Anda di halaman 1dari 3

Nama Lengkap : Prof. Mr. Dr.

Soepomo
Agama : Islam
Tempat Lahir : Sukoharjo, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Kamis, 22 Januari 1903
Zodiak : Aquarius
Warga Negara : Indonesia

Biografi Prof. Mr. Dr. Soepomo merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang juga
dikenal sebagai arsitek UUD 1945. Sebagai seorang ahli hukum generasi pertama yang ada di
Indonesia, Soepomo turut pula berperan dalam pembentukan sistem hukum nasional hingga
akhir hayatnya.

Pria yang lahir pada tanggal 22 Januari 1903 di Sukoharjo, Jawa Tengah ini berasal dari
keluarga aristokrat Jawa. Kakeknya dari pihak ayah adalah Raden Tumenggung
Reksowardono, Bupati Anom Sukoharjo kala itu. Sedangkan kakek dari pihak ibu adalah
Raden Tumenggung Wirjodiprodjo, Bupati Nayak Sragen.

Karena berasal dari keluarga priyayi, Soepomo beruntung memiliki kesempatan mengenyam
pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School), setingkat dengan sekolah dasar, di Boyolali
pada tahun 1917. Di tahun 1920, Soepomo lalu meneruskan pendidikannya di MULO (Meer
Uitgebreid Lagere Onderwijs) yang terletak di kota Solo. Ia kemudian menyelesaikan
pendidikan hukum di Bataviasche Rechtsschool di Batavia dan lulus di tahun 1923. Setelah
lulus, ia menjadi pegawai yang diperbantukan pada Pengadilan Negeri Yogyakarta. Menteri
Kehakiman pertama di Indonesia ini kemudian berkesempatan melanjutkan pendidikan ke
Rijksuniversiteit Leiden/Leiden University di Belanda tahun 1924 di bawah bimbingan
Cornelis van Vollenhoven, profesor hukum asal Belanda yang terkenal sebagai perancang
ilmu hukum adat Indonesia.

Di tahun 1927, Soepomo resmi menyandang gelar Doktor dengan disertasinya yang berjudul
Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het Gewest Soerakarta (Reorganisasi sistem agraria
di wilayah Surakarta). Dalam disertasi tersebut, Soepomo mengupas sistem agraria
tradisional di Surakarta dan menganalisis hukum-hukum kolonial yang berkaitan dengan
pertanahan di wilayah Surakarta secara tajam, namun dengan bahasa yang halus dan tidak
langsung.

Pada sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengajukan Dasar Negara Indonesia
Merdeka yang terdiri dari:
(1) Persatuan
(2) Kekeluargaan
(3) Keseimbangan lahir-batin
(4) Musyawarah
(5) Keadilan sosial
Soepomo kemudian menjadi ketua panitia kecil perancang UUD yang bertugas merancang
dan menyempurnakan naskah UUD yang merupakan hasil rancangan dasar negara Indonesia
yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang dirumuskan pada tanggal 22 Juni 1945.
Soepomo meninggal akibat serangan jantung di Jakarta pada tanggal 12 September 1958.
Jenazahnya dikebumikan di pemakaman keluarga kampung Yosoroto, Solo.

Pendidikan
ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917)
MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920)
Bataviasche Rechtsschool di Batavia (lulus tahun 1923)
Rijksuniversiteit Leiden/Leiden University (1924)

Karir
Pegawai yang diperbantukan pada Pengadilan Negeri Yogyakarta
Anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Ketua Panitia Kecil Perancang UUD
Menteri Kehakiman Rektor Universitas Indonesia (1951-1954)

Penghargaan
Gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional (1965)

sebelum Soekarno, ada Moh Yamin dan Soepomo yang punya usulan dasar negara. sehari
sebelum Soekarno menyampaikan Pancasila, Soepomo menyampaikan usulannya. Ahli
hukum itu bicara soal kelengakapan negara. Menurut Soepomo, negara merdeka harus
memiliki wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat atas hukum internasional.

Menurut Soekarno, Soepomo mengusulkan setelah Indonesia terbentuk, sifatnya harus


bersatu dalam satu kesatuan. Negara itu tak hanya mempersatukan golongan mayoritas, tapi
juga seluruh lapisan rakyat.

Soepomo juga menentang Indonesia dijadikan negara Islam seperti keinginan para golongan
muslim. Ia berpandangan urusan agama harusnya dipisah dari urusan negara. "Maka
teranglah tuan-tuan jang terhormat, bahwa djika kita hendak mendirikan Negara Indonesia
jang sesuai dengan keistimewaan sifat dan tjorak masjarakat Indonesia, maka negara kita
harus berdasar atas aliran pikiran (Staatsidee) negara yang integralistik, negara jang bersatu
dengan seluruh rakjatnya, jang mengatasi seluruh golongan-golongannja dalam lapangan apa
pun," kata Soepomo dalam pidatonya.

Soepomo kemudian menyampaikan usulannya soal dasar negara. Menurut dia, ada lima
prinsip yang bisa dijadikan dasar negara.
Lima prinsip itu yakni:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Secara tegas, dasar negara menurut Soepomo mensyaratkan kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai