Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH KESEHATAN

MENTAL
PRA ILMIAH
• Demonologi Awal
Para arkeolog menemukan kerangka manusia Zaman
Batu dengan lubang sebesar telur pada tengkoraknya.
Interpretasi yang muncul terhadap lubang tersebut
adalah bahwa nenek moyang kita di zaman prasejarah
percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan
adanya pengaruh dan serangan dari roh-roh jahat.
Menggunakan teknik yang disebut trephination yaitu
menciptakan sebuah jalur melalui tengkorak sebagai
jalan keluar bagi roh jahat tersebut.
Tengkorak Trephination
Tata Cara Trephination: Ilustrasi
Peralatan Trephination
Lanjutan demonologi

Demonologi merupakan suatu doktrin yang


menyebutkan bahwa perilaku abnormal
seseorang disebabkan oleh pengaruh roh
jahat atau kekuatan setan.
Demonologi ditemukan dalam budaya Cina,
Mesir dan Yunani.
Pada zaman Yunani Kuno, orang-orang yang
berperilaku abnormal sering dikirim ke kuil
untuk persembahan pada Aesculapius, yaitu
Dewa Penyembuhan.
Penjelasan Fisiologis Awal terhadap Gangguan Mental pada Masa
Roma dan Yunani Kuno
Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak
Kedokteran; penemu ilmu medis
modern) memisahkan ilmu medis
dari agama, magic dan takhyul. Ia
menolak keyakinan yang
berkembang pada masa Yunani itu
bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan
penyakit fisik dan gangguan mental
sebagai bentuk hukuman.
Hippocrates menjelaskan tentang pentingnya
otak dalam mempengaruhi pikiran, perilaku
dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah
pusat kesadaran, pusat intelektual dan emosi.
Sehingga jika cara berpikir dan perilaku
seseorang menyimpang atau terganggu berarti
ada suatu masalah pada otaknya (otaknya
terganggu).
Ia merupakan pelopor somatogenesis –
suatu ide yang menyebutkan bahwa kondisi
soma (tubuh) mempengaruhi pikiran dan
perilaku individu. Jika soma (tubuh) seseorang
terganggu, maka pikiran dan perilakunya juga
akan terganggu.
Hippocrates mengklasifikasikan gangguan
mental ke dalam tiga kategori yaitu:
1. mania untuk mengacu pada kegembiraan
yang berlebihan,
2. melancholia untuk menandai depresi yang
berlebihan dan
3. frenitis (demam/peradangan otak) untuk
menandai bentuk perilaku aneh yang mungkin
pada masa kini menggambarkan skizofernia.
Ia lebih percaya pada hal-hal yang bersifat
natural daripada supranatural. Hippocrates
percaya bahwa suatu pola hidup tertentu akan
mempengaruhi kesehatan otak dan tubuh.
Selain Hippocrates, ada juga
dokter dari Roma yang
mencoba memberikan
penjelasan naturalistik tentang
gangguan psikotik. Mereka
adalah Asclepiades dan Galen.
Keduanya mendukung
perlakuan yang lebih manusiawi
dan perawatan di rumah sakit
bagi para penderita gangguan
mental.
Zaman Kegelapan (The Dark Ages) dan kembalinya
demonologi
• Kematian Galen (130 – 200 M), sebagai
dokter terakhir pada masa klasik Yunani
menandai dimulainya Zaman Kegelapan bagi
dunia medis dan bagi perawatan serta studi
tentang perilaku abnormal.
• Pada Zaman Pertengahan dan Renaissance
(400 – 1500 M), kalangan gereja dan Kristen
meluaskan pengaruhnya. Gangguan mental
kembali dihubungkan dengan pengaruh
spiritual dan supranatural (Demonologi).
Lanjutan zaman kegelapan…

Para pemuka agama pada masa itu melakukan


suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh roh
jahat dari tubuh seseorang. Metode tersebut
dinamakan exorcism.
• Rennaisance bermula di Italia pada tahun
1400-an dan menyebar secara berangsur-
angsur ke seluruh Eropa. Zaman ini dianggap
sebagai peralihan dari dunia pertengahan
menuju dunia modern. Ironisnya, ketakutan
akan penyihir juga mengalami peningkatan,
terutama pada akhir abad ke-15 sampai akhir
abad ke-17.
Lanjutan zaman kegelapan…
Perwakilan Gereja Katolik Roma meyakini
bahwa penyihir membuat perjanjian dengan
iblis, mempraktekkan ritual setan dan
melakukan tindakan-tindakan mengerikan
seperti memakan bayi dan meracuni hasil
panen.
Pada tahun 1484, Pope (Paus) Innocent VIII
meminta kepada para pendeta di Eropa untuk
mencari para tukang sihir dan mengumumkan
hukuman mati bagi penyihir.
Selama dua abad berikutnya, lebih dari
100.000 orang yang dituduh sebagai tukang
sihir telah dibunuh.
Awal Pembangunan Asylums
• Jauh sebelum Barat mengenal metode penyembuhan
penyakit jiwa berikut tempat perawatannya, pada abad
ke-8 M di Kota Baghdad, menurut Syed Ibrahim B PhD
dalam bukunya berjudul "Islamic Medicine: 1000 years
ahead of its times“
(http://www.ishim.net/ishimj/2/01.pdf dan untuk
buku kompilasinya bisa dilihat di:
http://www.scribd.com/doc/11030166/Islamic-
Medicine-Compiled-ebook), rumah sakit jiwa atau
insane asylums telah didirikan para dokter dan
psikolog Islam beberapa abad sebelum peradaban
Barat menemukannya.
• Hampir semua kota besar di dunia Islam
pada era keemasan telah memiliki rumah
sakit jiwa. Selain di Baghdad ibu kota
Kekhalifahan Abbasiyah insane asylum juga
terdapat di kota Fes, Maroko. Selain itu,
rumah sakit jiwa juga sudah berdiri di Kairo,
Mesir pada tahun 800 M.
• Pada abad ke-13 M, kota Damaskus dan
Aleppo, Suriah juga telah memiliki rumah
sakit jiwa.
Savage-Smith mengungkapkan, rumah sakit
(RS) Islam terbesar di zaman keemasan
dibangun di Mesir dan Suriah pada abad ke-
12 dan 13 M. Pada masa itu, RS Islam sudah
menerapkan sistem perawatan pasien
berdasarkan penyakitnya. Menurut Savage-
Smith, pembangunan sebuah sistem rumah
sakit yang begitu luas merupakan salah satu
pencapaian terbesar dalam peradaban Islam
pada abad pertengahan.
Selain itu, peradaban Islam juga sudah
memiliki rumah sakit jiwa atau insane
asylum. Menurut dia, masyarakat Muslim
juga tercacat sebagai yang pertama
mendirikan dan memiliki rumah sakit jiwa.
Rumah sakit pada era keemasan Islam juga
berfungsi sebagai tempat perawatan para
manusia lanjut usia (manula) yang
keluarganya kurang beruntung.
 Pembangunan Asylums selama
Renaissance (Zaman Pencerahan)
Pada abad 15 dan 16, di Eropa mulai dilakukan
pemisahan dengan serius antara penderita
gangguan mental dari kehidupan sosialnya.
Disana dibangun suatu tempat penampungan
yang disebut Asylums. Di asylums itu
ditampung dan dirawat penderita gangguan
mental dan para gelandangan. Mereka
dibiarkan untuk tetap bekerja dan tidak diberi
suatu aturan hidup yang jelas.

Anda mungkin juga menyukai