Laporan Praktikum 2
Laporan Praktikum 2
OLEH
Adapun acara yang akan dilakukan selama praktikum adalah menjelaskan dan mengamati
cara pembuatan preparat segar pada:
1. Sel hewan
2. Sel tumbuhan
3. Sel plankton
4. Sel Darah
B. Landasan Teori
Istilah ephitelium berasal dari kata ephi yang berarti upon atau di atas dan thele yang
berarti nipple atau punting. Istilah tersebut untuk pertama kali digunakan terhadap suatu
lapisan pada permukaan bibir yang tembus cahaya. Di bawah lapisan tersebut terdapat
punting-punting atau papillae jaringan pengikat yang banyak mengandung kapiler darah.
Punting jaringan pengikat tadi menonjol-nonjol ke lapisan penutup permukaan yang bersifat
tembus cahaya, dan lapisan inilah yang sebenarnya berbentuk sebagai epitel. Selanjutnya
penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-
sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Lembaran sel
tersebut terdapat menutupi dan membatasi di luar ataupun di luar tubuh (Subowo, 2002).
Struktur jaringan epitel antara lain:
1. Pada umumnya, salah satu permukaan epithelium bersifat bebas dan menghadap ke
cairan atau udara.
2. Epitelium tidak memiliki suplai darah. Nutrisinya berasal dari difusi pembuluh dasar
(lamina basalis) yang tidak hidup.
3. Sel-sel epitel tersusun rapat dengan sedikit materi intra seluler
4. Sel-sel epitel bereproduksi dengan cepat untuk mengganti sel yang rusak atau hilang.
Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi, antara lain:
Epitel mukosa mulut termasuk dalam epithelium skuamosa simpel, adalah lapisan
tunggal sel gepeng dengan nucleus sentral seperti lempengan. Distribusi epithelium skuamosa
simpel terdapat pada area:
1. Melapisi pembuluh darah dan pembuluh limfe (endothelium)
2. Melapisi rongga tubuh (mesotelium)
3. Saluran terkecil dari banyak kelenjar
4. Bagian tubulus ginjal
5. Duktus terminal dan kantong udara pada sistem respirasi.
Penampakan dalam sebuah potongan melintang mikroskopik adalah selembar gabungan sel
gepeng yang terlihat seperti sepiring telur goring (Sloane, 2003).
D. Cara Kerja
1. Gelas benda yang bersih dan bebas lemak disiapkan dan disemprot dengan alkohol
70% pada gelas benda kemudian dilap menggunakan tissue kering (1 menit).
2. Zat warna methylen blue 0,25% dalam larutan NaCl 0,9% diteteskan pada gelas benda
menggunakan pipet tetes (1 menit).
3. Dengan menggunakan tusuk gigi, koreklah secara hati-hati epitel pipi sebelah
dalam (kulit luar rongga mulut bagian pipi sebelah dalam) pada kucing. Hati-
hatilah jangan sampai terluka!
4. Adukkan segera tusuk gigi yang terdapat epithelium pipi tersebut di atas setetes
metilen biru pada gelas benda, kemudian tutup dengan gelas penutup.
5. kemudian preparat direntangkan menggunakan jarum pentul (4 menit), dilanjutkan
dengan proses mounting menggunakan gelas penutup dan jarum pentul (1 menit).
6. amati dengan mikroskop. Jika terdapat kelebihan air, hisaplah dengan tissue dari
salah satu sisi.
Sitoplasma
Nukleus
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis, epithelium mukosa mulut termasuk dalam
epithelium skuamosa simpel atau epitel pipih selapis karena terdiri dari satu lapis sel tunggal,
pipih, nucleus sentral dan bulat menyerupai telur goreng.
Pewarnaan menggunakan methylene blue dalam larutan NaCl fisiologis 0,9% karena
pembuatan preparat menggunakan metode supravital yang berarti hidup atau segar.
Penggunaan larutan NaCl fisiologis 0,9% bertujuan agar sel tetap hidup dan tidak lisis atau
krenasi. Inti sel epitel berwarna gelap dikarenakan inti sel bersifat asam sedangkan methylene
blue merupakan pewarna basa.
Sel-sel epitel mukosa mulut merupakan epitel tanpa keratin dan terdapat di permukaan
basah. Selain di dalam mulut, epitel ini juga terdapat di kapsula bowman, permukaan dalam
membrane tymphany, endotil yang membatasi permukaan sistem peredaran dan alveoli paru-
paru.
Dalam sitoplasma sel-sel yang menyusun epitel terdapat organelle yang berfungsi
sebagai rangka penyokong, diantaranya sebagai anyaman yang dinamakan “cell web” yang
termasuk dalam struktur kerangka sel. Bentuk khusus pada sisi sel epitel dibedakan menjadi
tiga yaitu Macula merupakan daerah kecil berupa bercak, sedangkan Zonula dimaksudkan
apabila daerah tersebut melingkari sel sebagai gelang. Apabila daerahnya luas dinamakan
fascia.
Mukosa mulut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan,
mukosa penutup, dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di region rongga mulut
yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan palatum durum. Jaringan epitelnya
parakeratinized (mempunyai lapisan keratin tipis yang beberapa selnya ada yang masih
memiliki inti sel tidak sempurna). Mukosa penutup terdapat pada dasar mulut, permukaan
inferior lidah, permukaan dalam bibir dan pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris kecuali
gusi. Tipe epitelnya non keratinized (tidak memiliki lapisan keratin). Mukosa khusus terdapat
pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinized (memiliki lapisan keratin tebal yang terdiri
dari sel –sel yang sudah tidak berinti). Perbandingan antara sel-sel basal – prabasal, sel
intermediet, dan sel superficial disebut indeks maturasi. Pada kondisi normal, jumlah sel pada
lapisan superfisial sesuai dengan jumlah sel pada lapisan sel basal.
G. Simpulan
1. Preparat supravital epithelium mukosa mulut dibuat dengan pewarna methylene blue
0,25% dalam larutan NaCl 0,9%
2. Hasil analisis menunjukkan bagian-bagian sel dapat terlihat jelas. Adapun bagian-
bagiannya yaitu nucleus dan sitoplasma.
H. Saran
1. Preparat supravital epithelium mukosa mulut merupakan preparat sementara sehingga
dalam melakukan pengamatan harus dilakukan secara cepat agar preparat tidak
mengering.
2. Sebaiknya membersihkan mulut terlebih dahulu sebelum mengambil epitel agar tidak
terdapat kotoran dalam preparat.
3. Pemberian zat warna hendaknya secukupnya (1 tetes) agar zat warna tidak meluber.
4. Diusahakan epitel direntangkan satu arah dan tidak mengaduk-aduk agar epitel tidak
terpisah secara individu atau bertumpuk-tumpuk.
B. Landasan Teori
Sel
tetangga
Sel penutup
Stomata
terbuka
Sel
tetangga
Stomata
F. Pembahasan
Praktikum pembuatan preparat whole mount epidermis atas dan bawah dilakukan
dengan pewarnaan safranin yang baik digunakan pada tumbuhan karena mewarnai hampir
seluruh bagian jaringan pada tumbuhan. Epidermis yang digunakan ialah epidermis dari
tumbuhan Coleus scutellarioides. Berdasarkan foto dari hasil pengamatan preparat whole
mount epidermis atas dan bawah dilakukan dengan pewarnaan safranin diketahui bahwa
preparat secara fisik cukup baik, dan terwarna. Terdapat stomata dengan sel tetangga pada
epidermis bawah daun Coleus scutellarioides.
Stomata dalam keadaan terbuka. Tipe stomata pada Coleus scutellarioides yaitu sel
penutup didampingi oleh dua sel tetangga dan merupakan tumbuhan monocotyl.
Fiksasi menggunakan FAA yang bertujuan untuk mempertahankan struktur sel dan
jaringan epidermis dan untuk memudahkan jaringan dalam menyerap zat warna. Pewarnaan
menggunakan zat warna safranin 1% dalam alcohol 70% sehingga seluruh sel dan jaringan
terwarnai hanya saja daya serap setiap bagian tidak sama sehingga terlihat perbedaan warna
yang ditunjukkan. Dehidrasi bertingkat menggunakan alcohol 70%, 80%, 90%, dan absolute
bertujuan untuk menghilangkan air dari dalam sel sehingga jaringan hanya berisi alcohol
absolute. Dealkoholisasi menggunakan alcohol dan xilol dengan perbandingan 1:3, 1:1, dan
3:1 bertujuan untuk menghilangkan alcohol dari dalam sel penyusun jaringan dan jaringan
yang bersangkutan hanya berisi xilol murni. Selain itu proses dealkoholisasi atau clearing
bertujuan untuk membuat jaringan jernih dan transparan.
G. Kesimpulan
1. Preparat whole mount epidermis atas dan bawah daun Coleus scutellarioides dapat
dibuat dengan menggunakan zat warna safranin.
2. Bagian sel teramati pada epidermis atas dan bawah daun Coleus
scutellarioides diantaranya sel-sel epidermis, serta stomata dengan sel tetangga.
H. Saran
B. Landasan Teori
Preparat plankton adalah suatu media yang diamati dengan menggunakan mikroskop
dengan plankton sebagai objek pengamatannya dan dapat digunakan secara permanen.
Preparat plankton diproduksi dalam rangka membuat suatu usaha yang inovatif dan mandiri,
yang berfungsi sebagai media pembelajaran baru di sekolah-sekolah, khususnya bidang
mikroorganisme dalam mata pelajaran biologi. Produksi preparat dilakukan dengan metode
kultur untuk memperoleh berbagai jenis plankton dan dengan metode isolasi untuk
memisahkan agar plankton dalam preparat hanya tersisa satu individu. Dalam pemasarannya,
untuk meningkatkan ketertarikan konsmumen, preparat plankton dikemas dengan baik dan
diberi bonus setiap penjualannya. Sekolah yang juga menjadi target utama penjualan
memiliki respon yang cukup baik terhadap adanya produk preparat permanen, karena
preparat plankton selain menjadi kegiatan usaha yang inovatif, sekaligus berperan dalam
usaha mencerdaskan anak bangsa.
E. Hasil Pengamatan
5 1 Kingdom:
Animalia
Filum :
Arthropoda
Class :
Maxillapoda
Ordo :
Poecilostomatoid
a
Genus : Oncaea
Spesies :
Oncaea venusta
Preparat plankton adalah suatu media yang diamati dengan menggunakan mikroskop
dengan plankton sebagai objek pengamatannya dan dapat digunakan secara permanen.
Preparat plankton diproduksi dalam rangka membuat suatu usaha yang inovatif dan mandiri,
yang berfungsi sebagai media pembelajaran baru di sekolah-sekolah, khususnya bidang
mikroorganisme dalam mata pelajaran biologi. Produksi preparat dilakukan dengan metode
kultur untuk memperoleh berbagai jenis plankton dan dengan metode isolasi untuk
memisahkan agar plankton dalam preparat hanya tersisa satu individu. Dalam pemasarannya,
untuk meningkatkan ketertarikan konsmumen, preparat plankton dikemas dengan baik dan
diberi bonus setiap penjualannya. Sekolah yang juga menjadi target utama penjualan
memiliki respon yang cukup baik terhadap adanya produk preparat permanen, karena
preparat plankton selain menjadi kegiatan usaha yang inovatif, sekaligus berperan dalam
usaha mencerdaskan anak bangsa.
F. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari pengamatan dapat kita ketahui bahwa pada air tawar terdapat plankton
yang diketehaui dengan perbesaran mikroskop tertentu sehingga kita dapat mengidentifikasi termasuk
klasifikasi manakah plankton yg diteliti menggunakan preparat tersebut.
G. Kesimpulan
H. Saran
B. Landasan Teori
Darah adalah cairan tubuh yang mengalir dalam pembuluh dan beredar ke
seluruh tubuh. Darah pada umumnya terdiri atas unsur-unsur seluler dan matrik cairan
yang disebut plasma. Darah terdiri atas plasma dan komponen-komponen seluler yaitu
sel darah merah atau eritrosit, sel darah putih atau leukosit dan trombosit. Plasma
merupakan cairan yang mengandung ion-ion dan molekul organik meliputi protein,
elektrolit, nitrien, materi sampah, zat terlarut dan materi terlarut (Maskoeri, 2008).
Sel darah pada umumnya dikenal ada tiga tipe yaitu: eritrosit, lekosit dan
trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk cakram bulat bikonkaf
dengan diameter 7,2 µm tanpa inti, lebih dari separoh komposisi eritrosit terdiri dari
air (60%) dan sisanya berbentuk substansi koloidal padat. Sel ni bersifat elastis dan
lunak. Lekosit (sel darah putih) terdapat pada bagian pinggir sel darah, lekosit ini
dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit.
Granulosit terbagi menjadi tiga yaitu Netrofil (terbanyak) berbentuk bulat
dengan diameter 10-12 µm, Eosinofil yang strukturnya lebih besar daripada netrofil
(10-15 µm) dan Basofil (paling sedikit) dengan ukuran hampir sama dengan netrofil
tetapi basofil sangat sulit ditemukan. Agranulosit dibagi menjadi dua yaitu Limfosit
yang mempunyai ukuran yang bevariasi, inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti
cincin dan berperan penting dalam imunitas tubuh, dan Monosit (sel lekosit terbesar),
intinya berbentuk oval kadang terlipat-lipat dapat bergerak dengan membentuk
pseudopodia. Tipe ketiga yaitu Trombosit (disebut juga keping darah), berbentuk
sebagai keping-keping sitoplasma lengkap dengan membran yang mengelilinginya,
Trombosit terdapat khusus pada sel darah mammalia.
Untuk melihat struktur sel-sel darah dengan mikroskop cahaya pada umumnya
dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak hanya digunakan untuk
mrmpelajari sel darah tapi juga digunakan untuk menghitung perbandingan jumlah
masing-masing sel darah. Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu
metode yang disebut metode oles (metode smear) yangmerupakan suatu sediaan
dengan jalan mengoles atau membuat selaput (film) dan substansi yang berupa cairan
atau bukan cairan di atas gelas benda yang bersih dan bebas lemak untuk kemudian
difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan gelas penutup (Handari, 2003).
limfosit
limfosit
F. Kesimpulan
1. Preparat apus darah dapat dibuat dengan cara diapus dan menggunakan pewarna
giemsa, sehingga antara eritrosit, leukosit, dan trombosit dapat dibedakan.
2. Sel darah yang terlihat adalah eritrosit yang bagian tengah sel terdapat cekungan,
dan leukosit yang intinya terwarna jelas dan kontras.
G. Saran
1. Untuk menghapus darah atau saat pembuatan film darah harus dilakukan setipis
mungkin sehingga preparat tidak terlalu rapat dan bertumpuk.
2. Untuk pewarnaan giemsa pastikan film darah sudah terwarna dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Septianing, Rasti., Anggarwal & Priadi Arif. 2013. Panduan Belajar Biologi. Bogor:
Yudhistira.
Pratiwi, D. A., Maryati, S. S., Suharno, Bambang S. 2012. Biologi. Jakarta:
Erlangga.
rahmahawaliyah.blogspot.com/2015/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
https://abisjatuhbangunlagi.wordpress.com/2012/10/20/sel-dan-jaringan-tumbuhan2/
Rudyatmi, Ely. 2015. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Unnes.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Marianti, Aditya. 2014. Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan. Semarang : Biologi FMIPA
UNNES
Rudyatmi,Ely. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik.Semarang : Jurusan Biologi FMIPA UNNES
Subowo. 1992. Histologi umum. Jakarta: PT. Bumi Aksara.