Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ekologi Administrasi Publik
Oleh Dosen Dr. Darojat Ali
ADMINISTRASI PUBLIK 7 KARYAWAN

Disusun oleh :

1. Alsa Fadlika Utami 8. Moch Rifal Maulana


2. Anita Berlian 9. Nina Nalurita
3. Cindy Nurul Fajriati 10. Novianti Sari
Rohman
4. Ende Maulana Yusup 11. Putri Insan Kamilah
5. Firmansyah 12. Resti Pratiwi
6. Muhammad Ihsan 13.Rika Rahim Raito
7. M malik Iskandar

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


STISIP WIDYAPURI MANDIRI SUKABUMI 2021

Sekertariat : Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat, Jl. Raya Cisaat No.6 telp./fax.
0266-222867 Sukabumi. (e-mail : stisip_wm_smi69@yahoo.co.id – website :
www.stisipwidyapuri.com
Daftar Isi
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................3
1.2 Faktor-faktor Ekologis Dalam Administrasi Negara Indonesia...............................................3
1.2 Ekologi Administrasi Negara Indonesia Dari Perspektif Fisik dan Non Fisik.........................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4
A. Ekologi Administrasi Negara..........................................................................................................4
B. Ekologi Administrasi Negara Indonesia Dari Perspektif Fisik dan Non Fisik..................................4
C. Ekologi Administrasi Negara Indonesia Dari Perspektif Lingkungan Internal dan Lingkungan
Eksternal............................................................................................................................................8
a. Visi dan Misi Organisasi..............................................................................................................8
d. Hubungan Administrasi Negara dengan Administrasi Daerah....................................................10
2. Lingkungan Eksternal Aspek Kemasyarakatan, meliputi IPOLEKSOSBUDMIL............................10
(Lingkungan Eksternal)....................................................................................................................10
1. Ideologi.......................................................................................................................................10
2. Politik..........................................................................................................................................12
3. Ekonomi.....................................................................................................................................12
4. Sosial Budaya.............................................................................................................................13
5. Militer........................................................................................................................................14
6. Teknologi Informasi dan Komunikasi........................................................................................15
BAB III..................................................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................................................16
1. Kesimpulan..................................................................................................................................16
2. Saran...............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan lingkungan macam-
macam ekologi antara lain: ekologi manusia, ekologi pembangunan, ekologi negara, dan
sebagainya.

Ekologi administrasi negara adalah serangkaian proses yang terorganisir dari suatu aktivitas

publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-maslah publik melalui

perbaikan-perbaikan terutama di bidang organisasi, sumber daya manusia.

1.2 Faktor-faktor Ekologis Dalam Administrasi Negara Indonesia

1) Faktor geografis
2) Faktor penduduk
3) Faktor kekayaan alam
4) Faktor ideology
5) Faktor politik
6) Faktor ekonomi
7) Faktor sosial budaya
8) Faktor kekuatan militer

1.2 Ekologi Administrasi Negara Indonesia Dari Perspektif Fisik dan Non Fisik

1) Letak Geografis dan Bentuk Serta Kondisi Geografis


2) Keadaan dan Kekayaan Alam
3) Keadaan dan Kemampuan Penduduk
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ekologi Administrasi Negara

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan lingkungan
macammacam ekologi antara lain: ekologi manusia, ekologi pembangunan, ekologi negara, dan
sebagainya.

Ekologi administrasi negara adalah serangkaian proses yang terorganisir dari suatu aktivitas
publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-maslah publik melalui
perbaikan-perbaikan terutama di bidang organisasi, sumber daya manusia.

Faktor-faktor Ekologis Dalam Administrasi Negara Indonesia:

Dalam rangka pembinaan Ketahanan Nasional, maka Sondang P. Siagian, MPA. Ph.D,
membagi faktor-faktor ekologis sebagai berikut:

1) Faktor geografis
2) Faktor penduduk
3) Faktor kekayaan alam
4) Faktor ideology
5) Faktor politik
6) Faktor ekonomi
7) Faktor sosial budaya
8) Faktor kekuatan militer

B. Ekologi Administrasi Negara Indonesia Dari Perspektif Fisik dan Non Fisik

1. Letak Geografis dan Bentuk Serta Kondisi Geografis

Posisi geografi suatu negara menunjukkan ketentuan tentang dan waktu sehingga menjadi
jelas batas-batas wilayah negara pada suatu saat tertentu. Lokasi dan posisi geografi ini jelas mempunyai
dampak atau pengaruh terhadap struktur dan perilaku administrasi negara.

a. Pengaruh Letak Geografis Dan Bentuk Serta Kondisi Geografis Terhadap Administrasi Negara.

Untuk melihat pengaruh lokasi dan posisi geografi terhadap administrasi negara, perlu disebutkan
bentuk wujudnya negara Indonesia terdiri dari kepulauan, letak astronominya yang berada di daerah
tropik, posisi silang antara 2 benua dan 2 samudera.

Jelas memerlukan suatu administrasi negara yang mampu menghubungkan pulau-pulau tersebut
satu dengan yang lainnya sehingga pulau-pulau tidak terisolasi, dan bangsa Indonesia yang mendiami
pulau itu merupakan bangsa yang terintegrasi.

b. Pengaruh Administrasi Negara terhadap Geografis Indonesia.

Selain pengaruh administrasi negara terhadap geografi (lokasi dan posisinya), ada pengaruh dari
segi lain yang dapat ditelusuri melalui perubahan cara pandang atau wawasan bangsa Indonesia terhadap
geografinya. Geografi Indonesia merupakan lautan yang ditengah-tengahnya bertebaran pulau-pulau,
dengan sendirinya laut antara 2 pulau menjadi perairan “dalam”. Wawasan ini akan terwujud apabila
diperlengkapi perangkat admisnistrasi Negara yang mampu, seperti Departemen Hankam, Departemen
Perhubungan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Luar Negeri dan sebagainya.

2. Keadaan dan Kekayaan Alam.

a. Pengaruh Keadaan dan Kekayaan Alam terhadap Administrasi Negara.

Pengaruh keadaan dan kekayaan alam ini terhadap administrasi Negara nampak pada usahausaha
untuk memanfaatkan sumber-sumber alam bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

Negara-negara sedang berkembang pada umumya belum mampu menggali sumber-sumber


kekayaan alam secara maksimal, oleh karenanya bantuan asing, baik berupa modal maupun tenaga ahli
tidak dapat dihindarkan. Demikina pula Indonesia, untuk menggali sumber-sumber minyak di lepas
pantai pada akhir-akhir ini diperlukan kerja sama dengan pihak asing.

b. Pengaruh Administrasi Negara terhadap Keadaan dan Kekayaan Alam.

Pengaruh administrasi Negara terhadap keadaan dan kekayaan alam sangat terbatas, karena
kekayaan alam ini merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Pengaruhnya kalau ada, terbatas pada
merubah sumber-sumber dari potensi menjadi kemampuan real. Misalnya, air terjun merupakan potensi
tenaga diubah untuk benar-benar menjadi tenaga, tanah yang subur diubah menjadi tanaman padi diubah
agar benar-benar menghasilkan padi.
3. Keadaan dan Kemampuan Penduduk.

a. Pengaruh Keadaan dan Kemampuan Penduduk terhadap Administrasi Negara.

Dalam melihat pengaruh faktor keadaan dan kemampuan penduduk ini, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu :

1) Jumlah Penduduk.

Jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat denan persentase kenaikan yang tinggi dan yang
tidak diikuti peningkatan persediaan bahan-bahan yang sebanding serta penemuan-penemuan sumber-
sumer baru menimbulkan rasa kekhawatiran yang amat sanat dikalangan para pemimpin masyarakat
Indonesia, negara terbesar kelima dalam hal jumlah seteah Republik Rakyat China, India, Amerika
Serikat, dan Uni Soviet dengan kenaikan Rata-rata 2,32 Persen setiap tahun selama 10 tahun terahir ini,
telah mendorong Pemerintah untuk sekuat tenaga menghambat laju pertumbuhan Penduduk. Untuk
keperluan ini, ditetapkan program-program Pemerintah yaitu program Keluarga Berencana (KB) yang
dimulai secara resmi sejak 1969.

2) Distribusi Spasial.

Jumlah penduduk yang besar seperti diuraikan di atas di barengi dengan distribusi spasial yang
timpang, artinya penyebaran di berbagai wilayah negara tidak merata. Sebagai gambaran sejak semula
telah didapati kurang lebih 2/3 Penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa dan Madura1[3] yang hanya
kira-kira 1/13 luas seluruh wilayah Indonesia. Dengan ketimpangan ini harus diadakannya program
pemidahan sebagian orang Jawa dan Madura ini ke luar. Pemerintah mempersiapkaan seperangkat
administrasi negara dengan nama jawatan/Direktorat Jenderal Transmigrasi.

3) Komposisi (umur).

Komposisi menurut usia penduduk juga mempengaruhi administrasi Negara. Dengan


bertambahnya penduduk yang berusia 15-24 tahun harus diikuti usaha-usaha memperluas lapangan kerja,
yang pada usia tersebut sebagian dari mereka akan membutuhkan lapangan kerja. Hal ini memerlukan
tindakan-tindakan pada administrasi negara.

4) Penghasilan Penduduk.
Indonesia termasuk kelompok Negara–negara berpenghasilan rendah. Kenaikan penghasilan
penduduk menyebabkan perubahan pola konsumsi, satu di antaranya semakin tidak mampunya penduduk
memenuhi kebutuhan akan rekreasi. Oleh karena itu, tepat kiranya apabila dalam jajaran administrasi
negara terdapat Direktorat Jendral Pariwisata yang tersusun secara vertikal dari pusat sampai ke daerah-
daerah.

5) Tingkat Pendidikan.

Tingkat pendidikan masyarakat masih tergolong rendah. Rendahnya pendidikan ini mendorong
pemerintah untuk meningkatkan program-program bidang pendidikan, hal ini terbukti anggaran belanja
sektor pendidikan setiap tahun semakin meningkat. Secara umum dapat dinyatakan bahwa rendahnya
tingkat pendidikan rakyat ini berpengaruh terhadap administrasi negara dalam arti sulitnya mendapatkan
tenaga-tenaga yang memenuhi syarat-syarat untuk mengisi jabatan-jabatan.

Dengan ini mempengaruhi efesien administrasi negara. Lain daripada itu rendahnya pendidikan
rakyat ini menyebabkan belum terwujudnya apa yang dikatakan Prof. Riggs2[4] disebut asimilasi antara
administrasi negara dan rakyat. Asimilasi yang dimaksudkan ialah kesamaan penglihatan penilaian dan
penerimaan program-program pemerintah, yang berakibat kurangnya dukungan rakyat terhadap program-
proram tersebut.

6) Kesehatan Penduduk.

Kesehatan penduduk mempengaruhi administrasi negara, dalam arti kesehatan penduduk yang
masih buruk/rendah mendorong pemeritah untuk menyusun program-program di bidang kesehatan,
misalnya pemerataan dan peningkatan pelayanan kesehatan, pemberantasan penyakit rakyat, peningkatan
gizi dan sebagainya. Kesemuanya ini memerlukan perangkat administrasi negara yang terorganisir dalam
jajaran departemen kesehatan.

b. Pengaruh Administrasi Negara terhadap Keadaan dan Kemampuan Penduduk.

Program-program pemerintah yang diimplementasikan oleh administrasi negara dapat merubah


keadaan dan kemampuan penduduk.

1) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi khususnya Direktorat Jendral Transmigrasi dengan
jajarannya dan bekerjasama dengan unsur-unsur administrasi negara lain misalnya dengan
Departemen Dalam Negeri atau Badan Koordinasi Penyelenggaraan Transmigrasi dapat lebih
menyeimbangkan penyebaran spasial penduduk.
2) Departemen Kesehatan, dengan program-programnya di bidang kesehatan dapat mempengaruhi
keadaan kesehatan penduduk.
C. Ekologi Administrasi Negara Indonesia Dari Perspektif Lingkungan Internal dan
Lingkungan Eksternal

1. Lingkungan Internal
a. Visi dan Misi Organisasi

Visi adalah cita-cita akhir, pandangan ke depan,organisasi diarahkan, dan berkarya, kosisten,
antisipatif, inovatif, serta produktif. Suatu gambaran yang menantang keadaan masa depan berisikan cita-
cita dan citra yang ingin diwujudkan organisasi.

Misi, sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh suatu organisasi, sesuai visi yang
ditetapkan,agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.3[5]

Organisasi dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Contoh Visi dan Misi Lembaga Adminisrasi Negara Republik Indonesia:

VISI:

Menjadi rujukan bangsa dalam pembaharuan Administrasi Negara.

MISI:

Memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan kapasitas aparatur negara dan sistem administrasi
negara guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik, melalui :

a. Pengembangan Inovasi Administrasi Negara


b. Pengkajian Kebijakan
c. Pembinaan dan Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan aparatur negara
d. Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Administrasi. b.

Budaya Organisasi

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan
budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun
bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak
menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan
pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya
waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi
kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.

Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang
membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah
sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi.

Budaya Organisasi Menurut Para Ahli:

a. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah
sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku
dari anggota organisasi itu sendiri.

b. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah
cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi
atau yang ada pada bagian-bagian organisasi.

c. Administrasi Negara (publik)

Administrasi negara (publik) berasal dari ilmu poitik, yang ditujukan agar proses kegiatan
kenegaraan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. (Suradinata, 1993)

Administrasi negara berperan dalam perumusan kebijakan negara. Nogro dan Nigro (1980)
mengatakan bahwa administrasi publik peranannya sangat penting dalam perumusan kebijakan negara
dan karena itu merupakan bagian dari proses politik (Public Administration has an important role in the
formulation of public policy and is this part of the political process).

Administrasi publik dipandang sebagai bagian yang sama pentingnya dengan fungsi pelaksanaan
kebijakan negara. Para pakar administrasi negara menggunakan terminologi “public policy”, dengan
istilah kebijakan publik dan kebijaksanaan publik. Istilah kebijakan mengarah pada produk yang
dikeluarkan oleh badan-badan publik yang bentuknya peraturan perundang-undangan dan keputusan,
sedangkan kebijaksanaan lebih menitikberatkan pada fleksibilitas suatu kebijakan.

Administrasi Negara yang Ideal menurut Golembiewski meliputi:


1. Public Management Core (kepegawaian, teori organisasi, keuangan negara dan sebagainya);
2. Management specialization (pemprosesan data, sistem informasi, dan sebagainya);
3. Policy Specialization (kebijaksanaan pemerintah di bidang-bidang tertentu, seperti kebijaksanaan di
bidang transformasi, perumahan, lapangan kerja, dan sebagainya).

d. Hubungan Administrasi Negara dengan Administrasi Daerah

Ditinjau dari sudut hubungan antara Administrasi Pusat dan Administrasi Daerah dapat dilihat dari
Adanya hubungan dalam penyelenggaraan pemerintahan, Kebijakan desentralisasi dimaksudkan untuk
memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam
ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahwa tanggung jawab akhir dari penyelenggaraan
urusan-urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah adalah menjadi tanggung jawab Pemerintah
Nasional (Pusat) karena externalities (dampak) akhir dari penyelenggaraan urusan tersebut akan menjadi
tanggung jawab negara. Peran Pusat dalam kerangka otonomi Daerah akan banyak bersifat menentukan
kebijakan makro, melakukan supervisi, monitoring, evaluasi, kontrol dan pemberdayaan (capacity
building) agar Daerah dapat menjalankan otonominya secara optimal. Sedangkan peran daerah akan lebih
banyak pada tataran pelaksanaan otonomi tersebut. Dalam melaksanakan otonominya Daerah berwenang
membuat kebijakan Daerah. Kebijakan yang diambil Daerah adalah dalam batas-batas otonomi yang
diserahkan kepadanya dan tidak boleh bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang lebih tinggi
yaitu norma, standar dan prosedur yang ditentukan Pusat.

Pemerintahan (Administrasi) daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki


hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya. Hubungan tersebut
meliputi:

a) Hubungan wewenang
b) Keuangan
c) Pelayanan umum
d) Pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.

2. Lingkungan Eksternal Aspek Kemasyarakatan, meliputi IPOLEKSOSBUDMIL

(Lingkungan Eksternal)
1. Ideologi

Ideologi adalah suatu komlpeks atau jalinan ide-ide tentang manusia dan dunia, yang dijadikan
pedoman dan cita-cita hidup. Ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang pandangan hidup (cita-cita)
mengenai kenegaraan dan kemasyarakatan, cita-cita perjuangan yang ingin dicapai.4[10] Bagi Indonesia,
ideologi yang dimaksud adalah Pancasila, sesuai dengan penegasan presiden Soeharto bahwa “Pancasila
adalah sumber dari segala gagasan kita mengenai wujud masyarakat yang kita anggap baik, yang
menjamin kesentosaan kita semua, yang mampu memberi kesejahteraan lahir dan batin bagi kita semua.

a. Pengaruh Ideologi Pancasila terhadap Administrasi Negara.

Dalam mempelajari pengaruh ideologi terhadap administrasi negara Indonesia hendaknya dilihat
Pancasila sebagai dasar ideologi negara yang telah dirumuskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 dan yang selanjutnya telah terjabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945.

1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Adanya pembangunan tempat-tempat ibadah, penyediaan fasilitas-fasilitas penunaian ibadah oleh


administrasi negara merupakan petunjuk-petunjuk pengaruh sila Ketuhanan Yang Maha Esa terhadap
adminstrasi negara.

2) Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Untuk mewujudkan sila ini adminstarsi negara mengambil langkah-langkah menghapuskan


penindasan, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Departemen Luar Negeri memelihara
hubungan antar Negara atas dasar saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.

3) Sila Persatuan Indonesia.

Perlu diingat bahwa kebinekaan masyarakat Indonesia juga perlu diperhatikan dengan membentuk
satuan-satuan pemerintahan di daerah-daerah yang bersifat otonom dengan administrasi daerahnya
masing-masing. Dengan demikian cita negara kesatuan dilengkapi dengan asas desentralisasi dengan
maksud untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pemerintahan.

4) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Sila keempat ini mengandung nilai cita demokrasi. Sebagai negara demokrasi pemerintah dan
adminstrasi negaranya harus bertanggung jawab kepada rakyat, dikontrol oleh rakyat, dan memberikan
pelayanan kepada rakyat, hanya saja sistem dan mekanismenya berbeda-beda. Di Indonesia
pertanggungan jawab administrasi negara diberikan kepada rakyat melalui presiden sebagai administrator
pemerintah.

5) Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada dasarnya sila ini menghendaki adanya kemakmuran yang merata diantara seluruh rakyat.

Sila ini berwujud ke dalam norma-norma yang mengatur kesejahteraan sosial yaitu pasal 33 dan 34 UUD
1945. Departemen-departemen pemerintahan telah diciptakan untuk mewujudkan norma-norma tersebut
serta peraturan-peraturan disiapkan dan dilaksanakan untuk memberikan perlindungan kepada yang
lemah.

b. Pengaruh Administrasi Negara terhadap Ideologi Pancasila.

Pada ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 telah menetapkan suatu pedoman penghayatan dan
pengamalan pancasila yang merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara bagi setiap warga negara Indonesia. Dalam rangka melaksanakan ketetapan tersebut
presiden sebagai administrator pemerintahan membentuk tim penasehat presiden tentang Pelaksanaan
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.

2. Politik

a. Pengaruh Sistem Politik terhadap Administrasi Negara.

Karena administrasi negara ada dibawah pimpinan pejabat-pejabat politis yang

berorientasi kepada partai politik tetentu, maka sering terjadi pembentukan suatu badan/lembaga baru
atau unit-unit baru dalam kementerian, walaupun secara terselubung dilatar belakangi kepentingan untuk
menempatkan orang-orang partai pada jabatan dalam badan/lembaga yang baru tersebut.

Pada era Orde Baru mulai diambil langkah-langkah untuk membenahi administrasi negara menuju
kearah administrasi negara yang sehat, dengan mengurangi pengaruh partai-partai politik. Usaha-usaha
tersebut seperti:

1) Bidang Organisasi, antara lain meliputi refungsionalisasi, restrukturisasi, dan penempatan.


2) Bidang struktur dan prosedur kerja, antara lain meliputi hubungan-hubungan, debirokratisasi/dekontrol
dan penyelenggaraan fungsi organisasi dan metode.

3) Di bidang perusahaan negara, telah dilakukan pengelompokan perusahaan-perusahaan milik Negara


kedalam tiga bentuk perusahaan yaitu: Perusahaan Jawatan (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM)
dan Perusahaan Perseroan (PERSERO).

b. Pengaruh Administrasi Negara terhadap Sistem Politik.

Pengaruh administrasi negara terhadap sistem politik dapat ditelusuri bertolak pada maklumat
pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik 3 Nopember 1945 yang berisi anjuran pemerintah
tentang pembentukan partai-partai politik.

3. Ekonomi

a. Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Administrasi Negara.


Ekonomi Indonesia tidak berdasarkan pada ekonomi bebas, tidak pula berdasakan ekonomi sentral yang
bercorak etatisma, melainkan berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Landasan ekonomi tersebut mampunyai
dampak terhadap administrasi negara, yaitu bahwa dalam rangka mewujudkan “usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan” atau secara tegas disebut sebagai usaha koperasi, maka pemerintah
sejak semula sudah mempersiapkan seperangkat administrasi negara untuk membina koperasi.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional diperlukan investasi modal yang cukup besar baik
oleh pemerintah sendiri maupun oleh pihak swasta. Faktor-faktor ekonomi khususnya pembangunan
ekonomi, yang memerlukan penanaman modal dalam negeri dan asing, mempunyai dampak terhadap
sistem administrasi negara. Pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berencana
diperlukan suatu badan perencana yang diperlengkapi dengan seperangkat administrasi negara.

b. Pengaruh Administrasi Negara terhadap Ekonomi.

Dalam mempelajari pengaruh administrasi negara terhadap ekonomi dapat dikemukakan beberapa
hal saja yaitu :

a) Anggaran belanja dan pendapatan negara;


b) Kebijakan penanaman modal;
c) Kebijakan proteksi (perlindungan);
d) Kebijakan di bidang ekspor.
4. Sosial Budaya

Secara etimologis kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu ’”buddhayah” bentuk
jamak dari “buddhi” yang berarti budi dan akal.5[11] Dimana kemampuan akal budi seseorang atau
sekelompok manusia. Kaitannya dengan sistem administrasi negara adalah bahwa budaya sangat terkait
secara erat karena budaya terkait erat dengan pola prilaku sesorang atau sekelompok orang (suku) yang
berorientasinya sekitar tentang kehidupan bernegara.

Menurut Prof. Dr. Koentaraningrat: kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat, yang dijadikan milik dari manusia dengan
belajar.6[12] Menurut Dr. Moh.Hatta kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.

Contoh budaya dalam administrasi publik yaitu budaya administrasi publik minangkabau, dimana
budaya politik partisan sebanarnya dapat dikaji dari ranah minangkabau, orang padang terkenal dengan
ulet bersilat lidah dan tidak mau mengalah dan hal itu sudah mereka miliki semenjak nenek moyang
mereka. Dalam mempertahankan gengsi, kewibawaan dan persamaan derajat, mereka mengatakan “togak
samo tinggi, duduak samo rendah” (duduk sama tinggi duduk sama rendah).
a. Pengaruh Sosial Budaya terhadap Administrasi Negara.

Pembahasan pengaruh faktor sosial budaya terhadap administrasi negara Indonesia sengaja
dilakukan secara garis besar saja, dengan maksud untuk dibahas lebih lanjut secara terperinci dan intensif
dalam laporan atau tulisan sendiri.

1. Tradisional versus modern


2. Teknologi sosial dan fisik
3. Revolusi komunikasi
b. Pengaruh Administrasi Negara terhadap Sosial Budaya.

Pengaruh administrasi negara terhadap sosial budaya dapat melalui program-program pembangunan
sosial budaya yang dilancarkan oleh pemerintah yang diimplementasikan oleh administrasi negara.
GBHN telah memberikan pengarahan-pengarahan program pembangunan dibidang sosial budaya yang
dapat dijadikan acuan dalam membahas pengaruh administrasi negara terhadap sosial budaya. Beberapa
pengaruh yang dimaksud adalah :

1. Program moderenisasi desa,


2. Program-program di bidang seni budaya,
3. Program di bidang pendidikan,
4. Program di bidang kesehatan dan keluarga berencana.
5. Militer

Militer di Indonesia mempunyai kedudukan, peranan dan fungsi yang khas, sesuai dengan jiwa dan
semangat pengabdiannya, yaitu mempunyai fungsi ganda atau dwi fungsi = sebagai kekuatan pertahanan-
keamanan dan sebagai kekuatan sosial.

Peranan militer (ABRI) sebagai kekuatan sosial meliputi : ikut menentukan haluan negara, bertinak
sebagai pelopor, stabilisator dan dinamisator, ikut serta dalam pembangunan nasional. Diciptakan
suasana hubungan kerjasama yang harmonis di antara sesama kekuatan-kekuatan sosial. Hal ini
memperkokoh integritas bangsa, yang siap menunaikan tugas-tugas pembangunan di samping selalu siap
juga dalam menghadapi bahaya dari dalam dan dari luar.

a. Pengaruh Militer terhadap Administrasi Negara.

Pengaruh militer terhadap administrasi negara dapat ditelusuri melalui dwifungsi ABRI7[13]
dengan sistem kekaryaannya8[14]. Praktek-praktek dan kebiasaan administrasi militer sampai tingkat
tertentu mewarnai sistem dan prosedur serta praktek-praktek dan kebiasaan administrasi lembagalembaga
tadi.

1) Pemantapan prinsip-prinsip organisasi


2) Asisten sekretaris wilayah/daerah
3) Tata upacara

b. Pengaruh Administrasi Negara terhadap Militer/Hankam.

Pengaruh administrasi negara terhadap militer (hankam) paling tidak, nampak dalam dua hal.
Pertama, karena anggota militer sewaktu-waktu harus siap ditugaskan di luar jajaran departemen hamkan,
maka mereka harus memiliki kualifikasi yang sedemikian rupa sehingga cocok dengan tuntutan
persyaratan jabatan-jabatan di luar jajaran hankam dimaksud.

Kedua, pelaksanaan sishankamrata memerlukan pengerahan kekuatan rakyat. Rakyat perlu


dipersiapkan dengan latihan-latihan, diorganisir dalam kelompok-kelompok yang sewaktu-waktu dapat
digerakan untuk menghadapi tugas-tugas nyata dalam hankamrata.

6. Teknologi Informasi dan Komunikasi

Setiap masyarakat pasti melakukan komunikasi dengan sesamanya sekalipun dengan alat yang
sederhana dan sekarang sudah menggunakan alat-alat modern sepeti handphone, media sosial dan
internet. Komunikasi di Indonesia dengan bahasa yang berbeda-beda setiap daerahnya tetapi bahasa yang
universal di Indonesia yaitu bahasa Indonesia. Meskipun banyak orang Indonesia yang masih belum
pasih menggunakaan sepenuhnya bahasa Indonesia.

Komunikasi memungkinkan kerja sama antara orang perorangan atau antara kelompokkelompok
manusia dan memang komunikasi merupakan salah satu syarat terjadinya kerja sama. Akan tetapi, tidak
selaku komunikasi menghasilkan kerja sama bahkan suatu pertikaian mungkin akan terjadi sebagai akibat
salah paham atau karena masing-masing tidak mau mengalah.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Pada kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan dan hasil penelitian literature pada
beberapa artikel dan jurnal bahwa salah satu factor ekologi administrasi public yaitu factor
agama yang memang berpengaruh terhadap suatu etika pelayanan public yang ada dalam
administrasi dan sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan nya begitupun ketika ilmu
administrasi di adopsi sebagai sebuah sistem pemerintahan hingga pada tingkat daerah. Oleh
sebab itu, lingkungan sebagai factor eksternal sangat mempengaruhi jalan nya suatu administrasi
Negara. Factor ekologi atau factor lingkungan yang dimaksud adalah sosial, budaya, agama,
ekonomi, politik, hukum hingga factor pengaruh pertahanan dan keamanan.

2. Saran

Oleh sebab itu, pemerintah khususnya pemerintah daerah perlu menyadari hal ini dan
berbagai pertimbangan dalam melakukan perubahan-perubahan sehingga pada pelaksanaan
kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan secara
optimal dan akurat supaya segala kebutuhan masyarakat dapat terlayani dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Muliyanti. Risna. 2015. Pertumbuhan ekologi administrasi Negara


https://risnamulyati.blogspot.com sondang P.siagian. 1976. Administrasi dan
pembangunan, Jakarta: gunung agung
https://id.scribd.com/presentation/491575624/Lingkungan -fisik-
Nonfisikpemerintahan

Anda mungkin juga menyukai