Anda di halaman 1dari 8

Volume 12 No.

2 September 2011 ISSN : 977 – 19799705

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN


TERHADAP KINERJA JALAN

Agus Wiyono
Alumni Program Studi Teknik Sipil Universitas Surakarta
Jl. Raya Palur KM 05 Surakarta

Abstrak

Jalan Adisumarmo Kartasura km 0,00 – km 0,8 melayani lalu-lintas kendaraan luar kota arah
Sukoharjo dan Boyolali menuju ke Surakarta maupun ke arah Surabaya. Jalan ini juga
merupakan jalur penghubung kendaraan terutama bis dari terminal maupun ke arah terminal
Kartasura yang baru. Selain itu jalur ini juga dilewati oleh kendaraan dari arah Bandara
Adisumarmo menuju Yogyakarta maupun Semarang.
Metode yang digunakan untuk menganalisa data menggunakan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia, (1997) dan Highway Capacity Manual, (1985) . Penelitian ini untuk mendapatkan
gambaran tentang arus lalu lintas, kapasitas, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan jalan pada
ruas jalan Adisumarmo Kartasura.
Dari hasil analisis di dapat kondisi volume maksimum sebelum pelebaran Q mak 1358,05
smp/jam; C 2995,33 smp/jam; kecepatan arus bebas 41,43 smp/jam; Q/C 0,45; tingkat
pelayanan C. Sesudah pelebaran Q mak 1898,3 smp/jam; C 4906,8 smp/jam; kecepatan bebas
40,70 smp/jam; Q/C 0,39; tingkat pelayanan B. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya pelebaran akan berpengaruh terhadap kapasitas, derajat jenuh, kecepatan dan tingkat
pelayanan

Kata kunci : kecepatan, kapasitas, derajat jenuh dan tingkat pelayanan

PENDAHULUAN kebutuhan akan transportasi darat dan


Penelitian mengenai tingkat pelayanan jalan pertumbuhan arus lalulintas tiap tahun
pernah dilakukan pada jalan Lawu Kota menyebabkan kepadatan lalulintas di jalan,
Karanganyar yang merupakan kawasan baik dalam kota maupun luar kota sehingga
pertokoan. Jalan Lawu mempunyai lebar kecepatan kendaraan berkurang yang akan
perkerasan 14 m tetapi akibat salah satu sisi menyebabkan terjadinya kemacetan
jalan digunakan sebagai parkir lebar lalulintas.
efektifnya berkurang menjadi 9 m. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
Akibatnya tingkat pelayanan jalan menurun diperlukan suatu rehabilitasi atau
dari A ke C (Budiyanto, 2005). peningkatan pelayanan suatu ruas jalan,
Agar dapat mempertahankan kinerjannya dimana dengan kondisi jalan yang baik maka
jalan harus selalu dipantau kemampuannya arus lalulintas dapat berjalan dengan lancar.
dalam melayani lalulintas. Kapasitas jalan Peningkatan dan penambahan prasarana jalan
harus cukup melayani lalulintas yang lewat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan arus
sehingga tingkat pelayanannya masih lalu-lintas yang semakin meningkat. Semakin
menimbulkan kenayamanan terhadap baik prasarana jalan diharapkan distribusi
pemakai jalan ( Sri Widodo, 2007) barang ataupun jasa dapat berjalan dengan
Berkembangnya angkutan darat saat ini, baik. Perbaikan kondisi ini, pada akhirnya
berpengaruh terhadap ketersediaan prasarana dapat meningkatkan pendapatan ekonomi
transportasi darat berupa jalan raya yang masyarakat dan terbukanya jalan baru
aman, nyaman dan lancar. Bertambahnya sebagai dampak kenaikan arus lalulintas.

Agus Wiyono | 1
Volume 12 No.2 September 2011 ISSN : 977 – 19799705

Seperti halnya pada ruas jalan Adisumarmo Dapat dirumuskan sebagai perbandingan
Kartasura ini yang melayani lalulintas cukup antara volume kendaraan dengan kecepatan
padat terutama kendaraan luar kota seperti kendaraan sebagai berikut :
arah Sukoharjo dan Boyolali menuju ke Q
Surakarta maupun ke arah Surabaya. Jalan D =
V
ini juga merupakan jalur penghubung Dengan :
kendaraan terutama bis dari terminal maupun D = Kepadatan/density (smp/km)
ke arah terminal Kartasura yang baru. Selain Q = Volume lalu lintas (smp/jam)
itu jalur ini juga dilewati oleh kendaraan dari V = Kecepatan rata-rata ruang /space
arah Bandara Adisumarmo menuju mean speed (km/jam)
Yogyakarta maupun Semarang.
Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran Time Mean Speed (TMS) adalah kecepatan di
tentang arus lalu lintas, kapasitas, derajat jalan yang didasarkan atas rata-rata
kejenuhan dan tingkat pelayanan jalan pada kecepatan individu dari semua kecepatan di
ruas jalan Adisumarmo Kartasura sebelum jalan.
dan sesudah pelebaran. Penelitian ini Untuk mendapatkan kecepatan rata-rata
menggunakan metode pengamatan langsung waktu digunakan rumus sebagai berikut :
diruas Jalan Adisumarmo untuk
1
mendapatkan data volume kendaraan, data
waktu tempuh kendaraan dan data-data yang
Vt =
n
∑V
diperlukan pada perhitungan kapasitas yang Dengan :
mungkin (possible capacity) dengan rumus Vt = Kecepatan rata-rata (km/jam)
MKJI. n = Jumlah data
V = Waktu tempuh kendaraan (detik)
TINJAUAN PUSTAKA
Kecepatan adalah besaran yang menunjukkan Space Mean Speed (SMS) adalah kecepatan
jarak yang ditempuh kendaraan dibagi waktu di jalan yang didasarkan atas rata-rata waktu
tempuh suatu kendaraan. Biasanya dari semua kendaraan dalam menempuh
dinyatakan dalam satuan km/jam. Kecepatan suatu jarak tertentu jalan.
ini menggambarkan nilai gerak dari suatu
kendaraan. Perencanaan jalan yang baik
berdasarkan kecepatan yang dipilih dari Vs =
∑ d.n
keyakinan bahwa kecepatan tersebut sesuai ∑t
dengan kondisi dan fungsi jalan yang Dengan :
diharapkan MKJI (1997),. Vs = Kecepatan rata-rata ruang (km/jam)
d = Jarak (km)
Untuk mendapatkan kecepatan digunakan n = Jumlah data
rumus sebagai berikut : t = Waktu tempuh (detik)
d
V = Kapasitas didefinisikan sebagai arus lalu
t
lintas maksimum yang dapat dipertahankan
Dengan :
per satuan jam yang melewati suatu titik di
V = Kecepatan (km/jam)
jalan dalam kondisi yang ada. Kapasitas
d = Jarak tempuh kendaraan (km)
suatu ruas jalan dalam satu sistem jalan raya
t = Waktu tempuh kendaraan (jam)
adalah jumlah kendaraan maksimum yang
memiliki kemungkinan yang cukup untuk
Kepadatan lalu lintas adalah jumlah
melewati jalan tersebut (dalam satu maupun
kendaraan pada ruas suatu panjang jalan
kedua arah) dalam periode waktu tertentu
tertentu, dengan satuan kendaraan per
dan di bawah kondisi jalan dan lalu lintas
kilometer. Kepadatan lalu lintas merupakan
yang umum (Oglesby, S.H., 1993).
perbandingan antara jumlah kendaraan yang
ada pada suatu potongan jalan tersebut
dengan panjang jalannya

2 | Agus Wiyono
Volume 12 No.2 September 2011 ISSN : 977 – 19799705

Secara umum ada tiga jenis kapasitas, yaitu : Tabel 1. Kapasitas Dasar
1. Kapasitas dasar (Basic Capacity).
2. Kapasitas yang mungkin (Posible Tipe Jalan Kapasitas Catatan
Dasar
Capacity).
(smp/jam)
3. Kapasitas rencana (Design Capacity).
Empat lajur- 1650 Per lajur
Kapasitas dasar (Basic Capacity) adalah terbagi atau jalan
jumlah kendaraan maksimum yang dapat satu-arah
melintasi suatu penampang jalur atau jalan Empat-lajur tak- 1500 Per lajur
tertentu selama satu jam, dalam keadaan terbagi
jalan dan lalu-lintas yang mendekati ideal. Dua-lajur tak- 2900 Total dua
Kapasitas yang mungkin (Posible Capacity) terbagi arah
adalah jumlah kendaraan penumpang
maksimum yang dapat melintasi suatu Lebar Jalur
penampang tertentu dari suatu jalan selama Faktor penyesuaian untuk lebar jalur (FCw)
satu jam pada kondisi jalan serta lalu-lintas merupakan faktor penyesuaian untuk
yang sedang berlalu tanpa menimbulkan kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas. Faktor
kemacetan lalu-lintas, kelambatan serta ini dapat dilihat pada Tabel 2.
bahaya yang masih dalam batas-batas yang
diijinkan. Tabel 2. Faktor Penyesuaian Lebar Jalur
Kapasitas rencana (Design Capacity) adalah (FCW)
jumlah kendaraan penumpang maksimum
yang dapat melintasi suatu penampang Tipe Jalan Lebar Jalur Lalu FCw
tertentu dari suatu jalan selama satu jam pada Lintas Wc (m)
kondisi jalan serta lalu-lintas yang sedang Empat- Per lajur
berlalu tanpa menimbulkan kemacetan lalu- lajur 3,00 0,92
lintas, kelambatan serta bahaya yang masih terbagi 3,25 0,96
dalam batas-batas yang diijinkan. Faktor- atau Jalan 3,50 1,00
satu arah 3,75 1,04
faktor yang mempengaruhi besarnya
kapasitas jalan adalah : 4,00 1,08
1. Alinyemen. Empat- Per lajur
lajur tak- 3,00 0,91
2. Lebar dan jumlah lajur.
terbagi 3,25 0,96
3. Pembagian / pemisahan arah.
3,50 1,00
4. Kebebasan / hambatan samping.
3,75 1,05
5. Pemakaian bahu jalan atau kerb. 4,00 1,09
6. Kontrol jalan masuk (akses). Dua-lajur Total dua arah
7. Komposisi kendaraan. tak-terbagi 5 0,56
8. Karakteristik kendaraan dan pengemudi. 6 0,87
9. Lingkungan sekitar. 7 1,00
8 1,14
Kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan 9 1,25
maksimal yang dapat melintasi suatu jalur 10 1,29
atau jalan selama satu jam dalam keadaan 11 1,34
jalan dan lalu-lintas mendekati ideal bisa
dicapai. Nilai untuk menentukan kapasitas Pemisah Arah
dasar (Co) pada ruas jalan perkotaan dapat Pemisah arah merupakan marka jalan yang
ditentukan dengan menggunakan kapasitas memisahkan jalan menjadi dua arah lalu
per lajur dalam tabel 1. lintas. Faktor penyesuaian kapasitas akibat
pemisah arah (FCsp) dapat dilihat pada tabel
3.

Agus Wiyono | 3
Volume 12 No.2 September 2011 ISSN : 977 – 19799705

Tabel 3. Faktor Penyesuaian Untuk Pemisah Arah


Pemisah Arah SP 50–50 55-45 60-40 65-35 70-30
Dua 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88
lajur
(2/2)
FCsp
Empat 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94
lajur
(4/2)

Hambatan samping merupakan hal-hal yang hambatan samping (FCSF) dapat dilihat pada
mengganggu arus lalu lintas disamping Tabel 4.
kanan kiri jalan. Faktor penyesuaian untuk

Tabel 4.Nilai Faktor Penyesuaian Hambatan Samping


Faktor penyesuaian untuk
hambatan samping dan untuk
Kelas lebar bahu
Tipe jalan hambatan FCSF
hamping
Lebar bahu efektif WS
< 0,5 1,0 1,5 > 2,0
VL 0,96 0,98 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 D M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,88 0,92 0,95 0,98
VH 0,84 0,88 0,92 0,96
VL 0,96 0,99 1,01 1,03
L 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 UD M 0,92 0,95 0,98 1,00
H 0,87 0,91 0,94 0,98
VH 0,80 0,86 0,90 0,95
VL 0,94 0,96 0,99 1,01
2/2 UD L 0,92 0,94 0,97 1,00
atau jalan M 0,89 0,92 0,95 0,98
satu-arah H 0,82 0,86 0,90 0,95
VH 0,73 0,79 0,85 0,91

Ukuran Kota Besarnya kapasitas untuk arus yang tidak


Faktor penyesuaian untuk kecepatan arus terganggu pada kondisi ideal menurut HCM
bebas akibat ukuran kota (FCcs) berdasarkan 1965 adalah sebagai berikut :
pada jumlah penduduk kota tempat penelitian 1. Jalan berjalur banyak: 2000
dilakukan dan dapat dilihat pada tabel 5. kend/jam/jalur
2. Jalan dua jalur, dua arah: 2000 kend/jam
Tabel 5. Faktor Penyesuaian Kapasitas (total dua arah)
Ukuran Kota 3. Jalan tiga jalur, dua arah: 4000 kend/jam
Ukuran Kota (Juta Faktor (total dua arah)
penduduk) Penyesuaian Kondisi ideal yang dimaksud menurut HCM
Untuk Ukuran 1965:
Kota 1. Arus tidak terganggu, bebas dari
< 0.1 0,86 gangguan kendaraan dan pejalan kaki.
0,1 – 0,5 0,90 2. Hanya terdapat mobil penumpang saja
0,5 – 1,0 0,94 di dalam aliran.
1,0 – 3,0 1,00 3. Lebar jalur jalan 12 feet (3,6 meter)
> 3,0 1,04 dengan bahu jalan yang cukup dan tidak

4 | Agus Wiyono
Volume 12 No.2 September 2011 ISSN : 977 – 19799705

ada halangan sisi sejauh 6 feet (1,8 Tingkat pelayanan menyatakan ukuran
meter) dari tepi perkerasan. kualitatif yang mencerminkan persepsi
4. Untuk jalan luar kota (rural) alinyemen pengemudi tentang kualitas dalam
horisontal dan vertikal memuaskan
mengendarai kendaraan. Tingkat pelayanan
untuk kecepatan jalan rata-rata 70
mil/jam atau lebih, dengan tanpa ditentukan dengan skala interval yang terdiri
pembatasan jarak pandangan menyiap dari 6 tingkatan, yaitu tingkatan pelayanan A,
untuk jalan raya dua jalur dan tiga jalur. B, C, D, E dan F. dimana tingkat pelayanan
A merupakan tingkat pelayanan terbaik dan F
Untuk mendapatkan besaran kapasitas adalah tingkat pelayanan terjelek.
digunakan rumus sebagai berikut : Dalam MKJI tingkat pelayanan dinyatakan
dengan tingkat kinerja. Tingkat kinerja jalan
C = Co . FCw . FCsp . FCsf . FCcs
dievaluasi dengan mencari nilai derajat
Dengan : kejenuhan (DS) yang nilainya merupakan
C = Kapasitas sesungguhnya (smp/jam) rasio antara arus (Q) dan kapasitas (C).
Co = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu ANALISIS DAN PEMBAHASAN
lintas
FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah Hasil analisis pengaruh pelebaran ruas jalan
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan terhadap kinerja jalan sebagai berikut:
samping
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota Sebelum Pelebaran
Yang berpengaruh terhadap kapasitas dasar
Kecepatan Arus Bebas adalah jumlah lajur dan pembagi arah, dalam
Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai pengamatan di dapat bahwa jalan terdiri dari
kecepatan pada tingkat arus nol, sesuai 2 lajur dan tak terbagi. Di dapat harga
dengan kecepatan yang diinginkan tanpa kapasitas dasar (Co) 2900 smp/jam total dua
halangan kendaraan lain di jalan. arah.
Kecepatan arus bebas kendaraan ringan Lebar jalur jalan 12 meter. Di dapat faktor
dipilih sebagai kriteria dasar untuk kinerja penyesuaian untuk jalur sebesar (Fcw) 1,34.
segmen jalan pada saat arus sama dengan nol Dalam jalan ini distribusi arah lalu lintas dari
dan untuk jalan tak terbagi analisa dilakukan arah satu dengan arah yang berlawanan
pada kedua arah lalu lintas. mempunyai perbandingan 50-50 di dapat
Dalam MKJI analisa penentuan kecepatan nilai faktor penyesuaian (FCsp) : 1,00.
arus bebas pada jalan di daerah perkotaan Dari pengamatan di dapat kerb 0,5 m dan
digunakan rumus : penetapan klas hambatan samping jalan
tinggi dilihat dari pemukiman, ada angkot
FV = (FVo + FVw) X FFVs X FFVcs toko di dapat nilai faktor penyesuaian untuk
hambatan samping (FCsf) 0,82.
Dengan Ukuran kota didasarkan pada jumlah
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan penduduk di kota dari badan pusat statistik.
ringan (km/jam) Kabupaten Sukoharjo mempunyai jumlah
FVO = Kecepatan arus bebas dasar penduduk 814.982 jiwa sehingga Kabupaten
kendaraan ringan (km/jam) Sukoharjo dikategorikan Kota sedang.
FVW = Faktor Penyesuaian lebar jalur lalu Sehingga didapat nilai faktor penyesuaian
lintas efektif (km/jam) untuk ukuran kota (FCcs) 0,94.
FFVSF = Faktor penyesuaian kondisi Sehingga nilai kapasitas jalan berdasarkan
hambatan samping rumus MKJI adalah
FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota C = Co . Fcw . FCsp . FCsf . FCcs
= 2900 x 1,34 x 1,00 x 0,82 x 0,94
= 2995,33 smp/jam

Agus Wiyono | 5
Volume 12 No.2 September 2011 ISSN : 977 – 19799705

Sesudah Pelebaran dari 2 lajur 2 arah dan tak terbagi. Di dapat


Yang berpengaruh terhadap kapasitas dasar kecepatan arus bebas dasar (Fvo) 42 km/jam.
adalah jumlah lajur dan pembagi arah, dalam Lebar jalan 12 meter terdiri 2 lajur diperoleh
pengamatan di dapat data bahwa jalan nilai penyesuaian kecepatan arus bebas untuk
tersebut terdiri dari empat lajur dan tak lebar jalur lalu lintas (FVw) 7 km/jam.
terbagi. Di dapat harga kapasitas dasar (Co) Dari pengamatan di dapat kerb 0,5 m
1500 smp/jam per lajur. penetapan klas hambatan samping jalan
Lebar jalur jalan 14 meter sehingga di dapat sedang dilihat dari pemukiman, sekolahan,
faktor penyesuaian untuk lebar jalur sebesar angkot,mini bus, toko dan lain-lain di dapat
(Fcw) 1,00. nilai faktor penyesuaian kecepatan arus
Distribusi arah lalu lintas dari arah satu bebas untuk hambatan samping (FFVsf)
dengan arah yang berlawanan mempunyai 0,89.
perbandingan 50-50. Di dapat nilai faktor Kabupaten Sukoharjo dikategorikan Kota
penyesuaian untuk pemisah arah (FCsp): sedang diperoleh nilai faktor penyesuaian
1,00. kecepatan arus bebas untuk ukuran kota
(FFVcs) 0,95.
Kerb 0,5 dan penetapan klas hambatan
samping jalan tinggi dilihat dari pemukiman, Sehingga kecepatan arus bebas adalah:
sekolah, angkot,mini bus, bus besar, toko FV = (FVo + FVw ) X FFVsf X FFVcs
dan lain-lain. Didapat nilai faktor = (42 + 7) X 0,89 X 0,95
penyesuaian untuk hambatan samping (FCsf) = 41,43 km/jam
0,87.
Kabupaten Sukoharjo dikategorikan kota 2. Kecepatan Arus Bebas Sesudah
sedang. Sehingga didapat nilai faktor Pelebaran
penyesuaian untuk ukuran kota (FCcs) 0,94 Jalan tersebut terdiri dari empat lajur dua
arah dan tak terbagi di dapat kecepatan arus
Sehingga nilai kapasitas jalan adalah: bebas dasar (FVo) 51 km/jam.
C = Co . Fcw . FCsp . FCsf . FCcs Dari pengukuran di lapangan diperoleh lebar
= 6000 x 1,00 x 1,00 x 0,87 x 0,94 jalur jalan adalah 16 meter, terdiri empat
= 4906,8 smp/jam lajur dengan per lajur lebar 3,5 meter.
Diperoleh nilai penyesuaian kecepatan arus
Tabel 6. Perbandingan kapasitas sebelum dan bebas untuk lebar jalur lalu lintas (FVw) 0
sesudah pelebaran ruas jalan km/jam.
Sebelum Sesudah Dari pengamatan di dapat kerb 0,5 m
pelebaran pelebaran penetapan klas hambatan samping jalan
Co 2900 1500 tinggi dilihat dari pemukiman,sekolah,
smp/jam smp/jam angkot, mini bus, toko dan lain-lain di dapat
Fcw 1,34 1,00 nilai faktor penyesuaian kecepatan arus
FCsp 0,83 1,00 bebas untuk hambatan samping (FFVsf)
FCf 0,82 0,87 0,84.
FCcs 0,94 0,94 Kabupaten Sukoharjo dikategorikan Kota
C 2995,33 4906,8 sedang. Diperoleh nilai faktor penyesuaian
smp/jam smp/jam kecepatan arus bebas untuk ukuran kota
(FFVcs) 0,95.
Kecepatan Arus Bebas
1. Kecepatan Arus Bebas Sebelum Sehingga kecepatan arus bebas adalah:
Pelebaran FV = (FVo + FVw ) X FFVsf X FFVcs
Yang berpengaruh terhadap kecepatan arus = (51 + 0) X 0,84 X 0,95
bebas dasar adalah jumlah lajur dan pembagi = 40,70 km/jam
arah, dalam pengamatan di lapangan
diperoleh data bahwa jalan tersebut terdiri

6 | Agus Wiyono
Volume 12 No.2 September 2011 ISSN : 977 – 19799705

Tabel 7. Perbandingan Kecepatan arus bebas


Sebelum Pelebaran Seudah Pelebaran
FVo 42 km/jam 51km/jam
FVw 7 km/jam 0 km/jam
FFVsf 0,89 0,84
FFVcs 0,95 0,95
FV 41,43 km/jam 40,70 km/jam

Dari harga volume kendaraan dan kapasitas jalan didapat tingkat pelayanan jalan tersebut.
Yaitu dengan membandingkan nilai volume kendaraan dengan kapasitas jalan.

Tabel . 8. Tingkat Pelayanan Sebelum Pelebaran


Interval Waktu Volume ( Q ) Kapasitas ( C ) DS Tingkat
Smp/jam Smp/jam Q/C Pelayanan
06.00-07.00 940,20 2995,33 0,31 B
07.00-08.00 1130,80 2995,33 0,38 B
08.00-09.00 1170,85 2995,33 0,39 B
09.00-10.00 1233,05 2995,33 0,41 B
14.00-15.00 1093,65 2995,33 0,38 B
15.00-16.00 1188,65 2995,33 0,40 B

Tabel . 9. Tingkat Pelayanan Sesudah Pelebaran


Interval Waktu Volume ( Q ) Kapasitas ( C ) DS Tingkat
Smp/jam Smp/jam Q/C Pelayanan
06.00-07.00 1470,1 4906,8 0,30 B
07.00-08.00 1662,7 4906,8 0,34 B
08.00-09.00 1686,5 4906,8 0,34 B
09.00-10.00 1797,8 4906,8 0,37 B
14.00-15.00 1597,3 4906,8 0,33 B
15.00-16.00 1711,4 4906,8 0,35 B

Kesimpulan 4. Tingkat pelayanan sebelum pelebaran


Berdasarkan analisa dan hasil perhitungan dan sesudah pelebaran B.
diperoleh tingkat pelayanan dan tingkat 5. Kecepatan arus bebas sebelum
kinerja: pelebaran 41,43 km/jam dan sesudah
1. Kapasitas sebelum pelebaran 2995,33 pelebaran 40,70 km/jam.
smp/jam dan sesudah pelebaran 4906,8 6. Dengan adanya perubahan lebar ruas
smp/jam, berarti kapasitas a mengalami Jalan Adisumarmo mampu menampung
sedikit peningkatan pada ruas jalan kapasitas 4906,8 smp/jam dengan
Adisumarmo.
volume 1898,3 smp/jam. Secara analisis
2. Volume sebelum pelebaran 1358,05
smp/jam dan sesudah pelebaran 1898,3 pengaruh pelebaran ruas jalan
smp/jam, berarti volume mengalami Adisumarmo terhadap derajat kejenuhan
peningkatan yang berarti arus semakin mengalami penurunan dari 0,45 menjadi
padat dan rawan kemacetan. 0,39, ini berarti pelebaran ruas jalan
3. Derajat jenuh sebelum pelebaran 0,45 Adisumarmo sangat efektif untuk
dan sesudah pelebaran 0,39. menekan angka kemacetan arus lalu
lintas.

Agus Wiyono | 7
Volume 12 No.2 September 2011 ISSN : 977 – 19799705

Saran Munawar Ahmad Ir., 2005, Dasar-dasar


1. Diperlukan penelitan lanjutan pengaruh Teknik Transportasi, Penerbit
pelebaran ruas jalan yang lebih rinci Beta Offset, Jogjakarta.
agar dapat diketahui apakah tujuan dari Nugroho W. A 2007, Evaluasi Kinerja
pelaksanaan pelebaran jalan tercapai Simpang Empat Bersinyal
sesuai dengan target yang direncanakan. dengan Metode MKJI 1997
(studi kasus simpang empat
bersinyal Jl. Ahmad Yani – Jl.
Daftar Pustaka Adisumarmo – Jl. Wimbo
Anonim, 1985, Highway Capasity Manual, Harsono, Kartasura, Laporan
National Research Council, Tugas Akhir, Fakultas Teknik
Washinton. Jurusan Sipil UMS, Surakarta.
Anonim, 1997, Manual Kapasitas Jalan Oglesby C.H. and Hicks R.G., 1993, Teknik
Indonesia, Direktorat Jendral Jalan Raya, Penerbit Erlangga,
Bina Marga, Jakarta. Jakarta.
Budiyanto, H, 2005, Analisis Parkir Sri Widodo, 2007, Permasalahan Jalan Di
Terhadap Tingkat Pelayanan Indonesia, Eco Rekayasa Jurnal
Jalan ( Studi Kasus Pada Jalan Teknik, Program Pasca Sarjana
Lawu Kota Karanganyar), Magister Teknik Sipil UMS
Program Pasca Sarjana Magister
Teknik Sipil UMS

8 | Agus Wiyono

Anda mungkin juga menyukai