Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1

MULTIMETER SEBAGAI VOLTMETER, AMPERMETER, DAN


OHMMETER

Disusun oleh:
Isna Zakhiyah (19030184051)
Pendidikan Fisika U 2019

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
MULTIMETER SEBAGAI VOLTMETER
Abstrak

Percobaan dengan judul “Multimeter Sebagai Voltmeter” ini


menggunakan multimeter digital sebagai alat yang dapat digunakan untuk
mengukur komponen elektronika salah satunya yaitu tegangan. Tujuan percobaan
ini adalah menyelidiki pengaruh resistansi terhadap tegangan dan menyelidiki
besarnya tegangan jatuh pada rangkaian. Variabel kontrol yang digunakan antara
lain multimeter digital, nilai sumber tegangan, dan jenis rangkaian, dengan
menggunakan variabel manipulasi nilai resistansi, sehingga dapat dihasilkan nilai
tegangan sebagai variabel respon. Pada percobaan pertama menunjukan bahwa
dengan bertambahnya nilai resistansi, maka nilai tegangan yang terbaca pada
voltmeter akan semakin besar pula sehingga hubungan keduanya adalah
berbanding lurus, sesuai dengan Hukum Ohm. Pada percobaan kedua selain juga
menunjukan hubungan resistansi dan tegangan yang berbanding lurus, juga
menunjukan bahwa nilai tegangan pada rangkaian seri akan terbagi sesuai dengan
besar nilai resistansinya. Dengan demikian rangkaian seri sering disebut sebagai
rangkaian pembagi tegangan. Pada percobaan ketiga menggunakan potensio 70 Ω,
besar tegangan pada kaki-kaki potensio yaitu di titik AC dan BC menunjukan
hasil yang terbagi namun ketika dijumlahkan nilainya akan sama dengan besar
sumber tegangan. Pada semua percobaan tidak ditemukan adanya tegangan jatuh,
karena semua nilai tegangan akhir sama dengan nilai tegangan awal atau sumber
tegangan yang digunakan. Perbandingan nilai tegangan antara pengukuran dan
perhitungan teori untuk semua rangkaian adalah 1:1.

Kata Kunci : multimeter, voltmeter, tegangan, resistensi, potensio


METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
PhET Simulation (Virtual Lab)
- Multimeter digital 1 buah
- Resistor 2 buah
- Sumber tegangan DC 1 buah
- Kabel konektor secukupnya

Rancangan Percobaan

Gambar 1.1. Rangkaian 1a

Gambar 1.2. Rangkaian 1b


Gambar 1.3. Rangkaian 1c

Variabel Percobaan
a. Variabel kontrol : multimeter digital, nilai sumber tegangan, dan
jenis rangkaian
b. Variabel manipulasi : nilai resistansi
c. Variabel respon : nilai tegangan

Langkah Percobaan
1. Membuka website PhET simulation pada browser.
2. Membuka judul Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) pada kolom
search.
3. Mengatur nilai resistor yang akan digunakan (R1dan R2).
4. Mengatur nilai sumber tegangan DC sebesar 10 V.
5. Merangkai resistor, sumber tegangan, dan multimeter digital sesuai dengan
rangkaian percobaan 1a, 1b, dan 1c secara bergantian.
6. Mengukur nilai tegangan yang mengalir pada rangkaian menggunakan
multimeter digital, kemudian memasukan nilai yang terukur pada tabel
yang sudah disiapkan.
7. Membandingkan nilai tegangan secara teori dan percobaan.
8. Mengulangi langkah 3-7 untuk nilai R1 dan R2 yang berbeda.
DATA DAN ANALISIS
Data

V Sumber R (Ω) Hasil Pengukuran (V)


Perhitungan (V)
DC (V) R1 R2 Analog Digital
10 15 6,00 6,00
15 20 5,71 5,71
20 25 Tidak
10 5,56 5,56
Dilakukan
25 30 5,45 5,45
30 35 5,38 5,38
Tabel 1.1. Data Percobaan Rangkaian 1a sumber DC

Hasil Pengukuran (V) Perhitungan


Sumber R(Ω)
(V)
DC (V) Analog Digital
R1 R2 V1 V2 V1 V2 V1 V2
10 15 4,00 6,00 4,00 6,00
15 20 4,29 5,71 4,29 5,71
20 25 Tidak Tidak
10 4,44 5,56 4,44 5,56
Dilakukan Dilakukan
25 30 4,55 5,45 4,55 5,45
30 35 4,62 5,38 4,62 5,38
Tabel 1.2. Data Percobaan Rangkaian 1b sumber DC

V Hasil Pengukuran (V) Perhitungan


Sumber RV (Ω) Analog Digital (V)
DC (V) Vac Vbc Vac Vbc Vab Vbc
10-60 1,43 8,57 1,43 8,57
20-50 2,86 7,14 2,86 7,14
Tidak Tidak
10 30-40 4,29 5,71 4,29 5,71
Dilakukan Dilakukan
40-30 5,71 4,29 5,71 4,29
50-20 7,14 2,86 7,14 2,86
Tabel 1.3. Data Percobaan Rangkaian 1c sumber DC
Sumber AC R(Ω) Hasil Pengukuran (V)
Perhitungan (V)
(V) R1 R2 Analog Digital

Tidak dilakukan karena PhET Simulation tidak support untuk sumber tegangan
AC

Tabel 1.4. Data Percobaan Rangkain 1a sumber AC

Hasil Pengukuran (V)


V Sumber RV Perhitungan (V)
DC (V) (Ω) Analog Digital
Vac Vbc Vac Vbc Vab Vbc

Tidak dilakukan karena PhET Simulation tidak support untuk sumber tegangan
AC

Tabel 1.5. Data Percobaan Rangkain 1c sumber AC

Analisis
Percobaan ini adalah percobaan secara virtual melalui PhET Simulation
(Virtual Lab) yang merupakan platform yang bisa diakses melalui mobile phone
dan PC untuk melakukan simulasi pembelajaran baik Fisika, Kimia, Biologi,
Matematika, maupun ilmu Kebumian. Untuk percobaan ini menggunakan judul
topik Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) yang prinsip kerjanya dengan
merangkai resistor secara seri lalu dihubungkan dengan sumber tegangan dan juga
multimeter digital yang sudah tersedia. Dengan begitu, didapatkan nilai tegangan
yang ada pada 3 rangkaian percobaan dari pembacaan alat ukur multimeter digital
sebagai voltmeter.
Pada percobaan ini ada hubungan yang sangat penting antara tegangan,
arus, dan resistansi. Hubungan tersebut seperti yang dijelaskan pada Hukum Ohm
melalui persamaan V=I x R. Persamaan tersebut dapat membantu untuk
mengetahui pengaruh dari nilai resistansi terhadap tegangan pada ujung-ujung
penghantar yang ingin diketahui besar nilainya. Selain itu, pengaruh tersebut juga
dapat dianalisis dari data hasil percobaan yang sudah diperoleh di atas. Data di
atas adalah data hasil percobaan dengan menggunakan sumber tegangan sebagai
variabel kontrol yang menjadi Vtotal dan nilai resistansi sebagai variabel
manipulasi, serta tegangan pada ujung-ujung resistor yang diingankan menjadi
variabel responnya.
Pada percobaan pertama dengan rangkaian 1a seri, untuk mengetahui besar
tegangan pada ujung-ujung R2 dilakukan melaui dua cara yaitu melalui
pengukuran dengan multimeter digital dan melaui perhitungan teori. Pengukuran
dengan pengulangan untuk nilai R1 dan R2 yang berbeda dilakukan sebanyak 5
kali dengan nilai Rtotal berturut-turut 25Ω; 35 Ω; 45 Ω; 55 Ω; 65 Ω pada sumber
tegangan yang sama yaitu 10V. Untuk R2 yang nilainya berturut-turut 15 Ω; 20
Ω; 25 Ω; 30 Ω; 35 Ω dilakukan pengukuran tegangan pada ujung-ujung R2
tersebut sehingga didapatkan nilai tegangan yang nilainya berturut-tururt 6,00V;
5,71V; 5,56V; 5,45V; 5,38V. Sedangkan, melalui perhitungan teori yang
menggunakan persamaan Hukum Ohm V=I x R nilai dari tegangan yang diukur di
ujung-ujung R2 besar nilainya sama persis dengan hasil pengukuran
menggunakan multimeter digital. Data hasil pegukuran dan perhitungan teori pun
sama-sama menunjukan bahwa dengan bertambahnya nilai R maka nilai V yang
terukur pada ujung-ujung R yang diinginkan semakin bertambah pula. Hal
tersebut juga sesuai dengan teori Hukum Ohm dimana hubungan R dan V adalah
berbanding lurus, selain itu dalam rangkaian seri nilai V akan terbagi sesuai besar
komponen R yang dipakai sehingga nilai V akan berbeda di tiap ujung R yang
berbeda, karena itu rangkaian seri sering disebut juga rangkaian pembagi
tegangan. Namun, jika V di ujung-ujung tiap R tersebut dijumlahkan, nilai Vtotal
akan tetap sama dengan V pada sumber tegangan yaitu 10V. Misal, pada data
pertama dengan nilai R2 sebesar 15 Ω, nilai V pada ujung R2 yang terukur
sebesar 6V , sehingga jika ditinjau lagi bahwa pada rangkaian seri nilai V akan
terbagi, nilai V pada ujung-ujung R1 (10 Ω) akan diperoleh dari perhitungan
Vtotal dikurangi V pada ujung-ujung R2 yaitu 10V - 6V = 4V. Dengan begitu,
saat nilai R1 10 Ω, maka nilai V pada ujung-ujung R1 akan sebesar 4V,
sedangkan jika nilai R2 bertambah yaitu 15 Ω, maka nilai V pada ujung-ujung R2
pun akan bertambah menjadi 6V, hal tersebut berlaku pula pada data-data
berikutnya. Karena nilai V pada pengukuran dan perhitungan teori sama persis
maka perbandingan keduanya adalah 1:1.
Pada percobaan kedua dengan rangkaian 1b seri, untuk mengetahui besar
tegangan pada ujung-ujung tiap resistor baik di R1 maupun R2 dilakukan melaui
dua cara yaitu melalui pengukuran dengan multimeter digital dan melaui
perhitungan teori. Pengukuran dengan pengulangan untuk nilai R1 dan R2 yang
berbeda dilakukan sebanyak 5 kali pada sumber tegangan yang sama yaitu 10V.
Untuk nilai R1 berturut-turut 10Ω; 15 Ω; 20 Ω; 25 Ω; 30 Ω didapatkan hasil V1
pada ujung-ujung R1 tersebut secara pengukuran dengan nilai berturut-turut
4,00V; 4,29V; 4,44V; 4,55V; 4,62V. Sedangkan untuk nilai R2 berturut-turut
15Ω; 20 Ω; 25 Ω; 30 Ω; 35 Ω didapatkan hasil V2 pada ujung-ujung R2 tersebut
secara pengukuran dengan nilai berturut-turut 6,00V; 5,71V; 5,56V; 5,45V;
5,38V. Di sisi lain, pada perhitungan teori menggunakan persamaan Hukum Ohm
V=I x R nilai dari tegangan yang ada di ujung-ujung resistor baik di R1 dan R2
nilainya sama persis dengan hasil pengukuran menggunakan multimeter digital.
Semakin besar nilai R1, nilai V1 pun semakin besar. Sedangkan semakin besar
nilai R2, nilai V2 semakin kecil. Hal ini terjadi karena dalam rangkaian seri nilai
tegangan akan terbagi dalam rangkaian sesuai besar komponen R yang dipakai,
karena itu rangkaian seri sering disebut juga rangkaian pembagi tegangan. Karena
pada percobaan ini nilai R2 selalu lebih besar daripada R1, maka V2 pun akan
lebih besar dibanding V1, namun jika V1 dan V2 dijumlahkan nilai Vtotal akan
tetap sama dengan V pada sumber tegangan yaitu 10V. Karena nilai V1 maupun
V2 pada pengukuran dan perhitungan teori sama persis maka perbandingan
keduanya adalah 1:1.
Pada percobaan ketiga dengan rangkaian pembagi tegangan 1c dimana
menggunakan potensio 70 Ω, untuk mengetahui besar tegangan jatuh pada kaki-
kaki potensio yaitu di titik AC dan BC ini dilakukan melaui dua cara yaitu melalui
pengukuran dengan multimeter digital dan melaui perhitungan teori. Pengukuran
dengan pengulangan untuk manipulasi posisi Rv dilakukan sebanyak 5 kali pada
sumber tegangan yang sama yaitu 10V. Untuk posisi Rv berturut-turut 10Ω-60 Ω;
20Ω-50 Ω; 30Ω-40 Ω; 40Ω-30 Ω; 50Ω-20 Ω didapatkan hasil pengukuran Vac
pada ujung A dan C berturut-turut 1,43V; 2,86V; 4,29V; 5,71V; 7,14V dan hasil
pengukuran Vbc pada ujung B dan C berturut-turut 8,57V; 7,14V; 5,71V; 4,29V;
2,86V. Pada perhitungan teori melalui persamaan Vac/Vbc= R1/R2, hasil Vac dan
Vbc menunjukan hasil yang sama persis dengan pengukuran multimeter digital.
Pada nilai potensio yang sama, tegangan akan terbagi dalam rangkaian. Namun,
jika Vac dan Vbc dijumlahkan nilai Vtotal akan tetap sama dengan V pada sumber
tegangan yaitu 10V. Karena nilai Vac maupun Vbc pada pengukuran dan
perhitungan teori sama persis maka perbandingan keduanya adalah 1:1.
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan pada rangkaian sumber DC yang telah dilakukan, maka


dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Semakin besar nilai resistansi, maka nilai tegangan yang terbaca oleh voltmeter
akan semakin besar pula. Tegangan pada rangkaian seri nilainya juga akan
terbagi sesuai dengan besarnya nilai resistansi yang dipakai.
2. Pada semua rangkaian tidak terdapat tegangan jatuh karena tegangan awal
nilainya selalu sama besar dengan tegangan akhir.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Bandingkan V berdasarkan pengukuran dan berdasarkan teori untuk setiap


tegangan sumber!
JAWABAN :
Percobaan ini hanya menggunakan satu sumber tegangan yaitu DC saja
sebesar 10V karena fitur PhET simulation tidak support untuk sumber
tegangan AC. Berdasarkan data hasil percobaan, perbandingan V antara
pengukuran dan perhitungan teori untuk semua rangkaian baik 1a, 1b, dan 1c
adalah 1:1.

2. Apakah kesimpulan yang Anda dapat dari percobaan ini?


JAWABAN :
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah semakin besar
nilai resistansi, maka nilai tegangan yang terbaca oleh voltmeter akan
semakin besar pula. Tegangan pada rangkaian seri nilainya juga akan terbagi
sesuai dengan besarnya nilai resistansi yang dipakai. Selain itu, pada semua
rangkaian tidak terdapat tegangan jatuh karena tegangan awal nilainya selalu
sama besar dengan tegangan akhir.
LAMPIRAN
Perhitungan

 Rangkaian 1a :
1. Vtotal= 10V V2 =
R1= 10Ω
= 5,56Ω
R2= 15Ω
V2 = 4. Vtotal= 10V
R1= 25Ω
= 6Ω R2= 30Ω
2. Vtotal= 10V V2 =
R1= 15Ω
= 5,45Ω
R2= 20Ω
V2 = 5. Vtotal= 10V
R1= 30Ω
= 5,71Ω R2= 35Ω
3. Vtotal= 10V V2 =
R1= 20Ω
= 5,38Ω
R2= 25Ω

 Rangkaian 1b :
1. Vtotal= 10V = 4,44Ω
R1= 10Ω
V2 =
R2= 15Ω
V1 = = 5,56Ω

= 4Ω 4. Vtotal= 10V
R1= 25Ω
V2 = R2= 30Ω
= 6Ω V1 =
2. Vtotal= 10V = 4,55Ω
R1= 15Ω
V2 =
R2= 20Ω
V1 = = 5,45Ω
5. Vtotal= 10V
= 4,29Ω
R1= 30Ω
V2 = R2= 35Ω
= 5,71Ω V1 =
3. Vtotal= 10V = 4,62Ω
R1= 20Ω
V2 =
R2= 25Ω
V1 = = 5,38Ω
 Rangkaian 1c :
1. Vtotal= 10V = 4,29Ω
R1= 10Ω
Vbc =
R2= 60Ω
Vac = = 5,71Ω
4. Vtotal= 10V
= 1,43Ω
R1= 40Ω
Vbc = R2= 30Ω
= 8,57Ω Vac =
2. Vtotal= 10V = 5,71Ω
R1= 20Ω
Vbc =
R2= 50Ω
Vac = = 4,29Ω

= 2,86Ω 5. Vtotal= 10V


R1= 50Ω
Vbc = R2= 20Ω
= 7,14Ω Vac =
3. Vtotal= 10V = 7,14Ω
R1= 30Ω
Vbc =
R2= 40Ω
Vac = = 2,86Ω

Gambar Percobaan

Gambar 1.1. Rangkaian 1a


Gambar 1.2. Rangkaian 1b

Gambar 1.3. Rangkaian 1c


MULTIMETER SEBAGAI AMPERMETER
Abstrak

Percobaan dengan judul “Multimeter Sebagai Ampermeter” ini


menggunakan multimeter digital sebagai alat yang dapat digunakan untuk
mengukur komponen elektronika salah satunya yaitu arus litrik. Tujuan percobaan
ini adalah menggunakan multimeter digital sebagai ampermeter dengan terampil
dan menyelidiki pengaruh resistansi terhadap nilai arus yang mengalir pada
rangkaian. Variabel kontrol yang digunakan antara lain multimeter digital, nilai
sumber tegangan, dan jenis rangkaian, dengan menggunakan variabel manipulasi
nilai resistansi, sehingga dapat dihasilkan nilai arus yang mengalir sebagai
variabel respon. Pada semua percobaan baik percobaan pertama rangkain seri,
percobaan kedua rangkaian paralel, dan percobaan ketiga rangkaian campuran,
menunjukan bahwa dengan bertambahnya nilai resistansi, maka nilai arus yang
terbaca pada ampermeter akan semakin kecil sehingga hubungan keduanya adalah
berbanding terbalik, sesuai dengan Hukum Ohm. Pada rangkaian seri nilai arus
yang mengalir akan sama besarnya, pada rangkaian paralel nilai arus akan terbagi
sesuai dengan besar nilai resistansinya, dan untuk rangkaian campuran berlaku
kedua hal tersebut. Perbandingan nilai arus antara pengukuran dan perhitungan
teori untuk semua rangkaian adalah 1:1.

Kata Kunci : multimeter, ampermeter, arus, resistensi, seri, paralel,


campuran
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
PhET Simulation (Virtual Lab)
- Multimeter digital 1 buah
- Resistor 3 buah
- Sumber tegangan DC 1 buah
- Kabel konektor secukupnya

Rancangan Percobaan

Gambar 2.1. Rangkaian 2a

Gambar 2.2. Rangkain 2b


Gambar 2.3. Rangkaian 2c

Variabel Percobaan
a. Variabel kontrol : multimeter digital, nilai sumber tegangan, dan
jenis rangkaian
b. Variabel manipulasi : nilai resistansi
c. Variabel respon : nilai arus

Langkah Percobaan
1. Membuka website PhET simulation pada browser.
2. Membuka judul Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) pada kolom
search.
3. Mengatur nilai resistor yang akan digunakan (R1, R2, dan R3).
4. Mengatur nilai sumber tegangan DC sebesar 10 V.
5. Merangkai resistor, sumber tegangan, dan multimeter digital sesuai
dengan rangkaian percobaan 2a, 2b, dan 2c secara bergantian.
6. Mengukur nilai arus yang mengalir pada rangkaian menggunakan
multimeter digital, kemudian memasukan nilai yang terukur pada tabel
yang sudah disiapkan.
7. Membandingkan nilai arus secara teori dan percobaan.
8. Mengulangi langkah 3-7 untuk nilai R1 dan R2 yang berbeda pada
rangkaian 2a dan 2b, serta R3 pada rangkaian 2c.
DATA DAN ANALISIS
Data
V Hasil Pengukuran I (A)
Sumber Nilai R ( Ω ) Analog Digital Perhitungan I (A)
DC (V)
Gambar 2a
R1 = 4,0
1,00 1,00
R2 = 6,0
R1 = 6,0
0,71 0,71
R2 = 8,0
R1 = 8,0 Tidak
0,56 0,56
R2 = 10,0 Dilakukan
R1 = 10,0
0,45 0,45
R2 = 12,0
R1 = 12,0
0,38 0,38
R2 = 14,0
Gambar 2b
R1 = 4,0
4,17 4,17
R2 = 6,0
R1 = 6,0
2,92 2,92
R2 = 8,0
R1 = 8,0 Tidak
2,25 2,25
R2 = 10,0 Dilakukan
10 R1 = 10,0
1,83 1,83
R2 = 12,0
R1 = 12,0
1,55 1,55
R2 = 14,0
Gambar 2c
R1 = 4,0
R2 = 4,0 1,56 1,56
R3 = 6,0
R1 = 4,5
R2 = 6,0 1,26 1,26
R3 = 8,0
R1 = 5,0
Tidak
R2 = 8,0 1,06 1,06
Dilakukan
R3 = 10,0
R1 = 5,5
R2 = 10,0 0,91 0,91
R3 = 12,0
R1 = 6,0
R2 = 12,0 0,80 0,80
R3 = 14,0
Tabel 2.1. Data Percobaan Rangkaian 2a, 2b, dan 2c
Analisis
Percobaan ini adalah percobaan secara virtual melalui PhET Simulation
(Virtual Lab) yang merupakan platform yang bisa diakses melalui mobile phone
dan PC untuk melakukan simulasi pembelajaran baik Fisika, Kimia, Biologi,
Matematika, maupun ilmu Kebumian. Untuk percobaan ini menggunakan judul
topik Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) yang prinsip kerjanya dengan
merangkai resistor secara seri, paralel, dan campuran lalu dihubungkan dengan
sumber tegangan dan juga multimeter digital yang sudah tersedia. Dengan begitu,
didapatkan nilai arus yang mengalir pada 3 rangkaian percobaan dari pembacaan
alat ukur multimeter digital sebagai ampermeter.
Persamaan Hukum Ohm I = V/R adalah konsep dasar untuk menjelaskan
hubungan antara resistansi dengan arus yang mengalir pada rangkaian. Selain itu,
pengaruh tersebut juga dapat dianalisis dari data hasil percobaan yang sudah
diperoleh di atas. Data di atas adalah data hasil percobaan dengan menggunakan
sumber tegangan sebagai variabel kontrol yang menjadi Vtotal dan nilai resistansi
sebagai variabel manipulasi, sehingga nilai arus yang mengalir pada rangkaian
merupakan variabel responnya.
Pada percobaan pertama menggunakan rangkaian 2a, kedua resistor
disusun secara seri. Untuk mengetahui besar arus total yang mengalir pada
rangkaian dilakukan melaui dua cara yaitu pengukuran dengan multimeter digital
dan perhitungan teori. Pengukuran dengan pengulangan untuk nilai R1 dan R2
yang berbeda dilakukan sebanyak 5 kali pada sumber tegangan yang sama yaitu
10V dengan nilai R1 secara berturut-turut 4Ω; 6Ω; 8Ω; 10Ω; 12Ω dan R2 secara
berturut-turut 6Ω; 8Ω; 10Ω; 12Ω; 14Ω. Sehingga, dari data tersebut dapat
diketahui besar nilai Rtotal seri pada rangkaian berturut-turut 10Ω; 14Ω; 18Ω;
22Ω; 26Ω. Melalui pengukuran dengan multimeter digital, besar Itotal yang
mengalir terbaca berturut-turut 1,00A; 0,71A; 0,56A; 0,45A; 0,38A. Sedangkan,
melalui perhitungan teori yang menggunakan persamaan Hukum Ohm I = V/R,
nilai I sama persis dengan hasil pengukuran menggunakan multimeter digital.
Data hasil pegukuran dan perhitungan teori pun sama-sama menunjukan bahwa
dengan bertambahnya nilai R maka nilai I pun semakin berkurang. Hal tersebut
juga sesuai dengan teori Hukum Ohm dimana hubungan R dan I adalah
berbanding terbalik, selain itu dalam rangkaian seri nilai I akan sama di semua
titik. Misal, pada data pertama dengan nilai R1 sebesar 4Ω dan R2 sebesar 6Ω,
arus yang mengalir pada kedua resistor nilainya sama-sama 1,00A, berlaku pula
pada data kedua, ketiga, dst. Pada rangkaian seri, arus yang mengalir akan sama
besarnya di semua titik karena arus tersebut hanya melewati satu jalur rangkaian.
Karena nilai Itotal pada pengukuran dan perhitungan teori sama persis maka
perbandingan keduanya adalah 1:1.
Pada percobaan kedua menggunakan rangkaian 2b yang merupakan
rangkain paralel. Untuk mengetahui besar arus total yang mengalir pada rangkaian
ini dilakukan melaui dua cara yaitu pengukuran dengan multimeter digital dan
perhitungan teori. Pengukuran dengan pengulangan untuk nilai R1 dan R2 yang
berbeda dilakukan sebanyak 5 kali pada sumber tegangan yang sama yaitu 10V.
Nilai R1 secara berturut-turut 4Ω; 6Ω; 8Ω; 10Ω; 12Ω dan R2 secara berturut-turut
6Ω; 8Ω; 10Ω; 12Ω; 14Ω. Data R1 dan R2 ini dibuat sama persis dengan data R1
dan R2 pada rangkaian seri 2a. Hal ini dilakukan untuk membandingkan nilai
Itotal yang mengalir untuk jumlah dan nilai R sama, namun pada model rangkaian
yang berbeda. Melalui pengukuran dengan multimeter digital, besar Itotal yang
mengalir terbaca berturut-turut 4,17A; 2,92A; 2,25A; 1,83A; 1,55A. Begitu pula
untuk data perhitungan teori yang menggunakan persamaan Hukum Ohm I = V/R,
nilai I pun sama persis dengan hasil pengukuran menggunakan multimeter digital.
Data hasil pegukuran dan perhitungan teori pun sama-sama menunjukan bahwa
dengan bertambahnya nilai R maka nilai I yang mengalir pada R tersebut akan
semakin berkurang. Misal pada data pertama, dengan R1 4Ω pada rangkaian yang
sudah dipasang ampermeter, terbaca I1 yang mengalir sebesar 2,50A. Sedangkan
untuk R2 yang nilainya lebih besar dari R1 yaitu 6 Ω, nilai I2 yang terbaca akan
semakin berkurang yaitu menjadi 1,67A. Jika dijumlahkan I1 dan I2, maka Itotal
akan sama nilainya yaitu 4,17A. Hal tersebut juga sesuai dengan teori Hukum
Ohm dimana hubungan R dan I adalah berbanding terbalik. Jika dibandingkan,
nilai I yang mengalir pada rangkaian paralel 2b ini lebih besar dibanding pada
rangkaian seri 2a untuk nilai R1 dan R2 yang sama. Hal ini terjadi karena Rtotal
pada rangkaian paralel akan lebih kecil dibanding Rtotal pada rangkaian seri,
dengan begitu I yang mengalir pada rangkaian paralel akan semakin besar. Selain
itu, dalam rangkaian paralel nilai I akan terbagi sehingga nilai I akan berbeda
sesuai nilai R yang dilewatinya. Karena nilai Itotal pada pengukuran dan
perhitungan teori sama persis maka perbandingan keduanya adalah 1:1.
Pada percobaan ketiga menggunakan rangkaian 2c yang merupakan
rangkain campuran. Untuk mengetahui besar arus total yang mengalir pada
rangkaian campuran ini dilakukan melaui dua cara yaitu pengukuran dengan
multimeter digital dan perhitungan teori. Pengukuran dengan pengulangan untuk
nilai R1, R2, dan R3 yang berbeda dilakukan sebanyak 5 kali pada sumber
tegangan yang sama yaitu 10V. Nilai R1 secara berturut-turut 4,0Ω; 4,5Ω; 5,0Ω;
5,5Ω; 6,0Ω, kemudian R2 secara berturut-turut 4,0Ω; 6,0Ω; 8,0Ω; 10,0Ω; 12,0Ω,
serta R3 secara berturut-turut 6,0Ω; 8,0Ω; 10,0Ω; 12,0Ω; 14,0Ω dimana R1 dan
R2 disusun secara paralel, sedangkan R1 disusun secara seri. Melalui pengukuran
dengan multimeter digital, besar Itotal yang mengalir terbaca berturut-turut 1,56A;
1,26A; 1,06A; 0,91A; 0,80A. Karena resistor disusun secara campuran, maka
Itotal yang diperoleh berasal dari I2+I3, yang nilainya harus sama dengan nilai
pada I1 yang juga merupakan Itotal. Dari pembacaan multimeter, selain nilai
Itotal, didapatkan pula nilai I2 secara berturut-turut 0,94A; 0,72A; 0,59A; 0,50A;
0,43A dan I3 secara berturut-tururt 0,62A; 0,54A; 0,47A; 0,41A; 0,37A , sehingga
jika I2 dan I3 tersebut dijumlahkan nilainya akan sama dengan nilai Itotal. Begitu
pula secara perhitungan teori dengan mengggunakan persamaan Hukum Ohm I =
V/R, nilai I2, I3, maupun I1 sekaligus Itotal menunjukan nilai yang sama persis
dengan hasil pengukuran menggunakan multimeter digital. Selain itu, nilai R2 dan
R3 juga mempengaruhi besar I2 dan I3 yang mengalir, karena I pada kedua
resistor paralel tersebut akan terbagi nilainya sesuai besar nilai R yang dilewati.
Sedangkan nilai I1 pada R1 nilainya sama dengan Itotal karena I tersebut mengalir
pada satu jalur sehingga I yang mengalir tidak akan terbagi. Karena nilai Itotal
pada pengukuran dan perhitungan teori sama persis maka perbandingan keduanya
adalah 1:1.
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan pada rangkaian sumber DC yang telah dilakukan, maka


dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Penggunaan multimeter digital sebagai ampermeter dapat dilakukan dengan
cara merangkai sumber tegangan, resistor, dan multimeter tersebut baik secara
seri, paralel, maupun campuran. Dengan menggunakan tegangan sebagai
variabel kontrol dan nilai resistansi sebagai variabel manipulasi, maka bisa
didapatkan nilai arus yang mengalir pada rangkaian. Arus yang mengalir dapat
dilihat dari nilai yang terbaca pada multimeter. Nilai arus akan sama pada
rangkaian seri dan akan terbagi pada rangkaian paralel.
2. Pengaruh nilai resistansi terhadap arus yang mengalir pada rangkaian adalah
dengan bertambahnya nilai resistansi maka nilai arus yang mengalir akan
semakin kecil, atau dapat dikatakan hubungan resistansi dengan arus adalah
berbanding terbalik.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Bandingkan nilai I berdasarkan pengukuran dan teori untuk setiap rangkaian!


JAWABAN :
Berdasarkan data hasil percobaan menggunakan sumber tegangan DC sebesar
10V ini, perbandingan I antara pengukuran dan perhitungan teori untuk semua
rangkaian baik 2a, 2b, dan 2c adalah 1:1.

2. Apakah kesimpulan yang Anda dapat dari percobaan ini?


JAWABAN :
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah dalam penggunaan
multimeter digital sebagai ampermeter dapat dilakukan dengan cara merangkai
sumber tegangan, resistor, dan multimeter tersebut baik secara seri, paralel,
maupun campuran. Dengan menggunakan tegangan sebagai variabel kontrol
dan nilai resistansi sebagai variabel manipulasi, maka bisa didapatkan nilai
arus yang mengalir pada rangkaian. Arus yang mengalir dapat dilihat dari nilai
yang terbaca pada multimeter. Nilai arus akan sama pada rangkaian seri dan
akan terbagi pada rangkaian paralel. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa
pengaruh nilai resistansi terhadap arus yang mengalir pada rangkaian adalah
dengan bertambahnya nilai resistansi maka nilai arus yang mengalir akan
semakin kecil, atau dapat dikatakan hubungan resistansi dengan arus adalah
berbanding terbalik.
LAMPIRAN
Perhitungan

Rangkaian 2a :

1. Vtotal= 10V I=
Rtotal= 4Ω + 6Ω = 10Ω
= 0,56A
I=
4. Vtotal= 10V
= 1,00A Rtotal= 10Ω + 12Ω = 22Ω
2. Vtotal= 10V I=
Rtotal= 6Ω + 8Ω = 14Ω
= 0,45A
I=
5. Vtotal= 10V
= 0,71A Rtotal= 12Ω + 14Ω = 26Ω
3. Vtotal= 10V I=
Rtotal= 8Ω + 10Ω = 18Ω
= 0,38A

Rangkaian 2b :

1. Vtotal= 10V
=
Rtotal=
= = 4,44 Ω
=
I= = = 2,25A
= = 2,4 Ω 4. Vtotal= 10V
Rtotal=
I= = = 4,17A
2. Vtotal= 10V
=
Rtotal=
= = 5,45Ω
=
I= = = 1,83A
= = 3,42 Ω 5. Vtotal= 10V
Rtotal=
I= = = 2,92A
3. Vtotal= 10V
= = = 6,46 Ω
Rtotal=
I= = = 1,55A
Rangkaian 2c :

1. Vtotal= 10V
= + 5 = 4,44 + 5 =9,44Ω
Rtotal= + R1
I= = = 1,06A
= +4 4. Vtotal= 10V
Rtotal= + R1
= + 4 = 2,4 + 4 = 6,4Ω

= + 5,5
I= = = 1,56A
2. Vtotal= 10V
= + 5,5 =5,45 + 5,5
Rtotal= + R1
=10,95Ω
= + 4,5 I= = = 0,91A
5. Vtotal= 10V
= + 4,5 = 3,42 + 4,5 Rtotal= + R1
=7,92Ω
= +6
I= = = 1,26A
3. Vtotal= 10V
= + 6 = 6,46 + 6
Rtotal= + R1
=12,46Ω
= +5 I= = = 0,80A

Gambar Percobaan

Gambar 2.1. Rangkaian 2a


Gambar 2.2. Rangkain 2b

Gambar 2.3. Rangkaian 2c


MULTIMETER SEBAGAI OHMMETER
Abstrak

Percobaan dengan judul “Multimeter Sebagai Ohmmeter” ini


menggunakan multimeter digital sebagai alat yang dapat digunakan untuk
mengukur komponen elektronika salah satunya yaitu nilai resistansi. Tujuan
percobaan ini adalah menggunakan multimeter digital sebagai ohmmeter dengan
terampil, membandingkan nilai resistansi secara pengukuran dengan perhitungan
teori, dan menyelidiki rangkaian resistor secara seri, paralel, serta campuran.
Variabel kontrol yang digunakan antara lain multimeter digital, nilai sumber
tegangan, dan jenis rangkaian, dengan menggunakan variabel manipulasi nilai
resistansi, sehingga dapat dihasilkan nilai arus yang mengalir sebagai variabel
respon. Pada rangkaian seri, nilai resistansi total didapatkan dengan
menjumlahkan semua nilai resistansi yang ada pada rangkaian. Sedangkan untuk
rangkaian paralel, besar nilai resistansi total didapatkan dari menjumlahkan nilai
1/R semua resistor. Begitu pula untuk rangkaian campuran yang memadukan
keduanya. Selain itu, dapat dilakukan pembacaan gelang warna pada resistor
dengan mengikuti aturan tabel pembacaan gelang warna. Perbandingan nilai
resistansi pada semua rangkaian menunjukan bahwa nilai Rparalel < Rcampuran <
Rseri. Perbandingan nilai resistansi antara pengukuran dan perhitungan teori
untuk semua rangkaian adalah 1:1.

Kata Kunci : multimeter, ohmmeter, resistansi, gelang warna, seri, paralel,


campuran
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
PhET Simulation (Virtual Lab)
- Multimeter digital 1 buah
- Resistor 3 buah
- Sumber tegangan DC 1 buah
- Kabel konektor secukupnya

Rancangan Percobaan

Gambar 3.1. Rangkaian 3a

Gambar 3.2. Rangkaian 3b


Gambar 3.3. Rangkaian 3c

Gambar 3.4. Rangkaian 3d

Variabel Percobaan
a. Variabel kontrol : multimeter digital, nilai sumber tegangan, dan
jenis rangkaian
b. Variabel manipulasi : jumlah resistor
c. Variabel respon : nilai resistansi

Langkah Percobaan
1. Membuka website PhET simulation pada browser.
2. Membuka judul Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) pada kolom
search.
3. Mengatur nilai resistor yang akan digunakan (R1, R2, dan R3).
4. Mengatur nilai sumber tegangan DC sebesar 10 V.
5. Merangkai resistor, sumber tegangan, dan multimeter digital, kemudian
melakukan pengukuran nilai hambatan dengan mengulang untuk nilai R
yang berbeda sebanyak 5 kali, serta melakukan pembacaan warna gelang
pada resistor yang digunakan. Selanjutnya, membandingkan nilai
hambatan yang terukur dengan hasil pembacaan gelang warna.
6. Merangkai resistor, sumber tegangan, dan multimeter digital sesuai dengan
rangkaian percobaan 3a, 3b, 3c, dan 3d secara bergantian.
7. Mengukur nilai hambatan total pada rangkaian menggunakan multimeter
digital, kemudian memasukan nilai yang terukur pada tabel yang sudah
disiapkan.
8. Membandingkan nilai hambatan total secara teori dan percobaan.
9. Mengulangi langkah 3-7 untuk nilai R1 dan R2 yang berbeda pada
rangkaian 3a dan 3b, serta R3 pada rangkaian 3c dan 3d.
DATA DAN ANALISIS
Data
Yang Tertera pada Resistor Pengukuran Multimeter
No. Warna Harga (Ω) Analog Digital (Ω)
Kuning, hitam, emas,
4,0 ± 5% 4,0
1. emas
Abu-abu, hitam, emas,
8,0 ± 5% 8,0
2. emas Tidak
Coklat, merah, hitam,
12,0 ± 5% Dilakukan 12,0
3. emas
4. Coklat, biru, hitam, emas 16,0 ± 5% 16,0
5. Merah, hitam, hitam, emas 20,0 ± 5% 20,0
Tabel 3.1. Data Percobaan Pembacaan Gelang Warna

Gambar Rangkaian Rtotal Teori Rtotal Pengukuran ( Ω )


(Ω) (Ω) Analog Digital
Gambar 2a
R1 = 4,00
10,00 10,00
R2 = 6,00
R1 = 6,00
14,00 14,08
R2 = 8,00
R1 = 8,00 Tidak
18,00 17,85
R2 = 10,00 Dilakukan
R1 = 10,00
22,00 22,22
R2 = 12,00
R1 = 12,00
26,00 26,35
R2 = 14,00
Gambar 2b
R1 = 2,00
1,33 1,33
R2 = 4,00
R1 = 3,00
2,00 2,00
R2 = 6,00
R1 = 4,00 Tidak
2,66 2,66
R2 = 8,00 Dilakukan
R1 = 5,00
3,33 3,33
R2 = 10,00
R1 = 6,00
4,00 4,00
R2 = 12,00
Gambar 2c
R1 = 2,00
R2 = 3,00 9,00 9,01
Tidak
R3 = 4,00
Dilakukan
R1 = 3,00
12,00 12,04
R2 = 4,00
R3 = 5,00
R1 = 4,00
R2 = 5,00 15,00 14,92
R3 = 6,00
R1 = 5,00
R2 = 6,00 18,00 17,85
R3 = 7,00
R1 = 6,00
R2 = 7,00 21,00 20,83
R3 = 8,00
Gambar 2d
R1 = 2,00
R2 = 4,00 3,33 3,33
R3 = 2,00
R1 = 3,00
R2 = 6,00 5,00 5,00
R3 = 3,00
R1 = 4,00
Tidak
R2 = 8,00 6,66 6,66
Dilakukan
R3 = 4,00
R1 = 5,00
R2 = 10,00 8,33 8,33
R3 = 5,00
R1 = 6,00
R2 = 12,00 10,00 10,00
R3 = 6,00
Tabel 3.2. Data Percobaan Rangkaian 3a, 3b, 3c, dan 3d

Analisis

Percobaan ini adalah percobaan secara virtual melalui PhET Simulation


(Virtual Lab) yang merupakan platform yang bisa diakses melalui mobile phone
dan PC untuk melakukan simulasi pembelajaran baik Fisika, Kimia, Biologi,
Matematika, maupun ilmu Kebumian. Untuk percobaan ini menggunakan judul
topik Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) yang prinsip kerjanya dengan
merangkai resistor secara seri, paralel, dan campuran lalu dihubungkan dengan
sumber tegangan dan juga multimeter digital yang sudah tersedia. Dengan begitu,
didapatkan nilai yang ingin dicari yaitu resistasni dari pembacaan alat ukur
multimeter digital sebagai ohmmeter.
Secara teori, untuk mencari nilai resistansi pada rangkaian digunakan
konsep persamaan Hukum Ohm R = V/I. Selain itu, juga dapat dianalisis dari data
hasil percobaan yang sudah diperoleh di atas. Data di atas adalah data hasil
percobaan dengan menggunakan sumber tegangan sebagai variabel kontrol yang
menjadi Vtotal, jumlah resistor sebagai variabel manipulasi, dan nilai resistansi
sebagai variabel responnya.

Pada tabel 3.1 ditunjukan hasil pengukuran nilai resistansi dengan


multimeter digital yang juga memiliki nilai yang sama persis dengan pembacaan
pada gelang warna. Gelang warna pada resistor yang digunakan pada percobaan
kali ini ada 4 jenis warna yang disusun secara berurutan. Pembacaan warna pada
gelang warna dilakukan mulai dari kiri ke kanan. Cara pembacaan angka yang
tersimbolkan dengan warna-warna tersebut berpedoman pada tabel kode gelang
warna yang ada pada buku panduan. Pertama, dilakukan dengan menulis angka
dari kode warna satu. Selanjutnya, menuliskan angka dari kode warna kedua dan
ketiga disamping angka dari kode warna satu secara berurutan. Kemudian, kode
warna terakhir yaitu keempat dituliskan dibagian belakang sebagai nilai toleransi
resistansi. Dengan langkah tersebut, maka didapatkan nilai resistansi pada resistor
yang digunakan. Misal pada data pertama, kode warna pertama yaitu kuning
memilki nilai 4, warna kedua yaitu hitam memilki nilai 0, warna ketiga yaitu emas
tidak didefinisikan, serta warna keempat yaitu emas memiliki nilai toleransi 5%.
Sehingga, angka dari ketiga warna dapat dituliskan 4 0 - 5%, dan dibaca nilainya
4,0 Ω ± 5%. Karena nilai R pada pengukuran multimeter dan pembacaan gelang
warna sama persis maka perbandingan keduanya adalah 1:1.

Pada percobaan pertama dengan rangkaian 3a yang menyusun dua resistor


secara seri, untuk mengetahui besar Rtotal pada rangkaian dilakukan melaui dua
cara yaitu pengukuran dengan multimeter digital dan perhitungan teori.
Pengukuran dengan pengulangan untuk nilai R1 dan R2 yang berbeda dilakukan
sebanyak 5 kali pada sumber tegangan yang sama yaitu 10V, didapatkan hasil
Rtotal pengukuran dengan multimeter sebagai ohmmeter secara berturut-turut
10,00Ω; 14,08Ω; 17,85Ω; 22,22Ω; 26,35Ω. Sedangkan secara perhitungan teori,
Rtotal pada rangkaian seri didapatkan dengan menjumlahkan saja nilai R1 dan R2.
Menggunakan persamaan Rtotal = R1+R2 dengan nilai R1 secara berturut-turut
4,00Ω; 6,00Ω; 8,00Ω; 10,00Ω; 12,00Ω dan nilai R2 secara berturut-turut 6,00Ω;
8,00Ω; 10,00Ω; 12,00Ω; 14,00Ω menghasilkan nilai Rtotal yang sedikit berbeda
dengan pengukuran dengan multimeter digital. Namun, perbedaan keduanya
masih bisa ditoleransi karena nilainya tidak terlalu besar, yakni pada data kedua
sampai kelima perbedaan nilai Rtotal secara berturut-turut hanya 0,08 Ω; 0,15 Ω;
0,22 Ω; 0,35 Ω.

Pada percobaan kedua dengan rangkaian 3b yang merupakan rangkaian


yang menyusun dua resistor secara paralel, didapatkan hasil Rtotal pengukuran
dengan multimeter sebagai ohmmeter secara berturut-turut 1,33Ω; 2,00Ω; 2,66Ω;
3,33Ω; 4,00Ω. Sedangkan secara perhitungan teori, Rtotal pada rangkaian paralel
didapatkan dengan menjumlahkan nilai 1/R1 dan 1/R2. Menggunakan persamaan
1/Rtotal = 1/R1+1/R2 dengan nilai R1 secara berturut-turut 2,00Ω; 3,00Ω; 4,00Ω;
5,00Ω; 6,00Ω dan nilai R2 secara berturut-turut 4,00Ω; 6,00Ω; 8,00Ω; 10,00Ω;
12,00Ω menghasilkan nilai Rtotal yang sama persis dengan pengukuran pada
multimeter digital. Karena nilai Rtotal pada pengukuran dan perhitungan teori
sama persis maka perbandingan keduanya adalah 1:1.

Pada percobaan ketiga dengan rangkaian 3c yang merupakan rangkaian


yang menyusun tiga resistor secara seri, didapatkan hasil Rtotal pengukuran
dengan multimeter sebagai ohmmeter secara berturut-turut 9,01Ω; 12,04Ω;
14,92Ω; 17,85Ω; 20,83Ω. Sedangkan secara perhitungan teori, Rtotal pada
rangkaian paralel didapatkan dengan menjumlahkan saja nilai R1, R2, dan R3.
Menggunakan persamaan Rtotal = R1+R2+R3 dengan nilai R1 secara berturut-
turut 2,00Ω; 3,00Ω; 4,00Ω; 5,00Ω; 6,00Ω dan nilai R2 secara berturut-turut
3,00Ω; 4,00Ω; 5,00Ω; 6,00Ω; 7,00Ω, serta R3 secara berturut-turut 4,00Ω; 5,00Ω;
6,00Ω; 7,00Ω; 8,00Ω menghasilkan nilai Rtotal yang sedikit berbeda dengan
pengukuran dengan multimeter digital. Namun, perbedaan keduanya masih bisa
ditoleransi karena nilainya tidak terlalu besar, yakni perbedaan nilai Rtotal secara
berturut-turut hanya 0,01Ω; 0,04Ω; 0,08Ω; 0,15Ω; 0,17Ω.

Pada percobaan keempat dengan rangkaian 3d yang merupakan rangkaian


campuran yang menyusun dua resistor secara paralel dan satu resistor lain secara
seri, didapatkan hasil Rtotal pengukuran dengan multimeter sebagai ohmmeter
secara berturut-turut 3,33Ω; 5,00Ω; 6,66Ω; 8,33Ω; 10,00Ω. Sedangkan secara
perhitungan teori, Rtotal pada rangkaian campuran ini didapatkan dengan mencari
terlebih dulu Rparalel dari persamaan 1/Rparalel = 1/R1+1/R2, kemudian
ditambah dengan nilai R3 yang disusun seri, dengan begitu persamaan akhirnya
menjadi Rtotal = Rparalel+R3. Nilai R1 secara berturut-turut 2,00Ω; 3,00Ω;
4,00Ω; 5,00Ω; 6,00Ω, nilai R2 secara berturut-turut 4,00Ω; 6,00Ω; 8,00Ω;
10,00Ω; 12,00Ω, dan R3 secara berturut-turut 2,00Ω; 3,00Ω; 4,00Ω; 5,00Ω;
6,00Ω menghasilkan nilai Rtotal secara perhitungan teori yang sama persis
dengan pengukuran pada multimeter digital. Karena nilai Rtotal pada pengukuran
dan perhitungan teori sama persis maka perbandingan keduanya adalah 1:1.
Dengan melihat hasil nilai R pada semua rangkaian dapat menunjukan pula bahwa
nilai Rparalel < Rcampuran < Rseri.
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan pada rangkaian sumber DC yang telah dilakukan, maka


dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1. Penggunaan multimeter digital sebagai ohmmeter dapat dilakukan dengan cara
merangkai sumber tegangan, resistor, dan multimeter tersebut baik secara seri,
paralel, maupun campuran. Dengan menggunakan tegangan sebagai variabel
kontrol dan jumlah resistor sebagai variabel manipulasi, kemudian bisa
didapatkan nilai resistansi total pada rangkaian. Besar nilai resistansi dapat
dilihat dari nilai yang terbaca pada multimeter.

2. Perbandingan nilai resistansi antara pengukuran dengan multimeter dan


perhitungan teori untuk semua rangkaian adalah 1:1.

3. Perbandingan nilai resistansi pada semua rangkaian menunjukan bahwa nilai


Rparalel < Rcampuran < Rseri.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Bandingkan nilai R berdasarkan pengukuran dan teori untuk setiap rangkaian!


JAWABAN :
Berdasarkan data hasil percobaan menggunakan sumber tegangan DC sebesar
10V ini, perbandingan R antara pengukuran dan perhitungan teori untuk semua
rangkaian baik 3a, 3b, 3c dan 3d adalah 1:1. Nilai resistansi antara pengukuran
dengan multimeter dan perhitungan teori untuk rangkaian paralel 3b dan
campuran 3d menunjukan hasil yang sama persis, sedangkan untuk rangkaian
seri 3a dan 3c menunjukan hasil yang sedikit berbeda, namun dengan nilai
yang sangat kecil sehingga masih bisa dibulatkan perbandingannya menjadi 1:1

2. Apakah kesimpulan yang Anda dapat dari percobaan ini?


JAWABAN :
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah dalam penggunaan
multimeter digital sebagai ohmmeter dapat dilakukan dengan cara merangkai
sumber tegangan, resistor, dan multimeter tersebut baik secara seri, paralel,
maupun campuran. Dengan menggunakan tegangan sebagai variabel kontrol
dan jumlah resistor sebagai variabel manipulasi, kemudian bisa didapatkan
nilai resistansi total pada rangkaian. Besar nilai resistansi dapat dilihat dari
nilai yang terbaca pada multimeter. Selain itu, Perbandingan nilai resistansi
antara pengukuran dengan multimeter dan perhitungan teori untuk semua
rangkaian adalah 1:1. Perbandingan nilai resistansi pada semua rangkaian pun
menunjukan bahwa nilai Rparalel < Rcampuran < Rseri.
LAMPIRAN

Perhitungan

Rangkaian 3a :

Perhitungan Teori Itotal= 0,71A


R=
1. Rtotal= R1 + R2
= 4Ω + 6Ω = 10Ω = 14,08Ω
2. Rtotal= R1 + R2 3. Vtotal= 10V
= 6Ω + 8Ω = 14Ω Itotal= 1,00A
3. Rtotal= R1 + R2
R=
= 8Ω + 10Ω = 18Ω
4. Rtotal= R1 + R2 = 17,85Ω
= 10Ω + 12Ω = 22Ω 4. Vtotal= 10V
5. Rtotal= R1 + R2 Itotal= 1,00A
= 12Ω + 14Ω = 26Ω
R=
Pengukuran = 22,22Ω
1. Vtotal= 10V 5. Vtotal= 10V
Itotal= 1,00A Itotal= 1,00A
R= R=
= 10Ω = 26,31Ω
2. Vtotal= 10V

Rangkaian 3b :

Perhitungan Teori 3. Rtotal=

1. Rtotal=
=

=
= = 2,66Ω

= = 1,33Ω
4. Rtotal=

2. Rtotal=
=

=
= = 3,33Ω

= = 2,00Ω
5. Rtotal=
3. Vtotal= 10V
=
Itotal= 3,75A
R=
= = 4,00Ω
= 2,66Ω
4. Vtotal= 10V
Pengukuran
Itotal= 3,00A
1. Vtotal= 10V R=
Itotal= 7,50A
= 3,33Ω
R=
5. Vtotal= 10V
= 1,33Ω Itotal= 2,50A
2. Vtotal= 10V R=
Itotal= 5,00A
= 4,00Ω
R=
= 2,00Ω

Rangkaian 3c :

Perhitungan Teori Itotal= 0,83A


R=
1. Rtotal= R1 + R2 +R3
= 2Ω + 3Ω + 4Ω = 9Ω = 12,04Ω
2. Rtotal= R1 + R2 +R3 3. Vtotal= 10V
= 3Ω + 4Ω + 5Ω = 12Ω Itotal= 0,67A
3. Rtotal= R1 + R2 +R3
R=
= 4Ω + 5Ω + 6Ω = 15Ω
4. Rtotal= R1 + R2 +R3 = 14,92Ω
= 5Ω + 6Ω + 7Ω = 18Ω 4. Vtotal= 10V
5. Rtotal= R1 + R2 +R3 Itotal= 0,56A
= 6Ω + 7Ω + 8Ω = 21Ω
R=
Pengukuran
1. Vtotal= 10V = 17,85Ω
Itotal= 1,11A 5. Vtotal= 10V
R= Itotal= 0,48A
= 9,01Ω R=

2. Vtotal= 10V = 20,83Ω

Rangkaian 3d :

Perhitungan Teori 1. Rtotal= + R1


= +2 = + 6 = 4 + 6 = 10,00Ω

= + 2 = 1,33 + 2 = 3,33Ω Pengukuran

1. Vtotal= 10V
2. Rtotal= + R1
Itotal= 3,00A

= +3 R=
= 3,33Ω
= + 3 = 2 + 3 = 5,00Ω 2. Vtotal= 10V
Itotal= 2,00A
3. Rtotal= + R1 R=
= 5,00Ω
= +4
3. Vtotal= 10V
Itotal= 1,50A
= + 4 = 2,66 + 4 = 6,66Ω
R=

4. Rtotal= + R1 = 6,66Ω
4. Vtotal= 10V
= +5 Itotal= 1,20A
R=
= + 5 = 3,33 + 5 = 8,33Ω = 8,33Ω
5. Vtotal= 10V
5. Rtotal= + R1 Itotal= 1,00A
R=
= +6
= 10,00

Gambar Percobaan
Gambar 3.1. Rangkaian 3a

Gambar 3.2. Rangkaian 3b

Gambar 3.3. Rangkaian 3c

Gambar 3.4. Rangkaian 3d

Anda mungkin juga menyukai