Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

Instrumentasi dan Pengukuran Berat

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Bahruddin, M.T.

Disusun oleh:

Kelompok 5

Andika Dwi Nata (2007110725)

Fitri Ayu (2007114005)

Namira Herliana Putri (2007125756)

Roberto Siregar (2007114002)

TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................i


DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ii
BAB 5 INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN BERAT................................1
5.1 Definisi dan Pengertian......................................................................................1
5.2 Weight Feeder .....................................................................................................2
5.2.1 Prinsip Kerja Weight Feeder ...................................................................3
5.2.2 Metode Kalibrasi Weight Feeder .............................................................5
5.2.3 Perawatan Weight Feeder ........................................................................7
5.3 Rotary Packer ......................................................................................................9
5.3.1 Prinsip kerja Rotary Packer .....................................................................9
5.3.2 Metode Kalibrasi Rotary Packer .............................................................10
5.3.3 Perawatan Rotary Packer ........................................................................11
5.4 Weigh Bridge .......................................................................................................11
5.4.1 Prinsip kerja Weigh Bridge ......................................................................13
5.4.2 Metode Kalibrasi Weigh Bridge ..............................................................16
5.4.3 Perawatan Weigh Bridge..........................................................................17
5.5 Load Cell..............................................................................................................18
5.4.1 Prinsip Kerja Load Cell ...........................................................................19
5.4.2 Metode Kalibrasi Load Cell ....................................................................21
5.4.3 Perawatan Load Cell ................................................................................21
5.6 PENUTUP ...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................23

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Bentuk Sistem pada Instrumen ..........................................................1


Gambar 5.2 Weight Feeder ....................................................................................3
Gambar 5.3 Prinsip Kerja Weight Feeder .............................................................3
Gambar 5.4 Blok Diagram Sistem Weight Feeder ................................................4
Gambar 5.5 Blok Diagram Kontrol .......................................................................5
Gambar 5.6 Rotary Packer ....................................................................................9
Gambar 5.7 Weigh Bridge .....................................................................................12
Gambar 5.8 Bentuk Fisik Load Cell ......................................................................18
Gambar 5.9 Konfigurasi Kabel Sensor Load Cell .................................................19
Gambar 5.10 Posisi Strain Gauge ...........................................................................20
Gambar 5.11 Rangkaian Jembatan Wheatstone pada Sensor Load Cell .................20

ii
BAB V
INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN BERAT

5.1 Definisi dan Pengertian

Instrumen
Instrumen ialah alat yang dipakai untuk mendeteksi data, mengukur frekuensi
dan besarnya fenomena. Instrumen terdiri dari item-item dan kategori jawaban yang
tersusun untuk mengungkapkan keterangan tentang variabel.Instrumen adalah Alat
ukur yang mempunyai sifat KOMPLEK, yang minimal terdiri atas komponen : (a)
Transducer atau Sensor atau Elemen Pengindera, (b) Pengkondisi Sinyal tercakup a.l :
Amplifier/penguat, Peredam, dan Penyaring, dan (c) Unit Keluaran Analog (Skala
Jarum dll) atau Peraga Digital atau Monitor. Sensor dipakai untuk menangkap adanya
perubahan sinyal, Pengkondisi Sinyal untuk merubah nilai kekuatan sinyal yang
ditangkap, Monitor sebagai penunjuk pengukuran atau sinyal yang diperoleh.
Fungsi instrumen yang banyak digunakan di industri maupun di Lab. pengujian
antara lain : alat ukur kadar air, alat ukur suhu, alat ukur tekanan, alat ukur gaya, alat
ukur berat, alat ukur getaran, alat ukut tingkat kebisingan, tachometer digital dan lain-
lain, dan yang harus mampu secara akurat mendeteksi setiap perubahan.

Gambar 5.1 Bentuk Sistem pada Instrumen

1
Pengukuran Berat
Pengukuran adalah Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan
nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kwantitatif). Jadi mengukur adalah suatu
proses mengaitkan angka secara empirik dan obyektif pada sifat-sifat obyek atau
kejadian nyata sehingga angka yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran
yang jelas mengenai obyek atau kejadian yang diukur. Atau secara Umum (sederhana)
adalah : Membandingkan suatu besaran yang tidak diketahui harganya dengan besaran
lain yang telah diketahui nilainya. Alat ukur digunakan untuk keperluan pengukuran.
Pengukuran akan memberikan arti penting bagi manusia untuk
menggambarkan berbagai fenomena alam dalam bentuk kuantitatif atau angka. Lord
Kelvin menyatakan : “Bila anda dapat mengukur apa yang anda bicarakan serta
menyatakannya dalam bentuk angka, maka anda mengerti apa yang anda bicarakan.
Tetapi bila anda tidak dapat mengukurnya dan tidak dapat menyatakannya dalam
bentuk angka, maka pengetahuan anda tidak memuaskan atau bahkan mengecewakan”.
Massa sering dikaitkan dengan berat, Massa adalah dasar kapasitas dari suatu
materi, sedangkan berat adalah suatu gaya atau interaksi massa materi dengan medan
gravitasi. Dalam penggunaan sehari-hari kata “massa” sering dikatakan “berat”,
walaupun ini merupakan dua istilah yang berbeda dasar dari satuan massa adalah
kilogram (kg) sesuai dengan SI (International System of Units). Pengukuraan berat
adalah membandingkan sesuatu massa benda (berat) dengan nilai standar yang telah
ditetapkan.

5.2 Weight Feeder


Weight feeder adalah equipment yang digunakan untuk pengukuran jumlah
massa total material yang mengalir (flow rate) pada sebuah Belt Conveyor. Weight
feeder berbentuk belt conveyor tetapi pada bagian bawah belt, terdapat sensor untuk
mengukur berat yang disebut load cell. Apabila beban pada weight feeder terlalu berat,
maka secara otomatis motor pada AF akan berputar secara pelahan agar tetap
menyamakan set point yang diinginkan dari CCR melalui MCC. Dan sebaliknya,
apabila beban pada weight feeder ringan atau belum mencapai set point yang

2
diinginkan, maka motor pada AF akan berputar dengan cepat agar material yang
berasal dari silo akan jatuh ke weight feeder dan mencapai set piont yang diinginkan.

Gambar 5.2 Weight Feeder

5.2.1 Prinsip Kerja Weight Feeder


a. Proses Pengolahan Pada Weight Feeder
Dalam industri, weight feeder memegang peranan yang penting dalam
menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Pada prinsipnya weight feeder
dapat dianggap sebagai suatu timbangan elektris-mekanis berbentuk conveyor
yang secara otomatis menentukan berat material penyusun yang akan
diumpankan ke proses selanjutnya.
b. Prinsip Kerja Weight Feeder System

Gambar 5.3 Prinsip Kerja Weight Feeper

Weight Feeder diatur ke dalam operasi set point jarak jauh oleh sinyal
digital dari CCR. Selama berlangsung mode ini, kontroller weight feeder akan

3
menggunakan set point remote dari CCR untuk mengontrol kecepatan dan juga
jumlah bahan baku yang masuk ke dalam ke dalam proses selanjutnya.
Ketika kecepatan dan berat beban telah mencapai set point, maka proses
penimbangan berat beban dan kecepatan akan berlangsung. Jika beban pada
weight feeder berlebih, motor konveor AF akan berjalan lebih pelan agar
menyesuaikan pada set point beban yang telah diatur. Dan apabila beban batu
kapur pada weight feeder kurang (tidak mencapai set point), maka motor
konveor AF akan berputar lebih cepat agar mencapai set point yang diinginkan.
Apabila komposisi dari bahan baku semen tidak seimbang, maka tim riset pada
bagian produksi dapat mengubah parameter set point yang diinginkan tanpa
harus mengubah dari CCR.
Saat terjadi masalah pada weight feeder, maka dapat diubah ke dalam
bentuk lokal (dapat diatur pada lokasi weight feeder tersebut). Sehingga pada
CCR harus dirubah dalam mode lokal agar dapat diperbaiki secara manual
gangguan tersebut.

Metode Weight Feeder


Diagram Block Sistem

Gambar 5.4 Blok Diagram Sistem Weight Feeder

Berikut adalah penjelasan dari diagramblock tersebut:


1) Sensor Load Cell digunakan untuk menghitung beban yang terdapat dalam
konveyor.
2) Pengkondisian sinyal adalah merubah sinyal analog menjadi sinyal digital agar
lebih mudah diproses pada tahap selanjutnya.

4
3) LCD digunakan untuk menampilkan informasi dari alat.
4) Sensor Rotary Encoder digunakan untukmemonitor kecepatan putar motor DC.
5) Keypad digunakan sebagai pemberi perintah dari user ke alat.
6) Motor DC berfungsi sebagai actuator konveyor agar dapat berputar sesuai
dengan set point yang diinginkan.
7) Driver Motor DC digunakan sebagai bridge
dari output controller ke motor DC.
Selain membuat blok diagram secaraelektronik, juga membuat blok diagram sistem
kontrol menggunakan metode kontrol PID.

Gambar 5.5 Blok Diagram Kontrol

Berikut ini adalah keterangan blok diagram sistem kontrol PID:


1) Controller
Controller yang digunakan yaitu PID, untuk mengatur kecepatan motor DC
sesuai dengan feedback masukan dari sensor kecepatan yaitu Rotary Encoder.
2) Driver
Digunakan untuk input sensor analog yang membutuhkan driver.
3) Aktuator
Motor DC sebagai aktuator yang digunakan untuk menggerakkan konveyor.
4) Sensor
Sensor digunakan untuk mendeteksi suatu keadaan sesuai dengan yang
diinginkan dalam menjalankan suatu proses.

5.2.2 Kalibrasi Weight Feeder


1. Pilih Weight feeder mana yang akan di kalibrasi
Tekan F1, lalu pilih Weight Feeder yang akan dikalibrasi (1,2,3,etc)

5
2. Pastikan material yang berada di Weight Feeder yang akan dikalibrasi tidak
menumpuk di area sekitar load cell.
3. Pastikan sebelum mode operasi pada SDU Weight Feeder pada keadaan
Gravimetric. Jika mode operasi dalam keadaan Volumetric anda dapat
mengubahnya dengan cara:
Menu Tuning Regulation
Lalu pilih Gravimetric
4. Check nilai SPAN sebelum Weight Feeder dikalibrasi. Anda dapat melihat nilai
SPAN dengan cara:
Menu Scale Main deck SPAN
Catat nilai SPAN nya
5. Check System Security. Ketika keadaan operasional SECURITY LEVEL
dalam keadaan MAIN dan ACT CTRL dalam keadaan OPER. Ketika akan
dikalibrasi Security Level dapat diubah menjadi mode Maint sedangkan Act
CTRL diubah menjadi PTAuxilary.
a. System Security Secur Lev Maint
b. System Security Act Lev PTAuxalary
6. Reset nilai Totalizer sebelumnya pada SDU
7. Tentukan Set Point yang akan dipakai pada proses kalibrasi. Nilai Set Point
yang akan digunkan pada proses kalibrasi adalah 20% - 100% dari nilai flowrate
weight feeder.
Ex: Flowrate Weight Feeder 1.5-15 T/H
20
Min Set Point = 1.5 + (13.5 x 100)

= 4.2 T/H
8. Start Weight Feeder sampai dengan massa yang kita inginkan tercapai
9. Ketika massa yang kita inginkan tercapai stop weight Feeder
10. Timbang kembali material secara actual dengan timbangan yang terstandarisasi
11. Check dan catat nilai Totalizer pada SDU
12. Untuk memastikan kembali hasil penimbangan anda dapat mengulang kembali
poin 6 hingga poin 11

6
13. Check persentase error pada weight feeder
14. Hitung nilai SPAN baru dengan cara:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
x Nilai SPAN sebelumnya
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝑖𝑧𝑒𝑟

Nilai SPAN berada pada kisaran 0.9-1.1. Jika nilai SPAN lebih atau kurang dari
Range tersebut maka Weight Feeder mengalami kesalahan pada system
mekanis
15. Masukkan nilai SPAN yang baru:
Menu Scale Main Deck SPAN
16. Kalibrasi telah dilakukan . anda dapat mengubah kembali ke mode operasional
17. Catat nilai record SPAN yang baru.

5.2.3 Perawatan Weight Feeder


Menurut Antony Corder (1992), manajemen perawatan dapat dikelompokkan
menjadi perawatan terencana dan tidak terencana.
a. Perawatan terencana
Perawatan terencana adalah perawatan yang terorganisir dan
dilaksanakan dengan pemikiran sebelumnya dengan pengawasan dan
catatan-catatan untuk melaksanakan tindakan pemeliharaan. Tujuan
perawatan tersebut adalah untuk menghindari kerusakan fasilitas yang tiba-
tiba dan mempertahankan fungsi aset yang tersedia. Perawatan ini
dijalankan secara berkala berdasarkan kondisi atau waktu yang telah
ditentukan.
1) Perawatan pencegahan(Preventive Maintenance)
Perawatan pencegahan adalah perawatan yang dilakukan berdasarkan
intervalwaktu yang telah ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria
lainnya yang diuraikan dengan tujuan untuk mengurangi kemungkinan
kerusakan atau penurunan kemampuan dari suatu barang.Perawatan
pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasarkan
(1) Pembersihan dan pelumasan
(2) Inspeksi dengan cara melihat, mendengar dan memeriksa.

7
(3) Penyetelan mesin pada selang waktu yang telah ditentukan.
(4) Running Maintenance
Running Maintenanceadalah perawatan berjalan yang merupakan sistem
perawatan yang dilakukan pada saat perawatan sedang beroperasi, cara
perawatan ini termasuk jenis perawatan yang direncanakan.
2) Perawatan korektif (Corective Maintenance)
Perawatan korektif adalah perwatan yang dilakukan untuk
memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah
berhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima. Perawatan
korektif ini terbagi tiga macam yaitu:
(1) Shutdown Maintenance
Shutdown Maintenanceadalah suatu pekerjaan maintenance yang
hanyadilakukan apabila fasilitas yang bersangkutan tidak bekerja atau
berhenti.
(2) Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance adalah suatu pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan perencanaan sebelumnya atas suatu fasilitas yang telah
diduga.
3) Perawatan ramalan (Predictive Maintenance)
Perawatan prediktif adalah usaha perawatan dengan cara pemantauan
peralatan yang ada untuk memperkirakan lebih awal kerusakan yang
akan terjadi.
4) Pemeliharaan Berkala (Periodic Maintenance)
Pemeliharaan berkala ialah pemeliharaan yang dilakukan secara
berkala sesuai dengan jadwal yang telah diprogram-kan. Pembuat-an jadwal
itu berdasarkan kepentingan perlakuan terhadap obyek pemeliharaan,
misalnya keperluan penggantian oli seharusnya bera-pa jam kerja, penyetelan
ulang bagian-bagian yang bergerak setiap berapa bulan dan sebagainya.
b. Perawatan tidak terencana (Unplanned Maintenance)

8
Perawatan tak terencana adalah perawatan yang dilaksanakan diluar
dari rencana yang dijadwalkan. Jenis perawatan yang termasuk dalam
perawatan yang tidak terencana adalah emergency maintenance. Emergency
maintenanceadalah perawatan yang dilakukan apabila mesin sama sekali
mati karena ada kerusakan atau kelainan dan tidak mungkin dapat terus
dioperasikan. Tindakan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
kerusakan-kerusakan yang total

5.3 Rotary Packer

Gambar 5.6 Rotary Packer


5.3.1 Prinsip Kerja
Rotary Packer adalah peralatan yang digunakan untuk proses pengepakan
( packing ) produk semen. Pada umumnya mesin packer melakukan packing dalam
bentuk kantong-kantong semen dimana setiap melakukan satu aksi atau satu putaran
pengisian semen terdapat delapan spouts kantong semen dengan perpaduan sensor-
sensor yang terotomasi.
Prinsip kerja mesin rotary packer ini sangat sederhana yaitu dengan operator
menginput data pemesanan semen dan menentukan speed kerja mesin pada monitor
mesin rotary packer.

9
Tombol yang ada pada monitor mesin rotary packer ada empat tombol yakni
pada tombol berwarna hijau berfungsi sebagai pengisian semen ke kantong, tombol
berwarna putih berfungsi sebagai power mesin rotary packer, tombol berwarna
orange berfungsi sebagai reset, dan tombol berwarna merah berfungsi sebagai stop
produksi yang biasanya dipakai hanya saat dalam keadaan urgent. Jika mesin
menggunakan speed 2200 h/h dalam pengerjaan manual oleh karyawan maka dapat
memasukkan bag semen ke spout sebanyak 2200 bag/jam. Dalam satu mesin rotary
packer terdapat delapan spout yang mengisi bag dengan semen melalui hembusan
udara. Bag yang sudah terisi semen seberat 40 kg atau 50 kg otomatis akan terjatuh
dari rotary packer menuju proses selanjutnya.

5.3.2 Kalibrasi Rotary Packer


• Kalibrasi Packer Weigh
• Menyiapkan test weight 50 kg dengan rincian 2 buah 20 kg dan 1 buah 10 kg.
• Membersihkan area control Packer Weigh pada mesin Rotary Packer
menggunakan air compressor.
• Memilih “block switch” ke kanan untuk memulai kalibrasi.
• Memastikan display LCD menunjukkan ± 00,20 kg, jika display LCD
menunjuk terlalu tinggi maka untuk mengatur atau mengurangi nilai tersebut
yaitu dengan cara mengatur “DIP switch” sebagai zero coarse adjust atau
pengaturan kasar (digit puluhan dan satuan).
• Mengatur fine adjusment atau pengaturan halus maka zero potensio sebelah
bawah diatur searah jarum jam sampai display 00,00 kg
• Setelah selesai zero, naikkan test weight 50 kg lakukan “fine adjusment” sampai
display menunjuk 50,00 kg digit terakhir kedip-kedip menunjuk positif untuk
mendapatkan nilai span terukur.
• Mengulangi langkah 4 dan 5 sampai didapat hasil yang baik untuk semua spout
yang dikalibrasi.

10
• Setelah kalibrasi zero dan span selesai (00 kg – 50 kg), maka zero point 2 kg
dengan cara men-select “DIP switch” agar tidak ada indikasi yang menuju ke
minus (-).
• Setelah selesai select “block switch” ke kiri.
• Menempelkan calibration card sebagai informasi penanggalan kalibrasi telah
dilakukan dan kapan waktu kalibrasi selanjutnya.
• Kalibrasi selesai

5.3.3 Perawatan Rotary Packer


Mulai Melakukan inspeksi checklist packer P-4 Input web rencana perawatan
rotary packer berkala Melakukan analisa rekap checklist packer P-4 Membuat
rencana perawatan rotary packer berkala Rencana Sesuai? Ya Membuat rencana
Kebutuhan suku cadang Disetujui? Tidak Tidak Pemeliharaan yang dilakukan PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terdiri dari dua kategori aktivitas perawatan yaitu
perawatan preventif dan perawatan karena rusak (corrective). Perawatan preventif
dilakukan berdasarkan jadwal yang sudah dibuat dan perawatan karena rusak
dilakukan jika terjadi kerusakan. Ya Mengajukan permintaan pengadaan suku cadang
Pelaksanaan perawatan berkala Selesai

5.4 Weigh Bridge


Weigh Bridge adalah alat untuk mengukur berat yang dilengkapi
dengan platform dan load cell sebagai sensor terhadap gaya berat (analog) yang
diberikan dan mengirimkannya ke Avery – weigh dan selanjutnya dikonversikan ke
dalam satuan berat (digital). Jembatan Timbang (Weigh Bridge Station) dilengkapi
dengan fasilitas CCTV dan memiliki sistem komputerisasi secara otomatis yang
tersambung ke Kantor Tata Usaha (KTU) dan tersambung juga ke Pusat (Jakarta). Ada
dua buah jenis jembatan timbangan, yaitu jembatan timbang I dan jembatan timbang
II. Jembatan timbang I difungsikan khusus untuk menimbang Tandan Buah Segar
(TBS) yang masuk kedalam pabrik dan jembatan timbang II difungsikan untuk
menimbang hasil produksi yang akan dikirim/dijual. Jembatan timbang I dan II

11
memiliki panjang 1500 cm dan dilengkapi dengan arah panah penunjuk center dari
jembatan timbang tersebut.

Gambar 5.7 Weigh Bridge


Weigh Bridge mempunyai fungsi yaitu:
1. Menimbang Tandan Buah Segar (TBS)
2. Memonitoring perbedaan brutto, tara, dan netto
3. Mengetahui data produksi buah dari kebun
4. Mengetahui jumlah hasil prosuksi yang akan dijual/dikirim

Klasifikasi Alat-alat yang digunakan adalah:


1. Avery Berker
Avery Berkel adalah alat yang digunakan untuk menunjukan angka timbang
secara digital dari setiap penimbangan buah dan truk yang masuk kedalam
pabrik. Alat ini memiliki berat timbangan maksimum sebesar 60000 kg dan berat
timbang minimal sebesar 400 kg. Ada dua tipe Avery Berkel yaitu Avery Berkel
L225 dan Avery Berkel L500M. Kegunaan dari masing-masing Avery Berkel ini
sama, yaitu untuk menujukan berat dari beban yang ditimbang. Hanya saja Avery
Berkel L500M digunakan untuk memperjelas berat timbangan kepada supir truk
agar para supir truk dapat melihat seberapa berat dari buah yang mereka bawa.
Skala yang ditunjukan oleh Avery berkel adalah 10 kg, artinya apabila angka
yang ditunjukanoleh alat ini berupa angka ganjil maka akan digenapkan ke angka
puluhan yang paling dekat.

12
2. Komputer
Jembatan timbang ini juga dapat dilengkapi dengan system komputer, CPU,
Monitor, Keyboard, Mouse, dan Local Area Network (SAP). Sofware Program
yang mampu mencetak tiket jembatan timbang untuk ; Berat, Waktu, Tanggal,
Bulan, Yahun, Jenis produksi, Kendaraan, Supplier, serta dapat menyimpan dan
mengamankan data bulanan.
3. Printer
Printer ini digunakan untuk mencetak data masuk dan data keluar yang telah
diolah melalui perangkat computer yang di operatori oleh dua orang. Dua buah
printer ini dipasangkan masing-masing dengan perangkat computer.
4. Plat Form
Stasiun jembatan memiliki 2 buah Plat Form.
5. Load Cell
Setiap jembatan timbang memiliki 6 Load Cell

5.4.1 Prinsip Kerja Weigh Bridge


Prinsip kerja Weigh Bridge adalah menggunakan Load Cell yang dikalibrasi
setiap dua minggu sekali. Load Cell akan mengirimakan sinyal digital kea very
berker. Weigh Bridge juga harus selalu dilakukan check weight bridge setiap 6 bulan
sekali. Tujuan dari check weigh bridge timbangan adalah agar timbangan tetap akurat.
Check weigh bridge timbangan dilakukan oleh Pusat (Jakarta) dan Badan Meterologo
dan Geofisika menggunakan batu tibang seberat 10.000 kg. orang dari pusat yang
melakukan check weigh Bridge ini disebut OLC (Oil Loss Control)
Pada sistem Weigh Bridge terdapat dua proses penimbangan yaitu:
1. Penimbangan barang masuk
Penimbangan barang masuk adalah dimana barang dimuat terlebih dahulu
pada saat dilakukan penimbangan pertama dan pada saat penimbangan kedua
truk/traktor dalam keadaan kosong (tanpa muatan).
Prosedur penimbangannya dan administrasi secara umum:

13
• Truk angkutan Tandan Buah Segar harus membawa Surat Pengantar Buah
(SPB) yang mencakup data :
− Nomor Surat Pengantar
− Jumlah janjang kosong
− Asal Kebun
− Berat dikirim
− Tahun tanam
− Nama Supir
− Block/Divisi
− Nomor Kendaraan
• Sebelum memasuki jembatan timbangan pengemudi harus melaporkan Surat
Pengantar-nya kepada Satpam agar dapat dicatat pada buku register
penerimaan Tandan Buah Segar.
• Truk pengangkutan Tandan Buah Segar dapat melakukan penimbangan
pertama yang diawasi oleh Satpam dengan ketentuan :
− Supir harus turun dari truk
− Posisi truk harus di tengah Plate Form
− Mesin truk harus dimatikan
• Truk pengangkutan Tandan Buah Segar dapat membongkar muatannya di
Loading Ramp (tempat penimbunan Tandan Buah Segar) kemudian
melakukan penimbangan kedua sama seperti penimbangan pertama.

Dari hasil penimbangan kedua operator timbangan mengeluarkan kartu


timbang dan diserahkan pada pengemudi 1 (satu) rangkap yang dilengkapi
dengan copy surat pengantar buah (SPB).

Kartu Timbang didistribusikan kepada :


− Lembar pertama kepada pihak pengangkut
− Lembar kedua kepada pihak pemasok Tandan Buah Segar
− Lembar ketiga untuk file timbangan

14
− Lembar keempat untuk file krani produksi
Selesai penimbangan kedua supir kembali melaporkan hasil
penimbangannya kepada Satpam untuk mencatat Tonase dari hasil
penimbangan ke dalam buku register penerimaan Tandan Buah Segar.
Berikut ini adalah yang dicatat oleh satpam pada saat supir menyerahkan SPB:
− Nama supir
− Nomor polisi kendaraan
− Jenis SPB
− Divisi
− Perkebunan buah dating
− Jam lapor
− Jam masuk
− Jam keluar
− Netto
2. Penimbangan barang keluar
Penimbangan barang keluar meliputi :
− Pengiriman Crude Palm Oil (Minyak Sawit).
− Pengiriman Kernel (Inti Sawit).
− Pengiriman Cangkang

Prosedur penimbangan dan administrasinya secara umum:


• Sebelum dilakukan penimbangan pengemudi harus melaporkan Delivery
Order (DO) jual yang masih berlaku serta SIM/KTP pengemudi.
• Selanjutnya Satpam membuat surat izin masuk pabrik untuk diteruskan ke
Krani Produksi.
• Setelah surat izin masuk disetujui truk dapat melakukan penimbangan
pertama dengan ketentuan :
− Kondisi dalam bak/tangki truk harus bersih (tidak ada barang tambahan).
− Pengemudi harus turun dari kendaraan.
− Posisi truk harus benar-benar di tengah Plate Form.

15
− Mesin kendaraan harus dalam keadaan mati.
− Setelah selesai melakukan pengisian muatan, dilakukan penimbangan
kedua.
− Pastikan truk diparkir di lokasi pagar pabrik untuk dilakukan pemasangan
segel/gembok oleh krani produksi atau operator, pemasangan yang
diawasi oleh Manager atau personalia.
− Sebagai sumber data pembuatan SPB (Surat Pengantar Barang), hasil
analisa laboratorium mengenal quality Crude Palm Oil atau inti sawit
diserahkan kepada operator Weighbridge.
− Data dari hasil penimbangan di check kembali oleh krani produksi dan
diserahkan kepada supir beserta surat izin keluar pabrik yang telah
distempel dan ditandatangani oleh Manager atau Personalia.
− Sebelum keluar dari pabrik, supir harus melaporkan kembali data hasil
penimbangan kepada satpam untuk memberikan informasi jumlah tonase
yang dibawa.
− Distribusi kartu timbang pengiriman Crude Palm Oil/inti sawit adalah:
▪ Lembar pertama kepada pihak pembeli atau bulking.
▪ Lembar kedua kepada pihak transport.
▪ Lembar ketiga untuk file timbangan.
▪ Lembar keempat untuk krani produksi.

5.4.2 Kalibrasi Weigh Bridge


1. Zero Calibration
Sistem penimbangan memerlukan kondisi Zero atau Nol pada displaynya.
Setiap Indicator timbangan dilengkapi Technical manual saat pembelian yang
sangat berguna untuk panduan melakukan Kalibrasi atau masalah lainnya.
Kalibrasi Zero adalah dimana indicator atau display menunjukan zero walaupun
sensor sudah terbebani oleh konstruksi platform yang setiap aplikasi akan
berbeda beda beratnya, tergantung dari ukuran panjang pendeknya.
2. Span Calibration

16
Kalibrasi Span adalah kalibrasi yang dilakukan setelah melewati tahapan
Zero Calibration. Siapkan beban yang sudah diketahui beratnya misalkan kita
ada beban yang di percayaberatnya misalkan 20 ton,berbagai cara untuk
mengetahui berat yang akan kita jadikan standard atau patokan bahwa beban itu
benar,misalkan dengan menimbang terlebih dahulu pada timbangan lain dan
sebagainya. Sebetulnya dari Dinas Metrologi /dibawah Departemen
Perdagangan sudah tersedia standard weight yang bisa kita sewa,akan tetapi
suatu pabrik yang mengeluarkan indicator menganjurkan kalibrasi untuk
mendekati berat maksimal atau mendekati full capacity,misal kan 40 ton,nah
dengan standard yang tersedia dari dinas metrologi seberat itu akan repot dan
akan membengkak biaya yang kita keluarkan mulai dari angkutan dan resiko di
jalan dan biasa praktisi timbangan menyiasatinya dengan kendaraan yang
dibebani misalkan 40 ton dan sebagai kontrol akurasi ditambahkan standard
weight dari dinas metrologi. Jadi tidak perlu menyediakan standard weight
seberat 40 ton kita sudah bisa menyiasati kalibrasi dengan baik tidak dan akan
menghasilkan kalibrasi yang sempurna dan di akui setelah di lakukan tera atau
pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan oleh dinas metrologi yang akan
mengeluarkan sertifikat tahunan yang sah untuk dipergunakan transaksi.

5.4.3 Perawatan Weigh Bridge


1. Rajin melakukan kebersihan di area weigh bridge (jembatan timbangan),
dengan cara menyapu dan membuang batu yang menempel di area perbatasan
timbangan. Di setiap sudut terdapat lumpur atau batu yang bisa menempel di
antara timbangan, hal ini bisa menyebabakan kerusakan pada timbangan.
2. Rutin melakukan kalibrasi yang bertujuan untuk mengetahui load cell berjalan
semestinya pada timbangan (terjadi kerusakan atau tidak). Baik menghitung di
sebelah kiri, tengah, kanan, jika hasil tidak sesuai maka terjadi indikasi
kerusakan pada load cell.
3. Melakukan sertifikasi weigh bridge ke dinas Perdagangan dan Perindustrian di
lakukan setiap setahun sekali. Dinas Perdagangan dan Perindustrian akan

17
melakukkan kalibrasi yang tidak jauh berbeda dengan kalibrasi yang dilakukan,
bedanya dinas mengeluaarkan sertifikat yang sudah disetujui pemerintah.

5.5 Load Cell


Load Cell adalah sebuah alat uji perangkat listrik yang dapat mengubah
suatu energi menjadi energi lainnya yang biasa digunakan untuk mengubah suatu gaya
menjadi sinyal listrik.
Sensor Load Cell merupakan sensor yang dirancang untuk mendeteksi
tekanan atau berat sebuah beban, sensor Load Cell umumnya digunakan sebagai
komponen utama pada sistem timbangan digital dan dapat diaplikasikan pada
jembatan timbangan yang berfungsi untuk menimbang berat dari truk pengangkut
bahan baku, pengukuran yang dilakukan oleh Load Cell menggunakan prinsip
tekanan.

Bentuk Fisik Load Cell

Gambar 5.8 Bentuk Fisik Load Cell


Kabel merah pada gambar adalah input tegangan sensor. Kabel hitam adalah
input ground sensor. Kabel hijau adalah output positif sensor. Kabel putih adalah
output ground sensor.

Sensor load cell memiliki spesifikasi kerja sebagai berikut:


• Kapasitas 2 Kg
• Bekerja pada tegangan rendah 5-10 VDC atau 5-10 VAC

18
• Ukuran sensor kecil dan praktis
• Input atau output resistansi rendah
• Nonlinearitas 0.05%

5.5.1 Prinsip Kerja Load Cell


Selama proses penimbangan akan mengakibatkan reaksi terhadap elemen
logam pada load cell yang mengakibatkan gaya secara elastis. Gaya yang ditimbulkan
oleh regangan ini dikonversi ke dalam sinyal elektrik oleh strain gauge (pengukur
regangan) yang terpasang pada load cell.

Gambar 5.9 Konfigurasi Kabel Sensor Load Cell

Gambar 5.9 adalah konfigurasi kabel dari sensor Load Cell. yang terdiri
dari kabel berwarna merah, hitam, biru, dan putih. Kabel merah merupakan input
tegangan sensor, kabel hitam merupakan input ground pada sensor, kabel warna biru
atau hijau merupakan output positif dari sensor dan kabel putih adalah output ground
dari sensor. Nilai tegangan output dari sensor ini sekitar 1,2 mV.
Selama proses penimbangan akan mengakibatkan reaksi terhadap elemen
logam pada Load Cell yang mengakibatkan gaya secara elastis. Gaya yang
ditimbulkan oleh regangan ini dikonversikan kedalam sinyal elektrik oleh strain
gauge (pengukur regangan) yang terpasang pada Load Cell. Pada gambar 5.10 akan
ditunjukkan tentang posisi strain gauge pada sensor Load Cell tersebut.

19
Gambar 5.10 Posisi Strain Gauge

Pada gambar 5.10 telah dijelaskan posisi dari strain gauge. Dari posisi strain
gauge yang seperti pada gambar 13, maka perhitungan strain gauge ini
menggunakan prinsip Jembatan Wheatstone. Strain gauge adalah perangkat yang
mengukur perubahan hambatan listrik dalam menanggapi, dan proporsional,
ketegangan yang diterapkan ke perangkat..
Prinsip kerja Load Cell berdasarkan rangkaian Jembatan Wheatstone dapat
dilihat pada gambar 5.11.

Gambar 5.11 Rangkaian Jembatan Wheatstone pada Sensor Load Cell

Jika rangkaian jembatan Wheatstone diberi beban, maka nilai R pada


rangkaian akan berubah, nilai R1 = R4 dan R2 = R3. Sehingga membuat sensor
Load Cell tidak dalam kondisi yang seimbang dan membuat beda potensial. Beda
potensial inilah yang menjadi outputnya. Untuk menghitung Vout atau A sperti pada
gambar, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

20
Secara teori, prinsip kerja Load Cell berdasarkan pada jembatan
Wheatstone dimana saat Load Cell diberi beban terjadi perubahan pada nilai
resistansi, nilai resistansi R1 dan R3 akan turun sedangkan nilai resistansi R2 dan
R4 akan naik ketika posisi setimbang, Vout Load Cell = 0 volt, namun ketika nilai
resistansi R1 dan R3 naik maka akan terjadi perubahan Vout pada Load Cell. Pada
Load Cell output data (+) dipengaruhi oleh perubahan resistansi pada R1, sedangkan
output (-) dipengaruhi oleh perubahan resistansi R3. Karena keluaran tegangannya
yang bermili Volt, susah untuk dideteksi oleh Arduino, oleh karena itu butuh
ditambahkan penguatan berupa Programmable Gain Amplifier (PGA) yang berada
pada ADC (Analog Digital Converter).

5.5.2 Kalibrasi Load Cell


1. Input ‘K’ atau ‘k’ untuk masuk mode kalibrasi.
2. Naikkan beban pengkalibrasi pertama
3. Inputkan berat tera beban pengkalibrasi pertama – Enter
4. Naikkan beban pengkalibrasi kedua
5. Inputkan berat tera beban pengkalibrasi kedua – Enter
6. Selesai

5.5.3 Perawatan Load Cell


1. Jangan menimbang Barang melebihi kapasitas Timbangan
2. Jangan menggunakan aksesories atau peralatan tambahan yang bukan
merupakan peralatan Original dari Manufaktur Timbangan
3. Jangan menggunakan timbangan pada lingkungan yang tidak
direkomendasikan oleh Manufaktur Timbangan, seperti lingkungan Basah,

21
Panas, Debu, Ekstrem dll. Kecuali Timbangan tersebut memang didesign untuk
mengakomodir lingkungan tersebut
4. Gunakan timbangan sesuai dengan fungsinya
5. Periksa dan pastikan jaringan listrik dan sistem Kabel dalam kondisi baik dan
stabil
6. Periksa rutin setiap 3 bulan sekali, apakah timbangan masih dalam kondisi baik
atau tidak
7. Bersihkan timbangan dari material-material yang tercecer setelah melakukan
penimbangan
8. Jangan meletakkan barang diatas platform timbangan selama timbangan tidak
dipakai, meskipun timbangan dalam keadaan mati/off, Karena berat barang
tersebut tetap bisa mempengaruhi sensor berat/Load Cell timbangan tersebut`

5.6 Penutup
Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan
nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kwantitatif). Pengukuran berat adalah
membandingkan sesuatu massa benda (berat) dengan nilai standar yang telah
ditetapkan. Berat adalah salah satu parameter yang paling penting, sehingga terdapat
instrument telah dikembangkan untuk mengukur berat. Contohnya Weight Feeder,
Rotary Packer, Weigh Bridge, dan Load Cell yang telah dijelaskan prinsip kerja,
metode dan penggunaan, kalibrasi, dan perawatannya pada makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://elkolind.polinema.ac.id/index.php/elkolind/article/view/72
https://mekanisasi.litbang.pertanian.go.id/ind/phocadownload/Artikel/Penggunaan_al
at_ukur_dan_instrumen_ukur.pdf
http://mangihot.blogspot.com/2016/10/makalah-pengukuran-dan-instrumen.html
https://docplayer.info/69651296-Perawatan-dan-perbaikan-pada-dosimat-feeder-
limestone-3c-4r2a01-di-raw-mill-indarung-iv-pt-semen-padang.html
https://fdokumen.com/document/makalah-seminar-kerja-praktek-proses-otomatisasi-
pada-1-makalah-seminar.html
https://www.hmeftuntirta.com/2018/06/memahami-sensor-berat-load-cell/
http://www.rajaloadcell.com/article/perawatan-dan-pemeliharaan-jembatan-Timbang-
153
https://www.semesin.com/project/2018/05/18/kalibrasi-sensor-loadcell-interaktif-
dengan-serial-usb-ttl-arduino/
http://eprints.undip.ac.id/66898/6/13._Bab_2.pdf
https://indopalma.blogspot.com/2017/02/alur-tandan-buah-segar-menjadi-
minyak.html?m=0
http://www.rajaloadcell.com/article/tips-melacak-kerusakan-pada-jembatan-timbang-
114
https://www.scribd.com/document/379085436/Makalah-Rotary-Packer
https://prezi.com/f2vyk1uej79z/kalibrasi-dan-sistem-kontrol-mesin-rotary-packer-
menggunakan/?fallback=1

23

Anda mungkin juga menyukai