Anda di halaman 1dari 181

LAPORAN MAGANG

PERAN DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN


PEMERINTAHAN DESA DALAM PENINGKATAN KINERJA
APARATUR PEMERINTAHAN DESA DI KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

Moch Afnul Zahied Zidan 185030100111043


Muhammad Kemal Arrosidi 185030100111100
Ilyas 185030100111122
Henry Purnama Aji 185030107111064

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN MAGANG

PERAN DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN


DESA DALAM PENINGKATAN KINERJA APARATUR PEMERINTAHAN
DESA DI KABUPATEN KEDIRI

OLEH :

Moch Afnul Zahied Zidan 185030100111043


Muhammad Kemal Arrosidi 185030100111100
Ilyas 185030100111122
Henry Purnama Aji 185030107111064

Mengetahui,

Kepala Dinas Pemberdayaan Ketua Kelompok Magang


Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Kabupaten Kediri

Moch Afnul Zahied Zidan


NIM. 175030100111079

Menyetujui,
Pembimbing Magang

Muhammad Rizki Pratama, S.IAN.,M.PA


NIP. 199007062019031010
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan majelis penguji Magang Fakultas Ilmu Administrasi


Universitas Brawijaya pada :

Hari :

Tanggal :

Jam :

Magang Atas Nama : 1. Moch Afnul Zahied Zidan 185030100111043


2. Muhammad Kemal Arrosidi 185030100111100
3. Ilyas 185030100111122
4. Henry Purnama Aji 185030107111064
Judul :
Peran Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa dalam Peningkatan Kinerja
Aparatur Pemerintahan Desa di Kabupaten Kediri

dan dinyatakan LULUS/TIDAK LULUS

MAJELIS PENGUJI

Pembimbing Magang Penguji Magang

Muhammad Rizki Pratama, S.IAN.,M.PA


NIP. 199007062019031010
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan

rahmat-Nya sehingga Penulis mampu menyelesaikan kegiatan magang dan menyusun

Laporan Magang yang berjudul “Peran Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Peningkatan Kinerja

Aparatur Pemerintahan Desa di Kabupaten Kediri” dengan lancar dan selesai tepat

waktu. Adapun isi dari laporan akhir ini adalah kumpulan dari setiap kegiatan selama

magang berlangsung. Laporan magang ini merupakan tugas akhir kelompok yang

diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi

Publik pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas sumbangsih yang telah diberikan

dalam penyusunan laporan magang kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. Andy Fefta Wijaya, M.DA , PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya.

2. Bapak Dr. Fadillah Amin, M.AP, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Publik.

3. Bapak Dr. Alfi Hariswanto selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Publik
4. Bapak Muhammad Rizki Pratama, S.IAN.,M.PA selaku dosen pembimbing

magang.

5. Seluruh jajaran pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Desa Kabupaten Kediri untuk dukungan dan ilmu-ilmu yang telah diberikan

selama kegiatan magang berlangsung.

6. Orang tua yang selalu memberikan do’a dan semangat dari jauh demi

kelancaran studi.

7. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ilmu Administrasi yang saling

menyemangati dan berbagi informasi.

Demikian laporan magang ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan. Semoga laporan magang ini bermanfaat dan memberikan sumbangan

ilmu yang berarti bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Kediri, 16 Oktober 2021

Penulis
ABSTRAK

Secara umum, praktik magang ini bertujuan untuk menambah wawasan dan

keterampilan mahasiswa terhadap gambaran dunia kerja secara nyata yang relevan

dengan bidang ilmu administrasi publik di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri. Kegiatan magang dilaksanakan

selama tiga puluh hari kerja pada tanggal 21 September sampai dengan 4 November

2020. Metode pelaksanaan magang dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode

secara langsung dan metode tidak langsung. Metode secara langsung meliputi aspek

teknis dan aspek manajemen, sedangkan metode tidak langsung dilakukan dengan

mengumpulkan data-data sekunder terkait dokumen yang berhubungan dengan

administratif pemerintahan desa di DPMPD Kabupaten Kediri.

Selama pelaksanaan kegiatan magang di DPMPD, peserta magang menerapkan

tata tertib yang telah disepakati bersama pegawai DPMPD. Selanjutnya, peserta magang

menempati dua bidang yaitu Bidang Pemerintahan Desa dan Bidang Pemberdayaan

Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan Desa. Peserta magang membantu pegawai

dalam melaksanakan tugasnya misalnya, dalam pemeriksaan dokumen, penginputan

data pada aplikasi, serta kegiatan monitoring dan evaluasi ke beberapa pemerintah desa.

Dalam menyelesaikan tugas tersebut, peserta magang saling bekerjasama agar tugas

yang diberikan cepat selesai dan sesuai dengan yang diharapkan.


Berdasarkan pengamatan dananalisa yang dilakukan selama kegiatan magang

dapat diidentifikasi bahwa DPMPD memiliki peran fasilitatif terhadap pemerintah desa.

Untuk melaksanakan peran tersebut, maka dilakukan pengembangan kapasitas guna

meningkatkan kinerja aparatur pemerintahan desa. Pengembangan kapasitas yang

dilakukan terbagi menjadi dua bagian yaitu secara training dan praktik langsung. Secara

training, kegiatan pengembangan kapasitas dapat dilakukan dengan Bimbingan Teknis

Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Monitoring dan Evaluasi Rencana Kerja

Pemerintah Desa (RKP Desa), pajak dan retribusi dan mutasi perangkat desa.

Sedangkan secara praktik langsung dapat dilaksanakan dengan konsultasi terkait OM-

SPAN dan SISKEUDES serta Rapat Konsolidasi BUMDES, BKD dan pemerintah desa.

Kata Kunci : Peran, Pengembangan Kapasitas, dan Kinerja Aparatur


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang dijadikan sebagai sarana

dalam menggali pengetahuan sedalam-dalamnya serta wadah dalam mengeksplorasikan

suatu kompetensi yang dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan yang dimiliki diharapkan

mampu mencerminkan dan membentuk suatu kepribadian yang lebih baik dan sesuai

dengan harapan bangsa. Mahasiswa sebagai kaum intelektual diharapkan mampu untuk

mengisi kapasitas dari segi kualitas pengetahuan sesuai dengan bidang ilmu yang

ditempuh. Memperoleh pengetahuan dengan metode pembelajaran didalam kelas saja

tidak cukup. Maka ilmu dan pengetahuan itu juga dapat ditingkatkan melalui praktik

kerja di lapangan atau magang yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal dalam

menjalani jenjang karir sesungguhnya.

Kegiatan magang merupakan suatu kegiatan yang umumnya dijalankan oleh

setiap mahasiswa di berbagai universitas, salah satunya adalah Universitas Brawijaya.

Universitas Brawijaya menjadikan magang sebagai salah satu mata kuliah muatan yang

harus dijalankan oleh setiap mahasiswa strata 1 dalam proses perkuliahannya. Magang

juga merupakan sebuah langkah perwujudan misi Fakultas Ilmu Administrasi untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kegiatan magang boleh dilakukan dengan pemenuhan syarat yang sudah di tetapkan

oleh fakultas sebelumnya. Maka dari itu setiap mahasiswa yang ingin melakukan
kegiatan magang harus memenuhi syarat terlebih dahulu untuk dapat menjalankan

kegiatan magang tersebut.

Dengan melihat perkembangan zaman yang begitu pesat, belajar ilmu

pengetahuan saat ini dituntut untuk dapat bekerja secara mandiri dan mempunyai suatu

keahlian serta keterampilan agar mampu bersaing dalam dunia kerja. Jurusan

administrasi publik dibentuk dengan tujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia

yang siap pakai dan yang ahli dibidangnya serta tanggap terhadap perubahan dan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni maupun masalah yang dihadapi

khususnya yang berkaitan dengan pelayanan langsung di bidang keahliannya. Pada

kenyataannya, dewasa ini sering dijumpai seorang lulusan baru dari perguruan tinggi

yang mengalami kesulitan dalam menghadapi kenyataan di lapangan. Hal ini

disebabkan karena kurang siapnya lulusan tersebut dengan kenyataan di lapangan yang

ternyata jauh berbeda dengan apa yang didapat di bangku perkuliahan. Melihat dari

fenomena ini sebagai mahasiswa jurusan administrasi publik Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang, tentunya tidak menginginkan hal tersebut

terjadi. Untuk itu, kami bermaksud mengenal dunia kerja sebelum terjun langsung ke

dalam dunia kerja tersebut yang sesungguhnya dengan melaksanakan kegiatan magang

di salah satu instansi pemerintah.

Kegiatan magang yang dilakukan oleh mahasiswa strata 1 Fakultas Ilmu

Administrasi khususnya jurusan administrasi publik ini dilakukan dengan

mengaplikasikan pemahaman teoritis yang telah diajarkan mengenai pentingnya

pengembangan kapasitas (capacity building) dalam upaya meningkatkan kinerja


organisasi sektor publik khususnya pada instansi pemerintah daerah. Tak lepas dari

keduanya, setelah berlakunya kebijakan otonomi daerah setiap pemerintah daerah mulai

dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, hingga pemerintah daerah provinsi yang

ada di Indonesia diberikan kewenangan untuk mengurus dan mengatur semua urusan

pemerintah di luar yang menjadi urusan pemerintah pusat. Daerah memiliki

kewenangan untuk membuat kebijakan dalam memberikan pelayanan, peningkatan

peran serta prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan

kesejahteraan rakyat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan jaman yang semakin

pesat, menuntut adanya peningkatan kualitas pelayanan instansi pemerintah daerah

kepada masyarakat yang semakin optimal. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan

produktivitas, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kepada masyarakat sebagai penerima layanan, maka perlu adanya

upaya peningkatan kapasitas (capacity building) untuk meningkatkan kinerja organisasi

sektor publik sehingga terwujudnya pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Oleh

karena itu, instansi yang cukup baik untuk melakukan kegiatan magang, sejalan dengan

visi yang dimiliki oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Kabupaten Kediri yang mengikuti visi Bupati Kediri periode 2021-2024 yaitu

”Terwujudnya Ketahanan Pangan bagi Masyarakat Kabupaten Kediri yang Religius,

Cerdas, Sehat, Sejahtera, Kreatif, dan Berkeadilan, yang didukung oleh Aparatur

Pemerintah yang Profesional”.


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan instansi

pemerintah daerah yang mempunyai tugas untuk membantu bupati melaksanakan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang pemberdayaan

masyarakat dan desa terkait pemberdayaan usaha ekononomi pedesaan dan

pemberdayaan lembaga kemasyarakatan serta tugas pembantuan yang diberikan kepada

kabupaten. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam melaksanakan tugas

sebagaimana menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan bidang pemberdayaan

masyarakat dan pemerintahan desa sesuai dengan rencana strategis yang telah

ditetapkan oleh pemerintah daerah; pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan,

dan pengendalian kebijakan bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;

perumusan perencanaan, pembinaan, koordinasi, dan pengendalian bidang pemerintahan

desa dan kelurahan; perumusan perencanaan, pembinaan, koordinasi, dan pengendalian

bidang pembangunan desa dan kawasan perdesaan; perumusan perencanaan,

pembinaan, koordinasi, dan pengendalian bidang pemberdayaan kelembagaan dan sosial

budaya masyarakat; dan perumusan perencanaan, pembinaan, koordinasi, dan

pengendalian bidang usaha ekonomi masyarakat, sumber daya alam dan teknologi tepat

guna.

Selaras dengan visi Bupati Kediri dalam upaya mewujudkan pelayanan publik

yang optimal kepada masyarakat dalam segala aspek maka dibutuhkan aparatur

pemerintah yang profesional, dimana hal tersebut dimulai dari tingkatan pemerintahan
daerah yang lebih rendah yaitu pemerintah desa. Pemerintah desa atau disebut juga

sebagai pemdes adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengelola wilayah tingkat

desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa serta dibantu oleh perangkat desa, dimana

tugas dari kepala desa itu sendiri adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan. Untuk itu, aparatur pemerintahan desa harus

memiliki sumber daya manusia yang cakap dan kompeten dalam penyelenggaraan

urusan pemerintahan desa. Sejalan dengan hal tersebut, maka harus dilakukan

peningkatan kinerja aparatur sipil negara dalam hal ini adalah pemerintah desa agar

memiliki kualitas yang baik dan dapat menyelenggarakan urusan pemerintahan secara

efektif dan efisien serta memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.

Kegiatan magang ini dilakukan di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa kabupaten Kediri agar mahasiswa mengetahui kondisi nyata yang

terjadi di lapangan terkait dengan kinerja aparatur pemerintahan desa di kabupaten

Kediri serta dapat menyumbangkan ide-ide baru agar bisa diterapkan pada dinas

tersebut. Oleh karena itu, kami mengambil judul tentang “Peran Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa dalam Peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintahan

Desa di Kabupaten Kediri.”

1.2 Tujuan Magang

Pelaksanaan kegiatan magang ini dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya bagi semua pihak, baik bagi kami, lembaga perguruan tinggi, maupun
bagi pihak instansi selaku obyek pelaksanaan dari kegiatan ini, adapun tujuan yang

ingin kami capai tersebut adalah :

1.2.1 Tujuan Umum

Menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa sehingga mahasiswa

diharapkan mendapatkan gambaran dunia kerja sesungguhnya yang relevan

dengan bidang ilmu administrasi serta mendapatkan pengalaman yang selama ini

belum dapat diperoleh selama menempuh pendidikan di bangku perkuliahan.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan magang

adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan untuk mengaplikasikan teori dan ketrampilan praktis yang diperoleh

selama mengikuti perkuliahan ke dalam praktik di dunia kerja yang

sesungguhnya.

b. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam bidang pengembangan

kapasitas (capacity building) organisasi publik dalam peningkatan kinerja

pemerintahan desa.

c. Mahasiswa dapat membandingkan dan koreksi antara teori yang pernah

diperoleh dengan praktik kerja yang sesungguhnya, apakah teori yang telah

diterima di bangku perkuliahan selama enam semester telah sesuai dengan


penerapannya, dan untuk mengetahui apakah kurikulum yang diberikan telah

sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.

1.3 Manfaat Magang

Adapun manfaat yang diperoleh dari adanya pelaksanaan kegiatan magang adalah

sebagai berikut:

1.3.1 Manfaat Magang bagi Peserta Magang

a. Mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang telah diperoleh di bangku

perkuliahan dalam kondisi yang sebenarnya di lapangan.

b. Sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman kerja dan keterampilan di

bidang ilmu administrasi guna meningkatkan kemampuan diri.

c. Mendapat pengalaman menggunakan metode analisis yang tepat

terhadap pemecahan permasalahan dalam masyarakat.

d. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan beradaptasi dengan

masyarakat di lingkungan kerja.

1.3.2 Manfaat Magang bagi Program Studi

a. Laporan magang dapat menjadi bahan evaluasi yang dilakukan oleh

mahasiswa untuk penyempurnaan kurikulum sesuai dengan kebutuhan

lapangan kerja.
b. Sarana pengenalan instansi pendidikan jurusan administrasi publik

kepada badan usaha yang membutuhkan lulusan atau tenaga kerja yang

dihasilkan oleh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

c. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum

yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

d. Terbinanya jaringan kerja sama dengan institusi tempat magang dalam

upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi

akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia

yang di butuhkan dalam pembangunan masyarakat.

1.3.3 Manfaat Magang bagi Instansi Tujuan Magang

a. Menjalin relasi yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara

Instansi tempat magang dengan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Brawijaya.

b. Instansi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu

penyelesaian tugas-tugas kantor untuk kebutuhan di unit kerja masing-

masing.

c. Instansi mendapatkan alternatif calon karyawan yang telah dikenal mutu

dan kredibilitasnya.

d. Memberikan masukan ataupun inovasi terkait pengembangan kapasitas

kelembagaan untuk meningkatkan kinerja organisasi sektor publik.


BAB II

DASAR PEMIKIRAN

2.1 Dasar Pemikiran Pemilihan Lokasi Magang

Kinerja merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk

mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Tuntutan dalam

peningkatan kinerja aparatur pemerintah semakin gencar disuarakan, mengingat setelah

terjadinya reformasi di Indonesia, peran aparatur pemerintah sebagai pelayan publik

menjadi sorotan utama bagi masyarakat, terutama aparatur pemerintah desa. Dalam

lingkungan pemerintah desa dan seluruh perangkat desa sebagai pelaksana tugas

pemerintah di desa diharapkan dapat melaksanakan tugas pemerintah desa dengan baik

demi terciptanya kesejahteraan dan pembangunan rakyat di desa. Kinerja aparatur

pemerintahan desa merupakan satu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

(kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target

tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu.


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa merupakan unsur

pelaksana urusan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan

pemerintahan desa sehingga penulis menetapkan lokasi magang di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri. Lokasi tersebut

dipilih penulis karena dirasa tepat dengan judul yang diangkat oleh penulis yaitu Peran

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) dalam Peningkatan

Kinerja Aparatur Pemerintahan Desa di Kabupaten Kediri. Selain itu, penulis juga

mempertimbangkan letak strategis DPMPD yang letaknya dekat dan mudah dijangkau.

2.2 Dasar Pemikiran Pemilihan Bidang Magang

Kinerja yang ada dalam organisasi menjadi hasil dari tujuan organisasi yang

telah ditetapkan pemimpin. Hal ini selaras seperti menurut Simanjuntak (2005:1),

bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Dalam

peningkatan kinerja suatu organisasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja

masing-masing individu agar nantinya dapat mencapai tujuan organisasi. Sebagai

seorang pelayan publik, profesionalisme aparatur pegawai diperlukan demi terciptanya

pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan minimum.

Aparatur pemerintah merupakan salah satu unsur yang paling penting diantara

unsur lain dalam pelayanan publik. Aparatur pemerintah merupakan sumber daya

manusia di dalam suatu organisasi yang berperan sebagai penggerak organisasi. Hal ini

dikarenakan manusia memiliki akal budi, kemampuan, minat dan bakat yang berbeda-

beda dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan. Perbedaan tersebut bukan


menjadi penghambat organisasi dalam mewujudkan tujuannya, namun dapat menjadi

peluang untuk dikelola dengan baik sehingga organisasi dapat mencapai tujuannya.

Sebagai salah satu lembaga yang menyediakan pelayanan publik, pemerintah

desa perlu untuk meningkatkan kinerja aparaturnya. Peningkatan kinerja dilakukan

melalui peningkatan keterampilan dan pengetahuan pegawai. Hal ini dapat dilakukan

melalui pendidikan dan pelatihan terpadu sesuai dengan minat dan bakat pegawai yang

berguna untuk mencapai tujuan pemerintah desa. Dalam melaksanakan tugas sebagai

pelayan publik di pemerintah desa, Dinas Pemberdayaan dan Pemerintahan Desa

(DPMPD) memiliki beberapa program yakni pemberian informasi mengenai informasi

pemerintah desa; adanya pelatihan baik untuk kepala desa, administrasi desa, perangkat

desa, tata naskah pembuatan peraturan desa dan lain-lain; dan juga setelah adanya

pelatihan maka dilakukan pengawasan dan evaluasi guna melihat sejauh mana

perkembangan dan kekurangan.

Untuk mengidentifikasi peran yang dilakukan oleh DPMPD khususnya pada

bidang pemerintahan desa maka penulis mengambil fokus pada peningkatan kinerja

aparatur pemerintahan desa. Kegiatan Magang ini dilakukan agar mahasiswa dapat

mengetahui kondisi nyata yang terjadi pada bidang pemerintahan desa khususnya pada

peningkatan kinerja aparatur pemerintahan desa. Selanjutnya, penulis berharap dapat

memberikan ide-ide baru untuk dapat diterapkan di DPMPD Kabupaten Kediri.


BAB III

PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS MAGANG

3.1 Gambaran Umum Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 5 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kediri dan Peraturan Bupati

Kediri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas

dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Kabupaten, bahwa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)

berkedudukan sebagai unsur pendukung tugas Kepala Daerah dibidang Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris

Daerah.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa berperan sebagai

fasilitator kepada lembaga dalam hal ini desa-desa yang ada di Kabupaten Kediri yang

berjumlah 343 desa. Didalam DPMPD terdapat empat macam bidang tugas yang
ditugaskan kepada para pegawai yaitu Bidang Penguatan Kelembagaan dan

Pengembangan Partisipasi Masyarakat, Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi

Masyarakat, Bidang Pemerintahan Desa dan Bidang Pemberdayaan Sosial Budaya,

Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna. Pada Bidang Penguatan Kelembagaan

dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat terdapat dua seksi yaitu Seksi Kelembagaan

dan Partisipasi Masyarakat dan Seksi Ketahanan Masyarakat dan Pengentasan

Kemiskinan. Selanjutnya, pada Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat

terdapat dua seksi yaitu Seksi Bantuan Pembangunan Desa dan Seksi Usaha Ekonomi

Masyarakat. Sedangkan pada Bidang Pemerintahan Desa terdapat tiga seksi yaitu Seksi

Pengembangan Pendapatan dan Kekayaan Desa, Seksi Aparatur Pemerintah Desa dan

Seksi Pembinaan Pengelolaan Keuangan Desa. Selanjutnya, pada Bidang Pemberdayaan

Sosial Budaya, Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna terdapat dua seksi yaitu

Seksi Pengembangan Sosial Budaya Masyarakat dan Seksi Pemanfaatan Sumber Daya

Alam (SDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG).

Dalam membantu tugas para pegawai DPMPD, terdapat beberapa aplikasi yang

digunakan yaitu Sistem Informasi Keuangan Desa (SISKEUDES), Online Monitoring

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM-SPAN) dan Sistem Informasi

Pemerintah Daerah (SIPD). SISKEUDES merupakan aplikasi pengelolaan keuangan

desa yang dikembangkan antara Badan Pengawsan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) dengan Kementerian Dalam Negeri. Aplikasi SISKEUDES mulai diterapkan

pada tahun 2015 yang didukung oleh Surat Menteri Dalam Negeri Nomor

143/8350/BPD tanggal 27 November 2015 hal Aplikasi Pengelolaan Keungan Desa dan
Surat KPK Nomor B.7508/01- 16/08/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang Himbauan

Terkait Pengelolaan Keuangan Desa/Dana Desa. Aplikasi SISKEUDES mengacu pada

peraturan pengelolaan keuangan desa yang berlaku pada saat itu yaitu Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Selanjutnya terdapat aplikasi OM-SPAN yang merupakan aplikasi berbasis web yang

digunakan untuk melakukan pengawasan transaksi Sistem Perbendaharaan dan

Anggaran Negara dan menyajikan reporting (laporan) sesuai kebutuhan. Aplikasi OM-

SPAN dapat diakses melalui alamat web http://spanint.kemenkeu.go.id, untuk membuka

aplikasi tersebut telah disediakan user dan password untuk seluruh satuan kerja per

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Aplikasi OM-SPAN mulai diterapkan pada

tahun 2014 yang didukung oleh dikeluarkannya Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan Nomor PER-41/PB/2014 tentang Penggunaan Aplikasi Online

Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. Selain itu juga terdapat

aplikasi SIPD yang merupakan suatu sistem yang mendokumentasikan,

mengadministrasikan, serta mengolah data pembangunan daerah menjadi informasi

yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam

rangka perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja pemerintah daerah. Tujuan SIPD

adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan data dan informasi pembangunan daerah.

Aplikasi SIPD mulai diterapkan pada tahun 2014 yang didukung oleh dikeluarkannya

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa berlokasi di Jalan

Panglima Besa Sudirman Nomor 141 Kelurahan Kampung Dalem, Kecamatan Kota,

Kota Kediri Provinsi Jawa Timur. Luas bangunananya cukup memadai dengan beberapa

ruangan yang terdiri dari: ruang Kepala Dinas, ruang Sekretariat, ruang Kepala Bidang

Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat, ruang Kepala

Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan Pembangunan Desa,

ruang Kepala Bidang Pemerintahan Desa, ruang Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial

Budaya, Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna, Gedung Pertemuan dan Aula.

Ruangan-ruangan tersebut kebanyakan sudah memiliki fasilitas berupa komputer yang

terhubung dengan internet, meja, kursi, almari untuk menyimpan berkas serta pendingin

udara (AC). Para peserta magang menempati dua ruangan yang berbeda yaitu ruang

Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan Pembangunan

Desa dan ruang Kepala Bidang Pemerintahan Desa.

1. Profil Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten

Kediri

a. Visi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)

Kabupaten Kediri Visi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Kabupaten Kediri mengikuti visi Bupati Kediri periode 2021-2024 yaitu

”Terwujudnya Ketahanan Pangan bagi Masyarakat Kabupaten Kediri yang

Religius, Cerdas, Sehat, Sejahtera, Kreatif, dan Berkeadilan, yang didukung oleh

Aparatur Pemerintah yang Profesional”


Adapun penjelasan dari visi Bupati Kediri periode 2015-2020 di atas adalah sebagai

berikut:

• Terwujudnya memiliki arti menjamin terlaksananya semua program

pembangunan untuk kepentingan rakyat Kabupaten Kediri.

• Ketahanan Pangan memiliki arti terwujudnya ketahanan pangan untuk menuju

swasembada pangan. Hal ini sangat penting karena swasembada pangan

merupakan jalan lintas menuju masyarakat sejahtera lahir dan batin, yang

makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.

• Masyarakat Kabupaten Kediri memiliki arti satu kesatuan masyarakat dengan

segala potensi dan sumber dayanya dalam sistem Pemerintahan Kabupaten

Kediri.

• Yang Religius, cerdas, sehat, sejahtera, kreatif dan berkeadilan memiliki arti

kondisi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara dengan meletakkan kaidah keiamanan kepada Tuhan

Yang Maha Esa dalam menjalin hubungan antar manusia dan lingkungannya.

Kehidupan individu dan masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan dasar

meliputi pendidikan, kesehatan dan layanan sosial; memiliki pendapatan yang

memadai ; serta sadar terhadap nilai-nilai sosial yang berlaku. Perwujudan

kesetaraan hak dan kewajiban secara proporsional dalam segala aspek

kehidupan tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras dan golongan.
• Yang didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional memiliki arti

melakukan usaha reformasi birokrasi pemerintahan dalam rangka

meningkatkan efektifitas dan efisiensi birokrasi pemerintah yang bersih,

berwibawa, bebas dari KKN, sekaligus membentuk aparatur pemerintah yang

loyal, cerdas, kreatif, responsif terhadap kepentingan masyarakat, rajin dan

handal sehingga dapat melayani masyarakat secara maksimal, serta perilakunya

dapat menjadi contoh bagi masyarakat.

b. Misi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)


Kabupaten Kediri
Untuk mewujudkan visi di atas, perlu dipandu melalui misi. Hal ini tidak lepas

dari pemaknaan misi yaitu perwujudan dari keinginan menyatukan langkah dan

gerak dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. Sedangkan misi untuk

mewujudkan visi tersebut ditetapkan lima belas butir sebagai berikut :

1. Melaksanakan ajaran agama dan/atau kepercayaan dalam kehidupan

bermasyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmoni.

2. Mempercepat pembangunan di sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan

perkebunan untuk memperkuat kemandirian masyarakat menuju swasembada

pangan.

3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan terpenuhinya

kebutuhan pangan, sandang, dan papan dalam lingkungan masyarakat yang

tertib dan aman.


4. Menumbuhkembangkan layanan pendidikan murah (terjangkau) dan

berkualitas pada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan.

5. Mewujudkan Masyarakat yang mandiri dan berkeadilan di bidang kesehatan.

6. Menumbuhkembangkan kreatifitas, produktifitas dan pendapatan masyarakat

melalui kebijakan ekonomi kerakyatan dengan memajukan industri

menengah, kecil dan mikro.

7. Melanjutkan pembangunan kepariwisataan dan kebudayaan sebagai upaya

meningkatkan ekonomi masyarakat dan melestarikan budaya daerah.

8. Mengembangkan koperasi sebagai salah satu soko guru pembangunan

ekonomi kerakyatan.

9. Mengoptimalkan pelayanan perizinan bagi kepentingan kehidupan

masyarakat, terutama dalam menggiatkan investasi dan dunia usaha.

10. Memantapkan pembangunan kependudukan, yang meliputi ketertiban sistem

pendataan dan pemberdayaan warga masyarakat terutama di wilayah

pedesaan, khususnya kaum perempuan.

11. Mewujudkan aparatur pemerintah yang profesional dan melanjutkan

reformasi birokrasi.

12. Membangun infrastruktur penunjang pembangunan di berbagai bidang.


13. Membangun dan mengembangkan jaringan sistem informasi dan komunikasi.

14. Meningkatkan pembangunan lingkungan hidup yang sehat, serasi dan

seimbang

15. Pembangunan sektor ketenagakerjaan untuk kesejahteraan masyarakat.

Dari misi yang disebutkan di atas, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri mengacu pada salah satu misi Bupati Kediri

periode 2021-2024 butir kesepuluh yaitu, memantapkan pembangunan

kependudukan, yang meliputi ketertiban sistem pendataan dan pemberdayaan

warga masyarakat terutama di wilayah pedesaan, khususnya kaum perempuan.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Desa Kabupaten Kediri

a. Tugas Pokok

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri Daerah

merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan

masyarakat dan pemerintahan desa.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokoknya Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa mempunyai fungsi sebagai berikut :

• Penyusunan kebijakan teknis pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan

desa;
• Penyusunan perencanaan program dan anggaran pemberdayaan masyarakat

dan pemerintahan desa;

• Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;

• pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan pemberdayaan

masyarakat dan pemerintahan desa;

• koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan

pemerintahan desa;

• pembinaan penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan

desa;

• pembinaan UPTD; dan

• pelaksanaan administrasi pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.

3. Struktur Organisasi
Gambar 3.1

Bagan Organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

(DPMPD) Kabupaten Kediri

Sumber: Dokumen Renstra DPMPD Tahun 2016-2021

Untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana telah dijabarkan dalam

Peraturan Bupati Kediri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan

Desa Kabupaten Kediri mempunyai Struktur Organisasi sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa mempunyai

tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang

pemberdayaaan masyarakat dan pemerintahan desa.

b. Sekretaris

Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun kebijakan,

mengkordinasikan bidang-bidang, membina, melaksanakan dan mengendalikan

administrasi umum, keuangan, sarana prasarana, ketenagaan, kerumahtanggaan,

kelembagaan.

Sekretaris membawahi 3 Sub Bagian, yaitu :


1. Sub Bagian Penyusunan Program

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program

dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

program dan anggaran.

2. Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan penyiapan bahan

pelaksanaan verifikasi, penatausahaan, perbendaharaan, dan

pembukuan keuangan, urusan akuntansi dan pelaporan keuangan,

serta penyiapan bahan tanggapan pemeriksaan.

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas mempunyai tugas melakukan urusan surat

menyurat, pelaksanaan kearsipan dan ekspedisi, pengelolaan urusan

rumah tangga dan perlengkapan, pengelolaan aset, penyelenggaraan

urusan perpustakaan, informasi dan dokumentasi, serta pengelolaan

urusan administrasi kepegawaian, pembinaan jabatan fungsional,

dan evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara.

c. Kepala Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi

Masyarakat
Mempunyai tugas melaksanakan pemberdayaan kelembagaan,

pengembangan partisipasi masyarakat dan ketahanan serta pengentasan

kemiskinan.

Bidang Ketahanan Masyarakat membawahi 2 Seksi, yaitu :

1. Kepala Seksi Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat mempunyai

tugas melakukan dan menyiapkan pelaksanaan kelembagaan

masyarakat dan pengembangan partisipasi.

2. Kepala Seksi Ketahanan Masyarakat dan Pengentasan Kemiskinan

mempunyai tugas melakukan dan menyiapkan pelaksanaan

ketahanan masyarakat dan pengentasan kemiskinan.

d. Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan

Pembangunan Desa

Mempunyai tugas melaksanakan pengembangan usaha ekonomi lembaga

keuangan mikro, produksi, pemasaran hasil usaha masyarakat dan bantuan

pembangunan desa.

Bidang Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan Desa

membawahi 2 Seksi, yaitu :

1. Kepala Seksi Bantuan Pembangunan Desa mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan bantuan pembangunan desa ;


2. Kepala Seksi Usaha Ekonomi Masyarakat mempunyai tugas

melakukan perencanaan dan fasilitasi program-program

pengembangan usaha ekonomi masyarakat.

e. Kepala Bidang Pemerintahan Desa mempunyai tugas melaksanakan bidang

Pemerintahan Desa

Bidang Pemerintahan Desa membawahi 3 Seksi, yaitu :

1. Kepala Seksi Pengembangan Pendapatan dan Kekayaan Desa

mempunyai tugas melakukan perumusan dan penyiapan pedoman

dan pelaksanaan pengembangan pendapatan dan kekayaan desa.

2. Kepala Seksi Aparatur Pemerintah Desa, Kelembagaan Desa dan

Adat mempunyai tugas melakukan perumusan dan penyiapan

pedoman dan pelaksanaan pedoman susunan organisasi dan tata

kerja dan pemerintah desa/kelurahan, tata cara pencalonan,

pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa dan

Perangkat Desa serta bahan perumusan bahan pedoman tentang

kelembagaan desa dan adat.

3. Kepala Seksi Pembinaan Pengelolaan Keuangan Desa mempunyai

tugas mempunyai tugas melakukan pembinaan pengelolaan

keuangan desa, meliputi penganggaran, penatausahaan, pelaporan

dan pertanggungjawaban keuangan desa.


f. Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Budaya, Sumber Daya Alam dan

Teknologi Tepat Guna

Mempunyai tugas melaksanakan dibidang Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pemberdayaan adat istiadat, konservasi,

rehabilitasi lingkungan, tehnologi tepat guna perdesaan.

Bidang Pemberdayaan Sosial Budaya, Sumber Daya Alam dan Teknologi

Tepat Guna membawahi 2 Seksi, yaitu :

1. Kepala Seksi Pengembangan Sosial BudayaMasyarakat mempunyai

tugas penyiapan bahan pemberdayaan adat istiadat dan budaya,

pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.

2. Kepala Seksi Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan

Teknologi Tepat Guna (TTG) mempunyai tugas penyiapan bahan

koordinasi perumusan dan pelaksanaan pemanfaatan sumber daya

alam dan teknologi tepat guna.

Adapun rincian tugas dari Struktur Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri adalah sebagai berikut :

a. Kepala Dinas mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan masyarakat

dan pemerintahan desa;


2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah

dibidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa;

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang

pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa ;

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

b. Sekretaris mempunyai fungsi :

1) Penyusunan rancangan kebijakan dinas;

2) Pengoordinasian pelaksanaan tugas bidang-bidang dan UPTD di

lingkungan dinas;

3) Penyusunan program dan pelaporan pengelolaan system informasi,

pemantauan dan evaluasi kegiatan dinas;

4) Pelaksanaan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian

administrasi umum, keuangan, sarana prasarana, ketenagaan,

kerumahtanggaan, dan kelembagaan;

5) Pengoordinasian penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan

desa;

6) Pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan,

hubungan masyarakat, dokumentasi dan perpustakaan;


7) Pelaksanaan analisis jabatan dan beban kerja;

8) Pengoordinasian penyusunan Standar Operasi Prosedur (SOP)

kegiatan dinas;

9) Penyusunan profil dinas

10) Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi kebijakan dinas.

c. Sekretaris membawahi 3 Sub Bagian, yaitu :

(a) Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan penyusunan rumusan kebijakan dan

pelaporan Dinas;

2. Penyusunan perencanaan program;

3. Penyusunan profil Dinas;

4. Penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas bidang–

bidang;

5. Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan rancangan

peraturan perundang-undangan bidang pemberdayaan

masyarakat dan pemerintahan desa;

6. Penyiapan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP);

7. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Dinas; dan


8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

(b) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

1. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) / Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA), belanja tidak langsung dan

belanja langsung;

2. Penyiapan bahan pembayaran gaji pegawai dan tunjangan

lainnya;

3. Penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan dan capaian

kinerja keuangan;

4. Penyiapan bahan Monitoring dan evaluasi kegiatan

keuangan; dan

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai

dengan peraturan perundangundangan.

(c) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan kegiatan urusan

rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, dokumentasi,

perpustakaan, kehumasan, dan sarana prasarana;


2. Pengelolaan administrasi perkantoran rumah tangga, surat

menyurat, kearsipan, dokumentasi, perpustakaan,

kehumasan, dan sarana prasarana;

3. Penyiapan bahan plaksanaan pengadaan dan pendistribusian

barang dilingkungan dinas;

4. Pengelolaan pengamanan dan perawatan barang/peralatan

inventaris serta gedung;

5. Pengelolaan pengawasan dan pengendalian inventaris

barang/peralatan serta pemeriksaan barang secara berkala;

6. Penyiapan bahan pelaksanaan keprotokolan, dan pengurusan

administrasi perjalanan dinas;

7. Penyiapan bahan pelaporan inventarisasi barang dan gedung;

8. Penyiapan bahan usulan kenaikan pangkat, mutasi, promosi,

pendidikan dan pelatihan serta kesejahteraan pegawai;

9. Penyiapan bahan penilaian angka kredit pejabat fungsional;

10. Penyiapan bahan pembinaan administrasi pegawai;

11. Penyiapan bahan analisa jabatan dan beban kerja;

12. Penyiapan bahan Monitoring dan evaluasi kegiatan

kepegawaian; dan
13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris

sesuai dengan peraturan perundangundangan.

d. Kepala Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi

Masyarakat menyelenggarakan fungsi :

1) Perumusan kebijakan dibidang penguatan kelembagaan dan

pengembangan partisipasi masyarakat;

2) Pelaksanaan penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan

kriteria dibidang penguatan kelembagaan dan pengembangan

partisipasi masyarakat;

3) Pengoordinasian dan fasilitasi pengolahan profil desa;

4) Pengoordinasian, fasilitasi dan penyelenggaraan panguatan

kelembagaan;

5) Pengoordinasian, fasilitasi dan pelaksanaan pelatihan masyarakat;

6) Pengoordinasian, fasilitasi dan pelaksanaan pengembangan

manajemen pembangunan partisipatif masyarakat;

7) Pengoordinasian, fasilitasi dan pelaksanaan peningkatan peran

masyarakat dalam penataan dan pendayagunaan ruang kawasan

perdesaan;

8) Pengoordinasian dan fasilitasi pembinaan evaluasi lomba desa;


9) Pelaksanaan pengembangan dan pemantapan kegiatan gotong

royong masyarakat desa;

10) Pengoordinasian, fasilitasi dan pengentasan kemiskinan perdesaan;

11) Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan pengolahan data

profil desa, penguatan kelembagaan masyarakat, pelatihan

masyarakat, pembangunan partisipatif masyarakat, dan

pelaksanaan peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan

pendayagunaan ruang kawasan perdesaan.

Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi

Masyarakat membawahi 2 Seksi, yaitu :

(a) Kepala Seksi Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat

mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1. Penyiapan bahan, pengkoordinasian dan Monitoring

musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) desa;

2. Penyiapan bahan, pengkoordinasian dan fasilitasi pengolahan

data profil desa dan kelurahan;

3. Penyiapan bahan, pengkoordinasian, fasilitasi dan

penyelenggaraan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat;

4. Penyiapan bahan, pengkoordinasian, fasilitasi dan

penyelenggaraan penguatan kelembagaan;


5. Penyiapan bahan, pengkoordinasian dan fasilitasi evaluasi

perkembangan desa;

6. Penyiapan bahan, pengkoordinasian dan penyelenggaraan

lomba desa;

7. Penyiapan bahan, pengkoordinasian, fasilitasi dan pelaksanaan

pengembangan manajemen pembangunan partisipatif;

8. Penyiapan bahan dan pelakasanaan Monitoring, evaluasi dan

pelaporan pengolahan data profil desa, penguatan kelembagaan

masyarakat, bulan bhakti gotong royong masyarakat,

pembangunan partisipatif, evaluasi perkembangan desa dan

lomba desa; dan

9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pemberdayaan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi

Masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(b) Kepala Seksi Ketahanan Masyarakat dan Pengentasan Kemiskinan

mempunyai rincian tugas sebagai berikut :

1. Penyiapan bahan pengkoordinasian, fasilitasi dan pelaksanaan

peningkatan peran masyarakat dalam penataan dan

pendayagunaan ruang kawasan perdesaan;


2. Penyiapan bahan pengkoordinasian, fasilitasi dan pelaksanaan

peningkatan peran masyarakat dalam program pemberdayaan

masyarakat;

3. Penyiapan bahan pengkoordinasian, fasilitasi dan pelaksanaan

pengentasan kemiskinan perdesaan;

4. Penyiapan bahan koordinasi penyusunan program-program

pengentasan kemiskinan dengan instansi terkait;

5. Penyiapan bahan pengkoordinasian, fasilitasi dan pelaksanaan

pelatihan masyarakat;

6. Penyiapan bahan dan pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan

pelaporan peningkatan peran masyarakat dalam program

pemberdayaan masyarakat;

7. Penyiapan bahan dan pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan

pelaporan pendayagunaan kawasan perdesaan;

8. Penyiapan bahan dan pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan

pelaporan program pengentasan kemiskinan; dan

9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pemberdayaan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi

Masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.


e. Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan

Desa mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan dibidang pemberdayaan usaha ekonomi

masyarakat dan bantuan pembangunan desa;

2) Pelaksanaan penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan

kriteria dibidang pemberdayaan usahaekonomi masyarakat dan

bantuan pembangunan desa;

3) Pelaksanaan fasilitasi program-program pemberdayaan dan

pengembangan usaha-usaha ekonomi masyarakat;

4) Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan penyelenggaraan

pemberdayaan ekonomi penduduk miskin;

5) Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan penyelenggaraan

pengembangan usaha ekonomi kelompok masyarakat;

6) Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro

pedesaan;

7) Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil

usaha masyarakat;
8) Perumusan dan penyusunan pedoman serta pembinaan Badan

Usaha Milik Desa (BUMDes);

9) Perumusan bahan pedoman pelaksanaan Alokasi dana Desa (ADD)

dan dana Desa;

10) Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan Alokasi dana

Desa (ADD) dan dana Desa;

11) Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan

bidang pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat dan bantuan

desa.

Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan bantuan Desa

membawahi 2 Seksi, yaitu :

(a) Kepala Seksi Bantuan Desa mempunyai rincian fungsi sebagai

berikut :

1. Penyiapan bahan perumusan pedoman pelaksanaan Alokasi

Dana Desa (ADD) dan Dana Desa;

2. Penyiapan bahan pengoordinasian, fasilitasi, inventarisasi dan

pembinaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa;

3. Penyiapan bahan dan pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan

pelaporan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa; dan


4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan Desa

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(b) Kepala Seksi Usaha Ekonomi Masyarakat mempunyai rincian

fungsi sebagai berikut :

1. Penyiapan bahan pelaksanaan program-program pemberdayaan

dan pengembangan usaha-usaha ekonomi masyarakat;

2. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi

dan penyelenggaraan pemberdayaan ekonomi penduduk

miskin;

3. Penyiapan bahan pengorganisasian dan fasilitasi Badan Usaha

Milik Desa (BUMDes);

4. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

penyelenggaraan pengembangan lembaga keuangan mikro

pedesaan;

5. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

penyelenggaraan pengembangan produksi dan pemasaran hasil

usaha masyarakat;
6. Penyiapan bahan dan pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan

pelaporan bidang pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat

dan bantuan desa; dan

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan Desa

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

f. Kepala Bidang Pemerintahan Desa mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijakan dibidang pemerintahan desa;

2) Pelaksanaan penetapan pedoman, norma, standar, prosedur dan

kriteria dibidang pemerintahan desa;

3) Penyusunan bahan rancangan Peraturan Daerah tentang

Pemerintahan Desa dan Pedoman Pelaksanaannya; penyusunan

pedoman Administrasi Pemerintahan Desa;

4) Peningkatan system informasi penyelenggaraan Pemerintahan

Desa; pemberdayaan Pemerintahan Desa;

5) Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan Tata cara pencalonan,

pelantikan dan pemberhentian Kepala Desa;

6) Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan tata cara pencalonan,

pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa;


7) Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan program kerja tahunan

Pemerintah Desa;

8) Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan kerja sama antara desa dan antar

desa dengan pihak ketiga;

9) Pelaksanaan fasilitasi pengelolaan kekayaan Desa; dan

10) Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang

pemerintahan desa.

Bidang Pemerintahan Desa membawahi 3 Seksi, yaitu :

(a) Kepala Seksi Pengembangan Pendapatan dan Kekayaan Desa

mempunyai rincian fungsi sebagai berikut :

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan dibidang

pemerintahan desa;

2. Penyiapan bahan pelaksanaan penetapan pedoman, norma,

standar, prosedur dan kriteria dibidang pemerintahan desa;

3. Penyiapan bahan pengumpulan, pengelolaan data untuk

penyusunan pedoman pembentukan, pemecahan,

penggabungan dan penghapusan desa;

4. Penyiapan bahan dan pemfasilitasian pelaksanaan

pembentukan, pemecahan, penggabungan dan penghapusan

desa;
5. Penyiapan bahan, fasilitasi kerjasama antar pemerintahan

desa;

6. Penyiapan bahan pengoordinasian dan fasilitasi

penyelenggaraan administrasi desa;

7. Penyiapan bahan data base penyelenggaraan administrasi

pemerintahan desa;

8. Penyiapan bahan penyusunan pedoman pengelolaan

administrasi desa;

9. Penyiapan bahan penyusunan pedoman tentang kedudukan

keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa;

10. Penyiapan bahan penyusunan pedoman tentang anggaran

pendapatan dan belanja desa;

11. Penyiapan bahan penyusunan pedoman tentang sumber

pendapatan desa;

12. Penyiapan bahan penyusunan pedoman tentang sumbangan

pihak ketiga;

13. Penyiapan bahan penyusunan pedoman tentang pengelolaan

dana bantuan desa;

14. Penyiapan bahan pembinaan dan peningkatan sumber

pendapatan dan kekayaan desa;


15. Penyiapan bahan penyusunan pedoman tentang tukar

menukar tanah kas desa dan penerimaan bantuan-bantuan

yang sah;

16. Penyiapan bahan dan pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan

pelaporan pengembangan pendapatan dan kekayaan desa;

dan

17. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pemerintahan Desa sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

(b) Kepala Seksi Aparatur Pemerintahan Desa, Kelembagaan Desa dan

Adat mempunyai rincian fungsi sebagai berikut :

1. Penyiapanbahan perumusan kebijakan dibidang

pemerintahan desa;

2. Penyiapan bahan pelaksanaan penetapan pedoman, norma,

standar, prosedur dan kriteria dibidang pemerintahan desa;

3. Penyiapan bahan penyusunan pedoman susunan organisasi

dan tata kerja pemerintah desa;

4. Penyiapan bahan penyusunan pedoman tata cara pencalonan,

pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;


5. Penyiapan bahan pelantikan, pengesahan dan pemberhentian

Kepala Desa;

6. Penyiapan bahan penyusunan pedoman tata cara pencalonan,

pengangkatan dan pemberhentian Perangkat Desa;

7. Penyiapan bahan penyusuan pedoman pembinaan disiplin

dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan

peningkatan kesejahteraan aparatur desa;

8. Penyiapan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis

tentang pembinaan kelembagaan desa;

9. Penyiapan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis

tentang pembinaan penyusunan peraturan desa, peraturan

Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa;

10. Penyiapan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis

tentang pembentukan, pemecahan, penggabungan dan

penghapusan desa;

11. Penyiapan bahan penganalisaan dan evaluasi mengenai

kegiatan pembinaan kelembagaan desa;

12. Penyiapan bahan penganalisaan dan evaluasi mengenai

kegiatan kerjasama antar desa;


13. Penyiapan bahan penetapan pedoman peran Badan

Perwakilan Desa (BPD) dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa;

14. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, supervise dan

fasilitasi Badan Perwakilan Desa (BPD).

15. Penyiapan bahan dan pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan

pelaporan peran Badan Perwakilan Desa (BPD); dan

16. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pemerintahan Desa sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

(c) Kepala Seksi Pembinaan Pengelolaan Keuangan Desa mempunyai

rincian fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan Pedoman Umum dan Standar Harga serta

petunjuk serta petunjuk teknis bagi pengelolaan keuangan

desa;

2. Pelaksanaan pembinaan terhadap penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) dan atau

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (PAPB

Desa), penatausahaan keuangan, Pelaporan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Desa;


3. Pelaksanaan asistensi terhadap Raperdes tentang APB Desa

dan Perubahan APB Desa, Penatausahaan, Pelaporan dan

Pertanggung jawaban keuangan desa;

4. Pelaksanaan evaluasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan

Belanja Desa (APB Desa), penatausahaan keuangan desa

(SPJ, Buku Besar dan Buku Besar Pembantu), dan

pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca);

5. Pengolahan data dan informasi keuangan desa;

6. Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang

Pembinaan Pengelolaan Keuangan Desa;

7. Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang

Pembinaan Pengelolaan Keuangan Desa; dan

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan

sesuai dengan peraturan perundangundangan.

g. Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Budaya, Sumber Daya Alam dan

Teknologi Tepat Guna mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, supervisi, dan fasilitasi

pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga

(PKK);
2) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi kegiatan Tim Pembina Tim

Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK);

3) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, supervisi, dan fasilitasi

pelaksanaan kegiatan Program Makanan Tambahan Anak Sekolah

(PMTAS);

4) Perumusan dan penyiapan kebijakan peningkatan pemberdayaan

dan kesejahteraan keluarga;

5) Pelaksanaan koordinasi, pembinaan, fasilitasi, dan perumusan dan

penyiapan kebijakan peningkatan pemberdayaan dan kesejahteraan

keluarga;

6) Pelaksanaan fasilitasi kegiatan Pokjanal Posyandu;

7) Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolalan

sumber daya alam dan teknologi tepat guna;

8) Pelaksanaan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan konservasi dan

rehabilitasi lingkungan;

9) Pelaksanaan fasilitasi konservasi dan rehabilitasi lingkungan;

10) Pelaksanaan koordinasi dan pelaksanaan sumber daya alam;

11) Perumusan, pengkajian, pembinaan dan kerjasama pelaksanaan

fasilitasi kebutuhan teknologi tepat guna;


12) Perumusan, fasilitasi dan pelaksanaan pemasyarakatan dan bantuan

teknologi tepat guna;

13) Perumusan dan pelaksanaan perbaikan perumahan dan pemukiman

desa berbasis masyarakat;

14) Perumusan dan pelaksanaan pembinaan, koordinasi, pengawasan,

supervisi dan fasilitasi pemeliharaan sarana dan prasarana

perdesaan serta pemeliharaan sarana air bersih dan penyehatan

lingkungan; dan

15) Pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan

pemanfaatan lahan bidang Sosial Budaya, Sumber Daya Alam

(SDA) dan Teknologi Tepat Guna (TTG).

Bidang Pemberdayaan Sosial Budaya, Sumber Daya Alam dan

Teknologi Tepat Guna membawahi 2 Seksi, yaitu :

(a) Kepala Seksi Pengembangan Sosial Budaya Masyarakat

mempunyai tugas :

1. Penyiapan bahan koordinasi, pembinaan, supervisi, dan

fasilitasi pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan dan

Kesejahteraan Keluarga (PKK),

2. Penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi kegiatan Tim

Pembina TP PKK;
3. Penyiapan bahan koordinasi, pembinaan, supervisi, dan

fasilitasi pelaksanaan kegiatan Program Makanan Tambahan

Anak Sekolah (PMTAS);

4. Penyiapan bahan perumusan dan penyiapan kebijakan

peningkatan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga;

5. Penyiapan bahan fasilitasi kegiatan Kelompok Kerja

Fungsional (Pokjanal) Posyandu;

6. Penyiapan bahan koordinasi dalam peningkatan gizi dan

perbaikan kesehatan keluarga;

7. Penyusunan rencana Program Pemberian Makanan

Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS);

8. Penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan Program

Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat

Sejahtera;

9. Penyiapan bahan koordinasi Dewan Penyantun

Pemberdayaan dan Kesejahteraan keluarga (PKK);

10. Penyiapan bahan koordinasi peningkatan pemberdayaan dan

kesejahteraan keluarga;

11. Penyiapan bahan koordinasi Kelompok Kerja Fungsional

(Pokjanal) dan Revitalisasi Posyandu;


12. Penyiapan bahan penyusunan materi, Monitoring dan

evaluasi dan pelaporan sosial budaya; dan

13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pemberdayaan Sosial Budaya, Sumber Daya Alam (SDA)

dan Teknologi Tepat Guna (TTG) sesuai dengan peraturan

perundangundangan.

(b) Kepala Seksi Pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan

Teknologi Tepat Guna (TTG) mempunyai fungsi :

1. Penyiapan bahan penyelenggaraan pemberdayaan

masyarakat dalam pengelolalan sumber daya alam dan

teknologi tepat guna;

2. Penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan

konservasi dan rehabilitasi lingkungan;

3. Penyiapan bahan pelaksanaan fasilitasi konservasi dan

rehabilitasi lingkungan;

4. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan sumber daya

alam;

5. Penyiapan bahan perumusan, pengkajian, pembinaan dan

kerjasama pelaksanaan fasilitasi kebutuhan teknologi tepat

guna;
6. Penyiapan bahan perumusan, fasilitasi dan pelaksanaan

pemasyarakatan dan bantuan teknologi tepat guna;

7. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan perbaikan

perumahan dan pemukiman desa berbasis masyarakat;

8. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan pembinaan,

koordinasi, pengawasan, supervisi dan fasilitasi

pemeliharaan

sarana dan prasarana perdesaan serta pemeliharaan sarana air

bersih dan penyehatan lingkungan;

9. Penyiapan bahan dan pelaksanaan Monitoring, evaluasi dan

pelaporan penyelenggaraan pemanfaatan lahan bidang Sosial

Budaya, Sumber Daya Alam (SDA) dan Teknologi Tepat

Guna (TTG); dan

10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

Pemberdayaan Sosial Budaya, Sumber Daya Alam (SDA)

dan Teknologi Tepat Guna (TTG) sesuai dengan peraturan

perundangundangan.

3.2 Aktivitas Magang

Pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten

Kediri terdapat bidang-bidang sebagai berikut : (1) Sekretariat yang terdiri dari Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Penyusunan

Program; (2) Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi

Masyarakat; (3) Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan

Pembangunan Desa; (4) Bidang Pemerintahan Desa; dan (5) Bidang Sosial Budaya,

SDA dan TTG.

Dari kelima bidang yang ada pada DPMPD Kabupaten Kediri kami ditempatkan pada

Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan Pembangunan Desa

(Bidang PUEM) dan Bidang Pemerintahan Desa (Bidang Pemdes). Adapun aktivitas

kegiatan magang selama 30 hari kerja yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota

kelompok adalah sebagai berikut ini :

Tabel 3.1 Aktivitas Kegiatan Ilyas dan Moch. Zahied Zidan selama magang

di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)


Kabupaten Kediri

No
Kegiatan Jumlah Manfaat Kegiatan PJ
.
Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat dan Bantuan Pembangunan
Desa
1. Penjelasan singkat terkait bidang 1 kali Mengenal para pegawai Bapak
yang ada di DPMPD oleh bidang dan mengetahui Makmun
kepegawaian dan mendengarkan lingkungan kerja yang ada Efendy
penjelasan tupoksi dan kegiatan
bidang PUEM oleh staf seksi pada DPMPD
Bentuan Pembangunan Desa
Kabupaten Kediri.

Pengenalan aplikasi OM-SPAN Mengetahui apa kegunaan


untuk menginput data Dana Desa aplikasi OM- SPAN dan Bapak
2. oleh staf seksi Bantuan 1 kali mengetahui bagaimana Heru
Pembangunan Desa cara mengoperasikan Setiawan
aplikasi tersebut.

Mengetahui kelengkapan
dokumen terkait
Mengikuti monitoring dan pengelolaan Dana Desa Bapak
3. evaluasi (monev) Dana Desa 1 kali tahun anggaran 2021 dan Heru
tahun anggaran 2021 memeriksa keseuaian Setiawan
dokumen dengan fakta
lapangan
Mengetahui dokumen apa
Menginput data peyerapan dan saja yang diperlukan
Bapak
penyaluran realisasi KPM dalam menyusun RKP
4 7 kali Heru
Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa dan tahapan yang
Setiawan
Dana Desa dilakukan dalam
penyusunan RKP Desa.
Menerima dan memeriksa
kelengkapan kekurangan Mengetahui kelengkapan
Bapak
monitoring dan evaluasi (monev) dokumen laporan
5 4 kali Heru
Dana Desa tahun anggaran 2021 persyaratan penyaluran
Setiawan
beberapa desa dana desa.
Menerima lembar realisasi
Mengetahui jumlah
Keluarga Penerima Manfaat Bapak
Keluarga Penerima
6 (KPM) Bantuan Langsung Tunai 5 kali Heru
Manfaat (KPM) BLT
(BLT) Setiawan
Dana Desa

Menerima lembar konfirmasi


Mengetahui bukti transfer Bapak
Bantuan Langsung Tunai (BLT)
7 5 kali Pengambilan Dana Desa Heru
dan Dana Desa DD tahap 2 dari
untuk program BLT Setiawan
beberapa desa
Mampu
mengkoordinasikan acara

Menyiapkan rapat koordinasi dengan baik dan


Bapak
Kepala Seksi Pembangungan dan mengetahui materi yang
8 2 kali Heru
Pemberdayaan Masyarakat menjadi bahan diskusi
Setiawan
(PMD) se-Kabupaten Kediri ketika rapat berlangsung
serta bagaimana

praktiknya dilapangan.
Mempermudah untuk
Menyusun dan melengkapi SPJ mencari berkas-berkas
Bapak
bidang PUEM dan bantuan ketika diperlukan pada
9 2 kali Heru
pembangunan Desa bulan saat pertanggungjawaban
Setiawan
September pengeluaran uang
(belanja) dan kinerja1
Mengarsipkan lembar realisasi Mempermudah untuk
Bapak
Keluarga Penerima Manfaat mencari berkas-berkas
10 2 kali Heru
(KPM) Bantuan Langsung Tunai ketika diperlukan pada
Setiawan
(BLT) saat menginput data.

11 Mengikuti monitoring dan 1 kali Mengetahui Bapak


perkembangan dari
evaluasi (monev) Badan Usaha BUMDesa di lapangan
Heru
Milik Desa (BUMDesa) tahun serta memeriksa
Setiawan
anggaran 2021 kelengkapan dokumen
terkait BUMDesa
Mengikuti Bimbingan Teknis Bapak
Mengetahui teknis dalam
12 (BIMTEK) Badan Usaha Milik 1 kali Heru
pengelolaan BUMDesa
Desa (BUMDesa) Setiawan
Membuat google form tentang
Mengetahui tentang
pendataan Badan Usaha Milik Bapak
informasi profil dari
13 Desa (BUMDesa) Kabupaten 1 kali Heru
BUMDesa di Kabupaten
Kediri Setiawan
Kediri

Membuat rekapan Rencana Kerja


Anggaran Perubahan Satuan Mempermudah untuk Bapak
14 Kerja Perangkat Daerah 1 kali mencari berkas-berkas Heru
(RKAPSKPD) tahun anggaran ketika diperlukan Setiawan
2021

Sumber: Olahan Penulis

Berikut adalah uraian kegiatan magang selama 30 hari kerja dimulai pada hari

Senin tanggal 6 September 2021 dan berakhir pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2021

yang bertempat di Dinas Pemberdayaan Masyakarat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)

Kabupaten Kediri :

1. Minggu pertama ( 6 September s/d 10 September 2021 )


 Senin, 6 September 2021

Pada hari pertama magang saya dan teman-teman kelompok dipandu oleh

pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)

Kabupaten Kediri untuk diperkenalkan dengan lingkungan kerja, struktur

organisasi, tugas dan fungsi masing-masing bidang kerja yang ada di instansi.

Selanjutnya kami dibawa berkeliling untuk melihat dan mengamati pekerjaan

serta mendengarkan uraian tugas pokos dan fngsi yang ada pada bidang dimana

kami akan ditempatkan.

 Selasa, 7 September 2021

Pada hari kedua magang saya dikenalkan dengan aplikasi OM-SPAN (Online

Monitoring SPAN) yang berguna untuk menginput data penyaluran dan

penyerapan realisasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Langsung

Tunai (BLT) Dana Desa. Selanjutnya kami dipersilahkan untuk mencoba

aplikasi tersebut.

 Rabu, 8 September 2021

Pada hari ketiga magang saya ditugaskan untuk membantu Staf Seksi Bantuan

Pembangunan Desa untuk mendampingi kegiatan monitoring dan evaluasi

(monev) dana desa tahun anggaran 2021 di Desa Besowo Kecamatan Kepung

Kabupaten Kediri.

 Kamis, 9 September 2021


Pada hari keempat saya diberi tugas untuk menginput data penyaluran realisasi

KPM Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan

September Kecamatan Banyakan dan Kecamatan Gurah. Setelah itu saya

ditugaskan untuk menginput data peyerapan realisasi KPM Bantuan Langsung

Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan September Kecamatan

Banyakan dan Kecamatan Gurah.

 Jum’at, 10 September 2021

Pada hari kelima saya bertugas untuk menerima dan memeriksa kelengkapan

kekurangan monev Dana Desa tahun anggaran tahun 2021 dari Desa Besowo.

Selain itu juga saya menerima lembar realisasi KPM BLT Dana Desa bulan

Agustus.

2. Minggu kedua ( 13 September s/d 17 Oktober 2021 )


 Senin, 13 September 2021

Pada hari keenam saya masih bertugas untuk menerima lembar realisasi KPM

Bantuan Langsung Tunai (BLT) bulan Agustus dan bulan September dari

beberapa Desa dan menerima lembar konfirmasi BLT dan DD tahap 2 dari

beberapa Desa.

 Selasa, 14 September 2021

Pada hari ketujuh saya diberi tugas untuk mengikuti zoom meeting terkait re-

konfirmasi data anak tidak sekolah (ATS) dan anak beresiko putus sekolah

(ABPS) akibat pandemic. Setelah mengikuti zoom meeting saya ditugaskan

untuk menginput data penyaluran realisasi KPM Bantuan Langsung Tunai

(BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan September Kecamatan Badas dan

Kecamatan Mojo. Dilanjutkan dengan tugas untuk menginput data peyerapan

realisasi KPM Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan

bulan September Kecamatan Badas dan Kecamatan Mojo.


 Rabu, 15 september 2021

Pada hari kedelapan kegiatan magang saya membantu staf PUEM untuk

menyiapkan acara rapat sosialisasi dan perjanjian kerja sama pengembangan

amenitas wisata dalam mendukung destinasi super prioritas tahun 2021 antara

Desa Keling Kecamatan Kepung. Pada acara ini saya membantu untuk

menyiapkan makanan dan minuman, mempersiapkan peralatan rapat seperti

laptop, proyektor dan kamera untuk teleconference. Setelah rapat sosialisasi dan

perjanjian berakhir saya bertugas untuk menerima lembar realisasi Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Langsung Tunai (BLT) bulan Agustus dan

bulan September dari beberapa desa.


 Kamis, 16 September 2021

Pada hari kesembilan saya diberi tugas untuk menginput data penyaluran

realisasi KPM Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan

bulan September Kecamatan Semen dan Kecamatan Wates. Setelah itu saya

ditugaskan untuk menginput data peyerapan realisasi KPM Bantuan Langsung

Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan September Kecamatan Semen

dan Kecamatan Wates.

 Jum’at, 17 September 2021

Pada hari kelima saya diberi tugas untuk menerima dan memeriksa kelengkapan

kekurangan monev dana desa tahun anggaran tahun 2021 dari beberapa desa.

3. Minggu ketiga ( 20 September s/d 24 September 2021 )


 Senin, 20 September 2021

Pada hari kesebelas saya diberi tugas untuk menginput data penyaluran realisasi

KPM Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan

September Kecamatan Kras dan Kecamatan Kayen Kidul. Setelah itu saya

ditugaskan untuk menginput data peyerapan realisasi KPM Bantuan Langsung

Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan September Kecamatan Kras

dan Kecamatan Kayen Kidul.

 Selasa, 21 September 2021

Hari Selasa saya diberi tugas untuk mempersiapkan kebutuhan teknis yang

diperlukan dalam menunjang kegiatan video conference dan juga ditugaskan

sebagai peserta zoom meeting terkait sosialisasi kebijakan penggunaan Dana

Desa tahun 2022. Setelah mengikuti zoom metting saya bertugas untuk

menginput data penyaluran realisasi dan penyerapan KPM Bantuan Langsung

Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan September Kecamatan

Gampengrejo dan Kecamatan Puncu.


 Rabu, 22 September 2021

Pada hari ketiga belas saya ditugaskan untuk membantu Staf Seksi Bantuan

Pembangunan Desa untuk mendampingi kegiatan monitoring dan evaluasi

(monev) dana desa tahun anggaran 2021 di Desa Brumbung Kecamatan Kepung

Kabupaten Kediri.

 Kamis,23 September 2021

Pada hari keenam saya masih bertugas untuk menerima lembar realisasi KPM

Bantuan Langsung Tunai (BLT) bulan Agustus dan bulan September dari

beberapa Desa dan menerima lembar konfirmasi BLT dan DD tahap 2 dari

beberapa Desa.

 Jum’at, 24 September 2021

Pada hari kelima belas saya ditugaskan untuk membantu pegawai

mempersiapkan kebutuhan teknis yang diperlukan dalam menunjang kegiatan


rapat koordinasi Kepala Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

(PMD) Pemerintahan Desa se-Kabupaten Kediri.

4.Minggu keempat ( 27 September s/d 1 Oktober 2021 )

 Senin, 27 September 2021

Pada hari kelima saya diberi tugas untuk menerima dan memeriksa kelengkapan

kekurangan monev dana desa tahun anggaran tahun 2021 dari beberapa Desa.

 Selasa, 28 September 2021

Pada hari keempat saya diberi tugas untuk menginput data penyaluran realisasi

KPM Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan

September Kecamatan Purwoasri dan Kecamatan Tarokan. Setelah itu saya

ditugaskan untuk menginput data peyerapan realisasi KPM Bantuan Langsung

Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan September Kecamatan

Purwoasri dan Kecamatan Tarokan.

 Rabu, 29 September 2021

Pada hari kelima belas saya ditugaskan untuk membantu bendahara bidang

dalam Menyusun dan melengkapi Surat Pertanggungjawaban (SPJ) bidang

PUEM dan bantuan pembangunan Desa bulan September.


 Kamis, 30 September 2021

Pada hari keempat belas saya ditugaskan untuk membantu mengelompokkan

laporan realisasi penyerapan dan penggunaan Dana Desa bulan Agstusdari

beberapa kecamatan dan kemudian diasripkan.

 Jum’at, 1 Oktober 2021

Pada hari keenam saya diberikan tugas untuk menerima lembar realisasi KPM

Bantuan Langsung Tunai (BLT) bulan Agustus dan bulan September dari

beberapa Desa dan menerima lembar konfirmasi BLT dan DD tahap 2 dari

beberapa Desa.

5.Minggu kelima ( 4 Oktober s/d 8 Oktober 2021 )

 Senin, 4 Oktober 2021

Pada hari keempat saya diberi tugas untuk menginput data penyaluran realisasi

KPM Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan

September Kecamatan Ngasem dan Kecamatan Ngancar. Setelah itu saya

ditugaskan untuk menginput data peyerapan realisasi KPM Bantuan Langsung


Tunai (BLT) Dana Desa bulan Agustus dan bulan September Kecamatan

Ngasem dan Kecamatan Ngancar.

 Selasa, 5 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh dua saya ditugaskan untuk membantu menagrsipkan

laporan realisasi penyerapan dan penggunaan Dana Desa bulan Agustus

beberapa kecamatan dan kemudian diasripkan.

 Rabu, 6 Oktober 2021

Hari Rabu saya diberi tugas untuk mempersiapkan kebutuhan teknis yang

diperlukan dalam menunjang kegiatan rapat tentang fasilitasi penyusunan

laporan pelaksanaan bantuaan keuangan khusus pemberdayaan BUMDesa tahun

2021. Dilanjutkan untuk mempersiapkan rapat koordinasi dengan Kepala Seksi

(KASI) PMD terkait persiapan Bimbingan Teknis (BIMTEK) di Solo.


 Kamis, 7 Oktober 2021

Pada hari Kamis saya ditugaskan untuk membantu Staf Seksi Bantuan

Pembangunan Desa untuk mendampingi kegiatan monitoring dan evaluasi

(monev) dana desa tahun anggaran 2021 di Desa Mejono dan Desa Putih.

 Jum’at, 8 Oktober 2021

Pada hari kamis saya diberi tugas untuk menerima dan memeriksa kelengkapan

kekurangan monev Dana Desa tahun anggaran tahun 2021 dari Desa Brumbung

Desa Besowo dan Desa Krenceng Kecamatan Kepung.

6.Minggu Keenam ( 11 Oktober s/d 15 Oktober 2021 )

 Senin, 11 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh enam saya ditugaskan untuk membantu Staf Seksi Usaha

Ekonomi Masyarakat untuk mendampingi kegiatan Bimbingan Teknis

(BIMTEK) Usaha Milik Desa (BUMDesa) tahun anggaran 2021 di Desa Pare

dan Desa Putih.


 Selasa, 12 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh tujuh saya ditugaskan untuk membantu Staf Bidang untuk

mendampingi petugas KPPN dalam memonitoring penggunaan Dana Desa di

Desa Dawung dan Desa Selodono.

 Rabu, 13 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh delapan saya ditugaskan untuk membantu membuat

google form yang bertujuan untuk pendataan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDESA) Kabupaten Kediri. Selanjutnya saya bertugas untuk membuat

rekapan Rencana Kerja Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(RKAPSKPD) tahun anggaran 2021.


 Kamis, 14 Oktober 2021

Pada hari Kamis saya ditugaskan untuk membantu Staf Seksi Bantuan

Pembangunan Desa untuk mendampingi kegiatan monitoring dan evaluasi

(monev) dana desa tahun anggaran 2021 di Desa Krenceng Kecamatan Kepung

dan Desa Canggu Kecamatan Badas.

 Jumat, 15 Oktober 2021

Pada hari terakhir saya ditugaskan untuk membantu bendahara bidang dalam

enyusun dan melengkapi SPJ bidang PUEM dan bantuan pembangunan Desa

bulan September dan bulan Oktober.


Tabel 3.2
Aktivitas Kegiatan Muhammad Kemal Arrosidi dan Henry Purnama Aji selama
magang di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)
Kabupaten Kediri

No. Kegiatan Jumlah Manfaat Kegiatan PJ


Bidang Pemerintahan Desa
Mengenal para pegawai
Pengenalan secara Bapak
DPMPD Kabupaten
1. langsung lokasi magang 1 kali Makmun,
Kediri dan mengetahui
dan lingkungan kerja. S.Sos
lingkungan kerjanya.
Memeriksa dan Mengetahui bagaiman Bapak
format berita acara yang
2. mengkoreksi Berita Acara 3 kali Muhammad
baik dan benar dan
terkait penyerahan bantuan mengetahui mekanisme Basthomi, SE
penyerahan bantuan dana
dana Recovery ekonomi
Recovery ekonomi pada
pada masa pandemi Covid- masa pandemi Covid-19
kepada pemerintah desa
19 kepada pemerintah desa
Merapikan dan
Menata dan
mempermudah pencarian Bapak
mengelompokkan
berkas BPJS perangkat Muhammad
berkas BPJS perangkat
desa serta mengetahui Basthomi, SE
3. desa sesuai dengan 5 kali
persyaratan permohonan
masing-masing
BPJS perangkat desa.
kecamatan.
Mengetahui bagaimana Bapak
Mengoperasikan aplikasi
4. 3 kali Muhammad
SISKEUDES, dan cara mengoperasikan
Basthomi, SE
menginputkan data yang aplikasi SISKEUDES dan
disetorkan oleh perangkat
mengethaui bagaimana cara
desa yang ada di Kabupaten
Kediri ke dalam kerjanya

SISKEUDES
Dapat mengamati secara
Monitoring dan Bapak
langsung proses
5. sosialisasi terkait pajak 1 kali Muhammad
Monitoring dan
dana desa Basthomi, SE
sosialisasi pajak dana
desa
Mengetahui bagaimana Bapak
Tinjauan lapang
6. 1 kali proses pengangkatan Muhammad
pengangkatan kembali
Kepala Desa Basthomi, SE
Kepala Desa Tarokan
Pasca putusan pengadilan
Mengetik surat Permohonan
Bantuan/Penyiapan Fasilitas
video conference kepada
Mengetahui bagaimana
Kepala Dinas Komunikasi
cara membuat surat dinas Bapak
dan Informasi Kabupaten
8. 1 kali yang baik dan benar Muhammad
Kediri Perihal Sosialisasi
sesuai ketentuan yang Basthomi, SE
Peraturan Bupati No.48
berlaku.
terkait Reformasi Birokrasi
tentang pengangkatan
Sekretaris Desa
Mampu
menkoordinasikan
jalannya sosialisasi
Mempersiapkan dan
Perbup No.48 melalui
mengikuti video Bapak
video conference
9. conference kegiatan 4 kali Muhammad
dengan baik. Selain itu
Sosialisasi Peraturan Basthomi, SE
juga mengetahui
Bupati No.48 terkait
bagaimana isi dari
Reformasi Birokrasi
Peraturan Bupati No.48
tentang pengangkatan
terkait perubahan
Sekretaris Desa
peraturan pengangkatan
Sekretaris Desa.

Mengetahui bagaimana
implementasi
Meninjau dan mengamati penggunaan pajak dan
langsung di lapangan retribusi untuk
10. terkait dengan kegiatan 2 kali pembangunan wilayah di
Bapak
fasilitasi Monitoring Pajak beberapa desa-desa yang
Muhammad
dan Retribusi. sesuai dengan petunjuk
teknis dari Pemerintah Basthomi, SE
Kabupaten Kediri.
11 Menginput data Keuangan 2 Kali Mengetahui bagaimana Bapak
DPMPD ke dalam aplikasi cara mengoperasikan
Muhammad
SIPD aplikasi SIPD dan
Basthomi, SE
mengethaui bagaimana
cara kerjanya
12 Membuat materi powerpoint 1 kali Mengetahui bagaimana Bapak
terkait mekanisme mekanisme Kepala Desa Muhammad
implementasi Peraturan di dalam memilih Basthomi, SE
Bupati No.48 terkait Sekretaris Desa baik dari
pemilihan Sekretaris Desa proses pemilihan,
untuk kegiatan sosialisasi pengetesan maupun
kepada seluruh perangkat desa sampai tahap
di Kabupaten Kediri pengangkatan
13 Menyusun SK pengangkatan 1 Kali Mengetahui bagaimana Bapak
Kepala Desa Tarokan cara menyusun SK Muhammad
pengangkatan Kepala Basthomi, SE
Desa

14 Menjadi panitia kegiatan 1 Kali Mampu mengkondisikan Bapak


sosialisasi bantuan mobil acara sosialisasi yang Muhammad
siaga untuk masing-masing diselenggarakan oleh Basthomi, SE
desa di seluruh Kab.kediri DPMPD dan mengetahui
fungsi peningkatan
kualitas aparatur
pemerintah desa
Mengetahui wilayah-
Memeriksa Berita Acara wilayah desa yang sudah
Penyerahan Dana Bantuan membuat Berita Acara
Bapak
Pemerintah Kabupaten terkait Penyerahan Dana
Muhammad
15. Kediri Kepada Desa dari 7 kali Bantuan Pemerintah
Basthomi, SE
bagian perolehan pajak Kabupaten Kediri
daerah Tahun Anggaran Kepada Desa dari bagian
2021 Tahap 1 perolehan pajak daerah
Tahun Anggaran 2021
Tahap 1
Mengetahui mekanisme
Membantu menyiapkan dan dan tata cara
memfasilitasi kegiatan rapat penyelenggaraan rapat
Bapak
yang dilaksanakan oleh koordinasi dengan
Muhammad
16. Kepala Bidang Pemerintah 7 kali instansi lain
Basthomi, SE
Desa dengan Instansi lain

Sumber : Olahan Penulis

Berikut adalah uraian kegiatan magang selama 30 hari kerja dimulai pada hari

Senin tanggal 6 September 20201 dan berakhir pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2021

yang bertempat di Dinas Pemberdayaan Masyakarat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)

Kabupaten Kediri :

1. Minggu pertama (6 September-10 September 2021)

• Senin, 6 September 2021

Pada hari pertama magang saya dan teman-teman kelompok dipandu oleh pegawai

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri

untuk diperkenalkan dengan lingkungan kerja, struktur organisasi, tugas dan fungsi

masing-masing bidang kerja yang ada di instansi. Selanjutnya kami dibawa berkeliling

untuk melihat dan mengamati pekerjaan yang ada pada bidang dimana kami akan

ditempatkan. Selain itu, kami juga diantar ke Kantor Bupati Kabupaten Kediri untuk
dikenalkan dengan instansi yang sering berkoordinasi dengan DPMPD yaitu BKD,

Bagian Hukum, Asisten Pribadi Sekretaris Daerah, Bappeda dan Inspektorat.

• Selasa, 7 September 2021

Pada hari kedua magang saya diberi tugas untuk memeriksa Dokumen Berita Acara

terkait penyerahan dana bantuan keuangan kepada pemerintah desa yang ada di seluruh

Kabupaten Kediri untuk kegiatan recovery ekonomi akibat pandemi covid-19. Dokumen

yang belum lengkap atau tidak sesuai format yang seharusnya akan dikomunikasikan

kembali dengan perangkat desa terkait untuk disusun ulang sampai benar sesuai format

yang diinginkan.

• Rabu, 8 September 2021

Pada hari ketiga magang saya diberikan tugas untuk membantu bapak Kepala Bidang

Pemerintah Desa melaksanakan kegiatan rapat di Kantor Bupati tepatnya di Gedung


Cakra Bhirawa, pada saat itu membahas tentang persiapan kegiatan TMMD ysng

diselenggarakan oleh TNI di Kabupaten Kediri. Selain itu, kami juga diminta untuk

mengirimkan surat undangan rapat lanjutan kepada instansi Kodim, Sekretaris Daerah,

Inspektorat, dan Bappeda terkait pelaksanaan kegiatan TMMD

• Kamis, 9 September 2021

Pada hari keempat saya diberi tugas untuk membantu pegawai di Bidang Pemerintah

Desa dalam melaksanakan kegiatan Sosialisasi terkait Pajak Dana Desa yang via Zoom

Meeting. Kami membantu menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

sosialisasi tersebut termasuk materi yang akan disampaikan. Selain itu, kami juga

diminta untuk mengikuti kegiatan sosialisasi untuk mencatat pertanyaan-pertanyaan dari

perangkat desa.

• Jum’at, 10 September 2021

Menindaklanjuti surat undangan yang kami kirimkan ke beberapa instansi pada hari

Rabu terkait pelaksanaan kegiatan TMMD, pada hari ini kami diberikan tugas untuk

menjadi panitia kegiatan rapat dengan menjadi penerima tamu, mengabsen semua

peserta yang hadir dan menyiapkan segala kebutuhan rapat hingga selesai
2. Minggu kedua ( 13 September s/d 17 September 2021 )

• Senin, 13 September 2021

Untuk lebih memahami dan mengerti terkait dengan tugas dan fungsi beberapa seksi

bidang yang ada di Bidang Pemerintahan Desa. Pada hari keenam kegiatan magang saya

ditugaskan untuk melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Pengelolaan Keuangan

Desa pada Bidang Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri terkait tugas pokok dan fungsi Seksi Pengelolaan

Keuangan Desa dalam memberikan fasilitasi kepada pemerintah desa terkait dengan

pengelolaan APBDes mulai dari penyusunan sampai dengan evaluasi dan Aplikasi

Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES).

• Selasa, 14 September 2021

Pada hari ketujuh saya diberikan tugas untuk membuat dan mengetikkan Surat

keputusan pelantikan kembali Kepala Desa Tarokan pasca putusan pengadilan yang

menyatakan bahwa Kepala Desa Tarokan tidak bersalah, serta menindaklanjuti surat

dari Kepala Desa Tarokan terkait pengajuan pengangkatan dan pelantikan kembali

menjadi Kepala Desa


• Rabu, 15 september 2021

Pada hari kedelapan kegiatan magang saya diberi tugas untuk melakukan penomoran

surat-surat dari Bidang Pemerintahan Desa berkoordinasi dengan bagian Sekretariat

DPMPD

• Kamis, 16 September 2021

Pada hari kesembilan saya diberikan tugas untuk mengetikkan dan menyusun naskah

pengaktifan kembali Kepala Desa Tarokan yang akan digunakan untuk pelantikan

kembali Kepala Desa Tarokan Kabupaten Kediri

• Jum’at, 17 September 2021

Pada hari ke sepuluh saya ditugaskan untuk berkoordinasi dengan Inspektorat

Pemerintah Kabupaten Kediri terkait undangan rapat koordinasi dengan Bidang

Pemerintah Desa Kabupaten Kediri

3. Minggu ketiga ( 20 September s/d 24 September 2021 )


• Senin, 20 September 2021

Pada hari kesebelas, saya diminta untuk membantu menyusun anggaran pengeluaran

yang akan dilaksanakan pada tahun 2022 dengan dibantu staf bagian keuangan serta

saya diminta untuk mempelajari buku pedoman anggaran Pemerintah Kabupaten Kediri

• Selasa, 21 September 2021

Pada hari keduabelas, saya ditugaskan untuk memeriksa dan mengecek Berita Acara

terkait penyerahan dana bantuan pemerintah Kabupaten Kediri kepada desa dari bagian

perolehan pajak daerah tahun anggaran 2021 Tahap 1

• Rabu, 22 september 2021

Pada hari ketigabelas, saya diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan pelantikan

Kepala Desa Tarokan yang diselenggarakan di Balai Desa Tarokan Kabupaten Kediri

• Kamis, 23 September 2021

Pada hari keempatbelas, saya diberikan tugas untuk mengikuti kegiatan zoom meeting

yang dilaksanakan oleh Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Komunikasi dan

Informasi berkaitan dengan penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa secara serentak

pada tahun 2023 melalui e-votting menggunakan aplikasi sirekap


• Jum’at, 24 September 2021

Pada hari kelima belas, saya diberikan tugas untuk menyusun surat balasan dari Kepala

Desa Banjaranyar terkait permintaan bantuan hukum dalam masalah dugaan tindakan

KKN yang dilakukan oleh Kepala Desa Banjaranyar dalam Pengangkatan Sekretaris

Desa

4. Minggu keempat ( 27 September s/d 1 Oktober 2021 )

• Senin, 27 September 2021

Pada hari keenambelas, saya ditugaskan kembali untuk mengikuti kegiatan zoom

meeting mewakili DPMPD yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan Kabupaten

Kediri berkaitan dengan penggunaan aplikasi mobile JKN untuk para perangkat desa

yang ada di Kabupaten Kediri


• Selasa, 28 September 2021

Pada hari ketujuhbelas, saya ditugaskan untuk menjadi panitia kegiatan rapat yang

diselenggarakan oleh DPMPD berkoordinasi dengan bagian Hukum dan Kecamatan

Tarokan terkait masalah alih fungsi tanah desa menjadi Bandara

• Rabu, 29 september 2021

Pada hari kedelapan belas, karna ada 343 desa yang ada di Kabupaten Kediri saya

kembali ditugaskan untuk memeriksa dan mengecek Berita Acara terkait penyerahan

dana bantuan pemerintah Kabupaten Kediri kepada desa dari bagian perolehan pajak

daerah tahun anggaran 2021 Tahap 1

• Kamis, 30 September 2021

Pada hari kesembilan belas, karna ada 343 desa yang ada di Kabupaten Kediri saya

kembali ditugaskan untuk memeriksa dan mengecek Berita Acara terkait penyerahan

dana bantuan pemerintah Kabupaten Kediri kepada desa dari bagian perolehan pajak

daerah tahun anggaran 2021 Tahap 1

• Jum’at, 1 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh, saya diajak oleh Bapak Kepala Bidang Pemerintah Desa

DPMPD untuk membantu beliau dalam menyiapkan materi rapat terkai dengan

pemrasalahan hukum perangkat desa Banjaranyar dan sekaligus, diminta untuk menjadi

panitia dalam penyelenggaraan rapat tersebut.

5. Minggu kelima ( 4 Oktober s/d 8 Oktober 2021 )


• Senin, 4 Oktober 2021

Pada hari keduapuluh satu, saya ditugaskan kembali untuk meyiapkan kebutuhan rapat

lanjutan terkait permasalahan hukum perangkat Desa Banjaranyar, baik itu menyiapkan

konsumsi, bahan rapat dan penerima tamu kegiatan rapat

• Selasa, 5 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh dua, saya ditugaskan kembali untuk memeriksa dan mengecek

Berita Acara terkait penyerahan dana bantuan pemerintah Kabupaten Kediri kepada

desa dari bagian perolehan pajak daerah tahun anggaran 2021 Tahap 1

• Rabu, 6 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh tiga, saya ditugaskan kembali untuk memeriksa dan mengecek

Berita Acara terkait penyerahan dana bantuan pemerintah Kabupaten Kediri kepada

desa dari bagian perolehan pajak daerah tahun anggaran 2021 Tahap 1

• Kamis, 7 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh empat, saya ditugaskan untuk menyiapkan kegiatan sosialisasi

rencana pelaksanaan penyaluran dana BKK pengadaan mobil siaga Tahun Anggaran

2021 mengundang Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Kabupaten Kediri. Kami

ditugaskan untuk menjadi penerima tamu, menyiapkan materi dan operator

• Jum’at, 8 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh lima, saya ditugaskan untuk menyiapkan materi sosialisasi

perubahan Peraturan Bupati No.48 Tahun 2021 yakni berupa materi Power Point
mengenai tahapan pemilihan perangkat desa dengan dibimbing oleh Bapak Kepala

Bidang Pemerintah Desa DPMPD

6. Minggu keenam ( 11 Oktober s/d 15 Oktober 2021 )

• Senin, 11 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh enam, saya ditugaskan untuk membantu pelaksanaan sosialisasi

Peraturan Bupati No.48 Tahun 2021 terkait perangkat desa. Sosialisasi dilaksanakan di

Kantor Bupati Kabupaten Kediri dengan peserta Bapak Camat se-Kabupaten Kediri
• Selasa, 12 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh enam, saya ditugaskan untuk menjadi operator zoom meeting

dalam kegiatan lanjutan sosialisasi Peraturan Bupati No.48 Tahun 2021. Peserta yang

mengikuti kegiatan sosialisasi adalah Kepala Desa se-wilayah Eks Korcam Ngadiluwih

• Rabu, 13 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh tujuh, saya ditugaskan untuk menjadi operator zoom meeting

dalam kegiatan lanjutan sosialisasi Peraturan Bupati No.48 Tahun 2021. Peserta yang

mengikuti kegiatan sosialisasi adalah Kepala Desa se-wilayah Eks Korcam Kediri

• Kamis, 14 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh tujuh, saya ditugaskan untuk menjadi operator zoom meeting

dalam kegiatan lanjutan sosialisasi Peraturan Bupati No.48 Tahun 2021. Peserta yang

mengikuti kegiatan sosialisasi adalah Kepala Desa se-wilayah Eks Korcam Papar
• Jum’at, 15 Oktober 2021

Pada hari kedua puluh tujuh, saya ditugaskan untuk menjadi operator zoom meeting

dalam kegiatan lanjutan sosialisasi Peraturan Bupati No.48 Tahun 2021. Peserta yang

mengikuti kegiatan sosialisasi adalah Kepala Desa se-wilayah Eks Korcam Pare. Pada

hari ini kami juga berpamitan dengan seluruh staf yang ada di DPMPD

3.3 Metode Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang dilaksanakan dengan dua metode yaitu metode secara langsung

dan metode tidak langsung. Metode secara langsung yang digunakan dalam

kegiatan magang meliputi aspek teknis dan aspek manajerial. Sedangkan metode

tidak langsung yang dilaksanakan selama kegiatan magang yaitu mengumpulkan

data-data sekunder terkait dokumen yang berhubungan dengan administratif


pemerintahan desa di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Kabupaten Kediri dan studi pustaka.

A. Metode Langsung

Metode langsung dalam kegiatan magang kami dilaksanakan sebagai berikut:

a. Aspek Teknis

Pada aspek teknis, mahasiswa magang bekerja secara langsung di kantor

selama 30 hari kerja. Kegiatan tersebut meliputi: a) Penyusunan materi

yang digunakan sebagai bahan atau materi penyuluhan kepada anggota

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang diikuti oleh seluruh desa di

wilayah Kabupaten Kediri yang dilaksanakan melalui video conference; b)

Mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan terkait kegiatan fasilitasi

kepada pemerintah desa terkait dengan monitoring penyusunan Rencana

Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) yang diikuti oleh Kepala Desa,

Sekretaris Desa, Bendahara Desa dan Staff Bagian Keuangan Desa; c)

Mempersiapkan kegiatan fasilitasi kepada pemerintah desa terkait dengan

konsolidasi Unit Usaha BUMDesa bersama Kepala Desa, Sekretaris Desa,

Badan Kredit Desa (BKD) dan Pendamping Lokal Desa (PLD) dengan

tujuan untuk meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah desa dalam


mengelola dan mengembangkan Unit Usaha BUMDes yang ada di Desa

setempat. Selain itu, mahasiswa magang juga menyusun jurnal harian yang

diketahui oleh pembimbing lapang dengan mencatat kegiatan per hari.

b. Aspek Manajerial

Menurut George R. Terry, 1958 dalam bukunya Principles of

Management (Sukarna, 2011:10) membagi empat fungsi dasar manajemen,

yaitu sebagai berikut:

1. Planning (Perencanaan)
Terry dalam Sukarna (2011:10) mengemukakan bahwa
perencanaan adalah pemilih fakta dan pengubungan fakta-fakta
serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau
asumsi- asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Terry dalam Sukarna (2011:38) mengemukakan bahwa
pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan dan
penyusunan macam-macam kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, penempatan orang-orang terhadap kegiatan-
kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi
keperluan kerja dan penunjukan hubungan kewenangan yang
dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan
pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.
3. Actuating (Pelaksanaan)
Terry dalam Sukarna (2011:82) mengemukakan bahwa
pelaksanaan adalah membangkitkan dan mendorong semua
anggota kelompok supaya berkehendak dan berusaha dengan
keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan
perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak
pimpinan.
4. Controlling (Pengawasan).
Terry dalam Sukarna (2011:110) mengemukakan bahwa
pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penetuan apa yang
harus dicapai yaitu standar, apa yang dilakukan yaitu pelaksanaan,
menilai pelaksanaan dan bilamana perlu melakukan perbaikan-
perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu
selaras dengan standar atau ukuran.
Dikarenakan waktu magang kami yang singkat, maka kegiatan magang

yang kami lakukan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip manajemen di

atas tidak tercakup semuanya. Berdasarkan pengamatan dan wawancara

kepada beberapa pegawai yang menyatakan bahwa prinsip perencanaan

dan prinsip pengorganisasian kegiatan DPMPD telah dijabarkan dalam

Rencana Strategis DPMPD Kabupaten Kediri Tahun 2016-2021. Kegiatan

magang kami terdiri dari kegiatan yang berhubungan dengan prinsip

actuating (pelaksanaan) dan prinsip controlling (pengawasan). Kegiatan

magang yang berkaitan dengan prinsip pelaksanaan yaitu sebagai berikut:

1. Mengikuti pelaksanaan pembinaan anggota Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) yaitu dengan rapat secara daring

melalui video conference yang diikuti oleh semua perwakilan

masing-masing desa di Kabupaten Kediri. Video conference

dilaksanakan selama tiga hari dengan membagi ke dalam beberapa

kecamatan.

2. Mengikuti pelaksanaan bimbingan teknis dalam rangka

pengelolaan ADD dan Dana Desa yaitu dengan memberikan

materi terkait aplikasi SISKEUDES kepada seluruh perangkat desa

di Kabupaten Kediri. Bimbingan teknis ini bertujuan untuk melatih

aparatur pemerintahan desa untuk mengelola keuangan desa

dengan transparan dan akuntabel.

3. Mengikuti pelaksanaan Rapat Konsolidasi BUMDes,


BKD dan Pemerintah Desa di Aula DMPD kepada perwakilan

masing-masing desa di Kabupaten Kediri. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan tujuan memperkuat kerjasama antara

beberapa pihak terkait yang telah disebutkan sebelumnya guna

menyatukan persepsi dan pemahaman terkait tugas dan fungsi

serta hubungan antara pihak satu dengan yang lainnya untuk

mencapai tujuan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat desa

yang optimal melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Sedangkan kegiatan magang yang berkaitan dengan prinsip pengawasan

yaitu sebagai berikut:

1. Mengikuti kegiatan Monitoring dan evaluasi terkait

proses mutasi perangkat desa yang bertempat di Desa Srikaton

Kecamatan Ringinrejo. Kegiatan Monitoring dan evaluasi ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengawasi dan memastikan

bahwa kegiatan mutasi perangkat desa berlangsung sesuai dengan

prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mengikuti kegiatan Monitoring dan evaluasi terkait

Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dari DPMPD kepada

Pemerintah Desa Sambirejo Kecamatan Pare, Desa Sambirobyong

Kecamatan Kayen Kidul, Desa Susuhbango Kecamatan Ringinrejo

dan Desa Watugede Kecamatan Puncu. Monitoring dan evaluasi

ini bertujuan untuk mengawasi agar pemerintah desa dalam


menyusun RKP Desa sesuai dengan isi dan format pada petunjuk

teknis penyusunan RKP Desa.

3. Mengikuti kegiatan Monitoring dan evaluasi terkait pajak

dan retribusi di kecamatan Gurah, kecamatan Plosoklaten,

kecamatan Ngadiluwih dan kecamatan Kras. Monitoring dan

evaluasi ini bertujuan untuk memberikan pengarahan dalam

penggunaan pajak dan retribusi agar sesuai dengan petunjuk teknis

yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Selain itu,

juga bertujuan agar penggunaan dana desa dikelola secara

transparan dan akuntabel untuk peningkatan pelayanan kepada

masyarakat.

B. Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung dalam kegiatan magang dilaksanakan dengan

mengumpulkan data sekunder berupa dokumen-dokumen terkait dengan

administrasi pemerintahan desa di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri berupa sejarah DPMPD Kabupaten

Kediri, Struktur Organisasi DPMPD Kabupaten Kediri, Rencana Strategis

(Renstra) DPMPD Kabupaten Kediri Tahun 2016-2021, Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah (LKjIP) DPMPD Kabupaten Kediri tahun 2019, Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan

Permusyawaratan Desa (BPD), Peraturan Bupati Kediri Nomor 31 Tahun

2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kediri Nomor 9 Tahun 2017
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.

3.1 Bentuk-Bentuk Dukungan

3.1.1 Dukungan dari Mahasiswa

Selama melaksanakan kegiatan magang di Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)

Kabupaten Kediri, dukungan yang diberikan oleh mahasiswa kepada

instansi pada saat kegiatan magang berlangsung, antara lain :

1. Mahasiswa magang dapat mengaplikasikan teori-teori dan

ketrampilan praktis yang telah diperoleh selama mengikuti

perkuliahan ke dalam praktik di dunia kerja yang sesungguhnya. Hal

tersebut dilakukan dalam beberapa kegiatan magang seperti

mengikuti Monitoring dan evaluasi ke wilayah desa-desa yang ada

di beberapa kecamatan se-Kabupaten Kediri mengenai Rencana

Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) dan Monitoring Pajak dan

Retribusi untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan desa.

2. Mahasiswa magang memberi dukungan dalam kegiatan yang

diselenggarakan oleh DPMPD dalam menjalankan tugas pokok dan

fungsinya untuk memfasilitasi desa terkait dengan beberapa

kegiatan, antara lain: (1) Konsolidasi Unit Usaha BUMDes bersama

Kepala Desa, Sekretaris Desa, Badan Kredit Desa (BKD), dan

Pendamping Lokal Desa (PLD); dan (2) Pembinaan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) yang dilaksanakan melalui video


conference yang diikuti oleh seluruh anggota BPD wilayah desa-

desa setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Kediri untuk

meningkatkan kapasitas pemerintahan desa.

3. Pada kegiatan lain mahasiswa magang memberikan dukungan

dengan cara membantu memeriksa dokumen dari pemerintah desa

yang disetorkan kepada Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi

Masyarakat dan Bantuan Pembangunan Desa.

3.1.2 Dukungan dari Institusi Tujuan Magang

Selama melaksanakan kegiatan magang di Dinas Pemberdayaan Masyarakat

dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri, kami mendapatkan

dukungan dari para karyawan/pegawai disana, antara lain :

1. Selama kegiatan magang berlangsung, mahasiswa magang

diberikan fasilitas seperti ruang kerja, komputer, jaringan LAN dan

WiFi yang memadai, tempat ibadah, konsumsi pada saat istirahat

maupun setelah kegiatan rapat, memberikan akomodasi berupa

mobil dinas dalam beberapa kegiatan perjalanan dinas keluar, dan

lain sebagainya.

2. Mahasiswa magang mendapatkan arahan dan pengenalan tugas

pokok dan fungsi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah

Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri yang berkaitan dengan bidang-

bidang dimana kami ditempatkan.

3. Keterbukaan para pegawai dalam memberikan informasi


sehingga membantu kami untuk memahami siklus kerja pada bidang

dimana kami ditempatkan.

4. Keakraban dan keramahan para pegawai antar bidang yang ada

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD)

Kabupaten Kediri dengan sesama pegawai dan mahasiswa magang

membuat kami nyaman dalam melaksanakan kegiatan magang di

instasi sehingga tidak terasa membosankan.

5. Memberi kesempatan kepada mahasiswa magang untuk

mengikuti beberapa kegiatan perjalanan dinas keluar seperti

kegiatan Monitoring penyusunan RKP Desaa serta Monitoring Pajak

dan Retribusi, dengan terjun langsung ke desa-desa yang dituju,

sehingga dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa

magang.

6. Dalam menyusun laporan magang, kami diberi kemudahan akses

untuk meminta beberapa data yang sekiranya menunjang pembuatan

laporan magang.

3.1.3 Dukungan dari Program Studi

Selama melaksanakan kegiatan magang di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri, kami

mendapatkan dukungan dari Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Universitas Brawijaya, antara lain :

1. Dimasa pandemi yang serba virtual dan online ini pihak Program
Studi Ilmu Administrasi Publik mengadakan sosialisasi magang

secara daring dan pengenalan aplikasi Sistem Informasi Fakultas

Ilmu Administrasi (SIFIA) sebagai platform mahasiswa untuk

memperoleh layanan secara daring terkait formulir dan surat

menyurat yang dibutuhkan sebagai persyaratan dalam kegiatan

magang. Dengan adanya sistem tersebut mahasiswa dapat dengan

mudah mengakses secara online kapanpun dan dimanapun guna

menunjang dan memudahkan kami dalam mengurus proses

administrasi mulai dari pendaftaran magang hingga kegiatan ujian

akhir magang.

2. Sehubungan dengan aplikasi Sistem Informasi Fakultas Ilmu

Administrasi (SIFIA) yang masih terbilang baru maka

dibutuhkan adaptasi dan penyesuaian dengan sistem tersebut. Untuk itu,

pihak Program Studi Ilmu Administrasi Publik menyediakan narahubung

yang berasal dari Staff Jurusan Administrasi Publik untuk menanggapi dan

membantu mahasiswa yang mengalami kendala terkait dengan formulir

dan surat menyurat yang dibutuhkan sebagai persyaratan selama kegiatan

magang berlangsung sampai dengan ujian akhir magang.

3. Pihak Program Studi Ilmu Administrasi Publik memberikan

pendampingan dan pembinaan dalam proses penyusunan laporan

akhir magang dengan menugaskan dosen pembimbing guna

memberikan arahan.
3.2 Kendala-Kendala

3.2.1 Kendala dari Mahasiswa

Selama melaksanakan kegiatan magang di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri, kami

mengalami kendala-kendala dari teman mahasiswa, antara lain :

1. Terkadang terjadi miss komunikasi sehingga menyebabkan

perbedaan persepsi yang berakibat pada terbengkalainya

penyelesaian tugas yang telah diberikan.

2. Perlunya adaptasi dengan lingkungan baru begitupun terhadap

pegawai yang sebelumnya belum pernah bertemu dan kurangnya

pengarahan dari pegawai dalam melaksanakan tugas yang sesuai

sehingga terkadang mengulang kembali pekerjaan yang dilakukan.

3. Terjadinya perbedaan pemahaman terhadap tugas yang diberikan

sehingga terkadang harus beberapa kali bertanya kepada pegawai

untuk menyelesaikan tugas.

3.2.2 Kendala dari Instansi Tujuan Magang

Selama melaksanakan kegiatan magang di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri, kami

mengalami kendala-kendala dari Instansi Tujuan Magang, antara lain :

1. Tingkat kedisiplinan pegawai yang masih rendah, hal ini

dibuktikan dengan ketidaksesuian antara jam masuk pegawai yang

telah ditetapkan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan


Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri dengan jam

keberangkatan pegawai ke kantor.

2. Etos Kerja Pegawai yang masih kurang cakap, hal ini dibuktikan

dengan adanya pegawai yang kurang menerapkan etika kerja dengan

baik dan hanya terlihat saat pengisian absensi kedatangan dan jam

pulang saja.

3. Budaya kerja yang masih kurang baik mengakibatkan beberapa

pegawai kurang menjalankan tugasnya secara maksimal.

4. Terdapat beberapa ruangan yang kurang bersih sehingga dapat

mengganggu kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan.

5. Belum tertatanya dokumen yang ada di ruangan sehingga dapat

menyulitkan mahasiswa magang dalam mencari dokumen yang

dibutuhkan oleh pegawai.

6. Pada beberapa ruangan tertentu terdapat berkas-berkas dengan

jumlah yang sangat banyak dan tidak tertata secara rapi, sehingga

mengurangi kenyamanan dalam bekerja.

3.2.3 Kendala dari Program Studi

Selama melaksanakan kegiatan magang di Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri, kami

mengalami kendala-kendala dari Program Studi Ilmu Administrasi

Publik Universitas Brawijaya, antara lain :

1. Sistem Informasi Fakultas Ilmu Administrasi (SIFIA) yang belum


optimal dalam memberikan fasilitas kepada mahasiswa, jangka

waktu penerbitan nomor surat yang sangat lama, sehingga

menghambat proses pengajuan magang di instansi.

2. Narahubung yang berasal dari Staff Jurusan Administrasi Publik

yang kurang responsif terhadap mahasiswa ketika mengajukan

permohonan nomor surat dan tanda tangan dari ketua jurusan.

Sehingga mahasiswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

mendapatkan respon dan menunggu balasan terkait dengan proses

pengurusan administrasi magang.

3. Kurang responsifnya petugas pengelola aplikasi dalam

memberikan arahan kepada mahasiswa magang terkait dengan

beberapa formulir yang harus diisi maupun saat terjadi kesalahan

dalam input di SIFIA. Selain itu terdapat beberapa formulir dan

surat yang kurang tertata sehingga mahasiswa magang perlu

mengedit kembali formulir dan surat tersebut.


BAB IV
PEMBAHASA
N

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Peran

4.1.1.1 Pengertian Peran

Peran sebagaimana dijelaskan Soekanto (2006: 212) merupakan

aspek dinamis yang berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan

oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu posisi sosial

dalam masyarakat (status). Peran mencakup tiga hal yaitu :

a. Peran meliputi norma-norma yang dikaitkan dengan posisi atau


tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
b. Peran merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
(tugas) oleh seseorang dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku seseorang yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.

Menurut Abdulsyani (2007: 94), peran adalah suatu perbuatan

seseorang atau atau sekelompok orang dengan cara tertentu dalam

rangkaian menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukan (status) yang dimilikinya. Apabila seseorang melaksanakan

hak dan kewajibannya sesuai dengan status sosialnya, maka hal ini

dapat dikatakan individu tersebut menjalankan suatu peran.Jika

seseorang mempunyai status tertentu dalam kehidupan dimasyarakat,

maka terdapat kecenderungan mengenai adanya suatu harapan-harapan

baru.
Dari beberapa pengertian peran di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa peran adalah perilaku seseorang atau kelompok

dalam melaksanakan hak dan kewajibannya pada kedudukan atau status

tertentu dalam masyarakat.

4.1.1.2 Teori Peran

Menurut Ife dan Tesoriero (2014: 558) terdapat beberapa jenis

peran, yaitu sebagai berikut:

a. Peran Fasilitatif

Peran fasilitatif merupakan peran yang dicurahkan untuk

memfasilitasi, memperkuat, mengakui dan menghargai kontribusi

dan kerja yang dimiliki oleh individu-individu, kelompok-

kelompok, dan masyarakat dalam meningkatkan produktivitas.

Membangun kesepakatan dengan sesama pihak untuk melakukan

kerjasama dalam rangka pengembangan potensi individu-individu,

kelompok-kelompok, dan masyarakat. Dalam peran fasilitatif

terdapat tujuh peran khusus, yaitu animasi sosial, mediasi dan

negoisasi, pemberian dukungan, membentuk konsensus, fasilitator

kelompok, pemanfaatan sumber daya dan mengorganisasi.

1) Animasi Sosial

Peran yang dapat dijalankan sebagai animasi sosial adalah

memberi semangat, mengaktifkan, memberikan kekuatan,

memberi inspirasi, motivasi kepada orang untuk melakukan

sesuatu.

2) Mediasi dan Negoisasi


Program pengembangan masyarakat sering kali dihadapkan

pada sebuah konflik kepentingan maupun konflik nilai.Saat

itulah peran mediator sangat diperlukan untuk membantu

menyelesaikan permasalan.

3) Pendukung

Sering kali masyarakat tidak cukup mempunyai kepercayaan

diri untuk memaksimalkan kemampuannya, untuk itu

dukungan dari pelaku perubahan sangat diperlukan.

4) Pembangun Konsensus

Membentuk konsensus adalah kelanjutan dari peran mediasi.

Tujuannya adalah untuk menyatukan perbedaan-perbedaan

yang ada dimasyarakat.

5) Fasilitator Kelompok

Agar masyarakat dapat melakukan tugasnya secara maksimal

perlu adanya peran fasilitator dalam proses pemberdayaan

masyarakat.

6) Pemanfaatan Sumber Daya

Pelaku perubahan harus bisa mengidentifikasi dan

memanfaatkan berbagai keterampilan dan sumber daya dalam

masyarakat.

7) Mengorganisasi

Keterampilan mengorganisasi melibatkan kemampuan pelaku

perubahan untuk berfikir tentang hal-hal apa saja yang


dibutuhkan, hal mana yang perlu dilakukan sendiri dan yang

harus diprioritaskan.

b. Peran Edukasi

Peran edukasi merupakan peran dalam penentuan agenda

sehingga tidak hanya membantu pelaksanaan proses peningkatan

produktivitas akan tetapi lebih berperan aktif dalam memberikan

masukan dalam rangka penigkatan pengetahuan, keterampilan serta

pengalaman bagi individu-individu, kelompok-kelompok, dan

masyarakat. Peran pendidikan ini dapat dilakukan dengan

peningkatan kesadaran, memberikan informasi, melakukan

pelatihan individu-individu, kelompok-kelompok, dan masyarakat.

1) Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Untuk membangkitkan kesadaran masyarakat diawali dengan

upaya menghubungkan antara individu dan struktur yang

lebih makrososial dan politik. Hal ini bertujuan membantu

individu melihat permasalahan dari sudut pandangan individu

melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas.

2) Memberikan Informasi

Dalam upaya memberdayakan masyarakat, pelaku perubahan

juga harus memberikan informasi yang mungkin belum

diketahui oleh masyarakat. Informasi yang disampaikan

hendaknya informasi yang relevan dan bermanfaat untuk

menunjang kesejahteraan masyarakat.


3) Mengkonfrontasi

Teknik konfrontasi dilakukan jika memang sudah tidak ada

solusi lain. Teknik konfrontasi ini haruslah dipertimbangkan

terlebih dahulu sebelum digunakan karena kadangkala teknik

ini bisa merugikan relasi antara pelaku perubahan dan

masyarakat sasarannya.

4) Pelatihan

Pelatihan merupakan peran edukasional yang paling spesifik

karena secara mendasar memfokuskan pada upaya

menagajarkan masyarakat bagaimana melakukan suatu hal.

Dalam hal ini pelaku perubahan tidak selalu berperan sebagai

orang yang memberi pelatihan. Tetapi pelaku perubahan

lebih banyak bertindak sebagai penghubung guna mencarikan

tenaga yang kompeten untuk melakukan pelatihan.

c. Peran Teknis

Peran teknis mengacu pada kemampuan dalam melakukan

pengumpulan dan analisis data, kemampuan menggunakan

komputer, serta kemampuan secara teknis dalam penyelenggaraan

kegiatan pelatihan dan pengembangan.

4.1.2 Pemerintahan Desa

4.1.2.1 Pengertian Pemerintahan Desa

Secara umum pemerintahan adalah suatu proses atau cara

pemerintah dalam menjalankan wewenangnya di berbagai bidang

ekonomi, politik, administrasi, dan lain-lain dalam rangka mengelola


berbagai urusan negara untuk kesejahteraan masyarakat atau rakyat.

Pengertian pemerintahan dalam arti sempit adalah semua kegiatan,

fungsi, tugas dan kewajiban yang dijalankan oleh lembaga eksekutif

untuk mencapai tujuan negara. Sedangkan pengertian desa menurut

Undang-Undang No 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa :

“Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas


wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.”

Pemerintahan desa, didalam Undang-Undang No. 6 tahun 2014

tentang Desa, pasal 1 ayat (2) menyebutkan, bahwa :

“Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan


pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul desa
dan adatistiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Dengan demikian, pemerintahan desa terdiri dari Pemerintah

Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Pemerintah desa atau

yang disebut dengan nama lain adalah kepala desa dan perangkat desa

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Kepala Desa bertugas

menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan

desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat

desa. Sedangkan BPD adalah lembaga yang merupkan perwujudan

demokrasi dalam penyelenggraan pemerintahan desa sebagai unsur

peneyelenggra pemerintahan desa. Mengenai susunan organisasi dan


tata kerja pemrintahan desa ditetapkan dengan peraturan desa. Peraturan

desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala

desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan

Desa.

Sehubungan dengan itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 Pasal 1 ayat (3), bahwa yang dimaksud dengan pemerintah

desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala desa atau yang

disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan desa. Sedangkan perangkat desa terdiri

dari sekretariat desa, pelaksana kewilayahan, dan pelaksana teknis,

yang jumlanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosial

budaya setempat. Dengan kata lain, pemerintahan desa adalah

organisasi desa yang terdiri atas :

a. Unsur pimpinan, yaitu kepala desa.

b. Unsur pembantu kepala desa, yang terdiri atas :

1) Sekretariat desa, yaitu unsur staf atau pelayanan yang diketuai

oleh sekretaris desa.

2) Unsur pelaksana teknis, yaitu unsur pembantu kepala desa yang

melaksanakan urusan teknis dilapangan seperti urusan

pengairan, keagamaan, dan lain-lain.

3) Unsur kewilayahaan, yaitu pembantu kepala desa diwilayah

kerjanya seperti kepala dusun.


4.1.2.2 Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

Pemerintahan desa adalah penyelenggaraan urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 26 disebutkan

bahwa penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan asas:

a. Kepastian hukum; yang dimaksud dengan kepastian hukum adalah


asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap
kebijakan penyelenggaraan pemerintahan desa.
b. Tertib penyelenggaraan pemerintahan; yang dimaksud dengan
tertib penyelenggara pemerintahan adalah asas yang menjadi
landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam
pengendalian penyelenggara pemerintahan desa.
c. Tertib kepentingan umum; yang dimaksud dengan tertib
kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
d. Keterbukaan; yang dimaksud dengan keterbukaan adalah asas yang
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Proporsionalitas; yang dimaksud dengan proporsionalitas adalah
asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
penyelenggaraan pemerintahan desa.
f. Profesionalitas; yang dimaksud dengan profesionalitas adalah asas
yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Akuntabilitas; yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah asas
yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Efektivitas dan efisiensi; yang dimaksud dengan efektivitas adalah
asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan
harus berhasil mencapai tujuan yang di inginkan masyarakat desa.
Sedangkan yang dimaksud dengan efisiensi adalah asas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan yang dilaksanakan harus tepat
sesuai dengan rencana dan tujuan.
i. Kearifan lokal; yang dimaksud dengan kearifan lokal adalah asas
yang menegaskan bahwa di dalam penetapan kebijakan harus
memperhatikan kebutuhan dan kepentingan masyarakat desa.
j. Keberagaman; yang dimaksud dengan keberagaman adalah
penyelenggaraan pemerintahan desa yang tidak boleh
mendiskriminasi kelompok masyarakat tertentu.
k. Partisipatif; yang dimaksud dengan partisipatif adalah
penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikut sertakan
kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa.

4.1.3 Kinerja

4.1.3.1 Pengertian Kinerja

Menurut Prawirosentono (2001:206) mengemukakan bahwa

kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai

tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum

dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja merupakan indikator dalam

menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas

yang tinggi dalam suatu organisasi. Kinerja dimaknai dengan prestasi

kerja dalam hal pelaksanaan tugas atau perintah, fungsinya, kewajiban

untuk menepati janji serta proses tindakan yang diambil menurut

kepuasan batin berdasarkan pikiran bebas pelaku pemerintahan yang

bersangkutan dan kesiapan memikul segala resiko dan konsekuensi”

(Lexie, 2005:168). Menurut Simanjuntak (2005:1), kinerja adalah

tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Peningkatan

kinerja suatu organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja

masing-masing individu. Istilah pekerja berasal dari kata job

performance atau actual performance yaitu prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang.


Dalam Bahasa Inggris kata kinerja berarti performance, yang

berasal dari kata to perform yang artinya melakukan kegiatan sesuai

dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan,

sedangkan arti performance adalah thing to do atau sesuatu yang

dikerjakan. Kinerja merupakan indikator dalam menentukan bagaimana

usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu

organisasi. Oleh karena itu, upaya untuk mengadakan penilaian

terhadap kinerja dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting.

Definisi mengenai kinerja organisasi dikemukakan oleh Bastia dalam

Tankilisan (2005:175) sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan

sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut. Smith dalam

Sedarmayanti (2001:50) mengemukakan bahwa performance atau

kinerja adalah “outputs drive from processes, human or otherwise”,

yang artinya kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.

Berdasarkan dari pemaparan yang telah diuraikan diatas tentang

pengertian kinerja, penulis dapat menarik benang merah bahwa kinerja

merupakan arti lain dari capaian kerja atas pelaksanaan tugas tertentu.

Sedangkan kinerja aparatur pemerintahan adalah sebuah capaian kerja

atau hasil yang dicapai dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya

sebagai aparatur sipil negara guna mencapai tujuan organisasi serta

mewujudkan visi dan misi orgnisasi pemerintahan.


4.1.3.2 Ukuran Kinerja Organisasi Publik

Dwiyanto (2002: 48) mengemukakan ukuran dari tingkat kinerja

suatu organisasi publik secara lengkap sebagai berikut :

1. Produktivitas

Produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi tetapi juga

mengukur efektifitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya

dipahami sebagai rasio antar input dan output. Konsep

produktivitas ini kemudian dirasa terlalu sempit dan General

Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan suatu

ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan

seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang

didapatkan yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja

yang penting.

2. Kualitas Layanan

Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin

penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik.

Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi

muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas

layanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian,

kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator

kinerja organisasi publik.

3. Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan organisasi mengenali

kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan

mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai


dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat

responsivitas disini menunjuk pada keselarasan antara program

dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi

masyarakat. Organisasi yang memiliki responsivitas rendah

dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.

4. Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan

organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip- prinsip

administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi,

baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh sebab itu,

responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan

responsivitas.

5. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan

kegiatan organisasi publik tunduk pada kebutuhan dan aspirasi

masyarakat. Kinerja organisasi publik tidak hanya dilihat dari

ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau

pemerintah seperti pencapaian target, tetapi juga harus dinilai dari

ukuran eksternal seperti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku

di masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki

akuntabilitas tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai

dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

4.1.4 Konsep Pengembangan Kapasitas


4.1.4.1 Pengertian Pengembangan Kapasitas

Milen (2004: 12) mendefenisikan kapasitas sebagai kemampuan

individu, organisasi atau sistem untuk menjalankan fungsi sebagaimana

mestinya secara efektif, efisien dan terus-menerus. Sedangkan menurut

Morgan (Milen, 2004: 14), kapasitas merupakan kemampuan,

keterampilan, pemahaman, sikap, nilai-nilai, hubungan, perilaku,

motivasi, sumber daya, dan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap

individu, organisasi, jaringan kerja/sektor, dan sistem yang lebih luas

untuk melaksanakan fungsi-fungsi mereka dan mencapai tujuan

pembangunan yang telah ditetapkan dari waktu ke waktu. Lebih lanjut,

Milen melihat capacity building sebagai tugas khusus, karena tugas

khusus tersebut berhubungan dengan faktor faktor dalam suatu

organisasi atau sistem tertentu pada suatu waktu tertentu.

Selanjutnya, UNDP dalam Milen (2004: 15) memberikan

pengertian pengembangan kapasitas adalah proses dimana individu,

kelompok, organisasi, institusi, dan masyarakat meningkatkan

kemampuan mereka untuk (a) menghasilkan kinerja pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi (core functions), memecahkan permasalahan,

merumuskan dan mewujudkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,

dan (b) memahami dan memenuhi kebutuhan pembangunan dalam

konteks yang lebih luas dalam cara yang berkelanjutan.

Keseluruhan definisi di atas, pada dasarnya mengandung

kesamaan dalam tiga aspek sebagai berikut:

a. Bahwa pengembangan kapasitas merupakan suatu proses,


b. Bahwa proses tersebut harus dilaksanakan pada tiga

level/tingkatan, yaitu individu, kelompok dan institusi/organisasi,

c. Bahwa proses tersebut dimaksudkan untuk menjamin

kesinambungan organisasi melalui pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi yang bersangkutan.

4.1.4.2 Dimensi, Tipe dan Fokus Kegiatan

Dalam pengembangan kapasitas memiliki dimensi, fokus dan

tipe kegiatan. Dimensi, fokus dan tipe kegiatan tersebut menurut

Grindle (1997: 1-28), adalah:

1. Dimensi pengembangan SDM, dengan fokus: personel yang

profesional dan kemampuan teknis serta tipe kegiatan seperti:

training, praktik langsung, kondisi iklim kerja, dan rekrutmen.

2. Dimensi penguatan organisasi, dengan fokus:tata manajemen

untuk meningkatkan keberhasilan peran dan fungsi, serta tipe

kegiatan seperti: sistem insentif, perlengkapan personil,

kepemimpinan, budaya organisasi, komunikasi dan struktur

manajerial.

3. Reformasi kelembagaan, dengan fokus: kelembagaan dan sistem

serta makro struktur, dengan tipe kegiatan: aturan main ekonomi

dan politik, perubahan kebijakan dan regulasi, dan reformasi

konstitusi.

Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, perhatian

diberikan kepada pengadaan atau penyediaan personel yang profesional

dan teknis. Kegiatan yang dilakukan antara lain pendidikan dan latihan
(training), pemberian gaji/upah, pengaturan kondisi dan lingkungan

kerja dan sistem rekrutmen yang tepat. Dalam kaitannya dengan

pengembangan organisasi, pusat perhatian ditujukan kepada sistem

manajemen untuk memperbaiki kinerja dari fungsi-fungsi dan tugas-

tugas yang ada dan pengaturan struktur mikro. Aktivitas yang harus

dilakukan adalah menata sistem insentif, pemanfaatan personel yang

ada, kepemimpinan, komunikasi dan struktur manajerial. Dan

berkenaan dengan reformasi kelembagaan, perlu diberi perhatian

terhadap perubahan sistem dan institusi-institusi yang ada, serta

pengaruh struktur makro. Dalam konteks ini aktivitas yang perlu

dilakukan adalah melakukan perubahan aturan main dari sistem

ekonomi dan politik yang ada, perubahan kebijakan dan aturan hukum,

serta reformasi sistem kelembagaan yang dapat mendorong pasar dan

berkembangnya masyarakat madani (Grindle, 1997; Bappenas, 2010).

4.1.4.3 Tujuan Pengembangan Kapasitas

Pengembangan kapasitas adalah serangkaian strategi yang

ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan responsifitas

dari kinerja. Pengembangan kapasitas adalah pembelajaran, berawal

dari mengalirnya kebutuhan untuk mengalami suatu hal, mengurangi

ketidaktahuan dan ketidakpastian dalam hidup dan mengembangkan

kemampuan yang dibutuhkan untuk beradaptasi menghadapi

perubahan. Adapun tujuan dari pengembangan kapasitas yaitu :

a. Secara umum diidentikan pada perwujudan keberlanjutan suatu

sistem;
b. Secara khusus ditujukan untuk mewujudkan kinerja yang

lebih baik yang dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut :

1. Efisiensi dalam hal waktu dan tenaga (sumber daya) yang

dibutuhkan guna mencapai hasil yang diinginkan;

2. Efektifitas berupa kepantasan yang dilakukan demi hasil yang

diinginkan;

3. Responsifitas yakni bagaimana mensinkronkan antara

kebutuhan dan kemampuan untuk maksud tertentu;

4. Pembelajaran yang berdampak pada kinerja individu,

kelompok, organisasi dan sistem.

4.1.4.4 Tingkatan Pengembangan Kapasitas

Leavit (Djatmiko, 2004:78) menjelaskan tingkatan

pengembangan kapasitas sebagai berikut:

a. Tingkat individu, meliputi: pengetahuan, keterampilan,

kompetensi, dan etika;

b. Tingkat kelembagaan, meliputi: sumber daya, ketatalaksanaan,

sarana prasarana, struktur organisasi, dan sistem pengambilan

keputusan;

c. Tingkat sistem meliputi: peraturan perundang-undangan, kerangka

kerja (SOP) dan kebijakan pendukung.

4.1.4.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kapasitas

Menurut (Riyadi, 2003:54) dalam sebuah artikel secara khusus

menyampaikan bahwa faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi

pembangunan kapasitas meliputi 5 (lima) hal pokok yaitu.


a. Komitmen bersama (Collective commitments)

Menurut (Milen, 2004:17) penguatan kapasitas membutuhkan

waktu lama dan memerlukan komitmen jangka panjang dan semua

pihak yang terlibat. Di dalam pembangunan kapaitas sebuah

organisasi baik sektor publik maupun swasta, Collective

Commitments merupakan modal dasar yang harus terus-menerus

ditumbuhkembangkan dan dipelihara secara baik. Komitmen ini

tidak hanya untuk kalangan pemegang kekuasaan saja, namun

meliputi seluruh komponen yang ada dalam organisasi tersebut.

Pengaruh komitmen bersama sangat besar, karena faktor ini

menjadi dasar dari seluruh rancangan kegiatan dan tujuan yang

akan dicapai bersama.

b. Kepemimpinan yang kondusif (condusive Leadership)

Adalah kepemimpinan dinamis yang membuka kesempatan luas

bagi setiap elemen organisasi untuk menyelenggarakan

pengembangan kapasitas. Dengan kepemimpinan yang kondusif

seperti ini, maka akan menjadi alat pemicu untuk setiap elemen

dalam mengembangkan kapasitasnya.

c. Reformasi Peraturan

Dalam sebuah organisasi harus disusun peraturan yang mendukung

upaya pembangunan kapasitas dan dilaksanakan secara konsisten.

Tentu saja peraturan yang berhubungan langsung dengan


kelancaran pembangunan kapasitas itu sendiri, misalnya saja

peraturan adanya sistem reward dan punishment.

d. Reformasi Kelembagaan

Reformasi kelembagaan pada intinya menunjuk kepada bagian

struktural dan kultural. Maksudnya adalah adanya budaya kerja

yang mendukung pengembangan kapasitas. Kedua aspek ini harus

dikelola sedemikian rupa dan menjadi aspek penting dan kondusif

dalam menopang program pengembangan kapasitas. Misalnya saja

dengan menciptakan hubungan kerja yang baik antar karyawan

dengan karyawan lainnya atau karyawan dengan atasannya.

e. Peningkatan Kekuatan dan Kelemahan yang Dimiliki

Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan agar dapat disusun

program pengembangan kapasitas yang baik. Dengan adanya

pengakuan dari personal dan lembaga tentang kelemahan dan

kekuatan yang dimiliki dari kapasitas yang tersedia. Maka

kelemahan yang dimiliki oleh suatu organisasi dapat cepat

diperbaiki dan kekuatan yang dimiliki organisasi tetap dijaga dan

dipelihara.

4.2 Analisis

Berdasarkan Peraturan Bupati Kediri Nomor 44 tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri Pasal 2

yang menyatakan bahwa DPMPD merupakan unsur pelaksana urusan

pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa.


Dalam pelaksanaan di bidang pemerintahan desa, DPMPD berperan sebagai

fasilitator kepada 343 desa yang ada di Kabupaten Kediri. Untuk menjalankan

peran dan fungsinya DPMPD Kabupaten Kediri mengacu pada Peraturan Bupati

Kediri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian

Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri. Rendahnya kulitas sumber daya manusia

pada organisasi pemerintahan desa berakibat pada kualitas kinerja pemerintahan

desa, sehingga peran dinas pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa

sangat dibutuhkan untuk meminimalisir masalah tersebut. Adapun peran dan

fungsi DPMPD Kabupaten Kediri dalam meningkatkan kinerja aparatur

pemerintahan desa telah diatur dalam Peraturan Bupati Kediri Nomor 44 Tahun

2016 Pasal 11. Dalam mewujudkan peran dan fungsi tersebut, DPMPD Kabupaten

Kediri merencanakan pada beberapa program yang tercantum dalam Dokumen

Rencana Strategis (RENSTRA) DPMPD Kabupaten Kediri Tahun 2016 s.d 2021

dimana program tersebut berkaitan dengan peningkatan kapasitas aparatur

pemerintah desa, antara lain sebagai berikut:

a. Fasilitasi penyelenggaraan dan pemerintahan desa;

b. Penunjang pemilihan kepala desa;

c. Peyusunan profil desa;

d. Evaluasi peraturan dan LPJ desa;

e. Peningkatan kapasitas kepala desa, sekretaris desa dan anggota BPD;

f. Fasilitasi dalam rangka pengelolaan ADD dan Dana Desa;

g. Penunjang bantuan pengadaan tanah kas desa;

h. Penunjang bantuan purna bhakti bagi kepala desa dan perangkat desa;
i. Penunjang bantuan jaminan kesehatan bagi kepala desa dan perangkat

desa;

j. Bimbingan teknis penyusunan profil desa;

k. Fasilitasi pembentukan BPD;

l. Pembinaan tata kelola pemerintahan desa;

m. Bimbingan teknis pengelolaan Dana Desa APBN;

Dikarenakan terbatasnya waktu selama kegiatan magang sehingga hanya

terdapat beberapa program yang dilaksanakan oleh DPMPD Kabupaten Kediri

terkait dengan pengembangan kapasitas aparatur pemerintahan desa untuk

meningkatkan kinerja aparatur pemerintahan desa yang kami ketahui. Berdasarkan

teori pengembangan kapasitas (capacity building) menurut Grindle (1997: 1-28),

terdapat tiga dimensi dalam pengembangan kapasistas, salah satunya adalah

dimensi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dengan fokus: personel

yang profesional dan kemampuan teknis serta tipe kegiatan seperti: training,

praktik langsung, kondisi iklim kerja, dan rekrutmen. Namun dalam beberapa

program DPMPD Kabupaten Kediri terkait dengan upaya pengembangan

kapasitas yang dimaksud tersebut tidak mencakup tipe kegiatan pengembangan

kapasitas secara keseluruhan dalam dimensi pengembangan SDM, adapun tipe

kegiatan pengembangan kapasitas yang dapat diidentifikasi adalah sebagai

berikut:

1. Training (Pelatihan)

a. Pembinaan Badan Permusyaratan Desa (BPD) melalui

Video Conference;

b. Monitoring Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa);

c. Monitoring Pajak dan Retribusi;


d. Monitoring Mutasi Perangkat Desa;

2. Praktik Langsung

a. Rapat Konsolidasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan

Perangkat Desa dan Badan Kredit Desa (BKD);

b. Fasilitasi terkait Pengelolaan dan Penggunaan Aplikasi Aplikasi

Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM-

SPAN);

c. Fasilitasi terkait Pengelolaan dan Penggunaan Aplikasi Sistem

Keuangan Desa (SISKEUDES);

Sehubungan dengan itu, berdasarkan teori peran menurut Jim Ife dan Frank

Tesoriero (2014: 558) dimana terdapat tiga jenis peran yaitu peran fasilitatif,

peran edukasi dan peran teknis. Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan

magang berlangsung, berikut adalah beberapa kegiatan atau program DPMPD

Kabupaten Kediri terkait dengan upaya pengembangan kapasitas yang mencakup

ketiga jenis peran tersebut :

1. Peran Fasilitatif

a. Monitoring Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)

Penyusunan RKP Desa di kabupaten Kediri diatur dalam Peraturan

Bupati Kediri Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Pedoman Perencanaan

Pembangunan Desa. Pada Pasal 29 Ayat (2) menjelaskan bahwa RKP

Desa disusun oleh pemerintah desa sesuai dengan informasi dari

pemerintah daerah kabupaten berkaitan dengan pagu indikatif desa dan

rencana kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan

pemerintah daerah kabupaten. Selanjutnya pada Pasal 30 Ayat (2)


menjelaskan bahwa penyusunan RKP Desa dilakukan dengan kegiatan

yang meliputi:

a. Penyusunan perencanaan pembangunan desa melalui musyawarah


desa;
b. Pembentukan tim penyusun RKP Desa;
c. Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan
program/kegiatan masuk ke desa;
d. Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;
e. Penyusunan rancangan RKP Desa;
f. Penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan
pembanguan desa;
g. Penetapan RKP Desa;
h. Perubahan RKP Desa;
i. Pengajuan daftar usulan RKP Desa;

Peran fasilitatif merupakan peran yang utama bagi DPMPD untuk

melaksanakan tugas dan fungsinya yaitu dengan memfasilitasi

pemerintah desa. Sebagai penerapan peran fasilitatif yang dilakukan

DPMPD maka dilaksanakan pengembangan kapasitas pemerintah desa.

Pengembangan kapasitas dari DPMPD kepada pemerintah desa

bertujuan untuk meningkatkan kinerja aparatur pemerintah desa, salah

satunya dengan melakukan kegiatan Monitoring dan evaluasi RKP

Desa. Kegiatan Monitoring dan evaluasi RKP Desa bertujuan agar

pemerintah desa dapat menyusun RKP Desa sesuai dengan format dan

isi yang berlaku pada Peraturan Bupati Kediri Nomor 7 Tahun 2019

Tentang Pedoman Perencanaan Pembangunan Desa.

Dalam peran fasilitatif, DPMPD memberikan motivasi dan

inspirasi terhadap pemerintah desa pada saat kegiatan Monitoring dan

evaluasi RKP Desa untuk meningkatkan kinerja perangkat desa dalam

penyusunan RKP Desa. Motivasi dan inspirasi dilakukan dengan cara

memberikan gambaran bahwa RKP Desa merupakan penjabaran dari


RPJM Desa untuk jangka waktu satu tahun sehingga sangat penting

untuk menjadi pedoman kerja pemerintah desa. Apabila penyusunan

RKP Desa terhambat maka akan berdampak pada penyaluran dana desa

dari pemerintah pusat. Selanjutnya apabila ditemui perbedaan

pandangan antar aparatur desa dalam penyusunan RKP Desa yang

melibatkan masyarakat dan BPD maka DPMPD akan melakukan

mediasi dan negosiasi untuk menemukan kesepakatan.

Untuk menyusun RKP Desa, pemerintah desa perlu memperhatikan

potensi yang dimiliki sehingga dapat memanfaatkan sumber daya baik

berupa sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang ada di

desa tersebut. Hal ini bertujuan agar desa dapat berdaya dan dapat

mensejahterakan masyarakatnya. Apabila penyusunan RKP Desa telah

memenuhi persyaratan maka DPMPD memberikan fasilitas berupa cara

pengorganisasian potensi desa yang ada, misalnya dengan memberikan

pelatihan pemasaran produk unggulan, pembentukan BUMDES,

pengarahan untuk menjadikan kawasan desa wisata dan lain

sebagainya. Dengan peran DPMPD tersebut maka selanjutnya

pemerintah desa menyusun evaluasi peraturan desa dan Laporan

Pertanggungjawaban Desa sebagai bentuk akuntabilitas pemerintah

desa dalam melaksanakan wewenang dan tugasnya.

Berdasarkan kegiatan magang yang telah kami lakukan, terdapat

beberapa contoh Monitoring dan evaluasi RKP Desa ke beberapa desa.

Yang pertama yaitu Desa Sambirobyong Kecamatan Kayen Kidul,

dokumen RKP Desa yang disusun terdapat kesalahan antara lain pada
format serta isi RKP Desa yang tidak sesuai dengan pedoman

penyusunan RKP Desa dan berita acara rapat penyusunan RKP Desa

yang masih kurang. Yang kedua yaitu Desa Susuhbango Kecamatan

Ringinrejo, perkembangan penyusunan dokumen RKP Desa masih

dalam taraf pembentukan tim penyusun , belum membahas usulan-

usulan masyarakat dan dokumen berita acara rapat penyusunan RKP

Desa belum tertata rapi dan terstruktur. Yang ketiga yaitu Desa

Watugede Kecamatan Puncu, perkembangan penyusunan RKP Desa

masih dalam taraf pembentukan tim penyusun RKP Desa, usulan-

usulan masyarakat belum tertampung dan kurangnya koordinasi antara

tim penyusun RKP Desa.

b. Monitoring Pajak dan Retribusi

Kegiatan Monitoring Pajak dan Retribusi Daerah yang dilakukan

oleh DPMPD kabupaten Kediri diatur dalam Peraturan Bupati Kediri

Nomor 26 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Bagian Perolehan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka

pemantauan terhadap adanya bantuan dari pemerintah Kabupaten

Kediri Kepada Desa. Berdasarkan Pasal 3 Ayat (1) dan (2) pemerintah

Kabupaten Kediri memberikan bantuan kepada masing-masing wilayah

Desa yang ada di Kabupaten Kediri. Adapun besaran bantuan tersebut

diperoleh dari pembagian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Kabupaten Kediri sesuai dengan ketentuan berikut :

a. 60% (enam puluh persen) dibagi secara merata kepada seluruh

desa.
b. 40% (empat puluh persen) dibagi secara proporsional dari realisasi

penerimaan hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah masing-

masing Desa dengan ketentuan :

(1) 30 % (tiga puluh persen0 dibagi berdasarkan jumlah

penduduk.

(2) 10 % (sepuluh persen) dibagi berdasarkan kontribusi Desa.

Dalam peran fasilitatif, DPMPD Kabupaten Kediri melaksanakan

kegiatan Monitoring dengan melakukan survei dan menyebarkan

quesioner kepada pemerintah Desa terkait dengan realisasi penerimaan

pembagian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Kediri

Tahun 2020. Pada kegiatan ini DPMPD Kabupaten Kediri memeriksa

apakah dana hasil pembagian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

tersebut sudah dimasukkan kedalam APBDes Tahun 2020, lalu

bagaimana penggunaan dana tersebut apakah sudah sesuai dengan RAB

atau belum. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar dana pembagian

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut dapat digunakan untuk

pembangunan desa yang sesuai dan tepat sasaran. Selain melakukan

pemeriksaan terhadap realisasi penerimaan pembagian Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, DPMPD Kabupaten Kediri juga berupaya

menggali informasi kepada pemerintah Desa terkait sehubungan dengan

kendala yang dihadapi oleh pemerintah Desa dalam pengelolaan dana

pembagian Pajak Daerah dan Retribusi Daerah tersebut, dengan tujuan

agar DPMPD Kabupaten Kediri mampu memberikan pembinaan terkait

kendala tersebut. Selain itu, hasil Monitoring ini juga disampaikan


kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa

Timur di Kabupaten Kediri sebagai bentuk pertanggung jawaban

terhadap pengelolaan keuangan daerah.

c. Monitoring Mutasi Perangkat Desa

Setiap organisasi pemerintahan selalu ingin meningkatkan kualitas

pelayanan untuk masyarakat melalui kinerja yang efektif dan efisien.

Suatu organisasi akan dapat menjalankan tugas fungsinya dengan

efektif dan efisien apabila didukung oleh pegawai yang memiliki

kompetensi sesuai dengan bidang tugasnya. Begitu juga dalam

organisasi pemerintahan desa, sangat diperlukan kegiatan yang bisa

menunjang kinerja aparatur pemerintahan desa. Dalam upaya

pengembangan kapasitas pemerintah desa, maka DPMPD melakukan

kegiatan training yaitu Monitoring mutasi perangkat desa. Mutasi

perangkat desa/pergantian jabatan adalah hal yang wajar terjadi.

Maksud dan tujuan diadakan kegiatan Monitoring mutasi perangkat

desa adalah untuk meningkatkan kinerja aparatur pemerintah desa.

Mutasi perangkat desa adalah perpindahan posisi jabatan perangkat

desa yang dilakukan oleh kepala desa sebagai upaya penyegaran dalam

pelaksanaan tugas-tugas pelayanan di Desa. Dalam Peraturan Bupati

Kediri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati

Kediri Nomor 10 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan

Daerah Kabupaten Kediri Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pengangkatan

dan Pemberhentian Perangkat Desa dijelaskan bahwa dalam hal terjadi

kekosongan jabatan perangkat desa maka tugas perangkat desa yang


kosong dilaksanakan oleh pelaksana tugas yang dirangkap oleh

perangkat desa lain yang tersedia. Salah satu cara yang dapat dilakukan

dalam pengisian jabatan perangkat desa yaitu melalui mutasi jabatan

antar perangkat desa di lingkungan pemerintah desa sesuai ketentuan

yang berlaku. Mutasi hanya dapat dilakukan apabila perangkat desa

yang akan dimutasi telah menjabat sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun

pada jabatan semula. Dalam penetapan mutasi perangkat desa, tiap-tiap

desa memiliki aturannya masing-masing yang ditetapkan dalam

Peraturan Desa.

Dalam peran fasilitatif, DPMPD memberikan motivasi terhadap

pemerintah desa untuk selalu meningkatkan kinerja aparatur pemerintah

desa, karena aparatur pemerintah desa merupakan pondasi utama untuk

kesejahteraan hidup masyarakat. Dalam kegiatan Monitoring mutasi

perangkat desa terdapat bentuk mediasi dan negosiasi dengan pihak

desa apakah perangkat yang dimutasi sudah sesuai dengan kemampuan

dan keahliannya. DPMPD juga mendukung penuh terjadinya mutasi

perangkat desa apabila dengan alasan yang tepat dan dengan tujuan

untuk menciptakan kinerja aparatur desa yang lebih baik lagi. Dengan

adanya mutasi perangkat desa, pihak desa harus memahami potensi

yang dimiliki oleh sumber daya manusia yang ada di desanya. Hal itu

dengan tujuan agar seseorang yang dimutasi dapat tepat sasaran dengan

tujuan yang ingin dicapai. Apabila desa tersebut sudah memenuhi

syarat untuk dilakukan mutasi perangkat, maka langkah DPMPD

selanjutnya yaitu memberikan jalan untuk diajukan ke bupati, dan


menunggu keputusan yang terbaik apakah diterima untuk melakukan

mutasi perangkat desa atau tidak.

Berdasarkan kegiatan magang yang telah kami lakukan, terdapat

contoh dalam kegiatan Monitoring mutasi perangkat desa yaitu di Desa

Srikaton. Pihak desa tersebut mengajukan mutasi perangkat dengan

alasan untuk menciptakan kinerja aparatur pemerintah desa yang lebih

optimal. Kepala desa mengajukan mutasi perangkat karena merasa

kinerja bagian keuangan kurang bisa bekerja dengan baik. Selain itu,

kepala desa ingin di masa pemerintahannya yang ketiga kali ini bisa

maksimal lagi. Selanjutnya, pihak DPMPD memastikan apakah

seseorang yang akan dimutasi sudah sesuai atau belum dengan

kemampuan dan keahliannya. Selain itu, DPMPD juga menanyakan

kepada seseorang yang bersangkutan apakah bisa menerima dan

menyesuaikan dengan tugas barunya tersebut. Selanjutnya, DPMPD

memberikan jalan untuk diajukan ke pihak yang lebih berwenang yaitu

bupati melalui kecamatan. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan

Monitoring mutasi perangkat desa adalah untuk mengoptimalkan

kinerja aparatur pemerintah desa sesuai kemampuan yang dimiliki

dalam mengurus desanya.

2. Peran Edukasi

Peran edukasi sangat perlu diperhatikan dalam pengembangan suatu

organisasi, hal ini disebabkan karena peran edukasi bertujuan untuk

mendidik, memberikan ilmu pengetahuan serta mengembangkan potensi

diri pada individu ataupun kelompok organisasi. Dalam menjalankan


fungsinya sebagai peran edukasi terhadap aparatur pemerintahan desa,

DPMPD kabupaten Kediri melakukan beberapa training sebagai upaya

untuk meningkatkan pengembangan kapasitas dan kinerja aparatur

pemerintahan desa. Salah satu dari program training yang diselenggarakan

oleh dinas pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa kabupaten

Kediri adalah pembinaan anggota badan permusyawaratan desa (BPD).

Maksud dan tujuan diadakannya program pembinaan BPD tersebut yaitu

memberikan penyegaran dan meningkatkan kapasitas kelembagaan BPD

dan anggota BPD untuk menjalankan tugas dan fungsinya, serta dengan

tujuan agar lembaga dan anggota BPD semakin aktif dan kontributif dalam

melaksanakan fungsi pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang tertera

dalam Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Pembinaan BPD dilaksanakan secara virtual dengan mengadakan

video conference menggunakan platform zoom meeting. Pembinaan BPD

melalui video conference diikuti oleh 343 desa se-kabupaten Kediri yang

mana penjadwalan pembinaan tersebut terbagi menjadi 4 eks-korcam

diantaranya adalah wilayah korcam Pare, korcam Ngadiluwih, korcam

Papar, dan korcam Kediri. Ruang lingkup materi yang disampaikan dalam

pembinaan BPD yaitu hubungan dengan lembaga lain, kelembagaan,

fungsi dan tugas BPD, hak, kewajiban, larangan, wewenang BPD,

peraturan dan tata tertib BPD, pendanaan, sanksi administratif,

keanggotaan BPD, mekanisme pengisian keanggotaan BPD,

pemberhentian BPD, pembinaan dan pengawasan anggota BPD. Selama

berlangsungnya program pembinaan BPD nampak kurang adanya


kejelasan aturan teknis yang mengatur pelaksanaan kegiatan, sehingga

berakibat pada kurang kondusifnya pelaksanaan kegiatan tersebut.

3. Peran Teknis

a. Rapat Konsolidasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan

Perangkat Desa dan Badan Kredit Desa (BKD)

Dalam menjalankan fungsinya sebagai peran teknis, DPMPD

Kabupaten Kediri melakukan praktik langsung untuk meMonitoring

pengembangan badan usaha milik desa dengan maksud sebagai upaya

dalam meningkatkan pengembangan kapasitas kelembagaan aparatur

pemerintahan desa. Kegiatan Monitoring yang dilaksanakan oleh

DPMPD tersebut diwujudkan dengan diadakannya rapat konsolidasi

yang dihadiri oleh badan kredit desa dan pemerintah desa. Rapat

konsolidasi diselenggarakan dengan tujuan menyatukan dan

memperkuat hubungan antara badan kredit desa dengan pemerintah

desa untuk menjalankan dan mengembangkan badan usaha yang

dimiliki oleh masing-masing desa se-kabupaten Kediri sehingga dengan

berkembangnya BUMDes diharapkan dapat turut serta mensukseskan

pembangunan desa dan masyarakat desa menuju masyarakat yang

sejahtera dan mandiri.

Rapat konsolidasi BUMDes diikuti oleh 343 desa yang

diselenggarakan secara bergilir dan terjadwal dengan komponen yang

menghadiri rapat antara lain tim penyelenggara dari DPMPD

Kabupaten Kediri, perwakilan dari masing-masing badan kredit desa

dan pemerintah desa terkait, serta tim pendamping desa. Adapun pokok
bahasan dalam rapat konsolidasi BUMDes tersebut antara lain produk

hukum yang mengatur tentang pengembangan usaha ekonomi

masyarakat khusunya yang membahas tentang pengembangan badan

usaha milik desa, peraturan desa terkait dengan badan usaha milik desa,

unit usaha masing-masing desa, dana awal yang digunakan dalam

pembangunan badan usaha milik desa, laba usaha BUMDes dan strategi

dalam pengembangan badan usaha milik desa. Dengan diadakannya

rapat konsolidasi ini memiliki makna untuk dapat bersama-sama

membangun sinergitas antar aktor yang terlibat khususnya badan kredit

desa dan aparatur pemerintahan desa dalam membangun, menjalankan

dan mengembangkan badan usaha milik desa sehingga dapat

membangun desa menuju desa yang berdaya dan mandiri.

b. Fasilitasi terkait Pengelolaan dan Penggunaan Aplikasi Aplikasi Online

Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM-SPAN)

Salah satu peran teknik sebagai bentuk penerapan e-government

yang memudahkan pegawai di DPMPD Kabupaten Kediri untuk

mengelola dana desa yang berasal dari pemerintah pusat, maka

diperlukan suatu sistem informasi. Selaras dengan hal ini, Kementerian

Keuangan Republik Indonesia meluncurkan sebuah sistem informasi

untuk memberikan layanan informasi yang cepat, akurat, terperinci dan

terintegrasi mengenai implementasi Sistem Perbendaharaan dan

Anggaran Negara (SPAN) maka diperlukan aplikasi online Monitoring.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-

41/PB/2014 tentang Penggunaan Aplikasi Online Monitoring Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara bahwa Aplikasi Online

Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara yang

selanjutnya disingkat OM-SPAN adalah aplikasi yang digunakan dalam

rangka meMonitoring transaksi dalam SPAN dan menyajikan informasi

sesuai kebutuhan yang diakses melalui jaringan yang berbasis web.

Selanjutnya pada peraturan tersebut dijelaskan bahwa OM-SPAN

memiliki prinsip dasar yaitu sebagai berikut :

1. Aplikasi OM-SPAN dilakukan secara sistem elektronik;


2. Aplikasi OM-SPAN hanya dapat diakses oleh penerima hak akses
(user license) yang memiliki User ID dan Password sesuai dengan
kewenangannya;
3. Aplikasi OM-SPAN menggunakan database SPAN sebagai dasar
pelaksanaan operasional;
4. Informasi yang disediakan oleh aplikasi OM-SPAN tidak realtime
dengan aplikasi SPAN karena terdapat jeda waktu tertentu;
5. Aplikasi OM-SPAN dilaksanakan sesuai ketentuan mengenai
teknologi dan informasi yang berlaku di lingkungan Kementerian
Keuangan;

Selanjutnya pada Pasal 4 menjelaskan bahwa aplikasi OM-SPAN

digunakan oleh:

1. Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan;


2. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
3. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
4. Satuan Kerja;
5. Pihak lainnya yang mempunyai kepentingan dalam Implementasi
SPAN;
Alamat aplikasi OM-SPAN dapat diakses melalui

spanint.kemenkeu.go.id, kemudian mengisi username dan password


dari KPPN yang diberikan kepada Satuan Kerja atas dasar Berita Acara

antara Kepala KPPN dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Aplikasi

OM-SPAN dapat diakses lebih dari satu pengguna dengan username

dan password yang sama namun KPA perlu mengatur siapa saja

pengguna OM-SPAN yang dapat mengakses. Hal ini terkait dengan

kerahasiaan data SPAN dan untuk menghindari penyalahgunaan data

oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Berdasarakan

pengamatan selama kegiatan magang dilakukan, penerapan aplikasi

OM-SPAN oleh pegawai DPMPD sudah dilaksanakan dengan baik

dilihat dari kemampuan penggunaan komputer untuk menginput data

dana desa sebanyak 343 desa di Kabupaten Kediri. Sebelum

penginputan data dana desa ke aplikasi OM-SPAN diperlukan

pengumpulan dan analisis data untuk memeriksa kesesuaiannya antara

data yang disetorkan dari desa dengan data yang dimiliki DPMPD.

Dalam proses pengumpulan data dana desa yang dihimpun dari 343

desa di Kabupaten Kediri, pegawai DPMPD mengalami hambatan yaitu

adanya keterlambatan pemerintah desa untuk mengumpulkan data

tersebut. Selain itu, karena aplikasi OM-SPAN diakses untuk

penginputan data secara bersamaan oleh Satuan Kerja di seluruh

Indonesia menyebabkan server menjadi down sehingga proses

penginputan data menjadi terhambat.


Gambar 4.1 Aplikasi OM-SPAN

Sumber: spanint.kemenkeu.go.id

c. Fasilitasi terkait Pengelolaan dan Penggunaan Aplikasi Sistem

Keuangan Desa (SISKEUDES)

Berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

memberi kesempatan desa untuk mengelola pemerintahannya sendiri,

termasuk didalamnya dalam pengelolaan keuangan. Pengelolaan

keuangan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar pemerintahan

desa berjalan dengan lancar. Pengelolaan keuangan terdiri dari lima

tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap

penatausahaan, tahap pelaporan, dan tahap pertanggungjawaban. Untuk

mendukung agar pengelolaan keuangan desa dapat dilaksanakan dengan

baik dan mudah, maka pemerintah mengeluarkan suatu aplikasi yang

disebut Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES).

Aplikasi SISKEUDES ditujukan kepada aparatur pemerintahan

desa untuk memudahkan pengelolaan keuangan desa mulai dari tahap

perencanaan hingga tahap pelaporan/pertanggungjawaban. Prosedur


penggunaan Aplikasi SISKEUDES oleh pemerintah desa dilakukan

melalui permohonan dari Pemerintah Daerah untuk penggunaan

aplikasi SISKEUDES kepada Kemendagri atau Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) setempat. Tujuannya

adalah agar penggunaan Aplikasi SISKEUDES dikoordinasikan oleh

Pemerintah Daerah sehingga dapat diterapkan pada seluruh desa yang

ada pada wilayah pemerintah daerah yang bersangkutan. Persetujuan

penggunaan Aplikasi SISKEUDES dilakukan dengan cara memberikan

kode SML pemerintah daaerah yang dikeluarkan secara resmi oleh

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES) dikembangkan

bersama antara Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Aplikasi

SISKEUDES mulai diterapkan di Tahun 2015 dengan didukung oleh

Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 143/8350/BPD tanggal 27

November 2015 hal Aplikasi Pengelolaan Keuangan Desa dan Surat

KPK Nomor B.7508/01-16/08/2016 tanggal 31 Agustus 2016 tentang

Himbauan Terkait Pengelolaan Keuangan Desa/Dana Desa. Aplikasi

SISKEUDES mengacu pada peraturan pengelolaan keuangan desa yang

berlaku saat itu yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Rilis akhir dari

Aplikasi SISKEUDES yaitu Rilis V1.0.R1.06. Aplikasi ini

diberlakukan sampai dengan penyusunan Laporan APBDes Tahun


Anggaran 2018. Pada Bulan April 2018, Kemendagri mengeluarkan

Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan

Desa yang mencabut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014, sehingga

Aplikasi SISKEUDES perlu disesuaikan dengan regulasi tersebut.

Aplikasi SISKEUDES versi terbaru dikeluarkan dengan Rilis Versi 2.0.

Dalam menjalankan fungsinya terkait peran teknik DPMPD

Kabupaten Kediri melakukan praktik langsung dengan melakukan

Monitoring (pengawalan) keuangan dari 343 desa yang ada di

Kabupaten Kediri dan memberikan pengarahan terkait pengelolaan

keuangan desa serta membantu desa dalam melakukan posting terkait

dokumen Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes (Semesteran),

Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Realisasi Pelaksanaan APBDes

(Tahunan), Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan (LPP) Desa

Tahunan dan LPP Desa Akhir Masa Jabatan, Laporan Realisasi

Penggunaan Dana Desa (APBN) per Semester untuk dikompilasi dan

dilaporkan ke Menteri Keuangan, Laporan Kekayaan Milik Desa

(Tahunan), serta Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan

Desa terdiri dari Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes dan Laporan

Kekayaan Milik Desa (Tahunan). Selain itu DPMPD Kabupaten Kediri

juga memberikan bantuan kepada desa yang mengalami kendala dalam

melakukan posting terkait beberapa dokumen yang telah disebutkan di

atas. Kendala yang sering terjadi berdasarkan hasil pengamatan selama

kegiatan magang berlangsung biasanya terkait dengan data Laporan

APBDes yang tidak sesuai dengan seharusnya, perubahan prioritas


penggunaan dana desa sehingga perlu melakukan perubahan terhadap

Peraturan Pemerintah Desa dan Perubahan Peraturan Kepala Desa.

Dengan adanya kendala tersebut DPMPD Kabupaten Kediri

memberikan fasilitasi kepada pemerintah Desa untuk melakukan

konsultasi terkait kendala-kendala yang dihadapi dan bagaimana

pemecahan masalahnya.

Gambar 4.2 Aplikasi SISKEUDES Kabupaten Kediri

Sumber: Aplikasi Sistem Tata Kelola Keuangan Desa

Keberhasilan suatu organisasi dapat dilihat berdasarkan tingkat ketercapaian

kinerjanya, organisasi yang dianggap berhasil adalah organisasi yang capaian

kinerjanya tinggi. Oleh sebab itu, peran DPMPD dalam meningkatkan kinerja

aparatur pemerintahan desa di kabupaten Kediri adalah dengan cara memfasilitasi,

mendampingi, memberikan pembinaan dan melakukan pengawasan kepada

pemerintah desa guna mencapai produktivitas, kualitas layanan, responsivitas,

responsibilitas serta akuntabilitas yang baik dan maksimal. Akan tetapi pada

praktek penyelenggaraan perannya sebagai fasilitator dalam memberikan


pembinaan, DPMPD masih memiliki kelemahan yaitu tidak adanya kejelasan

terkait dengan SOP (Standart Operating Procedure) sehingga berdampak pada

kurang jelasnya tata cara penyelenggaraan pembinaan secara sistematis. Menurut

Tambunan (2008:79) SOP merupakan suatu pedoman yang berisi prosedur

standar yang berada pada suatu organisasi yang berguna untuk memastikan bahwa

semua keputusan, tindakan, penggunaan fasilitas-fasilitas proses dilakukan oleh

orang-orang yang berada pada organisasi berjalan secara efesien, efektif dan

sistematis. Oleh sebab itu SOP sangat diperlukan dalam penyelenggaraan

pembinaan. Selain itu, berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan

magang, para pegawai DPMPD dinilai mampu melaksanakan program tersebut

dengan baik namun masih terkendala dengan beberapa hal misalnya kurangnya

koordinasi sehingga dapat menimbulkan perbedaan persepsi dalam melaksanakan

tugas, kurangnya pemahaman pegawai yang diberikan tanggungjawab dalam

pengelolaan sistem aplikasi online penunjang kerja seperti aplikasi SIPD, OM-

SPAN dan SISKEUDES yang disebabkan karena tidak meratanya pemberian

bimbingan teknis tentang aplikasi tersebut kepada pegawai terkait, serta masih

seringnya terjadi pengiriman laporan keuangan desa yang terlambat dan tidak

sesuai dengan rencana penjadwalan sehingga dapat mengulur waktu dalam

pengunggahan data pada aplikasi OM-SPAN.

4.3 Rekomendasi Perbaikan

Berdasarkan dari hasil pembahasan tersebut diatas, adapun rekomendasinya

adalah sebagai berikut:

1. Menyusun SOP (Standart Operating Procedure) terkait dengan

penyelenggaraan pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri.

2. Mengadakan sosialisasi kepada pemerintah desa berkaitan dengan SOP


(Standart Operating Procedure) yang membahas tentang tata cara

penyelenggaraan pembinaan yang telah disusun oleh Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri.

3. Meningkatkan koordinasi antara pegawai Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Kediri dalam

melaksanakan program peningkatan kapasitas pemerintah desa.

4. Meningkatkan pengetahuan mengenai aplikasi SIPD, OM-SPAN dan

SISKEUDES terhadap pegawai yang bertanggung jawab menggunakan

aplikasi tersebut.
BAB V
REFLEKSI
DIRI

Dengan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu

memberikan rahmat, taufik hidayah serta karunia kesehatan dalam situasi kondisi

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sehingga kelompok magang

kami dapat menyelesaikan serangkaian kegiatan magang yang dilaksanakan di

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten

Kediri dengan lancar dan tanpa hambatan. Pada kegiatan magang ini kami dapat

mengaplikasikan materi-materi yang telah diperoleh selama perkuliahan

berlangsung sesuai dengan kemampuan dan kecakapan yang kami miliki. Selain

itu kami juga mendapatkan banyak sekali pengalaman di lapangan sehubungan

dengan kondisi dunia kerja secara nyata yang sebelumnya belum pernah kami

dapatkan pada saat proses perkuliahan berlangsung di ruang kelas, sehingga

menunjang pengembangan hardskill, softskill, kemampuan kognitif, dan

akualisasi diri kami sebagai peserta magang. Adapun penjabaran terkait manfaat

magang dan pengembangan diri masing-masing anggota dalam kelompok magang

ini adalah sebagai berikut :

5.1 Moch. Afnul Zahied Zidan

1) Manfaat Magang dalam Pengembangan Hardskill

Dengan adanya kegiatan magang yang telah dilaksanakan mahasiswa

selama 30 hari kerja bertempat di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan


Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri, banyak sekali manfaat

dan pelajaran serta pengalaman yang diperoleh untuk terus

mengembangkan kemampuan mahasiswa terkait pengembangan hardskill

agar mampu menghadapi tantangan dunia kerja di era global yang

semakin ketat persaingannya. Adapun manfaat yang didapat mahasiswa

dalam pengembangan hardskill, meliputi :

a. Kemampuan dalam mengoperasikan perangkat kerja seperti komputer,

printer karbon, dan mesin foto copy.

b. Kemampuan dalam menggunakan software pendukung kerja seperti

Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft Power Point.

c. Kemampuan dalan menjalankan aplikasi pelaporan keuangan desa

seperti Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran

Negara (OM-SPAN).

d. Mekanisme pengaturan dan pengelolaan berkas sesuai dengan format

dan kontennya.

2) Manfaat Magang dalam Pengembangan Softskill

Selama kegiatan magang berlangsung di Dinas Pemberdayaan Masyarakat

dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri, selain mendapatkan

manfaat magang terkait dengan pengembangan hardskill, mahasiswa juga

mendapatkan banyak sekali pelajaran serta pengalaman untuk terus

mengembangkan kemampuan mahasiswa terkait pengembangan softskill

agar mampu menghadapi tantangan dunia kerja di era global yang

semakin ketat persaingannya. Adapun manfaat yang didapat mahasiswa

dalam pengembangan softskill, meliputi :


a. Nilai-nilai atau sikap profesionalitas. Dalam dunia kerja sikap

profesional harus dimiliki setiap pegawai yang menjalankan

pekerjaannya sesuai dengan keahlian atau kemampuan yang dimiliki

dan harus melakukan sesuatu secara objektif. Selama kegiatan magang

berlangsung mahasiswa diajarkan untuk dapat memposisikan dirinya

agar mampu memahami tugas dan tanggung jawab, hubungan dan

relasi, serta fokus dan konsistensi dalam melaksanakan tugas atau

pekerjaan yang diberikan sehingga dapat meningkatkan kecakapan

mahasiswa menjadi pribadi yang dapat dihandalkan dalam pekerjaan.

b. Kecakapan untuk membangun kekuatan mental dan kepercayaan diri.

Modal utama untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam dunia kerja

setiap pegawai harus mampu mengembangkan kekuatan mental dan

membangun kepercayaan diri. Orang yang percaya diri dapat

berkembang lebih baik daripada orang yang tidak percaya diri. Orang

yang tidak percaya diri lebih mengarah ke berpikiran negatif tentang

kemampuannya, sehingga dia tidak bisa mengembangkan potensi-

potensi yang ada. Selama kegiatan magang berlangsung mahasiswa

selalu diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dan tampil pada

beberapa kegiatan sehingga meningkatkan kekuatan mental dan

kepercayaan diri.

c. Kecakapan dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan

baru. Kemampuan mudah berinteraksi dengan orang lain dan

beradaptasi dengan lingkungan yang baru disebut sebagai salah satu

kunci utama jika seseorang ingin meraih kesuksesan di dalam


hidupnya. Selama kegiatan magang berlangsung mahasiswa

mendapatkan banyak pelajaran agar dapat beradaptasi dengan cepat

dengan lingkungan kerja dan para pegawai di instansi tempat magang

sehingga terjalin keakraban dan hubungan yang harmonis antara

mahasiswa magang dengan para pegawai instansi.

d. Manajemen waktu. Dalam dunia kerja sering kali kita dengar waktu

lebih penting dari pada uang. Dimana produktivitas pegawai sangat

erat hubungannya dengan kemampuan manajemen waktu kerja dari

pegawai itu sendiri. Selama kegiatan magang berlangsung mahasiswa

diajarkan untuk membuat perencanaan dan pengaturan waktu secara

sistematis sehingga pekerjaan yang diberikan dapat diselesaikan

dengan tepat waktu.

e. Kecakapan untuk berkomunikasi dengan baik. Ketrampilan

berkomunikasi merupakan keahlian, kemampuan dan kepandaian

yang sangat diperlukan dimanapun kita berada, terutama di dunia

kerja. Selama kegiatan magang berlangsung mahasiswa diberikan

kesempatan untuk tampil di depan publik dan seringkali diajak

berdiskusi oleh para pegawai untuk turut serta memberikan saran serta

masukan apabila dibutuhkan sehingga meningkatkan kemampuan

berkomunikasi yang baik.

f. Kecakapan untuk membangun kerjasama dalam sebuah tim kerja

(team work). Kerjasama tim merupakan suatu kemampuan yang kuat

dalam mengarahkan dan mendorong para pegawai dalam meraih

tujuan organisasi secara bersama-sama. Dengan adanya team

work
selain dapat mewujudkan visi dan misi organisasi juga akan

meningkatkan self-motivation dan pengendalian diri para pegawai,

sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan optimal.

3) Manfaat Magang dalam Pengembangan Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan

individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu

kejadian atau peristiwa. Kemampuan kognitif merupakan dasar bagi

kemampuan anak untuk berpikir. Jadi proses kognitif berhubungan

dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan

berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Adapun

manfaat magang dalam pengembangan kemampuan kognitif antara lain :

a. Mengetahui bagaimana cara dan langkah-langkah dalam menjalankan

beberapa aplikasi yang digunakan oleh Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri

dalam menjalankan tugas dan fungsinya, antara lain : Aplikasi Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD), Sistem Keuangan Desa

(SISKEUDES), dan Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan

Anggaran Negara (OM-SPAN).

b. Beberapa manfaat magang yang telah diperoleh dalam pengembangan

hardskill dan softskill juga turut meningkatkan pengembangan

kemampuan kognitif mahasiswa dalam memahami dan menerapkan

manfaat-manfaat yang telah diperoleh tersebut dalam kehidupan

sehari-hari dengan tujuan untuk mengembangkan kapasitas individu

sehingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan

kriteria tenaga kerja yang dibutuhkan lapangan pekerjaan pada era

global saat ini.


c. Mampu menganalisis peran dan fungsi Dinas Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri

dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai lembaga

pemerintahan daerah

4) Manfaat Magang dalam Meningkatkan Aktualisasi Diri Peserta Magang

Aktualisasi diri adalah keinginan seseorang untuk menggunakan semua

kemampuan dirinya untuk mencapai apapun yang mereka mau dan bisa

dilakukan. Setelah kegiatan magang ini berakhir mahasiswa diharapkan

mampu untuk mengaktualisasikan dirinya. Adapun bentuk aktualisasi diri

yang didapatkan dari kegiatan magang selama 30 hari kerja, antara lain :

a. Meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam menyelesaikan tugasnya

selama magang.

b. Mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang baru dan

beradaptasi dengan mudah pada lingkungan yang baru.

c. Meningkatkan keberanian mahasiswa dengan adanya kesempatan

yang diberikan ketika diminta untuk menyampaikan pendapatnya

terkait suatu pemecahan masalah.

d. Berani mencoba hal-hal baru dan tantangan dalam pekerjaan, karena

diberikan kesempatan dan kepercayaan dalam mengerjakan tugas-

tugas yang diberikan.

e. Menjadi pribadi yang lebih terbuka dalam berfikir sehingga mudah

diterima oleh orang lain.

f. Meningkatkan rasa percaya diri karena mahasiswa berhasil

menyelesaikan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan

dengan baik.

g. Meningkatkan kemampuan berfikir lebih kritis dan peka terhadap


lingkungan sekitar.

5) Kunci Sukses dalam Bekerja

Dalam upaya mencapai kesuksesan, setiap individu selalu mempunyai

masing-masing cara yang berbeda dan unik untuk memotivasi dirinya

sendiri agar dapat mencapai target kesuksesan yang diinginkan. Selama

kegiatan magang berlangsung, banyak sekali nilai-nilai positif yang

diajarkan oleh para pegawai yang ada di instansi untuk mencapai

kesuksesan dalam dunia kerja, diantaranya :

a. Keyakinan diri. dengan adanya keyakinan diri yang kuat, bahwa setiap

orang pasti mempunyai potensi dan kemampuannya masing-masing

untuk dapat beradaptasi dan menyelesaikan pekerjaan di lingkungan

kerja yang baru, maka niscaya orang tersebut pasti akan dapat

beradaptasi dan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik.

Selama ini seringkali pegawai baru kurang percaya diri dengan

potensi yang dimilikinya karena terhalang oleh keterbatasan mental

(mental block), untuk itu penting adanya keyakinan diri karena apa

yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin.

b. Disiplin dalam menjalankan tugas dan menyelesaikan pekerjaan

dengan tepat waktu. Menunda pekerjaan sampai membuatnya

menumpuk, hanya akan menambah rasa malas untuk

menyelesaikannya. Bahkan sampai detik ini, belum ada contoh orang

malas yang sukses dalam dunia kerja. Oleh karena itu, sikap disiplin

dan mengahargai waktu sangat diperlukan jika ingin sukses.

c. Kejujuran dan ketekunan dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam

melaksanakan pekerjaan menjadi orang yang jujur, tekun dan ulet

sangat diperlukan jika ingin menjadi seorang pribadi yang sukses.


d. Menjadi Pribadi yang Supel dan Open Minded. Kita tidak bisa

menentukan rekan kerja dan lingkungan kerja seperti apa yang kita

inginkan. Dengan menjadi pribadi yang supel, berbagai karakter di

lingkungan kerja akan mudah kita kenali dan akan mendukung

produktivitas kita dalam dunia kerja. Karena semua orang pastinya

ingin bekerjasama dengan orang yang mengasyikan, tidak kaku,

mempunyai nilai-nilai positif dan mudah berbaur. Serta siapapun yang

memiliki pikiran terbuka akan mudah menerima ide dan informasi

baru. Oleh karena itu sikap supel dan open minded sangat diperlukan

jika ingin menjadi pribadi yang sukses.

e. Bekerja dengan menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalitas dan

selalu berusaha memberikan hasil kerja terbaik dalam setiap pekerjaan

akan mendukung kesuksesan dalam dunia kerja. Karena hal tersebut

akan memperlihatkan loyalitas dan tanggung jawab kita terhadap

instansi tempat kita bekerja.

6) Rencana Perbaikan dan Pengembangan Diri

Selama kegiatan magang berlangsung terdapat beberapa hambatan dan

kendala internal maupun eksternal. Namun hal tersebut tidak terlalu

menjadi penghambat mahasiswa dalam menjalankan magang. Dengan

adanya hambatan tersebut, justru menjadi pengingat bagi diri sendiri

untuk terus menjadi seorang pribadi yang lebih baik. Terdapat banyak

rencana perbaikan dan pengembangan diri setelah kegiatan magang ini

selesai, antara lain sebagai berikut:

a. Bahwa dalam sebuah hubungan kerja sangat diperlukan adanya

komunikasi yang baik antar anggota kelompok kerja agar setiap

masalah dapat diselesaikan dengan cara yang baik sehingga tidak


menghambat pekerjaan, oleh karena itu sangat penting untuk

meningkatkan intensitas komunikasi antar anggota kelompok kerja

agar terjalin hubungan kerja yang akrab dan harmonis sehingga

mendorong terciptanya kinerja yang optimal.

b. Pentingnya keterbukaan diri dan fikiran setiap anggota kelompok

kerja karena dengan adanya sikap yang saling terbuka satu sama lain

serta mau menerima ide, kritik, dan saran dari orang lain akan

mendorong terciptanya kerjasama yang menyenangkan, tidak kaku

dan tentunya mudah berbaur satu sama lain.

c. Setiap individu pastinya mempunyai kepentingan masing-masing,

namun dalam sebuah kelompok kerja (team work) akan lebih

bijaksana manakala dapat meredam ego sendiri dengan

mengedepankan kepentingan kelompok diatas kepentingan pribadi,

agar tujuan kelompok dalam dicapai dengan optimal.

5.2 Muhammad Kemal Arrosidi

Setelah berlangsungnya kegiatan magang yang mahasiswa lakukan, banyak

sekali manfaat-manfaat yang dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk terus

berkembang menuju arah perbaikan. Manfaat yang didapatkan selama

kegiatan magang tidak hanya bersinggungan dengan pengembangan

kemampuan soft skill saja, akan tetapi mahasiswa juga merasakan manfaat

guna meningkatkan kemampuan hard skill.

1) Pengembangan Hardskill

Adapun beberapa manfaat magang yang didapat guna pengembangan

hardskill adalah :

a. Kemampuan dalam menggunakan media teknologi sebagai pendukung


kerja seperti komputer, mesin foto copy dan printer.

b. Kemampuan menggunakan software pendukung kerja seperti

microsoft word, microsoft excel dan microsoft power point.

c. Kemampuan dalam mengakses dan menggunakan sistem aplikasi

online yang berkaitan dengan pelaporan keuangan desa sebagai

terobosan pendukung akuntabilitas OPD, seperti penggunaan sistem

informasi pemerintah daerah.

2) Pengembangan Softskill

Selain pengembangan hardskill mahasiswa juga mendapat pelajaran yang

berkaitan dengan pengembangan softskill sebagai bekal untuk terjun

kedalam dunia kerja, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kepercayaan diri

Dalam dunia kerja kepercayaan diri merupakan aspek yang sangat

penting dimiliki oleh setiap pegawai sehingga selama kegiatan

magang ini mahasiswa diajarkan untuk tampil dan terampil berbicara

didepan publik guna meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri.

b. Menumbuhkan rasa tanggung jawab

Tanggung jawab atas pekerjaan yang telah dibebankan kepada

mahasiswa magang sehingga dapat mnyelesaikan pekerjaannya

dengan baik.

c. Kemampuan beradaptasi dan berkomunikasi dengan orang lain

Dalam kegiatan magang mahasiswa juga mendapatkan pelajaran

bagaimana dapat beradaptasi dengan cepat, baik menyesuaikan diri di

lokasi tempat magang maupun beradaptasi dengan pegawai sehingga

terjalin keakraban dan hubungan yang baik antara pegawai dengan


mahasiswa magang.

d. Manajemen waktu

Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan harus ada perencanaan yang

matang dan manajemen waktu yang baik agar suatu pekerjaan dapat

diselesaikan sesuai rencana, terjadwal dan sistematis. Begitu pula pada

saat kami diberikan tugas selama magang kami juga harus bisa

menyelesaikannya dengan tepat waktu.

e. Kemampuan bekerja dalam tim

Berjalannya suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh seberapa

pandainya pegawai dapat menjalin kerjasama tim dengan baik

sehingga kemampuan bekerja dalam tim sangat diperlukan.

Kemampuan bekerjasama tim juga harus dimiliki antar peserta

magang agar kegiatan magang dapat berjalan dengan baik.

3) Kemampuan Kognitif

Selama magang mahasiswa juga mendapatkan manfaat yang berhubungan

dengan kemampuan kognitif yang berguna untuk mengembangkan dan

meningkatkan kemampuan dalam berfikir secara rasional, seperti :

a. Mahasiswa mendapatkan kemampuan untuk mudah berkomunikasi

dengan pegawai sehingga mudah pula dalam memahami tugas yang

telah diberikan.

b. Mahasiswa mampu bersikap cepat dan tanggap dalam menyelesaikan

tugas yang telah diberikan dengan baik.

4) Aktualisasi Diri

Selain hal-hal yang telah disebutkan, peserta magang diharapkan dapat

mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri merupakan suatu proses usaha

seseorang individu di dalam mengaktualisasikan suatu potensi,


kemampuan, serta bakat yang dimilikinya. Adapun aktualisasi diri yang

didapatkan selama berlangsungnya proses magang adalah :

a. Menggunakan media teknologi untuk menyelesaikan tugas yang telah

diberikan sesuai dengan kemampuannya.

b. Memberikan pendapatnya berdasarkan pengetahuan yang telah

didapatkan pada saat dimintai masukan.

c. Menyelesaikan pekerjaan dengan mengutamakan kedisiplinan dan

rasa tanggung jawab yang tinggi.

5) Kunci Sukses

Setiap orang pasti memiliki prisip dalam hidupnya guna memotivasi diri

untuk bergerak lebih baik dalam proses pencapaian tujuan. Begitu pula

halnya dalam bekerja, selama berlangsungnya kegiatan magang banyak

sekali hal-hal positif yang kami dapatkan diantaranya yaitu kiat-kiat

mencapai kesuksesan dalam menyelesaikan pekerjaan. disiplin dan tidak

menunda-nunda pekerjaan merupakan kunci utama dalam meraih

kesuksesan, selain itu membiasakan kebenaran dan kejujuran juga sangat

diperlukan. Berusaha menunjukkan performa terbaik dalam setiap

pekerjaan pun sangat dibutuhkan untuk menunjukkan seberapa

berdedikasinya kita dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang telah

dibebankan. Serta keterbukaan fikiran dalam menerima kritikan, saran dan

masukan dari orang disekitar juga merupakan suatu hal yang dapat

membangun dan mendorong peningkatan kinerja yang dihasilkan.

6) Rencana Perbaikan dan Pengembangan Diri

Kegiatan magang yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu 30 hari

kerja tentu tidak berjalan mulus begitu saja dan tidak jarang terjadi

hambatan dalam pelaksanaannya, baik itu hambatan internal maupun


hambatan eksternal. Akan tetapi dari hambatan yang terjadi tidak

menjadikan masalah yang serius bagi kami sehingga dari sana kami dapat

lebih banyak belajar sebagai problem solving baik bagi diri kami pribadi

maupun orang lain. Hambatan yang terjadi selama magang adalah kurang

intensnya komunikasi antar peserta magang sehingga mudah menimbulkan

perbedaan persepsi. Sehingga rencana perbaikan yang dapat dilakukan

mahasiswa yaitu:

a. Meningkatkan intensitas komunikasi antar team work. Pada intinya

komunikasi itu sangatlah perlu untuk dilakukan, mengkomunikasikan

sebuah masalah yang terjadi secara baik-baik adalah cara untuk

menyelesaikannya sehingga untuk bekerjasama dalam tim sangat

penting meningkatkan intensitas komunikasi.

b. Menjadi pribadi yang memiliki keterbukaan fikiran dalam menerima

kritik dan saran sebagai bahan untuk mengoreksi diri agar menjadi

pribadi yang lebih baik lagi.

c. Mengedepankan kepentingan kelompok atau golongan diatas

kepentingan pribadi atau individu. Kepentingan kelompok sudah

seharusnya menjadi perhatian dalam bekerjasama sehingga dengan itu

tujuan bersama akan semakin mudah dicapai.

5.3 Ilyas

Setelah melaksanakan kegiatan magang selama tiga puluh hari kerja di

DPMPD Kabupaten Kediri dimulai tanggal 21 November 2020 sampai

tanggal 4 November 2020 telah banyak manfaat yang saya dapatkan.

Pengembangan hardskill, softskill, kemampuan kognitif dan aktualisasi diri

dapat saya terapkan dalam kegiatan magang ini. Sesuai dengan tujuan-tujuan
magang yang kami susun sekiranya kegiatan magang ini sudah tercapai.

Selanjutnya kegiatan magang ini diharapkan untuk memperkaya kemampuan

kami untuk nantinya terjun ke dunia kerja.

1) Pengembangan Hardskill

Pengembangan hardskill yang saya dapatkan selama kegiatan magang

diantaranya yaitu kemampuan menggunakan aplikasi pendukung kerja

seperti Microsoft Word dan Microsoft Excel, penggunaan aplikasi

pelaporan keuangan desa seperti OM-SPAN, penataan dokumen yang

sesuai dengan format maupun konten pelaporan keuangan desa dan

penggunaan komputer dalam mengerjakan dokumen laporan keuangan

desa.

2) Pengembangan Softskill

Dalam pengembangan softskill yang saya dapatkan selama kegiatan

magang diantaranya yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan

lingkungan baru baik terhadap pegawai DPMPD maupun terhadap

fasilitas yang tersedia, kemampuan untuk bertanggung jawab

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh pegawai DPMPD,

kemampuan disiplin waktu dalam pekerjaan dengan mengerjakan

pekerjaaan tepat waktu sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan oleh

pegawai DPMPD, kemampuan bekerja dalam tim atau team work agar

tujuan yang dikehendaki tercapai, dan kemampuan komunikasi yang baik

agar penyampaian informasi dapat diterima dengan baik serta tidak

menimbulkan kesalahpahaman.

3) Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif dilakukan dengan kemampuan berpikir mengenai

perkerjaan yang sedang dikerjakan dengan menggunakan pengetahuan


yang didapat melalui proses pembelajaran, pemecahan masalah apabila
terjadi kendala dalam pelaksanaan pekerjaan yang diberikan oleh pegawai

DPMPD dan pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan misalnya dalam pengisian data pada laporan keuangan di OM-

SPAN.

4) Akualisasi Diri

Aktulisasi diri dalam kegiatan magang di DPMPD dapat diwujudkan

dengan memiliki kesadaran sosial bahwa dalam dunia kerja akan selalu

memiliki hubungan dengan sesama pegawai lain sehingga memerlukan

rasa empati serta tolong menolong, misalnya dalam membantu menginput

SIPD. Adanya hubungan interpersonal yang baik sesama pegawai

DPMPD dan peserta magang telah terjalin erat sehingga memudahkan

dalam bekerjasama. Dalam menyelesaikan pekerjaan perlu dibutuhkan

sikap fokus pada persoalan yang dihadapi kemudian menyelesaikan

permasalahan dengan pemikiran yang terbuka. Selanjutnya untuk

memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan diperlukan pula kreativitas

peserta magang, misalnya dalam menyusun beberapa dokumen laporan

yaitu dengan menata dan mengkalsifikasikan agar mudah dalam pencarian

dokumen.

5) Kunci Sukses

Kegiatan magang di DPMPD yang terasa cepat namun memberikan

pelajaran dan kesan tersendiri kepada saya bahwa untuk meraih tujuan

kegiatan magang agar berjalan maksimal adalah dimulai dari niat yang

tulus mengerjakan pekerjaan semata-mata mengharap ridho Allah SWT,

kemudian berusaha dan berdo’a agar pekerjaan yang dilakukan sesuai

harapan, tidak lupa dalam proses mengerjakan pekerjaan diperlukan

kesabaran dan kedisiplinan, serta keterbukaan diri untuk mendengarkan


arahan dan saran dari orang di sekitar.

6) Rencana Perbaikan dan Pengembangan Diri

Saya menyadari bahwa kegiatan magang yang dilaksanakan jauh dari kata

sempurna, maka dari itu perlu adanya perbaikan. Terdapat beberapa

hambatan dari dalam diri saya yang nantinya akan saya perbaiki dengan

meningkatkan softskill, hardskill dan pengetahuan mengenai

pemerintahan desa beserta regulasi yang dipakai. Selain itu, dalam kerja

tim perlu ada peningkatan dalam diri saya dengan tidak sungkan untuk

mengutarakan pendapat yang sesuai dengan pekerjaan serta lebih cekatan

dalam melakukan pekerjaan yang diberikan kepada saya, menerima saran

dan kritik yang disampaikan untuk perbaikan kerja saya kedepannya,

saling membantu satu sama lain agar pekerjaan cepat selesai, mengurangi

sifat egois dan meningkatkan kepekaan terhadap keadaan lingkungan

sekitar.

5.4 Henry Purnama Aji

1) Pengembangan Hardskill

Setelah melaksanakan kegiatan magang selama 30 hari kerja, banyak

sekali manfaat yang dapat diambil. Dengan mengikuti kegiatan magang,

pengembangan hardskill mahasiswa tentunya bertambah. Pengembangan

hardskill yang saya dapatkan diantaranya kemampuan menggunakan

beberapa aplikasi pendukung dalam bekerja, yaitu:

a. Kemampuan dalam mengaplikasikan Microsoft Excel

b. Kemampuan dalam mengaplikasikan Microsoft Word

c. Penggunaan aplikasi OM-SPAN (Online Monitoring Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara), dan juga aplikasi SIPD


(Sistem Informasi Pembangunan Daerah).

2) Pengembangan Softskill

Dalam kegiatan magang tidak hanya dapat mengembangkan hardskill,

namun juga dapat mengembangkan softskill Pengembangan softskill yang

saya mahasiswa selama kegiatan magang yaitu :

a. Kemampuan berkomunikasi dengan baik

Dalam dunia kerja kemampuan berkomunikasi adalah softskill nomor

satu yang harus dimiliki. Berkomunikasi baik dengan rekan kerja akan

sangat membantu untuk saling memahami satu sama lainnya, dapat

menghindari kesalahpahaman dan cepat terselesainya suatu pekerjaan.

b. Kecakapan dalam membangun teamwork

Kerja sama dalam suatu tim merupakan keunggulan kompetitif yang

tertinggi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Teamwork atau

kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok yang bertujuan

untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya. Saling

mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan

dari teamwork.

c. Kemampuan dalam mengatur waktu

Keahlian dalam mengatur waktu merupakan hal yang penting dalam

dunia kerja. Dalam manajemen waktu, diperlukan tekad dalam

mengikuti semua perencanaan dan tidak boleh menyia-yiakannya.

Kegagalan yang sering terjadi dalam manajemen waktu adalah

kebiasaan-kebiasaan buruk seperti suka menunda-nunda pekerjaan dan

kurangnya kontrol diri. Kemampuan mengatur waktu dengan baik

akan berpengaruh terhadap tujuan yang ingin dicapai.

3) Kemampuan Kognitif
Pengembangan kognitif menjadi salah satu manfaat yang didapat setelah

melaksanakan kegiatan magang. Perkembangan kognitif menyangkut

perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja.

Faktor pengembangan kognitif berasal dari pengalaman yang berasal dari

lingkungan dan kematangan. Pengembangan kognitif yang saya dapat

setelah melaksanakan kegiatan magang yaitu berpikir lebih kritis, mampu

menganalisis situasi dan mengambil keputusan dengan tepat, terutama

dalam hal penyelesaian beberapa pekerjaan yang diberikan oleh staf di

instansi magang.

4) Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri merupakan suatu keinginan seseorang dalam

menggunakan seluruh kemampuan dirinya untuk kemudian mencapai

apapun yang mereka mau serta dapat atau bisa dilakukan. Aktualisasi diri

yang telah saya lakukan ketika magang yaitu disiplin dan selalu

menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal. Disiplin dapat dipahami

suatu sikap kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan

dan norma-norma sosial yang berlaku. Dalam hal kedisiplinan, mahasiswa

datang ke tempat magang secara tepat waktu yaitu 07.30 WIB dan selalu

mentaati segala aturan-aturan di instansi tempat magang. Selanjutnya,

untuk menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal merupakan salah satu

prinsip yang dipegang saat magang. Fokus dan tidak menunda-nunda

pekerjaan merupakan kunci agar pekerjaan cepat terselesaikan.

5) Kunci Sukses

Setiap individu memiliki kunci hidup yang harus dipegang sebagai alat

untuk mencapai kesuksesan. Beberapa kunci yang saya pegang selama


kegiatan magang berlangsung yaitu :

a. Kedisiplinan

Kedisiplinan menjadi faktor penting dalam suatu pekerjaan. Bentuk

kedisiplinan tersebut diwujudkan dengan cara tidak menunda-nunda

pekerjaan, hal tersebut sebagai bentuk dedikasi mahasiswa terhadap

pekerjaan yang dibebankan kapada mahasiswa.

b. Kejujuran

Jujur merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh setiap

manusia dalam beraktivitas, salah satunya adalah jujur saat bekerja.

Kejujuran tidak hanya dapat memberikan reputasi positif namun juga

meningkatkan kredibilitasmu di lingkungan kerja.

c. Profesionalitas dalam bekerja

Profesionalitas dalam bekerja dianggap sebagai salah satu aspek

terpenting untuk mencapai kesuksesan dalam pekerjaan. Sikap

profesional dapat memposisikan dirinya agar mampu memahami tugas

dan tanggung jawab, serta fokus dan konsisten terhadap urusan

pekerjaannya.

6) Rencana Perbaikan dan Pengembangan Diri

Mengevaluasi diri merupakan cara yang penting untuk diperhatikan guna

meningkatkan kualitas diri. Mengevaluasi diri bukan hanya berasal dari

kritikan orang lain, namun juga perlu ada kesadaran diri untuk berubah

menjadi lebih baik lagi. Sebagai bahan evaluasi diri, hal yang perlu

ditingkatkan dalam diri saya yaitu supaya lebih cekatan terhadap tugas-

tugas atau pekerjaan yang diberikan. Rencana perbaikan yang lainnya,

supaya bisa mudah beradaptasi dengan orang-orang baru maupun

lingkungan baru.
BAB VI

KESIMPULAN

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD)

Kabupaten Kediri berkedudukan sebagai unsur pendukung tugas Kepala Daerah

di bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa. Dalam upaya

meningkatkan kinerja aparatur pemerintah desa, DPMPD telah melakukan

berbagai langkah yaitu melakukan pengembangan kapasitas dimensi

pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dengan tipe kegiatan training dan

praktek langsung. Bentuk kegiatan training yaitu pembinaan BPD, Monitoring

RKP Desaa, Monitoring pajak dan retribusi, dan Monitoring mutasi perangkat

desa. Sedangkan praktik langsung dilakukan dengan Rapat Konsolidasi BUMDes

dengan Perangkat Desa dan Badan Kredit Desa (BKD), fasilitasi terkait

pengelolaan dan penggunaan Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan

dan Anggaran Negara (OM-SPAN) dan fasilitasi terkait pengelolaan dan

penggunaan Aplikasi Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES).

Berdasarkan hasil pemaparan yang telah diuraikan penulis, maka penulis

dapat menarik kesimpulan bahwa peran DPMPD dalam meningkatkan kinerja

aparatur pemerintah desa sudah baik, namun masih terdapat beberapa kekurangan.

Kekurangan yang harus ditemui meliputi tidak adanya kejelasan terkait dengan

SOP (Standart Operating Procedure) sehingga berdampak pada kurang jelasnya

tata cara penyelenggaraan pembinaan secara sistematis. Selain itu, dalam hal

pengadaan bimbingan teknis terkait aplikasi SIPD, OM-SPAN dan SISKEUDES

tidak semua pegawai memiliki tanggung jawab mengikuti bimbingan teknis


tesebut sehingga berdampak pada kurangnya pemahaman mengenai aplikasi,

sehingga menghambat proses penginputan data.


DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta. PT


Bumi Aksara.

Bappenas. 2010. Peningkatan Kinerja Pembangunan Daerah. Jakarta: UNDP


Indonesia.

Djatmiko, Y. 2004. Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Alfabeta.

Dwiyanto, A. Dkk. 2002. Reformasi Birokrasi di Indonesia. Yogyakarta: Pusat


Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM.

Grindle, M. 1997. Getting Good Government: Capacity Building The Public


Sector of Developing Countries. Boston: Harvard Institute for International
Development.

Jim Ife dan Frank Tesoriero. 2016. Community Development Alternatif


Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Lexie. 2005. Reformasi Dan Reformasi Pegawai. Bandung : CV Indra Prahasta.

Milen, Anelli. 2004. Pegangan Dasar Pengembangan Kapasitas. Diterjemahkan


secara bebas. Yogyakarta : Pondok Pustaka Jogja.

Prawirosentono, S. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kebijakan Kinerja


Pegawai. Yogyakarta : BPFE.

Riyadi, H. R. Soeprapto. 2003. Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah


Menuju Good Governance. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu
Administrasi Pembangunan pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:


Mandar Maju.

Simanjuntak, P. J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.


Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Pers.
Sukarna. 2011. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: CV Mandar Maju.
Tambunan, M. Rudi. 2008. Standard Operating Prosedures (SOP). Jakarta:
Maiestas Publishing.

Tangkilisan, S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Gramedia Widia Sarana


Indonesia.

Peraturan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 tentang Peraturan


Pelaksana Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi
Pembangunan Daerah.

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan
Permusyawaratan Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-41/PB/2014 Tentang


Penggunaan Aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara.

Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan


dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kediri.

Peraturan Bupati Kediri Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Pedoman Perencanaan


Pembangunan Desa.

Peraturan Bupati Kediri Nomor 26 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Bagian


Perolehan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Peraturan Bupati Kediri Nomor 31 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas


Peraturan Bupati Kediri Nomor 9 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintah Desa.

Peraturan Bupati Kediri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Bupati Kediri Nomor 10 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa.

Peraturan Bupati Kediri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian
Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa Kabupaten.

Rencana Strategis DPMPD Kabupaten Kediri Tahun 2016-2021.

LAMPIRAN 1. FORMULIR PENDAFTARAN MAGANG


LAMPIRAN 2 SURAT TUGAS PEMBIMBING
LAMPIRAN 3. FORMULIR PENGANTAR KEGIATAN MAGANG

LAMPIRAN 4 LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL


LAMPIRAN 5 SURAT KETERANGAN MAGANG
LAMPIRAN

6 NILAI DARI PERUSAHAAN


LAMPIRAN 7 DAFTAR HADIR

Anda mungkin juga menyukai