TINJAUAN PUSTAKA
kuku dan rambut, baik yang disebabkan oleh dermatofita maupun non
dermatofita.1,2 Umumnya ini terbatas pada lapisan tanduk yang telah mati, tetapi
dapat juga meluas tergantung pada penyebabnya dan derajat kerentanan host.1
Penyakit kulit infeksi jamur ini merupakan penyakit yang sering dijumpai
di negara kita yang beriklim subtropis dan lembab. Sedangkan prevalensi infeksi
jamur superfisial diseluruh dunia diperkirakan 20-25% dari populasi dunia6, dan
dermatofitosis terbagi lagi atas tinea kapitis,tinea barbae, tinea korporis, tinea
kruris, tinea manus, tinea pedis, tinea unguium. Sedang yang non dermatofitosis
terbagi lagi atas pitiriasis versikolor, piedra, tinea nigra palmaris, kandidiasis kutis.
kutis.1
2.2.1 Dermatofitosis
menngandung keratin seperti lapisan stratum korneum kulit, kuku dan rambut
yaitu kelainan yang berbatas tegas terdiri atas bermcam-macam efloresensi kulit
dimana bagian tepinya lebih aktif daripada bagian tengahnya yang tampak seperti
dermatofitosis.1
Epidemiologi
infeksi pada kulit manusia dipengaruhi oleh kondisi yang hangat dan lembab.
Oleh karena itu, infeksi jamur superfisial relatif sering di negara-negara tropis dan
masyarakat dengan status sosial ekonomi nya rendah, lingkungan yang padat
mempunyai kemampuan untuk mencerna keratin dan dibagi atas 3 genus yaitu :
lima atau enam spesies dermatofita, dimana Trichophyton rubrum adalah yang
dimana jamur biasanya ditemukan yaitu bersifat zoofilik bila dijumpai pada
manusia. Pada umunya dermatofitosis yang ditimbulkan oleh spesies zoofilik dan
Pada saat perlekatan jamur superfisial harus tahan terhadap rintangan seperti sinar
ultra violet, variasi temperatur dan kelembaban, kompetensi dengan flora normal,
spingosin yang diproduksi oleh keratinosit yang merupakan fungistatik dan asam
lemak yang dihasilkan kelenjar sebasea. Setelah melekat, spora tumbuh dan
dilakukan dengan adanya sekresi sejumlah enzim dari jamur yaitu proteinase,
lipase, dan enzim musinolitik yang juga memberikan nutrisi kepada jamur.
Kemudian tingkat inflamasi dipengaruhi oleh status imun pasien dan organisme
yang terlibat. Deteksi kekebalan tubuh dan kemotaksis sel inflamasi dapat terjadi
berat molekul rendah seperti yang dihasilkan oleh bakteri. Yang lainnya
dermatofitosis.2
Gambaran Klinis1,6
1. Tinea kapitis
dapat melalui binatang seperti anjing dan kucing dan dapat juga dari
terjadi gambaran klinis yang lebih berat yang disebut kerion. Dapat
psoriasis.
2. Tinea barbae
3. Tinea korporis
lonjong atau polisiklis, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama dengan
vesikel dan papul di bagian tepi. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang
4. Tinea kruris
Tinea kruris adalah dermatofitosis pada lipat paha, daerah perineum dan
sekitar anus yang dapat meluas ke bokong dan perut bagian bawah.
Gambaran klinisnya biasanya adalah lesi simetris di lipat paha kanan dan
kiri, berupa bercak eritematosa dengan tepi lesi aktif, polisiklis, ditutupi
oleh skuama. Bila penyakit ini menahun, lesi dapat berupa bercak hitam
saja disertai sedikit sisik. Agen penyebab yang paling sering adalah E.
5. Tinea manus
gambarannya mirip dengan tinea korporis, sedang lesi pada telapak tangan
6. Tinea pedis
dan telapak kaki. Infeksi ini sangat sering terjadi pada satu dari lima orang
yang paling sering, ruam nya berupa skuama, erosi, dan eritem
4 dan 5.
menyebar skala pada kulit yang tebal, telapak kaki, dan pada
bagian lateral dan medial kaki, dikenal sebagai tinea pedis tipe
vesikulopustul atau bula pada kulit telapak kaki yang tebal dan
daerah periplantar.
10
keratoderma idiopatik.
menyertai tinea pedis atau tiinea manus. Keluhan penderita adalah kuku
destruksi kuku dapat dimulai dari distal, lateral ataupun keseluruhan. Bila
disertai paronikia, sekitar kuku akan terasa nyeri dan gatal. Pada umumnya
dasar kuku.
Pada bentuk ini kuku bagian distal masih utuh, sedangkan bagian
proksimal rusak.
11
adanya infeksi jamur dalam beberapa menit, namun tidak dapat mengidentifikasi
spesies jamurnya dan pada pemeriksaan mikroskopis juga bisa didapatkan hasil
negatif palsu, dan kultur jamur harus dilakukan jika dicurigai adanya infeksi
Bahan untuk pemeriksaan dari kulit diambil dari kerokan kulit dengan
menggunakan ujung pisau yang tumpul. Sedangkan bahan untuk pemeriksaan dari
kuku diambil dari potongan kuku yang distrofik dan dipotong sedalam-dalamnya
sehingga mengenai seluruh tebal kuku, dan bahan di bawah kuku diambil juga.
bunsen, kemudian dilihat dibawah mikroskop.2,10 Pada sediaan kulit dan kuku
yang terlihat adalah hifa (sebagai dua garis sejajar), bersepta dan bercabang; juga
dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada media buatan. Yang dianggap
paling baik saat ini adalah medium agar dekstrosa Sabouraud. Pada agar
12
mikroskopis kerokan kulit dengan menggunakan larutan KOH 10-20% dan kultur
1. Kandidiasis
yang disebabkan oleh Candida albicans atau anggota lain dari genus Candida.
Organisme ini biasanya menginfeksi kulit, kuku, membran mukosa, dan saluran
Etiologi
Genus Candida adalah kelompok heterogen yang terdiri dari kira-kira 200
dalam beberapa bentuk morfologi yang berbeda yaitu yeast (blastospora), hifa dan
13
Patogenesis1
kandida ini.
Pseudohifa ini mengadakan invasi ke korneosit dan akan terjadi aktivasi dari
Gambaran klinis1
14
daerah lipatan kulit seperti ketiak, bagian bawah payudara, lipat paha, lipat
bokong, sela jari tangan dan sela jari kaki, sekitar pusat dan lipatan leher.
Lesi kulit khas berupa bercak kemerahan berbatas tegas, bersisik erosive
sehingga lesi tampak membasah. Lesi tersebut dikelilingi oleh lesi satelit
yang terdiri atas vesikel dan pustule miliar. Jika lesi satelit pecah, akan
2. Kandidiasis Generalisata
vesikel atau pustule milier. Lesi terdapat pada kulit glabrosa dan sering
kuku dan jaringan sekitar kuku. Lesi khas berupa kemerahan di bagian tepi
a. Bentuk paronikia
Pada permulaan terjadi trauma fisik atau kimia pada kuku sehingga
15
b. Bentuk onikolisis
Lesi pertama kali timbul pada alur kuku bagian distal, selanjutnya
c. Bentuk onikia
Kelainan ini bisa terjadi sekunder dari bentuk paronikia atau bentuk
Pemeriksaan laboratorium
diagnosis dapat dibuat dengan pemeriksaan kerokan kulit dan mendapatkan ciri
khas nya yaitu hifa atau pseudohifa. 11,12 Candida albicans dapat tumbuh pada
16
khas dan adanya lesi satelit vesikopustul. Diagnosis klinis harus dikonfirmasi
Diagnosis Banding1
planus kuku.
2. Pitiriasis versikolor
normal pada kulit. Sinonim dari pitiriasis versikolor adalah tinea versikolor,
Epidemiologi
umur, terutama pada umur-umur remaja dan dewasa muda dan tidak ada
perbedaan insiden antara pria dan wanita. Penyakit ini dapat tersebar luas di
seluruh dunia terutama di daerah beriklim tropis. Pada daerah beriklim tropis
termasuk Indonesia, penyakit ini sangat sering dijumpai. Penyakit ini banyak
17
sama, dapat berubah sesuai dengan lingkungannya, misalnya suhu, media dan
kelembaban.1
dan keringat.1,11
asam azalea yang dihasilkan oleh Pityrosporum dari asam lemak dalam sebum,
yang akan menghambat enzim tirosinase dan juga akan merusak struktur dari
melanosit.1
Gambaran klinis
terutama di badan. Lesi kulit berupa bercak kuning atau coklat pada orang berkulit
terang dan berupa bercak putih (makula hipopigmentasi) pada orang berkulit
18
Pada pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit dapat dilihat hifa pendek
dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok. Pada pemeriksaan dengan lampu
Diagnosis
Wood.1,11
Diagnosis Banding
19