242-Article Text-458-1-10-20200622
242-Article Text-458-1-10-20200622
e-ISSN 2716-1653
Rastillah
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang
rastillah43151058f1@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh stratifikasi sosial di Kantor Desa Kalosi
Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidenreng Rappang dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi stratifikasi sosial terhadap pelayanan publik di Kantor Desa Kalosi Kecamatan
Duapitue Kabupaten Sidenreng Rappang. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah
kepala keluarga Desa Kalosi yang berjumlah 1.471 yang terdiri dari dua dusun. Teknik
pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin dengan hasil 93,63 dibulatkan menjadi 94,
diantaranya 94 responden, diambil berdasarkan teknik Probability sampling lebih tepatnya
Random sampling. Tipe penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, kuesioner, studi kepustakaan dan dokumentasi.
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan teknik analisis data dengan
menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan regresi dengan bantuan program SPSS 16.0. Hasil
penelitian pengaruh stratifikasi sosial terhadap pelayanan publik memiliki pengaruh signifikan
melihat dari hasil olahan data pada tabel ANOVA. Nilai t hitung = 9,340 > t tabel=3,179 dengan
nilai signifikan 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh yang
nyata (signifikan) variabel stratifikasi sosial (X) terhadap variabel pelayanan publik (Y) dan
berdasarkan dari hasil olah kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi stratifikasi sosial dilihat
dari faktor yang pertama perbedaan ras dan kebudayaan memiliki pengaruh 50,2%, faktor yang
kedua adanya spesifikasi dalam bidang pekerjaan 19,2% dan faktor yang ketiga adanya
kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban 13%.
Abstract
The purpose of this study is to determine the effect of social stratification at the Kalosi Village
Office in Duapitue Sub-district, Sidenreng Rappang Regency and to determine the factors that
influence social stratification on public services at the Kalosi Village Office in Duapitue Sub-District,
Sidenreng Rappang District.The population in this study is the total number of family heads in the
village of Kalosi, amounting to 1,471 consisting of two hamlets. The sampling technique uses the
Slovin formula with 93.63 results rounded up to 94, including 94 respondents, taken based on the
Probability sampling technique, more precisely Random sampling. This type of research is
quantitative descriptive. Data collection techniques used in this study were observation,
questionnaire, literature study and documentation. The collected data is then analyzed using data
analysis techniques using validity, reliability and regression tests with the help of the SPSS 16.0
program. Based on the results of the questionnaire, the influence of social stratification on public
services has a significant effect on the results of the processed data in the ANOVA table. The
value of t arithmetic = 9.340> t table = 3.179 with a significant value of 0,000 <0.05, then Ho is
rejected and Ha is accepted, which means there is a significant (significant) social stratification
variable (X) on public service variables (Y) and based on From the results of the questionnaire, the
factors influencing social stratification can be seen from the first factor differences in race and
culture have an influence of 50.2%, the second factor is the existence of specifications in the field
of work, 19.2% and the third factor is the scarcity in society regarding the distribution of rights. and
a liability of 13%.
A. PENDAHULUAN 3. Kekayaan.
Masyarakat terbentuk dari suatu 4. Politis
individu-individu yang terdiri dari berbagai 5. Keturunan, dan
latar belakang tentu akan membentuk suatu 6. Agama
masyarakat heterogen yang terdiri dari Kelas sosial merupakan suatu realitas
kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya sosial yang penting, bukan hanya sekedar
atau terjadinya kelompok sosial tersebut suatu konsep teoritis saja, tetapi juga
maka terbentuklah suatu pelapisan mengelompokkan mereka atas:
masyarakat atau terbentuklah masyarakat 1. Kekayaan dan penghasilan. Bahwa
yang berstrata. Individu suatu makhluk sosial kekayaan dan penghasilan merupakan
tentu tidak bisa dihindarkan dari yang determinan kelas sosial yang penting
namanya interaksi sosial di masyarakat. disebabkan oleh perannya dalam
Dalam masyarakat terdapat sesuatu yang memberikan gambaran tentang latar
dihargai, bisa berupa kekuasaan, kekayaan, belakang keluarga dan cara hidup
ilmu pengetahuan, jabatan, ataupun hal-hal seseorang.
lain yang bernilai ekonomis. Dari sesuatu 2. Pekerjaan merupakan salah satu indikator
yang dihargai inilah kemudian timbul terbaik untuk mengetahui cara hidup
perbedaan-perbedaan antara satu kelompok seseorang, sehingga secara tidak
dengan kelompok lainnya dalam masyarakat. langsung pekerjaan merupakan indikator
Adanya interaksi sosial ini akan sangat terbaik untuk mengetahui kelas sosial
mempengaruhi pembentukan sebuah seseorang.
kelompok. Secara umum pengelompokan 3. Kelas sosial dan pendidikan saling
masyarakat Indonesia yang seperti ini terbagi mempengaruhi sekurang-kurangnya
menjadi dua bentuk. Pertama dalam dua hal yaitu: 1) pendidikan yang
pengelompokan secara horizontal berupa tinggi memerlukan uang dan motivasi. 2)
deferensiasi dan Kedua pengelompokan jenis dan tinggi-rendahnya pendidikan
secara vertikal berupa stratifikasi sosial. mempengaruhi jenjang dalam kelas sosial.
Sebab asasi mengapa terdapat pelapisan Pendidikan dianggap lebih penting karena
sosial dalam masyarakat bukan saja karena tidak hanya melahirkan keterampilan kerja
adanya perbedaan, tetapi karena manusia melainkan juga melahirkan perubahan
mampu menilai perbedaan tersebut dengan mental, selera, minat, tujuan, cara
menerapkan berbagai kriteria, artinya berbicara.
menganggap ada sesuatu yang dihargai, Setiap masyarakat tentu mempunyai
maka sesuatu yang dihargai tersebut menjadi penghargaan terhadap hal-hal tertentu dalam
bibit yang menumbuhkan adanya sistem masyarakat yang bersangkutan.
berlapis-lapis dalam masyarakat. Sesuatu Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-
yang dihargai dapat berupa uang atau benda- hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut
benda bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal
pengetahuan, kesolehan dalam agama, atau lainnya. Kalau suatu masyarakat lebih
keturunan keluarga yang terhormat. Tingkat menghargai kekayaan materi daripada
kemampuan memiliki sesuatu yang dihargai kehormatan, misalnya, mereka yang lebih
tersebut, akan melahirkan lapisan sosial yang banyak mempunyai kekayaan materiil akan
mempunyai kedudukan atas dan kedudukan menempati kedudukan yang lebih tinggi
bawah. apabila dibandingkan dengan pihak-pihak
Menurut Pitirim A.Sorokin (Soerjono lain. Gejala tersebut menimbulkan lapisan
Soekanto:2010) mengatakan bahwa masyarakat, yang merupakan perbedaan
stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam
penduduk/masyarakat ke dalam lapisan- kedudukan yang berbeda-beda secara
lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). vertikal. Bahkan pada zaman kuno dahulu
Untuk mengukur secara rinci dapat dilihat filsuf aristoteles (Soerjono Soekanto:2010)
dari: mengatakan di dalam Negara terdapat tiga
1. Jabatan atau pekerjaan. unsur, yaitu mereka kaya sekali, melarat, dan
2. Pendidikan dan luasnya ilmu berada di tengah-tengahnya. Ucapan
pengetahuan. demikian paling tidak membuktikan bahwa di
zaman itu, dan sebelumnya, orang telah yang memuat ketentuan-ketentuan tentang
mengakui adanya lapisan masyarakat yang hak-hak asasi, yakni pasal 27, 28, 29, dan
mempunyai kedudukan bertingkat-tingkat dari 31. Empat pokok hak-hak asasi dalam 4
bawah ke atas. pasal yang tercantum di UUD 1945 adalah
Seorang sosiolog terkemuka, yaitu sebagai berikut:
Pitirim A. Sorokin, pernah mengatakan 1. Pokok Pertama, mengenai kesamaan
bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang kedudukan dan kewajiban warga negara
tetap dan umum dalam setiap masyarakat di dalam hukum dan di muka
yang hidup teratur. Barangsiapa yang pemerintahan. Pasal 27 ayat 1
memiliki sesuatu yang berharga dalam menetapkan bahwa “Segala Warga
jumlah yang sangat banyak dianggap Negara bersamaan kedudukannya di
masyarakat berkedudukan dalam lapisan dalam Hukum dan Pemerintahan dan
atasan. Mereka yang hanya sedikit sekali wajib menjunjung hukum dan
atau tidak memiliki sesuatu yang berharga pemerintahan itu dengan tidak ada
dalam pandangan masyarakat mempunyai kecualinya.” Di dalam perumusan ini
kedudukan yang rendah. Berdasarkan dinyatakan adanya suatu kewajiban dasar
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 di samping hak asasi yang dimiliki oleh
Tahun 2014 dalam Pasal 1 di uraikan: warga negara, yaitu kewajiban untuk
1. Desa adalah desa dan desa adat atau menjunjung hukum dan pemerintahan itu
yang disebut dengan nama lain, dengan tidak ada kecualinya. Kemudian
selanjutnya disebut Desa, adalah yang ditetapkan dalam pasal 27 ayat 2
kesatuan masyarakat hukum yang “hak setiap warga negara atas pekerjaan
memiliki batas wilayah yang berwenang dan penghidupan yang layak bagi
untuk mengatur dan mengurus urusan kemanusiaan”.
pemerintahan, kepentingan masyarakat 2. Pokok Kedua, ditetapkan dalam pasal 28
setempat berdasarkan prakarsa ditetapkan, bahwa “kemerdekaan
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
tradisional yang diakui dan dihormati pikiran dengan lisan dan tulisan dan
dalam sistem pemerintahan Negara sebagainya ditetapkan oleh Undang-
Kesatuan Republik Indonesia. Undang”.
2. Pemerintahan Desa adalah 3. Pokok Ketiga, dalam pasal 29 ayat 2
penyelenggaraan urusan pemerintahan dirumuskan kebebasan asasi untuk
dan kepentingan masyarakat setempat memeluk agama bagi penduduk yang
dalam sistem pemerintahan Negara dijamin oleh negara, yang berbunyi
Kesatuan Republik Indonesia. sebagai berikut : “Negara menjamin
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
atau yang disebut dengan nama lain memeluk agamanya masing-masing dan
dibantu perangkat Desa sebagai unsur untuk beribadah menurut agamanya dan
penyelenggara Pemerintahan Desa . kepercayaannya itu”.
Seperti yang dijelaskan dalam ketiga 4. Pokok Keempat, adalah pasal 31 yang
ayat pasal 1 diatas bahwa penyelenggaraan mengatur hak asasi mengenai pengajaran
urusan yang dimaksud adalah penyelenggara yang berbunyi : (1) “Tiap-tiap warga
urusan pemerintahan harus memberikan negara berhak mendapat pengajaran” dan
pelayanan yang sama dan adil tanpa (2) “Pemerintah mengusahakan dan
membedakan dengan adanya hak-hak menyelenggarakan suatu sistem
tradisional. Kemudian sebagai warga negara pengajaran nasional, yang diatur dengan
Indonesia, tidak dipungkiri adanya kesamaan undang-undang”.
derajat antar rakyatnya, hal itu sudah Namun pada kenyataan yang terjadi di
tercantum jelas dalam UUD 1945. Terdapat kalangan masyarakat seperti di Desa Kalosi
empat pokok hak asasi dalam 4 pasal yang Kecamatan Duapitue Kabupaten Sidenreng
tercantum pada UUD 1945. Hukum dibuat Rappang, terdapat relasi sosial patron-klien
dimaksudkan untuk melindungi dan mengatur antara masyarakat Dusun Lagalumpang
masyarakat secara umum tanpa adanya dengan Dusun Sarawatu. Masyarakat Dusun
perbedaan. Jika dilihat, ada empat pasal Sarawatu sebagai patron (golongan atas)
sedangkan masyarakat Dusun Lagalumpang sehingga timbul atau muncul adanya ketidak
sebagai klien (golongan bawah). Christian seimbangan pembagian hak bagi masyarakat
Pelras (2006), dalam berpendapat bahwa terutama dalam pelayanan publik. Sistem
hubungan patron-klien adalah suatu pembedaan individu atau kelompok tidak
hubungan yang tidak setara, terjalin secara seharusnya dilakukan karena dijelaskan
perorangan antara seorang pemuka dalam undang-undang semua masyarakat
masyarakat dengan sejumlah pengikutnya. memiliki persamaan hak. Berdasarkan
Lebih lanjut, Pelras (2006) mengungkapkan pernyataan tersebut masalah yang ada di
bahwa hubungan semacam ini terjalin kantor Desa Kalosi yaitu tidak adanya SOP
berdasarkan atas pertukaran jasa, (Standar Operasional Prosedur) pelayanan
ketergantungan klien kepada patronnya yang yang jelas, dan banyak masyarakat
dibayarkan atau dibalas oleh patron dengan yang mengeluh tentang pelayanan.
cara memberikan perlindungan kepada Uraian di atas penulis tertarik untuk
kliennya. Munculnya patron klien disebabkan meneliti dengan judul “Pengaruh Stratifikasi
oleh adanya perbedaan yang mencolok Sosial Terhadap Pelayanan Publik di Kantor
antara kepemilikan harta benda atau Desa Kalosi Kecamatan Duapitue Kabupaten
kekayaan, status serta kekuasaan. Ikatan Sidenreng Rappang” dengan tujuan untuk
antara patron-klien ini merupakan kunci mengetahui pengaruh stratifikasi sosial di
dalam masyarakat Bugis-Makassar di Kantor Desa Kalosi Kecamatan Duapitue
Sulawesi Selatan. Hubungan ini dikenal Kabupaten Sidenreng Rappang dan untuk
dengan nama “minawang” yang artinya mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
mengikuti, yang berarti ikatan antar mereka stratifikasi sosial terhadap pelayanan publik
bersifat sukarela dan dapat diputuskan setiap di Kantor Desa Kalosi Kecamatan Duapitue
saat. Prinsip mereka dalam hubungan ini Kabupaten Sidenreng Rappang.
adalah golongan yang lebih tinggi memiliki 1. Konsep Stratifikasi Sosial
kekuatan yang lebih di mata masyarakat Kajian sosiologi dan ilmu sosial, istilah
Sulawesi Selatan umumnya. Sehingga “stratifikasi sosial” mengacu pada susunan
terlihat jelas strata yang terbentuk dalam hirarkis individu-individu kedalam pembagian
masyarakat tersebut. Perbedaan strata kekuasaan dan kekayaan di masyarakat.
antara kedua dusun tersebut dapat dilihat Dalam masyarakat manapun bisa kita temui
dalam berbagai hal,seperti dalam segi asal berbagai golongan masyarakat yang pada
usul keturunan, ekonomi, kekuasaan, tingkat praktiknya terdapat perbedaan tingkat antara
pendidikan serta cara berinteraksi antara golongan satu dengan golongan yang lainya.
masyarakat Dusun Sarawatu dengan Adanya golongan yang berlapis-lapis ini
masyarakat Dusun Lagalumpang. Namun di mengakibatkan terjadinya stratifikasi sosial.
dalam agama Islam menegaskan bahwa Oleh karena itu dalam ilmu sosiologi dibahas
didalam kehidupan dunia, manusia mengenai lapisan-lapisan masyarakat atau
dihadapan Allah swt adalah sama yang yang biasa disebut dengan stratifikasi sosial.
membedakan hanyalah derajat Istilah stratifikasi (stratification) berasal
ketaqwaannya, dalam kehidupan Rasulullah dari kata strata dan stratum yang berarti
saw, juga dicontohkan bahwa tidak ada kasta lapisan. Karena itu stratifikasi sosial (sosial
dan status tetapi yang membedakan adalah stratification) sering diterjemahkan dengan
iman dan ketaqwaan seseorang. pelapisan masyarakat. Sejumlah individu
Bentuk-bentuk lapisan masyarakat yang mempunyai kedudukan (status) yang
berbeda-beda dan banyak sekali. Lapisan- sama menurut ukuran masyarakatnya,
lapisan tesebut tetap ada sekalipun dalam dikatakan berada dalam suatu lapisan
masyarakat kapitalistis, demokratis, (stratum). Stratifikasi sosial adalah sistem
komunitis, dan lain sebagainya. Berdasarkan pembedaan individu atau kelompok dalam
dengan pengamatan lokasi penelitian yang masyarakat, yang menempatkannya pada
ditujunya yaitu di Desa Kalosi Kecamatan kelas-kelas sosial yang berbeda-beda
Duapitue ada suatu kejanggalan yaitu adanya secara hierarki dan memberikan hak serta
sistem pembedaan individu atau kelompok kewajiban yang berbeda-beda pula antara
dalam masyarakat, dimana ditempatkan pada individu pada suatu lapisan dengan lapisan
kelas-kelas sosial yang berbeda-beda, lainnya.
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial ciri-ciri identitas sosial; kelas atas bercirikan
pada dasarnya berbicara tentang penghasilan besar dan kaya, punya otoritas
penguasaan sumber-sumber sosial. Sumber menentukan kebijakan, latar belakang
sosial adalah segala sesuatu yang oleh pendidikan yang tinggi, kelas menengah
masyarakat dipandang sebagai suatu yang atas bercirikan mempunyai penghasilan
berharga. Stratifikasi sosial adalah yang tinggi, profesional, manager,
pembedaan penduduk atau masyarkat ke mempunyai naluri bisnis tinggi dan
dalam kelas-kelas secara hierarkis berpendidikan universitas. Kelas menengah
(bertingkat). Pelapisan sosial diatas, ke bawah adalah berpenghasilan rata-rata
tentunya tidak berlaku umum, sebab setiap memiliki usaha dalam skala kecil dan tingkat
kota ataupun desa masing-masing memiliki pendidikan setingkat sekolah kanjutan,
karakteristik yang berbeda. sedangkan bagi kelas pekerja pendapatan
Kajian stratifikasi sosial ini, secara rendah dan bekerja semi terampil dan bagi
khusus penulis menggunakan tulisan kelas bawah pendapatan sangat kecil dan
Vincent Jeffries and H. Edward Ransford bekerja sebagai buruh yang tidak terampil
dalam Mohammad Ali Al Humaidy yang riskan menjadi pengangguran.
(2007:190) yaitu Social Stratification a Selo Soemardjan dan Soelaeman
multiple hierarchy approach khususnya Soemardi ( Selo Soemardjan dan
tentang The Multiple Hierarchy Model dan Soeloeman Soemardi: 1964) menyatakan
The Ideology of Ethnic Stratification. bahwa selama dalam masyarakat ada
Beberapa pendekatan yang penulis sesuatu yang dihargai, maka dengan
pergunakan dalam tulisan ini adalah; sendirinya pelapisan sosial akan terjadi.
pertama, model stratifikasi sosial yang ada di Ukuran atau kriteria yang menonjol atau
masyarakat yaitu model hirarki tunggal dominan sebagai dasar pembentukan
(Single Hierarchy Model) dan model hirarki stratifikasi sosial adalah ukuran kekayaan,
majemuk (Multiple Hierarchy Model). Model kekuasaan dan wewenang, kehormatan dan
hirarki tunggal, terdapat dua asumsi, bahwa ilmu pengetahuan, berikut dibawah ini
keluarga adalah unit yang tepat untuk penjelasannya sebagai berikut:
mengadakan studi terhadap sistem a. Kekayaan
stratifikasi sosial dan mengasumsikan Struktur masyarakat tradisional,
bahwa semua ketidaksamaan dalam masyarakat merupakan tempat pertama kali
masyarakat ditentukan faktor ekonomi. munculnya pranata ekonomi, dimana
Sedangkan model hirarki majemuk bahwa masyarakat sebagai organisator sebagian
stratifikasi sosial sebagai hasil interaksisosial besar kegiatan ekonomi. Setiap anggota
dari berbagai faktor seperti kelas, kesukuan, masyarakat langsung siap berpartisipasi
jenis kelamin dan usia, kedua pendekatan dalam kegiatan ekonom. Namun indikator
yang membagi tiga klasifikasi sosial yaitu yang menentukan hierarki kelas berdasarkan
values, norms dan beliefs. Ketiga klasifikasi ekonomi relative beragam. Di dalam struktur
ini akan diuraikan secara makro beserta masyarakat kapitalis tentu indikator dari
data-data pendukung yang penulis hierarki kelas tas dasar ekonomi dapat dilihat
kumpulkan. dari jumlah kepemilikan lahan sebagai alat
Konsep stratifikasi sosial dalam produksi.pola-pola hidup lebih menghargai
masyarakat dapat berupa stratifikasi kelas, harta warisan kekayaan daripada kekayaan
etnik, jenis kelamin atau usia. Konsep kelas yang diperoleh melalui perdagangan atau
menunjuk pada stratifikasi sosial bisnis. Kekayaan (materi atau kebendaan)
berdasarkan perbedaan pendapatan, posisi dapat dijadikan ukuran penempatan anggota
pekerjaan, tingkt pendidikan dan gaya hidup. masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial
Stratifikasi kelas ini, menurut Rossides yang ada, barang siapa memiliki kekayaan
dalam Mohammad Ali Al Humaidy paling banyak mana ia akan termasuk lapisan
(2007:191) mendeskripsikannya ke dalam teratas dalam sistem pelapisan sosial,
lima struktur kelas; kelas atas, kelas demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak
menengah ke atas, kelas menengah ke mempunyai kekayaan akan digolongkan ke
bawah, kelas pekerja dan kelas bawah. dalam lapiran rendah.
Masing-masing struktur kelas mempunyai b. Kekuasaan dan wewenang
Kantor Desa Kalosi. Lapisan tertinggi dalam pelayanan yang tinggi, maka ada tiga atribut
suatu masyarakat biasa disebut sebagai dasar yang harus dipenuhi, yaitu: Pertama,
‘elite’ masyarakat, bisa mencakup individu fasilitas fisik, proses,dan prosedur pelayanan.
atau segolongan kecil yang mengendalikan Kedua, tingkah laku birokrat yang ramah dan
masyarakat banyak; jadi disini yang pokok komunikatif. Ketiga, pertimbangan
adalah nilai anggotanya. Keadaan ini dapat profesionalisme dalam memberikan
dijumpai pada setiap masyarakat, dan pelayanan. Pemerintah mempunyai peranan
dianggap sebagai hal yang wajar, walaupun penting untuk menyediakan layanan publik
kadang-kadang tidak disukai oleh lapisan- yang prima bagi semua penduduknya sesuai
lapisan lainnya, apalagi bila pengendaliannya yang telah diamanatkan dalam Undang-
tidak sesuai dengan keinginan dan Undang. Dalam pasal 1 Undang-Undang
kebutuhan masyartakat umum. Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan
2. Pelayanan Publik publik disebutkan pengertian pelayanan
Secara umum dapat dikatakan bahwa publik yaitu Pelayanan publik adalah kegiatan
pelayanan mencakup aktivitas untuk atau rangkaian kegiatan dalam rangka
mencapai suatu tujuan, dan dilakukan oleh pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
individu-individu yang memberikan kontribusi dengan peraturan perundangundangan bagi
terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah setiap warga negara dan penduduk atas
ditetapkan sebelumnya. Menurut Moenir barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
(2006:186) (2017:66) manajemen pelayanan yang disediakan oleh penyelenggara
adalah manajemen proses, yaitu sisi pelayanan publik.
manajemen yang mengatur dan Pelayanan publik merupakan suatu
mengendalikan proses layanan, agar usaha yang dilakukan kelompok atau
mekanisme kegiatan pelayanan dapat seseorang birokrasi untuk memberikan
berjalan tertib, lancar, tepat mengenai bantuan kepada masyarakat dalam rangka
sasaran dan memuaskan bagi pihak yang mencapai suatu tujuan tertentu. Salah satu
harus dilayani. dari pelaksanaan pelayanan publik yaitu
Pelayanan publik merupakan suatu administrasi kependudukan yang berada di
usaha yang dilakukan kelompok atau suatu pemerintahan. Administrasi
seseorang birokrasi untuk memberikan kependudukan adalah rangkaian kegiatan
bantuan kepada masyarakat dalam rangka penataan dan penertiban dalam penertiban
mencapai suatu tujuan tertentu. Salah satu dokumen dan data kependudukan melalui
dari pelaksanaan pelayanan publik yaitu pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
administrasi kependudukan yang berada di pengelolaan informasi administrasi
suatu pemerintahan. Administrasi kependudukan serta pendayagunaan
kependudukan adalah rangkaian kegiatan hasilnya untuk pelayanan publik dan
penataan dan penertiban dalam penertiban pembangunan sektor lain.Pelayanan publik
dokumen dan data kependudukan melalui perlu memperhatikan kebutuhan pelanggan.
pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun
pengelolaan informasi administrasi 2004 menyatakan bahwa hakikat pelayanan
kependukakan serta pendayagunaan public adalah pemberian pelayanan prima
hasilnya untuk pelayanan publik dan kepada masyarakat yang merupakan
pembangunan sektor lainnya. perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
Haywood-Farmer (Ghobadian,1994), sebagai abdi masyarakat. Zeithaml dalam
dalam Muallidin (2011), berpendapat bahwa Maryam, Zauhar, dan Saleh (2016)
organisasi pelayanan mempunyai kualitas mengemukakan ada lima dimensi-dimensi
yang tinggi (high quality), jika ia dapat kualitas jasa. Kelima dimensi-dimensi
mempertemukan preferensi dan harapan tersebut adalah:
konsumen secara konsisten. Elemen kunci a. Reliability (kehandalan). Sitorus (2009:7)
dalam mencapai hasil darikualitas pelayanan reliability meliputi kemampuan untuk
adalah dengan mengidentifikasi segala memberikan pelayanan yang dijanjikan
sesuatu yang memenuhi persyaratan yang dengan tepat (accurately) dan
disesuaikan dengan harapan kemampuan untuk dipercaya
konsumen.Untuk mampu mencapai kualitas (dependably), terutama memberikan jasa
secara tepat waktu (on time), dengan cara tingkatan masyarakat dari yang lebih tinggi
yang sama sesuai dengan jadwal yang sampai yang paling rendah. Adapun faktor-
telah dijanjikan, tanpa melakukan faktor yang mempengaruhi staratifikasi
kesalahan setiap kali. Karena dengan sosial yaitu:
demikian, perusahaan akan dilihat sebagai a. Perbedaan ras dan kebudayaan
perusahaan yang menepati janji dan Ras pada dasarnya adalah milik faktor
berkomitmen kepada publiknya. biologis orang seperti warna kulit, rambut
b. Responsiveness (daya tanggap). Sitorus atau mata. Seseorang mungkin ras kulit putih
(2009:7) responsiveness meliputi panjang atau ras kulit hitam. Lomba
kemauan atau keinginan para karyawan tergantung pada karakteristik fisik dari
untuk membantu dan memberikan jasa keturunan genetik. Ide perbedaan ras tidak
yang dibutuhkan konsumen. Membiarkan valid karena menciptakan diskriminasi
konsumen menunggu, terutama tanpa tersebut. Di satu negara banyak ras mungkin
alasan yang jelas akan menimbulkan ada. Ras adalah kategori sosial yang
kesan negatif yang tidak seharusnya dikembangkan oleh penindasan dan un
terjadi. Kecuali apabila kesalahan ini kesetaraan. Faktor ras utama adalah warna
ditanggapi dengan cepat, maka bisa kulit sedangkan faktor Suku utama adalah
menjadi sesuatu yang berkesan dan bahasa agama. Sukuitas dapat diubah
menjadi pengalaman yang namun perlombaan tidak dapat diubah. Ras
menyenangkan.. Contohnya membantu milik warisan Anda dilahirkan dengan
memecahkan masalah.pelayanan yang sementara Suku milik lokasi dan daerah di
baik harus disertai dengan tingkat mana Anda tinggal.Budaya adalah suatu cara
keikutsertaan /keterlibatan dan daya hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
adaptasi yang tinggi. oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
c. Assurance (jaminan). Sitorus (2009:7) dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
assurance meliputi pengetahuan, dari banyak unsur yang rumit,
kemampuan, ramah, sopan, dan sifat termasuk sistem agama dan politik, adat
dapat dipercaya dari kontak personel istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
untuk menghilangkan sifat keragu-raguan bangunan, dan karya seni. Bahasa,
konsumen dan merasa terbebas dari sebagaimana juga budaya, merupakan
bahaya dan risiko. bagian tak terpisahkan dari diri manusia
d. Empathy (empati). Sitorus (2009:7) sehingga banyak orang cenderung
empathy meliputi sikap kontak personel menganggapnya diwariskan secara genetis.
maupun perusahaan untuk memahami Ketika seseorang berusaha
kebutuhan maupun kesulitan konsumen, berkomunikasi dengan orang-orang yang
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, berbeda budaya dan menyesuaikan
serta kemudahan dalam melakukan perbedaan-perbedaannya, membuktikan
komunikasi atau hubungan. bahwa budaya itu dipelajari.
e. Tangibles (produk-produk fisik). Sitorus b. Adanya spesialisasi dalam bidang
(2009:7) tangibles meliputi tersedianya pekerjaan.
fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana Spesialisasi pekerjaan adalah
komunikasi, dan lain-lain yang dapat dan pembagian kerja bertdasarkan oleh keahlian
harus ada dalam proses jasa. Penilaian atau keterampilan khusus. Spesialisasi
atas dimensi ini dapat diperluas dalam pekerjaan sangat diperlukan dalam setiap
bentuk hubungan dengan konsumen lain organisasi karena tidak semua pekerjaan
pengguna jasa, misalnya keributan yang membutuhkan keahlian dan tidak semua
dilakukan oleh tamu lain di hotel. orang memiliki atau mempunyai keahlian
3. Faktor yang Mempengaruhi yang samasebab setiap orang mempunyai
Stratifikasi Sosial kelebihan dan keterbatasan sendiri.
Paul B.Horton dan Chester(1999) Pembagian kerja, spesialisasi pekerjaaan
menyatakan bahwa Sistem perbedaan merupakan hal yang utama. Manfaat
status yang berlaku dalam stratifikasi sosial spesialisasi pekerjaan menyebabkan
adalah pembedaan kelas-kelas secara kenaikan produktivitas. Hal ini disebabkan
vertikal yang diwujudkan dengan adanya tidak seorang pun yang secara fisik akan
Maftuh, Bunyamin dan Yadi Ruyadi. 1996. Maryam, Siti, Zauhar, Soesilo, dan Saleh,
Sosiologi 2 untuk SMA. Bandung: Choirul. 2016. Strategi Perencanaan
Ganeca Exact. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik (Studi pada Pelayanan
Ratminto & Winarsih, Atik Septi . 2015. Administrasi Kependudukan di
Manajemen Pelayanan. Yogyakarta Kabupaten Sampang). Wacana
:pustaka pelajar.
Maunah, Binti. 2015. Stratifikasi Sosial dan
Pelras Christian. 2006. Manusia Bugis. Nalar Perjuangan Kelas Dalam Perspektif
bekerjasama dengan Forum Jakarta- Sosiologi Pendidikan. TA’ALLUM,Vol.
Paris, Ecole Francaise d’Extreme- 03, No. 01
Orient (EFEO).
Sanapiah Azis. 2000. Pelayanan yang
Setiadi, Elly M & Kolip, Usman. 2011. berorientasi kepada kepuasan
Pengantar Sosiologi. Jakarta:Kencana masyarakat jurnal Administrasi
Prenada Media Group. NegaraVol 6 Nomor 1.
Soemardjan, Selo dan Soemardi, Siti Maryam, Soesilo Zauhar , Choirul Saleh.
Soelaeman. 1964. Setangkai Bunga 2016. Strategi Perencanaan
Sosiologi. Jakarta:Lembaga Penerbit Peningkatan Kualitas Pelayanan
Fakultas Ekonomi UI. Publik(Studi Pada Pelayanan
Administrasi Kependudukan Di
Soekanto, Soerjono & Sulistyowati, Budi. Kabupaten Sampa. Wacana–Vol. 19,
2015. Sosiologi Suatu Pengantar. No. 2.
Jakarta :Rajawali Pers.
Sitorus,Monang. 2009. Pengaruh Reliability,
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Responsiveness, Assurance,
Kuantitatif, R & D. Bandung: Alfabeta. Empathy, dan Tangibles terhadap
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kualitas Pelayanan Publik (Stusi
Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi Kasus Kantor Pelayanan Terpadu
(Mixed Methods. Bandung:Alfabeta. Kota Dumai)