Anda di halaman 1dari 5

SOALPRAKTIKMODUL10KKPMT3

PRODIDIPLOMATIGAREKAMMEDISDANINFORMASIKESEHATAN
JURUSANKEBIDANAN
POLITEKNIKKESEHATANKEMENKESYOGYAKARTA

Section I
No Kasus Proses Kode Kode Akhir
1. Halusinasi Hallucination >> auditory R44.0
pendengaran

2. Amnesia karena Amnesia >> postictal in G40.9


postiktal pada epilepsy
epilepsi

3. Ketergantungan Dependence >> tobacco F17.2


pada tembakau

4. Bipolar episode Diorder >> bipolar >> single F30.9


mania tunggal manic episode

5. Gangguan stres Disorder >> stress >> post F43.1


paska kejadian traumatic
traumatis

6. Kasus stres yang Stress >> mental >> work Z56.6


berkaitan dengan related
pekerjaan

7. Adiksi alkohol Addiction >> alcoholic >> O99.3


pada kasus complicating pregnancy
kehamilan
8. Gangguan anxiety Disorder >> anxiety >> due F15.8
karena konsumsi to caffeine
kafein berlebihan

9. Kasus phobia pada Phobia >> social F40.1


situasi sosial

10. Gangguan pada Disorder >> sexual >> F66.2


hubungan seksual relationship
Section II
Lakukan proses pengkodean menggunakan ICD-10/ICD-9-CM pada kasus di bawah
ini
1. Seorang wanita berusia 25 tahun memeriksakan diri ke RS X dengan dokter
spesialis jiwa pada tanggal 15 Oktober 2018, pasien mengeluh sering merasa
cemas secara tiba-tiba selama 13 hari terakhir. Pasien menjelaskan kepada dokter
bahwa sebelumnya memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol secara berlebihan
karena tekanan dan stres tinggi, selain itu pasien pernah menjadi korban
kekerasan fisik oleh orang tuanya, serta pasien sering merasa takut dan tidak
berdaya ketika berada tempat yang ramai. Mengetahui keterangan tersebut,
dokter menyarankan kepada pasien untuk melakukan tindakan EEG, dari hasil
EEG diketahui bahwa terdapat gangguan aktivitas listrik pada otak pasien.
Berdasarkan keluhan, riwayat, dan tindakan medis yang sudah dilakukan pasien,
dokter menyimpulkan bahwa pasien terdiagnosis gangguan panik dengan
agorapobia.
a) Riwayat mengonsumsi alcohol secara berlebihan >> alcoholism >> F10.2
b) Diagnosis utama: Agoraphobia >> F40.0
c) Tindakan: EEG (electro encephalogram) >> 89.14
2. Seorang pria berusia 30 tahun melakukan pemeriksaan dengan dokter jiwa di RS
X pada tanggal 20 Maret 2016. Pasien mengeluh selama 1 bulan terakhir sering
terjadi perubahan mood yang tidak terkendali, pasien menjelaskan bahwa
mengalami insomnia dan gelisah selama kurang lebih 10 hari, lalu setelah itu
pasien merasa bahwa terjadi perubahan mood secara drastis, yaitu pasien merasa
memiliki banyak energi untuk beraktivitas dan lebih banyak bicara dengan orang
lain, perubahan tersebut terjadi selama kurang lebih 9 hari. Berdasarkan keluhan
tersebut, dokter menyatakan bahwa pasien terdiagnosis bipolar afektif, sebagai
langkah pengobatan, dokter meresepkan obat penenang dan obat tidur kepada
pasien.
a) Insomnia >> G47.0, gelisah >> nervous >> R45.0
b) Diagnosis utama: disorder >> bipolar >> affective >> F31.9
c) Tidakan: Obat penenang: sedative >> T42.7, obat tidur: sleeping draught, pill
>> T42.7
3. Seorang pria berusia 28 tahun melakukan pemeriksaan dengan dokter jiwa di RS
Y pada tanggal 30 Januari 2018. Pasien melakukan kontrol rutin dengan dokter
tersebut karena terdiagnosis gangguan kepanikan, pada pemeriksaan sebelumnya
pasien mengeluhkan sering merasa cemas dan sedang mengalami stress selama
kurang lebih 8 hari, dokter meresepkan obat penenang kepada pasien untuk
dikonsumsi selama 7 hari, jika tidak ada perkembangan maka pasien dianjurkan
untuk melakukan kontrol. Pada waktu kontrol, pasien menjelaskan kepada dokter
bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan. Karena hal tersebut maka dokter
merekomendasikan kepada pasien untuk melakukan tindakan EKG guna
mendeteksi tingkat stress.
a) Gejala: cemas >> worries >> R45.2, stress >> stress mental NEC >> Z73.3
b) Diagnosis : gangguan kepanikan >> panic disorder >> F41.0
c) Tindakan : EKG guna mendeteksi tingkat stress: electrocardiogram >>
89.52, obat penenang >> sedative >> T42.7

4. Seorang wanita berusia 49 tahun mendatangi RS X dan melakukan pemeriksaan


dengan dokter spesialis jiwa pada tanggal 28 Februari 2019, karena merasa
memiliki kebiasaan yang dirasa tidak normal dalam jangka waktu 1 bulan
terakhir. Pasien menyampaikan kepada dokter bahwa sering meniru ucapan orang
lain dan sering mengulang gerakan yang sama dalam jangka waktu 13 hari.
Setelah itu pasien merasa enggan beraktivitas dan tidak responsif terhadap
lingkungannya selama kurang lebih 12 hari. Berdasarkan keterangan tersebut,
dokter menyimpulkan bahwa pasien terdiagnosis skizofrenia katatonik, sebagai
langkah pengobatan, dokter meresepkan obat anti psikotik, serta menyarankan
pasien untuk melaksanakan tindakan psikoterapi dan ECT secara rutin.
a) Meniru ucapan rang lain : Echolalia>> R48.8
b) Melakukan Gerakan berulang ulang : syndrome>>Tourette>>F95.2
c) merasa enggan beraktivitas dan tidak responsif terhadap lingkungannya
d) Diagnosis utama : Schizophrenia>>catatonic>>F20.2
e) Tindakan utama : psichoterapy>>94.39
f) Tindakan : electroconculsive therapy >>94.27
5. Seorang pasien wanita berusia 33 tahun mendatangi RS Y dan melakukan
pemeriksaan dengan dokter spesialis jiwa pada tanggal 31 April 2017. Pasien
menyampaikan kepada dokter bahwa sering mengalami kesemutan dan mati rasa
pada bagian kepala dan leher, serta mengalami 3 kali kejang dalam jangka waktu
11 hari terakhir. Berdasarkan keterangan tersebut, dokter menyarankan kepada
pasien untuk melaksanakan tindakan EEG untuk memantau tingkat aktivitas otak
dan EKG untuk mengukur tingkat stress yang dialami pasien. Berdasarkan hasil
tindakan tindakan tersebut, dokter menyimpulkan bahwa pasien terdiagnosis
epilepsi simptomatik, sebagai langkah pengobatan, dokter meresepkan obat
antiepilepsi pada pasien.
a) Kesmutan dan mati rasa bagian kepala dan leher >> tingling sensation >>
R20.2, numbness >> R20.8
b) Kejang >> seizure >> R56.8, seizure epileptic >> G40.9
c) EEG >> electroenchepalogram >> 89.14
d) EKG >> electrocardiogram >> 89.52
e) Epilepsy symptomatic >> G40.8
f) Obat antiepilepsi >> antiepileptic >> T42.7

Anda mungkin juga menyukai