POJK+62 POJK.03 2020+bank Perkreditan Rakyat+FAQ
POJK+62 POJK.03 2020+bank Perkreditan Rakyat+FAQ
SANKSI
Penurunan TKS Penundaan Hak Menerima Deviden Larangan Membuka Jaringan Kantor
RINGKASAN
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
NOMOR 62 /POJK.03/2020
TENTANG
BANK PERKREDITAN RAKYAT
1 Latar Belakang
2 Pokok Pengaturan
3 Diskusi
1
Latar Belakang
3
Latar Belakang
Perubahan POJK No.20/POJK.03/2014 tentang BPR terutama dilakukan terhadap 6 aspek kelembagaan BPR
dalam rangka penataan dan penguatan sekaligus mendukung kebijakan konsolidasi industri BPR.
💡 Rasionalisasi Perubahan POJK 🏆 Tujuan Perubahan
Evaluasi kebijakan terhadap jaringan kantor BPR di era digital Penataan Kelembagaan dan
dan perizinan dalam kondisi kahar. Penguatan BPR
4
2
Pokok Pengaturan
5
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
POJK No.20/POJK.03/2014
Bab III
Perizinan Pendirian
Bab IV
Kepemilikan dan
104 tentang
BPR Perubahan Modal
pasal Bank Perkreditan Rakyat
SEOJK No.16/POJK.03/2015
Bab V
Direksi, Dewan
Bab VI
Jaringan Kantor
358 tentang
Komisaris, dan PE halaman Bank Perkreditan Rakyat
POJK
Bab IX
Bab X
154 276 tentang
CIU atas Permintaan pasal halaman*) Bank Perkreditan Rakyat
Ketentuan Lain-Lain
PSP
6
Bab I Pokok Pengaturan:
Ketentuan
Umum
Ketentuan Umum
Beberapa istilah dalam POJK ini secara umum tidak mengalami perubahan substansi dibandingkan POJK sebelumnya
Bank Pekreditan Rakyat (BPR) Jaringan Kantor Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Bank Umum Konvensional (BUK) Kantor Cabang (KC) Pemegang Saham Pengendali (PSP)
Titik Pembayaran
Hari Kerja
7
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab VII Bab VIII B Modal Disetor dan Zona Pendirian BPR
Perubahan Nama Perubahan Prinsip
dan Badan Hukum Kegiatan Usaha
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
8
Bab II
Pokok Pengaturan:
Pendirian BPR
A. Jenis Pendirian dan Badan Hukum BPR
Sejumlah ketentuan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan mengharuskan adanya penyesuaian terhadap
pengaturan mengenai jenis pendirian dan bentuk badan hukum BPR
1. Jenis Pendirian BPR 2. Pendiri dan Pemilik BPR 3. Bentuk Badan Hukum BPR
BPR didirikan berdasarkan: BPR didirikan dan dimiliki oleh Bentuk badan hukum BPR dapat berupa:
a. Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda);
a Permohonan oleh calon PSP; a Warga negara Indonesia;
b. Perusahaan Umum Daerah (Perumda);
WNI
c. Koperasi; dan/atau
Perubahan izin usaha BUK Badan hukum Indonesia yang d. Perseroan Terbatas.
b menjadi izin usaha BPR; b seluruh pemiliknya WNI; dan/atau
Bentuk badan hukum huruf a dan huruf b termasuk bagi
Jika BHI diajukan menjadi calon BPR berbadan hukum perusahaan daerah yang belum
Perubahan izin usaha LKM
c menjadi izin usaha BPR.
PSP, harus telah beroperasi menyesuaikan menjadi Perumda atau Perseroda
dalam jangka waktu sesuai BHI BPR
POJK PKK; 4. Anggaran Dasar BPR
Pelaksanaan sesuai peraturan
perundang-undangan mengenai OJK dapat menetapkan jangka
transformasi LKM menjadi BPR. waktu operasional badan hukum 1) BPR harus memiliki anggaran dasar yang memenuhi persyaratan
yang berbeda, berdasarkan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
pertimbangan tertentu. undangan dan memuat pernyataan untuk:
a. penambahan modal disetor yang mengakibatkan perubahan
c Pemerintah daerah. PSP;
Pemda
b. perubahan kepemilikan saham yang mengakibatkan perubahan
PSP; dan
c. pengangkatan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris,
berlaku setelah mendapatkan persetujuan dari OJK
2) BPR yang belum memenuhi ketentuan pada ayat (1) wajib
menyesuaikan cakupan anggaran dasar pada saat RUPS yang
dilaksanakan pertama kali setelah berlakunya POJK ini.
9
Bab II
Pokok Pengaturan:
Pendirian BPR
B. Modal Disetor dan Zona Pendirian BPR
Penyesuaian zonasi dan modal disetor pendirian BPR baru oleh calon PSP dalam mendukung penguatan industri dan
konsolidasi industri BPR.
1. Modal Disetor dan Zona Pendirian 2. Penempatan Modal Disetor
Modal disetor pendirian BPR berdasarkan permohonan oleh calon PSP 1) Modal disetor harus ditempatkan dalam bentuk deposito pada bank
ditetapkan paling sedikit: umum atau BPR lain atas nama “Dewan Komisioner OJK q.q. (nama calon
pemegang saham dan/atau PSP BPR)” dengan keterangan untuk pendirian
Zona Provinsi Modal Disetor BPR yang bersangkutan dan pencairannya hanya dapat dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan dari OJK.
Provinsi di Pulau Jawa;
1 Bali.
Rp100 Miliar 2) Penempatan modal disetor dalam bentuk deposito dilakukan secara
penuh sebesar jumlah modal disetor yang dipersyaratkan sesuai zona
Provinsi di Pulau Sumatera; pada saat pengajuan permohonan persetujuan prinsip pendirian BPR
Provinsi di Pulau Kalimantan;
2 Sulsel dan Sulteng
Rp50 Miliar
Persetujuan Prinsip Izin Usaha
NTB.
Gorontalo, Sulut, Sultra, dan Sulbar; Penelitian atas penempatan
Maluku dan Maluku Utara; modal disetor pendirian sebesar 100%
3 Papua dan Papua Barat;
Rp25 Miliar
NTT. 3) Modal disetor pendirian BPR wajib digunakan untuk modal kerja paling
sedikit 50%.
OJK berwenang menetapkan jumlah modal disetor BPR yang lebih tinggi dari
pada jumlah modal disetor tsb, dengan pertimbangan:
a. perkembangan perekonomian daerah;
b. perubahan jumlah dan kinerja LJK;
c. kelangsungan pengembangan kegiatan usaha BPR; dan/atau
d. penyelarasan dengan kebijakan pemerintah.
Peta Zonasi
10
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab VII Bab VIII B Perubahan Izin Usaha BUK Menjadi Izin Usaha BPR
Perubahan Nama Perubahan Prinsip
dan Badan Hukum Kegiatan Usaha
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
11
11
Bab III Pokok Pengaturan:
Perizinan
Pendirian BPR
A. Permohonan Pendirian BPR
Perbaikan perizinan pendirian BPR meliputi penyesuaian jangka waktu serta penelitian terhadap LJK lain yang dimiliki
oleh calon PSP baik terhadap kinerja keuangan maupun pemenuhan ketentuan.
1. Mekanisme Perizinan Pendirian BPR 2. Kewajiban setelah Memperoleh Izin Usaha 3. Pencantuman Nama BPR
a. Jangka waktu: a. Melakukan kegiatan usaha paling lambat 40 Hari Kerja BPR yang telah mendapatkan izin usaha dari OJK
Persetujuan Prinsip 30 Hari Kerja sejak tanggal izin usaha. Dalam hal tidak melaksanakan dapat mencantumkan kata “Bank” di depan nama BPR
kegiatan usaha dalam jangka waktu tsb, izin usaha yang dan wajib diikuti dengan bentuk badan hukum dan
Izin Usaha 20 Hari Kerja.
diberikan batal dan tidak berlaku. frasa “Bank Perkreditan Rakyat” atau disingkat “BPR”.
b. Penelitian terhadap kinerja keuangan dan
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan usaha paling lambat
pemenuhan ketentuan pada BPR dan/atau LJK Kata “Bank” di depan nama BPR, bentuk badan hukum, dan
10 Hari Kerja sejak tanggal pelaksanaan.
lain yang dimiliki calon PSP. frasa “Bank Perkreditan Rakyat” atau disingkat “BPR”
c. BPR dinyatakan tidak melakukan kegiatan usaha dalam dicantumkan secara jelas, antara lain pada papan nama,
hal memenuhi kriteria: kop surat, sarana publikasi yang digunakan, buku
1) tidak aktif melakukan kegiatan usaha berupa tabungan, bilyet deposito, dan warkat pembukuan. Contoh:
penghimpunan dan penyaluran dana; Bank Sinar
2) tidak memberikan layanan perbankan pada hari dan PT BPR Sinar Sejahtera Sentosa
jam kerja operasional BPR.
12
Bab III Pokok Pengaturan:
Perizinan
Pendirian BPR
B. Perubahan Izin Usaha BUK Menjadi Izin Usaha BPR
BUK dapat memperoleh izin usaha sebagai BPR dengan melakukan perubahan bentuk dan kegiatan usaha,
baik berdasarkan: inisiatif dari BUK (voluntary) atau keputusan OJK (mandatory).
Status sebagai BUK Status sebagai BPR
1. 2. 30 Hari Kerja 3. 4. 5.
Permohonan disertai dokumen persiapan dan a. Pelaksanaan RUPS maks.
rencana tindak mengenai: Khusus
OJK mencabut 2 bulan dan perubahan
Mandatory: Pelaporan
a. rancangan akta perubahan AD termasuk OJK melakukan: izin usaha BUK.1) AD dari instansi OJK
Penyampaian setelah
perubahan status Perusahan Tbk menjadi a. Penelitian dokumen berwenang. memantau
rencana penetapan
persero yang tertutup; persiapan dan b. Penyesuaian seluruh pemenuhan
tindak sbgm status
b. penghentian kegiatan usaha yang tidak rencana tindak; dan bentuk dan keg. usaha ketentuan
angka 1 maks sebagai
diperkenankan bagi BPR; dan b. PKK. OJK memberikan sesuai dengan rencana BPR.
10 HK sejak BPR.4)
c. penyesuaian jenis dan wilayah jaringan izin usaha BPR.2) tindak yang
tanggal KDK.
kantor yang tidak diperkenankan bagi BPR. disampaikan maks. 1 th3)
Catatan Kaki:
1) Dalam hal dilakukan secara mandatory, keputusan 2) Salinan KDK 3) OJK dapat 4) Laporan setelah penetapan status sebagai BPR:
diberikan setelah OJK mengenakan sanksi disampaikan menetapkan batas a) Laporan realisasi pelaksanaan rencana tindak setiap bulan paling lambat pada
administratif dan penetapan kewajiban untuk kepada Bank waktu yang tanggal 10 pada bulan berikutnya.
menyesuaikan bentuk dan kegiatan usaha sesuai: Indonesia dan berbeda b) Laporan pelaksanaan RUPS paling lambat 10 hk sejak tanggal RUPS;
POJK Konsolidasi Bank Umum dan/atau LPS. berdasarkan c) Laporan perubahan Anggaran Dasar dari instansi berwenang paling lambat 10 HK
POJK Perintah Tertulis untuk Penanganan pertimbangan sejak tanggal persetujuan perubahan AD;
Permasalahan Bank. tertentu. d) Laporan pengumuman kepada masyarakat paling lambat 10 hk sejak tanggal
pengumuman.
13
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
14
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal A. Ketentuan Umum Kepemilikan
Pemilik BPR mempunyai peran penting dalam mendukung bisnis BPR sehingga diperlukan penyempurnaan ketentuan yang
berkaitan dengan pemilik BPR, terutama pemilik berbadan hukum.
1. Keberadaan PSP dan Sumber Dana 3. Persyaratan Pemilik BPR
1. Setiap BPR wajib memiliki paling sedikit 1 pemegang Pemilik BPR harus memenuhi persyaratan: 1. Dalam hal OJK mendapatkan informasi
saham dengan persentase kepemilikan saham paling a. berakhlak dan moral yang baik; bahwa pemegang saham tidak
sedikit 25% sesuai dengan POJK PKK. b. berkomitmen untuk mematuhi ketentuan peraturan memenuhi persyaratan dalam huruf a,
2. Sumber dana untuk kepemilikan BPR dilarang: perundang-undangan; huruf e, huruf i, dan/atau terkait
a. berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan sumber dana, pemegang saham wajib
c. berkomitmen terhadap pengembangan BPR yang sehat;
dalam bentuk apapun dari bank dan/atau pihak mengalihkan seluruh kepemilikan
d. berkemampuan keuangan yang dapat mendukung saham dalam batas waktu paling
lain, kecuali sumber dana tersebut berasal dari perkembangan bisnis BPR;
APBD; dan/atau lambat 1 (satu) tahun sejak tanggal
e. tidak termasuk dalam DTL, daftar terduga teroris dan keputusan Otoritas Jasa Keuangan
b. berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang organisasi teroris, dan daftar pendanaan proliferasi senjata yang menetapkan pemegang saham
dan/atau pendanaan terorisme maupun proliferasi pemusnah massal; tersebut tidak memenuhi persyaratan
senjata pemusnah massal.
f. berkomitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulang sebagai pemegang saham BPR.
perbuatan dan/atau tindakan sesuai dengan POJK PKPU; 2. Pemegang saham BPR yang ditetapkan
2. Pemilik Berbadan Hukum
g. tidak memiliki kredit macet dan/atau pembiayaan macet; berdasarkan keputusan OJK tidak
1) Pemilik BPR berbadan hukum harus : h. tidak menjadi pengendali, anggota direksi, atau anggota memenuhi persyaratan angka 1 maka:
a. dinyatakan sebagai badan hukum berdasarkan dewan komisaris dari badan hukum yang mempunyai kredit a. tidak diakui kepemilikan sahamnya;
peraturan perundang-undangan; dan macet dan/atau pembiayaan macet; dan/atau dan
b. memiliki anggaran dasar yang mengatur mengenai i. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi b. tidak diperhitungkan hak suaranya
kepengurusan, permodalan atau pendanaan, serta pemegang saham, anggota direksi, atau anggota dewan dalam kuorum RUPS,
maksud dan tujuan pendirian badan hukum sesuai komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu sejak tanggal keputusan OJK.
peraturan perundang-undangan. perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan
2) BPR wajib menyampaikan kepada OJK laporan pengadilan dalam waktu 5 tahun terakhir sebelum
keuangan tahunan badan hukum pemilik paling lambat dicalonkan.
akhir bulan Juni setelah tahun posisi laporan.
15
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal B. Penambahan Modal Disetor yang Mengakibatkan Perubahan PSP
Perbaikan perizinan untuk memfokuskan penelitian terhadap penambahan modal disetor yang mengakibatkan perubahan
PSP dan membuka kemungkinan RUPS penambahan modal disetor yang dilakukan sebelum persetujuan OJK.
1. BPR wajib mendapatkan persetujuan OJK untuk melakukan penambahan Contoh:
modal disetor yang mengakibatkan perubahan PSP.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
2. BPR yang melakukan penambahan modal disetor harus menempatkan
modal disetor dalam bentuk deposito pada bank umum di Indonesia, A 40 (40%) A 40 (36%) A 40 (40%) A 45 (28%)
BPR lain, atau BPR yang bersangkutan, kecuali yang bersumber dari B 25 (25%) B 25 (23%) B 25 (25%) B 40 (25%)
dividen BPR yang bersangkutan.
3. Penambahan modal disetor yang ditempatkan dalam bentuk deposito C 15 (15%) C 15 (14%) C 15 (15%) C 15 (9%)
pada BPR yang bersangkutan hanya berlaku bagi BPR yang tidak dalam D 20 (20%) D 30 (27%) D 20 (20%) D 20 (13%)
status pengawasan khusus.
E 40 (25%)
60 HK 10 HK
RUPS setelah Laporan pelaksanaan Laporan
Penelitian Pemenuhan Persyaratan RUPS
persetujuan OJK penambahan modal perubahan modal
BPR Penelitian a. Penelitian sumber setoran modal; 10 HK sejak
mengajukan Kelengkapan Persetujuan
b. PKK bagi calon PSP; tanggal
RUPS sebelum permohonan Dokumen
RUPS c. Penelitian thd LJK milik calon PSP. Laporan pelaksanaan persetujuan
persetujuan OJK penambahan modal perubahan AD*)
16
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal C. Perubahan Kepemilikan Saham yang Mengakibatkan Perubahan PSP
Perbaikan perizinan untuk memfokuskan penelitian terhadap perubahan kepemilikan saham (melalui pengalihan saham
tanpa disertai setoran modal) yang mengakibatkan perubahan PSP.
1. BPR wajib mendapatkan persetujuan OJK untuk melakukan perubahan Contoh:
kepemilikan saham yang mengakibatkan perubahan PSP.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
2. Dalam hal perubahan kepemilikan saham atau penambahan modal disetor
mengakibatkan terjadinya pengambilalihan, tata cara perubahan kepemilikan A 40 (40%) A 40 (40%) A 40 (40%) A 45 (40%)
saham dilaksanakan sesuai dengan POJK 3P BPR/S. B 25 (25%) B 25 (25%) B 25 (25%) B 25 (25%)
3. Dalam hal pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh
orang perseorangan, BPR yang diambil alih bersama dengan pihak yang C 15 (15%) - C 15 (15%) -
melakukan pengambilalihan menyusun rancangan pengambilalihan paling sedikit D 20 (20%) D 40 (35%) D 20 (20%) -
berupa analisis kemampuan keuangan calon PSP terkini beserta proyeksi 3 tahun
ke depan yang disusun oleh konsultan independen, sesuai dengan POJK 3P BPR/S. E 35 (35%)
4. Analisis kemampuan keuangan calon PSP dapat berupa rencana pertumbuhan
aset atau kesiapan pendanaan calon PSP orang perseorangan tersebut dalam
jangka waktu 3 tahun ke depan yang disusun oleh pihak yang memiliki
kemampuan untuk menyusun analisis keuangan.
60 HK 10 HK
RUPS setelah Penelitian Pemenuhan Persyaratan Laporan pelaksanaan
RUPS Laporan
persetujuan OJK perubahan
BPR Penelitian a. Penelitian sumber dana perubahan 10 HK
mengajukan Kelengkapan pengalihan saham; Persetujuan sejak tanggal
RUPS sebelum permohonan Dokumen b. PKK bagi calon PSP; persetujuan
RUPS Laporan pelaksanaan perubahan
persetujuan OJK c. Penelitian thd LJK milik calon PSP. perubahan AD*)
kepemilikan saham
17
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal
D. Penambahan Modal Disetor/Perubahan Kepemilikan Saham yang Tidak Mengakibatkan Perubahan PSP
Penyederhanaan penambahan modal disetor/perubahan kepemilikan saham yang tidak mengakibatkan perubahan PSP
dan tidak memengaruhi pengendalian menjadi mekanisme pelaporan.
1. BPR wajib menyampaikan laporan penambahan modal disetor dan/atau perubahan Contoh:
kepemilikan saham yang tidak mengakibatkan perubahan PSP kepada OJK paling
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
lambat 10 Hari Kerja sejak tanggal surat penerimaan pemberitahuan perubahan data
dan/atau persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang. A 40 (40%) A 40 (36%) A 40 (40%) A 40 (40%)
2. Laporan disertai dengan dokumen, meliputi: B 25 (25%) B 30 (27%) B 25 (25%) B 25 (25%)
a. bukti setoran modal disertai dokumen pendukung, jika disertai dengan
penambahan modal disetor; C 15 (15%) C 20 (18%) C 15 (15%) -
b. bukti pengalihan saham disertai dokumen pendukung, jika tidak disertai dengan D 20 (20%) D 20 (18%) D 20 (20%) D 20 (20%)
penambahan modal disetor; E 15 (15%)
c. data kepemilikan disertai dengan dokumen pendukung;
d. salinan akta perubahan anggaran dasar; dan
e. surat penerimaan pemberitahuan perubahan data dan/atau persetujuan
perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang, dilampiri dengan
salinan akta perubahan kepemilikan saham dan/atau perubahan anggaran dasar
Mekanisme Pelaporan
18
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal E. Perubahan Modal Dasar
Penyesuaian aturan mengenai pengadministrasian daftar pemegang saham dan perubahannya sesuai dengan peraturan
yang mengatur masing-masing bentuk badan hukum.
1. BPR wajib menyampaikan laporan perubahan modal dasar kepada OJK paling lambat 10 Hari
Kerja sejak BPR menerima surat persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang
berwenang, dilampiri dengan:
a. risalah RUPS yang dibuat dalam akta notariil; dan
b. persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang.
2. BPR wajib mengadministrasikan :
a. daftar pemegang saham dan perubahannya, bagi BPR yang berbadan hukum perseroan
terbatas, perusahaan umum daerah atau perusahaan perseroan daerah; atau
b. buku daftar anggota dan perubahannya, bagi BPR yang berbadan hukum koperasi
Mekanisme Pelaporan
10 HK
19
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab V
Bab VI
Direksi, Dewan
Jaringan Kantor
Komisaris, dan PE B Jabatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris
Bab IX
C Pejabat Eksekutif
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
20
Bab V Pokok Pengaturan:
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
A. Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris
Terdapat harmonisasi pengaturan dengan ketentuan yang diatur dalam POJK PKK dan POJK Tata Kelola BPR
1. Persyaratan Umum
a. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan
integritas; reputasi keuangan; dan kompetensi sesuai POJK PKK.
b. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris harus memiliki:
Persyaratan Direksi Dewan Komisaris
Pengetahuan di bidang perbankan yang
✔ ✔
memadai dan relevan dengan jabatan.
Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan ✔ ✔
dan/atau bidang keuangan. min. 2 tahun
Kemampuan melakukan pengelolaan strategis
✔
dalam rangka pengembangan BPR yang sehat.
21
Bab V Pokok Pengaturan:
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
B. Jabatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris
Selain penyelarasan dengan ketentuan POJK 27/2018 tentang PKK, dilakukan pula pemanfaatan sistem pelaporan OJK
untuk administrasi pelaporan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
1. Pengangkatan Direksi dan Komisaris 2. Penyampaian Laporan
1. Calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris wajib memperoleh a. Anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris:
persetujuan OJK sebelum menjalankan tindakan, tugas, dan fungsi dalam 1) mengundurkan diri;
jabatannya, dengan mengacu pada POJK PKK. 2) berhenti;
2. BPR menyelenggarakan RUPS pengangkatan paling lambat 60 Hari Kerja sejak 3) meninggal dunia;
tanggal persetujuan OJK.
4) mengalami perubahan jabatan;
3. Dalam hal BPR telah menyelenggarakan RUPS sebelum mendapatkan
persetujuan OJK, BPR dapat tidak menyelenggarakan RUPS kembali untuk 5) diangkat kembali,
menyetujui pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. BPR wajib menyampaikan laporan secara daring melalui sistem pelaporan OJK
4. BPR wajib melaporkan pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan pada periode laporan terdekat.
Komisaris secara daring melalui sistem pelaporan OJK, pada periode laporan b. Dalam hal anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris:
terdekat dari tanggal efektif pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota 1) diberhentikan oleh RUPS
Dewan Komisaris disertai dengan risalah RUPS dan bukti surat penerimaan 2) mengundurkan diri
pemberitahuan dari instansi yang berwenang.
3) meninggal dunia
4) dilarang menjadi anggota Direksi/anggota Dewan Komisaris oleh OJK
BPR wajib melakukan penggantian anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris
paling lambat 120 Hari Kerja.
22
Bab V Pokok Pengaturan:
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
C. Pejabat Eksekutif
Terdapat penyesuaian pengaturan mengenai pelaporan pengangkatan Pejabat Eksekutif (PE), yang dilakukan melalui
pemanfaatan sistem pelaporan OJK dan perubahan dokumen laporan pengangkatan.
1. Kewajiban Pelaporan 2. Penelitian oleh OJK
1. BPR wajib melaporkan setiap pengangkatan, perubahan, dan/atau 1. OJK melakukan penelitian terhadap laporan mengenai Pejabat Eksekutif.
pemberhentian Pejabat Eksekutif secara daring melalui sistem pelaporan OJK, 2. Dalam hal Pejabat Eksekutif tercantum dalam daftar tidak lulus, BPR wajib
pada periode laporan terdekat disertai dengan dokumen pendukung, berupa: memberhentikan Pejabat Eksekutif tersebut sejak tanggal pemberitahuan dari
a. fotokopi surat pengangkatan, SPK, atau surat pemberhentian; OJK.
b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; dan 3. Dalam hal Pejabat Eksekutif memiliki kredit macet dan/atau pembiayaan macet,
c. riwayat hidup. Pejabat Eksekutif yang bersangkutan harus menyelesaikan kredit macet
dan/atau pembiayaan macet dimaksud sesuai POJK PKPU.
d. pas foto terkini ukuran 4x6 cm.
2. Dalam hal sistem pelaporan OJK secara daring belum tersedia, BPR wajib
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara luring
paling lambat 10 Hari Kerja sejak tanggal efektif pengangkatan, perubahan,
dan/atau pemberhentian Pejabat Eksekutif.
23
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
A Aturan Umum Jaringan Kantor
24
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
A. Aturan Umum Jaringan Kantor BPR
Terdapat perubahan terkait wilayah pembukaan jaringan kantor, jumlah KC yang dapat dibuka oleh BPR, dan perlakuan
wilayah Jabodetabekkar, yang sebelumnya diatur dalam POJK 12/2016 mengenai Multilicense BPR.
1. Wilayah Pembukaan Jaringan Kantor 2. Penggabungan Wilayah Pembukaan Jaringan Kantor
Jumlah KC 1) Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kabupaten atau Kota Bogor, Kota Depok,
Wilayah Pembukaan
Kriteria yang Dapat Kabupaten atau Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten atau Kota
Jaringan Kantor
Dibuka Bekasi, dan Kabupaten Karawang dinyatakan sebagai satu wilayah provinsi untuk
1. Memenuhi modal inti minimum 1 wilayah provinsi keperluan perizinan pembukaan Jaringan Kantor BPR.
sesuai POJK KPMM BPR. yang sama dengan 2) Ketentuan pada angka 1) juga berlaku bagi pembukaan Jaringan Kantor BPR
provinsi kantor pusat. sebagai akibat penggabungan atau peleburan
BPR dapat
2. Modal inti minimum paling sedikit
dapat
Rp50 M; dan/atau
membuka
3. Memiliki pertimbangan tertentu Kantor Cabang
didukung analisis, a.l.: dalam jumlah
a. kantor pusat BPR berlokasi di 1 wilayah provinsi yang sesuai
perbatasan provinsi lain hingga kab./kota yang dengan
sehingga memiliki kedekatan berbatasan langsung kemampuan
jarak dengan provinsi lain yang dengan provinsi lokasi permodalan
didasarkan pada kemampuan kantor pusat. dan kebutuhan
rentang kendali dan tipologi bisnis BPR.
wilayah; atau
3. Pemekaran Wilayah
b. memiliki pasar yang didukung
oleh nasabah potensial. Dalam hal terjadi pemekaran wilayah yang menyebabkan Jaringan Kantor BPR
berada di wilayah provinsi yang berbeda dengan lokasi kantor pusat BPR, Jaringan
Kantor BPR tetap dapat beroperasi di wilayah semula.
25
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
B. Pembukaan Kantor Cabang
Penyesuaian persyaratan pembukaan Kantor Cabang dan penyederhanaan perizinan pembukaan Kantor Cabang
diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan BPR.
Persyaratan Pembukaan KC
a. Persyaratan pengajuan permohonan:
1) rencana pembukaan telah dicantumkan dalam RBB;
2) memiliki kondisi keuangan dan tingkat kesehatan
yang mampu mendukung pengembangan kegiatan
usaha BPR dan menyerap kemungkinan timbulnya Izin Pembukaan 30 Hari Kerja
kerugian usaha;
3) tidak terdapat pelanggaran ketentuan terkait dengan Penelitian Pemenuhan Persyaratan:
Laporan
BPR; Penelitian a. Penilaian thd dokumen
Persetujuan Izin Pembukaan pembukaan
4) memiliki teknologi informasi yang memadai; Kelengkapan permohonan;
Operasional KC KC KC secara
5) memenuhi kelengkapan struktur organisasi, susunan Dokumen b. Penilaian thd persyaratan
daring
sumber daya manusia, uraian tugas dan jabatan, serta permohonan.
standar operasional prosedur; dan 10 Hari Kerja 20 Hari Kerja 20 HK
6) memiliki infrastruktur dan sarana penunjang kegiatan utk perbaikan utk perbaikan
operasional. dokumen dokumen
b. Dokumen permohonan:
1) dokumen analisis potensi dan kelayakan pembukaan
Kantor Cabang; dan
2) bukti kesiapan operasional pembukaan Kantor
Cabang
26
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
B. Pembukaan Kantor Kas
Perluasan wilayah pembukaan Kantor Kas dan penyempurnaan kegiatan atau fungsi Kantor Kas diharapkan dapat
mendorong peningkatan akses layanan BPR bagi masyarakat.
1. Wilayah Pembukaan KK 2. Kegiatan KK
a. BPR dapat melakukan pembukaan Kantor Kas di a. melayani nasabah penyimpan seperti penerimaan setoran simpanan,
wilayah kabupaten atau kota yang: penarikan tabungan, pencairan deposito termasuk menerima permohonan
1) sama dengan kabupaten atau kota kantor pembukaan rekening simpanan baru; Kantor Kas dilarang melakukan
induk dari Kantor Kas; dan/atau b. membantu pelayanan kegiatan perkreditan, seperti menerima permohonan kegiatan pelayanan kas selain di
kredit, melakukan pencairan kredit yang telah disetujui kantor induk, dan atas, termasuk melakukan analisis
2) berbatasan langsung dengan kabupaten atau dan membuat keputusan dalam
kota kantor induk dari Kantor Kas terdekat. menerima pembayaran angsuran kredit;
proses penyediaan dana atau
b. BPR dapat melakukan pembukaan Kantor Kas c. menerima titipan dana untuk pelayanan jasa pembayaran tagihan; pemberian kredit kepada
pada lokasi selain yang dimaksud pada huruf a d. menyimpan uang kas sepanjang memiliki infrastruktur penyimpanan dan nasabah
berdasarkan pertimbangan tertentu, sepanjang pengamanan yang memadai; dan/atau
berlokasi dalam batas wilayah pembukaan e. kegiatan lain untuk mendukung fungsi Kantor Kas, melalui mekanisme
Jaringan Kantor. pelaporan kepada OJK.
27
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
B. Pembukaan Kegiatan Pelayanan Kas
Perluasan wilayah pembukaan Kantor Kas dan penyempurnaan kegiatan atau fungsi Kantor Kas diharapkan dapat
mendorong peningkatan akses layanan BPR bagi masyarakat.
1. Wilayah Kas Keliling dan Titik Pembayaran 2. Kegiatan Kas Keliling dan Titik Pembayaran
Kas Keliling dan Titik Pembayaran dapat dilakukan dalam a. Kas Keliling dilarang melakukan kegiatan usaha selain dari:
wilayah kabupaten atau kota yang: 1) menerima angsuran kredit;
a. sama dengan kantor induk dari Kas Keliling dan Titik 2) menerima permohonan pembukaan rekening simpanan baru termasuk setoran tabungan nasabah;
Pembayaran; dan
3) melayani penarikan tabungan bagi nasabah sesuai kewenangan yang diberikan kantor induk; dan
b. berbatasan langsung dengan kabupaten atau kota
4) menerima titipan dana untuk pelayanan jasa pembayaran tagihan.
kantor induk dari Kas Keliling dan Titik Pembayaran.
b. Titik Pembayaran dilarang melakukan kegiatan usaha selain pelayanan pembayaran atau penerimaan
pembayaran melalui perjanjian dengan pihak lain pada suatu lokasi tertentu
3. Kegiatan Pameran
a. Kegiatan pameran yang dilakukan BPR yang akan melakukan kegiatan pameran harus memenuhi
untuk promosi dan tidak bersifat persyaratan sebagai berikut: BPR wajib menggabungkan laporan keuangan
permanen merupakan kegiatan yang Kantor Kas, Kas Keliling, dan Titik Pembayaran
a. dilakukan dalam jangka waktu kurang dari 20 (dua puluh) Hari Kerja;
tidak termasuk ke dalam Kas Keliling dengan laporan keuangan kantor pusat atau
b. kegiatan pameran dimaksud dilaporkan kepada Otoritas Jasa Kantor Cabang yang menjadi kantor induknya
dan Titik Pembayaran Keuangan paling lambat 3 (tiga) Hari Kerja sebelum pelaksanaan pada Hari Kerja yang sama.
b. BPR dalam kegiatan pameran kegiatan;
dilarang melakukan layanan selain: BPR wajib menyampaikan laporan penggunaan
c. terdapat pegawai kantor pusat atau Kantor Cabang BPR yang PPE dan setiap penambahan PPE yang dikelola
1) mempromosikan produk BPR menjadi penanggung jawab dari pelayanan pembukaan rekening sendiri oleh BPR secara daring melalui sistem
yang bersangkutan; simpanan yang dilakukan selama kegiatan pameran; dan pelaporan OJK pada periode laporan terdekat.
2) melayani pembukaan rekening d. tersedianya kebijakan dan prosedur internal termasuk mekanisme
simpanan baru; dan pelayanan pembukaan rekening simpanan yang dilakukan selama
3) melayani permohonan kredit. kegiatan pameran.
28
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
C. Pemindahan Alamat Jaringan Kantor
Percepatan perizinan pemindahan alamat KP/KC diperlukan untuk mempercepat dan mendukung kelangsungan bisnis
BPR. Selain itu diperlukan penyederhanaan pelaporan pemindahan KK untuk mengurangi jumlah laporan individual.
1. Pemindahan KP/KC 2. Pemindahan KK, Titik Pembayaran, dan PPE
BPR yang mengajukan pemindahan alamat kantor pusat dan/atau Kantor a. BPR harus mencantumkan rencana pemindahan alamat KK dalam RBB.
Cabang harus memenuhi persyaratan: b. BPR yang melakukan pemindahan Titik Pembayaran dan lokasi PPE harus sesuai
a. rencana pemindahan alamat kantor pusat dan/atau Kantor Cabang telah dengan POJK RBB.
dicantumkan dalam RBB; c. BPR wajib mengumumkan pelaksanaan pemindahan alamat Kantor Kas pada
b. modal disetor pendirian BPR di zona kantor pusat BPR yang baru, dalam papan pengumuman di seluruh kantor BPR yang bersangkutan dan surat kabar
hal pemindahan alamat kantor pusat dilakukan ke zona dengan harian lokal, media massa elektronik, dan/atau situs web BPR paling lambat 10
persyaratan modal disetor pendirian BPR yang lebih tinggi dari zona Hari Kerja sebelum tanggal pelaksanaan pemindahan alamat Kantor Kas.
kantor pusat BPR semula; dan d. BPR wajib menyampaikan laporan pemindahan alamat Kantor Kas, Titik
c. menyelesaikan atau mengalihkan tagihan dan kewajiban kantor pusat Pembayaran, dan lokasi PPE secara daring melalui sistem pelaporan OJK pada
dan/atau Kantor Cabang. periode laporan terdekat.
29
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
D. Pembukaan/Penutupan Sementara Jaringan Kantor
Diperlukan penegasan mengenai penetapan hari dan jam kerja operasional BPR, serta periode cuti bersama sebagai
bagian dari hari libur.
1. Pembukaan di Luar Hari Operasional 2. Penutupan Sementara
1. BPR harus menetapkan hari dan jam kerja operasional kantor BPR. 1. BPR dapat melakukan penutupan sementara kantor BPR di luar hari libur
2. Kantor BPR dapat melakukan kegiatan operasional pada hari dan waktu tertentu di resmi dengan alasan tertentu, paling banyak 5 Hari Kerja dalam 1 tahun
luar hari dan jam kerja operasional, serta pada hari libur nasional. takwim.
3. Dalam hal BPR akan melakukan kegiatan operasional di luar hari dan jam kerja 2. BPR wajib mengumumkan tanggal penutupan sementara kantor BPR di luar
operasional, BPR wajib menyampaikan laporan rencana BPR dan/atau sebagian hari libur resmi kepada masyarakat pada papan pengumuman yang ditutup
kantor BPR kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja sebelum pelaksanaan kegiatan sementara paling lambat 5 Hari Kerja sebelum tanggal penutupan sementara.
operasional. 3. BPR wajib menyampaikan laporan rencana penutupan sementara kantor BPR
4. Dalam hal BPR melakukan kegiatan operasional di luar hari dan jam kerja operasional, di luar hari libur resmi kepada OJK paling lambat 5 Hari Kerja sebelum
serta pada hari libur nasional berdasarkan keputusan pemerintah yang menyebabkan pelaksanaan penutupan sementara, disertai bukti pengumuman.
tidak terpenuhinya batas waktu laporan rencana, BPR wajib menyampaikan laporan 4. BPR wajib menyampaikan laporan pembukaan kembali kantor paling lambat 3
kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja setelah pelaksanaan kegiatan operasional. Hari Kerja sejak tanggal pembukaan.
Ilustrasi: Ilustrasi:
Batas
pelaporan
Batas
pelaporan
Tanggal
Tanggal penutupan
pembukaan
30
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
E. Perubahan Status Jaringan Kantor
Penyesuaian status jaringan kantor diperlukan untuk memberikan kemudahan bagi BPR dalam melakukan peningkatan
kualitas pelayanan BPR kepada masyarakat.
1. Peningkatan KK menjadi KC 2. Penurunan KC menjadi KK
a. Persyaratan permohonan izin: a. BPR mengajukan permohonan rencana penurunan status
1) memiliki kondisi keuangan dan TKS yang mendukung pengembangan kegiatan usaha BPR dan Kantor Cabang menjadi Kantor Kas menyampaikan:
menyerap kemungkinan timbulnya kerugian usaha; 1) alasan penurunan status kantor;
2) tidak terdapat pelanggaran ketentuan terkait dengan BPR; 2) bukti penyelesaian atau pengalihan tagihan Kantor
3) memenuhi kelengkapan struktur organisasi dan SOP; dan Cabang kepada nasabah dan pihak lainnya; dan
4) melengkapi infrastruktur dan sarana penunjang kegiatan operasional. 3) bukti kesiapan operasional Kantor Kas.
b. Dokumen permohonan: b. OJK memproses permohonan dan memberikan
penegasan paling lama 20 Hari Kerja sejak permohonan
1) dokumen analisis pertimbangan peningkatan status kantor meliputi:
diterima secara lengkap.
a) proyeksi keuangan Kantor Cabang dalam 12 bulan, termasuk rencana penghimpunan dana dan
c. BPR yang memperoleh penegasan penurunan status
penyaluran kredit; dan
Kantor Cabang menjadi Kantor Kas wajib melakukan
b) produk dan layanan, termasuk strategi promosi/pendekatan terhadap pasar; pembukaan Kantor Kas paling lambat 20 Hari Kerja sejak
2) bukti kesiapan operasional Kantor Cabang. tanggal penegasan dari OJK.
d. BPR wajib mengumumkan kepada masyarakat paling
Izin Peningkatan 30 Hari Kerja lambat 5 Hari Kerja sejak tanggal penegasan dari OJK.
e. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penurunan
Penelitian Penelitian Pemenuhan Persyaratan: Laporan status Kantor Cabang menjadi Kantor Kas secara daring
Persetujuan Izin Pembukaan
Kelengkapan a. Penilaian thd dokumen; pembukaan melalui sistem pelaporan OJK, pada periode laporan
Operasional KC KC
Dokumen b. Penilaian thd persyaratan. secara daring terdekat disertai dengan bukti pengumuman.
10 Hari Kerja 20 Hari Kerja 20 HK
utk perbaikan utk perbaikan
dokumen dokumen
31
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
F. Penutupan Jaringan Kantor
Penyempurnaan proses administrasi perizinan penutupan jaringan kantor, terutama KC, berupa kesempatan bagi BPR
untuk memperbaiki dokumen permohonan penutupan KC.
1. Penutupan Kantor Cabang 2. Penutupan Kantor Kas dan Keg Pelayanan Kas
a. BPR wajib memperoleh persetujuan untuk melakukan penutupan KC. a. BPR harus mencantumkan rencana penutupan Kantor Kas dan
b. BPR harus mencantumkan rencana penutupan Kantor Cabang dalam RBB. Kegiatan Pelayanan Kas dalam RBB.
c. OJK memproses permohonan dan memberikan persetujuan/penolakan atas permohonan b. BPR wajib mengumumkan rencana penutupan Kantor Kas dan
penutupan Kantor Cabang paling lama 10 Hari Kerja setelah: Kegiatan Pelayanan Kas kepada masyarakat pada papan
1) permohonan beserta dokumen diterima secara lengkap; dan pengumuman di Kantor Kas yang bersangkutan dan kantor BPR yang
menjadi induk dari Kantor Kas tersebut paling lambat 10 Hari Kerja
2) seluruh kewajiban telah diselesaikan.
sebelum tanggal penutupan.
d. Izin operasional Kantor Cabang yang sebelumnya diberikan menjadi tidak berlaku terhitung
c. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penutupan Kantor Kas
sejak tanggal persetujuan penutupan Kantor Cabang.
dan Kegiatan Pelayanan Kas secara daring melalui sistem pelaporan
OJK, pada periode laporan terdekat disertai bukti pengumuman.
Persetujuan 10 Hari Kerja
32
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
G. Jaringan Kantor pada saat Keadaan Kahar
Keadaan kahar seperti bencana alam atau kondisi pandemik seperti saat ini yang dapat mengganggu operasional
jaringan kantor, perlu disikapi dengan ketentuan khusus mengenai perlakuan jaringan kantor pada saat keadaan kahar.
1. Pemindahan Sementara Alamat Jaringan Kantor
a. BPR wajib mengumumkan pemindahan sementara kepada masyarakat paling lambat 10 Hari Kerja setelah terjadi keadaan kahar.
b. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pemindahan sementara alamat Jaringan Kantor kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja
setelah dilakukan pemindahan alamat Jaringan Kantor disertai dengan bukti pengumuman.
c. BPR wajib mengumumkan pemindahan kembali ke lokasi semula paling lambat 10 Hari Kerja sebelum tanggal pemindahan.
Keadaan kahar yaitu d. BPR wajib menyampaikan laporan pemindahan kembali Jaringan Kantor ke lokasi semula kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja sejak
keadaan bencana yang tanggal pemindahan disertai dengan bukti pengumuman.
tidak dapat dihindari
terdiri atas: 2. Pemindahan Alamat Jaringan Kantor (Permanen)
a. bencana alam; a. BPR wajib mengumumkan pemindahan alamat Jaringan Kantor kepada masyarakat paling lambat 5 Hari Kerja sebelum pemindahan.
b. bencana nonalam;
b. BPR menyampaikan laporan pemindahan alamat karena keadaan kahar, disertai dengan dokumen yang meliputi:
dan/atau
c. bencana sosial, 1) bukti penyelesaian atau pengalihan tagihan dan kewajiban kantor pusat dan/atau Kantor Cabang;
yang dibenarkan oleh 2) salinan akta perubahan anggaran dasar, dalam hal dilakukan pemindahan alamat kantor pusat;
pejabat instansi yang 3) bukti kesiapan kantor pusat dan/atau Kantor Cabang termasuk sarananya; dan
berwenang dan/atau 4) bukti pengumuman
dapat diverifikasi
c. BPR wajib menyampaikan laporan pemindahan alamat Jaringan Kantor paling lambat 20 Hari Kerja setelah pelaksanaan pemindahan.
kebenarannya oleh OJK.
3. Penutupan Sementara Jaringan Kantor
a. BPR wajib mengumumkan tanggal penutupan Jaringan Kantor sementara paling lambat 5 Hari Kerja setelah terjadi keadaan kahar.
b. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penutupan sementara Jaringan Kantor kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja setelah
pelaksanaan penutupan sementara Jaringan Kantor, disertai dengan bukti pengumuman.
c. BPR wajib menyampaikan laporan pembukaan kembali Jaringan Kantor kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja sejak tanggal pembukaan
Jaringan Kantor.
33
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
34
Bab VII
Perubahan Nama
Pokok Pengaturan:
dan Badan
Hukum A. Perubahan Nama
Penyesuaian mekanisme perubahan nama dari sebelumnya persetujuan menjadi penegasan.
Perubahan Nama
a. Perubahan nama BPR harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. BPR yang melakukan perubahan nama wajib mempersiapkan:
1) penyesuaian penulisan nama pada papan nama, dokumen, formulir, sesuai nama baru;
2) persediaan bilyet deposito, buku tabungan, formulir sesuai nama baru BPR.
c. BPR yang telah memperoleh persetujuan perubahan anggaran dasar terkait penggunaan
nama baru dari instansi yang berwenang wajib:
a. mengumumkan perubahan nama kepada masyarakat, paling lambat 10 Hari Kerja sejak
tanggal persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang; dan
b. mengajukan permohonan penegasan penggunaan izin usaha BPR dengan nama baru
kepada OJK paling lambat 5 Hari Kerja sejak pengumuman perubahan nama.
35
Bab VII
Perubahan Nama
Pokok Pengaturan:
dan Badan
Hukum B. Perubahan Bentuk Badan Hukum
Terdapat perbaikan mekanisme perizinan dan permintaan perbaikan dokumen persyaratan.
1. Persetujuan Prinsip 2. Persetujuan Pengalihan Izin Usaha
a. BPR mengajukan permohonan dilampiri: a. BPR mengajukan permohonan dilampiri:
1) notulen RUPS; 1) salinan akta pendirian badan hukum baru yang memuat anggaran dasar;
2) alasan perubahan bentuk badan hukum BPR; 2) data kepemilikan, jika terjadi perubahan;
3) rancangan akta pendirian badan hukum baru yang memuat anggaran 3) daftar calon Direksi dan calon Dewan Komisaris, jika terjadi penggantian;
dasar; 4) salinan akta berita acara yang dibuat dalam akta notariil mengenai pengalihan
4) rencana pengalihan seluruh hak dan kewajiban dari badan hukum lama seluruh hak dan kewajiban kepada badan hukum baru;
kepada badan hukum baru; 5) risalah RUPS yang menyetujui perubahan bentuk badan hukum dan pembubaran
5) data kepemilikan disertai dengan dokumen pendukung; dan badan hukum lama jika terdapat perubahan keputusan RUPS; dan
6) daftar calon Direksi dan calon Dewan Komisaris, jika terjadi perubahan. 6) contoh formulir atau warkat yang akan digunakan oleh badan hukum baru.
b. OJK memproses permohonan dan memberikan persetujuan atau penolakan b. OJK memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan pengalihan izin usaha
atas permohonan persetujuan prinsip paling lama 20 Hari Kerja sejak dari badan hukum lama kepada badan hukum baru paling lama 20 Hari Kerja sejak
permohonan berikut dokumen yang dipersyaratkan diterima secara lengkap. permohonan beserta dokumen yang dipersyaratkan diterima secara lengkap
a. Pengumuman;
b. Penggantian
Penelitian Persetujuan Penelitian Laporan
Penelitian Pemenuhan Penelitian Pemenuhan penulisan nama;
Kelengkapan Prinsip berlaku Kelengkapan Persetujuan mengenai bukti
Persyaratan Persyaratan c. Penggunaan
Dokumen 120 Hari Kerja Dokumen pengumuman.
badan hukum
baru pada form;
10 Hari Kerja 20 Hari Kerja 10 Hari Kerja 10-20 HK 10 HK
utk perbaikan utk perbaikan utk perbaikan
36
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab III Bab IV A Kriteria BPR yang dapat Mengajukan Self Liquidation
Perizinan Pendirian Kepemilikan dan
BPR Perubahan Modal
Bab V
Bab VI
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
Jaringan Kantor B Permohonan Persetujuan Persiapan Self Liquidation
37
Bab IX
Cabut Izin Usaha
Pokok Pengaturan:
atas Permintaan
PS Pencabutan Izin Usaha atas Permintaan Pemegang Saham (Self Liquidation)
Perbaikan persyaratan untuk memperkuat komitmen pemegang saham dan kepastian penyelesaian proses self liquidation.
Kriteria 1. Persetujuan Persiapan Pencabutan Izin Usaha Dalam hal: 2. Keputusan SL
a. BPR dapat mengajukan a. BPR tidak dapat
BPR mengajukan permohonan dilampiri: BPR mengajukan permohonan
SL sepanjang tidak menyelesaikan
a. berita acara RUPS memuat: dilampiri:
dalam kondisi BDPK; seluruh kewajiban
1) rencana pencabutan izin usaha dan persetujuan pembubaran dalam waktu 6 a. laporan dan bukti penghentian
b. BPR dalam kondisi BDPI, badan hukum; bulan; dan/atau kegiatan usaha & penyelesaian
namun permohonan kewajiban BPR;
2) perintah kepada Direksi untuk menyelesaikan kewajiban BPR; dan b. BPR memenuhi
disampaikan paling b. bukti pengumuman;
lambat 6 bulan sebelum 3) komitmen penempatan dana escrow. kriteria ditetapkan
b. alasan self liquidation; dalam pengawasan c. laporan hasil audit kantor
jangka waktu atau
khusus, akuntan publik atas laporan
perpanjangan jangka c. rencana penyelesaian kewajiban BPR serta proyeksi arus kas BPR min.
posisi keuangan akhir;
waktu pengawasan 6 bulan ke depan dan bukti penempatan dana escrow. persetujuan persiapan
intensif berakhir. pencabutan izin usaha d. laporan posisi keuangan akhir
d. laporan keuangan terakhir, disertai proyeksi laporan keuangan
yang telah diberikan BPR; dan
sampai dengan laporan posisi keuangan tanggal penutupan; dan
dinyatakan batal dan e. surat pernyataan dari pemegang
e. bukti penyelesaian pajak dan kewajiban lain kepada negara. tidak berlaku saham BPR
38
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
39
Bab X
Pokok Pengaturan:
Sanksi
Ketentuan Lain-Lain
Dalam kondisi pandemik dan penerapan physical disctancing, pelaksanaan PKK dalam beberapa proses perizinan
kelembagaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan sarana TI. Selain itu diperlukan penegasan mengenai kewenangan
OJK terhadap aspek pengaturan kelembagaan BPR.
1. Pelaksanaan PKK 2. Kewenangan OJK
Pelaksanaan presentasi atau pemaparan oleh calon PSP dan/atau klarifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dapat menetapkan kebijakan yang berbeda berdasarkan
calon anggota Direksi dan/atau calon anggota Dewan Komisaris pada saat penilaian pertimbangan tertentu mengenai pelaksanaan mekanisme, persyaratan, dan/atau
kemampuan dan kepatutan dapat dilakukan melalui tatap muka secara langsung jangka waktu terkait pengaturan kelembagaan BPR selain yang diatur dalam
atau melalui sarana teknologi informasi. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
40
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
A Ketentuan Peralihan
Bab V
Bab VI
Direksi, Dewan
Jaringan Kantor
Komisaris, dan PE
B Penutup
Bab VII Bab VIII
Perubahan Nama Perubahan Prinsip
dan Badan Hukum Kegiatan Usaha
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
41
Bab XI Pokok Pengaturan: Bab XII
Ketentuan Ketentuan
Peralihan
Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup Penutup
42
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab V
Direksi, Dewan
Bab VI B Pelanggaran Bersifat Signifikan
Jaringan Kantor
Komisaris, dan PE
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
43
Pokok Pengaturan:
Sanksi
Terdapat penyesuaian mengenai pengenaan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan penyederhanaan pengelompokkan sanksi administratif.
1. Pelanggaran Umum 2. Pelanggaran Bersifat Signifikan 3. Pelanggaran Penyampaian Laporan
a. Sanksi administratif berupa teguran a. Sanksi administratif berupa teguran tertulis. a. BPR yang terlambat menyampaikan laporan atau bukti
tertulis. b. Dalam hal BPR telah dikenai sanksi administratif berupa pengumuman dikenai sanksi administratif berupa denda
b. Dalam hal BPR telah dikenai sanksi teguran tertulis, BPR tetap tidak memenuhi ketentuan, sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per Hari Kerja
administratif berupa teguran tertulis, BPR dapat dikenai sanksi administratif berupa: dan paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
tetap tidak memenuhi ketentuan, dapat 1) penurunan tingkat kesehatan BPR satu predikat; b. BPR yang telah dikenai sanksi administratif berupa
dikenai sanksi administratif berupa denda tetap menyampaikan laporan.
2) larangan melakukan ekspansi kegiatan usaha
penurunan tingkat kesehatan BPR satu dan/atau jaringan kantor;
predikat.
3) penghentian sementara sebagian kegiatan
operasional BPR; dan/atau
4) penundaan hak menerima dividen bagi pemegang
saham.
44
Sosialisasi Pokok Ketentuan
1 Latar Belakang
2 Pokok Pengaturan
3 Diskusi
1
Latar Belakang
3
Latar Belakang
Perubahan POJK No.20/POJK.03/2014 tentang BPR terutama dilakukan terhadap 6 aspek kelembagaan BPR
dalam rangka penataan dan penguatan sekaligus mendukung kebijakan konsolidasi industri BPR.
💡 Rasionalisasi Perubahan POJK 🏆 Tujuan Perubahan
Evaluasi kebijakan terhadap jaringan kantor BPR di era digital Penataan Kelembagaan dan
dan perizinan dalam kondisi kahar. Penguatan BPR
4
2
Pokok Pengaturan
5
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
POJK No.20/POJK.03/2014
Bab III
Perizinan Pendirian
Bab IV
Kepemilikan dan
104 tentang
BPR Perubahan Modal
pasal Bank Perkreditan Rakyat
SEOJK No.16/POJK.03/2015
Bab V
Direksi, Dewan
Bab VI
Jaringan Kantor
358 tentang
Komisaris, dan PE halaman Bank Perkreditan Rakyat
POJK
Bab IX
Bab X
154 276 tentang
CIU atas Permintaan pasal halaman*) Bank Perkreditan Rakyat
Ketentuan Lain-Lain
PSP
6
Bab I Pokok Pengaturan:
Ketentuan
Umum
Ketentuan Umum
Beberapa istilah dalam POJK ini secara umum tidak mengalami perubahan substansi dibandingkan POJK sebelumnya
Bank Pekreditan Rakyat (BPR) Jaringan Kantor Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Bank Umum Konvensional (BUK) Kantor Cabang (KC) Pemegang Saham Pengendali (PSP)
Titik Pembayaran
Hari Kerja
7
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab VII Bab VIII B Modal Disetor dan Zona Pendirian BPR
Perubahan Nama Perubahan Prinsip
dan Badan Hukum Kegiatan Usaha
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
8
Bab II
Pokok Pengaturan:
Pendirian BPR
A. Jenis Pendirian dan Badan Hukum BPR
Sejumlah ketentuan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan mengharuskan adanya penyesuaian terhadap
pengaturan mengenai jenis pendirian dan bentuk badan hukum BPR
1. Jenis Pendirian BPR 2. Pendiri dan Pemilik BPR 3. Bentuk Badan Hukum BPR
BPR didirikan berdasarkan: BPR didirikan dan dimiliki oleh Bentuk badan hukum BPR dapat berupa:
a. Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda);
a Permohonan oleh calon PSP; a Warga negara Indonesia;
b. Perusahaan Umum Daerah (Perumda);
WNI
c. Koperasi; dan/atau
Perubahan izin usaha BUK Badan hukum Indonesia yang d. Perseroan Terbatas.
b menjadi izin usaha BPR; b seluruh pemiliknya WNI; dan/atau
Bentuk badan hukum huruf a dan huruf b termasuk bagi
Jika BHI diajukan menjadi calon BPR berbadan hukum perusahaan daerah yang belum
Perubahan izin usaha LKM
c menjadi izin usaha BPR.
PSP, harus telah beroperasi menyesuaikan menjadi Perumda atau Perseroda
dalam jangka waktu sesuai BHI BPR
POJK PKK; 4. Anggaran Dasar BPR
Pelaksanaan sesuai peraturan
perundang-undangan mengenai OJK dapat menetapkan jangka
transformasi LKM menjadi BPR. waktu operasional badan hukum 1) BPR harus memiliki anggaran dasar yang memenuhi persyaratan
yang berbeda, berdasarkan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
pertimbangan tertentu. undangan dan memuat pernyataan untuk:
a. penambahan modal disetor yang mengakibatkan perubahan
c Pemerintah daerah. PSP;
Pemda
b. perubahan kepemilikan saham yang mengakibatkan perubahan
PSP; dan
c. pengangkatan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris,
berlaku setelah mendapatkan persetujuan dari OJK
2) BPR yang belum memenuhi ketentuan pada ayat (1) wajib
menyesuaikan cakupan anggaran dasar pada saat RUPS yang
dilaksanakan pertama kali setelah berlakunya POJK ini.
9
Bab II
Pokok Pengaturan:
Pendirian BPR
B. Modal Disetor dan Zona Pendirian BPR
Penyesuaian zonasi dan modal disetor pendirian BPR baru oleh calon PSP dalam mendukung penguatan industri dan
konsolidasi industri BPR.
1. Modal Disetor dan Zona Pendirian 2. Penempatan Modal Disetor
Modal disetor pendirian BPR berdasarkan permohonan oleh calon PSP 1) Modal disetor harus ditempatkan dalam bentuk deposito pada bank
ditetapkan paling sedikit: umum atau BPR lain atas nama “Dewan Komisioner OJK q.q. (nama calon
pemegang saham dan/atau PSP BPR)” dengan keterangan untuk pendirian
Zona Provinsi Modal Disetor BPR yang bersangkutan dan pencairannya hanya dapat dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan dari OJK.
Provinsi di Pulau Jawa;
1 Bali.
Rp100 Miliar 2) Penempatan modal disetor dalam bentuk deposito dilakukan secara
penuh sebesar jumlah modal disetor yang dipersyaratkan sesuai zona
Provinsi di Pulau Sumatera; pada saat pengajuan permohonan persetujuan prinsip pendirian BPR
Provinsi di Pulau Kalimantan;
2 Sulsel dan Sulteng
Rp50 Miliar
Persetujuan Prinsip Izin Usaha
NTB.
Gorontalo, Sulut, Sultra, dan Sulbar; Penelitian atas penempatan
Maluku dan Maluku Utara; modal disetor pendirian sebesar 100%
3 Papua dan Papua Barat;
Rp25 Miliar
NTT. 3) Modal disetor pendirian BPR wajib digunakan untuk modal kerja paling
sedikit 50%.
OJK berwenang menetapkan jumlah modal disetor BPR yang lebih tinggi dari
pada jumlah modal disetor tsb, dengan pertimbangan:
a. perkembangan perekonomian daerah;
b. perubahan jumlah dan kinerja LJK;
c. kelangsungan pengembangan kegiatan usaha BPR; dan/atau
d. penyelarasan dengan kebijakan pemerintah.
Peta Zonasi
10
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab VII Bab VIII B Perubahan Izin Usaha BUK Menjadi Izin Usaha BPR
Perubahan Nama Perubahan Prinsip
dan Badan Hukum Kegiatan Usaha
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
11
11
Bab III Pokok Pengaturan:
Perizinan
Pendirian BPR
A. Permohonan Pendirian BPR
Perbaikan perizinan pendirian BPR meliputi penyesuaian jangka waktu serta penelitian terhadap LJK lain yang dimiliki
oleh calon PSP baik terhadap kinerja keuangan maupun pemenuhan ketentuan.
1. Mekanisme Perizinan Pendirian BPR 2. Kewajiban setelah Memperoleh Izin Usaha 3. Pencantuman Nama BPR
a. Jangka waktu: a. Melakukan kegiatan usaha paling lambat 40 Hari Kerja BPR yang telah mendapatkan izin usaha dari OJK
Persetujuan Prinsip 30 Hari Kerja sejak tanggal izin usaha. Dalam hal tidak melaksanakan dapat mencantumkan kata “Bank” di depan nama BPR
kegiatan usaha dalam jangka waktu tsb, izin usaha yang dan wajib diikuti dengan bentuk badan hukum dan
Izin Usaha 20 Hari Kerja.
diberikan batal dan tidak berlaku. frasa “Bank Perkreditan Rakyat” atau disingkat “BPR”.
b. Penelitian terhadap kinerja keuangan dan
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan usaha paling lambat
pemenuhan ketentuan pada BPR dan/atau LJK Kata “Bank” di depan nama BPR, bentuk badan hukum, dan
10 Hari Kerja sejak tanggal pelaksanaan.
lain yang dimiliki calon PSP. frasa “Bank Perkreditan Rakyat” atau disingkat “BPR”
c. BPR dinyatakan tidak melakukan kegiatan usaha dalam dicantumkan secara jelas, antara lain pada papan nama,
hal memenuhi kriteria: kop surat, sarana publikasi yang digunakan, buku
1) tidak aktif melakukan kegiatan usaha berupa tabungan, bilyet deposito, dan warkat pembukuan. Contoh:
penghimpunan dan penyaluran dana; Bank Sinar
2) tidak memberikan layanan perbankan pada hari dan PT BPR Sinar Sejahtera Sentosa
jam kerja operasional BPR.
12
Bab III Pokok Pengaturan:
Perizinan
Pendirian BPR
B. Perubahan Izin Usaha BUK Menjadi Izin Usaha BPR
BUK dapat memperoleh izin usaha sebagai BPR dengan melakukan perubahan bentuk dan kegiatan usaha,
baik berdasarkan: inisiatif dari BUK (voluntary) atau keputusan OJK (mandatory).
Status sebagai BUK Status sebagai BPR
1. 2. 30 Hari Kerja 3. 4. 5.
Permohonan disertai dokumen persiapan dan a. Pelaksanaan RUPS maks.
rencana tindak mengenai: Khusus
OJK mencabut 2 bulan dan perubahan
Mandatory: Pelaporan
a. rancangan akta perubahan AD termasuk OJK melakukan: izin usaha BUK.1) AD dari instansi OJK
Penyampaian setelah
perubahan status Perusahan Tbk menjadi a. Penelitian dokumen berwenang. memantau
rencana penetapan
persero yang tertutup; persiapan dan b. Penyesuaian seluruh pemenuhan
tindak sbgm status
b. penghentian kegiatan usaha yang tidak rencana tindak; dan bentuk dan keg. usaha ketentuan
angka 1 maks sebagai
diperkenankan bagi BPR; dan b. PKK. OJK memberikan sesuai dengan rencana BPR.
10 HK sejak BPR.4)
c. penyesuaian jenis dan wilayah jaringan izin usaha BPR.2) tindak yang
tanggal KDK.
kantor yang tidak diperkenankan bagi BPR. disampaikan maks. 1 th3)
Catatan Kaki:
1) Dalam hal dilakukan secara mandatory, keputusan 2) Salinan KDK 3) OJK dapat 4) Laporan setelah penetapan status sebagai BPR:
diberikan setelah OJK mengenakan sanksi disampaikan menetapkan batas a) Laporan realisasi pelaksanaan rencana tindak setiap bulan paling lambat pada
administratif dan penetapan kewajiban untuk kepada Bank waktu yang tanggal 10 pada bulan berikutnya.
menyesuaikan bentuk dan kegiatan usaha sesuai: Indonesia dan berbeda b) Laporan pelaksanaan RUPS paling lambat 10 hk sejak tanggal RUPS;
POJK Konsolidasi Bank Umum dan/atau LPS. berdasarkan c) Laporan perubahan Anggaran Dasar dari instansi berwenang paling lambat 10 HK
POJK Perintah Tertulis untuk Penanganan pertimbangan sejak tanggal persetujuan perubahan AD;
Permasalahan Bank. tertentu. d) Laporan pengumuman kepada masyarakat paling lambat 10 hk sejak tanggal
pengumuman.
13
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
14
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal A. Ketentuan Umum Kepemilikan
Pemilik BPR mempunyai peran penting dalam mendukung bisnis BPR sehingga diperlukan penyempurnaan ketentuan yang
berkaitan dengan pemilik BPR, terutama pemilik berbadan hukum.
1. Keberadaan PSP dan Sumber Dana 3. Persyaratan Pemilik BPR
1. Setiap BPR wajib memiliki paling sedikit 1 pemegang Pemilik BPR harus memenuhi persyaratan: 1. Dalam hal OJK mendapatkan informasi
saham dengan persentase kepemilikan saham paling a. berakhlak dan moral yang baik; bahwa pemegang saham tidak
sedikit 25% sesuai dengan POJK PKK. b. berkomitmen untuk mematuhi ketentuan peraturan memenuhi persyaratan dalam huruf a,
2. Sumber dana untuk kepemilikan BPR dilarang: perundang-undangan; huruf e, huruf i, dan/atau terkait
a. berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan sumber dana, pemegang saham wajib
c. berkomitmen terhadap pengembangan BPR yang sehat;
dalam bentuk apapun dari bank dan/atau pihak mengalihkan seluruh kepemilikan
d. berkemampuan keuangan yang dapat mendukung saham dalam batas waktu paling
lain, kecuali sumber dana tersebut berasal dari perkembangan bisnis BPR;
APBD; dan/atau lambat 1 (satu) tahun sejak tanggal
e. tidak termasuk dalam DTL, daftar terduga teroris dan keputusan Otoritas Jasa Keuangan
b. berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang organisasi teroris, dan daftar pendanaan proliferasi senjata yang menetapkan pemegang saham
dan/atau pendanaan terorisme maupun proliferasi pemusnah massal; tersebut tidak memenuhi persyaratan
senjata pemusnah massal.
f. berkomitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulang sebagai pemegang saham BPR.
perbuatan dan/atau tindakan sesuai dengan POJK PKPU; 2. Pemegang saham BPR yang ditetapkan
2. Pemilik Berbadan Hukum
g. tidak memiliki kredit macet dan/atau pembiayaan macet; berdasarkan keputusan OJK tidak
1) Pemilik BPR berbadan hukum harus : h. tidak menjadi pengendali, anggota direksi, atau anggota memenuhi persyaratan angka 1 maka:
a. dinyatakan sebagai badan hukum berdasarkan dewan komisaris dari badan hukum yang mempunyai kredit a. tidak diakui kepemilikan sahamnya;
peraturan perundang-undangan; dan macet dan/atau pembiayaan macet; dan/atau dan
b. memiliki anggaran dasar yang mengatur mengenai i. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi b. tidak diperhitungkan hak suaranya
kepengurusan, permodalan atau pendanaan, serta pemegang saham, anggota direksi, atau anggota dewan dalam kuorum RUPS,
maksud dan tujuan pendirian badan hukum sesuai komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu sejak tanggal keputusan OJK.
peraturan perundang-undangan. perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan
2) BPR wajib menyampaikan kepada OJK laporan pengadilan dalam waktu 5 tahun terakhir sebelum
keuangan tahunan badan hukum pemilik paling lambat dicalonkan.
akhir bulan Juni setelah tahun posisi laporan.
15
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal B. Penambahan Modal Disetor yang Mengakibatkan Perubahan PSP
Perbaikan perizinan untuk memfokuskan penelitian terhadap penambahan modal disetor yang mengakibatkan perubahan
PSP dan membuka kemungkinan RUPS penambahan modal disetor yang dilakukan sebelum persetujuan OJK.
1. BPR wajib mendapatkan persetujuan OJK untuk melakukan penambahan Contoh:
modal disetor yang mengakibatkan perubahan PSP.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
2. BPR yang melakukan penambahan modal disetor harus menempatkan
modal disetor dalam bentuk deposito pada bank umum di Indonesia, A 40 (40%) A 40 (36%) A 40 (40%) A 45 (28%)
BPR lain, atau BPR yang bersangkutan, kecuali yang bersumber dari B 25 (25%) B 25 (23%) B 25 (25%) B 40 (25%)
dividen BPR yang bersangkutan.
3. Penambahan modal disetor yang ditempatkan dalam bentuk deposito C 15 (15%) C 15 (14%) C 15 (15%) C 15 (9%)
pada BPR yang bersangkutan hanya berlaku bagi BPR yang tidak dalam D 20 (20%) D 30 (27%) D 20 (20%) D 20 (13%)
status pengawasan khusus.
E 40 (25%)
60 HK 10 HK
RUPS setelah Laporan pelaksanaan Laporan
Penelitian Pemenuhan Persyaratan RUPS
persetujuan OJK penambahan modal perubahan modal
BPR Penelitian a. Penelitian sumber setoran modal; 10 HK sejak
mengajukan Kelengkapan Persetujuan
b. PKK bagi calon PSP; tanggal
RUPS sebelum permohonan Dokumen
RUPS c. Penelitian thd LJK milik calon PSP. Laporan pelaksanaan persetujuan
persetujuan OJK penambahan modal perubahan AD*)
16
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal C. Perubahan Kepemilikan Saham yang Mengakibatkan Perubahan PSP
Perbaikan perizinan untuk memfokuskan penelitian terhadap perubahan kepemilikan saham (melalui pengalihan saham
tanpa disertai setoran modal) yang mengakibatkan perubahan PSP.
1. BPR wajib mendapatkan persetujuan OJK untuk melakukan perubahan Contoh:
kepemilikan saham yang mengakibatkan perubahan PSP.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
2. Dalam hal perubahan kepemilikan saham atau penambahan modal disetor
mengakibatkan terjadinya pengambilalihan, tata cara perubahan kepemilikan A 40 (40%) A 40 (40%) A 40 (40%) A 45 (40%)
saham dilaksanakan sesuai dengan POJK 3P BPR/S. B 25 (25%) B 25 (25%) B 25 (25%) B 25 (25%)
3. Dalam hal pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh
orang perseorangan, BPR yang diambil alih bersama dengan pihak yang C 15 (15%) - C 15 (15%) -
melakukan pengambilalihan menyusun rancangan pengambilalihan paling sedikit D 20 (20%) D 40 (35%) D 20 (20%) -
berupa analisis kemampuan keuangan calon PSP terkini beserta proyeksi 3 tahun
ke depan yang disusun oleh konsultan independen, sesuai dengan POJK 3P BPR/S. E 35 (35%)
4. Analisis kemampuan keuangan calon PSP dapat berupa rencana pertumbuhan
aset atau kesiapan pendanaan calon PSP orang perseorangan tersebut dalam
jangka waktu 3 tahun ke depan yang disusun oleh pihak yang memiliki
kemampuan untuk menyusun analisis keuangan.
60 HK 10 HK
RUPS setelah Penelitian Pemenuhan Persyaratan Laporan pelaksanaan
RUPS Laporan
persetujuan OJK perubahan
BPR Penelitian a. Penelitian sumber dana perubahan 10 HK
mengajukan Kelengkapan pengalihan saham; Persetujuan sejak tanggal
RUPS sebelum permohonan Dokumen b. PKK bagi calon PSP; persetujuan
RUPS Laporan pelaksanaan perubahan
persetujuan OJK c. Penelitian thd LJK milik calon PSP. perubahan AD*)
kepemilikan saham
17
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal
D. Penambahan Modal Disetor/Perubahan Kepemilikan Saham yang Tidak Mengakibatkan Perubahan PSP
Penyederhanaan penambahan modal disetor/perubahan kepemilikan saham yang tidak mengakibatkan perubahan PSP
dan tidak memengaruhi pengendalian menjadi mekanisme pelaporan.
1. BPR wajib menyampaikan laporan penambahan modal disetor dan/atau perubahan Contoh:
kepemilikan saham yang tidak mengakibatkan perubahan PSP kepada OJK paling
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
lambat 10 Hari Kerja sejak tanggal surat penerimaan pemberitahuan perubahan data
dan/atau persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang. A 40 (40%) A 40 (36%) A 40 (40%) A 40 (40%)
2. Laporan disertai dengan dokumen, meliputi: B 25 (25%) B 30 (27%) B 25 (25%) B 25 (25%)
a. bukti setoran modal disertai dokumen pendukung, jika disertai dengan
penambahan modal disetor; C 15 (15%) C 20 (18%) C 15 (15%) -
b. bukti pengalihan saham disertai dokumen pendukung, jika tidak disertai dengan D 20 (20%) D 20 (18%) D 20 (20%) D 20 (20%)
penambahan modal disetor; E 15 (15%)
c. data kepemilikan disertai dengan dokumen pendukung;
d. salinan akta perubahan anggaran dasar; dan
e. surat penerimaan pemberitahuan perubahan data dan/atau persetujuan
perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang, dilampiri dengan
salinan akta perubahan kepemilikan saham dan/atau perubahan anggaran dasar
Mekanisme Pelaporan
18
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal E. Perubahan Modal Dasar
Penyesuaian aturan mengenai pengadministrasian daftar pemegang saham dan perubahannya sesuai dengan peraturan
yang mengatur masing-masing bentuk badan hukum.
1. BPR wajib menyampaikan laporan perubahan modal dasar kepada OJK paling lambat 10 Hari
Kerja sejak BPR menerima surat persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang
berwenang, dilampiri dengan:
a. risalah RUPS yang dibuat dalam akta notariil; dan
b. persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang.
2. BPR wajib mengadministrasikan :
a. daftar pemegang saham dan perubahannya, bagi BPR yang berbadan hukum perseroan
terbatas, perusahaan umum daerah atau perusahaan perseroan daerah; atau
b. buku daftar anggota dan perubahannya, bagi BPR yang berbadan hukum koperasi
Mekanisme Pelaporan
10 HK
19
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab V
Bab VI
Direksi, Dewan
Jaringan Kantor
Komisaris, dan PE B Jabatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris
Bab IX
C Pejabat Eksekutif
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
20
Bab V Pokok Pengaturan:
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
A. Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris
Terdapat harmonisasi pengaturan dengan ketentuan yang diatur dalam POJK PKK dan POJK Tata Kelola BPR
1. Persyaratan Umum
a. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan
integritas; reputasi keuangan; dan kompetensi sesuai POJK PKK.
b. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris harus memiliki:
Persyaratan Direksi Dewan Komisaris
Pengetahuan di bidang perbankan yang
✔ ✔
memadai dan relevan dengan jabatan.
Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan ✔ ✔
dan/atau bidang keuangan. min. 2 tahun
Kemampuan melakukan pengelolaan strategis
✔
dalam rangka pengembangan BPR yang sehat.
21
Bab V Pokok Pengaturan:
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
B. Jabatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris
Selain penyelarasan dengan ketentuan POJK 27/2018 tentang PKK, dilakukan pula pemanfaatan sistem pelaporan OJK
untuk administrasi pelaporan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
1. Pengangkatan Direksi dan Komisaris 2. Penyampaian Laporan
1. Calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris wajib memperoleh a. Anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris:
persetujuan OJK sebelum menjalankan tindakan, tugas, dan fungsi dalam 1) mengundurkan diri;
jabatannya, dengan mengacu pada POJK PKK. 2) berhenti;
2. BPR menyelenggarakan RUPS pengangkatan paling lambat 60 Hari Kerja sejak 3) meninggal dunia;
tanggal persetujuan OJK.
4) mengalami perubahan jabatan;
3. Dalam hal BPR telah menyelenggarakan RUPS sebelum mendapatkan
persetujuan OJK, BPR dapat tidak menyelenggarakan RUPS kembali untuk 5) diangkat kembali,
menyetujui pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. BPR wajib menyampaikan laporan secara daring melalui sistem pelaporan OJK
4. BPR wajib melaporkan pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan pada periode laporan terdekat.
Komisaris secara daring melalui sistem pelaporan OJK, pada periode laporan b. Dalam hal anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris:
terdekat dari tanggal efektif pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota 1) diberhentikan oleh RUPS
Dewan Komisaris disertai dengan risalah RUPS dan bukti surat penerimaan 2) mengundurkan diri
pemberitahuan dari instansi yang berwenang.
3) meninggal dunia
4) dilarang menjadi anggota Direksi/anggota Dewan Komisaris oleh OJK
BPR wajib melakukan penggantian anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris
paling lambat 120 Hari Kerja.
22
Bab V Pokok Pengaturan:
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
C. Pejabat Eksekutif
Terdapat penyesuaian pengaturan mengenai pelaporan pengangkatan Pejabat Eksekutif (PE), yang dilakukan melalui
pemanfaatan sistem pelaporan OJK dan perubahan dokumen laporan pengangkatan.
1. Kewajiban Pelaporan 2. Penelitian oleh OJK
1. BPR wajib melaporkan setiap pengangkatan, perubahan, dan/atau 1. OJK melakukan penelitian terhadap laporan mengenai Pejabat Eksekutif.
pemberhentian Pejabat Eksekutif secara daring melalui sistem pelaporan OJK, 2. Dalam hal Pejabat Eksekutif tercantum dalam daftar tidak lulus, BPR wajib
pada periode laporan terdekat disertai dengan dokumen pendukung, berupa: memberhentikan Pejabat Eksekutif tersebut sejak tanggal pemberitahuan dari
a. fotokopi surat pengangkatan, SPK, atau surat pemberhentian; OJK.
b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; dan 3. Dalam hal Pejabat Eksekutif memiliki kredit macet dan/atau pembiayaan macet,
c. riwayat hidup. Pejabat Eksekutif yang bersangkutan harus menyelesaikan kredit macet
dan/atau pembiayaan macet dimaksud sesuai POJK PKPU.
d. pas foto terkini ukuran 4x6 cm.
2. Dalam hal sistem pelaporan OJK secara daring belum tersedia, BPR wajib
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara luring
paling lambat 10 Hari Kerja sejak tanggal efektif pengangkatan, perubahan,
dan/atau pemberhentian Pejabat Eksekutif.
23
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
A Aturan Umum Jaringan Kantor
24
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
A. Aturan Umum Jaringan Kantor BPR
Terdapat perubahan terkait wilayah pembukaan jaringan kantor, jumlah KC yang dapat dibuka oleh BPR, dan perlakuan
wilayah Jabodetabekkar, yang sebelumnya diatur dalam POJK 12/2016 mengenai Multilicense BPR.
1. Wilayah Pembukaan Jaringan Kantor 2. Penggabungan Wilayah Pembukaan Jaringan Kantor
Jumlah KC 1) Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kabupaten atau Kota Bogor, Kota Depok,
Wilayah Pembukaan
Kriteria yang Dapat Kabupaten atau Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten atau Kota
Jaringan Kantor
Dibuka Bekasi, dan Kabupaten Karawang dinyatakan sebagai satu wilayah provinsi untuk
1. Memenuhi modal inti minimum 1 wilayah provinsi keperluan perizinan pembukaan Jaringan Kantor BPR.
sesuai POJK KPMM BPR. yang sama dengan 2) Ketentuan pada angka 1) juga berlaku bagi pembukaan Jaringan Kantor BPR
provinsi kantor pusat. sebagai akibat penggabungan atau peleburan
BPR dapat
2. Modal inti minimum paling sedikit
dapat
Rp50 M; dan/atau
membuka
3. Memiliki pertimbangan tertentu Kantor Cabang
didukung analisis, a.l.: dalam jumlah
a. kantor pusat BPR berlokasi di 1 wilayah provinsi yang sesuai
perbatasan provinsi lain hingga kab./kota yang dengan
sehingga memiliki kedekatan berbatasan langsung kemampuan
jarak dengan provinsi lain yang dengan provinsi lokasi permodalan
didasarkan pada kemampuan kantor pusat. dan kebutuhan
rentang kendali dan tipologi bisnis BPR.
wilayah; atau
3. Pemekaran Wilayah
b. memiliki pasar yang didukung
oleh nasabah potensial. Dalam hal terjadi pemekaran wilayah yang menyebabkan Jaringan Kantor BPR
berada di wilayah provinsi yang berbeda dengan lokasi kantor pusat BPR, Jaringan
Kantor BPR tetap dapat beroperasi di wilayah semula.
25
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
B. Pembukaan Kantor Cabang
Penyesuaian persyaratan pembukaan Kantor Cabang dan penyederhanaan perizinan pembukaan Kantor Cabang
diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan BPR.
Persyaratan Pembukaan KC
a. Persyaratan pengajuan permohonan:
1) rencana pembukaan telah dicantumkan dalam RBB;
2) memiliki kondisi keuangan dan tingkat kesehatan
yang mampu mendukung pengembangan kegiatan
usaha BPR dan menyerap kemungkinan timbulnya Izin Pembukaan 30 Hari Kerja
kerugian usaha;
3) tidak terdapat pelanggaran ketentuan terkait dengan Penelitian Pemenuhan Persyaratan:
Laporan
BPR; Penelitian a. Penilaian thd dokumen
Persetujuan Izin Pembukaan pembukaan
4) memiliki teknologi informasi yang memadai; Kelengkapan permohonan;
Operasional KC KC KC secara
5) memenuhi kelengkapan struktur organisasi, susunan Dokumen b. Penilaian thd persyaratan
daring
sumber daya manusia, uraian tugas dan jabatan, serta permohonan.
standar operasional prosedur; dan 10 Hari Kerja 20 Hari Kerja 20 HK
6) memiliki infrastruktur dan sarana penunjang kegiatan utk perbaikan utk perbaikan
operasional. dokumen dokumen
b. Dokumen permohonan:
1) dokumen analisis potensi dan kelayakan pembukaan
Kantor Cabang; dan
2) bukti kesiapan operasional pembukaan Kantor
Cabang
26
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
B. Pembukaan Kantor Kas
Perluasan wilayah pembukaan Kantor Kas dan penyempurnaan kegiatan atau fungsi Kantor Kas diharapkan dapat
mendorong peningkatan akses layanan BPR bagi masyarakat.
1. Wilayah Pembukaan KK 2. Kegiatan KK
a. BPR dapat melakukan pembukaan Kantor Kas di a. melayani nasabah penyimpan seperti penerimaan setoran simpanan,
wilayah kabupaten atau kota yang: penarikan tabungan, pencairan deposito termasuk menerima permohonan
1) sama dengan kabupaten atau kota kantor pembukaan rekening simpanan baru; Kantor Kas dilarang melakukan
induk dari Kantor Kas; dan/atau b. membantu pelayanan kegiatan perkreditan, seperti menerima permohonan kegiatan pelayanan kas selain di
kredit, melakukan pencairan kredit yang telah disetujui kantor induk, dan atas, termasuk melakukan analisis
2) berbatasan langsung dengan kabupaten atau dan membuat keputusan dalam
kota kantor induk dari Kantor Kas terdekat. menerima pembayaran angsuran kredit;
proses penyediaan dana atau
b. BPR dapat melakukan pembukaan Kantor Kas c. menerima titipan dana untuk pelayanan jasa pembayaran tagihan; pemberian kredit kepada
pada lokasi selain yang dimaksud pada huruf a d. menyimpan uang kas sepanjang memiliki infrastruktur penyimpanan dan nasabah
berdasarkan pertimbangan tertentu, sepanjang pengamanan yang memadai; dan/atau
berlokasi dalam batas wilayah pembukaan e. kegiatan lain untuk mendukung fungsi Kantor Kas, melalui mekanisme
Jaringan Kantor. pelaporan kepada OJK.
27
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
B. Pembukaan Kegiatan Pelayanan Kas
Perluasan wilayah pembukaan Kantor Kas dan penyempurnaan kegiatan atau fungsi Kantor Kas diharapkan dapat
mendorong peningkatan akses layanan BPR bagi masyarakat.
1. Wilayah Kas Keliling dan Titik Pembayaran 2. Kegiatan Kas Keliling dan Titik Pembayaran
Kas Keliling dan Titik Pembayaran dapat dilakukan dalam a. Kas Keliling dilarang melakukan kegiatan usaha selain dari:
wilayah kabupaten atau kota yang: 1) menerima angsuran kredit;
a. sama dengan kantor induk dari Kas Keliling dan Titik 2) menerima permohonan pembukaan rekening simpanan baru termasuk setoran tabungan nasabah;
Pembayaran; dan
3) melayani penarikan tabungan bagi nasabah sesuai kewenangan yang diberikan kantor induk; dan
b. berbatasan langsung dengan kabupaten atau kota
4) menerima titipan dana untuk pelayanan jasa pembayaran tagihan.
kantor induk dari Kas Keliling dan Titik Pembayaran.
b. Titik Pembayaran dilarang melakukan kegiatan usaha selain pelayanan pembayaran atau penerimaan
pembayaran melalui perjanjian dengan pihak lain pada suatu lokasi tertentu
3. Kegiatan Pameran
a. Kegiatan pameran yang dilakukan BPR yang akan melakukan kegiatan pameran harus memenuhi
untuk promosi dan tidak bersifat persyaratan sebagai berikut: BPR wajib menggabungkan laporan keuangan
permanen merupakan kegiatan yang Kantor Kas, Kas Keliling, dan Titik Pembayaran
a. dilakukan dalam jangka waktu kurang dari 20 (dua puluh) Hari Kerja;
tidak termasuk ke dalam Kas Keliling dengan laporan keuangan kantor pusat atau
b. kegiatan pameran dimaksud dilaporkan kepada Otoritas Jasa Kantor Cabang yang menjadi kantor induknya
dan Titik Pembayaran Keuangan paling lambat 3 (tiga) Hari Kerja sebelum pelaksanaan pada Hari Kerja yang sama.
b. BPR dalam kegiatan pameran kegiatan;
dilarang melakukan layanan selain: BPR wajib menyampaikan laporan penggunaan
c. terdapat pegawai kantor pusat atau Kantor Cabang BPR yang PPE dan setiap penambahan PPE yang dikelola
1) mempromosikan produk BPR menjadi penanggung jawab dari pelayanan pembukaan rekening sendiri oleh BPR secara daring melalui sistem
yang bersangkutan; simpanan yang dilakukan selama kegiatan pameran; dan pelaporan OJK pada periode laporan terdekat.
2) melayani pembukaan rekening d. tersedianya kebijakan dan prosedur internal termasuk mekanisme
simpanan baru; dan pelayanan pembukaan rekening simpanan yang dilakukan selama
3) melayani permohonan kredit. kegiatan pameran.
28
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
C. Pemindahan Alamat Jaringan Kantor
Percepatan perizinan pemindahan alamat KP/KC diperlukan untuk mempercepat dan mendukung kelangsungan bisnis
BPR. Selain itu diperlukan penyederhanaan pelaporan pemindahan KK untuk mengurangi jumlah laporan individual.
1. Pemindahan KP/KC 2. Pemindahan KK, Titik Pembayaran, dan PPE
BPR yang mengajukan pemindahan alamat kantor pusat dan/atau Kantor a. BPR harus mencantumkan rencana pemindahan alamat KK dalam RBB.
Cabang harus memenuhi persyaratan: b. BPR yang melakukan pemindahan Titik Pembayaran dan lokasi PPE harus sesuai
a. rencana pemindahan alamat kantor pusat dan/atau Kantor Cabang telah dengan POJK RBB.
dicantumkan dalam RBB; c. BPR wajib mengumumkan pelaksanaan pemindahan alamat Kantor Kas pada
b. modal disetor pendirian BPR di zona kantor pusat BPR yang baru, dalam papan pengumuman di seluruh kantor BPR yang bersangkutan dan surat kabar
hal pemindahan alamat kantor pusat dilakukan ke zona dengan harian lokal, media massa elektronik, dan/atau situs web BPR paling lambat 10
persyaratan modal disetor pendirian BPR yang lebih tinggi dari zona Hari Kerja sebelum tanggal pelaksanaan pemindahan alamat Kantor Kas.
kantor pusat BPR semula; dan d. BPR wajib menyampaikan laporan pemindahan alamat Kantor Kas, Titik
c. menyelesaikan atau mengalihkan tagihan dan kewajiban kantor pusat Pembayaran, dan lokasi PPE secara daring melalui sistem pelaporan OJK pada
dan/atau Kantor Cabang. periode laporan terdekat.
29
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
D. Pembukaan/Penutupan Sementara Jaringan Kantor
Diperlukan penegasan mengenai penetapan hari dan jam kerja operasional BPR, serta periode cuti bersama sebagai
bagian dari hari libur.
1. Pembukaan di Luar Hari Operasional 2. Penutupan Sementara
1. BPR harus menetapkan hari dan jam kerja operasional kantor BPR. 1. BPR dapat melakukan penutupan sementara kantor BPR di luar hari libur
2. Kantor BPR dapat melakukan kegiatan operasional pada hari dan waktu tertentu di resmi dengan alasan tertentu, paling banyak 5 Hari Kerja dalam 1 tahun
luar hari dan jam kerja operasional, serta pada hari libur nasional. takwim.
3. Dalam hal BPR akan melakukan kegiatan operasional di luar hari dan jam kerja 2. BPR wajib mengumumkan tanggal penutupan sementara kantor BPR di luar
operasional, BPR wajib menyampaikan laporan rencana BPR dan/atau sebagian hari libur resmi kepada masyarakat pada papan pengumuman yang ditutup
kantor BPR kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja sebelum pelaksanaan kegiatan sementara paling lambat 5 Hari Kerja sebelum tanggal penutupan sementara.
operasional. 3. BPR wajib menyampaikan laporan rencana penutupan sementara kantor BPR
4. Dalam hal BPR melakukan kegiatan operasional di luar hari dan jam kerja operasional, di luar hari libur resmi kepada OJK paling lambat 5 Hari Kerja sebelum
serta pada hari libur nasional berdasarkan keputusan pemerintah yang menyebabkan pelaksanaan penutupan sementara, disertai bukti pengumuman.
tidak terpenuhinya batas waktu laporan rencana, BPR wajib menyampaikan laporan 4. BPR wajib menyampaikan laporan pembukaan kembali kantor paling lambat 3
kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja setelah pelaksanaan kegiatan operasional. Hari Kerja sejak tanggal pembukaan.
Ilustrasi: Ilustrasi:
Batas
pelaporan
Batas
pelaporan
Tanggal
Tanggal penutupan
pembukaan
30
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
E. Perubahan Status Jaringan Kantor
Penyesuaian status jaringan kantor diperlukan untuk memberikan kemudahan bagi BPR dalam melakukan peningkatan
kualitas pelayanan BPR kepada masyarakat.
1. Peningkatan KK menjadi KC 2. Penurunan KC menjadi KK
a. Persyaratan permohonan izin: a. BPR mengajukan permohonan rencana penurunan status
1) memiliki kondisi keuangan dan TKS yang mendukung pengembangan kegiatan usaha BPR dan Kantor Cabang menjadi Kantor Kas menyampaikan:
menyerap kemungkinan timbulnya kerugian usaha; 1) alasan penurunan status kantor;
2) tidak terdapat pelanggaran ketentuan terkait dengan BPR; 2) bukti penyelesaian atau pengalihan tagihan Kantor
3) memenuhi kelengkapan struktur organisasi dan SOP; dan Cabang kepada nasabah dan pihak lainnya; dan
4) melengkapi infrastruktur dan sarana penunjang kegiatan operasional. 3) bukti kesiapan operasional Kantor Kas.
b. Dokumen permohonan: b. OJK memproses permohonan dan memberikan
penegasan paling lama 20 Hari Kerja sejak permohonan
1) dokumen analisis pertimbangan peningkatan status kantor meliputi:
diterima secara lengkap.
a) proyeksi keuangan Kantor Cabang dalam 12 bulan, termasuk rencana penghimpunan dana dan
c. BPR yang memperoleh penegasan penurunan status
penyaluran kredit; dan
Kantor Cabang menjadi Kantor Kas wajib melakukan
b) produk dan layanan, termasuk strategi promosi/pendekatan terhadap pasar; pembukaan Kantor Kas paling lambat 20 Hari Kerja sejak
2) bukti kesiapan operasional Kantor Cabang. tanggal penegasan dari OJK.
d. BPR wajib mengumumkan kepada masyarakat paling
Izin Peningkatan 30 Hari Kerja lambat 5 Hari Kerja sejak tanggal penegasan dari OJK.
e. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penurunan
Penelitian Penelitian Pemenuhan Persyaratan: Laporan status Kantor Cabang menjadi Kantor Kas secara daring
Persetujuan Izin Pembukaan
Kelengkapan a. Penilaian thd dokumen; pembukaan melalui sistem pelaporan OJK, pada periode laporan
Operasional KC KC
Dokumen b. Penilaian thd persyaratan. secara daring terdekat disertai dengan bukti pengumuman.
10 Hari Kerja 20 Hari Kerja 20 HK
utk perbaikan utk perbaikan
dokumen dokumen
31
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
F. Penutupan Jaringan Kantor
Penyempurnaan proses administrasi perizinan penutupan jaringan kantor, terutama KC, berupa kesempatan bagi BPR
untuk memperbaiki dokumen permohonan penutupan KC.
1. Penutupan Kantor Cabang 2. Penutupan Kantor Kas dan Keg Pelayanan Kas
a. BPR wajib memperoleh persetujuan untuk melakukan penutupan KC. a. BPR harus mencantumkan rencana penutupan Kantor Kas dan
b. BPR harus mencantumkan rencana penutupan Kantor Cabang dalam RBB. Kegiatan Pelayanan Kas dalam RBB.
c. OJK memproses permohonan dan memberikan persetujuan/penolakan atas permohonan b. BPR wajib mengumumkan rencana penutupan Kantor Kas dan
penutupan Kantor Cabang paling lama 10 Hari Kerja setelah: Kegiatan Pelayanan Kas kepada masyarakat pada papan
1) permohonan beserta dokumen diterima secara lengkap; dan pengumuman di Kantor Kas yang bersangkutan dan kantor BPR yang
menjadi induk dari Kantor Kas tersebut paling lambat 10 Hari Kerja
2) seluruh kewajiban telah diselesaikan.
sebelum tanggal penutupan.
d. Izin operasional Kantor Cabang yang sebelumnya diberikan menjadi tidak berlaku terhitung
c. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penutupan Kantor Kas
sejak tanggal persetujuan penutupan Kantor Cabang.
dan Kegiatan Pelayanan Kas secara daring melalui sistem pelaporan
OJK, pada periode laporan terdekat disertai bukti pengumuman.
Persetujuan 10 Hari Kerja
32
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
G. Jaringan Kantor pada saat Keadaan Kahar
Keadaan kahar seperti bencana alam atau kondisi pandemik seperti saat ini yang dapat mengganggu operasional
jaringan kantor, perlu disikapi dengan ketentuan khusus mengenai perlakuan jaringan kantor pada saat keadaan kahar.
1. Pemindahan Sementara Alamat Jaringan Kantor
a. BPR wajib mengumumkan pemindahan sementara kepada masyarakat paling lambat 10 Hari Kerja setelah terjadi keadaan kahar.
b. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pemindahan sementara alamat Jaringan Kantor kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja
setelah dilakukan pemindahan alamat Jaringan Kantor disertai dengan bukti pengumuman.
c. BPR wajib mengumumkan pemindahan kembali ke lokasi semula paling lambat 10 Hari Kerja sebelum tanggal pemindahan.
Keadaan kahar yaitu d. BPR wajib menyampaikan laporan pemindahan kembali Jaringan Kantor ke lokasi semula kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja sejak
keadaan bencana yang tanggal pemindahan disertai dengan bukti pengumuman.
tidak dapat dihindari
terdiri atas: 2. Pemindahan Alamat Jaringan Kantor (Permanen)
a. bencana alam; a. BPR wajib mengumumkan pemindahan alamat Jaringan Kantor kepada masyarakat paling lambat 5 Hari Kerja sebelum pemindahan.
b. bencana nonalam;
b. BPR menyampaikan laporan pemindahan alamat karena keadaan kahar, disertai dengan dokumen yang meliputi:
dan/atau
c. bencana sosial, 1) bukti penyelesaian atau pengalihan tagihan dan kewajiban kantor pusat dan/atau Kantor Cabang;
yang dibenarkan oleh 2) salinan akta perubahan anggaran dasar, dalam hal dilakukan pemindahan alamat kantor pusat;
pejabat instansi yang 3) bukti kesiapan kantor pusat dan/atau Kantor Cabang termasuk sarananya; dan
berwenang dan/atau 4) bukti pengumuman
dapat diverifikasi
c. BPR wajib menyampaikan laporan pemindahan alamat Jaringan Kantor paling lambat 20 Hari Kerja setelah pelaksanaan pemindahan.
kebenarannya oleh OJK.
3. Penutupan Sementara Jaringan Kantor
a. BPR wajib mengumumkan tanggal penutupan Jaringan Kantor sementara paling lambat 5 Hari Kerja setelah terjadi keadaan kahar.
b. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penutupan sementara Jaringan Kantor kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja setelah
pelaksanaan penutupan sementara Jaringan Kantor, disertai dengan bukti pengumuman.
c. BPR wajib menyampaikan laporan pembukaan kembali Jaringan Kantor kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja sejak tanggal pembukaan
Jaringan Kantor.
33
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
34
Bab VII
Perubahan Nama
Pokok Pengaturan:
dan Badan
Hukum A. Perubahan Nama
Penyesuaian mekanisme perubahan nama dari sebelumnya persetujuan menjadi penegasan.
Perubahan Nama
a. Perubahan nama BPR harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. BPR yang melakukan perubahan nama wajib mempersiapkan:
1) penyesuaian penulisan nama pada papan nama, dokumen, formulir, sesuai nama baru;
2) persediaan bilyet deposito, buku tabungan, formulir sesuai nama baru BPR.
c. BPR yang telah memperoleh persetujuan perubahan anggaran dasar terkait penggunaan
nama baru dari instansi yang berwenang wajib:
a. mengumumkan perubahan nama kepada masyarakat, paling lambat 10 Hari Kerja sejak
tanggal persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang; dan
b. mengajukan permohonan penegasan penggunaan izin usaha BPR dengan nama baru
kepada OJK paling lambat 5 Hari Kerja sejak pengumuman perubahan nama.
35
Bab VII
Perubahan Nama
Pokok Pengaturan:
dan Badan
Hukum B. Perubahan Bentuk Badan Hukum
Terdapat perbaikan mekanisme perizinan dan permintaan perbaikan dokumen persyaratan.
1. Persetujuan Prinsip 2. Persetujuan Pengalihan Izin Usaha
a. BPR mengajukan permohonan dilampiri: a. BPR mengajukan permohonan dilampiri:
1) notulen RUPS; 1) salinan akta pendirian badan hukum baru yang memuat anggaran dasar;
2) alasan perubahan bentuk badan hukum BPR; 2) data kepemilikan, jika terjadi perubahan;
3) rancangan akta pendirian badan hukum baru yang memuat anggaran 3) daftar calon Direksi dan calon Dewan Komisaris, jika terjadi penggantian;
dasar; 4) salinan akta berita acara yang dibuat dalam akta notariil mengenai pengalihan
4) rencana pengalihan seluruh hak dan kewajiban dari badan hukum lama seluruh hak dan kewajiban kepada badan hukum baru;
kepada badan hukum baru; 5) risalah RUPS yang menyetujui perubahan bentuk badan hukum dan pembubaran
5) data kepemilikan disertai dengan dokumen pendukung; dan badan hukum lama jika terdapat perubahan keputusan RUPS; dan
6) daftar calon Direksi dan calon Dewan Komisaris, jika terjadi perubahan. 6) contoh formulir atau warkat yang akan digunakan oleh badan hukum baru.
b. OJK memproses permohonan dan memberikan persetujuan atau penolakan b. OJK memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan pengalihan izin usaha
atas permohonan persetujuan prinsip paling lama 20 Hari Kerja sejak dari badan hukum lama kepada badan hukum baru paling lama 20 Hari Kerja sejak
permohonan berikut dokumen yang dipersyaratkan diterima secara lengkap. permohonan beserta dokumen yang dipersyaratkan diterima secara lengkap
a. Pengumuman;
b. Penggantian
Penelitian Persetujuan Penelitian Laporan
Penelitian Pemenuhan Penelitian Pemenuhan penulisan nama;
Kelengkapan Prinsip berlaku Kelengkapan Persetujuan mengenai bukti
Persyaratan Persyaratan c. Penggunaan
Dokumen 120 Hari Kerja Dokumen pengumuman.
badan hukum
baru pada form;
10 Hari Kerja 20 Hari Kerja 10 Hari Kerja 10-20 HK 10 HK
utk perbaikan utk perbaikan utk perbaikan
36
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab III Bab IV A Kriteria BPR yang dapat Mengajukan Self Liquidation
Perizinan Pendirian Kepemilikan dan
BPR Perubahan Modal
Bab V
Bab VI
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
Jaringan Kantor B Permohonan Persetujuan Persiapan Self Liquidation
37
Bab IX
Cabut Izin Usaha
Pokok Pengaturan:
atas Permintaan
PS Pencabutan Izin Usaha atas Permintaan Pemegang Saham (Self Liquidation)
Perbaikan persyaratan untuk memperkuat komitmen pemegang saham dan kepastian penyelesaian proses self liquidation.
Kriteria 1. Persetujuan Persiapan Pencabutan Izin Usaha Dalam hal: 2. Keputusan SL
a. BPR dapat mengajukan a. BPR tidak dapat
BPR mengajukan permohonan dilampiri: BPR mengajukan permohonan
SL sepanjang tidak menyelesaikan
a. berita acara RUPS memuat: dilampiri:
dalam kondisi BDPK; seluruh kewajiban
1) rencana pencabutan izin usaha dan persetujuan pembubaran dalam waktu 6 a. laporan dan bukti penghentian
b. BPR dalam kondisi BDPI, badan hukum; bulan; dan/atau kegiatan usaha & penyelesaian
namun permohonan kewajiban BPR;
2) perintah kepada Direksi untuk menyelesaikan kewajiban BPR; dan b. BPR memenuhi
disampaikan paling b. bukti pengumuman;
lambat 6 bulan sebelum 3) komitmen penempatan dana escrow. kriteria ditetapkan
b. alasan self liquidation; dalam pengawasan c. laporan hasil audit kantor
jangka waktu atau
khusus, akuntan publik atas laporan
perpanjangan jangka c. rencana penyelesaian kewajiban BPR serta proyeksi arus kas BPR min.
posisi keuangan akhir;
waktu pengawasan 6 bulan ke depan dan bukti penempatan dana escrow. persetujuan persiapan
intensif berakhir. pencabutan izin usaha d. laporan posisi keuangan akhir
d. laporan keuangan terakhir, disertai proyeksi laporan keuangan
yang telah diberikan BPR; dan
sampai dengan laporan posisi keuangan tanggal penutupan; dan
dinyatakan batal dan e. surat pernyataan dari pemegang
e. bukti penyelesaian pajak dan kewajiban lain kepada negara. tidak berlaku saham BPR
38
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
39
Bab X
Pokok Pengaturan:
Sanksi
Ketentuan Lain-Lain
Dalam kondisi pandemik dan penerapan physical disctancing, pelaksanaan PKK dalam beberapa proses perizinan
kelembagaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan sarana TI. Selain itu diperlukan penegasan mengenai kewenangan
OJK terhadap aspek pengaturan kelembagaan BPR.
1. Pelaksanaan PKK 2. Kewenangan OJK
Pelaksanaan presentasi atau pemaparan oleh calon PSP dan/atau klarifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dapat menetapkan kebijakan yang berbeda berdasarkan
calon anggota Direksi dan/atau calon anggota Dewan Komisaris pada saat penilaian pertimbangan tertentu mengenai pelaksanaan mekanisme, persyaratan, dan/atau
kemampuan dan kepatutan dapat dilakukan melalui tatap muka secara langsung jangka waktu terkait pengaturan kelembagaan BPR selain yang diatur dalam
atau melalui sarana teknologi informasi. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
40
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
A Ketentuan Peralihan
Bab V
Bab VI
Direksi, Dewan
Jaringan Kantor
Komisaris, dan PE
B Penutup
Bab VII Bab VIII
Perubahan Nama Perubahan Prinsip
dan Badan Hukum Kegiatan Usaha
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
41
Bab XI Pokok Pengaturan: Bab XII
Ketentuan Ketentuan
Peralihan
Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup Penutup
42
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab V
Direksi, Dewan
Bab VI B Pelanggaran Bersifat Signifikan
Jaringan Kantor
Komisaris, dan PE
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
43
Pokok Pengaturan:
Sanksi
Terdapat penyesuaian mengenai pengenaan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan penyederhanaan pengelompokkan sanksi administratif.
1. Pelanggaran Umum 2. Pelanggaran Bersifat Signifikan 3. Pelanggaran Penyampaian Laporan
a. Sanksi administratif berupa teguran a. Sanksi administratif berupa teguran tertulis. a. BPR yang terlambat menyampaikan laporan atau bukti
tertulis. b. Dalam hal BPR telah dikenai sanksi administratif berupa pengumuman dikenai sanksi administratif berupa denda
b. Dalam hal BPR telah dikenai sanksi teguran tertulis, BPR tetap tidak memenuhi ketentuan, sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per Hari Kerja
administratif berupa teguran tertulis, BPR dapat dikenai sanksi administratif berupa: dan paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
tetap tidak memenuhi ketentuan, dapat 1) penurunan tingkat kesehatan BPR satu predikat; b. BPR yang telah dikenai sanksi administratif berupa
dikenai sanksi administratif berupa denda tetap menyampaikan laporan.
2) larangan melakukan ekspansi kegiatan usaha
penurunan tingkat kesehatan BPR satu dan/atau jaringan kantor;
predikat.
3) penghentian sementara sebagian kegiatan
operasional BPR; dan/atau
4) penundaan hak menerima dividen bagi pemegang
saham.
44
3
Diskusi
45
Teurimong Gaséh Makaseh Tarima Kasih
Mauliate
Tarimo Kasi Tampiaseh
Terima kasih
Amanai
Penyangkalan: Materi yang disajikan merupakan pokok pengaturan dalam RPOJK tentang BPR. Ketentuan yang berlaku dan menjadi acuan adalah POJK yang telah diundangkan. 46
Sosialisasi Pokok Ketentuan
1 Latar Belakang
2 Pokok Pengaturan
3 Diskusi
1
Latar Belakang
3
Latar Belakang
Perubahan POJK No.20/POJK.03/2014 tentang BPR terutama dilakukan terhadap 6 aspek kelembagaan BPR
dalam rangka penataan dan penguatan sekaligus mendukung kebijakan konsolidasi industri BPR.
💡 Rasionalisasi Perubahan POJK 🏆 Tujuan Perubahan
Evaluasi kebijakan terhadap jaringan kantor BPR di era digital Penataan Kelembagaan dan
dan perizinan dalam kondisi kahar. Penguatan BPR
4
2
Pokok Pengaturan
5
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
POJK No.20/POJK.03/2014
Bab III
Perizinan Pendirian
Bab IV
Kepemilikan dan
104 tentang
BPR Perubahan Modal
pasal Bank Perkreditan Rakyat
SEOJK No.16/POJK.03/2015
Bab V
Direksi, Dewan
Bab VI
Jaringan Kantor
358 tentang
Komisaris, dan PE halaman Bank Perkreditan Rakyat
POJK
Bab IX
Bab X
154 276 tentang
CIU atas Permintaan pasal halaman*) Bank Perkreditan Rakyat
Ketentuan Lain-Lain
PSP
6
Bab I Pokok Pengaturan:
Ketentuan
Umum
Ketentuan Umum
Beberapa istilah dalam POJK ini secara umum tidak mengalami perubahan substansi dibandingkan POJK sebelumnya
Bank Pekreditan Rakyat (BPR) Jaringan Kantor Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Bank Umum Konvensional (BUK) Kantor Cabang (KC) Pemegang Saham Pengendali (PSP)
Titik Pembayaran
Hari Kerja
7
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab VII Bab VIII B Modal Disetor dan Zona Pendirian BPR
Perubahan Nama Perubahan Prinsip
dan Badan Hukum Kegiatan Usaha
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
8
Bab II
Pokok Pengaturan:
Pendirian BPR
A. Jenis Pendirian dan Badan Hukum BPR
Sejumlah ketentuan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan mengharuskan adanya penyesuaian terhadap
pengaturan mengenai jenis pendirian dan bentuk badan hukum BPR
1. Jenis Pendirian BPR 2. Pendiri dan Pemilik BPR 3. Bentuk Badan Hukum BPR
BPR didirikan berdasarkan: BPR didirikan dan dimiliki oleh Bentuk badan hukum BPR dapat berupa:
a. Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda);
a Permohonan oleh calon PSP; a Warga negara Indonesia;
b. Perusahaan Umum Daerah (Perumda);
WNI
c. Koperasi; dan/atau
Perubahan izin usaha BUK Badan hukum Indonesia yang d. Perseroan Terbatas.
b menjadi izin usaha BPR; b seluruh pemiliknya WNI; dan/atau
Bentuk badan hukum huruf a dan huruf b termasuk bagi
Jika BHI diajukan menjadi calon BPR berbadan hukum perusahaan daerah yang belum
Perubahan izin usaha LKM
c menjadi izin usaha BPR.
PSP, harus telah beroperasi menyesuaikan menjadi Perumda atau Perseroda
dalam jangka waktu sesuai BHI BPR
POJK PKK; 4. Anggaran Dasar BPR
Pelaksanaan sesuai peraturan
perundang-undangan mengenai OJK dapat menetapkan jangka
transformasi LKM menjadi BPR. waktu operasional badan hukum 1) BPR harus memiliki anggaran dasar yang memenuhi persyaratan
yang berbeda, berdasarkan anggaran dasar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
pertimbangan tertentu. undangan dan memuat pernyataan untuk:
a. penambahan modal disetor yang mengakibatkan perubahan
c Pemerintah daerah. PSP;
Pemda
b. perubahan kepemilikan saham yang mengakibatkan perubahan
PSP; dan
c. pengangkatan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris,
berlaku setelah mendapatkan persetujuan dari OJK
2) BPR yang belum memenuhi ketentuan pada ayat (1) wajib
menyesuaikan cakupan anggaran dasar pada saat RUPS yang
dilaksanakan pertama kali setelah berlakunya POJK ini.
9
Bab II
Pokok Pengaturan:
Pendirian BPR
B. Modal Disetor dan Zona Pendirian BPR
Penyesuaian zonasi dan modal disetor pendirian BPR baru oleh calon PSP dalam mendukung penguatan industri dan
konsolidasi industri BPR.
1. Modal Disetor dan Zona Pendirian 2. Penempatan Modal Disetor
Modal disetor pendirian BPR berdasarkan permohonan oleh calon PSP 1) Modal disetor harus ditempatkan dalam bentuk deposito pada bank
ditetapkan paling sedikit: umum atau BPR lain atas nama “Dewan Komisioner OJK q.q. (nama calon
pemegang saham dan/atau PSP BPR)” dengan keterangan untuk pendirian
Zona Provinsi Modal Disetor BPR yang bersangkutan dan pencairannya hanya dapat dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan dari OJK.
Provinsi di Pulau Jawa;
1 Bali.
Rp100 Miliar 2) Penempatan modal disetor dalam bentuk deposito dilakukan secara
penuh sebesar jumlah modal disetor yang dipersyaratkan sesuai zona
Provinsi di Pulau Sumatera; pada saat pengajuan permohonan persetujuan prinsip pendirian BPR
Provinsi di Pulau Kalimantan;
2 Sulsel dan Sulteng
Rp50 Miliar
Persetujuan Prinsip Izin Usaha
NTB.
Gorontalo, Sulut, Sultra, dan Sulbar; Penelitian atas penempatan
Maluku dan Maluku Utara; modal disetor pendirian sebesar 100%
3 Papua dan Papua Barat;
Rp25 Miliar
NTT. 3) Modal disetor pendirian BPR wajib digunakan untuk modal kerja paling
sedikit 50%.
OJK berwenang menetapkan jumlah modal disetor BPR yang lebih tinggi dari
pada jumlah modal disetor tsb, dengan pertimbangan:
a. perkembangan perekonomian daerah;
b. perubahan jumlah dan kinerja LJK;
c. kelangsungan pengembangan kegiatan usaha BPR; dan/atau
d. penyelarasan dengan kebijakan pemerintah.
Peta Zonasi
10
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab VII Bab VIII B Perubahan Izin Usaha BUK Menjadi Izin Usaha BPR
Perubahan Nama Perubahan Prinsip
dan Badan Hukum Kegiatan Usaha
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
11
11
Bab III Pokok Pengaturan:
Perizinan
Pendirian BPR
A. Permohonan Pendirian BPR
Perbaikan perizinan pendirian BPR meliputi penyesuaian jangka waktu serta penelitian terhadap LJK lain yang dimiliki
oleh calon PSP baik terhadap kinerja keuangan maupun pemenuhan ketentuan.
1. Mekanisme Perizinan Pendirian BPR 2. Kewajiban setelah Memperoleh Izin Usaha 3. Pencantuman Nama BPR
a. Jangka waktu: a. Melakukan kegiatan usaha paling lambat 40 Hari Kerja BPR yang telah mendapatkan izin usaha dari OJK
Persetujuan Prinsip 30 Hari Kerja sejak tanggal izin usaha. Dalam hal tidak melaksanakan dapat mencantumkan kata “Bank” di depan nama BPR
kegiatan usaha dalam jangka waktu tsb, izin usaha yang dan wajib diikuti dengan bentuk badan hukum dan
Izin Usaha 20 Hari Kerja.
diberikan batal dan tidak berlaku. frasa “Bank Perkreditan Rakyat” atau disingkat “BPR”.
b. Penelitian terhadap kinerja keuangan dan
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan usaha paling lambat
pemenuhan ketentuan pada BPR dan/atau LJK Kata “Bank” di depan nama BPR, bentuk badan hukum, dan
10 Hari Kerja sejak tanggal pelaksanaan.
lain yang dimiliki calon PSP. frasa “Bank Perkreditan Rakyat” atau disingkat “BPR”
c. BPR dinyatakan tidak melakukan kegiatan usaha dalam dicantumkan secara jelas, antara lain pada papan nama,
hal memenuhi kriteria: kop surat, sarana publikasi yang digunakan, buku
1) tidak aktif melakukan kegiatan usaha berupa tabungan, bilyet deposito, dan warkat pembukuan. Contoh:
penghimpunan dan penyaluran dana; Bank Sinar
2) tidak memberikan layanan perbankan pada hari dan PT BPR Sinar Sejahtera Sentosa
jam kerja operasional BPR.
12
Bab III Pokok Pengaturan:
Perizinan
Pendirian BPR
B. Perubahan Izin Usaha BUK Menjadi Izin Usaha BPR
BUK dapat memperoleh izin usaha sebagai BPR dengan melakukan perubahan bentuk dan kegiatan usaha,
baik berdasarkan: inisiatif dari BUK (voluntary) atau keputusan OJK (mandatory).
Status sebagai BUK Status sebagai BPR
1. 2. 30 Hari Kerja 3. 4. 5.
Permohonan disertai dokumen persiapan dan a. Pelaksanaan RUPS maks.
rencana tindak mengenai: Khusus
OJK mencabut 2 bulan dan perubahan
Mandatory: Pelaporan
a. rancangan akta perubahan AD termasuk OJK melakukan: izin usaha BUK.1) AD dari instansi OJK
Penyampaian setelah
perubahan status Perusahan Tbk menjadi a. Penelitian dokumen berwenang. memantau
rencana penetapan
persero yang tertutup; persiapan dan b. Penyesuaian seluruh pemenuhan
tindak sbgm status
b. penghentian kegiatan usaha yang tidak rencana tindak; dan bentuk dan keg. usaha ketentuan
angka 1 maks sebagai
diperkenankan bagi BPR; dan b. PKK. OJK memberikan sesuai dengan rencana BPR.
10 HK sejak BPR.4)
c. penyesuaian jenis dan wilayah jaringan izin usaha BPR.2) tindak yang
tanggal KDK.
kantor yang tidak diperkenankan bagi BPR. disampaikan maks. 1 th3)
Catatan Kaki:
1) Dalam hal dilakukan secara mandatory, keputusan 2) Salinan KDK 3) OJK dapat 4) Laporan setelah penetapan status sebagai BPR:
diberikan setelah OJK mengenakan sanksi disampaikan menetapkan batas a) Laporan realisasi pelaksanaan rencana tindak setiap bulan paling lambat pada
administratif dan penetapan kewajiban untuk kepada Bank waktu yang tanggal 10 pada bulan berikutnya.
menyesuaikan bentuk dan kegiatan usaha sesuai: Indonesia dan berbeda b) Laporan pelaksanaan RUPS paling lambat 10 hk sejak tanggal RUPS;
POJK Konsolidasi Bank Umum dan/atau LPS. berdasarkan c) Laporan perubahan Anggaran Dasar dari instansi berwenang paling lambat 10 HK
POJK Perintah Tertulis untuk Penanganan pertimbangan sejak tanggal persetujuan perubahan AD;
Permasalahan Bank. tertentu. d) Laporan pengumuman kepada masyarakat paling lambat 10 hk sejak tanggal
pengumuman.
13
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
14
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal A. Ketentuan Umum Kepemilikan
Pemilik BPR mempunyai peran penting dalam mendukung bisnis BPR sehingga diperlukan penyempurnaan ketentuan yang
berkaitan dengan pemilik BPR, terutama pemilik berbadan hukum.
1. Keberadaan PSP dan Sumber Dana 3. Persyaratan Pemilik BPR
1. Setiap BPR wajib memiliki paling sedikit 1 pemegang Pemilik BPR harus memenuhi persyaratan: 1. Dalam hal OJK mendapatkan informasi
saham dengan persentase kepemilikan saham paling a. berakhlak dan moral yang baik; bahwa pemegang saham tidak
sedikit 25% sesuai dengan POJK PKK. b. berkomitmen untuk mematuhi ketentuan peraturan memenuhi persyaratan dalam huruf a,
2. Sumber dana untuk kepemilikan BPR dilarang: perundang-undangan; huruf e, huruf i, dan/atau terkait
a. berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan sumber dana, pemegang saham wajib
c. berkomitmen terhadap pengembangan BPR yang sehat;
dalam bentuk apapun dari bank dan/atau pihak mengalihkan seluruh kepemilikan
d. berkemampuan keuangan yang dapat mendukung saham dalam batas waktu paling
lain, kecuali sumber dana tersebut berasal dari perkembangan bisnis BPR;
APBD; dan/atau lambat 1 (satu) tahun sejak tanggal
e. tidak termasuk dalam DTL, daftar terduga teroris dan keputusan Otoritas Jasa Keuangan
b. berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang organisasi teroris, dan daftar pendanaan proliferasi senjata yang menetapkan pemegang saham
dan/atau pendanaan terorisme maupun proliferasi pemusnah massal; tersebut tidak memenuhi persyaratan
senjata pemusnah massal.
f. berkomitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulang sebagai pemegang saham BPR.
perbuatan dan/atau tindakan sesuai dengan POJK PKPU; 2. Pemegang saham BPR yang ditetapkan
2. Pemilik Berbadan Hukum
g. tidak memiliki kredit macet dan/atau pembiayaan macet; berdasarkan keputusan OJK tidak
1) Pemilik BPR berbadan hukum harus : h. tidak menjadi pengendali, anggota direksi, atau anggota memenuhi persyaratan angka 1 maka:
a. dinyatakan sebagai badan hukum berdasarkan dewan komisaris dari badan hukum yang mempunyai kredit a. tidak diakui kepemilikan sahamnya;
peraturan perundang-undangan; dan macet dan/atau pembiayaan macet; dan/atau dan
b. memiliki anggaran dasar yang mengatur mengenai i. tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi b. tidak diperhitungkan hak suaranya
kepengurusan, permodalan atau pendanaan, serta pemegang saham, anggota direksi, atau anggota dewan dalam kuorum RUPS,
maksud dan tujuan pendirian badan hukum sesuai komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu sejak tanggal keputusan OJK.
peraturan perundang-undangan. perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan
2) BPR wajib menyampaikan kepada OJK laporan pengadilan dalam waktu 5 tahun terakhir sebelum
keuangan tahunan badan hukum pemilik paling lambat dicalonkan.
akhir bulan Juni setelah tahun posisi laporan.
15
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal B. Penambahan Modal Disetor yang Mengakibatkan Perubahan PSP
Perbaikan perizinan untuk memfokuskan penelitian terhadap penambahan modal disetor yang mengakibatkan perubahan
PSP dan membuka kemungkinan RUPS penambahan modal disetor yang dilakukan sebelum persetujuan OJK.
1. BPR wajib mendapatkan persetujuan OJK untuk melakukan penambahan Contoh:
modal disetor yang mengakibatkan perubahan PSP.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
2. BPR yang melakukan penambahan modal disetor harus menempatkan
modal disetor dalam bentuk deposito pada bank umum di Indonesia, A 40 (40%) A 40 (36%) A 40 (40%) A 45 (28%)
BPR lain, atau BPR yang bersangkutan, kecuali yang bersumber dari B 25 (25%) B 25 (23%) B 25 (25%) B 40 (25%)
dividen BPR yang bersangkutan.
3. Penambahan modal disetor yang ditempatkan dalam bentuk deposito C 15 (15%) C 15 (14%) C 15 (15%) C 15 (9%)
pada BPR yang bersangkutan hanya berlaku bagi BPR yang tidak dalam D 20 (20%) D 30 (27%) D 20 (20%) D 20 (13%)
status pengawasan khusus.
E 40 (25%)
60 HK 10 HK
RUPS setelah Laporan pelaksanaan Laporan
Penelitian Pemenuhan Persyaratan RUPS
persetujuan OJK penambahan modal perubahan modal
BPR Penelitian a. Penelitian sumber setoran modal; 10 HK sejak
mengajukan Kelengkapan Persetujuan
b. PKK bagi calon PSP; tanggal
RUPS sebelum permohonan Dokumen
RUPS c. Penelitian thd LJK milik calon PSP. Laporan pelaksanaan persetujuan
persetujuan OJK penambahan modal perubahan AD*)
16
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal C. Perubahan Kepemilikan Saham yang Mengakibatkan Perubahan PSP
Perbaikan perizinan untuk memfokuskan penelitian terhadap perubahan kepemilikan saham (melalui pengalihan saham
tanpa disertai setoran modal) yang mengakibatkan perubahan PSP.
1. BPR wajib mendapatkan persetujuan OJK untuk melakukan perubahan Contoh:
kepemilikan saham yang mengakibatkan perubahan PSP.
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
2. Dalam hal perubahan kepemilikan saham atau penambahan modal disetor
mengakibatkan terjadinya pengambilalihan, tata cara perubahan kepemilikan A 40 (40%) A 40 (40%) A 40 (40%) A 45 (40%)
saham dilaksanakan sesuai dengan POJK 3P BPR/S. B 25 (25%) B 25 (25%) B 25 (25%) B 25 (25%)
3. Dalam hal pengambilalihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh
orang perseorangan, BPR yang diambil alih bersama dengan pihak yang C 15 (15%) - C 15 (15%) -
melakukan pengambilalihan menyusun rancangan pengambilalihan paling sedikit D 20 (20%) D 40 (35%) D 20 (20%) -
berupa analisis kemampuan keuangan calon PSP terkini beserta proyeksi 3 tahun
ke depan yang disusun oleh konsultan independen, sesuai dengan POJK 3P BPR/S. E 35 (35%)
4. Analisis kemampuan keuangan calon PSP dapat berupa rencana pertumbuhan
aset atau kesiapan pendanaan calon PSP orang perseorangan tersebut dalam
jangka waktu 3 tahun ke depan yang disusun oleh pihak yang memiliki
kemampuan untuk menyusun analisis keuangan.
60 HK 10 HK
RUPS setelah Penelitian Pemenuhan Persyaratan Laporan pelaksanaan
RUPS Laporan
persetujuan OJK perubahan
BPR Penelitian a. Penelitian sumber dana perubahan 10 HK
mengajukan Kelengkapan pengalihan saham; Persetujuan sejak tanggal
RUPS sebelum permohonan Dokumen b. PKK bagi calon PSP; persetujuan
RUPS Laporan pelaksanaan perubahan
persetujuan OJK c. Penelitian thd LJK milik calon PSP. perubahan AD*)
kepemilikan saham
17
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal
D. Penambahan Modal Disetor/Perubahan Kepemilikan Saham yang Tidak Mengakibatkan Perubahan PSP
Penyederhanaan penambahan modal disetor/perubahan kepemilikan saham yang tidak mengakibatkan perubahan PSP
dan tidak memengaruhi pengendalian menjadi mekanisme pelaporan.
1. BPR wajib menyampaikan laporan penambahan modal disetor dan/atau perubahan Contoh:
kepemilikan saham yang tidak mengakibatkan perubahan PSP kepada OJK paling
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
lambat 10 Hari Kerja sejak tanggal surat penerimaan pemberitahuan perubahan data
dan/atau persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang. A 40 (40%) A 40 (36%) A 40 (40%) A 40 (40%)
2. Laporan disertai dengan dokumen, meliputi: B 25 (25%) B 30 (27%) B 25 (25%) B 25 (25%)
a. bukti setoran modal disertai dokumen pendukung, jika disertai dengan
penambahan modal disetor; C 15 (15%) C 20 (18%) C 15 (15%) -
b. bukti pengalihan saham disertai dokumen pendukung, jika tidak disertai dengan D 20 (20%) D 20 (18%) D 20 (20%) D 20 (20%)
penambahan modal disetor; E 15 (15%)
c. data kepemilikan disertai dengan dokumen pendukung;
d. salinan akta perubahan anggaran dasar; dan
e. surat penerimaan pemberitahuan perubahan data dan/atau persetujuan
perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang, dilampiri dengan
salinan akta perubahan kepemilikan saham dan/atau perubahan anggaran dasar
Mekanisme Pelaporan
18
Bab IV
Kepemilikan dan
Pokok Pengaturan:
Perubahan
Modal E. Perubahan Modal Dasar
Penyesuaian aturan mengenai pengadministrasian daftar pemegang saham dan perubahannya sesuai dengan peraturan
yang mengatur masing-masing bentuk badan hukum.
1. BPR wajib menyampaikan laporan perubahan modal dasar kepada OJK paling lambat 10 Hari
Kerja sejak BPR menerima surat persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang
berwenang, dilampiri dengan:
a. risalah RUPS yang dibuat dalam akta notariil; dan
b. persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang.
2. BPR wajib mengadministrasikan :
a. daftar pemegang saham dan perubahannya, bagi BPR yang berbadan hukum perseroan
terbatas, perusahaan umum daerah atau perusahaan perseroan daerah; atau
b. buku daftar anggota dan perubahannya, bagi BPR yang berbadan hukum koperasi
Mekanisme Pelaporan
10 HK
19
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab V
Bab VI
Direksi, Dewan
Jaringan Kantor
Komisaris, dan PE B Jabatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris
Bab IX
C Pejabat Eksekutif
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
20
Bab V Pokok Pengaturan:
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
A. Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris
Terdapat harmonisasi pengaturan dengan ketentuan yang diatur dalam POJK PKK dan POJK Tata Kelola BPR
1. Persyaratan Umum
a. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan
integritas; reputasi keuangan; dan kompetensi sesuai POJK PKK.
b. Anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris harus memiliki:
Persyaratan Direksi Dewan Komisaris
Pengetahuan di bidang perbankan yang
✔ ✔
memadai dan relevan dengan jabatan.
Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan ✔ ✔
dan/atau bidang keuangan. min. 2 tahun
Kemampuan melakukan pengelolaan strategis
✔
dalam rangka pengembangan BPR yang sehat.
21
Bab V Pokok Pengaturan:
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
B. Jabatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris
Selain penyelarasan dengan ketentuan POJK 27/2018 tentang PKK, dilakukan pula pemanfaatan sistem pelaporan OJK
untuk administrasi pelaporan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris.
1. Pengangkatan Direksi dan Komisaris 2. Penyampaian Laporan
1. Calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris wajib memperoleh a. Anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris:
persetujuan OJK sebelum menjalankan tindakan, tugas, dan fungsi dalam 1) mengundurkan diri;
jabatannya, dengan mengacu pada POJK PKK. 2) berhenti;
2. BPR menyelenggarakan RUPS pengangkatan paling lambat 60 Hari Kerja sejak 3) meninggal dunia;
tanggal persetujuan OJK.
4) mengalami perubahan jabatan;
3. Dalam hal BPR telah menyelenggarakan RUPS sebelum mendapatkan
persetujuan OJK, BPR dapat tidak menyelenggarakan RUPS kembali untuk 5) diangkat kembali,
menyetujui pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. BPR wajib menyampaikan laporan secara daring melalui sistem pelaporan OJK
4. BPR wajib melaporkan pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan pada periode laporan terdekat.
Komisaris secara daring melalui sistem pelaporan OJK, pada periode laporan b. Dalam hal anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris:
terdekat dari tanggal efektif pengangkatan anggota Direksi dan/atau anggota 1) diberhentikan oleh RUPS
Dewan Komisaris disertai dengan risalah RUPS dan bukti surat penerimaan 2) mengundurkan diri
pemberitahuan dari instansi yang berwenang.
3) meninggal dunia
4) dilarang menjadi anggota Direksi/anggota Dewan Komisaris oleh OJK
BPR wajib melakukan penggantian anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris
paling lambat 120 Hari Kerja.
22
Bab V Pokok Pengaturan:
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
C. Pejabat Eksekutif
Terdapat penyesuaian pengaturan mengenai pelaporan pengangkatan Pejabat Eksekutif (PE), yang dilakukan melalui
pemanfaatan sistem pelaporan OJK dan perubahan dokumen laporan pengangkatan.
1. Kewajiban Pelaporan 2. Penelitian oleh OJK
1. BPR wajib melaporkan setiap pengangkatan, perubahan, dan/atau 1. OJK melakukan penelitian terhadap laporan mengenai Pejabat Eksekutif.
pemberhentian Pejabat Eksekutif secara daring melalui sistem pelaporan OJK, 2. Dalam hal Pejabat Eksekutif tercantum dalam daftar tidak lulus, BPR wajib
pada periode laporan terdekat disertai dengan dokumen pendukung, berupa: memberhentikan Pejabat Eksekutif tersebut sejak tanggal pemberitahuan dari
a. fotokopi surat pengangkatan, SPK, atau surat pemberhentian; OJK.
b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; dan 3. Dalam hal Pejabat Eksekutif memiliki kredit macet dan/atau pembiayaan macet,
c. riwayat hidup. Pejabat Eksekutif yang bersangkutan harus menyelesaikan kredit macet
dan/atau pembiayaan macet dimaksud sesuai POJK PKPU.
d. pas foto terkini ukuran 4x6 cm.
2. Dalam hal sistem pelaporan OJK secara daring belum tersedia, BPR wajib
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara luring
paling lambat 10 Hari Kerja sejak tanggal efektif pengangkatan, perubahan,
dan/atau pemberhentian Pejabat Eksekutif.
23
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
A Aturan Umum Jaringan Kantor
24
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
A. Aturan Umum Jaringan Kantor BPR
Terdapat perubahan terkait wilayah pembukaan jaringan kantor, jumlah KC yang dapat dibuka oleh BPR, dan perlakuan
wilayah Jabodetabekkar, yang sebelumnya diatur dalam POJK 12/2016 mengenai Multilicense BPR.
1. Wilayah Pembukaan Jaringan Kantor 2. Penggabungan Wilayah Pembukaan Jaringan Kantor
Jumlah KC 1) Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kabupaten atau Kota Bogor, Kota Depok,
Wilayah Pembukaan
Kriteria yang Dapat Kabupaten atau Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten atau Kota
Jaringan Kantor
Dibuka Bekasi, dan Kabupaten Karawang dinyatakan sebagai satu wilayah provinsi untuk
1. Memenuhi modal inti minimum 1 wilayah provinsi keperluan perizinan pembukaan Jaringan Kantor BPR.
sesuai POJK KPMM BPR. yang sama dengan 2) Ketentuan pada angka 1) juga berlaku bagi pembukaan Jaringan Kantor BPR
provinsi kantor pusat. sebagai akibat penggabungan atau peleburan
BPR dapat
2. Modal inti minimum paling sedikit
dapat
Rp50 M; dan/atau
membuka
3. Memiliki pertimbangan tertentu Kantor Cabang
didukung analisis, a.l.: dalam jumlah
a. kantor pusat BPR berlokasi di 1 wilayah provinsi yang sesuai
perbatasan provinsi lain hingga kab./kota yang dengan
sehingga memiliki kedekatan berbatasan langsung kemampuan
jarak dengan provinsi lain yang dengan provinsi lokasi permodalan
didasarkan pada kemampuan kantor pusat. dan kebutuhan
rentang kendali dan tipologi bisnis BPR.
wilayah; atau
3. Pemekaran Wilayah
b. memiliki pasar yang didukung
oleh nasabah potensial. Dalam hal terjadi pemekaran wilayah yang menyebabkan Jaringan Kantor BPR
berada di wilayah provinsi yang berbeda dengan lokasi kantor pusat BPR, Jaringan
Kantor BPR tetap dapat beroperasi di wilayah semula.
25
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
B. Pembukaan Kantor Cabang
Penyesuaian persyaratan pembukaan Kantor Cabang dan penyederhanaan perizinan pembukaan Kantor Cabang
diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan BPR.
Persyaratan Pembukaan KC
a. Persyaratan pengajuan permohonan:
1) rencana pembukaan telah dicantumkan dalam RBB;
2) memiliki kondisi keuangan dan tingkat kesehatan
yang mampu mendukung pengembangan kegiatan
usaha BPR dan menyerap kemungkinan timbulnya Izin Pembukaan 30 Hari Kerja
kerugian usaha;
3) tidak terdapat pelanggaran ketentuan terkait dengan Penelitian Pemenuhan Persyaratan:
Laporan
BPR; Penelitian a. Penilaian thd dokumen
Persetujuan Izin Pembukaan pembukaan
4) memiliki teknologi informasi yang memadai; Kelengkapan permohonan;
Operasional KC KC KC secara
5) memenuhi kelengkapan struktur organisasi, susunan Dokumen b. Penilaian thd persyaratan
daring
sumber daya manusia, uraian tugas dan jabatan, serta permohonan.
standar operasional prosedur; dan 10 Hari Kerja 20 Hari Kerja 20 HK
6) memiliki infrastruktur dan sarana penunjang kegiatan utk perbaikan utk perbaikan
operasional. dokumen dokumen
b. Dokumen permohonan:
1) dokumen analisis potensi dan kelayakan pembukaan
Kantor Cabang; dan
2) bukti kesiapan operasional pembukaan Kantor
Cabang
26
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
B. Pembukaan Kantor Kas
Perluasan wilayah pembukaan Kantor Kas dan penyempurnaan kegiatan atau fungsi Kantor Kas diharapkan dapat
mendorong peningkatan akses layanan BPR bagi masyarakat.
1. Wilayah Pembukaan KK 2. Kegiatan KK
a. BPR dapat melakukan pembukaan Kantor Kas di a. melayani nasabah penyimpan seperti penerimaan setoran simpanan,
wilayah kabupaten atau kota yang: penarikan tabungan, pencairan deposito termasuk menerima permohonan
1) sama dengan kabupaten atau kota kantor pembukaan rekening simpanan baru; Kantor Kas dilarang melakukan
induk dari Kantor Kas; dan/atau b. membantu pelayanan kegiatan perkreditan, seperti menerima permohonan kegiatan pelayanan kas selain di
kredit, melakukan pencairan kredit yang telah disetujui kantor induk, dan atas, termasuk melakukan analisis
2) berbatasan langsung dengan kabupaten atau dan membuat keputusan dalam
kota kantor induk dari Kantor Kas terdekat. menerima pembayaran angsuran kredit;
proses penyediaan dana atau
b. BPR dapat melakukan pembukaan Kantor Kas c. menerima titipan dana untuk pelayanan jasa pembayaran tagihan; pemberian kredit kepada
pada lokasi selain yang dimaksud pada huruf a d. menyimpan uang kas sepanjang memiliki infrastruktur penyimpanan dan nasabah
berdasarkan pertimbangan tertentu, sepanjang pengamanan yang memadai; dan/atau
berlokasi dalam batas wilayah pembukaan e. kegiatan lain untuk mendukung fungsi Kantor Kas, melalui mekanisme
Jaringan Kantor. pelaporan kepada OJK.
27
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
B. Pembukaan Kegiatan Pelayanan Kas
Perluasan wilayah pembukaan Kantor Kas dan penyempurnaan kegiatan atau fungsi Kantor Kas diharapkan dapat
mendorong peningkatan akses layanan BPR bagi masyarakat.
1. Wilayah Kas Keliling dan Titik Pembayaran 2. Kegiatan Kas Keliling dan Titik Pembayaran
Kas Keliling dan Titik Pembayaran dapat dilakukan dalam a. Kas Keliling dilarang melakukan kegiatan usaha selain dari:
wilayah kabupaten atau kota yang: 1) menerima angsuran kredit;
a. sama dengan kantor induk dari Kas Keliling dan Titik 2) menerima permohonan pembukaan rekening simpanan baru termasuk setoran tabungan nasabah;
Pembayaran; dan
3) melayani penarikan tabungan bagi nasabah sesuai kewenangan yang diberikan kantor induk; dan
b. berbatasan langsung dengan kabupaten atau kota
4) menerima titipan dana untuk pelayanan jasa pembayaran tagihan.
kantor induk dari Kas Keliling dan Titik Pembayaran.
b. Titik Pembayaran dilarang melakukan kegiatan usaha selain pelayanan pembayaran atau penerimaan
pembayaran melalui perjanjian dengan pihak lain pada suatu lokasi tertentu
3. Kegiatan Pameran
a. Kegiatan pameran yang dilakukan BPR yang akan melakukan kegiatan pameran harus memenuhi
untuk promosi dan tidak bersifat persyaratan sebagai berikut: BPR wajib menggabungkan laporan keuangan
permanen merupakan kegiatan yang Kantor Kas, Kas Keliling, dan Titik Pembayaran
a. dilakukan dalam jangka waktu kurang dari 20 (dua puluh) Hari Kerja;
tidak termasuk ke dalam Kas Keliling dengan laporan keuangan kantor pusat atau
b. kegiatan pameran dimaksud dilaporkan kepada Otoritas Jasa Kantor Cabang yang menjadi kantor induknya
dan Titik Pembayaran Keuangan paling lambat 3 (tiga) Hari Kerja sebelum pelaksanaan pada Hari Kerja yang sama.
b. BPR dalam kegiatan pameran kegiatan;
dilarang melakukan layanan selain: BPR wajib menyampaikan laporan penggunaan
c. terdapat pegawai kantor pusat atau Kantor Cabang BPR yang PPE dan setiap penambahan PPE yang dikelola
1) mempromosikan produk BPR menjadi penanggung jawab dari pelayanan pembukaan rekening sendiri oleh BPR secara daring melalui sistem
yang bersangkutan; simpanan yang dilakukan selama kegiatan pameran; dan pelaporan OJK pada periode laporan terdekat.
2) melayani pembukaan rekening d. tersedianya kebijakan dan prosedur internal termasuk mekanisme
simpanan baru; dan pelayanan pembukaan rekening simpanan yang dilakukan selama
3) melayani permohonan kredit. kegiatan pameran.
28
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
C. Pemindahan Alamat Jaringan Kantor
Percepatan perizinan pemindahan alamat KP/KC diperlukan untuk mempercepat dan mendukung kelangsungan bisnis
BPR. Selain itu diperlukan penyederhanaan pelaporan pemindahan KK untuk mengurangi jumlah laporan individual.
1. Pemindahan KP/KC 2. Pemindahan KK, Titik Pembayaran, dan PPE
BPR yang mengajukan pemindahan alamat kantor pusat dan/atau Kantor a. BPR harus mencantumkan rencana pemindahan alamat KK dalam RBB.
Cabang harus memenuhi persyaratan: b. BPR yang melakukan pemindahan Titik Pembayaran dan lokasi PPE harus sesuai
a. rencana pemindahan alamat kantor pusat dan/atau Kantor Cabang telah dengan POJK RBB.
dicantumkan dalam RBB; c. BPR wajib mengumumkan pelaksanaan pemindahan alamat Kantor Kas pada
b. modal disetor pendirian BPR di zona kantor pusat BPR yang baru, dalam papan pengumuman di seluruh kantor BPR yang bersangkutan dan surat kabar
hal pemindahan alamat kantor pusat dilakukan ke zona dengan harian lokal, media massa elektronik, dan/atau situs web BPR paling lambat 10
persyaratan modal disetor pendirian BPR yang lebih tinggi dari zona Hari Kerja sebelum tanggal pelaksanaan pemindahan alamat Kantor Kas.
kantor pusat BPR semula; dan d. BPR wajib menyampaikan laporan pemindahan alamat Kantor Kas, Titik
c. menyelesaikan atau mengalihkan tagihan dan kewajiban kantor pusat Pembayaran, dan lokasi PPE secara daring melalui sistem pelaporan OJK pada
dan/atau Kantor Cabang. periode laporan terdekat.
29
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
D. Pembukaan/Penutupan Sementara Jaringan Kantor
Diperlukan penegasan mengenai penetapan hari dan jam kerja operasional BPR, serta periode cuti bersama sebagai
bagian dari hari libur.
1. Pembukaan di Luar Hari Operasional 2. Penutupan Sementara
1. BPR harus menetapkan hari dan jam kerja operasional kantor BPR. 1. BPR dapat melakukan penutupan sementara kantor BPR di luar hari libur
2. Kantor BPR dapat melakukan kegiatan operasional pada hari dan waktu tertentu di resmi dengan alasan tertentu, paling banyak 5 Hari Kerja dalam 1 tahun
luar hari dan jam kerja operasional, serta pada hari libur nasional. takwim.
3. Dalam hal BPR akan melakukan kegiatan operasional di luar hari dan jam kerja 2. BPR wajib mengumumkan tanggal penutupan sementara kantor BPR di luar
operasional, BPR wajib menyampaikan laporan rencana BPR dan/atau sebagian hari libur resmi kepada masyarakat pada papan pengumuman yang ditutup
kantor BPR kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja sebelum pelaksanaan kegiatan sementara paling lambat 5 Hari Kerja sebelum tanggal penutupan sementara.
operasional. 3. BPR wajib menyampaikan laporan rencana penutupan sementara kantor BPR
4. Dalam hal BPR melakukan kegiatan operasional di luar hari dan jam kerja operasional, di luar hari libur resmi kepada OJK paling lambat 5 Hari Kerja sebelum
serta pada hari libur nasional berdasarkan keputusan pemerintah yang menyebabkan pelaksanaan penutupan sementara, disertai bukti pengumuman.
tidak terpenuhinya batas waktu laporan rencana, BPR wajib menyampaikan laporan 4. BPR wajib menyampaikan laporan pembukaan kembali kantor paling lambat 3
kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja setelah pelaksanaan kegiatan operasional. Hari Kerja sejak tanggal pembukaan.
Ilustrasi: Ilustrasi:
Batas
pelaporan
Batas
pelaporan
Tanggal
Tanggal penutupan
pembukaan
30
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
E. Perubahan Status Jaringan Kantor
Penyesuaian status jaringan kantor diperlukan untuk memberikan kemudahan bagi BPR dalam melakukan peningkatan
kualitas pelayanan BPR kepada masyarakat.
1. Peningkatan KK menjadi KC 2. Penurunan KC menjadi KK
a. Persyaratan permohonan izin: a. BPR mengajukan permohonan rencana penurunan status
1) memiliki kondisi keuangan dan TKS yang mendukung pengembangan kegiatan usaha BPR dan Kantor Cabang menjadi Kantor Kas menyampaikan:
menyerap kemungkinan timbulnya kerugian usaha; 1) alasan penurunan status kantor;
2) tidak terdapat pelanggaran ketentuan terkait dengan BPR; 2) bukti penyelesaian atau pengalihan tagihan Kantor
3) memenuhi kelengkapan struktur organisasi dan SOP; dan Cabang kepada nasabah dan pihak lainnya; dan
4) melengkapi infrastruktur dan sarana penunjang kegiatan operasional. 3) bukti kesiapan operasional Kantor Kas.
b. Dokumen permohonan: b. OJK memproses permohonan dan memberikan
penegasan paling lama 20 Hari Kerja sejak permohonan
1) dokumen analisis pertimbangan peningkatan status kantor meliputi:
diterima secara lengkap.
a) proyeksi keuangan Kantor Cabang dalam 12 bulan, termasuk rencana penghimpunan dana dan
c. BPR yang memperoleh penegasan penurunan status
penyaluran kredit; dan
Kantor Cabang menjadi Kantor Kas wajib melakukan
b) produk dan layanan, termasuk strategi promosi/pendekatan terhadap pasar; pembukaan Kantor Kas paling lambat 20 Hari Kerja sejak
2) bukti kesiapan operasional Kantor Cabang. tanggal penegasan dari OJK.
d. BPR wajib mengumumkan kepada masyarakat paling
Izin Peningkatan 30 Hari Kerja lambat 5 Hari Kerja sejak tanggal penegasan dari OJK.
e. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penurunan
Penelitian Penelitian Pemenuhan Persyaratan: Laporan status Kantor Cabang menjadi Kantor Kas secara daring
Persetujuan Izin Pembukaan
Kelengkapan a. Penilaian thd dokumen; pembukaan melalui sistem pelaporan OJK, pada periode laporan
Operasional KC KC
Dokumen b. Penilaian thd persyaratan. secara daring terdekat disertai dengan bukti pengumuman.
10 Hari Kerja 20 Hari Kerja 20 HK
utk perbaikan utk perbaikan
dokumen dokumen
31
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
F. Penutupan Jaringan Kantor
Penyempurnaan proses administrasi perizinan penutupan jaringan kantor, terutama KC, berupa kesempatan bagi BPR
untuk memperbaiki dokumen permohonan penutupan KC.
1. Penutupan Kantor Cabang 2. Penutupan Kantor Kas dan Keg Pelayanan Kas
a. BPR wajib memperoleh persetujuan untuk melakukan penutupan KC. a. BPR harus mencantumkan rencana penutupan Kantor Kas dan
b. BPR harus mencantumkan rencana penutupan Kantor Cabang dalam RBB. Kegiatan Pelayanan Kas dalam RBB.
c. OJK memproses permohonan dan memberikan persetujuan/penolakan atas permohonan b. BPR wajib mengumumkan rencana penutupan Kantor Kas dan
penutupan Kantor Cabang paling lama 10 Hari Kerja setelah: Kegiatan Pelayanan Kas kepada masyarakat pada papan
1) permohonan beserta dokumen diterima secara lengkap; dan pengumuman di Kantor Kas yang bersangkutan dan kantor BPR yang
menjadi induk dari Kantor Kas tersebut paling lambat 10 Hari Kerja
2) seluruh kewajiban telah diselesaikan.
sebelum tanggal penutupan.
d. Izin operasional Kantor Cabang yang sebelumnya diberikan menjadi tidak berlaku terhitung
c. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penutupan Kantor Kas
sejak tanggal persetujuan penutupan Kantor Cabang.
dan Kegiatan Pelayanan Kas secara daring melalui sistem pelaporan
OJK, pada periode laporan terdekat disertai bukti pengumuman.
Persetujuan 10 Hari Kerja
32
Bab VI Pokok Pengaturan:
Jaringan Kantor
BPR
G. Jaringan Kantor pada saat Keadaan Kahar
Keadaan kahar seperti bencana alam atau kondisi pandemik seperti saat ini yang dapat mengganggu operasional
jaringan kantor, perlu disikapi dengan ketentuan khusus mengenai perlakuan jaringan kantor pada saat keadaan kahar.
1. Pemindahan Sementara Alamat Jaringan Kantor
a. BPR wajib mengumumkan pemindahan sementara kepada masyarakat paling lambat 10 Hari Kerja setelah terjadi keadaan kahar.
b. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pemindahan sementara alamat Jaringan Kantor kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja
setelah dilakukan pemindahan alamat Jaringan Kantor disertai dengan bukti pengumuman.
c. BPR wajib mengumumkan pemindahan kembali ke lokasi semula paling lambat 10 Hari Kerja sebelum tanggal pemindahan.
Keadaan kahar yaitu d. BPR wajib menyampaikan laporan pemindahan kembali Jaringan Kantor ke lokasi semula kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja sejak
keadaan bencana yang tanggal pemindahan disertai dengan bukti pengumuman.
tidak dapat dihindari
terdiri atas: 2. Pemindahan Alamat Jaringan Kantor (Permanen)
a. bencana alam; a. BPR wajib mengumumkan pemindahan alamat Jaringan Kantor kepada masyarakat paling lambat 5 Hari Kerja sebelum pemindahan.
b. bencana nonalam;
b. BPR menyampaikan laporan pemindahan alamat karena keadaan kahar, disertai dengan dokumen yang meliputi:
dan/atau
c. bencana sosial, 1) bukti penyelesaian atau pengalihan tagihan dan kewajiban kantor pusat dan/atau Kantor Cabang;
yang dibenarkan oleh 2) salinan akta perubahan anggaran dasar, dalam hal dilakukan pemindahan alamat kantor pusat;
pejabat instansi yang 3) bukti kesiapan kantor pusat dan/atau Kantor Cabang termasuk sarananya; dan
berwenang dan/atau 4) bukti pengumuman
dapat diverifikasi
c. BPR wajib menyampaikan laporan pemindahan alamat Jaringan Kantor paling lambat 20 Hari Kerja setelah pelaksanaan pemindahan.
kebenarannya oleh OJK.
3. Penutupan Sementara Jaringan Kantor
a. BPR wajib mengumumkan tanggal penutupan Jaringan Kantor sementara paling lambat 5 Hari Kerja setelah terjadi keadaan kahar.
b. BPR wajib menyampaikan laporan pelaksanaan penutupan sementara Jaringan Kantor kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja setelah
pelaksanaan penutupan sementara Jaringan Kantor, disertai dengan bukti pengumuman.
c. BPR wajib menyampaikan laporan pembukaan kembali Jaringan Kantor kepada OJK paling lambat 10 Hari Kerja sejak tanggal pembukaan
Jaringan Kantor.
33
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
34
Bab VII
Perubahan Nama
Pokok Pengaturan:
dan Badan
Hukum A. Perubahan Nama
Penyesuaian mekanisme perubahan nama dari sebelumnya persetujuan menjadi penegasan.
Perubahan Nama
a. Perubahan nama BPR harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. BPR yang melakukan perubahan nama wajib mempersiapkan:
1) penyesuaian penulisan nama pada papan nama, dokumen, formulir, sesuai nama baru;
2) persediaan bilyet deposito, buku tabungan, formulir sesuai nama baru BPR.
c. BPR yang telah memperoleh persetujuan perubahan anggaran dasar terkait penggunaan
nama baru dari instansi yang berwenang wajib:
a. mengumumkan perubahan nama kepada masyarakat, paling lambat 10 Hari Kerja sejak
tanggal persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang; dan
b. mengajukan permohonan penegasan penggunaan izin usaha BPR dengan nama baru
kepada OJK paling lambat 5 Hari Kerja sejak pengumuman perubahan nama.
35
Bab VII
Perubahan Nama
Pokok Pengaturan:
dan Badan
Hukum B. Perubahan Bentuk Badan Hukum
Terdapat perbaikan mekanisme perizinan dan permintaan perbaikan dokumen persyaratan.
1. Persetujuan Prinsip 2. Persetujuan Pengalihan Izin Usaha
a. BPR mengajukan permohonan dilampiri: a. BPR mengajukan permohonan dilampiri:
1) notulen RUPS; 1) salinan akta pendirian badan hukum baru yang memuat anggaran dasar;
2) alasan perubahan bentuk badan hukum BPR; 2) data kepemilikan, jika terjadi perubahan;
3) rancangan akta pendirian badan hukum baru yang memuat anggaran 3) daftar calon Direksi dan calon Dewan Komisaris, jika terjadi penggantian;
dasar; 4) salinan akta berita acara yang dibuat dalam akta notariil mengenai pengalihan
4) rencana pengalihan seluruh hak dan kewajiban dari badan hukum lama seluruh hak dan kewajiban kepada badan hukum baru;
kepada badan hukum baru; 5) risalah RUPS yang menyetujui perubahan bentuk badan hukum dan pembubaran
5) data kepemilikan disertai dengan dokumen pendukung; dan badan hukum lama jika terdapat perubahan keputusan RUPS; dan
6) daftar calon Direksi dan calon Dewan Komisaris, jika terjadi perubahan. 6) contoh formulir atau warkat yang akan digunakan oleh badan hukum baru.
b. OJK memproses permohonan dan memberikan persetujuan atau penolakan b. OJK memberikan persetujuan atau penolakan atas permohonan pengalihan izin usaha
atas permohonan persetujuan prinsip paling lama 20 Hari Kerja sejak dari badan hukum lama kepada badan hukum baru paling lama 20 Hari Kerja sejak
permohonan berikut dokumen yang dipersyaratkan diterima secara lengkap. permohonan beserta dokumen yang dipersyaratkan diterima secara lengkap
a. Pengumuman;
b. Penggantian
Penelitian Persetujuan Penelitian Laporan
Penelitian Pemenuhan Penelitian Pemenuhan penulisan nama;
Kelengkapan Prinsip berlaku Kelengkapan Persetujuan mengenai bukti
Persyaratan Persyaratan c. Penggunaan
Dokumen 120 Hari Kerja Dokumen pengumuman.
badan hukum
baru pada form;
10 Hari Kerja 20 Hari Kerja 10 Hari Kerja 10-20 HK 10 HK
utk perbaikan utk perbaikan utk perbaikan
36
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab III Bab IV A Kriteria BPR yang dapat Mengajukan Self Liquidation
Perizinan Pendirian Kepemilikan dan
BPR Perubahan Modal
Bab V
Bab VI
Direksi, Dewan
Komisaris, dan PE
Jaringan Kantor B Permohonan Persetujuan Persiapan Self Liquidation
37
Bab IX
Cabut Izin Usaha
Pokok Pengaturan:
atas Permintaan
PS Pencabutan Izin Usaha atas Permintaan Pemegang Saham (Self Liquidation)
Perbaikan persyaratan untuk memperkuat komitmen pemegang saham dan kepastian penyelesaian proses self liquidation.
Kriteria 1. Persetujuan Persiapan Pencabutan Izin Usaha Dalam hal: 2. Keputusan SL
a. BPR dapat mengajukan a. BPR tidak dapat
BPR mengajukan permohonan dilampiri: BPR mengajukan permohonan
SL sepanjang tidak menyelesaikan
a. berita acara RUPS memuat: dilampiri:
dalam kondisi BDPK; seluruh kewajiban
1) rencana pencabutan izin usaha dan persetujuan pembubaran dalam waktu 6 a. laporan dan bukti penghentian
b. BPR dalam kondisi BDPI, badan hukum; bulan; dan/atau kegiatan usaha & penyelesaian
namun permohonan kewajiban BPR;
2) perintah kepada Direksi untuk menyelesaikan kewajiban BPR; dan b. BPR memenuhi
disampaikan paling b. bukti pengumuman;
lambat 6 bulan sebelum 3) komitmen penempatan dana escrow. kriteria ditetapkan
b. alasan self liquidation; dalam pengawasan c. laporan hasil audit kantor
jangka waktu atau
khusus, akuntan publik atas laporan
perpanjangan jangka c. rencana penyelesaian kewajiban BPR serta proyeksi arus kas BPR min.
posisi keuangan akhir;
waktu pengawasan 6 bulan ke depan dan bukti penempatan dana escrow. persetujuan persiapan
intensif berakhir. pencabutan izin usaha d. laporan posisi keuangan akhir
d. laporan keuangan terakhir, disertai proyeksi laporan keuangan
yang telah diberikan BPR; dan
sampai dengan laporan posisi keuangan tanggal penutupan; dan
dinyatakan batal dan e. surat pernyataan dari pemegang
e. bukti penyelesaian pajak dan kewajiban lain kepada negara. tidak berlaku saham BPR
38
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
39
Bab X
Pokok Pengaturan:
Sanksi
Ketentuan Lain-Lain
Dalam kondisi pandemik dan penerapan physical disctancing, pelaksanaan PKK dalam beberapa proses perizinan
kelembagaan dapat dilakukan dengan memanfaatkan sarana TI. Selain itu diperlukan penegasan mengenai kewenangan
OJK terhadap aspek pengaturan kelembagaan BPR.
1. Pelaksanaan PKK 2. Kewenangan OJK
Pelaksanaan presentasi atau pemaparan oleh calon PSP dan/atau klarifikasi oleh Otoritas Jasa Keuangan dapat menetapkan kebijakan yang berbeda berdasarkan
calon anggota Direksi dan/atau calon anggota Dewan Komisaris pada saat penilaian pertimbangan tertentu mengenai pelaksanaan mekanisme, persyaratan, dan/atau
kemampuan dan kepatutan dapat dilakukan melalui tatap muka secara langsung jangka waktu terkait pengaturan kelembagaan BPR selain yang diatur dalam
atau melalui sarana teknologi informasi. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.
40
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
A Ketentuan Peralihan
Bab V
Bab VI
Direksi, Dewan
Jaringan Kantor
Komisaris, dan PE
B Penutup
Bab VII Bab VIII
Perubahan Nama Perubahan Prinsip
dan Badan Hukum Kegiatan Usaha
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
41
Bab XI Pokok Pengaturan: Bab XII
Ketentuan Ketentuan
Peralihan
Ketentuan Peralihan dan Ketentuan Penutup Penutup
42
Bab I Bab II
Ketentuan Umum Pendirian BPR
Bab V
Direksi, Dewan
Bab VI B Pelanggaran Bersifat Signifikan
Jaringan Kantor
Komisaris, dan PE
Bab IX
Bab X
CIU atas Permintaan
Ketentuan Lain-Lain
PSP
43
Pokok Pengaturan:
Sanksi
Terdapat penyesuaian mengenai pengenaan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan penyederhanaan pengelompokkan sanksi administratif.
1. Pelanggaran Umum 2. Pelanggaran Bersifat Signifikan 3. Pelanggaran Penyampaian Laporan
a. Sanksi administratif berupa teguran a. Sanksi administratif berupa teguran tertulis. a. BPR yang terlambat menyampaikan laporan atau bukti
tertulis. b. Dalam hal BPR telah dikenai sanksi administratif berupa pengumuman dikenai sanksi administratif berupa denda
b. Dalam hal BPR telah dikenai sanksi teguran tertulis, BPR tetap tidak memenuhi ketentuan, sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per Hari Kerja
administratif berupa teguran tertulis, BPR dapat dikenai sanksi administratif berupa: dan paling banyak Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
tetap tidak memenuhi ketentuan, dapat 1) penurunan tingkat kesehatan BPR satu predikat; b. BPR yang telah dikenai sanksi administratif berupa
dikenai sanksi administratif berupa denda tetap menyampaikan laporan.
2) larangan melakukan ekspansi kegiatan usaha
penurunan tingkat kesehatan BPR satu dan/atau jaringan kantor;
predikat.
3) penghentian sementara sebagian kegiatan
operasional BPR; dan/atau
4) penundaan hak menerima dividen bagi pemegang
saham.
44
3
Diskusi
45
Teurimong Gaséh Makaseh Tarima Kasih
Mauliate
Tarimo Kasi Tampiaseh
Terima kasih
Amanai
Penyangkalan: Materi yang disajikan merupakan pokok pengaturan dalam RPOJK tentang BPR. Ketentuan yang berlaku dan menjadi acuan adalah POJK yang telah diundangkan. 46
3
Diskusi
45
Teurimong Gaséh Makaseh Tarima Kasih
Mauliate
Tarimo Kasi Tampiaseh
Terima kasih
Amanai
Penyangkalan: Materi yang disajikan merupakan pokok pengaturan dalam RPOJK tentang BPR. Ketentuan yang berlaku dan menjadi acuan adalah POJK yang telah diundangkan. 46