Anda di halaman 1dari 20

Prof. Dr.

Eko Prasojo
Sekretaris Eksekutif KPRBN
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia

Dipresentasikan pada Acara Seminar KASN


KASN-IAPA, 12 Oktober 2021
PNS belum dianggap sebagai profesi

Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum


berbasis kompetensi
Permasalahan Kebijakan dan
Intervensi politik dalam birokrasi sangat tinggi
Manajemen
SDM Aparatur di Indonesia
Terbatasnya mobilitas PNS karena Otonomi Daerah
(sebelum tahun 2014)
9 dari 10 PNS tidak pernah diberi kesempatan
mengembangkan diri

Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan


negara
Masalah overstaff dan understaff

Desentralisasi pengadaan PNS menyuburkan semangat


kedaerahan dan memperlemah NKRI
Permasalahan Kebijakan dan
Budaya kinerja PNS yang masih rendah
Manajemen
SDM Aparatur di Indonesia
Sistem remunerasi/tunjangan bervariasi antar instansi
(sebelum tahun 2014)
Remunerasi masih belum terkait dengan kinerja

Promosi jabatan masih bersifat tertutup


Dynamics Governance

Performance Based Bureaucracy

Rule Based Bureaucracy


Open System

Open Career
System

Closed Career
system
Pengembangan Potensi
Human Capital

Manajemen
SDM
Administrasi
Kepegawaian
Memberlakukan “SISTEM MERIT ”
melalui: (https://www.mspb.gov)

• Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif


• Menerapkan prinsip fairness dan keterbukaan
Sistem Merit adalah kebijakan
dan Manajemen ASN yang
• Penggajian, reward and punishment berbasis kinerja berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja
• Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar
• Manajemen SDM secara efektif dan efisien belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin,
status pernikahan, umur,
• Melindungi pegawai dari intervensi politik dan dari tindakan ataupun kondisi kecacatan.
semena-mena.
Nilai dasar

Kode etik dan kode perilaku

Komitmen, integritas moral pada pelayanan publik

Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

Kualifikasi akademik

Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

Profesionalitas jabatan
Memiliki standar pelayanan profesi

Memiliki kode etik dan kode perilaku profesi

Memiliki sistem pendidikan dan pelatihan profesi

Memiliki standar sertifikasi profesi

Memiliki organisasi profesi yang independen


Presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan
Manajemen ASN, mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:

• Merumuskan kebijakan • Melaksanakan • Mengelola pegawai ASN • Menjamin


diklat dan kajian perwujudan sistem merit
Mewujudkan:
Unsur pemerintah dan/atau non- § Sistem Merit
pemerintah, yang terdiri: § ASN yg profesional
§ 1 orang Ketua merangkap § Pemerintahan yg efektif, efisien,
anggota. terbuka, & bebas KKN;
§ 1 orang Wakil Ketua § ASN yg netral;
merangkap anggota TA TU
§ Profesi ASN yg dihormati;
O § ASN dinamis &
§ 5 orang anggota G JU
N G berbudaya.
A N A
A N
KE

AS SI Tugas: menjaga netralitas;

W
§ Mengawasi proses

EW
U G G melakukan pengawasan
pengisian JPT; T UN

EN
F atas pembinaan profesi;
§ Penerapan asas, nilai

A
& dan melaporkan hasilnya

N
dasar, serta kode etik dan kode

G
kepada Presiden
perilaku (mengawasi dan
mengevaluasi serta meminta Fungsi: mengawasi norma dasar,
informasi, memeriksa dan klarifikasi kode etik dan kode perilaku ASN,
laporan pelanggaran) serta penerapan Sistem Merit
Sifat 01 Kompetitif dan Terbuka

Dilakukan oleh Panitia Seleksi


Seleksi 02 Instansi yang dipilih dan diangkat
oleh PPK berkoordinasi dengan
KASN

• Pimpinan Tinggi Utama dan


Proses 03 Madya dilakukan pada tingkat
Nasional

JPT sebagai High Professional Group untuk • Pimpinan Tinggi Pratama


menjadi Lokomotif Perubahan Birokrasi dilakukan pada tingkat Nasional,
Provinsi atau antarinstansi
dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota.
a. Diduduki maksimal 5 (lima) tahun.
b. dilarang diganti selama 2 (dua) tahun.
c. harus memenuhi target kinerja yang diperjanjikan.
d. Bila tidak memenuhi kinerja dalam waktu 1 (satu)
tahun, diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan
untuk memperbaiki kinerjanya.
e. Bila tidak menunjukan perbaikan, harus mengikuti
seleksi ulang uji kompetensi kembali.
f. Hasilnya bisa dipindahkan pada jabatan lain atau
ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah.
g. JPT dapat diisi oleh Non-PNS setelah mendapatkan
persetujuan Presiden dan dilakukan secara terbuka dan
kompetitif.
h. JPT tertentu dapat diisi oleh angota TNI dan POLRI.
“Indikator untuk mengukur Meritokrasi
memiliki hubungan yang kuat dan positif
dengan berbagai indeks tata kelola”

KASN PENTING DALAM MERIT SISTEM

Sumber: The Economist Intelligence Unit, 2019


Sumber: (Charron, Dahlstrom, and Lapuente, 2015)
MSPB Mission: Guardian of Federal Merit Systems

To protect the Merit System Principles and promote an effective Federal workforce free of Prohibited
Personnel Practices.

Merit System Principles


The Merit System Principles are nine basic standards governing the management of the executive
branch workforce. The principles are part of the Civil Service Reform Act of 1978 and can be found at 5
U.S.C. ! 2301(b).

Prohibited Personnel Practices


Since the 1883 Pendleton Act, Congress has attempted to assure good government by enacting laws
that require or prohibit certain actions by Government agencies and employees
• Our purpose is to position the Australian Public
Service workforce for the future to ensure it meets
the demands and expectations of the Australian
Government and people.

• We aim to continuously improve people


management, manager capability and professional
development across the APS. Our statutory
responsibilities and commitment to change provides
the opportunity to work on exciting and engaging
projects and programs whilst supporting our internal
priorities.

• Priorities: Support quality public service workforce


management, Build leadership for the future, Lift
public service capability, Foster trust in public
service integrity
17

APS Academy

APS Workforce Strategy 2025

APS HR Professional Stream

APS Data Professional Stream

APS Digital Professional Stream

APS Talent Management

APS Mobility Framework

APS Learning and Development


MENGAPA KASN MASIH DIBUTUHKAN
PENYAKIT NEGARA INDONESIA “OLIGARKI”

Sistem Politik tanpa


Ideologi dan Kaderisasi
Pengusaha Masyarakat
(Shadow KORUPSI POLITIK yang Lumpuh
Government)

Sistem, PERAN KASN


Budaya
dan Etika Budaya
Penegakan Kekuasaan
Hukum Lemah Birokrasi

KORUPSI HUKUM KORUPSI


BIROKRASI
Mendorong Pembentukan
01 Merit Sistem di K/L/Pemda
(pasal 111 UU ASN) Manajemen Talenta Nasional
03 (Komite Talenta Nasional)

02 Mengawasi Pelanggaran 04 Mobility Framework dari ASN


Sistem Merit terutama JPT
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai