Disusun oleh:
Isna Zakhiyah (19030184051)
Pendidikan Fisika U 2019
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
MULTIMETER SEBAGAI VOLTMETER
Abstrak
Rancangan Percobaan
Variabel Percobaan
a. Variabel kontrol : multimeter digital, nilai sumber tegangan, dan
jenis rangkaian
b. Variabel manipulasi : nilai resistansi
c. Variabel respon : nilai tegangan
Langkah Percobaan
1. Membuka website PhET simulation pada browser.
2. Membuka judul Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) pada kolom
search.
3. Mengatur nilai resistor yang akan digunakan (R1dan R2).
4. Mengatur nilai sumber tegangan DC sebesar 10 V.
5. Merangkai resistor, sumber tegangan, dan multimeter digital sesuai dengan
rangkaian percobaan 1a, 1b, dan 1c secara bergantian.
6. Mengukur nilai tegangan yang mengalir pada rangkaian menggunakan
multimeter digital, kemudian memasukan nilai yang terukur pada tabel
yang sudah disiapkan.
7. Membandingkan nilai tegangan secara teori dan percobaan.
8. Mengulangi langkah 3-7 untuk nilai R1 dan R2 yang berbeda.
DATA DAN ANALISIS
Data
Tidak dilakukan karena PhET Simulation tidak support untuk sumber tegangan
AC
Tidak dilakukan karena PhET Simulation tidak support untuk sumber tegangan
AC
Analisis
Percobaan ini adalah percobaan secara virtual melalui PhET Simulation
(Virtual Lab) yang merupakan platform yang bisa diakses melalui mobile phone
dan PC untuk melakukan simulasi pembelajaran baik Fisika, Kimia, Biologi,
Matematika, maupun ilmu Kebumian. Untuk percobaan ini menggunakan judul
topik Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) yang prinsip kerjanya dengan
merangkai resistor secara seri lalu dihubungkan dengan sumber tegangan dan juga
multimeter digital yang sudah tersedia. Dengan begitu, didapatkan nilai tegangan
yang ada pada 3 rangkaian percobaan dari pembacaan alat ukur multimeter digital
sebagai voltmeter.
Pada percobaan ini ada hubungan yang sangat penting antara tegangan,
arus, dan resistansi. Hubungan tersebut seperti yang dijelaskan pada Hukum Ohm
melalui persamaan V=I x R. Persamaan tersebut dapat membantu untuk
mengetahui pengaruh dari nilai resistansi terhadap tegangan pada ujung-ujung
penghantar yang ingin diketahui besar nilainya. Selain itu, pengaruh tersebut juga
dapat dianalisis dari data hasil percobaan yang sudah diperoleh di atas. Data di
atas adalah data hasil percobaan dengan menggunakan sumber tegangan sebagai
variabel kontrol yang menjadi Vtotal dan nilai resistansi sebagai variabel
manipulasi, serta tegangan pada ujung-ujung resistor yang diingankan menjadi
variabel responnya.
Pada percobaan pertama dengan rangkaian 1a seri, untuk mengetahui besar
tegangan pada ujung-ujung R2 dilakukan melaui dua cara yaitu melalui
pengukuran dengan multimeter digital dan melaui perhitungan teori. Pengukuran
dengan pengulangan untuk nilai R1 dan R2 yang berbeda dilakukan sebanyak 5
kali dengan nilai Rtotal berturut-turut 25Ω; 35 Ω; 45 Ω; 55 Ω; 65 Ω pada sumber
tegangan yang sama yaitu 10V. Untuk R2 yang nilainya berturut-turut 15 Ω; 20
Ω; 25 Ω; 30 Ω; 35 Ω dilakukan pengukuran tegangan pada ujung-ujung R2
tersebut sehingga didapatkan nilai tegangan yang nilainya berturut-tururt 6,00V;
5,71V; 5,56V; 5,45V; 5,38V. Sedangkan, melalui perhitungan teori yang
menggunakan persamaan Hukum Ohm V=I x R nilai dari tegangan yang diukur di
ujung-ujung R2 besar nilainya sama persis dengan hasil pengukuran
menggunakan multimeter digital. Data hasil pegukuran dan perhitungan teori pun
sama-sama menunjukan bahwa dengan bertambahnya nilai R maka nilai V yang
terukur pada ujung-ujung R yang diinginkan semakin bertambah pula. Hal
tersebut juga sesuai dengan teori Hukum Ohm dimana hubungan R dan V adalah
berbanding lurus, selain itu dalam rangkaian seri nilai V akan terbagi sesuai besar
komponen R yang dipakai sehingga nilai V akan berbeda di tiap ujung R yang
berbeda, karena itu rangkaian seri sering disebut juga rangkaian pembagi
tegangan. Namun, jika V di ujung-ujung tiap R tersebut dijumlahkan, nilai Vtotal
akan tetap sama dengan V pada sumber tegangan yaitu 10V. Misal, pada data
pertama dengan nilai R2 sebesar 15 Ω, nilai V pada ujung R2 yang terukur
sebesar 6V , sehingga jika ditinjau lagi bahwa pada rangkaian seri nilai V akan
terbagi, nilai V pada ujung-ujung R1 (10 Ω) akan diperoleh dari perhitungan
Vtotal dikurangi V pada ujung-ujung R2 yaitu 10V - 6V = 4V. Dengan begitu,
saat nilai R1 10 Ω, maka nilai V pada ujung-ujung R1 akan sebesar 4V,
sedangkan jika nilai R2 bertambah yaitu 15 Ω, maka nilai V pada ujung-ujung R2
pun akan bertambah menjadi 6V, hal tersebut berlaku pula pada data-data
berikutnya. Karena nilai V pada pengukuran dan perhitungan teori sama persis
maka perbandingan keduanya adalah 1:1.
Pada percobaan kedua dengan rangkaian 1b seri, untuk mengetahui besar
tegangan pada ujung-ujung tiap resistor baik di R1 maupun R2 dilakukan melaui
dua cara yaitu melalui pengukuran dengan multimeter digital dan melaui
perhitungan teori. Pengukuran dengan pengulangan untuk nilai R1 dan R2 yang
berbeda dilakukan sebanyak 5 kali pada sumber tegangan yang sama yaitu 10V.
Untuk nilai R1 berturut-turut 10Ω; 15 Ω; 20 Ω; 25 Ω; 30 Ω didapatkan hasil V1
pada ujung-ujung R1 tersebut secara pengukuran dengan nilai berturut-turut
4,00V; 4,29V; 4,44V; 4,55V; 4,62V. Sedangkan untuk nilai R2 berturut-turut
15Ω; 20 Ω; 25 Ω; 30 Ω; 35 Ω didapatkan hasil V2 pada ujung-ujung R2 tersebut
secara pengukuran dengan nilai berturut-turut 6,00V; 5,71V; 5,56V; 5,45V;
5,38V. Di sisi lain, pada perhitungan teori menggunakan persamaan Hukum Ohm
V=I x R nilai dari tegangan yang ada di ujung-ujung resistor baik di R1 dan R2
nilainya sama persis dengan hasil pengukuran menggunakan multimeter digital.
Semakin besar nilai R1, nilai V1 pun semakin besar. Sedangkan semakin besar
nilai R2, nilai V2 semakin kecil. Hal ini terjadi karena dalam rangkaian seri nilai
tegangan akan terbagi dalam rangkaian sesuai besar komponen R yang dipakai,
karena itu rangkaian seri sering disebut juga rangkaian pembagi tegangan. Karena
pada percobaan ini nilai R2 selalu lebih besar daripada R1, maka V2 pun akan
lebih besar dibanding V1, namun jika V1 dan V2 dijumlahkan nilai Vtotal akan
tetap sama dengan V pada sumber tegangan yaitu 10V. Karena nilai V1 maupun
V2 pada pengukuran dan perhitungan teori sama persis maka perbandingan
keduanya adalah 1:1.
Pada percobaan ketiga dengan rangkaian pembagi tegangan 1c dimana
menggunakan potensio 70 Ω, untuk mengetahui besar tegangan jatuh pada kaki-
kaki potensio yaitu di titik AC dan BC ini dilakukan melaui dua cara yaitu melalui
pengukuran dengan multimeter digital dan melaui perhitungan teori. Pengukuran
dengan pengulangan untuk manipulasi posisi Rv dilakukan sebanyak 5 kali pada
sumber tegangan yang sama yaitu 10V. Untuk posisi Rv berturut-turut 10Ω-60 Ω;
20Ω-50 Ω; 30Ω-40 Ω; 40Ω-30 Ω; 50Ω-20 Ω didapatkan hasil pengukuran Vac
pada ujung A dan C berturut-turut 1,43V; 2,86V; 4,29V; 5,71V; 7,14V dan hasil
pengukuran Vbc pada ujung B dan C berturut-turut 8,57V; 7,14V; 5,71V; 4,29V;
2,86V. Pada perhitungan teori melalui persamaan Vac/Vbc= R1/R2, hasil Vac dan
Vbc menunjukan hasil yang sama persis dengan pengukuran multimeter digital.
Pada nilai potensio yang sama, tegangan akan terbagi dalam rangkaian. Namun,
jika Vac dan Vbc dijumlahkan nilai Vtotal akan tetap sama dengan V pada sumber
tegangan yaitu 10V. Karena nilai Vac maupun Vbc pada pengukuran dan
perhitungan teori sama persis maka perbandingan keduanya adalah 1:1.
KESIMPULAN
Rangkaian 1a :
1. Vtotal= 10V V2 =
R1= 10Ω
= 5,56Ω
R2= 15Ω
V2 = 4. Vtotal= 10V
R1= 25Ω
= 6Ω R2= 30Ω
2. Vtotal= 10V V2 =
R1= 15Ω
= 5,45Ω
R2= 20Ω
V2 = 5. Vtotal= 10V
R1= 30Ω
= 5,71Ω R2= 35Ω
3. Vtotal= 10V V2 =
R1= 20Ω
= 5,38Ω
R2= 25Ω
Rangkaian 1b :
1. Vtotal= 10V = 4,44Ω
R1= 10Ω
V2 =
R2= 15Ω
V1 = = 5,56Ω
= 4Ω 4. Vtotal= 10V
R1= 25Ω
V2 = R2= 30Ω
= 6Ω V1 =
2. Vtotal= 10V = 4,55Ω
R1= 15Ω
V2 =
R2= 20Ω
V1 = = 5,45Ω
5. Vtotal= 10V
= 4,29Ω
R1= 30Ω
V2 = R2= 35Ω
= 5,71Ω V1 =
3. Vtotal= 10V = 4,62Ω
R1= 20Ω
V2 =
R2= 25Ω
V1 = = 5,38Ω
Rangkaian 1c :
1. Vtotal= 10V = 4,29Ω
R1= 10Ω
Vbc =
R2= 60Ω
Vac = = 5,71Ω
4. Vtotal= 10V
= 1,43Ω
R1= 40Ω
Vbc = R2= 30Ω
= 8,57Ω Vac =
2. Vtotal= 10V = 5,71Ω
R1= 20Ω
Vbc =
R2= 50Ω
Vac = = 4,29Ω
Gambar Percobaan
Rancangan Percobaan
Variabel Percobaan
a. Variabel kontrol : multimeter digital, nilai sumber tegangan, dan
jenis rangkaian
b. Variabel manipulasi : nilai resistansi
c. Variabel respon : nilai arus
Langkah Percobaan
1. Membuka website PhET simulation pada browser.
2. Membuka judul Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) pada kolom
search.
3. Mengatur nilai resistor yang akan digunakan (R1, R2, dan R3).
4. Mengatur nilai sumber tegangan DC sebesar 10 V.
5. Merangkai resistor, sumber tegangan, dan multimeter digital sesuai
dengan rangkaian percobaan 2a, 2b, dan 2c secara bergantian.
6. Mengukur nilai arus yang mengalir pada rangkaian menggunakan
multimeter digital, kemudian memasukan nilai yang terukur pada tabel
yang sudah disiapkan.
7. Membandingkan nilai arus secara teori dan percobaan.
8. Mengulangi langkah 3-7 untuk nilai R1 dan R2 yang berbeda pada
rangkaian 2a dan 2b, serta R3 pada rangkaian 2c.
DATA DAN ANALISIS
Data
V Hasil Pengukuran I (A)
Sumber Nilai R ( Ω ) Analog Digital Perhitungan I (A)
DC (V)
Gambar 2a
R1 = 4,0
1,00 1,00
R2 = 6,0
R1 = 6,0
0,71 0,71
R2 = 8,0
R1 = 8,0 Tidak
0,56 0,56
R2 = 10,0 Dilakukan
R1 = 10,0
0,45 0,45
R2 = 12,0
R1 = 12,0
0,38 0,38
R2 = 14,0
Gambar 2b
R1 = 4,0
4,17 4,17
R2 = 6,0
R1 = 6,0
2,92 2,92
R2 = 8,0
R1 = 8,0 Tidak
2,25 2,25
R2 = 10,0 Dilakukan
10 R1 = 10,0
1,83 1,83
R2 = 12,0
R1 = 12,0
1,55 1,55
R2 = 14,0
Gambar 2c
R1 = 4,0
R2 = 4,0 1,56 1,56
R3 = 6,0
R1 = 4,5
R2 = 6,0 1,26 1,26
R3 = 8,0
R1 = 5,0
Tidak
R2 = 8,0 1,06 1,06
Dilakukan
R3 = 10,0
R1 = 5,5
R2 = 10,0 0,91 0,91
R3 = 12,0
R1 = 6,0
R2 = 12,0 0,80 0,80
R3 = 14,0
Tabel 2.1. Data Percobaan Rangkaian 2a, 2b, dan 2c
Analisis
Percobaan ini adalah percobaan secara virtual melalui PhET Simulation
(Virtual Lab) yang merupakan platform yang bisa diakses melalui mobile phone
dan PC untuk melakukan simulasi pembelajaran baik Fisika, Kimia, Biologi,
Matematika, maupun ilmu Kebumian. Untuk percobaan ini menggunakan judul
topik Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) yang prinsip kerjanya dengan
merangkai resistor secara seri, paralel, dan campuran lalu dihubungkan dengan
sumber tegangan dan juga multimeter digital yang sudah tersedia. Dengan begitu,
didapatkan nilai arus yang mengalir pada 3 rangkaian percobaan dari pembacaan
alat ukur multimeter digital sebagai ampermeter.
Persamaan Hukum Ohm I = V/R adalah konsep dasar untuk menjelaskan
hubungan antara resistansi dengan arus yang mengalir pada rangkaian. Selain itu,
pengaruh tersebut juga dapat dianalisis dari data hasil percobaan yang sudah
diperoleh di atas. Data di atas adalah data hasil percobaan dengan menggunakan
sumber tegangan sebagai variabel kontrol yang menjadi Vtotal dan nilai resistansi
sebagai variabel manipulasi, sehingga nilai arus yang mengalir pada rangkaian
merupakan variabel responnya.
Pada percobaan pertama menggunakan rangkaian 2a, kedua resistor
disusun secara seri. Untuk mengetahui besar arus total yang mengalir pada
rangkaian dilakukan melaui dua cara yaitu pengukuran dengan multimeter digital
dan perhitungan teori. Pengukuran dengan pengulangan untuk nilai R1 dan R2
yang berbeda dilakukan sebanyak 5 kali pada sumber tegangan yang sama yaitu
10V dengan nilai R1 secara berturut-turut 4Ω; 6Ω; 8Ω; 10Ω; 12Ω dan R2 secara
berturut-turut 6Ω; 8Ω; 10Ω; 12Ω; 14Ω. Sehingga, dari data tersebut dapat
diketahui besar nilai Rtotal seri pada rangkaian berturut-turut 10Ω; 14Ω; 18Ω;
22Ω; 26Ω. Melalui pengukuran dengan multimeter digital, besar Itotal yang
mengalir terbaca berturut-turut 1,00A; 0,71A; 0,56A; 0,45A; 0,38A. Sedangkan,
melalui perhitungan teori yang menggunakan persamaan Hukum Ohm I = V/R,
nilai I sama persis dengan hasil pengukuran menggunakan multimeter digital.
Data hasil pegukuran dan perhitungan teori pun sama-sama menunjukan bahwa
dengan bertambahnya nilai R maka nilai I pun semakin berkurang. Hal tersebut
juga sesuai dengan teori Hukum Ohm dimana hubungan R dan I adalah
berbanding terbalik, selain itu dalam rangkaian seri nilai I akan sama di semua
titik. Misal, pada data pertama dengan nilai R1 sebesar 4Ω dan R2 sebesar 6Ω,
arus yang mengalir pada kedua resistor nilainya sama-sama 1,00A, berlaku pula
pada data kedua, ketiga, dst. Pada rangkaian seri, arus yang mengalir akan sama
besarnya di semua titik karena arus tersebut hanya melewati satu jalur rangkaian.
Karena nilai Itotal pada pengukuran dan perhitungan teori sama persis maka
perbandingan keduanya adalah 1:1.
Pada percobaan kedua menggunakan rangkaian 2b yang merupakan
rangkain paralel. Untuk mengetahui besar arus total yang mengalir pada rangkaian
ini dilakukan melaui dua cara yaitu pengukuran dengan multimeter digital dan
perhitungan teori. Pengukuran dengan pengulangan untuk nilai R1 dan R2 yang
berbeda dilakukan sebanyak 5 kali pada sumber tegangan yang sama yaitu 10V.
Nilai R1 secara berturut-turut 4Ω; 6Ω; 8Ω; 10Ω; 12Ω dan R2 secara berturut-turut
6Ω; 8Ω; 10Ω; 12Ω; 14Ω. Data R1 dan R2 ini dibuat sama persis dengan data R1
dan R2 pada rangkaian seri 2a. Hal ini dilakukan untuk membandingkan nilai
Itotal yang mengalir untuk jumlah dan nilai R sama, namun pada model rangkaian
yang berbeda. Melalui pengukuran dengan multimeter digital, besar Itotal yang
mengalir terbaca berturut-turut 4,17A; 2,92A; 2,25A; 1,83A; 1,55A. Begitu pula
untuk data perhitungan teori yang menggunakan persamaan Hukum Ohm I = V/R,
nilai I pun sama persis dengan hasil pengukuran menggunakan multimeter digital.
Data hasil pegukuran dan perhitungan teori pun sama-sama menunjukan bahwa
dengan bertambahnya nilai R maka nilai I yang mengalir pada R tersebut akan
semakin berkurang. Misal pada data pertama, dengan R1 4Ω pada rangkaian yang
sudah dipasang ampermeter, terbaca I1 yang mengalir sebesar 2,50A. Sedangkan
untuk R2 yang nilainya lebih besar dari R1 yaitu 6 Ω, nilai I2 yang terbaca akan
semakin berkurang yaitu menjadi 1,67A. Jika dijumlahkan I1 dan I2, maka Itotal
akan sama nilainya yaitu 4,17A. Hal tersebut juga sesuai dengan teori Hukum
Ohm dimana hubungan R dan I adalah berbanding terbalik. Jika dibandingkan,
nilai I yang mengalir pada rangkaian paralel 2b ini lebih besar dibanding pada
rangkaian seri 2a untuk nilai R1 dan R2 yang sama. Hal ini terjadi karena Rtotal
pada rangkaian paralel akan lebih kecil dibanding Rtotal pada rangkaian seri,
dengan begitu I yang mengalir pada rangkaian paralel akan semakin besar. Selain
itu, dalam rangkaian paralel nilai I akan terbagi sehingga nilai I akan berbeda
sesuai nilai R yang dilewatinya. Karena nilai Itotal pada pengukuran dan
perhitungan teori sama persis maka perbandingan keduanya adalah 1:1.
Pada percobaan ketiga menggunakan rangkaian 2c yang merupakan
rangkain campuran. Untuk mengetahui besar arus total yang mengalir pada
rangkaian campuran ini dilakukan melaui dua cara yaitu pengukuran dengan
multimeter digital dan perhitungan teori. Pengukuran dengan pengulangan untuk
nilai R1, R2, dan R3 yang berbeda dilakukan sebanyak 5 kali pada sumber
tegangan yang sama yaitu 10V. Nilai R1 secara berturut-turut 4,0Ω; 4,5Ω; 5,0Ω;
5,5Ω; 6,0Ω, kemudian R2 secara berturut-turut 4,0Ω; 6,0Ω; 8,0Ω; 10,0Ω; 12,0Ω,
serta R3 secara berturut-turut 6,0Ω; 8,0Ω; 10,0Ω; 12,0Ω; 14,0Ω dimana R1 dan
R2 disusun secara paralel, sedangkan R1 disusun secara seri. Melalui pengukuran
dengan multimeter digital, besar Itotal yang mengalir terbaca berturut-turut 1,56A;
1,26A; 1,06A; 0,91A; 0,80A. Karena resistor disusun secara campuran, maka
Itotal yang diperoleh berasal dari I2+I3, yang nilainya harus sama dengan nilai
pada I1 yang juga merupakan Itotal. Dari pembacaan multimeter, selain nilai
Itotal, didapatkan pula nilai I2 secara berturut-turut 0,94A; 0,72A; 0,59A; 0,50A;
0,43A dan I3 secara berturut-tururt 0,62A; 0,54A; 0,47A; 0,41A; 0,37A , sehingga
jika I2 dan I3 tersebut dijumlahkan nilainya akan sama dengan nilai Itotal. Begitu
pula secara perhitungan teori dengan mengggunakan persamaan Hukum Ohm I =
V/R, nilai I2, I3, maupun I1 sekaligus Itotal menunjukan nilai yang sama persis
dengan hasil pengukuran menggunakan multimeter digital. Selain itu, nilai R2 dan
R3 juga mempengaruhi besar I2 dan I3 yang mengalir, karena I pada kedua
resistor paralel tersebut akan terbagi nilainya sesuai besar nilai R yang dilewati.
Sedangkan nilai I1 pada R1 nilainya sama dengan Itotal karena I tersebut mengalir
pada satu jalur sehingga I yang mengalir tidak akan terbagi. Karena nilai Itotal
pada pengukuran dan perhitungan teori sama persis maka perbandingan keduanya
adalah 1:1.
KESIMPULAN
Rangkaian 2a :
1. Vtotal= 10V I=
Rtotal= 4Ω + 6Ω = 10Ω
= 0,56A
I=
4. Vtotal= 10V
= 1,00A Rtotal= 10Ω + 12Ω = 22Ω
2. Vtotal= 10V I=
Rtotal= 6Ω + 8Ω = 14Ω
= 0,45A
I=
5. Vtotal= 10V
= 0,71A Rtotal= 12Ω + 14Ω = 26Ω
3. Vtotal= 10V I=
Rtotal= 8Ω + 10Ω = 18Ω
= 0,38A
Rangkaian 2b :
1. Vtotal= 10V
=
Rtotal=
= = 4,44 Ω
=
I= = = 2,25A
= = 2,4 Ω 4. Vtotal= 10V
Rtotal=
I= = = 4,17A
2. Vtotal= 10V
=
Rtotal=
= = 5,45Ω
=
I= = = 1,83A
= = 3,42 Ω 5. Vtotal= 10V
Rtotal=
I= = = 2,92A
3. Vtotal= 10V
= = = 6,46 Ω
Rtotal=
I= = = 1,55A
Rangkaian 2c :
1. Vtotal= 10V
= + 5 = 4,44 + 5 =9,44Ω
Rtotal= + R1
I= = = 1,06A
= +4 4. Vtotal= 10V
Rtotal= + R1
= + 4 = 2,4 + 4 = 6,4Ω
= + 5,5
I= = = 1,56A
2. Vtotal= 10V
= + 5,5 =5,45 + 5,5
Rtotal= + R1
=10,95Ω
= + 4,5 I= = = 0,91A
5. Vtotal= 10V
= + 4,5 = 3,42 + 4,5 Rtotal= + R1
=7,92Ω
= +6
I= = = 1,26A
3. Vtotal= 10V
= + 6 = 6,46 + 6
Rtotal= + R1
=12,46Ω
= +5 I= = = 0,80A
Gambar Percobaan
Rancangan Percobaan
Variabel Percobaan
a. Variabel kontrol : multimeter digital, nilai sumber tegangan, dan
jenis rangkaian
b. Variabel manipulasi : jumlah resistor
c. Variabel respon : nilai resistansi
Langkah Percobaan
1. Membuka website PhET simulation pada browser.
2. Membuka judul Circuit Construction KIT : DC (virtual lab) pada kolom
search.
3. Mengatur nilai resistor yang akan digunakan (R1, R2, dan R3).
4. Mengatur nilai sumber tegangan DC sebesar 10 V.
5. Merangkai resistor, sumber tegangan, dan multimeter digital, kemudian
melakukan pengukuran nilai hambatan dengan mengulang untuk nilai R
yang berbeda sebanyak 5 kali, serta melakukan pembacaan warna gelang
pada resistor yang digunakan. Selanjutnya, membandingkan nilai
hambatan yang terukur dengan hasil pembacaan gelang warna.
6. Merangkai resistor, sumber tegangan, dan multimeter digital sesuai dengan
rangkaian percobaan 3a, 3b, 3c, dan 3d secara bergantian.
7. Mengukur nilai hambatan total pada rangkaian menggunakan multimeter
digital, kemudian memasukan nilai yang terukur pada tabel yang sudah
disiapkan.
8. Membandingkan nilai hambatan total secara teori dan percobaan.
9. Mengulangi langkah 3-7 untuk nilai R1 dan R2 yang berbeda pada
rangkaian 3a dan 3b, serta R3 pada rangkaian 3c dan 3d.
DATA DAN ANALISIS
Data
Yang Tertera pada Resistor Pengukuran Multimeter
No. Warna Harga (Ω) Analog Digital (Ω)
Kuning, hitam, emas,
4,0 ± 5% 4,0
1. emas
Abu-abu, hitam, emas,
8,0 ± 5% 8,0
2. emas Tidak
Coklat, merah, hitam,
12,0 ± 5% Dilakukan 12,0
3. emas
4. Coklat, biru, hitam, emas 16,0 ± 5% 16,0
5. Merah, hitam, hitam, emas 20,0 ± 5% 20,0
Tabel 3.1. Data Percobaan Pembacaan Gelang Warna
Analisis
Perhitungan
Rangkaian 3a :
Rangkaian 3b :
1. Rtotal=
=
=
= = 2,66Ω
= = 1,33Ω
4. Rtotal=
2. Rtotal=
=
=
= = 3,33Ω
= = 2,00Ω
5. Rtotal=
3. Vtotal= 10V
=
Itotal= 3,75A
R=
= = 4,00Ω
= 2,66Ω
4. Vtotal= 10V
Pengukuran
Itotal= 3,00A
1. Vtotal= 10V R=
Itotal= 7,50A
= 3,33Ω
R=
5. Vtotal= 10V
= 1,33Ω Itotal= 2,50A
2. Vtotal= 10V R=
Itotal= 5,00A
= 4,00Ω
R=
= 2,00Ω
Rangkaian 3c :
Rangkaian 3d :
1. Vtotal= 10V
2. Rtotal= + R1
Itotal= 3,00A
= +3 R=
= 3,33Ω
= + 3 = 2 + 3 = 5,00Ω 2. Vtotal= 10V
Itotal= 2,00A
3. Rtotal= + R1 R=
= 5,00Ω
= +4
3. Vtotal= 10V
Itotal= 1,50A
= + 4 = 2,66 + 4 = 6,66Ω
R=
4. Rtotal= + R1 = 6,66Ω
4. Vtotal= 10V
= +5 Itotal= 1,20A
R=
= + 5 = 3,33 + 5 = 8,33Ω = 8,33Ω
5. Vtotal= 10V
5. Rtotal= + R1 Itotal= 1,00A
R=
= +6
= 10,00
Gambar Percobaan
Gambar 3.1. Rangkaian 3a