Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah

Banyak perkebunan teh yang berkembang di Indonesia. Kualitasnya pun sangat


baik dan bisa bersaing di pasar internasional. Tanaman teh (Camellia sinensis)
merupakan tanaman yang banyak ditanam di berbagai negara di dunia sejak zaman
dahulu.

Tanaman teh dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim sejuk. Keadaan
geografis di Indonesia yang sebagian terdiri dari pegunungan merupakan daerah yang
cocok untuk pertumbuhan tanaman teh, maka tidaklah mengherankan bila produksi teh
dijadikan industri rumah tangga (home industry) ataupun industri besar di Indonesia
(Antoni Ludfi Arifin, 2007). Teh dikelompokkan berdasarkan cara pengolahannya yang
dilakukan dengan cara oksidasi, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Ketiganya
berasal dari daun teh yang sama, namun karena cara pengolahannya berbeda, maka
memiliki komposisi kimia dan rasa yang berbeda (Arif Hartoyo, 2003; Tourle, 2004).

Perkebunan teh di Indonesia terkonsentrasi di Pulau Sumatera dan Jawa. Hal itu
dikarenakan di daerah Sumatera dan Jawa banyak terdapat dataran tinggi dan
pegunungan, yang dimana daerah tersebut memang diperlukan teh agar dapat
berkembang secara optimal.

Di daerah Jawa Barat, khususnya Kabupaten Garut yang memiliki luas


administratif sebesar 306.519,00 Ha, sebagian besar wilayahnya merupakan
pegunungan kecuali pantai di sebelah selatan berupa dataran rendah. Bentang alam
Kabupaten Garut bagian utara terdiri atas dua aransemen bentang alam, yaitu dataran
dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara juga rangkaian
– rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung
yaitu komplek Gunung Guntur, Gunung Haruman, Gunung Kamojang, Gunung
Papandayan, Gunung Cikuray di sebelah selatan tenggara, Gunung Talaga Bodas dan
Gunung Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah selatan terdiri dari
daratan dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.1

Dengan banyaknya dataran tinggi di Kabupaten Garut membuka potensi yang


besar untuk mengembangkan perkebunan. Menurut data Dinas Perkebunan Kabupaten
Garut, tahun 2015 tercatat jumlah luas perkebunan milik negara dan swasta mencapai
46.323,00 Ha yang terbagi kedalam 24 jenis komoditas yang dibudidayakan, dengan
perkebunan besar terdiri dari teh, karet, kakao, kina dan kelapa sawit. Perkebunan teh
yang tersebar di beberapa titik mencapai 18.898,00 Ha dan menjadi jumlah perkebunan
terluas kedua di Kabupaten Garut setelah karet yang meiliki luas sekitar 17.533,00 Ha.2

Dengan banyaknya perkebunan teh yang dapat dijumpai, terdapat pula beberapa
tradisi meminum teh di Kabupaten Garut. Misalnya di daerah pegunungan Cikuray.
Disana juga tradisi saat minum teh, yaitu tradisi nyaneut.

“Nyaneut” sendiri, merupakan nama yang disematkan untuk tradisi minum teh
khas warga garut ini. Nyaneut ini merupakan akronim dari  Nyai Haneut  atau  Cai
Haneut  yang artinya air hangat. Tradisi Nyaneut ini sudah berlangsung selama ratusan
tahun yang dilakukan oleh masyarakat Cigedug, Kabupaten Garut. Tradisi Nyaneut ini
biasanya dilakukan untuk menyambut tahun baru islam.

Nyaneut pun menjadi kebiasaan masyarakat Garut dan sekitarnya yang berada di
kaki Gunung Cikurai untuk menghangatkan tubuh. Tradisi Nyaneut mempunya ciri khas
tersendiri dalam pelaksanannya. Biasanya teh disajikan untuk tamu bersama dengan
suguhan kudapan berupa singkong rebus. Dalam prosesi meminum teh diawali dengan
memutar gelas teh di telapak tangan sebanyak dua kali, setelah itu aroma teh harus
dihirup terlebih dahulu sebanyak 3 kali kemudian teh baru boleh di minum.

Seiring berjalannya waktu, budaya ini kurang dikenal masyarakat. Akhirnya


pemerintah Kabupaten Garut mengadakan Festival Nyaneut yang selanjutnya menjadi
agenda tahunan. Namun hal itu masih belum optimal karena masyarakat milenial kurang
tertarik untuk ambil bagian dalam festival tersebut. Festival ini digagas oleh Dasep

1
http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1045
2
https://www.garutkab.go.id/page/perkebunan
Badrussalam yang bertujuan untuk menyadarkan kembali warga Sunda terhadap tradisi
minum tehnya. Festival Nyaneut biasanya diawali dengan pawai obor dan puncak
acaranya adalah ngahaturan cai, yakni memberikan suguhan teh kepada para warga
yang berkunjung. Para pengunjung duduk lesehan dengan sebuah meja bambu. Teh
yang digunakan dalam nyaneut adalah teh wejek yang diolah secara tradisional oleh
masyarakat Cigedug dan disuguhkan bersama panganan-panganan tradisional.

Menilik hal diatas, kami merumuskan sebuah masalah bahwa perlunya


pengoptimalan promosi Tradisi Nyaneut agar kembali diminati. Hal tersebut dapat
dilaksanakan dengan gencarnya melakukan promosi digital di era industri 4.0 ini yang
bisa mendorong Indonesia sebagai Digital Energy of Asia. Ketertarikan kami terhadap
Tradisi Nyaneut yang mulai pudar membuat kami melakukan pengamatan, analisis dan
studi pustaka berbagai media yang mengantarkan kami membuat karya tulis yang
berjudul “ “. Semoga dengan gencarnya promosi digital yang dilakukan dapat membuat
masyarakat mengenal tradisi nyaneut dan mendorong Indonesia sebagai Digital Energy
of Asia.

1.2 Batasan Masalah

Golongan pedagang dan batasan umur di Indonesia memiliki cakupan yang


sangat luas, sementara waktu kami untuk melakukan penelitian sangat terbatas. Karena
itu kami melakukan pembatasan masalah dan lingkup penelitian sebagai berikut :

a. Golongan pedagang yang akan melakukan promosi digital dikhususkan para


pelaku UMKM. Dengan banyaknya pelaku UMKM di Indonesia saat ini akan
memperkuat persiapan Indonesia untuk menjadi Digital Energy of Asia.
b. Gencarnya generasi milenial menggunakan fasilitas internet akan memudahkan
dalam penyebaran informasi melalui media digital. Maka promosi yang akan
dilakukan akan kami pusatkan kepada generasi milenial.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang kami lakukan


adalah :

a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi digital di era industri 4.0.
b. Untuk mengetahui seberapa dikenal Tradisi Nyaneut di masyarakat khusunya
di kalangan milenial.

Manfaat penelitian dari penelitian yang ini dilakukan adalah :

a. Masyarakat
Agar masyarakat khusunya generasi milenial lebih mengenal Tradisi Nyaneut.
b. Pemerintah
Mengangkat budaya lokal menuju global, serta mendukung agar Indonesia
menjadi Digital Energy of Asia.
c. Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya.

1.4 Metodologi Penelitian

1.4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam proses penyusunan karya tulis ini, penulis melakukan penelitian dengan
metode pengisian angket menggunakan media sosial Google Drive yang disebar luaskan
ke beberapa responden yang berada di wilayah Jawa Barat. Adapula penelitian yang
dilakukan secara langsung ke beberapa pelaku UMKM di Kabupaten Garut. Kedua
penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan Januari 2019.

1.4.2 Variabel Penelitian

Variabel bebas (Independent Variabel) adalah variabel yang mempengaruhi


variabel lainnya atau variabel yang diselidiki pengaruhnya. Sedangkan variabel terikat
(Dependent Variabel) adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi variabel lain.

Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dua variabel


tersebut, yaitu :

Tradisi Nyaneut Pengoptimal Indonesia Menuju Digital Energy of Asia (Y) melalui
PARODI (X)
Hubungan antara ke dua variabel tersebut yaitu Metode Parodi akan
mempengaruhi Tradisi Nyaneut sebagai pengoptimal Indonesia menuju Digital Energy
of Asia.

1.4.3 Alat Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan angket dan dokumen


pemerintahan yang tersedia. Angket sebagai pengumpul data primer disebar melalui
situs media sosial masyarakat Google Drive terhadap beberapa responden berumur 15 –
25 tahun yang ada di wilayah Jawa Barat sebayak 50 orang yang berisi pertanyaan
mengenai wawasan responden terhadap Tradisi Nyaneut. Sedangkan dokumen
pemerintahan yang menjadi data sekunder penulis dilakukan dengan cara penelusuran
dan studi pustaka terhadap laporan atau dokumen yang berasal dari instansi
pemerintahan di Kabupaten Garut dan Provinsi Jawa Barat.

1.4.4 Teknik Analisis Data yang Dilakukan

Metode penelitian ini dilakukan dengan cara menyebar angket ke beberapa


generasi milenial yang ada di Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan media sosial
berupa Google Drive dan melakukan wawancara terhadap beberapa pelaku UMKM
yang ada di Kabupaten Garut. Setelah data terkumpul, penulis membuat analisis data
dengan cara kuantitatif. Data yang sudah diperoleh akan diolah sedemikian rupa dan
disajikan dalam bentuk tabel atau diagram agar mudah dipahami.
BAB II

PEMABAHASAN

2.1 Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan dengan cara menyebar angket ke brberapa generasi


milenial yang ada di Provinsi Jawa Barat dengan menggunakan media sosial berupa
Google Drive dan melakukan wawancara terhadap beberapa pelaku UMKM yang ada di
Kabupaten Garut, memberikan gambaran mengenai seberapa dikenal Tradisi Nyaneut
dan seberapa besar pengaruh Promosi Digital di kalangan pelaku UMKM.

Hasil dari pengisian angket oleh responden adalah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai