Masalah kelompok
Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Konseling
Individu dan Kelompok
Dosen Pengampu : Suryadi, M.A.
Musdalifah D20193106
Ngainun Naazah D20193109
Ahmad Diki Darussalam D20193114
1
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan
para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
BAB II Pembahasan
A. Masalah dalam kelompok............................................................................6
B. Materi umum dalam pengembangan diri konseli.........................................6
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
hubungan yang positif dengan individu lainnya, membantu
meningkatkan kepercayaan diri dan belajar bertanggung
jawab terhadap diri sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah materi umum dalam pengembangan
diri konseling?
2. Apa saja bidang-bidang bimbingan dan konseling?
3. Apa saja permasalahan dalam kelompok?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pernyataan tersebut. Masalah dipertegas kembali oleh Irmansyah,
menurutnya masalah adalah suatu pelajaran ketika anda sadar kesadaran
jiwa anda, anda juga dapat melihat dengan mudah untuk berbagai
kelemahan dan masalah dalam hidup anda.
Kelompok adalah kumpulan individu yang bekerja sama dan saling
berinteraksi satu sama lain. Saling berkomunikasi secara verbal maupun
non-verbal dengan mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan
kepentingan pribadi inividu dan tercipta sebuah ikatan psikologis yang erat
diantara anggota kelompok. Menurut Schein pengertian kelompok sebagai
sejumlah orang yang berbagi nilai terhadap pandangan yang sama dari
suatu masalah dan mengembangkan penyelesaian share tersebut. Moekijat
menjelaskan bahwa suatu kelompok terdiri atas individu individu masing
masing memiliki suatu pola kemampuan kemampuan, sikap sikap dan sifat
sifat kepribadian yang khas. Sebuah kelompok dibedakan atas sifat sifat
yang merupakan pengaruh dari faktor faktor seperti kepribadian individu
individu yang membentuk, hakikat hubungan hubungan antar individu
dalam kelompok dan peranan kelompok dalam organisasi.
Di dalam dan diantara kelompok kelompok kerja yang telah
diorganisasikan secara formal yang menuntut pola pekerjaan pekerjaan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, terdapat subkelompok
yang timbul secara informal. Kelompok kelompok ini disebut sebagai
organisasi informal. Kemudian, pengertian kelompok oleh Muhyadi
bahwa kelompok adalah sebuah sistem yang terorganisasi, terdiri dari dua
orang atau lebih yang berhubungan satu sama lain sehingga dapat
melaksanakan fungsi kelompoknya. Sistem ini memiliki seperangkat
pedoman tentang hubungan antaranggota dan memiliki seperangkat norma
yang mengatur fungsi tiap tiap anggota kelompok.
Menurut Corey, ada beberapa permasalahan yang muncul dari anggota
kelompok, antara lan:
- Diam dan kurang berpartisipasi
Konseli cenderung berdiam diri dan tidak partisipaif. Perilaku yang
tampak adalah menunjukkan sikap menunggu , merasa tidak mempunyai
7
bahan untuk dibicarakan, merasa tidak penting membicarakan sesuatu,
takut ditolak, kurang percaya dengan kelompok dan takut mengenai
kerahasiaan.
- Perilaku Monopoli
Terkadang di dalam kelompok terdapat salah satu bahkan beberapa
anggota kelompok yang memonopoli jalannya kegiatan konseling
kelompok. Maka pemimpin kelompok harus dapat peka terhadap anggota
yang memonopoli kegiatan kelompok.
- Menutup Diri
Merupakan perilaku yang menunjukkan ketidaktahuan anggota kelompok.
Pemimpin kelompok dapat memulai diskusi dengan menceritakan hal-hal
yang mendorong anggota kelompok untuk dapat terbuka dan mau
berpendapat.
- Perilaku Memusuhi Anggota Kelompok
Perilaku ini dapat muncul ketika terjadi perselisihan paham antar anggota
kelompok, akan tetapi perilaku ini juga dapat terjadi dikarenakan beberapa
faktor.
- Superior
Ada beberapa anggota kelompok yang memiliki perilakuk superior
sehingga ketika berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain akan
menunjukkan perilaku superiornya. Jika hal tersebut tidak dapat dikontorol
maka perilaku tersebut dapat memicu terjadinya perselisihan didalam
kelompok.
8
meningkatkan diri. Untuk menguasai kebutuhan akan pelayanan
bimbingan dan konseling, hingga bisa dilihat dari bidang bimbingan dan
konseling meliputi bidang pengembangan pribadi, bidang pengembangan
sosial, bidang pengembangan belajar, dan bidang pengembangan karir
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 15-18).
9
teratur dan mencapai hasil belajar secara maksimal sehingga bisa
mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam
kehidupannya. Lingkup materi bimbingan dan konseling belajar terdiri
atas sikap, pengetahuan serta keterampilan yang menunjang efisiensi serta
keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan sepanjang kehidupannya:
menuntaskan studi pada satuan pendidikan, memilih studi lanjut, serta
makna prestasi akademik dan non akademik dalam pembelajaran, dunia
kerja dan kehidupan masyarakat.
4) Bidang pengembangan karir merupakan proses pemberian
dorongan konselor kepada konseli buat hadapi perkembangan,
pertumbuhan, eksplorasi, aspirasi serta pengambilan keputusan karir
selama rentang hidupnya secara rasional dan realitas berdasar data
kemampuan diri serta peluang yang ada di lingkungan hidupnya sehingga
menggapai kesuksesan dalam kehidupannya. Ruang lingkup bimbingan
karir terdiri atas pengembangan sikap positif terhadap pekerjaan,
pengembangan keahlian menempuh masa transisi secara positif dari masa
bersekolah ke masa bekerja, pengembangan pemahaman terhadap
bermacam opsi karir, informasi pekerjaan, kesadaran akan hubungan
beragam tujuan hidup dengan nilai, ketentuan sekolah serta pelatihan
kerja, minat, bakat, kecakapan dan kepribadian masing-masing. Untuk itu
secara berentetan dan berkesinambungan, kompetensi karir peserta didik
difasilitasi bimbingan dan konseling dalam setiap jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
12