I WAYAN PUTRA DANA - 017 - LP Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pneumonia Di Ruang Durian RSUD Klungkung
I WAYAN PUTRA DANA - 017 - LP Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pneumonia Di Ruang Durian RSUD Klungkung
OLEH :
21089142017
2021
A. Konsep Penumonia
1. Definisi
Pneumonia adalah peradangan paru dimana asinus paru terisi cairan radang
dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang kedalam dinding alveoli dan
rongga interstisium. pneumonia adalah proses inflamasi, yang melibatkan parenkim
paru (Jaypee, 2006).Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut pada parenkim
paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit (Standar Profesi Ilmu Kesehatan
Anak FK Unsri Palembang, 2000). Pneumonia disebabkan oleh virus pathogen yang
masuk ke dalam tubuh melalui aspirasi, inhalasi/penyebab sirkulasi : pneumonia
paling banyak disebabkan oleh bakteri (Brunner & Suddarth, 2001).
2. Etiologi
2
3. Fakto Risiko
c. Gizi kurang
4. Klasifikasi
1) Pneumonia komuniti
2) Pneumonia nasokomial
3) Pneumonia aspirasi
3
b. Berdasarkan penyebab
1) Pneumonia bakteri/tipikal
Pneumonia jenis ini bisa menyerang siapa saja terutama orang yang
akan dengan cepat berkembang biak dan merusak paru-paru. Jika terjadi
infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, atau pun seluruh lobus, bahkan
sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di
paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan
bakteri tersebut.
Biasanya pneumonia bakteri itu didahului dengan infeksi saluran nafas ringan
satu minggu sebelumnya. Misalnya, karena infeksi virus (flu), infeksi virus
dalam paru-paru.
Penyebab utama pneumonia virus adalah virus influenza. Gejala awal dari
pneumonia akibat virus sama seperti gejala influenza, yaitu demam, batuk
kering, sakit kepala, nyeri otot, dan kelemahan. Dalam 12 hingga 36 jam
penderita menjadi sesak, batuk lebih parah, dan berlendir sedikit, terdapat
panas tinggi disertai membirunya bibir. Hal itu yang disebut dengan
4
superinfeksi bacterial. Salah satu tanda terjadi superinfeksi bacterial adalah
keluarnya lendir yang kental dan berwarna hijau atau merah tua.
3) Pneumonia Jamur
Menurut Wong
1).. Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan
pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus
atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua. Pada penderita
pneumonia, kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain.
3).. Pneumonia intertisial : Proses inflamasi dengan batas-batas yang lebih atau
interlobaris.
4).. Pneumonitis adalah inflamasi akut lokal paru tanpa toksemia yang berkaitan
5
5. Manifestasi Klinis
a. Batuk nonproduktif
d. Retraksi intercosta
f. Demam
g. Ronchii
h. Cyanosis
j. Batuk
k. Sakit kepala
l. Sesak nafas
m. Menggigil
n. Berkeringat
o. Lelah.
6. Patofisiologi
Sistem pertahanan tubuh terganggu menyebabkan virus masuk ke dalam tubuh setelah
menghirup kerosin atau inhalasi gas yang mengiritasi. Mekanisme pertahanan lanjut
berupa sekresi Ig A lokal dan respon inflamasi yang diperantarai leukosit, komplemen,
sitokin, imunoglobulin, makrofag alveolar, dan imunitas yang diperantarai sel. Infeksi
paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau bila virulensi
organisme bertambah. Agen infeksius masuk ke saluran nafas bagian bawah melalui
6
inhalasi atau aspirasi flora komensal dari saluran nafas bagian atas, dan jarang melalui
nafas bagian bawah dengan mempengaruhi mekanisme pembersihan dan respon imun.
yang dapat menyebabkan kerusakan pada membran mukus alveolus. Hal tersebut
dapat memicu perkembangan edema paru dan eksudat yang mengisi alveoli sehingga
Invasi bakteri ke parenkim paru menimbulkan konsolidasi eksudatif jaringan ikat paru
dimulai dengan terjadinya hiperemi akibat pelebaran pembuluh darah, eksudasi cairan
paru dan kapasitas vital. Peningkatan aliran darah yang melewati paru yang terinfeksi
resolusi konsolidasi terjadi setelah 8-10 hari dimana eksudat dicerna secara enzimatik
untuk selanjutnya direabsorbsi dan dan dikeluarkan melalui batuk (Bennete, 2013).
7
7. WOC Pneumonia
Bakteri
CAP (Community Acquired Pneumonia) Jamur
Virus Aspirasi
1) Streptococcus Pneumonia Candida & Aspergilus
Respiratory syntial virus
2) Staphylococcus Aureus Influenza Virus
3) Myciplasma pneumonia
HAP ( Hospital Acquired Pneumonia)
1) Escherchia Coli
2) Haemophilus Influenza
3) Pseudomonas Aeurugimosa
Pengeluaran toksin
Inflamasi/ peradangan
Pelepasan sitoksin
Kerusakan membrane mukosa
alveolus (parenkim paru)
Mengaktifkan
leukosit dan
makrofag
Peningkatan Pelepasan zat Konsolidasi eksudatif jaringan
permeabilitas pirogen, ikat paru
Fagositosis
patogen kapiler prostaglandin dan
mediator kimia Penurunan compliance
lain paru
Terakumulasi Edema paru dan
bersama jaringan akumulasi
mati Meningkatkan set
transudat Pengembangan paru tidak
temostat di
hipotalamus maksimal
Transudat
8
INTOLERANSI
AKTIVITAS
8. Komplikasi
kadang khusus sebagai kurang dari yang, tanpa spesifikasi lebih lanjut, akan
mencakup baik konsentrasi oksigen terlarut dan oksigen yang terikat pada
hemoglobin
3. Bronkaltasis merupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang
dinding bronkus.
diserang tidak mengandung udara dan kolaps). Terjadi akibat penumpukan secret.
5. Meningitis terjadi karena adanya infeksi dari cairan yang mengelilingi otak dan
9. Pemeriksaan Diagnostik
mungkin bersih.
9
b. GDA
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlihat dan
c. JDL
Veukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi
pneumonia bakterial.
Untuk dapat mengidentifikasi semua organisme yang ada. Dapat diambil dengan
biopsi jarum, aspirasi trakeal, bronkoskopi fiberoptik, atau biopsi pembukaan paru
untuk mengatasi organisme penyebab. Lebih dari 1 tipe organisme ada, bakteri
e. Pemeriksaan serologi
f. LED
Meningkat
h. Elektrolit
10
i. Bilirubin
Mungkin meningkat
raksasa.
10. Penatalaksanaan
b. IVFD dekstrose 10% : NaCl 0,9% = 3:1, +KCl 10 mEq/500 ml cairan sesuai berat
c. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
d. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
11
2) Untuk kasus pneumonia hospital base :
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
Tanda : Distensi abdomen, Hiperaktif bunyi usus, Kulit kering dengan turgor
buruk, Malnutrisi
e. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, Nyeri dada (pleuritik) meningkat oleh batuk : nyeri dada
Tanda : Melindungi area yang sakit (pasien umumnya tidak pada sisi yang sakit
g. Pernapasan
Tanda : Sputum, merah muda, berkarat atau purulen, Warna pucat atau siunosis
bibir/kaku. Perkusi : pekak di atas area yang konsolidasi. Fremitus : taktis dan
napas : menurun atau tidak ada diale area yang terlibat, atau nafas bronchial.
h. Keamanan
i. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6 – 8 hari
j. Pemeriksaan Diagnostik
A. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan terbentuknya eksudat dalam
alveoli.
kapiler.
13
D. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan
kebutuhan oksigen
anoreksia
14
3. Intervensi Asuhan Keperawatan
16
4 Kekurangan volume cairan Fluid balance Mandiri :
berhubungan dengan Nutritional status : Food Kaji perubahan tanda vital,
kehilangan cairan and Intake contoh : peningkatan
berlebihan, penurunan Setelah dilakukan tindakan suhu/demam memanjang,
masukan oral. keperawatan dalam takikardia, hipotensi ortostatik.
waktu….x24 jam maka Kaji turgor kulit, kelembaban
masalah keperawatan dapat membran mukosa (bibir, lidah).
diatasi dengan kriteria hasil : Pantau masukan dan
Mempertahankan urin pengeluaran, catat warna, hitung
output sesuai dengan keseimbangan cairan.
usia dan BB, BJ, urine Monitor status nutrisi
normal, HT normal Dorong keluarga untuk
Tekanan darah, nadi, membantu pasien makan
suhu dalam batas normal
Tidak ada tanda-tanda Kolaborasi :
dehidrasi, elastis turgor Berikan Berikan cairan
kulit baik, membrane tambahan, misal : cairan IV
mukosa lembab, tidak
ada rasa haus yang
berlebihan.
5 Intoleransi aktivitas Energy conservation Mandiri :
berhubungan dengan Self Care : ADLs Evaluasi respon pasien terhadap
ketidakseimbangan antara aktivitas.
suplai dan kebutuhan Setelah dilakukan tindakan Berikan lingkungan tenang dan
oksigen keperawatan dalam batasi pengunjung selama fase
waktu….x24 jam maka akut sesuai indikasi
masalah keperawatan dapat Bantu pasien memilih posisi
diatasi dengan kriteia hasil : nyaman untuk istirahat atau tidur.
Nafas dalam batas Bantu aktivitas perawatan diri
normal yang diperlukan
Sianosis
Irama jantung dalam Kolaborasi :
batas normal Berikan cairan tambahan, misal :
IV, oksigen humudifikasi, dan
ruangan humudifikasi.
6 Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Mandiri :.
dengan isolasi respiratory, keperawatan dalam Pantau suhu klien (derajat dan
infeksi waktu….x24 jam maka polanya) perhatikan menggigil
masalah keperawatan dapat atau diaphoresis
diatasi dengan kriteria hasil : Pantau suhu lingkungan,
Suhu tubuh di atas batasi/tambahkan linen tempat
kisaran normal (36,5- tidur, sesuai indikasi.
37,5) Monitor warna kulit klien
Nadi 80-160x/m Berikan kompres hangat,
Respirasi 15-30x/m hindari, hindarkan penggunaan
alkohol.
Ajarkan keluarga cara
mempertahanan suhu tubuh.
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan tim medis
pemberian antipiretik.
17
7 Ketidakseimbangan nutrisi Nutritional status : Food Mandiri :
kurang dari kebutuhan And Fluid Intake Kaji adanya alergi makanan
tubuh berhubungan dengan Nutritional status :
Kaji penurunan nafsu makan
anoreksia Nutrient intake weight
control klien.
Setelah dilakukan tindakan
Jelaskan pentingnya makanan
keperawatan dalam
waktu….x24 jam maka bagi proses penyembuhan.
masalah keperawatan dapat
Ukur tinggi dan berat badan
diatasi dengan kriteria hasil :
meningkatkan berat klien.
badan dalam
batas Monitor adanya penurunan berat
badan
normal.
Evaluasi makanan yang di
Klien mampu habiskan pasien
Ajarkan keluarga pasien untuk
menghabiskan 1 porsi
memberi makanan pasien dalam
makanan yang jumblah sedikit tapi sering
Monitor lingkungan selama
disediakan
makan
Klien mengalami Kolaborasi :
peningkatan nafsu Kolaborasi dengan ahli gizi
makan. mengenai jumblah kalori dan
tipe nutrii yang di butuhkan
18
DAFTAR PUSTAKA
Aryani. (2009). Prosedur Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. Jakarta : C.V. Trans Info Media
Betz & Sowden. (2004). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Bulechek, G.. et al. (2013). Nursing Intervention Classification. Jakarta : Elsevier
Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi: Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
Herdman. (2015). Diagnosis Keperawatan NANDA 2015-2017, Edisi 10. Jakarta : EGC
Jaypee Brothers. (2006). IAP Textbook of Pediatrics: Third Edition. India: Medical
Publhishers.
Lippincott Williams & Wilkins. (2006). Oski’s Pediatrics: Principles & Practice: 4th Edition.
Philadelphia.
Mansjoer, arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1. Media Aesculapius. Jakarta
Moorhead, s. et al.(2013). Nursing Outcomes Classification. Jakarta : Elsevier
Ridha, Nabiel. (2014). Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Riyadi sujono, suharsono. (2010). Asuhan keperawatan pada anak sakit. Gosyen publishing.
Yogyakarta
Roudelph. (2007). Buku Peditria Rubolph. Edisi , 20. Volume Jakarta : EGC
Sugihartono, Rashmastullah P. Nurjazuli. (2002) Analisis faktor resiko kejadian pneumonia
pada anak. Jurnal kesehatan lingkungan Indonesia. Bogor
Wong, Donna L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Volume 6. Jakarta : EGC
19