Anda di halaman 1dari 5

NAMA : YUNITASARI

NIM : 105731133717
KELAS : AKUNTANSI 17 H

PARADIGMA DAN METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF UNTUK ILMU EKONOMI


Oleh : Dr. Aji Dedi Mulawarman

PENDAHULUAN
Sains secara umum memiliki Tujuan untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan. Masalah
kemanusiaan paling utama biasanya berorientasi pada konsep besar, yaitu Kemakmuran dan
Kesejahteraan. Ilmu Ekonomi sendiri punya basis penting berkenaan dengan masalah tersebut
Salah satunya adalah melalui riset.
Kemakmuran kultural dan kalkulatif, dimana kemakmuran kultural hidup dan kritik santai
kebijakan publik. Sedangkan kemakmuran kalkulatif logis yaitu berbasis global, pertumbuhan,
internet rate dan agregasi pembangunan tak hirau yang terdiri dari produktif/konsumtif,
kemampuan lokal/domestik, impor bahan baku, orientasi infrastruktur dan ekonomi rakyat.
Masalahnya, kesadaran riset kita sejak awal terkonstruksi pula melalui logika yang sama seperti
bagaimana negara memotret realitas dan menjalankan pembangunannya, yaitu melalui
“utilitarian factors” modeling.
UTILITARIAN FACTORS” MODELING
 Salah satu cara bekerjanya realitas yang “in common” merefleksikan setiap desain dapat
dijadikan model secara obyektif dan terukur dalam bentuk persamaan khas
 Setiap kejadian (X) apapun bentuknya tidak penting spirit, ide maupun value-nya, asal secara
obyektif nampak (b), dia dapat memengaruhi hasil (Y). Di luar itu (e) dianggap outlier dan
tidak penting.
 Semua realitas adalah hubungan fungsional terdefinisi dan atau terukur secara matematis.

Positivisme dalam Statistik dan Pertumbuhan menjelaskan dan memprediksi realitas, Melakukan
kerja fungsional, obyektif, pragmatis apalagi teknis berorientasi kepentingan dan keberhasilan
berbasis pertumbuhan kinerja. Positivisme dalam Statistik dan Pertumbuhan Realitas
kon(teks)tual dominan basis paradigmatik barat (Kesejahteraan fisik dan atau material/ekonomi)

KRITIK ATAS POSITIVISME


Metodologis
Leontif (1982)Ekonomi terdesain rumus matematika dan permodelan untuk rekayasa
realitasLawson (2002) Ekonomi telah terjebak rumusan ekonometrik.
Sosiologis epistemologis
Lawson (2002) Ekonometrik hanya sebagai alat memperjelas pilihan (choice) manusia yang
deterministik dan individualistik, berujung pada market price Choudhury (2005)
Ekonomi Islam mengidap penyakit akut ekonomi konvensional dan terjebak doktrin neoliberal-
neoklasik.
Paradigmatik
Dua (2008) dan Sen (1987)Simpul Ekonomi perlu mengarah pada kesejahteraan beretika dan
bernurani Capra dan Zohar-MarshallSpiritual Capital atau Spiritualitas Organis
Postpatriarkal Schumacher (1981) Ekonomi ber-Ruh Tuhan.

Ciri-ciri Positivisme
• Obyektif
•Matematis (pentingnya statistik dan rasionalitas sebab akibat
• Basisnya pada kepentingan dan fungsionalisme modernitas
• Sesuai aturan yang ada
• Melakukan kritik atas penyimpangan realitas yang sesuai kesepakatan dan atau
tatanan/regulasi bersama
Ciri-ciri Interpretivisme
• Subyektif
• Sesuatu di balik realitas (pentingnya metafora)
•Basisnya pada kedekatannya dengan nilai-nilai kultural modernitas
• Sesuai aturan yang ada
• Mendorong munculnya realitas sesuai kebudayaan di luar
modernitas

Setiap siklus terdiri dari 4 (empat) periode, sesuai dengan perkembangan peradaban Islam yang
dimulai rasulullah.
1. Periode I: Pendidikan, berlangsung 7 (tujuh) tahun.
2. Periode II: Pembentukan kebijakan dan regulasi, berlangsung 6 (enam) tahun
3. Periode III: Persiapan dan Pengayaan Institusi Pendukung, berlangsung 5 (lima) tahun
4. Periode IV: Implementasi kebijakan dan regulasi, berlangsung 5 (lima) tahun.
Negara sebagai “masjid”
1. Idaroh Negara
 Pengelola negara (yudikatif, eksekutif, legislatif, hisbah)
 Pengelolaan Negara (kebijakan keuangan Negara, pembangunan termasuk perencanaan,
kebijakan dan implementasi (pemberdayaan), serta segala hal terkait kebijakan pencapaian
kesejahteraan semesta).
2. Imaroh Negara
Pengimplementasian ubudiyah-tarbiyah-ummah melalui sektor-sektor untuk mencapai
kesejahteraan semesta, antara lain: Sektor Pendidikan, Kesehatan, dll
3. Riayah Negara
Pencapaian kesejahteraan semesta di Negara yang bersangkutan termasuk hubungan antar
Negara:
a. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur
b. Hubungan antar negara

Ketahanan atau kedaulatan pertanian


Pembangunan Pertanian Nasional: Ketahanan Pangan (Fokus) mencantumkan Kedaulatan
Pangan (Retoris). Ketersediaan Pangannya yaitu Liberalisasi Agribisnis untuk pertumbuhan,
Pengurangan Petani Gurem dan Employment Shifting Petani menjadi Buruh Agroindustri.
Sedangakan Kedaulatan Petani yaitu Desa Pusat Pembangunan, Peningkatan Status Petani dan
Menciptakan Pertanian Mandiri lewat Agribisnis Pro Rakyat.
DESAIN PENELITIAN KUALITATIF DI BIDANG EKONOMI
Oleh : Ari Kamayanti

Tujuan Penelitian Sangat Dipengaruhi Cara Peneliti Melihat Dunia. Dunia ini terjadi karena hukum
sebab akibat yang bisa diukur dan digeneralisasi. Tujuannya Menjelaskan dan Memprediksi
fenomena ekonomi. Rumusan Masalah Apakah tingkat inflasi berpengaruh pada kesejahteraan
ekonomi. Penentuan judul biasanya “pengaruh X pada Y, determinan faktor Y.

Paradigma non positivisme biasanya dikategorikan sebagai penelitian kualitatif:


INTERPRETIVISME : Dunia ini hasil konstruksi subjektif aktor di dalamnya (tidak bisa diukur dan
digeneralisasi).
 Tujuan “Memahami dan Memaknai”
 Rumusan masalah “Bagaimana pemaknaan kesejahteraan oleh mustahiq?”.
 Judul “Pemaknaan Kesejahteraan Mustahiq: Studi Fenomenologi”

KRITIS : Dunia ini hasil penjajahan ideologi dominan, dan masyarakat teralienasi dari potensi
dirinya
 Tujuan “Menyadarkan dan Membebaskan”
 Rumusan masalah “Bagaimana membebaskan Bank Syariah dari jerat kapitalisme?”
 Judul “Membongkar Kapitalisme Bank Syariah”

POSMODERNIS : Dunia ini tidak menyajikan kebenaran TUNGGAL- semua kebenaran RELATIF.
 Tujuan “Memajemukkan atau merelatifkan kebenaran”
 Rumusan masalah “Bagaimana dekonstruksi konsep bagi-hasil petani cengkeh di Riau?”
 Judul “Dekonstruksi Bagi-Hasil
Petani Cengkeh di Riau”

RELIGIUS : Dunia adalah hasil konstruksi manusia yang bisa saja lalai dengan ajaran Tuhan
 Tujuan “Mengonstruksi fenomena sesuai Wahyu Tuhan”
 Rumusan masalah “Bagaimana konstruksi ekonomi kerakyatan berbasis Al Maun?”
 Judul “Konstruksi ekonomi kerakyatan berbasis Al Maun”

Desain penelitian kualitatif tidak bisa disamaratakan, berbeda tergantung tujuan penelitiannya
dengan melakukan wawancara, observasi, dokumentasi, hanya desain koleksi data bukan analisis
data.

ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATIF DI BIDANG EKONOMI


Oleh : Dr. Novrida Qudsi Lutfillah, SE., Ak., MSA., CA.

Analisis Data terbagi atas dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data
numerik yang biasanya menunjukkan pengukuran suatu fenomena tertentu dengan angka
didapatkan dengan cara survey menggunakan angket atau kuesioner. Sedangkan Data Kualitatif
yaitu data naratif atau deskriptif yang menjelaskan tentang kualitas suatu fenomena didapatkan
dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.
Kriteria Penelitian Kuantitatif yaitu sebagai berikut:
-Parsimony: menggambarkan bentuk sebab akibat, Apakah X memengaruhi Y.
-Rigour: menggunakan indikator yang jelas dan kaku.
-Replicability: dapat direplikasi ulang.
-Generalisability: dapat digeneralisir-ukuran sampel yang memadai yang mewakili populasi.

Analisis Data: Penelitian Kualitatif


Penelitian Kualitatif non positif - bisa menggunakan data kuantitatif maupun kualitatif,
menggunakan bantuan komputer, software, atau program siap pakai untuk memudahkan
kalkulasi data- dimana alat analisisnya adalah peneliti itu sendiri.Penelitian kualitatif tidak
mementingkan pengukuran (Kuantitas), karena yang lebih penting adalah Kualitas, dan kualitas
sangat erat hubungannya dengan Nilai. Penelitian kualitatif bukan untuk mengeneralisasi.

Analisis Data Penelitian Kualitatif :


Peneliti kualitatif akan membuat dokumen transkrip, berisi segala temuan yang diperoleh
dilapangan (wawancara, observasi, dan dokumentasi).
Peneliti perlu memberikan catatan keterangan bagaimana informan mengucapkan, bagaimana
berinteraksi dengan lingkungan sekitar, apa yang peneliti rasakan.
Thick description : memaknai lebih dalam.

Reflektivitas dan Refleksivitas


Reflektivitas (reflectivity): kemampuan penelitian untuk mempertanyakan apa yang ingin
dipahami muncul dari bagaimana peneliti mengungkapakan opini akan apa yang diteliti dengan
cara mereflektivitaskan bukan dengan memberikan berbagai definisi dari tulisan orang lain.
Hadirkan rasa yang dimiliki penulis hadir dalam tulisan agar tulisan tidak kering.

Reflektivitas dan Refleksivitas


Refleksivitas = Introspective reflection Peneliti terus mempertanyakan perannya dalam penelitian
secara kritis, karena peneliti kualitatif memiliki peran penting terhadap analisis data.
Peneliti dapat mengambil posisi tertentu dalam menyajikan analisis data.
1. Posisi pembacaan literal
2. Posisi pembacaan Interpretif
3. Posisi pembacaan refleksif

Penggunaan Teori dalam Penelitian Kualitatif,


Penelitian kuantitatif bersifat deduktiff sedangkan Penelitian kualitatif bersifat induktif. Teori
dapat digunakan pada bagian pembahasan hasil penelitian untuk menunjukkan kebaruan
penelitian (novelty) dan teori menjadi pembanding atas temuan penelitian.
Kedudukan Teori dalam Hasil Penelitian
Berdasarkan pernyataan Bayu terungkap bahwa secara eksplisit tidak ada formulasi khusus dalam
perumusan harga jual yang ada di Coffee Shop A. Beliau selaku pemilik hanya menerjemahkan
harga yang berlaku di pasaran dengan merasionalisasi sesuai dengan kondisi biaya
operasionalnya…Hal tersebut tidak dapat disandingkan dengan konseptual akuntansi biaya secara
praksis di mana semua akumulasi komponen biaya merefleksikan harga sebuah produk dan
ditambahkan margin yang diharapkan (Chang, 2013; Haraldsson, 2016; YläKujala,
MarttonenArola, & Kärri, 2018). Lebih lanjut unsur biaya produksi dalam penentuan harga
setidaknya terdiri dari tiga elemen, yaitu pertimbangan bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan overhead. Semua unsur tersebut berpengaruh satu sama lain dalam menghasilkan sebuah
harga jual. Teori menjadi pembanding temuan penelitian
Bagaimana Menjamin Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif ?
Dalam Penelitian Kuantitatif, menyatakan bahwa ilmu harus obyektif dan terukur, dan konsep
reliabilitas dan validitas berkaitan dengan Pengukuran. Reliabilitas: sejauh mana suatu
pengukuran menghasilkan jawaban yang sama. Validitas: sejauh mana suatu pengukuran
menghasilkan kebenaran jawaban. Dalam Penelitian Kualitatif, Jika penelitian menginginkan
“reliabilitas’ dan ‘validitas” pastikan bahwa alat ukur dalam hal ini analisis data serta proses
perolehan data disajikan secara rinci.
Penelitian Kualitatif Beretika
Menjaga etika penelitian adalah tugas utama peneliti, sejak dari niat, proses, hingga penyajian
akhir penelitian. Ketika niat melakukan penelitian sebagai kewajiban kepada Tuhan dalam
menuntut ilmu dan menyebarkan kebaikan, maka implikasi etika praktis akan terpenuhi. lebih
lanjut, legal and Ethical Issues in interviewing (merujuk pada etika penelitian kualitatif),
mensyaratkan adanya persetujuan penelitian yang disepakati informan. Dalam kondisi ini maka
peneliti harus menjelaskan tujuan penelitian kepada informan, menjaga hak informan untuk
tetap anonim, tidak mengeksploitasi informasi yang didapat untuk kepentingan pribadi, dan
melaporkan hasil penelitian secara terbuka.

Anda mungkin juga menyukai