PENDAHULUAN
Tanaman teh dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim sejuk. Keadaan
geografis di Indonesia yang sebagian terdiri dari pegunungan merupakan daerah yang
cocok untuk pertumbuhan tanaman teh, maka tidaklah mengherankan bila produksi teh
dijadikan industri rumah tangga (home industry) ataupun industri besar di Indonesia
(Antoni Ludfi Arifin, 2007). Teh dikelompokkan berdasarkan cara pengolahannya yang
dilakukan dengan cara oksidasi, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Ketiganya
berasal dari daun teh yang sama, namun karena cara pengolahannya berbeda, maka
memiliki komposisi kimia dan rasa yang berbeda (Arif Hartoyo, 2003; Tourle, 2004).
Perkebunan teh di Indonesia terkonsentrasi di Pulau Sumatera dan Jawa. Hal itu
dikarenakan di daerah Sumatera dan Jawa banyak terdapat dataran tinggi dan
pegunungan, yang dimana daerah tersebut memang diperlukan teh agar dapat
berkembang secara optimal.
Dengan banyaknya perkebunan teh yang dapat dijumpai, terdapat pula beberapa
tradisi meminum teh di Kabupaten Garut. Misalnya di daerah pegunungan Cikuray.
Disana juga tradisi saat minum teh, yaitu tradisi nyaneut.
“Nyaneut” sendiri, merupakan nama yang disematkan untuk tradisi minum teh
khas warga garut ini. Nyaneut ini merupakan akronim dari Nyai Haneut atau Cai
Haneut yang artinya air hangat. Tradisi Nyaneut ini sudah berlangsung selama ratusan
tahun yang dilakukan oleh masyarakat Cigedug, Kabupaten Garut. Tradisi Nyaneut ini
biasanya dilakukan untuk menyambut tahun baru islam.
Nyaneut pun menjadi kebiasaan masyarakat Garut dan sekitarnya yang berada di
kaki Gunung Cikurai untuk menghangatkan tubuh. Tradisi Nyaneut mempunya ciri khas
tersendiri dalam pelaksanannya. Biasanya teh disajikan untuk tamu bersama dengan
suguhan kudapan berupa singkong rebus. Dalam prosesi meminum teh diawali dengan
memutar gelas teh di telapak tangan sebanyak dua kali, setelah itu aroma teh harus
dihirup terlebih dahulu sebanyak 3 kali kemudian teh baru boleh di minum.
1
http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1045
2
https://www.garutkab.go.id/page/perkebunan
Badrussalam yang bertujuan untuk menyadarkan kembali warga Sunda terhadap tradisi
minum tehnya. Festival Nyaneut biasanya diawali dengan pawai obor dan puncak
acaranya adalah ngahaturan cai, yakni memberikan suguhan teh kepada para warga
yang berkunjung. Para pengunjung duduk lesehan dengan sebuah meja bambu. Teh
yang digunakan dalam nyaneut adalah teh wejek yang diolah secara tradisional oleh
masyarakat Cigedug dan disuguhkan bersama panganan-panganan tradisional.
a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi digital di era industri 4.0.
b. Untuk mengetahui seberapa dikenal Tradisi Nyaneut di masyarakat khusunya
di kalangan milenial.
a. Masyarakat
Agar masyarakat khusunya generasi milenial lebih mengenal Tradisi Nyaneut.
b. Pemerintah
Mengangkat budaya lokal menuju global, serta mendukung agar Indonesia
menjadi Digital Energy of Asia.
c. Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya.
Dalam proses penyusunan karya tulis ini, penulis melakukan penelitian dengan
metode pengisian angket menggunakan media sosial Google Drive yang disebar luaskan
ke beberapa responden yang berada di wilayah Jawa Barat. Adapula penelitian yang
dilakukan secara langsung ke beberapa pelaku UMKM di Kabupaten Garut. Kedua
penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan Januari 2019.
Tradisi Nyaneut Pengoptimal Indonesia Menuju Digital Energy of Asia (Y) melalui
PARODI (X)
Hubungan antara ke dua variabel tersebut yaitu Metode Parodi akan
mempengaruhi Tradisi Nyaneut sebagai pengoptimal Indonesia menuju Digital Energy
of Asia.
PEMABAHASAN