Perusahaan
NO KETERANGAN
A B C
1 Penjualan 80.000 88.000 156.000
2 Biaya Operasi :
Biaya Tetap 56.000 16.000 112.000
Biaya Variable 16.000 56.000 24.000
Total Biaya Operasi 72.000 72.000 136.000
3 EBIT 8.000 16.000 20.000
4 Ratio Biaya Operasi:
Biaya Tetap/ Total Biaya 78% 22% 82%
Biaya Tetap/Penjualan 70% 18% 72%
Biaya Variable/Penjualan 20% 64% 15%
OPERATING LEVERAGE
Dari tabel diatas, bahwa perusahaan A
mempunyai Biaya Operasi Tetap > dibanding
Biaya Variablenya.
Perusahaan B mempunyai Biaya Variable >
Biaya Tetapnya. Dan perusahaan C mempunyai
Biaya Operasi Tetap 2 x daripada perusahaan A.
Dari ke 3 perusahaan tersebut, dapat dilihat
bahwa perusahaan C mempunyai :
Jumlah rupiah Absolut Biaya Tetap terbesar,
Jumlah Relatif Biaya Tetap terbesar.
OPERATING LEVERAGE
Misalnya perusahaan mengalami peningkatan penjualan sebesar 50%, maka
tabel diatas menjadi :
Perusahaan
NO KETERANGAN
A B C
1 Penjualan 120.000 132.000 234.000
2 Biaya Operasi :
Biaya Tetap 56.000 16.000 112.000
Biaya Variable 24.000 84.000 36.000
Total Biaya Operasi 80.000 100.000 148.000
3 EBIT 40.000 32.000 86.000
4 % perubahan EBIT 500% 100% 430%
OPERATING LEVERAGE
Tingkat Elastisitas
Operasi pada Unit = % Perubahan laba Operasi (EBIT)
Output penjualan % Perubahan Output (Penjualan)
ATAU
S-VC-FC Q (P-V)- FC
S-VC-FC EBIT
OPERATING LEVERAGE
dimana :
DOL Q unit = DOL dari penjualan dalam unit
DOL S rupiah = DOL dari penjualan dalam rupiah
EBIT = Laba Operasi
P = Harga / unit
V = Biaya Variable/ unit
Q = Unit Barang yang dijual atau diproduksi
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variable total
S = Penjualan
EBIT = Q (P-V)- FC
OPERATING LEVERAGE
Misalkan kita akan menganalisa kondisi keuangan 3
perusahaan K,M dan N dengan keadaan sebagai berikut :
Perusahaan
NO KETERANGAN
K M N
1 Penjualan 120.000 180.000 240.000
2 Biaya Operasi :
Biaya Variable 24.000 120.000 40.000
3 Marjin Kontribusi 96.000 60.000 200.000
Biaya Tetap 56.000 30.000 120.000
4 EBIT 40.000 30.000 80.000
5 Harga per unit 10.000 10.000 10.000
6 Biaya Variable / Unit 2.000 6.667 1.667
7 Volume Penjualan/Unit 12.000 18.000 24.000
OPERATING LEVERAGE
Dari tabel Laporan Laba-Rugi perusahaan K, M, dan N
diatas, dapat dihitung besarnya DOL nya sbb :
DOLK = 120.000 – 24.000 = 96.000 = 2,4.
120.000 – 24.000 – 56.000 40.000
DOLK sebesar 2,4 artinya tingkat elastisitas operasi pada
output penjualan terhadap EBIT sebesar 240%. Ini berarti
bahwa apabila penjualan perusahaan K naik sebesar 10%,
maka laba operasi akan naik sebesar 2,4 x 10% = 24%.
Sebaliknya, apabila penjualan perusahaan K turun sebesar
10%, maka penurunan tersebut berakibat EBITnya juga
turun sebesar 2,4 x 10% = 24%.
OPERATING LEVERAGE
Perusahaan
NO KETERANGAN
K M N
1 Penjualan (naik10%) 132.000 198.000 264.000
2 Biaya Operasi :
Biaya Variable (naik 10%) 26.400 132.000 44.000
3 Marjin Kontribusi 105.600 66.000 220.000
Biaya Tetap 56.000 30.000 120.000
4 EBIT 49.600 36.000 100.000
OPERATING LEVERAGE
% perubahan laba operasi akibat adanya perubahan penjualan
masing-masing perusahaan adalah :
t = Pajak
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variable Total
S = Penjualan
t = Pajak penghasilan.
PD = Deviden yang dibayar.
I = Bungan tahunan yang dibayarkan.
(P-V) = Kontribusi margin/unit..
FINANCIAL LEVERAGE
Contoh Soal :
Misalnya, perusahaan :ABC” mempunyai modal sendiri
Rp.800.000.000,- dan akan menambah modal sebesar
Rp.400.000.000,- melalui 1 dari 3 alternatif pendanaan, yaitu :
1.Saham Biasa semua,
2.Obligasi pada tingkat bunga 12%,
3.Saham Preferen dengan deviden 11%
Saat ini EBIT perusahaan sebesar Rp.120.000.000,- Dengan adanya
ekspansi, maka laba diharapkan naik menjadi Rp.216.000.000,-
Tingkat Pajak 40%. Pada saat ini Saham Biasa yang beredar 200.000
lembar. Saham biasa dapat dijual Rp.4.000,- per lembar, sehingga
apabila perusahaan memilih pendanaan dengan modal sendiri, maka
perusahaan harus mengeluarkan saham Biasa baru sebanyak
100.000,- Buat perhitungann alternatif tambahan pendanaan terhadap
laba dan EPS.
FINANCIAL LEVERAGE
Saham Saham
NO KETERANGAN Hutang
Biasa Preferen
1 EBIT 216.000 216.000 216.000
2 Bunga 12% - 48.000 -
3 EBT 216.000 168.000 216.000
4 Pajak 40% 86.400 67.200 86.400
5 EAT 129.600 100.800 129.600
6 Deviden Shm Preferen - - 44.000
7 Laba Pemegang saham 129.600 100.800 85.600
8 Jumlah Saham beredar 300 200 200
EPS 432 504 428
FINANCIAL LEVERAGE
TINGKAT LEVERAGE KEUANGAN (DFL)
Dari contoh diatas, maka DFL dengan menggunakan alternatif
pendanaan hutang pada EBIT Rp.216.000.000,- adalah :
DFL = EBIT = 216.000.000 = 1,29.
EBIT-I 216.000.000- 48.000.000
DFL sebesar 1,29 apabila EBIT berubah 10% (naik atau turun), maka
laba setelah pajak (EAT) atau (EPS) akan berubah 1,29 x 10% =
12,9%.
DFL untuk alternatif pendanaan Saham Preferen :
DFL = EBIT = 216.000 =1,5
(EBIT-I)-(PD/(1-t)) (216.000-0)-(44.000/0,6)
DFL untuk alternatif Saham Biasa = 1.
FINANCIAL LEVERAGE
Untuk membuktikan efek perubahan EBIT terhadap laba setelah pajak
(EAT) bagi pemegang saham yang yang diperlihatkan oleh besarnya
DFL, masing-masing pendanaan, maka dapat dilihat pada tabel
apabila EBIT ke 3 pendanaan naik sebesar 10%.
Saham Saham
NO KETERANGAN Hutang
Biasa Preferen
1 EBIT 237.600 237.600 237.600
2 Bunga 12% - 48.000 -
3 EBT 237.600 189.600 237.600
4 Pajak 40% 95.040 75.840 95.040
5 EAT 142.560 113.760 142.560
6 Deviden Shm Preferen - - 44.000
7 Laba Pemegang saham 142.560 113.760 98.560
8 Jumlah Saham beredar 300 200 200
EPS 475,2 568,8 492,8
FINANCIAL LEVERAGE
Dari perhitungan diatas, ternyata kenaikan EBIT sebesar 10%
mengakibatkan kenaikan EPS sesuai dengan DFL masing2
alternatif pendanaan, yaitu :
Atau
DTL pada Q unit = EBIT + FC = S-VC
EBIT-I-(PD/(1-t)) EBIT-I-(PD/(1-t))
Atau dengan mengalikan DOL dan DFL, maka akan diperoleh:
DTL = DOL x DFL
Penjualan EBIT
TOTAL LEVERAGE
Contoh Soal seperti tersebut diatas :
Saham
NO KETERANGAN Saham Biasa Hutang
Preferen
1 Penjualan 500.000 500.000 500.000
2 Biaya Variable 184.000 184.000 184.000
3 Kontribusi margin 316.000 316.000 316.000
4 Biaya Tetap 100.000 100.000 100.000
5 EBIT 216.000 216.000 216.000
6 Bunga 12% - 48.000 -
7 EBT 216.000 168.000 216.000
8 Pajak 40% 86.400 67.200 86.400
9 EAT 129.600 100.800 129.600
10 Deviden Shm Preferen - - 44.000
11 Laba Pemegang saham 129.600 100.800 85.600
12 Jumlah Saham beredar 300 200 200
13 EPS 432 504 428
TOTAL LEVERAGE
Dari tabel diatas, maka kita dapat menghitung DTL dari
ketiga alternatif pendanaan sbb :
1. DTL dengan menggunakan Alternatif Pendanaan
Hutang
DTL = S-VC = 500.000 – 184.000 = 1,88
EBIT-I-(PD/(1-t) 216.000 – 48.000 – 0
DTL sebesar 1,88 artinya apabila penjualan berubah 10% (naik atau
turun), maka laba setelah pajak (EAT) atau EPS akan berubah 1,88 x
10% = 18,8 %.
2. DTL dengan menggunakan Alternatif saham Preferen
DTL = 2,21.
3. DTL dengan menggunakan Alternatif Pendanaan
Saham Biasa
DTL = 1,46.
TOTAL LEVERAGE
Untuk membuktikan efek perubahan penjualan terhadap laba setelah pajak
(EAT) bagi pemegang saham yang diperlihatkan oleh besarnya DTL,
masing-masing alternatif pendanaan, maka dapat dilihat pada tabel apabila
penjualan ke 3 alternatif pendanaan naik sebesar 10%.
Saham
NO KETERANGAN Saham Biasa Hutang
Preferen
1 Penjualan 550.000 550.000 550.000
2 Biaya Variable 202.400 202.400 202.400
3 Kontribusi margin 347.600 347.600 347.600
4 Biaya Tetap 100.000 100.000 100.000
5 EBIT 247.600 247.600 247.600
6 Bunga 12% - 48.000 -
7 EBT 247.600 199.600 247.600
8 Pajak 40% 99.040 79.840 99.040
9 EAT 148.560 179.760 148.560
10 Deviden Shm Preferen - - 44.000
11 Laba Pemegang saham 148.560 179.760 104.560
12 Jumlah Saham beredar 300 200 200
13 EPS 495,2 598,8 522,8
TOTAL LEVERAGE
Dari perhitungan diatas, ternyata kenaikan Penjualan sebesar
10% mengakibatkan kenaikan EPS sesuai dengan DTL
masing2 alternatif pendanaan, yaitu :