Anda di halaman 1dari 8

DISASTER RECOVERY DENGAN STANDBY DATABASE

PADA PT. SIGMA SOLUSI INTEGRASI

I Made Rothman Nova Efendi 1), Mansuri 2)


Fakultas Ilmu Komputer Universitas Borobudur
Jalan raya kalimalang no.1 Jakarta Timur 13620
Email: imade@borobudur.ac.id 1), mansuri@borobudur.ac.id 2)

Abstract

The purpose of this research is to design standby database system at PT. Sigma Integration Solutions.
The method used in this research is Recovery Time Objective (RTO) and Recovery Point Objective
(RPO). The design method is done by designing a standby database using physical standby database,
real-time apply method, and maximum availability data protection type that supports the fast-start
failover switch role. The results of this research is the implementation of disaster recovery that serves to
handle the threat of loss due to system disruption.

Keyword: Disaster, Recovery, Standby, Database, Primary, Secondary

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem standby database pada PT. Sigma Solusi Integrasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Recovery Time Objektive (RTO) dan Recovery Point
Objective (RPO). Metode perancangan dilakukan dengan merancang sebuah standby database yang
menggunakan physical standby database, metode real-time apply, dan tipe proteksi data maximum
availability yang mendukung role transition fast-start failover. Hasil penelitian ini merupakan
implementasi disaster recovery yang berfungsi menangani ancaman kerugian akibat gangguan sistem.

Keyword: Disaster, Recovery, Standby, Database, Primary, Secondary

1. PENDAHULUAN rusak akibat adanya bencana alam seperti


1.1. Latar Belakang kebakaran, gempa bumi dan banjir.
Kebutuhan akan sistem database yang semakin Banyaknya organisasi atau devisi informasi
meningkat menjadikan data menjadi aset yang mulai memikirkan cara menangani masalah yang
bernilai tinggi. Dengan demikian penting untuk timbul akibat sistem yang mengalamai
menjaga data agar tetap ada kapan saja penghentian (downtime), karena akan
dibutuhkan. Akan tetapi resiko terjadinya menimbulkan kerugian yang tinggi,
kerusakan (failure) pada database yang mengganggu aktivitas bisnis yang sedang
mengakibatkan data tidak dapat diakses atau berjalan, dan ketersediaan data yang memadai.
bahkan mengakibatkan data loss dapat terjadi Meskipun banya cara yang dipakai untuk
setiap saat. Gangguan tersebut dapat berupa mengatasi masalah yang timbul akibat system
maintenance, kerusakan database, kerusakan yang mengalami penghentian. Kebanyakan paa
media dan data corruption. Database juga dapat Manager IT menyetujui bahwa system yang
mengalami penghentian tidak dapat diterima

26
dengan kegiatan bisnis yang ada sekarang ini. 5. Manajemen sistem dapat dilakukan (secara
Pihak perusahaan menginginkan sistemnya local maupun dari jarak jauh) dengan mudah
dapat dipakai dan berjalan tanpa sedikitpun dan terdesentralisasi.
gangguan selama 24 jam setiap hari. 6. Bagaimana membangun standby database
Sistem yang mengalami penghentian agar selalu up-to-date dan sinkron dengan
(downtime), baik yang direnacanakan maupun primary database.
tidak direnanakan, sama halnya seperti
kehilangan kesempatan dan dapat meningkatkan 1.3. Batasan Masalah
biaya operasional. Standby Database berfungsi Adapun batasan masalah dalam penelitian ini
untuk memberikan perlindungan kepada data adalah:
perusahaan terhadap kegagalan, bencana, 1. Server yang berjalan 24 jam memerlukan
kesalahan oleh user, dan data yang korup. system backup dengan downtime rate yang
Standby Database dapat ditempatkan pada sekecil mungkin.
daerah yang aman dari bencana dan berada pada 2. Instalasi primary database serta standby
jarak yang jauh dari pusat (primary database). database pada computer dengan system
Jika primary database tidak bisa dipakai karena operasi Oracle Enterprice Linuz Release 5.
suatu sebab, baik yang direnacanakan atau tidak 3. Database yang digunakan adalah Oracle
direnacanakan, maka standby database akan Database 11g. R2.
diubah menjadi primary database (sebagai 4. Mode proteksi data menggunakan maximum
production database) dan hal ini akan abailability.
mengurangi waktu penghentian (downtime) serta
membantu mencegah kehilangan data. 1.4. Tujuan Penelitian
Adapun teknik penyelamatan data yang sering Tujuan penelitian ini adalah membuat standby
dilakukan, yaitu backup data. Backup data database yang mampu melakukan backup data
adalah teknik menyalin data ke dalam media secara realtime pada lingkungan DBMS Oracle
lain. Dalam penelitian ini berarti data yang dan menggantikan primary database pada saat
berada pada primary database (utama) disalin ke primary database mengalami kerusakan
dalam secondary database (cadangan). Jika (failure) serta menguji waktu respon dan
primary database mengalami kerusakan maka throughput pada proses replikasi dari primary
data tetap aman di dalam secondary database. database server ke standby database server
Dan secondary database akan mengembalikan yang diharapkan mampu mengatasi kehilangan
(restore) data apabila primary database sudah data jika terjadi gangguan seperti bencana alam,
siap untuk digunakan kembali. Namun demikian kerusakan database dan kerusakan media.
hal ini belum dapat menjadi solusi terbaik.
Karena backup tidak menggantikan kinerja 1.5. Manfaat Penelitian
primary database secara langsung yang Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini
mengakibatkan data tidak dapat diakses sampai adalah:
maintenance pada sistem primary database 1. Meminimalkan dampak negative yang dapat
tersebut berakhir. merugikan dari gangguan pada database
server dan storage server terhadap proses
1.2. Rumusan Masalah bisnis suatu perusahaan.
Dari uraian di atas maka rumusan masalah 2. Memelihara stabilitas proses bisnis dan
dalam penelitian ini adalah: integrasi data selama proses recovery server
1. Bagaimana mengitegrasikan primary utama database.
database dengan standby database 3. Mencegah terjadinya kehilangan data yang
2. Menjamin ketersediaan data disaat terjadi belum dibacup pada saat database server
bencana yang tidak direnanakan pada server dan storage server perusahaan mengalami
primary. perusahaan secara fisik.
3. Melakukan pemulihan terhadap kerusakan
data karena downtime. 2. TINJAUAN PUSTAKA
4. Mengembalikan data yang rusak atau hilang 2.1. Pengertian Implementasi

27
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
to implement yang berarti 2.2. Disaster
mengimplementasikan. Implementasi Disaster (bencana) didefinisikan sebagai
merupakan penyediaan sarana untuk kejadian yang waktu terjadinya tidak dapat
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan diprediksi dan bersifat sangat merusak. Bencana
dampak atau akibat terhadap sesuatu. terjadi dengan frekuensi yang tidak menentu dan
Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan akibat yang ditimbulkannya meningkat bagi
dampak atau akibat itu dapat berupa undang- mereka yang tidak mempersiapkan diri terhadap
undang, peraturan pemerintah, keputusan kemungkinan-kemungkinan timbulnya bencana.
peradilan dan kebijakan yang dibuat oleh Berbagai bencana yang mungkin terjadi antara
lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan lain adalah:
kenegaraan • Bencana alam disebabkan oleh kondisi
Implementasi menurut para ahli geografis dan geologis dari lokasi
Pendapat Cleaves yang dikutip (dalam Wahab • Kebakaran disebabkan oleh faktor
2008;187), yang secara tegas menyebutkan lingkungan dan pengaturan sistem elektrik
bahwa: Implementasi itu mencakup “Proses yang dapat menyebabkan korsleting
bergerak menuju tujuan kebijakan dengan cara • Kerusakan pada jaringan listrik disebabkan
langkah administratif dan politik”. Keberhasilan oleh sistem elektrik
atau kegagalan implementasi sebagai demikian • Serangan teroris disebabkan oleh lemahnya
dapat dievaluasi dari sudut kemampuannya keamanan fisik dan non fisik data center
secara nyata dalam meneruskan atau • Sistem atau perangkat yang rusak terkait
mengoperasionalkan program-program yang dengan kesalahan manajemen pengawasan
telah dirancang sebelumya. perangkat
Menurut Mazmanian dan Sebastiar (dalam • Kesalahan operasional akibat ulah manusia
Wahab, 2008: 68) Implementasi adalah
• Virus misalkan disebabkan oleh kesalahan
pelaksanaan keputusan kebijakan dasar,
pemilihan anti-virus yang digunakan
biasanya dalam bentuk undang-undang, namun
dapat pula berbentuk perintah-perintah atau
2.3. Disaster Recovery
keputusan-keputusan eksekutif yang penting
Disaster recovery adalah proses, kebijakan dan
atau keputusan badan peradilan. prosedur yang berkaitan dengan persiapan untuk
Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam pemulihan (recovery) atau kelanjutan pada
Wahab, 2008: 65) Implementasi adalah infrastruktur teknologi yang sangat penting
tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh (vital) bagi organisasi setelah bencana yang
individu-individu/pejabat-pejabat atau
disebabkan oleh alam maupun manusia.
kelompok-kelompok pemerintah atau swasta
Bencana dapat diklasifikasikan ke dalam dua
yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan kategori, yaitu:
yang telah digariskan dalam keputusan
1. Yang pertama adalah bencana alam seperti
kebijakan. banjir, angin topan, tornado atau gempa
Menurut Friedrich (dalam Wahab 2008: 3)
bumi. Sementara mencegah bencana alam
Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah sangat sulit, memastikan langkah-langkah
pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, seperti perencanaan yang baik adalah solusi
kelompok atau pemerintah dalam lingkungan yang lebih tepat. Langkah-langkah tersebut
tertentu sehubungan dengan adanya hambatan- diharapkan mampu menghindari ataupun
hambatan tertentu seraya mencari peluang- mengurangi kerugian akibat bencana
peluang untuk mencapai tujuan atau (disaster).
mewujudkan sasaran yang diinginkan. 2. Bencana buatan manusia. Bencana juga
Secara sederhana implementasi bisa diartikan dapat terjadi akibat perbuatan manusia.
pelaksanaan atau penerapan. Browne dan Sebagai contoh kegagalan infrastruktur dan
Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2003:7) terorisme. Dalam hal ini pengawasan dan
mengemukakan bahwa “implementasi adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.

28
perencanaan juga diharapkan dapat kelangsungan bisnis pada saat terjadi suatu
menghindari kerugian. gangguan yang tidak direncakan. Rencana atau
Menurut (Gregory, 2009) Disaster Recovery strategi ini dirumuskan dalam Disaster Recovery
adalah bagian dari sebuah proses yang lebih Plan.
besar sebagai perencanaan kelangsungan bisnis Dalam konteks teknologi informasi, diantara
dan termasuk di dalamnya perencanaan untuk upaya persiapan yang dimaksud adalah
memulai kembali aplikasi, data, perangkat keras mengkondisikan sistem IT (Information
(hardware), komunikasi elektronik (networking) Technology) untuk senantiasa tersedia ketika
dan infrastruktur teknologi informasi lainnya. dibutuhkan oleh proses bisnis organisasi. Sistem
Langkah-langkah kontrol pemulihan (recovery) IT perlu dipersiapkan untuk tetap dapat
bencana teknologi informasi dapat menungjang bisnis, bahkan ketika dampak yang
diklarifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: ditimbulkan bencana mengancam operasional
1. Langkah preventive, kontrol yang dilakukan sistem dan layanan IT itu sendiri.
untuk mencegah sebuah bencana yang akan Disaster recovery plan (DRP) atau dikenal
terjadi. dengan istilah rencana pemulihan bencana
2. Langkah deteksi, kontrol yang bertujuan menjadi solusi yang komprehensif untuk
untuk mendeteksi atau menemukan kejadian mebantu organisasi dalam melakukan antisipasi
yang tidak diinginkan. dan penanggulangan bencana yang berpotensi
3. Langkah korektif, kontrol yang ditujukan menggangu operasional sistem IT dinama
untuk memperbaiki atau memulihkan sistem akhirnya akan mengganggu juga sistem yang
setelah bencana atau peristiwa. menunjang operasional bisnis penting dalam
Disaster recovery plan yang baik memastikan organisasi. Sebuah rencana pemulihan bencana
bahwa ketiga jenis kontrol didokumentasikan (DRP) yang komprenesif meliputi:
dan diuji secara teratur. • Analisis resiko dan dampak bencana
• Strategi penyediaan sistem IT dalam
2.4. Disaster Recovery Plan kesadaran darurat
Disaster (bencana) diartikan sebagai suatu • Rumusan prosedur antisipasi dan
kejadian yang tidak bisa diprediksikan waktu penanggulangan bencana terhada system
terjadinya. Dalam Teknologi Informatika IT.
disaster ini bisa terjadi akibat kurangnya • Serta perencanaan kebutuhan disaster
perencanaan atau juga dikarenakan hal-hal yang recovery center (DRC)
ada di luar kendali manusia. Beberapa contoh Disaster Recovery Plan harus menangani tiga
disaster yang sering ditemukan dalam bidang, yaitu:(4)
penggunaan TI adalah adanya virus yang 1. Prevention (pra-bencana): Pra-
disebabkan kesalahan dalam penggunaan anti- perencanaan diperlukan (seperti
virus yang dipilih. Juga bencana akibat menggunakan server mirror, memelihara
kesalahan yang dilakukan SDM Operasional. situs hot sites, pelatihan tenaga
Disaster recovery plan mempunyai arti rencana pemulihan bencana) untuk
pemulihan bencana. Timbulnya resiko bencana meminimalkan dampak keseluruhan
data mengakibatkan terganggunya operasioal bencana pada sistem dan sumber daya.
bisnis, berdampak pada peningkatan biaya, Pra-perencanaan ini juga
munculnya permasalahan penyediaan layanan ke memaksimalkan kemampuan sebuah
pengguna, turunya produktivitas lingkungan organisasi untuk pulih dari bencana.
kerja, hingga memburuknya citra perusahaan di 2. Continuity (saat bencana): Proses
mata konsumer. Bisnis sebuah perusahaan pemeliharaan inti, mission-critical
sangat tergantung pada informasi dan aplikasi sistem dan sumber daya “kerangka”
yang memprosesnya. Sehingga akan menjadi (aset minimal yang dibutuhkan untuk
sangat mengkhawatirkan jika terjadi gangguan menjaga sebuah organisasi dalam status
yang dapat melumpuhkan bisnis perusahaan. operasional) dan/atau menginisiasi hot
Oleh karenanya perusahaan harus mempunyai sites sekunder selama bencana.
rencana dan strategi dalam menjamin

29
Langkah-langkah continuity menjaga Standby database merupakan duplikat dari
sistem dan sumber daya perusahaan. database utama (jumlah mungkin lebih dari satu)
3. Recovery (pasca bencana): Langkah- yang harus identik dengan database utama yang
langkah yang diperlukan untuk sewaktu-waktu bisa digunakan jika database
pemulihan dari semua sistem dan utama mengalami crash atau maintenance yang
sumber daya untuk menjadi status memiliki kemungkinan kea rah down time.
operasional normal. Organisasi dapat Peralihan dari database utama ke standby
mengurangi waktu pemulihan dengan database akan memiliki dua istilah berbeda
berlangganan ke quick-ship programs berdasarkan penyebabnya. Istilah pertama yaitu
(penyedia layanan pihak ketiga yang failover : jika peralihan disebabkan crash atau
dapat memberikan pra-konfigurasi power failure. Istilah kedua switchover, jika
penggantian sistem untuk setiap lokasi peralihan memang dikehendaki atau
dalam jangka waktu yang tetap) atau dipersiapkan sebelumnya seperti adanya
dapat juga disebut dengan vendor. pemadaman listrik terjadwal. Pemeliharaan
Disaster Recovery Plan (DRP) sangat penting server.
bagi perusahaan agar operasional perusahaan
dapat tetap berjalan meskipun terjadi bencana. 3. METODE PENELITIAN,
Apabila operasional perusahaan terhambat, Dalam penelitian ini metode yang digunakan
maka perusahaan pun akan mengalami kerugian. dalam menganalisis adalah Recovery Time
Objektive (RTO) dan Recovery Point Objective
2.5. Disaster recovery center (RPO), karena disaster recovery system dengan
Disaster Recovery Center merupakan suatu standby database merupakan salah satu solusi
fasilitas dalam perusahaan yang berfungsi untuk yang memenuhi persyaratan dari RTO dan RPO
mengambil alih fungsi suatu unit ketika terjadi perusahaan. Dengan demikian high availability
gangguan serius yang menimpa satu atau terhadap database server dan storege server PT.
beberapa unit kerja penting di perusahaan, Sigma Solusi Integrasi pun tercapai dengan
seperti pusat penyimpanan dan pengolahan data standby database.
dan informasi. Disaster Recovery Plan (DRP)
dan Disaster Recovery Center (DRC) sudah 4. RANCANGAN DISASTER RECOVERY
bukan hal yang baru di dunia IT Indonesia, DIUSULKAN
bahkan Bank Indonesia telah mensyaratkan 4.1. Sistem diusulkan
seluruh bank agar memiliki DRP/DRC Perancangan system diusulkan merupakan high
contohnya adalah ketika terjadi malapetaka yang availability system dengan standby database
menimpa sejumlah perusahaan besar dunia yang dilakukan dalam beberapa tahap. Berikut adalah
bermarkas di world trade center tetap dapat tahapan-tahapan tersebut adalah:
beroperasi (segera pulih kegiatan operasionalnya • Mempelajari latar belakang dan tujuan
dalam waktu cepat), karena mereka telah perusahaan
mempersiapkan sejumlah DRC untuk • Analisis proses bisnis
mengantisipasi bencana yang tidak dikehendaki • Analisis teknologi informasi perusahaan
tersebut. • Analisis RTO dan RPO
• Merancang arsitektur logical disaster
2.6. Database recovery center (DRC)
Primary database mengacu pada pengertian • Melakukan konfigurasi standby
production database yang memiliki tingkat database pada primary database dan
availibilitas tinggi. Primary database adalah standby database.
database utama yang digunakan, database ini
diharapkan mampu diakses setiap saat, maka 4.2. Konsep Standby Database
dari itu jika terjadi failure dan primary database
mati, maka otomatis pengaksesan terhadap
primary database tersebut juga tidak dapat
dilakukan.

30
standby database untuk menerapkan segala
perubahan yang terjadi di primary database.

4.3. Arsitektur Disaster Recovery Center


Kemungkinan distribusi bencana,
Yang disebut bencana atau radius ancaman,
mempengaruhi solusi kelangsungan bisnis.
Probabilitas dan tingkat kerusakan dari gempa
bumi banjir, kebakaran,angina topan, siklon atau
Source: Disaster Recovery Journal ancaman teroris bervariasi sesuai dengan daerah
dimana pusat data fisik berada. Agar tetap
Gambar 1: Caused of Data Loss efektif, situs cadangan tidak harus berada dalam
radius bencana.
Berdasarkan gambar di atas, menurut survey
yang dilakukan oleh Disaster Recovery Journal,
penyebab data loss terbesar adalah karena DR Site
hardware dan system error. Akan tetapi terdapat
tiga persen (3%) penyebab data loss yang Regional
disebabkan oleh natural disaster, oleh karena itu
Secondary Data
berdasarkan konsep backup dan recovery yang Center
sudah dijelaskan di atas, salah satu metode
backup dan recovery yang dapat menangani Primary Data
Metro
Center
failure dan error yang berhubungan dengan < 50 km

disaster adalah standby database, standby


database adalah suatu solusi backup dan
recovery yang mempunyai tujuan utama sebagai
berikut:
• Disaster protection.
• Proteksi terhadap data corruption.
• Supplemental reporting. Gambar 2: Data Center
Dalam suatu Sistem Standby Database, terdapat Perancangan arsitektur DRC dimulai dengan
satu Production Database yang disebut dengan melihat arsitektur data center utama perusahaan,
primary database dan satu sampai sembilan di mana arsitektur DRC akan menggunakan
standby database, jika primary database arsitektur yang sama dengan data center utama.
mengalami kerusakan akibat disaster atau Antara data center utama dan DRC sendiri
datanya menjadi corrupt, maka user bisa terhubung secara logikal seperti gambar berikut.
melakukan proses failover ke standby database,
hal ini berarti standby database akan menjadi
primary database yang baru, user juga bisa
melaksanakan proses query pada standby
database dengan mengubah mode-nya menjadi
read-only, hal ini membuat fungsi standby
database bisa juga untuk reporting, kemudian
cara agar standby database selalu identik dengan
primary database adalah dengan primary
database selalu mengarsipkan online redo log
menjadi archived redo log, sedangkan data redo
log yang lama disediakan untuk operasi seperti
media recovery, lalu archived redo log yang
telah dikirimkan sebelumnya secara Gambar 3: Arsitektur Sistem DRC
berkesinambungan di-apply di data redo log

31
2. Standby database system dapat membuat
proses bisnis tetap berjalan walau primary
4.4. Arsitektur Network diusulkan database tidak bisa diakses.
JAKARTA SURABAYA
3. Disaster recovery menunjukkan tingkat
availibilitas yang tinggi bila terjadi failure
pada primary database.
Client Client Client 4. Kesesuaian data terjamin dengan adanya
WAN Telkom
sinkronisasi primary database dengan
standby database mengunakan real-time.
Firewall 5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu
Production Standby 1. Diperlukan karyawan khusus untuk dapat
App Server App Server
melakuan evaluasi dan pemeliharaan
Firewall Firewall
terhadap sistem DRC.
2. Log files selama proses archiving dapat
Production Standby dikompresi dan dapat dibacup pada
Database
server
Database
server
eksternal disk.
3. Evaluasi terhadap bandwith jaringan untuk
Gambar 4: Topologi Jaringan mengoptimalkan proses sinkronisasi data
antara primary database dan standby
JAKARTA SURABAYA database.

Primary Server Standby Server

REFFERENSI
Redo
Active
log Active
Abbey, M. Corey, M.J, dan Abramson, I. (1999).
Log are transferred log

Active
to stanby site Orecle8i A Beginner’s Guide.
Redo log Active

Production
Database Active
log Production
Database California, Mc. Graw-Hill
Redo log Active

Active
log
Companies, Inc.
Redo log Active
log
All updateare
Capture in Redo Albert, C.J. dan Dorofee, A.J. (2002).
Archive log is a
copy of Redo Managing Information Security
Risk: The OCTAVE Approach.
Addison-Wesley.
Gambar 5: Logical Standby database
Pada gambar di atas database primary akan Anttalainen, T. (2003). Introduction to
merekam transaksi yang akan disimpan ke redo Telecomunication Network
log lalu redo log mengkompres menjadi archive Engineering. 2nd ed. London,
dan melakukan transfer ke standby database,
Artech House.
archive yang sudah di stanby database
selanjutnya akan direcovery secara otomatis dan
Chan, I (2006). Oracle Database High
melakukan sinkronisasi dengan data yang sama
pada primary database. Availability Overview, 11g Release
2 (10.2). USA, Oracle Corporation.
5. SIMPULAN dan SARAN
5.1. Kesimpulan Connolly, T. dan Begg, C. (2005). Database
Dari hasil percobaan yang dapat disimpulkan system, edisi ke-4. California,
dalam menanganni beberapa kondisi: Addison Wesley Publishing
1. Standby database dapat meminimalisir Company. Inc.
downtime yang terjadi pada proses bisnis
suatu perusahaan.

32
Cyran M. (2005). Oracle Database Concepts, Peltier, T.r. (2005). Information Security Risk
10g Release 2 (10.2). Oracle Analysis, Second Edition. Florida,
Corporation. Auerbach Publications.

Dawes. C., Bryla, B., Johnson, J. C., dan Ray, A. (2006). Oracle Data Guard in Oracle
Weishan, M. (2005). OCA: Oracle Database 11g Release 2 – Business
11g Administration I Study Guide. Continuity for the Enterprise.
Sybex. Oracle Corporation.

Hoffer, J.A., George, J.F., dan Valacich, J.S. Schumpmann, V. (2006). Oracle Data Guard
(1999). Modern System Analysis Broker, 11g Release 2 (11.2).
and Design, USA, Addison Wesley Oracle Corporation.
Longman, Inc.
_____________. (2008). Oracle Data Guard
Maiwald, E. dan Sieglein, W. (2002). Security Concepts and Administration, 10g
Planning & Disaster Recovery Release 2 (10.2) Oracle
California, Mc. Graw- Corporation.
Hill/Osborne.
Siti, Mardhiyah, Pebruari 2012. “Implementasi
Mansuri, Eko. S,. (2015). Analisis Pemanfaatan Physical Standby Database
Hotspot Terhadap Mutu Menggunakan Oracle 9i Data
Pembelajaran Mahasiswa di Guard”,
Universitas Borobudur. JUPITER, http://library.gunadarma..ac.id/repo
1(2). sitory/view/12882/implementasi-
physical-standby-database-
O’Brien, J.A.. (2003). Pengantar sistem menggunakan-oracle9i-datad-
informasi: Perspektif Bisnis dan guard.html, Pebruari 2012.
Managerial, Edisi ke-12. New
York, Mc. Graw-Hill Companies, Virginia, Beecher., July 2013, “High
Inc. Availability Overview”,
http://docs.oracle.com/cd//E11882_
01/server.112/e17157.pdf, July
2013.

33

Anda mungkin juga menyukai