Anda di halaman 1dari 116

ANALISA MENINGKATNYA TEMPERATUR MINYAK LUMAS

PADA MOTOR DIESEL GENERATOR DI KAPAL LPG/C GAS


WALIO

ABD. MALIK NUR


NIT.16.42.001
TEKNIKA

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
TAHUN 2020 – 2021

i
ANALISA MENINGKATNYA TEMPERATUR MINYAK LUMAS PADA
MOTOR DIESEL GENERATOR DI KAPAL LPG/C GAS WALIO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program


Pendidikan Diploma IV Pelayaran

Jurusan Teknika

Disusun Dan Diajukan Oleh

ABD. MALIK NUR


NIT. 16.42.001

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN


MAKASSAR
2020 - 2021

ii
iii
ABSTRAK

Abd. Malik Nur, 2020, Nit: 16.42.001, “Analisa Meningkatnya Temperatur


Minyak Lumas Pada Motor Diesel Generator Di Kapal LPG/C GAS WALIO”,
Pembimbing I: Dr. H. Jumardin, M.PD., M. Mar. E., Pembimbing II: Ir. Laode
Musa, M.T.
Mesin diesel Generator adalah auxiliary engine yang digunakan
sebagai sumber listrik utama dimana energi listrik ini berasal dari energi
mekanik (gerak) lalu diubah menjadi energi listrik. Demi menjaga kinerja dari
mesin diesel generator salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah
temperatur minyak lumasnya harus dalam keadaan normal.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah metode penelitian deskriptif. Dalam hal ini untuk menganalisa
meningkatnya temperatur minyak lumas pada mesin disel generator, faktor-
faktor apa yang menyebabkan hal tersebut, dampak dan upaya apa yang
dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor permasalahan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis diatas kapal
LPG/C GAS WALIO ketika penulis melaksanakan praktek laut. Dapat
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi meningkatnya temperatur
minyak lumas pada motor disel generator yaitu: 1). Kurang maksimalnya
proses pendinginan pada fresh water central cooling system yang
mengakibatkan proses pertukaran panas antara air laut dan air tawar tidak
bekerja dengan baik yang mengakibatkan proses pendinginan air tawar dan
minyak lumas pada L.O cooler disel generator tidak bekerja sebagai mana
mestinya atau tidak normal. 2. Tekanan pompa main cooling sea water
berkurang dari tekanan 2.0 kg/cm2 ke tekanan 0.5 kg/cm2 akibat
tersumbatnya imppeler pompa dan terjadi keausan pada shaft pompa
main cooling sea water pump.

iv
Kata kunci: fresh water central cooling system, main cooling sea water
pump, impeller, shaft

v
ABSTRACK

Abd. Malik Nur, 2020, Nit: 16.42.001, " Analysis of Rising Oil Temperature
on Diesel Generator Motor on LPG / C GAS WALIO Vessels", Supervisor I:
Dr. H. Jumardin, M.PD., M. Mar. E., Advisor II: Ir. Laode Musa, M.T.
A diesel generator engine is an auxiliary engine that is used as the
main source of electricity where this electrical energy comes from mechanical
energy (motion) and then is converted into electrical energy. In order to
maintain the performance of a diesel generator engine, one thing to note is
that the oil pressure must be normal.
The research method that the author uses in the preparation of this
thesis is a descriptive research method. In this case, to analyze the increase
in the temperature of lubricating oil in the generator diesel engine, what
factors are causing it, what impact and efforts are being made to overcome
these problem factors.
Based on the results of research that has been done by the writer on
the LPG/C GAS WALIO when the authors carried out the practice of the sea.
It can be concluded that the factors that influence the increase in the
temperature of lubricating oil on the diesel generator motor are: 1). The lack
of maximum cooling process in fresh water central cooling system resulting in
heat exchange process between sea water and fresh water does not work
properly which results in fresh water cooling process and lubricated oil on L.O
cooler diesel generator does not work as it should or abnormally. 2. The
pressure of the main cooling sea water pump is reduced from the pressure of
2.0 kg/cm2 to the pressure of 0.5 kg /cm2 due to the clogged imppeler of the
pump and the wear and effect on the shaft of the main cooling sea water
pump pump.

vi
Key word: fresh water central cooling system, main cooling sea water
pump, impeller, shaft

vii
PRAKATA
Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, Nabi Muhammad SAW, atas berkat dan rahmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISA
MENINGKATNYA TEMPERATUR MINYAK LUMAS PADA MOTOR
DIESEL GENERATOR DI KAPAL LPG/C GAS WALIO” tepat pada
waktunya.
Penulisan skripsi ini disamping sebagai wadah untuk
menuangkan pengalaman-pengalaman dan pengamatan penulis
selama melaksanakan praktek laut juga merupakan tugas akhir yang
diajukan sebagai persyaratan sebelum melaksanakan pendidikan
praktek laut (PRALA). Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat, teknik
penulisan dan pembahasan materi skripsi. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya masukan berupa kritikan dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini
dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha menguraikan
semaksimal mungkin pengetahuan yang telah didapat sejak di bangku
kuliah.
Adapun kesulitan yang dialami penulis selama melakukan
penyusunan skripsi ini dapat teratasi berkat bantuan dan bimbingan
dari semua pihak baik berupa material maupun moril.
Untuk itu pada kesempatan ini perkenankan kami sebagai
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

viii
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………... i


HALAMAN PENGAJUAN……………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………. iii
ABSTRAK ……………………………………………………...... iv
ABSTRACT ………………………………………………….….. v
PRAKATA………………………………………………………... vi
PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………. viii
DAFTAR ISI…………………………………………………….... xi
DAFTAR TABLE ..................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN......................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................ 2
B. Rumusan Masalah.................................................. 2
C. Tujuan Penelitian.................................................... 3
D. Manfaat Penelitian.................................................. 3
E. Hipotesis................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Temperatur, Tekanan dan Minyak
Lumas……………...……………………………..... 9
B. Cara Kerja Pelumasan.......................................... 14

xi
C. Fungsi Pelumasan…………………………….…… 15
D. Sistem Pendingin Utama
( Central Cooling System )………………………… 20
E. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Naiknya
Temperature Minyak Lumas Pada Diesel
Generator ............................................................ 23
F. Dampak Yang Ditimbulkan Dari Minyak Lumas
Yang Mengalami temperatur Meningkat................ 24
G. Fungsi pemindah panas pada minyak lumas
( L.O Cooler )………………………………………. 25
H. Kerangka Fikir...................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian........................... 27
B. Batasan Istilah................................................... 28
C. Jenis dan Sumber Data..................................... 30
D. Metode Analisa Data…………………………… 31
E. Metode Pengumpulan Data .............................. 32
F. Teknik Analisa Data........................................... 34
G. Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Jadwal
Pelaksanaan Penyelesaian............................. 35

BAB IV PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN MASALAH


A. Data Spesifikasi ( Ship Particular )..................... 36
B. Gambaran umum objek penelitian..................... 39
C. Analisa............................................................... 75

xii
D. Pembahasan Masalah....................................... 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................... 83
B. Saran.................................................................. 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian......................................... 34


3.2 Jadwal Pelaksanaan Penyelesaian………………………. 34
4.1 Spesifikasi Generator LPG/C GAS WALIO……………… 37
4.2 Data hasil pengamatan pada temperature
minyak lumas dan pendingin air tawar……………….…... 40
4.3 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 02
juli 2019………………………………………………………. 41
4.4 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 04 juli
2019…………………………………………………………… 43
4.5 Data temperatur minyak lumas disel generator
2 yang sedang berjalan pada tanggal 06 juli 2019………. 45
4.6 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 07 juli
2019…………………………………………………………… 46
4.7 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 08 juli
2019……………………………………………..…………….. 48
4.8 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 09 juli
2019………………………………………………..………. …. 51

xiv
4.9 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 10 juli
2019…………………………………………….…………. ….. 53
4.10 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 11 juli
2019………………..…………………………...……………... 54
4.11 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 12 juli
2019……………………………………………..……………… 56
4.12 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 13 juli
2019…………………………………………………...………… 59
4.13 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 14 juli
2019…………………………………………..………………… 61
4.14 Data temperatur minyak lumas disel generator
1 dan 2 yang sedang berjalan pada tanggal 16 juli
2019……………………………………………….……………. 63
4.15 Pengambilan data pada saat jaga ( 12.00 – 16.00 )………. 64
4.16 Pengambilan data pada saat jaga ( 12.00 – 16.00 )………. 67
4.17 Pengambilan data pada saat jaga ( 08.00 – 12.00 )………. 72

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Sistem Pelumasan Campur ……...................................... 11


2.2 Sistem Pelumasan Autolube ………................................. 11
2.3 Sistem Pelumasan Percik ………..................................... 12
2.4 Sistem Pelumasan Tekan ………..................................... 12
2.5 Sistem Pelumasan………. ………..................................... 14
2.6 Sistem Pendingin Terbuka………….................................. 16
2.7 Sistem Pendingin Tertutup…….......................................... 18
2.8 Sistem Pendingin Utama.................................................... 20
2.9 Kerangka Fikir...………....................................................... 26
4.1 Sistem Pelumasan............................................................... 38
4.2 Piping Diagram System Pendingin Minyak Lumas............. 39
4.3 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO..................... 42
4.4 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO..................... 44
4.5 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO..................... 45
4.6 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO..................... 47
4.7 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO..................... 49
4.8 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO..................... 51
4.9 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO..................... 53
4.10 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO..................... 55
4.11 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO.................... 57
4.12 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO.................... 69
4.13 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO.................... 61
4.14 Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO.................... 63

xvi
4.15 Monitoring Engine Control Room LPG/C GAS WALIO...... 64
4.16 Hystory Alarm Engine Room……………………………….. 65
4.17 Proses Membuka Filter Air Laut F.W C.CS………...…….. 69
4.18 Proses Pembersihan Filter Air Laut F.W C.CS ….…...….. 69
4.19 Proses pembersihan sudu-sudu / impeller pompa……….. 73
4.20 Proses pergantian Shaft pompa………………………......... 74

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks

1. Lampiran 1 Generator
2. Lampiran 2 Proses pembersihan plat-plat F.W C.C.S
3. Lampiran 3 Filter sea chest / sebelum dan setelah di
bersihkan
4. Lampiran 4 Saringan minyak lumas / Filter
5. Lampiran 5 Saringan minyak lumas / sebelum dan
sesudah di bersihkan
6. Lampiran 6 Taruna sedang melaksanakan praktek laut (
Sea Service )

xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Salah satu pesawat bantu yang sangat dibutuhkan di kapal
sebagai pembangkit listrik adalah generator. Pada pengoperasian motor
disel ganerator akan terjadi putaran yang terus menerus dan
menimbulkan gesekan dan pengikisan pada bagian yang bergerak. Dari
gesekan tersebut akan menimbulkan perubahan struktur material dan
lama kelamaan akan menimbulkan panas. Untuk menghindari panas
yang lebih, maka digunakan suatu zat cair yaitu minyak lumas.
Minyak lumas (Patayang 2017) adalah zat kimia, yang umumnya
cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak untuk mengurangi
gaya gesek. Minyak lumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan.
Minyak Pelumas (Alirejo et al. 2018) adalah salah satu produk
minyak bumi yang masih mengandung senyawa - senyawa aromatik
dengan indek viskositas yang rendah. Hampir semua mesin - mesin
dipastikan menggunakan minyak pelumas. Fungsi minyak pelumas
adalah mencegah kontak langsung antara dua permukaan yang saling
bergesekan. Minyak pelumas yang digunakan mempunyai jangka waktu
pemakaian tertentu, tergantung dari kerja mesin, minyak pelumas
merupakan sarana pokok dari suatu mesin untuk dapat beroperasi
secara optimal.
Temperatur minyak lumas yang berubah diakibatkan oleh
pengaruh putaran mesin yang saling bersinggungan antara komponen
- komponen motor yang bergerak dengan tidak bergerak. Untuk

xix
mencegah panas yang berlebihan pada minyak lumas maka perlu
mendapatkan pendinginan.
Pada suhu mesin yang tinggi kekentalan minyak lumas
cenderung turun dan mengalami pemuaian volume, sebaliknya bila
suhu mesin rendah maka kekentalan minyak lumas cenderung
meningkat, dan mengalami penyusutan volume. Minyak lumas
mengalami perubahan volume bila terjadi perubahan temperatur.
Volume suatu zat berhubungan dengan besarnya massa jenis zat
tersebut. Jika volume (V) bergantung pada temperatur, maka massa
jenis (r) juga bergantung pada temperatur. Sehingga meningkatnya
temperatur motor bantu diesel generator berpengaruh terhadap minyak
lumas. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka penulis mengadakan
penelitian yang berjudul “Analisa Meningkatnya Temperatur Minyak
Lumas Pada Motor Diesel Generator Di Kapal LPG/C Gas Walio”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah : Apa yang menyebabkan meningkatnya
temperatur minyak lumas pada motor diesel generator pada motor disel
generator di kapal LPG/C GAS WALIO ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penilitian sebagai berikut:
1. Mengetahui penyebab meningkatnya temperatur minyas lumas
pada motor disel generator.

xx
2. Mengetahui bagaimana cara menanggulangi meningkatnya
temperatur minyak lumas pada disel generator khususnya bagi
seorang masinis.

D. Manfaat Penelitian
Secara umum penelitian ini diharapkan memberikan
informasi bagi dunia ilmu pengetahuan tentang hal yang
menyebabkan meningkatnya temperatur minyak lumas pada motor
bantu disel generator. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat menjadi
informasi tambahan bagi masyarakat, khusunya taruna, serta anak
buah kapal.
Informasi tersebut diharapkan memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam dunia pelayaran. Selain
itu,hasil penelitian ini juga dapat menjadi informasi tambahan bagi
masyarakat,khususnya taruna, serta anak buah kapal.
2. Manfaat Praktis
a) Untuk menambah wawasan dan memberikan informasi penting
bagi rekan-rekan taruna tentang bagaimana cara mengatasi
meningkatnya temperatur minyak lumas padamotor bantu disel
generator
b) Sebagai bahan masukan bagi anak buah kapal khususnya pada
masinis yang bekerja di atas kapal.

xxi
E. Hipotesis
Terjadinya disebabkan sebagai berikut:
1. Kurang optimalnya kinerja main sea water pump dikarenakan terjadi
kerusakan / keausan pada shaft pompa dan tersumbatnya sudu-
sudu pompa.
2. Kotornya plat-plat pada fresh water central cooling system akan
menimbulkan hambatan proses pendinginan pada air tawar yang
mengalir ke L.O cooler motor disel generator.

xxii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Temperatur, Tekanan dan Minyak Lumas


1. Temperatur
Temperatur (supu idawati, usman baso, basri selviani 2016)
adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Alat
yang digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer. Suhu
menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi
suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara
mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu
benda.Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak,
baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat
berupa getaran. Makin tingginya energi atom - atom penyusun
benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut
temperatur, satuan suhu adalah Kelvin (K).Skala - skala lain adalah
Celcius, Fahrenheit, dan Reamur.
Temperatur atau suhu (Brainly 2016), adalah ukuran tingkat
atau derajat panas pada benda. Suhu menunjukkan tingkat
banyaknya energi kalor yang ada di dalam benda.

2. Tekanan
Tekanan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
keadaan (hasil) kekuatan menekan atau desakan yang kuat.
Tekanan (simbol: p atau P) [ CITATION wik19 \l 1033 ] adalah
satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A).

xxiii
Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan
dari suatu cairan atau gas.
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi)
dan suhu. Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan
isi yang sama, maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini dapat
digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih
rendah dari pada di dataran rendah, karena di dataran rendah
tekanan lebih tinggi.
Akan tetapi pernyataan ini tidak selamanya benar atau
terkecuali untuk uap air, uap air jika tekanan ditingkatkan maka
akan terjadi perubahan dari gas kembali menjadi cair. Rumus dari
tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa pisau
yang diasah dan permukaannya menipis menjadi tajam. Semakin
kecil luas permukaan, dengan gaya yang sama akan dapatkan
tekanan yang lebih tinggi.

3. Minyak Lumas
Minyak pelumas (Alirejo et al. 2018) adalah salah satu produk
minyak bumi yang masih mengandung senyawa – senyawa aromatik
dengan indek viskositas yang rendah. Hampir semua mesin –
mesin dipastikan menggunakan minyak pelumas. Fungsi minyak
pelumas adalah mencegah kontak langsung antara dua
permukaan yang saling bergesekan. Minyak pelumas yang
digunakan mempunyai jangka waktu pemakaian tertentu,
tergantung dari kerja mesin, minyak pelumas merupakan sarana
pokok dari suatu mesin untuk dapat beroperasi secara optimal.

xxiv
Minyak lumas (Patayang 2017) adalah zat kimia, yang
umumnya cairan, yang diberikan diantara dua benda bergerak
untuk mengurangi gaya gesek. Minyak lumas berfungsi sebagai
lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang
berhubungan.
Pengertian pelumasan [ CITATION Wid19 \l 1033 ] merupakan
suatu proses yang terjadi di dalam suatu sistem dalam hal ini yang
terjadi didalam mesin induk. Proses pelumasan sangat penting,
karena pada mesin tersebut terdapat bagian - bagian yang bergerak
yang harus dilumasi. Pelumasan pada instalasi mesin terutama
mesin induk sangatlah vital, sehingga bila terjadi pelumasan
yang tidak sempurna akan mengakibatkan kerusakan yang fatal.
Fungsi pelumasan pada mesin induk adalah untuk “Memperkecil
koefisien gesek yang terjadi sehingga bagian-bagian yang
bergesekan tidak menjadi aus”.
Berdasarkan pernyataan diatas maka pengertian minyak
lumas adalah zat cair atau benda cair yang digunakan sebagai
bahan pelumasan dalam suatu mesin, untuk mengurangi keausan
akibat gesekan dan sebagai pendingin serta peredam suara.
Pelumas dibuat dengan mencampurkan bahan dasar (base
oil) ditambah dengan zat - zat kimia tertentu atau yang biasa
disebut aditif. Aditif berfungsi untuk meningkatkan mutu pelumas
agar memenuhi standar kinerja. Pelumas dibuat dari 70-90 %
campuran minyak pelumas dasar dan ditambah dengan bahan
aditif untuk meningkatkan sifat-sifatnya. Pelumas dasar dapat
dikelompokkan menjadi 3 (Siskayanti and Kosim 2017) yaitu :

xxv
a) Minyak Mineral
Merupakan satu jenis minyak yang banyak digunakan pada
saat ini. Pelumas dasar ini merupakan hidrokarbon yang
mengalami serangkaian proses pemurnian dan dapat digolongkan
menjadi empat jenis, yaitu parafin, olefin, naftanik dan aromatik.
Kandungan lain di dalam minyak mineral adalah sulfur, nitrogen
dan logam. Keunggulan penggunaan minyak mineral sebagai
pelumas dasar adalah: (1) Harga murah (2) Daerah suhu operasi
lebar, meliputi seluruh pemakaian dalam industri, mesinmesin
transportasi, alat - alat berat lain, (3) Penambahan bahan aditif dapat
meningkatkan mutu dan kinerja, (4)Tidak merusak bantalan (5)
Stabil selama penyimpanan. Kebutuhan minyak mineral meningkat,
sedangkan persediaan minyak bumi di dunia menipis karena
bersifat tidak terbarukan. Minyak bumi bersifat tidak terdegradasi
karena mengandung senyawa aromatik dan racun.
b) Minyak Nabati,
pelumas dasar yang berasal dari misalnya minyak kedelai,
minyak sawit, minyak kelapa, minyak biji bunga matahari dan minyak
biji jarak.Jika minyak nabati dibandingkan dengan minyak mineral
sebagai minyak pelumas dasar, terdapat beberapa keunggulan,yaitu
tingginya kemampuan pelumasan, tingginya indeks
viskositas,rendahnya kehilangan minyak karena
penguapan,tingginya kemampuan terdegradasi dan rendahnya
kandungan racun. Minyak nabati sebagai pelumas dasar
mempunyai keterbatasan, yaitu rendahnya stabilitas termal,
hidrolitik, dan oksidatif, karena mengandung asam lemak tidak jenuh.

xxvi
Kelemahan ini dapat diatasi dengan memodifikasi minyak tersebut
dengan menambahkan bahan aditif.
c) Minyak Sintetis
Pelumas yang dibuat dengan proses kimiawi dengan
menggabungkan beberapa bahan aditif. Bahan ini merupakan
bahan kimia yang memiliki kemampuan lebih unggul daripada
minyak mineral dalam semua sifat dasar yang diperlukan, maka
terbentuklah pelumas sintetis.
Pelumas sintetis dapat dikelompokkan dalam dua kelas, yaitu
ester organik dan hidrokarbon yang diolah secara sintetis, baik yang
berasal dari petrokimia maupun oleokimia. Beberapa pelumas dasar
sintetis adalah polialfaolefin (PAO), ester sintetis, seperti mono
ester, diester, esterphtalat, poliolester (POE), dan ester kompleks
dan polialkilenglikol (PAG), yaitu polimer petrokimia hasil reaksi
antara etilen oksida dan propilen oksida. Umumnya, pelumas
sintesis mempunyai tingkat mutu yang lebih tinggi dibanding
pelumas mineral.

B. Sistem Pelumasan Dan Cara Kerjanya


1. Sistem Pelumasan
(Kerszenbaum and Klempner 2018) Mengemukakan
bahwa Sistem oli pelumas (oli pelumas) menyediakan oli untuk
semua bantalan turbin dan generator dan juga merupakan sumber
oli seal untuk sistem oli seal.
Sistem minyak pelumas umumnya dikelompokkan dalam
komponen turbin dan biasanya tidak dijaga oleh personel sisi

xxvii
generator selama pemeliharaan. Ini disebutkan terutama untuk
kelengkapan. Komponen utama dari sistem minyak pelumas
umumnya terdiri dari tangki minyak pelumas utama, pompa,
penukar panas, saringan pasir filter, sentrifugal atau purifier,
ekstraktor uap, dan berbagai instrumentasi katup katup. Tangki
minyak utama melayani baik turbin dan generator bearing , dan
sering juga merupakan sumber minyak penyegel untuk segel
hidrogen. Itu biasanya terletak di bawah turbin, dan menampung
ribuan galon minyak.
[ CITATION Wid19 \l 1033 ], sistem pelumasan pada motor
diesel atau mesin induk sangat diperlukan terutama pada
bagian-bagian yang memerlukan pelumasan, yaitu pada bantalan
roda gigi, dinding silinder, dan lain - lain. Minyak pelumas harus
dapat didistribusikan pada bagian tersebut. Menurut (Nurfaizi,
Anam, and Prasetyo 2019), pada sistem pelumasan terdiri dari
beberapa macam yaitu:
a. Sistem pelumasan campur
Sistem pelumasan campur, oli dicampur dengan bahan
bakar, maka oli ikut aliran gas keruang engkol dan silinder dimana
oli terbakar, yang biasa dipergunakan pada motor 2 tak yang
bersifat mencampur baik dengan bensin.

xxviii
Gambar 2.1 : Sistem pelumasan campur

Keterangan :
1. Campuran bensin dan oli samping
2. Kran bensin
3. Karburator
4. Ruang Engkol
Sumber ; (Nurfaizi, Anam, and Prasetyo 2019)
b. Sistem pelumasan autolube
Sistem pelumasan autolube, mencampur oli samping
dengan bahan bakar yang nantinya oli akan masuk ruang engkol
karena dipompa oleh pompa oli.

xxix
Gambar 2.2 : Sistem Pelumasan autoube

Sumber ; (Nurfaizi, Anam, and Prasetyo 2019)


c. Sistem pelumasan percik
Sistem minyak lumas percik adalah sistem pelumasan
dengan memanfaatkan gerakan dari bagian yang bergerak
untukmemercikan minyak lumas ke komponen-komponen yang
memerlukan minyak lumas, misal: poros engkol berputar sambil
memercikan minyak pelumas untuk melumasi dinding silinder.
Sistem pelumasan ini biasanya digunakan pada mesin dengan
katup samping dengan kapasitas kecil.

xxx
Gambar 2.3 Sistem pelumasan percik

Sumber : (Nurfaizi, Anam, and Prasetyo 2019)


d. Sistem pelumasan tekan
Sistem pelumasan tekan, oli akan disirkulasikan keseluruh
bagian mesin oleh pompa oli.
Gambar 2.4 : Sistem pelumasan tekan

Sumber : (Nurfaizi, Anam, and Prasetyo 2019)


Sistem pelumasan yang penulis teliti pada saat melakukan
penelitian adalah sistem pelumasan tekan dimana sistem ini
terdapat pada generator diatas kapal LPG/C GAS WALIO. Di
jelaskan bahwa Sistem ini adalah sistem yamg lebih sempurna

xxxi
dari sistem percik. Minyak pelumas dialirkan pada bagian
yang memerlukan pelumasan dengan cepat dengan suatu
tekanan dari pompa minyak pelumas. Pompa minyak
pelumas yang banyak dipergunakan adalah dengan memakai
pompa sistem roda gigi. Pompa ini bekerja dengan suatu
tekanan, minyak pelumas mengalir melalui saluran dan pipa ke
bagian - bagian seperti bantalan, roda gigi, ring piston.
Melumasi dinding silinder tetap menggunakan sistem percik.
Cara ini sebenarnya merupakan gabungan dari sistem percik
dibantu dengan sistem pompa.

2. Cara Kerja Sistem Pelumasan


Minyak tersebut dihisap dari bak minyak (1) oleh
pompa minyak (2) dan disalurankan dengan tekanan ke saluran-
saluran pembagi setelah terlebih dahulu melewati system
pendingin dan saringan minyak lumas. Dari saluran - saluran
pembagi ini minyak lumas tersebut disalurkan sampai pada
tempat kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros
jungkat dan ayunan - ayunan. Saluran yang lain memberi
minyak pelumas kepada sprayer atau nozzle penyemperot yang
menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston sebagai
pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bantalan utama
dan bantalan ujung besar ( bantalan putar ) melumasi dinding
dalam dari tabung- tabung silinder.
Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat
pelumasan kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui

xxxii
saluran kembali dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk
disalurkan kembali dan begitu seterusnya. Adapun gambar Sistem
pelumasan sebagai berikut:

Gambar 2.5 Sistem Pelumasan

Sumber : Manual Book LPG/C GAS WALIO


3. Bagian-bagian yang dimulasi
1. katup isap
2. katup buang
3. rocker arm
4. piston
5. poros engkol
6. Crankshaft
7. Cylinder Liner

C. Fungsi Pelumasan

xxxiii
Pelumasan memiliki beberapa fungsi dan manfaat yang sangat
penting untuk menunjang kehandalan serta lifetime dari suatu
peralatan (Endurra Consulting 2017) ,antara lain:
1. Pelumas sebagai pendingin
Pada dua permukaan yang berputar terjadi gesekan yang
akan menimbulkan panas, sedang panas inilah yang diserap oleh
minyak pelumas lalu dibuang ke sistem pendingin maupun ke
udara luar.
2. Pelumas sebagai perapat
Pelumas dapat berfungsi sebagai seal/ sekat pembatas poros dari
kebocoran terhadap udara luar.
3. Pelumas mengurangi/ mencegah korosi
Pelumas dapat membentuk lapisan pelindung pada permukaan
logam sehingga kontak langsung antara zat korosif dengan
permukaan logam dapat dikurangi/ dihindari.
4. Pelumas sebagai peredam
Apabila terjadi beban kejut pada komponen mesin maka lapisan
pelumas akan memperkecil benturan diantara permukaan benda
yang saling bersinggungan sehingga dapat meredam getaran/
noise.

D. Sistem Pendingin Utama (Central Cooling System)


(Maritime World n.d.) Mesin yang dipasang pada kapal
dirancang untuk bekerja dengan efisien maksimal dan berjalan selama
berjam-jam berjalan lamanya. Hilangnya energi paling sering dan
maksimum dari mesin adalah dalam bentuk energi panas. untuk

xxxiv
menghilangkan energi panas yang berlebihan harus menggunakan
media pendingin (cooler) untuk menghindari gangguan fungsingsional
mesin atau kerusakan pada mesin. Untuk itu, sistem air pendingin
dipasang pada kapal.
(kapal Aku.com 2018), Adapun motor diesel dapat didukung
dengan dua sistem pendinginan yang masing-masingnya memiliki cara
kerja dan fungsi berbeda, seperti:
1.Sistem Pendingin Terbuka
Gambar 2.6 : Sistem pendingin Terbuka

Keterangan :
1. Valve

xxxv
2. Filter
3. Pump
4. Engine IC
5. Clutch
6. Outlet pipe ( works as water seal )
7. Pump
8. Filter
Sumber : (kapal Aku.com 2018)

Sistem terbuka ini bekerja dengan cara melakukan pendinginan


melalui media air laut untuk penyerapan panas. Sistem ini bekerja
dengan mengambil air laut dari katup melalui filter dan pompa air.
Kemudian, air laut akan didistiribuksikan ke seluruh bagian mesin
induk yang memerlukan pendinginan dengan memanfaatkan minyak
pelumas dan pendingin udara untuk mendinginkan kepala silinder,
dinding silinder dan katup pelepas gas. Setelah proses tersebut
dilalui, maka air laut akan dibuang keluar kapal.
Adapun, sistem pendinginan terbuka memiliki kelebihan seperti
proses yang sederhana, hemat penggunaan alat dan memerlukan
daya lebih kecil. Sementara itu, kekurangannya adalah potensi
dampak negatif pada material yang bersentuhan langsung dengan
air laut seperti karat, kotor, penyempitan saluran pipa pendingin dan
lainnya.
2.Sistem Pendingin Tertutup

xxxvi
Gambar 2.7 : Sistem pendingin tertutup

Sumber : (kapal Aku.com 2018)


Sementara itu, sistem pendinginan tertutup memanfaatkan
media air tawar yang secara simultan bersirkulasi untuk
mendinginkan mesin kapal. Dalam prosesnya, media air tawar akan
dialirkan ke semua silinder dan keluar menuju cooler dengan suhu
700 oC - 800 oC, kemudian air tersebut akan didinginkan di fresh
water cooler oleh air laut untuk menurunkan suhu hingga 500 oC -
600 oC. Setelah itu, air tawar akan kembali dihisap oleh pompa yang
seterusnya digunakan untuk mendinginkan mesin induk.
Melalui cara kerja yang berlangsung secara terus menerus,
maka sistem ini dinamakan pendinginan tertutup. Di sini, media
berupa air tawar untuk pendinginan akan disirkulasikan secara terus

xxxvii
menerus.
Adapun, kedua sistem tersebut banyak digunakan oleh kapal
dengan mesin disel untuk menjaga kekuatan mesin supaya tetap
awet, sanggup mencapai tenaga yang optimal, meminimalisir
terjadinya kerusakan pada mesin dan mempertahankan temperatur
untuk tetap bekerja dalam kondisi normal.
 
Memahami Sistem Pendingin utama
1. Sebagaimana dibahas di atas, dalam sistem pendinginan utama,
semua mesin yang bekerja pada kapal-kapal yang didinginkan
dengan menggunakan sirkulasi air tawar. Sistem ini terdiri dari
tiga rangkaian yang berbeda:
2. Sistem Air Laut: Air laut digunakan sebagai media pendingin di
dalam air lautan yang besar mendinginkan exchanger panas yang
dapat mendinginkan air tawar dari rangkaian tertutup. Mereka
merupakan sistem pendingin utama dan umumnya dipasang di
kopel.
3. Sistem Temperatur rendah: Rangkaian temperatur yang rendah
digunakan untuk daerah temperatur mesin yang rendah dan
Rangkaian ini secara langsung terhubung ke air lautan utama
pada pendingin pusat; maka temperatur rendah dibandingkan
dengan temperatur yang tinggi (High Temperature (HT) sirkuit).
Rangkaian Low Temperature (LT) meliputi dari semua sistem
bantu.
4. Suhu tinggi Rangkaian High Temperature (HT): Rangkaian High
Temperature (HT) terutama meliputi dari sistem tabung air pada
mesin utama dimana suhu ini cukup tinggi. Suhu air High

xxxviii
Temperature (HT) dijaga oleh air tawar dengan temperatur
rendah.
5. Tangki Ekspansi : Kerugian pada rangkaian tertutup yaitu air
tawar terus dikompensasi oleh tangki ekspansi yang juga
menyerap peningkatan tekanan karena ekspansi panas.
Keuntungan Sistem pendinginan utama
1. Biaya pemeliharaan rendah : Sebagai sistem yang menjalankan
air tawar, pembersihan, pemeliharaan dan penggantian
komponen lebih sedikit.
2. Kecepatan Pendinginan air tawar lebih tinggi: kecepatan yang
tinggi mungkin dalam sistem air tawar dan tidak berbahaya bagi
pipa dan juga mengurangi biaya instalasi.
3. Penggunaan bahan lebih murah: Karena sistem air tawar dapat
mengurangi faktor korosi, pada bahan yang mahal seperti katup
dan pipa.
4. Tingkat suhu yang stabil : Karena temperatur dikontrol tanpa
melihat pada temperatur air laut, temperatur tetap dipertahankan
agar stabil yang membantu dalam mengurangi kerusakan mesin.

xxxix
Gambar 2.8 : Sistem Pendingin Utama
 

Sumber : (Maritime World n.d.)

E. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Naiknya Temperatur Minyak


Lumas Pada Diesel Generator
(Patayang 2017), Mengemukakan bahwa faktor - faktor
meningkatnya temperatur minyak lumas pada motor bantu diesel
generator sebagai berikut:
1. Penyerapan panas pada L.O cooler tidak efektif, yang disebabkan
tersumbatnya kotoran – kotoran pada lubang cooler. Untuk
menangulangi penyerapan panas pada L.O cooler agar dapat lebih
efektif maka perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Membersihkan pipa kapiler L.O cooler yang tersumbat kotoran.

xl
b. Banyaknya kotoran atau lumpur di dalam pipa L.O cooler akan
menghambat aliran dalam laut yang masuk ke pipa untuk
menyerap panas pada minyak lumas. Untuk mengatasi hal ini
maka perlu melakukan pembersihan L.O cooler tersebut. Cara
melakukan pembersihan L.O cooler yaitu dengan menggosok
pipa kapiler cooler. Adapun cara melakukannya yaitu pertama-
tama penutup cooler pada kedua ujungnya kita buka, setelah
semua air keluar, barulah mengosok cooler dengan
memasukkan alat pembersihan kedalam lubang pipa kapiler
cooler lalu digosok sampai bersih. Setelah semua lubang pipa
kapiler cooler selesai digosok, kita melakukan pencucian
cooler dengan cara menyemprotkan air ke dalam lubang pipa
kapiler. Penyemprotan ini jika perlu dilakukan dengan tekanan
air yang lebih tinggi agar kotoran yang di dalam pipa kepiler
dapat keluar seluruhnya. Sebelum penutup cooler dipasang
kembali terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang
menempel pada penutup cooler tersebut.
2. Tekanan pendingin air laut yang kurang normal, sehingga debit air
laut yang masuk ke L.O cooler sedikit. Untuk mendinginkan motor
bantu diesel generator di kapal digunakan pompa sirkulasi air laut
dengan tekanan 2 kg/cm2. Apabila kapasitas pompa menurun
maka jelas tekanan air pendingin yang disirkulasikan akan
turun. Dalam mengatasi hal ini maka perlu untuk
menaikkan kapasitas pompa yaitu dengan mengoverhoul pompa
untuk memeriksa keadaan dari bagianbagian pompa yaitu :

xli
a. Periksa keadaan sudu - sudu impeller dari kerak-kerak yang
mungkin menempel pada sudu - sudu tersebut. Jika hal ini
terjadi lakukan pembersihan terhadap sudu – sudu / impeller
sebab kerak - kerak yang menempel itu dapat memperberat
putaran impeller dan dapat memperkecil kapasitas air yang
dihisap dan ditekan oleh sudu-sudu / impeller pompa.
b. Periksa bearing (bantalan shaft pompa) dari keausan dan
kerusakan sebab hal ini dapat mempengaruhi putaran pompa
dan bila terjadi keausan atau kerusakan pada bearing shaft
pompa sebaiknya segera untuk menggantinya dengan yang
baru dan sesuai dengan ukurannya. Perlu juga untuk
memberikan pelumasan dalam hal ini gemuk pada bearing
tersebut agar dapat berputar bebas.
3. Adanya sambungan antar pipa – pipa pendingin air laut yang
mengalami kebocoran,yang diakbatkan pipa – pipa pendingin air
laut mengalami korosi (corrosion). Adanya kebocoran pipa akan
mempengaruhi isap atau tekanan kerja dari pompa air
pendingin. Dengan adanya kebocoran pipa maka air pendingin
akan mengalir keluar sehingga dapat menyebabkan tekanan
pendingin air laut akan menurun, kebocoran pipa juga
memungkinkan udara masuk kedalam sistem dan bercampur
dengan air pendingin sehingga akan menyebabkan tekanan
pendingin air laut menurun. Dan apabila tekanan pendingin air laut
menurun jelas suhu minyak lumas akan meningkat.
terjadinya kebocoran pada pipa dapat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain :

xlii
a. Faktor umum, karena pipa sudah tua sehingga menimbulkan
korosi.
b. Kurangnya perawatan yang baik terhadap pipa dan
sambungan yang tidak bagus pengelasannya
c. Adanya benturan dengan benda lain. Packing pada setiap
sambungan pipa (Flens) sudah tua atau rusak.

F. Dampak yang Ditimbulkan dari Minyak Lumas yang Mengalami


Temperatur Meningkat.
(Siskayanti and Kosim 2017), Mengemukakan bahwa gesekan
dan keausan yang terjadi dapat menyebabkan temperatur disekitar
mesin meningkat dan akan terus meningkat. Apabila gesekan ini tidak
diatasi, akan mempengaruhi kinerja suatu mesin yang dapat
menyebabkan berkurangya umur mesin dan kegagalan mesin. Hal ini
membawa kerugian pada suatu industri karena berpengaruh pada
produktifitasnya dan pengeluaran biaya yang besar untuk perbaikan
mesin. Cara kerja pelumas adalah dengan membentuk oil film pada
permukaan yang saling bergesekan.Oil film yang terbentuk sangat
berpengaruh pada temperatur yang dihasilkan. Pelumas yang baik
adalah pelumas yang idak mudah mengalami perubahan viskositas jika
terjadi peningkatan temperatur. Keberhasilan sistem pelumasan pada
suatu mesin sangat diperlukan. Keberhasilan pelumasan ditentukan
oleh tiga aspek, yaitu jenis pelumas, jumlah pelumas, dan metode
pelumasan. Dengan pemilihan dan penggunaan pelumasan yang tepat
diharapkan dapat mengatasi gesekan dan keausan yang berlebih

xliii
sehingga dapat memperpanjang umur mesin dan pengeluaran biaya
jadi berkurang.
(Siskayanti and Kosim 2017), Besarnya gesekan bisa
menyebabkan mesin mengalami overheat hingga macet atau
menyebabkan kerusakan pada silinder, piston, klep, lahar dan lainnya,
seperti ketidakberesan pompa oli, kebocoran saluran oli, dan bisa juga
karena faktor salah pemakaian jenis oli itu sendiri. Proses pembakaran
dapat menimbulkan oksidasi sehingga menghadirkan kerak dan korosi
pada logam. Oli berfungsi untuk membersihkan bagian-bagian mesin
dari oksidasi dan mencegah terjadinya karat di dalam mesin. Selain itu,
minyak pelumas sekaligus berfungsi sebagai pelicin jalan bagi
komponen-komponen tersebut. Oli tidak hanya berfungsi melicinkan
permukaan komponen mesin. Tetapi juga berfungsi sebagai pendingin
sekaligus pembersih kotoran-kotoran yang ditinggalkan akibat
terjadinya gesekan komponen tersebut.

G. Fungsi Pesawat Pemindah Panas Minyak Lumas (L.O.Cooler)


L.O. cooler merupakan sebuah alat pendingin dimana
minyak pelumas yang mempunyai kenaikan temperatur akibat panas
gesekan dan panas jenis lainnya di dalam sebuah L.O cooler akan
didinginkan oleh air laut dengan cara bersinggungan, yang mana
temperatur minyak lumas akan di serap panasnya oleh air laut yang
berada dalam pipa-pipa kapiler yang selanjutnya temperatur minyak
pelumas akan mengalami penurunan akibat penyerapan oleh air laut.
(Pongkessu et al. 2018), Mengemukakan bahwa Ada 2 sistem
yang digunakan sebagai berikut ;

xliv
1. Sistem pendingin terbuka adalah air dari luar kapal yang
dipompakan ke dalam motor dan selanjutnya dibuang kembali
keluar badan kapal.
2. Sistem pendinginan tertutup adalah air tawar yang mendinginkan
mesin selanjutnaya air tawar membawa panas didinginkan oleh air
laut.
(Pongkessu et al. 2018) mengemukakan bahwa Air Laut
berfungsi sebagai bahan pendingin memiliki beberapa sifat yang
menguntungkan, seperti panas jenis besar pada kepekatan relatif
tinggi. Ini berarti bahwa per satuan volume dapat ditampung panas
yang besar, sehingga kapasitas pompa dan dayanya.
(Pongkessu et al. 2018), Adapun Cara-cara perpindahan
panas yaitu sebagai berikut :
1. Konduksi adalah proses dimana panas mengalir dari daerah
yang bersuhu lebih tinggi kedaerah yang bersuhu lebih rendah
didalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara
medium-medium yang berlainan dan bersinggungan secara
langsung
2. Konveksi adalah proses transfer energi dengan kerja gabungan
dari konduksi panas, penyimpanan energi dan gerakan
mencampur.

H. Kerangka pikir
Peranan dalam analisa meningkatnya temperatur minyak
lumas pada motor bantu disel generator sangat penting dalam
kelancaran pengoperasian motor disel generator, dimana apabila

xlv
analisa meningkatnya temperatur minyak lumas terjadi, maka akan
mengakibatkan timbulnya masalah – masalah yang dampaknya
berjangka panjang, seperti biaya perbaikan yang tinggi sehingga
mengakibatkan pihak perusahaan harus menyiapkan biaya yang lebih
untuk menunjang perbaikan disel generator.
Adapun skema kerja dari penelitian yang dilakukan penulis yaitu
sebagai berikut
Gambar 2.9 : Kerangka Fikir

Analisa Meningkatnya Temperatur Minyak Lumas Pada


Motor Disel Generator Di Kapal LPG/C GAS WALIO

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

F.W Central Main Cooling Sea


Cooling System Water Pump

Tekanan Pompa yang


Kurang maksimalnya berkurang akibat
proses pendinginan pada tersumbatnya imppeler
fresh water central pompa dan terjadi
cooling system keausan pada shaft
pompa

Analisa

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


xlvi
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Adapun tempat dilaksanakannya penelitian ini di atas kapal
LPG/C GAS WALIO, milik PT. Pertamina (PERSERO) pada saat
penulis melaksanakan praktek laut (PRALA) selama satu tahun yaitu
tepatnya pada tanggal 23 Agustus 2018 sampai dengan 22 Agustus
2019.
B. Batasan istilah
1. Fresh Water Central Cooling System
Adalah salah satu komponen dalam sistem pendingin minyak
lumas yang berfungsi untuk menurunkan temperatur air tawar
dengan menggunakan air laut dengan cara bersinggungan.
2. Lubricating Oil Cooler
Adalah salah satu komponen dalam sistem pelumasan yang
berfungsi untuk menurunkan temperatur minyak lumas melalui
perpindahaan panas dengan memanfaatkan media air laut.
3. Main Cooling Sea Water Pump
Adalah komponen pendukung pada sistem pelumasan yang
berfungsi untuk memompa air laut masuk ke L.O cooler dimana
air laut tersebut digunkanan sebagai media air laut.
4. L.O Pump

xlvii
Berfungsi untuk memompa minyak lumas dari dalam sump tank
masuk ke dalam cooler untuk di dinginkan
5. Diesel generator
Adalah suatu pesawat bantu yang berfungsi untuk menghasilkan
listrik diatas kapal.
6. SAE (Society of Automotive Engineer)
Adalah ukuran standar kekentalan
7. Expantion tank
Adalah tempat penampungan air tawar sebagai pendingin
generator

C. Jenis dan Sumber Data


Data artinya informasi yang didapat melalui pengukuran-
pengukuran tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam
menyusun argumentasi logis menjadi fakta. Fakta sendiri memiliki
makna sebagai suatu kenyataan yang telah diuji kebenarannya secara
empirik, antara lain melalui analisis data. Data merupakan bagian yang
sangat penting dan harus ada dalam penelitian ilmiah, karena
pengumpulan data akan berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya
suatu penelitian, menurut macam atau jenisnya data dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang
merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu dimana
sumber primer adalah tempat atau gudang penyimpanan yang
original dari data sejarah”. Data dari sumber primer selalu dianggap

xlviii
lebih baik daripada data dari sumber sekunder, data-data pada
penelitian ini diperoleh dengan cara terjun secara langsung pada
objek penelitian yang diteliti pada waktu di atas kapal, yaitu dengan
cara memahami dan mengamati secara langsung di lokasi penelitian,
maka dari itu penulis menguraikan data-data apa saja yang penulis
ambil pada saat melakukan penelitian di atas kapal LPG/C GAS
WALIO yaitu sebagai
berikut :
a. Yang pertama adalah pengambilan data temperatur, tekanan
pada objek yang di teliti data tersebut diambil dari monitoring
engine control room pada saat sebelum terjadi alarm dan setelah
alarm, data tersebut tertuang dalam BAB IV.
b. Yang kedua yaitu mencatat dan mengamati batas normal
temperatur minyak lumas pada L.O cooler baik yang keluar
maupun yang masuk serta mencatat dan mengamati temperatur
air pendingin pada L.O cooler baik yang masuk maupun yang
keluar, data tersebut tertuang pada BAB IV.
c. Yang terakhir adalah data yang di proleh pada saat penulis
mendapatkan kejadian tersebut yaitu foto dokumentasi pada saat
terjadinya alarm pada monitoring engine control room.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah sebuah data yang memiliki suatu bentuk
nyata, dari suatu penelitian yang dapat dijadikan acuan penelitian,
dan data sekunder diperoleh dari kajian-kajian pustaka yang diambil
dari buku”. Data sekunder merupakan hasil pengumpulan orang lain
dengan maksud tertentu, dan mempunyai kategori atau klarifikasi

xlix
menurut kebutuhan. Data sekunder digunakan sebagai data
penunjang dari data primer, sebagai penguat ataupun penambahan
bukti dari data primer yang didapat. Bahan-bahan ini dapat
mengungkapkan pengalaman orang lain, serta pengembangan
kelakuannya atas pengaruh lingkungan sosial budaya. Sumber-
sumber data sekunder yang peneliti gunakan diperoleh dari
beberapa sumber yaitu sebagai berikut :
a. Sumber data yang pertama adalah sumber-sumber data dari
buku-buku, jurnal-jurnal serta dari website yang penulis
dapatkan dari media internet yang kemudian penulis tuangkan
dalam skripsi ini beserta dengan nama-nama penulis dari pada
buku, jurnal maupun dari website tersebut yang terkait dengan
judul penelitian penulis.
b. Sumber data yang terakhir adalah sumber data dari kapal
tempat penulis melakukan penelitian yaitu di atas kapal LPG/C
GAS WALIO, dimana data yang dimaksud adalah data dari pada
engine log book, serta manual book dari generator yang
kemudian data tersebut di tuangkan dalam BAB IV.

D. Metode Analisa Penelitian


Melaksanakan penelitian di atas kapal merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk menganalisa. Dimana kegiatan tersebut
untuk mengetahui situasi dengan bekal pengetahuan yang didapat
dari studi kepustakaan. Selanjutnya mulai mengidentifikasi
masalah-masalah yang ada dan menetapkan apa yang menjadi
tujuan dari masalah.

l
berdasarkan data yang dipoleh sesuai dengan langkah-
langkah diatas maka kita dapat mengumpulkan data yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh
diolah sesuai dengan teori dan metode yang telah kita tetapkan
dari awal sebelum kita melakukan pengumpulan data.selanjutnya
hasil yang diperoleh akan diolah sesuai dengan disiplin teori yang
digunakan. Dari hasil perbandingan yang dianalisa kemudian
membuat pembahasan masalah dan memberikan saran-saran
serta masukan-masukan yang relevan dengan masalah yang
dibahas.

E. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan suatu bagian yang penting
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akanmendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data yaitu merupakan cara
ataupun usaha untuk mengumpulkan data-data pendukung yang
dibutuhkan dan diperlukan sebagai materi untuk menjawab rumusan
masalah penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
beberapa metode pengumpulan data yang peneliti anggap tepat, antara
lain:
1. Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan
pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk

li
keperluan tersebut. Observasi merupakan pengumpulan data yang
didapatkan di lapangan terhadap suatu obyek serta pengalaman
kerja yang dijadikan sebagai bahan penulisan skripsi. Dalam
melakukan pengamatan terhadap meningkatnya temperatur minyak
lumas di kapal LPG/C GAS WALIO sejak penulis melaksanakan
praktek laut (prala), ada beberapa permasalahan yang penulis
temukan. Namun penulis menyadari bahwa tidak mungkin untuk
memfokuskan pada semua permasalahan karena terbatasnya
kemampuan dan waktu yang penulis punya. Penulis mencoba untuk
mengamati hanya pada beberapa masalah saja yang terkait pada
tekanan minyak lumas mesin induk menurun yaitu faktor yang
mempengaruhi menurunnya tekanan minyak lumas mesin induk,
dampak yang ditimbulkan dan upaya yang dilakukan supaya tekanan
minyak lumas mesin indukberjalan normal dan optimal di kapal
LPG/C GAS WALIO.

2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh penulis dengan mencatat dan mengambil
gambar bagian-bagian mesin serta saat mengerjakan perbaikan dan
perawatan terhadap suatu permesinan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pelumasan mesin induk dan sistemnya. Arsip
serta dokumen-dokumen kapal digunakan untuk melengkapi data
yang diperoleh, sehingga data tersebut bisa lebih akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan.

lii
F.Tabel Jadwal Pelaksanaan Penelitian dan Penyelesaian
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

TAHUN 2018 TAHUN 2019


N
Nama Object BULAN BULAN
O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

Diskusi buku
1
referensi
Membahas
2
judul
pemilihan
judul &
3 bimbingan
penetapan
judul
4 Seminar judul
Penetapan
5 judul untuk
proposal
Penyusunan
6
proposal
Seminar
7
proposal
Penyusunan /
8 judul
penelitian

liii
Pengambilan
9 data
penelitian

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaaan Penyelesaian

TAHUN
N TAHUN 2020
Nama Object 2021
O BULAN BULAN
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
1 Pengolahan data
2 Diagram persentase
Penyusunan / pengolahan
3
data
4 Korseksi hasil pengetikan
5 Pra seminar (power point)
6 Seminar hasil
7 Perbaikan
8 Peyusunan
9 Ujian akhir

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

liv
Pada bab ini penulis menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil
Pengamatan dilapangan tepatnya pada kapal LPG/C GAS WALIO.
A. Data spesifikasi (Ship Particular)
1. General
Name of ship : GAS WALIO
Imo : 9590670
Date keel laid : 06-06-2011
Date of launching : 08-08-2011
Gas trial : 03-07 Nov 2011
Date of delivery : Nov 10TH, 2011
Builder : HYUNDAI HEAVY INDUSTRI CO.LTD
- KOREA -
Owner : PT. PERTAMINA (PERSERO)
Port of registry : JAKARTA
Nationality/flag : INDONESIA
Call sign : POGX
Bv register No : 19160 D
Distinctive No : 42525-PEXT
Navigation area : INDONESIA
Kind of ship : LPG CERRIER
2. Principal dimension
Register length : 153.42 M
Lengeth over all : 158.21 M
L.B.P : 151.00 M
Breadth molded : 26.026 M
Depth molded : 15.7 M
Draft full load : 7.65 M
Design draft extreme : 8.35

lv
3. Tonnage
Gross tonnage : 18273 TONS
Net tonnage : 8908 TONS
Deadweight tonnage : 17400 TONS

B. Gambaran umum objek penelitian


Objek penelitian yang ada di kapal LPG/C GAS WALIO mempunyai
spesifikasi teknis sebagai berikut ;

Tabel 4.1. Spesifikasi generator LPG/C GAS WALIO


6N21AL- 6N21AL- 6N21AL- 6N21AL-
Model Unit
DW UW SW EW
Type - Vertical water-cooled, 4cycle diesel engine
Combustion chamber - Direct injection type
No. Of cylinders - 6
Cylinder bore mm 210
Stroke mm 290
Rated speed of revolution min-1 900 or 1000
Direction of rotation of
- Left as viewed from the flywheel side
crankshaft
Operating side - Left as viewed from the flywheel side
Order of firing - 1-4-2-6-3-5-1
Exhaust gas turbine turbocharger
Type of turbocharger -
(with air cooler)
F reshwate r-f reshwater (or freshwater-
seawater) dual system cooling
Type of cooling -
Cylinder: Freshwater Air cooler, lubricating
oil cooler: Freshwater (or seawater)
Forced lubrication by internal pump (The
system oil is also used as turbocharger
Lubricating system --
lubricating oil.) (The system oil is also used
as rocker arm lubricating oil.)
Type of lubricating oil sump - Tank incorporated in the common bed
Type of starting - Air starter

lvi
Overall length mm 3,156
Engine
Overall width mm 1,524
dimensions
Overall height mm 2,026
Mass (of engine only) kg 9,100 (varies depending on specification)

Sumber : Manual Book Engine Room LPG/C GAS WALIO

Gambar 4.1. Sistem Pelumasan

lvii
Sumber : Manual book LPG/S GAS WALIO

Gambar 4.2 : Piping Diagram Sistem Pendingin Minyak Lumas

lviii
Sumber : Manual book LPG/S GAS WALIO

C. Analisa
Berdasarkan suatu fakta yang ditemui oleh penulis pada saat
melaksanakan praktek laut di atas kapal LPG/C GAS WALIO,
tepatnya pada tanggal 16 juli 2019 ketika kapal melakukan O.H.N
untuk persiapan melakukan olah gerak meninggalkan pelabuhan
PMB 4 Tg. Priok menuju ke T. Semangka untuk melakukan proses
muat atau Loading Cargo Operation, Pada saat itu Disel Generator

lix
mengalami permasalahan yaitu meningkatnya temperatur minyak
lumas pada saat melakukan proses O.H.N. untuk meninggalkan
pelabuhan.
Berikut penulis menampilkan data normal dan data batas normal
yang penulis dapatkan sesuai pengamatan langsung. Data yang di
dapat adalah seperti berikut :

Tabel 4.2 : Data hasil pengamatan pada temperatur minyak lumas dan
pendingin air tawar.
Temperatur
No. Data Pengamatan
In Out
1 Temperatur normal minyak lumas cooler 720C 620C

2 Batas temperatur minyak lumas cooler 750C 650C

3 Temperatur normal pendingin air tawar cooler 320C 540C

4 Batas temperatur air tawar cooler 380C 850C

Sumber : LPG/C GAS WALIO

Pada tabel jam jurnal jaga di tunjukkan data normal temperatur


minyak lumas pada mesin disel generator sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 2 yang

lx
sedang berjalan ( Running ) tanggal 2 Juli 2019
Suhu Suhu
Tekanan
minyak air
Generator

(kg/cm2)
pada LO tawar
pressure
Cooler pada Volt
Ampere Ket.
Air Pendingn Minyak Lumas
(oC) L.O s
lub oil temp Cooler
Waktu jaga
(oC)
Minyak Lumas
Watch hours
Auxiliary Engine

F.W Temp

in out in out

00.00–04.00 4.0 6.5 66 60 32 50 450 527 Normal

1 4.0 6.8
04.00–08.00 68 60 32 54 450 580 Normal

08.00–12.00 4.0 6.8 68 62 34 56 450 550 Normal

00.00–04.00 3.8 5.8 70 60 32 82 450 503 Normal

2 04.00–08.00 3.8 5.8 72 62 32 80 450 500 Normal

08.00–12.00 3.8 5.8 72 62 33 80 450 500 Normal


Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 02 Juli 2019
Pada tabel 4.3 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam
kondisi normal dimana pada generator 1 rata-rata temperatur minyak lumas
yang masuk ke L.O cooler 67,330C, serta yang keluar 60,67 0C dan Tekanan
air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata
tekanannya yaitu 4.0 kg/cm2. Sedangkan pada generator 2 rata-rata minyak
lumas yang masuk yang masuk ke L.O cooler 71,330C, serta yang keluar dari

lxi
L.O cooler 61,33 0C dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan
normal dengan rata-rata tekanannya yaitu 3.8 kg/cm 2. Data tersebut diambil
dari data log book engine room LPG/C GAS WALIO seperti pada gambar 4.3
mulai dari jam jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga 04.00-
08.00, serta jam jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur
generator yang sedang berjalan dalam kindisi normal.
Gambar 4.3 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Log Book Engine Room LPG/C GAS WALIO.

lxii
Tabel 4.4 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 2 yang
sedang berjalan ( Running ) tanggal 4 Juli 2019
Suhu
Tekanan
Suhu air
Generator

(kg/cm2)
minyak tawar
pressure
pada LO pada
volts Ampere Ket.
Cooler L.O
Air Pendingn Minyak Lumas

(oC) Cooler
Waktu jaga
lub oil temp (oC)
Minyak Lumas

Watch hours
Auxiliary Engine

F.W Temp

in out in out

00.00–04.00 3.8 5.8 68 60 32 54 450 490 Normal

1 04.00–08.00 4.0 5.8 68 61 32 54 450 480 Normal

08.00–12.00 3.8 5.9 68 61 32 54 450 360 Normal

00.00–04.00 3.8 5.8 73 63 32 80 450 490 Normal

2 04.00–08.00 4.0 5.8 73 63 32 82 450 500 Normal

08.00–12.00 3.8 5.8 73 64 32 82 450 500 Normal


Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 04 Juli 2019
Pada tabel 4.4 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam
kondisi normal dimana pada generator 1 rata-rata temperatur minyak lumas
yang masuk ke L.O cooler 680C, serta yang keluar 60.670C dan Tekanan air
pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata tekanannya
yaitu 3.87 kg/cm2. Sedangkan pada generator 2 rata-rata minyak lumas yang

lxiii
masuk yang masuk ke L.O cooler 730C, serta yang keluar dari L.O cooler
63.33 0C dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal
dengan rata-rata tekanannya yaitu 3.87 kg/cm 2. Data tersebut diambil dari
data log book engine room LPG/C GAS WALIO seperti pada gambar 4.4
mulai dari jam jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga 04.00-
08.00, serta jam jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur
generator yang sedang berjalan dalam kindisi normal.
. Gambar 4.4 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO.


Tabel 4.5 Data temperatur minyak lumas disel Generator 2 yang
sedang berjalan ( Running ) tanggal 06 Juli 2019
Suhu
Tekanan
Suhu air
(kg/cm2)
minyak tawar
pressure
Generator

Waktu jaga pada LO pada


volts Ampere Ket.
Watch hours Cooler L.O
(oC) Cooler
lub oil temp (oC)
F.W Temp

lxiv
Air Pendingn Minyak

Minyak Lumas
Lumas
in out in out
Auxiliary Engine

3.8 5.8
00.00–04.00 74 64 34 80 450 736 Normal

2 04.00–08.00 3.8 5.8 74 65 36 82 450 700 Normal

08.00–12.00 3.8 5.8 74 64 36 80 450 700 Normal


Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 06 Juli 2019

Pada tabel 4.5 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam


kondisi normal dimana pada generator 2 rata-rata minyak lumas yang masuk
yang masuk ke L.O cooler 74 0C, serta yang keluar dari L.O cooler 64,33 0C
dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-
rata tekanannya yaitu 3.8 kg/cm 2. Data tersebut diambil dari data log book
engine room LPG/C GAS WALIO seperti pada gambar 4.5 mulai dari jam
jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga 04.00-08.00, serta jam
jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur generator yang sedang
berjalan dalam kindisi normal.

lxv
Gambar 4.5 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

Tabel 4.6 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 2 yang
sedang berjalan ( Running ) tanggal 07 Juli 2019
Suhu
Tekanan Suhu
Waktu jaga air
(kg/cm2) minyak volts Ampere Ket.
Watch hours tawar
pressure pada LO
pada

lxvi
Generator
L.O
Cooler
Cooler
(oC)

Air Pendingn Minyak Lumas


(oC)
lub oil temp
F.W Temp

Minyak Lumas
Auxiliary Engine

in out in out

3.8 6.8
00.00–04.00 68 60 32 54 450 580 Normal

1 04.00–08.00 3.8 6.5 66 60 32 50 450 527 Normal

08.00–12.00 3.8 6.8 68 60 32 54 450 580 Normal

00.00–04.00 4.0 5.8 72 62 32 80 450 500 Normal

2 04.00–08.00 4.0 5.8 72 60 32 82 450 500 Normal

08.00–12.00 4.0 5.8 72 62 32 80 450 500 Normal


Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 07 Juli 2019
Pada tabel 4.6 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam
kondisi normal dimana pada generator 1 rata-rata temperatur minyak lumas
yang masuk ke L.O cooler 67.330C, serta yang keluar 600C dan Tekanan air
pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata tekanannya
yaitu 4.0 kg/cm2. Sedangkan pada generator 2 rata-rata minyak lumas yang
masuk yang masuk ke L.O cooler 720C, serta yang keluar dari L.O cooler
61.33 0C dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal
dengan rata-rata tekanannya yaitu 3.8 kg/cm 2. Data tersebut diambil dari data
log book engine room LPG/C GAS WALIO seperti pada agambar 4.6 mulai

lxvii
dari jam jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga 04.00-08.00,
serta jam jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur generator
yang sedang berjalan dalam kindisi normal.
.

Gambar 4.6 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

lxviii
Tabel 4.7 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 3 yang
sedang berjalan ( Running ) tanggal 08 Juli 2019
Suhu
Tekanan
Suhu air
Generator

(kg/cm2)
minyak tawar
pressure
pada LO pada Volt
Ampere Ket.
Cooler L.O s
Air Pendingn Minyak Lumas

(oC) Cooler
Waktu jaga
lub oil temp (oC)
Minyak Lumas

Watch hours
Auxiliary Engine

F.W Temp

In out in out

00.00–04.00 4.0 6.5 66 60 32 50 450 527 Normal

2 04.00–08.00 4.0 6.8 68 60 32 54 450 580 Normal

08.00–12.00 4.0 6.8 68 62 34 56 450 550 Normal

00.00–04.00 3.8 5.8 72 60 32 82 450 500 Normal

3 04.00–08.00 3.8 5.8 72 62 32 80 450 500 Normal

08.00–12.00 3.8 5.8 70 62 33 80 450 503 Normal


Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 08 Juli 2019
Pada tabel 4.7 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam
kondisi normal dimana pada generator 2 rata-rata temperatur minyak lumas
yang masuk ke L.O cooler 67.330C, serta yang keluar 61.33 0C dan Tekanan
air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata
tekanannya yaitu 4.0 kg/cm2. Sedangkan pada generator 3 rata-rata minyak
lumas yang masuk yang masuk ke L.O cooler 71.330C, serta yang keluar dari

lxix
L.O cooler 61.33 0C dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan
normal dengan rata-rata tekanannya yaitu 3.8 kg/cm 2. Data tersebut diambil
dari data log book engine room LPG/C GAS WALIO seperti pada gambar 4.7
dibawah mulai dari jam jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga
04.00-08.00, serta jam jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur
generator yang sedang berjalan dalam kindisi normal.
Gambar 4.7 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

Tabel 4.8 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 2 yang
sedang berjalan ( Running ) tanggal 09 Juli 2019
Suhu
Tekanan Suhu
Waktu jaga air Volt
(kg/cm2) minyak Ampere Ket.
Watch hours tawar s
pressure pada LO
pada

lxx
Generator
L.O
Cooler
Cooler
(oC)

Air Pendingn Minyak Lumas


(oC)
lub oil temp
F.W Temp

Minyak Lumas
Auxiliary Engine

In out in out

00.00–04.00 4.0 6.7 68 60 32 54 450 490 Normal

1 04.00–08.00 4.0 6.7 68 61 32 54 450 480 Normal

08.00–12.00 4.0 6.7 68 61 32 54 450 360 Normal

00.00–04.00 3.8 5.8 73 63 32 80 450 490 Normal

2 04.00–08.00 4.0 5.8 73 63 32 82 450 500 Normal

08.00–12.00 3.8 5.9 73 64 32 82 450 300 Normal


Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 09 Juli 2019
Pada tabel 4.8 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam
kondisi normal dimana pada generator 1 rata-rata temperatur minyak lumas
yang masuk ke L.O cooler 68 0C, serta yang keluar 60.67 0C dan Tekanan air
pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata tekanannya
yaitu 4.0 kg/cm2. Sedangkan pada generator 2 rata-rata minyak lumas yang
masuk yang masuk ke L.O cooler 73 0C, serta yang keluar dari L.O cooler
63.33 0C dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal
dengan rata-rata tekanannya yaitu 3.87 kg/cm 2. Data tersebut diambil dari
data log book engine room LPG/C GAS WALIO seperti pada gambar 4.8

lxxi
mulai dari jam jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga 04.00-
08.00, serta jam jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur
generator yang sedang berjalan dalam kindisi normal.
. Gambar 4.8 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

lxxii
Tabel 4.9 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 2 yang
sedang berjalan ( Running ) tanggal 10 Juli 2019
Suhu
Tekanan
Suhu air
Generator

(kg/cm2)
minyak tawar
pressure
pada LO pada Volt
Ampere Ket.
Cooler L.O s
Air Pendingn Minyak Lumas

(oC) Cooler
Waktu jaga
lub oil temp (oC)
Minyak Lumas

Watch hours
Auxiliary Engine

F.W Temp

in out In out

00.00–04.00 4.0 6.6 68 60 35 57 450 603 Normal

1 04.00–08.00 4.0 6.6 68 60 35 56 450 520 Normal

08.00–12.00 4.0 6.8 68 60 34 83 450 550 Normal

00.00–04.00 4.0 5.8 70 60 35 82 450 532 Normal

2 04.00–08.00 4.0 5.8 70 60 34 82 450 480 Normal

08.00–12.00 4.0 5.8 70 60 33 82 450 490 Normal


Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 10 Juli 2019
Pada tabel 4.9 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam
kondisi normal dimana pada generator 1 rata-rata temperatur minyak lumas

lxxiii
yang masuk ke L.O cooler 680C, serta yang keluar 600C dan Tekanan air
pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata tekanannya
yaitu 4.0 kg/cm2. Sedangkan pada generator 2 rata-rata minyak lumas yang
masuk yang masuk ke L.O cooler 700C, serta yang keluar dari L.O cooler 60
0
C dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan
rata-rata tekanannya yaitu 4.0 kg/cm 2. Data tersebut diambil dari data log
book engine room LPG/C GAS seperti pada gambar 4.9 mulai dari jam jaga
masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga 04.00-08.00, serta jam jaga
masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur generator yang sedang
berjalan dalam kindisi normal.
. Gambar 4.9 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

lxxiv
Tabel 4.10 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 2 yang
sedang berjalan ( Running ) tanggal 11 Juli 2019
Suhu
Tekanan
Suhu air
Generator

(kg/cm2)
minyak tawar
pressure
pada LO pada Volt
Ampere Ket.
Cooler L.O s
Air Pendingn Minyak Lumas

(oC) Cooler
Waktu jaga
lub oil temp (oC)
Minyak Lumas

Watch hours
Auxiliary Engine

F.W Temp

in out in out

00.00–04.00 4.0 6.8 68 60 32 54 450 580 Normal

1 04.00–08.00 4.0 6.5 66 60 32 50 450 527 Normal

08.00–12.00 4.0 6.8 68 60 32 54 450 580 Normal

00.00–04.00 3.8 5.8 72 62 32 80 450 501 Normal

2 04.00–08.00 3.8 5.8 72 60 32 82 450 500 Normal

08.00–12.00 3.8 5.8 72 62 32 80 450 501 Normal


Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 11 Juli 2019

lxxv
Pada tabel 4.10 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam
kondisi normal dimana pada generator 1 rata-rata temperatur minyak lumas
yang masuk ke L.O cooler 67.330C, serta yang keluar 600C dan Tekanan air
pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata tekanannya
yaitu 4.0 kg/cm2. Sedangkan pada generator 2 rata-rata minyak lumas yang
masuk yang masuk ke L.O cooler 720C, serta yang keluar dari L.O cooler
61.33 0C dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal
dengan rata-rata tekanannya yaitu 3.8 kg/cm 2. Data tersebut diambil dari data
log book engine room LPG/C GAS WALIO seperti pada gambar 4.10 mulai
dari jam jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga 04.00-08.00,
serta jam jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur generator
yang sedang berjalan dalam kindisi normal.
Gambar 4.10 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

lxxvi
Tabel 4.11 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 2 yang
sedang berjalan ( Running ) tanggal 12 Juli 2019
Suhu
Tekanan
Suhu air
Generator

2
(kg/cm )
minyak tawar
pressure
pada LO pada Volt
Ampere Ket.
Cooler L.O s
Air Pendingn Minyak Lumas

o
( C) Cooler
Waktu jaga
lub oil temp (oC)
Minyak Lumas

Watch hours
Auxiliary Engine

F.W Temp

in out in out

00.00–04.00 4.0 6.5 66 60 32 50 450 527 Normal

1 04.00–08.00 4.0 6.8 68 60 32 54 450 580 Normal

08.00–12.00 4.0 6.8 68 62 34 56 450 550 Normal

00.00–04.00 3.8 5.8 72 60 32 80 450 500 Normal


2
04.00–08.00 3.8 5.8 72 62 32 82 450 501 Normal

lxxvii
08.00–12.00 3.8 5.8 70 60 33 80 450 503 Normal
Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 12 Juli 2019
Pada tabel 4.11 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam
kondisi normal dimana pada generator 1 rata-rata temperatur minyak lumas
yang masuk ke L.O cooler 67.33 0C, serta yang keluar 61.33 0C dan Tekanan
air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata
tekanannya yaitu 4.0 kg/cm2. Sedangkan pada generator 2 rata-rata minyak
lumas yang masuk yang masuk ke L.O cooler 71.33 0C, serta yang keluar
dari L.O cooler 61.33 0C dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam
keadaan normal dengan rata-rata tekanannya yaitu 3.8 kg/cm 2. Data tersebut
diambil dari data log book engine room LPG/C GAS seperti pada gambar
4.11 mulai dari jam jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga
04.00-08.00, serta jam jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur
generator yang sedang berjalan dalam kindisi normal.
. Gambar 4.11 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

lxxviii
Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

Tabel 4.12 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 2 yang
sedang berjalan ( Running ) tanggal 13 Juli 2019

lxxix
Suhu
Tekanan
Suhu air
Generator

2
(kg/cm )
minyak tawar
pressure
pada LO pada Volt
Ampere Ket.
Cooler L.O s
Air Pendingn Minyak Lumas
(oC) Cooler
Waktu jaga
lub oil temp (oC)
Watch hours
Minyak Lumas
Auxiliary Engine

F.W Temp

in out in out

00.00–04.00 4.0 6.7 68 60 32 54 450 490 Normal

1 04.00–08.00 4.0 6.7 68 61 32 54 450 480 Normal

08.00–12.00 4.0 6.7 68 61 32 54 450 360 Normal

00.00–04.00 3.8 5.8 73 63 32 80 450 490 Normal

2 04.00–08.00 4.0 5.8 73 63 32 82 450 500 Normal

08.00–12.00 3.8 5.9 73 64 32 82 450 300 Normal


Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 13 Juli 2019
Pada tabel 4.12 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam
kondisi normal dimana pada generator 1 rata-rata temperatur minyak lumas
yang masuk ke L.O cooler 68 0C, serta yang keluar 60.67 0C dan Tekanan air
pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata tekanannya
yaitu 4.0 kg/cm2. Sedangkan pada generator 2 rata-rata minyak lumas yang
masuk yang masuk ke L.O cooler 730C, serta yang keluar dari L.O cooler
63.67 0C dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal
dengan rata-rata tekanannya yaitu 3.87 kg/cm 2. Data tersebut diambil dari

lxxx
data log book engine room LPG/C GAS WALIO seperti pada gambar 4.12
mulai dari jam jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga 04.00-
08.00, serta jam jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur
generator yang sedang berjalan dalam kindisi normal.
Gambar 4.12 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

lxxxi
Tabel 4.13 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 2 yang
sedang berjalan ( Running ) tanggal 14 Juli 2019
Suhu
Tekanan
Suhu air
Generator

(kg/cm2)
minyak tawar
pressure
pada LO pada Volt
Ampere Ket.
Cooler L.O s
Air Pendingn Minyak Lumas

(oC) Cooler
Waktu jaga
lub oil temp (oC)
Minyak Lumas

Watch hours
Auxiliary Engine

F.W Temp

in out in out

00.00–04.00 4.0 6.5 66 60 32 50 450 527 Normal

1 04.00–08.00 4.0 6.8 68 60 32 54 450 580 Normal

08.00–12.00 4.0 6.8 68 62 34 56 450 550 Normal

00.00–04.00 3.8 5.8 72 60 32 82 450 500 Normal

2 04.00–08.00 3.8 5.8 72 62 32 80 450 501 Normal

08.00–12.00 3.8 5.8 70 62 33 80 450 503 Normal


Sumber : Log Book LPG/C GAS WALIO, 13 Juli 2019
Pada tabel 4.13 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas dalam
kondisi normal dimana pada generator 1 rata-rata temperatur minyak lumas
yang masuk ke L.O cooler 67.33 0C, serta yang keluar 61.330C dan Tekanan
air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata
tekanannya yaitu 4.0 kg/cm2. Sedangkan pada generator 2 rata-rata minyak
lumas yang masuk yang masuk ke L.O cooler 71.330C, serta yang keluar dari

lxxxii
L.O cooler 61.33 0C dan tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan
normal dengan rata-rata tekanannya yaitu 3.8 kg/cm 2. Data tersebut diambil
dari data log book engine room LPG/C GAS WALIO seperti pada gambar
4.13mulai dari jam jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga
04.00-08.00, serta jam jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur
generator yang sedang berjalan dalam kindisi normal.
Gambar 4.13 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO.

lxxxiii
Tabel 4.14 Data temperatur minyak lumas disel Generator 1 dan 2
yang sedang berjalan ( Running ) tanggal 16 July 2019
Suhu
Tekanan
Generator

Suhu air
(kg/cm2)
minyak tawar
pressure
pada LO pada
Volt Amper
Cooler L.O Ket.
Air Pendingn Minyak Lumas

s e
Waktu jaga (oC) Cooler
Auxiliary Engine

Watch lub oil (oC)


Minyak Lumas

hours temp F.W


Temp

in out in out

00.00–04.00 4.0 6.7 68 60 32 54 450 490 Normal

1 04.00–08.00 4.0 6.7 68 61 32 54 450 480 Normal

08.00–12.00 4.0 6.7 68 61 32 54 450 360 Normal

00.00–04.00 3.8 5.8 73 63 32 80 450 490 Normal

2 04.00–08.00 3.8 5.8 73 63 32 82 450 500 Normal

08.00–12.00 3.8 5.9 73 64 32 82 450 300 Normal


Sumber : LPG/C GAS WALIO, 16 July 2019
Pada tabel 4.14 ditunjukkan data-data temperatur minyak lumas
dalam kondisi normal dimana pada generator 1 rata-rata temperatur

lxxxiv
minyak lumas yang masuk ke L.O cooler 68 0C, serta yang keluar 60.67
0
C dan Tekanan air pendingin minyak lumas dalam keadaan normal
dengan rata-rata tekanannya yaitu 4.0 kg/cm2. Sedangkan pada
generator 2 rata-rata minyak lumas yang masuk yang masuk ke L.O
cooler 73 0C, serta yang keluar dari L.O cooler 63.67 0C dan tekanan air
pendingin minyak lumas dalam keadaan normal dengan rata-rata
tekanannya yaitu 3.8 kg/cm2. Data tersebut diambil dari data log book
engine room LPG/C GAS WALIO seperti pada gambar 4.14 mulai dari
jam jaga masinis 3 yaitu 00.00-04.00, masinis 1 jam jaga 04.00-08.00,
serta jam jaga masinis 4 yaitu 08.00-12.00. kondisi temperatur
generator yang sedang berjalan dalam kindisi normal.
Gambar 4.14 : Log book engine room LPG/C GAS WALIO

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

Pada saat terjadinya kejadian yang penulis teliti di atas kapal LPG/C
GAS WALIO pada jam jaga masinis 3 yaitu 12.00-16.00 kenaikan temperatur
terlihat atau telah diketahui pada saat proses olah gerak kapal untuk
meninggalkan pelabuhan PMB 4 Tg. Priok menuju ke T. Semangka. Dimana

lxxxv
kejadian tersebut diketahui melalui monitoring engine control room ,terlihat
monitoring yang berkedip serta alarm engine room berbunyi dimana
kejadian tersebut adalah telah terjadi kenaikan temperatur pada L.O
inlet atau yang masuk ke generator setelah melewati L.O cooler.
Masinis jaga segera menekan Acknoledge (Ack) atau telah di ketahui
dengan menggunkan mouse pada monitoring engine control room.
Data yang di ambil pada tanggal 16 juli 2019 pada saat naiknya
temperatur adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15 Pengambilan data pada saat jaga ( 12.00 – 16.00 )
Temperatur minyak lumas Temperatur air tawar pada
Waktu jaga pada L.O cooler LO cooler
In Out In Out

12.00 – 12.20 650C 610C 320C 800C


12.20 – 12.40 660C 600C 320C 800C
12.40 – 13.00 680C 620C 350C 820C
13.00 – 13.20 720C 650C 380C 850C
13.20 – 13.40 75 (Alaram) 66 (Alaram) 39 (Alaram) 86 (Alarm)
Sumber : Monitoring engine control room LPG/C GAS WALIO
Agar lebih mudah di pahami penulis melampirkan gambar 4.15
dibawah :

Gambar 4.15 : Monitoring Engine Control Room LPG/C GAS WALIO /


Auxiliary Engine No. 2 View Condition Pressure and
Temperature

lxxxvi
Sumber :Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

Kenaikan temperatur pada disel generator di atas kapal LPG/C


GAS WALIO dapat dilihat pada gambar 4.15, yang menunjukkan
kenaikan temperatur L.O inlet yang masuk ke generator setelah
dilakukan tindakan cepat oleh masinis jaga dengan menekan (ACK)
atau telah diketahui pada monitoring engine control room untuk
menghentikan bunyi alarm di engine room, serta tindakan berikutnya
yaitu memberikan instruksi kepada penulis atau cadet untuk mengganti
fresh water central cooling system yang sedang berjalan dengan fresh
water central cooling system yang siap untuk di jalankan. Setelah
tindakan di lakukan maka alarm tersebut hilang dan dapat dilihat
kembali melalui monitoring engine control room pada menu history.

lxxxvii
Gambar 4.16 : History telah terjadi kenaikan temperatur L.O Inlet yang
masuk ke Generator

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO


Berdasarkan kejadian yang terjadi maka penulis menguraikan
kejadian tersebut sebagai berikut :
1. Pada saat jam jaga 00.00 – 04.00 Third Enginer pada tanggal 16 juli
2019 temperatur minyak lumas pada generator 1 dan 2 yang sedang
berjalan (running) masih dalam kondisi normal terlihat pada tabel 4.5
diatas. Pada motor disel generator No. 1 yaitu minyak lumas yang
masuk ke L.O cooler 66 oC keluar 60 oC dan air tawar yang masuk ke
L.O cooler 32 oC keluar 50 oC pada saat melihat termometer minyak
lumas dan tekanan pendingin air laut dari 4.0 kg/cm2. Sedangkan
Pada motor disel generator No. 2 yaitu minyak lumas yang masuk ke
L.O cooler 70 oC keluar 60 oC dan air tawar yang masuk ke L.O
cooler 32 oC keluar 82 oC pada saat melihat termometer minyak
lumas dan tekanan pendingin air laut dari 3.8 kg/cm2.

lxxxviii
2. Pada saat jam jaga 04.00 – 08.00 First Enginer pada tanggal 16 juli
2019 temperatur minyak lumas masih dalam kondisi normal terlihat
pada tabel 4.5 sesuai pada log book engine room LPG/C GAS
WALIO
3. Pada saat jam jaga 08.00 – 12.00 Fourth Enginer pada tanggal 16
juli 2019 temperatur minyak lumas dalam kondisi normal juga sesuai
dengan table 4.4 diatas.
4. Pada saat jam jaga 12.00 – 16.00, pada tanggal 16 juli 2019, Third
Engineer, Telah dilakukan olah gerak atau manouver dari pelabuhan
PMB 4 Tg. Priok menuju ke T. Semangka, untuk melakukan proses
loading cargo operation tiba-tiba alarm engine room berbunyi dan
monitoring engine control room berkedip dan mengeluarkan suara
alarm. masinis jaga langsung bergerak mematikan alarm tersebut
kemudian masinis jaga melihat pada monitoring kenaikan
temperatur pada generator dan melihat pada monitoring system
fresh water central cooling system (F.W C.C.S) terjadi pertukaran
panas yang kurang maksimal. Masinis jaga segera memberikan
instruksi kepada penulis (Taruna / Cadet ) Untuk mengganti fresh
water central cooling system (F.W C.C.S) yang sedang berjalan
dengan F.W C.C.S yang siap untuk di jalankan / stand by. Setelah
dilakukan proses pergantian F.W C.C.S maka minyak lumas pada
Generator perlahan – lahan kembali dalam kondisi normal seperti
yang penulis tunjukkan pada tabel 4.16 dibawah.

lxxxix
Tabel 4.16 Pengambilan data pada saat jaga ( 12.00 – 16.00 )
Temperatur minyak lumas Temperatur air tawar pada
Waktu jaga pada L.O cooler LO cooler
In Out In Out

12.00 – 12.20 650C 610C 320C 800C


12.20 – 12.40 660C 600C 320C 800C
12.40 – 13.00 680C 620C 350C 820C
13.00 – 13.20 720C 650C 380C 850C
13.20 – 13.40 75 (Alaram) 66 (Alaram) 39 (Alaram) 86 (Alarm)
13.40 – 14.00 730C 640C 380C 850C
14.20 – 14.40 680C 610C 350C 800C
15.00 – 15.20 660C 600C 320C 790C
15.40 – 16.00 650C 610C 320C 800C
Sumber : Monitoring engine control room LPG/C GAS WALIO
Dari penjelasan diatas temperatur minyak lumas berangsur-
angsur membaik terutama temperatur minyak lumas pada LO cooler
yang akan masuk ke generator itu sendiri. Sedangkan F.W C.C.S yang
tadinya berjalan sementara di ganti untuk dilakukan pembersihan
terhadap F.W C.C.S yang mengakbatkan terjadinya kenaikan
temperatur minyak lumas pada generator . Pengecekan terhadap
pompa main cooling sea water pump juga dilakukan agar proses
penyerapan panas antara air laut dan air tawar pada F.W C.C.S dapat
bekerja dengan maksimal.
Kejadian tersebut telah diketahui bahwa penyebab meningkatnya
temperatur minyak lumas pada disel generator di atas kapal adalah :
1. Penyerapan panas pada fresh water central cooling system
( F.W C.C.S ) tidak Efektif
Untuk memaksimalkan penyerapan panas pada F.W C.C.S
agar dapat lebih efektif maka perlu melakukan hal-hal sebagai
berikut :

xc
a. Membersihkan plat – plat jalur air laut dan air tawar
Banyaknya kotoran atau lumpur di dalam plat – plat F.W C.C.S
terutama pada plat jalur air laut akan menghambat aliran laut yang
masuk ke plat untuk menyerap panas pada air tawar yang
digunakan pada L.O cooler yang ada pada generator. Untuk
mengatasi hal ini maka perlu melakukan pembersihan plat – plat
F.W C.C.S tersebut. Cara melakukan pembersihan F.W C.C.S
yaitu dengan di gosok Alat Pembersih plat / sikat ke bagian plat-
plat F.W C.C.S dengan bantuan campuran air dan detergen agar
memudahkan dalam proses pembersihan plat-plat tersebut serta
menggunakan air tawar untuk dilakukan penyemprotan setelah di
bersihkan dengan sikat yang di gosok dengan mengguakan
campuran air dan deterjen. Adapun cara melakukannya yaitu
pertama-tama menyiapkan alat-alat pembersih seperti ; sikat,
deterjen serta selang pipa air tawar dan jet pump. Lalu, filter air
laut F.W C.C.S di lepas dengan membuka penutup dari filter
dengan cara melonggarkan dan membuka baut-baut yang ada
pada penutupnya.

Gambar 4.17 : Proses membuka filter air laut F.W C.C.S

xci
Sumber : Foto engine room LPG/C GAS WALIO

Gambar 4.18 : Proses Pembersihan filter air laut F.W C.C.S

Sumber : Foto engine room LPG/C GAS WALIO


Selanjutnya melonggarkan baut-baut pengikat plat-plat
tersebut. kemudian, Penutup plat-plat sebelah bagian baut yang
Panjang di buka.
Setelah terbuka area F.W C.C.S di bungkus dengan
menggunakan terpal agar dalam proses penyemprotan air dan
proses pembersihan tidak kemana-mana atau mengenai
machinery yanag lain terutama yang dekat dengan F.W C.C.S
tersebut. Setelah semua nya siap barulah proses pembersihan
dilakukan minimal 5 hari proses pembersihan dan maksimal
selama 3 hari.

xcii
Setelah proses pembersihan selama 3 atau 5 hari tersebut,
maka proses selanjutnya adalah pengecekan dan memberikan
lem pada karet-karet plat yang lepas sebelum di lakukan
pemasangan. Selanjutnya proses pemasangan dan mengikat baut
pada plat-plat tersebut. Hal berikutnya adalah filter dari F.W
C.C.S di bersihkan terlebih dahulu sebelum pemasangan
dilakukan kembali. Setelah proses pemasangan pada F.W C.C.S
yaitu dilakukan proses pengetesan untuk mengetahui apakah
terjadi kebocoran atau tidak dengan cara membuka sedikit air laut
dan air tawar yang masuk ke F.W C.C.S setelah itu di periksa dan
jika terjadi kebocoran dilakukan pengencangan baut lagi dan jika
sudah tdk ada kebocoran maka F.W C.C.S sudah siap di
gunakan. Maka, F.W C.C.S dalam kondisi siap pakai atau dalam
posisi stand by.
b. Menaikkan kapasitas main central cooling sea water pump yang
digunakan.
Dalam melakukan proses ini pertama-tama kita melihat
tekanan pada main central cooling sea water pump sebagai media
pendingin F.W C.C.S. Bila tekanan pompa pendingin berkurang,
maka perlu mengadakan pengecekan sebagai berikut:
1. Adakan pembersihan pada saringan (filter) sea chest, kotoroan
yang masuk ke sea chest yang menumpuk jika tidak di
bersihkan maka lama-kelamaan masuk ke aliran air laut dan
akan di hisap oleh pompa-pompa air laut terutama pada pompa
main central cooling sea water sehingga kotoran yang masuk ke

xciii
pompa akan menghambat aliran air laut yang mengakibatkan
daya hisap dan tekan pompa berkurang.
2. Periksa dan pastikan bahwa kran-kran semua terbuka penuh,
sebab jika tertutup atau terbuka setengah akan mengakibatkan
air laut yang masuk ke F.W C.C.S berkurang.
3. Periksa kemungkinan adanya kebocoran pada mechanical seal.
sebab jika mechanical seal yang digunakan itu sudah lama dan
terjadi kerusakan maka akan mengakibatkan air bisa keluar
melalui kebocoran pada mechanical seal pompa tersebut,
sehingga menyebabkan menurunnya tekanan pompa. Dalam
mengatasi hal ini mechanical seal diganti dengan yang baru
sesuai dengan tipe mechanical seal yang ingin di ganti dan pada
saat pemasangannya perlu diperhatikan mengingat bautnya dan
tidak menimbulkan kebocoran.
4. Adanya kebocoran-kebocoran yang terjadi pada pipa atau
sambungan pipa air laut juga mempengaruhi kapasitas air laut
yang masuk ke F.W C.C.S. Jika hal ini terjadi maka segera
diatasi kebocoran tersebut dengan cara membalut atau
menyumbat bagian yang bocor, dan jika keadaan
memungkinkan segera untuk mengelas atau mengganti pipa
yang bocor dengan pipa yang baru.

2. Tekanan pompa pendingin air laut yang kurang normal pada


fresh water central cooling system (F.W C.C.S).

xciv
Tabel 4.17 Pengambilan data pada saat jaga ( 08.00 – 12.00 )

Tekanan Pompa
Pendingin
Waktu Jaga Air Laut Fresh Pompa Pendingin
Air Laut Yang
Water Central
Sedang Berjalan
Cooling System
( F.W C.C.S )
08.00 – 08.45 2.0 kg/cm2 No. 1
08.45 – 09.00 1.5 kg/cm2 No. 1
2
09.00 – 09.45 0.8 kg/cm No. 1
09.45 – 10.00 0.5 kg/cm2 (Alarm) No. 1
10.00 – 10.45 1.7 kg/cm2 No. 2
10.45 – 11.00 1.9 kg/cm2 No. 2
11.00 – 11.45 2.0 kg/cm2 No. 2
11.45 – 12.00 2.0 kg/cm2 No. 2
Sumber : LPG/C GAS WALIO
Berdasarkan table 4.17 jam jaga masinis 4 (08.00 – 12.00)
terlihat tekanan pompa pendingin air laut perlahan-lahan mengalami
penurunan tekanan secara bertahap dari tekanan 2.0 kg/cm 2 pada
jam 08.45 – 09.00 sampai terjadi alarm pada tekanan 0.5 kg/cm 2
saat jam 09.45 - 10.00. Pada saat terjadi alarm penulis di beri
arahan langsung oleh masinis jaga untuk segera melakukan
pergantian kerja mesin yang sedang berjalan (No.1) dengan mesin
yang siap dijalankan (No.2). Setelah melakukan pergantian pompa
pendingin air laut perlahan-lahan tekanan pompa pendingin air laut
mengalami kenaikan sampai pada tekanan normal di saat jam 11.00
– 12.00 tekanannya 2.0 kg/cm2.

xcv
Sedangkan untuk mengatasi tekanan pendingin air laut pada
fresh water central cooling system (F.W C.C.S) No.1. yang kurang
normal maka perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :
a.Menaikkan kapasitas main central cooling sea water pump untuk
mendinginkan F.W C.C.S digunakan pompa sirkulasi air laut yaitu
main central cooling sea water pump.Apabila kapasitas pompa main
central cooling sea water pump menurun maka jelas tekanan air
pendingin pada F.W C.C.S yang disirkulasikan akan turun. Dalam
mengatasi hal ini maka perlu untuk menaikkan kapasitas pompa
yaitu dengan melakukan overhoul pompa untuk memeriksa keadaan
dari bagian-bagian pompa yaitu :
1. Periksa keadaan sudu-sudu impeller dari kerak-kerak yang
mungkin menempel pada sudu-sudu tersebut. Jika hal ini terjadi
lakukan pembersihan terhadap sudu-sudu / impeller sebab kerak-
kerak yang menempel itu dapat memperberat putaran impeller
dan dapat memperkecil kapasitas air yang dihisap dan ditekan
oleh sudu-sudu / impeller pompa.

Gambar 4.19 : Proses over houl Pompa pendingin air laut main
cooling sea water pump dan pembersihan sudu-
sudu / Impeller pompa

xcvi
Sumber ; Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO
2. Periksa bearing (bantalan shaft pompa) dari keausan dan
kerusakan sebab hal ini dapat mempengaruhi putaran pompa
dan bila terjadi keausan atau kerusakan pada bearing shaft
pompa sebaiknya segera untuk menggantinya dengan yang
baru dan sesuai dengan ukurannya.
Gambar 4.20 : Proses over houl Pompa pendingin air laut
Main cooling sea water pump dan Pergantian
Shaft pompa

Sumber ; Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

b. Mengatasi kebocoran pada pipa pendingin air laut pada fresh


water central cooling system ( F.W C.C.S ).
Tindakan yang harus diambil jika terjadi kebocoran pada
pipa air pendingin air laut pada fresh water central cooling system
( F.W C.C.S ) adalah tindakan yang dilakukan secara cepat.
Dimana tindakan ini bersifat sementara yaitu dengan cara membalut

xcvii
atau menyumbat lubang pada pipa yang bocor tersebut. Tindakan
ini dilakukan agar kapal dapat kembali berjalaan dengan normal.
Jika kebocoran pipa cukup besar dan tidak memungkinkan dengan
cara membalut atau menyumbat kebocoran tersebut maka segera
dilakukan pengelasan untuk menutupi kebocoran. Apabila pipa yang
bocor tersebut sudah terlalu rapuh dan tidak memungkinkan lagi
untuk dapat di las maka ganti pipa tersebut dengan pipa yang baru.

D. Pembahasan Masalah
Sistem pelumasan mempunyai peranan penting pada proses
kerja mesin, dimana sistem pelumasan berfungsi untuk melumasi
bagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan secara terus
menerus sehingga minyak lumas dapat mengalir dengan tekanan
normal pada bagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan
pada saat mesin sedang beroperasi
Seperti kita ketahui, pelumasan merupakan salah satu aspek
yang harus diperhatikan mengingat bahwa bila sampai terjadi suatu
keterlambatan dalam pelumasan atau pelumasan yang tidak
sempurna, maka akan mengakibatkan kerusakan pada bagian-
bagian yang bergesekan, menurunnya tekanan minyak lumas
merupakan salah satu faktor penyebab tidak sempurnahnya
pelumasan pada mesin yang di sebabkan oleh beberapa faktor,
berdasarkan hasil pengamatan dan data-data yang didapatkan
penulis serta setelah di lakukan pemeriksaan maka di dapatlah
penyebab naiknya temperatur minyak lumas pada diesel generator.

xcviii
Adapun penyebab naiknya temperatur minyak lumas pada diesel
generator adalah sebagai berikut :
a. Sistem pendingin air tawar pada F.W C.C.S tidak bekerja dengan
maksimal.
Pada saat pembokaran pada F.W C.C.S penulis melihat
terdapat beberapa kotoran di setiap bagian-bagian plat-plat F.W
C.C.S tersebut terutama plat bagian dari aliran air laut, terdapat
kotoran-kotoran berupa lumpur yang cukup banyak di setiap
bagian-bagian dari plat-plat air laut tersebut, serta di bagian air
tawar tidak terlalu kotor dan tetap di bersihkan agar F.W C.C.S
tersebut dapat bekerja dengan maksimal. Kurangnya pendingin
air tawar pada F.W C.C.S yg masuk ke L.O cooler pada
generator akan berdampak proses naiknya Temperatur minyak
lumas pada diesel generator.
b. Kurangnya tekanan pompa main cooling sea water pump.
Pada saat pembongkaran pada pompa dan memeriksa
pada bagian-bagian pompa seperti pada Impeller pompa, serta
bantalan pompa maka didapatkan keausan pada komponen
pompa, dimana pompa seharusnya bekerja dengan maksimal
apabila komponen dalam keadaan normal atau baik, namun hal
ini tidak terjadi. Daya isap dan daya tekan pompa menurun akibat
keausan pada impeller pompa akibat dari kotoran dan partikel
lain seperti kerang dan akibat korosi yang dibawa air laut saat
melewati pipa-pipa kapiler. Selain itu adanya keausan pada Shaft
dan bantalan poros yang ikut mempengaruhi kondisi putaran dari
pompa sehingga menjadi goyang dan tidak lurus pada pusat

xcix
poros impeller pompa yang mengakibatkan celah menjadi besar
pada Shaft pompa dengan rumah pompa yang menyebabkan
kebocoran air laut dalam sistem pompa tersebut yang
berdampak menurunnya tekanan pada pompa pendingin air laut
yang berdampak proses menurunnya Temperatur minyak lumas.
Setelah melihat uraian analisis masalah di atas pada
pembahasan berikut ini akan menguraikan hal-hal atau tindakan-
tindakan yang dilakukan untuk mengatasi dan memecahkan
masalah yang terjadi yaitu meningkatkan temperatur minyak
lumas pada diesel generator. Penyebab utama naiknya
temperatur minyak lumas disebabkan karena tidak normalnya
kerja dari fresh water central cooling system (F.W C.C.S) serta
kurangnya tekanan pada pompa main cooling sea water pump.
Untuk itu perlu dilakukan penangan terhadap masalah
tersebut agar tidak menimbulkan kerusakan atau permasalahan
lain yang dapat mengganggu proses pengoperasian mesin diesel
generator :
1. Tindakan yang pertama
Memperhatikan kebersihan filter pada fresh water central
cooling system ( F.W C.C.S ) dan jadwal pembongkaran
pada F.W C.C.S.kebersihan pada filter fresh water central
cooling system ( F.W C.C.S ) merupakan bagian penting
dalam proses sirkulasi air laut pada sistem pendingin terbuka,
air laut yang masuk ke dalam sistem pasti membawa kotoran
berupa lumpur maupun sampah-sampah dalam bentuk kecil
maupun besar sebelum air laut masuk ke dalam sistem

c
terlebih dahulu melewati yang namanya filter atau saringan.
Filter tersebut berfungsi manyaring serta menghambat
kotoran-kotoran kasar yang masuk Bersama air laut ke dalam
sistem.maka, dari itu filter tersebut juga sngat berperan
penting untuk memaksimalkan kerja dari fresh water central
cooling system ( F.W C.C.S ) serta perlu perhatian lebih untuk
membersihkannya minimal 3 hari penggunaan maka harus di
bersihkan lagi. Selanjutnya, adalah pembersihan pada plat-
plat dari fresh water central cooling system ( F.W C.C.S ). Hal
yang paling utama dan penulis tidak luput ingat sampaikan
bahwa pada fresh water central cooling system ( F.W C.C.S )
terdapat 2 sistem yang saling bersinggungan untuk
melakukan proses pendinginan. Didalam sistem tersebut
terdapat plat-plat yang di lewati oleh air tawar dan air laut.
Bagian plat pertama adalah air laut selanjutnya pada bagian
sebelahnya adalah plat untuk air tawar begitupun pada
bagian-bagian yang lain dari plat-plat tersebut. Itulah
komponen yang harus di perhatikan dalam proses perawatan
dan perbaikan pada fresh water central cooling system ( F.W
C.C.S ).Proses perawatan atau lebih jelasnya yaitu proses
pembersihan plat-plat tersebut adalah maksimal 6 bulan
sekali.
2. Tindakan yang kedua yaitu tindakan dalam hal menangani
pompa pendingin air laut main cooling sea water pump.
Setelah dilakukan pemeriksaan pada system pendingin
dari fresh water central cooling system ( F.W C.C.S ) maka

ci
penulis menyampaikan bahwa salah satu penyebab
menurunnya proses pertukaran panas antara air laut dan air
tawar dalam system tersebut adalah kurang maksimalnya
tekanan pada pompa air laut main cooling sea water pump.
pada tidakan ini, hal pertama yang dilakukan yaitu
pengecekan langsung pada pompa dan ternyata pompa di
temukan dalam keadaan terjadi kebocoran. Air laut keluar
atau menetes cukup deras dari bagian shaft
pompa.Selanjutnya yaitu adalah melakukan tindakan
selanjutnya yaitu mengganti pompa yang berjalan dengan
pompa yang sedang proses stand by atau siap untuk
dijalanka. Selanjutnya adalah pengecekan suku cadang
pompa yang tersedia sebelum membongkar pompa untuk
persediaan pengganti bagian-bagian pompa yang mengalami
kerusakan, setelah diketahui tersedianya suku cadang dari
pompa tersebut maka segera dilakukan pemeriksaan pada
bagian-bagian dengan mengingat pembongkaran sebagai
berikut:
1. Membongkar pompa pendingin air laut main cooling sea
water pump.
a. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam
pembongkaran.
b. Melepaskan sambungan antara pompa dengan poros
pompa dengan menggunakan kunci ring pas.
c. Melepaskan electrik motor dari badan pompa dengan
menggunakan takel dan belt. Untuk menariknya keluar

cii
dan untuk sementara menyimpannya di tempat yang
aman.
d. Membuka tutup pompa dari badan pompa.
e. Melepas impeller dari rumah pompa.
f. Memeriksa dan membersihkan bagian – bagian pompa
terutama pada bagian sudu – sudu / impeller pompa dari
kotoran - kotoran yang menghambat air laut yang masuk.
g. Pemeriksaan permukaan dalam rumah pompa terhadap
kemungkinan korosi, keausan dan kerusakan lainnya.
h. Memeriksa semua permukaan antara penutup dan rumah
pompa agar tidak terjadi celah.
i. Dalam hal penggantian mechanical seal, penggantian
dilakukan dengan mechanical seal yang baru serta
sejenis dan tipenya sama juga.
2. Perbaiakan dan penggantian
Setelah melakukan pembongkaran dan pemeriksaan
bagian–bagian pompa yang mengalami kerusakan maka
diadakan perbaikan dan pergantian dari pompa tersebut
yaitu :
a. Lakukan penggantian atau penggantian impeller apabila
terdapat kerusakan yang berat.
b. Lakukan perbaikan atau penggantian poros atau shaft
pompa apabila poros ternyata mengalami kerusakan
yang berat.
c. Bantalan yang sudah rusak ataupun longgar harus
diganti.

ciii
d. Pemasangan kembali pompa pendingin air laut main
cooling sea water pump apabila telah dilaksankan
proses perbaikan dan pembersihan bagian-bagian
penting pada pompa tersebut.
Berdasarkan kejadian atau permsalah yang pernah
dialami selama melakukan penelitian, yaitu bahwa
meningkatnya temperatur minyak lumas pada mesin
diesel generator disebabkan karena kurang maksimalnya
proses pendinginan pada fresh water central cooling
system yang mengakibatkan proses pertukaran panas
antara air laut dan air tawar tidak bekerja dengan baik
yang mengakibatkan proses pendinginan air tawar dan
minyak lumas pada L.O cooler diesel generator tidak
bekerja sebagai mana mestinya atau tidak normal. Serta
temuan yang kedua adalah pada pompa main cooling
sea water pump yaitu tekanan pompa yang berkurang
akibat tersumbatnya imppeler pompa dan terjadi keausan
pada shaft pompa main cooling sea water pump.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab
sebelumnya, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yang
berhubungan dengan pembahasan didalam skripsi ini, meningkatnya

civ
temperatur minyak lumas pada motor bantu disel generator di kapal
LPG/C GAS WALIO yang di sebabkan oleh beberapa faktor sebagai
berikut ;
1. Kurang maksimalnya proses pendinginan pada fresh water central
cooling system yang mengakibatkan proses pertukaran panas
antara air laut dan air tawar tidak bekerja dengan baik yang
mengakibatkan proses pendinginan air tawar dan minyak lumas
pada L.O cooler disel generator tidak bekerja sebagai mana
mestinya atau tidak normal.
2. Tekanan pompa main cooling sea water berkurang dari tekanan 2.0
kg/cm2 ke tekanan 0.5 kg/cm2 akibat tersumbatnya imppeler pompa
dan terjadi keausan pada shaft pompa main cooling sea water
pump.

B. Saran
Mengingat permasalahan yang timbul terhadap system pendingin
fresh water central cooling system ( F.W C.C.S ) terutama pada saat
beroperasi, serta pompa main cooling sea water pump yang mengalami
kerusakan pada shaft pompa dan terdapat penyumbatan kotoran pada
imppeler pompa, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Melakukan perawatan dan pembersihan secara periodik
terhadap bagian-bagian dari fresh water central cooling system
( F.W C.C.S ) yaitu filter air laut yang masuk ke dalam sistem serta
yang paling penting adalah plat-plat yang ada di dalam sistem
tersebut.

cv
2. Sebaiknya selalu memperhatikan tekanan pompa pendingin air laut
main cooling sea water pump. Agar tekanan air laut yang masuk ke
fresh water central cooling system ( F.W C.C.S ) dalam keadaan
normal sehingga proses penyerapan panas antara air laut dan air
tawar bekerja dengan standar operasional yang diinginkan sehingga
air tawar yang masuk ke L.O cooler generator dapat menyerap
panas dengan temperatur minyak lumas yang sesuai standar
operasional yang di inginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Alirejo, M Subroto et al. 2018. “Kajian Penerapan Viskositas Minyak Pelumas


Pada Mesin Penggerak Utama Kapal Perikanan Di PT. Hasil Laut Sejati”
Jurnal Kelautan Dan Perikanan Terapan (JKPT).
Brainly. 2016. “Apa Yang Dimaksud Dengan Temperatur.” Brainly.
https://brainly.co.id/tugas/5337168 (June 18, 2020).
Endurra Consulting. 2017. “Pengertian Pelumasan Dan Fungsinya.” Endurra

cvi
Consulting. https://www.endurra.co.id/artikel/pelumasan/ (June 18, 2020).
kapal Aku.com. 2018. “Mengenal Cooling Water System Pada Kapal.” Kapal
Aku.com. https://www.kapalaku.com/index.php?threads/mengenal-cooling-
water-system-pada-kapal.2894/%0D (May 17, 2020).
Kerszenbaum, Isidor, and Geoff Klempner. 2018. “Generator Auxiliary
Systems.” In Handbook of Large Turbo-Generator Operation and
Maintenance,.
Maritime World. “Gambaran Umum Sistem Pendingin Di Kapal.” Maritime
World. https://www.maritimeworld.web.id/2011/02/gambaran-umum-sistem-
pendingin-di-kapal.html.
Nurfaizi, Ahmad, Khoirul Anam, and Imam Prasetyo. 2019. “Analisa Gangguan
Sistem Pelumasan Pada Mesin Toyota Avanza 1300 CC.” Surya Teknika.
Patayang, Mika. 2017. “Analisa Meningkatnya Temperatur Minyak Lumas
Pada Motor Bantu Diesel Generator Di Kapal.” Jurnal Maritim.
Pongkessu, Paulus, Yopie Pesulima, Henny Pasandang Nari, and Adnan Mahadir
Sirman. 2018. “Analisis Pengaruh Terubahan Temperatur Air Pendingin
Terhadap Kinerja Fresh Water Cooler Pada Mesin Induk Di Kapal MV.
Kalla Lines XV.” Jurnal VENUS.
Siskayanti, Rini, and Muhammad Engkos Kosim. 2017. “Analisis Pengaruh
Perbedaan Jenis Minyak Lumas Dasar (Base Oil) Terhadap Mutu
Pelumas Mesin.” In Seminar Nasional Sains Dan Teknologi,.
supu idawati, usman baso, basri selviani, Sunarmi. 2016. “Pengaruh Suhu
Terhadap Perpindahan Panas Pada Material Yang Berbeda” Jurnal
Dinamika.

Intruction Manual Book Of LPG/C GAS WALIO

cvii
LAMPIRAN I

Gambar : Generator

cviii
Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

LAMPIRAN II

Gambar : Proses pembersihan plat-plat F.W C.C.S

cix
Sumber : Foto engine room LPG/C GAS WALIO

Gambar : Penulis dalam posisi istirahat

cx
Sumber : Foto engine room LPG/C GAS WALIO

LAMPIRAN III

cxi
Gambar : Filter Sea Chest / Sebelum dan setelah di bersihkan

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS WALIO

LAMPIRAN IV

cxii
Gambar : Saringan minyak lumas / filter

Sumber : Manual Book LPG/C GAS WALIO

LAMPIRAN V

cxiii
Gambar ; Saringan minyak lumas / Sebelum dan sesudah di bersihkan

Sumber : Foto Engine Room LPG/C GAS

LAMPIRAN VI

cxiv
Gambar : Taruna sedang melaksanakan praktek laut
(sea service)

Sumber : Foto LPG/C GAS WALIO

RIWAYAT HIDUP

cxv
ABD. MALIK NUR, Lahir pada

tanggal 21 Maret 1996 di Cacabala,

KeL. Pekkabata, Kec. Duampanua,

Kab. Pinrang. Anak Pertama dari

Enam Bersaudara, pasangan dari

Muh. Ajis Tawang dan Rosmini.

Penulis memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar Negeri 44 Cacabala

pada tahun 2003 sampai tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1 Duampanua Pada Tahun 2009

dan selesai pada Tahun 2012. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya

di Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Pinrang pada tahun 2012 dan

selesai pada tahun 2015.

Setelah pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan, penulis

melanjutkan pendidikan di Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar pada tahun

2016 dan mengambil jurusan Teknika. Di pendidikan semester V dan VI

penulis melaksanakan praktek laut di kapal LPG/C GAS WALIO, selama dua

belas bulan, kemudian kembali menyelesaikan pendidikan semester VII dan

semester VIII.

cxvi

Anda mungkin juga menyukai