Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Masalah kelompok
Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Konseling
Individu dan Kelompok
Dosen Pengampu : Suryadi, M.A.

Disusun Oleh Kelompok : 11

Musdalifah D20193106
Ngainun Naazah D20193109
Ahmad Diki Darussalam D20193114

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER
TAHUN AJARAN 2021

1
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan
para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Situbondo, 7 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi..................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5

BAB II Pembahasan
A. Masalah dalam kelompok............................................................................6
B. Materi umum dalam pengembangan diri konseli.........................................6

BAB III Penutup


A. Kesimpulan..................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bimbingan konseling islam terealisasi untuk
membantu individu yang membutuhkan pelayanan
konseling. Bimbingan dan konseling islam dalam
pelaksanaanya tidak pernah terlepas dari perencanaan yang
seksama dan tersistem guna mencapai tujuan dan
keberhasilan dari konseling. Termasuk didalamnya adalah
seorang konselor yang harus memenuhi syarat-syarat
didalamnya sebelum memberikan layanan konseling pada
konseli yang datang.
Dalam bimbingan konseling terdapat dua macam
proses konseling yang dapat dilihat dari jumlah konseli
yang mengikuti proses konseling, bilamana konseli lebih
dari satu maka konseling tersebut adalah konseling
kelompok. Namun, jika konseli hanya satu orang saja maka
konseling tersebut adalah konseling individu. Dalam
pelaksanaannya tentu saja konseling individu dan kelompok
sangatlah berbeda, karena konseling individu lebih
mengarah keranah pribadi sedangkan kelompok adalah
sebaliknya atau untuk kepentingan bersama.
Tujuan dari konseling kelompok ini adalah untuk
mengubah cara pandang atau pola pikir kelompok agar
lebih terbuka, menyelesaikan suatu problema dengan cara
bersama - sama, memberikan kepada individu berupa
pengalaman kelompok yang membantu individu untuk
belajar lebih baik, membantu individu membangun

4
hubungan yang positif dengan individu lainnya, membantu
meningkatkan kepercayaan diri dan belajar bertanggung
jawab terhadap diri sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah materi umum dalam pengembangan
diri konseling?
2. Apa saja bidang-bidang bimbingan dan konseling?
3. Apa saja permasalahan dalam kelompok?

5
BAB II
PEMBAHASAN

I. Masalah Dalam Kelompok

Masalah dalam bahasa inggris yaitu problem, masalah suatu hal


yang dianggap harus diselesaikan, jika tidak maka akan menjadi suatu
beban dan berdampak buruk. Manusia sering kali dihadapkan dengan
masalah, masalah belum tentu dianggap sebagai kesialan, bisa saja
masalah memberikan suatu manfaat dari masalah yang dialami dan tidak
selalu berdampak negatif.
Masalah adalah suatu pernyataan tentang keadaan yang belum
sesuai dengan yang diharapkan. Bisa jadi kata yang digunakan untuk
menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua
faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan.
Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan
. Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu menyadari
keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan.
Dalam beberapa literatur riset, masalah sering kali didefinisikan sebagai
sesuatu yang membutuhkan alternatif jawaban, artinya jawaban masalah
atau pemecahan masalah bisa lebih dari satu. Selanjutnya dengan kriteria
tertentu akan dipilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dan
paling kecil risikonya. Biasanya, alternatif jawaban tersebut bisa
diidentifikasi jika seseorang telah memiliki sejumlah data dan informasi
yang berkaitan dengan masalah bersangkutan.
Menurut Hudojo, masalah merupakan keadaan dimana pernyataan
kepada seseorang yang tidak akan mempunyai hukum yang dapat
digunakan dengan segera untuk dapat menemukan jawaban dari

6
pernyataan tersebut. Masalah dipertegas kembali oleh Irmansyah,
menurutnya masalah adalah suatu pelajaran ketika anda sadar kesadaran
jiwa anda, anda juga dapat melihat dengan mudah untuk berbagai
kelemahan dan masalah dalam hidup anda.
Kelompok adalah kumpulan individu yang bekerja sama dan saling
berinteraksi satu sama lain. Saling berkomunikasi secara verbal maupun
non-verbal dengan mengutamakan kepentingan bersama dibandingkan
kepentingan pribadi inividu dan tercipta sebuah ikatan psikologis yang erat
diantara anggota kelompok. Menurut Schein pengertian kelompok sebagai
sejumlah orang yang berbagi nilai terhadap pandangan yang sama dari
suatu masalah dan mengembangkan penyelesaian share tersebut. Moekijat
menjelaskan bahwa suatu kelompok terdiri atas individu individu masing
masing memiliki suatu pola kemampuan kemampuan, sikap sikap dan sifat
sifat kepribadian yang khas. Sebuah kelompok dibedakan atas sifat sifat
yang merupakan pengaruh dari faktor faktor seperti kepribadian individu
individu yang membentuk, hakikat hubungan hubungan antar individu
dalam kelompok dan peranan kelompok dalam organisasi.
Di dalam dan diantara kelompok kelompok kerja yang telah
diorganisasikan secara formal yang menuntut pola pekerjaan pekerjaan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi, terdapat subkelompok
yang timbul secara informal. Kelompok kelompok ini disebut sebagai
organisasi informal. Kemudian, pengertian kelompok oleh Muhyadi
bahwa kelompok adalah sebuah sistem yang terorganisasi, terdiri dari dua
orang atau lebih yang berhubungan satu sama lain sehingga dapat
melaksanakan fungsi kelompoknya. Sistem ini memiliki seperangkat
pedoman tentang hubungan antaranggota dan memiliki seperangkat norma
yang mengatur fungsi tiap tiap anggota kelompok.
Menurut Corey, ada beberapa permasalahan yang muncul dari anggota
kelompok, antara lan:
- Diam dan kurang berpartisipasi
Konseli cenderung berdiam diri dan tidak partisipaif. Perilaku yang
tampak adalah menunjukkan sikap menunggu , merasa tidak mempunyai

7
bahan untuk dibicarakan, merasa tidak penting membicarakan sesuatu,
takut ditolak, kurang percaya dengan kelompok dan takut mengenai
kerahasiaan.
- Perilaku Monopoli
Terkadang di dalam kelompok terdapat salah satu bahkan beberapa
anggota kelompok yang memonopoli jalannya kegiatan konseling
kelompok. Maka pemimpin kelompok harus dapat peka terhadap anggota
yang memonopoli kegiatan kelompok.
- Menutup Diri
Merupakan perilaku yang menunjukkan ketidaktahuan anggota kelompok.
Pemimpin kelompok dapat memulai diskusi dengan menceritakan hal-hal
yang mendorong anggota kelompok untuk dapat terbuka dan mau
berpendapat.
- Perilaku Memusuhi Anggota Kelompok
Perilaku ini dapat muncul ketika terjadi perselisihan paham antar anggota
kelompok, akan tetapi perilaku ini juga dapat terjadi dikarenakan beberapa
faktor.
- Superior
Ada beberapa anggota kelompok yang memiliki perilakuk superior
sehingga ketika berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain akan
menunjukkan perilaku superiornya. Jika hal tersebut tidak dapat dikontorol
maka perilaku tersebut dapat memicu terjadinya perselisihan didalam
kelompok.

II. Materi Umum Dalam Pengembangan Diri Konseling


Pengembangan diri menurut Tarmudji (1998) merupakan
meningkatkan bakat yang dimiliki, mewujudkan impian-impian, menjadi
kuat dalam menghadapi cobaan, meningkatkan rasa percaya diri, serta
menjalani hubungan yang baik dengan sesamanya. Secara universal tujuan
dari pada adanya dorongan layanan bimbingan dan konseling merupakan
upaya untuk membantu siswa. Guna menemukan pribadinya serta
menguasai potensi yang ada dalam dirinya sebagai modal untuk

8
meningkatkan diri. Untuk menguasai kebutuhan akan pelayanan
bimbingan dan konseling, hingga bisa dilihat dari bidang bimbingan dan
konseling meliputi bidang pengembangan pribadi, bidang pengembangan
sosial, bidang pengembangan belajar, dan bidang pengembangan karir
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 15-18).

1) Bidang pengembangan pribadi merupakan sebagai suatu proses


pemberian dorongan dari konselor ataupun guru bimbingan dan konseling
kepada konseli buat menerima, memahami, mengarahkan, mengambil
keputusan serta merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab
tentang aspek pribadinya, sehingga bisa menggapai perkembangan
pribadinya secara maksimal serta mencapai kebahagiaan, kesejahteraan
serta keselamatan dalam kehidupannya. Secara garis besar, lingkup materi
bimbingan dan konseling pribadi meliputi: pengembangan kelebihan diri,
pemahaman diri, pemahaman tentang kelemahan diri sendiri, kedewasaan
cipta-rasa-karsa, serta aktualisasi diri secara bertanggung jawab.
2) Bidang pengembangan sosial merupakan suatu proses pemberian
dorongan dari konselor kepada konseli buat memahami lingkungannya
serta bisa melaksanakan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, sanggup menanggulangi permasalahan-permasalahan
sosial yang dialaminya, mampu membiasakan diri dan memiliki keserasian
hubungan dengan lingkungan sosialnya sehinggap menggapai kebahagiaan
serta kebermaknaan dalam kehidupannya. Secara universal, lingkup
materi bimbingan dan konseling sosial meliputi uraian keragaman budaya,
toleran, nilai-nilai dan norma sosial, keterampilan penyelesaian konflik
secara produktif, perilaku sosial yang positif (toleran, empati, altruistis,
kerja sama serta peduli) dan keterampilan hubungan sosial yang efektif.
3) Bidang pengembangan belajar merupakan proses pemberian
dorongan konselor ataupun guru bimbingan dan konseling kepada peserta
didik atau konseli dalam mengidentifikasi kemampuan diri buat belajar,
mempunyai sikap dan keahlian belajar, mempunyai kesiapan menghadapi
tes, terampil merencanakan pendidikan, mempunyai kerutinan belajar yang

9
teratur dan mencapai hasil belajar secara maksimal sehingga bisa
mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam
kehidupannya. Lingkup materi bimbingan dan konseling belajar terdiri
atas sikap, pengetahuan serta keterampilan yang menunjang efisiensi serta
keefektivan belajar pada satuan pendidikan dan sepanjang kehidupannya:
menuntaskan studi pada satuan pendidikan, memilih studi lanjut, serta
makna prestasi akademik dan non akademik dalam pembelajaran, dunia
kerja dan kehidupan masyarakat.
4) Bidang pengembangan karir merupakan proses pemberian
dorongan konselor kepada konseli buat hadapi perkembangan,
pertumbuhan, eksplorasi, aspirasi serta pengambilan keputusan karir
selama rentang hidupnya secara rasional dan realitas berdasar data
kemampuan diri serta peluang yang ada di lingkungan hidupnya sehingga
menggapai kesuksesan dalam kehidupannya. Ruang lingkup bimbingan
karir terdiri atas pengembangan sikap positif terhadap pekerjaan,
pengembangan keahlian menempuh masa transisi secara positif dari masa
bersekolah ke masa bekerja, pengembangan pemahaman terhadap
bermacam opsi karir, informasi pekerjaan, kesadaran akan hubungan
beragam tujuan hidup dengan nilai, ketentuan sekolah serta pelatihan
kerja, minat, bakat, kecakapan dan kepribadian masing-masing. Untuk itu
secara berentetan dan berkesinambungan, kompetensi karir peserta didik
difasilitasi bimbingan dan konseling dalam setiap jenjang pendidikan dasar
dan menengah.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan dalam konseling kelompok ini dilaksanakan


untuk membantu konseli atau peserta didik memecahkan masalahnya
melalui konseling kelompok. Setiap kelompok mengemukakan
permasalahan yang sedang dialaminya, setelah itu satu sama lain
membagikan masukan ataupun komentar buat memecahkan
permasalahan tersebut. Layanan konseling kelompok dilaksanakan
diruang konseling, serta konseling kelompok dilakukan konselor buat
memecahkan masalah konseli atau peserta didik dalam dinamika
kelompok, dan untuk tingkatkan prestasi peserta didik. Permasalahan
yang muncul dalam anggota kelompok diantaranya : diam dan kurang
berpartisipasi, perilaku monopoli, menutup diri, perilaku memusuhi
anggota kelompok, superior.
Adapun materi umum dalam pengembangan diri konseling yaitu
meliputi bidang pengembangan pribadi,bidang pengembangan
sosial,bidang pengembangan belajar dan bidang pengembangan karir.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Ririanti Rachmayanie J, Akhmad Sugianto, Muhammad Andri


Setiawan “Analisis Need Assessment Siswa SMP Generasi Z
Terhadap Pelayanan BK Di Sekolah Se-kota Banjarmasin”. Jurnal
Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman. Vol. 6 No 1, Tahun 2020,
hal 21.
 Vardiansyah Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Indeks,
2008), 70.

12

Anda mungkin juga menyukai