Anda di halaman 1dari 8

[9] MATERIAL SEMEN KG- LUTTING 1.

Glass ionomer
2. Resin-modified glass ionomer
AND BASE
3. Calcium aluminate/glass ionomer hybrid
4. Compomer

TERMS

 Dental cement adalah material akan mengeras di BERDASARKAN POLIMERISASI


dalam oral dan biasanya digunakan untuk
menyatukan gigi dengan restorasi/protesa 1. Resin cement
2. Mineral tioxide aggregrate (MTA)  persis
 Jenis jenis semen :
semen bangunan tapi dimodifikasi sedikit
1. Lutting cement
2. Liner cement
3. Base cement
4. Filling  semen untuk tumpatan COMPONENT AND REACTIONS OF DENTAL
CEMENTS

LUTTING AGENT

 Bahan kental (tapi bisa mengalir) yang mengisi


ruang antara bahan yang kita ikatkan. Bahannya
harus halus dan creamy.
 karakteristik: PRIMARY CONSISTENCY
(membentuk seperti benang)
 Tarik spatula dari campuran, semen harus
mengikuti spatula. Miringkan blade spatula pada
sudut 45o terhadap slab dan kumpulkan material
dan ambil 1 inci (mix strings 1 inch above the
slab)  membentuk seperti benang

BASE CEMENT

 pencampuran dilanjutkan sampai bahan memiliki


konsistensi seperti dempul dan dapat digulung
menjadi bola
 karakteristik : SECONDARY CONSISTENCY
(lebih pekat, bisa dibuat bulatan)

JENIS DENTAL CEMENT BERDASARKAN


KOMPONEN POWDER

BASE ZINC OXIDE

1. Zinc phosphate MTA + gigi/ tulang  membentuk karbonat apatit 


2. Zinc oxide eugenol berubah jadi apatit
3. Zinc oxide eugenol-ethoxybenzoic acid (EBA)
4. Zinc polycarbonate

BASE FLUOROALUMINOSILICATE (FAS) ZINC PHOSPHATE CEMENT


 Dikenalkan pada tahun 1879 5. Flexible / thin cement spatula  u/ membuat
 Dikelompokkan ke dalam semen yang modern luting
 Merupakan semen luting tertua  karena punya 6. Stiff cement spatula  u/ membuat
clinical record yang paling lama base/filling
 Menjadi standard untuk perbandingan dengan
PROSEDUR
cement terbaru
 Disajikan dalam bentuk serbuk dan liquid dan 1. Sediakan glass slab (metode frozen slab
dicampur sebelum digunakan dapat digunakan untuk beberapa
pemasangan ortodontik band atau long span
bridges)  supaya terjadi penundaan
POWDER working time
2. Powder gojog ke samping, ambil, diperes dan
 Powder: > 75% zinc oxide and up to 13% tuangkan jumlah yang disarankan ke salah
magnesium oxide satu ujung slab,
 Powder dipanaskan >1000oC, dihaluskan lalu 3. Bagi powder menjadi 4 hingga 6 bagian kecil
dicampur dengan bahan radiopak 4. Kocok cairan dan keluarkan dalam jumlah
yang disarankan di ujung pelat yang
berlawanan (Pegang dispenser vertikal/
LIQUID tegak lurus sesuai instruksi pabrik) 
letakkan disamping serbuk
 Liquid: 5. Campurkan powder pertama ke dalam cairan
1. phosphoric acid (38 – 59%) 6. Pegang blade spatula rata pada permukaan
2. water (30 – 55%) pencampuran dengan posisi sejajar glass plat.
3. aluminium phosphate (2 – 3%) Gunakan kedua sisi spatula dengan gerakan
4. zinc phosphate (up to 10%)  nggak menyapu "angka delapan" di atas area slab
semuanya ada, hanya beberapa pabrik yang luas
7. Setiap penambahan dan pencampuran
selama selama 10-30 detik (tergantung
isntruksi pabrik), dimulai dengan yang
SETTING REACTION
terkecil dan berlanjut melalui yang terbesar
8. Bahan ditarik ke atas 1 inchi, dimiringkan
 Asam fosfat terlarut sebagian dalam zinc oksida
45o. Kalau netes membentuk benang berarti
yang bereaksi dengan alumina fosfat 
dah masuk ke primary consistency  supaya
membentuk gel zinc aluminofosfat  akan
bisa mengalir
mengeras/ setting
9. Bersihkan spatula dan pelat dengan kain kaca
 Yang tidak larut berkompetisi pada reaksi gelasi
yang dibasahi dan disinfeksi atau
 yang tidak larut diselimuti gel
mensterilkan.
 Reaksinya eksotermik dan membutuhkan
pencampuran yang hati-hati untuk
meminimalkan efek panas yang (panas
dihilangkan)  agar tidak langsung setting harus KELEBIHAN
dengan gerakan angka 8
 Penggunaan dah lama
 Lapisannya tipis
 Cukup keras
MANIPULASI
 murah
Alat bahan :

1. Cement powder KEKURANGAN


2. Cement liquid
3. Dispenser  iritasi pulpa awal dan sensitivitas pasca operasi
4. Glass slab (cooled)  pada beberapa kasus  karena sifat asam awal
harus didinginkan
 ikatan mekanis saja  Lebih unggul dari berbagai jenis semen (adheren
 teknik proporsi serbuk dan pencampuran sensitif {krn asam poliakrilat yg berikatan dg email gigi}
 kalau kecepatan/ kelambaten nanti berefek dan tembus pandang)  menyerupai warna gigi
 kelarutan yang relatif tinggi  shg tidak boleh  Telah digunakan untuk restorasi estetik gigi
kontak dengan saliva anterior
 Digunakan sebagai : luting semen, perekat untuk
alat ortodontik, restorasi menengah, dan
MENGHILANGKAN EXCESS CEMENT membentuk pit & fissure sealant, liner & base, cor
buid up (bangunan untuk mengisi saluran akar
 buang kelebihan semen yang biasanya dijelaskan yang sudah dihilangkan sarafnya)
dalam instruksi untuk penggunaan yang
disediakan oleh pabrikan
 kalau ada semen di interproksimal, dihilangkan MEKANISME ADHESI
dengan dental floss yang ditarik ke atas ke arah
margin gingiva (gerakan knot)  Terjadi ikatan KHELASI gugus karboksil asam
poliakrilat dengan Ca apatit pada email & dentin
(mirip dengan semen polikarboksilat)  disebut
ikatan ion
PROSEDUR LUTTING SINGLE CROWN (3 STEP)
 Ikatan khelasi gugus karboksil asam poliakrilat
CEMENT PLACEMENT dengan H dari email & dentin  disebut ikatan
hidrogen
 harus mengisi sekitar setengah dari volume
kavitas bagian dalam mahkota
 harus melapisi seluruh permukaan bagian dalam
dan meluas sedikit di atas batas.
 harus bebas dari gelembung udara

SEATING

 gunakan tekanan jari sedang untuk mengurangi


KLASIFIKASI BERDASARKAN FORMULA GIC
kelebihan semen
MURNI BERASAL DARI GLASS POWDER &
 Getarkan atau menggunakan perangkat PLYACRYLIC ACID
ultrasonik  agar merata
 evaluasi tiga tonjol, apakah sudah menempel  Type I : luting (C&B, orthodontic appl)
seluruhnya apa belum  Type IIa : esthetic restorativ cement
 minta pasien untuk menggigit bahan lunak (kayu  Type IIb : Reinforced restorative cement
atau gulungan kapas) untuk menjamin apakah  Type III : lining & based cement
sudah benar benar setting diposisinya belum
 mengevaluasi kembali setidaknya tiga titik
margin dan oklusi, apakah sudah oklusi belum
OTHER CLASSIFICATION

 Type I : luting agents


GLASS IONOMER CEMENT  Type II : filling materials
 Type III : base / liner
 Dapat sebagai lutting, bisa juga filling
 Type IV : core build-up
 GIC : nama generik – reaksi serbuk kaca dan
poliakrilik
 Untuk meningkatkan kinerja dibandingkan
dengan semen silikat dan untuk mengurangi BASED ON THE KINDS OF GIC
risiko kerusakan pulpa
 Esthetic restoration for anterior tooth
 Metal-reinforced GIC  Rantai poliakrilat membentuk ikatan silang dg
 High viscosity GIC ion Ca dan setelah 24 jam aluminium baru
 Hybrid ionomer gabung  maka setting setelah 24 jam
 Compomer  Na mempati ion hidrogen dari gugus karboksilat
 Calcium aluminate GIC  F terdispersi dalam fase matriks semen tautan
silang menjadi tersembunyi seiring waktu saat
matang
 Bagian partikel kaca yang tidak larut dilapisi oleh
ALAT BAHAN UNTUK GIC
gel kaya silika yang terbentuk pada permukaan
 Cement powder partikel kaca
 Cement liquid
 Dispenser
 Paper pads tidak boleh menggunakan glass
plat nanti akan bereaksi
 Flexible / thin Agate spatula or .... luting
 Stiff cement Agate spatula .... base/filling

KOMPOSISI GIC

A. POWDER
o Contains : silica, calcia, alumina, fluoride
o Ratio Al/Si : yang menentukan reaksi asam
poliakrilat
o Penambahan Ba, Sr and other higher atomic
number metal oxides untuk meningkatkan
radiopacity
o Silica glass is melted at 1100 – 1500oC
o Glass is ground into powder : 15 – 50µm

SURFACE PREPARATION
B. LIQUID
o Terdiri atas polyacrylic acid : 40 – 50%
• permukaan gigi yang bersih sangat penting untuk
o Biasanya ditambahi itaconic, maleic, IKATAN ADHESI
tricarboxylic acid, additive tartaric acid  • pumice slurry dapat digunakan untuk
agar reaksinya sesuai dengan setting time menghilangkan smear layer yang dihasilkan oleh
o Fungsi : kavitas yang telah disiapkan
1. mengendalikan jangkauan yang lebih • etsa (dikondisikan) dengan asam fosfat 34-37%
luas dalam cairan atau asam poliakrilat 10-20% selama 10-20
2. meningkatkan sifat handling detik, diikuti dengan pembilasan air selama 20-
3. menurunkan viskositas 30 detik
4. menjaga agar tidak terjadi gelasi • Setelah kondisi & membilas permukaan harus
(sebelum membentuk gel) dikeringkan tetapi tdk terlalu kering (nggak
5. menambah waktu kerja booleh pake desikator) dan harus tetap tidak
6. mempersingkat waktu pengaturan terkontaminasi oleh air liur atau darah. Untuk
ketebalan sisa dentin kurang dari 0,5 mm harus
diberi caping/ dengan CaOH liner
SETTING REACTION

 Air berfungsi sebagai media reaksi asam  larut CONVENTIONAL GLASS IONOMER
kaca melepaskan ion (Ca, Al, Na, F)
asam basa
HEMA Memungkinkan resin dan
asam co-exist pada
aquoes solution dan
berperan dalam reaksi
polimerisasi
Air Menjadi media ionisasi
komponenn asam
sehingga terjadi reaksi
asam bbasa

RESIN MODIFIED GIC (RMGI)

 Dengan tujuan membuat working time lebih lama


dan setting time cepat
 Komposisi : TRI-CURE GIC
1. polycarboxylic acid polymer (with pendant
methacrylate group) BACKGROUND
2. FAS glass
3. water  Penetrasi cahaya tampak hanya dapat terjadi
4. hydrophilic methacrylate monomer pada kedalaman yang terbatas sekitar 2 mm,
5. free radical initiators kalau restorasi lebih dari itu kan jadi masalah
o 2 jenis curing reaction :  Masalah pada restorasi dan aplikasi
1. Self cure GIC pembentukan inti (kedalaman kavitas)
2. Light cure GIC

SELF CURE GIC LIGHT CURE GIC DEFINISI


o Powder: o Powder :
fluoroaluminosilicate fluoroaluminosilicate resin modified glass ionomer dengan tambahan
& borosilicate glass o Liquid : copolymer of
curing mode
o Liquid : carboxylic acrylic, maleic acid,
acid groups HEMA, water,
Champoroquione,
Ada 2 reaksi : (1) acid activator KOMPOSISI
base reaction & (2)
vynil groups  Powder :
chemically activated
1. fluoroaluminosilicate glass (FAS glass)
2. polycarboxylic acid polymer (with pendant
KOMPONEN DAN FUNGSI LIQUID RMGI methacrylate groups)
HEMA
KOMPONEN FUNGSI
3. photo initiator
Methacrylate resin Berperan dalam 4. self-cure redox initator  membantu reaksi
polimerisasi
bagian dalam
Poly acid Berperan dalam reaksi
Liquid : water diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat
dan berguna untuk kasus pedodontik

3 CURING REACTION
RESIN MODIFIED GLASS IONOMER CEMENT
1. Acid base GIC (HYBRID IONOMER)

 menggabungkan glass powder dan cairan yang


mengandung gugus polimerisasi yang melekat
pada asam poliakrilat dan katalis
2. Light activated polymerization (light cure)
Polysalt gels  kedalaman terbatas  Monomer dapat dipolimerisasi dengan bahan
3. Chemically (redox cure) kimia, cahaya aktivasi atau keduanya
Polycalt gels  pada bagian dalam yang tidak  Ionomer hibrida mengandung partikel pengisi
terjangkau sinar nonreaktif: waktu kerja panjang, meningkatkan
kekuatan awal, mengurangi kesensitivan semen
terhadap kelembapan selama setting

KOMPOSISI

 liquid : water solution of polyacrylic, HEMA,


polyacrylic acid modified with methacrylate
 powder : fluorosilicate glass particle, initiator
(champorquinone)

SETTING REACTION
KELEBIHAN
 reaksi asam-basa dimulai setelah pencampuran
1. Working time baik dan berlanjut setelahnya polimerisasi
2. Redox cure lebih cepat  kecepatan setting lebih lambat daripada GIC
konvensional karena lebih sedikit air & reaksi
dalam fase padat lebih lambat daripada di fase
KEKURANGAN cair

Kurang kuat dibandingkan polimer akrilik


MEKANISME BONDING

METAL REINFORCED GIC (ALLOY ADMIXTURE OF  sama dengan GIC konvensional dan fungsi
CERMENT) monomer yang dapat dipolimerisasi,
menyebabkan berspekulasi mekanisme ikatan
 Untuk lebih tahan patah dan tegangan dan membentuk "lapisan hibrida" yang
 Lebih sedikit F yang dilepaskan dari sermet, menyusup ke tubulus (tidak jelas atau tidak
karena sebagian dari kaca partikel dilapisi logam terstruktur).
 prevensi karies gigi jadi bekurang  Kekuatan ikatan yang lebih tinggi pada gigi &
 Surface glass is available for F leaching for alloy komposit resin
admixture because metal-filler particle are not  Polimerisasi metakrilat menyebabkan lebih
bonded in glass banyak penyusutan
 Tidak menunjukkan peningkatan kinerja dan  Mengurangi kemampuan untuk membasahi
penampakan klinis untuk restorasi kelas II pada substrat gigi dan menyebabkan kebocoran mikro.
gigi sulung, tetapi mengeras cepat, dapat
 HEMA saat ini meningkatkan penyerapan air dan INSTRUMENT
menyebabkan ekspansi sekitar 8% vol
1. Kaca mulut
2. Eksplorer
3. Tweezers
HIGH VISCOSITY GIC
4. Spoon excavator
 ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT 5. Dental hatchet
(ART) konsep pencegahan dan manajemen 6. Carver
karies restoratif dikembangkan untuk 7. Mixing pad dan spatula
kedokteran gigi di daerah yang belum memiliki
infrastruktur listrik atau sistem air perpipaan
(pelosok)  tidak dilakukan tahap traumatik PENEMPATAN HVGIC KEDALAM KAVITAS
denga bur
 ART bergantung pada : HVGIC GICS
1. Hand instrumengt untuk membuka gigi o Very Simple method o Conventional method
berlubang dan o Blunt carver (tdk o Plastic instrument
2. menghilangkan dentin karies & mencampur tajam) o Syringe
bahan o Excavator to
3. sangat bagus diterapkan pada daerah non trimming (u/
membersihkan)
floridasi
o The press-finger
4. jika fasilitas perawatan gigi tidak memadai technique
 ART telah mengarah pada pengembangan GIC
konvensional dengan viskositas tinggi
 Berisi ukuran partikel kaca yang lebih kecil & APLIKASI
rasio P/L yang lebih tinggi dan kekuatan tekan
pengunyahan yang lebih besar  Filling (kavitas satu-permukaan): gigi sulung &
 Dalam bentuk paketan  mempermudah permanen
distribusi  Restorasi menengah gigi posterior permanen
 Ketersediaan : kemasan enkapsulasi nyaman &  Core build up, restorasi non stress bearing
meningkat penerimaan di negara berkembang (tekanan tdk terlalu banyak)
 Risiko karies gigi
 Negara-negara kurang berkembang ekonomi
rendah
KONSEP DASAR PREVENSI MAKSIMUM
 Perawatan lansia, pasien dengan gangguan fisik
 Biologically approach & mental
 Minimal surgical intervention,
 Minimal tooth preparation
KELEBIHAN

 penggunaan tangan yang mudah didapat dan


CLINICAL MANIPULATION HVGIC
relatif murah instrumen
 Mengisolasi gigi dengan gulungan kapas  pendekatan yang baik secara biologis
 Mengakses lesi karies dengan instrumen tangan  miminalkan nyeri (meminimalkan anestesi lokal)
 Melepaskan jaringan lunak dengan ekskavator  praktik pengendalian infeksi sederhana
 Menggunakan asam lemah untuk  adhesi kimia dari GIC
mempersiapkan gigi dan meningkatkan ikatan  melepaskan fluorida dari GIC  prevensi karies
kimia  kombinasi preventif dan kuratif
 Menempatkan HVGIC menggunakan finger  mudah
presser  biaya rendah
 Finishing polishing
 Varnishing  diolesi dg bahan yang tahan
terhadap air
KEKURANGAN

 belum tersedia untuk jangka panjang


 teknik kurang bisa diterima
 belum terjamin
 penggunaannya terbatas pada ukuran kecil &
sedang, satu permukaan
 kemungkinan ada untuk kelelahan tangan
 kesalahpahaman dapat dilakukan dengan mudah
 kurangnya kecanggihan teknik
 salah tafsir oleh masyarakat bahwa GIC baru
"bahan putih"
 hanya restorasi sementara
 ketahanan aus rendah, kekuatan berkurang
 sensitif terhadap air saat setting time
 Kebocoran mikro yang bisa menyebabkan iritasi
pulpa

Anda mungkin juga menyukai