakap, tidak terlalu rapi & body language tidak
sempurna lebih menggambarkan seseorang yang memiliki kesan negatif.

Kita mungkin sering tidak menyadari bahwa kita telah mengalami bias dalam menilai seseorang.
Bayangkan jika kita keliru menilai calon pekerja pada saat wawancara kerja, keliru menilai calon
potensial klien hanya dari penampilannya saja ataupun misalnya saat atasan memberikan penilaian kerja
secara subjektif kepada bawahannya, tentu dapat berpengaruh pada kinerja organisasi/ perusahaan
secara tidak langsung.

Oleh karena itu, kita harus berhati-hati untuk tidak mudah berasumsi, yang dapat menyebabkan kita
terjebak dalam halo effect dan menjadi bias dalam menilai. Bias kognitif maupun sosial tersebut pada
dasarnya merupakan hal yang melekat dalam diri manusia, sehingga tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya dari diri kita. Namun bias tersebut dapat diminimalisir, Smart People. Mau tahu caranya ?
Berikut beberapa tips yang mungkin dapat bermanfaat :

Jangan terlalu cepat menyimpulkan

Cobalah untuk tidak menyimpulkan penilaian langsung terhadap kesan pertama ketika bertemu dengan
seseorang.  Ada baiknya untuk membangun interaksi lebih dalam terlebih dulu, toh kita tidak harus
menyimpulkan dengan segera tentang seseorang tersebut bukan.

Membalikkan Asumsi

Tentunya memberi label atau membuat asumsi yang tidak berdasarkan bukti apapun bahkan tanpa
adanya sosialisasi atau interaksi dengan orang lain adalah tindakan yang salah. Anggaplah orang
tersebut adalah kita, ingat bahwa kita sendiri tidak akan pernah rela apabila ada orang lain yang menilai
atau berasumsi tentang diri kita hanya dengan observasi melalui indera penglihatan saja.

Be open minded
Jangan langsung terpengaruh dengan kesan pertama yang terlihat dari orang lain. Berusahalah untuk
selalu berpikiran terbuka, karena sejatinya setiap karakter individu/manusia itu berbeda-beda. Sikap
saling menghargai dan berpikir positif merupakan tindakan paling bijaksana dalam kehidupan sosial.

Namun, perlu diingat kita mungkin tidak luput juga dari halo effect orang lain. Oleh karena itu selalu
berikan kesan terbaik kepada orang lain dengan tetap diiringi kualitas diri yang sepadan ya, Smart
People. Happy working!

https://media.neliti.com/media/publications/145373-ID-efek-halo-dan-keputusan-audit-studi-eksp.pdf

halo effect di akuntansi

EFEK HALO DAN KEPUTUSAN AUDIT: STUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BENTUK DAN CARA PENYAJIAN
INFORMASI

Auditor sebagai individu memiliki keterbatasan kognitif dalam mengelola informasi. Bias terjadi karena
bentuk informasi (visual dan nonvisual) dan cara penyajian informasi (urutan informasi positif-negatif)
memicu munculnya bias halo dan menjadi faktor yang mempengaruhi auditor dalam memperoleh
informasi, memproses dan menentukan keputusan audit. Efek halo terjadi karena individu
menggunakan penilaian pada satu atribut untuk menilai atribut lain dengan penilaian yang cenderung
sama dengan penilaian pertama. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental 2 x 2 antar subjek
dengan total 64-partisipan mahasiswa akuntansi yang berperan sebagai auditors internal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa grup yang mendapatkan perlakuan penyajian informasi dalam bentuk
visual dengan urutan informasi positif-negatif akan menimbulkan efek halo yang tinggi dan
menghasilkan keputusan audit dengan keakuratan yang rendah.

O’Donnel dan Schultz (2005) menyatakan bahwa efek halo berdampak pada ketidakakuratan penentuan
risiko salah saji dalam prosedur analitis oleh auditor, maupun dalam penilaian pengendalian pengganti
(Grammling et al. 2010). Utami dan Wijono (2012), Utami, Kusuma, Supriyadi dan Gudono (2014)
memberi bukti empiris bahwa tampilan klien yang meyakinkan menimbulkan efek halo positif dan
berdampak pada keputusan audit ketika mengevaluasi kondisi klien. Penyebab dari efek halo dalam
penelitian terdahulu adalah adanya skopa informasi yang disajikan secara holistik. Keputusan audit juga
dapat dipengaruhi oleh bentuk informasi (visual, nonvisual) dan cara penyajian informasi yang berbeda
(urutan informasi positif-negatif dan urutan informasi positif-negatif).

Pertama, cara penyajian bukti audit yang berbeda baik visual dan non-visual akan menyebabkan efek
halo dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan audit. Bukti audit yang disampaikan secara visual
maupun non-visual akan menyebabkan auditor internal memberikan keputusan yang berbeda. Bukti
audit yang disajikan secara visual menyebabkan informasi yang diterima menjadi bias dan subjek
mengalami efek halo. Efek halo menyebabkan persepsi seseorang terhadap apa yang diterima pertama
akan menjadi dasar penilaian selanjutnya. Auditor dalam memberikan keputusan audit tentunya harus
objektif dan rinci terhadap bukti audit. Efek halo menyebabkan keputusan auditor menjadi tidak akurat.
Sedangkan auditor yang mendapat penyajian bukti audit secara non-visual cenderung terkena efek halo
yang lebih rendah. Kedua, penyajian bukti audit secara positif maupun negatif juga mempengaruhi
keputusan audit. Bukti audit yang disajikan secara positif (meyakinkan) di awal akan menyebabkan
keputusan yang diberikan auditor juga baik, sebaliknya apabila bukti audit disajikan secara negatif (tidak
meyakinkan) di awal akan menyebabkan keputusan yang diberikan auditor tidak baik. Seharusnya
auditor membaca bukti audit secara keseluruhan dan rinci sebelum memberikan keputusan audit,
sehingga hasilnya keputusan audit menjadi akurat.

Anda mungkin juga menyukai