BENNY ARIANTA
130302010
SKRIPSI
BENNY ARIANTA
130302010
BENNY ARIANTA
130302010
Skripsi Sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
NIM : 130302010
Perairan Sungai Casanova Desa Namu Suro Kecamatan Biru-Biru Kabupaten Deli
Serdang” merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis ini telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Benny Arianta
NIM : 130302010
Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing
Mengetahui
ABSTRAK
ABSTRACT
Research has been conducted with the title of Diversity of Fish in Casanova
River, District of Biru-biru, Deli Serdang Regency, North Sumatera. This research is
done by purposive sampling method that is three different research station based on
community activity. Sampling was conducted 10 repetitions at each research station. The
results showed that the diversity of fish in the Casanova River consists of two orders, two
families, six genera and four species. The diversity of fish that is watered by the
Casanova River blue-Sibiru District Deli Regency is classified into two orders, four
families and four species. The species obtained are Oreochromis niloticus, Hampala
macrolepidota, Mystacoleucus marginatus, Barbodes Schwanenpelldi. The highest total
abundance value of Fish was found in station II that is equal to 0,27 ind / m2 and the
lowest at station I and III that is equal to 0,26 ind / m2 0,2 ind / m2.
The index of diversity of fish was lowers 0.92 ind / m2 while the uniformity index
was found 1.46 which shows uniform fish uniformity, the dominance index is around
0.62 so that the dominant species is Oreochromis niloticus. Current velocity, and
Brightness correlate significantly to fish diversity.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena atas berkat rahmat serta
ikan di Sungai Casanova Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang”. Skripsi ini
merupakan satu diantara beberapa syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana
1. Kedua orangtua penulis, ayahanda tercinta Beren Beluh Ginting dan ibunda
tercinta Bunga Br Tarigan yang telah memberi dukungan doa, semangat dan
2. Ibu Dr. Eri Yusni. M.Sc. Selaku Ketua Komisi Pembimbing Bapak Zulham
Afandy, S.Kel, M.Si S. Kel,M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah
memberikan ilmu, masukan arahan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini
3. Ibu Dr. Eri Yusni, M.Sc selaku Ketua Program Studi, dan Bapak Zulham Afandy,
serta Bapak Ibu dosen, staf pengajar dan pegawai di lingkungan Progam Studi
Utara.
sayangi yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam
berlangsung yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.
6. Seluruh keluarga besar IMK St. Fransiskus Xaverius FP USU dan KMK St. Albertus
Magnus USU yang memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.
Akhir kata penulis berharap semoga Tuhan yang Maha Esa selalu memberikan
kasih-Nya kepada kita dan skripsi ini dapat bermanfaat dalam penelitian selanjutnya serta
dapat menjadi sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan, khususnya di bidang
Benny Arianta
Penulis lahir di Namo Puli, 04 Desember 1994 dari Bapak Beren Beluh
Ginting dan Ibu Bunga Br Tarigan. Penulis adalah anak Pertama dari tiga orang
bersaudara.
SMA RK DELI MURNI DELITUA dengan jurusan IPA pada tahun 2010-2013.
Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui Seleksi Nasional Masuk
USU, Badan Pegurus Harian Ikatan Mahasiswa Katolik (IMK) FP USU Periode 2015-
2016, anggota aktif UKM St. Albertus Magnus USU, serta melaksanakan Praktik Kerja
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................ 1
Perumusan masalah ........................................................................ 4
Tujuan .............................................................................................. 4
Manfaat ............................................................................................ 4
Kerangka pemikiran penelitian........................................................ 5
TINJAUAN PUSTAKA
Ekosistem Sungai ............................................................................ 7
Baku mutu Sungai ........................................................................... 10
Ikan .................................................................................................. 12
Morfologi Ikan................................................................................. 13
Habitat Ikan ..................................................................................... 18
Ekologi Ikan .................................................................................... 20
Parameter Fisika Kimia Perairan ..................................................... 21
Suhu ..................................................................................... 21
Kecepatan Arus .................................................................... 22
Kedalaman ........................................................................... 23
Kecerahan ............................................................................ 23
pH................ ......................................................................... 24
DO... ..................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Sungai merupakan suatu aliran air yang melintasi permukaan bumi dan membentuk
alur aliran atau morfologi aliran air. Morfologi sungai menggambarkan keterpaduan antara
karakteristik abiotik (fisik, hidrologi, sedimen) dan karakteristik biotik (biologi atau ekologi
flora dan fauna) daerah yang dilaluinya. Faktor yang berpengaruh pada morfologi sungai
tidak hanya faktor biotik dan abiotik saja, namun juga campur tangan manusia. Pengaruh
campur tangan manusia ini dapat mengakibatkan perubahan morfologi sungai yang lebih
daerah sekitar sungai digunakan untuk pemukiman, lahan pertanian,bahkan tambang pasir.
Adanya dinamika tersebut akan mengakibatkan suatu sungai berada dalam keseimbangan
ekologis sejauh sungai itu tidak menerima bahan-bahan asing dari luar. Pada batas-batas
kisaran tertentu pengaruh bahan asing ini masih dapat ditolerir dan kondisi keseimbangan
Bila pada suatu daerah misalnya, kepadatan suatu organisme berlimpah, dan karena
suatu sebab faktor lingkunganya berubah maka dapat terjadi penurunan kepadatan populasi
secara drastis, umpamanya karena adanya pengaruh pencemaran yang berupa racun.
Sebaliknya, bila pada suatu daerah kepadatan suatu jenis organisme rendah, karena adanya
pencemaran dapat pula terjadi peningkatan kepadatan populasi yang tinggi, umpamanya
meningkat. Jelas ada suatu hubungan yang erat antara organism dengan lingkungannya (Suin,
2002).
Namu Suro, Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang. Air sungai Casanova berasal
dari aliran sungai Seruai yang mata airnya yang terletak di Desa Negeri Suah dan Desa
Sarang Kulit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang dan hilir sungai Casanova
ini terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Aktivitas masyarakat
di sekitar kawasan Sungai Casanova meliputi aktivitas wisata, aktivitas rumah tangga,
kegiatan penggalian pasir, aktivitas pertanian dan aktivitas perikanan. Dari kegiatan
jadi sangat wajar kawasan Sungai Casanova ini dipadati banyak pengunjung setiap hari
libur. Maka di asumsikan di masa yang akan datang kawasan Sungai Casanova ini tidak
sesuai lagi dengan daya dukung kawasannya karena pengaruh banyaknya pengunjung
pengunjung yang datang maka akan berpengaruh juga terhadap penurunan kualitas air
Ikan merupakan salah satu organisme aquatik yang rentan terhadap perubahan
lingkungan, terutama yang diakibatkan pembuangan limbah cair atau padat kebadan air
sebagai hasil aktivitas manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Limbah-
limbah hasil buangan yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia tersebut
memengaruhi kualitas perairan, baik fisik, kimia, maupun biologi. Karena ini
memengaruhi kehidupan penyebaran ikan dalam suatu perairan (Rifai et al., 1983).
asam atau sulfida, tetapi tidak menghindar pada perairan yang mengandung ammonia
atau tembaga. Ikan mempunyai batas kemampuan untuk memilih daerah yang aman bagi
kehidupannya, karena hal tersebut tergantung dari sifat dan kadar pencemar atau kadar
racun suatu perairan (Fachrul, 2007). Berbagai aktivitas yang terdapat di sekitar daerah
aliran sungai dapat menurunkan kualitas lingkungan perairan yang pada akhirnya dapat
Sungai Casanova berpengaruh terhadap faktor fisika, kimia dan biologi serta berdampak
pada keberadaan ikan pada sungai Casanova tersebut, oleh karena itu diperlukan analisis
dampak kegiatan wisata terhadap kualitas air Sungai Casanova yang terletak di Desa
Perumusan Masalah
menimbulkan pengaruh besar terhadap air sungai. Penurunan kualitas air secara langsung
maupun tidak langsung akan berdampak pada kondisi perairan dan keanekaragaman ikan
di Sungai. Sumber pencemar berasal aktivitas wisata seperti mandi (rekreasi) serta
adanya galian pasir oleh masyarakat setempat menjadi permasalahan yang perlu dikaji
Sungai Casanova ?
Tujuan Penelitian
sungai Casanova
air.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi bagi masyarakat sekitar dan
instansi terkait mengenai keberlanjutan wisata sungai Casanova yang ditinjau dari aspek
daya dukung kawasan dan kondisi faktor fisika dan kimia serta pengaruhnya terhadap
keanekargaman ikan yang diakibatkan kegiatan dari kegiatan masyarakat sekitar kawasan
sungai Casanova sehingga dapat dijadikan aspek dasar pengelolaan dan informasi wisata
Sungai Casanova.
Kerangka Pemikiran
Sungai Casanova memiliki potensi yang dapat dijadikan kawasan wisata. Akan
tetapi jika sungai Casanova tidak memiliki manajemen dan pengelolaan yang baik maka
akan menyebabkan kerusakan ekosistem sungai yang dapt menggangu organisme yang
menyebabkan perubahan pada kualitas air baik secara fisika, kimia dan biologi. Aktivitas
kelimpahan ikan disekitar kawasan sungai Casanova, maka dari itu perlu dilakukannya
Pengelolaan terhadap kawasan wisata sungai Casanova agar ekosistem sungai tetap
terjaga. Berdasarakan permasalahan diatas kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 1
Keanekaragaman Ikan
Rekomendasi Pengelolaan
Ekosistem Sungai
Ekosistem sungai pada umumnya terbentuk oleh beberapa anak sungai yang menyatu
dan membentuk suatu aliran sungai yang besar. Ciri khas sebuah sungai di mulai daerah
bagian hulu yang biasanya berawal dari dataran tinggi yang hanya berupa parit kecil, aliran
deras, air dingin, dan pergerakaan air secara turbulen, mempunyai hidrograf aliran dengan
puncak-puncak yang tajam sewaktu mendaki (rising stage) dan menurun (fallen stage),
gradien hulu sungai cukup curam dan sangat aktif mengikis air secara turbulen, dasar sungai
terdiri batuan. Semakin jauh ke hilir, sungai tersebut akan menyatu dengan anak-anak sungai
(Setiawan, 2009).
Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peranan penting
dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi
daerah sekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai dapat dipengaruhi oleh karakteristik yang
dimiliki oleh lingkungan sekitarnya. Sungai juga mempunyai berbagai komponen biotik dan
abiotik yang saling berinteraksi membentuk suatu jalinan fungsional yang saling
Menurut Setiawan (2009), sungai merupakan salah satu tipe ekosistem perairan umun
yang berperan bagi kehidupan biota dan juga kebutuhan hidup manusia untuk berbagai
penyebaran organisme di dalamnya, akan tetapi setiap organisme memiliki kebutuhan dan
preferensi lingkungan yang berbeda untuk hidup yang terkait dengan karakteristik
lingkungannya.
baik sungai, danau, ataupun lautan. Hewan ini sudah lama menjadi salah satu sumber daya
pangan yang dimanfaatkan oleh manusia karena mempunyai nilai ekonomis yang besar.
Sifatnya yang mobil, dalam batas tertentu ikan dapat memilih bagian perairan yang layak
bagi kehidupannya. Ikan-ikan tertentu akan menghindarkan diri dari kondisi perairan yang
pencemaran asam atau sulfida, tetapi tidak menghindar pada perairan yang mengandung
amonia atau tembaga. Akan tetapi, ikan mempunyai kemampuan terbatas untuk memilih
daerah yang aman bagi kehidupannya, karena hal tersebut tergantung dari sifat dan kadar
Ikan itu vertebrata akuatik dan bernapas dengan insang (beberapa jenis ikan bernapas
melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/ gelembung udara). Mempunyai
otak yang terbagi menjadi regio-regio. Otak itu dibungkus dalam kranium (tulang kepala)
yang berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang-menulang. Ada sepasang mata. Kecuali ikan
siklostomata, mulut ikan itu disokong oleh rahang (agnatha = ikan tak berahang). Telinga
hanya terdiri dari telinga dalam, berupa saluran-saluran semisirkular, sebagai organ
darah dari jantung melalui insang lalu ke seluruh bagian tubuh lain. Tipe ginjal adalah
Bentuk dasar tubuh eksternal ikan sangat bervariasi: bentuk fusiform, membulat,
panjang, pipih dorso-ventral atau latero-lateral dan dilengkapi dengan beberapa sirip. Bentuk
eksternal ikan merupakan bentuk adaptasi dengan faktor lingkungan tempat hidupnya. Bagian
eksternal tersebut juga merupakan tempat hidup bagi beragam organisma baik yang bersifat
komensal, oportunis maupun obligat parasit atau patogen. Pada keadaan yang tidak
lapisan eksternal tubuh ikan Ikan memiliki variasi warna menurut spesies, jenis kelamin,
perkembangan masa birahi, atau sebagai bentuk penyamaran. Warna tersebut dapat berubah
manakala terjadi gangguan kesehatan contoh, perubahan sisik. Sisik-sisik tersebut merupakan
salah satu bentuk proteksi eksterna. Pada setiap spesies-spesies ikan, sisik tubuh memiliki
variasi bentuk dan ukuran. Sisik juga dapat menjadi petunjuk usia ikan. (Irianto, 2005).
Sungai memiliki tiga bagian kondisi lingkungan yaitu hulu, hilir dan muara
1. Pada bagian hulu, kualitas airnya lebih baik, yaitu lebih jernih, mempunyai variasi
2. Pada bagian hilir mempunyai potensial tercemar jauh lebih besar sehingga
kandungan kimiawi dan biologis lebih bervariasi dan cukup tinggi. Pada umumnya
3. Muara sungai letaknya hampir mencapai laut atau pertemuan sungai-sungai lain, arus
air sangat lambat dengan volume yang lebih besar, banyak mengandung bahan
terlarut, lumpur dari hilir membentuk delta dan warna air sangat keruh.
disebut sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Hubungan timbal balik dalam suatu
ekosistem memiliki tingkat keserasian dan tingkat keselarasan yang tinggi dalam
perjalanan ruang dan waktu. Ekosistem air tawar merupakan sumber daya air yang paling
praktis dan murah untuk kepentingan domestik maupun industri. Selain itu ekosistem air
tawar menawarkan sistem pembuangan berbagai jenis limbah yang memadai dan paling
perairan alami tersebut, tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu (Barus, 2004).
memberikan protein hewani seperti ikan dan udang. Sungai di beberapa tempat, misalnya
Sungai juga menyediakan air bagi manusia baik untuk berbagai kegiatan seperti
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energy atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditoleransi
keberadaannya di dalam air, sedangkan kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai
masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Klasifikasi dan kriteria mutu
air mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang menetapkan mutu air ke dalam
1. Kelas satu, peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan tau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
2. Kelas dua, peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana / sarana kegiatan rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukan lain yang
4. Kelas empat, peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi tanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
Pembagian kelas ini didasarkan pada tingkatan baiknya mutu air berdasarkan
kemungkinan penggunaannya bagi suatu peruntukan air. Peruntukan lain yang dimaksud
dalam kriteria kelas air di atas, misalnya kegunaan air untuk proses produksi dan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001, baku mutu air adalah
ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus
ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Segala
aktivitas yang dilakukan manusia di sekitar sungai diperkirakan akan mengubah faktor
fisika dan kimia perairan baik secara langsung maupun tidak langsung dan akan
berdampak negatif bagi makhluk hidup yang memanfaatkannya. Limbah yang dibuang ke
sungai mempengaruhi kualitas air serta fungsi dan struktur ekosistem sungai serta dapat
Kualitas dari air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi
penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya, sehingga semakin jelek kualitas
air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang
dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia,
biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping
Ikan
Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus
merupakan hewan vertebrata dan dimasukkan ke dalam filium Chordata yang hidup dan
berkembang di dalam air dengan menggunakan insang. Ikan mengambil oksigen dari
lingkungan air di sekitarnya. Ikan juga mempunyai anggota tubuh berupa sirip untuk
menjaga keseimbangan dalam air sehingga ia tidak tergantung pada arus atau gerakan air
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi
masyarakat karena relatif mudah didapat karena harganya yang terjangkau. Banyak jenis
ikan yang dikembangkan di Indonesia meliputi perikanan air tawar, air asin (laut), dan air
payau atau tambak (Mareta, 2011). Perhatian terhadap ikan berharga murah dan
pemprosesannya menjadi bahan makanan yang berharga lebih mahal merupakan hal yang
Ikan merupakan salah satu sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan
hidup manusia. Manusia telah memanfaatkan ikan sebagai bahan pangan sejak beberapa
abad yang lalu. Sebagai bahan pangan, ikan mengandung zat gizi utama berupa protein,
lemak, vitamin dan mineral. Protein ikan menyediakan lebih kurang 2/3 dari kebutuhan
antara 15-25%/100 g daging ikan. Kandungan lemak daging merah ikan lebih tinggi
dibandingkan daging putih ikan. Jumlah mineral pada daging ikan hanya sedikit. Ikan
juga dipandang sebagai sumber kalsium, besi, tembaga, dan yodium (Junianto, 2003).
Morfologi Ikan
Ikan merupakan organism akuatik dan bernafas dengan insang. Tubuh ikan terdiri
atas caput, truncus dan caudal. Batas yang nyata antara caput dan truncus disebut tepi caudal
operculum dan sebagai batas antara truncus dan ekor disebut anus. Kulit ikan terdiri dari
dermis dan epidermis. Dermis terdiri dari jaringan pengikat dilapisi oleh epithelium. Di
antara sel-sel epithelium terdapat kelenjar uniseluler yang mengeluarkan lender yang
ikan bernafas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang/ gelembung
udara. Otak ikan terbagi menjadi regioregio yang dibungkus dalam kranium (tulang
kepala) dan berupa kartilago (tulang rawan) atau tulang menulang. Bagian kepala ikan
terdiri atas sepasang mata, mulut yang disokong oleh rahang, telinga yang hanya terdiri
dari telinga dalam dan berupa saluran-saluran semisirkular sebagai organ keseimbangan.
Ikan memiliki jantung yang berkembang dengan baik. Sirkulasinya menyangkut aliran
seluruh darah dari jantung melalui insang lain ke seluruh bagian tubuh lain. Tipe ginjal
hidup lebih baik dibawah kondisi lingkungan tertentu dan sifat genetik yang membuat
organisme menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup. Ikan di sungai juga mengalami
morfologi ikan adalah salah satu wujud pola adaptasi ikan dalam suatu habitat. menurut
(Kottelat et al, 1993) secara umum morfologi ikan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu
paling belakang (PK). Pada bagian ini terdapat mulut,rahang atas dan bawah, gigi,
hidung, mata, insang dan alat tambahanlainnya. Beberapa tipe utama posisi mulut ikan
protratile .
Ekor merupakan bagian tubuh yang terletak di permulaan sirip dubur hingga
ujung sirip ekor terbelakang. Pada bagian ini terdapat anus, sirip dubur dan sirip ekor.
Menurut Rahardjo, dkk (2011) menyatakan pada bagian tubuh ikan terdapat
beberapa sirip tapi tidak semua ikan memiliki sirip yang lengkap. Ada 5 tipe sirip pada
1. Sirip ventral, berperan sebagai alat penyeimbang agar posisi ikan stabil. Pada
beberapa ikan penghuni dasar perairan sirip ventralnya berubah bentuk menjadi
semacam alat yang digunakan untuk mencengkram substrat dan sebaggai alat
penyalur sperma.
2. Sirip pektoral mempunyai bentuk yang beragam. Pada ikan perenang cepat seperti
ikan tuna sirip pektoral cenderung panjang dan meruncing. Sebaliknya pada ikan
3. Sirip dorsal mempunyai banyak variasi. Sirip dorsal yang memanjang ditemukan
anal menyatu dengan sirip kaudal yang ditemukan pada ikan belida. Pada ikan seribu
jantan sirip anal berubah menjadi gonopodium yang berfungsi sebagai penyalur
sperma.
5. Sirip kaudal berperan dalam gerak bereng sebagai pendorong dan sekaligus berfungsi
sebagai kemudi untuk berbelok ke kiri atau ke kanan. Sirip ekor mempunyai berbagai
bentuk, yakni: bundar, berpinggiran tegak, berbentuk tunggal, bulan sabit, seperti
Bagian anggota badan yang lain adalah sisik. Ada dua macam sisik, yaitu sisik
sikloid dan sisik stenoid. Tipe ctenoid (ctenos = sisir), Berbentuk sisir, tipis, berupa suatu
jernih yang tersusun dari suatu lamina fibrosa yang tertutup oleh lapisan tulang yang
mengalami modifikasi. Ada garis konsentris dan radier, terdapat pada ikan Teleostei.
Gambar 5. Sisik ikan bertulang sejati (A) : sisik cyloid (i) dan ctenoid
(ii) (Casteel, 1976).
Badan merupakan bagian yang berfungsi untuk melindungi organ dalam. Bentuk
ikan yang tipis dan kuat memudahkan dalam berenang. Bagian badan bermulai dari
belakang operculum sampai belakang anus. Bagian anggota badan antara lain: sirip, baik
yang tunggal maupun yang berpasangan. Sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur
memiliki dua sirip punggung, bagian depan terdiri dari duri dan yang kedua terdiri dari
duri di bagian depan diikuti oleh jari-jari yang lunak dan umumnya bercabang. Pada ikan
bersirip punggung tunggal, jari-jari bagian depan tidak bersekat dan mungkin mengeras,
sedangkan jari-jari di belakangnya lunak atau besekat dan umumnya bercabang (Kottelat
Habitat Ikan
Sungai adalah salah satu habitat perairan air tawar yang berasal dari air hujan
pada suatu alur yang panjang diatas permukaan bumi, dan merupakan salah satu badan air
lotik yang utama, yaitu badan sungai dengan air yang mengalir (lotik) dan badan sungai
dengan air tidak mengalir (lentik). Sungai juga merupakan suatu perairan terbuka yang
Sungai memiliki beberapa ciri antara lain: memiliki arus, resident time (waktu
tinggal air), organisme yang ada memiliki adaptasi biota khusus, substrat umumnya
berupa batuan, kerikil, pasir dan lumpur, tidak terdapat stratifikasi suhu dan oksigen,
1996).
Secara ekologis menurut Odum (1996) sungai memiliki dua zona utama yaitu:
Daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan
dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat.
Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus yang dapat melekat atau berpegang
dengan kuat pada dasar yang padat dan oleh ikan yang kuat berenang
Bagian air yang dalam kecepatan arus sudah berkurang, lumpur dan materi lepas
cendrung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak, tidak sesuai untuk bentos
permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan pada beberapa plankton.
yaitu
a. Daerah Litoral, merupakan daerah air dangkal sehingga sinar matahari dapat
menembus sampai dasar perairaan. Organisme didaerah ini tanaman yang berakar
(bakung dan rasau), udang, ikan ikan kecil (Rasbora spp., Betta sp., Hemirhamphodon sp.
Dan sebagainya).
b. Daerah Limnetik, merupakan terbuka yang masih dapat ditembus oleh sinar matahari.
Organisme didaerah ini adalah Ombok sp., Clarias sp. Nandus nebulosus, Pristolepis sp
tidak dapat menembusnya. Umumnya ikan yang berada didaerah ini adalah Calarias sp.
Ekologi Ikan
Ikan merupakan hewan vertebrata dan dimasukkan kedalam filum chordate yang
hidup dan berkembang di dalam air dengagn menggunakan insang. Ikan mengambil
oksigen dari lingkungan air dan sekitarnya. Ikan juga mempunyai anggota tubuh berupa
sirip untuk menjaga keseimbangan dalam air sehingga ia tidak tergantung pada arus atau
lingkungan. Organisme yang dapat hidup pada selang faktor lingkungan yang lebar (euri),
cenderung akan tersebar luas pula di permukaan bumi ini, sebaliknya jenis organisme
yang hanya dapat hidup pada selang faktor lingkungan yang sempit (steno)
Menurut Myers (1951) ikan yang ditemukan di perairan air tawar secara garis
1. Ikan primer adalah kelompok ikan yang tidak atau sedikit bertoleransi terhadap air
laut misalnya Cyprinidae dan Clariidae. Air asin bertindak sebagai pembatas
distribusi ikan.
tawar tetapi cukup bertoleransi terhadap salinitas, sehingga mereka dapat masuk ke
laut dan kadang kala melintasi hambatan air asin misalnya Cichlidae.
3. Ikan diadromus adalah kelompok ikan yang secara reguler beruaya antara perairan
4. Ikan vicarious adalah kelompok ikan laut yang bukan peruaya yang hidup di perairan
5. Ikan komplementer adalah kelompok ikan laut peruaya yang mendominasi habitat
tawar bila itidak ada ikan primer dan sekunder misalnya belanak dan Obi.
6. Ikan sporadik adalah kelompok ikan yang kadangkala masuk perairan atau yang
dapat hidup dan memijah di antara salah satu perairan misalnya belanak.
lingkungan pada waktu tertentu. Untuk indikator biologi dapat memantau secara kontiniu
air selain indikator kimia dan fisika. Organisme perairan dapat digunakan sebagai
indikator pencemaran karena habitat, mobilitas danumurnya yang relatif lama mendiami
organisme perairan, seperti distribusi, komposisi, kelimpahan dan mortalitas. Suhu juga
oksigen menjadi lebih tinggi. Peningkatan suhu perairan sebesar 10oC, menyebabkan
terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sebanyak dua sampai
2. Arus
Kecepatan arus bervariasi di tempat-tempat yang berbeda dari aliran yang sama
(membujur atau melintang dari poros arah aliran). Kecepatan arus dipengaruhi oleh
ketinggiannya cukup besar maka arus air akan semakin besar. Kecepatan arus akan
mempengaruhi jenis dan sifat organisme yang hidup di perairan tersebut. kecepatan arus
adalah faktor penting di perairan mengalir. Kecepatan arus besar (> 5 m/detik)
mengurangi jenis flora yang dapat tinggal sehingga hanya jenis-jenis yang melekat saja
yang tahan terhadap arus dan tidak mengalami kerusakan fisik (Murijal, 2012).
3. Kedalaman
Di perairan yang dalam, penetrasi cahaya matahari tidak sampai ke dasar, karena
itu suhu air di dasar perairan yang dalam lebih rendah dibandingkan dengan suhu air di
dasar perairan yang dangkal. Tipe substrat perairan dipengaruhi oleh adanya arus dalam
Dasar perairan yang kedalaman airnya berbeda akan dihuni oleh organisme atau
4. Kecerahan
Faktor cahaya yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat-sifat optis dari
air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorbsi dan sebagian lagi akan
dipantulkan ke luar dari permukaan air kondisi optik dalam air selain dipengaruhi oleh
intensitas cahaya matahari, juga dipengaruhi oleh substrat dan benda-benda lain yang
terdapat di dalam air, vegetasi yang ada di sepanjang aliran air juga dapat mempengaruhi
Kecerahan air sungai semakin ke hilir semakin rendah. Semakin ke hilir semakin
banyak material yang ada di dalam air sungai yang semakin menurunkan kecerahan air
sungai berakibat pada pada penurunan kecerahan air sungai. Kekeruhan air sungai
ditunjukkan oleh banyaknya material yang tersuspensi di dalam air sungai. Sedimen
tersuspensi dari daratan dibawa oleh aliran permukaan saat hujan turun. Pada musim
Derajat keasaman (pH) merupakan satu dari parameter kimia perairan yang dapat
dijadikan indikasi kualitas perairan.Perairan yang baik memiliki nilai pH yang normal
yaitu 7 pH yang berkisar antara 6,5 – 8,5 masih cukup baik bagi kehidupan ikan dan biota
lainnya. pH yang tinggi pada suatu perairan merupakan perairan yang produktif (Rahayu,
2004).
6. DO (Demand Oxygen)
Oksigen di perairan bersumber dari udara maupun hasil proses fotosintesis dan
fitoplankton dan tumbuhan air. Hilangnya oksigen diperairan di karena akan respirasi
organisme akuatik dan dekomposisi bahan organik oleh mikroba dalam kondisi aerob.
Apabila di perairan tidak tersedia oksigen yang cukup maka akan mengakibatkan
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober
2017 Penelitian ini dilaksanakan di daerah Wisata Sungai Casanova Desa Namu Suro
Gambar 7.
Adapun alat yang digunakan adalah kamera digital, GPS, buku, alat tulis untuk
menulis dan kalkulator, keping secchi, cool box, Bola, dan peralatan analisa kualitas air
maupun data primer, akuades ,alkohol 70 % , Bahan kimia yang digunakan untuk analisis
Data yang dikumpulkan di lapangan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer yang diambil adalah data parameter fisika, kimia air sungai Casanova dan Spesies
Ikan yang ada di kawasan sungai casanova tersebut. Data yang nilainya langsung didapat
dari lapangan meliputi nilai temperatur, pH, arus, kecerahan, oksigen terlarut.
Data sekunder yang diambil adalah melalui studi literatur (studi pustaka), jurnal
penelitian di lokasi lain dan buku-buku yang terkait dengan penelitian ini. Data yang
Prosedur Penelitian
masyarakat. Ditetapkan 3 (tiga) stasiun pengamatan dimana pada setiap stasiun ada 1
(satu) titik dengan 3 (tiga) kali pengulangan dengan kriteria seperti terlihat pada deskripsi
area.
Stasiun I
Stasiun ini terletak di Desa Namu Suro, Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli
Serdang. Yang secara geografis terletak pada 03o24’51,0’’ LU dan 098o 42’01,1’’ BT.
Daerah ini merupakan daerah yang belum dijumpai aktivitas wisata (Kontrol). Stasiun 1
Gambar 8. Stasiun 1
Stasiun II
Stasiun ini terletak di Desa Namu Suro, Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli
Serdang yang secara geografis terletak pada 03o25’15,0’’ LU dan 098o41’55,5’’ BT. Pada
daerah ini banyak dijumpai Wisata serta ada juga pemukiman disekitar daerah tersebut
akan tetapi jarak dari tepi sungai ke daerah pemukiman penduduk berjarak sekitar 50
Stasiun III
Stasiun ini terletak di Desa Namu Suro, Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli
Serdang yang secara geografis terletak pada 03o25’23,2’’ LU dan 098o42’01,1’’BT. Pada
daerah ini banyak dijumpai pertanian, perkebunan, perikanan. Stasiun 3 dapat dilihat
pada gambar 10
Pengukuran parameter fisika, dan kimia air dilakukan dengan dua cara, yakni
secara langsung (insitu) dan secara tidak langsung (eksitu). Pengukuran langsung
Parameter kualitas air dan metode analisis pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.
kimia perairan. Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan menebar jala dengan luas
diameter 5 m2 ditiga stasiun dengan tiga kali pengulangan pada masing-masing stasiun.
Penebaran jala dilakukan secara acak (Purposive sampling) di setiap stasiun pengambilan
sampel. Sampel ikan yang diperoleh dimasukkan ke dalam toples plastik dan diawetkan
Suhu (0C)
Suhu air diukur dengan menggunakan termometer air raksa berskala 0-100 0C
yang dimasukkan pada badan air kira-kira 10 menit sampai penunjuk pada skala konstan.
Kecerahan (m)
dimasukkan ke dalam air hingga tidak tampak dari permukaan, kemudian diukur panjang
pH (potential of Hydrogen)
ke dalam air lalu di cocokkan pH Indikator dengan angka yang tertera pada kotak pH
Indikator tersebut.
Kecepatan Arus
Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan yang sangat penting baik pada
perairan lotik maupun pada perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran
organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air
akan bervariasi secara vertikal. Arus air pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen,
yaitu arus air bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian
dari perairan tersebut. Selain itu dikenal arus laminar, yaitu arus air yang bergerak ke
Di perairan yang dalam, penetrasi cahaya matahari tidak sampai ke dasar, karena
itu suhu air di dasar perairan yang dalam lebih rendah dibandingkan dengan suhu air di
dasar perairan yang dangkal. Tipe substrat perairan dipengaruhi oleh adanya arus dalam
Winkler, yaitu sampel air dimasukkan ke dalam botol Winkler, lalu ditambahkan masing-
masing 1 ml MnSO4 dan KOH-KI ke dalam botol tersebut dan dihomogenkan. Sampel
H2SO4, dihomogenkan dan didiamkan hingga terbentuk endapan coklat. Sampel diambil
100 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan Na2S2O3 0,0125 N
hingga berwarna kuning pucat, lalu sampel ditetesi amilum sebanyak 5 tetes dan
Na2S2O3 0,0125 N hingga terjadi perubahan warna menjadi bening. Volume Na2S2O3
Analisis Data
Ikan
Data ikan yang diperoleh dihitung nilai kepadatan populasi, kepadatan relatif,
(keseragaman) dan Indeks Similaritas dengan persamaan Michael (1994) dan Krebs
(1985) sebagai berikut: Data ikan yang diperoleh dihitung nilai Kelimpahan, Kelimpahan
Keanekaragaman
berikut:
dimana :
Pi = proporsi spesies ke –i
ln = logaritma Nature
Keseragaman
H’ = Indeks keanekaragaman
Jika nilai E mendekati 1, maka sebaran individu antar generatif relatif sama.
Sebaliknya jika nilai E mendekati 0, terdapat kelompok genera yang jumlahnya lebih dari
Kelimpahan
Kelimpahan ikan adalah jumlah ikan yang ditemukan pada suatu stasiun
pengamatan per satuan luas transek pengamatan. Perhitungan kelimpahan ikan yang
berada di sungai dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukanan oleh Odum
Keterangan:
Kelimpahan Relatif
ikan yaitu meliputi kelimpahan jenis ikan, indeks keanekaragaman ikan, indeks
keseragaman ikan dan indeks dominasi ikan. Kelimpahan jenis ikan dihitung dengan
Dominasi (Di)
Penentuan jenis ikan yang dominan di dalam kawasan penelitian, ditentukan
Hasil
biru kabupaten Deli serdang Sumatera Utara didapatkan jenis ikan yangtermasuk
kedalam dua ordo, dua famili, empat genus dan 4 spesies. Seperti terlihat pada Tabel 2
berikut:
cm-7 cm; panjang ekor: 1,5 cm-2,3 cm; lebar bukaan mulut: 1 cm-1,7 cm. Ikan nila
(Oreochromis niloticus) merupakan genus ikan yang dapat hidup dalam kondisi
lingkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas air yang rendah, sering kali
ditemukan hidup normal pada habitat-habitat yang ikan dari jenis lain tidak dapat hidup.
Bentuk dari ikan nila panjang dan ramping berwarna kemerahan atau kuning keputih-
putihan. Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan 3 : 1. Ikan nila memiliki rupa
yang mirip dengan ikan mujair, tetapi ikan ini berpunggung lebih tinggi dan lebih tebal,
ciri khas lain adalah garis-garis kearah vertikal disepanjang tubuh yang lebih jelas
dibanding badan sirip ekor dan sirip punggung. Mata kelihatan menonjol dan relatif besar
rusuk terputus menjadi 2 bagian dan letaknya memanjang dari atas sirip dan dada, bentuk
sisik stenoid, sirip kaudal rata dan terdapat garis-garis tegak lurus. Mempunyai jumlah
sisik pada gurat sisi 34 buah. Sebagian besar tubuh ikan ditutupii oleh lapisan kulit
dermis yang memiliki sisik. Sisik ini tersusun seperti genteng rumah, bagian muka sisik
menutupi oleh sisik yang lain. sirip punggung tajam dan memanjang.
kepala: 1,2 cm-2,3 cm; lebar badan: 2 cm- 3,5 cm; panjang ekor: 3 cm- 4 cm; lebar
bukaan mulut: 1,5bcm-2,3 cm; Ikan Hampala macrolepidota adalah salah satu genus dari
famili Cyprinidae yang memiliki ciri-ciri bibir atas terpisah dari moncong oleh suatu
lekukan yang jelas, pangkal bibir atas terpisah oleh lapisan kulit moncong, mulut terminal
atau subterminal, gurat sisi mempunyai 25-30 sisik, sirip perut depan datar atau
punggung.
Terdapat tiga genus Hampala berdasarkan pola bercak hitam di tubuhnya yaitu,
Hampala ampalong mempunyai dua bercak hitam besar sepanjang gurat sisi, satu
dibawah sirip punggung dan satu terletak di ujung sirip dubur. Hampala bimaculata
mempunyai dua bercak hitam melintang sisi badan, satu dibawah sirip punggung dan satu
di depan batang ekor. Hampala macrolepidota pada ikan yang berukuran besar memiliki
bercak hitam antara sirip punggung dengan sirip perut yang kemudian menjadi samar-
samar pada ikan yang sangat besar. bentuk tubuh pipih, tipe mulut terminal, tipe ekor
homocercal, tipe sisik sikloid. Ikan ini memiliki tubuh berwarna kuning perak, pada
bagian ekor berwana merah dan pada bagian pinggiran berwarna hitam, memiliki mulut
yang besar.
Morfologi: panjang total: 11, 5 cm-13 cm; panjang kepala: 2,1cm-3,1cm; Lebar
badan: 3,1 cm-4,6 cm; panjang ekor: 1,9 cm-2,5 cm; lebar bukaan mulut: 1,3cm-2,5cm;
tipe ekor homocercal; tipe sisik sikloid; bentuk tubuh pipih; bibir bagian atasnya terpisah
dari moncongnya ikan cencen termasuk dalam famili cyprinidae memiliki ciri-ciri yaitu
bentuk tubuh pipih dan panjang dengan punggung meninggi, kepala kecil, moncong
meruncing oleh suatu lekukan yang jelas, pangkal bibir tertutup oleh lipatan kulit
moncong, memiliki empat sungut. sirip punggung dan sirip ekor warna abu-abu atau
kekuningan, sirip dubur berwarna orange, dan terdapat duri di depan sirip punggung.
Secara morfologik ikan cencen memiliki bentuk tubuh yang menyerupai jenis ikan
diantaranya ikan tawes, puntius javanicus namun ikan ini memiliki bentuk yang lebih
kecil, ikan cencen berkerabat dekat dengan ikan bilih serta memiliki warna keperakan dan
sirip kekuningan selain itu ikan cencen memiliki bentuk yang lebih ramping. Sampel ikan
cencen yang diperoleh memiliki panjang total berkisar 14 cm, ikan ini juga memiliki
tonjolan sangat kecil, memanjang dari tulang mata sampai ke moncong dan dari dahi ke
antara mata, terdapat duri mendatar di depan sirip punggung, mempunyai sungut.
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diperoleh nilai Kepadatan (ind/m2), Kepadatan Relatif (%) dan Frekuensi
Kehadiran (%) Ikan (K, KR, dan FK) pada setiap spesies yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 3: Nilai Kepadatan (ind/m2), Kepadatan Relatif (%) dan Frekuensi Kehadiran (%) Ikan pada Setiap Stasiun Pengamatan di
Sungai Casanova
N Spesies Stasius I Stasiun II Stasiun III
o
K KR FK K (ind/ KR FK K (ind/ KR FK
(ind/ m2) m2)
m2) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Oreochromis niloticus 0,2 77,42 0,77 0,18 58,33 0,66 0,13 62,5 0,63
2 Hampala macrolepidota 0,01 3,23 0,03 0,03 8,33 0,09 0,03 12,5 0,13
Keterangan:
memiliki nilai K, KR, dan FK pada stasiun I, II, III adalah 0,01 ind/m2, 3,23%,
0,03%, 0,03 ind/m2, 8,33%, 0,09% dan 0,03 ind/m2, 12,5%, 0,13% nilai K, KR,
dan FK tertinggi terdapat pada stasiun II dan III. Hal ini disebabkan karena ikan
yang memiliki kecepatan arus yang tenang Menurut Asmawi (1986) Hampala
paling menyukai lokasi di lubuk sungai yang beraliran tenang dan dalam.
memudahkan Hampala mencari makan. ikan ini lebih memilih dekat di daerah
yang berpasir, bebatuan sebagai bendungan dan kerikil hal ini berkaitan juga
karakter ikan dalam mencari makan. Berhubungan dengan stasiun empat yang
memiliki kecepatan arus 0,44 m/detik, perairan yang dalam dan berpasir.
nilai K, KR, dan FK pada stasiun I, II, III adalah 0,2ind/m2, 77,42%, 0,77%, 0,18
ind/m2, 58,33%, 0,66% dan 0,13ind/m2, 62,5%, 0,63% . nilai K, KR, dan FK
tertinggi terdapat pada stasiun II dan I..Tingginya nilai K, KR, dan FK dari
ikan yang memiliki sifat hidup di perairan yang memiliki arus deras dan berbatu.
memiliki nilai K, KR, dan FK pada stasiun I, II, III adalah 0,03ind/m2, 9,68%,
KR, dan FK tertinggi terdapat pada stasiun II dan III. Ikan Mystacoleucus
marginatus merupakan ikan yang memiliki sifat hidup di perairan yang memiliki
merupakan ikan yang menyukai habitat perairan berarus dan berbatu. Ikan Cencen
lainnya, sampel ikan cencen yang diperoleh dalam praktikum kali ini yaitu
ditangkap di lokasi Sungai Tuntungan menggunakan alat setrum. Pada saat musim
hujan ikan ini sulit untuk didapat. Hal ini sesuai dengan Munir (2010) yang
menyatakan bahwa selama ini ikan diperoleh dengan cara menangkap langsung
dari habitat aslinya seperti sungai - sungai dan danau menggunakan berbagai alat
tangkap. Sebagai akibatnya ikan ini sudah termasuk kelompok ikan langka, jika
kondisi ini berlangsung terus menerus tidak mungkin suatu saat ikan akan punah
betina.
Ikan cencen yang termasuk dalam famili cyprinidae ini sudah mulai sangat
sulit ditangkap, hal ini karena berbagai aktivitas masyarakat yang sudah dilakukan
di Sungai. Selain itu ketika suhu air dingin maka ikan cencen akan menghindar
dan sangat sulit ditemukan. Ikan cencen hidup pada perairan yang berarus yaitu
sungai. Hal ini sesuai dengan Kaban (2010) yang menyatakan bahwa apabila suhu
air dingin maka ikan cencen akan menghindar dan sangat sulit ditemukan. Ikan
cencen memiliki sifat biologis yang membutuhkan banyak oksigen dan hidup di
perairan tawar dengan suhu tropis 22-28 0C, serta pH ±7. Ikan cencen merupakan
ikan yang dapat ditemukan hidup pada perairan yang berarus yaitu sungai.
dan kondisi habitat dan lingkungannya dingin sehingga ikan tidak terlalu banyak
sungai, dan dataran banjir khususnya musim hujan. Ikan cencen dapat ditemukan
di anak – anak aliran sungai, penyebaran ikan ini hampir disemua perairan tawar
lainnya. Penyebaran alami ikan ini tercatat di Sungai Mekong, Chao Phraya,
Semenanjung Malaya, Sumatera dan Jawa. Hal ini sesuai dengan Dalimunthe
(2014) yang menyatakan bahwa ikan cencen ditemukan hidup di sungai dan anak-
anak sungai. Distribusi ikan ini yakni dari sungai besar ke anak-anak sungai, dan
dataran banjir khususnya musim hujan, mulai dari sungai besar ke anak-anak
sungai, dan dataran banjir khususnya musim hujan. Penyebaran alami ikan ini
Jawa.
memiliki nilai K, KR, dan FK pada stasiun I, II, III adalah 0,03 ind/m2, 9,68%,
0,10%, 0,03 ind/m2, 8,33%, 0,09% dan 0,01 ind/m2, 4,17%, 0,04% . nilai K, KR,
dan FK tertinggi terdapat pada stasiun I dan II. Ikan Barbodes schwanenfeldii
ikan yang memiliki sifat hidup di perairan yang memiliki arus deras dan berbatu.
menyukai habitat perairan berarus dan berbatu. Dari hasil identifikasi yang
ikan air tawar yang memiliki bentuk tubuh agak memanjang, ujung mulut yang
runcing dan memiliki warna sirip yang kuning dan pada bagian sisiknya terdapat
warna sisik yang merah kekuningan, dimana memiliki panjang tubuh sebesar 18
cm. Hal ini sesuai dengan Purba dan Khan (2010), yang menyatakan bahwa
agak memanjang dan piph, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral)
terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya, dan terdapat sungut di mulutnya.
ikan Lemeduk mempunyari ciri-ciri yaitu SL 320, LL 30-33, terdapat sisik 5 1/2
antara awal sirip punggung dan gurat sisi, tidak ada tubuh keras pada moncong, 6-
9 baris bintik-bintik berwarna sepanjang barisan sisik, terdapat bintik bulat besar
pada batang ekor, batang ekor dikelilingi 16 sisik dan bagian depan sirip
ekor bercagak, tubuhnya memanjang dan agak pipih, warna tubuhnya berliris
kuning putih. Hasil pengamatan ini didukung oleh Rukmana (1997) yang
(gill raker), badan polos (tidak ditemukan bintik hitam di sepanjang tubuhnya),
sirip ekor panjang dan meruncing, panjang tubuh maksimum (total length) 72 cm,
lebih cepat bertumbuh ketika berumur muda karena pada saat itu ikan Lemeduk
ini karena makanan diubah menjadi energi dan digunakan untuk memperbaiki sel-
sel tubuh yang rusak. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ikan Lemeduk
ini sesuai dengan Fajarwati (2006), yang menyatakan bahwa bahwa ikan ini biasa
kecil sampai sedang, terdiri dari 25 spesies dan penyebarannya di Asia Selatan
Nilai K, KR, dan FK antara Stasiun I, II, dan III dengan nilai K, KR, dan
spesies yang diperoleh yang mndominasi pada setiap stasiunnya adalah ikan
nya budidaya ikan Oreocrhomis niloticus sekitaran perairan sungai casanova yang
dan Dominansi
diperoleh dengan hasil 1,03, 1,00, 0,88. Tergolong dalam nilai keanekaragaman
rendah. Menurut Krebs (1985), nilai indeks keanekaragaman (H’) berkisar antara
jumlah spesies yang sedikit sedangkan penyebaran spesies relatif merata. Menurut
individu dalam setiap jenisnya karena suatu komunitas walaupun banyak jenisnya
tetapi bila penyebarannya tidak merata maka keanekaragaman jenis dinilai rendah.
keanekaragaman biota pada suatu daerah, bila nilainya semakin tinggi, maka
individu dalam setiap jenisnya karena suatu komunitas walaupun banyak jenisnya
tetapi bila penyebarannya tidak merata maka keanekaragaman jenis dinilai rendah.
keanekaragaman biota pada suatu daerah, bila nilainya semakin tinggi, maka
Odum, 1994. )
Nilai Indeks Keseragaman (E) pada stasiun I, II, dan III yang ditunjukkan
pada Tabel 3 diperoleh hasil 0,47, 0,72, 0,64. Nilai ini menunjukan kemerataan
antara spesies relatif merata atau jumlah individu masing-masing spesies relatif
kekayaan individu yang dimiliki masing-masing spesies sangat jauh berbeda dan
jika E mendekati 1 maka kemerataan antara spesies relatif merata atau jumlah
Nilai indeks dominansi jenis ikan (C) pada stasiun I, II,III yang
ditunjukkan pada Tabel 3 diperoleh hasil 1,03, 0,37, 0,45 jenis ikan yang
ditemukan pada setiap stasiun yang berarti bahwa ada satu spesies yang
mendominasi dan diikuti dengan nilai indeks keseragaman jenis ikan yang kecil,
nilai dominansi yang rendah berarti bahwa tidak ada spesies yang mendominasi
pada setiap stasiun tersebut dan diikuti dengan indeks keseragaman jenis ikan
yang besar. Hal ini sesuai dengan Ardani dan Organsastra (2009) yang
mendekati 0 maka dominansi rendah artinya tidak ada satu spesies yang
Nilai indeks dominansi jenis ikan (C) Pada stasiun I, II, dan III yaitu
sebesar 1,46. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dominansi ikan diperairan sungai
Casanova dalam kategori rendah artinya masih banyak ditemukan berbagai jenis
Kelimpahan
Berdasarkan data nilai Kelimpahan jenis ikan pada ketiga stasiun tersebut
diperoleh nilai kelimpahan 0,26, 0,27, dan 0,2 jenis ikan nya adalah Oreochromis
biologis yang membutuhkan banyak oksigen dan hidup di perairan tawar dengan
niloticus ini banyak dijumpai. Menurut Kottelat et al., (1993), Ikan ini dalam
habitat aslinya adalah ikan yang berkembang biak di sungai, danau dan rawa-rawa
dengan lokasi yang disukai adalah terdapat aliran air yang berarus deras.
Berdasarkan data nilai kelimpahan relatif dapat dilihat bahwa spesies ikan
aktivitas (kontrol) masyarakat dan tergolong berarus deras serta masih banyaknya
niloticus banyak di jumpai. Kelimpahan relatif tertinggi pada stasiun III adalah
tenang dan pada stasiun III merupakan stasiun yang dekat dengan lahan pertanian,
Oreochromis niloticus. Menurut Kottelat et al., (1993), Ikan ini dalam habitat
aslinya adalah ikan yang berkembang biak di sungai, danau dan rawa-rawa
dengan lokasi yang disukai adalah terdapat aliran air. Ikan ini memiliki sifat
biologis yang membutuhkan banyak oksigen dan hidup di perairan tawar dengan
niloticus ini banyak di jumpai pada staiun II. Kelimpahan relatif tertinggi pada
niloticus sering ditemukan karena habitat ikan ini hidup diperairan yang berarus
Parameter Fisika
Suhu
Pada Tabel ini dapat dilihat bahwa hasil pengukuran suhu yang diperoleh
berkisar antara 28 – 300C. Pada stasiun I dan II sebesar 280C, stasiun III sebesar
290C. Adanya variasi temperatur pada setiap stasiun diduga disebabkan karena
yang relatif rendah didapatkan pada pengambilan sampel pada pagi hari (pukul
07.30 WIB).
fisiologis dari organisme air, seperti dijelaskan oleh hukun Van’t Hoffs kenaikan
temperatur sebesar 100C akan meningkatkan metabolisme sebesar 2-3 kali lipat,
luas (euryterm) dan ada jenis yang mempunyai kisaran toleransi yang sempit
(stenoterm).
Kisaran suhu optimal bagi kehidupan ikan di perairan tropis antara 280C –
320C. Pada suhu 180C – 250C ikan masih dapat bertahan hidup, tetapi nafsu
makannya mulai menurun. Apabila suhu 120C – 180C mulai berbahaya bagi ikan
sedangkan pada suhu dibawah 120C ikan tropis akan mati kedinginan. Suhu
suhu artinya bila suhu meningkat maka kelarutan oksigen dalam air akan
ikan konsumsi oksigen senantiasa meningkat bilamana suhu naik disebabkan oleh
2001 masih berada dalam baik dan sesuai dengan nilai ambang batas.
Kedalaman
Nilai kedalaman air pada stasiun pengamatan berkisar antara 40-50 cm.
Kedalaman tertinggi terdapat pada stasiun II dan III sebesar 50 cm, hal ini
kedalaman pada stasiun I dikarenakan di stasiun I adalah daerah kontrol dan tidak
yang sama kedalaman Sungai Casanova berkisar antara 40 – 50 cm. Hal ini
terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kedalaman sungai
Kecepatan Arus
Nilai kecepatan arus yang diperoleh dari hasil pengukuran berkisar antara
0,23 – 0,44 m/det. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun III sebesar 0,44 m/det dan
terendah pada stasiun I sebesar 0,2 m/det. Kisaran arus yang diperoleh umum
dijumpai pada perairan daerah tropis dan masih mendukung bagi kehidupan ikan.
Berdasarkan penelitian Fisesa (2014), pada sungai yang sama kecepatan arus
Sungai casanova berkisar antara 0,23 – 0,44 m/det. Hal ini terlihat bahwa
perubahan kisaran arus pada Sungai Casanova tidak berubah signifikan selama
berdasarkan kecepatan arusnya yaitu: arus yang sangat cepat (>1 m/dtk), arus
yang cepat (0,5-1 m/dtk), arus yang sedang (0,25-0,5 m/dtk), arus yang lambat
(0,1-0,25 m/dtk), dan arus yang sangat lambat (<0,1 m/dtk). Dalam penelitian ini
Kecerahan
pada setiap stasiun berkisar 39-40. Hal ini dapat disebabkan karena adanya
perbedaan kanopi atau naungan di setiap stasiun. Menurut Barus (2004) bahwa,
memiliki peranan yang penting juga bagi kehidupan ikan. Penetrasi cahaya yang
terukur di setiap stasiun berada pada kisaran antara 0,39 m – 0,40 m. Nilai
Kecerahan tertinggi terdapat pada stasiun 2 dan stasiun 3 sedangkan terendah pada
padatan tersuspensi, warna air dan penetrasi cahaya yang datang, sehingga dapat
DO
Oksigen terlarut (DO) yang terukur pada setiap stasiun berkisar 5,33 mg/l.
Nilai ini masih dianggap ideal untuk pertumbuhan ikan. Menurut Effendie (1997),
nilai DO yang baik untuk pertumbuhan ikan adalah diatas 5 mg/l. Untuk melihat
larut dalam air pada temperatur lapangan yang diukur. Nilai oksigen pada ketiga
bahwa, defisit oksigen terlarut dapat ditimbulkan oleh beberapa hal seperti laju
fotosintesis yang tidak optimal, gerakan air yang lambat sehingga menyebabkan
absorbsi oksigen dari udara ke dalam air tidak berlangsung dengan baik, dan
Nilai pH air pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 7,6-7,9. Nilai pH
tertinggi terdapat pada staiun 1 dan terendah pada stasiun 2. Menurut Siagian
Kesimpulan
empat yaitu sebesar 0,3 ind/m2dan yang terendah pada stasiun satu dan tiga
Saran
Saran untuk penelitian ini adalah perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai Analisis dan Dampak dari Kegiatan Masyarakat serta Panjang dan
Bobot Ikan di Perairan Sungai Casanova desa Namu Suro Kecamatan Sibiru-biru.
Barus, T.A.1991. Metodologi Ekologi untuk Menilai Kualitas Suatu Perairan Lotik.
Lilik, B. P. B., Ratna, S., Andry, I. 2011. Kualitas Air Sungai Cisadane, Jawa
Barat-Banten. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sumantry, D. 2012. Pengukuran Debit Dan Kualitas Air Sungai Cisalak Pada
Tahun 2012. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif. Bogor.
Sumich, J.L. 1992. An Introduction to The Biology of Marine Life Fifth Edition.
WCB WM. C. Brown Publisher. United States of American, 2460 Kerper
Bouleverd Dubuqua IA. 52001.
Suwondo, Elya Febrita, Dessy dan Mahmud Alpusari. 2004. Kualitas Biologi
Perairan Sungai Senapelan, Sago, dan Sail di Kota Pekanbaru
Berdasarkan Biodindikator Plankton dan Bentos. Jurnal Biogenesis.
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau.Vol.1(1):15-
20.
Taqwa, R,S. 2010. Kajian Beberapa Aspek Parameter Fisika Kimia Air dan Aspek
Fisiologis Ikan yang Ditemukan pada Aliran Buangan Pabrik Karet di
Sungai Arau. Artikel. Universitas Andalas: Padang Teknologi: 9(1). April
2005. Hal. 13-19.
Sampel Air
1 ml MnSO 4
1 ml KOH-Kl
dikocok
didiamkan
1 ml H 2 SO 4
dikocok
didiamkan
Larutan Sampel
Berwarna Coklat
Sampel Berwarna
Kuning Pucat
Sampe
BerwarnaBiru
DititrasidenganNa 2 S 2 O 3
Sampel Bening
dihitung volume Na 2 S 2 O 3
yang dipakai
(= nilai DO akhir)
Hasil
Kualitas Air