Anda di halaman 1dari 57

Pāli Primer

(Bahasa Pali Dasar)

1
Pelajaran 1

1.1 Kosakata

1.1.1 Nomina (Kata Benda) Maskulin yang Berakhir dengan


Huruf –a

Buddha / Tathāgata / Sugata = Buddha; Tathagata;


Sugata
manussa = manusia; orang
nara / purisa =orang; pria
kassaka = petani
brāhmaṇa = brahmana
putta = putra
mātula = paman
kumāra = anak laki-laki
vāṇija = pedagang
bhūpāla = raja
sahāya / sahāyaka / mitta = teman; sahabat

1
1.1.2 Verba (Kata Kerja)

bhāsati = berbicara; berucap


pacati = memasak
kasati = membajak [tanah]
bhuñjati = makan; menyantap
sayati = berbaring
passati = melihat
chindati = memotong; menebang
gacchati = pergi
āgacchati = datang
dhāvati = berlari

1.2 Deklinasi (Penasrifan) Nomina Maskulin yang Berakhir


dengan Huruf –a,

Kasus Nominatif

Huruf -o sebagai akhiran kasus ditambahkan pada bentuk dasar


nomina (kata benda) untuk membentuk kasus nominatif tunggal.
Huruf –ā sebagai akhiran kasus ditambahkan pada bentuk dasar
nomina untuk membentuk kasus nominatif jamak. Sebuah kata
benda yang berinfleksi demikian digunakan sebagai subjek suatu
kalimat.

Tunggal :
1. nara + o = naro
2. mātula + o = mātulo
3. kassaka + o = kassako

Jamak :

2
1. nara + ā = narā
2. mātula + ā = mātulā
3. kassaka + ā = kassakā

1.3 Konjugasi Verba (Verba Kala Kini, Orang Ketiga, Tunggal dan
Jamak)

Di dalam senarai verba (kata kerja) di atas : bhāsa, paca, kasa, dan
sebagainya adalah bentuk dasar verba; dan –ti adalah akhiran
untuk verba kala kini (present tense), orang ketiga tunggal (yang
subjeknya bisa diganti dengan “ia/dia”). Verba kala kini, orang
ketiga jamak (yang subjeknya bisa diganti dengan “mereka”)
dibentuk dengan menambahkan akhiran –nti pada bentuk dasar.

Tunggal:
1. bhāsati = [Ia] berbicara.
2. pacati = [Ia] memasak.
3. kasati = [Ia] membajak [tanah].

Jamak:
1. bhāsanti = [Mereka] berbicara.
2. pacanti = [Mereka] memasak.
3. kasanti = [Mereka] membajak [tanah].

Contoh dalam bentuk kalimat:

Tunggal:
1. Naro bhāsati = Orang berbicara.
2. Mātulo pacati = Paman memasak.
3. Kassako kasati = Petani membajak [tanah].

3
Jamak :
1. Narā bhāsanti = Orang-orang berbicara.
2. Mātulā pacanti = Para paman memasak.
3. Kassakā kasanti= Para petani membajak [tanah].
1.4 Latihan 1

1.4.1 Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

1. Bhūpālo bhuñjati.
2. Puttā sayanti.
3. Vāṇijā sayanti.
4. Buddho passati.
5. Kumāro dhāvati.
6. Mātulo kasati.
7. Brāhmaṇā bhāsanti.
8. Mittā gacchanti.
9. Kassakā pacanti.
10. Manusso chindati.
11. Purisā dhāvanti.
12. Sahāyako bhuñjati.
13. Tathāgato bhāsati.
14. Naro pacati.
15. Sahāyā kasanti.
16. Sugato āgacchati.

1.4.2 Terjemahkan ke dalam Bahasa Pali

1. Para putra berlari.


2. Paman melihat.

4
3. Buddha datang.
4. Anak-anak laki-laki makan.
5. Para pedagang pergi.
6. Orang berbaring.
7. Para raja pergi.
8. Brahmana memotong.
9. Teman-teman berbicara.
10. Petani membajak [tanah].
11. Pedagang datang.
12. Para putra memotong.
13. Para paman berbicara.
14. Anak laki-laki berlari.
15. Teman berbicara.
16. Buddha melihat.

5
2
Pelajaran 2

2.1 Kosakata

2.1.1 Nomina Maskulin yang Berakhir dengan Huruf –a

dhamma = ajaran; kebenaran; Dhamma


bhatta = makanan
odana = nasi
gāma = dusun; desa
suriya = matahari
canda = bulan
kukkura / sunakha / soṇa = anjing
vihāra = wihara
patta = mangkuk; patta
āvāṭa = lubang
pabbata = gunung
yācaka = pengemis, peminta-minta
sigāla = serigala
rukkha = pohon

6
2.1.2 Verba

harati = membawa; membawa pergi


āharati = membawa serta
āruhati = memanjat; mendaki; naik
oruhati = turun
yācati = meminta; memohon
khaṇati = menggali
vijjhati = memanah; menembak
paharati = memukul; menyerang
rakkhati = melindungi; menjaga
vandati = memuja; menghormati; memberi hormat

2.2 Deklinasi (Penasrifan) Nomina Maskulin yang Berakhir


dengan Huruf –a,

Kasus Akusatif

Huruf -ṃ sebagai akhiran kasus ditambahkan pada bentuk dasar


nomina untuk membentuk kasus akusatif tunggal. Huruf –e
sebagai akhiran kasus ditambahkan pada bentuk dasar nomina
untuk membentuk kasus akusatif jamak. Sebuah kata benda yang
berinfleksi demikian digunakan sebagai objek suatu kalimat.
Tujuan dari gerakan (tindakan) juga dinyatakan dengan kasus
akusatif.

Tunggal :
1. nara + ṃ = naraṃ
2. mātula + ṃ = mātulaṃ
3. kassaka + ṃ = kassakaṃ

7
Jamak :
1. nara + e = nare
2. mātula + e = mātule
3. kassaka + e = kassake

Contoh dalam bentuk kalimat :

Tunggal :
1. Putto naraṃ passati.
/putra orang melihat/
= Sang putra melihat orang.

2. Brāhmaṇo mātulaṃ rakkhati.


/brahmana paman melindungi/
= Brahmana melindungi paman.

3. Vāṇijo kassakaṃ paharati.


/pedagang petani memukul/
= Pedagang memukul petani.

Jamak :
1. Puttā nare passanti.
/para putra orang-orang melihat/
= Para putra melihat orang-orang.

2. Brāhmaṇā mātule rakkhanti.


/para brahmana para paman melindungi/
= Para brahmana melindungi para paman.

8
3. Vāṇijā kassake paharanti.
/para pedagang para petani memukul/
= Para pedagang memukul para petani.

2.3 Latihan 2

2.3.1 Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

1. Tathāgato dhammaṃ bhāsati.


2. Brāhmaṇā odanaṃ bhuñjanti.
3. Manusso suriyaṃ passati.
4. Kumārā sigāle paharanti.
5. Yācakā bhattaṃ yācanti.
6. Kassakā āvāṭe khaṇanti.
7. Mitto gāmaṃ āgacchati.
8. Bhūpālo manusse rakkhati.
9. Puttā pabbataṃ gacchanti.
10. Kumāro Buddhaṃ vandati.
11. Vāṇijā patte āharanti.
12. Puriso vihāraṃ gacchati.
13. Kukkurā pabbataṃ dhāvanti.
14. Sigālā gāmaṃ āgacchanti.
15. Brāhmaṇā sahāyake āharanti.
16. Bhūpālā Sugataṃ vandanti.
17. Yācakā sayanti.
18. Mittā sunakhe haranti.
19. Putto candaṃ passati.
20. Kassako gāmaṃ dhāvati.
21. Vāṇijā rukkhe chindanti.
22. Naro sigālaṃ vijjhati.

9
23. Kumāro odanaṃ bhuñjati.
24. Yācako soṇaṃ paharati.
25. Sahāyakā pabbate āruhanti.

2.3.2 Terjemahkan ke dalam Bahasa Pali

1. Orang-orang pergi [ke] wihara.


2. Para petani mendaki gunung-gunung.
3. Brahmana makan nasi.
4. Buddha melihat anak- anak laki.
5. Para paman membawa pergi mangkuk-mangkuk.
6. Putra menjaga anjing.
7. Raja menghormati Buddha.
8. Pedagang membawa serta anak laki-laki.
9. Teman-teman menghormati brahmana.
10. Para pengemis meminta nasi.
11. Para pedagang memanah serigala-serigala.
12. Anak-anak laki mendaki gunung.
13. Petani berlari [ke] dusun.
14. Pedagang memasak nasi.
15. Para putra menghormati paman.
16. Para raja melindungi orang-orang.
17. Buddha datang [ke] wihara.
18. Orang-orang turun.
19. Para petani menggali lubang-lubang.
20. Pedagang berlari.
21. Anjing melihat bulan.
22. Anak-anak laki memanjat pohon-pohon.
23. Brahmana membawa serta mangkuk.
24. Pengemis berbaring.

10
25. Raja melihat Buddha.

3
Pelajaran 3

3.1 Kosakata

3.1.1 Nomina Maskulin yang Berakhir dengan


Huruf -a

ratha = kendaraan; kereta perang


sakaṭa = kereta; gerobak; pedati
hattha = tangan; hasta
pāda = kaki
magga = jalan
dīpa = pulau; lampu
sāvaka = siswa, murid
samaṇa = petapa, bhikkhu
sagga = surga
assa = kuda

11
miga = rusa
sara = anak panah
pāsāṇa = batu karang; batu
kakaca = gergaji
khagga = pedang
cora = pencuri
paṇḍita = orang bijaksana; pandita

3.2 Deklinasi (Penasrifan) Nomina Maskulin yang Berakhir


dengan Huruf –a,

Kasus Instrumental

Kasus yang berakhiran –ena ditambahkan pada bentuk dasar


nomina untuk membentuk instrumental tunggal. Kasus yang
berakhiran –ehi ditambahkan [pada bentuk dasar nomina] untuk
membentuk instrumental jamak; -ebhi adalah akhiran kasus
bentuk arkais (tidak lazim dipakai lagi) lainnya yang terkadang
ditambahkan. Sebuah nomina yang berinfleksi demikian merujuk
pada pengertian ‘oleh’, ‘dengan’ , ‘bersama’ atau ‘melalui’.

Tunggal:
1. nara + ena = narena (oleh orang/pria)
2. mātula + ena = mātulena (dengan paman)
3. kassaka + ena = kassakena (melalui petani)

12
Jamak:
1. nara + ehi / ebhi = narehi; narebhi
2. mātula + ehi / ebhi = mātulehi; mātulebhi
3. kassaka + ehi / ebhi = kassakehi; kassakebhi

Saddhiṃ/saha artinya ‘dengan/bersama’ juga digunakan bersama


kasus instrumental. [Saddhiṃ & saha] ini biasanya tidak
digunakan untuk nomina yang menunjukkan benda [tak hidup].

Contoh dalam bentuk kalimat :

Tunggal:
1. Samaṇo narena saddhiṃ gāmaṃ gacchati.
/petapa (bersama) orang bersama dusun pergi/
= Petapa pergi [ke] dusun bersama seorang pria.

2. Putto mātulena saha candaṃ passati.


/putra (bersama) paman bersama bulan melihat/
= Putra melihat bulan bersama-sama dengan paman.

3. Kassako kakacena rukkhaṃ chindati.


/petani (dengan) gergaji pohon memotong/
= Petani memotong pohon dengan gergaji.

Jamak:
1. Samaṇā narehi saddhiṃ gāmaṃ gacchanti.
/para petapa (bersama) para pria bersama dusun pergi/
= Para petapa pergi [ke] dusun bersama para pria.

2. Puttā mātulehi saha candaṃ passanti.


/para putra (bersama) para paman bersama bulan

13
melihat/
= Para putra melihat bulan bersama-sama dengan para paman.

3. Kassakā kakacehi rukkhe chindanti.


/para petani (dengan) gergaji-gergaji pohon-pohon
memotong/
= Para petani menebang pohon-pohon dengan
gergaji-gergaji.

3.3 Latihan 3

3.3.1 Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

1. Buddho sāvakehi saddhiṃ vihāraṃ gacchati.


2. Puriso puttena saha dīpaṃ dhāvati.
3. Kassako sarena sigālaṃ vijjhati.
4. Brāhmaṇā mātulena saha pabbataṃ āruhanti.
5. Puttā pādehi kukkure paharanti.
6. Mātulo puttehi saddhiṃ rathena gāmaṃ āgacchati.
7. Kumārā hatthehi patte āharanti.
8. Coro maggena assaṃ harati.
9. Kassako āvāṭaṃ oruhati.
10. Bhūpālā paṇḍitehi saha samaṇe passanti.
11. Paṇḍito bhūpālena saha Tathāgataṃ vandati.
12. Puttā sahāyena saddhiṃ odanaṃ bhuñjanti.
13. Vāṇijo pāsāṇena migaṃ paharati.
14. Sunakhā pādehi āvāṭe khaṇanti.
15. Brāhmaṇo puttena saha suriyaṃ vandati.

14
16. Kassako soṇehi saddhiṃ rukkhe rakkhati.
17. Sugato sāvakehi saha vihāraṃ āgacchati.
18. Yācako pattena bhattaṃ āharati.
19. Paṇḍitā saggaṃ gacchanti.
20. Kumārā assehi saddhiṃ gāmaṃ dhāvanti.
21. Coro khaggena naraṃ paharati.
22. Vāṇijo sakaṭena dīpe āharati.
23. Assā maggena dhāvanti.
24. Sigālā migehi saddhiṃ pabbataṃ dhāvanti.
25. Bhūpālo paṇḍitena saha manusse rakkhati.

3.3.2 Terjemahkan ke dalam Bahasa Pali

1. Petapa bersama-sama dengan teman melihat Buddha.


2. Siswa-siswa pergi [ke] wihara bersama-sama dengan Buddha.
3. Kuda berlari [ke] gunung dengan anjing-anjing.
4. Anak laki-laki memukul lampu dengan batu.
5. Para pedagang memanah rusa-rusa dengan
anak-anak panah.
6. Para petani menggali lubang-lubang dengan
[kedua] tangan.
7. Anak-anak laki pergi [ke] wihara dengan kendaraan.
8. Brahmana bersama-sama dengan teman memasak nasi.
9. Raja bersama-sama dengan orang-orang bijaksana
melindungi pulau.
10. Para raja bersama-sama dengan putra-putra menghormati
para bhikkhu.
11. Para pencuri membawa serta kuda-kuda [ke] pulau.

15
12. Para siswa bersama-sama dengan para pria mendaki gunung-
gunung.
13. Para pedagang bersama-sama dengan para petani menebang
pohon-pohon.
14. Pengemis bersama-sama dengan teman menggali lubang.
15. Brahmana bersama-sama dengan para paman melihat bulan.
16. Pencuri memukul kuda dengan pedang.
17. Putra membawa serta nasi dengan mangkuk.
18. Anak-anak laki bersama-sama dengan anjing berlari [ke]
gunung.
19. Para pedagang bersama-sama dengan para petani datang [ke]
dusun dengan pedati-pedati.
20. Para paman bersama-sama dengan para putra datang [ke]
wihara dengan kendaraan-kendaraan.
21. Serigala-serigala berlari [ke] gunung melalui jalan
[itu].
22. Anjing-anjing menggali lubang-lubang dengan kaki-
kaki.
23. Pria membawa gergaji dengan tangan.
24. Para petapa pergi [ke] surga.
25. Buddha bersama-sama dengan para siswa datang [ke] dusun.

16
4
Pelajaran 4

4.1 Kosakata

4.1.1 Nomina Maskulin yang Berakhir dengan Huruf -a

dhīvara = nelayan
maccha = ikan
piṭaka = keranjang
amacca = menteri
upāsaka = upasaka; umat awam pria
pāsāda = istana; gedung
dāraka = anak kecil [laki-laki]

17
sāṭaka = pakaian
rajaka = penatu; dobi
sappa = ular
pañha = pertanyaan
suka / suva = burung kakaktua
sopāna = tangga
sūkara / varāha = babi

4.1.2 Verba

patati = jatuh; berguguran


dhovati = mencuci
icchati = berharap; menginginkan; suka
ḍasati = menggigit
pucchati = menanyakan; bertanya
pakkosati = memanggil; memerintahkan
khādati = makan, mengunyah
hanati = membunuh
otarati = turun
nikkhamati = meninggalkan; berangkat; keluar

4.2 Deklinasi (Penasrifan) Nomina Maskulin yang Berakhir


dengan Huruf –a,

Kasus Ablatif

Kasus yang berakhiran –ā / -mhā / -smā ditambahkan pada


bentuk dasar nomina untuk membentuk ablatif tunggal. Kasus
yang berakhiran –ehi ditambahkan [pada bentuk dasar nomina]

18
untuk membentuk ablatif jamak; -ebhi adalah akhiran bentuk
arkais yang juga digunakan.

Tunggal:
1. nara + ā/mhā/smā = narā /naramhā /narasmā
(dari orang)
2. mātula + ā/mhā/smā = mātulā/mātulamhā/mātulasmā
(dari paman)
3. kassaka + ā/mhā/smā = kassakā/kassakamhā/kassakasmā
(dari petani)

Jamak:
1. nara + ehi = narehi/narebhi (dari orang-orang)
2. mātula + ehi = mātulehi/mātulebhi(dari para paman)
3. kassaka + ehi = kassakehi/kassakebhi
(dari para petani)

Contoh dalam bentuk kalimat :

Tunggal:
1. Yācako naramhā bhattaṃ yācati.
/pengemis dari orang makanan meminta/
= Pengemis meminta makanan dari orang.

2. Putto mātulamhā pañhaṃ pucchati.


/putra dari paman pertanyaan menanyakan/
= Putra menanyakan pertanyaan dari (kepada) paman.

3. Kassako rukkhasmā patati.


/petani dari pohon jatuh/

19
= Petani jatuh dari pohon.

Jamak:
1. Yācakā narehi bhattaṃ yācanti.
/para pengemis dari orang-orang makanan meminta/
= Para pengemis meminta makanan dari orang-orang.

2. Puttā mātulehi pañhe pucchanti.


/para putra dari para paman pertanyaan- pertanyaan
menanyakan/
= Para putra menanyakan pertanyaan-pertanyaan dari
(kepada) para paman.

3. Kassakā rukkhehi patanti.


/para petani dari pohon-pohon jatuh/
= Para petani jatuh dari pohon-pohon.

4.3 Latihan 4

4.3.1 Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

1. Corā gāmamhā pabbataṃ dhāvanti.


2. Dārako mātulasmā odanaṃ yācati.
3. Kumāro sopānamhā patati.
4. Mātulā sāṭake dhovanti.
5. Dhīvarā piṭakehi macche āharanti.
6. Upāsakā samaṇehi saddhiṃ vihārasmā nikkhamanti.

20
7. Brāhmaṇo kakacena rukkhaṃ chindati.
8. Kumārā mittehi saha bhūpālaṃ passanti.
9. Vāṇijo assena saddhiṃ pabbatasmā oruhati.
10. Yācako kassakasmā soṇaṃ yācati.
11. Sappā pabbatehi gāmaṃ otaranti.
12. Amaccā sarehi mige vijjhanti.
13. Coro gāmamhā sakaṭena sāṭake harati.
14. Bhūpālo amaccehi saddhiṃ rathena pāsādaṃ āgacchati.
15. Sūkarā pādehi āvāṭe khaṇanti.
16. Kumāro sahāyakehi saha sāṭake dhovati.
17. Samaṇā gāmamhā upāsakehi saddhiṃ nikkhamanti.
18. Kukkuro piṭakamhā macchaṃ khādati.
19. Mitto puttamhā sunakhaṃ yācati.
20. Buddho sāvake pucchati.
21. Amaccā paṇḍitehi pañhe pucchanti.
22. Rajako sahāyena saha sāṭakaṃ dhovati.
23. Macchā piṭakamhā patanti.
24. Corā pāsāṇehi varāhe paharanti.
25. Amacco pāsādamhā suvaṃ āharati.

4.3.2 Terjemahkan ke dalam Bahasa Pali

1. Kuda-kuda berlari dari dusun menuju gunung.


2. Para pedagang datang dari pulau menuju wihara dengan
bersama para upasaka.
3. Para pencuri memanah babi-babi dengan anak-anak panah.
4. Upasaka menanyakan Dhamma dari bhikkhu.
5. Anak kecil jatuh dari batu bersama teman.

21
6. Anjing mengigit anak kecil.
7. Para menteri berangkat dari istana bersama raja.
8. Pria [itu] membawa serta rusa dari pulau.
9. Petani turun dari pohon.
10. Anjing-anjing berlari melalui jalan [itu] dengan kuda- kuda.
11. Anak-anak laki membawa pergi lampu-lampu dari para
pedagang.
12. Pencuri turun dari tangga.
13. Para pedagang membawa serta burung-burung kakaktua
dari gunung-gunung.
14. Kuda menyerang ular dengan kaki.
15. Paman melihat para bhikkhu dari gunung-gunung bersama
teman-teman.
16. Para pedagang membawa serta kuda-kuda dari pulau menuju
istana.
17. Menteri menanyai pencuri.
18. Petani makan nasi bersama penatu.
19. Anak kecil jatuh dari tangga.
20. Nelayan mendaki gunung bersama paman.
21. Pengemis berbaring bersama anjing.
22. Para raja bersama para menteri melindungi pulau-pulau.
23. Raja menghormati Buddha dari istana.
24. Orang membunuh ular dengan pedang.
25. Para nelayan membawa serta ikan-ikan [ke] dusun
dengan pedati-pedati.
26. Babi-babi berlari dari dusun menuju gunung.
27. Para upasaka menanyakan pertanyaan-pertanyaan dari
orang bijaksana.
28. Putra membawa serta burung kakaktua dari pohon.
29. Orang-orang bijaksana pergi [ke] wihara.
30. Para siswa pergi melalui jalan [itu] [ke] dusun.

22
5
Pelajaran 5

5.1 Kosakata

5.1.1 Nomina Maskulin yang Berakhir dengan Huruf -a

23
tāpasa = petapa
ācariya = ācariya; guru
vejja = dokter
sīha = singa
luddaka = pemburu
aja = kambing
vānara / makkaṭa = monyet; kera
lābha = laba; keuntungan; manfaat
mañca = ranjang
kuddāla = cangkul, sekop

5.1.2 Verba-Verba

rodati = menangis
hasati = tertawa
labhati = memperoleh; menerima
pavisati = masuk
dadāti = memberi
ādadāti = mengambil; membawa
kīḷati = bermain
nahāyati = mandi
ākaḍḍhati = menarik; menyeret, menghela
pajahati = menyerahkan; melepaskan; meninggalkan

5.2 Deklinasi (Penasrifan) Nomina Maskulin yang Berakhir


dengan Huruf –a,

Kasus Datif

24
Kasus yang berakhiran –āya/-ssa ditambahkan pada bentuk dasar
nomina untuk membentuk datif tunggal. Kasus yang berakhiran -
ānaṃ ditambahkan [pada bentuk dasar nomina] untuk
membentuk datif jamak.

Tunggal:
1. nara + āya/ssa= narāya/narassa
(untuk atau kepada orang)
2. mātula + āya/ssa= mātulāya/mātulassa
(untuk atau kepada paman)
3. kassaka + āya/ssa= kassakāya/kassakassa
(untuk atau kepada petani)

Jamak:
1. nara + ānaṃ = narānaṃ
(untuk atau kepada orang-orang)
2. mātula + ānaṃ = mātulānaṃ
(untuk atau kepada para paman)
3. kassaka + ānaṃ = kassakānaṃ
(untuk atau kepada para petani)

Contoh dalam bentuk kalimat:

Tunggal:
1. Dhīvaro narāya macchaṃ āharati.
/nelayan untuk orang ikan membawa /
= Nelayan membawa ikan untuk orang [itu].

2. Putto mātulassa odanaṃ dadāti.


/putra kepada paman nasi memberikan/
= Putra memberikan nasi kepada paman.

25
3. Vāṇijo kassakassa ajaṃ dadāti.
/pedagang kepada petani kambing memberikan/
= Pedagang memberikan kambing kepada petani.

Jamak:
1. Dhīvarā narānaṃ macche āharanti.
/para nelayan untuk orang-orang ikan-ikan membawa/
= Para nelayan membawa ikan-ikan untuk orang-orang.

2. Puttā mātulānaṃ odanaṃ dadanti.


/Para putra kepada para paman nasi memberikan/
= Para putra memberikan nasi kepada para paman.

3. Vāṇijā kassakānaṃ aje dadanti.


/para pedagang kepada para petani kambing- kambing
memberikan/
= Para pedagang memberikan kambing-kambing
kepada para petani.

5.3 Latihan 5

5.3.1 Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

1. Vāṇijo rajakassa sāṭakaṃ dadāti.

26
2. Vejjo ācariyassa dīpaṃ āharati.
3. Migā pāsāṇamhā pabbataṃ dhāvanti.
4. Manussā Buddhehi dhammaṃ labhanti.
5. Puriso vejjāya sakaṭaṃ ākaḍḍhati.
6. Dārako hatthena yācakassa bhattaṃ āharati.
7. Yācako ācariyāya āvāṭaṃ khaṇati.
8. Rajako amaccānaṃ sāṭake dadāti.
9. Brāhmaṇo sāvakānaṃ mañce āharati.
10. Vānaro rukkhamhā patati, kukkuro vānaraṃ ḍasati.
11. Dhīvarā piṭakehi amaccānaṃ macche āharanti.
12. Kassako vāṇijāya rukkhaṃ chindati.
13. Coro kuddālena ācariyāya āvāṭaṃ khaṇati.
14. Vejjo puttānaṃ bhattaṃ pacati.
15. Tāpaso luddakena saddhiṃ bhāsati.
16. Luddako tāpasassa dīpaṃ dadāti.
17. Sīhā mige hananti.
18. Makkaṭo puttena saha rukkhaṃ āruhati.
19. Samaṇā upāsakehi odanaṃ labhanti.
20. Dārakā rodanti, kumāro hasati, mātulo kumāraṃ paharati.
21. Vānarā pabbatamhā oruhanti, rukkhe āruhanti.
22. Corā rathaṃ pavisanti, amacco rathaṃ pajahati.
23. Ācariyo dārakāya rukkhamhā sukaṃ āharati.
24. Luddako pabbatasmā ajaṃ ākaḍḍhati.
25. Tāpaso pabbatamhā sīhaṃ passati.
26. Vāṇijā kassakehi lābhaṃ labhanti.
27. Luddako vāṇijānaṃ varāhe hanati.
28. Tāpaso ācariyamhā pañhe pucchati.
29. Putto mañcamhā patati.
30. Kumārā sahāyakehi saddhiṃ nahāyanti.

27
5.3.2 Terjemahkan ke dalam Bahasa Pali

1. Para pedagang membawa kuda-kuda untuk para menteri.


2. Pemburu membunuh kambing untuk pedagang.
3. Orang menebang pohon-pohon dengan gergaji untuk petani.
4. Rusa-rusa melarikan diri dari singa.
5. Raja bersama para upasaka menghormati Buddha.
6. Para pencuri berlari dari dusun-dusun [ke] gunung-gunung.
7. Dobi pria mencuci pakaian-pakaian untuk raja.
8. Nelayan membawa serta ikan-ikan dengan keranjang-
keranjang untuk para petani.
9. Guru memasuki wihara, melihat para bhikkhu.
10. Ular menggigit kera.
11. Anak-anak laki menarik ranjang untuk brahmana.
12. Para pencuri memasuki istana dengan orang-orang.
13. Para petani memperoleh ikan-ikan dari para nelayan.
14. Babi-babi pergi dari pulau menuju gunung.
15. Raja meninggalkan istana, putra memasuki wihara.
16. Singa berbaring, kera-kera bermain.
17. Guru melindungi para putra dari anjing.
18. Para pemburu memanah rusa-rusa dengan anak-
anak panah untuk para menteri.
19. Anak-anak kecil menginginkan nasi dari paman.
20. Dokter memberikan pakaian kepada petapa.
21. Pedagang membawa serta kambing dengan pedati
untuk guru.
22. Para putra melihat bulan dari gunung.
23. Orang-orang bijaksana memperoleh manfaat dari
Dhamma.
24. Kera-kera berangkat dari dusun.

28
25. Putra membawa serta burung kakaktua dari gunung untuk
teman.
26. Dokter memasuki wihara.
27. Serigala berlari dari dusun menuju gunung melalui jalan.
28. Pedati jatuh dari jalan, anak menangis.
29. Menteri-menteri menaiki tangga, dokter menuruni
tangga.
30. Orang-orang bijaksana menanyakan pertanyaan-
pertanyaan dari (kepada) Buddha.

6
29
Pelajaran 6
6.1 Deklinasi (Penasrifan) Nomina Maskulin yang Berakhir
dengan Huruf –a,

Kasus Genitif

Infleksi-infleksi kasus genitif sangat mirip dengan yang ada dalam


kasus datif. Kasus yang berakhiran –ssa ditambahkan pada bentuk
dasar nomina untuk membentuk genitif tunggal. Kasus yang
berakhiran -ānaṃ ditambahkan [pada bentuk dasar nomina]
untuk membentuk genitif jamak.

Tunggal:
1. nara + ssa = narassa (milik orang)
2. mātula + ssa = mātulassa (milik paman)
3. kassaka + ssa = kassakassa (milik petani)

Jamak:
1. nara + ānaṃ = narānaṃ
(milik orang-orang)
2. mātula + ānaṃ = mātulānaṃ
(milik para paman)
3. kassaka + ānaṃ = kassakānaṃ
(milik para petani)

Contoh dalam bentuk kalimat:

Tunggal :
1. Narassa putto bhattaṃ yācati.

30
/milik orang putra makanan meminta/
= Putra orang [itu] meminta makanan.
= Putra orang [itu] meminta makanan.

2. Mātulassa sahāyako rathaṃ āharati.


/milik paman teman kendaraan membawa serta/
= Teman paman membawa serta kendaraan.

3. Kassakassa sūkaro dīpaṃ dhāvati.


/milik petani babi pulau berlari/
= Babi milik petani berlari menuju pulau.
= Babi petani berlari menuju pulau.

Jamak :
1. Narānaṃ puttā bhattaṃ yācanti.
/milik orang-orang para putra makanan meminta/
= Putra-putra orang-orang [itu] meminta makanan.

2. Mātulānaṃ sahāyakā rathe āharanti.


/milik para paman para teman kendaraan-kendaraan
membawa serta/
= Teman-teman para paman membawa serta
kendaraan-kendaraan.

3. Kassakānaṃ sūkarā dīpe dhāvanti.


/milik para petani babi-babi pulau-pulau berlari/
= Babi-babi para petani berlari menuju pulau-pulau.

6.2 Latihan 6

31
6.2.1 Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

1. Kassakassa putto vejjassa sahāyena saddhiṃ āgacchati.


2. Brāhmaṇassa kuddālo hatthamhā patati.
3. Migā āvāṭehi nikkhamanti.
4. Vāṇijānaṃ assā kassakassa gāmaṃ dhāvanti.
5. Mātulassa mitto Tathāgatassa sāvake vandati.
6. Amacco bhūpālassa khaggena sappaṃ paharati.
7. Vāṇijā gāme manussānaṃ piṭakehi macche āharanti.
8. Coro vejjassa sakaṭena mittena saha gāmamhā nikkhamati.
9. Upāsakassa puttā samaṇehi saha vihāraṃ gacchanti.
10. Yācako amaccassa sāṭakaṃ icchati.
11. Mittānaṃ mātulā tāpasānaṃ odanaṃ dadanti.
12. Dhīvarassa kakacena coro kukkuraṃ paharati.
13. Bhūpālassa putto amaccassa assaṃ āruhati.
14. Paṇḍitassa puttā Buddhassa sāvakena saha vihāraṃ
pavisanti.
15. Suriyo manusse rakkhati.
16. Vejjassa sunakho ācariyassa sopānamhā patati.
17. Rajakā rukkhehi oruhanti.
18. Yācakassa dārakā rodanti.
19. Luddakassa puttā corassa dārakehi saddhiṃ kīḷanti.
20. Tāpaso Tathāgatassa sāvakānaṃ odanaṃ dadāti.
21. Samaṇā ācariyassa hatthena sāṭake labhanti.
22. Coro vāṇijassa sahāyakasmā assaṃ yācati.
23. Upāsakā Tathāgatassa sāvakehi pañhe pucchanti.
24. Pāsāṇamhā migo patati, luddako hasati, sunakhā dhāvanti.
25. Vejjassa patto puttassa hatthamhā patati.
26. Kumāro mātulānaṃ puttānaṃ hatthena odanaṃ dadāti.
27. Sarā luddakassa hatthehi patanti, migā pabbataṃ dhāvanti.
28. Bhūpālassa putto amaccehi saddhiṃ pāsādasmā oruhati.

32
29. Vejjassa soṇo kassakassa sūkaraṃ ḍasati.
30. Dhīvaro manussānaṃ macche āharati, lābhaṃ labhati.

6.2.2 Terjemahkan ke dalam Bahasa Pali

1. Putra-putra brahmana mandi dengan putra menteri.


2. Teman paman memasak nasi dengan putra petani.
3. Nelayan membawa ikan-ikan ke istana raja.
4. Raja memanggil putra-putra dari para menteri dari istana.
5. Kendaraan pedagang jatuh dari gunung.
6. Para menteri raja berangkat dari istana dengan kuda-kuda.
7. Dokter milik brahmana memberikan pakaian-pakaian
kepada para petapa.
8. Anjing-anjing milik pemburu berlari dari gunung menuju
dusun.
9. Pedagang membawa serta ranjang untuk anak
dokter.
10. Rusa-rusa berlari dari gunung menuju dusun.
11. Anak kecil milik guru jatuh dari pohon petani.
12. Anjing menyantap ikan-ikan dari keranjang nelayan.
13. Para siswa Buddha pergi dari wihara menuju gunung.
14. Pemburu membunuh babi dengan anak panah untuk
teman-teman menteri.
15. Anak kecil menerima lampu dari [kedua] tangan guru.
16. Guru dokter memanggil paman dari anak kecil [itu].
17. Anak laki-laki membawa serta nasi dengan mangkuk
untuk bhikkhu.
18. Orang-orang pergi ke dusun para upasaka.
19. Babi-babi melarikan diri dari serigala-serigala.
20. Kera-kera bermain dengan rusa-rusa.

33
21. Orang bijaksana datang ke pulau raja bersama para pedagang.
22. Anak-anak kecil dari petani pergi ke gunung dengan
kendaraan-kendaraan para paman.
23. Pakaian-pakaian jatuh dari gerobak-gerobak milik para
pedagang.
24. Petapa menerima dari [kedua] tangan raja sebuah mangkuk.
25. Dobi membawa serta pakaian-pakaian untuk paman orang
[itu].
26. Para menteri raja menyantap nasi bersama para teman guru.
27. Orang-orang bijaksana melindungi pulau-pulau
milik para raja dari pencuri-pencuri.
28. Dari para petani anak-anak laki membawa serta keranjang-
keranjang untuk para nelayan.
29. Kuda petani menarik kendaraan dokter dari jalan.
30. Para bhikkhu memasuki dusun milik guru.

34
7
Pelajaran 7

7.1 Kosakata

7.1.1 Nomina Maskulin yang Berakhir dengan


Huruf –a

nāvika = pelaut
ākāsa = langit; angkasa
samudda = samudra; lautan; laut
deva / sura = dewa; dewata laki-laki
loka = dunia; alam
āloka = sinar; cahaya
sakuṇa = burung
kāka = burung gagak
nivāsa = rumah
sappurisa = orang baik
asappurisa = orang jahat
kāya = jasmani; tubuh; badan
dūta = duta; kurir; pembawa pesan; utusan
goṇa = banteng; sapi jantan

7.1.2 Verba

āhiṇḍati = berkeliaran; mengembara

35
carati = berjalan; berperilaku
nisīdati = duduk; hinggap; bertengger
sannipatati = berkumpul
viharati = berada (di); tinggal; berdiam
vasati = tinggal; berdiam
jīvati = hidup; mencari nafkah
tiṭṭhati = berdiri [; mematuhi]
uppatati = terbang; melompat
tarati = menyeberang (sungai)
uttarati = keluar (dari air)
pasīdati = menjadi senang, senang dengan

7.2 Deklinasi (Penasrifan) Nomina Maskulin yang Berakhir


dengan Huruf –a,

Kasus Lokatif

Kasus yang berakhiran –e/-mhi/-smiṃ ditambahkan pada bentuk


dasar nomina untuk membentuk lokatif tunggal. Kasus yang
berakhiran –esu ditambahkan [pada bentuk dasar nomina] untuk
membentuk lokatif jamak.

Tunggal:
1. nara + e/mhi/smiṃ = nare/naramhi/narasmiṃ
(di, di dalam, di antara, di atas,
pada orang)
2. mātula + e/mhi/smiṃ = mātule/mātulamhi/mātulasmiṃ
(di, di dalam, di antara, di atas,
pada paman)
3. kassaka + e/mhi/smiṃ = kassake/kassakamhi/

36
kassakasmiṃ
(di, di dalam, di antara, di atas,
pada petani)

Jamak :
1. nara + esu = naresu
(di, di dalam, di antara, di atas, pada
orang-orang)
2. mātula + esu = mātulesu
(di, di dalam, di antara, di atas, pada
para paman)
3. kassaka + esu = kassakesu
(di, di dalam, di antara, di atas, pada
para petani)

Contoh dalam bentuk kalimat:

Tunggal:
1. Sappo narasmiṃ patati.
= Ular jatuh di atas orang.

2. Putto mātulamhi pasīdati.


= Putra menjadi senang pada paman.

3. Vāṇijo kassakasmiṃ pasīdati.


= Pedagang menjadi senang pada petani.

Jamak :
1. Sappā naresu patanti.
= Ular-ular jatuh di atas orang-orang.

37
2. Puttā mātulesu pasīdanti.
= Putra-putra menjadi senang pada para paman.

3. Vāṇijā kassakesu pasīdanti.


= Para pedagang menjadi senang pada para petani.

7.3 Latihan 7

7.3.1 Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

1. Brāhmaṇo sahāyakena saddhiṃ rathamhi nisīdati.


2. Asappurisā corehi saha gāmesu caranti.
3. Vāṇijo kassakassa nivāse bhattaṃ pacati.
4. Bhūpālassa amaccā dīpesu manusse rakkhanti.
5. Sugatassa sāvakā vihārasmiṃ vasanti.
6. Makkaṭo rukkhamhā āvāṭasmiṃ patati.
7. Suriyassa āloko samuddamhi patati.
8. Kassakānaṃ goṇā gāme āhiṇḍanti.
9. Vejjassa dārako mañcasmiṃ sayati.
10. Dhīvarā samuddamhā piṭakesu macche āharanti.
11. Sīho pāsāṇasmiṃ tiṭṭhati, makkaṭā rukkhesu caranti.
12. Bhūpālassa dūto amaccena saddhiṃ samuddaṃ tarati.
13. Manussā loke jīvanti, devā sagge vasanti.
14. Migā pabbatesu dhāvanti, sakuṇā ākāse uppatanti.
15. Amacco khaggaṃ bhūpālassa hatthamhā ādadāti.
16. Ācariyo mātulassa nivāse mañcamhi puttena saha nisīdati.
17. Tāpasā pabbatamhi viharanti.
18. Upāsakā samaṇehi saddhiṃ vihāre sannipatanti.
19. Kākā rukkhehi uppatanti.
20. Buddho dhammaṃ bhāsati, sappurisā Buddhamhi
pasīdanti.

38
21. Asappuriso khaggena nāvikassa dūtaṃ paharati.
22. Puriso sarena sakuṇaṃ vijjhati, sakuṇo rukkhamhā
āvāṭasmiṃ patati.
23. Manussā suriyassa ālokena lokaṃ passanti.
24. Kassakassa goṇā magge sayanti.
25. Goṇassa kāyasmiṃ kāko tiṭṭhati.
26. Migā dīpasmiṃ pāsāṇesu nisīdanti.
27. Sakuṇo nāvikassa hatthamhā āvāṭasmiṃ patati.
28. Sappuriso nāvikena saha samuddamhā uttarati.
29. Kuddālo luddakassa hatthamhā āvāṭasmiṃ patati.
30. Suriyassa ālokena cando bhāsati (bersinar).

7.3.2 Terjemahkan ke dalam Bahasa Pali

1. Singa berdiri di atas batu di gunung.


2. Para pencuri memasuki rumah guru.
3. Anak-anak kecil berlari dari jalan menuju laut bersama
teman-teman.
4. Sapi-sapi jantan milik paman berkeliaran di jalan.
5. Burung-burung bertengger di atas pohon.
6. Sapi jantan menendang (menyerang) kambing dengan
kaki.
7. Serigala-serigala tinggal di gunung.
8. Raja menghormati [kedua] kaki Buddha bersama para
menteri.
9. Paman tidur di atas ranjang bersama putra.
10. Nelayan makan nasi di rumah petani.
11. Kuda-kuda dari raja tinggal di pulau.
12. Orang baik membawa serta lampu untuk petapa.
13. Dokter membawa serta pakaian menuju rumah guru.

39
14. Kera bermain bersama anjing di atas batu.
15. Pakaian jatuh di atas tubuh petani.
16. Pemburu membawa anak-anak panah di dalam
keranjang.
17. Para siswa Buddha berkumpul di wihara.
18. Dobi pria mencuci pakaian-pakaian dari para menteri.
19. Burung-burung terbang di langit.
20. Orang baik keluar dari laut bersama pelaut.
21. Dewa-dewa menjadi senang pada para siswa Buddha.
22. Para pedagang menyeberangi laut dengan para pelaut.
23. Orang baik melindungi anjing dari ular.
24. Burung-burung gagak terbang dari pohon-pohon di gunung.
25. Babi menarik ikan dari keranjang nelayan.
26. Cahaya matahari jatuh di atas orang-orang di dunia.
27. Dewa-dewa pergi melalui angkasa.
28. Anak-anak kecil bermain bersama anjing di jalan.
29. Orang jahat menarik kera dari pohon.
30. Utusan raja turun dari kuda.

40
8
Pelajaran 8

8.1 Deklinasi (Penasrifan) Nomina Maskulin yang Berakhir


dengan Huruf –a,

Kasus Vokatif

Bentuk dasar nomina yang tak berinfleksi digunakan sebagai


vokatif tunggal. Huruf –ā sebagai akhiran kasus ditambahkan
[pada bentuk dasar nomina] untuk membentuk vokatif jamak.

Tunggal :
1. nara (Wahai/Oh orang.)
2. mātula (Wahai/Oh paman.)
3. kassaka (Wahai/Oh petani.)

Jamak :
1. nara + ā = narā (Wahai/Oh orang-orang.)
2. mātula + ā = mātulā (Wahai/Oh paman-paman.)
3. kassaka + ā = kassakā (Wahai/Oh petani-petani.)

41
8.2 Paradigma (Pola Lengkap) dari Deklinasi (Penasrifan)
Nomina
Maskulin yang Berakhir dengan Huruf -a

Nara = orang; pria


Tunggal: Jamak:
Nom. naro narā
Akus. naraṃ nare
Inst. narena narehi (narebhi)
Abla. narā; naramhā; narasmā narehi (narebhi)
Dat. narāya; narassa narānaṃ
Gen. narassa narānaṃ
Lok. nare; naramhi; narasmiṃ naresu
Vok. nara narā

8.3 Deklinasi (Penasrifan) Nomina Netral yang Berakhir dengan


Huruf –a

Phala = buah
Tunggal: Jamak :
Nom. phalaṃ phalā, phalāni
Akus. phalaṃ phale, phalāni
Vok. phala phalāni

Selebihnya sama dengan deklinasi nomina maskulin yang berakhir


dengan huruf –a.

42
8.4 Kosakata

8.4.1 Nomina Netral yang Berakhir dengan Huruf – a

nayana / locana = mata


udaka / jala = air
arañña / vana = hutan
puppha / kusuma = bunga
geha / ghara = rumah
āsana = tempat duduk
paṇṇa = daun
tiṇa = rumput
khīra = susu
nagara = kota
uyyāna = taman
khetta = ladang
bhaṇḍa = barang; benda
sīla = sila; moralitas; kebajikan
dāna = dana; sedekah; derma
rūpa = objek; bentuk; wujud
dvāra = pintu
vattha = kain; pakaian

8.4.2 Verba-verba

vivarati = membuka
naccati = menari
nikkhipati = meletakkan
uṭṭhahati = bangun; bangkit
phusati = menyentuh

43
anusāsati = menginstruksikan; mengajar
ovadati = menasihati; mewejang; menganjurkan
saṃharati = mengumpulkan
āsiñcati = memerciki
akkosati = memarahi
bhindati = memecahkan; membuat pecah
pibati /pivati = minum

8.5 Latihan 8

8.5.1 Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

1. Upāsako pupphāni āharati.


2. Araññe migā vasanti, rukkhesu makkaṭā caranti.
3. Goṇā tiṇaṃ khādanti.
4. Manussā nayanehi passanti.
5. Samaṇo vihārasmiṃ āsane nisīdati.
6. Rukkhamhā paṇṇāni patanti.
7. Vāṇijā gāmamhā khīraṃ nagaraṃ haranti.
8. Bhūpālo kumārena saddhiṃ uyyāne carati.
9. Kassako khettamhi kuddālena āvāṭe khaṇati.
10. Mātulo puttassa bhaṇḍāni dadāti.
11. Upāsakā samaṇānaṃ dānaṃ dadanti, sīlāni rakkhanti.
12. Dārakā mittehi saddhiṃ udakasmiṃ kīḷanti.
13. Kassakā vāṇijehi vatthāni labhanti.
14. Kumāro uyyānamhā mātulassa kusumāni āharati.
15. Brāhmaṇassa ajā goṇehi saha vane āhiṇḍanti, tiṇāni
khādanti.
16. Sīho vanasmiṃ rukkhamūle (di kaki pohon) nisīdati.
17. Rajakā udakena āsanāni dhovanti.

44
18. Amacco dūtena saddhiṃ rathena araññaṃ pavisati.
19. Yācakassa putto udakena paṇṇāni dhovati.
20. Vāṇijā bhaṇḍāni nagaramhā gāmaṃ āharanti.
21. Tathāgatassa sāvakā asappurisānaṃ putte anusāsanti.
22. Upāsakā udakena pupphāni āsiñcanti.
23. Kumāro pattaṃ bhindati, mātulo akkosati.
24. Luddakassa putto migassa kāyaṃ hatthena phusati.
25. Goṇo khette pāsāṇamhā uṭṭhahati.
26. Rajakassa putto sāṭake mañcasmiṃ nikkhipati.
27. Sugatassa sāvako vihārassa dvāraṃ vivarati.
28. Vejjasssa dārakā gehe naccanti.
29. Paṇḍito asappurisaṃ ovadati.
30. Coro ācariyassa sakaṭaṃ pabbatasmiṃ pajahati.

8.5.2 Terjemahkan ke dalam Bahasa Pali

1. Anak-anak kecil bermain di air bersama anjing.


2. Orang jahat merusak daun-daun pohon.
3. Para raja pergi dengan kenderaan-kenderaan [ke]
taman bersama para menteri.
4. Para pedagang berangkat dari kota bersama
barang-barang.
5. Orang-orang baik memberikan derma kepada
para bhikkhu.
6. Para siswa Buddha berkumpul di taman bersama para
upasaka.
7. Pencuri turun dari pohon di hutan.
8. Orang-orang jahat menyerang kera-kera di
atas pohon-pohon dengan batu-batu.
9. Kuda dokter memakan rumput dengan sapi jantan di jalan.

45
10. Serigala-serigala tinggal di hutan-hutan, anjing-anjing
tinggal di dusun-dusun.
11. Para brahmana duduk di tempat-tempat duduk di rumah
orang bijaksana.
12. Pelaut membuka pintu-pintu rumah.
13. Putra-putra dari para nelayan menari bersama
teman-teman di taman.
14. Pedagang meletakkan ikan-ikan di dalam keranjang-
keranjang.
15. Dunia mendapatkan cahaya dari matahari.
16. Para pelaut bangkit dari tempat-tempat duduk.
17. Teman dokter menyentuh tubuh anjing dengan kaki.
18. Buddha mengajar para siswa di wihara.
19. Anak-anak laki mengumpulkan bunga-bunga dari
taman, para upasaka memerciki dengan air.
20. Burung kakaktua terbang [ke] angkasa dari rumah
pelaut.
21. Pencuri menebang pohon dengan gergaji, petani
memarahi [-nya].
22. Orang bijaksana menasihati pedagang, pedagang
menjadi senang pada orang bijaksana.
23. Utusan raja keluar dari laut dengan pelaut.
24. Para pedagang membawa serta pakaian-pakaian
untuk para petani dari kota.
25. Para dewa melindungi orang-orang baik. Orang-
orang baik menjaga sila-sila.
26. Para manusia melihat wujud-wujud dengan
[kedua] mata dengan [bantuan] cahaya matahari.
27. Daun-daun jatuh di jalan dari pohon-pohon.
28. Para upasaka meletakkan bunga-bunga di atas
altar-altar (pupphāsanesu).

46
29. Kambing-kambing meminum air dari lubang-lubang
di ladang.
30. Singa-singa bangkit dari batu di kaki pohon
(rukkhamūla).

9
Pelajaran 9

9.1 Gerund, Partisip Absolut atau yang Tidak Berinfleksi

Sufiks (akhiran) –tvā ditambahkan pada akar verba atau bentuk


dasar verba dengan atau terkadang tanpa vokal penghubung - i –
untuk membentuk gerund, partisip absolut atau yang tidak
berinfleksi.

pac + i + tvā = pacitvā = setelah memasak


khād + i + tvā = khāditvā = setelah makan
gam + tvā = gantvā = setelah pergi
han + tvā = hantvā = setelah membunuh

47
[N.b.:] Akar [verba] adalah bagian paling sederhana dari sebuah
verba tanpa prefiks (awalan), sufiks (akhiran). [Bentuk-bentuk ini]
biasanya disajikan di dalam tata bahasa Sanskerta oleh para
sarjana Barat. Bentuk dasar dibentuk dengan menambahkan
sebuah sufiks pada akar sebelum sebuah akhiran.

Sebagai contoh:

pac adalah akar, paca adalah bentuk dasar.


khād adalah akar, khāda adalah bentuk dasar.
bhuj adalah akar, bhuñja adalah bentuk dasar.
gam adalah akar, gaccha adalah bentuk dasar.

Sufiks –ya terkadang ditambahkan pada akar-akar [verba] dengan


sebuah prefiks (awalan).

ā + gam +ya = āgamma (dengan asimilasi)


= setelah datang
ā + dā + ya = ādāya
= setelah mengambil/membawa
ā + ruh + ya = āruyha (dengan metatesis)
= setelah memanjat/menaiki
ava + ruh + ya = oruyha (dengan metatesis)
= setelah turun

Perlu diperhatikan bentuk-bentuk berikut ini :

bhuñjati - bhuñjitvā, bhutvā = setelah makan


āgacchati - āgantvā, āgamma = setelah datang
hanati - hanitvā, hantvā = setelah membunuh
dadāti - daditvā, datvā = setelah memberi

48
nahāyati - nahāyitvā, nahātvā = setelah mandi
tiṭṭhati - ṭhatvā = setelah berdiri /
mematuhi
nikkhamati - nikkhamitvā, = setelah meninggalkan/
nikkhamma berangkat/keluar
pajahati - pajahitvā, pahāya = setelah menyerahkan/
melepaskan/meninggalkan/
passati - passitvā = setelah melihat; tetapi
disvā lebih lazim
digunakan dari akar
[kata Sanskerta] dṛṡ
untuk melihat, alih-alih
passitvā.
uṭṭhahati - uṭṭhahitvā, uṭṭhāya = setelah bangun/bangkit
Contoh dalam bentuk kalimat :

1. Kassako khettamhā āgantvā bhattaṃ bhuñjati.


= Petani menyantap makanan setelah datang dari ladang.

2. Vānarā rukkhaṃ āruyha phalāni khādanti.


= Kera-kera memakan buah-buahan setelah memanjat
pohon.

3. Dārako bhattaṃ yācitvā rodati.


= Anak kecil [itu] menangis setelah meminta makanan.

4. Samaṇo Buddhaṃ passitvā vandati.


= Setelah melihat Buddha, bhikkhu [itu] memberi
penghormatan [kepada Beliau].

49
9.2 Latihan 9

9.2.1 Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

1. Upāsako vihāraṃ gantvā samaṇānaṃ dānaṃ dadāti.


2. Sāvako āsanamhi nisīditvā pāde dhovati.
3. Dārakā pupphāni saṃharitvā mātulassa datvā hasanti.
4. Yācakā uyyānamhā āgamma kassakasmā odanaṃ yācanti.
5. Luddako hatthena sare ādāya araññaṃ pavisati.
6. Kumārā kukkurena saddhiṃ kīḷitvā samuddaṃ gantvā
nahāyanti.
7. Vāṇijo pāsāṇasmiṃ ṭhatvā kuddālena sappaṃ paharati.
8. Sappuriso yācakassa putte pakkositvā vatthāni dadāti.
9. Dārako āvāṭamhi patitvā rodati.
10. Bhūpālo pāsādamhā nikkhamitvā amaccena saddhiṃ
bhāsati.
11. Sunakho udakaṃ pivitvā gehamhā nikkhamma magge
sayati.
12. Samaṇā bhūpālassa uyyāne sannipatitvā dhammaṃ
bhāsanti.
13. Putto nahātvā bhattaṃ bhutvā mañcaṃ āruyha sayati.
14. Vāṇijā dīpamhā nagaraṃ āgamma ācariyassa gehe vasanti.
15. Rajako vatthāni dhovitvā puttaṃ pakkosati.
16. Vānarā rukkhehi oruyha uyyāne āhiṇḍanti.
17. Migā vanamhi āhiṇḍitvā paṇṇāni khādanti.
18. Kumāro nayanāni dhovitvā suriyaṃ passati.
19. Nāvikassa mittā nagarasmā bhaṇḍāni ādāya gāmaṃ
āgacchanti.
20. Dārako khīraṃ pivitvā gehamhā nikkhamma hasati.
21. Sappurisā dānāni datvā sīlāni rakkhitvā saggaṃ gacchanti.
22. Sūkaro udakamhā uttaritvā āvāṭaṃ oruyha sayati.

50
23. Tāpaso Tathāgatassa sāvakaṃ disvā vanditvā pañhaṃ
pucchati.
24. Asappuriso yācakassa pattaṃ bhinditvā akkositvā gehaṃ
gacchati.
25. Sakuṇā gāme rukkhehi uppatitvā araññaṃ otaranti.
26. Paṇḍito āsanamhā uṭṭhahitvā tāpasena saddhiṃ bhāsati.
27. Dārako gehā nikkhamma mātulaṃ pakkositvā gehaṃ
pavisati.
28. Devā sappurisesu pasīditvā te (mereka) rakkhanti.
29. Kumārassa sahāyakā pāsādaṃ āruyha āsanesu nisīdanti.
30. Goṇā khettamhi āhiṇḍitvā tiṇaṃ khāditvā sayanti.

9.2.2 Terjemahkan ke dalam Bahasa Pali

1. Petani memasuki ladang setelah berangkat dari rumah.


2. Setelah membabarkan (deseti) Dhamma, Buddha
memasuki wihara.
3. Raja pergi [ke] wihara setelah menjadi senang pada
Buddha [dan] meninggalkan istana.
4. Anak kecil [itu] tertawa setelah turun dari tangga.
5. Anak laki-laki berlari [ke] rumah setelah memukul ular
dengan batu.
6. Orang [itu] memakan buah-buahan setelah pergi [ke]
hutan [dan] memanjat pohon.
7. Setelah mencuci pakaian-pakaian dengan air, dobi
pria membawa serta [mereka] [ke] rumah.
8. Setelah membunuh kambing, singa [itu] makan
setelah duduk di atas batu.
9. Setelah melihat barang-barang dari para pedagang, dokter
berangkat dari kota.
10. Setelah membobol rumah, para pencuri berlari [ke] hutan.

51
11. Setelah berkeliaran di ladang, babi jatuh di dalam lubang.
12. Nelayan membawa serta ikan-ikan dari laut untuk para
petani.
13. Setelah membawa barang-barang dari kota, guru
datang [ke] rumah.
14. Setelah berdiri di atas gunung, pemburu memanah
burung-burung dengan anak-anak panah.
15. Setelah memakan rumput-rumput di taman, sapi-sapi
jantan tidur di jalan.
16. Setelah turun dari kereta perang, raja berbicara
dengan petani-petani.
17. Setelah meninggalkan rumah, pria [itu] memasuki
wihara.
18. Setelah memberikan ikan-ikan kepada para pedagang, para
nelayan menerima keuntungan-keuntungan.
19. Setelah menanyakan pertanyaan dari bhikkhu,
upasaka [itu] duduk di tempat duduk.
20. Setelah melihat orang-orang jahat, para siswa
Buddha menasihati [mereka].
21. Setelah memarahi anak kecil [itu], brahmana [itu]
memukul [-nya].
22. Setelah menanyakan pertanyaan-pertanyaan dari
Buddha, para dewa menjadi senang.
23. Setelah menggigit kaki guru, anjing [itu] berlari [ke] rumah.
24. Setelah bermain dengan kambing di jalan, kera memanjat
pohon.
25. Setelah datang dari hutan, petapa menerima pakaian
dari orang baik.
26. Setelah meminum air, anak kecil [itu] memecahkan
mangkuk.
27. Setelah menasihati putra-putra dari para petani, setelah

52
bangkit dari tempat-tempat duduk, para bhikkhu pergi
[ke] wihara.
28. Setelah menyeberangi laut, pelaut pergi [ke] pulau.
29. Setelah memanggil para paman, anak kecil [itu]
menari di rumah.
30. Setelah mencuci pakaian-pakaian [dan] mandi, petani
keluar dari air.

10
Pelajaran 10

10.1 Infinitif

Sufiks (akhiran) -tuṃ ditambahkan pada akar verba atau bentuk


dasar verba dengan atau terkadang tanpa vokal penghubung – i –
untuk membentuk infinitif.

53
pac + i + tuṃ = pacituṃ = untuk memasak
khād + i + tuṃ = khādituṃ = untuk makan
gam + tuṃ = gantuṃ = untuk pergi
dā + tuṃ = dātuṃ = untuk memberikan
ṭhā + tuṃ = ṭhātuṃ = untuk berdiri
(Skt. sthā)
pā + tuṃ = pātuṃ / = untuk minum
pivituṃ

Contoh dalam bentuk kalimat :

1. Kassako khettaṃ kasituṃ icchati.


= Petani berharap untuk membajak ladang.

2. Dārako phalāni khādituṃ rukkhaṃ āruhati.


= Anak kecil memanjat pohon untuk memakan buah-
buahan.

3. Manussā samaṇehi pañhe pucchituṃ vihāraṃ āgacchanti.


= Orang-orang datang [ke] wihara untuk menanyakan
pertanyaan-pertanyaan dari para bhikkhu.

4. Kumārā kīḷituṃ mittehi saha samuddaṃ gacchanti.


= Anak-anak laki-laki pergi ke laut dengan teman-
teman untuk bermain.

10.2 Latihan 10

10.2.1 Terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia

54
1. Kumārā vanamhi mittehi saha kīḷitvā bhattaṃ bhuñjituṃ
gehaṃ dhāvanti.
2. Migā tiṇaṃ khāditvā udakaṃ pātuṃ pabbatamhā uyyānaṃ
āgacchanti.
3. Vāṇijassa putto bhaṇḍāni āharituṃ rathena nagaraṃ
gacchati.
4. Yācako mātulassa kuddālena āvāṭaṃ khaṇituṃ icchati.
5. Amaccā bhūpālaṃ passituṃ pāsādamhi sannipatanti.
6. Goṇā uyyāne āhiṇḍitvā kassakassa khettaṃ āgacchanti.
7. Upāsakā samaṇānaṃ dānaṃ dātuṃ vihāraṃ pavisanti.
8. Rathena nagaraṃ gantuṃ puriso gehasmā nikkhamati.
9. Brāhmaṇo vejjena saddhiṃ nahāyituṃ udakaṃ otarati.
10. Coro amaccassa gehaṃ pavisituṃ uyyāne āhiṇḍati.
11. Sīho pabbatamhi sayitvā uṭṭhāya migaṃ hantuṃ oruhati.
12. Udakaṃ otaritvā vatthāni dhovituṃ rajako puttaṃ pakkosati.
13. Tathāgataṃ passitvā vandituṃ upāsako vihāraṃ pavisati.
14. Khettaṃ kasituṃ kassako kuddālaṃ ādāya gehā nikkhamati.
15. Sarehi mige vijjhituṃ luddakā sunakhehi saha araññaṃ
pavisanti.
16. Narā gāmamhā nikkhamitvā nagare vasituṃ icchanti.
17. Sakuṇe passituṃ amaccā kumārehi saha pabbataṃ āruhanti.
18. Pabbatasmā rukkhaṃ ākaḍḍhituṃ vāṇijena saha kassako
gacchati.
19. Phalāni khādituṃ makkaṭā rukkhesu caranti.
20. Paṇḍito sugatassa sāvakehi saddhiṃ bhāsituṃ icchati.
21. Samuddaṃ taritvā dīpaṃ gantvā vatthāni āharituṃ vāṇijā
icchanti.
22. Pupphāni saṃharitvā udakena āsiñcituṃ upāsako kumāre
ovadati.
23. Ajassa kāyaṃ hatthehi phusituṃ dārako icchati.
24. Brāhmaṇassa gehe āsanesu nisīdituṃ rajakassa puttā icchanti.

55
25. Pātuṃ udakaṃ yācitvā dārako rodati.

10.2.2 Terjemahkan ke dalam Bahasa Pali

1. Kambing-kambing berkeliaran di taman untuk


meminum air setelah memakan daun-daun.
2. Orang jahat berharap untuk memukul anjing dengan
kaki.
3. Teman-teman pergi [ke] taman untuk bermain dengan
anjing-anjing.
4. Upasaka berharap untuk menasihati para putra
setelah datang [ke] rumah.
5. Dewa berharap untuk berbicara dengan Buddha
setelah pergi [ke] wihara.
6. Orang baik berharap untuk memberikan derma
setelah menjaga sila-sila.
7. Babi-babi berlari dari dusun untuk memasuki hutan.
8. Petani meminta cangkul dari pedagang untuk
menggali lubang-lubang di ladang.
9. Para upasaka berkumpul di wihara untuk menghormati
Buddha.
10. Paman berangkat dari rumah untuk memanggil nelayan.
11. Para petani berharap untuk mendapatkan sapi-sapi jantan;
para pedagang berharap untuk mendapatkan kuda-kuda.
12. Raja berharap untuk meninggalkan istana.
13. Orang-orang pergi [ke] hutan untuk mengumpulkan
buah-buahan untuk anak-anak kecil setelah membawa
keranjang-keranjang.
14. Petani mengembara di hutan untuk memotong
rumput (rumput-rumput) untuk sapi-sapi jantan.

56
15. Orang-orang berharap untuk tinggal di rumah-rumah
di kota dengan para putra.
16. Setelah berdiri di atas batu, anak kecil [itu] melihat
bunga-bunga di pohon-pohon.
17. Setelah menerima pakaian dari guru, dokter menjadi
senang.
18. Pemburu memanggil teman untuk menarik kambing
dari hutan.
19. Pelaut memanggil para pedagang untuk menyeberangi laut.
20. Setelah bangkit dari tempat duduk, orang baik berharap
untuk berbicara dengan bhikkhu.
21. Anak-anak kecil berharap untuk mandi setelah turun
[ke] air.
22. Menteri menaiki kuda untuk memanah rusa-rusa
setelah pergi [ke] hutan.
23. Anak laki-laki berharap untuk memasak nasi untuk
teman-teman dari paman.
24. Serigala-serigala berangkat dari hutan untuk
memasuki ladang-ladang dari para petani.
25. Orang-orang berharap untuk melihat objek-objek
dengan [kedua] mata dengan cahaya matahari.

57

Anda mungkin juga menyukai