Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Kami mengankat masalah AIDS dalam Makalahini kami ingin mengetahui lebih jauh tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah AIDS tersebut. Seperti yang kita ketahui
bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa
mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat
berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang.

Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi
mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun
seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi
fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat
setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit
AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa
masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua.

Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari
anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal
tersebut. Oleh karena itu kami membahasnya dalam makalah ini.

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan kami mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah untuk mengkaji dan
mengetahui apa sebenarnya AIDS itu, mengapa AIDS perlu mendapat perhatian khusus, serta
bagaimana gejala-gejalanya. Selain itu kami Juga ingin mengetahui bagaimana penularan AIDS,
siapa saja yang kemungkinan besar bisa tertular AIDS, bagaimana keadaan AIDS di Indonesia,
serta segala sesuatu yang berhubungan dengan AIDS.

MANFAAT PENELITIAN.

Adapun manfaat yang ingin kami capai adalah untuk memberikan informasi kepada para
pembaca, utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan
demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja
menyebabkan penyakit AIDS. Meskipun informasi yang kami berikan melalui Makalah ini hanya
sebagian kecil dan mungkin masih mempunyai kekurangan, tetapi setidaknya isi dari Makalah ini
dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk mengetahui tentangh AIDS itu sendiri.

RUMUSAN MASALAH.

Rumusan masalah adalah rumusan yang disusun untuk memahami apa dan bagaimana masalah
yang diteliti. Sesuai dengan judul makalah ini, yaitu bahaya AIDS dan cara pencegahannya maka
rumusan masalah adalah :
“ Apakah bahaya AIDS dan bagaimana cara pencegahannya ”.

HIPOTES

Hipotesa berasal dari kata Hype artinya kurang, dan tesis artinya pendapat atau penelitian. Jadi
Hipotesa adalah suatu pendapat atau pernyataan yang masih bersifat sementara dan kebenarannya
harus dibuktikan lebih lanjut melalui penelitian (Jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang sudah ditetapkan).

Adapun Hipotesa dari makalah ini adalah orang yang selalu melakukan hubungan seksual diluar
nikah, lebih mudah terserang penyakit AIDS.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode adalah suatu cara yang digunakan dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan Penelitian
adalah seperangkat usaha yang terorganisasi untuk mengetahui, mengkaji, dan mengambil fungsi
dari sesuatu yang menjadi objek penelitian, yang sistimatis, terarah, dan mempunyai tujuan. Jadi
metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk menemukan, mengetahui, mengkaji,
mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu hal yang menjadi objek penelitian .

Dalam melakukan sesuatu penelitian, ada beberapa metode yang dapat dilakukan yaitu observasi,
wawancara, metode study perpustakaan, analisis media massa ataupun melalui pembagian angket.
Adapun metode yang kami gunakan dalam menyusun makalah ini adalah :

Analisis Media Massa

Teknik analisa media massa termasuk metode pengumpulan data sekunder, yang dilakukan dengan
menganalisis media massa yang memuat uraian dan data-data yang erat kaitannya dengan masalah
yang diteliti.

Misalnya : Surat Kabar, majalah, dan sebagainya.

Metode Study Kepustakaan

Metode Study kepustakaan juga termasuk metode pengumpulan data sekunder dan hampir sama
dengan teknik analisis media massa. Melalui metode ini kita dapat memperoleh data melalui buku-
buku kepustakaan, karya-karya tulisan arsip-arsip, dan sebagainya.

Karena metode pengumpulan data yang kami gunakan adalah metode study perpustakaan dan
analisa media massa, maka data-data yang terdapat dalam makalah ini termasuk jenis data
SEKUNDER, yang diperoleh dari buku-buku, perpustakaan, majalah, surat kabar, dan
semacamnya. Meskipun dalam makalah ini terdapat data yang berbentuk angka, tetapi data-data
tersebut tidak termasuk data primer, karena angka tersebut kami peroleh dari buku-buku
perpustakaan dan media massa yang kami jadikan sumber pengambilan data.

BAB II

BAHAYA AIDS DAN CARA PENCEGAHANNYA

HIV DAN AIDS

HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang
dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.

AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala


kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.

BAHAYA AIDS

Oarang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama
hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang
berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS.
Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin
karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan
itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah
menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya
pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.

GEJALA-GEJALA AIDS

Sejak pertama seseorang terinfeksi virus HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya,
tetapi orang tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif,
produktif seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun gejala-gejala
AIDS itu sendiri adalah :

Berat badan turun dengan drastis.


Demam yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C)
Pembesaran kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab.
Mencret atau diare yang berkepanjangan.
Timbulnya bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM).
Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan.
Sariawan yang tidak sembuh-sembuh.
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan
akan berakhir dengan kematian.

PENULARAN AIDS
Sebelumnya virus AIDS tidak mudah menular virus influensa. Kita tidak usak terlalu mengucilkan
atau menjauhi penderita AIDS, karena AIDS tidak akan menular dengan cara – cara seperti di
bawah ini :

Hidup serumah dengan penderita AIDS ( asal tidak mengadakan hubungan seksual ).
Bersenggolan atau berjabat tangan dengan penderita.
Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas penderita AIDS.
Makan dan minum.
Gigitan nyamuk dan serangga lain.
Sama-sama berenang di kolam renang
Hal-hal diatas bukan penyebab menularnya AIDS dapat terjadi melalui cara-cara sbb :

melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV


Transfusi darah yang mengandung virus HIV
Melalui alat suntik, akupuntur, tato, dan alat tindik yang sudah di pakai orang yang mengidap
virus AIDS
Hubungan pranatal, yaitu pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada
janin yang dikandungnya.
KELOMPOK YANG MEMPUNYAI RESIKO TINGGI TERTULAR AIDS

Mereka yang sering melakukanhubungan seksual diluar nikah, seperti wanita dan pria tuna susila
dan pelanggannya.
Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya : Homo seks ( melakukan hubungan
dengan sesama laki-laki ), Biseks ( melakukan hubungan seksual dengan sesama wanita ), Waria
dan mucikari.
Penerima transfusi darah
Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
Pecandu narkotika suntikan.
Pasangan dari pengidap AIDS
CARA PENCEGAHAN AIDS

Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang
pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil.
Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
Kelompok resiko tinggi di anjurkan untuk menjadi donor darah.
Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin sterilisasinya.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk mencegah penularan
AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan atau informasi kepada seluruh
masyarakat tentang segala sesuatau yang berkaitan dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar
terbuka, melalui penyebaran brosur atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun
melalui iklan diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik.penyuluhan atau
informasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, kepada semua lapisan
masyarakat, agar seluarh masyarakat dapat mengetahui bahaya AIDS, sehingga berusaha
menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan virus AIDS.

USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN APABILA TERINFEKSI VIRUS AIDS

Usaha-usaha yang dilakukan terinfeksi virus AIDS disebut juga penerapan strategi pengobatan
baru. Dalam pengobatan HIV / AIDS sangat penting mengetahui dinamika HIV, serta perjalanan
penyakit ( patogenesis ) sehingga dapat melakukan tindakan dan pengobatan tepat waktu.

Beberapa harapan dan kabar baik dapat dicatat dari pertemuan-pertemuan “Van Couver” di
Kanada saat ini cukup banyak obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan kombinasi. Beberapa
obat penghambat protease dan obat anti HIV sedang dalam tahap akhir untuk mendapat izin.
Selain itu muncul pula pemeriksaan “Viral loard” yang prosesnya lebih mudah dalam
mendeteksi RNA dari HIV dalam darah. Dan semua usaha diatas seharusnya di tunjang oleh
motivasi dari penderita AIDS itu sendiri. Misalnya bagi mereka yang termasuk kelompok resiko
tinggi terkena AIDS selalu memeriksakan darahnya secara teratur, paling sedikit 3-6 bulan sekali,
demi keselamatan pasangan seksualnya. Dan yang tidak kalah penting adalah mendekatkan diri
kepada Tuhan YME. Yaitu dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang diperintahkan dan berusaha
untuk menjauhi segala yang dilarangNya, agar penderitaan yang dirasakan tidak terlalu berat. Dan
bagi masyarakat hendaknya jangan menjauhi mengucilkan mereka yang terinfeksi AIDS, tetapi
seharusnya memberi dorongan atau semangat hidup, misalnya melalui nasehat-nasehat yang
bisamenumbuhkan rasa percaya diri, sehingga mereka yang telah mengidap virus AIDS tidak
putus asa dalam menjalani hidupnya.

Dengan adanya usaha-usaha diatas, niscaya masalah AIDS dapat diatasi, paling tidak dapat
dicegah sedini mungkin, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

MISTERI PENDEMI HIV/AIDS DIDUNIA

WHO ( World Healty Organisation)

WHO melaporkan bahwa sejak pertengahan 1995, jumlah komulatif penderita AIDS sebanyak 20
juta. 18,5 juta orang dewasa dengan separuhnya adalah kaum wanita, dan 1,5 juta adalah anak-
anak. 50% dari penderita AIDS adalah kaum remaja /kaum muda dalam kelompok berusia 15-24
tahun.

Sejak 1 Januari 1996 WHA melaporkan jumlah penderita AIDS sebanyak 41 juta HIV/AIDS
didunia. Dengan 35,4 juta remaja dan dewasa, 15,5 jutawanita, dan 5,6 juta anak-anak. Sedangkan
untuk tahun 2000 ini WHO memperkirakan jumlah HIV akan mencapai 30-40 juta dan jumlah
AIDS 12-18 juta.

PENDEMI HIV/AIDS REGONAL ASIA TENGGARA

Pendemi HIV/AIDS regonal asia tenggara pada tahun 1994 secara komulatif ditemukan 3745
AIDS, sedangkan sudah diperkirakan lebih dari 2 jura dari 11 negara termasuk Indonesia, dan
jumlah tersebut akan menjadi 3,5 juta ditahun 1995.

SYNDROMA GUNUNG ES

Syndroma gunung es ini lebih menakutkan dunia, karena dengan ditemukannya HIV melalui
pemeriksaan darah secara efidemilogi penyebaran HIV dimasyarakat akan menjadi lebih banyak
100-1000 kali. Sedangkan ditemukan satu AIDS berarti sudah ada 100-8000 orang yang tertular.
Dari data yang ditemukan, HIV AIDS dapat terkena pada siapa saja, baik orang miskin, orang
kaya, berpendidikan tinggi ataupun rendah, laki-laki maupun wanita dan sabagainya.

Saat ini infeksi AIDS pada wanita meningkat dengan cepat, karena wanita merupakan kelompok
yang rendah dan mudah terinfeksi tanpa disadari. Sedangkan anak yang lahir dari ibu yang
mengidap HIV, setelah usia 2 tahun sudah mulai menunjukkan HIV terbesar 30-40%.

SITUASI AIDS DI INDONESIA

Penyakit AIDS banyak ditemukan diluar negeri, tetapi karena hubungan dengan bangsa menjadi
semakin erat, maka penularannya harus tetap diwaspadai. Banyak orang asing datang ke indonesia
dan banyak pula orang indonesia pergi keluar negeri untuk berbagai keperluan. Hal itu membuka
kemungkinan terjadinya penularan AIDS.

Jumlah HIV/AIDS di Indonesia sampai akhir 1996, terdapat 449 kasus dengan 341 HIV dan 108
AIDS, terdapat di 16 propensi di Indonesia. Wanita yang terkena sebanyak 122 orang, WNI
sebanyak 304 orang, Heteroseksual 276 orang, homoseks dan biseks 84 orang, drag user 4 orang,
perinatal 1 dan 80 tidak diketahui cara tranmisinya. Menurut golongan umur, diindonesia ternyata
yang paling banyak terserang AIDS adalah usia 20-29 tahun yaitu 120 orang, bayi yang berumur
kurang dario 1 tahun dan 50 orang belum diketahui umurnya.

Dari 108 AIDS yang terbesar di 10 propinsi dan yang meninggal 66 orang, DKI Jakarta terbanyak
dengan 57 AIDS dan 35 sudah meninggal.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Tuhan YME. Mempunyai kekuasaan dalam mengatur segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini,
Dialah yang menciptakan alam semesta dengan segala isinya. Begitupun dengan segala peristiwa
yang terjadi dimuka bumi ini misalnya : kebahagiaan, kesedihan bencana alam, kelahiran,
kematian, dan sebaginya. Muncullah virus HIV/AIDS merupakan salah satu peristiwa besar dalam
sejarah kehidupan manusia.

HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan dapat menyebabkan timbulnya
AIDS, yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah terserang penyakit
dan lam kelamaan akan meninggal, sudah menjadi sifat manusia yang selalu ingin merasakan
kenikmanatan tanpa mempedulikan akibatnya, misalnya : melakukan perzinahan, penggunaan
narkotika suntikan, dan sebagainya. Kits umat manusia sudah mengetahui bahwa perbuatan-
perbuatan tersebut sangat dilarang,baik menurut ajaran agama masing-masing maupun aturan
hukum yang berlaku. Tetapi dari sebagian kita tetap saja melakukan hal-hal tersebut, misalnya :
WTS, Homoseks,Biseks, Mucikari, dan orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan dan
melakukan hubungan seksual diluar nikah. Dan berbahaya, dan sampai saat ini belum ditemukan
obatnya.

Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihatpada penderita AIDS yaitu demam yang berkepanjangan
di sertai keringat malam, batuk dan sariwan yang terus menerus,berat badan turun dengan drastis,
dsb, yang akan di akhiri dengan kematian.

Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan AIDS, yaitu
melalui pencegahan misalnya :tidak melakukan hubungan seksual secara bebas, menghidarkan
penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya.

AIDS merupakan cobaan atau bahkan hukuman daru Tuhan,yang tidak pernah di duga oleh umat
manusia.

Tapi bagaimanapun beratnya cobaan yang diberikan, Tuhan YME. Akan selalu membukakan jalan
bagi umatnya. Misalnya : sekarang dicanada telah ada obat anti HIV yang efektif untuk
pengobatan kombinasi. Masalah AIDS ini tidak tentu akan menyebar luas, apabila dilakukan
pencegahan secara dini, apalagi jika ada partisipasi dari semua pihak.

SARAN

Hendaknya kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berusaha
menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan AIDS.
Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah (berzinah), dan jangan berganti-ganti pasangan
seksual.
Apabila berobat dengan menggunakan alat suntik, maka pastikan dulu apakah alat suntik itu
steril atau tidak.
Apabila melakukan tranfusi darah, terlebih dahulu perikasakan apakah tranfusi darah itu bebas
dari virus HIV.
Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama narkotika melalui alat suntik,
alat-alat tato, anting tindik, dan semacamnya yang bisa saja menularkan AIDS, karena alat-alat
aeperti itu tidak ada gunanya.dan hindarkan diri dari pergaulan bebas yang bersifat negatif.
Apabila ada seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, iklan ataupun brosur-brosur, yang
mengimpormasikan tentang AIDS, sebaiknya kita memperhatikan denganbaik, agar segala sesuatu
tentang AIDS dapat diketahui, sehingga kita bisa menghindarkan diri sejak dini dari AIDS.
Orang yang mengetahui dirinya telah terinfeksi virus AIDS hendaknya menggunakan kondom
apabila melakukan hubungan seksual, agar virus AIDS tidak menular pada pasangan seksualnya.
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
“MISTERI PENDEMI HIV /AIDS” Oleh PAUL F. MATULESSY MD. MN.

BUKU PANDUAN BELAJAR SPK, KURIKULUM 1994 Penerbit. DEPDIKBUD/DEPKES,


tahun 1997

Brosur AIDS, yang diedarkan oleh Exposa bekerjasama dengan DEPKES, tahun 1999

Kasus di indonesia pada daerah bencana


Ledakan Kasus HIV/AIDS Sebuah “Bencana” Pasca Tsunami Aceh
Banda Aceh ( Berita ) : Banyak kalangan, antara percaya dengan tidak ketika instansi terkait
mempublikasikan tentang peningkatan kasus penyakit penurunan daya tahan tubuh (HIV/Aids) di
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pasca tsunami 2004.

Apalagi, peningkatan kasus penyakit mematikan itu muncul pasca bencana alam dahsyat tsunami
yang mengakibatkan lebih 200 ribu penduduk meninggal dunia dan hilang serta puluhan ribu
rumah dan bangunan milik pemerintah hancur diterjang bencana tersebut.

Seorang tokoh masyarakat Tgk H Faisal Ali mengatakan, peningkatan kasus HIV/AIDS itu sudah
memasuki “lampu merah” yang harus segera diantisipasi dengan tidak memberi toleransi
terhadap berbagai bentuk maksiat seperti narkotika dan pergaulan bebas.

Menurut Sekretaris Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) itu, salah satu penyebab
meningkatnya penyakit mematikan itu karena pemerintah tidak serius dalam penegakan syariat
Islam secara kaffah (menyeluruh) di daerah berjuluk Serambi Mekkah ini. “Saya melihat
pemerintah belum serius dalam penegakan Syariat Islam kaffah di Aceh. Kita bisa melihat
minimnya rekrutmen tenaga pengawas syariah (Wilayatul Hisbah:WH) termasuk kecilnya
anggaran operasional bagi petugas WH tersebut,” katanya.

Faisal Ali menjelaskan mobilitas warga asing di Aceh juga tidak mendapat pengawasan ketat dari
pemerintah pasca konflik dan tsunami yang kemungkinan ada diantara mereka (WNA) terinfeksi
HIV/Aids dari negara asalnya.

“Bukan tidak mungkin, orang luar datang ke Aceh itu sudah terinfeksi HIV/Aids, kemudian
melakukan hubungan intim dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) dan terjadilah penyebaran
penyakit mematikan itu di daerah ini,” ujarnya.

Sebaliknya ada usaha-usaha ilegal berkedok rumah kecantikan (salon) di Aceh mempekerjakan
wanita nakal yang memang sudah terinfeksi HIV/Aids, selanjutnya menyebar ke beberapa orang
sehingga kasusnya terus meningkat, jelas dia. “Namun paling penting, keseriusan Pemerintah
dan masyarakat Aceh untuk menegakkan Syariat Islam kaffah dengan tidak toleransi terhadap
praktek maksiat sebagai satu-satunya benteng dalam mencegah meluasnya penyakit HIV/Aids,”
ujar Faisal.

Ia menjelaskan bencana tsunami masa lalu merupakan peringatan keras kepada umat manusia,
khususnya di Aceh untuk segera meninggalkan berbagai bentuk maksiat. “Berkembangnya
praktek maksiat telah menjadi salah satu jalan mempercepat datangnya bencana alam. Karena itu
masyarakat dan Pemerintah Aceh segera bertaubat dan paling penting adalah komitmen tinggi
untuk menegakkan syariat Islam kaffah di Aceh,” kata dia.

Pendidikan agama

Bagi orangtua, Faisal mengimbau agar memperhatikan serius pendidikan agama bagi anak-
anaknya sehingga generasi mendatang Aceh di masa mendatang adalah sosok manusia bermoral
dan jauh hidup di alam hura-hura. “Pergaulan bebas muda-mudi itu akan menjadi malapetaka
bagi generasi muda seperti terinfeksi HIV/AIDS,” tambahnya.

Kekhawatiran dan keprihatinan meningkatnya kasus HIV/Aids pasca konflik dan tsunami di Aceh
juga diungkapkan Sekretaris umum Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi NAD, Media
Yulizar, dengan jumlah angka telah mencapai sebanyak 22 kasus. Menurut dia, meskipun
menyebaran HIV/AIDS di Aceh masih jauh lebih kecil dari daerah lain di Indonesia seperti
Jakarta, Medan dan Bali, namun bila dibandingkan sebelum musibah tsunami akhir 2004
penyebaran virus tersebut jauh meningkat. “Sebelum tsunami kita hanya menerima laporan satu
orang yang terjangkit HIV/AIDS, sedangkan pada bulan Juni 2007 menjadi 13 orang dan Juli
sebanyak 15 orang. Bahkan data terakhir dari Dinas Kesehatan telah mencapai 22 kasus,”
katanya.

“Kota Banda Aceh memiliki banyak kelompok berisiko HIV/AIDS. Dengan terbukanya Aceh
pascatsunami dan masuknya warga asing menjadikan Kota Banda Aceh mempunyai banyak
kelompok berisiko HIV/AIDS,” jelas dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh itu mengaku pihaknya belum memiliki data ODHA
karena mobilitas yang tinggi seperti pekerja asing dan banyaknya warga pendatang yang masuk ke
Kota Banda Aceh. Kelompok berisiko HIV/AIDS di antaranya pekerja salon, hotel dan
penginapan yang memang banyak terdapat di Banda Aceh sebagai kota yang pendapatan asli
daerah (PAD) paling besar dari sektor jasa.

Pengguna narkoba di kalangan remaja juga menjadi faktor penyebaran HIV/AIDS.

Masyarakat yang terjangkit tersebut antara lain disebabkan hubungan intim, transfusi darah atau
melalui penyuntikan obat-obatan terlarang. Kelompok terbanyak yaitu pada usia 20-29 tahun atau
sekitar 40 persen.

Diperkirakan masih ada sekitar 1039 masyarakat yang terinfeksi virus HIV/AIDS di Provinsi
NAD yang belum dilaporkan, namun akan terus berupaya melakukan penjaringan guna
memberantas penyebaran virus tersebut di Aceh, katanya.

Pengawasan

Media Yulizar mengharapkan kepada setiap warga yang merasa terjangkit HIV/AIDS untuk segara
melaporkan dan memeriksa ke sejumlah klinik khusus yang telah disediakan guna
penanggulangan lebih awal.

Selain itu, dia juga meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak memperburuk
keadaan dengan menjauhi dan mengasingkan penderita HIV dari lingkungan warga, karena hal
tersebut dinilai akan lebih memperburuk kondisi penderita. “Yang kita butuhkan sekarang adalah
bagaimana merangkul dan menjaring penderita HIV/AIDS di Aceh sesegera mungkin sebagai
upaya menanggulangi penyebaran virus tersebut di Aceh, bukan malah dengan cara
mendiskriminasikan mereka,” ujarnya.

Walikota Banda Aceh Mawardy Nurdin yang menjabat ketua KPAK Banda Aceh mengatakan,
Pemerintah Kota telah menemukan beberapa hotel kelas melati, losmen, wisma dan penginapan
yang terindikasi menjadi tempat transaksi seks.

Tempat-tempat tersebut harus diawasi karena diduga sebagai tempat berkembangnya penyebaran
HIV/AIDS di Kota Banda Aceh. Sebelumnya Pemko telah menutup beberapa salon yang juga
mempraktekkan hal serupa. “Izin untuk salon terus kita pantau bila benar melakukan praktek di
luar izin maka akan kita cabut juga losmen dan penginapan yang terindikasi menjadi tempat
transaksi seks. Kita akan razia untuk menertibkannya,” kata Walikota.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NAD, dr HT Anjar Asmara mengatakan jika saja Syariat Islam
tidak diterapkan di Aceh maka diyakini kasus HIV/Aids akan lebih parah dibandingkan saat ini.
“Pemberlakuan syariat Islam setidaknya bisa menjadi benteng. Kita juga memberikan aspirasi
yang tinggi bagi tegaknya Syariat Islam di Aceh, sehingga usaha yang bergerak bidang jasa seperti
hotel, restoran dan salon memikir panjang untuk memperkejakan perempuan nakal,” ujar dia.

Kadis Kesehatan Provinsi NAD itu berharap aparat kepolisian juga ikut bersikap tegas terhadap
masalah narkoba di Aceh, karena pengunaan narkoba merupakan salah satu menuju “pintu”
penyakit HIV/Aids guna menghindari ledakan kasus ke depan.

Seluruh elemen masyarakat harus memperhatikan dan peduli terhadap “ledakan” penyakit yang
dalam beberapa tahun terakhir semakin mengkhawatirkan. Keterlibatan semua pihak dinilai
penting guna memperkecil kemungkinan berkembangnya kasus tersebut

Anda mungkin juga menyukai