Bahanajar Tafsir PL2 e
Bahanajar Tafsir PL2 e
Bahanajar Tafsir PL2 e
KITAB-KITAB
SEJARAH
A. KITAB YOSUA
Penulis: Yosua.
Periode Penulisan: 1400-1370 SM.
Nama asli Yosua adalah Hosea (Bil. 13.8; Ul. 32:44). Musa
mengubah nama Hosea bin Nun menjadi Yoshua (atau Yehoshua) [Bil.
13:16), yang artinya “Yahweh keselamatan” atau “selamat, Yahweh”.
LATAR BELAKANG
Peristiwa-peristiwa dari kitab Yosua terjadi pada akhir abad ke- 15
atau sekitar abad ke-13, peristiwa-peristiwa itu terjadi sesudah pengusiran
orang Hiksos dari Mesir pada pertengahan abad ke-16 dan sebelum
serbuan orang laut pada tahun 1200 SM. Pengusiran bangsa Hiksos
membawa dinasti abad ke-18 yang perkasa itu ke tahta Mesir. Pada
sekitar pertengahan abad ke-15 dinasti tersebut semakin kokoh
kedudukannya dan mencapai puncak kekuasaannya. Pada waktu yang
sama ini (sekitar tahun 1460) kerajaan Neo-Het juga mulai terbentuk, dan
selama lebih dari dua abad berikutnya orang-orang Mesir dan orang-orang
Het saling bersaing untuk menguasai rute-rute perdagangan dan
pelabuhan-pelabuhan di Siro-Palestina. Selama sebagian terbesar kurun
1
waktu ini, pusat kekuatan ketiga terletak di Mesopotamia utara. Sampai
sekitar tahun 1350 kekuatan ketiga ini adalah Imperium orang Hur di
Mitanni di sepanjang sungai Efrat Hulu. Ketika bangsa Het
menggulingkan ibu kota Imperium Hur, kekosongan kekuasaan diisi oleh
bangsa Asyur, yang menguasai daerah timur hampir selama abad ke-13.
Sebagai akibat dari persaingan ketiga kekuatan politik ini terjadi jalan
buntu, dengan berbagai penyesuaian dan pergeseran keunggulan yang
tak putus-putusnya berdasarkan keahlian para raja dan angkatan perang
78
masing-masing dan keberhasilan strategi diplomatik mereka.
78
Andrew E. Hill & John H. Walton., 264.
2
untuk merebut tanah Kanaan (bd. Ibr. 4:8), mencerminkan peperangan
melawan seteru, yaitu dosa dan maut. Kemenangan yang dicapai-Nya di
atas salib itu, hanya dapat dinikmati oleh umat kovenan yang
diperkenankan masuk bersama-Nya ketanah perjanjian. Ia merupakan
bayang-bayang Mesias yan membawa banyak kaum beriman kedalam
kemuliaan (Ibr. 2:9-10).
Akhirnya, tali kirmizi (merah tua) yang diikatkan (tiqvah, tali) agar
selamat dari maut, karena seperti dosanya yang semerah kirmizi telah
diampuni, sehingga menjadi putih seperti salju (lih. Yes. 1:18), sebab ia
yang dulunya ‘wanita sundal’ telah meresponi tanda-tanda ajaib Allah
yang besar, dengan imannya, sehingga ia menyambut para pengintai
dengan taruhan nyawanya sendiri (Ibr. 11:31; Ya. 2:25). Ia dan seisi
rumahnya selamat, ketika Yerikho dihancurkan, dan namanya pun
dicabtumkan dalam silsilah Yesus (Mat. 1:5).
Kata Kunci
1. Milik
2. Takluk “Menaklukkan”
3. Menang
4. Tanah
Pasal Kunci
Peralihan kepemimpinan selalu merupakan saat kritis bagi bangsa
apapun. Pasal kunci dalam kitab Yosua:
79
Jeane Ch. Obadja, Survei Ringkas Perjanjian Lama, (Surabya:
Momentum,2004), 26-30.
4
2. Pasal 24, menjaga natur peralihan kepemimpinan yg krusial. Disini
Yosua mengingatkan umat-Nya akan kesetiaan Allah melalui dari
zaman Abraham hingga keluarnya mereka dari Mesir, dari
penyebrangan Yordan hingga perebutan tanah Kanaan. Kemudian
ia mengajak mereka dan seluruh keluarga untuk senantiasa setia
beribadah dan melayani hanya Tuhan.
B. KITAB HAKIM-HAKIM
LATAR BELAKANG.
Peristiwa-peristiwa buku ini meliputi jangka waktu tahun 1380
sM. Sampai sebelum Saul muncul [kira-kira 1043 sM] Dinasti 19
[1318-1222 sM]. Pada zaman Ramses Mesir menaruh minat lagi
kepada Palestina. Markas-markas Mesir dipalestina dikuatkan dan
diperbanyak. Tugu kemenangan Firaun Merneptah menjelaskan suatu
serangan yang berhasil. Diantara suku-suku yang dikalahkan
terhadapat nama Israel. Kutipan dari tugu-tugu itu seperti berikut;
“Israel telah dirusakkan, benihnya tidak ada”. Pada zaman itu jalan-
jalan Kanaan tidak dipelihara dan banyak pohon-pohon besar yang
menutupi jalan sehingga banyak singa dan merampok. Informasi ini
barasal dari sepucuk surat yang ditulis oleh seorang Mesir mengenai
perjalanannya ke Palestina da Siria. Surat itu menunjukkan bahwa
keadaan di Kanaan sesuai dengan penjelasan dalam buku-buku
Hakim-hakim. Zaman ini zaman kacau Satu musuh mesir yang utama
ialah kekaisaran Het [1900-1200 sM]. Setelah mengalami beberapa
peperangan, kedua Negara itu mengikat perjanjian perdamaian.
Tetapi beberapa tahun kemudian Negara Het jatuh dibawah kuasa
“orang laut”. Kemudian orang mesir dibawah pimpinan Ramses III
[1190-1164 sM] memukul mndur orang laut itu. Setelah mereka
dikalahkan di Mesir beberapa banyak di antaranya tinggal di pantai
barat daya di Kanaan. Mereka bergabung dengan orang Filistin yang
5
ada disitu sejak zaman Abraham. Maka asal usul orang Filistin yang
sangat mengganggu Israel di kemudian hari. Kuasa Mesir serta
Negara-negara lain dugunakan oleh Tuhan Allah untuk
80
membangunkan Israel dari tidur kemurtadan.
Penulis
Belum dapat dipastikan apakah kitab ini dikarang oleh satu orang
saia atau oleh beberapa orang. Ada beberapa sarjana yang berpendapat
kitab ini ditulis oleh Samuel beberapa tahun sesudah Saul menjadi raja.
Dukungan untuk pendapat tersebut terdapat dalam pasal. 18:31 yang
memberi kesan bahwa Kemah Suci yang dulu terletak di Silo sudah
dipindahkan waktu ayat ini dituliskan. Dari 1 Samuel 21 diketahui bahwa
Saul memindahkan Kemah Suci ke Nob (bandingkan Markus 2:25-26).
Sebaliknya pasal. 1:21 memberi kesan bahwa ayat tersebut dituliskan
sebelum kota Yerusalem direbut oleh Daud (kira-kira th. 1003 B. C).
Tradisi orang Yahudi juga mendukung Samuel sebagai penulis.
Riwayat Hakim-Hakim meliputi periode sejarah Israel antara
kematian Yosua dan permunculan Samuel (kira-kira th. 1375 s/d 1050
B.C). Sejarah itu mempunyai pola yang tetap: Israel meninggalkan Tuhan
untuk mengikuti allah-allah lai; akibatnya ialah Tuhan membiarkan
mereka menderita di bawah tangan bangsa-bangsa Kanaan; Israel
memohonkan pertolongan Tuhan; Tuhan mengangkat seorang
penyelamat; Israel berbuat baik sampai hakim itu mati, kemudian mereka
kembali lagi pada ketidaksetiaan.
Selama penyesuaian diri dalam tanah Kanaan yang baru itu, suku-
suku Israel diserikatkan oleh dua hal – mereka semau memakai tempat
ibadah yang sama (Kemah Suci), dan mereka semua menyembah satu
80
Iwan Setiawa Tarigan, Kitab-Kitab Sejarah, Diktat STTII
Medan, 53.
6
Tuhan yan sama, yang hadir ditengah-tengah mereka did alam Kemah
Suci tersebut. Akan tetapi perstuan itu hanya dapat bertahan selama
kesetiaan kepada Allah yang sama itu masih kuat – waktu mereka mulai
menyembah allah-allah yang lain, persatuan itu hancur dan mereka
dikalahkan oleh musuh-musuh mereka.
Dalam sepanjang kitab Hakim-Hakim ini kita dihadapkan berulang
kali dengan kesetiaan Tuhan terhadap umat-Nya, meskipun mereka
kurang setia sekali kepada Tuhan. Walaupun Tuhan mengetahui semua
kesalahan dan kelemahan mereka, baik yang sudah maupun yang akan
terjadi, apabila mereka berseru kepada-Nya seketika itu juga Dia
menjawab. Tujuan penulis dalam mengarang kitab ini ialah bukan saja
memeberi peringatan kepad generasi-generasi berikut bahwa
kemunduran rohani menyebabkan kemerosotan moral dan kekalahan
militer, melainkan juga untuk mencatat kesetiaan Tuhan yang terus-
menerus dalam menepati janji-Nya dan memelihara umat-Nya supaya
81
dapat melayani Dia dikemudian hari.
81
Denis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama,
(Malang: Penerbit Gandum Mas, 2004), 81-82.
78
78
F. Pelayanan dan Prilaku Abimelek (9)
G. Pelayanan Hakim Tola (10)
H. Pelayanan Hakim Yair
I. Pembebasan dari Amon oleh Yefta (11-12)
J. Pelayanan Hakim Ebzan
K. Pelayanan Hakim Elon
L. Pelayanan Hakim Abadon
M. Pembebasan dari Filistin oleh Simson (13-16)
III. Kemurtadan Hakim-Hakim (17-21)
A. Mikha dan Migrasi Suku Dan (17-18)
82
B. Memerangi Benyamin (19-21)
Ayat Kunci
Hakim-Hakim. 2:15 Setiap kali mereka maju, tangan TUHAN melawan
mereka dan mendatangkan malapetaka kepada mereka, sesuai dengan
82
Jeane Ch. Obadja., 34.
apa yang telah diperingatkan kepada mereka oleh TUHAN dengan
sumpah, sehingga mereka sangat terdesak.
Pasal Kunci
Pasal 1-2: Memberikan kilas balik dari dosa Israel dan arah kedepan sejak
perbudakan Israel. Maka dua pasal ini memberikan semacam selayang
pandang kunci persoalan kitab ini. Salah satu penyebab kegagalan Israel
ditemukan dalam frasa yang diulang-ulang, “mereka tidak menyingkirkan
penduduk asli” negri itu (1:21, 27, 29, 30). Kegagalan yang terus terulang
dan berlanjut. Pasal kedua memberikan semacam ringkasan keseluruhan
kitab yang mencatat gambaran siklus kepemimpinan para hakim: dari
kesalehan ke kesalehan, dari penjajahan ke pembebasan.
C. KITAB RUT
LATAR BELAKANG.
Periode Hakim-hakim merupakan masa penuh gejolak dan
keresahan. Persingan diantara suku dan penindasan asing telah
melemahkan Israel secara politis, dan kemudian penyembahan
berhala telah menghisap kekuatan moral dari bangsa yang telah
mengalami kuasa Allah pada saat eksodus dari Mesir ini. Disini kita
membaca tentang kebahagiaan dan kesedihan dari sebuah keluarga
yang saleh dari Betlehem. Rut, seorang perempuan Moab yang
menjadi penyembah Allah Israel, menunjukan iman dan kesetiaan
yang sangat langka pada waktu itu di Israel. Sesudah kesedihan
akibat kematian suaminya, Rut kembali ke Betlehem bersama ibu
mertuanya lalu akhirnya menikah dan berbahagia dengan Boas.
80
80
83
Dengan demikian dia menjadi nenek moyang Daud. Secara historis,
kitab ini menguraikan berbagai peristiwa dalam kehidupan suatu
keluarga Israel pada zaman para Hakim [Rut 1;1, sekitar 1375-1050
sM] Secara Giografis, latarbelakang 18 ayat pertama kitab ini adalah
di tanah Moad [disebelah timur laut mati]. Sisa kitab ini terjadi dekat
atau di Betlehem di Yehuda. Secara liturgis, kitab ini menjadi salah
satu dari lima gulungan dari bagian ketiga Alkitab Ibrani, yaitu
Hagiographa [Tulisan-Tulisan Kudus]. Tiap-tiap tulisan ini dibacakan
di depan umum pada salah satu hari raya Yahudi tahunan. Karena
drama inti dalam kitab ini terjadi pada waktu panen. Kitab ini
84
biasanya di baca pada hari raya panen [pentakosta].
PENULIS
Seperti halnya dengan banyak kitab dalam Perjanjian Lama,
penulis Kitab Rut tidak dikenal sama sekali dan tidak ada suatu petunjuk
pun mengenai siapa penulisnya dalam kitab itu. Menurut tradisi Talmud,
Samuel adalah penulisnya, tetapi ada keterangan yang menunjukkan
bahwa kitab itu pasti ditulis setelah zaman Daud (4:17b). Lagi pula,
tampaknya ada selang waktu yang cukup panjang antara peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dengan penulisannya sehingga penulis
menganggap perlu untuk menjelaskan kebiasaan yang telah lama
dilupakan (lih. 4:7). Para ahli tidak sependapat tentang waktu
penulisannya; Kitab Rut diperkirakan ditulis antara zaman awal kerajaan
sampai akhir zaman setelah pembuangan. Walaupun tidak ada kriteria
83
Charles F. Pfeiffer, The Wycliffer Bible Commentary, (Penerbit
Gandum Mas, 2004), 721.
84
Iwan Setiawan Tarigan., 82.
yang tepat, namun waktu dalam masa kerajaan (abad ke-10 sampai abad
85
ke-7 SM) kelihatannya paling cocok.
TUJUAN
Pada dasarnya kitab ini merupakan kisah persahabatan Rut
dengan ibu mertuanya, Naomi . Kitab ini mempunyai daya tarik tersendiri,
sebab mengingatkan kita bahwa raja Daud adalah seorang keturunan Rut
dan Boas, suaminya. Lebih dari itu, dilihat dari sisi kemanusiaan-Nya,
Yesus dapat ditelusuri leluhurnya melalui Rut (Mat. 1:5). Dengan
demikian kitab Rut menceritakan kepada kita bahwa keluarga penebus,
yang dirinya seribu tahun kemudian dilahirkan Sang Penebus, mempunyai
seorang anggota keluarga yang bukan Yahudi.
Kitab Rut juga mengisahkan tentang loyalitas, integritas, dan cinta
murni dalam kekelaman masa hakim-hakim. Rut adalah figur imanndan
ketaatan ditengah-tengah kemurtadan umat Allah. Rut telah membuktikan
betapa Allah tetap setia pada kovenan-Nya. Boas dan Rut juga menjadi
leluhur “Anak Daud”, Mesias, yang ditunggu-tunggu seluruh kaum pilihan-
Nya.
85
W.S. Lasor, D. A. Hubbard, F. W. Bush, Pengantar Perjanjian
Lama 1 (Taurat dan Sejarah), (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2012), 318.
F. Keputusan Rut (1:16-22)
G. Kebaikan Boas (2:1-16)
H. Reaksi Naomi (2:17-23)
II. Rut dan Boas (3:1-18)
A. Perhatian Naomi terhadap Rut (3:1-4)
B. Ketaatan Rut (3:5-9)
C. Tindakan Boas (3:10-18)
III. Lonceng perkawinan (4:1-22)
A. Boas mempersiapkan segalanya (4:1-8)
B. Rut dan Boas menikah (4:9-13)
86
C. Silsilah keturunan Yesus (4:14-22)
Ayat Kunci
1:16 Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan
pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke
86
John Balchin, Peter Cotteren, dkk, Intisari Alkitab Perjanjian
Lama, (Jakarta: Penerbit Pembaca Alkitab, 2008), 61-62.
83
83
situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku
bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
1:17 di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku
dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi
dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau,
selain dari pada maut!"
3:11 Oleh sebab itu, anakku, janganlah takut; segala yang kaukatakan itu
akan kulakukan kepadamu; sebab setiap orang dalam kota kami tahu,
bahwa engkau seorang perempuan baik-baik.
3:12 Maka sekarang, memang aku seorang kaum yang wajib menebus,
tetapi walaupun demikian masih ada lagi seorang penebus, yang lebih
dekat dari padaku.
3:13 Tinggallah di sini malam ini; dan besok pagi, jika ia mau menebus
engkau, baik, biarlah ia menebus; tetapi jika ia tidak suka menebus
engkau, maka akulah yang akan menebus engkau, demi TUHAN yang
hidup. Berbaring sajalah tidur sampai pagi."
D. KITAB I SAMUEL
LATAR BALAKANG.
Panggilan Samuel utuk menjadi nabi dan hakim Israel
merupakan sebuah titik balik yang kuat di dalam perkembangan
Kerajaan Allah Perjanjian Lama. Pada masa peralihan dari
kepemimpinan para hakim pilihan Allah ke masa kerajaan, Samuel
mempunyai tugas amat besar untuk memimpin pembangunan kembali
kesatuan sosial dan religius bangsa itu. Dia merupakan alat yang
dipakai Allah untuk mendirikan kerajaan Israel pada saat krisis
nasional yang hebat ini, yang pentingnya hanya bisa ditandingi oleh
pengalaman eksodus saja. Tugas Samuel ialah memimpin Israel
84
84
keluar dari masa Hakim-hakim dan memasuki raja-raja. Dia
menyelesaikan tugas para hakim bukan dengan kekuatan fisik
tangannya saja, namun dengan kuasa rohani dari ucapan dan
doanya. Dia juga meletakkan landasan bagi jabatan nabi dan
mengembangkan jabatan tersebut hingga mencapai ingkatan imamat
dan kerajaan. Sejak saat itu, para nabi memelihara dan mengasuh
kehidupan rohani bangsa itu dan merupakan sarana melalui siapa
87
kehendak Allah disampaikan kepada pemimpin dan kepada rakyat.
PENULIS
Identitas penulis tidak begitu jelas diketahui, namun Talmud Yahudi
menyebut Samuel sebagai penulinya. Meskipun judulnya diambil dari
nama tokohnya, hal itu bukan berarti ia menulis semua kitab Samuel,
sebab kematiannya tercatat dalam 1 Samuel 25:1. Bukti internal
menyebutkan bahwa Samuel memang menulis suatu kitab (10:25). 1
Tawarikh 29:29 menunjuk Natan dan Gad sebagai penulis peristiwa-
peristiwa yang tercatat dalam kitab Samuel. Rupanya ia menulis sesudah
masa pemerintahan Salomo, sebab 1 Samuel 27:6 menunjukkan bahwa
kerajaan sudah terbagi dua. Periode penulisan 930 SM.
87
Fred E. Young. The Wycliffe Bible Commentari, (Malang:
Penerbit Gandum Mas), 737-738.
mempengaruhi anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya. Ia juga tidak
berhasil memimpin bangsa Israel agar mereka tetap bertahan pada
pemerintahan theokrasi.
Pemerintahan theokrasi dibawah pimpinan Allah ternyata ditolak
bangsa pilihan-Nya sendiri. Allah mengutus Samuel untuk mengurapi
Saul menjadi raja pertama. Karena ketidaktaatannya, Saul ditolak
sebagai raja. Sekali lagi Allah mengutus Samuel untuk menggantikan
Saul menjadi raja Israel.
Kitab ini menelusuri masa transisi bangsa Israel dari masa
pemerintahan hakim hingga masa penguasaan raja dan dari masa
theokrasi Allah menjadi masa monarkhi manusia. Bani Israel tidak
menghendaki Allah menguasai hidup mereka, sebab mereka lebih suka
melakukan apa yang baik menurut pandangan mereka sendiri. Tuhan
menyakinkan Samuel bahwa yang mereka tolak adalah Allah sendiri (8:7).
Pada intinya, akar dosa manusia sejak mulanya adalah melawan
pemerintahan Allah sebagai Raja atas mereka.
Sesungguhnya, Allah tengah mempersiapkan seorang raja pilihan-
Nya bagi Israel, seperti yang telah diucapkan-Nya dalam Torah (Kej.
49:10; Ul.7:14-20), namun mereka tidak sabar menunggu. Raja Saul yang
mereka minta, akhirnya ditolak Allah, karena ia melakukan pelanggaran
berat, yaitu menggantikan tugas keimanan. Saul adalah orang yang
berintegritas; menderita kegoncangan mental yang parah dan
kemerosotan rohani yang drastis, “Mentaati lebih baik dari pada korban
sembelihan.”
Tujuan kitab juga mencatat asal usul dinasti Daud. Dengan
merangkul prinsip “Tuhan melihat yang tidak dilihat manusia” (16:7).
Daud dengan tabah menunggu waktu Tuhan dan memilih lari dari kejaran
Saul yang hendak membunuhnya (20-31).
GARIS BESAR KITAB I SAMUEL
I. Samuel, Hakim Terakhir (1-8)
a. Panggilan Samuel (1-3)
b. Pengutusan Samuel (4-7)
c. Prihatin Samuel (8)
II. Saul, Raja Pertama (9-15)
a. Pemilihan atas Saul (9-12)
b. Penolakan atas Saul (13-15)
III. Daud, Raja Pilihan (16-31)
a. Daud, sebagai gembala, diurapi (16)
b. Daud mengalahkan Goliat, disambut Saul (17)
c. Daud sahabat Yonatan, ditolak Saul (18-19)
d. Daud, sebagai pelarian, diburu Saul (20-26)
e. Daud dilindungi Yonatan (20)
f. Daud dilindungi Ahimelek; Akhis (21)
g. Daud dilindungi pasukannya (22-26)
h. Daud mencari perlindungan Filistin (27-31)
i. Saul mencari petenung di Endor (28)
j. Daud diusir dari Filistin (29)
k. Daud menghancurkan bangsa Amalek (30)
88
l. Saul mengangkat (31)
Pasal Kunci
1. Pasal 8, mencatat keresahan bangsa Israel ketika mereka
mendambakan seorang raja yg akan memerintah dan berperang
bagi mereka. Tuhan meluluskan permintaan mereka.
2. Pasal 15, transisi kerajaan dari Saul ke Daud karena ketidak taatan
dan kedengkian raja pertama ini (15:23).
88
Jeane Ch. Obadja., 39-43.
3. Pasal 16, melaporkan penobatan raja Daud.
Ayat Kunci
1. I Samuel 8:7
2. I Samuel 13:14
3. I Samuel 15:22-23
E. KITAB II SAMUEL
PENULIS
Lihat 1 Samuel
F. KITAB I RAJA-RAJA
LATAR BELAKANG.
Bangsa Israel merupakan bangsa kuno yang pertama
mengembangkan ilmu sejarah yang benar. Bangsa lainnya seperti
Asyur, Babilon dan Mesir memang menyusun juga catatan-catatan
sejarah, namun hanya bangsa Het saja diantara bangsa-bangsa non-
Yahudi yang berusaha menulis sejarah. Pada zaman pemerintahan
Daud kekuasaan Mesir sudah pudar sedangkan Asyur lemah.
Sekalipun demikian, tidak lama kemudian Asyur bangkit dibawah
pimpinan Tiglat-pileser III [juga dinamakan Pul dalam II Raj. 15;19;
tahun 745-727 sM]. Pada tahun 721 sM Samaria jatuh kena
89
Jeane Ch. Obadja., 46.
serangan Salmaneser dan Sargon. Belakangan, dibawah pimpinan
Sanherib, Asyur menyerbu Yehuda dan berhasil menduduki banyak
kota, namun mereka gagal menguasai Yerusalem sebab ada
ancaman pasukan Mesir di belakang. Esarhadon dan Asurbanipal
kemudian berhasil memperluas wilayah kekuasaan Asyur sampai ke
Mesir. Pada zaman Yosia, Firaun Nekho meminta tolong kepada
Asyur untuk melawan Babilon di karkhemis, namun kedua kekuatan
itu berhasil dikalahkan. Tidak lama kemudian Nebukadnezar yang
memperoleh kemenangan menyerbu Palestina dan pada serangan
ketiga kearah Yerusalem dia berhasil menjarah dan memusnahkan
90
kota itu serta menawan penduduknyan [586 sM].
PENULIS
Tidak jelas siapa penulisnya, namun orang Yahudi mengacu pada
Yeremia. Siapa pun penulis kitab ini, ia telah menggunakan sumber
sejarah (11:41, 14:19, 29). Ia haruslah seseorang yang hidup di Babilon,
tetapi bisa saja penulisnya adalah Ezra, atau Yehezkiel, atau Yeremia
(kecuali bagian akhir 2 Raja-Raja, karena Yeremia mati di Mesir, bukan di
91
Babilon (Yer. 43:6-7)
90
Jhon T. Gates, The Wycliffe Bible Commentary, (Malang:
Gandum Mas, 2004), 827-828.
91
Charles C. Ryrie, Ryrie Study Bible, Expanded Edition, (Moody,
e-media).
90
90
itu. Ada kemungkinan penulisan kitab ini baru diselesaikannya antara 560
92
dan 538 SM.
92
J.F. Walvoord, R.B. Zuck, The Bible Knowledge Commentary,
(Victor Books, Wheaton, 1983-85, e-media)
dikenal sebagai “Israel”, dan kerajaan selatan, yang terdiri dari suku
Yehuda dan Benyamin, disebut “Yehuda”. Pasal-pasal terakhir
dipusatkan pada kelaliman raja Ahab dan ketidaktaatan Israel pada
zamannya.
Oleh karena itu, pusat tema kitab ini menunjukkan betapa
ketidaktaatan membawa kehancuran bagi kerajaan. Kesejahteraan
bangsa tergantung pada kesetiaan raja dan rakyatnya kepada kovenan
Allah dengan Israel. Kitab ini tidak hanya mencatat sejarah raja-raja,
melainkan juga mengakui keberhasilan raja dan bangsanya secara
keseluruhan, yaitu memuji mereka yang setia memegang teguh hukum-
hukum Allah. Secara gamlang, kitab ini menggambarkan betapa
“kebenaran mengangkat derajat bangsa, sedangkan dosa adalah noda
bangsa” (Ams. 14:43). Ketidaksetiaan terhadap kovenan Allah
mengakibatkan kemerosotan moral dan spritual; hukum pembuangan
merupakan salah satu cara mengembalikan mereka.
93
Jeane Ch. Obadja.,48-51.
G. KITAB II RAJA-RAJA
PENULIS
Lihat 1 Raja-raja
Ayat-ayat kunci
1. 2 Raja-raja 17:18-23;
2. 2 Raja-raja 23:27.
Kisah- Kunci:
94
Jeane Ch. Obadja., 52, 55.
3. Pasal 5 kesembuhan Naaman dan keserakahan Gehazi
Pelayanan Elia
2. Penghakiman
3. Penghukuman
Pelayanan Elisa
2. Kasih
3. Kelembutan Allah
H. KITAB I
TAWARIKH
LATAR BELAKANG.
Kitab Ezra mencatat penggenapan janji Allah kepada bangsa
Israel melalui Yeremia bahwa Dia akan membawa mereka kembali
ke negeri mereka sesudah pembuangan selama tujuh puluh tahun,
melalui pertolongan dan perlindungan tiga orang raja Persia (Koresy,
Darius dan Artasasta) dan pemimpin tokoh-tokoh Yahudi yang
perkasa seperti Zerubabel, Yosua Hagai, Zakaria, dan Ezra,
pembangunan kembali bait suci dapat diselesaikan dan
penyembahan yang benar di Yerusalem dapat dipulihkan. Enam
pasal pertama meliput rangkaian peristiwa dalam dua atau tiga
tahun pertama pemerintahan raja Koresy (538-530 sM) dan enam
tahun pertama dari masa pemerintahan raja Darius I (521-486 sM).
Empat pasal yang terakhir (ditambah 4;7-23) mencatat rangkaian
peristiwa selama bagaian pertama masa pemerintahan Artahsasta I
(464-423 sM)> Raja Kambies (530-522 sM) dan Smerdis (522 sM)
tidak disebutkan, dan hanya satu ayat saja (4;6) yang menyebut
raja Ahasyweros (486-465 sM). Jadi sekalipun delapan puluh tahun
yang penting dari sejarah Persia dibawah dinasti Akhaemenes
dijangkau oleh kitab Ezra, hampir tidak ada sebutan tentang delapan
tahun pertama yang penting dantara tahun 515 sM dan 457 sM,
ketika mana orang Persia melakukan dua usaha yang besar namun
gagal untuk menaklukkan Yunani dan rangkaian peristiwa dalam
kitab Ester terjadi. Ketika adegan dalam kitab ini dimulai, orang
Yahudi baru saja menyaksikan jatuhnya kerajaan Neo-Babel yang
mereka benci, pada tahun 539 sM, oleh Koresy raja Persia. Daniel
baru saja diberi kedudukan terhormat oleh Darius orang Media yang
ditugaskan oleh Koresy untuk memerintah wilayah Neo-Babel (Daniel
95
5;30-6;3)
95
John C. Whitcomb, Jr, The Wycliffe Bible Commentary,
(Malang: Gandum Mas, 2004), 1134.
PENULIS
Seperti halnya dengan kitab Samuel dan kitab Raja-Raja, kitab
Tawarikh juga dulunya merupakan satu kitab. Penulisnya juga tidak
terdeteksi dengan jelas, namun tradisi Yahudi merujuk pada Ezra. Ada
konsitensi cara penulisan di seluruh kitab ini walaupun terindikasi
beberapa sumber digunakan untuk menyusunnya, sehingga disimpulkan
hanya seorang editor yang telah menyusun kitab ini sebagai produk
finalnya. Dari beberapa termasuk catatan para nabi, Samuel (1 Taw.
29:29), Yesaya (2 Taw. 32:32), dan lain-lainnya (2 Taw. 9:29, 12:15,
20:34, 33:19), secara khusus menyebut kitab ini sebagai “Kitab Raja-Raja
Yehuda dan Israel” (2 Taw. 16:11, 25:26). Isi kitabnya menunjuk
penulisnya dari golongan imam, karena fokusnya yang kuat terhadap Bait
Allah, imamat, dan garis theokrasi Daud dan kerajaan selatan, Yehuda.
Bahwa Ezra-Nehemia yang berisikan pembangunan dan inagurasi bait
Allah.
PERIODE PENULISAN: 450-425 SM
100
1001
6. Instruksi Daud terakhir (28)
96
D. Saat terakhir Daud (29)
Pasal Kunci
Pasal 17, karena pentingnya kovenan Allah dengan Daud dalam seluruh
kitab suci dan penggenapannya dalam diri Kristus, pasal ini adalah titik
nadi dan pasal kunci sejak dipaparkannya kovenan Daud dalam 1 Sam. 7.
Ayat Kunci
1. 1 Taw. 11:1-3
2. 1 Taw. 17:11-14
3. 1 Taw 29:11-12
I. KITAB II TAWARIKH
PENULIS
Dukungan menunjuk Ezra sebagai penulisnya dapat dilihat dari
konsistensi sudut pandang yang menunjuk pada satu orang yang oleh
para penulis disebut sebagai penyusun tawarikh, dari daftar kaum Lewi
yang amat panjang, dan disebutnya baik.
96
Jeane Ch. Obadja.,56-60.
Dalam 1Tawarikh, Daud adalah subjek utama sedangkan 2
Tawarikh melanjutkan sejarah keturunan Daud dan pararel dengan kitab
Raja-Raja. Kitab ini mengabaikan kerajaan utara karena tak seorang raja
pun mengikuti jejak leluhurnya, Daud.
Bagian pertama kitab mendeskripsikan pembangunan bait suci di
bawah intruksi Salomo dan bagian kedua menelusuri sejarah kerajaan
selatan, Yehuda, hingga jatuhnya Yerusalem dan umat diasingkan ke
Babel. Intinya, kitab ini menyodorkan catatan kehidupan raja-raja yang
membawa reformasi bangsa seperti raja Asa, raja Yosafat, dan raja Yosia.
Pasa Kunci
Pasal 34
Ayat Kunci
2 Tawarikh 7:14
2 Tawarikh 16:9
J. KITAB EZRA
PENULIS
Walaupun kitab Ezra tidak mencantumkan nama penulisnya,
Talmud menunjuk Ezra sebagai penulisnya (termasuk Tawarikh dan
Nehemia). Para pakar modern setuju kalau Ezra memang menulis kitab
ini dengan menggunakan beragam dokumen (mis. 4:7-16), silsilah (mis.
2:1-70), dan memo pribadi (mis. 7:27-9:15) sebagai sumbernya. Dalam
Vulgata, kitab Ezra-Nehemia diberi judul “I Edras” dalam versi Inggris
adalah “III Esdras” dalam vulgata.
97
Jeane Ch. Obadja., 64.
Fakta bahwa Ezra adalah tokoh kunci utama pada sebagaian besar
isi kitab Ezra ini semakin mendukungnya sebagai sang penulis. Dia ikut
berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa yang dikisahkan dalam Ezra 1-10
dan Nehemia 8-10. Perikopnya ditulis dengan kata ganti orang pertama.
Taradisi merujuk Ezra sebagai pendiri Sinagoge Agung dimana kanon
kitab suci Perjanjian Lama diselesaikan. Tradisi lain mengatakan bahwa
Ezra menyatukan koleksi kitab-kitab Alkitab dan juga yang mengadakan
tata ibadah sinagoge pertama kali. Periode penulisannya 457 dan 444
SM.
LATAR BELAKANG
Yerusalem pada masa Ezra dan Nehemia tidak banyak berbeda
dari Yerusalem yang mendengar Hagai dan Zakharia bernubuat sekitar 60
tahun sebelumnya (sekitar tahun 520-518 SM; bdg. Ezr. 5:1-2).
Pembangunan kembali bait suci yang kedua hanya merupakan bayangan
dari bangunan megah yang didirikan oles Salomo (bdg. Ezr. 3:12). Dari
pada membangkitkan harapan akan pemulihan perjanjian dalam
masyarakat, bangunan tersebut hanya merupakan satu monumen yang
mengingatkan rakyat pada penantian akan Mesias yang kandas oleh
kenyataan bahwa kerajaan Media-Persia menguasai mereka.
Sesungguhnya, janji Yahweh untuk menjadikan Yerusalem sebagai panji-
panji bagi bangsa-bangsa nyaris dilupakan sama sekali ketika Yehuda
pada masa pasca pembuangan hidup sebagai golongan pinggir yang
terpencil dalam kawasan imperium kafir yang pada waktu itu menguasai
sebagaian terbesar dari dunia yang dikenal (bdg. Hagai 2:20-23).
Sebenarnya, keberadaan komunitas Ibani pada masa pasca pembuangan
tampak terancam oleh perlawanan musuh-musuh yang berada di sekitar
Yerusalem selama masa kepemimpinan Zerubabel sebagai bupati
setempat (sekitar tahun 520 SM; bdg. Ezra 4:1-5; 5:1-7). Situasi ini belum
benar-benar berubah ketika Ezra dan Nehemia tiba di Yerusalem sekitar
98
pertengahan abad ke-5 SM.
98
Andrew E. Hill & John H. Walton., 371
Pembagian Kitab Ezra
Pasal kunci:
99
Jeane Ch. Obadja., 69.
106
1061
3. Pasal 6. pentahbisan bait suci dan perjamuan pasah.
Ayat kunci:
LATAR BELAKANG.
Artahsasta I, yang kepadanya Nehemia melayani sebagai juru
minuman, adalah putra Ahasyweros yang menikahi Ester sebagai
ratunya. Perayaan purim (Est, 9;20-32) diresmikan pada tanggal 8
maret 473 sM, hanya delapan tahun sebelum Artahsasta I menjadi
raja. Pada musim semi tahun 457 sM, Ezra memimpin sebuah
ekspedisi orang Yahudi kembali ke Yerusalem dengan restu
Artahsasta; dan pada musim semi berikutnya dia sudah
menyelesaikan pengujian orang-orang Yudea yang menikahi
perempuan asing (lih, tafsiran-tafsiran Ezr, 10). Salah satu hasil
sampingan dari kebangunan rohani dibawah Ezra rupanyaadalah
usahadipihak orang Yahudi untuk membangun kembali tembok
Yerusalem. Kejadian ini menimbulkan amarah Rehum dan Simsai
yang menulis sebuah surat tuduhan kepada Artahsasta (Ezr 4;7-16).
Raja memerintahkan untuk menhentikan pekerjaan itu hingga
dikeluarkan ketetapan lain (Ezr, 4;21). Sesudah Rehum dan Simsai
menerima keputusan tersebut dari sang Raja mereka langsung
bergegas menuju ke Yerusalem dan “dengan kekerasan mereka
memaksa orang-orang itu menghentikan” pekerjaan mereka, mungkin
dengan merobohkan kembali tembok yang telah mulai di bangu dan
membakar pintu-pintu gerbang Ezr 4;23; Neh 1;3). Berita tentang
malapetaka inilah yang mengejutkan Nehemia dan membuatnya
berlutut dihadapan Allah.
Kitab Nehemia meliput jangka waktu sekitar paling sedikit dua
puluh tahun dari desember 445 sM hingga 425 sM pada saat
Nehemia meninggalkan Babel untuk membersihkan Yerusalem dan
seluruh provinsi itu dari berbagai kejahatan yang merajalela sejak
ditinggalkan olehnya pada tahun 432 sM. Karir Esra dan Nehemia
8;1-9 dan 12;26, sangat mungkin bahwa Maleakhi bernubuat pada
Zaman Nehemia menjadi gubernur, sebab banyak kejahatan yang
dikecam olehnya dijumpai menonjol didalam kitab Nehemia.
Akhirnya harus dikemukakan bahwa tidah ada bagian dalam
Kitab Perjanjian Lama yang lebih Hebat memberi kita dorongan
untuk mengabdi serta semangat yang kuat untuk melakukan
pekerjaan Tuhan dari pada Kitab Nehemia. Teladan dan kerinduan
Nehemia pada kebenaran Firman Allah, apapun harga atau
akibatnya, merupakan teladan yang sangat dibutuhkan saat ini.
Kiranya studi yang disertai doa atas kitab ini membuat makin
banyak umat Allah “tetap berjuang untuk mempertahankan iman
100
yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
PENULIS
Walaupun ada yang menyakini bahwa Nehemia, kolega Ezra,
adalah penulis kitab ini karena pernyataan “Perkataan Nehemia bin
Hakhalya” (1:1), banyak juga yang mempercayai bukti-bukti yang lebih
merujuk pada Ezra sebagai penulis kitab Nehemia ini dengan
menggunakan memo Nehemia sebagai tangan pertama yang mengutip
Nehemia. Di sisi lain, banyak pula ahli kitab yang percaya bahwa
Nehemia itulah yang menulis kitab yang menyandang namanya karena
kisah seputar kepulangannya ke Yerusalem disampaikan dengan
memakai kata ganti orang pertama (1-7; 12:31-13:31). Dan dengan
perbedaan daftar nama di Ezra 2 dan Nehemia 7, maka jelaslah bahwa si
penulis mempunyai sumber materi yang berbeda. Periode penulisan,
100
Jhon C, Whitcomb Jr, The Wycliffe Bible Commentary,
101
Jeane Ch. Obadja.,72.
110
1101
L. KITAB ESTER
LATAR BELAKANG
Sejak 722 SM, suku-suku Israel utara dipindahkan sebagai
tawanan kekota-kota orang Media (1Raj. 17:6). Selanjutnya sesudah
Babel ditaklukkan oleh Koresy pada tahun 539 SM, sebagian orang
Yahudi yang telah dibawa ke Babel oleh Nebukadnezar mungkin
berpindah kearah timur menuju ke Susan atau kota-kota lain di Medo-
Persia, seperti yang dilakukan oleh Mordekhai (1 Raj. 2:5-6). Namun dari
jutaan orang Yahudi yang terserak diseluruh wilayah timur dekat, hanya
sekitar 50.000 orang yang memilih untuk kembali ketanah perjanjian
bersama Zerubabel dan Yosua pada tahun 536 SM (Ezr. 2:64-67).
Menurut Ezra 6:15, Bait Suci yang kedua selesai dibangun pada
tahun 515 SM pada tahun keenam pemerintahan raja Darius I. Baru 32
tahun kemudian, Ahasyweros, putra Darius I, mengadakan “perjamuan
bagi semua pembesar dan pegawainya” (1-3). Rangkaian peristiwa yang
dikisahkan kitab ini memiliki periode sepuluh tahun sejak perjamuan
tersebut (tahun 483 SM) sehingga perayaan Purim (tahun 473 SM).
Enambelas tahun sesudah perayaan Purim yang pertama, Ezra
membawa rombongannya kembali ke Yerusalem (Ezr. 7:9). Jadi
rangkaian peristiwa didalam kitab ini cocok diantara pasal enam dan tujuh
102
dari kitab Ezra.
PENULIS
Kitab ini tidak memberi petunjuk apa-apa tentang siapa penulisnya.
Siapapun dia, ia tentu tahu betul tentang kebudayaan Persia. Dari isinya
terdeteksi semua tanda seseorang yang pernah berada disana, sebab ia
dapat menjelaskan banyak peristiwa sebagai layaknya saksi mata.
102
Jhon C. Whitcomb Jr, The Wycliffe Bible Commentary, (Malang:
Gandum Mas, 2004), 1195.
Mungkin saja ia orang Yahudi. Ada yang berpendapat bahwa Ezra atau
Nehemia yang menulisnya, namun tak terbukti spesifik yang mendukung
pendapat ini. Periode penulisan 464-435 SM.
103
Jeane Ch. Obadja., 76
113
1131