NIM : 19503241011
Kelas : T1.1
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Ki Hajar Dewantara atau dikenal dengan nama asli Soewardi Surjaningrat adalah salah satu
tokoh penting dalam sejarah bangsa Indonesia dalam memajukan pendidikan di tanah air.
Beliau adalah tokoh pelopor dan pendiri taman siswa, serta pernah diangkat sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pertama setelah Indonesia merdeka.
Salah satu konsep yang dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah momong, among, dan
ngemong yang kemudian dikembangkan menjadi tiga prinsip kepemimpinan di Taman
Siswa: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani.
Pada dasarnya, konsep-konsep pendidikan itu mengutamakan cinta dan kasih sayang.
Mendidik sebagai mana dilakukan orang tua atau Bapak dan Ibu kepada anak-anaknya
sendiri.
Guru, pendidik memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa, sebab bangsa yang
besar adalah bangsa yang terdidik melalui nilai-nilai luhur. Sehingga label guru sebagai
“pahlawan tanpa tanda jasa” perlu disematkan kepada setiap guru, karena telah
mendedikasikan dan mengabdi kepada negara demi kemajuan sebuah bangsa, yakni bangsa
Indonesia.
Selain itu, guru adalah teladan yang perlu di dengar ucapannya dan ditiru perbuatannya, baru
kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang
beradab, bermartabat, berguna dan berpengaruh di masyarakatnya, yang bertanggungjawab
atas hidup sendiri dan orang lain, yang berwatak luhur dan berkepribadian.
Ki Hajar Dewantara juga mengedepankan pendidikan karakter. Beliau mengajarkan
bagaimana kita bisa memerdekakan diri kita sendiri dan tentu saja merdeka sebagai rakyat,
bangsa, dan negara. Singkatnya, Ki Hajar Dewantara mengajarkan kita untuk menjadi pribadi
yang percaya diri baik sebagai individu maupun bagian dari sebuah bangsa.
Dari ketiga konsep belajar menurut Ki Hajar Dewantara, maka dapat disimpulkan bahwa
dalam proses membelajarkan kita sebagai guru harus mengutamakan keteladanan,karena
melalui keteladanan yang baik lebih berpengaruh dari pada seribu ucapan yang kita ucapkan,
bahwa pembelajaran itu harus mengembangkan seluruh potensi siswa baik Cipta (kognitif)
dan Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). tidak hanya terfokus pada
aspek cipta semata, namun juga harus menyeimbangkan antara afeksi ( karsa), dan
karya, intinya mengintegrasikan ketiga aspek tersebut. Supaya mampu melahirkan siswa
yang cerdas,kreatif dan berbudi pekerti/berakhlak mulia.
Sumber :
➢ https://kelasimpian.com/konsep-pendidikan-ki-hajar-dewantara/
➢ https://www.kompasiana.com/fenti03392/5f9836528ede4830b74e6972/kesimpulan-
dan-refleksi-pemikiran-ki-hajar-dewantara?page=4&page_images=1