Weigh Feeder merupakan timbangan conveyor yang secara otomatis menentukan berat
elektris mekanis yang berbentuk konveyor yg material penyusun yang akan diumpankan ke proses
mempunyai peranan penting dalam menentukan selanjutnya.[8] Sebagai contoh pada bagian
kualitas produk dalam sebuah industry. Dalam pengolahan bahan mentah dalam industri semen,
sistem weigh feeder ini terdapat load cell yang weigh feeder bertugas mencampur komponen
berperan sebagai alat penimbang, dan juga motor penyusun semen seperti: batu kapur/limestone
sebagai penggerak konveyor. Dalam penelitian kali (80%), pasir silica (3%), pasir besi (1%), dan tanah
ini saya menggunakan metode PID untuk liat/clay(16%), sebelum bahan-bahan itu
menyelesaikan masalah pengaturan set point pada diumpankan ke kiln dan preheater untuk proses
motor serta pengaturan kecepatan motor terhadap pemanasan lanjut. Sedangkan pada bagian finish
perubahan beban pada weigh feeder ini. Diharapkan mill, weight feeder bertugas mencampur material
pada metode ini dapat berjalan dengan baik sesuai setengah jadi (clinker) (80%), tras (17%), gypsum
dengan setpoint yang diberikan. Pada alat ini (3%), sebelum material tersebut digiling di finish
menggunakan mikrokontroler berupa Arduino. mill (tube mill). [10]
Prinsip kerja alat ini adalah dengan cara mengatur
kecepatan motor pada set tertentu sehingga loadcell Karenanya maka kesalahan (ketidakakuratan)
dapat membaca beban yang berada diatas konveyor kerja weigh feeder dapat mengakibatkan mutu
dengan tepat, sehingga dihasilkan output yang produk yang dihasilkan kurang baik, atau rusak.
sesuai. Dalam menentukan nilai PID yang tepat, Sebaliknya respon weigh feeder yang akurat akan
dilakukan berulang kali percobaan try and error menghasilkan suatu komposisi bahan baku
serta melakukan perhitungan. Akhirnya ditemukan penyusun produk yang mendekati desain yang
nilai PID yang tepat sehingga motor dapat berputar diinginkan, sehingga akan dihasilkan produk yang
dengan kecepatan yang sesuai setpoint. Nilai PID berkualitas baik pula.[6] ~~!~~ Oleh karena itu,
itu adalah Kp=0,822 Ki=0,698 Kd=0,17. Dalam kami akan merancang sebuah conveyor yang
prosesnya Loadcell akan membaca berat yang ada digerakkan oleh sebuah motor DC dimana
diatas konveyor sehingga dapat dihitung hasil total kecepatan dari conveyor tersebut tergantung dari
dari penjumlahan berat setiap sensing. beban material yang ada di atas conveyor serta
berapa berat total material yang diinginkan dalam
Kata Kunci : PID, Weighfeeder, Loadcell satuan berat per waktu. Dan untuk proses
monitoring akan ditampilkan dengan LCD serta
pemberian set point dengan menggunakan keypad
I. PENDAHULUAN tapi kami juga akan menggunakan PC sebagai
monitoring dan pemberian set point menggunakan
JURNAL ELKOLIND, JULI 2016, VOL.XX NO.YY Berikut ini adalah keterangan blok diagram sistem
kontrol PID:
3.1 Diagram Block Sistem 1) Controller
Controller yang digunakan yaitu PID, untuk
mengatur kecepatan motor DC sesuai
dengan feedback masukan dari sensor
kecepatan yaitu Rotary Encoder.
2) Driver
Digunakan untuk input sensor analog yang
membutuhkan driver.
3) Aktuator
Motor DC sebagai aktuator yang digunakan
untuk menggerakkan konveyor.
4) Sensor
Output
R6 =
8
Tabel 4 1 Hasil Pengujian Driver Motor DC
PWM Rotary Tacho Error Gambar 4 1 Hasil Pengujian LCD
Encoder Meter
Tampilan hasil pengujian LCD diatas
0 0 0 0 menunjukkan bahwa rangkaian LCD dan
20 25 25 0 program yang digunakan sudah bekerja dengan
40 55 60 9 baik. Dan LCD dapat digunakan untuk
60 108 96,1 11 mengeluarkan hasil kecepatan maupun berat
80 128 129 0.7 dari sistem weigh feeder ini.
100 146 147,2 0.8
4.4 Pengujian Kontrol PID
120 170 173,9 2,2
140 191 189 1 Pengujian kontrol PID dilakukan dengan
160 212 203,5 4,4 cara menganalisa grafik respon menggunakan
180 215 214 0,4 kontrol PID berdasarkan nilai Kp, Ki dan juga Kd
yang telah dirancang menggunakan metode
200 226 222 1,7
osilasi Ziegler-Nichols. Respon PID ini akan
220 235 231,3 1,5
menunjukkan apakah nilai Kp, Ki dan Kd yang
240 249 249 0
telah dirancang mampu menghasilkan output
255 262 258 1,5 yang sesuai dengan setpoint yang diberikan dan
dapat mempertahankan setpoint apabila diiberi
Dari hasil pengujian diatas, terlihat bahwa beban.
perubahan duty cycle PWM yang diberikan pada Dengan melakukan percobaan dan
rangkaian driver motor DC memberikan pengaruh memberikan set point keepatan 150rpm serta
pada kecepatan motor. Dalam pengukuran diatas memasukkan program PID yang telah
didapatkan bahwa rotary encoder masih belum diperoleh dari bab 3 sebelumnya. Diperoleh
sempurna membaca kecepatan motor, namun hasil grafik kecepatan sebagai berikut dengan
dengan toleransi error sebesar 2% maka sensor nilai Kp=5,67 Ki=0,698 Kd=0,17
kecepatan ini masih dianggap layak digunakan.
Pada kecepatan tertentu rotary tidak dapat membaca Chart Title
secara baik dikarenakan posisi receiver kurang tepat.
250
Dengan dilakukannya percobaan diatas maka dapat 200
diartikan bahwa driver motor berjalan sesuai dengan 150
yang diharapkan. 100
50
0
4.3 Pengujian Rangkaian LCD
105
131
157
183
209
235
261
287
313
339
365
391
417
443
469
27
53
79
1
JURNAL ELKOLIND, JULI 2016, VOL.XX NO.YY x1, y1, x2, dan y2 dapat diperoleh pada grafik,
yaitu saat 341 ms kecepatan motor adalah 212 rpm
((x1, y1) = (341,212)) sedangkan saat 493 ms
Chart Title kecepatan motor adalah 24 rpm ((x2, y2) = (493,
300 24)).
200
100
0
10918
12680
14442
16203
17966
19727
21489
23250
25012
26774
28535
1225
2827
4428
6030
7631
9233
0
Pada percobaan kali ini kita memberikan control Sesuai dengan teori bahwa rise time (tr)
PID dengan nilai Kp=0 Kd=0 dan Ki=0 didapatkan diperoleh dari 90% setpoint, maka tr dapat diketahui
grafik kecepatan motor yang relative stabil dan saat kecepatan motor adalah 200 rpm. Diasumsikan
mempunyai nilai error kecil, sehingga menimbulkan bahwa 200 ini adalah x.
ke stabilan yang bagus. Namun dalam percobaan x = 90% * setpoint
kali ini apabila diberikan beban, motor mengalami = 90% * 200 rpm
penurunan kecepatan. Karena tidak adanya nilai Kp x = 180 rpm
sebagai penunjang motor dan juga tidak
didukungnya nilai Kd dan Ki. Sehingga Percobaan selanjutnya dengan menggunakan
menimbulkan berkurangnya kecepatan itu. nilai Kp = 0,82, Ki=0,698, Kd=0,17 setpoint
Seperti yang kita ketahui, control pada motor rpm=150
sangat dibutuhkan dalam menentukan kecepatan
dan kstabilan motor. Sehingga didapatkan sistem
Chart Title
weigh feeder ini secara maksimal. Ini berpengaruh 200
dari perbandingan perubahan beban degan 150
peubahan kecepatan itu sendiri.
100
Chart Title 50
250 0
105
131
157
183
209
235
261
287
313
339
365
391
417
443
469
200
27
53
79
1
150
100 Gambar 4 5 gambar grafik dengan nilai PID
50
0 Dalam setpoint 150 rpm didapatkan respon yang
cukup bagus yaitu terjaganya set point setelah
1260
1537
1814
2091
2369
2645
2923
3200
3477
3754
4031
4308
4586
217
450
706
983
Gambar 4 4 gambar grafik dengan nilai PID PID ini membantu mempercepat dalam
menyetabilkan motor menuju setpoint namun
Rise time (tr) yang tampak pada sistem tersebut berakibat terjadinya overshoot dari motor tersebut.
dapat diperoleh dengan cara rumus matematika Dalam percobaan selanjutnya
dasar, yaitu persamaan garis lurus yang melewati 2 menggunakan nilai Kp=2 Kd=2 Ki=2 dan rpm=150
titik:
108
JURNAL ELKOLIND, MEI 2016, VOL.3, NO.1
Gambar 4 7 gambar grafik dengan nilai PID terbaik penguatan loadcell. Yang perlu diperhatikan dari
percobaan kali ini adalah kalibrasi yang harus
Dalam percobaan itu diberikan beban sebesar 5kg dilakukan terlebih dahulu sebelum memasukkan
dan mendapatkan respon yang baik dari control PID. didalam plant. Dalam kalibrasi sendiri dibutuhkan
Terjadi overshoot pada awal mulai setelah itu ketelitian karenan berpengaruh terhadap keluaran
kecepatan menurun hingga dibawah setpoint namun dari loadcell itu sendiri. Unutk menentukan nilai
control PID mencoba mengembalikan hingga sesuai pada loadcell kita harus melakukan penimbangan
dengan set point dengan cepat. Sehingga didapatkan sehingga keluar tegangan dari load cell, setelah itu
nilai kecepatan yang konstan dan sesuai dengan set dilakukan pembacaan pada program Arduino untuk
point hingga akhit percobaan. Kestabilan dalam mengubah nilai tersebut kedalam nilai
control ini dipengaruhi oleh adanya control yang pengkalibrasian terhadap loadcell itu.
sesuai atau tepat dalam menentukan nilai PID itu
109
JURNAL ELKOLIND, MEI 2016, VOL.3, NO.1