2021 07 - Jalan Pendekat, DPT Dan Stabilitas Lereng
2021 07 - Jalan Pendekat, DPT Dan Stabilitas Lereng
2019
SESI 07 –
JALAN PENDEKAT,
DINDING PENAHAN TANAH
DAN STABILITAS LERENG
SESI 07 –
JALAN PENDEKAT,
DINDING PENAHAN
TANAH DAN
STABILITAS LERENG
RINA YULIET, ST, MT
- UNIVERSITAS ANDALAS
Penyelidikan tanah harus dilakukan secara bertahap untuk memperoleh informasi yang
komprehensif sepanjang perancangan awal, perancangan, dan pembangunan proyek
- Penyelidikan awal untuk penentuan posisi dan perancangan awal dari bangunan
- Penyelidikan tahap perancangan
- Pemeriksaan kesesuaian hasil penyelidikan selama konstruksi
Jenis Struktur Jumlah Minimum Penyelidikan Tanah
- Untuk jembatan konvensional dengan bentang < 50 m : minimum 1
titik padatiap abutment dan pilar per 2 lajur lalu lintas
Jembatan
- Untuk jembatan khusus dengan bentang ≥ 50 m atau jembatan di
laut: ditentukan oleh tenaga ahli geoteknik
Sabilitas lereng, galian - 3 – 5 titik pada potongan kritis untuk menghasilkan model untuk
dalam, dan timbunan dilakukan analisis. Jumlah potongan kritis tergantung tingkat masalah
tinggi dengan ketinggian >
6m untuk tanah normal
stabilitas.
dan > 3m pada tanah lunak - Untuk kelongsoran yang masih aktif, minimum satu titik pada sisi atas
lereng yang longsor.
Berdasarkan SNI 2827-2008 uji CPT digunakan untuk memperoleh parameter-
parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan berupa perlawanan
konus (qc), perlawanan geser (fs), angka banding geser (Rf), dan geseran total
tanah (Tf) yang dapat digunakan untuk interpretasi perlapisan tanah yang
merupakan bagian dari desain geoteknik.
Dengan :
Analisa stabilitas lereng ini ditujukan untuk stabilitas lereng pada tanah-tanah yang memiliki nilai sudut geser
dalam () = 0 dikembangkan oleh Janbu (1968) dengan tahapan:
Tahap 1. Perkirakan lokasi lingkaran kritis yang mungkin untuk diselidiki. Untuk kondisi tanah homogen,
lingkaran kritis melewati kaki lereng jika lereng lebih curam dengan perbandingan kira-kira 1 H : 1 V.
Tahap 2. Melakukan analisa terhadap kriteria yang dapat menentukan kemungkinan yang harus diperiksa
- Jika ada air di luar lereng, maka suatu lingkaran yang melintas di atas air mungkin kritis
- Jika suatu lapisan tanah lebih lunak dari pada yang di atasnya, maka lingkaran kritis
diperluas ke lapisan yang lebih rendah (lebih lunak). Ini berlaku untuk lapisan di atas dan
di bawah kaki lereng
- Jika suatu lapisan tanah lebih kuat dari pada yang di atasnya, maka lingkaran kritis
mungkin bersinggungan dengan bagian atas lapisan.
2. Analisis Stabilitas Lereng Terbatas (Finite Slope) dengan Menggunakan Diagram
(Chart)
Tahap 5. Tentukan nilai rata-rata dari parameter kuat geser tanah dengan persamaan
2. Analisis Stabilitas Lereng Terbatas (Finite Slope) dengan Menggunakan Diagram
(Chart)
Tahap 7. Menentukan nilai angka stabilitas/stability Tahap 8. Hitung Faktor Keamanan (FK)
number (N0) yang tergantung pada sudut kemiringan
lereng (β) dan nilai d.
3. Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Lembar Kerja (Spreadsheet)
Untuk perhitungan angka keamanan didasari pada asumsi bahwa gaya-gaya yang bekerja
diakibatkan oleh berat volume dari massa tanah saja, dan gaya-gaya yang menahan hanya
diakibatkan oleh kuat geser tanah.
3. Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Lembar Kerja (Spreadsheet)
Metode ini digunakan untuk analisa stabilitas lereng pada kasus dimana sudut geser dalam () = 0
Menggunakan Lembaran Kerja (Spreadsheet), Metode
Lingkaran Swedish (φ = 0)
Mulai
Hitung nilai W
Hitung nilai Δ l
Periksa faktor
keamanan
Tidak
Selesai
3. Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan Lembar Kerja (Spreadsheet)
Mulai
Periksa faktor A
Input data Tanah : keamanan
b (Lebar horizontal irisan, m)
hi (Tinggi irisan pada material i, m)
i (Berat volume total material i, kN/m³)
c ' b (W ub) tan '
(Sudut kemiringan dasar, derajat)
c ' (Kohesi pada irisan, kN/m²) FK
ma
' (Sudut geser dalam, derajat)
u (Tekanan air pori)
W sin
w (Berat volume air, kN/m³)
Fi (Faktor keamanan yang dicoba)
Diperlukan FK
tindakan Ya Kurang dari yang
Hitung nilai W penstabilan lereng disyaratkan
W bx(h1. 1 h 2. 2 h3. 3)
Tidak
Hitung nilai Δ l
b Selesai
l
cos
Hitung nilai u
Lanjut
ke A
Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam
melakukan perencanaan timbunan oprit pada tanah
kohesif (terutama tanah kohesif lunak) adalah besar
penurunan yang terjadi akibat konsolidasi.
Konsolidasi dapat diartikan suatu proses terjadinya
disipasi air pori pada tanah dengan permeabilitas
rendah akibat diberikan beban yang mengakibatkan
terjadinya perubahan voume dan ditandai dengan
penurunan.
Pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan besar
penurunan pada tanah kohesif tergantung pada
kenaikan tegangan dan apakah tanah terlalu
terkonsolidasi (Overconsolidated) atau terkonsolidasi Penurunan Disekitar Tiang yang Mendukung Kepala
normal (Normally Consolidated) Jembatan yang Menyebabkan Gaya Gesek Dinding Negatif
Pada saat melakukan pehitungan untuk menentukan Untuk tanah kohesif terlalu terkonsolidasi
besar penurunan konsolidasi, beban tambahan yang dimana po + p > pc penurunan dapat dihitung
diberikan harus mencakup seluruh beban yang dengan persamaan
nantinya akan bekerja pada oprit jembatan
• Untuk tanah kohesif terlalu terkonsolidasi dimana po + p < pc
penurunan dapat dihitung dengan persamaan
• FS Guling 2
• FS Geser 1.5
• FS Daya Dukung 3
Perencanaan Dimensi Dinding Penahan Tanah
Tidak
Ya
Mengasumsikan dimensi untuk dinding
penahan tanah
Hitung Faktor Keamanan (FS)
Tidak untuk Stabilitas Daya Dukung
patah
Komponen-komponen
perkuatan :
• Timbunan (Backfill)
berupa tanah berbutir
kasar
• Perkuatan pita metalik
yang tipis
• Penutup permukaan
(facing element)
Analisis menggunakan daya dukung friksi
• Pada perkuatan lajur (strip reinforcement)
FR =As.(’v tanu) = (2wLe).(’v tanu) 1
Le1
dimana : 2
FR = Gaya geser yang Le2
3
ditahan oleh perkuatan Le3
akibat dipegang oleh tanah 4
Le4
v’= Tegangan vertikal efektif 5
As = Luas penampang perkuatan Le5
Le = panjang efektif
T
FR t
Le w
Faktor keamanan terhadap putus/patah
(Rapture/ Breaking)
Gaya horizontal yang dipikul (T)
perkedalaman
SH
T a SV SH z K a SV SH
a
Kapasitas tarik perkuatan = w t f y
SV t
w Faktor keamanan terhadap putus/patah
w t fy w t fy
FS( B)
T a S V SH
FR
Le
2
FR 2 L e w v tanu 2 L e w v tan
3
2
2 L e w v tan
FSP 3 (2)
a SV SH
Menentukan panjang total perkuatan
Dimana :
LR = panjang dalam zona keruntuhan rankine
Le = panjang efektif
FSP a SV SH Hz
Le (4) LR (5)
2
2 w v tan tan 45
3 2
Stabilitas eksternal
Penyelesaian :
Rencanakan ketebalan dari tie.
Asumsikan Sv = 0.5 m, SH = 1 m dan w = 75 mm. Diketahui
1 = 30o sehingga Ka = tan2 (45 - /2 == 1/3. Gaya tie :
T = a Sv SH
Penyelesaian :
Gaya tie maksimum (Tmax) terjadi pada a(max) yaitu pada kedalaman H. Untuk kasus ini
a(max) = H Ka
Jika nilai korosi adalah 0.025 mm/tahun dan umur layan struktur adalah 50
tahun, ketebalan aktuan dari tie adalah : t = 3.69 +(0.025 x 50) = 4.94 mm 5
mm