Anda di halaman 1dari 122

M AK ALAH

P ALANG M ERAH REM AJA

ANG K ATAN XXV

P ERIO DE 2020-202 1

NAMA : AJENG KUSUMA WARDANI

SMA NEGERI 2 KUNINGAN

Jalan Aruji Kartawinata 16.Telp (0232)871063 Kuningan 45511

http://sman2kuningan.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
taufiq dan hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul ”PALANG MERAH REMAJA". Sholawat beserta salam tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah
menuntun kita ke jalan yang benar yakni Agama Islam.

Dalam penyusunan makalah ini, tentu saya tidak dapat mengerjakan


makalah ini sendirian. Oleh karena itu, sebagai rasa hormat atas bantuan dan
bimbingan serta dorongan dari semua kakak WIRA 24 saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar - besarnya.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari kakak WIRA 24 sangat di
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini saya buat, saya
selaku penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, Amin.

Kuningan, 22 Oktober 2021

Ajeng Kusuma Wardani

DAFTAR ISI

i
Kata Pengantar......................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

Mars PMI..............................................................................................................1

Pancasatya PMR...................................................................................................2

Janji PMR dan Prinsip Kepalangmerahan............................................................3

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah...................................................4

PMR dan PMI......................................................................................................12

Obat Tradisional .................................................................................................15

Obat Modern........................................................................................................23

Kesiapsiagaan Bencana.......................................................................................28

Peraturan Baris Berbaris......................................................................................45

Donor Darah........................................................................................................49

Pertolongan Pertama............................................................................................52

Perawatan Keluarga.............................................................................................55

Kesehatan Reproduksi.........................................................................................62

HIV dan AIDS.....................................................................................................64

AD dan ART PMI...............................................................................................69

Kepemimpinan...................................................................................................107

PENUTUP...........................................................................................................iii

ii
MARS PMI

Palang Merah Indonesia


Sumber kasih umat manusia
Warisan luhur nusa dan bangsa
Wujud nyata pengayom Pancasila

Gerak juangnya keseluruh nusa


Mendarmakan bhakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci tujuan PMI
Di persada Bunda pertiwi

Untuk umat manusia


Di seluruh dunia
PMI menghantarkan jasa

1
PANCASATYA PMR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa kami remaja kemanusiaan
berjanji :

1. Akan melaksanakan tugas dan kewajiban kami sebahgai remaja


kemanusiaan kapan pun dan dimanapun kami berada.
2. Akan bersungguh-sungguh menolong sesama tanpa suatu imbalan
apanpun.
3. Akan menjaga nama baik kami didalam maupun diluar keluarga.
4. Akan menggalang kemandirian bagi diri sendiri, keluarga, dan
masyarakat.
5. Jika kami melakukan kesalahan kami siap menerima akibatnya dengan
penuh kejujuran.

2
JANJI PMR

Kami anggota Palang Merah Remaja Indonesia disertai dengan rasa penuh
tanggung jawab dan bersungguh hati berjanji :

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Berbakti kepada masyarakat.
3. Mempertinggi keterampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan.
4. Mempererat persahabatan Nasional dan Internasional.

7 PRINSIP KEPALANGMERAHAN

1. Kemanusiaan
2. Kesamaan
3. Kenetralan
4. Kemandirian
5. Kesukarelaan
6. Kesatuan
7. Kesemestaan

3
Hari, tanggal : Sabtu, 10 April 2021
Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Materi : Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Pemateri : Teh Meilinda dan Teh Fahrezy

A. SEJARAH GERAKAN

Perang Solferino
Pada tanggal 24 Juni 1859 di Solferino, sebuah kota kecil yang terletak di daratan
rendah propinsi Lambordi, sebelah utara Italia, berlangsung pertempuran sengit
antara prajurit perancis dan Austria. pertempuran yang berlangsung sekitar 16 jam
dan melibatkan 320.000 orang prajurit itu, menelan puluhan ribu korban tewas
dan luka-luka. Sekitar 40 ribu orang meninggal dalam pertempuran.

Banyaknya prajurit yang menjadi korban, dimana pertempuran berlangsung antar


kelompok yang saling berhadapan, memang merupakan karakteristik perang yang
berlangsung pada jaman itu. Tak ubahnya seperti pembantaian massal yang
menghabisi ribuan orang pada satu waktu. Terlebih lagi, komandan militer tidak
memperhatikan kepentingan orang yang terluka untuk mendapatkan pertolongan
dan perawatan. Mereka hanya dianggap sebagai ‘makanan meriam’. Ribuan mayat
tumpang tindih dengan mereka yang terluka tanpa pertolongan. Jumlah ahli bedah
pun sangat tidak mencukupi. Saat itu, hanya ada empat orang dokter hewan yang
merawat seribu kuda serta seorang dokter untuk seribu orang. pertempuran
tersebut pada akhirnya dimenangkan oleh perancis.

Akibat perang dengan pemandangannya yang sangat mengerikan itu, menggugah


Henry Dunant, seorang pengusaha berkebangsaan Swiss (1828 – 1910) yang
kebetulan lewat dalam perjalanannya untuk menemui Kaisar Napoleon III guna

4
keperluan bisnis. Namun menyaksikan pemandangan yang sangat mengerikan
akibat pertempuran, membuat kesedihannya muncul dan terlupa akan tujuannya
bertemu dengan kaisar. Dia mengumpulkan orang-orang dari desa-desa
sekitarnya, dan tinggal di sana selama tiga hari untuk dengan sungguh-sungguh
menghabiskan waktunya untuk merawat orang yang terluka.

Ribuan orang yang terluka tanpa perawatan dan dibiarkan mati di tempat karena
pelayanan medis yang tidak mencukupi jumlahnya dan tidak memadai dalam
tugas/keterampilan, membuatnya sangat tergugah. Kata-kata bijaknya yang
diungkapkan saat itu, Siamo tutti fratelli (Kita semua saudara), membuka hati
para sukarelawan untuk melayani kawan maupun lawan tanpa membedakannya.

Komite Internasional
Sekembalinya Dunant ke Swiss, membuatnya terus dihantui oleh mimpi buruk
yang disaksikannya di Solferino. Untuk menghilangkan bayangan buruk dalam
pikirannya dan untuk menarik perhatian dunia akan kenyataan kejamnya perang,
ditulisnya sebuah buku dan diterbitkannya dengan biaya sendiri pada bulan
November 1862. Buku itu diberi judul “Kenangan dari Solferino” (Un Souvenir
De Solferino).

Buku itu mengandung dua gagasan penting yaitu:


> Perlunya mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri
dari sukarelawan untuk merawat orang yang terluka pada waktu perang.
> Perlunya kesepakatan internasional guna melindungi prajurit yang
terluka dalam medan perang dan orang-orang yang merawatnya serta
memberikan status netral kepada mereka.

Selanjutnya Dunant mengirimkan buku itu kepada keluarga-keluarga terkemuka


di Eropa dan juga para pemimpin militer, politikus, dermawan dan teman-
temannya. Usaha itu segera membuahkan hasil yang tidak terduga. Dunant

5
diundang kemana-mana dan dipuji dimana-mana. Banyak orang yang tertarik
dengan ide Henry Dunant, termasuk Gustave Moynier, seorang pengacara dan
juga ketua dari The Geneva public Welfare Society (GPWS). Moynier pun
mengajak Henry Dunant untuk mengemukakan idenya dalam pertemuan GPWS
yang berlangsung pada 9 Februari 1863 di Jenewa. ternyata, 160 dari 180 orang
anggota GPWS mendukung ide Dunant. pada saat itu juga ditunjuklah empat
orang anggota GPWS dan dibentuklah KOMITE LIMA untuk memperjuangkan
terwujudnya ide Henry Dunant. Mereka adalah :
1. Gustave Moynier
2. dr. Louis Appia
3. dr. Theodore Maunoir
4. Jenderal Guillame-Hendri Dufour

Adapun Henry Dunant, walaupun bukan anggota GPWS, namun dalam komite
tersebut ditunjuk menjadi sekretaris. pada tanggal 17 Februari 1863, Komite Lima
berganti nama menjadi Komite Tetap Internasional untuk Pertolongan
Prajurit yang Terluka sekaligus mengangkat ketua baru yaitu jenderal Guillame
– Henri Dufour.

Pada bulan Oktober 1863, Komite Tetap Internasional untuk Pertolongan


Prajurit yang Terluka, atas bantuan pemerintah Swiss, berhasil melangsungkan
Konferensi Internasional pertama di Jenewa yang dihadiri perwakilan dari 16
negara (Austria, Baden, Beierem, Belanda, Heseen-Darmstadt, Inggris, Italia,
Norwegia, Prusia, Perancis, Spanyol, Saksen, Swedia, Swiss, Hannover,dan
Hutenberg). Beberapa Negara tersebut saat ini sudah menjadi Negara bagian dari
Jerman.

Adapun hasil dari konferensi tersebut, adalah disepakatinya satu konvensi yang
terdiri dari sepuluh pasal, beberapa diantaranya merupakan pasal krusial yaitu
digantinya nama Komite Tetap Internasional untuk Menolong prajurit yang
Terluka menjadi KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH atau ICRC

6
(International Committee of the Red Cross) dan ditetapkannya tanda khusus bagi
sukarelawan yang memberi pertolongan prajurit yang luka di medan pertempuran
yaitu Palang Merah diatas dasar putih.

Pada akhir konferensi internasional 1863, gagasan pertama Dunant – untuk


membentuk perhimpunan para sukarelawan di setiap negara pun menjadi
kenyataan Beberapa perhimpunan serupa dibentuk beberapa bulan kemudian
setelah konferensi internasional di Wurttemburg, Grand Duchy of Oldenburg,
Belgia dan prusia. perhimpunan lain mengikuti seperti di Denmark, Perancis,
Italy, Mecklenburgh-schwerin, Spain, Hamburg dan Hesse. pada waktu itu
mereka disebut sebagai Komite Nasional atau perhimpunan pertolongan.

Selanjutnya, dengan dukungan pemerintah Swiss kembali, diadakanlah


Konferensi Diplomatik yang dilaksanakan di Jenewa pada tanggal 8 sampai 28
Augustus 1864. 16 negara dan empat institusi donor mengirimkan wakilnya.
Sebagai bahan diskusi, sebuah rancangan konvensi disiapkan oleh Komite
Internasional. Rancangan tersebut dinamakan “Konvensi Jenewa untuk
memperbaiki kondisi tentara yang terluka di medan perang” dan disetujui pada
tanggal 22 Agustus 1864. Lahirlah HPI modern. Konvensi itu mewujudkan ide
Dunant yang kedua, yaitu untuk memperbaiki situasi prajurit yang terluka pada
saat peperangan dan membuat negara-negara memberikan status netral pada
prajurit yang terluka dan orang-orang yang merawatnya yaitu personil kesehatan.

B. KOMPONEN GERAKAN

Liga perhimpunan palang Merah dan Bulan Sabit Merah


Pada akhir perang dunia pertama sebagian besar daerah di Eropa sangat kacau,
ekonomi rusak, populasi berkurang drastis karena epidemi, sejumlah besar
pengungsi yang miskin dan orang yang tidak mempunyai kewarganegaraan
memenuhi benua itu. perang tersebut sangat jelas menunjukkan perlunya

7
kerjasama yang kuat antara perhimpunan palang Merah, yang karena aktivitasnya
dalam masa perang dapat menarik ribuan sukarelawan. Henry p. Davison,
presiden Komite perang palang Merah Amerika, mengusulkan pada konferensi
internasional medis (April 1919, Cannes, perancis) ”untuk memfederasikan
perhimpunan palang merah dari berbagai negara menjadi sebuah organisasi setara
dengan liga bangsa-bangsa, dalam hal peperangan dunia untuk memperbaiki
kesehatan, mencegah penyakit dan mengurangi penderitaan.”

Selanjutnya, baik IFRC, ICRC dan perhimpunan Nasional, merupakan bagian dari
komponen Gerakan palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau biasa disebut
dengan ”Gerakan” saja. Komponen Gerakan dalam menjalankan tugasnya sesuai
prinsip Dasar dan mandat masing-masing sebagaimana yang disebut dalam
Statuta Gerakan.

International Committee of the Red Cross


Sebagai sebuah lembaga swasta dan mandiri, ICRC bertindak sebagai penengah
yang netral antara dua negara yang berperang atau bermusuhan dalam konflik
bersenjata Internasional, konflik bersenjata non-Internasional dan pada kasus-
kasus kekerasan internasional. Selain itu, juga berusaha untuk menjamin bahwa
korban kekerasan di atas, baik penduduk sipil maupun militer serta menerima
perlindungan dan pertolongan.

Pada kasus-kasus konflik bersenjata Internasional maupun non-Internasional, aksi


kemanusiaan ICRC didasarkan pada Konvensi dan protokol-protokolnya. Ini
alasan mengapa kita mengatakan bahwa sebuah mandat khusus telah dipercayakan
kepada ICRC oleh komunitas negara-negara peserta konvensi tersebut. pada
kasus-kasus kekerasan internal, ICRC bertindak berdasar pada hak inisiatif
kemanusiaan seperti tercantum dalam statuta gerakan.

ICRC adalah pelindung prinsip-prinsip dasar gerakan dan pengambil keputusan


atas pengakuan perhimpunan-perhimpunan nasional, dimana dengan itu mereka

8
menjadi bagian resmi dari gerakan. ICRC bekerja untuk mengembangkan HPI,
menjelaskan, mendiseminasikan dan mempromosikan Konvensi Jenewa. ICRC
juga melaksanakan kewajiban yang ditimpakan padanya berdasarkan Konvensi-
konvensi tersebut dan memastikan bahwa konvensi-konvensi itu dilaksanakan dan
mengembangkannya apabila perlu.

Perhimpunan Nasional
Perhimpunan Nasional palang Merah dan Bulan Sabit Merah adalah organisasi
kemanusiaan yang ada di setiap negara anggota penandatangan Konvensi Jenewa.
Tidak ada negara yang dapat memiliki lebih dari satu perhimpunan Nasional.
Sebelum sebuah perhimpunan baru disetujui oleh ICRC dan menjadi anggota
Federasi, beberapa syarat ketat harus dipenuhi. Menurut statuta gerakan
perhimpunan Nasional yang baru didirikan harus disetujui oleh ICRC. Untuk
dapat memperoleh persetujuan dari ICRC, sebuah perhimpunan Nasional harus
memenuhi 10 syarat yaitu:

• Didirikan disuatu Negara peserta Konvensi Jenewa 1949

• Satu-satunya perhimpunan PM/BSM Nasional di Negaranya

• Diakui oleh pemerintah Negaranya

• Memakai nama dan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah

• Bersifat mandiri

• Memperluas kegiatan di seluruh wilayah

• Terorganisir dalam menjalankan tugasnya dan dilaksanakan diseluruh


wilayah negaranya

• Menerima anggota tanpa membedakan latar belakang

• Menyetujui statuta Gerakan

• Menghormati prinsip-prinsip Dasar Gerakan dan menjalankan tugasnya


sejalan dengan prinsip-prinsip HPI

9
Federasi Internasional perhimpunan palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Badan ini mendukung aktivitas kemanusiaan yang dilaksanakan oleh
perhimpunan nasional atas nama kelompok-kelompok rentan dan bertindak
sebagai juru bicara dan sebagai wakil Internasional mereka. Federasi
mendukung perhimpunan Nasional dan ICRC dalam usahanya untuk
mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan tentang HPI dan
mempromosikan prinsip-prinsip Dasar Gerakan.

Statuta Gerakan
Statuta Gerakan adalah salah satu dasar yang menentukan struktur dan
kewajiban ICRC, Federasi, dan perhimpunan Nasional. Statuta Gerakan
disusun pada tahun 1928. Kemudian direvisi pada tahun 1952 direvisi lagi pada
tahun 1986, tepatnya pada Konferensi Internasional yang ke-25 yang
dilaksanakan di Jenewa.

Statuta ICRC
ICRC menetapkan statutanya pada tahun 1915. Semenjak itu mereka sudah
merevisinya beberapa kali. Khususnya, mereka berefleksi dan mengembangkan
pokok-pokok pikiran dari pasal 5 Statuta Gerakan. Untuk lebih persisnya,
sebagai tambahan atas apa yang sudah disebutkan di atas, statuta itu
menyebutkan bahwa ICRC harus:

> Melindungi dan mempromosikan penghormatan kepada prinsip-prinsip


dasar gerakan, demikian juga dengan penyebarluasan pengetahuan HPI
yang dapat dipakai dalam konflik bersenjata;
> Mengakui semua perhimpunan Nasional yang dibentuk berdasarkan
persyaratan yang tercantum dalam statuta gerakan;
> Mengemban tugas yang diberikan oleh Konvensi Jenewa dan memastikan
bahwa HPI dilaksanakan dangan setia.

10
> Menyediakan perlindungan dan bantuan, dalam kapasitasanya sebagai
penengah netral kepada militer dan korban sipil dari konflik
bersenjata.·Mengelola, menjalankan Badan pusat pencarian;
> Melaksanakan mandat yang dipercayakan kepadanya oleh Konferensi
Internasional.

Statuta Federasi

Statuta Federasi memutuskan tanggung jawab Federasi sebagai berikut:


> Bertindak sebagai badan penghubung dan koordinasi permanen dari
perhimpunan-perhimpunan Nasional;
> Memberikan bantuan kepada perhimpunan Nasional yang mungkin
memerlukan dan memintanya;
> Mempromosikan pembentukan dan pengembangan perhimpunan
Nasional;
> Mengkoordinasi operasi bantuan yang dilaksanakan oleh perhimpunan
Nasional dalam rangka membantu korban bencana alam dan pengungsi di
tempat di mana tidak ada konflik bersenjata.

Statuta Perhimpunan Nasional

Setiap perhimpunan Nasional memiliki statuta sendiri-sendiri. Walaupun


mungkin berbeda satu dengan yang lain, statuta itu harus mencerminkan
semangat gerakan dan memperhatikan ketentuan-ketentuan umum dalam
statuta gerakan. Harus diperhatikan bahwa seperangkat “model statuta”
tersedia untuk digunalan oleh perhimpunan nasional. Tujuan untuk pembuatan
model tersebut pada tahun 1952 tidak untuk digunakan sebagai satu-satunya
peraturan bagi semua perhimpunan nasional tetapi untuk mewujudkan prinsip-
prinsip konvensi dan gerakan, yang merupakan aplikasi universal. Model
statuta ini sudah diubah sampai berkali-kali dan pantas untuk menjadi

11
pedoman bagi perhimpunan nasional baru dalam membuat rancangan
statutanya sendiri

Hari, tanggal : Sabtu, 17 April 2021


Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Materi : PMI dan PMR
Pemateri : Teh Hani dan Kang Iksan

A. PMI
1. Pengertian PMI
Palang Merah Indonesia adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di
Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.

2. Sejarah Gerakan
Berdirinya palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum
perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.pemerintah Kolonial Belanda
mendirikan palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode
Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat
pendudukan Jepang.

Perjuangan mendirikan palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932.


Kegiatan tersebut dipelopori Dr. R. C. L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan
dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut
mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan
diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkai pada 1940, akan tetapi
ditolak mentah-mentah.

Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal
menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk
membentuk Badan palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu

12
mendapat halangan dari pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang
kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.
Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu presiden
Soekarno memerintahkan Dr. Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar
membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.

Dibantu panitia lima orang yang terdiri dari Dr. R. Mochtar sebagai Ketua,
Dr. Bahder Djohan sebagai penulis dan tiga anggota panitia yaitu Dr. R.
M. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki, Dr. Sitanala, Dr Boentaran
mempersiapkan terbentuknya palang Merah Indonesia. Tepat sebulan
setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. peristiwa
bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.

Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan,


terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam
ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh
pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.

Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan


Keputusan presiden No 25 tahun 1950 dan dikukuhkan kegiatannya
sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan
tugas kepalangmerahan melalui Keputusan presiden No 246 tahun 1963.

B. PMR
a) Pengertian PMR
Palang Merah Remaja atau PMR adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja yang dilaksanakan oleh palang Merah
Indonesia. Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota
lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan
dan siaga bencana, mempromosikan prinsip-prinsip Dasar Gerakan palang

13
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan
kapasitas organisasi PMI.

b) Sejarah Gerakan
Setelah PMI bergabung ke dalam palang Merah Internasional, dilakukan
kongres – kongres PMI untuk mematangkan fungsi dari badan
kemanusiaan tersebut. Dalam kongres PMI ke 4 pada 25 – 27 Januari 1950
ide untuk membentuk PMR dicetuskan. Ide tersebut berasal dari
pengerahan anak  – anak sekolah di Austria pada perang Dunia I untuk
membantu kegiatan perang sesuai kemampuan mereka, misalnya
mengumpulkan pakaian bekas, majalah atau koran bekas, barang – barang
yang bisa digunakan dalam perang lainnya.

Ide tersebut diterapkan dengan sejarah terbentuknya PMR yang berada di


bawah pembinaan PMI, yang kemudian diterapkan pada beberapa sekolah
di Indonesia. PMR dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan paramita
Abdurrahman, sehingga tanggal 1 Maret 1950 menjadi tanggal resmi
berdirinya PMR Indonesia. pMR pertama Indonesia berada di Bandung,
dan PMR kedua didirikan di Kudus. Ada tiga tingkatan PMR yaitu :


hijau muda


warna slayer biru langit.


berwarna kuning cerah.

14
Hari, tanggal : Minngu, 25 April 2021
Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Materi : Obat Tradisional
Pemateri : Teh Vero

A. Sejarah Obat Tradisional

Obat tradisional dikenal juga dengan istilah obat bahan alam. Karena mayoritas
bahan alam yang digunakan dalam obat tradisional berasal dari tanaman, maka
obat ini disebut jugaobat herbal.

Obat tradisional telah dikenal dan digunakan secara luas di berbagai belahan
dunia, terutama di negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Di
negara-negara maju, penggunaan obat tradisional juga semakin populer. pada
relief Karmawibhangga digambarkan seorang laki-laki mendapat perawatan
dari beberapa wanita dengan cara memijat kepalanya serta memegang tangan
dan kakinya. Dari relief-relief tersebut dapat diidentifikasi lebih dari 50 jenis
tanaman.

Relief Karmawibhangga

Selain dari relief candi, bukti penggunaan obat tradisional oleh masyarakat Indonesia
juga dapat ditemukan dari informasi tertulis pada Serat Kawruh dan Serat Centhini

15
yang tersimpan di perpustakaan Keraton Surakarta. Serat Centhini memuat semua
pengetahuan yang ada di Jawa sejak masa pemerintahan Sultan Agung sampai
serat tersebut ditulis yaitu pada tahun 1814. pada tahun 1831 ditulis Serat
Kawruh Bab Jampi-Jampi Jawi yang merupakan kumpulan ramuan obat asli
Indonesia.

Serat Centhini

Bagi masyarakat Jawa dan Madura, obat tradisional lebih dikenal luas sebagai
jamu. Istilah jamu berasal dari Bahasa Jawa yang berarti obat tradisional yang
berasal dari tanaman. Jamu gendong adalah salah satu jenis jamu yang dijual
tanpa label, disiapkan segar dari bahan tanaman, tanpa bahan pengawet dan
dijual secara luas di warung-warung. Istilah gendong sendiri berarti membawa
sesuatu dengan punggung.Bagi masyarakat Jawa dan Madura, obat tradisional
lebih dikenal luas sebagai jamu. Istilah jamu berasal dari Bahasa Jawa yang
berarti obat tradisional yang berasal dari tanaman. Jamu gendong adalah salah
satu jenis jamu yang dijual tanpa label, disiakan segar dari bahan
tanaman, tanpa bahan pengawet dan dijual secara luas di warung-
warung. Istilah gendong sendiri berarti membawa sesuatu dengan punggung.

 PENGERTIAN OBAT TRADISIONAL


Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara
tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-
istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setemat, baik bersifat magic maupun
pengetahuan tradisional. Obat tradisional ada saat ini banyak digunakan
karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek

16
samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh. Bagian dari obat tradisional
yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan
bunga.

Sesuai yang tertulis dalam UU RI No.23 Tahun 1992, pengamanan


terhadap obat tradisional bertujuan untuk melindungi masyarakat dari obat
tradisional yang tidak memnuhi syarat. Izin usaha Industri Obat Tradisional
yaitu permenkes RI No.246/Menkes/Per/V/1990 yang dijelaskan beberapa
istilah.
Obat minum yang berasa pahit amat baik untuk mengobati panas
pada badan dan sakit perut karena dapat mendinginkan badan akibat panas
di dalam perut. Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan dan
Instansi terkait mengupayakan pembangunan berkelanjutan di bidang
kesehatan khususnya dalam hal obat tradisional atau obat bahan alam
Indonesia perlu dikembangkan secara tepat sehingga dapat dimanfaatkan
pada pelayanan kesehatan masyarakat yang baik dan benar.

 MANFAAT OBAT TRADISIONAL


1. Penambah nafsu makan
2. Membantu penyembuhan luka
3. Menyembuhkan penyakit kulit
4. Mengobati diabetes
5. Menurunkan demam
6. Menyembuhkan sakit kuning (hepatitis)
7. Penyembuhan rematik
8. Mengobati gatal-gatal
9. Menyembuhkan malaria
10. Mencerahkan kulit wajah

 TANAMAN OBAT DAN MANFAATNYA


1. Kapulaga

17
Tanaman rempah kapulaga sering dimanfaatkan sebagai bumbu masak
untuk makanan timur tengah. Tak hanya itu ternyata manfaatnya.
Buah, batang, hingga akar dari tanaman ini juga bisa dimanfaatkan
sebagai tanaman herbal untuk membuat obat herbal keluarga yang
alami. Kapulaga disebut-sebut memiliki manfaat diuretik yaitu,
melancarkan keluarnya air seni sehingga baik untuk kesehatan ginjal.
Di sisi lain, tanaman herbal kapulaga bagian biji dimanfaatkan untuk
mengatasi:
 Hipertensi karena dapat melancarkan sirkulasi darah;
 Susah buang air besar dan diare;
 Gangguan pencernaan.
2. Kemuning
Di dalam kemuning terkandung kumarin, flavonoid, alkaloid indol dan
tannin, saponin, dan glikosida jantung.Disebutkan, ekstrak dari
tanaman herbal ini berfungsi untuk menurunkan jumlah glukosa di
dalam darah.
3. Jintan hitam
Manfaat dari tanaman herbal jintan hitam antara lain adalah:
 Pereda nyeri (analgesik)
 Anti bakteri, radang, maag, hipertensi, bakteri, virus, dan jamur
 Menangkal gangguan imun
 Obat diabetes, kanker usus besar, anomali pada saluran
pencernaan, alergi, dan juga asma.
4. Mengkudu
 Mencegah infeksi karena mampu membunuh bakteri jahat
 Meningkatkan daya tahan tubuh
 Mencegah tekanan darah tinggi karena melancarkan sistem
peredaran darah
 Melegakan perut kembung
 Menyembuhkan radang pada lambung dan luka pada usus halus
 Anti kanker

18
 Mengobati sakit kuning.

 CARA MENGOLAH OBAT TRADISONAL


1. Pilihlah obat-obatan herbal yang tumbuh secara organic
2. Petiklah obat-obatan herbal yang Anda gunakan tersebut di pagi hari
yang cerah
3. Daun, buah, bunga dan beberapa bagian dari obat herbal yang ingin
Anda pakai tersebut haruslah benar-benar sudah matang sebelum Anda
memetiknya
4. Jika obat herbal Anda perlu dikeringkan, keringkanlah obat-obat
herbal tersebut di dalam oven atau dengan matahari secara langsung
5. Simpanlah obat-obatan herbal Anda tersebut di plastik atau botol
berwarna coklat.

 JENIS OBAT TRADISIONAL


1. Jamu
Jamu adalah obat tradisional berbahan dasar tumbuhan yang diolah
menjadi bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan langsung minum.
Umumnya obat tradisional ini dibuat dengan mengacu pada resep
warisan leluhur. bisa membuat jamu sendiri di rumah menggunakan
tanaman obat keluarga (TOGA) atau dibeli dari penjual jamu gendong.

Satu macam jamu bisa terbuat dari campuran 5-10 macam tanaman,
bahkan mungkin lebih. Setiap bagian tanaman mulai dari akar, batang,
daun, kulit, buah, dan bijinya bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
jamu.

Contohnya :
- Jamu kunyit asam = dapat membantu meredakan nyeri haid sebab
kunyit mengandung kurkumin yang mengurangi produksi hormon
prostaglandin penyebab kejang otot pada rahim. Selain itu, jamu
ini juga cukup sering digunakan sebagai obat pegal-pegal dan
ramuan penghilang bau badan.

19
- Jamu beras kencur dan Jamu temulawak = Jamu beras kencur
diolah dari campuran beras, kencur, asam jawa, serta gula merah
sering digunakan sebagai penambah stamina dan nafsu makan.
Jamu beras kencur juga dapat mengatasi masalah pencernaan,
sesak nafas, pilek, hingga sakit kepala. Sementara itu, jamu
temulawak juga berpotensi untuk mengobati masalah osteoarthritis.

Berdasarkan Ketentuan Kepala BPOM, jamu tidak memerlukan


pembuktian ilmiah sampai uji klinis di laboratorium. Sebuah
ramuan tradisional bisa dikatakan jamu apabila keamanan dan
khasiatnya telah terbukti berdasarkan pengalaman langsung pada
manusia selama ratusan tahun.

2. Obat herbal terstandar (OHT)


Obat herbal terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang terbuat dari
ekstrak atau sari bahan alam dapat berupa tanaman obat, sari binatang,
maupun mineral.
Produsen OHT harus memastikan bahwa bahan-bahan baku yang
digunakan dan prosedur ekstraksinya sudah sesuai standar BpOM.
Tenaga kerjanya pun harus memiliki keterampilan dan pengetahuan
mumpuni tentang cara membuat ekstrak.
Selain itu,produk OHT juga harus melalui uji praklinis di laboratorium
untuk menguji efektivitas, keamanan, dan toksisitas obat sebelum
dierjualbelikan.
Sebuah produk obat tradisional komersil resmi tergolong OHT jika
mencantumkan logo dan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR”
berupa lingkaran berisi jari-jari daun 3 pasang dan ditempatkan pada
bagian atas kiri dari wadah, pembungkus, atau brosurnya.

3. Fitofarmaka

20
Sama seperti OHT, produk fitofarmaka terbuat dari ekstrak atau sari
bahan alam berupa tanaman, sari binatang, maupun mineral. Bedanya,
fitofarmaka adalah jenis obat bahan alam yang efektivitas dan
keamanannya sudah dapat disejajarkan dengan obat modern.
Proses produksinya sama-sama berteknologi maju dan sudah terstandar
seperti OHT, tapi produk fitofarmaka harus melewati satu lagi tahan
proses pengujian tambahan. Setelah melalui proses uji praklinis,
produk OBA fitofarmaka harus menjalani uji klinis langsung pada
manusia guna menjamin keamanannya.
Sebuah produk obat tradisional boleh dipasarkan ke masyarakat jika
sudah melewati uji praklinis dan klinis. produk fitofarmaka juga harus
mencantumkan logo dan tulisan “FITOFARMAKA” berupa lingkaran
berisi jari-jari daun membentuk bintang dan ditempatkan pada bagian
atas kiri dari wadah, pembungkus, atau brosurnya.

 Bahan-bahan obat tradisional


1. Herba: Herba merupakan seluruh bagian dari tanaman obat, mulai dari
akar, batang, daun, bunga, hingga buahnya. Contoh simplisia herba:
pegagan dan jombang.
2. Daun: Simplisia daun dapat berupa daun yang masih segar atau yang
sudah dikeringkan. Contoh simplisia daun: daun sirih dan daun sirsak.
3. Bunga: Simplisia bunga dapat berupa bunga tunggal (satu bunga pada
satu tangkai) atau bunga majemuk (beberapa bunga dalam satu
tangkai).
Contoh simplisia bunga: bunga rosela dan bunga sidaguri.
4. Buah: Buah yang biasa dijadikan bahan ramuan tradisional ialah buah
yang sudah masak atau matang. Contoh simplisia buah: buah
mengkudu
dan buah merah.
5. Kulit Buah: Kulit buah yang dijadikan bahan ramuan herbal biasanya
diambil dari buah yang sudah matang. Contoh simplisia kulit buah:
kulit

21
buah delima dan kulit buah mahkoda dewa.
6. Biji: Simplisia biji biasanya diambil dari buah yang sudah matang.
Contoh
simplisia biji: biji pepaya dan biji ketumbar.
7. Kulit Kayu: Simplisia kulit kayu diambil dari bagian terluar pada
batang
tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan berbiji). Contoh simplisia kulit
kayu:
kulit kayu manis dan kulit kayu pohon asam.
8. Kayu: Jenis kayu yang umumnya dipakai untuk simplisia adalah kayu
tanpa kulit. Contoh simplisia kayu: kayu secang dan kayu cendana.
9. Akar: Simplisia akar dapat berasal dari tanaman rumput, perdu, atau
tanaman berkayu keras. Contoh simplisia akar: akar tanaman kompri
dan
akar putri malu.
10. Umbi: Simplisia umbi dapat berupa umbi akar serabut, umbi akar
tunggang, dan umbi batang. Contoh simplisia umbi: sarang semut
papua
dan umbi bit merah.
11. Rimpang: Rimpang adalah batang dan daun yang ada di dalam tanah,
bercabang, dan tumbuh mendatar. Dari ujung rimpang bisa tumbuh
tunas
yang muncul ke atas tanah dan berkembang menjadi tumbuhan baru.
Contoh simplisia rimpang: kunyit dan jahe.
12. Umbi Lapis: Umbi lapis adalah batang beserta daunnya yang berubah
bentuk menjadi umbi berlapis karena daunnya tebal, lunak, dan
berdaging.
Contoh simplisia umbi: bawang merah dan bawang bombai.

22
Hari, tanggal : Minggu, 25 April 2021
Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan
Waktu : 09.00 -10.00 WIB
Materi : Obat Modern
Pemateri : Teh Firda dan Teh Afifah

A. PENGERTIAN
a. Obat
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral
maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa
sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit.

b. Obat modern

Obat modern adalah obat yang digunakan dalam sistem kedokteran barat,
dapat berbentuk tablet, kaplet, sirup, puyer, salep, suppositoria. Biasanya
sudah dalam bentuk jadi buatan pabrik farmasi, dengan kemasan bernomor
kode pendaftaran di Departemen Kesehatan yang dimulai dengan 1-3
huruf diikuti angka-angka.

23
c. Dosis obat

Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang
memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit. Jika
dosis terlalu rendah (under dose) maka efek terapi tidak tercapai.
Sebaliknya jika berlebih (over dose) bisa menimbulkan efek
toksik/keracunan bahkan sampai kematian.

d. Resep obat

Resep obat adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker
untuk memberikan obat yang dikehendaki kepada pasien.

e. Mekanisme Kerja Obat


Mekanisme kerja obat adalah efek obat yang timbul karena interaksi obat
dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan
reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang
merupakan respon khas untuk obat tersebut.

B. PENGGOLONGAN OBAT MODERN

a. Obat Bebas

Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli/


dikonsumsi tanpa resep dokter. Pada kemasan
ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi
bulatan berwarna hijau. Meski disebut aman,
obat bebas tetap tidak boleh digunakan sembarangan. Biasadigunakan untuk
mengatasi gejala penyakit ringan, biasanya berupa vitamin atau
multivitamin. (Logo pada kemasan : Bulatan berwarna hijau dengan
dikelilingi lingkaran berwarna hitam).

24
b. Obat Bebas Terbatas

Obat Bebas Terbatas adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat jenis ini masih bisa
dibeli tanpa resep dokter. Contoh obat bebas terbatas antara lain
dianjurkan untuk melakukan pengobatan sendiri dengan obat-obatan yang
seharusnya diperoleh lewat resep dokter. Meski gejala dan keluhan penyakit
sama, obat yang digunakan belum tentu sama. (Logo pada kemasan :
Bulatan berwarna biru dengan dikelilingi lingkaran berwarna hitam).

c. Obat Keras

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli


diapotek dengan resep dokter. Tanda khusus
pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam
lingkaran merah dengan garis tepi berwarna
hitam. Obat jenis ini tidak bisa sembarang dikonsumsi karena bisa
berbahaya, meracuni tubuh, memperparah penyakit, atau menyebabkan
kematian. Obat yang termasuk dalam golongan ini misalnya antibiotik,
seperti tetrasiklin, penisilin, obatobatan yang mengandung hormon, obat
penenang, dan lain-lain.(Logo pada kemasan : Huruf K di dalam lingkaran
merah dengan dikelilingi lingkaran berwarna hitam).

25
d. Obat Narkotika dan Psikotropika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari


tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Contohnya opiod, morfin, heroin,
codein, demerol, methadone, kokain, cannabis, dan petidin.

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Dapat menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya
halusinasi, ilusi, gangguan caraberpikir, dan dapat menyebabkan
ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi.. Contoh: diazepam,
phenobarbital, ekstasi dan sabu-sabu. (Logo pada kemasan : Seperti simbol
tambah berwarna merah didalam lingkran yang dikelilingi lingkaran
berwarna merah).

C. OBAT UKS

UKS atau Usaha Kesehatan Sekolah adalah program pemerintah untuk


meningkatkan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan pembinaan
lingkungan sekolah sehat atau kemampuan hidup sehat bagi warga sekolah.
UKS dikelola oleh ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dan dibawah
bimbingan guru. Salah satu tugas dari PMR sendiri yaitu menyediakan obat-
obatan untuk keperluan kesehatan di UKS apabila ada siswa yang sakit dan
keadaan darurat lainnya. Berikut ini beberapa contoh obatobatan yang sering
dijumpai dalam UKS diantaranya :

- CTM, obat ini digunakan untuk penderita alergi.

26
- Promaag, obat ini digunakan untuk penderita sakit maag.

- Asamefenamat, obat ini digunakan untuk pereda nyeri seperti nyeri


akibat haid dan sakit gigi.
- Feminax, obat ini digunakan untuk penderita nyeri haid.

- Antasida doen, obat ini digunakan untuk penderita sakit maag.

- Counterpain dan Hot cream, obat berupa salep digunakan untuk


penderita sakit pegal linu.
- Alkohol 70%, cairan ini di gunakan untuk membersihkan
luka/antiseptic.

- Rivanol, cairan ini di gunakan untuk membersihkan luka/antiseptic.

- Betadine, antiseptic yang digunakan untuk pengobatan luka luar.

- Paracetamol, obat ini digunakan untuk menurunkan panas, demam, dan


sakit kepala.

- Sangobion, obat ini digunakan untuk mengobati anemia karena kurang


zat besi dan mineral lain yang membantu pembentukan darah.
- Molexflu dan Flutamol, obat ini digunakan untuk flu.

- Oxygen, digunakan untuk asma atau sesak nafas.

- Omedom, digunakan untuk pereda mual.

- Nheuramacyl, digunakan untuk otot (obat pegal).

- Bioplasenton, salep untuk luka bakar.

- Fresh care dan minyak angin.

- Insto, digunakan untuk mata.

27
Hari, tanggal : Sabtu, 01 Mei 2021
Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Materi : Kesiapsiagaan Bencana
Pemateri : Teh Rifa dan Teh Suci

A. Pengertian Bencana

Bencana adalah kejadian akibat fenomena alam yang luar biasa dan / atau
yang disebabkan ulah manusia yang menimbulkan krban jiwa, kerugian
material dan kerusakan lingkungan, dimana masyarakat setempat tidak dapat
mengatasinya, sehingga membutuhkan bantuan dari luar.

28
B. Pengertian Ancaman

Ancaman adalah fenomena alam yang berpotensi merusak atau mengancam


kehidupan manusia. Bencana terjadi ketika manusia tidak mampu lagi
mengatasi ancaman.

C. Hal-hal yang mempengaruhi Kapasitas

a. Kondisi fisik

b. Keadaan sosial budaya

c. Kelembagaan sosial

d. Kemampuan ekonomi

e. Pengetahuan

f. Sikap dan perilaku

D. Jenis Bencana berdasarkan Waktunya


a. Bencana yang terjadi secara tiba-tiba
Contoh : Gempa bumi, Tsunami, Angin topan/Badai, Letusan gunung
berapi, dan tnh longsor
b. Bencana yang terjadi secara perlahan
Contohnya : Kekeringan, Rawan pangan, kerusakan lingkungan, dll.

E. Jenis Bencana Berdasarkan Penyebabnya

1. Fenomena Alam

29
N0 PENYEBAB AKIBAT
- Gempa Tektonik
1 Pergeseran lempeng bumi
- Tsunami
- Gempa Vulkanik
2 Aktivits gunung api - Wedhus gembel
- Hujan abu
- Hujan musiman
3 Perubahan musim/iklim - Angin puting beliung
- Angin topan
- Kekeringan
4 Kemarau berkepangjangan
- Kebakaran hutan

2. Ulah Manusia
1) Berhubungan dengan lingkungan
Contohnya : Penebangan hutan tak terkendali, Perusakan area
penyanggah daratan dan laut, Polusi (air, udara & Tanah)

2) Berhubungan dengan kecelakaan / kelalaian


Contohnya : Kebakaran kilang minyak, Kebocoran reactor nuklir,
Kebocoran gas industri, dll.
3) Berhubungan dengan pertentangan antar manusia
Contohnya : Perang, Konflik sosial, dll.
4) Kombinasi
Contohnya : Banjir, Tanah longsor, kebakaran perumahana atau
Perkotaan, Kebakaran di pedesaan, lahan atau hutan, dll.

F. Siklus Bencana

a. Pra Bencana

30
1) Kesiapsiagaan

Adalah upayaupaya mpenggunaan kemampuan untuk secara tepat dan


cepat merespon bencana. Meliputi :

• Penyusunan rencana tanggap darurat bencana


• Pengembangan sistem peringatan dini Peningkatan kemampuan diri, dll

2) Mitigasi

Adalah upaya-upaya untuk mengurangi akibat ancaman bencana.


Contohnya Pengelolaan air bersih, pembangunan tanggul banjir dan
tempat evakuasi, penghijauan lereng yang rawan longsor, dll

b. Saat Bencana
1) Bantuan
2) Rehabilitasi

c. Setelah Bencana
 Rekonstruksi

G. ISI TAS SIAGA BENCANA


1. Obat-obatan ringan
2. Perlengkapan PP
3. Persediaan air minum dan makanan kering
4. Senter
5. Peluit
6. Korek api
7. Selimut
8. Pakaian
9. Perlengkapan mandi

31
10. Alas kaki
11. Kantong plastic besar
12. Foto keluarga
(Hal ini berguna pada saat terpisah dari keluarga.)
13. Buku cerita
(Akan membantu menghibur di tempat pengungsian)
14. Buku catatan
(Mencatat nomor telepon dan alamat keluarga serta nomor telepon
penting atau kanor atau organisasi yang dapat dihubungi apabila
membutuhkan bantuan)
15. Alat tulis
16. Radio transistor
(Selain sebagai hiburan, juga dapat membantu mengetahui perkebangan
pada saat bencana terjadi)

H. BENCANA-BENCANA
1. Gempa Bumi
a) Jenis Gempa Bumi
 Gempa Tektonik adalah gempa yang disebabka oleh pergeseran
lempengan tektonik
 Gempa Vulkanik adalah gempa yang disebabkan aktifitas gunung api.
 Gempa Induksi adalah gempa yang disebabkan oleh pelepasan energi
akibat sumber-sumber lainnya, misalnya : runtuhnya tanah dan
bebatuan akibat bahan peledak.

b) Akibat Gempa

32
 Hancurnya bangunan
 Kerugian harta maupun nyawa

c) Titik Pusat Gempa


 Hiposentrum, adalah pusat gempa jauh di bawah permukaan bumi,
tepat di tempat batuan yang pecah dan bergeser untuk pertama kali
 Episentrum, adalah titik di permukaan bumi , tepat diatas pusat gempa

d) Gelombang Seismik
Gelombang seismik adalah gerakan batuan yang menyebabkan getaran
pada gempa

e) Seismograf / Seismometer
Seismograf adalah alat pengukur getaran gempa.

f) Pengukuran Kekuatan Gempa


Charles F. Richer adalah seorang ahli seismologi Amerika yang
mengembangkan system pengukuran kekuatan gempa. Setiap angka pada
skala richer (SR) menggambarak 10 kali peningkatan gerakan tanah yang
tercatat oleh seismograf.

g) Yang Dilakukan bila Terjadi Gempa


 Sebelum gempa terjadi
1. Kenalilah daerah sekiat tempat tinggalmu
2. Ketika masuk ke sebuah gedung atau bangunan, perhatikan dimana
leta pintu keluar, tangga darurat atau cara-cara keluar jika sewaktu-
waktu harus menyelamatkan diri.
3. Perhatikan tempat-tempat yang aman untuk berlindung ketika gempa
4. Perhatikan juga tempat-tempat berbahaya pada saat gempa terjadi.
Contohnya : di dekat atau di bawah candela kaca, di dekat pilar atau
tiang

33
5. Catat dan simpan nomor-nomor telepon penting yang harus
dihubungi pada saat gempa terjadi
6. Matikan kran air, kompor, gas dan listrik setelah selesai digunakan

 Ketika gempa terjadi


a. Di rumah
1) Berusahalah menyelamatkan diri dan keluarga.
2) Berlindung di bawah meja agar tidak terkena benda yang jatuh
3) Lindungi kepala dengan apa saja
Misalnya : papan, bantal atau kedua tangan dengan posisi
telungkup.
b. Di luar rumah
1) Merunduk dan lindungi kepala
2) Bergeraklah menjauh dari gedung dan tiang
3) Menuju daerah terbuka
4) Jangan lakukan apapun sampai keadaan menjadi tenang
c. Di mal atau tempat umum
1) Tetap tenang
2) Ikuti petunjuk dari satpam atau petugas penyeamat
3) Jangan menggunakan lift
4) Gunakan tangga darurat
5) Bergeraklah ke tempat terbuka
d. Di dalam kendaraan
1) Berpeganglah dengan erat pada tiang atau apapun yang dekat
2) Tetap tenang
3) Ikuti perintah atau petunjuk petugas
4) Minta pngemudi untuk mngehentikan kendaraan
5) Bergeraklah e tempat terbuka
6) Di gunung atau pantai
7) Jika di gunung, bergeraklah ke daerah yang aman yaitu lapangan
terbuka yang jauh dari daerah lereng

34
8) Jika di pantai, bergeraklah ke daerah yang lebih tinggi atau
perbukitaan

 Setelah Gempa Terjadi


1. Bila masih berada di dalam gedung ata ruangan, segeralah keluar
2. Periksa keadaan diri sendiri, apakah ada bagian tubuh yang terluka
atau tertimpa benda-benda
3. Mintalah orang dewasa untuk mematikan listrik dan gas
4. Jangan menyalakan api
5. Beri pertolongan pertama kepada orang lain bila mampu
6. Dengarkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya dan
bertindaklah sesuai himbauan

2. BANJIR
Adalah merupakan peristiwa meluapnya air yang menggenangi permukaan
tanah, yang ketinggiannya melebihi batas normal.

 Yang dilakukan bila Banjir terjadi


1. Sebelum Banjir
2. Buatlah denah dan peta lingkungan sekitarmu
3. Beri tanda tempat-tempat yang biasanya terendam genangan air
banjir
4. Tandai tempat-tempat yang aman dari banjir
5. Tandai tempat-tempat yang berbahaya dari banjir
6. Ketahui sistem peringatan dini di lingkunganmu
7. Pahami tanda-tanda terjadinya banjir dan waspadai jika itu terjadi
8. Kalau tidak hujan, perhatikan kondisi air sungai terdekat, apakah
lebih keruh dari biasanya.
9. Simpan surat-surat penting di dalam plastik atau bahan kedap air

 Saat Banjir

35
1. Pantau informasi penting yang disampaikan melalui radio atau TV
2. Pindahkan barang-barang atau perabotan rumah ke tempat yang
lebih tinggi dan tidak terjangkau oleh genangan air
3. Segera padamkan aliran listrik dan gas di rumah
4. Bersiaplah untuk kemungkinan mengungsi
5. Perhatikan kecenderungan air, apakah meningkat atau berkuran
6. Jika hujan tidak berhenti dan air tidak surut atau bahkan meningkat,
segera mengungsi ke tempat yang aman atau tempat yang telah
ditentukan oleh pemerintah setempat
7. Jika ada himbauan mengungsi, segera lakukan dengan tenang dan
tertip
8. Jika terjebak dalam rumah, tetap tenang dan berusaha mencari
pertolongan dengan menghubungi kerabat, PMI Cabang, Kantor
Pemerintahan, atau kantor Polisi
9. Tetap menjaga perilaku hidup sehat dan bersih
10. Usahakan untuk tidak tidur di tempat terbuka

 Setelah Banjir
1. Jika mengungsi, pulanglah ke rumah jika keadaan sudah benar-
benar aman
2. Jangan langsung masuk kerumah, tetapi lihat situasi terlebih dahulu
dengan seksama
3. Periksa lingkungan sekita rumah kalau-kalau ada bahaya yang
tersembunyi
4. Gunakan selalu alas kaki
5. Mulailah membersihkan sekitar rumah dan lingkungan
6. Cuci perlengkapan makan dan barang lainnya dengan sabun anti
kumanPerhatikan kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan
agar terhindar dari berbagai penyakit

3. Tsunami

36
Berasal dari bahasa Jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang
berarti pelabuhan. Gelombang tsunami mempunyai pola ketika mendekati
pantai gelombang meningkat ketinggian namun kelajuannya menurun. Di
tengah laut, Tsunami bergerak sangat cepat, dan ketika mendekati pantai
dan mencapai daratan akan menimbulkan gelmbang dengan ketinggian 4 –
24 meter dan jangkauan jangkauan ke daratan 50 – 200 meter dari garis
pantai. Tinggi dan besarnya gelombang tsunami dipengaruhi oleh besar
kecilnya pergeseran tanah dan bentuk garis pantai.

a. Dampak Tsunami
• Banjir dan genangan air di daratan. Misalnya di Banda Aceh,
tsunami menimbulkan genangan air laut sekitar 20 – 60 cm, dan
meninggalkan endapan Lumpur setebal 10 – 20 cm
• Kerusakan sarana dan pra-sarana. Misalnya di Banda Aceh, pada
tahun 2005, sedikitnya 120 hektar lahan pertanian rusak atau
tergenang air laut
• Pencemaran lingkungan. Tsunami menghanyutkan benda-benda
sejak lautan hingga daratan yang terdampar dan tak berguna
sehingga menjadi sampah. Sumber air bersihpun tercemar digenangi
air laut
• Korban jiwa dan harta

b. Yang Harus dilakukan bila ada Tsunami


 Sebelum Tsunami
1. Kenali tanda-tanda tsunami
2. Tsunami biasanya didahului gempa besar yaitu gempa yang
berpusat di laut dangkal (0 – 30 Km) dan memiliki kekuatan 6,5 SR
atau gempa yang berpola sesar naik atau sesar turun.
3. Tanda-tanda sebelum Tsunami diantaranya air laut surut melewati
garis pantai sehingga bisa terlihat binatang laut, dan tercium bau
garam yang menyengat.

37
4. Jika tinggal di tepi pantai atau sedang berada di pantai, ketahuilah
jalur evakuasi yang aman jika Tsunami terjadi.
5. Jika tidak terdapat dataran tinggi, pilihlah gedung yang tinggi
(minimal 3 lantai dan memiliki konstruksi yang kuat)

 Saat Tsunami
1. Jangan panik.
2. Bertindak cepat dan tepat.
3. Bergeraklah sesuai jalur evakuasi tsunami.
4. Jika jalur evakuasi belum ada atau tidak diketahui, bergeraklah ke
tempat yang lebih tinggi.
5. Jika tanda-tanda Tsunami ada, peringatkan orang lain dan ajaklah
keluarga dan orang-orang di sekiatrmu menyelamatkan diri.
6. Jika hanyut, carilah benda-benda terapung yang dapat dijadikan
rakit. Berpegang eratlah dan usahakan tidak meminum air laut dan
tetap di permukaan air untuk dapat bernapas.
7. Jika terbawa ke tempat yang lebih tinggi, tetaplah bertahan disitu
sampai air surut dan keadaan menjadi tenang.
8. Tetap berdoa untuk keselamatan.

 Sesudah Tsunami
1. Jangan larut dalam suasana kepanikan, tetapi tetap tenang.
2. Kuatkan hati untuk menghadapi kenyataan.
3. Setelah surut, berhati-hatikah. Jangan melewati jalan-jalan atau
daerah yang rusak.
4. Ikuti himabuan dari pemerintah atau regu penyelamat.
5. Jika sampai di rumah, jangan langsung masuk, tetapi waspadai ada
bagian rumah yang roboh atau lantai licin.
6. Jangan lupa mengecek anggota keluarga satu persatu.
7. Hindari instalasi listrik.
8. Bantulah teman-temanmu terutama yang banyak mengalami
penderitaan, pengalaman mengerikan dan kehilangan.

38
9. Untuk mendapatkan bantuan dan informasi datanglah ke Posko
bencana.
10. Jalin komunikasi dengan warga sekitar.
11. Bantulah keluarga dan tetangga yang lebih lemah.
12. Bersiaplah kembali ke kehidupan normal.

4. LONGSOR
a. Penyebab Longsor
Penyebab utamanya adalah grafitasi, tetapi volumenya yang besar
dipengaruhi oleh :
1) Faktor Alam Meliputi :
• Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan tanah, unsur / jenis
lapisan tanah, gempa bumi, gunung api, dll
• Kondisi iklim : curah hujan yang tinggi
• Kondisi topografi : kemiringan permukaan tanah, seperti : lembah,
lereng, dan bukit.
• Kondisi tata air : akumulasi volume atau massa air, pelarutan dan
tekanan hidrostatitika, dll.

2) Faktor Manusia
• Pemotongan tebing pada penambangan di lereng yang terjal
• Penimunan tanah urugan di daerah lereng
• Kegagalan struktur dinding penahan tanah
• Penggunduan hutan
• Budidaya ikan di atas lereng
• Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman
• Pengembangan wilayah melanggar aturan tata ruang

b. Jenis-jenis tanah longsor


Sangat dipengaruhi oleh kemiringan lereng, bidang gelincir dan kondisi
lokasinya.

39
1) Longsoran Translasi
Terjadi jika tanah dan batuan bergerak pada permukaan landai yang
rata atau bergelombang. Bidang bergeraknya tanah atau batuan
disebut bidang gelincir.
2) Longsoran Rotasi
Terjadi jika tanah dan batuan bergerak pada bidang gelincir
berbentuk cekung.
3) Longsoran Translasi Batu (Pergerakan blok)
Terjadi jika batuan berpindah pada bidang gelincir yang landai.
4) Longsoran Rayapan Tanah
Jika butiran tanah kasar dan halus yang bergerak lambat atau
merayap. Longsor rayapan ini ditandai dengan rumah, pohon, atau
tiang yang miring ke bawah. Kadang rayapan bergerak cepat bahkan
tidak terkendali.
5) Longsoran Runtuhan
Terjadi jika batuan, tanah atau material lainnya jatuh bebas ke
bawah. Biasanya terjadi di lereng yang terjal dan menggantung di
daerah pantai.
6) Longsoran Aliran
Terjadi jika tanah terdorong oleh air, sehingga material yang ada
diatasnya bergerak di sepanjang lereng dan meluas pada daerah yang
landai.

c. Yang Harus Dilakukan

 Sebelum terjadi longsor


• Petakan daerah yang rawan longsor
• Tandai lokasi yang berpotensi longsor dan jalur longsorannya
• Gerakan penanaman ohon di lereng yang rawan longsor
• Pelajari tanda-tanda longsor

40
• Waspadai warna air sungai yang berubah keruh
• Waspadai bila tiba-tiba muncul mata air, rembesan atau retakan yang
memanjang di tanah
• Lakukan patroli secara bergantian

 Saat longsor terjadi


• Segerah bergerak ke tempat yang aman dari jalur longsoran
• Bila memungkinkan bantu orang lain yang lemah seperti orang sakit,
balita, lansia
• Bertahanlah sampai situasi benar – benar aman di tempat yang
terlindung
• Hubungi pihak – pihak yang terkait penaganan bencana, seperti
Satgas Bencana Desa, PMI cabang, dll
• Setelah longsor terjadi
• Periksa jika ada yang terluka dan terjebak lonsoran tanpa memasuki
longsoran secara langsung
• Tolong orang –orang yang mungkin memerlukan pertolongan
• Denganrkan informasi keadaan darurat
• Jangan kembali ke tempat tinggal sebelum keadaan benar benar
aman

5. KEBAKARAN

a. Penyebab Kebakaran

Kebakaran disebabkan oleh nyala api yang besar tak terkendali, karena
kecerobohan manusia. Bisa juga disebabkan karena kekeringan panjang.

41
b. Akibat Kebakaran
• Kebakaran menyensarakan Kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan
yang ada di suatu wilyah
• Kebakaran dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan
• Hilangnya pohon – pohon yang mempengaruhi daya tangkap air
• Dapat menimbulkan kupulan asap Yang menyebabkan gangguan
pernapasan dan penglihatan

c. Mencegah Terjadinya Kebakaran


• Setelah Selesai memasak, pastikan kompor padam
• Alat alat listrik harus dimatikan setelah di pakai
• Menyimpang bahan – bahan yang mudah terbakar dengan aman
• Jangan membakar sampah ditengah terik matahari atau angin bertiup
kencang
• Jika menggunakan kompor gas, letakkan kompor gas di ruangan yang
ventilasinya bagus.

d. Yang Perlu Dilakukan


• Padamkan api sebelum membesar
• Jika kompor yang terbakar, padamkan dengan menggunakan karung
atau kain yang telah dibasahi, jangan sekali - kali menyiramkan air ke
atas kompor yang terbakar
• Jika kebakaran disebabkan listrik, Putuskan aliran listrik secepatnya dan
padamkan percikan apinya
• Bila api tidak bisa di atasi, hubungi dinas pemadam kebakaran.

6. ANGIN TOPAN

a. Pengertian

Udara bertekanan rendah yang berbahaya dengan memiliki kukuatan luar


biasa yang dapat merusak daerah yang dilaluinya

42
b. Kekuatan Angin Topan :
• Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil
• Merusak jaringan listrik
• Merusak atau menghancurkan bangunan
• Menyebabkan erosi di daerah pesisir

c. Yang Perlu Dilakukan

 Sebelum Terjadi
• Pelajari dan kenali tanda – tanda bahaya topan, seperti awan gelap,
tebal dan tampak menakutkan, petir dan kilat dari kejauhan
• Kenali jalur – jalur cepat dan aman ke tempat pengunsian
• Pantaulah informasi cuaca yang disampaikan oleh BMG
• Siapkan tas “Siaga bencana”

 Pada Saat terjadi


• Bergeraklah ke tempat yang aman
• Jika rumah dianggap aman, tutuplah jendela rapat-rapat, bersiap-
siaplah jika ada himbauan untuk mengungsi
• Jangan pegang Alat listrik atau telepon karena petri dapat mengalir
melalui kabel
• Matikan Arus listrik
• Jika harus mengungsi, Mengungsilah secara tenang, bawalah tas
siaga bencana

 Sesudah Topan Terjadi


• Jangan tinggalkan rumah atau tempat pengungsian sampai keadaan
benar – benar aman
• Jangan meyalakan api, aliran gas atau listrik, bisa jadi ada kebocoran
gas atau kerusakan kabel listrik

43
• Jangan tepisah dengan keluarga

7. LETUSAN GUNUNG API

a. Pengertian

Gunung Api berasal dari kata vulcanus atau vulkan berarti Gunung berapi.
Letusan Gunung Berapi adalah endapan magma yang keluar akibat
dorongan gas yang bertekanan tinggi dari perut bumi

b. Bahaya
 Bahaya langsung (primer) ; Bahaya yang ditimbulkan secara langsung
pada saat terjadi letusan gunung berapi, yakni bahaya yang disebabkan
oleh keluarnya material pada saat gunung meletus seperti aliran larva,
awan panas, abu, pasir, batu dan gas beracun
 Bahaya tidak langsung (sekunder) ; bahaya yang timbul selama atau
setelah terjadi letusan, seperti bahaya Lahar yang mengalir di lereng
gunung

c. Akibat Gunung
• ApiAliran larva
• Awan panas
• Aliran lumpur
• Hujan abu
• Kebakaran hutan
• Gas beracun
• Gempa bumi
• Gelombang tsunami

d. Yang Perlu Dilakukan


• Mengenal Bahaya letusan gunung Api
• Waspadai daerah –daerah yang berbahaya di sekitar gunung api
seperti jalur aliran lahar, kawah, asap panas

44
• Gunakan sapu tangan di basahi atau masker gas untuk menutup
hidung guna melindungi diri pada gas beracun
• Persiapkan diri, jika ada tanda-tanda letusan
• Gunakan kaca mata pelindung untuk menghindari masuknya abu
• Kenali tanda tanda peringatan bencana di lingkungan tempat
tinggal kita
• Ikuti petunjuk petugas
• Jika harus menguasai bawalah barang –barang penting saja

Hari, tanggal : Sabtu, 21 Agustus 2021


Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan
Waktu : 09.00 WIB

45
Materi : Peraturan Baris Berbaris
Pemateri : Teh Vero

A. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

B. Tujuan
1. Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas
2. Menumbuhkan rasa persatuan
3. Melatih Disiplin
4. Menanamkan rasa tanggung jawab.

C. Pengertian Aba – Aba dalam Peraturan Baris Berbaris (PBB)


Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seorang pimpinan kepada
yang dipimpin untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.

D. Macam Aba-Aba
Ada 3 Macam Aba-aba yaitu:
• ABA-ABA PETUNJUK adalah aba-aba petunjuk dipergunakan jika perlu,
untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksana.
• ABA-ABA PERINGATAN adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk
dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
• ABA-ABA PELAKSANAAN adalah ketegasan mengenai taat untuk
melaksanakan yang terdiri dari aba-aba :Aba-Aba Petunjuk Dipergunakan
Hanya Jika Perlu, Untuk Menegaskan Maksud Daripada Aba-Aba
Peringatan, Aba-Aba Pelaksanaan

46
E. Gerakan Dasar PBB
1. SIKAP SEMPURNA
Aba-aba : Siap – GERAK.
Pelaksanaan, pada aba-aba pelaksanaan badan berdiri tegap, kedua tumit rapat,
kedua telapak kaki membentuk sudut 60, lutut lurus paha dirapatkan, berat
badan pada kedua kaki, perut sedikit ditarik, dada dibusungkan, lengan rapat
pada badan, pergelangan tangan lurus, jari mengenggam seperti meremas
santan, ibu jari segaris dengan jahitan celana serta pandangan lurus kedepan
dan bernapas sewajarnya.

2. ISTIRAHAT
Aba-aba : Istirahat ditempat – GERAK.
Pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri selebar 30 cm, kedua belah
tangan dibawa kebelakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan
diatas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan, tangan kiri memegang
pergelangan tangan kanan, kedua tangan dilemaskan dan badan dapat bergerak.

3. LENCANG KANAN/KIRI (BERSAF)


Aba-aba : Lencang kanan/kiri – GERAK.
Pelaksanaan, dalam sikap sempurna, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri
dengan jari menggenggam dan menyentuh bahu kiri/kanan orang disebelahnya,
punggung tangan menghadap keatas, kepala dipalingkan kekanan/kiri serta
meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang yang berada disebelah
kanan/kirinya.

Pada saat pelaksanaan saf depan mengangkat lengan kanan / kiri dalam
keadaan tangan menggenggam menyentuh bahu kanan / kiri orang yang berada
disebelahnya.

Saf tengah dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan kedepan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak
mengangkat tangan.

47
Penjuru saf tengah dan belakang mengambil jarak dari depan 1 lengan
ditambah 2 kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan tanpa
menunggu aba-aba.

Pada aba-aba Tegak – GERAK, semua dengan serentak menurunkan lengan


dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

4. SETENGAH LENCANG KANAN/KIRI


Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri – GERAK.
Pelaksanaan, sama seperti pada saat lencang kanan/kiri tetapi tangan kanan/kiri
dipinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang
berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang.
Pada aba-aba Tegak – GERAK, semua dengan serentak menurunkan lengan
dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

5. LENCANG DEPAN (BERBANJAR)


Aba-aba : Lencang depan – GERAK.
Pelaksanaan, penjuru sikap sempurna dan nomor dua dan seterusnya
meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan
ditambah dua kepalan tangan, saf depan banjar tengah dan kiri mengambil
jarak satu lengan kesamping kanan dan setelah lurus menurunkan tangan dan
sikap sempurna kembali tanpa menunggu aba-aba. Banjar tengah dan kiri sikap
sempurna.

6. CARA BERHITUNG
Aba-aba : Hitung – MULAI.

48
Pelaksanaan, jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat
kedepan, saf terdepan memalingkan mukanya kekanan dan pada aba-aba
pelaksanaan, berturut-turut dimulai dari penjuru menghitung sambil
memalingkan muka kembali kedepan. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan
semua anggota tetap dalam sikap sempurna dan pada aba-aba pelaksanaan
mulai dari penjuru kanan berturut-turut kebelakang menghitung Jika
pasukanberbanjar/bersaf tiga, maka yang berada dipaling kiri mengucapkan
LENGKAP atau KURANG …

Hari, tanggal : Sabtu, 08 Mei 2021

49
Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Materi : Donor Darah
Pemateri : Teh Aulia dan Teh Najwa

A. PENGERTIAN
• Donor darah : menyumbangkan darah untuk maksud dan tujuan transfusi
darah
• Transfusi darah : proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat dan
memenuhi persyaratan kepada orang yang membutuhkan
• Calon donor darah : orang yang menyumbangkan darahnyaResipien :
orang yang mendapat sumbangan darah

B. FUNGSI DARAH
• Mengangkut Oksigen dari paru-paru ke sel jaringan tubuh.
• Mengangkut karbondioksida dari sel-sel jaringan tubuh ke paru-paru untuk
selanjutnya dikeluarkan.
• Mengganti sel-sel yang rusak (jika seseorang mengalami kecelakaan atau
sakit yg menyebabkan kekurangan darah, jiwanya bisa terancam sehingga
perlu transfusi darah).

C. DONOR DARAH TINDAKAN SUKARELA


• Darah yg dipindahkan dpt berupa darah lengkap maupun berupa
komponen darah.
• Darah lengkap : darah yang mengandung seluruh komponen darah.
• Komponen darah terdiri dari plasma darah, sel darah merah, sel darah
putih, dan keping-keping darah.
• Donor Darah Sukarela (DDS) : seseorang yg menyumbangkan darahnya
secara sukarela tanpa mengetahui untuk siapa.
• Donor Darah Pengganti (DDP) : seseorang yg diminta menyumbangkan
darahnya kpd seseorang & dia tahu siapa darah tersebut diberikan.

50
• INGAT…!!! Darah yg telah diambil harus mengalami pengujian untuk
memantikan bebas dari penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis, dan
Sipilis… setelah itu darah di simpan untuk menunggu digunakan.

D. GOLONGAN DARAH

Aglotinogen/Anti
Aglutinin/Antibodi
gen (terdapat Golongan
(terdapat dalam Genotip
dalam sel darah Darah
serum)
merah)
A Anti-A OA atau AA A
B Anti-B OB atau BB B
AB - AB AB
O Anti-A dan Anti-B OO O

E. SYARAT DONOR DARAH


• Laki-laki/wanita berusia 18-60 tahun
• Sehat jasmani dan rokhani menurut pemeriksaan dokter
• Berat badan minimal 45 kg
• Kadar hemoglobin minimal 12,5 g/dl
• Tekanan darah sistolik 100 – 180 mmHg dan diastolik 50 – 100 mmHg
• Tidak menderita penyakit berisiko tinggi seperti HIV/AIDS, hepatitis,
sifilis, jantung, hati, paru-paru, ginjal, kencing manis, kejang, kanker atau
penyakit kulit kronis
• Bagi wanita yg sedang haid, hamil atau menyusui tidak diperkenankan
mendonorkan darahnya.

F. MANFAAT MENJADI DDS


• Mendapatkan kepuasan batin karena darah yang disumbangkan dpt
menyelamatkan seseorang yg membutuhkan

51
• Kesehatan kita menjadi terpantau karena kondisi kesehatan kita akan
diperiksa secara teratur
• Membantu tubuh semakin sehat sebab dengan mendonorkan darah tubuh
akan memproduksi darah yang baru
• Dapat bergabung dalam organisasi PMI untuk menambah relasi/teman, dan
beberapa di kegiatan kemanusiaan
• Meningkatnya jumlah DDS akan meningkatkan nilai-nilai kesetiakawanan
dan kepedulian sosial.

G. PROSEDR PENGAMBILAN DARAH DONOR


1. Isi Formulir
2. Cek Berat Badan
3. Cek HB
4. Cek Sehat
5. Ambil Darah
6. Refreshment
7. Ambil Kartu Donor

H. PROSEDUR PERMINTAAN DARAH


1. Membawa Surat keterangan dokter
2. Membawa Formulir yang telah diisi oleh dokter dengan contoh darah pasien
3. Serahkan formulir dan contoh darah tsb ke Bank Darah RS atau ke UTDC
(jika persediaan Darah tak ada di BD)
4. BD/UTDC akan melakukan reaksi silang contoh darah donor dengan darah
pasien
5. Selanjutnya diproses sesuai dengan permintaan jenis komponen darah.
6. Menunggu hingga kantong darah yang diminta siap.

Hari, tanggal : Sabtu, 18 September 2021


Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan
Waktu : 09.00-10.00 WiB

52
Materi : Pertolongan Pertama
Pemateri : Tch Suci

A. PENGERTIAN
Pertolongan Pertama yaitu pemberian pertolongan segera kepada penderita
sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.

B. TUJUAN PERTPLONGAN PERTAA


1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan

C. PERSETUJUAN TINDAKAN PERTOLONGAN


Ada dua bentuk persetujuan atau ijin bagi penolong untuk melakukan tindakan:
a. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat Adalah persetujuan yang
umum diberikan dalam keadaan penderita sadar atau normal.
b. Persetujuan yang dinyatakan Adalah persetujuan yang dinyatakan secara
lisan atau secara tertulis oleh penderita itu sendiri.

D. KEWAJIBAN PENOLONG PERTAMA


Seorang Penolong Pertama mempunyai KEWAJIBAN sebagai berikut:
• Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang di sekitarnya
• Menjangkau penderita
• Mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
• Meminta bantuan / rujukan
Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat sesuai keadaan penderita
• Membantu penolong yang lain
• Menjaga kerahasiaan medis penderita
• Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat

53
• Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi / dirujuk ke fasilitas
kesehatan

E. KUALIFIKASI PENOLONG PERTAMA


• Jujur dan bertanggungjawab
• Profesional
• Mempunyai kematangan emosi
• Mampu bersosialisasi
• Kemampuan nyata terukur sesuai sertifikasi
• Mempunyai kondisi fisik baik Mempunyai rasa bangga

F. Alat Pelindung Diri (APD)


Sebagai pelaku pertolongan pertama seseorang akan dengan mudah terpapar
dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang memungkinkan
penolong dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama dalam menghadapi darah
dan cairan tubuh dari penderita adalah darah dan semua cairan tubuh sebagai
media penularan penyakit.

Beberapa penyakit yang dapat menular di antaranya adalah Hepatitis, TBC,


HIV/AIDS. Disamping itu, APD juga berfungsi untuk mencegah penolong
mengalami luka dalam melakukan tugasnya.

 Beberapa APD antara lain :


1. Sarung tangan lateks.
Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat
merembes. Bila akan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung
tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu.

2. Kacamata pelindung.

54
Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah
terjadinya cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat
melakukan pertolongan.
3. Baju pelindung.
Penggunanya kurang popular di Indonesia, gunanya adalh untuk
mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.
4. Masker penolong.
Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara.
5. Masker resusitasi.
Diperlukan bila akan melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).
6. Helm.
Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda dari
atas. Misalnya dalam bangunan runtuh dan sebagainya

Hari, tanggal : Sabtu, 08 Mei 2021


Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan

55
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Materi : Perawatan Keluarga
Pemateri : Teh Difa dan Teh Hasya

A. PENGERTIAN
Perawatan Keluarga adalah perwatan yang dilakukan oleh anggota
keluarga itu sendiri dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan
keluarga itu dan sederhana tetapi hasilnya memuaskan.

C. TUJUAN PERAWATAN KELUARGA


1. Meringankan keadaan si korban
2. Mempercepat upaya penyembuhan
3. Memperkecil resiko penularan penyakit
4. Mendidik anggota keluarga untuk hidup hemat
5. Membiasakan hidup sehat dan bersih

D. FUNGSI PERAWATAN KELUARGA


1. Pengamatan terhadap penderita
2. Tindakan perawatan
3. Tindakan pengobatan
4. Pencatatan
5. Penyuluhan kesehatan

E. MAKSUD PERAWATAN KELUARGA


1. Karena pengaruh keadaan ekonomi, tidak semua orang mampu membayar
ongkos Rumah
Sakit.

2. Karena faktor kepercayaan / keinginan si penderita yang tidak


menginginkan untuk dirawat diluar.
3. Karena RS penuh / jumlah RS kurang, serta tenaga Dokter dan perawat
kurang.

56
F. SASARAN PERAWATAN
KELUARGA
• Penderita yang layak dirawat dirumah.
• Bayi dan anak yang tidak terawat.

G. ALASAN PERAWATAN KELUARGA


• Secara psikologis orang yang sakit lebih senang dirawat di rumah
sendiri.
• Dapat menghemat waktu dan biaya.
• Dirawat oleh anggota keluarga sendiri dapat mempercepat
penyembuhan.

H. PELAKU PERAWATAN KELUARGA


• Siapa saja asal mendapat pendidikan sebelumnya.
• Mereka yang mampu menyelenggarakan.

I. PRINSIP KERJA SEORANG PELAKU


PK
a. Sikap yang baik seorang Pelaku PK penting untuk memberi kesan baik
tentang kepribadiannnya:
• Berprikemanusiaan.
• Bertanggungjawab.
• Selalu mengutamakan kepentingan klien.
• Selalu bersikap terbuka.
• Peduli terhadap penderitaan orang lain.
b. Menunjukan kemauan kerja dengan bersikap tenang, cepat, tepat dan
tanpa ragu-ragu.
c. Mempunyai sifat ramah, selalu senyum, bersedia untuk mendengarkan
keluhan dan mampu menenangkan si sakit.
d. Berfikirlah sebelum bertindak atau bekerja
e. Pengamatan serta informasi yang berwenang sangat bermanfaat dan
membantu dalam menjalankan tugas perawatan

57
f. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan di sakit dengan tidak
mengabaikan kebersihan diri sendiri.
g. Selalu mencatat hasil pengamatan dan perawatan secara singkat jelas
h. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit
i. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/
petugas kesehatan.
j. Jika perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas atau rumah sakit,
persiapkan dengan baik, baik keperluan orang sakit maupun transportasi.
k. Selalu menjaga kerahasiaan medis pasien

J. PERALATAN PERAWATAN KEDARURATAN di RUMAH


Peralatan Perawatan Keluarga :

Peralatan yang diperlukan untuk PK tidak harus sama dengan yang ada di
rumah sakit, dengan peralatan sederhana kita dapat menolong orang sakit.
Peralatan yang digunakan dapat menggunakan peralatan yang ada atau
improvisasi.

Perlengkapan PK sederhana

a. Alat Kebersihan :
• APD (Celemek, sarung tangan dan Masker)
b. Peralatan mencuci tangan
• Air mengalir (kran, botol, improvisasi lain)
• Baskom (wadah penampung air)
• Sabun dalam tempatnya
• Handuk tangan/serbet
c. Peralatan tempat tidur
• Tempat tidur dan kasur.
• Bantal dan Guling
• Selimut
• Seprei
• Kain perlak dan alas perlak
d. Perlatan mandi, Buang air besar (BAB), Buang air kecil (BAK)

58
• Tempat tidur
• Bantal dan Guling
• Selimut
• Seprei
• Kain perlak dan alas perlak
• Ember
• Gayung
• Baskom
• Washlap
• Handuk
• Pasu najis (pispot)
• Labu Kemih (urinal)
• Tissue
• Sisir
• Sabun
• Popok disposible (jika diperlukan)
e. Peralatan mencuci rambut:
• Shampoo
• Pelembab rambut (conditioner)
• Alat pengering rambut
• Sisir
• Handuk
• Perlak
f. Peralatan memelihara mulut
• Sikat gigi
• Pasta gigi
• Tempat penampungan buangan
g. Peralatan makan
• Baki
• Piring
• Sendok

59
• Garpu
• Gelas dengan tatakan dan penutupnya
• Sedotan
• Serbet
• Selang Sonde (jika pasien mempergunakannya)
• Meja kecil, bel/lonceng (khusus untuk pasien yang tidak dapat
makan sendiri) h. Peralatan Medis
• Termometer (Manual dan Digital)
• Tensimeter dan stetoscope (Manual dan Digital)
• Bengkok
• Perban & Plester
i. Peralatan kompres
• Washlap
• Kantong es/kompres dingin
• Kantong air panas/ kompres panas
• Botol
j. Alat habis pakai
• Bedak
• Minyak pelumas (Baby Oil)  Cream pelembab kulit.
• Desinfektan / cairan pensuci hama
• Antiseptik ( bethadin, alcohol 70 %, clorin )
• Plester, verband, tensoplast
k. Peralatan lainnya

• Pakaian bayi lengkap


• Bak mandi untuk bayi

K. HAL - HAL YANG DILAKUKAN


DALAM PERAWATAN KELUARGA
1. Membersihkan tempat tidur si penderita
2. Penggantian dan pemasangan sprei
3. Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh dengan thermometer

60
4. Pemberian makan dan minum.
5. Pemberian obat.

L. KESEHATAN DASAR KELUARGA

a. Kebersihan Diri
1) Kebersihan diri merupakan factor penting dalam usaha pemeliharaan
kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat.
2) Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.
3) Cara menjaga kebersihan diri :
• Mandi setiap hari secara teratur
• Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman,
sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil.
• Kuku digunting pendek dan bersih.
• Kaki perlu dirawat dengan baik dan teratur.
• Sikat gigi setiap habis makan.
• Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang
sudah dicuci bersih dengan sabun, dijemur dan disetrika.
b. Kebersihan lingkungan
1) Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan
bersih, dan sehat sehingga dapat mencegah penularan penyakit
2) Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata rantai,
yaitu: sumber penyakit, perantara penyakit dan orang yang
lemah/peka terhadap serangan penyakit.
3) Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama
masyarakat dengan mengusahakan untuk memutuskan hubungan
mata rantai tersebut agar tidak akan terjadi penularan.
4) Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan:
• Rumah harus sehat dan terpelihara.
• Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat
anak bermain terutama hewan yang berkutu

61
• Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah
ditempatnya
• Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya
• Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
• Air limbah usahakan lancer alirannya.

Hari, tanggal : Sabtu, 08 Mei 2021


Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan

62
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Materi : Kesehatan Reproduksi
Pemateri : Teh Difa dan Teh Hasya

A. Pengertian
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang baik, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, tetapi juga sehat dari
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya

Pendidikan kesehatan reproduksi merupakan suatu proses yang integrative dengan


memadukan pengetahuan biologis, nilai moral, aspek psikologis dan berlandaskan
agama. Menyesuaikan dengan kebutuhan anak, proses ini seharusnya dilakukan
sejak dini mulai dari lingkungan keluarga

B. Jenis Penyakit Menular Seksual


1. Bacteri
• Sifilis oleh bacteri Treponema pallidium
• Gonorhoee oleh bacteri Neisseria gonorhoeae
• Granuloma nguinale - Bakteri Donovania
• Gardnerella Vaginalis
• Chlammydia Tracito
2. Virus
• Virus Herfes genitalis
• Humany Papilloma Larynx pada bayi
• Hefatitis B Virus – Hefatitis Fulimnan Acut dan Cronis.
• HIV -- AIDS ( Aquired Immune Defesiensi Syndrome )

3. Jamur
• Candida albicans: menyerang vulva, vagina, kelenjar saluran vagina

63
4. Ecto Parasit
• Kutu badan – Pedikulosis Pubis
• Sarcoptes Scabies – Buduk ( Scabies)

C. Pencegahan
1. Menjaga kebersihan alat reproduksi dapat mencegah perkembangan
Jamur, bacteri, virus dll.
2. Mencegah pernikahan dini, karena pernikahan dini beresiko menimbulkan
kanker serviks.
3. Jangan ganti ganti pasangan dalam hubungan seksual karena dapat
menjadi sarana penyebaran AIDS dan kanker, Kuncinya adalah:
Perkawinan bahagia dan sejahtera.
4. Hindari pergaulan bebas.

D. Penanggulangan
1. Segi medis (pengobatan sesuai dengan penyebab atau penyatkinya)
2. Segi efademiologis ( penularan dan pencegahan mata rantai di
masyarakat)
3. Segi sosial ekonomi budaya (fasilitas kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat)

Hari, tanggal : Sabtu, 22 Mei 2021

64
Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Materi : HIV dan AIDS
Pemateri : Teh Fadila dan Teh Zita

Pengertian
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus adalah virus
atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. Virus ini mudah mati di luar tubuh. Dalam tubuh manusia hanya bisa
hidup dengan bantuan antibodi dalam tubuh manusia yaitu Limfosit T. 
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah
sindrom atau sekumpulan gejala dan tanda penyakit akibat hilangnya atau
menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang yang disebabkan oleh virus yang
disebut HIV. Penderita AIDS yang meninggal, bukan semata-mata disebabkan
oleh virus AIDS, tetapi juga oleh penyakit lain yang sebenarnya bisa ditolak,
seandainya sistem kekebalan tubuh tidak rusak oleh virus AIDS.

A. Bagaimana HIV–AIDS Menular ?


1. HIV–AIDS adalah penyakit yang saat ini belum dapat disembuhkan, tetapi
dapat dicegah. HIV adalah penyebab AIDS, menyebar melalui kontak atau
percampuran dengan cairan tubuh yang mengandung HIV.
2. Melalui hubungan seksual dengan seorang yang mengidap HIV (75-85%),
baik heteroseksual atau homoseksual (5-10%).
3. Melalui transfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV (3-
5%).
4. Melalui alat/jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tatto)
yang tercemar HIV (5-10%).
5. Ibu pengidap HIV kepada bayi.

65
AIDS merupakan tahap akhir infeksi HIV. Mereka yang terkena AIDS
semakin lama akan semakin lemah karena badannya tidak mampu melawan
penyakit / kuman penyakit. AIDS timbul setelah terinfeksi HIV 7–10 tahun
(mereka merasa sehat, tetapi dapat menularkan virus kepada orang lain),
sedangkan pada anak–anak dapat berkembang lebih cepat. AIDS tidak bisa
disembuhkan tetapi obat–obatan baru dapat membuat penderita AIDS hidup lebih
lama.

B. Hindari Perilaku Berisiko :


Perilaku berisiko agar dihindari, supaya peluang HIV masuk di tubuh kita
menjadi kecil. Perilaku berisiko tersebut antara lain :
1. Hubungan seks sebelum menikah, berganti–ganti pasangan.
2. Menggunakan jarum suntik secara bersama–sama (bergantian) bagi
pengguna narkoba akan meningkatkan risiko tertlarnya HIV–AIDS.

C. Hal Apa Yang Tidak Menularkan HIV?


1. Bersenggolan dengan pengidap HIV
2. Berjabat tangan
3. Penderita AIDS bersin atau batuk di depan kita
4. Sama–sama berenang di kolam renang
5. Menggunakan WC/Toilet yang sama dengan pengidap
6. Tinggal serumah dengan pengidap HIV
7. Menggunakan piring makan bersama dengan pengidap
8. Gigitan nyamuk atau serangga lainnya

D. Gejala HIV - AIDS


Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap
infeksi akut, dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi
HIV. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi membentuk
antibodi untuk melawan virus HIV.
Pada banyak kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah infeksi
terjadi. Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal ini karena
gejala yang muncul mirip dengan gejala penyakit flu, serta dapat hilang dan

66
kambuh kembali. Perlu diketahui, pada tahap ini jumlah virus di aliran darah
cukup tinggi. Oleh karena itu, penyebaran infeksi lebih mudah terjadi pada tahap
ini. Gejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung
hingga beberapa minggu, yang meliputi:

1. Demam hingga menggigil.
2. Muncul ruam di kulit.
3. Muntah.
4. Nyeri pada sendi dan otot.
5. Pembengkakan kelenjar getah bening.
6. Sakit kepala.
7. Sakit perut.
8. Sakit tenggorokan dan sariawan.
Setelah beberapa bulan, infeksi HIV memasuki tahap laten. Infeksi tahap laten
dapat berlangsung hingga beberapa tahun atau dekade. Pada tahap ini, virus HIV
semakin berkembang dan merusak kekebalan tubuh.
Gejala infeksi HIV pada tahap laten bervariasi. Beberapa penderita tidak
merasakan gejala apapun selama tahap ini. Akan tetapi, sebagian penderita
lainnya mengalami sejumlah gejala HIV seperti:

1. Demam
2. Diare
3. Mual dan muntah
4. Sakit kepala
5. Kelelahan
6. Nyeri otot
7. Kehilangan berat badan secara perlahan
8. Pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau pangkal
paha

Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV
semakin berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap ketiga,
yaitu AIDS. Ketika penderita memasuki tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah

67
rusak parah, sehingga membuat penderita lebih mudah terserang infeksi lain.
Gejala AIDS, yaitu :

1. Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya.


2. Berkeringat di malam hari.
3. Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus.
4. Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang. 
5. Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari.
6. Diare kronis.
7. Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan.
8. Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina.
9. Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
10. Mudah marah dan depresi.
11. Ruam atau bintik di kulit.
12. Sesak napas.
13. Tubuh selalu terasa lemah.

E. Pengobatan HIV-AIDS

Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun
ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini
disebut antiretroviral (ARV). ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang
dibutuhkan virus HIV untuk menggandakan diri, dan mencegah virus HIV
menghancurkan sel CD4. Beberapa jenis obat ARV, antara lain:

1. Efavirenz
2. Etravirine
3. Nevirapine
4. Lamivudin
5. Zidovudin

Pasien harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis menderita HIV,


agar perkembangan virus HIV dapat dikendalikan. Menunda pengobatan hanya
akan membuat virus terus merusak sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan
risiko penderita HIV terserang AIDS. Selain itu, penting bagi pasien untuk

68
mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter. Melewatkan konsumsi obat akan
membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi pasien.

Bila pasien melewatkan jadwal konsumsi obat, segera minum begitu ingat,
dan tetap ikuti jadwal berikutnya. Namun bila dosis yang terlewat cukup banyak,
segera bicarakan dengan dokter. Dokter dapat mengganti resep atau dosis obat
sesuai kondisi pasien saat itu.

F. ODHA ( Orang Dengan HIV AIDS )

ODHA merupakan singkatan dari Orang Dengan HIV/AIDS. Apabila


seseorang telah dinyatakan mengidap HIV/AIDS maka bukan hanya fisik yang
menurun, namun juga psikis dan sosialnya turut terpengaruh. Hal ini dikarenakan
ODHA akan dipandang negatif sehingga dijauhi atau dikucilkan oleh lingkungan
sekitarnya bahkan keluarganya. Seringkali dukungan dari lingkungan sekitar dan
keluarga tidak didapatkan oleh ODHA. Oleh karena itu, peran pendamping bagi
ODHA menjadi sangat strategis dalam upaya mengembalikan keadaan dan
kondisi ODHA menjadi lebih baik dari sebelumnya. Mengacu pada Parson,
terdapat beberapa peran yang dapat dilakukan pekerja sosial dalam melakukan
pendampingan terhadap ODHA

G. Perawatan dan dukungan kepada ODHA :


1. Membantu memberi rujukan untuk pengobatan,dukungan dan perawatan
bagi ODHA
2. Membuat kelompok jejaring dalam masyarakat dan jejaring ODHA
3. Mengembangkan kelompok dukungan masyarakat dan jejaring ODHA
4. Antistigma dan diskriminasi terhadap ODHA
5. Mengembangkan program penanggulangan yang berkaitan dengan
HIV/AIDS dan jaringan ODHA
6. Melibatkan ODHA dalam tahapan kegiatan ODHA

69
Hari, tanggal : Sabtu, 02 Oktober 2021
Tempat : SMA Negeri 2 Kuningan
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Materi : AD dan ART PMI
Pemateri : Teh Rifa dan Teh Firda

ANGGARAN DASAR PALANG MERAH INDONESIA


(AD PMI)
BAB I
Nama, Waktu, Status Dan Kedudukan
Pasal 1
Perhimpunan ini bernama Palang Merah Indonesia, disingkat PMI.
Pasal 2
PMI didirikan di Jakarta, Tanggal 17 September 1945, untuk kurun waktu
yang tidak ditentukan.
Pasal 3
PMI adalah organisasi yang berstatus badan hukum yang disyahkan dengan
Keputusan Presiden RIS No. 25 Tahun 1950 dan Keputusan Presiden RI No.
246 Tahun 1963, untuk menjalankan kegiatan kepalangmerahan sesuai
Konvensi Jenewa tahun 1949.
Pasal 4 
 PMI Pusat, berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia 
 PMI Provinsi, berkedudukan di Ibukota Provinsi 
 PMI Kabupaten/Kota, berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota 
 PMI Kecamatan, berkedudukan di kecamatan
BAB II
Asas Dan Tujuan
Pasal 5
PMI berasaskan Pancasila

70
Pasal 6
PMI bertujuan mencegah dan meringankan penderitaan sesama yang
disebabkan oleh bencana atau akibat ulah manusia dan kerentanan lainnya
dengan tidak membedakan agama, bangsa, suku bangsa, warna kulit, jenis
kelamin, golongan dan pandangan politik.
BAB III
Mandat Dan Tugas Pokok
Pasal 7
Mandat PMI adalah menjalankan pekerjaan dibidang kepalangmerahan, baik
di dalam negera kesatuan Republik Indonesia, maupun di luar negeri.
Pasal 8
(1) Tugas pokok PMI adalah: 
 bertindak untuk dan atas nama pemerintah Republik Indonesia
dalam pelaksanaan hubungan luar negeri di bidang
kepalangmerahan menurut Konvensi-Konvensi Jenewa tahun
1949; 
 mempersiapkan dan melaksanakan tugas-tugas bantuan
penanggulangan bencana, baik di dalam maupun di luar negeri; 
 melaksanakan tugas-tugas lain di bidang kepalangmerahan yang
diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia; dan 
 menjalankan semua kegiatan PMI dengan berpegang pada
ketentuan perundang-undangan yang berlaku di negara Republik
Indonesia. 
(2) Selain tugas pokok sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini,
PMI juga melaksanakan tugas sebagaimana yang di mandatkan oleh Statuta
Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
BAB IV
Lambang Dan Lagu
Pasal 9
Lambang PMI sebagai tanda pengenal organisasi di Indonesia yang telah
ditunjuk untuk menjalankan pekerjaan palang merah sesuai konvensi jenewa
1949 adalah palang merah di atas dasar warna putih dilingkari garis merah

71
yang berbentuk bunga berkelopak lima sebagai pengejawantahan dari dasar
negara, yakni Pancasila dengan tulisan Palang Merah Indonesia atau PMI
Pasal 10
Lagu PMI terdiri dari Hymne PMI dan Mars PMI.
BAB V
Keanggotaan
Pasal 11
 Anggota PMI adalah pribadi-pribadi/individu yang memenuhi syarat
sebagai anggota PMI. 
 Anggota PMI berjenjang pada semua tingkat kepengurusan dari Pusat
sampai dengan tingkat kecamatan. 
 Keanggotaan PMI terbuka bagi setiap orang tanpa membedakan agama,
bangsa, suku bangsa, golongan, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, dan
pandangan politik.
Pasal 12
Anggota PMI terdiri dari :
 Anggota Biasa;
 Anggota Luar Biasa;
 Anggota Kehormatan;
Pasal 13
Ketentuan tentang persyaratan keanggotaan dan penerimaan anggota diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Organisasi.
BAB VI
Hak Dan Kewajiban Anggota
Pasal 14
Anggota PMI mempunyai hak dan kewajiban yang mengikat dalam
organisasi PMI.
BAB VII
Susunan Dan Kedudukan
Pasal 15
Susunan dan kedudukan organisasi PMI terdiri dari :
 Pelindung,

72
 Dewan Kehormatan dan,
 Pengurus.
Pasal 16
Pelindung PMI terdiri dari :
 Tingkat Pusat yaitu Presiden.
 Tingkat Provinsi yaitu Gubernur
 Tingkat Kabupaten/Kota yaitu : Bupati/Walikota
 Tingkat Kecamatan yaitu : Camat
BAB VIII
Struktur Dan Komponen Organisasi
Pasal 17
Struktur organisasi PMI terdiri atas:
 PMI Pusat
 PMI Provinsi
 PMI Kabupaten/Kota
 PMI Kecamatan
Pasal 18
Komponen PMI terdiri atas:
 Pengurus
 Anggota
 Relawan
 Karyawan
Pasal 19
 Anggota Dewan Kehormatan berjumlah paling banyak 5 (lima) orang,
terdiri dari seorang ketua dan anggota.
 Dewan Kehormatan tidak mempunyai hubungan bersifat struktural dan
berjenjang dari Pusat sampai dengan Kecamatan.
 Kepengurusan PMI mempunyai hubungan bersifat struktural dan
berjenjang dari Pusat sampai dengan Kecamatan.
Pasal 24
Pengurus PMI Provinsi mempunyai tugas :

73
 Mengembangkan organisasi PMI di wilayah kerjanya untuk melaksanakan
tugas pokok dan fungsi sesuai dengan mandat yang diberikan; 
 Menjalankan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga; 
 Melaksanakan Musyawarah Provinsi dan Musyawarah Kerja Provinsi; 
 Melaksanakan Keputusan Musyawarah Nasional, Musyawarah Kerja
Nasional Musyawarak Provinsi dan Musyawarah Kerja Provinsi; 
 Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Provinsi; 
 Mengesahkan susunan kepengurusan PMI Kabupaten/Kota; 
 Mengambil kebijakan organisasi PMI di wilayahnya; 
 Mempertimbangkan saran dari pelindung; 
 Mengangkat dan memberhentikan Kepala Markas PMI Provinsi,
Direktur/Kepala UDD/UTD dan Kepala Unit pengembangan sumber daya
lainnya; 
 Mengawasi dan mengevaluasi secara berkala kinerja Kepala Markas PMI
Provinsi, Direktur/Kepala UDD/UTD dan Kepala Unit pengembangan
sumber daya lainnya; 
Memutuskan pengadaan aset untuk PMI Provinsi dan mengusulkan pelepasan aset-
aset PMI Provinsi kepada PMI Pusat. untuk disewakan, dijaminkan dan dijual
kepada pihak ketiga atau di hapuskan, serta pembelian aset baru, berdasarkan
keputusan rapat Pengurus Provinsi; 
Melaksanakan pembinaan terhadap kepengurusan PMI Kabupaten/ Kota; 
Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada pelindung PMI Provinsi secara berkala; 
Membuat dan menetapkan kebijakan PMI Provinsi yang mengacu pada anggaran
dasar/anggaran rumah tangga, hasil-hasil Musyawarah Nasional, Musyawarah
Provinsi, Musyawarah Kerja Nasional, dan Musyawarah Kerja Provinsi; 
Mewakili PMI ke dalam dan ke luar organisasi di daerahnya; 
Mengesahkan dan melantik Pengurus Kabupaten/Kota. 

Pasal 25
Pengurus Provinsi berkewajiban :

74
 Menjalankan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional,
Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kerja
Provinsi, keputusan-keputusan/peraturan organisasi tingkat pusat, serta
memperhatikan saran-saran Pelindung; 
 memberikan Musysawarah Provinsi dan memberikan
pertanggungjawaban kepada Musyawarah Provinsi; 
 Mengesahkan susunan Pengurus Kab/Kota hasil
Musyawarah Kabupaten/Kota. 
 Mengambil kebijakan organisasi untuk pengurus kab/kota ,
jika pengurus kab/kota tidak dapat mengambil keputusan dengan
mempertimbangkan saran-saran dari pelindung. 
 Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap
Pengurus Kabupaten/Kota. 
 Mengangkat dan memberhentikan Kepala Markas PMI
Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala UDD/UTD dan Kepala Unit
pengembangan sumber daya lainnya; 
 Mengawasi dan mengevaluasi secara berkala kinerja
Kepala Markas PMI Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala UDD/UTD dan
Kepala Unit pengembangan sumber daya lainnya; 
 Mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan rencana
program pokok serta pelaksanaan tugas lainnya selama masa baktinya pada
Musyawarah Provinsi dan melantik Pengurus Kabupaten/Kota. 
Pasal 26
Pengurus Kab/Kota merupakan badan pengurus yang bersifat kolektif di
daerah kabupaten/kota dan bertugas :
 Membangun dan mengembangkan organisasi PMI agar
dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan mandat dan
penugasan yang diberikan; 
 Menegakkan dan mengawasi pelaksanaan prinsip-prinsip
dasar gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah; 

75
 Membuat dan menetapkan kebijakan yang mengacu pada
anggaran dasar/anggaran rumah tangga, hasil-hasil Musyawarah Nasional,
Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja
Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, dan Musyawarah Kerja
Kabupaten/Kota; 
 Mewakili PMI ke dalam dan ke luar organisasi di wilayah
kerjanya; 
 Mengangkatdan memberhentikan Kepala Markas PMI
Kabupaten/Kota; 
 Mengawasi dan mengevaluasi secara berkala kinerja
Kepala Markas PMI Kabupaten/Kota; 
 Mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan rencana
program pokok serta pelaksanaan tugas lainnya selama masa baktinya pada
Musyawarah Kabupaten/Kota; 
 Melantik Pengurus Kecamatan. 
Pasal 27
Pengurus Kabupaten/Kota berkewajiban :
 Menjalankan segala ketentuan yang tercantum dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan Musyawarah
Nasional, Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Provinsi, Musyawarah
Kerja Provinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota, Musyawarah Kerja
Kabupaten/Kota, keputusan-keputusan /peraturan organisasi tingkat Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota serta memperhatikan saran-saran dari Pelindung; 
 Melaksanakan Musyawarah Kabupaten/Kota; 
 Memberikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah
Kabupaten/Kota; 
 Menetapkan dan mengesahkan susunan Pengurus
Kecamatan; 
 Mengambil kebijakan organisasi PMI di Kecamatan,
sehubungan dengan Pengurus PMI Kecamatan tidak dapat mengambil
keputusan dengan mempertimbangkan saran dari Camat. 
Pasal 28

76
Pengurus PMI tingkat Kecamatan merupakan Pengurus yang bersifat kolektif
di kecamatan dan bertugas dan berkewajiban:
 Menjalankan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, keputusan Musyawarah Nasional, Musyawarah Kerja
Nasional; 
 Melaksanakan keputusan-keputusan/peraturan organisasi Tingkat Pusat,
Keputusan Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota dan
Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota, serta
memperhatikan saran-saran dari Camat; 
 Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Pengurus Kabupaten/Kota dan
pelindung secara berkala; 
 Mempertanggung jawabkan seluruh pelaksanaan tugasnya kepada Pengurus
Kabupaten/Kota. 
BAB X
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 29
Musyawarah terdiri atas:
 Musyawarah Nasional PMI, Musyawarah Provinsi PMI, Musyawarah
Kabupaten/Kota PMI, dan Musyawarah Kecamatan PMI; 
 Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi, Musyawarah
Kerja Kabupaten/Kota dan Musyawarah Kerja Kecamatan; dan 
 Musyawarah Nasional Luar Biasa, Musyawarah Provinsi Luar Biasa,
Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa dan Musyawarah Luar Biasa
Kecamatan.
Pasal 30
 Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kabupaten/Kota
dan Musyawarah Kecamatan PMI masing masing diadakan 1 (satu) kali
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. 
 Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi, dan Musyawarah
Kabupaten/Kota dan Musyawarah Kerja Kecamatan sah apabila dihadiri oleh
sekurang–kurangnya dua pertiga dari jumlah peserta yang berhak hadir. 

77
 Setiap keputusan pada Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi,
Musyawarah Kabupaten/Kota dan Musyawarah Kecamatan diambil atas dasar
musyawarah untuk mufakat. 
 Apabila tidak dapat diambil dengan suara bulat (aklamasi), keputusan diambil
dengan suara terbanyak (voting). 
Pasal 31
 Musyawarah Nasional merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di dalam
PMI; 
 Peserta Musyawarah Nasional adalah pengurus pusat PMI, utusan pengurus
provinsi PMI, dan utusan pengurus kabupaten/kota PMI; 
 Musyawarah Nasional dapat dihadiri oleh peninjau yang ditentukan oleh
pengurus pusat; 
 Peserta memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih, dan hak dipilih; 
 Peninjau hanya memiliki hak bicara; 
 Musyawarah Nasional bertugas: 
 menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah Nasional; 
 menilai pertanggungjawaban pengurus pusat selama masa baktinya; 
 menetapkan Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI untuk
kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang; 
 memilih pengurus pusat PMI dan Dewan Kehormatan PMI untuk masa
bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan 
 membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat strategis. 
Pasal 32
 Musyawarah Provinsi merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di dalam
wilayah kerja provinsi yang bersangkutan. 
 Peserta Musyawarah Provinsi adalah pengurus provinsi PMI dan utusan
pengurus kabupaten/kota PMI di wilayah kerja provinsi yang bersangkutan
serta utusan pengurus pusat. 
 Musyawarah provinsi dapat dihadiri oleh peninjau yang ditentukan oleh
pengurus provinsi. 
 Peninjau hanya memiliki hak bicara. 

78
 Peserta memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih, dan hak dipilih. 
 Musyawarah Provinsi bertugas: 
 menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah Provinsi; 
 menilai pertanggungjawaban pengurus provinsi; 
 menetapkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan Tugas PMI di dalam
wilayah provinsi yang bersangkutan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun,
berdasarkan Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis yang ditetapkan
oleh Musyawarah Nasional PMI; 
 memilih pengurus provinsi PMI dan Dewan kehormatan yang baru untuk
masa bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan 
 membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat strategis. 
Pasal 33
 Musyawarah Kabupaten/Kota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
di dalam wilayah kerja kabupaten/kota yang bersangkutan; 
 Peserta Musyawarah Kabupaten/Kota adalah pengurus kabupaten/kota
PMI, utusan pengurus kecamatan PMI, utusan relawan PMI dalam wilayah
kerja kabupaten/kota yang bersangkutan, serta utusan pengurus provinsi; 
 Musyawarah Kabupaten/Kota dapat dihadiri oleh peninjau yang
ditentukan oleh pengurus kabupaten/kota; 
 Peserta memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih, dan hak dipilih; 
 Peninjau hanya memiliki hak bicara; 
 Dalam hal kabupaten/kota belum memiliki kecamatan, Musyawarah
Kabupaten/Kota dihadiri oleh pengurus kabupaten/kota PMI, utusan relawan
PMI, dan anggota PMI dalam wilayah kerja kabupaten/kota yang
bersangkutan; 
 Musyawarah Kabupaten/Kota bertugas: 
o menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah
Kabupaten/Kota; 
o menilai pertanggungjawaban pengurus kabupaten/kota; 
o menetapkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan di wilayah kerja
kabupaten/kota yang bersangkutan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun

79
berdasarkan Rencana Program PMI Provinsi serta Pokok-pokok
Kebijakan dan Rencana Strategis yang ditetapkan oleh Musyawarah
Nasional dan Musyawarah Provinsi PMI; 
o memilih pengurus kabupaten/kota PMI dan Dewan Kehormatan
PMI yang baru untuk masa bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan 
o membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat
strategis. 
Pasal 34
o Musyawarah Kecamatan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi
di dalam wilayah kerja kecamatan yang bersangkutan; 
o Peserta Musyawarah kecamatan adalah pengurus Kecamatan PMI,
utusan pengurus Desa/keluarahan PMI, utusan relawan PMI dalam wilayah
kerja kecamatan yang bersangkutan, serta utusan pengurus kabupaten/kota; 
o Musyawarah kecamatan dapat dihadiri oleh peninjau yang
ditentukan oleh pengurus Kecamatan; 
o Peserta memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih, dan hak
dipilih; 
o Peninjau hanya memiliki hak bicara; 
o Dalam hal Kecamatan belum memiliki Desa/kelurahan,
Musyawarah kecamatan dihadiri oleh pengurus Kecamatan PMI, utusan
relawan PMI, dan anggota PMI dalam wilayah kerja Kecamatan yang
bersangkutan; 
o Musyawarah Kecamatan bertugas: 
o menetapkan jadwal acara dan tata tertib Musyawarah Kecamatan; 
o menilai pertanggungjawaban pengurus Kecamatan; 
o menetapkan Rencana Program Pokok Pelaksanaan di wilayah kerja
kecamatan yang bersangkutan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun
berdasarkan Rencana Program PMI Provinsi serta Pokok- pokok Kebijakan
dan Rencana Strategis yang ditetapkan oleh Musyawarah Nasional dan
Musyawarah Provinsi PMI dan Musyawarah Kabupaten/Kota PMI; 
o memilih pengurus Kecamatan PMI dan Dewan Kehormatan PMI
yang baru untuk masa bakti 5 (lima) tahun mendatang; dan 

80
o membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat
strategis. 
Pasal 35
o Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi,
Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota, dan Rapat Kerja Kecamatan diadakan
1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; 
o Peserta Musyawarah Kerja Nasional terdiri atas pengurus pusat
PMI dan utusan pengurus provinsi PMI; 
o Peserta Musyawarah Kerja Provinsi terdiri atas pengurus provinsi
PMI dan utusan pengurus kabupaten/kota PMI; 
o Peserta Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota terdiri atas pengurus
kabupaten/kota PMI, utusan pengurus kecamatan PMI, dan utusan relawan
PMI dalam wilayah kerja kabupaten/kota yang bersangkutan; 
o Peserta Rapat Kerja Kecamatan terdiri atas pengurus kecamatan
PMI, utusan pengurus kabupaten/kota PMI, utusan relawan PMI, dan utusan
palang merah remaja; 
o Musyawarah Kerja Nasional, Musyawarah Kerja Provinsi,
Musyawarah Kerja Kabupaten/Kota bertugas: 
o mengevaluasi pelaksanaan kerja tahun yang lalu, termasuk
anggarannya; 
o menyusun rencana kerja tahun yang akan datang, termasuk
rancangan anggaran pendapatan dan belanja; dan 
o membahas dan menetapkan hal-hal penting lainnya yang bersifat
strategis. 

Pasal 36
Musyawarah Nasional Luar Biasa, Musyawarah Provinsi Luar Biasa dan
Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa dapat diselenggarakan:
 apabila pengurus pusat, pengurus provinsi, dan pengurus
kabupaten/kota melanggar ketentuan anggaran dasar/anggaran rumah tangga
PMI; 
 apabila terdapat masalah yang luar biasa; atau 

81
 berdasarkan usulan tertulis sekurang-kurangnya sepertiga dari
utusan yang berhak hadir dalam Musyawarah Nasional, Musyawarah
Provinsi dan Musyawarah Kabupaten/Kota. 

Pasal 37
Rapat merupakan pertemuan resmi yang diselenggarakan oleh pengurus pusat,
pengurus provinsi, pengurus kabupaten/kota, dan pengurus kecamatan yang terdiri
atas:
 rapat pleno pengurus; dan 
 rapat-rapat lainnya. 
Pasal 38
 Peserta Musyawarah Nasional adalah Pengurus Pusat, utusan
Pengurus Provinsi, dan utusan Pengurus Kabupaten/Kota. 
 Peserta Musyawarah Provinsi adalah Pengurus Provinsi dan utusan
Pengurus Kabupaten/Kota di wilayah kerja provinsi yang bersangkutan serta
utusan Pengurus Pusat. 
 Peserta Musyawarah Kabupaten/Kota adalah Pengurus
Kabupaten/Kota, utusanPengurus Kecamatan, utusan sukarelawan PMI dalam
wilayah kerja kabupaten/kota yang bersangkutan, serta utusan Pengurus
Provinsi. 
 Musyawarah Nasional / Musyawarah Provinsi / Musyawarah
Kabupaten/Kota dapat dihadiri oleh peninjau yang ditentukan oleh Pengurus
PMI di masing-masing tingkatannya. 
 Peserta Musyawarah Nasional / Musyawarah Provinsi /
Musyawarah Kabupaten/Kota memiliki hak bicara, hak suara, hak memilih
dan hak dipilih. 
BAB XI
PERSYARATAN PENGURUS PMI
Pasal 39
Syarat-syarat bagi seseorang Ketua Umum / Ketua PMI Provinsi, Kabupaten/Kota
dan Kecamatan adalah:
 Bertaqwa kepada Tuhan YME; 

82
 warga Negara Indonesia yang setia pada Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945 
 Tidak pernah dihukum atau tidak terlibat dalam organisasi
terlarang; 
 bersedia menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dan Garis-Garis Kebijakan PMI; 
 berpengalaman dalam berorganisasi; 
 bersedia mengabdi untuk memajukan PMI; 
 bersedia menyediakan waktu dan tenaga untuk organisasi; 
 tidak dibenarkan merangkap menjadi pengurus pada tingkat
kepengurusan PMI dan/atau unit organisasi PMI lainnya; 
 Memegang teguh prinsip-prinsip dasar palang merah dan bulan
sabit merah internasional. 
Pasal 40
Syarat-syarat bagi seseorang Pengurus PMI Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan
Kecamatan adalah
 Bertakwa terhadap Tuhan YME; 
 warga Negara Indonesia yang setia pada Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945 
 Tidak pernah dihukum atau tidak terlibat dalam organisasi
terlarang 
 bersedia menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
dan Garis-Garis Kebijakan PMI; 
 berpengalaman dalam berorganisasi; 
 bersedia mengabdi untuk memajukan PMI; 
 bersedia menyediakan waktu dan tenaga untuk organisasi; 
 tidak dibenarkan merangkap menjadi pengurus pada tingkat
kepengurusan PMI dan/atau unit organisasi PMI lainnya; dan 
 bersedia menandatangani pernyataan sanggup dicalonkan menjadi
pengurus dan memenuhi ketentuan organisasi. 

83
 Memegang teguh prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan
bulan sabit merah internasional 
BAB XII
TATA CARA PEMILIHAN
Pasal 41
(1) Pemilihan Ketua Umum/ketua PMI dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Musyawarah mufakat 
 Pemilihan langsung 
(2) Penetapan calon ketua umum / ketua dilakukan dengan tahapan :
 Penjaringan bakal calon 
 Penetapan bakal calon 
 Pemilihan 
 Penetapan hasil 
Pasal 42
Ketentuan Lebih lanjut tentang pesyaratan penetapan calon ketua umum/ketua dan
kentuan lain dari musyawarah di atur lebih lanjut dalam tata tertib Munas/
Musprop/ Muskab/ Muskot/ Muskec.

Pasal 43
 Pengurus dinyatakan demisioner setelah laporan
pertanggungjawaban pengurus yang bersangkutan diterima oleh
musyawarah. 
 Kewenangan pengurus demisioner diatur lebih lanjut dengan
peraturan organisasi. 
Pasal 44
Pemilihan pengurus Pusat PMI, Pengurus Provinsi PMI, dan Pengurus
Kabupaten/Kota PMI dan Pengurus Kecamatan dipilih oleh formatur
Pasal 45
 Formatur adalah representasi dari peserta musyawarah yang dipilih
dalam Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi, atau Musyawarah
Kabupaten/Kota yang bertugas membentuk susunan lengkap pengurus PMI. 

84
 Formatur berjumlah ganjil sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan
sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang, termasuk Ketua Umum, Ketua
Pengurus Provinsi, dan Ketua Pengurus Kabupaten/Kota terpilih. 
 Ketua Umum PMI terpilih, Ketua Pengurus Provinsi PMI terpilih,
dan Ketua Pengurus Kabupaten/Kota PMI terpilih, langsung menjadi Ketua
Formatur. 
 Formatur mendapatkan mandat Musyawarah Nasional untuk
menyusun kepengurusan lengkap dalam waktu 1 bulan. 
 Hasil kerja formatur Musyawarah Provinsi atau Musyawarah
Kabupaten/Kota disampaikan paling lama 1 (satu) bulan untuk mendapatkan
pengesahan dari pengurus PMI setingkat di atasnya. 
Pasal 46
 Rapat pengurus PMI disetiap tingkatan dilakukan sekurang-
kurangnya 4 (empat) kali dalam 1 (satu) tahun yang disesuaikan menurut
kebutuhan organisasi. 
 Ketentuan lebih lanjut mengenai rapat Pengurus PMI ditetapkan
dalam peraturan organisasi. 
BAB XIII
QUORUM DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN
Pasal 47
 Musyawarah dan rapat-rapat sebagaimana dimaksud dalam pasal
22 Anggaran Dasar ini adalah sah apabila dihadiri oleh sekurang
kurangnya 
 2/3 dari jumlah utusan yang berhak hadir. 
 Pengambilan keputusan dilaksanakan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat dan apabila tidak tercapai, maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak. 
Pasal 48
 Hak suara dalam musyawarah/musyawarah luar biasa PMI adalah :
Pengurus Pusat/Provinsi/ Kabupaten/kota dan kecamatan masing masing 1
(satu) suara; 

85
 Muasyawarah Kabupaten/Kota yang belum ada kepengurusan PMI
Kecamatan hak suaranya, diwakili oleh sukarelawan utusan anggota PMI di
wilayah kecamatan yang bersangkutan. 
BAB XIV
SUKARELAWAN
Pasal 49
 Sukarelawan PMI adalah seseorang yang melaksanakan kegiatan
kepalangmerahan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar erakan internasional
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dengan sukarela. 
 Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) berhak mendapatkan orientasi/ pelatihan /atribut serta fasilitas pendukung
lainnya. 

Pasal 50
Sukarelawan PMI diwadahi dalam :

(1) Sukarelawan Remaja (Palang Merah Remaja); Sukarelawan Korps Sukarela


(KSR Perguruan Tinggi dan KSR PMI Kabupaten/Kota);
(2) Sukarelawan Tenaga Sukarela ( TSR, berbasis masyarakat, komunitas);
(3) Donor Darah Sukarela (DDS).
Pasal 51
Hak dan kewajiban Sukarelawan
(1) Hak Sukarelawan PMI :
 Mendapat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan
ketrampilan; 
 Mendapatkan kesejahteran selama penugasan; 
 Menyampaikan pendapat dalam forum-forum pertemuan
sukarelawan PMI; 
 Memiliki hak bicara dan hak suara dalam setiap musyawarah dan
rapat di tingkat Kabupaten/Kota melalui forum relawan; 
 Dapat dipilih sebagai pengurus PMI; 

86
 Jaminan keselamatan dan asuransi. 
(2) Kewajiban Sukarelawan PMI adalah :
 Menjalankan dan menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan
internasional palang merah dan bulan sabit merah 
 Mematuhi AD-ART dan peraturan organisasi PMI 
 Mempromosikan kegiatan PMI 
 Melaksanakan tugas-tugas kepalangmerahan yang diberikan oleh
pengurus 
 Menjaga nama baik PMI 

Pasal 52
Pertemuan Sukarelawan
Pertemuan Sukarelawan terdiri dari :
 Forum Palang Merah Remaja Indonesia disebut Forpis, 
 Forum Tenaga Sukarela, 
 Forum Korps Sukarela. 
BAB XV
KARYAWAN / STAF
Pasal 53
 Karyawan/Staf PMI adalah individu yang bekerja dilingkungan
Palang Merah Indonesia, dan memperoleh imbalan berupa gaji atau honor
sesuai tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan yang berlaku; 
 Karyawan/Staf PMI, diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus
berdasarkan Peraturan Kepegawaian PMI; 
 Hal hal yang menyangkut kepegawaian dilingkungan PMI di atur
di Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi. 
BAB XVI
MARKAS DAN KEPALA MARKAS
Pasal 54

87
 Markas PMI adalah pusat kegiatan dalam kelengkapan organisasi
yang berfungsi sebagai sarana Pengurus untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya. 
 Markas PMI terdiri dari : 
o a. Markas Pusat di tingkat Pusat 
o b. Markas Provinsi di Tingkat Provinsi 
o c. Markas Kabupaten/Kota di tingkat Kabupaten/Kota, 
o d. Markar Kecamatan di tingkat Kecamatan. 
Pasal 55
Markas PMI dipimpin oleh :
 Kepala Markas Pusat di tingkat Pusat 
 Kepala Markas Provinsi di Tingkat Provinsi 
 Kepala Markas Kabupaten/Kota di tingkat Kabupaten/Kota, 
 Kepala Markas Kecamatan di tingkat Kecamatan 
Pasal 56
Kepala Markas diangkat dan diberhentikan :
 Kepala Markas Pusat oleh Pengurus Pusat. 
 Kepala Markas Provinsi oleh Pengurus Provinsi. 
 Kepala Markas Kabupaten/Kota oleh Pengurus Kabupaten / Kota. 
 Kepala Markas Kecamatan oleh Pengurus Kecamatan. 
Pasal 57
 Kepala Markas di tingkat Pusat tidak dapat dirangkap oleh
Pengurus Pusat. 
 Kepala Markas di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota dapat
dirangkap oleh Pengurus Provinsi/Kabupaten/Kota. 
Pasal 58
 Kepala Markas Pusat berkewajiban melaksanakan tugas dan bertanggung
jawab kepada Pengurus Pusat;
(2) Kepala Markas Provinsi berkewajiban melaksanakan tugas dan
bertanggung jawab kepada Pengurus Provinsi;
(3) Kepala Markas Kabupaten/Kota berkewajiban melaksanakan tugas dan

88
bertanggung jawab kepada Pengurus Kabupaten/Kota Sekretaris;
(4) Kepala Markas Kecamatan berkewajiban melaksanakan tugas dan
bertanggung jawab kepada Pengurus Kecamatan;
(5) Kepala Markas PMI, diangkat dan diberhentikan oleh pengurus pada
setiap tingkatannya untuk masa kerja paling lama 5 (lima) tahun.
BAB XVII
PEMBINAAN, PEMBERHENTIAN, PEMBEKUAN KEPENGURUSAN
Pasal 59
Pengurus PMI melakukan Pembinaan dan Pengawasan secara berjenjang kebawah
sesuai tingkatan organisasi.
Pasal 60
 Pengurus dapat diberhentikan jika melanggar Anggaran Dasar atau
Anggaran Rumah Tangga; 
 Pemberhentian pengurus terdiri dari : 
 Pemberhentian semntara 
 Pemberhentian tetap 
 Mekanisme Pemberhentian Pengurus sementara dilakukan oleh
pengurus berdasarkan jenjang organisasi 
 Anggota Pengurus yang diberhentikan sementara yang dimaksud
dalam ayat (3) pasal ini diberi hak untuk membela diri pada rapat Pengurus. 
 Rapat Pengurus dapat menerima dan atau menolak pembelaan
anggota pengurus yang diberhentikan sementara. 
Pasal 61
 Rapat pengurus yang menerima pembelaan maka yang
bersangkutan di cabut perberhentian sementaranya dan di berikan
rehabilitasi. 
 Rapat pengurus yang menolak pembelaan maka di putusakan
pemberhentian tetap. 
Pasal 62
Pembekuan Kepengurusan
 Pengurus Pusat PMI, Pengurus Provinsi, Pengurus Kabupaten/Kota
atau Pengurus Kecamatan dapat dibekukan apabila tidak dapat menjalankan

89
tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga. 
 Pengurus PMI Pusat menetapkan pelaksana tugas di Provinsi
setelah berkonsultasi dengan Pelindung sesuai dengan jenjang organisasi; 
 Pengurus PMI Provinsi menetapkan pelaksana tugas di
Kabupaten/Kota setelah berkonsultasi dengan Pelindung sesuai dengan
jenjang organisasi; 
 Pengurus PMI Kabupaten/Kota menetapkan pelaksana tugas di
Kecamatan setelah berkonsultasi dengan Pelindung sesuai dengan jenjang
organisasi; 
Pasal 63
Pembekuan Pengurus hanya dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan
dari Pengurus setingkat diatasnya.
BAB XVIII
PEMBENTUKAN PENGURUS DAERAH PEMEKARAN
Pasal 64
Bagi Daerah pemekaran Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan dapat dibentuk
Pengurus baru oleh Pengurus setingkat di atasnya.
BAB XIX
MAHKAMAH ORGANISASI dan UPAYA HUKUM
Pasal 65
Mahkamah organisasi PMI bertugas untuk menyelesaikan Perselisihan/
persengketaan dalam organisasi seperti :
 (1) antar anggota. 
 (2) Anggota dengan pengurus. 
 (3) Pengurus dengan pengurus dalam satu tingkatan dan atau satu tingkat
dibawahnya; 
 (4) Antar Pengurus, Staf dan relawan. 
Pasal 66
 Pengurus Pusat mewakili Palang Merah Indonesia ke dalam dan
keluar Pengadilan 

90
 Pengurus Pusat dapat memberikan kuasa kepada Pengurus Provinsi
untuk mewakili dalam dan keluar Pengadilan. 
Pasal 67
Persyaratan anggota Mahkamah Organisasi PMI adalah sebagai berikut :
 Seorang yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas
dan mendalam dibidang hukum, baik teori maupun praktek. 
 Mempunyai waktu yang cukup dan komitmen yang tinggi untuk
menjalankan tugas dan kewajibannya 
Pasal 68
Jumlah anggota Mahkamah Organisasi sebanyak 3 (tiga) orang dapat berasal dari
internal PMI atau external PMI yang memenuhi persyaratan.
Pasal 69
Tata Cara Penyelesaian Mahkamah Organisasi
 Mahkamah Organisasi PMI dalam menjalankan tugasnya tunduk
pada hukun acara Mahkamah Organisasi PMI. 
 Ketentuan tentang Tata cara penyelesaian Mahkamah Organisasi
PMI sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disiapkan oleh Pengurus PMI. 
 Mahkamah Organisasi PMI dapat dibentuk sesuai kebutuhan di
masing masing tingkatan organisasi. 
 Ketentuan lebih lanjut tentang Tata cara penyelesaian Mahkamah
Organisasi PMI dan upaya hukum lainnya diatur dalam peraturan
organisasi. 

BAB XX
KEUANGAN
Pasal 70
Keuangan PMI diperoleh dari:
 Bantuan dan hibah dari pemerintah; 
 Bantuan dari Gerakan Palang Merah dan Organisasi Internasional lainnya. 
 Sumbangan dan usaha lain yang tidak mengikat. 
 Iuran anggota 
 Bulan dana 

91
Pasal 71
Ketentuan tentang keuangan akan diatur dalam peraturan organisasi.
Pasal 72
 Menjelang Musyawarah Nasional, Musyawarah Provinsi, dan
Musyawarah Kabupaten/Kota, pengurus membentuk Tim Verifikasi yang
bertugas untuk melakukan pemeriksaan atas kebenaran data perbendaharaan. 
 keuangan PMI dikelola berdasarkan Prinsip akuntasi Indonesia. 
BAB XXI
PERBENDAHARAAN
Pasal 73
Perbendaharaan PMI adalah seluruh harta kekayaan yang berupa uang, barang-
barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak, termasuk surat – surat
berharga milik atau yang dikuasai PMI termasuk yang berada di unit-unit kerja
PMI.
Pasal 74
(1) Perbendaharaan PMI terdiri dari :
 Dana Tunai 
 Barang bergerak, 
 barang tidak bergerak 
 Surat berharga, 
Pasal 75
 Seluruh harta kekayaan PMI harus disertifikatkan atas nama PMI
sesuai tingkatan organisasi 
 Aset PMI dan kekayaan PMI lainnya yang tidak bergerak dapat
dialihkan atau dihapuskan seijin atau dengan sepertujuan Pengurus Pusat 
 Ketentuan lebih lanjut mengenai keuangan dan perbendaharaan
PMI diatur dalam Peraturan Organisasi 
Pasal 76
 Pengurus PMI secara berjenjang mempertanggungjawabkan
perbendaharaan yang diperoleh, pengelolan dan penggunaannya kepada
Musyawarah Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota dan Kecamatan; 

92
 Pengurus Provinsi /Kabupaten/Kota dan Kecamatan melaporkan
perbendaharaanya kepada Pengurus PMI satu tingkat di atasnya; 

Pasal 77
 Perbendaharan PMI diaudit untuk transparansi organisasi. 
 Audit sebagai mana dimaksud ayat (1) pasal ini dapat dilakukan
oleh : 
 Akuntan publik 
 Internal Audit PMI 
BAB XXII
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

Pasal 78
 PMI dapat membentuk unit pengembangan sumberdaya yang dapat
mendatangkan dana untuk membiayai kelangsungan kegiatan PMI pada
semua tingkatan; 
 Pengembangan sumber daya dapat berupa; Rumah sakit,
Poliklinik, Pendidikan, Pendidikan Tinggi dan Pelatihan, serta berbagai
kegiatan usaha lainnya yang sah; 
 Pengembangan sumber daya dikelola secara profesional dan
transparan; 
 Pengembangan sumberdaya bertanggung jawab kepada Pengurus
PMI pada setiap tingkatannya; 
 Pengembangan sumberdaya dapat dibentuk secara kerjasama
antara tingkatan organisasi. 
Pasal 79

93
Pengelolaan unit pengembangan sumberdaya sebagaimana dimaksud pada pasal
78 disesuikan mengacu pada ketentuan perundang undangan yang berlaku dan
diatur dalam peraturan organisasi.
BAB XXIII
PELAYANAN DONOR DARAH
Pasal 80

 Pelayanan Donor Darah, diselenggarakan dengan membentuk unit


donor darah PMI sesuai peraturan perundangan. 
 Kepala Unit Donor Darah PMI, pada semua jenjang adalah seorang
Dokter. 
 Pengangkatan Kepala UDD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
pasal ini diangkat dan diberhentikan oleh pengurus pada setiap tingkatan
setelah dikonsultasikan dengan pengurus PMI satu tingkat diatasnya; 
 Unit Donor Darah PMI, merupakan unit pelayanan teknis yang
diatur dalam peraturan organisasi dan bertanggungjawab pada Pengurus PMI
disetiap tingkatan; 
 Kepala Unit Donor Darah PMI, bertanggung jawab dan wajib
melaporkan pelaksanaan tugasnya beserta laporan keuangan kepada pengurus
PMI disetiap tingkatan; 
BAB XXIV
HUBUNGAN DAN KERJASAMA
Pasal 81
 PMI dalam melaksanakan kegiatannya wajib melakukan kerjasama
dan hubungan sama komponen gerakan. 
 Kerjasama diantara komponen-komponen gerakan didasarkan
kepada sesuai dengan Anggaran Dasar dan Kepentingan nasional masing-
masing dengan memelihara prinsip kesetaraan; 
 PMI sebagai anggota Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional menjalin kerjasama Komite Internasional Palang Merah

94
(ICRC), Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
(Federasi); 
 Untuk mendukung kegiatan kepalangmerahan PMI dapat
bekerjasama komponen pemerintah serta organisasi non pemerintah; 
 Setiap perjanjian kerjasama harus dibuat secara tertulis. 
BAB XXV
PENGHARGAAN
Pasal 82
Palang Merah Indonesia memberikan penghargaan kepada seseorang atau
lembaga yang telah berjasa membantu tumbuh berkebangnya Palang Merah
Indonesia;
BAB XXVI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH
TANGGA
Pasal 83
o Usul perubahan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga
diajukan secara tertulis kepada Pengurus Pusat oleh Pengurus Pusat,
Pengurus Provinsi dan Pengurus Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan sebelum Musyawarah Nasional; 
o Usul perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
diajukan oleh Pengurus Pusat dan sekurang kurangnya 1/3 (sepertiga)
Pengurus Provinsi serta 1/3 (sepertiga) Pengurus Kabupaten / Kota. 
Pasal 84
o Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat diubah
oleh Musyawarah Nasional dalam sidang yang dihadiri oleh sekurang –
kurangnya 2/3 ( dua per tiga ) dari jumlah utusan yang berhak; 
o Keputusan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga adalah sah apabila disetujui sekurang – kurangnya ¾ (tiga per
empat) dari jumlah suara yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1); 
o Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga setelah
ditetapkan oleh Pleno MUNAS diberitahukan kepada Pemerintah dan Joint
Statutes Commision ICRC/IFRC (JSC). 

95
Pasal 85
o Perubahan anggaran dasar dapat dilakukan jika ketentuan
perudangan-undangan mengharuskan melakukan penyesuian dengan
ketentuan yang baru. 
o Perubahan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1)
dilakukan dalam rapat pimpinan PMI yang diperluas yang dihari oleh
Pengurus Provinsi dan Pengurus Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh
Pengurus Pusat secara selektif. 
o Keputusan sebagaimana dimakasud dalam ayat (2) pada pasal ini
dilaporkan dalam Musyawarah Nasional berikutnya. 
BAB XXVII
KETENTUAN LAIN
Pasal 86
Tata urutan ketentuan organisasi PMI adalah :

o Anggaran dasar/anggaran Rumah tangga 


o Peraturan Organisasi 
o Keputusan Ketua Umum/Ketua 
o Keputusan Pengurus 
BAB XXVIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 87
Peraturan dan kebijakan lain yang telah ada sebelum ditetapkannya anggaran
dasar ini tetap berlaku sepanjang tidak di robah atau bertentaangan dengan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ini.
BAB XXIX
PENUTUP
Pasal 88
o Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran 
o Rumah Tangga akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi
PMI; 

96
o Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan mengikat untuk
dilaksanakan oleh seluruh komponen organisasi. 

Anggaran rumah tangga Palang Merah Indonesia


BAB I
NAMA, WAKTU, STATUS, DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Penggunaan nama Palang Merah Indonesia maupun dengan singkatan PMI,
memiliki makna dan arti yang sama.

Pasal 2
 PMI sebagai organisasi yang berbadan hukum dan berdasarkan Keputusan
Presiden RIS No. 25 Tahun 1950 serta Keputusan Presiden RI No. 246 Tahun
1963. 
 Palang Merah Indonesia diakui oleh Komite Internasional Palang Merah
(ICRC) pada tanggal 15 Juni 1950 . 
 Palang Merah Indonesia diterima menjadi anggota ke 68 Federasi
Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada tanggal 16
Oktober 1950 
BAB II
KEGIATAN POKOK
Pasal 3
Untuk memenuhi azas dan mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
dan 6 Anggaran Dasar serta sebagai penjabaran dari mandat dan tugas pokok
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 dan 9 Anggran Dasar, PMI melakukan
kegiatan pokok ;
 Pembinaan dan pengembangan organisasi 
 Penanggulangan bencana termasuk pemulihan hubungan keluarga (korban) 
 Pelayanan sosial dan kesehatan, termasuk upaya kesehatan Donor Darah 

97
 Penyebarluasan dan pengembangan aplikasi nilai-nilai kemanusiaan dan
prinsip-prinsip dasar gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah, serta hukum kemanusiaan internasional 
 Pembinaan generasi muda dan relawan. 
BAB III
SYARAT KEANGGOTAAN

Pasal 4
Keanggotaan perhimpunan nasional terbuka untuk setiap orang tanpa ada
diskriminasi ras, jenis kelamin, agama dan kepercayaan, bahasa, golongan,
ataupun pandangan politik.
o Persyaratan untuk menjadi anggota biasa adalah : 
 Anggota biasa PMI adalah warga negara Republik Indonesia yang
telah berusia 18 tahun atau telah menikah 
 Menerima prinsip-prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah Internasional 
 Menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI, 
 Rencana Strategis PMI dan seluruh hasil keputusan Munas,
peraturan organisasi lainnya, serta mempunyai waktu dan bersedia untuk
berpartisipasi aktif dalam kepengurusan PMI 
 Telah mengikuti pelatihan dan orientasi kepalangmerahan 
 Mempunyai prestasi, dedikasi, dan loyal terhadap organisasi
maupun negara, dan tidak tercela 
o Persyaratan untuk menjadi anggota luar biasa : 
 Warga negara asing dapat berpartisipasi dalam kegiatan perhimpunan
nasional sebagai sukarelawan. 
 Menerima prinsip-prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah Internasional, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI,
Rencana Strategis PMI dan seluruh hasil keputusan Munas, peraturan

98
organisasi lainnya, serta mempunyai waktu dan bersedia untuk
berpartisipasi aktif. 
 telah berusia 18 tahun atau telah menikah. 
o Persyaratan anggota kehormatan adalah : 
 Pejabat yang selama masa jabatannya dan atau tokoh masyarakat yang
berperan aktif dalam kegiatan sosial kemanusiaan; 
 Pejabat dan atau tokoh masyarakat yang mendapatkan penghargaan atas
prestasinya dalam membantu dan atau mengembangkan kegiatan PMI 
 Generasi muda yang mempunyai prestasi luar biasa di bidangnya yang
ditandai dengan piagam penghargaan yang pernah diterimanya, dan atau
prestasi lainnya. 
Pasal 5
 Penerimaan anggota dilakukan setelah memenuhi persyaratan keanggotaan
seperti diatur dalam pasal 6 
 Penerimaan anggota dapat dilakukan dengan mendaftarkan diri kepada
pengurus kabupaten/kota di wilayah domisili yang bersangkutan 
 Pengesahan keanggotaan dilakukan oleh pengurus PMI Kabupaten/Kota. 
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 6
(1) Anggota biasa mempunyai hak :
 Mendapatkan pembinaan dan pengembangan. 
 Menyampaikan pendapat dan mengajukan usul dan saran. 
 Memiliki hak bicara dan hak suara dalam setiap musyawarah di tingkat
kecamatan. 
 Memiliki hak memilih dan dipilih sebagai pengurus PMI 
(2) Anggota Luar Biasa mempunyai hak :
 a. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan 
 b. Menyampaikan pendapat dalam forum-forum pertemuan resmi PMI 
 c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMI 
(3) Anggota Kehormatan mempunyai hak :

99
 Menyampaikan pendapat dan saran kepada PMI diwilayahnya, baik diminta
maupun tidak diminta. 
 Berpartisipasi aktif dalam kegiatan PMI. 

Pasal 7
Kewajiban Anggota
 Menjalankan dan menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar gerakan
internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. 
 Mendukung dan mensukseskan seluruh pelaksaan program organisasi. 
 Menjaga nama baik PMI. 
 Mematuhi AD – ART PMI. 
 Membayar iuran anggota. 
 Setiap anggota yang pindah domisili melaporkan diri kepada PMI di
tempat domisili baru.
BAB V
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 8
(1) Anggota dinyatakan berhenti karena :
 a. Atas permintaan sendiri. 
 b. Melanggar AD & ART PMI. 
 c. Berhalangan tetap. 
BAB VI
PELINDUNG
Pasal 9
 Pelindung memberikan saran pertimbangan serta dukungan moril dan materil
kepada PMI di setiap tingkatan 
 Pengurus PMI memberikan laporan kepada pelindung secara berkala
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali, sesuai tingkatan organisasi 

BAB VII
SUSUNAN DEWAN KEHORMATAN

100
Pasal 10
 Dewan kehormatan adalah orang-per orang yang mendapatkan penghargaan
dari pengurus sebagai pengakuan atas jasa-jasanya kepada PMI. 
 Dewan Kehormatan ditetapkan dalam setiap musyawarah untuk masa bakti
sesuai dengen kepengurusan dan disahkan satu tingkat diatasnya. 
BAB VIII
SUSUNAN PENGURUS PUSAT, PROPINSI, KABUPATEN/KOTA DAN
KECAMATAN
Pasal 11
Pengurus pusat terdiri dari 17 orang yaitu :
 Ketua Umum 
 Para Ketua Bidang 
 Sekretaris Jenderal 
 Bendahara Umum, dan 
 Anggota 
Pasal 12
Pengurus propinsi terdiri dari 15 orang yaitu :
 Ketua 
 Wakil – wakil Ketua 
 Sekretaris 
 Bendahara, dan 
 Anggota 

Pasal 13
Pengurus Kabupaten/Kota terdiri dari 11 orang yaitu :
 Ketua 
 Wakil - Wakil ketua 
 Sekretaris 
 Bendahara, dan 
 Anggota 
Pasal 14

101
Pengurus Kecamatan terdiri dari 7 orang yaitu :
 Ketua 
 Wakil – wakil Ketua 
 Sekretaris 
 Bendahara, dan 
 Anggota 
BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT
Pasal 15
Kekuasaan tertinggi organisasi PMI berada ditangan anggota dan dilaksanakan
sepenuhnya melalui Forum Musyawarah Nasional (MUNAS), Musyawarah
Provinsi (MUSPROV), Musyawarah Kabupaten/Kota (MUSKAB/KOTA) dan
Musyawarah Kecamatan ( MUSKEC).
BAB X
PESERTA MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT LAINNYA
Pasal 16
Musyawarah Nasional
 Musyawarah nasional dihadiri oleh peserta dan peninjau 
 Peserta Musyawarah nasional adalah pengurus PMI pusat, propinsi, dan
kabupaten/kota 
 Peserta Musyawarah nasional seperti dimaksud dalam ayat (2) memiliki hak
bicara dan suara 
 Peninjau ditetapkan oleh pengurus PMI pusat 
Pasal 17
Musyawarah nasional luar biasa
Musyawarah nasional luar biasa dihadiri oleh peserta yang sama dengan peserta
Musyawarah nasional sebaimana dimaksud pada pasal 18 ART ini
Pasal 18
Musyawarah Kerja nasional
 Peserta Musyawarah kerja nasional adalah: Pengurus pusat, Pengurus 
 propinsi, Utusan unit kerja PMI seperti: unit donor darah, rumah sakit. 
 Peninjau ditetapkan oleh pengurus PMI pusat 

102
Pasal 19
Musyawarah Provinsi
 Musyawarah Provinsi dihadiri oleh peserta dan peninjau 
 Peserta Musyawarah Provinsi adalah pengurus PMI pusat, propinsi, dan
kabupaten/kota 
 Peserta Musyawarah Provinsi seperti dimaksud dalam ayat (2) memiliki
hak bicara dan suara 
 Peninjau ditetapkan oleh pengurus PMI Propinsi 
Pasal 20
Musyawarah Provinsi luar biasa
Musyawarah Propinsi luar biasa dihadiri oleh peserta yang sama dengan peserta
Musyawarah Provinsi sebagaimana dimaksud pada pasal 19 ART ini
Pasal 21
Musyawarah Kerja Provinsi
 Peserta Musyawarah kerja Propinsi adalah: Pengurus provinsi, Pengurus 
 Kabupaten / Kota dan Utusan unit kerja PMI seperti: unit donor darah,
rumah sakit. 
 Peninjau ditetapkan oleh pengurus PMI Provinsi 
Pasal 22
Musyawarah kabupaten/Kota
 Musyawarah Kabupaten/Kota dihadiri oleh peserta dan peninjau 
 Peserta Musyawarah Kabupaten/Kota adalah pengurus PMI Provinsi, dan
kabupaten/kota 
 Peserta Musyawarah kabupaten/kota seperti dimaksud dalam ayat 2
memiliki hak bicara dan suara 
 Peninjau ditetapkan oleh pengurus PMI kabupaten/kota 
Pasal 23
Musyawarah Kabupaten/Kota luar biasa
Musyawarah Kabupaten/Kota luar biasa dihadiri oleh peserta yang sama dengan
peserta Musyawarah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada pasal 22 ART
ini.

103
Pasal 24
Musyawarah Kerja kabupaten/Kota
 Peserta Musyawarah kerja Kabupaten/Kota adalah: Pengurus
Kabupaten/Kota dan Kecamatan serta Utusan unit kerja PMI seperti unit
donor darah, rumah sakit. 
 Peninjau ditetapkan oleh pengurus PMI Kabupaten/Kota 
Pasal 25
Musyawarah Kecamatan
 Musyawarah kecamatan dihadiri oleh peserta 
 Peserta Musyawarah Kecamatan adalah pengurus PMI Kecamatan,
kabupaten/kota dan anggota/relawan. 
 Peserta Musyawarah Kecamatan seperti dimaksud dalam ayat (36)
memiliki hak bicara dan suara. 
Pasal 26
 Penggantian Kepengurusan yang kosong di PMI Kecamatan, tidak
dilakukan melalui musyawarah luar biasa. 
 Pengantian sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) oleh PMI
Kabupaten/Kota. 
Pasal 27
Musyawarah Kerja Kecamatan
Peserta Musyawarah kerja Kecamatan adalah : Pengurus kecamatan dan anggota /
relawan.
Pasal 28
Rapat PMI
 Peserta Rapat PMI adalah Pengurus, Staf dan Relawan. 
 Peserta rapat PMI sebagimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dalam
peraturan organisasi 
BAB XI
SUKARELAWAN

Pasal 29

104
 Relawan adalah orang per orangan yang memenuhi syarat sebagai relawan
PMI dan menjalankan tugas-tugas kepalangmerahan sesuai dengan
kemampuannya berdasarkan ketentuan anggaran dasar ini. 
 Keanggotan relawan PMI terbuka bagi semua pihak tanpa dibatasi oleh
keterbatasan fisik dan keterbatasan lainnya. 
 Anggota PMI yang memiliki keahlian khusus dapat menjadi relawan PMI
untuk menunjang kegiatan kepalangmerahan. 
Pasal 30
Ketentuan yang berkaitan dengan relawan Remaja, KSR, TSR, ditetapkan dalam
peraturan organisasi

BAB XII
KARYAWAN/STAF
Pasal 31
Persyaratan, hak, dan kewajiban karyawan diatur lebih lanjut dalam peraturan
organisasi dan peraturan perudangan yang berlaku.
BAB XIII
MARKAS DAN KEPALA MARKAS
Pasal 32
 Struktur organisasi markas ditetapkan oleh pengurus, sesuai dengan
peraturan organisasi. 
 Struktur organisasi markas dapat terdiri dari unit kerja sesuai dengan
peraturan organisasi. 
 Struktur markas, jumlah karyawan dan sistem remunerasi, ditetapkan oleh
Sekretaris Jenderal/sekretaris provinsi/sekretaris kabupaten, dan dilaporkan
kepada pleno pengurus sesuai tingkatan. 

Pasal 33
Kepala Markas
Kualifikasi kepala markas PMI di semua tingkatan :
 Memiliki kemampuan dan profesional 
 Memahami manajemen organisasi 

105
 Bekerja penuh (full time) sesuai tanggung jawabnya 
 Kepala markas pusat, provnsi, kabupaten/kota
diberhentikan sebelum masa kerjanya berakhir apabila: 
o a. Berhalangan tetap 
o b. Mengundurkan diri 
o c. Melanggar AD-ART dan atau peraturan organisasi lainnya 
o d. Melakukan tindak pidana yang dijatuhi hukuman yang telah
berkekuatan tetap 
o e. Kinerja dinilai buruk. 
Pasal 34
Tugas pokok dan fungsi Markas PMI adalah:
 melaksanakan dan mengoordinasikan seluruh kegiatan PMI
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pengurus; 
 melaksanakan tugas-tugas teknis administratif dan teknis
operasional kepalangmerahan; 
 Kepala Markas melaporkan tugas dan tanggungjawabnya
kepada pengurus PMI. 
Pasal 35
Ketentuan lebih lanjut tentang kemarkasan diataur dalam peraturan organisasi.
BAB XIV
PEMBINAAN, PEMBEKUAN, KEPENGURUSAN
Pasal 36
Pembinaan
 Anggota pengurus melakukan pelanggaran, diberi sanksi
organisasi berupa : peringatan, pemberhentian semntara, pemberhentian
tetap. 
 Mekanisme sebagaiman dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
di atur dalam peraturan organisasi. 
Pasal 37
Pembekuan Kepengurusan
 Kepengurusan PMI dapat dibekukan jika : 
 Masa bakti kepengurusan telah melewati 6 (enam) bulan. 

106
 Kepengurusan tidak dikelola secara maksimal sesuai dengan AD/ART. 
 Kepengurusan PMI Provinsi/Kabupaten/kota dibekukan oleh Pengurus
PMI Pusat. 
 Pembekuan pengurus Kabupaten/Kota berdasarkan pada usul PMI 
 Propinsi, setelah berkonsultasi dengan pelindung kabupaten/kota 
 Kepengurusan PMI yang dibekukan di kendalikan oleh Pengurus Pusat
atau kepengurusan PMI yang di tunjuk oleh PMI Pusat. 
BAB XV
PERBENDAHARAAN
Pasal 38
 Kekayaan PMI di semua tingkatan harus ter
inventarisasikan 
 Inventasisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
disampaikan kepada Pengurus Pusat dan Pengurus satu tingkat diatasnya. 
BAB XVI
UNIT USAHA

Pasal 39
Ketentuan lebih lanjut tentang unit usaha diatur dalam peraturan organisasi.
BAB XVII
PELAYANAN DONOR DARAH
Pasal 40
Ketentuan tentang Pelayanan Donor darah diatur lebih lanjut dalam peraturan
organisasi
BAB XVIII
HUBUNGAN DAN KERJA SAMA
Pasal 41
 Kerja sama PMI dengan Pihak lain dilaksanakan melalui
PMI Pusat. 
 PMI provinsi dan kabupaten/kota dapat melakukan kerja
sama dengan pihak lain dengan persetujuan pengurus pusat PMI. 
BAB XIX

107
PENGHARGAAN
Pasal 42
 Pengurus PMI disetiap tingkatan memberikan penghargaan
kepada mereka yang telah berjasa terhadap PMI. 
 Penghargaan dapat berupa : 
o Piagam 
o Benda berhara atau 
o Surat berharga lainnya 
 Mekanisme dan tata cara pemberian pengharagaan akan
diatur Peraturan Organisasi.

BAB XX
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 43
Hal hal yang belum di tetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi.

BAB XXI
PENUTUP
Pasal 44
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

108
Hari, tanggal : Sabtu, 29 Mei 2021
Tempat : SMA Negeri 2 kUNINGAN
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Materi : KEPEMIMPINAN
Pemateri : Teh Suci

A. Pendahuluan
Dalam setiap kelompok, group atau organisasi, kepemimpinan
merupakan  salah satu factor yang penting. Kepemimpinan yang ada akan
mempengaruhi kelompok di dalam mencapai tujuan. Cara seseorang
memimpin dapat membawa kelompok atau organisasi tersebut ke arah
keberhasilan atau ketidakberhasilandalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Beberapa pengertian dalam kepemimpinan :
1. Pemimpin adalah seorang yang dapat  mempengaruhi kelompok yang
dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama guna mencapai sasaran
atau tujuan yang telah ditentukan.

109
2. Ketua adalah seorang yang dituaikan dalam kelompok untuk mewakili
dan bertanggungjawab atas kelompoknya dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
3. Kepala adalah seorang yang mengepalai suatu kelompok atau unit untuk
memimpin kelompok/unit mencapai tujuan.
4. Kepemimpinan adalah proses menggerakkan dan mempengaruhi orang
lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka kepemimpinan


berkaitan dengan :
1. Keterlibatan orang lain atau sekelompok orang dalam kegaitan mencapai
tujuan.
2. Terdapat faktor tertentu yang ada pada pemimpin sehingga orang lain
bersedia digerakkan atau dipengaruhi untuk mencapai tujuan.
3. Adanya usaha bersama serta pengerahan berbagai sumber daya, baik
tenaga, dana, waktu dan lain sebagainya.

Melihat pada hal – hal diatas, maka dapat dikatakan hakekat


kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan adalah kepribadian seseorang yang menyebabkan
sekelompok orang lain mencontoh atau mengikutinya. Kepemimpinan
adalah kepribadian yang memancarkan pengaruh, wibawa sedemikian
rupa sehingga sekelompok orang mau melakukan apa yang
dikehendakinya.
2. Kepemimpinan adalah seni, kesanggupan atau teknik untuk membuat
sekelompok orang mengikuti atau mentaati apa yang dikehendaki,
membuat mereka antusias atau bersemangat untuk mengikutinya, dan
bahkan sanggup berkorban.
3. Kepemimpinan merupakan penyebab kegiatan, proses atau kesediaan
untuk mengubah pandangan atau sikap sekelompok orang, baik dalam
organisasi formal maupun informal.

110
4. Kepemimpinan adalah memprodusir dan memancarkan pengaruh
terhadap sekelompok orang sehingga bersedia untuk mengubah pikiran,
pandangan, sikap, kepercayaan dan sebagainya. Kepemimpinan di dalam
organisasi formal merupakan suatu proses yang terus menerus, yang
membuat semua anggota organisasi giat dan berusaha memahami dan
mencapai tujuan – tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin.
5. Kepemimpinan adalah suatu bentu persuasi, suatu seni membina
sekelompok orang melalui ”human relation” dan motivasi yang tepat,
sehingga tanpa rasa takut mereka mau bekerja sama, memahami dan
mencapai tujuan organisasi.
6. Kepemimpinan adalah suatu sarana, alat atau instrument untuk membuat
sekelompok orang mau bekerja sama, berdaya upaya, mentaai segala
sesuatu untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

B. Tugas, Fungsi, dan Tipe Kepemimpnan


a. Tugas Kepemimpinan
Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan,
mempelopori, memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan lain
sebagainya agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai
tujuan organisasi hanya dapat dilaksanakan secara baik, bila seorang
pemimpin menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

b. Fungsi Kepemimpinan
1. Fungsi perencanaan: seorang pemimpin perlu membuat perencanaan
yang menyeluruh bagi organisasi dan diri sendiri selaku
penanggungjawab tercapainya tujuan organisasi.
2. Fungsi memandang ke depan: seorang pemimpin  yang senantiasa
memandang ke depan berarti akan mampu meneropong apa yang
akan terjadi serta selalu waspada terhadap segala kemungkinan.

111
3. Fungsi pengembangan loyalitas: pengembangan kesetiaan ini tidak
saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat
rencdah dan menengah dalam organisasi.
4. Fungsi pengawasan: pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk
senantiasa meneliti kemajuan pelaksanaan rencana.
5. Fungsi mengambil keputusan: pengambilan keputusan merupakan
fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu
banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan
keputusan. Bahkan ada pemimpin yang tidak berani mengambil
keputusan.
6. Fungsi pemeliharaan: fungsi ini mengupayakan kepuasan bathin bagi
pemeliharaan dan pengembangan kelompok untuk
kelangsungannya.Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh
perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi
semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar
rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap
organisasi. Pemimpin juga perlu memberikan penghargaan, pujian,
hadiah dan semacamnya kepada anak buah yang berprestasi, untuk
menjalankan fungsi ini.
7. Fungsi menjalankan tugas: pemimpin harus konsisten menjalankan
tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.

c. Tipe Kepemimpinan:
 Kepemimpinan diktatoris ; Memimpin dengan cara menggertak,
menguasai.
 Kepemimpinan otokratis ; Pemusatan otoritas dan pengambilan
keputusan pada pimpnan.
 Kepemimpinan demokratis ; Berdasarkan pada desentralisasi
kekuasaan dan pengambilan keputusan.
 Kepemimpinan laisez-faire ; Membiarkan kelompoknya menetapkan
tujuan dan keputusannya

112
C. Cara Menjadi Pemimpin yang Baik
Setiap orang dapat menjadi pemimpin yang baik. Hanya diperlukan
sedikit kegigihan untuk belajar. Yang pasti kita harus mempunyai rasa
percaya diri dan memberikan komitmen untuk membuat perubahan untuk
pengembangan organisasi. Tidak harus menunggu kita ditugaskan memimpin
program yang besar. Bahkan projek atau kegiatan kecilpun dapat menjadi
sarana untuk belajar menjadi pemimpin yang baik, misalnya ketika menjadi
koordinator kegiatan bulanan pelayanan perawatan keluarga di panti jompo,
memimpin rapat, menjadi pelatih, menjadi koordinator buletin PMI.

D. Komunikasi
Komunikasi akan efektif jika informasi telah diserap dan dipahami oleh
pendengar yang ditargetkan
a. Mendengarkan
Mendengarkan sama pentingnya dengan berbicara karena dengan
mendengarkan, kita berkomunikasi dengan lengkap untuk mencapai
pemahaman yang sama. Ada beberapa macam tipe pendengar:
1. Apresiator: Memperhatikan semua informasi dan berpikir mengenai
butir yang dapat ditambahkan. Tipe ini sangat menikmati suasana
interaktif, dan mungkin akan melewatkan hal penting jika mereka
tidak benar-benar terlibat
2. Pemberi empati: Mendengarkan semua hal, dan mencoba mengenali
situasi yang pernah dialaminya, yang mendukung hal yang
dikemukakan si pembicara. Tipe ini kadang tidak memahami isi
komunikasi jika terlalu memperhatikan aspek lain dari komunikasi
3. Orang yang memahami (comprehender): Mengorganisasikan dan
memahami pesan yang disampaikan dengan akal sehat. Suka
menghubungkan antar pengalaman, serta berusaha menemukan dan
memahami hubungan antar ide. Namun sering tidak menangkap
semua pesan yang tidak diucapkan atau tersembunyi.

113
4. Orang yang membedakan (discerner): Menyerap semua informasi
yang disampaikan. Ingin memperoleh informasi yang lengkap dan
akurat, menetapkan pesan utama, dan memilah-milah apa yang
dianggapnya rincian penting. Setiap potong informasi dengan
seksama ditimbang dan diukur keakuratannya, keabsahan, dan
isinya. Tipe ini akan kehilangan beberapa informasi penting jika
semua informasi diproses.
5. Evaluator: Ingin mengetahui seberapa besar kecocokan informasi
yang diberikan dengan gambaran kegiatan secara keseluruhan.
Sering meragukan motif pembicara, dan akan menerima atau
menolak pesan berdasarkan keyakinan pribadi. Akan membuat
keputusan berdasarkan informasi yang disediakan.
b. Cara Relawan Berkomunikas
 Satukan semua tipe pendengar untuk benar-benar menerima pesan
yang utuh.
 Berkomunikasilah disemua tingkatan. Berbicara dan dengarkan ide-
ide: pengurus, staf, antar relawan, masyarakat, organsasi lain
 Memandang sesuatu dari sudut pandang baru
 Berwawasan luas
 Antusias
 Tidak pernah membicarakan diri sendiri
 Sangat ingin tahu untuk kemajuan organisasi
 Mempunyai selera humor
 Mempunyai gaya bicara sendiri
c. Menu Motivasi
 Penguatan positif. Memberikan hadiah atau pujian akan efektif jika
diikatkan pada keberhasilan melaksanakan kegiatan
 Bergabung dalam tantangan. Memberi tantangan pada situasi baru
dan berbeda akan menumbuhkan kreatifitas
 Pemecahan masalah kreatif. Memberi kesempatan pada tim untuk
memecahkan masalah secara kreatif akan memotivasi anggota tim
menyelesaikan masalah dengan rasa tanggung jawab

114
 Pelatihan/pembimbingan. Untuk membantu anggota tim menemukan
kekuatan dan strategi yang mendukung tugas

d. Tim yang sukses


 Tentukan tujuan tim
 Komitmen
 Kepercayaan
 Berikan waktu bagi tim untuk berkembang
 Rasa memiliki tim dan kegiatan
 Tentukan ketrampilan yang dimiliki dan dibutuhkan
 Saling memberikan dukungan, pengakuan, penghargaan terhadap
keberhasilan, tapi beri bimbingan dan belajar dari kegagalan
E. Konflik
Pertentangan kekuatan yang menimbulkan ketegangan disebut konflik.
Terjadi ketika dua pihak atau lebih mencari tujuan, nilai yang saling
bertentangan. Masing-masing pihak percaya bahwa apa yang diinginkannya
tidak cocok dengan keinginan pihak lain.
Terlalu sedikit konflik mungkin membuat kita berpuas diri. Tetapi,
konflik yang terus-menerus akan merusak, mengganggu konsentrasi, dan
menghambat kemajuan. Beberapa konflik yang tidak perlu:
 Ketika individu mempunyai persepsi yang berbeda
 Perasaan bermusuhan yang muncul secara tidak terduga
 Perasaan negatif seperti gelisah, stress, atau marah
 Komunikasi yang tidak jelas seperti salah pengertian, kurang informasi
 Ketidaksepemahaman yang disebabkan oleh persepsi yang berbeda dan
sikap seperti prasangka, menolak perubahan
Sedangkan konflik yang dapat diselesaikan Terjadi ketika sudut
pandang dua individu didasarkan pada kebutuhan, sasaran, nilai-nilai, atau
kepentingan yang berlawanann. Contohnya adalah ketika 2 orang relawan
dari bidang yang berbeda (misal: distribusi bantuan dan pendataan)
mempunyai pandangan yang berbeda mengenai sumber dari masalah.

115
Masing-masing percaya bahwa pihak yang lain bertanggung jawab atas
masalah tersebut.
a. Resep mengatasi konflik
Anjuran Pantangan
Tunjukkan simpati Mengabaikan perasaan atau
keprihatinan pihak lain
Hadapi masalah sejak awal Memelihara pertentangan dalam
diri sendiri
Komunikasikan secara jelas, Berhenti berdebat hanya untuk
mendengarkan aktif menghindari pertentangan lebih
lanjut
Terbukalah terhadap saran Meremehkan
Cobalah untuk melakukan Menyetujui sesuatu yang belum
kompromi lengkap informasinya
Tetap tidak memihak Memberikan saran tanpa diminta
Tahan godaan untuk tidak Bersikap defensif atau
berdebat menyerang balik
Perlakukan orang lain dengan Merendahkan orang lain
hormat

F. Pengaambilan Keputusan
Bukan pada jenis mana yang lebih baik, tetapi yang terpenting adalah
mengenali gaya pengambilan keputusan yang diperlukan untuk setiap situasi.
Beberapa pedoman untuk pengambilan keputusan:
 Jika komitmen untuk melaksanakan keputusan itu adalah penting, maka
lebih baik berkonsultasi dengan anggota tim sebelum mengambil
keputusan
 Ketika kreatifitas adalah hal penting untuk pemecahan masalah, maka
lebih baik melibatkan orang-orang dari berbagai bidang keahlian,
sehingga ide-ide kreatif dapat memberikan alternatif solusi yang
bermanfaat
 Secara umum, keputusan penting lebih baik diambil dengan pendekatan
kelompok
 Jika diperlukan keputusan strategis dan kebanyakan anggota kelompok
tidak memahami garis besarnya, lebih baik menggunakan keputusan

116
independen dari pemimpin. Ada baiknya mengumpulkan sedikit sudut
pandang tetapi tidak mencari konsensus
 Jika sebuah isu bersifat sangat politis dan sulit mencari sudut pandang
yang netral dari anggota tim, pemimpin mungkin lebih baik mengambil
keputusan sendiri
 Ketika waktu sangat mendesak, biasanya lebih baik menggunakan
keputusan sepihak. Jika diperlukan masukan dari orang lain, gunakan
pengambilan keputusan partisipatif dengan batas waktu ketat, misal rapat
2 jam

G. Peran relawan PMI dalam kepemimpinan


Salah satu cara membangun kepemimpinan kita saat ini adalah menjadi
sukarelawan. Ini adalah peluang yang baik sekali untuk mempertajam
ketrampilan yang diperlukan sebagai seorang pemimpin, memperoleh
ketrampilan baru, atau belajar lebih banyak mengenai masyarakat.
a. Relawan PMI dalam kepemimpinan kepalangmerahan
1. Berikan komitmen
2. Pimpin kegiatan/proyek/program lewat jalan sederhana
3. Bila belum ada sistem pendataan, tawarkan keahlian Anda untuk
membuat sistem pendataan yang sederhana
4. Jika ruangan kantor suram dan berantakan, kerahkan kelompok kecil
untuk mendesain ruangan
5. Membangun jaringan kerja sama untuk pengembangan organisasi

117
118
PENUTUP

Alhamdulillah kembali saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah membantu
kelancaran proses pembuatan makalah ini, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembacanya. Kritik dan saran yang membangun dari WIRA 24
sangat saya nantikan demi kelancaran makalah selanjutnya.

iii

Anda mungkin juga menyukai