NIM : 105731133717
KELAS : AKUNTANSI 17 H
PENDAHULUAN
Sains secara umum memiliki Tujuan untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan. Masalah
kemanusiaan paling utama biasanya berorientasi pada konsep besar, yaitu Kemakmuran dan
Kesejahteraan. Ilmu Ekonomi sendiri punya basis penting berkenaan dengan masalah tersebut
Salah satunya adalah melalui riset.
Kemakmuran kultural dan kalkulatif, dimana kemakmuran kultural hidup dan kritik santai
kebijakan publik. Sedangkan kemakmuran kalkulatif logis yaitu berbasis global, pertumbuhan,
internet rate dan agregasi pembangunan tak hirau yang terdiri dari produktif/konsumtif,
kemampuan lokal/domestik, impor bahan baku, orientasi infrastruktur dan ekonomi rakyat.
Masalahnya, kesadaran riset kita sejak awal terkonstruksi pula melalui logika yang sama seperti
bagaimana negara memotret realitas dan menjalankan pembangunannya, yaitu melalui
“utilitarian factors” modeling.
UTILITARIAN FACTORS” MODELING
Salah satu cara bekerjanya realitas yang “in common” merefleksikan setiap desain dapat
dijadikan model secara obyektif dan terukur dalam bentuk persamaan khas
Setiap kejadian (X) apapun bentuknya tidak penting spirit, ide maupun value-nya, asal secara
obyektif nampak (b), dia dapat memengaruhi hasil (Y). Di luar itu (e) dianggap outlier dan
tidak penting.
Semua realitas adalah hubungan fungsional terdefinisi dan atau terukur secara matematis.
Positivisme dalam Statistik dan Pertumbuhan menjelaskan dan memprediksi realitas, Melakukan
kerja fungsional, obyektif, pragmatis apalagi teknis berorientasi kepentingan dan keberhasilan
berbasis pertumbuhan kinerja. Positivisme dalam Statistik dan Pertumbuhan Realitas
kon(teks)tual dominan basis paradigmatik barat (Kesejahteraan fisik dan atau material/ekonomi)
Ciri-ciri Positivisme
• Obyektif
•Matematis (pentingnya statistik dan rasionalitas sebab akibat
• Basisnya pada kepentingan dan fungsionalisme modernitas
• Sesuai aturan yang ada
• Melakukan kritik atas penyimpangan realitas yang sesuai kesepakatan dan atau
tatanan/regulasi bersama
Ciri-ciri Interpretivisme
• Subyektif
• Sesuatu di balik realitas (pentingnya metafora)
•Basisnya pada kedekatannya dengan nilai-nilai kultural modernitas
• Sesuai aturan yang ada
• Mendorong munculnya realitas sesuai kebudayaan di luar
modernitas
Setiap siklus terdiri dari 4 (empat) periode, sesuai dengan perkembangan peradaban Islam yang
dimulai rasulullah.
1. Periode I: Pendidikan, berlangsung 7 (tujuh) tahun.
2. Periode II: Pembentukan kebijakan dan regulasi, berlangsung 6 (enam) tahun
3. Periode III: Persiapan dan Pengayaan Institusi Pendukung, berlangsung 5 (lima) tahun
4. Periode IV: Implementasi kebijakan dan regulasi, berlangsung 5 (lima) tahun.
Negara sebagai “masjid”
1. Idaroh Negara
Pengelola negara (yudikatif, eksekutif, legislatif, hisbah)
Pengelolaan Negara (kebijakan keuangan Negara, pembangunan termasuk perencanaan,
kebijakan dan implementasi (pemberdayaan), serta segala hal terkait kebijakan pencapaian
kesejahteraan semesta).
2. Imaroh Negara
Pengimplementasian ubudiyah-tarbiyah-ummah melalui sektor-sektor untuk mencapai
kesejahteraan semesta, antara lain: Sektor Pendidikan, Kesehatan, dll
3. Riayah Negara
Pencapaian kesejahteraan semesta di Negara yang bersangkutan termasuk hubungan antar
Negara:
a. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur
b. Hubungan antar negara
Tujuan Penelitian Sangat Dipengaruhi Cara Peneliti Melihat Dunia. Dunia ini terjadi karena hukum
sebab akibat yang bisa diukur dan digeneralisasi. Tujuannya Menjelaskan dan Memprediksi
fenomena ekonomi. Rumusan Masalah Apakah tingkat inflasi berpengaruh pada kesejahteraan
ekonomi. Penentuan judul biasanya “pengaruh X pada Y, determinan faktor Y.
KRITIS : Dunia ini hasil penjajahan ideologi dominan, dan masyarakat teralienasi dari potensi
dirinya
Tujuan “Menyadarkan dan Membebaskan”
Rumusan masalah “Bagaimana membebaskan Bank Syariah dari jerat kapitalisme?”
Judul “Membongkar Kapitalisme Bank Syariah”
POSMODERNIS : Dunia ini tidak menyajikan kebenaran TUNGGAL- semua kebenaran RELATIF.
Tujuan “Memajemukkan atau merelatifkan kebenaran”
Rumusan masalah “Bagaimana dekonstruksi konsep bagi-hasil petani cengkeh di Riau?”
Judul “Dekonstruksi Bagi-Hasil
Petani Cengkeh di Riau”
RELIGIUS : Dunia adalah hasil konstruksi manusia yang bisa saja lalai dengan ajaran Tuhan
Tujuan “Mengonstruksi fenomena sesuai Wahyu Tuhan”
Rumusan masalah “Bagaimana konstruksi ekonomi kerakyatan berbasis Al Maun?”
Judul “Konstruksi ekonomi kerakyatan berbasis Al Maun”
Desain penelitian kualitatif tidak bisa disamaratakan, berbeda tergantung tujuan penelitiannya
dengan melakukan wawancara, observasi, dokumentasi, hanya desain koleksi data bukan analisis
data.
Analisis Data terbagi atas dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data
numerik yang biasanya menunjukkan pengukuran suatu fenomena tertentu dengan angka
didapatkan dengan cara survey menggunakan angket atau kuesioner. Sedangkan Data Kualitatif
yaitu data naratif atau deskriptif yang menjelaskan tentang kualitas suatu fenomena didapatkan
dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.
Kriteria Penelitian Kuantitatif yaitu sebagai berikut:
-Parsimony: menggambarkan bentuk sebab akibat, Apakah X memengaruhi Y.
-Rigour: menggunakan indikator yang jelas dan kaku.
-Replicability: dapat direplikasi ulang.
-Generalisability: dapat digeneralisir-ukuran sampel yang memadai yang mewakili populasi.