Anda di halaman 1dari 9

PRAKARYA DAN

P R A A RYA D A N K E W I R A U S A H A A N 1

KEWIRAUSAHAAN 1
Kelas XI
Semester 1

SMA MEKAR ARUM


TAHUN AJARAN 2021/2022

i
P R A A RYA D A N K E W I R A U S A H A A N 1 PKWU

Pengolahan dan Kewirausahaan Bahan Nabati dan


Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah

Disusun oleh :
Rachmah Atiah Afiani, S.Pd

ii
P R A A RYA D A N K E W I R A U S A H A A N 1

iii
DAFTAR
P R A A RKODE
Y A DJUDUL
A N K MODUL
E W I R APEMBELAJARAN
USAHAAN 1

No Kode Modul Judul Modul


Perencanaan usaha kerajinan dari
1. PKWU 01 bahan limbah berbentuk bangun
datar
Sistem Produksi dan Perhitungan
Titik Impas usaha kerajinan dari
2. PKWU 02
bahan limbah berbentuk bangun
datar
Strategi Promosi dan Laporan
3. PKWU 03 Kegiatan usaha kerajinan dari bahan
limbah berbentuk bangun datar
Perencanaan usaha dan penerapan
4. PKWU 04 sistem produksi makanan khas
daerah
Menghitung titik impas usaha
5. PKWU 05
makanan khas daerah
Strategi Promosi dan Laporan
6. PKWU 06
Kegiatan usaha makanan khas daerah
Perencanaan dan penerapan sistem
7. PKWU 07
usaha pembenihan ikan konsumsi
Menghitung titik impas usaha
8. PKWU 08
pembenihan ikan konsumsi
Strategi Promosi dan Laporan
9. PKWU 09 Kegiatan usaha pembenihan ikan
konsumsi

iv
P R A A RYA D A N K E W I R A U S A H A A N 1
Belajar
Kegiatan

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan


siswa mampu:
1. Menyatakan pendapat tentang

T
keanekaragaman bahan nabati dan
ujuan hewani serta hasil olahannya.
2. Mengidentiikasi jenis, bahan, alat dan
Pembelajaran proses pengolahan bahan nabati dan
hewani menjadi makanan khas daerah.
3. Merancang pengolahan bahan nabati dan
hewani menjadi makanan khas daerah
berdasarkan orisinalitas ide sendiri

Materi ini berisi tentang


1. Perencanaan usaha makanan khas daerah
2. Penerapan sistem produksi makanan khas
daerah berdasarkan daya dukung daerah

U raian Materi
3. Menghitung titik impas (break even point)
usaha makanan khas daerah
4. Promosi produk hasil usaha makanan khas
Rangkuman Materi daerah
5. Laporan kegiatan usaha makanan khas
daerah

5
Perhitungan Titik Impas (Break Even Point) Usaha

1. P Titik
Pengertian R A AImpas
R Y A (Break
D A N Even
KEW I R AUsaha
Point) USAHAAN 1

Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan
dan biaya sama atau seimbang, sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun
kerugian dalam suatu perusahaan. Break Even Point ini digunakan untuk
menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau
sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau
kembali modal.

2. Manfaat Titik Impas (Break Even Point) Usaha

Manfaat dari Break Even Point (BEP)  sebagai berikut. 


a. Alat perencanaan untuk menghasilkan laba. 
b. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat
penjualan yang bersangkutan. 

c. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan. 

d. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan
dimengerti.

3. Analisis Titik Impas (Break Even Point) Usaha


Analisa Break Even Point (BEP) dapat digunakan oleh usahawan untuk
berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai:

a. Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak


mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
c. Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual
agar perusahaan tidak menderita kerugian.
d. Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume
penjualan terhadap laba yang diperoleh.

6
4. Komponen Perhitungan Titik Impas (Break Even Point) Usaha

P R Point (BEP)
Break Event A A R Y A Dmemerlukan
A N K E Wkomponen
I R A U S Apenghitungan
H A A N 1 dasar berikut
ini.

a. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika
adanya tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi.
Contoh biaya ini yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dan lain-
lain.
b. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya
dinamis tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang
direncanakan meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh
biaya ini yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dll.
c. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa
yang telah diproduksi.

Rumus yang digunakan untuk analisis Break Even Point ini terdiri dari dua
macam sebagai berikut.

a. Dasar Unit.
Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik
impas.
BEP = FC /(P-VC)
b. Dasar Penjualan berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk
mendapat titik impas.
FC/ ((P-VC)/P)
Penghitungan ( (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin
Kontribusi Per Unit.

Keterangan :
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)
P = Harga Produk/ Harga Jual

5. Contoh Menghitung BEP

Berikut ini adalah contoh kasus untuk menghitung BEP (Break Even Point) :

7
Sebuah perusahaan yang memproduksi Smartphone ingin mengetahui jumlah
unit yang harus diproduksinya agar dapat mencapai break even point (BEP) atau
P R A A RYA D A N K E W I R A U S A H A A N 1
titik impasnya. Biaya Tetap Produksinya adalah sebesar Rp. 500 juta sedangkan
biaya variabelnya adalah sebesar Rp. 1 juta. Harga jual per unitnya adalah sebesar
Rp. 1,5 juta. Berapakah unit yang harus diproduksi agar dapat mencapai Break
Even Point atau titik impasnya?

Diketahui :
Biaya Tetap Produksi : Rp. 500.000.000,-
Biaya Variabel per Unit : Rp. 1.000.000,-
Harga Jual per Unit : Rp. 1.500.000,-

Penyelesaian 1 : menghitung BEP dalam Unit :

BEP (dalam Unit) = Biaya Tetap Produksi / (Harga Jual per Unit  – Biaya Variabel
per Unit)
BEP (dalam Unit) = 500.000.000 / (1.500.000 – 1.000.000)
BEP (dalam Unit) = 500.000.000 / 500.000
BEP (dalam Unit) = 1.000 unit

Jadi Perusahaan ini harus dapat memproduksi Smartphone sebanyak 1.000 unit
untuk mencapai Break Even Point atau titik impasnya.

Penyelesaian 2 : menghitung BEP dalam bentuk uang (Rupiah) :

BEP (dalam Rupiah) = Biaya Tetap Produksi / (Harga per Unit  – Biaya Variabel
per Unit) x Harga per Unit
BEP (dalam Rupiah) = 500.000.000 / (1.500.000 – 1.000.000) x 1.500.000
BEP (dalam Rupiah) = 500.000.000 / 500.000 x  1.500.000
BEP (dalam Rupiah) = 1.500.000.000 (1,5 milliar)

Jadi Perusahaan harus dapat mencapai penjualan sebanyak Rp. 1,5 miliar agar
dapat Break Even (tidak untung dan tidak rugi).

8
P R A A RYA D A N K E W I R A U S A H A A N 1

Anda mungkin juga menyukai