Anda di halaman 1dari 115

MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN

A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si


Hernowo Novianto, SE., M.Si
Judul:
MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN

A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si


Hernowo Novianto, SE., M.Si

Desain Cover:
Ari Handoko
Tata Letak:
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si

Cetakan pertama, 2012


108+7+1

Tulisan di dalam buku ajar ini merupakan saduran dari


beberapa penulis yang konsren di bidang Manajemen
Perkantoran Modern atau dulu disebut dengan
keilmuan Office Administration. Ini merupakan buku
ajar untuk kalangan sendiri.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan segala kekuatan-NYA, buku ajar Manajemen Perkantoran ini dapat
diselesaikan dengan baik oleh Tim Penyusun Bahan Ajar Mata Kuliah Manajemen
Perkantoran di Program Studi Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu.

Memahami manajemen maupun administrasi menjadi satu ruang dimensi yang sama seiring
dengan perkembangan zaman maupun hasil-hasil riset para ahli, dimana menurut salah satu
terbitan United Nations, administrasi dan manajemen umumnya dianggap sebagai kata-kata
sepadan (The term Administration and Management are more being used synounymously,
there has been a tendency in recent time for management to be used to a greater degree in
public affairs. This probably because of the increasing application of buisness management
practices in the field of public administration). Dengan kelaziman tersebut, dalam uraian di
dalam buku ajar ini tidak akan memperbedakan istilah office administration dengan office
management.

Adapun manajemen perkantoran modern kami rangkum ke dalam pengertian yang lebih luas
untuk menerapkan prinsip-prinsip kerja kantor yang tidak hanya sebatas pengertian simbol-
simbol tapi jauh lebih luas untuk memaknai kantor sebagai ruang dalam proses pengambilan
keputusan dan action do organisasi.

Sebagian isi di dalam buku ajar ini, kami rangkum melalui penyaduran beberapa buah pikiran
para ahli yang konsren pada bidang manajemen perkantoran maupun para ahli intra-
dicipliner dalam kemajuan organisasi abad 21. Maka dalam aplikasinya kami rasa buku ajar
ini masih banyak harus menerima beberapa masukkan untuk memajukkan manajemen
perkantoran sebagai ilmu terapan bagi sarjana administrasi publik. Akhir kata, apabila
terdapat kekurangan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bengkulu, 12-12-2012

TIM PENYUSUN
CONTENT ISI

HALAMAN DEPAN
PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Mengenal Manajemen Perkantoran 1


B. Kedudukan dan Peran Kegiatan Perkantoran dalam 3
Organisasi
C. Perkantoran Modern 4
D. Prinsip-prinsip Manajemen Perkantoran Modern 6

BAB II Office Organization

A. Pengorganisasian terhadap Office Service 9


B. Sentralisasi dan Spesialisasi Pekerjaan 14
Perkantoran
C. Asas-asas Pengorganisasian Kantor 17

BAB III PELAKSANAAN PERKANTORAN MODERN

A. Data dan Informasi 20


B. Pelaksanaan Pekerjaan Perkantoran Modern 23
C. Efisiensi Perkantoran Modern 24

BAB IV TEKNOLOGI PERKANTORAN MODERN

A. Pengenalan Awal 28
B. Otomatisasi Perkantoran 29
C. Virtual Office 47

BAB V DESAIN INTERIOR DALAM PERKANTORAN MODERN

A. Ruang Kantor Modern 53


B. Ruang dalam Sebuah Kantor 56

BAB VI ANALISA SERAGAM SEBAGAI SIMBOL ORGANISASI MODERN

A. Pengertian Awal 63
B. Ekspresi Budaya 64
C. Tiga Lapisan Kultur Organisasi 64

BAB VII PEMBAGIAN KERJA BERDASARKAN KATEGORISASI GENDER

A. Ilustrasi Bias Gender pada Masyarakat Patriarkhi 67


B. Definisi Gender 67
C. Karakteristik Kecenderungan Orientasi Gender 70
(Feminimitas dan Maskulinitas)
D. Pembagian berdasarkan Gender 71
BAB MEMBANGUN CITRA ORGANISASI MELALUI PERAN PUBLIC
VIII RELATION

A. Pengertian Citra 76
B. Konsep PR 78
C. Peran dan Fungsi Public Relations Dalam 79
Organisasi
D. Public Relations sebagai Media dalam Membangun 82
Citra Organisasi

BAB IX TEHNIK-TEHNIK KORESPODENSI

A. Pengertian Korespondensi dan Surat 83


B. Fungsi Surat Dinas 84
C. Langkah-langkah Tehknis Penulisan Surat 84
D. Bagiang-bagian Surat 85
E. Penyusunan Kalimat dalam Menulis Surat 91
F. Penyusunan Paragraf dalam Menulis Surat 91

BAB X MANAJEMEN KEARSIPAN

A. Pendahuluan 92
B. Pengertian Arsip 92
C. Kerangka mengenai Peran Arsip 93
D. Jenis Arsip Berdasarkan Fungsi 94
E. Pola Manajemen Arsip 94
F. Sistem Filling (Penyimpanan Arsip) 96

BAB XI MANAJEMEN PENYELENGGARAAN RAPAT

A. Pengertian Rapat 103


B. Rapat Kecil yang Bersifat Tidak Resmi 103
C. Rapat yang Bersifat Resmi 104

DAFTAR REFRENSI
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB I
PENDAHULUAN

A. Mengenal Manajemen Perkantoran

Kita mungkin lebih sering mendengar istilah administrasi perkantoran dari

pada manajemen perkantoran atau sebaliknya. Namun pada intinya kedua kata

(Administrasi dan Manajemen) tersebut memiliki pemahaman yang sama dalam

konteks maksud dan tujuan mengenai pemaknaan arti secara harfiahnya, yang mana

juga ditegaskan oleh salah satu terbitan Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai berikut

(dalam Gie, 2007):

“The terms Administration and Management are more being used synonymously.
While the terms Administration has been applied more to the conduct of public
affairs and the terms Management more to that of buisiness enterprise, there has
been a tendency in recent time for Management to be used to a greater degree in
public afffairs. This is probably because of the increasing application of business
Management practices in the field of public administration.”
(Istilah-istilah Administrasi dan Manajemen makin lama makin banyak dipakai
secara searti. Walaupun istilah Administrasi telah diterapkan lebih banyak bagi
tindakan dalam urusan-urusan negara dan istilah Manajemen lebih banyak bagi
urusan-urusan perusahaan, pada waktu akhir-akhir ini terdapat kecenderungan
untuk manajemen dipergunakan dalam derajat yang telah luas bagi urusan-urusan
publik. Hal ini terjadi mungkin karena adanya bentuk pengapdosian praktek-
praktek Manajemen bisnis yang lambat laun diterapkan juga di birokrasi
(Administrasi) pemerintahan).

Berikut beberapa pengertian mengenai office management menurut para

ahli, yaitu:

1. Menurut William Leffingwell dan Edwin Robinson di dalam bukunya Textbook

of Office Management, merumuskan sebagai berikut:

“office management as a function, is that branch of the art and science of


management which is concerned with the efficient perfomance of office work,
whenever and wherever that work is to be done”.
(Manajemen perkantoran sebagai suatu fungsi adalah cabang dari seni dan ilmu
manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara
efisien, bilamana dan dimana pun pekerjaan itu harus dilakukan).

1
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

2. John Neuner dan Benjamin Haynes di dalam bukunya office Management:

Pricinples and Practices, merumuskan office Management sebagai berikut:

“For this reason office management covers a narrower field than the term
„management‟ generally implies, office management concerning itself to a large
extent with office supervision”.
(Berdasarkan alasan ini manajemen perkantoran mencakup bidang yang lebih
sempit dari pada yang umumnya dikandung oleh istilah „manajemen‟,
manajemen perkantoran untuk sebagian besar berkenaan dengan pengawasan
perkantoran).

3. Perumusan Management Office menurut Edwin Robinson di dalam bukunya

Buisness Organization and Practice, mengemukakan sebagai berikut:

“Office management is concerned with the direction and supervision of office


work”.
(Manajemen perkantoran berkenaan dengan pengarahan dan pengawasan
terhadap pekerjaan perkantoran).

4. Perumusan George Terry di dalam bukunya Office Management and Control,

mengemukakan pandanganya sebagai berikut:

“office management can be defined as the planning, controlling, and organizing


of office work, and actuating those perfoming it so as to achieve the
predetermined objectives. It deals with the life cycle of buisness information and
data from their creation through their maintenance, distribution, and retention,
if of permanent value, or destruction if obsolete”.
(Manajemen perkantoran dapat didefinisikan sebagai perencanaan,
pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakkan
mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditentukan lebih dahulu. Ini bersangkut paut dengan peredaran hidup data dan
keterangan perusahaan dari sejak penciptannya melalui pemeliharaan,
penyebaran, dan penyimpanannya kalau memiliki nilai tetap atau pemusnaannya
kalau usang).

Dari bebera definisi diatas, dapat dijelaskan bahwa manajemen perkantoran

adalah suatu fungsi tertentu. Fungsi yang dimaksud ini dapat dijelaskan berdasarkan

apa yang tersirat dari dikemukakanya para ahli diatas yang meliputi rangkaian

aktivitas sebgai berikut:

1. Pelaksanaan secara efisien (Leffingwell & Robinson)

2. Pengawasan (Neuner & Haynes)

2
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

3. Pengarahan dan pengawasan (Robinson)

4. Perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian serta penggerakan (Terry)

Dengan demikian pokok manajemen perkantoran merupakan rangkaian

aktivitas merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), menggarahkan

(memberi arah dan petunjuk), mengawasi dan mengendalikan (melakukan kontrol)

sampai terselenggaranya secara tertib.

B. Kedudukan dan Peran Kegiatan Perkantoran dalam Organisasi

Ada dua aspek yang tidak dapat dipisahkan yaitu organisasi dan manajemen,

jika bicara mengenai manajemen perkantoran berarti juga bicara organisasi

perkantoran dan kegiatan-kegiatannya. Untuk mengetahui kedudukan dan peran

kegiatan perkantoran dalam organisasi perlu lebih dahulu diketahui tentang

organisasi.

Berbagai macam rumusan pengertian yang diberikan tentang organisasi,

antara lain bisa disebutkan organisasi adalah setiap bentuk persekutuan dua orang

atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan

terkait secara formal dalam suatu susunan hierarkhis.

Dari rumusan mengenai pengertian organisasi seperti tersebut diatas berarti

apabila dilihat unsur-unsurnya organisasi mengandung unsur-unsur:

1. Kelompok orang

2. Kerjasama

3. Tujuan

4. Keterikatan Formal

5. Susunan hierarkhi

Organisasi apapun dapat ditinjau sedikitnya dari dua sudut yaitu: (1)

Sebagai kelompok orang yang bekerjasama dan (2) Sebagai wadah dari kerjasama

3
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

tersebut sebagai orang yang bekerjasama sifatnya dinamis, Sedangkan sebagai

wadah sifatnya relatif statis.

Salah satu unsur organisasi adalah adanya tujuan untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan, organisasi melakukan tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan

tugas-tugas dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu: tugas atau

kegiatan pokok dan tugas atau kegiatan penunjang.

Kegiatan pokok atau sering disebut kegiatan substantif adalah kegiatan-

kegiatan yang secara langsung mengenai tugas organisasi, maka tugas pokok

organisasi yang satu akan berbeda dengan tugas pokok organisasi yang lain, akan

tetapi tugas-tugas penunjangnya, untuk setiap organisasi dengan tujuan dan tugas

pokok apapun, dapat dikatakan sama.

Yang dimaksud dengan tugas menunjang adalah tugas-tugas yang bersifat

membantu, melayani, memudahkan dan melancarkan tugas pokok dan tugas-tugas

pimpinan.

C. Perkantoran Modern

Perkantoran modern mempunyai ciri-ciri memiliki bangunan dan tata ruang

yang baik, menggunakan alat dan perlengkapan termasuk mebeler yang tepat; para

pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya berdisiplin, profesional memiliki

sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman. Kantor modern

juga mendayagunakan biaya, menerapkan tata laksana yang demokratis, efektif,

efisien, produktif, berkeadilan, dan perlakuan manusiawi.

Perkantoran modern juga sering digambarkan sebagai kantor yang segala

kegiatannya serba dikomputerkan (computerized). Perubahan besar memang telah

terjadi dalam lingkungan perkantoran. Geoffry Mills dkk (1990) menegaskan dalam

bukunya "Modern Office Management" bahwa teknologi baru terus mengalami

4
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

kemajuan, terutama dalam bidang “komunikasi dan pengelolaan data" (alih bahasa

oleh F.X. Budiyanto, 1991).

Tahap perkembangan sistem informasi manajemen (SIM) di sebagian besar

instansi pemerintah kita saat ini tampaknya sampai pada tahap SIM dengan

dukungan pemrosesan data elektronik (electronic data processing, computer). Di

satu pihak tahapan ini bagi sebagian instansi sedang menuju atau mungkin sudah

sampai pada tahap berikutnya, yaitu tahapan SIM berdasarkan komputer (Computer

based system). Namun, di lain pihak kenyataan masih banyak kantor-kantor

pemerintah kita belum masuk ke tahap dukungan komputer, terutama di kotakota

kecil atau di daerah-daerah terpencil.

Berbagai keuntungan dapat diperoleh apabila seluruh kegiatan dilakukan

dengan sistem komputer, khususnya keuntungan dalam hal kecepatan, kecermatan,

keterhandalan, keterkinian komunikasi dan pemrosesan data.

Biaya sering merupakan salah satu pertimbangan dalam hal modernisiasi

perkantoran. Oleh karena dalam hal modernisasi ini lebih sering dilakukan per

modul ("modularity'). Namun, kantor modern perlu memperhitungkan kemungkinan

gangguan terhadap sistem yang digunakan. Kerusakan salah satu alat sebagai salah

satu komponen, atau kesalahan yang terjadi pada salah satu sub-sistem akan

mengganggu sistem secara keseluruhan. Kesalahan memilih file induk dalam

memasukkan data untuk disimpan, akan menyulitkan penemuannya kembali pada

saat diperlukan. Apabila data tersebut diperlukan sebagai bahan pengambilan

keputusan, maka keputusan akan terganggu, atau keputusan tidak sempurna.

Dampak selanjutnya mudah diperkirakan.

Semakin modern suatu kantor, sifat dan cakupan kegiatannya semakin

mengglobal. Sehubungan dengan itu, semakin modern suatu kantor semakin banyak

5
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

informasi yang dapat diakses, semakin besar pula peluang yang dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan organisasi atau instansinya. Akan tetapi sebaliknya, dari

keuntungan tersebut di atas kantor modern perlu mewaspadai berbagai kemungkinan

pengaruh negatif global yang bisa mengacaukan kegiatannya dalam pengelolaan

informasi.

Dari uraian mengenai pengertian kantor atau perkantoran modern,

data/informasi merupakan sasaran utama, dan sekaligus sebagai tujuan dari seluruh

kegiatan perkantoran. Jelas pula bahwa dalam penanganan data/informasi

diperlukan bangunan dan ruangan, peralatan dan perlengkapan, manusia atau

penanganan menyelenggarakan kegiatan, serta sistem, prosedur dan tata kerja untuk

menyelenggarakannya.

D. Prinsip-prinsip Manajemen Perkantoran Modern

1. Prinsip 1

Dapat dengan mudah manajer kantor harus merencanakan pekerjaan apa yang

harus dikerjakan dan bagaimana, kapan dan di mana harus dikerjakan, dan oleh

siapa harus dikerjakan.

2. Prinsip 2

Dengan memahami seluruh perencanaan kantor dan organisasi serta

pengembangan produk, manajer tersebut dapat mengkoordinasikan upaya-upaya

semua pegawai, mesin-mesin, dan informasi untuk memformulasikan jadwal

kerja yang sesuai dengan perencanaan.

3. Prinsip 3 dan 4

Lebih jauh, prosedur dan sistem operasi yang tepat, praktik penyimpanan arsip,

metode untuk melaksanakan rencana juga pengukuran, standar dan tata letak

untuk melaksanakan pekerjaan harus dikembangkan secara efektif.

6
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

4. Prinsip 5

Mungkin yang paling penting, manajer kantor menseleksi, melatih, memotivasi,

mengkompensasi dan meningkatkan pegawai untuk mempertahankan minat

terhadap organisasi pada tingkat yang optimal.

Komaruddin (1981) mengemukan sembilan prinsip manajemen perkantoran

sebagai berikut:

1. Manajer kantor itu adalah seorang eksekutif yang harus membuat rencana,

menyusun organisasi, dan melakukan pengawasan terhadap sebagian besar

pekerjaan kantor yang harus dilaksanakan, serta memimpin para pegawai dalam

melaksanakan tugas mereka. Manajemen tertinggi harus menyadari diri bahwa

manajer kantor itu bukan seorang penyelia yang semata-mata hanya berurusan

dengan ketata usahaan saja;

2. Tata ruang kantor harus direncanakan dengan ilmiah untuk menghindari gerakan

yang tidak perlu (mubazir), keterlambatan, dan kesukaran untuk menggapai

pekerjaan atau bahan-bahan;

3. Mesin-mesin dan perlengkapan-perlengkapan yang otomatis hendaknya

dipergunakan apabila hasilnya ekonomis;

4. Kajian gerakan dan waktu (time and motion study) penyederhanaan kerja dan

pengukuran kerja hendaknya diterapkan dalam pekerjaan kantor;

5. Sistem dan prosedur kantor harus dengan terus menerus diupayakan agar

menjadi lebih efisien dan mengurangi biaya;

6. Sistem manajemen arsip/warkat yang diperbaiki harus dikembangkan sesuai

dengan pengawasan formulir. Hal ini termasuk menghidangkan metode

pengarsipan yang tidak efisien, penetapan jadwal pemusnahan arsip, perbaikan

sistem penelusuran arsip, dan perencanaan perbaikan formulir kantor;

7
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

7. Hubungan kepegawaian yang lebih ilmiah harus dikembangkan melalui analisis

pekerjaan, prgram Diklat, nasihat kepegawaian, dan panduan perintah;

8. Standar kualitas dan kuantitas pekerjaan kantor harus digunakan dan

dikembangkan;

9. Kesadaran kerja, bersamaan dengan konsep dasar manajemen ilmiah dalam

pekerjaan kantor hendaknya dikembangkan baik pada jiwa penyelia maupun

pada sikap pegawai.

8
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB II
OFFICE ORGANIZATION

A. Pengorganisasian terhadap Office Service

Organisasi merupakan suatu sistem, dimana sistem yang berupa organisasi

terdiri dari 3 unsur yang saling berhubungan yaitu: 1) sekelompok orang; 2)

kerjasama; dan 3) tujuan tertentu. Dari perpaduan 3 unsur tersebut, maka lahirlah

organisasi.

Struktur atau tataraga organisasi itu harus dirancang dan dibangun sesuai

dengan perkembangan organisasi dan sumber-sumber kemampuannya. Segenap

rangkaian aktivitas merancang dan membangun struktur organisasi, yang pada

pokoknya merupakan membagi-bagi atau mengelompokkan bidang-bidang kerja

serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan-hubungan kerja diantara orang-

orang maupun bidang kerja itu termasuk dalam pengertian pengorganisasian.

Suatu organisasi dapat benar-benar mencapai tujuannya secara penuh, maka

tataraga organisasi tersebut harus memiliki 2 syarat, yaitu efisien dan sehat.

Tataraga organisasi yang efisien berarti bahwa organisasi tersebut memiliki susunan

yang logis dan bebas dari sumber-sumber pergesekkan, sehingga segenap satuan di

dalamnya dapat mencapai perbandingan yang terbaik antara usaha dengan hasil

kerjanya baik mengenai mutu maupun banyaknya hasil kerja itu.

Sedangkan pengertian struktur yang sehat, berarti bahwa organisasi itu

mempunyai bentuk yang teratur dimana masing-masing bidang kerja beserta

pejabat, tugas dan wewenangnya yang merupakan satuan-satuan tertentu dalam

lingkungan keseluruhan organisasi dapat menjalankan perananya dengan tanpa

keseimpangsiuran.

9
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Tataraga organisasi yang tidak mengikuti pola yang efisien dan sehat

biasanya akan terjadi pemekaran susunan menjadi berlipat ganda dengan tidak

menambah kegiatan yang dilakukan dan hasil kerja yang dicapai. Pemekaran

susunan organisasi tersebut berarti bertambahnya jumlah karyawan dan besarnya

biaya, sedang pembagian kerjanya mungkin tidak tumbuh secara wajar. Hal yang

berdampak negatif akan terjadinya kesamaan satuan-satuan organisasi atau

terdapatnya duplikasi kegiatan, adanya kesimpangsiuran dalam pelaksanaan

pekerjaan-pekerjaan dan semakin sukarnya tercapai koordinasi di antara satuan-

satuan itu yang sering terjadinya hubungan kerja satu sama lain tidak diatur secara

jelas.

Setiap organisasi dibentuk tentulah karena adanya tujuan tertentu yang ingin

dicapai. Tujuan ini menentukan macam-macam dan luasnya pekerjaan yang harus

dilaksanakan. Pekerjaan itu ditertibkan menjadi berbagai fungsi. Fungsi adalah

sekelompok aktivitas atau pekerjaan yang tergolong pada jenis yang sama

berdasarkan sifatnya, pelaksanaannya ataupun karena merupakan suatu urutan atau

secara praktis saling tergantung satu sama lain.

Masing-masing dari fungsi diartikan sebagai kumulatif bidang kerja yang di

bebankan kepada seseorang atau sekelompok anggota dalam organisasi yang

bersangkutan. Fungsi yang telah dibebankan kepada suatu pihak tertentu dan dengan

demikian terikat kepada perorangan yang menjadi tugasnya. Adanya tugas dari 1

atau sekelompok orang sekaligus mengandung pengertian bahwa petugas tersebut

diberi wewenang yang sepadan untuk mengerjakan tugas. Pelimpahan wewenang

kepada petugas untuk melakukan tindakan-tindakan dalam rangka menuaikan

tugasnya serentak yang mengakibatkan adanya permintaan tanggungjawab dari

10
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

pihak yang memberikan tugas kepada orang yang menerima tugas. Adapun

penegrtian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tujuan

Pekerjaan

Fungsi

Tugas

Pelimpahan Wewenang

Permintaan Tanggung jawab

Kewajiban Bertanggung jawab

Setelah dikemukakan mengenai pemikiran akan pengorganisasian, maka

dapatlah kini pokok-pokok pikiran tersebut diuraikan lebih lanjut dalam kaitannya

dengan kantor tatausaha dan pelayanan perkantoran. Ditinjau secara fisik, kantor

adalah sebuah ruang atau bagian dari bangunan tempat melaksanakan segenap

pelayanan perkantoran, selanjutnya yang dimaksud dengan tujuan-tujuan

perkantoran (office purpose) meliputi keperluan administrasi; pekerjaan tulis;

pengurusan uang; dan kegiatan telepon dan telegraf.

Dalam setiap kantor terdapat pimpinan yang memegang wewenang terdapat

pimpinan yang memegang wewenang yang dalam hubungannya dengan pelayanan

perkantoran adalah seorang office manager. Manajer tersebut melakukan koordinasi

11
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

dan komunikasi sehingga semua pegawai di dalam kantor dapat menuaikan

tugasnya untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

J. R. M Simmons menyebutkan tugas manajer pada suatu kantor (dalam

bukunya The Organization of an Office), dengan pengertiannya sebagai berikut:

“The manager of an office, by whatever title he may be known, gets things


done by his subordinates. He has the task of alloting duties to clerks,
stimulating them to action and cheking to make sure that everything has
been done properly. Whatever the size of the office, the manager‟s task is
the same the co-ordination of the work of his principal assitants and
through them the work of his clerks”.
(Manajer suatu kantor, dengan sebutan jabatan apa pun ia dapat dikenal,
menyelesaikan urusan-urusan melalui para bawahannya. Ia memiliki tugas
untuk membagi-bagikan kewajiban kepada juru-juru tata usaha, mendorong
mereka bertindak, dan memeriksa untuk memastikan bahwa semua hal telah
dikerjakan secara sepatutnya. Seberapa besar pun kantor, tugas manajer
adalah sama yaitu mengkoordinasikan pekerjaan dari para pembantu
utamanya dan melalui mereka pekerjaan para juru tatausahanya).

Sebuah pelayanan di perkantoran tidak hanya berjalan dalam lingkungan

kantor saja, melainkan menjangkau sampai ke seluruh unit-unit lainnya dalam

organisasi, maka pengorganisasiannya perlu mengikuti asas-asas yang dikemukakan

oleh Simmons sebagai berikut:

1. Pola organisasi bagi sesuatu kantor bergantung pada besarnya kantor itu.

Seluruh organisasi yang bersangkutan masih kecil sehingga tata usahanya juga

belum begitu luas, kantor itu tidak perlu disusun menjadi suatu struktur yang

rumit.

2. Kecenderungan akan organisasi yang terus berkembang dari waktu ke waktu,

maka manajer perkantoran harus memiliki rencana-rencana untuk menghadapi

perubahan-perubahan yang akan terjadi. Berpegang terus pada konsep sistem

perkantoran masa lampau akan berakibat pada office service yang kurang

memuaskan atau bahkan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap pekerjaan

operatif.

12
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

3. Pengorganisasian terhadap suatu kantor harus direncanakan dari bawah, yaitu

para juru tata usaha menuju ke atas (Top Manager).

4. Apabilah kantor telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, perlu

diadakannya para pimpinan kelompok kerja yang bertindak sebagai pembantu

pelaksana maupun sebagai pengawas terhadap juru tatausaha.

5. Rentang kontrol dari seseorang pengawas terhadap pegawai bawahan dalam

suatu kantor hendaknya berkisar pada kisaran 6 orang sesuai dengan sederhana

atau rumitnya pekerjaan.

6. Setiap kantor yang telah berkembang, tingkat jenjang organisasi yang diciptakan

hendaknya tidak lebih daripada 2 tingkat. Jadi, wewenang dan koordinasi serta

komunikasi dari manajer perkantoran menuju para juru tatausaha pada tingkat

terbawah diusahakan hanya melalui tingkat para pengawas dan satu lagi para

pemimpin kelompok kerja.

7. Dalam suatu kantor perlu diangkat wakil manajer untuk memikul tugas bilamana

manajer atau seseorang pengawas berhalangan sehingga pelayanan

ketatausahaan tidak terganggu.

Mengenai pola pembagian kerja di antara para pegawai dalam bidang

tatausaha, pada umumnya menurut C. L. Littlefield dan R. M. Peterson (Modern

Ofiice Management, 1956) dikenal dua macam rencana:

1. Rencana Urutan (Serial Plan)

Pola ini, melihat setiap pekerjaan tatausaha dibagi-bagi menjadi unit-unit yang

lebih kecil secara berurutan dan setiap unit ditugaskan kepada seorang juru tata

usaha. Misalnya, pekerjaan membuat surat tagihan dapat dibagi-bagi menjadi

kerjaan yang menyusun konsep, kerja mengetik, kerja memeriksa hasil

13
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

pengetikan, dan kerja membubuhi tanggal, cap sampai memberi amplop

sehinnga siap dikirim.

2. Rencana Sejajar (Paralel Plan)

Dalam hal ini, volume pekerjaanlah yang dibagi-bagi kepada para pegawai yang

masing-masing mengerjakannya dari awal sampai selesai. Contoh, pekrjaan

membuat surat tagihan, masing-masing juru tatausaha dari ke-empat pegawai

diberi tugas sejumlah tagihan untuk diselesaikan sendiri-sendiri secara

bersamaan.

B. Sentralisasi dan Spesialisasi Pekerjaan Perkantoran

Hubungannya dengan organisasi, maka pengorganisasian tatausaha dapat

menggunakan asas pemusatan (sentralisasi) atau asas pemencaran (desentralisasi).

1. Asas Sentralisasi

Asas ini memberikan artian, bagaimana sistem kerja perkantoran dalam

organisasi yang bersangkutan dibebankan dan dilaksanakan oleh sebuah satuan

organisasi yang berdiri sendiri di samping satuan-satuan organisasi yang

memikul pekerjaan-pekerjaan operatif. Dalam hal ini satuan-satuan organisasi

yang melaksanakan tugas-tugas induk itu dibebaskan dari kegiatan-kegiatan

yang misalnya mengetik surat-surat, menyalin warkat-warkat atau memelihara

arsip. Semua pekerjaan dalam bidang tatausaha tersebut dilakukan oleh sebuah

satuan pelayanan seperti misalnya Bagian Tatausaha atau Bagian Sekretariat.

Apabilah organisasi tersebut sangat besar atau ruang kerja ketatausahannya

sangat luas, maka satuan pelayanan yang dibentuk pun dapat lebih dari 1 buah.

Misalnya, ada beberapa bagian yang benar-benar bekerja pada bidang

kekhususan dan masing-masing satuan organisasi itu secara sentral melayani

seluruh satuan organisasi dalam ruang lingkup tugasnya tersebut.

14
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

2. Asas Desentralisasi

Dalam asas ini, masing-masing satuan organisasi dalam seluruh bagan

organisasi di samping melaksanakan tugas-tugas induknya juga melakukan

semua pekerjaan ketatausahaan yang terdapat dalam lingkungannya sendiri. Jadi

misalnya Bagian Produksi dalam suatu perusahaan melaksanakan pula tugas-

tugas korespondensi, memperbanyak sendiri warkat-warkat dan mengurus

kamar arsip untuk menyimpan surat-suratnya.

Adapun asas-asas yang dijelaskan diatas masing-masing memiliki

kelemahan dan kebaikan sendiri-sendiri. Apabilah seluruh pekerjaan ketatausahaan

dipusatkan pada sebuah satuan organisasi yang dipimpin oleh tenaga ahli, sudah

tentu bidang tatausaha tersebut dapat senantiasa disempurnakan. Misalnya mengenai

cara-cara bekerja yang efisien, perancangan formulir yang seragam, pemakaian alat

yang tepat dan pengawasan yang lebih cermat. Sebaliknya asas desentralisasi kerja

ketatausahaan juga memiliki kebaikan tersendiri. Apabilah misalnya sebuah

organisasi tersebar di beberapa gedung sehingga kalau tatausahanya dipusatkan

hanya akan memperlambat jalannya pekerjaan pokok, maka lebih tepat dipakai asas

desentralisasi. Pada segi-segi tertentu bidang ketatausahaan mau tidak mau harus

dikerjakan sendiri oleh masing-masing satuan organisasi seperti misalnya menelpon

atau menyusun laporan mengenai suatu pekerjaan pokok yang bersifat teknis. Pada

dasarnya di semua bidang ketatausahaan tidak dapat sepenuhnya sentralisasikan atau

sebaliknya di desentralisasikan, karena kedua-duanya harus dipergunakan.

Dalam menjadikan pedoman pada penerapan kedua asas tersebut di setiap

organisasi kantor, kepustakaan dn praktek administrasi perkantoran di luar negeri

umumnya menetapkan pengertian tentang fungsi-fungsi pelayanan yang bersifat

pemusatan (central service functions). Fungsi-fungsi ini kemudian dilembagakan

15
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

menjadi central service units (satuan-satuan pelayanan pusat). Menurut Littlefield

dan Peterson, segi-segi tatausaha yang seringkali dibentuk menjadi satuan pelayanan

pusat tersebut, ialah aktivitas-aktivitas sebagai berikut:

1. Mail (pengiriman surat-surat)

2. Files (pemeliharaan berkas-berkas)

3. Transcription (Penyalinan)

4. Communications (tata hubungan)

5. Duplicating (penggandaan warkat)

6. Tabulating (pendaftaran)

7. Reception (penerimaan tamu)

8. Supplies (pengadaan material tatausaha)

9. Building Services (pelayanan yang menyangkut pergedungan)

Asas sentralisasi bagi pekerjaan perkantoran berkaitan dengan spesialisasi,

pengkhususan dalam pelaksanaan sesuatu segi tatausaha oleh seorang petugas

tertentu secara terus menerus. Dengan adanya spesialisasi pekerjaan tersebut, maka

pegawai akan terlatih dan mahir dalam mengkerjaan pekerjaannya dan hasil dari

kelancaran tersebut berdampak besar bagi organisasi.

Dengan spesialisasi pelaksanaan kerja ketatausahaan dapat dibuat menjadi

lebih sederhana, lebih cermat, lebih cepat dan masih ada satu manfaat lagi berupa

pengurangan kemungkinannya kecurangan. Akan tetapi bentuk spesialisasi dalam

pekerjaan apa pun ada batas kemamfaatannya. Spesialisasi yang berlebihan (over

specialization) akan meninmbulkan kesenadaan dan kebosanan dalam kerja, oleh

karena itu spesialisasi dalam pelaksanaan kerja perkantoran hendaknya hanya

dijalankan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu yang jelas dan tidak boleh

16
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

dilakukan spesialisasi secara semena-mena hanya untuk memerinci pekerjaan dan

membagi-bagikannya kepada sejumlah pegawai.

Menurut Geoffrey Mills dan Oliver Standingford (dalam bukunya Office

Organization and Method, 1978), spesialisasi dalam pekerjaan perkantoran hanya

boleh dijalankan untuk mencapai salah satu dari tujuan berikut:

1. To separate different skills (Memisah-misahkan keterampilan-keterampilan yang

berlainan).

2. To separate simple from complex tasks (Memisahkan tugas yang sederhana dari

tugas yang rutin).

3. To use specialized knowledge (Mempergunakan pengetahuan khusus).

4. To permit independent checking (Memungkinkan pemeriksaan tersendiri).

5. To prevent fraud (Mencegah kecurangan).

C. Asas-asas Pengorganisasian Kantor

Tujuan kantor tercapai melalui kegiatan komunikasi, kalkulasi, pengelolaan

warkat, laporan dan prosedur rutin. Untuk memberikan kemudahan bagi pencapaian

tujuan itu, manajemen kantor mengenal beberapa asas. Terdapat 8 asa manajemen

kantor menurut Neuner dan Keeling:

1. Asas Tujuan

Tujuan suatu bisnis atau kelompok fungsi dalam suatu bisnis harus dirumuskan

dan dipahami. Asa ini mengandung arti bahwa manajemen kantor memerlukan

suatu kebijaksanaan atau haluan yang pasti sebelum suatu usaha dilaksanakan.

Tujuan satu usaha mungkin sederhana seperti usaha menaikan laba melalui

kenaikan penjualan. Manajemen adminstratif merupakan bagian penting bagi

kemudahan yang kerap kali merupakan dasar bagi fungsi-fungsi lain.

17
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

2. Asas Kesatuan Fungsi

Semua organisasi terdiri atas fungsi-fungsi yang harus bekerka sama untuk

mencapai tujuan utama organisasi itu. Fungsi-fungsi utama dalam organisasi

bisnis adalah produksi, distribusi, keuangan dan personalia.

3. Asas Hubungan Individual

Organisasi yang efektif terbentuk olrh pribadi-pribadi yang harus

melangsungkan pekerjaan. Asas ini berarti dalam setiap organisasi harus

terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab yang definitive. Pembagian tugas

dan tanggung jawab yang pasti. Menolong kepastian proses manajemen dan

prosedur pekerjaan. Selain tugas dan tanggung jawab, garis-garis wewenang pun

harus dibangun. Di samping itu, balas jasa haruslah dirumuskan untuk

merangsang bekerja.

4. Asas Kesederhanaan

Organisasi yang efektif berdasarkan kesederhanaan dan antar hubungan yang

jelas. Karena tidak banyak pernik, suatu organisasi mudah dipahami leh setipa

orang yang terlibat dalam organisasi itu, sehingga efektiflah organisasi itu.

5. Asas Wewenang Sepadan dengan Tanggung Jawab

Setiap orang dalam organisasi harus memiliki wewenang yang sesuai dengan

tugas dan tanggung jawabnya, sehingga ia dapat bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan tugasnya itu. Organisasi menjadi hidup karena pendelegasian

wewenang dan tanggung jawab wewenang adalah hak untuk memberikan

perintah dan kekuasaan untuk membuat keputusan, sedangkan tanggung jawab

kewajiban dan akuntabilitas untuk melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan.

18
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

6. Asas Laporan kepada Atasan Tunggal

Agar setiap orang mengetahui dengan jelas kepada siapa ia melapor, setiap

petugas harus menerima perintah dari dan bertanggung jawab hanya kepada satu

orang atasan. Asas ini menjadi penting karena keraguan terjadi dan moral akan

jatuh jika seorang petugas bertanggung jawab kepada beberapa orang atasan

yang masing-masing mempunyai ukuran dalam menyelesaikan pekerjaan.

7. Asas Pengawasan dan Kepemimpinan

Kepemimpinan dan pengawasan yang efektif harus ditegakan sehingga tujuan

usaha dapat tercapai. Asas ini dapat terwujud dengan berbagai cara. Seorang

pengawas dan pemimpin hendaknya membuat rancana dan mengarahkan

pekerjaan orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.

8. Asas Jangkauan Pengawas

Agar pengawasan dan kepemimpinan efektif, jangkauan pengawasan di bawah

pengawasan langsung dari seseorang eksekutif atau seorang pengawas

hendaknya dibatasi. Tidak ada rumus yang mujarab yang dapat menentukan

jangkauan pengawasan. Itu disebabkan suatu kenyataan bahwa setiap situasi

harus dengan hati-hati dinilai setelah analisa semua factor paripurna.

19
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB III
PELAKSANAAN PERKANTORAN MODERN

A. Data dan Informasi

Sebelum membahas tentang pelaksanaan perkantoran modern, kita perlu

memahami lebih dahulu dua konsep yang berhubungan, yaitu data dan informasi.

1. Data

The Liang Gie (1976) menyatakan bahwa data adalah hal, peristiwa atau

kenyataan lainnya apapun yang mengandung suatu pengertian untuk dijadikan

dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan atau penetapan

keputusan. Data adalah ibarat bahan baku yang setelah diolah (diubah) menjadi

informasi. Sementara itu Gordon (1985) mendefinisikan data sebagai the raw

material for information defined as groups of non-random symbols which

represents quantities. actions, things, etc. (data adalah bahan mentah/bahan baku

informasi, yakni sekelompok lambang tidak acak yang menunjukkan jumlah,

tindakan, sesuatu, dan sebagainya). Bentuknya adalah huruf, angka

simbol/lambang-lambang khusus dan sebagainya.

Dalam Webster's New World Dictionary, dinyatakan bahwa data adalah fact or

figure from which conclutions can be inferred (fakta-fakta/figure - bisa tabel,

grafik, statistik dari mana kesimpulan dapat ditarik). Berikut akan kita bahas

tentang informasi.

2. Informasi

Lucas mendefinisikan informasi sebagai some tangible or intangible entity

which reduces uncertainty about a future state or event. Sementara itu, Gordon

menyatakan bahwa information is data that has been processed into a form that

20
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

is meaningful to the recipient and is of real or perceved value in current or

prospective decisions (informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk

yang mengandung arti bagi penerima dan mem-punyai/memiliki nilai nyata

dalam keputusan, baik sekarang saat ini maupun yang akan datang).

George R. Terry (1962) menyatakan bahwa information is meaningful data that

conveys usable knowledge (informasi adalah data yang mengandung arti dalam

memberikan pengetahuan yang bermanfaat). Dari sekian banyak definisi kiranya

dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dan

mengandung arti bagi seseorang dalam pengambilan keputusan. Jadi, data hanya

akan menjadi informasi kalau mengandung arti. Jika tidak, maka tetap menjadi

data. Berguna tidaknya informasi tergantung pada:

a. tujuan penerima;

b. ketelitian penyampaian dan pengolahan data;

c. waktu;

d. ruang dan tempat;

e. bentuk (efektifitas, hubungan yang diperlukan, kecenderungan) dan bidang-

bidang yang memerlukan perhatian manajemen);

f. semantik; yaitu hubungnan antara kata dan arti yang diinginkan, apakah

sudah jelas, sudah sesuai dengan tujuan, sudah tepat sasaran.

3. Data dan Informasi

Data hanya akan menjadi informasi apabila ia mempengaruhi perilaku

seseorang, dalam arti menggerakkan orang untuk berperilaku sesuai dengan

maksud dan tujuan disampaikannya data itu, yaitu untuk mengambil keputusan.

Pertanyaannya adalah kapan pengaruh itu akan berlaku? Misalnya perkiraan

cuaca yang disiarkan setelah dunia dalam berita TVRI. Data atau informasi?

21
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Dari mana kita dapat melihatnya? Bukankah temperatur yang disiarkan itu hasil

dari pengolahan bahkan dengan alat bantu tertentu? Kapan ia mulai berlaku

menjadi informasi? Biasanya mulai pada tanggal dan jam tertentu. Kalau kita

mengacu pada pengertian bahwa informasi sebagai data yang telah diolah.

Bagaimana pendapat Anda? Kita harus ingat bahwa pertama, ada selang waktu

antara pemberitahuan data dan masa mulai berlakunya data itu, dan kedua,

dengan efek terhadap perilaku seseorang. Perilaku yang bagaimana yang

terpengaruh oleh data? Perlu ditekankan di sini bahwa perilaku yang dimaksud

adalah perilaku dalam pengambilan keputusan. Dalam kaitan ini, terdapat selang

waktu, di mana 'the earliest data are yesterday's, the earliest decission is

today's, and the earliest outcome is tomorrow's. Jelas bahwa keadaan yang

demikian, data dan informasi dalam bentuk pengambilan keputusan adalah

incomplete (tidak lengkap), baik waktu maupun isinya. Sedang waktu (time lag)

karena data berasal dari waktu yang lalu dan masa berlakunya kemudian; sedang

isinya, yakni bahan baku/bahan mentah tidak akan mencakup setiap karakteristik

fenomena yang muncul, tetapi hanya beberapa menyebabkan berapapun

banyaknya informasi, maka informasi tidak pernah dan tidak akan pernah

lengkap sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Apa yang

dipersyaratkan pengambil keputusan adalah proyeksi kinerja yang akan datang.

Seorang pengambil keputusan tidak hanya akan mempertimbangkan keputusan

yang akan diambilnya berdasarkan data yang ada di hadapannya, tetapi juga

adalah intuisi, feeling, pengetahuan, latar belakang pendidikan, lingkungan,

keterampilan dan pengalamannya akan turut berperan besar, bahkan biasanya hal

itu sangat dominan. Contohnya: dokter, pengemudi, manajer, bahkan para

menteri sekalipun.

22
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

B. Pelaksanaan Pekerjaan Perkantoran Modern

G. Mills, O. Standingford (1990) mendefinisikan tujuan kantor adalah

sebagai pemberi pelayanan komunikasi dan perekaman. Definisi luas ini dapat

diperjelas, sehingga fungsi kantor sebagai pusat informasi yang melaksanakan

pekerjaan seperti diuraikan di bawah ini.

1. Menerima informasi

Contoh bentuk informasi yang diterima pada umumnya adalah surat, panggilan

telepon, pesan, faktur, dan laporan berbagai kegiatan organisasi. Selain

menerima informasi yang masuk seperti itu, kantorpun memperoleh informasi.

2. Merekam informasi

Tujuan membuat rekaman adalah agar informasi dapat disiapkan segera apabila

manajemen memintanya. Beberapa rekaman (record) diminta untuk disimpan

menurut hukum, tetapi di samping itu, rekaman harus disimpan hanya untuk

memenuhi kebutuhan manajemen dalam perencanaan dan pengendalian

organisasi. Rekaman semacam itu mungkin menunjukkan hasil negosiasi,

transaksi, kegiatan, dan sebagainya misalnya korespondensi, pesanan, faktur,

laporan keuangan, manajemen, rekaman stok, dan hasil analisis lainya.

3. Mengatur informasi

Informasi yang dikumpulkan oleh kantor jarang dalam bentuk yang sama seperti

pada waktu diberikan. Data dikumpulkan dari berbagai sumber yang berbeda,

perhitungan harus dibuat. Kantor bertanggung jawab untuk memasok informasi

dalam bentuk yang paling baik dalam melayani manajemen, adalah suatu fungsi

yang paling penting dan yang harus dijalankan oleh staf yang terlatih dengan

baik. Contoh pengaturan informasi adalah penyiapan berbagai macam laporan.

23
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

4. Memberi informasi

Jika manajemen meminta, kantor membagikan informasi dari rekamannya.

Sebagian informasi yang didistribusikan bersifat rutin, sebagian lagi bersifat

khusus, dan informasi dapat diberikan secara lisan atau secara tertulis, misalnya

instruksi, laporan perkembangan, anggaran dan lain sebagainya.

5. Melindungi Aset

Tugas kantor tidak akan terlaksana sepenuhnya jika terbatas hanya sekedar

menerima, merekam, mengatur dan memberi informasi saja. Masih ada

tambahan tanggung jawab yaitu mengamati secara cermat dan melindungi hasil

rekaman yang vital, mengamankan uang tunai yang harus disimpan di brankas

atau di bank. Menurut Hershner Cross, Sistem Informasi manajemen dalam

perkantoran modern merupakan suatu gabungan yang amat teratur dari pegawai,

perlengkapan dan fasilitas-fasilitas yang melakukan penyimpanan, pengambilan,

pengolahan, pengiriman dan pembaharuan data, semuanya sebagai tanggapan

terhadap kebutuhan-kebutuhan para pembuat keputusan pada semua tingkat

organisasi. Sedangkan menurut Sherman Bluemethal menyatakan bahwa sistem-

sistem tersebut menyangkut sarana-sarana untuk menghimpun, menyimpan,

memperbaharui, dan mengambil data maupun berbagai sarana untuk mengubah

data itu menjadi informasi untuk digunakan manusia.

C. Efisiensi Perkantoran Modern

Penataan terhadap pelaksanaan perkantoran harus berujung pada efisiensi.

Efisiensi perlu dijadikan satu-satunya dasar pemikiran dan tujuan pokok bagi semua

pelaksanaan kerja ketatausahaan, misalnya penggunaan kertas baru secara

berlebihan hanya untuk membuat draft ataupun konsep yang belum matang apalagi

dicetak berkali-kali dengan menggunakan printer komputer.

24
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Efisiensi adalah suatu asas dasar tentang perbandingan terbaik antara usaha

dengan hasil yang dicapai. Ada 5 (lima) unsur sumber kerja sehubungan dengan

efisiensi di dalam pelaksanaan perkantoran modern, yaitu:

1. Pikiran, untuk mencapai cara yang termudah;

a. Pekerjaan yang terdiri dari banyak kegiatan visual hendaknya memakai

sarana yang memudahkan pembacaan atau penangkapan mata, misalnya

dalam menulis bilangan-bilangan hendaknya dinyatakan dengan angka-

angka dan bukan huruf sehingga lebih mudah ditangkap oleh mata;

b. Pada pekerjaan yang tersusun atas beberapa langkah dan cukup ruwet

sebaiknya langkah-langkah permulaannya disiapkan atau diselesaikan lebih

dahulu untuk memudahkan penyelesaian seluruh pekerjaan tersebut;

misalnya dalam mendaftar suatu rangkaian keterangan yang diberi nomor

urut, dapatlah nomor urut itu ditulis dulu semuanya sampai selesai sehingga

tidak ada nomor yang ketinggalan, demikian pula label-label mengenai

berbagai keterangan dapat disiapkan lebih dahulu sehingga kelak tinggal

menempelkan secara gampang.

2. Tenaga, untuk mencapai cara yang teringan;

a. Pekerjaan jasmani sedapatnya diubah menjadi pekerjaan otomatis atau

dilaksanakan dengan bantuan mekanis, misalnya membubuhkan keterangan

tertentu pada file-file hendaknya diubah dari tulisan tangan menjadi

pembubuhan dengan stempel, dalam menggandakan file hendaknya

diusahakan dengan mesin listrik (copy) yang dapat memutar sendiri secara

otomatis;

b. Setiap kegiatan jasmani hendaknya selalu produktif, yaitu berikan hasil

tertentu dan tidak ada tenaga yang terbuang sia-sia, misalnya bila ada

25
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

seorang pejabat yang ingin menemui pejabat lain sebaiknya menelpon lebih

dahulu tentang ada tidaknya sehingga tidak membuang tenaga dan waktu

secara sia-sia karena pejabat yang akan ditemui itu sedang tidak berada

ditempat.

3. Waktu, untuk mencapai cara yang tercepat;

a. Hari, bulan dan tahun hendaknya direncanakan pemakaiannya dengan

sebaik-baiknya sehingga tidak ada pekerjaan yang tertunda atau

terbengkalai;

b. Waktu kerja hendaknya selalu produktif, yaitu tidak ada waktu yang hampir

tanpa memberikan hasil kerja betapapun kecilnya, misalnya setiap pejabat

hendaknya menyusun acara dan jadwal kerja untuk setiap hari, setiap

minggu maupun jangka waktu yang lebih panjang sehingga waktu kerja

dapat dipakai sebaik-baiknya.

4. Ruang, untuk mencapai cara yang terdekat;

a. Alat-alat perlengkapan kantor hendaknya diletakkan dekat pegawai yang

paling sering mempergunakannya untuk mengurangi jarak mondar-mandir

yang banyak, misalnya lemari, mesin tik dan peralatan lainnya. Hendaknya

diletakkan dekat dengan pegawai yang paling banyak memakainya untuk

memelihara jarak yang paling pendek.

b. Benda-benda yang tidak diperlukan lagi hendaknya tidak disimpan terus

melainkan langsung dibuang kedalam keranjang sampah sehingga tidak

memakan tempat, misalnya undangan-undangan pertemuan yang sudah

lewat, memo-memo yang telah diselesaikan, bekas pita mesin tik & lain

sebagainya hendaknya tidak disimpan terus dalam laci meja kerja melainkan

dibuang saja ketempat sampah.

26
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

5. Benda, untuk mencapai cara yang termurah;

a. Dalam pembelian barang-barang administrasi hendaknya waspada agar tidak

terperangkap dalam pengamatan semu, misalnya membeli alat tulis yang

harganya memang murah tetapi kegunaan atau daya tahan alat tersebut

sangat rendah sehingga tidak seimbang dengan alat lain yang harganya lebih

tinggi namun memiliki kualitas yang optimal dan jangka waktu lebih lama.

b. Bila perlu dan tidak menimbulkan beban kerja banyak, benda-benda sisa

hendaknya dimanfaatkan kembali, misalnya potongan-potongan kertas bekas

dapat dijadikan notes.

27
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB IV
TEKNOLOGI PERKANTORAN MODERN

A. Pengenalan Awal

Pekerjaan kantor adalah suatu kegiatan kesekretariatan dan administratif.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan catat‐mencatat, melakukan perjanjian,

memfasilitasi pertemuan, memberikan laporan, menyusun dokumen, menyimpan

dokumen, mengirimkan surat dan sebagainya. Untuk keperluan tersebut, terbentuk

suatu jalinan komunikasi formal maupun informal. Dengan berkembangnya

teknologi informasi, penggunaan perangkat komputer untuk perkantoran membuka

era otomatisasi perkantoran (Office Automation / OA). Dengan semakin majunya

teknologi komputer, mengecilnya ukuran fisik komputer dan ketersediaan sarana

komunikasi bergerak (mobile) serta pesatnya perkembangan teknologi internet

konsep OA berkembang menjadi Virtual Office atau Kantor Maya. Konsep Kantor

Maya adalah pekerjaan kantor dapat dilakukan di manapun di belahan bumi ini.

Kebutuhan suatu jenis organisasi baru secara radikal dalam memenuhi

tantangan-tantangan extreem dari keadaan dunia masa kini dan mendatang seperti:

1. Desain yang ideal, dengan memanfaatkan metode partisipasi yang

menspesifikasikan pada misi dan hasil untuk sistem yang baru.

2. Munculnya fungsi fungsi knowledge learning center / KLC yang mempunyai

enam fungsi

Desain yang ideal dalam organisasi abad 21 akan tergantung pada kekuatan-

kekuatan berikut yang dipengaruhi sebuah perubahan:

28
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

1. Perubahan lingkungan organisasi.

2. Kemajuan perkembangan teknologi

3. Meningkatnya nilai-nlai kemanusiaan dan etika.

Desain

Organisasi

Tuntutan Lingkungan Teknologi Etika & Nilai-nilai


Kemanusiaan
Apa yang Apa yang memungkinkan
dibutuhkan/diperlukan Apa yang diinginkan/apa
yang dimaui

B. Otomatisasi Perkantoran

Otomatisasi dalam bahasa Inggris disebut automation memiliki padanan

kata mechanization dan computerization (Lernout & Hauspie Speech Products N.V.,

1993). Automation memiliki dua makna yaitu:

1. the use of automatic equipment to save mental and manual labour (penggunaan

peralatan otomatis untuk menghemat pikiran dan tenaga) dan

2. the automatic control of the manufacture of a product through its successive

stages (kendali otomatis dalam pembuatan suatu produk dengan tahapan yang

sistematis).

Mechanization yang memiliki kata kerja mechanize memiliki arti give a

mechanical caracter to (menerapkan sistem mekanis), dan compurization dengan

kata kerja computerize mengandung makna 1) equip with a computer, install a

computer in (menggunakan komputer) dan 2) store, perform, or produce by

computer (menyimpan, melaksanakan, atau menghasilkan dengan komputer) (AND

Complex for Windows, 1993).

29
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Uraian definisi otomatisasi di atas, menunjukkan esensi makna otomatisasi

yaitu proses penggunaan peralatan otomatis yang memiliki sistem kerja sistematis.

Otomatisasi akan berdampak pada pengurangan penggunaan tenaga manusia, yang

sangat berkaitan erat dengan mekanisasi dan komputerisasi. Hal ini mengisyaratkan

bahwa otomatisasi berarti penggunaan alat-alat mekanis dan lebih khususnya

komputer. Dengan kata lain, membahas otomatisasi berarti mengupas berbagai

peralatan mekanis dan komputer, tentu saja dengan tetap memperhatikan

relevansinya dengan objek yang diotomatisasi, dalam hal ini perkantoran.

Perkantoran, sebagaimana telah diuraikan pada sub bab latar belakang,

merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan (services) dalam

perolehan, pencatatan, penyimpanan, penganalisaan, dan pengkomunikasian

informasi. Cakupan aktivitas perkantoran meliputi kegiatan-kegiatan seperti

pencatatan, pembuatan dan pengolahan naskah (word processing);penyajian/display,

pengelompokan/sortir, dan kalkulasi data (spreadsheet);pengelolaan database;

melakukan perjanjian, pertemuan, dan penjadwalan(appointment); presentasi;

korespondensi; dokumentasi; dan sebagainya.

Otomatisasi perkantoran berarti pengalihan fungsi manual peralatan kantor

yang banyak menggunakan tenaga manusia kepada fungsi-fungsi otomatis dengan

menggunakan peralatan mekanis khususnya komputer. Waluyo (2000) menegaskan

bahwa era otomatisasi perkantoran dimulai bersamaan dengan berkembangnya

teknologi informasi, penggunaan perangkat komputer untuk keperluan perkantoran.

Otomatisasi perkantoran sering juga diistilahkan dengan kegiatan perkantoran

elektronis (electronic office/e-office).

Perkantoran elektronis adalah aplikasi perkantoran yang mengganti proses

administrasi berbasis manual ke proses berbasis elektronis dengan memnfaatkan

30
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

fasilitas jaringan lokal (LAN). Istilah ini yang dipergunakan dalam keputusan

menteri pendayagunaan aparatur negara nomor 13/KEP/M.PAN/1/2003 tentang

pedoman umum perkantoran elektronis lingkup intranet di lingkungan instansi

pemerintah. Otomatisasi perkantoran tidak bisa dipisahkan dari teknologi

perkantoran sebab otomatisasi merupakan bentuk pengembangan teknologi, dalam

hal ini pergeseran dari teknologi manual kepada teknologi otomatis. Pakpahan

(2006) menjelaskan teknologi perkantoran sebagai berikut:

“Teknologi perkantoran adalah bagaimana proses mencatat, menghimpun,


mengolah, memperbanyak, mengirim dan menyimpan bahan-bahan keterangan
secara efisien dengan menggunakan mesin-mesin. Oleh karena itu perlu sekali
mengenal tentang jenis mesin untuk keenam macam kegiatan itu dan bagaimana
cara menggunkannya. Untuk dapat menggunakannya dengan baik perlu
mengetahui ciri-ciri tiap-tiap mesin, cara kerjanya, bagian-bagiannya dan cara-cara
pemeliharaannya”.

Paparan di atas mengisyaratkan bahwa otomatisasi perkantoran merupakan

proses peralihan dalam teknologi perkantoran. Dengan kata lain, mempertegas

definisi sebelumnya, bahwa otomatisasi perkantoran merupakan proses pengalihan

metode pencatatan, penghimpunan, pengolahan, penggandaan, pengiriman, dan

penyimpanan bahan-bahan keterangan dari metode manual yang banyak melibatkan

tenaga manusia kepada metode otomatis yang banyak melibatkan operasi mesin

otomatis bahkan komputer.

Teknologi perkantoran yang lazim diterapkan, umumnya mencakup

penggunaan peralatan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Dilihat dari tenaga penggeraknya, yaitu:

a. Mesin manual ialah mesin-mesin yang digerakkan oleh tenaga manusia.

b. Mesin listrik (elektrik) ialah mesin-mesin yang digerakkan dengan tenaga

listrik atau baterai.

31
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

2. Dilihat dari cara kerja dan komponen mesinnya:

a. Mesin mekanik yaitu mesin-mesin yang rangkaian komponennya tampak

bergerak dalam operasinya.

b. Mesin elektronik yaitu mesin-mesin dengan rangkaian komponen

elektronik, berupa kabel-kabel.

3. Dilihat dari fungsinya dalam berbagai pekerjaan kantor, yaitu:

a. Mesin-mesin untuk mencatat bahan keterangan diantaranya;

1) Mesin tulis

2) Mesin penomor

3) Mesin dikte

4) Asahan pensil

b. Mesin-mesin untuk menghimpun bahan keterangan;

1) Pembuka surat

2) Pemotong kertas

3) Mesin penjilid

4) Pencatat uang kas

5) Hechtmachine

c. Mesin-mesin untuk mengolah bahan keterangan;

1) Mesin jumlah

2) Komputer

3) Mesin hitung

d. Mesin-mesin untuk memperbanyak bahan keterangan;

1) Mesin stensil

2) Mesin perekam sheet

3) Mesin stencil spirtus

32
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

4) Mesin offset

5) Mesin fotocopi

6) Berbagai mesin cetak

e. Mesin-mesin untuk mengirmkan bahan keterangan;

1) Telepon dan interphone

2) Facsimile

3) Teleprinter

f. Mesin-mesin untuk menyimpan bahan keterangan;

1) Mikrofilm

2) Pelubang kertas/kartu

3) Penghancur kertas

Otomatisasi penting dilakukan dalam upaya meraih efektivitas dan efisiensi

proses/kegiatan perkantoran. Seiring dengan desakan global dan perkembangan

teknologi informasi yang menuntut terselesaikan proses pengolahan informasi

secara cepat dan akurat, kebutuahn peralihan metode dari manual ke otomatis sudah

menjadi keniscayaan untuk segera dipenuhi. Namun, bukan berarti dengan serta

merta meninggalkan seluruh proses manual dan memangkas tenaga kerja, sebab

banyak aspek-aspek lain yang harus menjadi pertimbangan dalam melakukan

otomatisasi.

Otomatisasai perkantoran adalah semua system informasi formal dan

informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi informasi kepada dan dari

orang yang berbeda di dalam maupun di luar perusahaan. Dengan kata lain

otomatisasi perkantoran merupakan sebuah rencana untuk menggabungkan

teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan pekerjaan. Beberapa system

otomatisasi perkantoran secara formal dan didokumentasikan dengan suatu prosedur

33
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

tertulis. System formal ini diterapkan di seluruh perusahaan untuk memenuhi

kebutuhan organisasi, mirip dengan sistem informasi manajemen. Namun sebagian

besar system otomatisasi perkantoran tidak direncanakan atau diuraikan secara

tertulis. System-sistem informal ini diterapkan saat diperlukan oleh perorangan

untuk memenuhi keperluaannya sendiri. Dan otomatisasi perkantoran dimaksudkan

untuk memudahkan segala jenis komunikasi baik secara lisan maupun secra tertulis.

Asal mula otomatisasi perkantoran di awal 1960-an, ketika IBM

menciptakan istilah word processing untuk menjelaskan kegiatan devisi mesin tik

listriknya. Bukti nyata, pada tahun 1964-an, ketika IBM memasarkan mesin yang

disebut Magnetic Tape/Selectric Typewriter (MT/ST) yaitu mesin ketik yang dapat

mengetik kata-kata yang telah direkam dalam pita magnetik secara otomatis.

Otomatisasi kantor digunakan oleh semua orang yang bekerja di dalam kantor. Pada

dasarnya ada empat kategori pemakai otomatis kantor, yaitu :

1. Manajer adalah orang yang bertanggung jawab mengelola sumber daya

perusahaan terutama sumber daya manusia.

2. Profesional yakni tidak mengelola orang tetapi menyumbang keahlian

khususnya. (misal: Pembeli, wiraniaga, dan asisten staff khusus). Manajer dan

profesional secara bersama dikenal sebagai pekerja terdidik.

3. Sekretaris bisanya ditugaskan pada pekerja terdidik tertentu untuk melaksanakan

berbagai tugas menangani korespondensi, menjawab telepon, dan mengatur

jadwal pertemuan.

4. Clerical Employee (pegawai administratif) melaksanakan tugas untuk-tugas

untuk sekretaris, seperti mengoperasikan mesin fotocopy, menyusun dokumen

dan mengirimkan surat.

34
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Otomatisasi perkantoran merupakan kaitan berbagai komponen dalam

menangani informasi; mulai dari input hingga distribusi dengan memanfaatkan

bantuan teknologi secara optimal dan campur tangan manusia secara minimal.

Terdapat 11 aplikasi otomatisasi perkantoran yang diketahui sebagai berikut:

1. Word Processing

Word processing adalah penggunaan suatu peralatan elektronic yang secara

otomatis melakukan beberapa tugas yang diperlukan untuk membuat dokumen

ketik atau cetak. Word processing memberikan kontribusi terhadap pemecahan

masalah dengan memberikan kemampuan kepada manajer untuk membuat

komunikasi tertulis yang lebih efektif untuk diberikan kepada anggota lain.

Contoh software : (diambil 1 saja dan free download) OpenOffice.org Writer

adalah salah satu komponen dalam OpenOffice.org yang berfungsi untuk

mengedit dokumen adapun dokumen format yang bisa digunakan adalah .doc

.odt .rtf dan bisa export ke .pdf dengan sekali klik. Memiliki fitur pengolah kata

modern seperti AutoCorrect, AutoComplete, AutoFormat, Styles and

35
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Formatting, Text Frames dan Linking, Tables of Contents, Indexing,

Bibliographical References, Illustrations, Tables. Program ini sangat mudah

digunakan untuk membuat memo cepat, sangat stabil dan mampu untuk

membuat dokumen dengan banyak halaman serta banyak gambar dan judul

heading. Selain itu, kelebihannya adalah pengaturan formating untuk bullet and

number yang sangat mudah (diatur terintegrasi melalui satu toolbar).

2. Electronik Mail

Electronic mail yang dikenal dengan e-mail adalah penggunaan jaringan

komputer yang memungkinkan pemakai untuk mengirim, menyimpan dan

menerima pesan dengan menggunakan terminal komputer dan peralatan

penyimpanan.

a. Metode pengiriman

36
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Untuk mengirim surat elektronik kita memerlukan suatu program mail-

client. Surat elektronik yang kita kirim akan melalui beberapa poin sebelum

sampai di tujuan.

b. Cara membaca surat elektronik

Surat elektronik pada mulanya disimpan di dalam sebuah mailserver.

Biasanya bila seseorang memakai koneksi ISP untuk sambungan ke internet,

ia akan diberikan satu surat elektronik gratis. Surat elektronik yang diterima

akan disimpan di server surat elektronik ISP.

Ada dua cara untuk mengakses surat elektronik:

1) Dengan cara menggunakan 'browser', seperti Internet Explorer atau

Mozilla Firefox. Metode ini disebut sebagai web-based, artinya kita

menggunakan media web sebagai perantara ke kotak surat elektronik.

Contoh: Yahoo! Mail dan Gmail. Untuk menggunakannya, pengguna

haruslah dalam keadaan online. Layanan surat elektronik berbasis web

biasanya disediakan oleh penyelenggara layanan email gratis.

2) Menggunakan program pengakses surat elektronik (e-mail client),

seperti: Eudora Mail, Outlook Express, Windows Mail, Mozilla

Thunderbird, Mutt. Dengan menggunakan program seperti ini, seseorang

harus mengetahui konfigurasi yang bisa didapat dari ISP.

Keuntungannya adalah dapat membaca surat elektronik tanpa perlu

terhubung secara terus-menerus dengan internet dan puluhan surat

elektronik dapat diterima dan dikirimkan secara bersama-sama sekaligus.

Kelebihan yang lainnya adalah perangkat lunak ini menyediakan fungsi-

fungsi penyuntingan dan pembacaan email secara offline. Dengan

demikian biaya koneksi ke internet dapat dihemat.

37
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

c. Etika penggunaan surat elektronik

Etika dalam surat elektronik sama dengan etika dalam menulis surat biasa.

Ada surat elektronik yang isinya formal ada yang informal. Beberapa poin

penting:

1) Jangan mengirim surat elektronik dengan lampiran (attachment) yang

terlalu besar (lebih dari 512 kB). Tidak semua orang mempunyai akses

Internet yang cepat, dan ada kemungkinan lampiran tersebut melebihi

kapasitas surat elektronik penerima, sehingga akan ditolak mailserver

penerima. Selain itu, perhatikan juga bahwa beberapa penyedia surat

elektronik juga menerapkan batasan tentang jumlah, jenis, dan ukuran

surat elektronik yang dapat diterima (dan dikirim) penggunanya.

2) Jangan mengirim lanjut (forward) surat elektronik tanpa berpikir

kegunaan bagi orang yang dituju.

3) Selalu isi kolom subjek, jangan dibiarkan kosong.

4) Dalam mengutip tulisan orang lain, selalu usahakan mengutip

seperlunya, jangan mau gampangnya mengutip seluruh tulisan orang itu:

a) dalam menjawab surat elektronik orang lain, kutip bagian yang kita

tanggapi saja, selain lebih jelas juga tidak memakan waktu / jatah

akses penerima.

b) Dalam mengutip tulisan orang ketiga, ingat hak cipta: kutip sesedikit

mungkin dan rujuk ke tulisan aslinya.

5) Jangan menggunakan huruf kapital karena dapat menimbulkan kesan

anda BERTERIAK.

6) Gunakan kata-kata dengan santun. Adakalanya sesuatu yang kita tulis

akan terkesan berbeda dengan apa yang sebetulnya kita maksudkan.

38
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

3. Voice Mail

Voice mail persis sama dengan electronic mail. Perbedaannya bahwa anda hanya

mengirimkan pesan dengan mengucapkan pesan tersebut melalui telepon dan

bukan mengetiknya. Dan anda menggunakan telepon untuk memanggil pesan

yang telah dikirimkan kepada anda. Contoh software: Voice Connector adalah

aplikasi untuk menunjang komunikasi dalam bentuk suara dan teks dalam

jaringan lokal. Pengguna dapat memilih penerima pesan dan berbicara

dengannya dalam waktu yang sama tanpa harus menginterupsi atau menutup

aplikasi yang sedang dijalankan. Hal itu dimungkinkan karena software buatan

Aledentsoft ini menggunakan teknologi Quickswitch dan Overlay Message.

Keuntungan tersebut tentunya sangat mendukung bagi bisnis internet café dan

game center. Fitur lain yang dimiliki oleh Voice Connector adalah voice mail

dimana pengguna dapat menyimpan pembicaraan dan memutarnya lagi. Hal itu

39
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

dapat membantu dalam hal bisnis dan pendidikan. Selain itu, Voice Connector

juga dapat mengirimkan pesan teks. Keduanya baik itu koneksi suara dan teks

dapat digunakan secara P2P (phone to phone atau peer to peer) mode dan juga

broadcast mode (pengguna dapat berbicara dengan banyak pengguna lainnya

bersamaan).

4. Electronic Calendaring

Electronic calendaring adalah penggunaan jaringan komputer untuk menyimpan

dan memanggil acara yang telah ditetapkan oleh manajer. Electronic calendaring

bersifat khusus diantara aplikasi otomatisasi kantor, karena ia hanya menyusun

terjadinya komunikasi bukan mengkomunikasikan informasi.

40
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

5. Audio Conferencing

Audio conferencing adalah penggunaan peralatan komunikasi suara untuk

membuat hubungan audio diantara orang-orang yang tersebar secara geografis

untuk tujuan melakukan konferensi. Audio conferencing adalah aplikasi oa

pertama yang tidak memerlukan komputer. Ia hanya memerlukan penggunaan

fasilitas komunikasi audio dua arah. Contoh software: FireWire adalah adalah

merek dagang Apple sekaligus nama yang paling populer untuk standar kabel

data antar-muka berseri IEEE 1394. Sony memperkenalkan IEEE 1394 dengan

nama i.Link. Meski namanya berbeda-beda, ketiganya (FireWire, IEEE 1394

dan i.Link) sama-sama menunjuk pada jenis kabel data yang mampu mengirim

data dengan kecepatan sangat cepat, sampai pada rata-rata 400 megabit per detik

(Mbps). FireWire diklaim sebagai saluran penghantar data yang paling cepat dan

stabil diantara saluran lain seperti USB.

41
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

6. Video Conferencing

Video conferencing melengkapi signal audio dan signal video. Peralatan televisi

digunakan untuk mengirim dan menerima signal audio dan video. Orang yang

berada dalam suatu lokasi dapat melihat dan mendengar suara orang yang berada

di lokasi lain selagi konferensi dilakukan. Tiga konfigurasi video conferencing (

tergantung pada peralatan yang digunakan ), yaitu :

1. Video satu arah dan audio satu arah

2. Video satu arah dan audio dua arah

3. Video dan audio dua arah

Pengaplikasiannya: Webcam (singkatan dari web camera) adalah sebutan bagi

kamera real-time (bermakna keadaan pada saat ini juga) yang gambarnya bisa

diakses atau dilihat melalui World Wide Web, program instant messaging, atau

aplikasi video call. Istilah webcam merujuk pada teknologi secara umumnya,

42
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

sehingga kata web terkadang diganti dengan kata lain yang mendeskripsikan

pemandangan yang ditampilkan di kamera, misalnya StreetCam yang

memperlihatkan pemandangan jalan. Ada juga Metrocam yang memperlihatkan

pemandangan panorama kota dan pedesaan, TraffiCam yang digunakan untuk

memonitor keadaan jalan raya, cuaca dengan Weather Cam, bahkan keadaan

gunung berapi dengan VolcanoCam. Webcam atau web camera adalah sebuah

kamera video digital kecil yang dihubungkan ke komputer melalui (biasanya)

port USB ataupun port COM.

7. Computer Conferencing

Computer conferencing adalah penggunaan jaringan komputer, sehingga

memberi kemampuan seseorang untuk melakukan pertukaran informasi selama

proses terjadinya konferensi. Aplikasi ini hampir sama dengan electronic mail,

karena kedua aplikasi ini menggunakan hardware dan software yang sama.

Istilah „teleconferencing‟ digunakan untuk menjelaskan ketiga bentuk alat

elektronik untuk konferensi. Teleconferencing digunakan dalam seluruh proses

pemecahan masalah yang gunanya untuk menukar informasi diantara pemecah

masalah (orang-orang yang memecahkan masalah) yang berada dikota yang

berlainan. Contoh aplikasi sama seperti Audio Conferencing.

8. Facsimile Transmission

Facsimile transmission yang biasanya disebut fax, adalah penggunaan peralatan

khusus yang dapat membaca tampilan dokumen pada ujung channel komunikasi

dan membuat salinan atau copy di ujung yang lain. Fax sangat mudah

diimplementasikan dan dioperasikan. Jalur telepon suara dapat berfungsi sebagai

channel-nya dan pengoperasian peralatannya tidak lebih sulit daripada

mengoperasikan mesin fotocopy.

43
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Proses kerja

Proses kerja mesin faks diawali dengan keharusan bahwa penerima dan pengirim

harus memiliki mesin faks. Pengirim akan memasukkan dokumen yang hendak

dikirim ke bagian feeder mesin faks dan selanjutnya menekan nomor telepon

mesin faks yang dituju. Ketika koneksi telah terjadi dengan mesin faks tujuan,

maka mesin faks akan melakukan scanning dengan membaca area yang sangat

kecil pada dokumen tersebut. Mesin faks tersebut akan mengubahnya menjadi

suatu sinyal listrik untuk kemudian menerjemahkan daerah yang dibaca sebagai

daerah gelap atau terang dengan menandainya “0” untuk gelap dan “1” untuk

terang. Sinyal listrik tersebut lalu ditransmisikan melewati saluran telepon dan

menuju mesin penerima faks. Mesin penerima tersebut kemudian menangkap

dan mengartikan sinyal listrik untuk membuat suatu dokumen yang persis sama

dengan aslinya dan kemudian mencetaknya.

9. Video Text

Videotext adalah penggunaan komputer untuk tujuan memberikan tampilan

materi tekstual pada layar crt. Materi tekstual dapat berbentuk naratif atau

tabulasi, dan ia disimpan dalam penyimpanan sekunder pada komputer.

Sejarah Video Text

Videoteks dikembangkan oleh Sam Fedida beserta rekan-rekannya di British

Telecommunications Research Laboratories pada tahun 1971. Motivasi

pengembanganteknologi yang mulai diujicobakan pada 1976 ini adalah untuk

memberi kemudahan bagi masyarakat. Yakni melalui peningkatan penggunaan

telepon, kebutuhan pelayanan informasi yang interaktif, dan sebagainya.

Selanjutnya, videoteks berkembang semakin pesat dengan rentang pengguna

yang luas, dari rumah tangga hingga perusahaan atau kantor-kantor besar.

44
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Perkembangan videoteks

Perkembangan videoteks pada tahun 80-an dimulai dengan lahirnya empat

sistem videoteks yang masing-masing saling tidak kompatibel. Tentunya,

keempat videoteks yang dikembangkan di negara-negara yang berbeda ini

masing-masing bertujuan memenangkan pasar dengan dukungan dana yang

sangat besar dari pemerintah. Keempat videoteks tersebut adalah;

a. PRESTEL, diperkenalkan oleh kantor pos Inggris sebagai pelayanan

videoteks komersial pertama di dunia pada tahun 1979. Hingga 1981,

diperkirakan 10.000 terminal videoteks PRESTEL telah digunakan dengan

lebih dari 500 provider informasi. Kemudian, di tahun 1982, PRESTEL

meluncurkan layanan baru GATEWAY yang memperluas layanan ke

database yang telah ada. Data terakhir pada pertengahan 1980-an, PRESTEL

telah memiliki 250.000 orang pengguna dengan 50.000 terminal.

b. ANTIOPE, diciptakan oleh badan penyiaran dan pos Perancis. Pada tahun

1986, lebih dari 2000 provider informasi dan jasa yang telah tergabung

dalam terminal videoteks, meliputi 150 pelayanan media, 150 pelayanan

finansial dan bank, 150 pedagang retail, dan sisanya tersebar dalam bidang

pariwisata, pendidikan, pelayanan pemerintah, pertanian, kesehatan,

transportasi, asuransi, dan industri.

c. TELIDON, didanai oleh departemen komunikasi Kanada dan menghadirkan

sistem yang berbeda secara radikal.

d. CAPTAIN, diluncurkan oleh Jepang pada tahun 1980.

45
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

10. Image Storage and Retrieval

Beberapa jenis perusahaan mempunyai volume dokumen yang besar, sehingga

mereka harus menyimpannya dalam file agar informasi dapat dipanggil atau

didapatkan kembali jika diperlukan. Untuk mengatasi masalah mengenai

penyimpanan dan pemanggilan tampilan maka digunakan microform, yang

berupa microfilm dan microfiche. Microform akan mengurangi kebutuhan ruang

yang diperlukan oleh dokumen kertas sampai sekitar 97%. Image storage and

retrieval digunakan dalam pemecahan masalah ketika ia diperlukan untuk

melihat kembali dokumen historis untuk tujuan pemahaman masalah.

Contohnya: situs penyedia seperti photobucket

11. Desktop Publishing

Desktop publishing atau dtp adalah pembuatan output tercetak yang kualitasnya

hampir sama dengan yang dihasilkan oleh typesetter. Sistem desktop publishing

terdiri atas mikrokomputer dengan layar crt yang beresolusi tinggi, printer laser,

software desktop publishing. Penggunaan desktop publishing sebagai alat

pemecahan masalah meliputi aplikasi administrasi dan teknis. Penampilan

dokumen iklan yang profesional dan menarik akan memberikan komunikasi

yang efektif.

Contoh:

Microsoft Publisher adalah sebuah program aplikasi untuk sistem operasi

Windows yang digunakan untuk Desktop publishing. Program ini merupakan

buatan Microsoft Corporation, dan mulai pada versi Microsoft Office System

2003, telah diintegerasikan ke dalam paket tersebut. Kini, namanya menjadi

Microsoft Office Publisher. Versi terbarunya adalah Microsoft Office Publisher

2007 yang terintegrasi dengan Microsoft Office Publisher 2007.

46
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

C. Virtual Office

Kantor virtual (Virtual Office) adalah pekerjaan yang dapat dikerjakan di

lokasi geografis manapun selama tempat itu terhubung dengan lokasi tetap

perusahaan melalui sejenis komunikasi elektronik. Sebuah kantor virtual adalah

kombinasi dari off-situs alamat tinggal komunikasi dan layanan yang

memungkinkan pengguna untuk mengurangi biaya kantor tradisional dengan tetap

menjaga profesionalisme bisnis. Istilah ini sering disamakan dengan “kantor pusat

bisnis” atau “eksekutif suite” yang menuntut confensional sedangkan sewa kantor

virtual yang sejati tidak mengharuskan pengeluaran.

Secara umum perkantoran maya dapat didefinisikan sebagai otomatisasi

proses bisnis yang sebelumnya dilakukan secara manual (document-driven) menjadi

otomatis (electronic-driven) sehingga document yang dipergunakan dalam proses

bisnis tidak lagi dalam bentuk hard copy, melainkan dalam bentuk elektronik.

1. Konsep Virtual Office

Sebuah “ruang kerja” yang berlokasi di dunia internet, di mana seorang individu

dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan untuk melaksanakan bisnis

profesional atau pribadi tanpa memiliki “fisik” lokasi usaha. Kantor virtual

merupakan sebuah bentuk aplikasi layanan perkantoran dalam format virtual

yang bekerja secara online. Pengaturan operasional dan fungsional suatu kantor

virtual memungkinkan pemilik bisnis dan karyawan untuk bekerja dari lokasi di

manapun dengan menggunakan teknologi komputer seperti PC, laptop, ponsel

dan akses internet.

2. Tujuan Kantor Virtual

Kemajuan teknologi terus mendorong dunia bisnis bergerak semakin cepat.

Kantor Virtual timbul sebagai upaya untuk mewujudkan pengurangan

47
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

penggunaan lingkungan kantor secara fisik. Pengurangan bahkan peniadaan

tersebut bertujuan sebagai efisiensi kerja yang berujung pada penekanan biaya

(cost reduction). Sebuah kantor virtual dapat memberikan penghematan yang

signifikan dan fleksibilitas dibandingkan dengan menyewa ruang kantor

tradisional.

Kantor virtual merupakan implementasi dari upaya otomasi perkantoran (office

automation) yang bertujuan membantu karyawan untuk meningkatkan

produktifitas kerja mereka. Untuk perusahaan skala kecil dan menengah

menggunakan Kantor virtual tidak sama dengan pengurangan karyawan. Dalam

hal pengurangan kantor secara fisik, maka yang dikurangi adalah wujud fisik

kantor berupa ruangan, meja kursi, maupun lemari arsip. Sebagai gantinya,

karyawan tetap dapat bekerja melalui kantor virtual. Keberadaan kantor virtual

bagi seorang karyawan dapat “datang” ke kantor secara cepat. Karena

sebetulnya, kedatangan dan kepergian karyawan tersebut berlangsung secara

virtual tidak secara fisik datang dan hadir di lingkungan kantor.

3. Infrastruktur Virtual Office

Mewujudkan suatu kantor virtual berarti mempersiapkan infrastruktur otomasi

perkantoran, melakukan definisi ulang (redefine) proses kerja kantor, serta

mempersiapkan kondisi karyawan untuk bekerja melalui kantor virtual. Definisi

ulang proses kerja dan persiapan kondisi karyawan tentunya akan melibatkan

proses manajemen yang cukup kompleks, terlebih bagi perusahaan yang selama

ini beroperasi dengan cara tradisional. Sedangkan infrastruktur otomasi

perkantoran, meskipun tetap melibatkan proses manajemen, lebih sering

dipandang dari segi teknis integrasinya. Infrastruktur otomasi perkantoran

dapat tersusun atas tiga jenis aplikasi berikut ini:

48
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

a. Aplikasi perkantoran, meliputi pengolah kata, pengolah tabel, pengolah slide

presentasi.

b. Aplikasi komunikasi, termasuk e-mail, messaging, voice-mail, telefon, fax,

address book, dll.

c. Aplikasi kolaborasi, yang berisi aplikasi manajemen proyek, kalender

elektronik, forum diskusi, aplikasi konferensi dll.

4. Perkembangan Kantor Virtual

Aplikasi komersial pertama dari kantor virtual terjadi pada tahun 1994, ketika

Ralph Gregory mendirikan “Virtual Office, Inc”, di Boulder, Colorado.

Perusahaan ini diperluas di seluruh Amerika Utara dan sekarang dikenal sebagai

“Intelligent Office”.

Kini dengan semakin banyaknya perusahaan yang menyediakan layanan Kantor

Virtual, memudahkan individu untuk mengembangkan usahanya tanpa harus

memikirkan infratruktur otomasi perkantoran. Beberapa perusahaan kantor

virtual telah menyediakan layanan dan bantuan yang terkait dengan kantor fisik,

seperti alamat kantor yang bergengsi, layanan menjawab telepon profesional dan

menyewakan ruang kantor dan ruang pertemuan, dan lain-lain.

Kantor virtual saat ini bukan hanya sebagai pemanfaatan ”ruang kerja” di dunia

maya, tetapi juga merupakan aplikasi lengkap termasuk komunikasi profesional.

5. Layanan komunikasi Kantor Virtual

a. Resepsionis Jarak Jauh – Sebuah tim pekerja kantor virtual bekerja

menggunakan teknologi Komunikasi yang terintegrasi dengan perangkat

lunak Komputer untuk menggantikan resepsionis tradisional.

49
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

b. Asisten Virtual – Sebuah asisten virtual sering kali merupakan sekretaris

bagi yang bekerja dari rumah, dan jarang bertemu atau bertatap muka dengan

klien.

c. Layanan Jawab / call center beroperasi dari lokasi terpusat untuk tujuan

menerima dan mengirimkan sejumlah besar permintaan melalui telepon.

Layanan telepon kantor virtual menjembatani kesenjangan antara Anda dan

klien.

d. Kotak suara adalah teknologi yang menyimpan pesan suara elektronik.

e. Gedung Kantor Virtual – kantor virtual memberi Anda untuk memiliki

kantor nyata di kota pilihan Anda, agar dapat digunakan untuk bertatap

muka, rapat, pertemuan dengan karyawan lain atau relasi.

6. Layanan Ruang Kantor Virtual

a. Alamat Profesional – Sebuah bangunan bergengsi untuk digunakan sebagai

alamat bisnis.

b. Alamat surat – Alamat profesional dapat digunakan untuk menerima,

mengirim surat tanpa konotasi dari sebuah PO Box .

c. Resepsionis – Tenaga Resepsionis sebagai ”wakil” untuk menerima dan

menandatangani paket atau dokumen.

d. Bisnis Meeting Space – Penggunaan ruang pertemuan sesuai dengan

permintaan (per jam, harian atau mingguan) untuk melakukan pertemuan

atau rapat.

e. Sebuah kantor layanan lengkap virtual akan menyediakan internet

broadband, fax, fotokopi, printer, fitur telepon tingkat lanjut, conference call,

video conferencing, lobi / ruang tunggu dan dapur.

50
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

f. Live Resepsionis Virtual – Sebuah layanan menjawab virtual adalah sebuah

sistem otomatis dengan resepsionis virtual hidup. Ini jenis layanan dapat

dinikmati tanpa membeli peralatan mahal.

7. Keuntungan Kantor Virtual

Secara spesifik ada lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan keberadaan

kantor virtual:

a. Pengurangan biaya operasional perusahaan seperti lokasi dan ruang tempat

usaha, biaya peralatan kantor, gaji karyawan.

b. Kantor virtual menggunakan jaringan komunikasi formal, seluruh bentuk

komunikasi terjadi melalui kantor virtual tercatat secara formal.

c. Rapat atau pertemuan dapat dilakukan melalui konferensi telekonferensi dan

video, dan dokumen dapat ditransmisikan secara elektronik.

d. Pengurangan halangan aktivitas kerja seperti hujan, jalan macet, tempat jauh

sudah tidak dapat lagi menjadi alasan untuk tidak bekerja.

e. Keuntungan sosial dari kantor virtual adalah memberikan kesempatan dan

kemampuan bekerja untuk individu yang memiliki tanggungan anak-anak

kecil, penyandang disabilitas, maupun lanjut usia.

8. Penggunan Umum Virtual Office

a. Home Industri barang/jasa

b. Akuntan

c. Pengacara

d. Hukum Perusahaan

e. Toko online

f. Dokter / Terapis

g. Bisnis konsultan

51
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

h. Mediator / resolusi konflik

i. Kamar Dagang

j. Senior manajemen

k. Real estat

l. Perusahaan hipotek

m. Broker Saham / perencana keuangan

n. Koleksi lembaga

o. Jaringan kelompok

p. Pelatih / instruktur

q. Inkubator

VIRTUAL OFFICE: BIAYA YANG DAPAT DIPANGKAS LEBIH DARI 80%


Bila Anda sekarang mencari kata “virtual office” di Google.com, Anda akan
menemukan lebih dari 100 juta hasil pencarian, yang terdiri dari rentetan nama
provider virtual office dan jutaan artikel yang menarik. Banyaknya hasil pencarian ini
menunjukkan bahwa topik virtual office memang sedang dan akan menjadi tren cara
orang bekerja di abad modern yang semakin pesat kemajuannya dalam hal teknologi
informasi dan komunikasi. Dalam salah satu artikel tentang virtual office di Forbes versi
online, “Welcome to The Brave, New World of Virtual Work” yang ditulis oleh
Srinivasa Addepalli, dikatakan bahwa kata“telework” telah menjadi salah satu
nominasi Word of The Year List 2010 yang diadakan oleh The American Dialect
Society. Tren pada beberapa tahun mendatang, akan semakin banyak orang bekerja
tidak di kantor, melainkan dari beragam tempat di luar kantor. Kata “tempat kerja” akan
berganti menjadi “di atau dari mana saja”. Dalam kaitan dengan kehidupan Jakarta yang
semakin macet, virtual office adalah salah satu solusi yang dapat menguraikan
kemacetan, mengurangi tingkat konsumsi BBM, penghematan waktu yang sangat
drastis, efisiensi dan produktivitas yang lebih baik, turut meminimalkan dampak polusi
udara akibat asap kendaraan, dan terutama penghematan dana yang sangat signifikan.
Dalam suatu artikel, dikatakan bahwa virtual office (kantor maya) dapat memangkas
biaya operasional kantor hingga lebih dari 80% bila dibandingkan dengan kantor fisik.
Biaya operasional sebuah kantor pada umumnya terdiri dari biaya sewa (termasuk
ruangan yang tidak selalu terpakai sepanjang waktu sewa), biaya penyimpanan arsip dan
dokumen, biaya manajemen gedung/service charge, listrik, telepon, keamanan,
lembur office boy, tenaga kebersihan, satpam, staf administrasi yang perlu direkrut dan
dilatih, serta biaya SDM lainnya. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan dari kocek
pribadi, seperti biaya bensin, tol, parkir, dan makan siang.

52
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB V
DESAIN INTERIOR
DALAM PERKANTORAN MODERN

A. Ruang Kantor Modern

Perkembangan interior perkantoran merupakan salah satu hal yang sangat di

perhatikan dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja, citra perusahaan, dan

faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kualitas pekerjaan yang dihasilkan di

ruang kerja yang digunakan oleh para pekerja. Dengan semakin berkembangnya

sebuah tuntutan untuk ruang kerja permasalah dalam bekerja akan menjadi sebuah

pertimbangan yang harus diperhatikan oleh perancang interior dalam menentukan

jenis ruang kerja.

Berbagai macam jenis pekerjaan tentunya akan membutuhkan ruang kerja

yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan kegiatan bekerja yang dijalankan.

Dengan semakin banyaknya jenis pekerjaan yang dijalani oleh berbagai macam

pekerjaan akan membuat perancangan interior menemui berbagai kendala yang

harus dipecahkan secara bijak dalam menciptkan ruang kerja yang nyaman bagi

pekerja dan setiap orang yang melihatnya.

Dalam merancang sebuah ruang kerja atau kantor ada beberapa hal yang

menjadi pertimbangan yang harus diperhatikan. Antara lain:

1. Jenis pekerjaan atau bidang usaha yang ditekuni

Jenis pekerjaan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

menentukan jenis ruang kerja yang akan diaplikasikan untuk sebuah ruangan.

Dari sifatnya jenis pekerjaan ini dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu ruang kerja

formal, ruang kerja kreatif, dan ruang kerja informal (Home Office) dari ketiga

jenis ruang kerja ini ada perbedaan yang sangat mendasar baik dari segi bentuk,

53
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Ruang kerja formal merupakan jenis ruang kerja yang berhubungan dengan

pekerjaan pada bidang-bidang formal yang sudah terikat dengan aturan yang

jelas, baik itu aturan dari standar SOP yang sudah ditetapkan oleh perusahaan

maupun dari aturan yang berlaku secara umum di bidang industri atau pekerjaan

yang digeluti. Contoh ruang kerja formal ini adalah ruang kerja pada pusat

pemerintahan, perbankan, hukum dan bidang-bidang formal lainnya. Ruang

kerja kreatif merupakan ruang kerja yang lebih di peruntukan pada industri

kreatif yang lebih fleksibel dan bersifat lebih santai atau informal. Ruang kerja

kreatif lebih bersifat santai dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan dari

pekerjanya yang memang lebih mengutamakan kenyamanan untuk berkreasi

sesuai dengan tuntutan industri kreatif yang digelutinya, disini ruang kerja

kreatif tidak memiliki aturan baku yang mengikat karena segala sesuatu

disesuaikan dengan pengguna ruangan tersebut. Contoh ruang kerja kreatif ini

adalah ruang perancangan pakaian untuk desainer pakaian, ruang menggambar

bagi arsitek, ruangan untuk bekerja seorang seniman, dan lain sebagainya.

Ruang kerja informal merupakan jenis ruang kerja yang dibuat berdasarkan jenis

pekerjaan informal, tetapi disini pengertian ruang kerja informal lebih

dipersempit pada jenis ruang kerja yang ada di rumah atau biasa dikenal dengan

istilah Home Office. Kecenderungan sebagian orang untuk bekerja di rumah

telah menciptakan suatu jenis ruang kerja informal di rumah masing-masing.

Kebutuhan akan fasilitas ruang kerja sangat bergantung pada jenis pekerjaan,

tetapi kesamaan disetiap ruang kerja ini adalah terdapatnya sambungan internet

yang menjadi bagian tak terpisahkan sebagai sarana komunikasi, interaksi

maupun sebagai penunjang yang sangat penting untuk jenis ruang kerja ini.

54
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

2. Ukuran ruangan

Ukuran sebuah ruang kerja memiliki peranan yang sangat besar dalam

perancangannya. Disini permasalahan ukuran biasanya timbul di jenis ruang

kerja dengan ukuran yang terbatas tetapi memiliki tuntutan ruangan yang sangat

beragam. Permasalahn ukuran ruangan ini merupakan permasalahan klasik yang

selalu di jumpai pada perancangan perkantoran terutama pada jenis perkantoran

di gedung bertingkat yang memiliki harga sewa yang mahal dan berada di lokasi

yang strategis. Untuk mengatasi permasalahan ukuran ruang ini ada beberapa

cara yang biasa dilakukan oleh desainer interior pada ruangan tersebut. Salah

satu diantaranya adalah dengan membuat sistem interior meja kerja yang biasa

di sebut dengan istilah workstation, warkstation merupakan jenis meja kerja

yang dibuat dengan sistem ukuran modular yang seragam dan dapat disusun

sesuai dengan kebutuhan ruang kerja sesuai dengan peruntukannya mulai dari

tingkatan staff biasa, supervisior, manajer bahkan sampai pada tingkatan

direktur. Workstation ini biasa dilengkapi dengan sekat-sekat dengan berbagai

macam ketinggian yang dijadikan sebagai batas teritori wilayah seseorang

sehingga akan mengurangi penggunaan dinding masif untuk penyekat. Selain itu

peranan teknologi informasi juga memegang peranan penting dalam

perancangan interior perkantoran terutama kaitannya dengan pekerjaan dan

penyimpanan data. Bila dahulu diperlukan peralatan bekerja yang besar maka

sekarang peranan komputer dengan ukuran yang semakin kecil telah dapat

menggantikan berbagai peralatan bekerja yang memiliki ukuran yang besar.

Penyimpanan data yang selama ini dilakukan berupa arsip-arsip kertas yang

sangat banyak dan ukuran yang beragam dapat disimpan hanya dalam bentuk

softcopy nya berupa file-file yang bisa di berupa CD atau dimpan dalam hardisk

55
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

komputer, dengan cara ini tentunya akan menghemat tempat dan sistem

penyimpanan yang lebih praktis.

3. Pengguna ruangan

Faktor pengguna ruangan merupakan faktor yang sangat berperan dalam

merancang sebuah ruang kerja. Pengguna merupakan orang yang akan

memutuskan jenis ruangan dan segala hal yang akan berhubungan dengan

ruangan tersebut. Perbedaan pribadi pengguna ruangan akan sangat berpengaruh

pada hasil akhir interior ruang kerja yang akan di rancang nantinya. Dalam

merancang sebuah ruang kerja harus memperhatikan segala hal yang

berpengaruh pada pribadi dan karakter yang khas pada seseorang, salin itu status

dan kedudukan seseorang juga harus diperhatikan agar sebuah ruang kerja tidak

hanya sesuai dengan pribadi penggunannya tetapi juga dengan kedudukannya.

Hal ini sangat penting terutama pada interior seorang pimpinan yang akan

mencerminkan jabatan dan statusnya yang berpengaruh pada pencitraan dirinya

diruangan yang akan digunakannya sehari-hari serta dijadikan simbol statusnya.

Perbedaan penggunan ruang kerja akan berpengaruh pada susunan interior

ruangan. Untuk seorang staff tentunya akan berbeda dengan seorang kepala unit

diatasnya. Perbedaan bisa berupa ukuran ruangan, jenis serta ukuran furniture,

sampai pada pemilihan material dan simbol tertentu pada ruangan. Hal ini

menjadi sangat penting terutama berkaitan dengan berbagai hal yang akan

digunakan untuk pribadi penggunanya.

B. Ruang dalam Sebuah Kantor

Dalam sebuah bangunan kantor, dapat terbagi atas beberapa ruangan. Disini

ruangan-ruangan yang ada didalamnya bisa sangat bervariasi baik bentuk, ukuran

maupun fungsinya. Disini sebuah bangunan kantor membedakan ruangan-ruangan

56
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

tersebut atas berbagai macam fungsi dan kebutuhan, dari sini maka prioritas akan

dipilih untuk ruangan-ruangan yang memerlukan perancangan khusus. Hal ini tentu

saja dimaksudkan untuk memaksimalkan fungsi kantor serta penyesuaian dengan

dana anggaran yang tersedia. Beberapa ruangan yang memerlukan penanganan

khusus antara lain adalah:

1. Ruang Lobi Kantor

Ruang lobi merupakan ruang terdepan sebuah ruang perkantoran yang menjadi

muka dan ruang penyambutan setiap tamu yang datang ke kantor tersebut.

Ruang lobi ini sangat penting untuk dirancang dengan maksimal karena akan

berkaitan langsung dengan citra yang ingin ditampilkan pada semua orang yang

datang mengenai kantor serta perusahaannya. Sering kali ruang lobi ini menjadi

ruang yang akan membentuk opini orang yang datang mengenai filosofi,

karyawan, kinerja dan segala hal mengenai perusahaan atau institusi tersebut.

Disini peranan seorang perancang interior diperlukan untuk menterjemahkan

semua filosofi perusahaan kedalam bentuk interior utama yang menjadi muka di

ruang perkantoran yang akan dirancang. Kesalahan interpretasi dari filosofi akan

berpengaruh pada pencitraan orang yang datang ke kantor tersebut. Sebuah lobi

perusahaan terkadang menempatkan lambang atau nama perusahaan sebagai

identitas personal sebagai latar belakang utama atau pusat perhatian.

Penempatan beberapa hal yang berkaitan dengan perusahaan seperti contoh

produk atau gambar-gambar tentunya akan menambah daya tarik tersendiri,

tetapi hal ini tidak boleh secara berlebihan karena bisa membuat orang terlalu

mengetahui secara detail mengenai produk, sebaiknya produk atau gambar

produk di tempatkan seperlunya dan mewakili hanya produk unggulan.

Pemilihan warna dan material untuk ruangan lobi ini sebaiknya mengikuti pada

57
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

warna yang menjadi warna dasar interior secara keseluruhan, hal ini untuk

membuat ruangan memiliki kesatuan dengan ruangan-ruangan yang lainnya.

Terkadang pemilihan warna juga mempertimbangkan pada segi identitas

perusahaan, seperti yang terdapat pada warna dasar lambang perusahaan. Hal ini

bermaksud untuk menjaga identitas yang akan melekat pada interior ruang lobi

sehingga secara langsung akan menempatkan lobi sebagai pencitraan

terselubung yang ada pada interior ruangan. Ini biasanya dilakukan oleh

perusahaan atau institusi yang memiliki lambang dengan warna khusus. Pada

ruang lobi ini biasanya juga menjadi ruangan sebagai penerima tamu

(receptionist) yang menjadi sumber informasi untuk setiap tamu yang datang ke

kantor tersebut. Dengan demikian pelihan meja receptionist dipilih yang

menggunakan desain khusus dengan ketinggian yang sesuai seperti pada

receptionist hotel. Hal ini menjadi baku mengingat sebuah lobi akan

memerlukan meja receptionist yang standar untuk memudahkan orang dalam

mencari informasi mengenai kantor tersebut.

2. Ruang Tunggu

Selain lobi ruang lainnya yang menjadi ruang utama disebuah perkantoran

adalah ruang tunggu yang berupa ruangan dengan perangkat duduk dan

berfungsi untuk menunggu bagi setiap tamu yang datang ke kantor tersebut.

Sebuah ruang tunggu sama pentingnya dengan lobi karena menjadi ruang

terdepan kedua setelah lobi, bahkan ruang tunggu ini juga disatukan dengan

ruang lobi karena keterbatasan ruangan. Ruang tunggu merupakan ruang duduk

yang difungsikan untuk menunggu, tetapi ruang tunggu ini juga menjadi ruang

duduk yang dapat digunakan untuk bersitirahat sejenak setelah bekerja seharian

dan sekedar melepas penat. Pada ruangan ini biasanya ditempatkan seperangkat

58
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

fasilitas duduk seperti kursi atau sofa, pemilihan jenis fasilitas duduk ini

disesuaikan dengan kebutuhan dan ukuran ruangan agar sesuai dan tidak

terlalu memakan tempat yang mengakibatkan ruangan berkesan sesak. Pada

ruangan ini meskipun berfungsi sebagai ruang tunggu tetapi tidak selalu harus

ditempatkan fasilitas duduk yang nyaman, hal ini dimaksudkan agar tamu yang

duduk tidak terlalu nyaman yang mengakibatkan mereka tertidur di situ.

Penempatan fasilitas duduk ini harus disesuaikan dengan jenis tamu yang akan

menempati ruangan tersebut, karena terkadang sebuah ruang perkantoran

memiliki ruang tunggu lebih dari satu untuk membedakan jenis tamu-tamu

tertentu yang datang ke kantor tersebut.

3. Ruang Rapat

Sebuah ruang rapat merupakan ruangan yang biasanya digunakan untuk

berbagai kegiatan rapat, presentasi, bertemu klien atau kegiatan lainnya yang

berhubungan dengan pekerjaan secara bersama-sama. Diruangan ini biasanya

memiliki interaksi sosial yang cukup tinggi dan melibatkan lebih dari dua orang

dari latar belakang yang bermacam-macam sesuai dengan kegiatan yang

dilakukan. Dalam ruangan ini juga mempertimbangkan berbagai desain yang

sesuai dengan citra perusahaan atau institusi. Sebuah ruang rapat yang memiliki

sifat umum lebih mengutamakan pada fungsi utama yang akan digunakan secara

bersama-sama baik untuk internal maupun dengan tamu dari luar. Ruang rapat

ini akan memberikan kesan dan citra tersendiri seperti halnya pada ruang lobi

dan ruang tunggu, karena ruang ini biasanya digunakan lebih sering oleh tamu-

tamu yang datang untuk rapat atau presentasi. Kebutuhan utamanya yang lebih

umum membuat ruang ini memerlukan penanganan khusus dan disesuaikan

dengan kebutuhan seperti jumlah peserta rapat yang ideal serta kebutuhan

59
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

fasilitas yang dibutuhkan. Kebutuhan furniture diruangan ini biasanya sebuah

meja besar yang digunakan secara bersama-sama sesuai dengan dilengkapi

dengan sejumlah kursi yang jumlahnya disesuaikan dengan ukuran meja dan

pengguna ruangan tersebut. Dalam memilih jenis kursi pada ruangan ini

biasanya adalah kursi dengan tingkat kenyamanan yang baik karena akan

digunakan untuk waktu yang lama. Pemilihan jenis kursi ini juga dipilih dengan

bentuk serta ukuran yang sama, hal ini bertujuan untuk menyamakan posisi

setiap orang yang duduk di ruang ini dimanapun tempatnya berada meskipun

terkadang pada ruang rapat tertentu kursi pimpinan dirancang lebih istimewa

tetapi hal ini sudah mulai di tinggalkan. Fasilitas penunjang lainnya yang

diperlukan pada sebuah ruang rapat adalah papan tulis (white board), proyektor,

LCD dan lain sebagainya. Semua perlengkapan ini ditujukan untuk penunjang

kegiatan rapat atau presentasi yang dilakukan di ruangan ini. Penempatan

fasilitas penunjang ini harus direncanakan dari awal agar bisa tampil maksimal

dan tidak menggangu tatanan interior ruang dan saling melengkapi serta mudah

digunakan kapanpun dibutuhkan. Dengan merencanakan sejak awal maka akan

bisa mempertimbangkan faktor elektrikal seperti kabel-kabel dan sakelar agar

bisa disembunykan dan tidak mengganggu pandangan selain juga pertimbangan

segi keamanan.

4. Ruang Kerja Karyawan

Disebuah perkantoran ruang kerja karyawan hendaknya juga dirancang dengan

seperti halnya ruang-ruang lain yang menjadi muka atau citra sebuah perusahaan

atau institusi. Meskipun hal ini terkadang diabaikan karena kendala biaya tetapi

hal ini tentunya bisa disiasati dengan penggunaan material yang murah dan yang

sudah ada. Dengan merancang ruang kerja karyawan maka diharapkan akan

60
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

meningkatkan kinerja karyawan yang nantinya juga akan berdampak positif

pada perusahaan. Perancangan ruang kerja karyawan ini memerlukan perhatian

khusus sesuai dengan jenis pekerjaan dan kebutuhan karyawan. Dengan

merancang ruang kerja karyawan secara psikologis akan membuat karyawan

merasa kantor sebagai rumah keduanya dan membuat mereka merasa nyaman.

Dalam merancang ruang kerja karyawan ini biasa di dahului dengan ruang kerja

karyawan yang berada pada bagain depan dan terlihat secara langsung dari

bagian umum yang biasa dilalui oleh tamu, sedangkan untuk bagian paling

belakang biasanya tidak terlalu diperhatikan. Hal ini karena bagian belakang

merupakan bagian yang tidak terlalu penting seperti untuk gudang, toilet atau

pantry.

5. Ruang Kerja Pimpinan

Pada sebuah kantor di suatu perusahaan atau institusi, peranan seorang pimpinan

harus dipertimbangkan untuk diberikan fasilitas yang akan menunjang

fasilitasnya. Sebuah ruang kerja yang representatif tentunya suatu hal yang wajib

untuk seorang pimpinan karena akan berkaitan tidak hanya dengan kinerja tetapi

juga pencitraan dirinya sebagai pimpinan maupun terhadap perusahaan atau

institusi yang dipimpinnya. Di ruang ini nantinya seorang pimpinan akan banyak

menerima tamu yang datang, dengan begini maka akan citra seorang pimpinan

juga akan terlihat dari interior ruang kerjanya. Ruang kerja pimpinan ini juga

akan menjadi simbol kekuasaan tertinggi pada perusahaan atau institusi yang

dipimpinnya baik terhadap karyawannya maupun tamu dari luar yang datang

serta berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar perusahaan dan pribadinya.

Kebutuhan ruang kerja pimpinan ini akan sangat bergantung pada prbadi

pimpinan selain kebutuhan standar ruang kerja pada umumnya seperti meja dan

61
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

kursi kerja yang disesuaikan dengan posisinya, seperti ukuran kursi yang dipilih

berukuran lebuh besar dari biasanya yang memiliki dampak psikologis

menjadikan pimpinan tampak lebih besar sesuai dengan kedudukannya

meskipun pimpinan tersebut memiliki ukuran fisik yang tidak besar. Selain itu

fasilitas pendukung seperti komputer, printer, telepon, mesin faksimili dan lain

sebagainya merupakan kelengkapan yang dibutuhkan pada sebuah ruang kerja

pimpinan untuk menunjang kinerja pimpinan dan menjadi nilai tambah untuk

ruangan tersebut sesuai dengan fungsi utamanya.

62
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB VI
ANALISA SERAGAM SEBAGAI SIMBOL
ORGANISASI MODERN

A. Pengertian Awal

Kemungkinan mengenakan seragam kerja itu sudah bukan lagi dominasi

pegawai negeri, sipil atau ABRI. Pegawai swasta pun bertambah banyak yang

mengenakannya. Pemikiran awal untuk mewajibkan seragam kerja biasanya muncul

dari berbagai alasan. Pertama, Adanya sikap pragmatis sebagai penanda identitas

personal. Faktor yang memungkinkan hal ini adalah karena perusahaan yang besar

dan sangat sulit untuk menghafal orang satu persatu, maka salah satu cara untuk

mengetahuinya dengan seragam. Atau diwajibkan dengan alasan untuk identitas

profesi dan institusi, misalnya para jurnalis yang ditugaskan kantornya untuk sebuah

peliputan. Mereka butuh identitas. Lebih-lebih jika tugasnya di kawasan yang

tingkat kegawatannya tinggi. Seragam dinilai penting untuk membedakan identitas

profesi, institusi, dan eksistensi.

Kedua, kemungkinannya sebuah seragam untuk lebih cepat

membangun trust pihak lain. Kita bisa langsung lebih mudah percaya terhadap

orang yang datang ke rumah dengan memakai seragam, seperti: petugas keamanan

atau pegawai departemen. Bagi perusahaan yang kurang memiliki kepentingan

langsung terhadap pentingnya menunjukkan identitas dan trust kepada pihak luar,

seragam kerja juga dipakai untuk penanda job title di tingkat internal. Misalnya ada

perusahaan yang membedakan seragam kerja untuk staff, supervisor, dan manajer.

Terlepas apapun alasan perusahaan, tetapi pada umumnya ada efek

psikologis tertentu yang dirasakan karyawan dengan aturan penggunaan seragam.

63
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Seragam itu bisa membuat orang lebih pede, tetapi juga bisa sebaliknya. Bisa

membuat orang merasa bangga dengan statusnya, tetapi juga bisa sebaliknya.

Karena itu, sebelum seragam kita wajibkan, perlu dipikirkan secara seksama

terutama terkait dengan sejauhmana seragam kerja itu nantinya memberi kontribusi

terhadap keutuhan identitas korps / kesatuan, kepuasan kerja, peningkatan kinerja

dan kepentingan perusahaan terhadap pihak luar yang terkait. Jangan sampai malah

membuat orang minder atau merasa superior.

B. Ekspresi Budaya

Melihat acuan manajemen pada umumnya, tujuan seragam itu bukan untuk

gagah-gagahan atau keren-kerenan, tetapi untuk mempersatukan berbagai karakter

dan kepribadian individu dalam formula kolektif pada waktu dan kondisi tertentu.

Dengan kata lain, seragam kerja itu harus menjadi sarana menciptakan budaya kerja

yang dianut oleh organisasi. Semua bentuk organisasi memiliki budaya. Bedanya,

ada yang kuat dan ada yang lemah. Budaya kuat adalah perilaku kolektif yang sudah

mencerminkan nilai-nilai, paradigma berpikir, pelajaran dari pengalaman, atau

standar kualitas operasi organisasi.

Sedangkan budaya lemah adalah budaya yang tidak sinkron sama sekali

atau setengah-setengahnya saja. Nilai-nilai perusahaan hanya dicetak di seragam,

kop surat, atau tertulis di tembok, tapi perilaku operasinya bertentangan. Fungsi

seragam di sini hanya sekedar fashion atau bisa-bisa malah memperkuat

lahirnya group think yang negative.

C. Tiga Lapisan Kultur Organisasi

Membangun budaya organisasi itu mudah. Tapi, untuk membangun budaya

yang kuat haruslah terjadinya sinkronisasi antara nilai, paradigma dan standar.

Lebih-lebih jika cakupannya (coverage area) luas, good willnya lemah, apalagi

64
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

jika political will-nya tidak jelas. Ini mungkin malah bisa dibilang mustahil. Karena

itu, apapun yang bisa kita jadikan sebagai tool untuk membangun budaya yang kuat,

perlu kita pakai, termasuk seragam kerja. Memang, kalau melihat hasil kajiannya

Edgard Schein (Organization Leadership and Culture: 1992), tentang budaya kerja,

kapasitas seragam dalam kaitannya dengan budaya itu masih pada kategorisasi level

terendah.

Schein membagi kultur perusahaan menjadi tiga lapisan. Ada yang ia sebut

dengan istilah: 1) Artifacts, 2) Espoused Values, dan 3) Basic Assumption and

Value. Seragam termasuk Artifact atau lambang dari kultur perusahaan yang belum

tentu merefleksikan kultur perusahaan itu. Belum tentu orang yang pakai seragam

misal, salah satu BUMN, departemen pemerintah, bank swasta, atau institusi

pendidikan tertentu, menjalankan nilai-nilai yang dianut. May be Yes and may be

NO. Meski demikian, secara kasat mata, kita berharap melihat orang yang memakai

seragam itu sedikit-banyaknya mewakili standar budaya insitusi tersebut.

Minimalnya, asumsi kita tidak salah total.

Sedangkan untuk Espoused Values adalah budaya yang dibentuk dari nilai-

nilai, strategi, atau filosofi organisasi, namun tahapannya masih di hafalan,

peraturan, atau baru mulai ditransfer melalui usaha-usaha yang sadar dan terencana.

Misalnya pegawai bank yang dipaksa oleh rule perusahaan harus senyum

kepada customer untuk menunjukkan budaya keramahan.

Level kultur yang paling tinggi adalah ketika nilai-nilai, filosofi, strategi,

atau berbagai kode organisasi itu sudah menjadi seperti udara yang kita pakai untuk

bernafas. Orang menjalankan nilai-nilai, keyakinan, dan standar organisasi secara

reflek, sudah membudaya, tak merasa seperti diatur, sudah menjadi Basic

Assumption and Value.

65
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Kalau melihat gambar di atas, seragam kerja itu bisa kita pakai sebagai jalan

atau jembatan menuju Espoused Values, entah melalui peraturan atau perumusan

standar operasi (SOP) atau melalui makna di balik lambangnya. Jika terus kita

lakukan enforcement secara human, misalnya melalui pembinaan, pengarahan,

gesekan, pelatihan, dan lain-lain, pasti lama kelamaan akan menjadi Basic

Assumption. Atau juga bisa sebaliknya. Seragam kerja dapat kita jadikan sebagai

alat untuk mempertegas budaya organisasi yang sudah melekat namun belum

ternyatakan melalui rumusan atau lambang. Banyak perusahaan atau lembaga yang

dulu mempraktekkan nilai-nilainya, tapi nilai-nilai itu belum ditemukan rumusnya,

lambangnya atau kata-katanya.

66
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB VII
PEMBAGIAN KERJA BERDASARKAN
KATEGORISASI GENDER

A. Ilustrasi Bias Gender pada Masyarakat Patriarkhi

Masyarakat patriarkhi adalah masyarakat yang mempunyai rujukan sistem

yang berdasarkan pada kesepakatan laki-laki, dimana dalam masyarakat tersebut

kondisi perempuan sangat termarginalisasikan dan dipinggirkan melalui kerja-kerja

domestik. Peminggiran perempuan dalam masyarakat patriarkhi dilihat dari sisi pola

pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan terwujud dengan sangat jelas,

dimana laki-laki lebih banyak mendominasi sektor publik, sedangkan perempuan

pada sektor domestik. Dalam masyarakat patriarkhi, hubungan pembagian kerja

tidak menampakkan pola keseimbangan. Dalam pekerjaan, laki-laki lebih dihargai

dibandingkan pekerjaan perempuan. Pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan

sangat sedikit mendapatkan penghargaan. Hal ini diakibatkan oleh kontruksi sosial

berdasarkan tubuh perempuan dan laki-laki. Pembagian yang tidak seimbang ini

banyak dirasakan oleh kaum perempuan hingga melahirkan beban kerja. Dengan

demikian, kondisi kaum perempuan banyak diintimidasi oleh sistem patriarkhi,

sedangkan kaum laki-laki lebih banyak menguasai kerja-kerja disektor publik.

B. Definisi Gender

Pengertian gender secara spesifik masih mengalami salah pemahaman,

karena masih ada kesamaan dalam mengartikan sex. Sedangkan Nasaruddin Umar

dalam bukunya berjudul “Argumen Kesetaraan Gender” memberikan pengertian

gender sebagai suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan

laki-laki dan perempuan dilihat dari segi sosial budaya. Gender dalam arti tersebut

mengidentifikasikan laki-laki dan perempuan dari sudut nonbiologis.

67
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Pengertian jenis kelamin merupakan penafsiran atau pembagian dua jenis

kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin

tertentu, dengan (alat) tanda-tanda tertentu pula. Alat-alat tersebut selalu melekat

pada manusia selamanya, tidak dapat dipertukarkan, bersifat permanen, dan dapat

dikenali semenjak manusia lahir. Itulah yang disebut dengan ketentuan Tuhan atau

kodrat. Dari sini melahirkan istilah identitas jenis kelamin.

Gender melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan, dikonstruksi

secara sosial maupun kultural. Misalnya perempuan itu dikenal lemah lembut,

cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan

perkasa. Ciri dari sifat itu merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh kedua belah

fihak. Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, dan keibuan. Sementara

itu juga, ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-

sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain.

Dari sini melahirkan istilah identitas gender. Perbedaan gender (gender

differences) antara manusia laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang

panjang. Pembentukan gender ditentukan oleh sejumlah faktor yang ikut

membentuk, kemudian disosialisasikan, diperkuat, bahkan di konstruk melalui sosial

atau kultural, dilanggengkan oleh interpretasi agama dan mitos-mitos, seolah-olah

telah menjadi keyakinan. Proses selanjutnya perbedaan gender dianggap suatu

ketentuan Tuhan yang tidak dapat diubah sehingga perbedaan tersebut dianggap

kodrati. Untuk memahami perbedaan antara seks dan gender dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

68
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Dengan demikian perbedaan jenis kelamin sering dipergunakan masyarakat

untuk mengkonstruksikannya ke dalam pembagian peran (kerja) laki-laki dan

perempuan atas dasar perbedaan tersebut. Pada pembagian kerja gender atas jenis

kelamin di mana laki-laki dan perempuan melakukan jenis pekerjaan yang berbeda

dan pembagian ini dipertahankan serta dilakukan secara terus menerus. Pembagian

kerja berdasar gender tidak menjadi masalah selama masing-masing pihak tidak

merugikan atau dirugikan. Namun dalam realitas kehidupan telah terjadi perbedaan

peran sosial laki-laki dan perempuan di atas melahirkan perbedaan status sosial di

69
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

masyarakat, di mana laki-laki lebih diunggulkan dari perempuan melalui konstruksi

sosial.

C. Karakteristik Kecenderungan Orientasi Gender (Feminimitas dan

Maskulinitas)

Menurut Constantinople (dalam Spence & Buckner, 1995) femininitas dan

maskulinitas berada pada dua kutub yang berlawanan. Pemikiran ini kemudian

melahirkan sejumlah pertanyaan akan validitas konsep, karena dirasakan banyak

sifat yang berada dalam domain feminin dan domain maskulin tidak berhubungan

satu dengan yang lainnya (sifat feminin bukan merupakan lawan dari sifat maskulin,

dan sebaliknya).

Spence dan Buckner (1995) menegaskan bahwa sifat-sifat yang telah

disebutkan tadi tidak berkorelasi sama sekali, sehingga sifat-sifat dalam domain

feminin dan domain maskulin pun tidak perlu memiliki korelasi yang kuat satu

dengan yang lainnya. Sebagai jawaban atas kritik terhadap pendapat Constantinople,

lahirlah dua alat ukur, yaitu Bem Sex Role Inventory (BSRI) dan Personal Attributes

Questionnaire (PAQ) (Irving, Coleman & Cooper, 1997).

Pada kedua alat ukur ini terdapat dua kelompok sifat-sifat yang diharapkan

pada manusia. Satu kelompok berisi karakteristik instrumental, yang kerap

diasosiasikan dengan karakteristik laki-laki, dan disebut skala maskulinitas (M).

Kelompok lainnya berisi karakteristik ekspresif, yang kerap diasosiasikan dengan

karakteristik perempuan, dan disebut skalam femininitas (F). Basow (1980)

menjabarkan beberapa karakteristik kecenderungan orientasi peran gender feminin

dan maskulin dalam Tabel di bawah ini:

70
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Feminim Maskulin
1. Tidak terlalu agresif 1. Sangat Agresif
2. Tidak terlalu mandiri 2. Sangat mandiri
3. Sangat emosional 3. Tidak terlalu emosional
4. Tidak menyembunyikan perasaan 4. Hampir selalu menyembunyikan
5. Sangat subyektif perasaan
6. Sangat mudah terpengaruh 5. Sangat obyektif
7. Sangat penurut 6. Tidak mudah terpengaruh
8. Sangat tidak suka matematika dan sains 7. Sangat dominan
9. Sangat pasif 8. Menyukai matematikan dan sains
10. Tidak suka persaingan 9. Sangat aktif
11. Sangat tidak logis 10. Sangat suka bersaing
12. Senang berada di rumah 11. Sangat logis
13. Kurang memiliki skill berbisnis 12. Senang berada di luar rumah
14. Mudah sakit hati 13. Sangat berbakat dalam berbisnis
15. Tidak suka petualangan 14. Tidak mudah sakit hati
16. Sulit membuat keputusan 15. Sangat menyukai petualangan
17. Mudah menangis 16. Mudah membuat keputusan
18. Hampir tidak pernah bertindak sebagai 17. Tidak pernah menangis
pemimpin 18. Selalu bertindak sebagai pemimpin
19. Tidak terlalu percaya diri 19. Sangat percaya diri
20. Tidak suka bertindak agresif 20. Terkadang bertindak agresif
21. Tidak terlalu ambisius 21. Sangat ambisius
22. Sangat tergantung 22. Tidak terlalu tergantung
23. Tidak berbicara secara terbuka tentang 23. Berbicara terbuka tentang seks
seks kepada laki-laki kepada laki-laki
24. Tidak menggunakan kata-kata kasar 24. Terkadang menggunakan kata-kata
25. Sangat lembut kasar
26. Sangat memahami perasaan orang lain 25. Sangat kasar
27. Sangat religius 26. Tidak terlalu memahami perasaan
28. Sangat memperhatikan penampilan orang lain
dirinya 27. Tidak terlalu religius
29. Sanagat pendiam 28. Tidak terlalu memperhatikan
30. Sangat membutuhkan rasa aman penampilan dirinya
31. Menyukai karya seni dan karya sastra 29. Sangat ceria
32. Mudah mengungkapkan perasaan 30. Tidak terlalu membutuhkan rasa
secara lembut aman
31. Tidak menyukai karya seni dan
karya sastra
32. Tidak mudah mengungkapkan
perasaan dengan lembut

D. Pembagian berdasarkan Gender

Gender bukan semata-mata perbedaan biologis, bukan konsep Barat atau

bukan juga perempuan. Akan tetapi gender merujuk pada konsep suatu budaya

tentang bagaimana menjadi perempuan dan bagaimana menjadi laki-laki. Konsep

71
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

budaya ini mengatur kehidupan masyarakat menurut pembagian gender. Pembagian

berdasarkan gender ini berpengaruh terhadap:

1. Hubungan sosial antara kedua jenis kelamin

2. Pembagian kerja menurut jenis kelamin

3. Pembagian Peran/Kedudukan kedua jenis kelamin dalam keluarga/ masyarakat

4. Kepantasan kedua jenis kelamin itu dalam berprilaku

5. Perlakuan terhadap kedua jenis kelamin

6. Hak, kewajiban dan wewenang antara kedua jenis kelamin, dst.

Karena masyarakat budaya itu beragam dan dinamis: maka peran/ status/

hubungan gender, tanggung jawab, wewenang dan semua pembagian menurut

gender: juga beragam/ bisa berbeda dan bisa berubah walaupun dalam masyarakat

budaya yang sama. Faktor-faktor seperti suku bangsa, kelas sosial-ekonomi, usia,

situasi/krisis ekonomi bisa mempengaruhi pembagian gender. Berikut tabel yang

memperjelas jenis pekerjaaan dilihat berdasarkan gender:

Kesetaraan yang berkeadilan gender adalah kondisi yang dinamis, dimana

laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak, kewajiban, peranan, dan

kesempatan yang dilandasi oleh saling menghormati dan menghargai serta

72
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

membantu di berbagai sektor. Untuk mengetahui apakah laki-laki dan perempuan

telah setara dan berkeadilan, dapat dilihat pada :

1. Seberapa besar akses dan partisipasi atau keterlibatan perempuan terhadap

peran-peran sosial dalam kehidupan baik dalam keluarga masyarakat, dan dalam

pembangunan.

2. Seberapa besar kontrol serta penguasaan perempuan dalam berbagai sumber

daya manusia maupun sumber daya alam dan peran pengambilan keputusan dan

lain sebagainya.

3. Seberapa besar manfaat yang diperoleh perempuan dari hasil pelaksanaan

berbagai kegiatan baik sebagai pelaku maupun sebagai pemanfaat dan penikmat

hasilnya.

Menyadari pentingnya mewujudkan keadilan gender dewasa ini fokus

penanganannya tidak hanya melibatkan perempuan, tetapi lebih ditujukan kepada

keduanya (laki-laki dan perempuan) yang kemudian dikenal dengan istilah "relasi

gender". Dari relasi yang berkeadilan gender akan muncul peran-peran "komunitas"

antara keduanya yang dapat dilakukan sepanjang tidak melampaui kodrat keduanya,

baik peran domestik maupun peran publik, misalnya merawat dan mendidik anak,

mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mencari nafkah, pengambilan keputusan, dan

sebagainya.

Mead dalam Hadar (1989: 32) mengatakan bahwa sesungguhnya pria dan

wanita adalah makhluk yang belajar berperilaku, mereka sebagai orang dewasa

tergantung dari pengalaman-pengalaman di masa kanak-kanak. Pengalaman yang

didapatkan dari proses belajar di masa kecil akan terus mengiringi pola tingkah laku

seseorang dalam berinteraksi dengan keluarga dan orang lain.

73
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Pembagian kerja secara seksual oleh laki-laki dan perempuan telah menjadi

kesepakatan masyarakat awam atas tubuh perempuan dan tubuh laki-laki, sehingga

akan muncul nilai-nilai dan norma yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan,

baik dalam keluarga dan lembaga masyarakat. Pada umumnya anak laki-laki

berorientasi pada jenis pekerjaan yang biasa dilakukan setiap hari sedangkan anak

perempuan lebih banyak berorientasi kepada ibunya (Waluyo, 1990: 105).

Banyak kaum perempuan yang menjadi korban ketidakadilan gender yang

berjalan dalam masyarakat. Akibat perlakuan tersebut, muncul konflik berupa

tuntutan keadilan bagi kaum perempuan yang dikenal dengan konsep ”emansipasi”.

Emansipasi merupakan suatu konsep dimana kaum perempuan menuntut haknya

disesuaikan dengan keberadaan laki-laki yang terlalu berkuasa dalam segala aspek

kehidupan. Penempatan kaum perempuan yang tidak seimbang akan menciptakan

ketidakharmonisan dalam membina kehidupan rumahtangga dan masyarakat. Selain

itu, peran gender yang tercipta juga akan membuat kondisi yang keruh, karena tidak

adanya penghargaan, pengertian, dan pemahaman yang selalu merujuk pada aturan

yang disepakati oleh kaum laki-laki.

Stereotipe gender yang didasarkan konsep tubuh tersebut sangat

mempengaruhi peranan gender yang dilakukan oleh masyarakat. Peranan gender

yang dilakukan bertahun-tahun diserap dan menjadi baku dalam pola pikir

masyarakat, sehingga menimbulkan peranan gender yang tidak seimbang. Peranan

gender yang tidak seimbang ini lebih dirasakan oleh kaum perempuan daripada

kaum laki-laki yang tidak memiliki banyak tuntutan dan aturan. Hal ini

mengakibatkan kaum lelaki cenderung dapat membela diri dengan mengatakan

bahwa sektor domestik adalah kodrat perempuan. Peran gender yang dibedakan

oleh masyarakat tersebut mempunyai sifat yang dinamis, atau dapat dikatakan dapat

74
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

berubah dalam strata ataupun kondisi sosial yang berbeda-beda dalam masyarakat.

Dalam konteks ini, peran gender yang maksud adalah peran gender yang erat

kaitannya dengan pembagian kerja. Secara alami, laki-laki dan perempuan dilihat

sebagai sumber daya manusia yang harus mendapatkan perlakukan yang sama.

Berpatokan pada pembagian kerja gender yang seimbang yang terjadi dalam

keluarga petani ladang, ditemukan adanya kekaburan (diffusiness) nilai dalam

konsep pembagian kerja yang jelas di antara keduanya. Kekaburan pembagian kerja

pada keluarga petani ladang ini terjadi karena dimasukinya sektor domestik oleh

kaum laki-laki. Demikian pula sebaliknya, sektor publik yang dipantaskan bagi laki-

laki juga dimasuki oleh perempuan (istri), sehingga dalam pembagian kerja tersebut,

laki-laki dan perempuan dapat memasukinya dan melakukan berbagai aktifitas, baik

dalam sektor domestik dan publik.

75
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB VIII
MEMBANGUN CITRA ORGANISASI
MELALUI PERAN PUBLIC RELATION

A. Pengertian Citra

Kotler (1995) mendefinisikan citra sebagai jumlah dari keyakinan-

keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang dipunyai seseorang pada

suatu obyek. Obyek yang dimaksud bisa berupa orang, organisasi, atau kelompok

orang. Jika obyek itu organisasi, berarti seluruh keyakinan, gambaran, dan kesan

atas organisasi dari seseorang merupakan citra. Citra sebuah organisasi

merepresentasikan nilai-nilai seseorang dan kelompok-kelompok masyarakat yang

mempunyai hubungan dengan organisasi tersebut.

Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible), tidak nyata , tidak bisa

digambarkan secara fisik dan tidak dapat diukur secara matematis, karena citra

hanya ada dalam pikiran. Walaupun demikian, wujudnya bisa dirasakan dari hasil

penilaian baik atau buruk , seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun

negatif yang datang dari publik (khalayak sasaran ) dan masyarakat luas pada

umumnya. Citra bisa diketahui, diukur dan diubah. Penelitian mengenai citra

organisasi (corporate image) telah membuktikan bahwa citra bisa diukur dan

diubah, walaupun perubahan citra relatif lambat. Dengan kata lain suatu citra akan

bertahan cukup permanen pada kurun waktu tertentu (Sutisna, 2001: 330).

Setiap organisasi mau tidak mau memiliki citra di masyarakat. Karena citra

ada di benak masyarakat, maka salah satu hal yang harus dilakukan pimpinan

organisasi adalah menjaga jangan sampai karena berbagai macam sebab, mayoritas

anggota masyarakat mempunyai persepsi yang salah tentang organisasinya sehingga

menimbulkan citra negatif. Citra negatif akan merugikan organisasi karena citra

76
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

menjadi salah satu pegangan bagi banyak orang dalam mengambil berbagai

keputusan penting seperti antara lain: membeli barang atau menggunakan jasa yang

dihasilkan. Dengan demikian citra organisasi harus menjadi perhatian pimpinan

organisasi. Pimpinan organisasi perlu mengupayakan agar persepsi masyarakat tidak

jauh menyimpang dari apa yang diharapkan.

Citra perlu dibangun secara jujur agar citra yang dipersepsikan oleh publik

adalah baik dan benar, dalam arti ada konsistensi antara citra dengan realitas. Citra

tidak bisa dibangun dengan kebohongan informasi. Ketika tidak ada konsistensi

antara kinerja nyata dan citra yang dikomunikasikan, realitas akan menang.

Komunikasi organisasi yang dirasakan tidak dipercaya, akan merusak citra bahkan

mungkin lebih parah lagi. Jadi, membangun citra di atas informasi yang tidak benar,

tidak akan mampu menaikkan citra, malah sebaliknya citra akan menjadi rusak.

Dengan demikian, sebenarnya image adalah realitas, oleh karena itu pengembangan

dan perbaikan citra harus didasarkan pada realita. Dalam mengkomunikasikan

produk atau programnya suatu organisasi harus menggambarkan realitas yang

sebenarnya.

Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap,

pendapat, tanggapan, atau perilaku tertentu. Pendapat dan keinginan, apabila tertuju

pada suatu isu tertentu akan menimbulkan sikap (attitude) tertentu yang dapat

timbul sebagai public opini. Publik opini harus dibentuk melalui komunikasi yang

efektif dan persuasif sehingga menjadi favourable public opinion. Kenyatan

menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki citra dan reputasi yang

bagus, umumnya menikmati enam hal yaitu: (1). Hubungan yang baik dengan para

pemuka masyarakat, (2). Hubungan positif dengan pemerintah setempat, (3). Rasa

kebanggaan dalam organisasi dan diantara khalayak sasaran, (4). Saling pengertian

77
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

antara khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal dan (6). Meningkatkan

kesetiaan para staf perusahaan (anggoro,2001:67).

B. Konsep PR

Public relations (PR) atau hubungan masyarakat (humas) telah menjadi

”trend” manajemen di Indonesia, dengan berbagai istilahnya. Hal ini bisa dilihat dari

dibentuknya ”bagian” atau ”divisi” PR dalam banyak perusahaan, profit maupun

non profit. PR juga berkembang dengan analogi yang beragam, tergantung

bagaimana orang mempersepsinya. Ada yang mendeskripsikan tugas PR sebagai

protokoler, fotografi, tugas mengatur dan menservis wartawan, menjawab berita,

mengkliping koran, mengelola buletin, event organizer sampai dengan analog

sebagai ”penyelamat” organisasi dari citra buruk di mata masyarakat. PR sampai

saat ini juga dipersepsi sebagai ”dunianya” perempuan cantik, pria necis, glamour,

menarik, wangi, memiliki relasi yang luas, sehingga untuk menjadi seorang PR

dianggap mudah, tidak memerlukan kompetensi tertentu.

Grunig dan Hunt mendefinisikan kegiatan PR sebagai kegiatan komunikasi,

”the management of communication between an organization and its public (

Baskin, Aronoff dan Lattimore, 1997:5). Senada dengan Grunig, Jefkins melihat PR

terdiri dari seluruh kegiatan komunikasi yang terencana dengan semua publiknya

dalam rangka mencapai tujuan spesifik (1999:9). Sedangkan Harlow berpendapat

PR merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal

balik dalam rangka mendukung fungsi dari tujuan manajemen dengan meningkatkan

pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepentingan bersama (Ruslan, 1999:102).

Definisi- definisi di atas menjelaskan bahwa PR merupakan kegiatan

komunikasi yang dilakukan sebuah organisasi dengan berbagai publiknya. Domain

kegiatan PR adalah komunikasi dalam bentuk komunikasi dua arah. Di satu sisi,

78
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

organisasi melakukan penyebaran informasi kepada publik. Di sisi lain organisasi

juga melakukan pencarian informasi , mendengarkan apa yang menjadi keinginan

publik organisasi.

Definisi lain mengkonsepsikan PR lebih dari sekedar kegiatan komunikasi.

PR adalah sebuah fungsi manajemen yang berkaitan dengan usaha untuk

membangun hubungan yang saling menguntungkan (mutually beneficial

relationship) antara sebuah organisasi dengan publiknya, seperti yang dinyatakan

oleh Cutlip, Center dan Broom (1994:6), ” the management function that establishes

and maintains mutually beneficial relationship between an organization and the

publics on whom its success or failure depend”. Cutlip dkk melihat PR sebagai

fungsi manajemen untuk membangun dan menjaga hubungan yang saling

menguntungkan antara organisasi dan publiknya yang menentukan keberhasilan

atau kegagalan organisasi tersebut.

C. Peran dan Fungsi Public Relations Dalam Organisasi

Public Relations atau yang disingkat PR adalah sebagai alat manajemen

modern, maka secara struktural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan

atau organisasi, artinya PR bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi

kelembagaan atau organisasi tersebut. Sejalan dengan konsep PR yang berkembang

kini adalah konsep yang menekankan pentingnya komunikasi dua arah, menurut

Howard Childs (Ngurah, 1999:5), fungsi dasar PR bukan untuk menampilkan

pandangan organisasi atau seni sikap publik, tetapi untuk melakukan rekonsiliasi

atau penyesuaian terhadap kepentingan publik setiap aspek pribadi organisasi

maupun perilaku perusahaan yang punya signifikan sosial. Jadi di sini PR berfungsi

membantu organisasi melakukan penyesuaian terhadap lingkungan tempat

organisasi tersebut beroperasi.

79
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Konsep tersebut punya konsekuensi penting, karena penyesuaian organisasi

mengisyaratkan sebuah fungsi yang berada pada level manajemen organisasi.

Konsep ini menekankan pentingnya tindakan-tindakan perbaikan yang harus

dilakukan organisasi di samping usaha-usaha untuk berkomunikasi. PR sebagai

fungsi manajemen berkaitan dengan bagaimana sebuah organisasi menyusun

kebijakan sehingga memperlihatkan sebuah kinerja yang bertanggungjawab. Ini

berkaitan dengan kenyataan bahwa penampilan yang bertanggungjawab merupakan

dasar penerimaan publik terhadap sebuah organisasi. Hal ini berarti, PR sebuah

organisasi tidak semata-mata menjadi tanggungjawab praktisi PR tetapi harus

menjadi tanggungjawab para pengelola organisasi tersebut.

PR sebagai fungsi komunikasi, perlu dipahami bahwa kegiatan utama PR

adalah melakukan komunikasi. PR sebagai fungsi staff khusus yang melayanani

para pemimpin organisasi, khususnya dalam membantu organisasi berkomunikasi

dengan publik-publiknya. Onong (1998:36) mengemukakan bahwa fungsi PR

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan

informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada

perusahaan.

3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk

kepentingan umum.

4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dengan publik, baik

internal maupun eksternal.

Fungsi PR menyelenggarakan komunikasi dua arah secara lebih terinci

dijelaskan oleh Bachtiar Aly (1999) sebagai berikut:

80
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

1. Memberikan penerangan yang berkaitan dengan kepentingan organisasi dan

kepentingan khalayak dengan cara-cara yang sesuai dengan jamannya.

2. Mengukur dan menafsirkan sikap, pendapat dan perilaku masyarakat terhadap

organisasi, sehingga tercapainya misi pesan yang dikehendaki

3. Merumuskan kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan pengertian

masyarakat terhadap aktivitas lembaga/perusahaan guna memperoleh dukungan

publik.

4. Melaksanakan dan mengembangkan setiap program yang berhubungan dengan

usaha untuk menciptakan saling pengertian antara organisasi dan masyarakat,

sehingga terjalin kerjasama yang diharapkan.

5. Melakukan evaluasi internal sejauhmana terjalinnya kerjasama harmonis dan

sampai dimana telah terciptanya persepsi positif masyarakat dan citra organisasi

yang didambakan.

PR bukan sekedar fungsi teknis tetapi merupakan fungsi manajerial yang

bertanggungjawab atas terselenggaranya suatu hubungan yang signifikan antara

organisasi dengan publik (stakeholder) nya. PR adalah sebuah fungsi strategik di

tingkat korporasi. PR adalah jembatan, pembangun dan pemelihara harmoni antara

organisasi dan lingkungannya. Dengan harmoni, saling pengertian yang lebih baik

antara organisasi dengan publiknya, citra positif organisasi diharapkan terbentuk

dan menguat. PR memiliki visi membangun dan memelihara citra organisasi sebagai

korporasi yang berhasil, baik secara ekonomi maupun sosial. Karena korporasi yang

berhasil, akan diterima masyarakat sebagai bagian dari aset mereka, aset suatu

bangsa/negara.

81
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

D. Public Relations sebagai Media dalam Membangun Citra Organisasi

Untuk mengkomunikasikan apa dan bagaimana suatu organisasi agar

dipahami oleh publiknya, Public Relations dapat menggunakan berbagai media,

sarana, alat, yang dipilih sesuai dengan tujuan komunikasi dan sasaran khalayak.

Maka Salah satu hal yang menarik di abad 21 adalah Public Relations (PR) atau

hubungan masyarakat (humas). Ini disebabkan oleh fungsinya yang makin dirasakan

manfaatnya oleh berbagai kalangan, baik di dunia bisnis, lembaga pemerintah,

perguruan tinggi, partai politik, maupun organisasi nirlaba. Fungsi utama PR adalah

membantu organisasi agar ia selalu punya hubungan harmonis dengan berbagai

publiknya melalui kegiatan komunikasi.

82
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB IX
TEKNIK-TEKNIK KORESPONDENSI

A. Pengertian Korespondensi dan Surat

Manusia tidak terlepas dari saling memberikan informasi, baik secara lisan

maupun secara tertulis. Informasi secara lisan terjadi jika si pemberi informasi

berhadap-hadapan atau bersemuka dengan si penerima informasi. Pemberian

informasi melalui telepon, radio, dan melalui televisi masih tergolong ke dalam

pemberian informasi secara lisan. Selanjutnya, informasi secara tertulis terjadi jika

pemberi informasi tidak mungkin dapat berhadap-hadapan dengan penerima

informasi dan tidak mungkin menggunakan media seperti tertera di atas. Sarana

komunikasi tertulis yang biasa digunakan untuk keperluan seperti yang digambarkan

di atas terdiri atas beberapa macam, salah satunya adalah surat. Sedangkan teknik

membuat dan berkomunikasi dengan surat dalam kegiatan perkantoran disebut

korespondensi.

Korespondensi dalam kegiatan perkantoran diartikan sebagai teknik

membuat surat dan berkomunikasi dengan surat. Sebagaimana diketahui komunikasi

yang diartikan sebagai proses penyampaian warta atau transfer informasi dari satu

pihak kepada pihak lain yang dapat di lakukan dengan lisan, tulisan, gambar,

lambang, isyarat atau tanda-tanda lain.

E. Zaenal Arifin (1996:.2) memberi batasan : surat adalah salah satu sarana

komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan dari satu pihak, (orang, instansi,

atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi). Apabila surat

dari satu pihak kepada pihak lain itu berisi informasi yang menyangkut kepentingan

83
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

tugas dan kegiatan instansi yang bersangkutan, surat semacam itu disebut surat

dinas atau surat resmi.

B. Fungsi Surat Dinas

Secara umum fungsi surat adalah sebagaimana tercermin dalam rumusan

pengertiannya yaitu sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan

atau informasi. Akan tetapi secara khusus fungsi surat dapat disebut sebagai berikut:

1. Surat dinas sebagai duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan lawan

bicaranya. Oleh karena itu, isi surat merupakan gambaran mentalitas

pengirimnya;

2. Surat dinas sebagai alat pengingat karena surat dapat diarsipkan dan dapat

dilihat lagi jika diperlukan;

3. Surat dinas sebagai pedoman kerja, seperti surat keputusan atau surat instruksi;

4. Surat dinas sebagai bukti tertulis hitam di atas putih, terutama surat-surat

perjanjian;

5. Surat dinas sebagai alat bukti tentang yang dikomunikasikan, yang selanjutnya

sebagai bukti sejarah, seperti pada surat-surat tentang perubahan dan

perkembangan suatu instansi, yuridis dan administratif.

C. Langkah-langkah Tehknis Penulisan Surat

Setiap penulis surat pasti tidak menghendaki sampai terjadi adanya

informasi yang terlewat, tertinggal atau lalai tidak termuat dalam surat yang

ditulisnya. Sebaliknya, tentu penulis surat juga tidak menghendaki di dalam

suratnya termuat informasi yang mestinya tidak atau belum perlu disampaikan.

Oleh karena itu apabila pertimbangan telah diputuskan bahwa komunikasi

melalui surat adalah yang paling tepat, maka langkah teknis yang berikutnya adalah:

1. Penegasan tujuan pokok penulisan surat;

84
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

2. Pengumpulan data/informasi;

3. Perkiraan tentang pembaca;

4. Penyusunan draft atau konsep;

5. Penyelesaian.

Untuk hal-hal yang sifatnya rutin dan setiap kali surat yang ditulis

mengandung informasi yang relatif sama berulang kali, biasanya dibuat formulir

atau surat isian.

D. Bagiang-bagian Surat

Berbagai cara pembagian untuk menyebutkan bagian-bagian surat ini. Salah

satu pembagian misalnya dengan menyebutkan: bagian kepala, bagian tubuh dan

kaki surat. Masing-masing bagian itu terdiri atas subbagian-subbagian. Untuk

memudahkan secara langsung bagian-bagian surat ini dengan rinci, maka diuraikan

sebagai berikut:

1. Kepala surat;

2. Tanggal surat;

3. Nomor surat;

4. Sifat surat;

5. Lampiran;

6. Hal atau perihal;

7. Alamat dalam;

8. Kalimat pembuka;

9. Isi surat;

10. Kalimat penutup;

11. Nama jabatan;

12. Nama dan NIP penanda tangan;

85
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

13. Tembusan;

14. Initial.

Bagian-bagian surat tersebut di atas mempunyai fungsi masing-masing.

Penggunaan dan teknik pengetikannya diatur dan ditentukan oleh masing-masing

organisasi. Pengaturan dan penentuan tentang penggunaan bagian-bagian surat serta

teknik pengetikannya biasanya dituangkan dalam surat keputusan pimpinan

organisasi yang bersangkutan, dan digunakan sebagai pedoman. Pedoman tersebut

harus diikuti dan dilaksanakan oleh seluruh penyelenggara kegiatan organisasi yang

bersangkutan. Untuk instansi-instansi pemerintah, pedoman umum tentang

penggunaan dan teknik pengetikan bagian bagian surat ini dimuat dalam Keputusan

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 71 Tahun 1993 tentang

Pedoman Tata Persuratan Dinas.

Di atas telah disebutkan bahwa penggunaan dan teknik pengetikan bagian-

bagian surat ditentukan oleh masing-masing organisasi. Penempatan bagian-bagian

surat itu termuat dalam format tertentu membuat perbedaan-perbedaan bentuk surat

yang biasa disebut juga dengan istilah "style". Bentuk atau "style" surat dalam suatu

organisasi ditentukan oleh organisasi yang bersangkutan. Untuk instansi pemerintah,

bentuk surat sudah ditentukan sebagaimana dimaksudkan dalam Keputusan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No. 71 Tahun 1993 tentang

Pedoman Tata Persuratan Dinas.

Berikut beberapa format surat di Iingkungan organisasi atau perusahaan

yang dikenal dengan bentuk-bentuk surat sebagai berikut:

86
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

1. Format Balok/Lurus Penuh (Full Block Style);

2. Format Balok yang diubah (Modified Block Style);

87
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

3. Format setengah Balok (Semi Block Style);

4. Format Sederhana (Simplified);

88
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

5. Format Surat Resmi I;

6. Surat Resmi II;

89
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

7. Format Surat Bentuk Resmi (KepMENPAN No. 71 Tahun 1993);

8. Format Paragraf Menggantung (Hanging Paragraf).

90
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

E. Penyusunan Kalimat dalam Menulis Surat

Kalimat yang digunakan dalam surat dinas hendaknya berupa kalimat

obyektif, yaitu kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, singkat, dan enak dibaca.

Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa adalah kalimat yang tidak menyimpang

dari kaidah yang berlaku. Kalimat itu sekurang-kurangnya memiliki subjek dan

predikat. Selanjutnya, kalimat yang digunakan adalah kalimat yang tidak bertele-tele

atau tidak berbelit-belit. Namun, tidak berarti bahwa unsur-unsur yang wajib ada

dalam sebuah kalimat itu boleh dihidangkan. Kemudian, kalimat yang enak dibaca

adalah yang sopan dan simpatik, tidak bernada menghina atau meremehkan

pembaca.

F. Penyusunan Paragraf dalam Menulis Surat

Setiap gagasan disusun dalam satu paragraf yang utuh, yakni paragraf yang

memenuhi syarat adanya kesatuan dan kepaduan. Dengan kata lain, gagasan yang

sama tidak dituangkan dalam beberapa paragraf. Sebaliknya, beberapa gagasan yang

berbeda tidak dituangkan dalam sebuah paragraf yang sama.

Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika paragraf itu betul-betul

hanya berbicara satu masalah. Selanjutnya, paragraf dikatakan memiliki kepaduan

jika kalimat-kalimat yang Anda susun saling berhubungan, dan saling berkaitan.

Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf akan saling berhubungan dan akan saling

berkaitan jika diikat dengan pengait paragraf, yang berupa ungkapan penghubung

antar katimat, seperti Selanjutnya, selain itu, sebaliknya, namun, dan oleh sebab itu,

diikat dengan kata ganti, seperti itu, ini, nya, dan tersebut, atau diikat dengan

pengulangan kata yang dipentingkan.

91
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB X
MANAJEMEN KEARSIPAN

A. Pendahuluan

Manajemen arsip merupakan salah satu fungsi penting dalam setiap

kegiatan. Melalui fungsi organisasi mengenai perencanaan, pengawasan,

pengarahan, pengorganisasian, pelatihan, promosi, dan kegiatan manajerial lainnya.

Tujuannya untuk menciptakan efisiensi aktivitas penemuan kembali informasi

secara cepat, tepat dan akurat dalam rangka menunjang pengambilan keputusan,

pelaksanaan operasional umum.

Manajemen dibutuhkan oleh organisasi untuk mengelola arsip menjadi

informasi yang tepat melalui kegiatan pengorganisasian pekerjaan. Oleh karena itu,

manajemen arsip merupakan salah satu fungsi penting dalam setiap kegiatan.

Dikatakan lebih lanjut bahwa manajemen arsip dinamis dalam masyarakat informasi

merupakan salah satu bagian penting bagi fondasi kemasyarakatan, karena

manajemen dijalankan berdasarkan sumber-sumber kemasyarakatan yang ada

termasuk perilaku persepsi yang ada di dalamnya.

B. Pengertian Arsip

Secara bahasa di dunia arsip memiliki penyebutan yang bermacam-macam,

dimana penyebutan arsip tersebut dapat ditinjau dari beberapa bahasa yang ada

sebagai berikut:

1. Menurut bahasa Belanda arsip disebut archief

2. Menurut bahasa Inggris disebut archive

3. Menurut bahasa Yunani Arche berarti permulaan.

Kemudian dari kata arche berkembang menjadi kata “ta archia” yang

berarti catatan. Adapun arsip tersebut menurut istilah KBBI sebagai berikut:

92
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

“Arsip adalah dokumen tertulis (surat, akta, dsb), lisan (pidato, ceramah, dsb), atau

bergambar (foto, film, dsb) dari waktu lampau, disimpan dalam media tulis (kertas),

elektronik (pita kaset, pita video, disket komputer, dsb), biasanya dikeluarkan oleh

instansi resmi, disimpan dan dipelihara di tempat khusus untuk referensi”.

Menurut Bashir Barthos pengertian arsip adalah setiap catatan tertulis

baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan

mengenai sesuatu subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang

untuk membantu daya ingatan orang itu pula.

Lain pula pengertian dari Oxford Dictionary, bahwasannya arsip atau

archive memiliki arti public record; place in which these are kept.(dokumen umum;

dokumen yang dijaga).

Sedangkan dalam Kamus Administrasi Perkantoran (The Liang Gie) arsip

diartikan sebagai kumpulan warkat yang disimpan secara teratur, berencana, karena

mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat cepat ditemukan

kembali.

C. Kerangka mengenai Peran Arsip

Pusat Sumber
Ingatan Informasi

Alat
Pengawasan

Perencanaan Penilaian

Penganalisaan Pertanggungjawaban

Pengembangan Pembuatan Laporan

Perumusan Kebijakan Pengambilan


Keputusan

93
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

D. Jenis Arsip Berdasarkan Fungsi

arsip yang digunakan secara


Arsip
langsung dalam penyelenggaraan
Dinamis administrasi

arsip yang tidak digunakan secara


Arsip
langsung dalam penyelenggaraan
Statis administrasi, disimpan.

E. Pola Manajemen Arsip

Dalam manajemen arsip dinamis saat ini dapat dilihat melalui dua model,

yaitu model life cycle dan model records continumm. Pada dasarnya kedua model

tersebut saling mendukung dan membantu dalam membentuk dan membangun suatu

manajemen arsip yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Model life cycle dikembangan pada pertengahan abad ke 20 oleh beberapa

penulis archical/records managemen, khususnya yang berasal dari Amerika Utara.

Model ini secara nyata memisahkan fase (manajemen arsip dinamis dan manajemen

statis), Model records continuum ini mencoba menghilangkan batas antara

manajemen arsip dinamis dan manajemen arsip statis menjadi suatu keterpaduan

pengelolaan arsip sejak masa penciptaan hingga penyajian informasinya bagi

kepentingan publik.

Ada empat dimensi yang tercakup dalam model records continuum, yaitu: 1)

dimensi untuk penciptaan dokumen (creating documents); 2) dimensi untuk

perekaman dan pengelolaan arsip dinamis yang menjamin fungsi, kegiatan,

pertanggungjawaban dan kebuktian; 3) dimensi untuk pengelolaan arsip sebagai

memori bisnis organisasi dan fungsi sosial; dan 4) dimensi untuk pengelolaan arsip

sebagai memori kolektif bangsa.

94
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

Life Cycle
mengelola dokumen kertas secara
Model manual

Records Continum
mengelola arsip elektronis
Model

1. Life Cycle Model:

penciptaan

penyerahan pengurusan
ke Arsip dan
Nasional pengelolaan

penyimpanan
dan referensi
penjagaan

pemusnahan penyusutan

a. Penciptaan diatas dimaknai bagaimana ketika sebuah organisasi menjalankan

aktivitasnya, maka ia akan membuat arsip, yaitu berupa dokumen,

pembuatan formulir, dll.

b. Pengurusan dan pengolaan merupakan alur dimana surat masuk atau ke luar

diregistrasi atau diagenda sesuai sistem yang telah ditentukan. Setelah itu

surat-surat tersebut diarahkan atau dikendalikan ke Unit kerja, yang akan

membahas atau memproses surat-surat tersebut.

c. Refrensi disini diartikan sebuah proses surat-surat tersebut digunakan dalam

kegiatan administrasi sehari-hari, dan surat tersebut diklarisifikasikan,

95
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

diindeks (kalau perlu digunakan tunjuk silang), selesai digunakan difilling

(penataan berkaas) dan kalau perlu dicari kembali atau ditemukan kembali.

d. Penyusutan, tahap ini adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara

memindahkan arsip inaktif.

e. Pemusnahan merupakan menghancurkan secara fisik arsip yang berakhir

fungsinya serta idak memiliki nilai guna, penghancuran tersebut harus di

lakukan secara total yaitu dengan cara membakar habis, di cacah atau dengan

cara lain sehingga tidak dapat di kenal lagi baik isi maupun bentuknya. Arsip

yang dimusnahkan memiliki jangka retensi selama 10 tahun.

2. Mengelola Arsip Elektronis (Continuum Model)

f. Memindahkan dokumen

g. Menyimpan dokumen

h. Mengindeks Dokumen

i. Mengontrol akses

j. Retensi Dokumen

F. Sistem Filling (Penyimpanan Arsip)

1. Definisi Filling

Filling dapat diberikan definisi sebagai berikut, Filling adalah proses

mengklasifikasi, mengatur, dan menyimpan arsip, agar arsip tersebut dapat secara

cepat ditemukan pada saat dibutuhkan. Organisasi yang sistematis harus

mengkarakteristikkan file tersebut. "File to find", adalah suatu ungkapan klise, yang

paling tepat. Tanpa pengorganisasian yang cermat, filling dapat menjadi sesuatu

kegiatan pencarian terhadap sesuatu yang tersembunyi, yang tidak ada tempat lagi

dalam dunia organisasi/perusahaan yang modern. Pencarian materi yang disimpan

secara tidak baik dan ceroboh dapat merupakan suatu pemborosan yang jumlahnya

96
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

dapat mencapai beratus-ratus juta rupiah. Apa yang lebih bermakna penting bahwa

organisasi/perusahaan dapat berhasil atau gagal, tergantung pada derajat efisiensi

yang dicapai dalam kegiatan filling.

Kegiatan dan perlengkapan filling memang cukup mahal. Untuk biaya

memelihara filling pada tingkat minimal, keputusan yang baik harus dilakukan

dalam memilih arsip yang akan disimpan. Tidak semua harus difile, hanya arsip

yang penting untuk kegiatan organisasi/perusahaan yang efisien. Materi yang akan

disimpan dalam file berasal dari dua sumber: (1) arsip yang berasal dari luar

organisasi/perusahaan, seperti surat masuk, laporan, kontrak, katalog, pernyataan,

tagihan; dan (2) arsip yang berasal dalam organisasi/perusahaan, seperti surat keluar,

laporan, kontrak, tagihan dan semacamnya. materi/bahan dari luar

organisasi/perusahaan biasanya kopi yang asli, arsip tersebut dalam

organisasi/perusahaan biasanya kopi karbon/tembusan atau foto kopi dari yang asli.

2. Sistem Filling

Sebagai kesimpulan, arsip dapat disimpan berdasarkan: 1) nama, 2) angka,

3) nama tempat, 4) masalah, 5) kronologis. Ada lima dasar pokok sistem untuk

menyelenggarakan filling, yaitu

a. Sistem Alphabetis

Sistem abjad adalah dasar dari sistem-sistem yang lain. Dinamakan sistem abjad,

karena dasar peng aturan arsip berdasarkan abjad. Arsip diklasifikasikan

berdasarkan nama perusahaan, nama orang, nama instansi, nama tempat atau

nama barang. Sistem abjad adalah sistem yang tertua, langsung, dan yang paling

banyak digunakan. Sistem ini langsung, karena tidak menggunakan relatif

indeks yang digunakan sebagai petunjuk jika akan menyimpan dan menemukan

selembar arsip. Manfaat utama adalah langsung dan sederhana, sesederhana kita

97
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

mengucapkan a, b, dan c. Walaupun ada kecenderungan menggunakan sistem

nomor/angka, karena adanya processing melalui komputer, tetapi jenis-jenis

arsip diklasifikasikan secara abjad, misalnya surat-surat, formulir-formulir,

laporan, daftar alamat, arsip kepegawaian, arsip kesehatan, hal-hal yang

berkaitan dengan segi hukum dan masih banyak lagi yang lain. Melalui sistem

abjad, arsip-arsip ini dapat diberkaskan baik secara tunggal maupun

berkelompok, sehingga arsip tersebut dapat ditemukan dengan cepat bilamana

dibutuhkan.

1) Mengabjadkan

Dengan tidak memperhatikan jenis arsip, agar pelaksanaannya sistem abjad

dapat berjalan dengan lancar, maka harus dibakukan peraturan untuk diikuti

oleh setiap pegawai dalam organisasi tersebut. Susunan dalam sistem

penataan berkas berdasarkan abjad dengan mengikuti urutan huruf latin "a"

sampai "z", tetapi dibutuhkan aturan yang standar dalam menangani berbagai

jenis nama, seperti nama orang, perusahaan, departemen dan lembaga

pemerintah non departemen. Unit adalah setiap bagian nama yang digunakan

dalam mengindeks. Seperti yang akan diuraikan bahwa mengindeks ialah

memilih judul (caption) di bawah mana arsip akan diberkaskan.

2) Kata Tangkap (Caption) dan Aturan Mengindeks

Istilah mengindeks, yang digunakan dalam filling, mencakup dua kegiatan

pertama, memilih kata tangkap (Captions) di mana arsip harus difile; dan

kedua, menentukan urutan yang sesuai kata-kata dalam kata tangkap itu.

Jelas, aturan standar harus diamati oleh setiap siapa saja dalam menyeleksi

dan mengatur kata tangkap. Jika setiap orang yang melaksanakan filling

membuat sendiri aturan, mengakibatkan kekacauan; hanya orang yang

98
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

melaksanakan benar-benar filling dapat menemukan arsip tersebut. Kata

tangkap (Caption) adalah suatu nama atau nomor yang digunakan untuk

mengidentifikasi dokumen/arsip untuk tujuan filling, jika ditentukan bahwa

suatu surat disimpan dalam file PT Semen Batu Raja, nama perusahaan

adalah kata tangkap. Dalam Sistem Abjad, kata tangkap adalah nama-nama

orang dan organisasi, dalam sistem geografis, nama-nama tempat. Dalam

sistem subyek, kata tangkap adalah nama-nama subyek/masalah, sedangkan

sistem kronologis kata tangkap ialah tanggal. Paling tidak, ada 20 standar

aturan mengindeks yang digunakan.

a) Istilah Mengindeks

Dalam aturan mengindeks menggunakan dua istilah yang Anda harus

memahami alphabet dan unit. Mengabjad adalah pengaturan nama-nama

sesuai urutan alpabetis dari surat.

b) Aturan Mengindeks

Urutan Alphabetis Nama-nama diurutkan abjad dengan membandingkan

unit pertama dalam setiap nama, huruf demi huruf. Unit kedua

dipertimbangkan hanya jika unit pertama sama. Unit yang ketiga

dipertimbangkan hanya jika huruf pertama dan kedua sama, dan

sebagainya. Nama orang Balikkan dan kemudian abjadkan nama-nama

orang dalam urutan ini: nama keluarga, marga atau nama akhir, pertama;

nama pertama, dan nama tengah; kedua, kalau ada yang ketiga.

b. Sistem Filling Subjek/Perihal

Untuk menerapkan sistem subyek ini, kita harus menentukan terlebih dahulu

masalah-masalah apa yang pada umumnya dipermasalahkan dalam surat-surat

setiap hari. Masalah-masalah tersebut kemudian dikelompokkan menjadi satu

99
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

subyek. Selanjutnya, masalah-masalah itu dijadikan subyek dari pokok masalah

(subjek) misalnya: 1) Kepegawaian; 2) Cuti; 3) Kenaikan pangkat, Lamaran dsb.

4) Keuangan; 5) Gaji.

c. Sistem Filling Nomor (Numeric)

Sistem filling surat/arsip berdasarkan pada kode nomor sebagai pengganti nama

orang atau instansi, sehingga disebut sistem nomor (numeric filling system).

Pada prinsipnya, sistem penyimpanan surat/arsip sama dengan sistem abjad,

hanya saja nama-nama orang atau instansi diganti dengan kode nomor.

1) Buku Besar

Untuk memfile surat/arsip diperlukan dua map, yaitu map campuran dan

map perorangan. Penggunaan map campuran ini bertujuan untuk menghemat

pemakaian map. Surat masuk dan keluar dari dan kepada koresponden yang

belum lebih dari dan lima akan dicampur menjadi satu dengan surat-surat

yang berasal dari koresponden lain di dalam satu file.

2) Indeks

Yang dimaksud dengan indeks di sini adalah alat bantu untuk mengetahui

nomor file yang diberikan kepada suatu koresponden atau nama, jika nomor

yang bersangkutan belum/tidak diketahui. Indeks tersebut disusun secara

urut abjad, agar mudah dicari. Indeks dibuat dalam bentuk kartu (dibuat dari

kertas karton manila dengan panjang 12,5,cm dan lebar 7,5 cm) dan

dilengkapi dengan kotak untuk menyimpan kartu, sehingga dapat luwes

dalam menambah, maupun dalam mengurutkan abjadnya.

3) Buku Nomor

Buku nomor adalah buku yang memuat nomor-nomor yang sudah digunakan

sebagai nomor koresponden (nama) dalam file nomor. Koresponden yang

100
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

suratnya belum mencapai lima, tentu saja belum dicantumkan pada buku

nomor ini. Untuk memfile kartu, maka setiap kartu dari setiap nama

langsung diberi nomor.

d. Sistem Geografis

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi di mana Sistem geografis

dapat digunakan, biasanya adalah kegiatan yangmencakup daerah-daerah

wilayah lebih dari satu tempat. Organisasi-organisasi yang mempunyai beberapa

kantor cabang juga dapat menggunakan sistem geografis. Dalam pelaksanaan

filling sistem geografis ini Anda dapat menggunakan nama daerah wilayah

sebagai kata tangkap (caption), kemudian kata tangkap tersebut dapat

dikembangkan menjadi daerah-daerah yaitu kota-kota.

e. Sistem Filling Kronologis

Sistem filling ini digunakan untuk filling arsip yang disusun menurut urutan

tanggal masuk dan keluarnya arsip atau surat itu. Surat-surat atau arsip yang

masuk lebih akhir ditempatkan dalam filling yang paling depan, sekretaris tanpa

melihat masalah atau perihal surat/arsip. Selanjutnya kita hanya

mengelompokkan surat-surat atau arsip yang difile itu dalam bulan-bulan setiap

tahun. Sekretaris dapat menggunakan sistem ini untuk menyederhanakan filling,

jika kegiatan surat-menyurat dalam organisasi jumlahnya belum banyak,

sehingga masih dapat disatukan segala macam masalah dalam satu file dalam

setiap bulan. Tetapi, jika kegiatan atau aktivitas pimpinan itu berkembang

demikian cepat, sehingga menyangkut banyak masalah, maka sebaiknya

menggunakan sistem lain yang lebih memadai.

Sistem filling yang terbaik untuk suatu kantor adalah sistem yang benar-

benar disesuaikan dengan kebutuhan kantor tersebut, tergantung dari: 1) Ukuran

101
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

organisasi/perusahaan, aktivitas kantor dan perkembangannya; 2) Jumlah catatan

kantor/arsip; 3) Jenis/tipe arsip; 4) Cara penggunaan arsip; dan 5) Sifat kerahasiaan

arsip.

102
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

BAB XII
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN RAPAT

A. Pengertian Rapat

Dalam Webster's New World Dictionary, rapat diartikan pertemuan orang-

orang; suatu sidang yakni kumpulan orang-orang terutama untuk membahas atau

memutuskan persoalanpersoalan.

The Liang Gie merumuskan rapat ialah pertemuan antara para anggota di

lingkungan organisasi sendiri untuk merundingkan atau menyelesaikan suatu

masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Dari pendapat-pendapat tersebut

kiranya dapat disimpulkan bahwa rapat pada hakekatnya merupakan salah satu

bentuk pertemuan orang-orang dalam suatu organisasi tertentu untuk membicarakan

masalah-masalah yang terjadi dalam organisasinya.

B. Rapat Kecil yang Bersifat Tidak Resmi

Rapat-rapat kecil di dalam atau antar kantor biasanya tidak memerlukan

suatu persiapan dan pelaksanaan yang sulit. Namun dalam mempersiapkannya kita

harus melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu kita dapat menghubungi

sekretaris dari pimpinan lain untuk memperoleh kepastian waktu yang

memungkinkan pimpinan lain dapat menghadirinya.

Setelah waktu dapat ditetapkan, maka kita masih harus mengingatkan atau

mengecek kembali dengan mengirimkan nota kepada pimpinan yang akan

menghadirinya, agar dengan demikian mereka tidak lupa bahwa akan

diselenggarakan suatu rapat pada tanggal, waktu, dan tempat tertentu.

Selama penyelenggaraan rapat, mungkin kita diminta oleh pimpinan untuk

membuat catatan yang perlu. Di dalam prosedur rapat biasanya disarankan agar

Ketua membuat ringkasan dari kesatuan pendapat dan langkah-langkah yang akan

103
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

diambil yang sesuai dengan keputusan rapat. Pelaksanaan rapat-rapat kantor,

prosedumya biasanya tidak terlalu terkait oleh aturan seperti sidang-sidang yang

resmi, biasanya hanyalah terjadi diskusi-diskusi di mana terjadinya saling tukar

pendapat, keputusan dapat dicapai dengan baik kemudian saran-saran diberikan.

C. Rapat yang Bersifat Resmi

1. Mempersiapkan Ruangan

Salah satu dari sekian banyak hal yang harus dilakukan dalam mempersiapkan

ruangan di mana rapat akan diselenggarakan. Hal ini harus dilakukan sebelum

undangan dikirim keluar kepada para anggota. Adalah suatu kebiasaan bagi

seorang Pimpinan untuk meminta dipersiapkan suatu rapat resmi tanpa

pemberitahuan sebelumnya di mana rapat akan diselenggarakan. Oleh karena

itu, adalah menjadi tanggung jawab kita untuk mempersiapkan ruang agar pada

waktunya dapat dipergunakan untuk rapat yang dikehendaki oleh Pimpinan.

Untuk rapat resmi yang bersifat rutin dan diselenggarakan di lingkungan kantor

biasanya akan diselenggarakan di "Operation room" atau di "Conference room"

atau "Ruang Sidang Pimpinan" kantor itu.

2. Mempersiapkan Rapat

Tanggung jawab Anda dalam mempersiapkan penyelenggaraan rapat biasanya

meliputi tujuh langkah sebagai berikut:

a. Membuat daftar acara;

b. Membuat undangan;

c. Mempersiapkan bahan rapat;

d. Mempersiapkan peralatan rapat;

e. Membuat catatan rapat;

f. Mengirimkan catatan hasil rapat;

104
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

g. Melakukan pekerjaan-pekerjaan tindak lanjut.

3. Menyusun Susunan Acara

Acara di dalam suatu pertemuan harus dibuat dan disusun secara sistematis,

dengan cara membuat suatu pokok-pokok acara dalam garis besar (out-line).

Acara ini dapat disebut sebagai "agenda" apabila pertemuan itu bersifat ilmiah,

dan dapat disebut "kalender", apabila pertemuan itu akan menghasilkan produk

legislatif. Apabila Pimpinan akan menjadi ketua dalam pertemuan yang akan

diselenggarakan, maka kita harus memperingatkan Pimpinan jauh-jauh hari

sebelum pertemuan. Apabila dia mengetahui dan mengerti akan tujuan dari

pertemuan yang akan diselenggara kan, maka dia dapat mempersiapkan untuk

Pimpinan dalam bentuk yang masih bersifat kasar, dengan demikian Pimpinan

tinggal melengkapi serta mengubah sedikit sesuai dengan yang dikehendakinya.

Dalam hal ini kita dapat menggunakan acara dari rapat atau pertemuan yang

telah lalu sebagai bahan referensi. Adapun contoh draft daftar acara rapat dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

105
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

4. Membuat Undangan

Langkah pertama kita membuat pada sehelai kertas pada Buku Harian, atau pada

kartu sebesar kartu nama untuk setiap nama anggota. Cara pengetikan nama dan

alamat pada amplop. Kartu-kartu disusun menurut sistem abjad, atau nama

sistem geographic, atau menurut kelompok, atau menurut tim, atau menurut

urutan yang lain. Dari daftar nama inilah kita akan dengan mudah merencanakan

beberapa surat undangan yang harus dibuat untuk dikirimkan pada waktunya.

Waktu pengiriman ini hendaknya jangan terlalu lama dari penyelenggaraan

pertemuan sehingga memungkinkan seseorang untuk lupa, tetapi Anda harus

cukup memperkirakan waktu agar para anggota mempunyai cukup kesempatan

untuk mempersiapkan kehadirannya pada pertemuan yang dimaksud.

Selanjutnya harus memperkirakan waktu untuk mencetak undangan,

memprosesnya, sampai dengan pengirimannya. Biasanya untuk rapat di kantor

undangan dapat dikirim satu hari sebelum penyelenggaraan rapat, akan tetapi

untuk pertemuan yang harus dihadiri oleh para anggota yang datang dari luar

kota undangan harus dikirim satu atau dua minggu sebelumnya.

5. Mempersiapkan Bahan Rapat

Bahan yang dipergunakan dalam rapat atau pertemuan dimaksud itu dapat

berupa:

a. Acara atau agenda rapat pada waktu itu.

b. Hasil rapat yang lalu.

c. Kertas-kertas kerja dari para peserta yang akan dibahas.

d. Bahan-bahan legislatif yang berupa peraturan peraturan dan sebagainya

yang sangat berkaitan dengan apa yang akan merupakan bahan referensi.

106
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

e. Bahan-bahan penerbitan dan sebagainya yang sangat berkaitan dengan apa

yang akan dibahas dalam rapat, dan akan merupakan bahan referensi.

Bahan-bahan tersebut di atas telah tersedia untuk masingmasing anggota pada

waktu rapat dimulai. Dan untuk ini kita harus mempersiapkannya jauh jauh hari

sebelum penyelenggaraan rapat.

6. Mempersiapkan Peralatan Rapat

Kita harus membuat suatu daftar keperluan untuk memenuhi kebutuhan ini.

Alat-alat yang biasanya diperlukan dalam hal ini adalah:

a. Papan tulis dengan kapur atau spidol sebagai alat penulis.

b. Flip chart untuk menggantungkan kertas-kertas "manila" atau/dan kertas

Koran dengan spidol sebagai alat tulisnya.

c. Kertas-kertas "manila" dan/atau kertas Koran untuk digantungkan pada flip

chart.

d. LCD Projector beserta bahan slide yang akan ditampilkan. Hal ini dengan

mempersiapkan layarnya untuk menayangkan gambar-gambar atau tulisan,

besert alat penunjuknya.

e. Kertas-kertas yang diperlukan oleh para peserta rapat untuk mencatat hal-

hal yang perlu, juga block note dan pinsilnya.

f. Tape recorder untuk merekam jalannya rapat, jika perlu.

g. Alat-alat kelengkapan menulis seperti misalnya jepit kertas, klip kertas,

perfurator, stapler dengan isinya, gunting, cutter, peruncing pinsil, dan lain-

lain.

Segala sesuatu peralatan tersebut di atas harus telah dipersiapkan dan telah

tersedia pada waktu rapat dimulai.

107
A. Aziz Zulhakim, S.Sos., M.Si Buku Ajar
Hernowo, SE., M.Si Manajemen Perkantoran Modern

7. Membuat Catatan

Bentuk apapun juga yang dikehendaki oleh Ketua Rapat dalam hal ini seorang

pimpinan, untuk membuata catatan rapat, yang pada akhirnya nanti catatan ini

akan dimintakan tanggapan, koreksi-koreksi serta persetujuan dari ketua rapat.

Isi dan catatan rapat biasanya terdiri dari hal-hal sebagai berikut:

a. Suatu judul yang menunjukkan diselenggarakannya rapat untuk sesuatu

maksud tertentu, yang dapat ditunjukkan dengan menyebutkan nama

kelompok, atau tim, atau unit suatu organisasi.

b. Tanggal, waktu, dan tempat.

c. Macam rapat, rutin, atau khusus, atau menurut waktu tertentu yang

keberapa.

d. Nama-nama para peserta rapat.

e. Catatan lengkap dari seluruh hasil rapat.

Adalah suatu kemungkinan bahwa yang membuat catatan rapat bukan seorang

Sekretaris Pimpinan, akan tetapi seseorang lainnya yang memang khusus

ditugaskan untuk pengambilan catatan jalannya seluruh rapat.

8. Mengirimkan Hasil Rapat

Untuk suatu rapat yang anggotanya sedikit, maka kita dapat mengirimkan hasil

rapat melalui pesawat telepon ataupun dengan mengirimkannya setelah diketik

secara rapi atau bisa kita share melalui media e-mail. Tetapi, untuk rapat yang

anggotanya besar, maka kita harus mencetak atau memproduksi dengan

menggunakan mesin foto kopi, baru dapat mengirimkannya. Untuk hal-hal yang

dianggap penting, maka tugas kitalah untuk dapat memberikan garis bawah pada

kalimat yang dimaksud point penting dalam rapat yang telah dilaksanakan.

108
DAFTAR REFRENSI

Andre Mukti., Desain Interior dalam Perkantoran Modern Sebagai Perkenalan,


S.Sn Bandung: Disampaikan pada pelatihan Desain Interior di PPPPTK
2008 BMTI

Devi Setiawati Perbedaan Komitmen Kerja Berdasarkan Orientasi Peran Gender:


Universitas Gunadarma

Drs. Soetrisno, Manajemen Perkantoran Modern-Modul Pendidikan Pelatihan Pra


M.Psi Jabatan Golongan III, Jakarta: LAN
Ir. Brisma
Renaldi
2006
nd
Henry F. Korth, Database System Concepts, Mc Graw Hill, 2 edition,
Abraham
Silberschatz
1995

Lena Satlita Membangun Citra Positip Organisasi Melalui Public Relations

Lena Satlita Reposisi Peran dan Fungsi Strategis Public Relations Dalam
Organisasi

Mufidah Ch Rekonstruksi Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Konteks


Sosial Budaya dan Agama

Nurlian Kesetaraan Gender dalam Pembagian Kerja pada Keluarga Petani


Harmona Daulay Ladang (Studi Kasus Analisa Isu Gender pada Keluarga Petani
Januari 2008 Ladang di Desa Cot Rambong, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan
Raya, NAD): Jurnal Harmoni Sosial, Januari 2008, Volume II, No.
2

Pudji Muljono Manajemen Arsip dengan Sistem Modern (Record Management by


Modern System)

Raymond Mc Management Informastion System, a Study of Computer‐Based


th
Leod Information System, Prentice Hall, 8 edition,
2001 (http://cw.prenhall.com/bookbind/pubbooks/mcleod2/chapter14/del
uxe.html)

The Liang Gie Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta: Liberty


2007
Ubaydillah, AN Untuk Apa Pakai Seragam Kerja Segala? Jakarta: diakses pada
22 April 2010 sumbernya di http://www.e-
psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=629

Yulfita Raharjo Konsep Gender–Pengarusutamaan Gender dan Anggaran Responsif


19 Juli 2012 Gender, Jakarta: Disajikan pada Kegiatan Sosialisasi PMK No.
93/PMK.02/2011 bagi Eselon I dan II BAPPENAS

Anda mungkin juga menyukai