Anda di halaman 1dari 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MATERI BANGUN


RUANG MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 01 SUAYAN

Daralisma, S.Pd. SD
Guru SD Negeri 01 Suayan

Abstrak
Penelitian ini merupakan Peningkatkan Prestasi Belajar Materi Volume Bangun
Ruang melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SD
Negeri 01 Suayan Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini digunakan untuk
menjawab permasalahan, yaitu apakah melalui pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun
ruang pada siswa kelas V SD Negeri 01 Suayan?. Tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah melalui pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume
bangun ruang pada siswa kelas V SD Negeri 01 Suayan Tahun Pelajaran
2018/2019.
Berdasarkan permasalahan di atas, jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilakukan dalam
tiga siklus.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: melalui Pendekatan Contextual Teaching
and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar materi volume bangun ruang.
Prestasi siswa pada Prasiklus 30% sebesar 6 siswa, siklus I hanya 70 % sebesar 14
siswa, dan siklus II sudah 90 % sebesar 18 siswa yang memenuhi KKM dengan
nilai(75).
Kata Kunci : Prestasi Belajar, Volume Bangun Ruang, CTL

PENDAHULUAN
Pada hakekatnya belajar merupakan proses dasar perkembangan manusia
dan usaha sadar yang dilakukan un tuk memperoleh ilmu. Siswa dengan adanya
belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental (Dimyati dan Mudjiono,
2002: 7). Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa akan menghasilkan
perubahan, meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ketiga aspek tersebut dihasilkan dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain
sehingga menghasilkan proses pendidikan yang lebih baik.
Selama ini kegiatan proses pembelajaran di SDN 01 Suayan hanya
meliputi aspek pengetahuan. Masih sedikit pembelajaran yang memasukkan aspek
sikap dan aspek keterampilan. Sehingga siswa dalam proses pembelajaran tidak
terangsang untuk aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kondisi seperti ini
juga ditemukan dalam pembelajaran Matematika siswa kelas V SDN 01 Suayan ,
yaitu kurang melibatkan siswa dalam belajar bahkan terlihat pasif. Akibatnya
prestasi belajar Matematika selam 3 tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini
dapat dilihat dari nilai KKM sekolah yaitu 65 dengan skor rata – rata nilai
ulangan harian matematika materi volume bangun ruang 59,46.
Hasil survei yang dilakukan pada bulan Juli 2018 di SDN 01 Suayan
masih ditemukan adanya beberapa masalah mengenai rendahnya prestasi belajar
pada mata pelajaran Matematika. Rendahnya prestasi belajar dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: (a) adanya beberapa siswa yang masih sering
bermain sendiri di dalam kelas; (b) penggunaan metode ceramah oleh guru; (c)
banyak anak laki – laki yang bicara sendiri; (d) ada beberapa siswa yang tidak
mengerjakan latihan saat guru memberikan soal; (e) proses belajar hanya
dilakukan satu arah, hal ini disebabkan karena komunikasi guru dengan siswa dan
siswa dengan guru banyak mengalami hambatan; (f) pemahaman materi oleh
siswa yang belum optimal, karena minimnya alokasi waktu untuk menyampaikan
materi Matematika yaitu 5 jam pelajaran; (g) siswa menganggap pelajaran
matematika sebagai musuh yang menakutkan; (h) hasil evaluasi kurang
memuaskan dan hasil belajar cepat hilang ketika materi telah selesai.
Siswa ketika belajar matematika diharapkan benar-benar aktif. Sehingga
berdampak pada ingatan siswa tentang apa yang dipelajari akan lebih lama
bertahan. Suatu konsep mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep
tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah-langkah yang tepat, jelas, dan
menarik. Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan
adalah pendekatan tertentu dalam pembelajaran, karena merupakan cara yang
teratur dan terpikir secara sempurna untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
dan memperoleh kemampuan dalam mengembangkan prestasi belajar yang
dilakukan oleh guru dan siswa
Guna mengembangkan kemampuan prestasi belajar anak dalam
pembelajaran matematika serta teknik yang berbeda dari guru, untuk itu peneliti
melakukan terobosan baru melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning
(CTL) yang merupakan pendekatan belajar yang menghadirkan dunia nyata
siswa ke dalam kelas sehingga siswa seakan- akan pernah mengalami dan tidak
asing. Rosma (2010:5) menyatakan bahwa:
Pendekatan pembelajaran CTL ini mengajak siswa untuk aktif dalam
belajar, jadi guru hanya sebagai fasilitator membantu siswa untuk mencapai tujuan
dari materi. Guru sebagai fasilitator lebih banyak berurusan dengan pendekatan,
memberi informasi, dan mengelola kelas dengan efektif. Pengetahuan dan
keterampilan datang dari hasil proses menemukan sendiri, bukan dari apa yang
disampaikan atau diajarkan guru. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti
terdorong untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri 01 Suayan
dengan judul “Peningkatkan Prestasi Belajar Materi Volume Bangun Ruang
melalui Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Siswa Kelas V SDN 01
Suayan.”

KAJIAN TEORI
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
prestasi dan belajar.Prestasi belajar adalah penguasaaan pengetahuan/keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
yang diberikan guru.Sukmadinata (2004: 102) berpendapat bahwa prestasi belajar
merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan–kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang
telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
bekerja. Menurut Muhibbin Syah (2000: 136) bahwa belajar adalah tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan untuk menaikkan sesuatu atau usaha
kegiatan untuk memajukan sesuatu ke suatu arah yang lebih baik lagi daripada
sebelumnya. Setiap pembelajaran tentu memiliki tujuan agarmateri yang
disampaikan bisa dimengerti, dipahami, dan dilaksanakan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Upaya yang dilakukan dengan berbagai cara supaya
siswa dapat melakukan kegiatan sehingga akan mengalami perubahan menjadi
lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru) untuk membantu belajar
(siswa) dalam meningkatkan proses pembelajaran sehingga dapat lebih mudah
mempelajarinya. Pembelajaran dikatakan meningkat apabila adanya suatu
perubahan dalam proses pembelajaran, hasil pembelajaran dan kualitas
pembelajaran mengalami perubahan secaraberkualitas.
Matematika mengenal isi dengan volume.Volume sebuah benda adalah
banyaknya ruang yang diisi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Tim Reality,
Volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruang. Volume sebuah benda
adalah banyak ruang yang diisi. Bangun ruang disebut juga dimensi tiga.Bangun
ruang berarti benda-benda yang berdemensi tiga atau benda yang mempunyai
ruang. Bangun ruang mengandung unsur panjang, lebar, dan tinggi(ketebalan).
Bagian datar dari sebuah bangun ruang disebut permukaan. Bagian- bagian
bangun ruang yaitusisi, rusuk dan titik sudut. Pertama, sisi adalah bagian dari
bangun ruang yang membatasi bagian dalam dan bagian luar bangun ruang
tersebut.Kedua, rusuk adalah garis pertemuan antara dua bangun datar yang
membentuk bangun ruang tersebut. Ketiga, titik sudut adalah pojok bangun ruang
tersebut.
Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan CTL dimulai dengan
mengenal masalah-masalah konteks atau nyata dalam kehidupan sehari-hari yang
dialami oleh siswa.Sebagai contoh permasalahan adalah berapa liter air yang
dibutuhkan untuk mengisi sebuah bak mandi yang berbentuk balok.Untuk mencari
solusi dari permasalahan tersebut maka siswa harus mencari berapa volume bak
mandi tersebut. Solusi permasalahan tersebut dicari oleh siswa dengan cara
diskusi sebelumnya agar lebih efektif mereka dibagi dalam beberapa kelompok
kecil disini peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator dan memberi
bimbingan seperlunya sehingga jawaban ditemukan sendiri oleh siswa dan
tentunya mereka akan lebih paham dibandingkan dengan guru yang memberikan
jawaban.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk menerapkannya dalam
kehidupan mereka (Sanjaya, 2006: 255). Menurut Sanjaya (2006: 255) dijelaskan
bahwa konsep CTL ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL
menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya
proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman langsung. Kedua, CTL
mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antar materi yang dipelajari
dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap
hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Ketiga,
CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya
CTL bukan hanya mengharapkan materi yang dipelajarinya, akan tetapi
bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan
sehari – hari
Contextual Teaching and Learning banyak dipengaruhi oleh filsafat
konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya
dikembangkan oleh Jean Piaget. Aliran filsafat konstruktivisme berangkat dari
pemikiran epistemologi Gimbatissta Vico (Suparno: 1997) “Tuhan adalah
pencipta alam semesta dan manusia adalah tuhan dari ciptaannya”. Mengetahui,
berarti bagaimana membuat sesuatu. Artinya seseorang dikatakan mengetahui
manakala ia dapat menjelaskan unsur-unsur apa yang membangun sesuatu itu.
Selanjutnya pandangan filsafat konstruktivisme mengatakan bahwa belajar
bukanlah sekedar menghafal, tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui
pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru,
tetapi hasil dari proses mengkonstruksikan yang dilakukan setiap individu.
Piaget berpendapat, bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur
kognitif yang kemudian dinamakan “skema”.Skema terbentuk karena
pengalaman. Contoh, pada suatu hari anak merasa sakit karena terpercik api, maka
erdasarkan pengalamannya terbentuk skema pada struktur kognitif anak tentang
“api“, bahwa api adalah sesuatu yang membahayakan oleh karena itu harus
dihindari.

METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Suayan
Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota. pada kelas V semester II
tahun pelajaran 2018/ 2019. Penelitian direncanakan dilakukan selama 3 bulan,
yang terdiri dari tahap persiapan sampai dengan tahap pelaporan penelitian.
Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah 20 orang yang
terdiri dari 12 orang laki – laki dan 8 orang perempuan. Metode penelitian terdiri
dari dua siklus dengan empat tahap penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Pengumpulan data adalah dalam penelitian ini adalah:
observasi, Dokumentasi, Tes. Analisis dihitung menggunakan statistik sederhana,
yaitu persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Tahap Pendahuluan
Penguasaan materi matematika untuk volume bangun ruang kubus dan
balok pada siswa kelas V SD Negeri 01 Suayan, kecamatan Akabiluru, Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun Ajaran 2018/2019 belum optimal. Hal ini dapat diketahui
dari hasil observasi pra siklus sebelum dilaksanakan tindakan siklus.
Tabel 4.1
Persentase Nilai Prasiklus (Observasi)
Kategori Frekuensi Presentase Jumlah Nilai
Tuntas 3 15% 240
Belum Tuntas 17 85% 1009
Jumlah 20 100% 1249

Berdasarkan tabel d iatas tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa kelas V


masih rendah dalam kemampuan menghitung volume bangun ruang. Hal tersebut
dapat dilihat dari data skor nilai yang diperoleh siswa hanya 3 siswa (15%) yang
mampu mendapatkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75 dan 17
siswa (85%) masih dibawah KKM. Hal ini disebabkan pembelajaran matematika
di SD Negeri 01 Suayan kurang melibatkan siswa dalam belajar bahkan terlihat
pasif, sehingga hanya aspek kognitif saja yang terpenuhi. Sedangkan aspek afektif
dan psikomotorik belum nampak.Guna mengembangkan kemampuan anak dalam
pembelajaran matematika, untuk itu peneliti melakukan terobosan baru melalui
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).CTL merupakan
pendekatan belajar yang menghadirkan dunia nyata siswa ke dalam kelas sehingga
seakan-akan pernah mengalami dan tidak asing. Data pengamatan terhadap siswa
di atas yaitu sebagai dasar diterapkannya pendekatan CTL sebelum melakukan
penelitian pada siswa kelas V SD Negeri 01 Suayan.

Hasil Penelitian Tiap Siklus


Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada
tanggal 12 Februari 2019 di kelas V dengan jumlah siswa 20 siswa dengan proses
belajar sebagai berikut: Setelah tanda pembelajaran dimulai peneliti masuk kelas
V yang dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam, doa,
absensi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Peneliti mengajak siswa untuk
menunjukkan bangun ruang kubus yang ada lingkungan disekolah. Peneliti
melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat bangun ruang kubus.
Tindakan
Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok CTL
masing-masing. Guru membagikan siswa setiap kelompok 2 buah bangun yang
berbentuk kubus besar dan kubus satuan kemudian mencari volume bangun kubus
besar menggunakan kubussatuan. Guru meminta perwakilan kelompok maju
untuk membacakan hasil kerja kelompok. Kelompok lain menanggapi dan
menambah bila masih ada yang kurang dari hasil presentasi kelompok yang maju.
Kemudian guru membantu siswa menarik kesimpulan tentang cara menghitung
volume kubus dengan rumus.
Observasi
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan cara
menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan. Guru memberikan soal di
papan tulis dan meminta siswa untuk mengerjakan di depan. Kemudian
dilanjutkansiswa mengerjakan tugas secara kelompok dan individu.Tingkat
kemampuan siswa dinilai oleh peneliti saat kegiatan pembelajaran CTL sedang
berlangsung hingga akhir pembelajaran. Proses Pembelajaran juga terdapat lembar
pengamatan siswa untuk mengukur aspek-aspek keberhasilan dalam
belajar.Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan guru terhadap siswa, masuk
dalam kategori baik dengan persentase 70%.Hal ini menunjukkan bahwa perlunya
pembelajaran materi volume bangun ruang kubus menggunakan kubus satuan dan
rumus melalui CTL secara optimal guna meningkatkan prestasi belajar
dikarenakan siswa perlu beradaptasi terhadap pendekatan pembelajaran yang baru.
Indikator ketuntasan KKM yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah 75.
Tabel 4.2 Persentase nilai siklus I
Kategori Frekuens Presentase Jumlah Nilai
i
Tuntas 1 60 940
2 %
Belum tuntas 8 40 460
%

Persentase ketuntasan siswa pada siklus I adalah 60% dan 40% siswa
belum tuntas dengan rata-rata 70,00. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus I
secara klasikal siswa mengalami peningkatan atau lebih baik dari prestasi belajar
pada siklus I. Adanya peningkatan ini karena guru telah mempersiapkan
pembelajaran dengan lebih baik melalui pendekatan CTL dengan mengacu pada
kondisi lingkungan sekolah yang mendukung dan petunjuk dari guru yang mudah
dipahami siswa.Namun masih perlu adanya peningkatan prestasi belajar siswa
pada siklus berikutnya. Sementara pengamatan terhadap aktifitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran matematika materi volume bangun ruang melalui
pendekatan CTL sudah mulai meningkat walau masih predikat cukup, sesuai
hasil observasi yang dilakukan/Hasilnya dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Hasil obserbasi keaktifan siswa pada kegiatan siklus I
n Keaktifan F %
NO
1 Keaktifan siswa memperhatikan 14 7
0
2 Keaktifan siswa diskusi 12 6
0
3 Keaktifan siswa menjawab 12 6
0
4 Keaktifan siswa bertanya 14 7
0
5 Keaktifan siswa berpendapat 13 6
5
6 Keaktifan siswa menyelesaikan 13 6
soal 5
Jumlah 78/12 6
0 5

Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan siswa pada siklus I sudah mulai


terlihat walaupun masih pada prediket sedang 14 siswa sudah aktif
memperhatikan guru, 12 siswa sudah aktif ikut berdiskusi,12 siswa aktif
menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan teman,14 siswa aktif bertanyan,13
siswa aktif berpendapat dan 13 siswa bisa menyelesaikan soal. Melihat hasil
yang diperoleh siswa masih perlu diadakan siklus II.

Refleksi
Siswa mengikuti pembelajaran lebih meningkat ini terlihat dari lembar
observasi siswa ketika mengikuti pembelajaran.Selain faktor penggunaan
pendekatan CTL dalam pembelajaran, faktor individual yang berperan aktif dalam
belajar juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap situasi pembelajaran pada siklus II ini, guru dapat menemukan
kelemahan pembelajaran sebagai berikut:
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa kurang inisiatif
dikarenakan guru belum optimal menggunakan pendekatan Contextual Teaching
and Learning. Terlihat beberapa siswa perempuan kurang kreatif cenderung
mengikuti jalannya pembelajaran atau pasif karena didominan siswa laki-laki baik
pembelajaran di dalam kelas maupun pembelajaran di luarkelas. Pemahaman
siswa masih kurang selama mengikuti pembelajaran materi menghitung volume
bangun ruang kubus.
Siklus II
Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada
tanggal 04 Maret 2019 di kelas V dengan jumlah siswa 20 siswa dengan proses
belajar sebagai berikut : Setelah tanda pembelajaran dimulai peneliti masuk kelas
V yang dipilih sebagai objek penelitian. Peneliti mengucapkan salam, doa,
absensi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Peneliti mengajak siswa untuk
menunjukkan bangun ruang balok yang ada lingkungan disekolah. Peneliti
melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai sifat-sifat bangun ruangbalok.
Tindakan
Guru mempersilahkan siswa untuk bergabung dengan kelompok CTL
masing-masing. Siswa diminta menghitung volume bangun ruang balok
menggunakan kubus satuan secara kelompok. Perwakilan kelompok maju
kedepan untuk membacakan hasil kerja kelompok. Kelompok lain menanggapi
dan menambah bila ada yang kurang. Guru mengajak siswa untuk menarik
kesimpulan menghitung volume balok dengan rumus. Pemantapan materi dengan
siswa mencari bangun ruang balok yang ada di lingkungan sekolah secara
individu, kemudian menghitung volumenya
Observasi
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan cara
menghitung volume kubus menggunakan kubus satuan. Guru memberikan soal di
papan tulis dan meminta siswa untuk mengerjakan di depan. Kemudian
dilanjutkan siswa mengerjakan tugas secara kelompok dan individu. Selain itu
siswa juga mengerjakan soal secara individu yang mereka peroleh sendiri dari
lingkungan sekolah berupa bangun- bangun ruang balok, kemudian menghitung
volumenya. Tingkat kemampuan siswa dinilai oleh peneliti saat kegiatan
pembelajaran CTL sedang berlangsung hingga akhir pembelajaran. Berikut data
persentase hasil ulangan yang telah diberikan kepada siswa.
Tabel 4.4 Persentase nilai siklus II
Kategori Frekuens Presentase Jumlah Nilai
i
Tuntas 18 90% 1600
Belum tuntas 2 10% 130

Dari tabel diatas dapat uraikan sudah 18 siswa dari 20 siswa atau 90 %
dan 2 siswa dari 20 siswa atau 10 %.
Tingkat keberhasilan pada siklus II adalah 95% siswa yang tuntas dan 5 %
siswa belum tuntas dengan rata-rata 97,85. Hal ini menunjukkan bahwa pada
siklus II ini secara klasikal siswa mengalami peningkatan atau lebih baik dari
keberhasilan siklus I yaitu 60% menjadi 95%. Untuk observasi keaktifan siswa
pada siklus II sudah ada pengingkatan yang lebih baik sesuai dengan tabel
berikut :
Tabel 4.5. Hasil Observasi Keaktifan siswa Siklus II
N
Keaktifan f %
No
1 Keaktifan siswa memperhatikan 18 9
0
2 Keaktifan siswa diskusi 17 8
5
3 Keaktifan siswa menjawab 18 9
0
4 Keaktifan siswa bertanya 19 9
5
5 Keaktifan siswa berpendapat 17 8
5
6 Keaktifan siswa menyelesaikan 19 9
soal 5
Jumlah 108/1 9
20 0

Dari tabel diatas dapat dilihat keatifan siswa memperhatikan ada 18 siswa,
17 siswa sudah aktif diskusi,18 siswa aktif menjawab, 19 siswa aktif bertanya, 17
siswa sudah aktif mengemukakan pendapat dan 19 siswa aktif menyelesaikan soal
dan keaktifan siswa sudah 90 % sudah Sangat Baik.
Refleksi
Siswa mengikuti pembelajaran CTL lebih meningkat ini terlihat dari
lembar observasi siswa ketika mengikuti pembelajaran CTL. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap situasi pembelajaran CTL pada siklus II ini, nilai yang
diperoleh meningkat dibandingkan dengan siklus
II. Pada siklus II masih ada 1 siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum
tuntas ini adalah siswa yang sama pada siklus II. Siswa tersebut memang perlu
bimbingan belajar. Refleksi pada siklus II menunjukkan perubahan yang
signifikan, guru dalam menyampaikan pembelajaran semakin optimal.
Persentase pengamatan guru dan siswa meningkat. Siswa lebih berinisiatif dan
kreatif dalam menghitung volume bangun ruang. Persentase prestasi belajar anak
yang tuntas mencapai 95%.
Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas ini, dilakukan 2 siklus pada materi volume
bangun ruang kubus dan balok melalui pendekatan Contextual Teaching and
Learning. Subjek siswa kela V SD Negeri 01 Suayan , Kecamatan Akabiluru pada
tahun 2018/2019. Pendekatan Contextual Teaching and Learningdapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan data yang ada menunjukkan peningkatan aktifitas guru pada
pembelajaran materi volume bangun ruang kubus dan balok melalui
CTL.Pendekatan CTL sangat tepat diterapkan pada materi volume bangun ruang,
ini terlihat dari peningkatan presentase hasil pengamatan guru pada setiap siklus
hingga mencapai skala penilaian tinggi 95%. Adapun peningkatan aktifitas siswa
dapat dilihat dari tabel dan diagram batang hasil Pengamatan pembelajaran materi
bangun ruang melalui CTL tiap siklus.
Berdasarkan data menunjukkan peningkatan aktifitas siswa pada
pembelajaran materi volume bangun ruang melalui pendekatan CTL. Terlihat
presentase aktifitas siswa mulai Prasiklus 68,92%, siklus I 72,67%, dan siklus II
80,53% mengalami peningkatan. Mulai siklus I hingga siklus II mengalami
peningkatan sekitar 11,61%. Dengan demikian pembelajaran melalui CTL sangat
tepat diterapkan pada materi volume bangun ruang kubus dan balok siswa kelas V
SDN 01 Suayan. Adapun hasil belajar siswa dari Prasiklus ,Siklus I, dan Siklus II
menunjukkan peningkatan prestasi belajar, hal ini dapat dilihat dari tabel dan
grafik berikut:
Tabel 4.6 Hasil evaluasi belajar siswa pada PraSiklus , siklus I, dan Siklus II
N Prasiklus Siklus I Siklus II
KKM
No F % F % F %
1 Tuntas 6 30 12 60 18 90
Jumlah
2 510 - 940 - 1600 -
nilai
Tidak
3 14 70 8 40 2 10
Tuntas
Jumlah
4 640 - 460 - 130 -
nilai

PENUTUP
Pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V
semester II SD Negeri 01 Suayan Tahun Ajaran 2018/2019, dalam PTK
dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar tiap siklus, yaitu Prasiklus rata- rata
kelas dari nilai evaluasi diperoleh adalah 57,50 dengan kategori cukup, siklus I
diperoleh rata-rata 70 dengan kategori sangat baik, dan siklus II diperoleh rata-
rata 86,50 dengan kategori sangat baik. Hasil persentase terhadap nilai evaluasi
siswa, dapat disimpulkan bahwa pada evaluasi Prasiklus sebanyak 30% siswa
yang tuntas, siklus I sebanyak 60% siswa yang tuntas, dan siklus II jumlah siswa
yang tuntas sangat memuaskan sebanyak 90%. Berarti dengan menggunakan
pendekatan CTL siswa dapat belajar tuntas berdasarkan indikator yang ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Aprilia Nur. 2011. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
IPA melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
Pokok Bahasan Cahaya pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Mangunsari
Salatiga. skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga. Alwi,

Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), edisi ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Johnson, Elaine B. 2008. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan


Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna.Bandung: Mizan
Learning Center(MLC).

Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan


Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan
Learning Center(MLC).

Handayani, Sari. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. (online),


(http://melihat-keindahan.bligspot.com/2013/11/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-belajar.

Haryanto. 2010. Pengertian Prestasi Belajar. (online),


(http://www.belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar,

Kusumah,Wijaya. 2010.Mengenal Tindakan Penelitian Kelas. Jakarta: Indeks.


Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosda Karya

Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Teras


Sanjaya, Wina. 2006. Pendekatan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Saputro, Wahyono. 2014. Bab II Skripsiku. (online),

Sriyanti, Lilik. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosda Karya


. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press
Sukmadinata, Nana Saodih. 2004. Landasan Psikologi ProsesPendidikan.
Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Suparno,P. (1997). Filsafat konstruktivisme dalam pendidikan.
Yogyakarta: Kanisius.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosda Karya
Syarif, Ahmad. 2012. Sifat-sifat Bangun Ruang. (online), web-matematik.
blogspot.com/2012/09/sifat-sifat-bangun-ruang.html, diakses tanggal 13 Agustus
2014 pukul 20.10 WIB).
Tukiran.2010. Penelitian Tindakan kelas. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai