Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PROJEK ANALISIS

Konsep Gaya yang Bekerja pada Excavator


Tugas Kelompok Ini Disusun guna Memenuhi Mata Kuliah Fisika I Semester 1
Tahun Pelajaran 2021/2022

DISUSUN OLEH :

1. Thoriq Zein Munajat (21110121140128)


2. Novalin (21110121140116)
3. Berlina Zulfida Devi (21110121140126)
4. Intan Nurul Falah (21110121130073)
5. Agung Nugroho (21110121140129)
6. Fadhil Aziz Malika Doni (21110121140112)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Rina Dwi Indriana, S.Si., M.Si.
DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788
e-mail: geodesi@undip.ac.id
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan beragam kekayaan
alam didalamnya yang harus di manfaatkan demi memajukan
pembangunan negara Indonesia yang tidak mungkin dilakukan tanpa alat–
alat besar. Kegiatan pembangunan yang memerlukan alat–alat besar antara
lain membuka lahan baru,mengangkut material ( batu, tanah , kayu ) dan
bahkan menggali. Kegiatan–kegiatan tersebut dapat dilakukan tanpa
bantuan alat–alat , tetapi membutuhkan waktu sangat lama jika
dibandingkan dengan menggunakan bantuan alat–alat besar.
Pekerjaan kontruksi diera ini sangat sering dilakukan untuk
memajukan suatu wilayah. Pekerjaan kontruksi adalah pekerjaan berat
yang membutuhkan banyak alat bantu dari yang sederhana seperti
cangkul,sendok semen dan lain sebagainya sampai yang berat seperti
excavator. Eksavator merupakan alat alternatif yang dapat bekerja
mempersingkat waktu kerja dengan tujuan untuk menghemat biaya dan
tenaga. Semua gerakan dan fungsi eksavator berasal dari sistem hidraulik
yaitu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan menggunakan
media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih
besar dari daya awal yang dikeluarkan. Eksavator memanfaatkan fluida
hidraulik untuk menghasilkan daya. kemudian ditransmisikan ke
komponen-komponen hidraulik yang terdapat pada eksavator tersebut
seperti Pompa Hidraulik, Katup, Aktuator, Silinder Hidraulik, dan Motor
Hidraulik.
Spider Excavator sabagai salah satu dari banyaknya alat–alat besar
yang digunakan berfungsi sebagai alat yang dapat melakukan kegiatan
antara lain seperti menggali, meratakan tebing, mengangkat barang, dan
lainnya,dan dapat beroperasi di medan yang sangat sempit karena kaki-
kaki yang dapat di gerakkan menyempit dan melebar, bucket dapat diganti
sesuai kebutuhan. Excavator itu sendiri terdiri dari beberapa komponen
utama seperti engine, pump, controll valve, final drive, swing, center joint,
boom, arm dan bucket. Dari beberapa komponen tersebut yang sering
mengalami kerusakan dibanding komponen lain yaitu cylinder bucket.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa saja konsep gaya yang bekerja pada excavator?
b) Bagaimana prinsip kerja excavator hidrolik?
c) Bagaimana perhitungan beban agar seimbang?

1.3 Tujuan
- Mengetahui gaya yang bekerja pada excavator.
- Memahami prinsip yang bekerja pada excavator.
- Mengetahui cara kerja dari excavator.
- Mengetahui hal yang mempengaruhi cara kerja excavator.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Excavator secara umum


Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk
memindahkan material. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan
pekerjaan yang sulit agar menjadi lebih ringan dan dapat mempercepat waktu
pengerjaan sehingga dapat menghemat waktu. Berdasarkan jenis
penggeraknya, excavator dibagi menjadi dua yaitu:
1) Crawler excavator atau excavator roda kelabang, excavator jenis ini
menggunakan roda kelabang pada bagian undercarriage. Excavator
jenis ini menggunakan powertrain hydrostatic transmission dimana
tenaga dari motor hidraulik dialirkan ke sistem planetary gear yang
terdapat pada final drive, sproket sampai ke track shoe sehingga
excavator dapat bergerak.
2) Wheel excavator atau excavator menggunakan roda, excavator jenis ini
menggunakan roda dimana excavator ini tidak membutuhkan bagian
undercarriage sebagaimana crawler excavator. Untuk selanjutnya
excavator yang dimaksud oleh penulis adalah wheel excavator dengan
sistem manual.

2.2 Fungsi Excavator


Fungsi secara umumnya adalah:
- Meratakan permukaan tanah.
- Menegruk,mengisi,dan memindahkan material.
- Alat yang digunakan untuk membantu konstruksi.
- Pembuatan parit, lubang, pondasi dan saluran irigasi.

2.3 Tenaga Gerak


Secara umum tenaga penggerak utama excavator hidrolik adalah mesin
diesel (Engine Type) yang merubah energi mekanik menjadi energi hidraulik
melalui tekanan pompa yang kemudian didistribusikan ke silinder hidraulik
untuk menghasilkan gerakan. Sedangkan motor listrik (Battery Type) untuk
menstarter dan menyuplai energi komponen-komponen elektrik seperti
dynamo, lampu, alatalat ukur operator dan sebagainya.

2.4 Bagian penting excavator


- Attachment:
a) Arm adalah attachment yang menghubungkan boom ke bucket.
b) Boom digunakan sebagai penghubung base frame ke arm
dengan panjang tertentu untuk menjangkau jarak.
c) Bucket digunakan unutk menghubungkan langsung dengan
material pada saat loading.
- Base Machine:
a) Track shoe sebagai penggerak akhir pada crawler excavator.
b) Track shoe untuk memperjelas kontruksi hidrolik excavator.
c) Cabin sebagai tempat sekaligus pelingdung operator pada saat
mengoperasikan excavator.
- Upper:
a) Cabin (pusat operasional operator)
b) Mesin
c) Swing motor
d) Counter weight
e) Komponen lainnya di atas frame

2.5 Mekanisme kerja


Mekanisme kerja pada excavator digerakkan secara hidrolik.
- Mesin diesel digunakan untuk memutar pompa yang mengalirkan
fluida hidrolik dari tangki ke dalam sistem dan kembali ke tangki.
- Komponen yang terdapat pada fluida hidrolik dan pompa seperti:
a) Swing, menggerakan lever yang membuka katup pada Control
Valves yang berisi fluida hidrolik agar mengalir ke Swing
Motor sehingga hidrolik excavator akan berputar dengan
putaran tertentu.
b) Traveling left and right shoe, dibagi menjadi dua gerakan
(maju dan mundur) yang digerakkan oleh katup yang ada di
Control Valves.
c) Boom, dilakukan oleh Boom Cylinder, Boom akan melakukan
gerakan mengangkat jika katup Boom Raise erbuka sedangkan
katup Boom Down tertutup. Fluida akan menekanpiston dari
Cylinder Boom untuk gerakan arm.
d) Arm, sistem gerakan ini diatur oleh katup arm in and arm out.
e) Bucket, sistem gerakan ini diatur oleh pergerakan katup Bucket
Crawl dan Bucket Down.
i. Standard bucket merupakan jenis yang paling banyak
digunakan karena penggunaanya yang fleksible untuk
beberapa kondisi pekerjaan.
ii. Ripper bucket cocok digunakan untuk menggali lapisan
bebatuan atau tanah liat yang keras. Bucket jenis ini
memiliki penetrasi yang cukup dalam.
iii. Slope finishing bucket digunakan untuk meratakan
permukaan tanah kerena memiliki bucket yang datar
dan lebar. Biasa digunakan untuk meratakan jalan,
kanal, sisi lereng, sisi sungai, dll.
iv. Ditch cleaning bucket cocok digunakan untuk
membersihkan sungai atau mengeruk lumpur dari dasar
sungai. Bucket ini memiliki beberapa lubang yang
berfungsi sebagai tempat keluarnya air.
v. Trapezoidal bucket digunakan untuk membuat saluran
atau kanal irigasi.
vi. Three shank ripper merupakan alat yang efisien untuk
menggali batu pada lereng, mengahancurkan dan
mengangkat pondasi beton, dan juga untuk mencabut
akar atau batang pohon.
vii. Single shank ripper digunakan untuk mempersiapkan
lahan untuk digali terutama yang memiliki lahan
bebatuan dan digunakan juga untuk mencabut akar atau
batang pohon.
viii. Clamshell bucket digunakan untuk memindahkan
material.
ix. Spike hammer cocok digunakan untuk menghancurkan
struktur beton, lereng, bendungan.

x. Coal bucket dan chip bucket sangat efisien dan aman


ketika digunakan untuk menangani material seperti
batubara, pecahan batu.
xi. Grapple digunakan untuk mengangkat batang kayu.
xii. Lifting magnet digunakan untuk mengangkat dan
memindahkan bahan-bahan yang terbuat dari logam.
xiii. Scrap grapple digunakan untuk mengangkat dan
memindahkan material dengan bentuk yang tidak
beraturan. Memiliki empat buah cakar yang dapat
membuka dan menutup dengan silinder hidrolik
masing-masing.
xiv. Magnet fork yang didasarkan pada lifting magnet dan
fork yang memberikan performa pengoperasian dalam
penanganan potongan-potongan material yaitu dengan
mengkombinasikan gaya magnet dan gaya penekanan
fork
2.6 Sistem Hidrolik
Hukum yang menjadi dasar prinsip sistem hidrolik adalah hukum
pascal. Dalam sebuah ruangan tertutup, tekanan yang bekerja pada fluida
akan merambat merata kesemua arah. Besarnya tekanan dalam fluida
adalah gaya (F) dibagi dengan luas bidang tekannya (A). Tekanan pada
suatu titik akan bekerja ke segala arah dan sama besar.

 Minyak Hidrolik
Minyak   hidrolik   dalam  suatu   sistem   hidrolik   merupakan  
media   untuk mentransmisikan kerja dari suatu tempat ke tempat lain.
Disamping itu dalam penggunaannya minyak hidrolik harus mampu
untuk :
- Melumasi bagian-bagian yang bergerak dalam pompa dan motor hidrolik.
- Mempunyai sifat pelumasan yang baik dan menyerap kalor akibat tekanan.
- Mempunyai ketahanan tinggi terhadap putusnya lapisan film minyak.
- Sedapat mungkin viskositas tidak boleh tergantung pada temperatur.
 Sirkuit Hidrolik Excavator
Sistem hidrolik pada Excavator digunakan untuk mengendalikan
pengendalian Boom Raise/Lower, Stik out/in, Bucket close/open, Swing
Right/left, atau kombinasi dari gerakan-gerakan di atas. Sistem tenaga
hidrolik ini dikontrol oleh main control valve, yang terdiri dari beberapa
katup directional control valve (DCV). Sistem hidrolik digerakan oleh dua
buah variable pump dengan jenis pompa piston (Axial piston pump)
dimana pompa ini menyalurkan tenaga dari engine pada excavator.
 Sistem Hidrolik Excavator
Berdasarkan fungsinya sistem hidrolik pada excavator dapat
dikelompokan menjadi tiga, yaitu :

1. Hidrolik silinder, Hidrolik silinder yang merupakan work tool untuk


melakukan kerja yang terdiri dari tiga jenis, yaitu :

- Boom silinder.
- Stick silinder.
- Bucket silinder.

2. Swing motor dan drive, oli hidrolik yang dikontrol oleh control valve
memungkinkan swing drive dan motor berkerjasama memutar excavator. 

3. Trevel motor dan final drive Oli  hidrolik  yang  dikontrol  oleh 
control  valve  dan  swivel  joint memungkinkan trevel motor dan fianl
drive menggerakan excavator maju dan mundur.
 Boom Sirkuit hidrolik
1. Boom raise
Oli dari pompa kanan (28) dialirkan melalui parallel feeder passage
(17) di main control valve (11) ke boom I control valve (19), check valve
(14), ke shift valve (4) di boom drift reduction valve (5) dan keluar melalui
line (3) ke head end boom cylinder (1). Oli dari pompa kiri (27) melalui
parallel feeder passage (8) di main control valve (11) ke boom II control
valve (16), check valve (13), port (15), line (10) dan ke boom drift
reduction valve (5). Dimana akan terjadi combonasi aliran oli dari pompa
kiri dan kanan pada through passage (12) dan line (3) ke head end boom
cylinders (1). Oil return dari rod end boom cylinders (1) mengalir melalui
laine (2) ke boom I control valve (19), retrun passage (18), retrun passage
(9) dan retrun line (6) dan ke hidrolik tank.

2. Boom lower
Sebelum boom lower beroperasi, oli yang dialirkan hanya dari
pompa kanan (28). Oli dari pompa kanan (28) akan melalui parallel feeder
passage (17) ke boom I control valve (19), check valve (14), dan
diteruskan lane (2) ke rod end boom cylinders (1). Oil retrun dari head end
boom cylinders (1) diteruskan laine (3) ke boom drift reduction valve (5).
Valve (48) bergeser karena tekanan oli pilot dari pilot line (53) dan
membuka drain line (50). Oil retrun di line (3) masuk saluran (51) dan

boom regenetation valve (41) sehingga oil retrun menyuplai ke rod end
boom cylinders (1) melalui line (2).

3. Stick Sirkuit hidrolik


a. Stick Out
Oli dari pompa kanan (29) dialirkan melalui parallel feeder
passage (12) di main control valve (6), check valve (16), ke stick II
control valve (13) dan line (7). Oli dari pompa kanan (29) juga
mengalir melalui parallel feeder passage (22), check valve (19) ke
stick II control valve (13) dan ke line (7). Jadi semua oli dari
pompa kanan (29) mengalir di line (7) ke stick reduction valve (5)
lalu ke rod end stick cylinder (1). Oli dari pompa kiri (28) dialirkan
melalui center bypass passage (18) di main control valve (6), load
check valve (15), passage (17) ke stick I control valve (21) dan
passage (8) lalu masuk ke valve (4) di stick drift reduction valve
(5), line (3) ke rod end stick cylinder (1). Oil retrun dari head end
stick cylinder mengalir melalui line (2) dan retrun passage (9) ke
stick I control valve (21) lalu mengalir melalui retrun passage (10)
dan retrun line (23) dan ke hidrolik tank.

b. Stick in
Oli dari pompa kiri (28) akan mengalir di center bypass
passage (18), check valve (15), melewati stick I control valve (21)

dan passage (9) ke line (2) lalu ke head end stick cylinder (1). Oli
dari pompa kanan (29) di center bypas passage (12) akan mengalir
melewati check valve (16), stick II control valve (13) dan ke line
(42). Oli dari pompa kanan (28) juga mengalir melalui parallel
feeder passage (22), check valve (19), stick II control valve (13)
dan ke line (42). Jadi semua oli dari pompa kanan (28) mengalir di
line (42) ke line (2) lalu ke head end stick cylinder (1). Oil retrun
dari road end stick cylinder mengalir melalui line (3) ke stick drift
reduction valve (5). Valve (4) di stick drift reduction valve
mengalirkan oli ke passage (43), retrun passage (10) dan retrun line
(23) lalu ke hidrolik tank.
c. Bucket Sirkuit Hidrolik
1. Bucket Close/Open
Oli yang dialirkan di bucket hidrolik sirkuit hanya dari pompa
kanan (22). Oli dari pompa kanan (22) dialirkan melalui parallel feeder
passage (16) di main control valve (5), load check valve (12), ke bucket
control valve (9) dan lane (3) lalu ke head end bucket cylinder (4). Oil
retrun dari rod end bucket cylinder mengalir melalui line (2), orifice (11)
di bucket conterol valve (9), retrun passage (17) dan retrun line (6) lalu ke
hidrolik tank. 2. Bucket open Bucket open beroperasi sama seperti saat
bucket close beroperasi. Oli dari pompa kanan (22) mengalir ke parallel
feeder passage (16), load check valve (12), ke bucket control valve (9) dan
lane (3) lalu ke head end bucket cylinder (4). Oil retrun dari head end
bukcet (4) mengalir melalui line (3), retrun passage (17), retrun line (6)
lalu ke hidrolik tank.
d. Swing Sirkuit hidrolik
1. Swing right
Oli yang dialirkan ke swing hidrolik sirkuit hanya dari pompa kiri
(28). Oli dari pompa kiri (28) mengalir melalui parallel feeder passage
(13) di main control valve (14), load check valve (12), passage (17), swing
control valve (18), passage (16), line (9) ke swing motor (5) untuk
berputar ke arah kanan (clockwise direction). Oil retrun dari swing motor
(5) mengalir ke line (10), retrun passage (11), retrun line (8), slow retrun
check valve (33) ke hidrolik tank.
2. Swing left
Swing left beroperasi sama seperti saat swing right beroperasi. Oli
dari pompa kiri (28) mengalir melalui parallel feeder passage (13), passage
(17) dan line (10) ke swing motor (5) untuk berputar ke arah kiri
(counterclockwise direction). Oil retrun dari swing motor (5) mengalir ke
line (9), retrun passage (11), retrun line (8) dan slow retrun check valve
(33) ke hidrolik tank.

2.7 Tekanan Hidrostatis


Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang disebabkan oleh zat cair diam
pada suatu kedalaman tertentu ke semua arah. Besarnya tekanan
hidrostatis juga tergantung pada ketinggian zat cair, massa jenis zat cair,
dan percepatan gravitasi bumi. Gravitasi inilah yang menyebabkan
partikel-partikel zat cair menekan partikel lain di bawahnya hingga ke
dasar zat cair tersebut.
Tekanan hidrostatis ini bekerja pada pompa yang menekan fluida
masuk kedalam silinder.

Ph = ρ.g.h

Keterangan:

Ph : tekanan hidrostatis (N/m3) atau (Pa)

ρ : massa jenis zat (kg/m3)

g : percepatan gravitasi (m/s2)

h : tinggi (m)

2.8 Dinamika Gaya

- Hukum Newton I

Jika resultan gaya yang bekerja pada benda yang sama dengan
nol, maka benda yang mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang
mula-mula bergerak lurus beraturan akan tetap lurus beraturan dengan
kecepatan tetap.

ƩF = 0
Maka semakin ringan massa benda yang diangkut, maka semakin
besar percepatan yang digunakan oleh excavator.

- Hukum Newton II,

Bunyi Hukum II Newton adalah "Percepatan dari suatu benda akan


sebanding dengan jumlah gaya (resultan gaya) yang bekerja pada
benda tersebut dan berbanding terbalik dengan massanya".

Persamaannya (rumus Hukum II Newton):

F = m.a

F = Gaya (N)

m = massa (kg)

a = percepatan (m/s2)

Berdasarkan Hukum II Newton, dapat dipahami bahwa benda akan


menambah kelajuannya jika diberi gaya total arah yang sama dengan
arah gerak benda.

Contoh : semakin ringan massa benda yang diangkut maka semakin


besar percepatan yang digunakan oleh excavator.

- Hukum Newton III

Bunyi Hukum III Newton adalah “Untuk setiap aksi selalu ada
reaksi yang sama besar dan berlawanan arah. Atau, gaya dari dua
benda pada satu sama lain selalu sama besar dan berlawanan arah”.
Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan
arah berkebalikan, dan segaris.

Persamaannya (rumus Hukum III Newton):


F aksi = F reaksi

Contohnya : gaya yang dikeluarkan oleh excavator sama dengan gaya


yang diperlukan excavator

2.9 Gaya Gesek


Gaya gesek (f) yang bekerja pada benda akan selalu berlawanan
dengan arah kecepatan gerak benda atau resultan gaya (∑F), sehingga
setiap benda yang awalnya bergerak akan berhenti karena gaya
gesek. Rumus umum gaya gesek dapat dituliskan sebagai berikut:

F = μN
Keterangan:
f = gaya gesek
µ= koefisien gesekan

N= gaya normal

Contoh : semakin halus permukaan bucket excavator maka


semakin kecil gaya geseknya.

2.10 Gaya Sentripetal dan Sentrifugal

- Gaya Sentripetal

Gaya yang membuat benda untuk bergerak melingkar. Gaya ini


bukan merupakan gaya fisis, atau gaya dalam arti sebenarnya,
melainkan hanya suatu penamaan atau penggolongan jenis-jenis gaya
yang berfungsi membuat benda bergerak melingkar. Bermacam-
macam gaya fisis dapat digunakan sebagai gaya sentripetal, antara lain
gaya gravitasi, elektrostatik, tegangan tali, gesekan dan lainnya. Istilah
sentripetal berasal dari kata bahasa Latin, yaitu centrum ("pusat")
dan petere ("menuju arah"), yang berarti menuju arah pusat lingkaran.
Isaac Newton mendeskripsikannya gaya sentripetal sebagai "suatu
gaya di mana benda ditarik atau didorong, atau dengan cara apa pun
cenderung, menuju suatu titik sebagai pusat".Dalam mekanika
Newton, gravitasi memberikan gaya sentripetal yang menyebabkan
orbit astronomis.

Gerakan ini terjadi di excavator saat melakukan gerakan swing atau


berputar untuk menggapai objek yang ingin dibuang atau diambil.

Rumus:

v2
Fs = m = mω2R
R

- Gaya Sentrifugal

Gaya yang berlawanan dengan gaya sentripetal karena gaya


sentrifugal menjauhi pusat lingkaran. Nah, gaya sentrifugal
didefinisikan dengan kecenderungan benda untuk mengikuti jalan
melengkung untuk menjauh dari pusat atau sumbu. Gaya ini termasuk
efek semu yang terjadi ketika benda melakukan gerakan melingkar.
Gaya sentrifugal disebut dengan gaya pseudo atau gaya khayal.

Gaya pseudo hanya ada jika kerangka acuan yang kita ambil adalah
kerangka acuan non-inersial. Misalkan, kerangka acuannya adalah
bola, gaya sentrifugal ada ketika kita berada dalam bola yang diputar
tersebut. Gaya sentrifugal merupakan gaya yang secara jelas
mendorong atau menarik objek dari pusat rotasi. Gaya sentrifugal pada
excavator bisa dilihat saat Excavator melakukan gerakan membuang
(Dump) yang melibatkan bucket dan gerakan menjauhi excavator yang
menjadi sebuah pusat.

Rumus/formula:
v2
F=m
R
F: Gaya sentrifugal (N)
m: massa (kg)
v: kecepatan (m/s)
R: jari-jari (m)

- Cara kerja torsi

Torque converter adalah hidrolik kopling yang digunakan untuk


memindahkan atau menranferkan tenaga yang dari engine menuju input
shaft transmisi. Konverter torsi menggunakan fluida atau cairan untuk
menghubungjan mesin flywheel de Engine dangan poros input pada
transmisi secara hidrolik. Kecuali unit atau alat berat yang menggunakan
atau dilengkapi dengan lock up clutch sehingga tidaak ada hubungan
langsung antara engine dengan transmisi . Engine dan transmisi
terhubung hanya dengan hidrolik.

Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi
adalah hasil per silang antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan

besarnya torsi adalah :

Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang
dipatri dan berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus
maka θ = 90 sehingga nilai sin θ = 1. Torsi yang dilakukan pada batang maksimal.
Bila  sejajar dengan , maka nilai sin θ = 0 sehingga besarnya torsi 0 dan
batang tidak berotasi. Besar torsi dapat kita tuliskan sebagai :

dengan l =r sin θ

Jenis - Jenis Torsi Konverter

Ada beberapa macam torque converter antara lain sebagai berikut :


 Konverter Torsi Konvensional
konvensional torque converter biasanya diterapkan pada unit komatsu dan
sebagian besar mesin power shift, contohnya adalah track tipe tractor ,
wheel loader tipe kecil dan lainsebagainya.

 Pembagi Torsi
Pembagi torsi yang digunakan pada unite atau track mesin tipe tracktor
contohnya pada unit bulldozer caterpillar D 6 sampai D11.
 Konverter Torsi Kapasitas Variabel

Torque converter ini biasanya digunakan pada unit atau mesin wheel
loader yang tipe besar contohnya cat 988 sampai 992.

 Konverter Torsi Dengan Penguncian


Torque converter ini biasanya digunkan pada mesin atau unit off high way
truck, articulited dump truck dan lainnya.
 Kopling Impeller

Jenis konverter torsi ini biasanya digunakan pada unit atau mesin wheel
loader jenis besar contohnya cat 994.

Fungsi Konverter Torsi


Fungsi torque converter adalah sebagai berikut :

 Meredam kejutan atau tenaga secara halus


 Mencegah terjadinya mesin mati ( lug )
 peningkatan torsi bila outputnya mendapatkan beban berat.
 Sebagi media penghubung antara engine dan transmisi dengan
cara hidrolilk

Impeller ( 1 )
Imppeler ini digerakkan dengan mesin flywheel melalui housing yang
berputar atau sebagai komponen penggerak. Jadi putaran impeller sama
dengan putaran mesin.( Driving mamber )

Turbin (2)
Turbin di depan dengan outputshaft transmisi , atau disebut dengan
komponen yang di gerakan ( driven mamber )

Stator ( 3 )
Stator merupakan komponen yang statistugasnya hanya mengarahkan oli
dari impeller ke turbin untuk melipatgandakan tenaga atau torsi.

Cara Kerja Torque Converter Pada Alat Berat


Konverter torsi yang menghubungkan mesin dengan transmisi secara
hidrolik ( dengan fluida ). Jadi secara teknis tidak ada hubungan mekanik
antara engine dengan transmisi. Oli atau aliran yang masuk ke torque
converter menuju saluran masuk. Karena impeller berhubungan langsung
dengan engine ( putaran impeller sama dengan putaran engine ) . Hal
tersebut membuat oli atau fluida masuk ke inlet dan dileparkan oleh sudu -
sudu yang berada di impeller ke turbin. Turbin ini dihungkan ke poros
keluaran menuju ke poros input transmisi. Ketika posisi transmisi netral
( maka tidak ada beban bagi turbin ) sehingga membuat turbin yang
mendapat lemparan oli atau fluida dari impeller langsung berputar. Oli
atau fluida yang dari turbin di arahkan untuk menambah kekuatan yang
menuju impeller.Karena di torque converter ada komponen stator maka
dapat melipat gandakan tenaga yang ke transmisi. Torsi atau tenaga
pelipatgandaan ketika terjadi turbin memperoleh beban atau dengan kata
lain, jika putaran dari turbin lebih rendah daripada impeller putaran. Jika
semakin besar perbedan putaranya , sem akin besar juga torsi yang
dilipatgandakan. Pelipatgandaan ini yang paling besar saat drive shaft
berhenti atau ketika posisi stall dimana turbin tidak bergerak sama sekali.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penghitungan Beban agar Excavator Seimbang


Dengan mengetahui beban yang diterima dari boom, arm,
dan bucket, tentunya harus mengetahui berat beban yang akan diisi
pada kotak counter weight agar excavator seimbang dan tidak
menyebabkan terjungkit kedepan. Maka diperlukan perhitungan
sebagai berikut:
3.2 Perhitungan Gaya Angkat pada Excavator
Pada simulasi excavator, terdapat gaya-gaya angkat yang terdapat
pada bagian/komponen pada bucket, arm, dan boom. Dibawah ini
adalah penjelasan tentang rumus-rumus yang akan digunakan untuk
mencari gaya-gaya angkat tersebut, yaitu:
- Gaya pada Bucket
Untuk mengetahui seberapa besar gaya angkat pada bucket,
maka dapat dicari gaya angkat pada bucket (Ft)
- Gaya Angkat pada Arm
Untuk mengetahui seberapa besar gaya angkat pada arm, maka
dapat dicari gaya angkat pada arm (Fa)

- Gaya Angkat Silinder pada Boom


Untuk mengetahui seberapa besar gaya angkat pada boom,
maka dapat dicari gaya angkat pada boom (Fm)
BAB IV
KESIMPULAN

Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan


mengangkut suatu material seperti tanah, batubara, pasir dan lain-lain. Dalam
bagian kosntruksi alat ini merupakan hal yang sangat penting. Excavator ini juga
mengalami beberapa gaya yang menyebabkan alat ini bekerja. Secara umum,
tenaga penggerak utamanya adalah Hydraulic Excavator yang terbagi menjadi
dua, yaitu:

1. Engine Type (Diesel).


2. Battery Type (Motor Listrik).

Dari hasil yang disesuaikan , maka dapat disimpulkan bahwa konsep gaya
yang terjadi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

 Gaya Gesek

Semakin halus bucket excavator maka semakin kecil gayanya.


 Gaya Sentripetal

. Dalam mekanika Newton, gravitasi memberikan gaya sentripetal yang


menyebabkan orbit astronomis. Gerakan ini terjadi di excavator saat melakukan
gerakan swing atau berputar untuk menggapai objek yang ingin dibuang atau
diambil. Rumus umum gaya sentripetal secara berikut:

 Gaya Sentrifugal

Gaya tersebut merupakan gaya yang berlawanan dengan gaya sentripetal


karena gaya sentrifugal menjauhi pusat lingkaran. Gaya sentrifugal merupakan
gaya yang secara jelas mendorong atau menarik objek dari pusat rotasi. Gaya
sentrifugal pada excavator bisa dilihat saat Excavator melakukan gerakan
membuang (Dump) yang melibatkan bucket dan gerakan menjauhi excavator yang
menjadi sebuah pusat. Gaya sentrifugal memiliki rumus :
 Gaya Angkat

Gaya angkat adalah komponen dari gaya yang serenjang terhadap arah


aliran fluida. Penyebab timbulnya gaya angkat adalah adanya aliran vorteks yang
timbul akibat perbedaan dalam penyaluran tekanan udara. Gaya angkat diterapkan
melalui kontur seperti excavator. Kontur yang lebih panjang diterapkan pada
bagian permukaan atas, sehingga kecepatan udara yang melewatinya lebih tinggi
daripada kecepatan udara melewati permukaan bawahnya. Ini
mengakibatkan tekanan statis pada permukaan bagian bawah lebih tinggi daripada
tekanan statis pada permukaan bagian atas dan membuat arah gaya
resultan aerodinamika menuju ke atas.

 Hukum Newton I, II, dan III


Hukum newton mempunyai hubungan dengan gaya yang bekerja di
suatu atau sebuah benda dan gerak dari benda tersebut sendiri. Hukum
newton mempunyai hubungan dengan gaya yang bekerja di suatu atau
sebuah benda dan gerak dari benda tersebut sendiri. Pada excavator sendiri
hukum newton juga turut bekerja dalam menggerakkannya.

Pada Hukum Newton II

Berdasarkan Hukum II Newton, dapat dipahami bahwa benda akan


menambah kelajuannya jika diberi gaya total arah yang sama dengan arah
gerak benda. Dalam excavator semakin ringan massa benda yang diangkut
maka semakin besar percepatan yang digunakan oleh excavator.
Persamaannya rumus Hukum II Newton:

F = m.a

Pada Hukum Newton III


Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama,
dengan arah berkebalikan, dan segaris. Gaya yang dikeluarkan oleh
excavator sama dengan gaya yang diperlukan excavator. Persamaannya
Hukum III Newton:

F aksi = F reaksi

 Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal

Besarnya tekanan hidrostatis juga tergantung pada ketinggian zat


cair, massa jenis zat cair, dan percepatan gravitasi bumi. Gravitasi inilah
yang menyebabkan partikel-partikel zat cair menekan partikel lain di
bawahnya hingga ke dasar zat cair tersebut. Tekanan hidrostatis ini bekerja
pada pomba yang menekan fluida masuk kedalam silinder.

PH = P.G.H
Tekanan berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik
dengan luas penampang. Excavator bagian Boom, Arm, dan bucket dapat
bergerk dikarenakan fluida tang terdapat pada katup tertutup (silinder)
mengalami pendistribusian tekanan pompa yang menerapkan hukum

pascal . Tekanan pada Hukum Pascal dapat diturunkan menjadi rumus,


sebagai berikut:
F1 F 2
=
A1 A2

Pada data diatas adapun mencari gaya pada sistem excavator , yaitu
dengan perhitungan gaya Bucket, Arm serta Boom.

Arm Bucket

Boom
 Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal
 Torsi

Torsi disebut juga momen gaya dan merupakan besaran vektor. Torsi
adalah hasil per silang antara vektor posisi r dengan gaya F, dapat dituliskan

besarnya torsi adalah :

Pada batang di atas vektor r adalah vektor yang berawal di ujung batang yang
dipatri dan berujung atau berarah di ujung yang lainnya. Bila gaya tegak lurus
maka θ = 90 sehingga nilai sin θ = 1. Torsi yang dilakukan pada batang maksimal.
Bila  sejajar dengan , maka nilai sin θ = 0 sehingga besarnya torsi 0 dan
batang tidak berotasi. Besar torsi dapat kita tuliskan sebagai :

dengan l =r sin θ

Gambar Skema Gaya Angkat Gambar Skema gaya silinder stick& bucket
Pertanyaan Presentasi

 Mengapa gaya sentripetal masuk kedalam gaya yang dibutuhkan pada


bucket/belalai excavator secara spesifik ia menggunakan gaya angkat?
(Putri Nurul Jannah 21110121140121)

 Apa penyebab timbulnya gaya angkat pada bucket excavator?


(Nurul Handayu Fitrianingsih 21110121140149)

 Apakah excafator yang menggunakan system hidrolik memiliki


kelemahan?
(Muhammad Farhan Fauzy 21110121140127)

 Apa keunggulan excavator yang menggunakan tenaga sistem hidrolik dari


excavator dengan sistem yang lain?
(Safinka Febri 21110121140111)
Jawaban Presentasi

1. Sebab untuk melakukan swing right dan swing left memerlukan gerakan
melingkar seperti gaya sentripetal yang membuat benda bergerak dengan
lintasan melingkar.
(Novalin 21110121140116)

2. Penyebab timbulnya gaya angkat adalah adanya aliran vorteks yang timbul
akibat perbedaan dalam penyaluran tekanan udara.
(Thoriq Zein 21110121140128)

3. Meski ada kekurangan, bukan berarti sistem hidrolik ini buruk. Hanya
saja, setiap prinsip kerja pada alat berat pasti memiliki kelebihan dan
keterbatasan.
A. Sistem hidrolik butuh perawatan intensif dan berkala.
B. Sistem seringnya memerlukan bagian dengan tingkat presisi yang
sangat tinggi.
C. Kebocoran kecil pada saluran pipa hidrolik akan berakibat fatal pada
pemindahan tenaga. Hal ini menyebabkan risiko kecelakaan meningkat.
D. Tekanan tinggi yang diterima oleh fluida juga bisa menimbulkan
kecelakaan kerja apabila dayanya terlalu tinggi dan saluran pipa tidak
mampu menahan daya yang dihantarkan oleh fluida. Salah satu pencegah:
• Melakukan Daily Check secara menyeluruh dengan baik dan benar sesuai
dengan
• Standard Operation & Maintenance Manual (OMM).
• Mengganti oli Hidraulik sesuai jadwal periodik service.
(Berlina Zulfida 21110121140126)

4. - Mampu memindahkan beban yang jauh lebih besar, karena tenaganya


memang luar biasa.
- Arah gerakan mudah diubah-ubah sesuai yang dikehendaki.-
- Kecepatan gerak, terutama pada bucket, juga dapat diatur sesuai
keinginan.
- Sistem hidrolik hampir 100% efisien.
- Fluida yang digunakan adalah oli yang juga bersifat sebagai pelumas.
Tingkat kebocoran jarang terjadi, ketimbang sistem pneumatik.
- Tidak ada energi yang terbuang, karena zat cair yang digunakan dalam
sistem hidrolik tidak menyerap energi yang diberikan.
- Sistem hidrolik pada dasarnya bersifat non-kompresi. Ketika aliran fluida
dihentikan, tidak perlu melepas udara untuk menghilangkan tekanan pada
beban.
- Tidak berisik.
- Mudah dalam pemasangan.
- Perawatan relatif sederhana.
(Agung Nugroho 21110121140129)

Tugas Anggota Kelompok

1. Thoriq Zein Munaja (21110121140128) Menjawab Pertanyaan


2. Novalin (21110121140116) Notulen dan
Menjawab Pertanyaan
3. Berlina Zulfida Devi (21110121140126) Menjawab Pertanyaan
4. Intan Nurul Falah (21110121130073) Presentator
5. Agung Nugroho (21110121140129) Menjawab Pertanyaan
6. Fadhil Aziz Malika Doni (21110121140112) Moderator

Anda mungkin juga menyukai