1. Prefiks yaitu awalan, misalnya a, ma, ka, pa, pi, paka, paha
2. Infiks yaitu sisipan, misalnya in, um, er, el
3. Sufiks yaitu akhiran, misalnya a, en, i, an, aken
4. Konfiks yaitu imbuhan gabungan (awalan dan akhiran, misalnya pa-an,
ka-an, ka-aken.
1. PREFIKS (AWALAN)
Infiks atau sisipan adalah suatu unsur yang disipkan pada sebuah kata.
Pada umumnya terletak diantara konsonan dan vokal suku kata pertama.
Namun apabila suatu kata diawali dengan vokal, maka infiks terletak
diawal kata
Contoh:
- Rākṣa + in = rinaksa (dijaga)
- Rākṣa + um = rumaksa (menjaga)
- Gigi + er = gerigi (banyak gigi)
- Tapak + el = telapak (banyak tapak)
3. SUFIKS (AKHIRAN)
Konfiks atau imbuhan gabungan adalah dua unsur struktural yang yang
dipakai sekaligus pada satu kata dasar. Imbuhan ini pada umumnya
mengalami proses samdhi.
Contoh:
- Pa + malaku + an = pamalakuan – pamalakwan (perjalanan)
- Ka + sura + an = kasurān (keberanian)
- Ma + kabeh + an = makabehan (kesemuanya)
- Pa + ngaji + an = pangajian (tempat berguru)
- Ka + hudan + an = kahudanan (kehujanan)
SAṀDHI SWARA
Apabila pada rangkaian kata dasar dan imbuhan (awalan, sisipan, dan
akhiran) atau dalam rangkaian dua kata terdapat dua buah huruf vokal,
seringkali huruf vokal tersebut luluh. Luluhnya huruf vokal tersebut
disebut dengan saṁdhi. Dengan kata lain, apabila huruf vokal bertemu
dengan huruf vokal yang lain, dapat mengalami penggabungan.
SYARAT – SYARAT SAṀDHI SWARA
1. Dua vokal yang sama dapat menjadi satu, tetapi berubah menjadi
bunyi panjang (dirgha)
a + a = ā i + i = ī u + u = ū
a + ā = ā i + ī = ī u + ū = ū
ā + ā = ā ī + ī = ī ū + ū = ū
Contoh:
- Ma + ajar = mājar (berkata)
- Nguni + ikang = ngunīkang (lebih itu)
- prabhu + uttama = prabhūttama (raja utama)
SYARAT –SYARAT SAṀDHI SWARA
2. Bunyi “ê” di belakang vokal lain selalu hilang serta yang tertinggal
hanya vokal yang mendahuluinya
a + ê = o
i + ê = i
u + ê = u
ö + ê = ö
Contoh:
- Wawa + ên = wawan (bawakanlah)
- Weli + ên = welin (belikanlah)
- Tuju + ên = tujun (arahkanlah)
- Rengö + ên = rengön (dengarkanlah)
SYARAT –SYARAT SAṀDHI SWARA
a + u = o
a + i = e
Contoh:
- a + umah = omah (rumah)
- Maha + uttama = mahottama (maha utama)
- Kapa + ingin = kapengin (tertarik/ terpikat)
- Naga + indra = nagendra (naga Indra)
SYARAT – SYARAT SAṀDHI SWARA
3. Bunyi “u”, “i”, dan “o” diikuti bunyi lain, tetapi bukan e maka menjadi:
u + an = w
i + aken = y
o + aken = w
Contoh:
- Sinusu + an = sinuswan (disusui)
- Manguni + aken = mangunyaken (mendahului)
- Inaso + aken = inaswaken (diberikan)
JENIS SAṀDHI SWARA
Menunjukkan Per-samdhi-an
FUNGSI
Untuk menyatakan huruf ‘r’ yang
TANDA luluh
DIRGHA
Untuk menyatakan kepemilikan
Tanda dirgha yang terdapat pada nama orang dapat berfungsi untuk
menujukkan jenis kelamin perempuan. Tanda dirgha ini terletak pada akhir
kata.
Contoh:
- Kośalyā
- Sumitrā
- Kaikeyī
- Sitā
- Draupadī
2. Untuk menyatakan “Samdhi”
Tanda dirgha dapat digunakan ketika terdapat swara samdhi dengan huruf
yang sama baik dalam satu kata maupun dua kata.
Contoh:
- Ka + ajar = kājar (diajar)
- Prabhu + uttama = Prabhūtama (raja utama)
- Hari + iśwara = Harīśwara (Sang Hyang Wisnu)
3. Untuk menyatakan huruf “r” yang luluh
Contoh:
- Ikur – ikū (ekor)
- Rarah – rāh (darah)
- Rarat – rāt (darat/dunia)
4. Untuk menyatakan kepemilikan
Contoh:
- Śrengga – srenggī (mempunyai tanduk)
- Tantra – tantrī (mempunyai kekuatan)
- Śaśa – śaśī (mempunyai bulan)
5. Untuk menyatakan pasang pageh
Tanda dirgha dapat digunakan untuk menyatakan pasang pageh atau kata-
kata yang memang demikian adanya tanpa ada rumusan tertentu
Contoh:
- Tumūt (ikut)
- Strī (isteri)
- Ādi (pertama)
- Astā (anak panah)
KATA GANTI ORANG
PERSONA KATA GANTI ORANG KATA GANTI MILIK