Anda di halaman 1dari 5

FORMAT SKRIP

PAHAM PAJAK Eps. 6 – Perbedaan Mendasar PPh Final dan Non-Final


Rabu, 1 September 2021

DISCLAIMER!!!
“SKRIP TIDAK UNTUK DIBACA PERSIS, TETAPI DIPAHAMI KONTEKS DAN SUSUNAN
ACARANYA”

A. Section 1 – Pembukaan (Attention)


1. Salam Pembuka

‘Attention’

Temen-temen termasuk orang yang suka denger istilah pajak final, tapi temen-temen gk tau itu
apa? Dan apasih bedanya pajak final sama yang bukan final?

Nah, Mari kita bahas..

‘Bumper’

‘Sapa Penonton & Perkenalan Episode’

Halo Sobat Pajak, kembali bersama Aku Irma dan hari ini aku akan sharing ketemen2 semua terkait
Perbedaan Pajak Final dan Non Final, Nah istilah final dan non final ini sering disandingkan dengan
Pajak Penghasilan atau PPh, Jadi Dunia perpajakan itu biasa menyebutnya dengan istilah PPh Final
dan PPh Non-Final.

Lalu maksudnya PPh Final dan PPh Non-Final Itu apa si?

B. Section 2 – Isi

‘Introduction’
Seperti yang kita tau, Pajak Penghasilan (PPh) itu merupakan pajak yang dikenakan kepada Orang
Pribadi atau Badan atas penghasilan yang diterima. Nah, Berdasarkan sifat pemotongan atau
pemungutannya, Pajak Penghasilan ini dibedakan menjadi dua, yaitu PPh Final dan Non-Final.

Lalu apa sih perbedaan dari keduanya?

PPh Final merupakan pajak penghasilan yang dikenakan dengan tarif dan dasar pengenaan pajak
tertentu atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun berjalan. PPh Final yang
dikenakan, baik dipotong oleh pihak lain maupun yang disetor sudah langsung melunasi PPh
terutang untuk penghasilan tersebut, sehingga Wajib Pajak tidak memiliki utang atas Pajak
Penghasilan yang harus dibayarkan. Hal ini berarti nantinya penghasilan yang dikenakan PPh final
ini tidak lagi dihitung di SPT Tahunan dan juga merupakan bukan kredit pajak di SPT Tahunan.
Nah Kebalikan dengan PPh Final, Pajak Penghasilan Non-final tidak akan memotong suatu
penghasilan saat itu juga, sehingga Wajib Pajak akan ditetapkan belum melunasi kewajiban
perpajakan sebelum melaporkan pajak. Akan dianggap lunas saat perhitungan dan pelaporan pajak
di akhir tahun telah selesai.

Secara Sederhana, perbedaan PPh Final dan Non-Final adalah PPh Final berarti pajak yang sudah
selesai, sedangkan PPh yang bersifat Non-Final berarti kebalikan dari PPh Final, yakni pajak yang
belum selesai.

Nah, Perbedaan PPh Final dan Non-Final bisa dilihat dari pengenaan pada Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan. Seperti misalnya
1. Pada PPh Final, penghasilan tidak digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai tarif
umum dalam SPT Tahunan PPh Badan. Sedangkan, pada PPh Tidak Final penghasilan
digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai tarif umum.
2. Pada PPh Final, biaya sehubungan untuk menghasilkan, menagih, dan memelihara penghasilan
yang dikenai PPh tidak dapat dikurangi. Sedangkan, pada PPh Tidak Final biaya tersebut dapat
dikurangkan.
3. Pada PPh Final, bukti potong PPh tidak dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak bagi pihak
yang dipotong dan atau dipungut. Sedangkan, pada PPh Tidak Final bukti potong dapat
diperhitungkan sebagai kredit pajak bagi pihak yang dipotong atau dipungut.

Berikutnya aku mau kasih contoh juga ni terkait Penghasilan yang dikenai PPh Final. Berdasarkan
UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yang termasuk pajak final adalah:

 Penghasilan dari bunga deposito dan tabungan.


 Penghasilan dari bunga obligasi.
 Penghasilan dari hadiah undian.
 Penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek.
 Penghasilan dari usaha jasa konstruksi.
 Penghasilan dari sewa tanah dan bangunan.
 Penghasilan dari perusahaan pelayaran Indonesia.
 Penghasilan dari wajib pajak luar negeri yang memiliki kantor perwakilan di Indonesia.

Nah, aku mau kasih contoh juga ni supaya lebih jelas:

Pak Ahmad memiliki sebuah rumah yang disewakan untuk indekos. Per bulannya, Pak Ahmad
mendapatkan penghasilan senilai Rp 2 juta dari sewa tersebut. Saat menerima uang, Pak Ahmad
langsung memotong penghasilannya sebesar 0,5% dan menyetorkannya melalui OnlinePajak.

Maka ketika masa pelaporan SPT Tahunan tiba, Pak Ahmad tidak perlu lagi mencantumkan
penghasilan dari sewa indekosnya untuk dihitung dengan penghasilan lain karena pendapatan dari
sewa tersebut termasuk PPh final. Pak Ahmad hanya perlu melaporkan setoran PPh finalnya
sebagai kelengkapan administrasi.
Selain menyewakan kamar, Pak Ahmad juga bekerja sebagai tour guide (pemandu perjalanan)
sebuah perusahaan tour & travel. Dari pekerjaan tersebut, beliau menerima gaji sejumlah
Rp6.000.000 per bulan. Saat mengisi laporan SPT tahunan, Pak Ahmad masih harus mencantumkan
penghasilannya sebagai tour guide karena termasuk PPh pasal 21 untuk dihitung sebagai
pembayaran pajak tahunan. Hal ini karena, penghasilan yang didapat sebagai guide tergolong PPh
non-final.

Nah jadi bgitu temen2, udah paham kan apa bedanya pajak final dan non-final?

C. Section 3 -
1. Salam Penutup

‘Kalimat Penutup’

Baiklah Sobat Pajak sekian yang bisa aku sampaikan, jika ada pertanyaan dan komentar yang ingin
sobat pajak utarakan silahkan ramaikan dikolom komentar ya

‘Promo BATS’

Dan jangan lupa kunjungi website kami di www.bats-consulting.com atau social media kita yang
lain, jangan lupa difollow ya

‘Kalimat Penutup dan Salam Penutup’

Saya pamit undur diri, tetap semangat, dan salam sukses bahagia, see u
Apakah Temen-temen disini termasuk orang yang suka denger istilah pajak final, tapi temen-temen
gk tau itu apa? Dan apasih bedanya pajak final sama yang bukan final?

Nah, kamu ada di video yang epat nihh, yuk Mari kita bahas..

Halo Sobat Pajak, kembali bersama Aku Irma dan hari ini aku akan sharing ketemen2 semua terkait
Perbedaan Pajak Final dan Non Final, Nah istilah final dan non final ini sering disandingkan dengan
Pajak Penghasilan atau PPh, Jadi Dunia perpajakan itu biasa menyebutnya dengan istilah PPh Final
dan PPh Non-Final.

Lalu maksudnya PPh Final dan PPh Non-Final Itu apa si?

Seperti yang kita tau, Pajak Penghasilan (PPh) itu merupakan pajak yang dikenakan kepada Orang
Pribadi atau Badan atas penghasilan yang diterima. Nah, Berdasarkan sifat pemotongan atau
pemungutannya, Pajak Penghasilan ini dibedakan menjadi dua, yaitu PPh Final dan Non-Final.

Lalu apa sih perbedaan dari keduanya?

PPh Final merupakan pajak penghasilan yang dikenakan dengan tarif dan dasar pengenaan pajak
tertentu atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun berjalan. PPh Final yang
dikenakan, baik dipotong oleh pihak lain maupun yang disetor sudah langsung melunasi PPh
terutang untuk penghasilan tersebut, sehingga Wajib Pajak tidak memiliki utang atas Pajak
Penghasilan yang harus dibayarkan. Hal ini berarti nantinya penghasilan yang dikenakan PPh final
ini tidak lagi dihitung di SPT Tahunan dan juga merupakan bukan kredit pajak di SPT Tahunan.

Nah Kebalikan dengan PPh Final, Pajak Penghasilan Non-final tidak akan memotong suatu
penghasilan saat itu juga, sehingga Wajib Pajak akan ditetapkan belum melunasi kewajiban
perpajakan sebelum melaporkan pajak. Akan dianggap lunas saat perhitungan dan pelaporan pajak
di akhir tahun telah selesai.

Secara Sederhana, perbedaan PPh Final dan Non-Final adalah PPh Final berarti pajak yang sudah
selesai, sedangkan PPh yang bersifat Non-Final berarti kebalikan dari PPh Final, yakni pajak yang
belum selesai.

Nah, Perbedaan PPh Final dan Non-Final bisa dilihat dari pengenaan pada Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan. Seperti misalnya
4. Pada PPh Final, penghasilan tidak digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai tarif
umum dalam SPT Tahunan PPh Badan. Sedangkan, pada PPh Tidak Final penghasilan
digabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai tarif umum.
5. Pada PPh Final, biaya sehubungan untuk menghasilkan, menagih, dan memelihara penghasilan
yang dikenai PPh tidak dapat dikurangi. Sedangkan, pada PPh Tidak Final biaya tersebut dapat
dikurangkan.
6. Pada PPh Final, bukti potong PPh tidak dapat diperhitungkan sebagai kredit pajak bagi pihak
yang dipotong dan atau dipungut. Sedangkan, pada PPh Tidak Final bukti potong dapat
diperhitungkan sebagai kredit pajak bagi pihak yang dipotong atau dipungut.

Berikutnya aku mau kasih contoh juga ni terkait Penghasilan yang dikenai PPh Final. Berdasarkan
UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, yang termasuk pajak final adalah:

 Penghasilan dari bunga deposito dan tabungan.


 Penghasilan dari bunga obligasi.
 Penghasilan dari hadiah undian.
 Penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek.
 Penghasilan dari usaha jasa konstruksi.
 Penghasilan dari sewa tanah dan bangunan.
 Penghasilan dari perusahaan pelayaran Indonesia.
 Penghasilan dari wajib pajak luar negeri yang memiliki kantor perwakilan di Indonesia.

Nah, aku mau kasih contoh juga ni supaya lebih jelas:

Pak Ahmad memiliki sebuah rumah yang disewakan untuk indekos. Per bulannya, Pak Ahmad
mendapatkan penghasilan senilai Rp 2 juta dari sewa tersebut. Saat menerima uang, Pak Ahmad
langsung memotong penghasilannya sebesar 0,5% dan menyetorkannya melalui OnlinePajak.

Maka ketika masa pelaporan SPT Tahunan tiba, Pak Ahmad tidak perlu lagi mencantumkan
penghasilan dari sewa indekosnya untuk dihitung dengan penghasilan lain karena pendapatan dari
sewa tersebut termasuk PPh final. Pak Ahmad hanya perlu melaporkan setoran PPh finalnya
sebagai kelengkapan administrasi.

Selain menyewakan kamar, Pak Ahmad juga bekerja sebagai tour guide (pemandu perjalanan)
sebuah perusahaan tour & travel. Dari pekerjaan tersebut, beliau menerima gaji sejumlah
Rp6.000.000 per bulan. Saat mengisi laporan SPT tahunan, Pak Ahmad masih harus mencantumkan
penghasilannya sebagai tour guide karena termasuk PPh pasal 21 untuk dihitung sebagai
pembayaran pajak tahunan. Hal ini karena, penghasilan yang didapat sebagai guide tergolong PPh
non-final.

Nah jadi bgitu temen2, udah paham kan apa bedanya pajak final dan non-final?

Baiklah Sobat Pajak sekian yang bisa aku sampaikan, jika ada pertanyaan dan komentar yang ingin
sobat pajak utarakan silahkan ramaikan dikolom komentar ya

Dan jangan lupa kunjungi website kami di www.bats-consulting.com atau social media kita yang
lain, jangan lupa difollow ya

Saya pamit undur diri, tetap semangat, dan salam sukses bahagia, see u

Anda mungkin juga menyukai