Bisneg - Paper1
Bisneg - Paper1
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Ahmad Rudiyanto 1806240315
Gita Allya 1806217193
Larasati 1806217003
Patricia G 1806240252
Sonia Mega C 1806217174
Tegas Ananda A 1806216751
Faris Hidayatullah 1806217142
Ronald Reagan merupakan presiden Amerika ke-40 yang memerintah pada tahun
1981 sampai 1989. Pemerintahan Reagan membawa beberapa kebijakan ekonomi diantaranya
mengurangi anggaran pemerintahan, mengurangi pajak pendapatan dan pajak keuntungan,
mengurangi regulasi pemerintah dan memperketat peredaran uang untuk mengurangi inflasi.
Kebijakan tax reduction atau pengurangan pajak menurukan tarif pajak individu dan
meningkatkan tunjangan untuk depresiasi aset. Pemberlakuan kebijakan ini diharapkan
merangsang investasi dan pertumbuhan perekonomian tanpa merugikan pelaku ekonomi
karena potongan yang besar.
Pemerintahan Reagan menganggap bahwa menguatkan negara guna menjaga aset dan
keamanan masyarakat dengan meningkatkan kekuatan militer sangatlah penting di era perang
dingin dengan Soviet pada saat itu, sehingga anggaran untuk militer terus meningkat guna
menjaga pertahanan dan keamanan negara Amerika. Disisi lain pengeluaran untuk
pemerintahan banyak dipangkas dan dialihkan ke militer meskipun untuk hal-hal sosial
seperti kemiskinan dan rasisme.
Dalam pemerintahannya Reagan mengurangi regulasi pemerintah dengan mengubah
sistem ekonominya. Sistem ekonomi ‘keynesian’ ditinggalkan karena dianggap tidak efisien
dan merubahnya menjadi sistem ekonomi pasar bebas. Reagan percaya jika pasar dibebaskan
maka ekonomi akan semakin berkembang dan dapat membuka lapangan pekerjaan serta
mengurangi kemiskinan.
Kebijakan lain pada pemerintahan Reagan adalah memperketat peredaran uang untuk
mengurangi inflasi, bank sentral AS atau the FED menaikkan suku bunga untuk menarik
investor-investor dalam dan luar negeri untuk menyimpan uangnya di AS.
Pergerakan ekonomi di AS pada akhir abad ke-20 memang yang paling kuat dan
terbesar di dunia, namun pergerakan ekonomi tersebut mulai terancam ketika mulai muncul
pesaing-pesaing baru seperti Jepang . Langkah yang dilakukan oleh AS untuk mengatasi hal
tersebut, yaitu menanamkan sebagian modal dan pendapatannya di luar negeri. Amerika
Serikat membangun perusahaan di luar negeri sehingga timbul kerjasama internasional
dengan tujuan pergerakan ekonomi AS di dunia tetap terjaga dan stabil untuk memberikan
jalan bagi perusahaan-perusahaan untuk menjalankan bisnisnya di dunia internasional.
Namun fakta yang ada justru tidak demikian, kebijakan-kebijakan yang telah dibuat
oleh pemerintahan Reagan tidak berjalan sesuai dengan rencana, AS tidak mampu mulai
mengembalikan hegemoninya dan menganut kebijakan reaganism dalam perekonomian
membawa Amerika pada neraca yang defisit karena pemotongan pajak yang tinggi disertai
dengan pengeluaran yang besar untuk penguatan pertahanan dan keamanan melalui militer,
selain itu kebijakan yang jalankan justru menguntungkan orang kaya karena uang hanya
berputar di kalangan ekonomi atas dan merugikan orang miskin sehingga menimbulkan
inflasi yang menandakan terjadinya kegagalan pasar.
Di Chile, tembaga dilihat sebagai suatu komoditi yang spesial dari kacamata ekonomi.
Hal ini terjadi karna Chile yang kaya akan bijih tembaga dan merupakan komoditi yang
mampu langsung diambil manfaatnya tanpa usaha yang lebih tidak seperti halnya bidang
agrikultur dan manufaktur. Selain itu, tembaga juga dilihat sebagai komoditi yang mampu
menyelamatkan Chile dari kelangkaan dollar melalui kegiatan ekspornya. Hal hal ini menjadi
alasan yang dipercaya oleh para petinggi Chile bahwa tembaga mampu menjadi jawaban atas
masalah-masalah ekonomi yanh mereka hadapi.
Sebagai bentuk spesialisasi tembaga, di Chile terdapat perusahaan induk tembaga
yaitu CODELCO. CODELCO sebagai perusahaan induk yang mengelola tembaga diharapkan
mampu beroperasi secara maksimal karena tembaga merupakan tumpuan utama dari ekonomi
Chile. Namun, seiring berjalannya waktu terjadi penurunan kualitas baik dari segi kualitas
bijih tembaga maupun efisiensi pekerja yang akhirnya mendorong pemerintahan pada rezim
Pinochet untuk menciptakan sebuah aturan yang mengizinkan masuknya investasi dari sector
privat. Hal ini dilakukan agar CODELCO tetap mampu beroperasi secara optimal.
Di bawah rezim kepemimpinan pemerintah selanjutnya, Alywin lebih mengarah dan
memperkuat privatisasi dari CODELCO. Hal ini dilakukan berkaitan dengan strategi
pertumbuhan ekonomi yang dimilikinya yaitu dengan ekspansi ekspor dan meningkatkan
tingkat suku bunga dan investasi. Untuk tercapainya hal tersebut diperlukan peningkatan yang
besar dari investasi luar negeri. Selain itu selama CODELCO berada dibawah kepemilikan
negara, kinerja CODELCO dinilai kurang efisien. Hal ini terlihat pada tingginya upah yang
diterima oleh para buruh, namun tingkat produktivitasnya tergolong rendah. Melihat hal
tersebut, semakin membuka peluang CODELCO untuk melakukan kerjasama dengan sektor
privat karena dengan adanya kerjasama dengan sector privat diharapkan mampu memberikan
keuntungan berupa peningkatkan kinerja dari efisiensi dari perusahaan. Usaha Alywin untuk
mengajak investor asing bermain peran dalam pasar tembaga Chile didukung oleh fakta
bahwa pada tahun 1969 sampai dengan 1984 ketika terjadi krisis keuangan dan harga tembaga
jatuh, perusahaan kelas menengah yang mampu bertahan melewatinya adalah perusahaan-
perusahaan yang berada dibawah kepemilikan asing atau perusahaan yang memiliki
keterlibatan pihak asing di dalamnya.
Jika di pasar nasional ada CODELCO, di pasar internasional Chile berperan melalui
CIPEC. CIPEC sendiri merupakan asosiasi dari negara-negara pengekspor tembaga dengan
salah satu pelopor pendirinya adalah Chile. Banyak yang percaya bahwa keberadaan CIPEC
begitu kuat, namun hal tersebut tidaklah benar. CIPEC akan mampu menjadi satu asosiasi
yang kuat apabila negara-negara anggota CIPEC membentuk sebuah kartel ekspor tembaga.
Kesuksesan dari kartel-kartel ini bergantung kepada banyak factor beberapa diantaranya
adalah kesamaan diantara anggota kartel dalam hal teknologi dan biaya produksi, selain itu
juga hubungan ekonomi dan politik antara anggota-anggota kartel. Hal yang dianggap penting
dalam kartelisasi ini adalah elastisitas dari permintaan. Hanya jika nilai elastisitas kurang dari
1 makan pengurangan dalam jumlah penjualan akan merepresentasikan pendapatan
peningkatan ekspor dalam kartel tersebut. Jika usulan dari kartelisasi ini ditolak dan perluasan
pasar tetap terjadi, maka hanya produsen dengan biaya produksi terendah yang akan
mendapatkan untung.
Pada akhir tahun 1980an harga tembaga dunia jatuh, namun Chile tetap mendapatkan
untung karena Chile merupakan salah satu produsen dengan biaya produksi terendah. Dengan
asumsi Chile mempertahankan posisinya sebagai produsen dengan biaya terendah, Chile
mampu menjadi pemimpin pasar. Hal inilah yang kemudian mendorong Chile untuk
melakukan ekspansi. Ekspansi yang dilakukan oleh Chile didukung oleh golongan “third-
worldist” yang juga merupakan pendukung CIPEC. Sedangakn golongan orang-orang yang
tidak setuju akan rencana Chile untuk melakukan ekspansi pasar disebut dengan golongan
“anti-expansionist”. Golongan ini merupakan pendukung dari pertambangan tembaga di kelas
menengah kebawah. Sebenarnya, tidak keberatan akan rencana ekspansi pasar tembaga,
namun mereka tidak setuju dengan rencana adanya investasi asing. Ketidak setujuan mereka
berdasar pada masa ketika pertambangan di Chile dikuasai oleh Anaconda dan Kennecot,
perusahaan asing yang pernah memimpin pasar tembaga dunia.
Reagan sangat percaya bahwa negara Amerika Serikat bisa pulih kembali dari masalah
perekonomian yang sangat kacau pada waktu itu jika kekuatan sektor ekonomi swasta atau
privat diberi keleluasaan untuk berinteraksi di pasar. Jadi, pihak swasta atau perusahaan
mempunyai kebebasan dalam mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa ada campur tangan
dari pemerintah.
Peran pasar pada masa pemerintahan Reagan menganut sistem ekonomi ‘free market’
atau pasar bebas. Pasar bebas merupakan suatu sistem perekonomian di mana individu dan
perusahaan swasta atau privat membuat keputusan penting terkait dengan produksi dan
konsumsi. Pada pasar bebas, keberadaan pemerintah sangat dibatasi dalam segala aktivitas
perekonomian yang ada karena memang hak perorangan sangat diakui. Pemerintah hanya
mengatur dan menjaga keamanan pasar karena pihak swasta tidak bisa melakukan dan
menjaga keamanan pasar. Pihak swasta atau perusahaan dalam pasar hanya bertujuan untuk
mencari keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa peduli strategi atau cara yang akan dilakukan.
Hal ini yang menyebabkan persaingan yang terjadi dalam pasar bebas.
Sistem perekonomian pasar bebas yang dianut oleh Amerika memberikan dampak
postif karena mendorong Amerika menjalin hubungan bisnis dengan negara luar negeri,
seperti kegiatan ekspor impor, penanaman modal, dan lain-lain. Selain dampak positif, pasar
bebas juga dapat berdampak negatif ke masyarakat. Karena di dalam pasar bebas terjadi
kesenjangan ekonomi antara kalangan atas (perusahaan) dan kalangan bawah. Kedua
kalangan tersebut tidak bisa saling bersinergi karena kedua pihak memikirkan dirinya sendiri
sehingga pihak yang memiliki kekuatan akan berkuasa. Pasar bebas dalam perekonomian
negara cenderung tidak stabil karena banyak pihak yang bersaing dalam mendapatkan hal
yang terbaik dari pasar.
Namun kenyataan yang terjadi justru tidak seperti yang dicita-citakan sebelumnya.
Dalam perekonomian AS, konsumen dalam hal ini masyarakat Amerika Serikat mempunyai
kebutuhan yang sangat konsumtif bahkan terbilang sangat tidak terbatas. Amerika serikat
yang pada saat itu menganut sistem ekonomi pasar bebas, memberikan pihak asing atau luar
lebih leluasa dalam berinvestasi serta menjalakan bisnisnya di Amerika Serikat. Sehingga
kegiatan Amerika Serikat membutuhkan ekspor lebih banyak guna memenuhi kebutuhan
masyarakatnya serta kepentingan dari pemerintah guna menjalakan pemerintahan. Kegiatan
ekspor berasal dari negara-negara kecil atau berkembang yang mempunyai sumber daya alam
atau bahan baku yang melimpah. Barang tersebut kebanyakan berupa minyak mentah dan
bahan mentah lainnya. Bahan baku ini akan diproduksi oleh AS untuk mendapatkan barang
atau hasil yang dapat menguntungkan dan memenuhi kebutuhan dari masyarakat.
Akan tetapi konsentrasi kebijakan Amerika Serikat pada masa itu diutamakan pada
bidang militer dan tidak memperdulikan aspek yang lain sehingga terjadi defisit anggaran
karena ada pemotongan pajak serta tidak ada peran pemerintah dalam pasar. Hal itu terjadi
karena kegiatan impor yang dilakukan oleh Amerika Serikat sangat banyak dan kegiatan pasar
bebas yang diterapkan oleh AS. Barangnya yang masuk ke negara amerika sangat bebas
karena dibawa oleh pihak asing atau swasta yang dari luar.
Chile merupakan negara yang terdampak pengaruh dari sistem ekonomi neoliberalis
dan dampak ini semakin menguat setelah jatuhnya rezim Pinochet yang pada akhirnya
dampak ini mebawa perekonomian Chile seperti saat ini, menganut paham neoliberalis
(Fischer, 2009). Dengan paham neoliberalis yang dianutnya, menjadikan Negara mempunyai
peran yang cukup besar dalam perkonomian Chile. Negara turut campur tangan dalam
permasalahan pasar, terutama pasar sumber daya alam khususnya Tembaga. Disaat
produktivitas tembaga dinilai mengalami penurunan dan perushaan induk dinilai tidak bekerja
secara efisien, negara berperan dalam pasar melalui pembuatan kebijakan-kebijakan mengenai
izin pihak privat (termasuk di dalamnya pihak privat asing) dalam menanamkan modalnya di
sektor pertambangan khususnya tembaga. Selain pembuatan kebijakan terkait izin masuknya
swasta dalam dunia pertambangan, negara juga berperan dalam pembuatan kebijakan terkait
dengan social lingkungan sebagai bentuk penanganan atas permasalahan-permasalahan social
dan lingkungan yang ditimbulkan akibat kegiatan industry pertambangan.
Selain dalam hal pembuatan kebijakan, intervensi negara dalam pasar juga dapat
dilihat dari negara yang berperan dalam pembentukan CODELCO dan CIPEC. CODELCO
sendiri merupakan perusahaan induk tembaga pada tingkat nasional yang membawahi
perusahaan-perusahaan tembaga mulai dari skala besar, menengah hingga skala kecil.
CODELCO dibentuk dengan tujuan mampu mengoptimalisasi pengelolaan tembaga, melihat
tembaga sebagai komoditas utama dalam perekonomian di Chile. Sedangkan CIPEC
merupakan asosiasi dari negara-negara pengekspor tembaga di dunia dengan Chile sebagai
salah satu pelopor berdirinya asosiasi tersebut. CIPEC didirikan sebagai usaha Chile untuk
menembus pasar dunia internasional dalam bidang pertambangan tembaga dan sebagai pintu
akan terbukanya akses masuk investor asing ke dalam dunia pertambangan tembaga di Chile.
Peran negara dalam pasar juga berupa pemberian subsidi kepada perusahaan-
perusahaan kecil dan menengah. Hal ini dilakukan negara pada saat output yang dihasilkan
oleh perusahaan-perusahaan di sector menengah ke bawah mengalami penurunan secara
drastis. Penurunan output ini merupakan dampak dari jatuhnya harga tembaga pada tahun
1969 sampai dengan 1984 yang diperparah dengan adanya krisis keuangan pada tahun 1982
sampai dengan 1983 (Hojman, 1993). Subsidi dari pemerintah diberikan sebagai usaha negara
untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan tambang sector menengah ke bawah dan
sebagai usaha untuk mecegah adanya kegagalan pasar. Subsidi atau bantuan yang diberikan
oleh pemerintah adalah berupa pemberian pengolahan, pemberian kredit serta pemberian
fasilitas teknik dan pemasaran. Negara memberikan bantuan dalam bentuk yang telah
disebutkan diatas karena bantuan dalam bentuk tersebut dinilai lebih murah dan bersifat
jangka panjang dibandingkan dengan jenis bantuan yang lainnya. Subsidi hanya diberikan
kepada perusahaan-perushaan di sector menengah ke bawah karena pada masa ini terjadi
perbedaan yang cukup signifikan antara pertambangan dengan skala kecil dan pertambangan
dengan skala menengah keatas dimana perusahaan kelas menengah ke atas masih mampu
beroperasi, namun perusahaan skala menengah kebawah berada di ujung tanduk. Perusahaan-
perusahaan skala kecil yang mampu melewati fase ini kemudian digolongkan sebagai
pertambangan sector menengah. Dan bagi perusahaan yang tidak mampu melewati tahap ini,
perusahaan didorong untuk beralih ke sector pertambangan lainnya seperti emas dan perak.
Dalam perekonomian Chile peran pasar tidaklah sebesar peran negara. Dengan adanya
asosiasi negara-negara pengekspor tembaga dunia, pasar melalui CIPEC berperan dalam
penentuan harga dan kuantitas tembaga yang dipasarkan. Penentuan ini berdasarkan
kesepakatan antara negara-negara yang bergabung di dalamnya. Pasar yang seperti ini biasa
kita kenal dengan jenis pasar oligopoly dimana terdapat 2 atau lebih pemain dalam pasar yang
menguasai satu jenis barang. Apa yang dilakukan CIPEC tidaklah jauh berbeda seperti apa
yang dilakukan oleh Anaconda dan Kennecot pada masa-masa setelah berakhirnya perang
dunia kedua, ketika pasar tembaga dikuasai oleh mereka dan harga pasar ditentukan oleh
mereka.
Dengan melihat peran pasar dan negara dalam dunia perekonomian di Chile, dapat
dirasakan bahwa system ekonomi neoliberalis yang dianutnya berperan dangat besar dalam
pembagian peran diantara keduanya. Dan dengan kebijakan-kebijakan yang diciptakan oleh
negara terutama yang berkaitan dengan izin masuknya pihak privat baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Keberadaan kebijakan ini mampu menyelamatkan pertambangan
nasional Chile dari ketidakefisiensian yang dialaminya dan mampu membawa perekonomian
Chile seperti saat ini, yaitu menjadi salah satu negara dengan kestabilan ekonomi yang terbaik
di antara negara-negara Amerika Latin lainnya melalui kegiatan ekspor yang dilakukannya
dengan Tembaga sebagai komoditas ekspor utama.
Referensi:
Fischer, K. (2009). The Influence of Neoliberals in Chile before, during, and after Pinochet.
The road from Mont Pelerin: The making of the neoliberal thought collective, 305-
346.
Hojman, D. (1993). Chile: the Political Economy of Development and Democracy in the
1990s. Springe
Kemp, T. (2014). The climax of capitalism: the US economy in the twentieth century.
Routledge.
.