1. KONSEP KEPENTINGAN
Mengapa kepentingan itu mutlak harus ada dalam suatu kontrak asuransi ?
Pertanyaan itu sebaiknya dijawab dengan bertanya :
Apa saja berupa benda atau peristiwa yang dapat mengakibatkan hilangnya hak
atau timbulnya tanggung gugat hukum.
Contoh :
Dalam asuransi marine, Kapa1, barang muatan, atau tangu ng-gugat hukum
pemilik kapal terhadap pihak ketiga. Dalam Asuransi Jiwa, objek pertanggungan
adalah jiwa seseorang.
Dalam Hukum Asuransi Inggris, hal ini diterangkan dengan jelas dalam kasus
Castellain V Preston (1883) sbb:
Not the bricks and materials used in building the house, but the interest of the
insured in the subject matter of insurance.
4. DEFINISI
Dari definisi tersebut diatas dapat diakui paling tidak 4 unsur pokok dalam
kepentingan :
5.1 Harus terdapat benda, hak, kepentingan, jiwa, badan atau tanggung-
gugat potential.
5.2 Benda, hak, dan sebagainya itu harus merupakan objek pertanggungan.
Contoh :
Segi lain dari masalah kepentingan ialah, kapan kepentingan harus ada ?
Menurut hukum Indonesia (pasal 250 KUHD), Kepentingan harus ada pada saat
diadakan asuransi. Kebanyakan ahli hukum berpendapat bahwa kata-kata
“Pada saat diadakan asuransi” harus ditafsir sebagai “pada saat terjadinya
kerugian”.
Da1am Hukum Inggris (MIA 1906 pasal 6) dengan tegas ditentukan sbb:
“The assured must be interest in the subject matter insured at the time of the loss
though he need not be interested when the insurance is effected”.
[Kasus : Dalby V The India and London Life As. Co. (1854)]
4. Criminal acts;
5. Financial caluation;
Istilah personal contract ditujukan pada kontrak di mana dalam kegiatan sehari-
hari dari Tertanggung serta sikapnya terhadap obyek pertanggungan dapat
mempengaruhi terjadi tidak-nya kerugian serta besarnya kerugian.
MIA 1906
MESIN
1. PERJANJIAN NON-ASURANSI
2. PERJANJIAN ASURANSI :
As the underwriter knows nothing and the man who comes to him to ask
him to insure knows everything, it is the duty of the assured ... to make a
full disclosure to the underwriter without beeing asked of all material
circumstances. This is expressed by saying it is a contract of the utmost
good faith.
Duty of disclosure merupakan beban yang terlalu berat bagi calon tertanggung
rata-rata.
“Setiap Keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap tidak
pemberitahuan hal-hal yang diketahui oleh si tertanggung, betapapun
itikad baik ada padanya, yang demikian sifatnya sehingga seandainya si
penanggung telah mengetahui keadaan yang sebenarnya, perjanjian itu
tidak akan ditutup, atau tidak ditutup dengan syarat-syarat yang sama,
mengakibatkan batalnya pertanggungan.
Jadi menurut hukum Inggris, fakta materal adalah setiap keadaan yang dapat
mempengaruhi Penanggung dalam :
- menetapkan prerni.
a. Fakta yang menunjukan bahwa suatu risiko tertentu yang secara internal
lebih besar daripada yang diperkirakan menurut sifat dan jenisnya.
b. Fakta di mana faktor eksternal menjadikan risiko itu lebih besar daripada
normal.
c. Asuransi Marine : bahwa barang (cargo) dimuat di atas dek, usia kapal.
c. Fakta yang mengurangi risiko : adanya system alarm dalam risiko kecurian
(theft) atau adanya sprinkle system dalam risiko kebakaran.
Dari MIA 1906 Sact 18(2) dan KUHD pasa1 251 dapat disimpulkan
bahwa : prinsip ini mulai berlaku sejak dimulainya negoisasi dan
berakhir apabila kontrak telah ditutup.
Bila selama polis berjalan, perlu merubah terms dari polis misalnya
kenaikan jumlah pertanggungan atau merubah uraian daripada objek
pertanggungani. Tertanggung wajib memberitahukan semua fakta
material yang berkaitan dengan perubahan itu. Hal ini berlaku untuk
semua jenis asuransi.
10. REPRESENTATION AND WARRANTIES
- Implied Warranty:
Representations Warranties
- biasanya tidak terdapat daIam polis. - disebut dalam polis, kecuali implied
Menurut MIA 1906, Sect 17 dan 18 (1), pihak yang dirugikan mempunyai
hak/opsi sbb:
“Proximate cause means the active, efficient cause that sets in motion a train
events which brings about a result, without the intervention of any force started
and working actively from a new and independent source.
Terdapat dua kriteria yaitu sederetan cause yang tidak terputus “Unbroken
Sequence” serta sederetan causa yang terputus “Broken Sequence” (lihat gambar).
05. Aplikasi Prinsip Proximate Cause
Tanggung Jawab
Asuransi
Bahaya diasuransikan Penuh
7. akhirnya bangunan yang berjarak sekitar 500 yard dari kebakaran pertama
terbakar juga
Penyebab (proximate cause) dari kebakaran pada bangunan ini adalah gempa.
Keputusan ini terjadi pada kasus Tootal Broadhurst Lee. Co. London and Lancashire Fire
Insurance Co. (1908).
bangunan kantor
Dalam kasus Gaskarth v. Law Union Insurance Co. (1876) diputuskan bahwa
kebakaran bukan merupakan proximate cause robohnya tembok.
7. kapal masih terancam bahaya tenggelam, risiko ini diperburuk oleh badai;
tembok tersebut;
3G. Summary
(b) Risiko yang dijamin tidak harus akibat langsung dari suatu
penqecualian (kecuali polis secara khusus mengabaikan seperti
dimaksud dalam 3E1 di atas);
(c) Kerusakan, sebagai akibat langsung risiko yang ditutup adalah dijamin
meskipun risiko penyebab itu tidak disebut dalam polis (kecuali polis
secara khusus mengecualikan akibat itu seperti halnya ditunjukkan
dalam paragraf 3E1) yaitu kerusakan karena air atau asap dari
kebakaran adalah dijamin.
(d) Barang itu dijamin meskipun jenis risiko tidak secara nyata disebut
sebagai penyebab, sejauh jenis risiko itu masuk dalam operative clause
dan kerusakan akibat dari itu dijamin. Sebagai contoh, jika suatu
bangunan sebelahnya milik tertanggung, kena kebakaran dan hanya
kerusakan tertanggung karena semprotan air pemadam kebakaran atau
karena asap, maka barang tertanggung tersebut harus diganti (asalkan
sumber api tadi termasuk risiko yang tidak dikecualikan dalam polis).
(e) Risiko yang dijamin harus benar terjadi. Ketakutan kehilangan barang
karena risiko yang dijamin bukan kerugian karena risiko itu (Moors V.
Evans (1917)
(f) Kerugian lebih jauh yang timbul dalam upaya mengurangi kerugian,
terraasuk dijamin. Dengan demikian. kerusakan akibat penyemperotan
sprinkler atau pemadam kebakaran juga dijamin (Johnston V.West of
Scotland Insurance (1828);
(g) Novus actus interveniens, yaitu suatu kekuatan baru yang ikut
mempengaruhi. Hal ini dapat kita l.ihat dalam definisi kasus Pawsey bahwa
proximate cause harus tidak ada suatu intervensi dari kekuatan baru. Jadi, jika
dalam saat kebakaran penonton merusak barang sekitarnya, penyebab
kerusakaan itu di mana perbuatan itu seakan-akan merupakan pelanggaran dan
bukan kebakaran (Marsden V. City & Coutry Assurance Co. (1865).
Kasus "last straw". Dalam contoh dimana risiko semula memiliki arti bahwa
kerugian lebih kurang pasti terjai, maka risiko semula tersebut
merupakan proximate cause, meskipun kekuatan baru itu timbul dari
sumber lain (Leyland Shipping Co. Ltd. V Norwich Union (1918) dan
Johnston V West of Scotland (supra).
3G1A. Marine
Karena adanya permusuhan lampu menara itu padam dan akhirnya kapal itu
kandas. Bermusuhan dan padatnnya lampu menara dianggap proximate cause yang
terpisah.
3G1B. Kebakaran
Haris V. Poland (1941). Adalah maksud dari polis untuk menjamin risiko yang
bersifat accidental atau kejadian yang tidak diduga oleh tertanggung. Dalam
asuransi kebakaran juga harus ada sesuatu yang dalam kebakaran yang tidak
semestinya terbakar. Tertanggung meletakkan uang dan perhiasannya pada
tunggu api (heater) dan secara tidak terduga kemudian terbakar. Hakim
berpendapat bahwa hal itu merupakan kerugian yang secara accendintal dan
memenangkan klaim tersebut.
Everett V London Union Insurance Co.(1855). Tempat itu rusak karena terjadinya
ledakan sejauh kurang lebih setengah mil, ledakan itu disebabkan oleh kebakaran.
Keputusan kasus tersebut adalah bahwa kebakaran adalah proximate cause yang
terpisah. dan kerusakaan itu disebabkaan oleh peledakan. Hukum "In jure non
remota causa sed proxima spectatur" menjadi dasar dari keputusan tersebut.
Gaskarth V Law Union insurance Co. (1876). Akibat kebakaran tembok yang
telah rusak itu dibiarkan berdiri, tetapi konsekuensinya roboh kena angin kencang,
dan pengadilan memutuskan bahwa kerusakan akibat robohnya tembok itu bukan
karena kebakaran.
Hal yang krusial di sini adalah apakah orisinil risiko/peril masing berfungsi dan
merupakan faktor yang dominan dalam kerugian. Dalam kasus
partama terbukti bahwa tembok itu tahan api, sedangkan dalam kasus
kedua tidak demikian halnya dan angin kencang bertiup sebelum
upaya perbaikan dilakukan.
Dalam kasus Etherington V. Lanchashire and York Accident Ins. Co. (1909),
tertanggung dari kuda, mengalami cidera dan menyebabkan dia harus terbaring
dan tertimbun salju. Karena timbunan salju itu sangat dingin dan lembab sehingga
ia kejangkitan penyakit pneumonia kemudian meninggal. Kasus itu diputuskan,
bahwa ia meninggal akibat kecelakaan dari kuda dan bukan dari penyakit
pneumonia itu yang dikecualikan dalam polis asuransi kecelakaan.
Kasus Coxe V. Employrs Liabiliy Assurance Corp. (1916), seorang tentara yang
memiliki polis asuransi kecelakaan, yang dalam polisnya dikecualikan risiko
akibat tidak langsung dari perang. la meninggal tertabrak kereta api sewaktu.
melakukan inpeksi sepanjang rel kereta api dalam masa peperangan. Proximate
cause kematiannya adalah kecelakaan tetapi secara tidak langsung akibat perang.
Perang sebenarnya penyebab yang terpisah tetapi rumusan polis telah
mengecualikan akibat secara langsung atau tidak langsung dari peperangan.
Gray V. Barr (1917). Gray memiliki hubungan istimewa dengan istri Barr.
Pada suatu sore Barr menduga istrinya pergi ke rumah Gray, kemudian ia
menyusul dengan membawa senjata api yang siap ditembakkan. Karena Barr
tidak percaya jawaban Gray bahwa istri Barr tidak ada dirumah Gray, Barr
naik ke lantai atas untuk mencari dan menembakkan senjatanya ke langit-
langit rumah dengan tujuan untuk menakut-nakuti Gray. Perkelahian terjadi
dan Gray terbunuh. Barr dinyatakan pembunuh dan atas polis public liability
dituntut ganti rugi oleh istri Gray. Pengadilan menyatakan bahwa proximate
cause kematian Gray ada hubungannya dengan istri Barr, dan para hakim
tidak sepenuhnya setuju alasan bahwa: a) baik tembakan yang pertama
maupun kedua penyebab kerugian Barr; b) peristiwanya bukanlah suatu
accidental. Akan tetapi empat hakim lainnya sependapat bahwa perbuatan
Barr marupakan tindakan yang melawan public policy sehingga klaim ditolak.
Dalam kasus ini penggunaan senjata adalah hal yang sangat penting dan
merupakan kasus hukum yang membedakan antara indemnity untuk tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga dalam polis asuransi, public liability dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dalam polis asuransi kendaraan
bermotor.
PRINSIP INDEMNITY
1. KONSEP INDEMNITY
Berapa ganti rugi yang dapat diterima seseorang, bila peristiwa yang
dipertanggungkan terjadi.
Contoh:
Seorang pemilik pabrik membeli sebuah mesin, 5 tahun lalu seharga Rp.
25.000.000,- Mesin musnah terbakar dan biaya penggantian (Replacement cost)
pada saat terjadi kerugian Rp. 30.000.000,- Berapa ganti rugi yang dapat
diberikan ????
1.1 Definisi
2.1 Cash
Pada umumnya claim dibayarkan secara cash (tunai, sesuai dengan jumlah
yang harus dibayarkan sesuai dengan kondisi (syarat) polis.
Contoh :
Dalam Asuransi tanggung gugat ganti rugi pada umumnya diberikan secara
cash/tunai.
2.2 Repair
Dalam cabang asuransi tertentu misal motor, penanggung lebih memilih untuk
melakukan repair (perbaikan), sebagai cara pemberian indemnity. Bengkel
tertentu, telah ditunjuk penanggung untuk melakukan perbaikan, atau penanggung
memiliki bengkel sendiri.
2.3 Replacement
Cara ini banyak dilakukan pada Glass Insurance, di mana kaca-kaca yang
telah pecah diganti perusahaan kaca atas nama penanggung.
HaI ini dilakukan karena penanggung dapat memperoleh discount dari
pembelian barang.
2.4 Reinstatement
3. MEASUREMENT OF INDEMNTIY
Contoh :
Dalam Cargo:
Dalam Hull :
Namun tunduk pada limit dalam polis (sum insured atau average).
3.2.1 Buidings
Contoh :
Contoh :
Terdiri dari :
Raw material
Work-in-progress
Finished Stock
- Raw Material
3.2.5 Obsolescence
3.3 Salvage
Bila property tidak rusak seluruhnya maka penetapan bahwa total loss atau
tidak berada pada penanggung.
Contoh :
Sebu,ah toko sepatu terbakar dan sebagian sepatunya terkena asap. Dalam
hal ini penanggung dapat mengambil alih kepemilikan salvage sepatu
tersebut atau loss adjuster yang take over dan menjualnya untuk
me:ngurangi pembayaran klaim.
Abandonment
Contoh :
3.4.2 Average
Contoh :
Nilai sebenarnya
= 100 x 50 juta
150
VAR
3.4.3 Excess :
3.4.4 Franchise
Contoh :
3.4.5 Limits
3.4.6 Deductible
3.4.7.1 Reinstatement
1. DEFINISI
- Terjemahan :
Hak seseorang yang telah membayar ganti rugi kepada orang lain karena
kewajiban hukumnya, untuk menggantikan orang lain itu serta
menggunakan semua hak dan upaya hukum orang itu, apakah sudah
dilaksanakan atau tidak).
2. KONSEP / TUJUAN
Bila Penanggung harus membayar ganti rugi kepada Tertanggung yang telah
menerima pambayaran dari pihak ketiga, Penanggung berhak memperhitungkan
pembayaran klaim dengan jumlah uang yang telah diterima Tertanggung dari
pihak ketiga. (Penanggung berhak menyesuaikan pembayaran ganti rugi dengan
pembayaran dari pihak ketiga).
Prinsip Subrogasi dapat juga mencegah pihak ketiga memperkaya diri karena
tidak membayar ganti rugi atas kerugian yang ditimbulkannya.
- Sebelum jual beli tuntas, rumah yang bersangkutan rusak karena terbakar.
- Preston (tertanggung) mendapat ganti nigi dari Asuransi. (Liverpool, London &
Globe).
- Setelah itu, Preston berhasil juga memperoleh pembayaran penuh dari Rayner.
Dengan menerima pembayaran tersebut Preston telah melaksanakan haknya
terhadap Rayner.
Ini adalah sebuah contoh seorang Penanggung menggunakan haknya yang telah
dilaksanakan.
Subrogasi terkait dengan Indemnity. Oleh karena itu Penanggung tidak berhak
memperoleh lebih dari jumlah yang dibayarkannya kepada Tertanggung.
- Total loss karena tabrakan, dengan kapaI lain milik Pemerintah Canada
Tahun 1945.
Dalam kasus ini ditegaskan apa yang telah dinyatakan dalam kasus
sebelumnya [(Glen Line V Attorney General (1930) ] bahwa: Subrogasi
memberi hak kepada Penanggung hanya sampai sejumlah klaim yang
dibayarkannya kepada Tertanggung.
Bila Tertanggung tidak menerima ganti rugi penuh dari Asuransi karena
berlakunya excess atau average, ia berhak memperoleh kekurangannya
dari recovery.
Contoh 1 :
Kerugian : Rp. 500.000
Excess : Rp. 100.000
Dibayar asuransi : Rp. 400.000
PEMBAYARAN GRATIA
Contoh :
- Negligence : Kelalaian
Di mana seseorang (tertanggung) berhak atas ganti rugi dari pihak lain.
Contoh :
Bila Tertanggung telah diberi ganti rugi karena total loss, ia tidak dapat
juga menuntut salvage, karena hal itu akan memberikan Indemnitas lebih.
Hal terakhir ini tidak berlaku dalam marine abandonment. Bila suatu
benda, telah di-abandoned (dilepas) kepada marine insurer, ia menjadi
pemilik dari benda itu tanpa memperhatikan nilainya maupun hak
Subrogasi.
7.2 Perjanjian antara Motor Insurers dan Property insurers yang menjamin
- Kemudian ia berusaha untuk karyawan Ford yang lalai itu dengan hak
Subrogasi dari Ford.
- Hakim menoIak tuntutan itu atas dasar oahwa hal itu tidak wajar dan ber
bahaya terhadap hubungan perburuhan.
Walaupun bukan pihak Asuransi yang terlibat dalam kasus tersebut, ide menolak
hak Subrogasi karena tidak wajar dan membahayakan, akan bertahan.
Dalam KUHD Ps. 284 di atas, hal ini dengan tegas disebutkan.
Subrogasi di atas telah berlaku dengan sendirinya tanpa memerlukan suatu surat
kuasa khusus dari Tertanggung.
Tertanggung tetap bertanggung jawab atas setiap perbuatan yang mungkin dapat
merugikan hak penanggung terhadap pihak ketiga".
1. DEFINISI
"The right of an insurer to call upon other, similiarly, but not necessarily equally
liable to the same insured to share the cost of an indemnity payment ".
Terjemahan :
"Hak seorang Penangung untuk meminta kepada Penanggung lain, yang sama-sama
bertanggung jawab, tetapi tidak harus seimbang, kepada Tertanggung yang sama,
untuk membayar biaya pembayaran ganti rugi.”
2. TIMBULNYA KONTRIBUSI
Polis-polis tidak perlu menjamin kepentingan, bahaya, obyek yang persis sama,
yang penting ada "OVERLAP" antara satu polis dengan polis yang lain.
Contoh :
- Polis yang menjamin Fire Only akan berkontributsi dengan polis yang
menjamin Fire, Explosion (atas kerugian yang disebabkan Fire).
Kasus : North British & Mercantile V Liverpool & London & Globe
1877. (dikenal sebagai kasus : The King and Queen Granaries).
Contoh :
Rp. 6 milyar
Contoh :
Contoh 1
polis I atas bangunan di jalan tembok no 43 Jakarta : Rp. 1 milyar polis II atas
bangunan yang sama : Rp. 2 milyar
Contoh 2
Langkah I :
Bila jumlah Independent liability dari semua penanggung kurang dari, atau
sama dengan jumlah kerugian (contoh di atas Rp. 300 juta), masing-masing
polis membayar independent liability sendiri.
Langkah III:
Contoh 3
Langkah I
polis I: (4.5 milyar : 4.5 milyar) x 450 juta =Rp. 450 juta
polis II:(1 milyar : 4.5 milyar) x 450 juta =Rp. 100 juta
Langkah III, karena jumlah independent liability semua polis (Rp. 55O juta)
melebihi jumlah kerugiaan ( Rp. 450 juta):
polis II: (100 juta : 550 juta) x 450 juta = Rp. 81.800.000
Rp. 450.000.000
Contoh di atas menggambarkan metode dalam hal concurent Policies, tapi
dapat juga dipakai dalarn hal non-concurrent policy.
Contoh 4
Polis I bayar :
(8 : 15,5) x 10 juta = Rp. 5.161.300
polis II bayar :
(7,5 : 15,5) x 10 juta = Rp. 4.838.700
Rp. 10.000.000
Contoh 5
Tertanggung Liable (Klaim) Rp. 125 juta kepada pihak ketiga (klaim).
Polis I bayar :
(100 : 225) x 125 juta = Rp. 55.555.560
Polis II bayar :
(125 : 225) x 125 juta = Rp. 69.444.440
Rp. 125.000.000
Jika kerugian < Rp. 100 juta, yakni dibavvah limit kedua polis, kerugian dibagi
sama rata, karena independent liability semua polis = jumlah kerugian
Independent liability
Rp. 150.000
"This policy shall not apply in respect of rnry claim where the insured is
entitled to indemnity under any other insurance ".
Berarti bahwa polis tidak akan mengkontributsi bila ada polis lain yang
berlaku.
Sebagai alternatif warding berikut ini dapat ditambahkan pada klausula
diatas :
Bila polis yang diterbitkan memberikan jaminan yang luas, kadang kala
klausula seperti tersebut diatas dicantumkan untuk mencegah kontributsi
antara polis yang memberikan jaminan yang luas (wide - range policy)
dengan polis yang lebih specific (more specific) di dalam penutupannya.
Sebagai contoh polis kebakarari atas stock barang dagangan hanya akan
menjamin balance of loss setelah liaility polis yang lebih specific habis
digunakan.
Begitu pula polis kebakaran atas stock tidak akan mengkontributsi dengan
polis marine cargo di dockside warehouse kecuali untuk excess of value
yang tidak dijamin oleh polis marine.
1. PENGERTIAN
Proposal Form atau Surat Permintaan Asuransi (selanjutnya disebut SPA) adalah
dokumen yang dirancang oleh Penanggung untuk memperoleh jawaban-jawaban
atas aspek material yang utama daripada risiko yang akan diasuransikan. SPA
secara hukum tidak diharuskan tapi diperlukan untuk mempermudah
pengumpulan informasi yang relevan.
4. KEGUNAAN SPA
Umumnya Penanggung lebih suka bila calon Tertanggung mengisi SPA, tapi
ada kalanya SPA tidak digunakan antara lain pada asuransi :
Untuk risiko kebakaran yang besar, SPA tidak digunakan dengan alasan
antara lain, tidak cukup space untuk memuat semua uraian mengenai
benda-benda yang akan diasuransikan. Penanggung melakukan survey,
dan si broker membuat Summary dari informasi yang relevan dalam
menawarkan risiko yang bersangkutan.
5. STRUKTUR SPA
- Lokasi risiko
- Pekerjaan/Okupasi
- Penggunaan Kendaraan
5.2.5 DECLARASI
1. FUNGSI POLIS
Polis bukanlah perjanjian asuransi tetapi sebagai tanda bukti adanya perjanjian
asuransi (evidence of insurance contract).
"Suatu perjanjian pertanggungan harus dibuat secara tertu(is dalam suatu akta
yang disebut dengan polis".
Adalah bentuk polis di mana bagian-bagian yang berbeda dari dokumen tersebut
dipisah dari satu dan yang lainnya dan informasi tertentu yang berkaitan dengan
perjanjian itu dirinci dalam halaman khusus yang disebut ikhtisar/schedule.
Terdiri dari :
3.1 Heading :
3.2 PreambleRecital/Clause :
3.4 Exceptions/Exclusions
3.5 Conditions
Ketentuan yang berhubungan dengan pelaksanaan dan penafsiran
perjanjian secara keseluruhan, terdiri dari :
Contoh :
3.6 Ikhtisar/Schedule
- Nama tertanggung
- Alamat Tertanggung
- Pekerjaan/Usaha Tertanggung
- Premi
- Nomor Polis
3.7 Tanda tangun Penanggung/Attestation Clause
3.8 Specification :
4. CONDITIONS
Condition yang tidak tertera dalam polis tetapi harus dipatuhi, yaitu:
Dapat digolongkan :
7. POLIS KOLEKTIF
8. ENDORSEMENT
9, COVER NOTE
- Apa yang tertulis dalam Polis dianggap sebagai kehendak para pihak. Setiap
kata harus diartikan menurut pengertian umum (ordinary meaing), kecuali
diartikan lain oleh undang-undang (legal meaning) atau mempunyai arti
tertentu dalam bidang tertentu (technical meaning). Kata-kata yang dicetak
dikalahkan oleh kata-kata yang diketik atau ditulis. Implied terms
dikalahkan oleh Expressed terms.
- Apabila kelompok benda/ha1 tertentu yang lebih khusus, diikuti oleh hal
yang umum, yang terakhir harus diartikan sebagai kelompok yang sama
dengan yang disebutkan secara khusus.
- Contra Pro_ferentum Rules (apabila ada kata-kata yang tidak jelas harus
ditafsirkan untuk kerugian pembuat perjanjian).
- Sifat perjanjian.
- Kebiasaan setempat.
Apabila terdapat kesalahan dalam polis, dapat diminta agar polis diperbaiki
(rectification). Rectification dapat dilakukan dengan menerbitkan polis baru
atau dengan endorsement.
Marine cargo