Sap Manajemen Laktasi Compress
Sap Manajemen Laktasi Compress
MANAJEMEN LAKTASI
Disusun oleh :
TIM
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANAJEMEN LAKTASI
Oleh :
Kelompok 14
DWI LESTARI
FIRDHA APRILIA
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Manajemen Laktasi telah disetujui oleh pembimbing klinik dan
pembimbing institusi pada:
Pembimbing Klinik
( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 15 menit
I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 15 menit, ibu menyusui
dapat mengetahui cara manajemen laktasi (cara menyusui,manfaat ASI dan
penyimpanan ASI) dengan benar.
III. Metode
V. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Seluruh Mahasiswa Profesi Ners UMM kelompok 14
a. Leader : Khoirunnopi
b. Presenter : Dwi Lestari
c. Moderator : Firdha Aprilia
d. Observer : Semua anggota
Pr M
r
P P P P
P P P P
Keterangan :
L : Leader
Pr : Presenter
M : Moderator
P : Peserta
VII. Kegiatan Pembelajaran
VIII. Evaluasi
1) Sebutkan pengertian manajemen laktasi ?
2) Sebutkan manfaat ASI?
3) Sebutkan faktor yang mempengaruhi produksi ASI?
4) Bagaimana cara menyususi yang benar ?
5) Sebutkan cara memijat yan dapat merangsang produksi ASI ?
MANAJEMEN LAKTASI
A. PENGERTIAN
1. LAKTASI
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian integral dari
siklus reproduksi mamalia termasuk manusia (Direktorat Gizi Masyarakat, 2005).
Laktasi adalah produksi dan pengeluaran ASI, dimana calon ibu harus sudah
siap baik secara psikologis dan fisik. Jika laktasi baik maka bayi cukup sehat
menyusu. Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, volume ASI 500 – 800
ml/hari (3000 ml/hari) (Rukiyah, dkk, 2011).
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai
proses bayi mengisap dan menelan ASI
Lakatasi adalah proses sintesis air susu oleh sel-sel epitel “glandula lactifera”
dan proses mengalirnya air susu dari sitoplasma ke lumen alveoli, serta pencurahan
air susu dari alveoli ke sisterna.
2. MENYUSUI
Berdasarkan pocket Oxford Dictionary, menyusui di defenisikan sebagai feed a
baby from the breast, atau dengan kata lain, menyusui adalah proses anak
mendapatkan air susu melalui cara menyusu/mengisap/mengemut payudara ibu.
Menyusui memiliki pengertian yang lebih luas dan lebih kompleks, karena tidak
hanya membahas tentang ibu, tetapi juga si anak, atau dengan kata lain laktasi
adalah salah satu bagian dari menyusui.
3. MANAJEMEN LAKTASI
Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu Ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini
dilakukan terhadap dalam tiga tahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu Ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan masa
menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Susiana, H, 2009).
Manajemen Laktasi adalah tata laksana yang dipelukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaanya terutama dimulai pada masa
kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya
(Direktorat Gizi Masyarakat, 2005)
Manajemen Laktasi adalah upaya – upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui (Siregar, 2004).
Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada, dan
fungsinya memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang
payudara, berat sekitar 200 gram, umumnya yang kiri lebih besar dari yang kanan.
Pada waktu hamil membesar mencapai 600 gram, pada waktu menyusui bisa
mencapai 800 gram.
a. Korpus (badan)
Yaitu bagian yang membesar. Di dalam korpus terdapat alveolus yaitu unit
terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel Aciner,
jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Beberapa
alveolus mengelompok membentuk lobulus, dan beberapa lobulus berkumpul
menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. Dari alveolus ASI disalurkan ke dalam
saluran kecil (duktulus), beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang
lebih besar (duktus laktiferus).
b. Areola
Yaitu bagian kehitaman di tengah payudara. Di bawah areola terdapat saluran
yang besar melebar disebut sinus laktiferus, akhirnya semua sinus memusat ke
dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-
saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi akan memompa ASI keluar.
c. Papilla (puting)
Yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara, dimasukkan ke mulut bayi
untuk aliran susu.
Ada 4 macam bentuk puting yaitu normal/umum, pendek/datar, panjang dan
terbenam (inverted). Namun hal ini tidak berpengaruh terhadap proses laktASI
Pada papilla dan areola terdapat saraf peraba yang sangat penting untuk refleks
menyusui. Bila puting dihisap, terjadi rangsangan saraf yang diteruskan ke
kelenjar hipofisis yang kemudian merangsang produksi dan pengeluaran ASI.
Bentuk payudara
2. FISIOLOGI LAKTASI
Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi dan pengeluaran
ASI. Hormon yang berfungsi untuk produksi ASI adalah hormon prolaktin,
disamping hormon lain seperti insulin, tiroksin dan sebagainya.
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI Biasanya
belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari
kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen dan progestero menurun drastis
sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.
Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah
prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih lancar.
Dua reflek pada Ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan
reflek aliran/oksitosin, timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan oleh
bayi.
a. Reflek prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu lepasnya plasenta dan
berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga
berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara
karena ujung-ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis
hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi
prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi
prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior
sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang
berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah
melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada
peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap
berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi
normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan
meningkat dalam keadaan seperti stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi
dan rangsangan puting susu.
a. Rooting Refleks
Bila bayi baru lahir disentuh pipinya, dia akan menoleh kearah sentuhan. bila
bibirnya dirangsang atau disentuh dia akan membuka mulut dan berusaha
mencari putting untuk menyusu
b. Sucking Refleks / refleks menghisap
Terjadi bila ada sesuatu yang merangsang langit-langit dalam mulut bayi. jika
putting susu menyentuh langit-langit belakang mulut bayi terjadi refleks
menghisap dan terjadi tekanan terhadap daerah aerola oleh gusi, lidah, serta
langit-langit, sehingga isi sinus laktiferus (tempat penampungan ASI pada
payudara) diperas keluar kedalam rongga mulut bayi.
c. Refleks Menelan
Bila ada cairan didalam rongga mulut terjadi refleks menelan.
a. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang
berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses
maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi
taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
b. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam
lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang
diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan
AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan
kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-
masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2. Aspek Imunologik
a. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminASI.
b. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.
Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli
dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
c. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang
mengikat zat besi di saluran pencernaan.
d. Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella)
dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
e. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.
Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT)
antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran
pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi
jaringan payudara Ibu.
f. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang
pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora
usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
3. Aspek Psikologik
a. Rasa percaya diri Ibu untuk menyusui
Ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi.
Menyusui dipengaruhi oleh emosi Ibu dan kasih saying terhadap bayi akan
meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI.
b. Interaksi Ibu dan Bayi
Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan Ibu-
bayi tersebut.
c. Pengaruh kontak langsung Ibu-bayi
Ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti
sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena
bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang
sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4. Aspek Kecerdasan
a. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk
perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
b. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point
4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3
tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi
yang tidak diberi ASI.
5. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas
yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya
7. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga
dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal
sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
2. Pemeriksaan Payudara
Dalam masa kehamilan payudara Ibu harus diperiksa sebagai persiapan menyusui.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui keadaan payudara sehingga bila
terdapat kelainan dapat segera diketahui. Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada
kunjungan pertama Ibu ketika memeriksa kehamilannya. Pemeriksaan dilakukan
dengan cara inspeksi dan palpasi.
a. Inspeksi
- Payudara
Ukuran dan bentuk payudara tidak berpengaruh pada produksi ASI. Perlu di
perhatikan bila terdapat kelainan pembesaran masif, gerakan yang tidak
simetris pada perubahan posisi. Permukaan yang tidak rata seperti adanya
elevasi, retraksi atau luka pada kulit payudara harus dipikirkan kearah tumor
atau kegansan dibawahnya. Saluran limfe yang tersumbat dapat
menyebabkan kulit bengkak, dan membuat gambaran seperti kulit jeruk.
Perlu di perhatikan adanya warna kulit kemerhan seperti tanda radang,
penyakit kulit atau bahkan keganasan.
- Areola
Pada umumnya ukuran dan bentuk akan meluas pada masa puberitas dan
pada masa kehamilan akan bersifat simetris, bila batas areola tidak arata
(tidak melingkar) perlu diperhatikan. Pigmentasi yang meningkat apada saat
kehamilan menyebabkan warna kulit pada areola lebih gelap dibandingkan
sebelum hamil.
- Puting susu
Ukuran puting susu sangat berpariasi dan tidak mempunyai arti khusus.
Pada bentuk puting susu yang terbenam perlu dipikirkan retraksi akibat
keganasan namun tidak smua puting susu terbenam disebabkan oleh
keganasan.
b. Palpasi Payudara
Tujuan utama pemeriksaan palpasi payudara adalah untuk mencari masa.
Setuap masa harus digambarkan secara jelas dan ciri-ciri massa yang teraba
harus dievaluASI dengan baik. Pemeriksaan puting susu merupakan hal penting
dalam mempersiapkan ibu untuk menyusui.
5. Posisi Menyusui
Posisi menyusui yang biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, berbaring. Ada
posisi khusus yang bersangkutan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi
kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola dimana kedua bayi disusui
secara bersamaan, di payudara kanan dan kiri. Pada ASI yang memancar (penuh),
bayi di tengkurapkan diatas dada Ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi,
dengan posisi ini bayi tidak akan tersedak.
8. Pengeluaran ASI
Bila ASI berlebihan sampai keluar memancar, sebaiknya dikeluarkan atau diperah
terlebih dahulu sebelum menyusui. Hal ini untuk menghindari bayi tersedak atau
bayi enggan menyusu. Tindakan pengeluaran atau memerah ASI juga dilakukan
pada ibu bekerja yang menyimpan ASI untuk bayinya dirumah disebabkan ASI
yang merembes karena payudara penuh, untuk bayi yang mengalami masalah
mengisap (misal berat badan lahir rendah/BBLR), menghilangkan bendungan atau
memacu produksi ASI, atau ibu sakit sehingga tidak dapat langsung menyusui
bayinya.
9. Penyimpanan ASI
a. Di udara terbuka : 6-8 jam
b. Di lemari es (4°C) : 24 jam
c. Di freezer/beku (-18°C) : 6 bulan
b. Payudara bengkak
Dibedakan antara payudara penuh karena berisi ASI dengan payudara bengkak.
Pada payudara penuh terjadi kondisi rasa berat pada payudara, panas dan keras.
Bila diperiksa, ASI keluar dan tidak ada demam. Pada payudara bengkak
ditemukan kondisi sakit, puting kencang, kulit mengkilat walau tidak merah,
dan bila diperiksa, ASI tidak keluar, serta bisa timbul demam setelah 24 jam.
Hal ini terjadi karena produksi ASI meningkat, terlambat menyusui dini,
perlekatan kurang baik, kurang sering ASI dikeluarkan dan mungkin juga ada
pembatasan waktu menyusui. Untuk mencegah maka diperlukan menyusui dini,
perlekatan yang baik, menyusui “on demand” atau bayi harus lebih sering
disusui. Apabila terlalu tegang atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI
dikeluarkan dahulu, agar ketegangan menurun.
Yang dapat dilakukan :
- Kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit
- Ibu harus rileks
- Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)
- Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan ke arah tengah)
- Stimulasi payudara dan putting
- Kompres dingin pasca menyusui untuk mengurangi pembengkakan
- Pakailah BH yang sesuai
- Bila terlalu sakit dapat diberikan obat anti-nyeri (analgetik) sesuai petunjuk
dokter.
- BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan.
- BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali.
- Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam dengan cairan urin pekat,
bau menyengat dan warna kuning.
2. Istirahat
Bila laktasi tidak berlangsung baik biasanya penyabab utamanya adalah kelelahan
pada ibu.Oleh karena itu, istirahat dan tidur yang cukup merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi
3. Obat – obatan
Pemakaian obat – obatan dalam masa menyusui perlu mendapat perhatian,
apakah mempunyai efek samping yang positif atau negatif terhadap laktasi.
Contoh obat yang dapat mengurangi produksi ASI yaitu pil KB yang
mengandung hormon estrogen.
7. Ibu bekerja
Selama cuti hendaknya ibu menyusui bayinya terus. Jangan juga membiasakan
bayi menyusu dengan botol bila masa cuti telah habis dan ibu harus bekerja
kembali.
Program Manajemen Laktasi, 2009, Buku Bacaan Manajemen Laktasi Jakarta : Perinasia
http://wiyati.wordpress.com/2008/06/25/managemen-laktASI/