Anda di halaman 1dari 10

PERBANDINGAN PELAYANAN PUBLIK DI NEGARA PERANCIS

DAN NEGARA INDONESIA

Shefa Rossa Adi Pratiwi


Politeknik STIA LAN Jakarta
2011011389@stialan.ac.id

Abstrak
Kajian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan zaman membawa dampak yang cukup signifikan dalam
berbagai aspek kehidupan. Kehidupan terpecah belah menjadi berbagai lapisan struktur sosial. Adanya
perbedaan struktur sosial kerap dijadikan sebuah alasan dalam membedakan perlakuan antara satu individu
dengan individu lainnya. Perbedaan perlakuan struktur sosial masyarakat kerap terlihat dalam pelayanan
public. Kehidupan manusia pada dasarnya tidak lepas dari aspek pelayanan. Pelayanan menjadi salah satu
kebutuhan hidup manusia dalam mendapatkan hak dasar mereka. Sebagai seorang petugas dan juga anggota
pelayanan public, penting untuk mengetahui bagaimana perbandingan pelayanan public di negara Perancis
dan juga negara Indonesia. Hal ini didasari akan kebutuhan pelayanan di era globalisasi yang semakin pesat
ini membutuhkan sedikit sentuhan pelayanan public negara lain, supaya menghasilkan pelayanan yang
efektif, efisien, responsive, terbuka, dan juga tepat waktu. Selain itu karena pada dasarnya pelayanan
bertujuan guna mensejahterakan masyarakat, maka segala hal yang akan menjadi pedoman dalam melayani
masyarakat juga harus diberikan yang terbaik. Masalah yang akan dibahas yaitu terkait bagaimana
perbandingan dalam segala aspek pelayanan public seperti prinsip-prinsip dan juga kepuasan pelayanan
yang ada di negara Perancis dan juga negara Indonesia. Berdasarkan hasil pembahasan, ditemukan bahwa
terdapat perbedaan yang cukup signifikan dari data-data yang diperoleh. Perbedaan segi visi dan misi serta
prinsip dan asas juga sudah terlihat sangat jelas seperti yang dipaparkan dibawah. Namun meskipun hampir
memiliki perbedaan yang cukup signifikan, tujuan daripada kedua negara kurang lebih sama-sama
menjadikan pelayanan public sebagai suatu ajang dalam mengatur dan mengelola segala urusan public dan
juga kependudukan. Diharapkan dengan adanya artikel ini dapat menjadi landasan pengetahuan dimasa
yang akan datang.
Kata Kunci : Pelayanan Publik, Masyarakat, Perbandingan

PENDAHULUAN
Kegiatan pelayanan tidak dapat dipisahkan dari segala aspek kehidupan manusia,
karena pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan. Begitu pula pelayanan
publik yang diberikan oleh pemerintah. Pelayanan publik adalah tugas utama yang hakiki
dari sosok aparatur, sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan
publik merupakan upaya negara dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar sesuai hak-hak
dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan yang terkait dengan
kepentingan publik. Pelayanan publik yang berkualitas atau yang biasa disebut dengan
pelayanobservasian prima merupakan pelayanan terbaik yang memenuhi standar kualitas
pelayanan. Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004, komponen standar pelayanan yang
terkait dengan proses penyampaian pelayanan meliputi persyaratan, prosedur, jangka waktu
pelayanan, biaya/tarif, produk pelayanan, dan penanganan pengaduan. Jika suatu instansi
pemerintah dan lembaga lainnya mampu menerapkan standar kualitas tersebut maka sudah
dapat dikatakan bahwa instansi pemerintah dan lembaga tersebut telah memberikan kualitas
pelayanan yang baik.
Salah satu fungsi dari adanya pelayanan sendiri yaitu menyediakan layanan bagi
masyarakat dalam menyediakan sesuatu yang berhubungan dengan aspek kependudukan.
Adapun tugas diantaranya yaitu melayani dalam hal pembuatan Kartu Tanda Penduduk
(KTP), akta kelahiran, surat nikah, sertifikat tanah, Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
keterangan pindah, pertanahan, izin tebang kayu rakyat, Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (SKCK), izin keramaian, legalisasi surat-surat, program keluarga harapan, serta
yang lainnya sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Mengingat akan pentingnya
tugas pelayanan publik, maka setiap petugas harus paham benar bagaimana pelayanan
publik yang benar kepada masyarakat setempat, karena pada dasarnya pelayanan bertujuan
hanya demi mensejahterakan masyarakatnya. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
juga merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelayanan publik
berkaitan erat dengan kemampuan, daya tanggap, ketepatan waktu, dan sarana prasarana
yang tersedia. Pelayanan yang baik kepada masyarakat harus didukung oleh pegawai-
pegawai yang handal, berkompeten, mampu memahami dan melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sesuai dengan bidang tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Selain itu,
mereka harus mempunyai komitmen dan tanggung jawab moral terhadap masyarakat.
Masyarakat tentunya ingin mendapatkan kualitas pelayanan yang baik dari pemerintah.
Pelayanan yang diinginkan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat prima dan
berkualitas, yaitu pelayanan yang profesional, efektif, efisien, transparan, terbuka, tepat
waktu, responsif, adaptif dan lain sebagainya, dengan kata lain pemerintah sebagai pelayan
publik dituntut untuk “berkinerja” dengan baik sehingga mampu menghasilkan jasa yang
benar-benar prima dan sesuai kebutuhan masyarakat. Selain daripada mengetahui
pelayanan publik yang benar, membandingkan pelayanan publik antara Negara satu dengan
Negara lain juga merupakan salah satu langkah tepat dalam meningkatkan kualitas
pelayanan publik. Melalui perbandingan itulah akan ditemukan beberapa perbedaan yang
mungkin tidak pernah didapatkan atau bahkan dilaksanakan dalam pelayanan publik di
Negara Indonesia. Oleh karena itu adanya artikel ini guna membandingkan bagaimana
pelayanan publik di Negara Perancis dan juga Negara Indonesia yang mana nantinya akan
didapatkan beberapa bukti dan hasil-hasil yang akurat dan logis serta supaya dapat
dijadikan acuan untuk pengetahuan dimasa yang akan dating guna memperbaiki kualitas
pelayanan publik.

KAJIAN LITERATUR
Penulisan artikel ini didasari oleh penelitian terkait pelayanan publik yang
sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa ahli yang kemudian tertuang dalam sebuah
jurnal dan juga buku terkait pelayanan publik.
Menurut Departemen Dalam Negeri, pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada
orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk,
baik berupa barang dan jasa (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
2004). Sedangkan pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik, menjelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Kemudian
pelayanan publik menurut Davit Mc Kevitt dalam bukunya yang berjudul Managing Core
Public Services (1998) menyatakan bahwa “core public services my be defined as those
services which are important for the protection and promotion of citizen well-being, but
are in are as where the market is in capable of reaching or even approaching a socially
optimal state;health, education, welfare and security provide the most obvious best know
example”. Selain daripada tiga pendapat diatas, menurut A. Imanto (2002) menjelaskan
bahwa siklus pelayanaan publik sendiri sebuah rangkaian peristiwa yang dilalui pelanggan
sewaktu menikmati atau menerima layanan yang diberikan, dikatakan bahwa siklus layanan
dimulai pada saat konsumen mengadakan kontak pertama kali dengan service delivery
system dan dilanjutkan dengan kontak-kontak berikutnya sampai dengan selesai jasa
tersebut diberikan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan
public merupakan salah satu bukti penyediaan atau pemberian layanan baik berupa
pelayanan jasa/barang yang dimana merupakan sebagai wujud bentuk implementasi dari
adanya asas-asas pelayanan.
Selain itu penelitian ini juga didasari oleh masih rendahnya kualitas pelayanan
public di negara Indonesia.

METODE PENELITIAN
Literature Review. Metode ini digunakan dengan tujuan mendapatkan pengetahuan
dan juga referensi dalam penulisan artikel ini melalui sumber berupa buku dan juga jurnal
yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pelayanan Publik Di Indonesia
1. Pengertian Pelayanan
Kegiatan pelayanan mempunyai peranan penting dan menyangkut aspek
kehidupan yang sangat luas. Pelayanan pada dasarnya kegiatan yang dilakukan
seseorang, kelompok, atau organisasi baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk memenuhi kebuthan tertentu. Menurut Hardiyansyah (2011: 11),
“Pelayanan dapat diartikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk membantu,
menyiapkan dan mengurus baik itu berupa barang atau jasa dari satu pihak
kepada pihak lain”.
Pada instansi pemerintahan orientasi pelayanan bukanlah pada
keuntungan, melainkan pada kepuasan pelanggan, dalam hal ini kepuasan
masyarakat pengguna jasa. Dalam mencapai tujuan tersebut, instansi pemerintah
lebih memusatkan perhatiannya kepada pelayanan dengan sebaik-baiknya. Hal
ini sejalan dengan pengertian pelayanan umum menurut Mukarom Zaenal dan
Muhibudin (2015: 5) yang menyatakan, “Pelayanan merupakan proses
pemenuhan kebutuhan aktivitas secara langsung yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan kepuasan”.
Pelayanan hakikatnya merupakan sebuah proses melayani secara
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan dalam masyarakat.
Pelayanan sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit, karena kata
pelayanan itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi
(personal service) sampai jasa suatu produk. Pengertian pelayanan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pelayanan memiliki tiga makna, (1)
perihal atau cara melayani; (2) usaha melayani kebutuhan orang lain dengan
memperoleh imbalan atau uang; (3) kemudahan yang diberikan sehubungan
dengan jual beli barang atau jasa.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan
adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas yang berlangsung berurutan, yang
dilaksanakan oleh seseorang, kelompok orang, atau suatu organisasi melalui
sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka membantu menyiapkan atau
memenuhi kepentingan orang lain atau masyarakat luas dan mengutamakan
kepuasan bagi yang menerima layanan.

2. Pengertian Publik
Publik merupakan sekelompok orang (individu) yang masing-masing
memiliki kepentingan dalam hubungan antar manusia. Istilah publik diserap dari
bahasa Inggris (public) yang secara etimologis berasal dari bahasa Latin,
(publicus) yang berarti untuk orang (for populicus). (Populicus) berasal dari
kata (populous) yang berarti orang (people). Menurut Wirman Syafri (2012: 14),
“Publik adalah kumpulan orang–orang yang menaruh perhatian, minat, atau
kepentingan yang sama dan tidak diikat oleh nilai atau norma tertentu”.
Kepentingan umum atau publik biasanya mengarah pada kepentingan
masyarakat guna untuk memenuhi kebutuhan individu. Hal ini sejalan dengan
pengertian publik menurut keputusan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Kepmenpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003, “Publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang–undangan”.
Publik menjadi bagian dari konsep organisasi yang sangat penting.
Tanpa adanya publik sebuah organisasi tidak akan bisa melangsungkan
kehidupannya. Hal ini sejalan dengan pengertian publik menurut Mukarom
Zaenal dan Muhibudin (2015: 17) yang menyatakan “Publik adalah sekelompok
orang yang memiliki keterkaitan, kepentingan yang sama dengan suatu
organisasi dan bersifat aktif.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai publik, maka dapat
disimpulkan bahwa publik adalah sejumlah manusia yang memiliki
kepentingan, harapan dan minat yang sama, yang terikat oleh kesamaan cita-
cita, tujuan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuan dengan berdasarkan nilai
dan norma tertentu.
3. Pengertian Pelayanan Publik
Pelayanan publik dalam pelaksanaannya bersifat komersial yang dikelola
oleh pihak swasta dan bersifat non komersial yang biasanya oleh pemerintah.
Kegiatan pelayanan yang bersifat komersial melaksanakan kegiatan dengan
berlandaskan mencari keuntungan, sedangkan kegiatan pelayanan yang bersifat
non-komersial kegiatannya lebih tertuju pada pemberian layanan kepada
masyarakat (layanan publik atau umum) yang sifatnya pengabdian. Elena Dobre
et al. (2015: 205) menjelaskan:
Public utilities services are defined by specific regulation as aggregate utility
and general public interest, carried to the villages, towns, cities or counties
under the direction, coordination and responsibility of local governments, in
order to meet requirements of local communities.
Layanan utilitas publik didefinisikan oleh peraturan khusus sebagai utilitas
agregat dan kepentingan umum, dibawa ke desa, kota, kota atau kabupaten di
bawah arahan, koordinasi dan tanggung jawab pemerintah daerah, untuk
memenuhi persyaratan masyarakat lokal.
Pelayanan Publik menjadi sorotan utama dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang berorientasi pada kemakmuran rakyat. Litjan Poltak Sinambella, dkk
(2011: 5) menyatakan bahwa, “Pelayanan publik adalah setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki kegiatan
yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.”
Pelayanan publik merupakan salah satu kebutuhan dalam rangka
pemenuhan pelayanan bagi setiap warga negara dan penduduk sesuai peraturan
perundang-undangan. Menurut Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 UU No. 25 Tahun 2009,
“Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.”
Pada hakikatnya, pelayanan publik merupakan pemenuhan keinginan dan
kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara dengan tujuan agar dapat
mening katkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pengertian
pelayanan publik menurut Agus Dwiyanto (2011: 22) “Pelayanan publik yaitu
mencakup pelayanan untuk memenuhi kebutuhan barang publik, kebutuhan dan
hak dasar, kewajiban pemerintah dan Negara dan komitmen nasional.”
Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah suatu proses
kegiatan yang menjadi tugas pokok atau tanggung jawab para aparatur
pemerintah negara ataupun daerah guna memenuhi segala kebutuhan yang
diperlukan oleh masyarakat baik berupa pelayanan administratif ataupun
pelayanan jasa demi tercapainya tujuan negara yakni kesejahteraan
masyarakatnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Asas-Asas Pelayanan Publik
Pelayanan publik menjadi suatu tolok ukur kinerja pemerintah yang paling kasat
mata. Masyarakat sebagai pelanggan dari pelayanan publik, memiliki kebutuhan
dan harapan pada kinerja penyelenggara pelayanan publik yang professional.
Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat, pemerintah
perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk dapat
memberikan pelayanan yang memuaskan dan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat maka penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas
pelayanan. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan publik
yang professional. Lijan Poltak Sinambela, dkk (2011: 6) mengemukakan asas-
asas dalam pelayanan publik tercermin dari:
a. Transparansi, yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses
oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara
memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Kondisional, yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang
pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan
aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamanan hak, yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak
membedakan suku, agama, ras, golongan, gender dan status
ekonomi.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pemberi dan
penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan
kewajiban masing- masing pihak.
Penyedia pelayanan publik harus memperhatikan azas pelayanan publik untuk
memberikan kepuasan bagi pengguna jasa Asas-asas penyelenggaraan
pelayanan publik juga diatur dalam Kep. MENPAN No. 63 Tahun 2004 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan. yang selanjutnya dapat dilihat dan
dirinci sebagai berikut:
a. Transparansi, asas ini menghendaki adanya sifat
terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh semua pihak
yang membutuhkan dan disediakan secara memadai
serta mudah di mengerti.
b. Akuntabilitas, asas ini menghendaki bahwa dalam
pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Kondisional, asas ini dimaksudkan dalam pelayanan
publik harus sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif, asas ini diharapkan agar dapat mendorong
peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,
kebutuhan dan harapan masarakat.
e. Kesamaan Hak, asas ini menghendaki adanya
perlakuan yang tidak diskriminatif, dalam arti tidak
membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan
status ekonomi.
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, asas ini
menghendaki adanya keseimbangan antara Hak dan
Kewajiban dari masyarakat dan pemerintah.bahwa
pemberi dan penerima pelayanan publik harus
memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
5. Unsur - unsur Pelayanan Publik
Suatu pelayanan didefinisikan sebagai pelayanan publik maka tanggung jawab
pemyediaannya menjadi tanggung jawab negara. Dalam proses kegiatan
pelayanan terdapat beberapa faktor atau unsur yang mendukung jalannya
kegiatan.
Menurut Inu Kencana Syafiie (2017: 148), unsur–unsur tersebut antara lain:
a. Waktunya semakin singkat
Pemerintah harus tanggap terhadap pengaduan masyarakat berupa keluhan
tentang berbelit-belitnya urusan pelayanan dari aparat birokrasi.
b. Mutunya semakin baik
Pemerintah harus tanggap terhadap pengaduan masyarakat berupa keluhan
tentang jelek dan buruknya hasil (output) yang dikeluarkan aparat pelayan
publik.
c. Biayanya semakin murah
Pemerintah harus tanggap terhadap pengaduan masyarakat berupa keluhan
tentang banyaknya biaya yang dikeluarkan masyarakat dan tidak sesuainya
biaya tersebut dengan ongkos yang tertera.
Suatu proses kegiatan pelayanan terdapat beberapa faktor atau unsur yang
saling mendukung jalannya kegiatan. Kasmir (2006: 34) mengemukakan
ciri-ciri pelayanan publik yang baik adalah memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:
a. Tersedianya karyawan yang baik.
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah faktor manusia itu sendiri.
Ketercukupan jumlah karyawan sangat mempengaruhi kualitas
pelayanan. Manusia yang melayani harus memiliki kemampuan
melayani secara tepat dan cepat. Disamping itu juga harus memiliki
kemampuan dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah dan
bertanggung jawab penuh terhadap pelanggan.
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik.
Sarana dan prasarana yang dimiliki harus mendukung kecepatan,
ketetapan, dan keakuratan pekerjaan. Sarana dan prasarana harus
dilengkapi oleh kemajuan teknologi terkini.
c. Bertanggungjawab kepada setiap nasabah (pelanggan) sejak awal hingga
akhir.
Dalam menjalankan kegiatan pelayanan, pemberi layanan harus mampu
bertanggungjawab melayani setiap pengguna layanan dari awal hingga
selesai. Para pelanggan akan merasa puas apabila mereka merasakan
adanya tanggungjawab dari pemberi layanan.
d. Mampu melayani secara cepat dan tepat.
Dalam melayani pelanggan pemberi layanan harus melakukan sesua
dengan prosedur layanan yang telah ditetapkan. Melayani secara cepat
artinya melayani dalam batasan waktu yang normal. Sedangkan
melayani dengan tepat adalah jangan sampai terjadi kesalahan baik
dalam hal pembicaraan maupun pekerjaan.
e. Mampu berkomunikasi.
Mampu berkomunikasi artinya pemberi layanan dapat berkomunikasi
dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti. Selain itu, pemberi
layanan harus mampu dengan cepat memahami keinginan pelanggan.
f. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi.
Pemberi layanan harus bisa memberikan jaminan kerahasiaan dari setiap
transaksi yaitu menjaga kerahasiaan informasi data dari pelanggan.
g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik.
Pemberi layanan harus mempunyai kemampuan dan pengetahuan untuk
menghadapi pelanggan maupun kemampuan dalam bekerja.
h. Berusaha memahami kebutuhan nasabah (pelanggan).
Pemberi layanan harus cepat tanggap terhadap keinginan pelanggan.
i. Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah (pelanggan).
Kepercayaan merupakan ujung tombak perusahaan untuk menjalankan
aktivitas. Apabila pelayanan mampu memberikan kepuasan terhadap
pelanggan, maka akan menimbulkan kepercayaan kepada pelanggan.

B. Pelayanan Publik Di Perancis


1. Pengertian Pelayanan Publik
Pengertian pelayanan publik, yang didasarkan pada kepentingan umum,
dianggap sebagai tujuan akhir dari tindakan Negara. Di perancis, ini didasarkan
pada berbagai macam Undang-Undang, tentang orang yang memberikan atau
dapat memberikan layanan publik. Mereka membedakan secara khusus: orang-
orang yang dipilih secara demokratis, baik ditingkat Negara bagian maupun
komunitas, atau ditunjuk oleh mereka. Menurut prinsip demokrasi perwakilan,
mereka memiliki tugas untuk mengarahkan atau mengontrol semua tindakan
publik. Mereka juga menerima kompensasi tetap secara hukum, yang disebut
pegawai “incumbent” atau dapat disebut PNS. Yang mana ada Pegawai Negeri
Sipil (FPE), Pegawai Negeri Sipil Teritorial (FPT), Rumah Sakit Pelayanan
Umum (FPH).
2. Prinsip dan Asas Pelayanan Publik Perancis
Sementara untuk Negara Perancis sendiri, Perancis membagi daerah
administratifnya menjadi 26 bagian. 21 berada di wilayah continental dan empat
diseberang region. Di Perancis, kegiatan layanan publik yang seharusnya
melayani kepentingn umum, dapat diklasifikan menjadi tiga kategori,
diantaranya:
a. Layanan yang sesuai dengan fungsi kedaulatan
b. Layanan yang diberikan terutama dalam konteks non-pasar
c. Layanan yang diberikan dalam konteks komersial.
Kemudian untuk prinsip-prinsip dalam pelayanan publik di Perancis adalah
sebagai berikut melanjutkan Leon Duguit, Louis Roland (1877-1956) berusaha
mensistematisasikan inti dari asas yang harus diterapkan pada operasi
pelayanan publik, asas yang kemudian di doktrin “Laws Of Rolland”.
a. Kontinuitas
Yang menyiratkan bahwa layanan harus disediakan secara teratur, tanpa
penundaan waktu, tanpa mengganggu atau menghukum pemutusan
hubungan kerja bagi penggun. Prinsip ini memunculkan konfrontasi dengan
pelaksanaan hak mogok di layanan publik.
b. Mutability
Yang menunjuk pada adaptasi layanan publik dengan evolusi kebutuhan
kolektif dan persyaratan kepentingan umum. Hal ini dapat diekspresikan
dalam dua cara: dalam konteks delegasi layanan publik, layanan atau
peraturan yang mengatur layanan.
c. Kesetaraan
Melarang diskriminasi antara pengguna layanan baik yang berkaitkan
dengan layanan maupun biaya: situasi yang identic harus diberlakukan
dengan cara yang sama. Namun sebaliknya, perlakuan yang berbeda dapat
dilakukan pada situasi yang berbeda.
Ketiga prinsip dasar ini dapat ditambahkan dengan:
d. Netralitas dan Sekularisme yang harus diperhatikan oleh semua orang yang
terlibat dalam pelayanan publik.
e. Cadangan yang tidak boleh ditinggalkan oleh kolabolator layanan publik
saat mengekspresikan pendapat mereka.
f. Keutamaan Kepentingan Pribadi atau pribadi harus tunduk didepan
kepentingan umum atau kolektif.
g. Akses bebas prinsip yang digambarkan oleh Louis Rolland sering dihormati
dalam layanan administrasi publik (SPA) (pendidikan pada khususnya),
tetapi tidak demikian untuk layanan publik yang bersifat industry dan
komersial (SPIC). Adanya harga yang dibayarkan oleh pengguna bahkan
dipertahankan Dewan Negara sebagai kriteria pengakuan SPIC.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan pembahasan, ditemukan bahwa pelayanan public di Perancis sangatlah
berbeda dengan Indonesia baik dari segi definisi maupun prinsip. Namun, meskipun
demikian tujuan daripada masing-masing pelayanan adalah sama, yaitu bekerja demi
melayani dan juga mengelola segala urusan kependudukan terkait urusan public. Prinsip
dan asas nya juga secara garis besar hampir sama, hanya saja lebih kompleks negara
Indonesia. Negara Perancis lebih mengedepankan pada praktiknya, mereka memberikan
pelayanan yang paling baik kepada pelanggan. Mereka juga mendapatkan insentif langsung
sesuai dengan hak mereka. Di Perancis, pelayanan public benar-benar diklasifikasi sesuai
dengan fungsi tugas serta tanggung jawabnya masing-masing. Sangat berbeda dengan
bangsa Indonesia yang pada dasarnya pelayanan public secara garis besar hanya
menyangkut pada suatu administrasi negara atau yang berkaitan dengan negara. Ini
tentunya juga dapat menjadi hasil dan temuan yang dapat dijadikan acuan pengembangan
serta peningkatan kemampuan pelayanan public di era sekarang ini.
Saran
Dengan adanya artikel ini diharapkan dapat memberikan referensi dan juga
memberikan sumber acuan dalam merombak atau memodifikasi kualitas pelayanan public
di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, tentang Pelayanan Publik
Erwan, Damayani, Andi, & Widhi. (2016). Modul Pelatihan Dasar Kader PNS Pelayanan
Publik (Revisi ed.). Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Retrieved December 4,
2020
Infos, B. (2020, June 26). France Services: les services publics pres de chez vous!
Prestasions Socials. Retrieved December 10, 2020, from
https://www.economie.gouv.fr
Widjajanto, D. (n.d.). Prancis. Retrieved December 10, 2020, from wikipedia

Anda mungkin juga menyukai