Anda di halaman 1dari 35

PUTUSAN

NOMOR : 41/PTUN/2021/Peradilan Semu/FSS-UNPAB/MDN

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA "

Pengadilan Tata Usaha Negara FSS UNPAB yang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada Tingkat Pertama dengan Acara Biasa,
yang berkedudukan di Jalan Gatot Subroto,Universitas Pembangunan Panca Budi Km.
4,5 Medan, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dibawah ini, datam perkara
antara:

VICKY IDRYANSYAH, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Bertani, Tempat


tinggal Dusun Gadong Lumban Desa Pakpahan Kecamatan pangaribuan
Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi sumatera utara, selanjutnya disebut
sebagai..........................................................................PENGGUGAT

Memberi kuasa : NOVITA SARI PANJAITAN, S.H.,M.H., Warga negara Indonesia


Pekerjaan Advokat NOVITA SARI & REKAN yang beralamat di jalan
Berdikari No. 107 Padang Bulan, Kota Medan. Berdasarkan Surat
Khusus tanggal 18 Oktober 2021, selanjutny disebut
sebagai............................................................................
PENGGUGAT ;

----------------------------------------------------L A W A N --------------------------------------

1. KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN TAPANULI UTARA

Tempat Kedudukan Jalan S.M. Simanjuntak No. 6, Komplek Pasar Baru,


Tarutung, Dalam hal ini dikuasakan kepada: ELIANUS LASE, A.P.tnh, Jabatan
kepala Seksi Penanganan Masalah dan Pengendalian Pertanahan Pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara. Penanganan Sengketa Pada Kantor Pertanahan
Kabupaten Tapanuli Utara, berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 22 Oktober 2021,
selanjutnya disebut

79
sebagai……………………………………...............................................
TERGUGAT ;

2. AHMAD ZAILANI POHAN, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Bertani,


Tempat tinggal Taga Hambing, Desa Pakpahan, Kecamatan
Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera
Utara, selanjutnya disebut sebagai......................TERGUGAT –
II INTERVENSI ;

Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut ;

Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Medan,


tanggal 23 Maret 2019, Nomor : 41 /PTUN / 2021 /P.S/HK/FSS-
UNPAB/MDN,tentang Penunjukan Susunan Majelis Hakim dan Penetapan Panitera
Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, tanggal 23 Oktober 2021, Nomor : 41
/PTUN / 2021 /P.S/HK/FSS-UNPAB/MDN, tentang Penunjukan Panitera Pengganti ;

Telah membaca Surat Golongan Penggugat tertanggal 23 Oktober 2021,


yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan,
tanggal 23 Oktober 2021;

Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis tanggal 23 Oktober


2021,Nomor : 41 /PTUN / 2021 /P.S/HK/FSS-UNPAB/MDN, tentang Pemeriksaan
Persiapan untuk perkara ini pada hari : Selasa, tanggal 1 Oktober 2021 ;

Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis, tanggal 26 Mei


2021,Nomor : 41 /PTUN / 2021 /P.S/HK/FH-USU/MDN, tentang Persiapan untuk
perkara ini pada hari : Senin, tanggal 29 Oktobeer 2021 ;

Telah membaca Penetapan Nomor : 41 /PTUN / 2021 /P.S/HK/FSS-


UNPAB/MDN, tanggal 22 Oktober 2021 tentang Pihak Tergugat II Intervensi ;

Telah membaca Surat Panggilan yang telah disampaikan kepada Para Pihak
yang bersengketa, Berita Acara pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Sidang serta
surat – surat lain yang berkaitan dengan Perkara ini;

80
Telah membaca surat - surat bukti Para Pihak yang telah di ajukan dalam
Persidangan ;

Telah mendengar keterangan Para Pihak yang bersengketa di Persidangan ;

Telah mendengar keterangan Saksi – Saksi yang diajukan oleh Para


Penggugat di Persidangan ;

----------------------------------TENTANG DUDUKNYA PERKARA----------------------

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan Gugatan tertanggal 22


Oktober 2021 , yang diterima dan didaftar di dalam Register Kepaniteraan Pengadilan
Tata Usaha Negara FSS UNPAB, pada tanggal 22 Maret 2021,Nomor : 41 /PTUN /
2021 /P.S/HK/FSS-UNPAB/MDN, yang telah diadakan perbaikan secara formal pada
tanggal 1 April 2019, yang pada pokoknya isinya sebagai berikut :

I. Tentang Objek Sengketa.

Objek Sengketa dalam perkara ini adalah Sertipikat Hak Milik Nomor : 130/ Desa
Pakpahan Tgl. 1 Desember 2006 dengan Surat Ukur Nomor : 12/Pakpahan/2006
Tgl. 20 Nopember 2006 seluas 1.667 M2 atas nama Lintas Pakpahan;

II. Tentang Tenggang Waktu Objek Sengketa.


Bahwa Para Penggugat mengetahui adanya objek sengketa yaitu Sertipikat Hak
Milik Nomor : 130 / Desa Pakpahan Tgl. 1 Desember 2006 dengan Surat Ukur
Nomor : 12/Pakpahan/2006 Tgl. 20 Nopember 2006 seluas 1.667 M 2 atas nama
Lintas Pakpahan, pada tanggal 2 Maret 2019 pada saat pertemuan di Kantor Desa
Pakpahan dimana adik kandung Lintas Pakpahan menunjukkan objek sengketa
pada pertemuan tersebut;
Bahwa dengan demikian pengajuan gugatan oleh Penggugat masih dalam tenggang
waktu yang dibenarkan oleh ketentuan hukum yang berlaku untuk itu sebagaimana
diatur dalam ketentuan pasal 55 Undang undang No. 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara yang menyatakan “gugatan dapat diajukan dalam
tenggang waktu sembilan puluh hari sejak diterimanya atau diumumkannya
Keputusan Badan Tata Usaha Negara atau Pejabat Tata Usaha Negara”;

81
III. Tentang Keputusan Tergugat Bersifat Konkrit, Individual dan Final
Bahwa objek sengketa dalam perkara a quo adalah berupa suatu Penetapan Tertulis
(beschikking), yang dikeluarkan oleh Tergugat dalam kapasitasnnya sebagai badan
atau pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan, sehingga dengan demikian
Tergugat merupakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara sebagaimana
ditentukan oleh Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara;

Bahwa objek sengketa dalam perkara a quo telah memenuhi syarat disebut sebagai
suatu Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1
angka 9 Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua ata
Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang
pada prinsipnya memuat syarat – syarat yang harus dipenuhi agar sengketa dapat
digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara;

Bahwa objek sengketa telah bersifat konkrit karena nyata-nyata dibuat Tergugat
tidak abstrak tetapi berwujud yang tertulis dan secara konkrit menegaskan tentang
Sertipikat Hak Milik terhadap sebidang tanah yang terletak di Desa Pakpahan
Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara, dan bersifat individual karena
objek sengketa terdaftar atas nama Lintas Pakpahan, serta objek sengketa telah
bersifat final karena sudah tidak memerlukan persetujuan dari instansi lainnya
sehingga sudah bersifat definitive dan sudah menimbulkan akibat hukum;

IV. Tentang Kepentingan Penggugat Yang Dirugikan


Bahwa Penggugat merupakan pemilik sebidang tanah seluas lebih kurang 4 Ha
yang terletak di persawahan Sibual Rianiate Desa Pakpahan Kecamatan
Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara dengan batas – batas sebagai berikut :

Sebelah Utara dahulu berbatas dengan bukit dan sawah Lamsana dan sekarang
berbatasan dengan bukti, sawah Andar Pakpahan dan sawah St. Sopar Pakpahan ;

82
Sebelah Selatan dahulu berbatas dengan gunung dan sekarang berbatas dengan
gunung, bonar (tali air) dan sawah Parsigop;

Sebelah Timur berbatas dengan sawah O. Djangak ;

Sebelah Barat dahulu berbatas dengan gunung dan sekarang berbatas dengan
sawah Bp. Adil dan sawah Mindo Sormin ;

Bahwa Para Penggugat memperoleh tanah tersebut secara turun temurun (warisan)
dari orang tua Para penggugat yaitu Alm. Tius Pakpahan dan Alm. Tius Pakpahan
memperoleh tanah tersebut dari orang tuanya Alm. Pangoendja Pakpahan
sedangkan Pangoendja Pakpahan adalah orang yang membuka tanah tersebut
menjadi lahan pertanian yang sebelumnya merupakan hutan belantara;

Bahwa tanah tersebut adalah milik Pangoendja Pakpahan dikuatkan berdasarkan


Pelaksanaan Hukum di Lokal Kewedanan Silindung Putusan Rapat Besar di
Tarutung (Pengadilan Belanda) Nomor : 12/1924 tanggal 18 Maret 1924 Jo.
Putusan Rapat Kecil di Pangaribuan (Pengadilan Belanda) Nomor : 24/1922
tanggal 27 Oktober 1922 dalam perkara gugatan Djahiran Goeltom melawan
Pangoendja Pakpahan;

Bahwa diatas sebagian tanah milik Penggugat telah diterbitkan objek sengketa oleh
Tergugat; sehingga dengan terbitnya objek sengketa tersebut menimbulkan
kerugian bagi Para Penggugat yaitu hilangnya hak-hak Para Penggugat untuk
mendapatkan Sertipikat Hak Milik atas sebagian tanah yang dimilikinya;

Bahwa oleh karena objek sengketa yang diterbitkan Tergugat telah merugikan
kepentingan Para Penggugat, berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang
undang No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang undang No. 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Keputusan Tergugat dapat dituntut
pembatalannya atau dituntut agar dinyatakan tidak sah sebagaimana Para
Penggugat kutip sebagai berikut :
“Orang atau Badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwewenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha

83
Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau
tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”;

Bahwa dengan demikian gugatan yang diajukan Penggugat telah memenuhi syarat
untuk membatalkan Surat Keputusan Tergugat yang merupakan objek gugatan
dalam perkara a quo;

V. Tentang Dalil Gugatan Penggugat


Adapun yang menjadi dasar dan dalil/alasan gugatan Penggugat adalah sebagai
berikut :

1. Bahwa Penggugat memiliki sebidang tanah seluas kurang lebih 4 Ha yang


terletak di persawahan Sibual Rianiate Desa Pakpahan Kecamatan
Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara dengan batas – batas sebagai berikut
:
Sebelah Utara dahulu berbatas dengan bukit dan sawah Lamsana dan
sekarang berbatas dengan bukit, sawah Andar Pakpahan dan sawah St.
Sopar Pakpahan ;
Sebelah Selatan dahulu berbatas dengan gunung dan sekarang berbatas
dengan gunung, bonar (tali air) dan sawah Parsigop;
Sebelah Timur berbatas dengan sawah O. Djangak
Sebelah Barat dahulu berbatas dengan gunung dan sekarang berbatas
dengan sawah Bp. Adil dan sawah Mindo Sormin ;
2. Bahwa tanah tersebut diperoleh Penggugat secara turun – temurun yang
merupakan harta warisan dari orang tuanya Alm. Tius Pakpahan, sedangkan
Tius Pakpahan memperoleh tanah tersebut dari orang tuanya Alm.
Pangoendja Pakpahan sedangkan Alm. Pangoendja Pakpahan adalah orang
yang membuka tanah tersebut menjadi lahan pertanian yang sebelumya
merupakan hutan belantara;
3. Bahwa tanah tersebut adalah milik Pangoendja Pakpahan dikuatkan
berdasarkan Pelaksanaan Hukum Lokal di Kewedanan Silindung Putusan
Rapat Besar di Tarutung (Pengadilan Belanda) Nomor : 12/1924 tanggal 18

84
Maret 1924 Jo. Putusan Rapat Kecil di Pangaribuan (Pengadilan Belanda)
Nomor : 24/1922 tanggal 27 Oktober 1922 dalam perkara gugatan Djahiran
Goeltom melawan Pangoendja Pakpahan;
4. Bahwa tanah tersebut sejak dibuka menjadi lahan pertanian oleh Alm.
Pangoendja Pakpahan sampai dengan sekarang dikuasai dan diusahai secara
turun temurun yang pada saat sekarang ini dikuasai dan diusahai oleh Para
Penggugat sebagai keturunan Pangoendja Pakpahan;
5. Bahwa beberapa tahun terakhir ini Lintas Pakpahan mencoba untuk
menggarap sebagian tanah milik Penggugat dengan bercocok tanam di atas
sebagian tanah milik Penggugat yang senantiasa dilarang oleh Para
Penggugat, namun pada bulan maret 2019 diadakan pertemuan di Kantor
Desa Pakpahan dan pada pertemuan tersebut adik kandung Lintas Pakpahan
menunjukkan objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat di atas
sebagian tanah milik Penggugat;
6. Bahwa Penggugat telah menjelaskan asal – usul tanah Penggugat dan
menerangkan bahwa tanah milik Penggugat adalah tanah warisan yang
dikuasai dan diusahai secara turun temurun kepada adik kandung Lintas
Pakpahan dihadapan Kepala Desa dan anggota BPD Desa Pakpahan, namun
adik kandung Lintas Pakpahan tidak mengakui dan menunjukkan objek
sengketa sebagai alas haknya sehingga Penggugat mengajukan pembatalan
melalui gugatan dalam perkara a quo;
7. Bahwa Penggugat tidak pernah mengeahui adanya proses penerbita objek
sengketa dan Penggugat tidak pernah mengetahui adanya pengukuran
maupun pengumuman menyangkut proses penerbitan objek sengketa,
padahal sebagian Penggugat bertempat tinggal di atas tanah yang
diterbitkan objek sengketa dari lahir sampai dengan saat ini;
8. Bahwa proses penerbitan objek sengketa tersebut telah bertentangan dengan
ketentuan hukum yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah melanggar
pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) dan pasal 26 ayat (2) karena tidak meneliti
data fisik dan data yuridis tanah dan tidak doumumkan sebagaimana
dimaksud dalam pasal tersebut di atas;

85
9. Bahwa Tergugat juga dalam menerbitkan objek sengketa tersebut telah
melanggar Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
No. 9 Tahun 1999 pasal 4 ayat (1) yang menyatakan : “Sebelum
mengajukan permohonan hak, Pemohon harus menguasai tanah yang
dimohonkan dibuktikan dengan data yuridis dan data fisik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku’’. Kenyataannya
dalam penerbitan objek sengketa Tergugat tidak pernah meneliti data
yuridis dan data fisik. Sebab Para Penggugat memiliki data yuridis yang
sah dan Para Penggugat juga menguasai dan mengusahai tanah tersebut
secara turun temurun sampai dengan saat ini;
10. Bahwa secara data Yuridis Penggugat sebagai keturunan Pangoendja
Pakpahan yang membuka tanah tersebut menjadi lahan pertanian yang
sebelumnya hutan belantara dan penguasaan tanah tersebut oleh
Pangoendja Pakpahan dikuatkan berdasarkan Pelaksanaan Hukum Lokal di
Kewedanan Silindung Putusan Rapat Besar di Tarutung (Pengadilanan
Belanda) Nomor : 12/1924 tanggal 18 Maret 1924 Jo. Putusan Rapat Kecil
di Pangaribuan (Pengadilan Belanda) Nomor : 24/1922 tanggal 27 Oktober
1922 dalam perkara gugatan Djahiran Goeltom melawan Pangoendja
Pakpahan.
11. Bahwa secara data fisik Penggugat menguasai dan mengusahai tanah yang
diterbitkan objek sengketa secara turun temurun dari Opung (kakek) Para
Penggugat Alm. Pangoendja Pakpahan yang diteruskan oleh ayah Para
Penggugat Alm. Tius Pakpahan dan sekarang dikuasai dan diusahai oleh
Para Penggugat;
12. Bahwa objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat bertentangan dengan
asas- asas umum pemerintahan yang baik sebagaimana dimaksud dalam
pasal 10 Undang-Undang No. 30 tahun 2014 yaitu:
 Asas Kepastian Hukum yaitu asas dalam Negara Hukum yang
mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang-undangan,
kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan pemerintah;

86
Kenyataannya dalam penerbitan objek sengketa Tergugat tidak
mempedomani azas kepastian hukum dengan tidak meneliti terlebih
dahulu landasan yuridis penerbitan objek sengketa tersebut, sehingga
dengan diterbitkannya objek sengketa tersebut telah menimbulkan
ketidak pastian hukum terhadap Para Penggugat;
Disamping itu juga terhadap tanah yang diterbitkan objek sengketa
sebelumnya telah terbit Putusan Pengadilan yang merupakan hukum
yang mengikat bagi semua pihak yaitu Pelaksanaan Hukum Lokal di
Kewedanan Silindung Putusan Rapat Besar di Tarutung (Pengadilan
Belanda) Nomor : 12/1924 tanggal 18 Maret 1924 Jo. Putusan Rapat
Kecil di Pangaribuan (Pengadilan Belanda) Nomor: 24/1922 tanggal 27
Oktober 1922 dalam perkara gugatan Djahiran Goeltom melawan
Pangoendja Pakpahan;
 Asas Kecermatan yaitu asas yang mengandung arti bahwa suatu
keputusan dan/atau tindakan harus didasarkan pada informasi dan
dokumen yang lengkap untuk mendukung keputusan dan/atau tindakan
sehingga keputusan dan/atau tindakan yang bersangkutan dipersiapkan
dengan cermat sebelum keputusan dan/atau tindakan tersebut
ditetapkan dan/atau dilakukan;
Kenyataannya dalam penerbitan objek sengketa diduga Tergugat tidak
melakukan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan yuridis terlebih
dahulu sebelum Tergugat melakukan penerbitan objek sengketa. Sebab
diatas tanah yang diterbitkan objek sengketa telah diterbitkan data
yuridis berupa putusan pengadilan dan secara fisik tanah yang
diterbitkan objek sengketa dikuasai dan diusahai oleh Penggugat secara
turun temurun. Dengan demikian Tergugat dalam menerbitkan objek
sengketa telah melanggar asas kecermatan;
13. bahwa dengan demikian sangat beralasan dan berdasar menurut hukum dan
keadilan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Tata Usaha Negara yang
menjadi objek sengketa dalam perkara a quo;

87
Berdasarkan alasan tersebut diatas, Penggugat memohon agar berkenan
kiranya Bapak Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Medan cq. Majelis
Hakim untuk memanggil pihak-pihak yang ada hubungannya dengan perkara
ini untuk hadir di persidangan yang telah ditentukan seraya memeriksa dan
mengadili serta memutuskan dengan amar putusan :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah objek sengketa yaitu : Sertipikat Hak
Milik Nomor : 130/ Desa Pakpahan Tgl. 1 Desember 2006 dengan Surat
Ukur Nomor : 12/Pakpahan/2006 Tgl. 20 Nopember 2006 seluas 1.667 M 2
atas nama Lintas Pakpahan;
3. Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut dan mencoret dari register
buku tanah terhadap objek sengketa yaitu : Sertipikat Hak Milik Nomor :
130/ Desa Pakpahan Tgl. 1 Desember 2006 dengan Surat Ukur Nomor :
12/Pakpahan/2006 Tgl. 20 Nopember 2006 seluas 1.667 M2 atas nama
Lintas Pakpahan;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya biaya yang timbul dalam
perkara ini;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan
Jawabannya tertanggal 12 Mei 2019, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI
1. Tentang Kewenangan Absolut
a. Bahwa seluruh dalil gugatan Penggugat menyangkut pemilikan atas tanah
dimana belum ada kejelasan, keabsahan, dan dasar hukum yang
membuktikan pemilikan tanah oleh Penggugat, dengan demikian adalah
tidak tepat perkara a quo untuk diperiksa Majelis Hakim a quo karena
menyangkut tentang hak-hak keperdataan Penggugat yang harus
dibuktikan terlebih dahulu kejelasan dan keabsahan secara materil atas
kepemilikan tanah a quo dimana lembaga yang mempunyai kompetensi dalam
memeriksa dan memutus perkara dimaksud adalah Peradilan Umum (Perdata),
hal ini bertentangan dengan ketentuan dalam Pasal 1 Ayat (4) Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 Jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara yang dengan tegas menyatakan bahwa :

88
“Sengketa Tata Usaha Negara adalah Sengketa yang timbul dalam bidang
Tata Usaha Negara” sehingga Penggugat harus terlebih dahulu membuktikan
secara materil keabsahan klaim kepemilikan tanah a quo di Peradilan Umum
(Perdata) dengan demikian gugatan Penggugat telah bertentangan dengan
ketentuan Pasal 47, Pasal 53, Pasal 77 Ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun
1986 Jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 2004. Undang-Undang No. 51 Tahun
2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka beralasan hukum mohon
kiranya Majelis Hakim a quo menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat
diterima, karena secara absolut kewenangannya berada pada Peradilan Umum ;
b. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 77 Ayat 1 UU No. 5 Tahun 1986
dijelaskan bahwa eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan dapat
diajukan setiap waktu selama pemeriksaan dan meskipun tidak ada
eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan apabila Hakim
mengetahui hal itu, ia karena jabatannya wajib menyatakan bahwa
Pengadilan tidak berwenang mengadili sengketa yang bersangkutan. Oleh
karena dalam hal ini Tergugat ada mengajukan eksepsi tentang kewenangan
absolut, dengan demikian sudah menjadi kewajiban Hakimuntuk terlebih
dahulu memeriksa, memutus dan menyelesaikan apakah sengketa a quo
menjadi kewenangannya, dengan kata lain Majelis Hakim harus
mengambil keputusan terlebih dahulu tentang kewenangan absolut yang
diajukan Tergugat. ;

2. Tentang Gugatan Penggugat Daluarsa (Jangka Waktu Terlampaui)


Pasal 55 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Jo. Undang-Undang No. 9 Tahun
2004 Jo. Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara Jo. Pasal 32 Ayat 2 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;
Bahwa dalil Penggugat halaman 2 dan seterusnya adalah sangat tidak
berdasarkan hukum dan mengada-ngada yang menyatakan antara lain
Penggugat merasa keberatan karena terbitnya Sertipikat a quo yang baru
diketahui Para Penggugat pada tanggal 2 Maret 2019 saat pertemuan dikantor
Desa Pakpahan dimana adik kandung Lintas Pakpahan menujukkan objek

89
sengketa pada pertemuan tersebut Tergugat menggangap dalil Para Penggugat
tersebut terlalu mengada-ngada dan tidak berdasarkan hukum, hal ini
dikarenakan :
- Sertipikat Hak Milik No. 130/ Pakpahan tanggal 01-12-2006 yang terletak di
Jalan Pangaribuan-Garoga Desa Pakpahan Kecamatan Pangaribuan
Kabupaten Tapanuli Utara yang dimaksud Para Penggugat telah lama terbit
berdasarkan Surat Keputusan Pengakuan Hak Tanah Milik Adat No. 276/
HM/ HTPT/ TU/12/ 2006 Tanggal 01-12-2006 Tanggal 01-12-2006, sesuai
dengan Surat Ukur Nomor 12/Pakpahan/2006 tanggal 20 November 2006
seluas 1.667 m2 atas nama Lintas Pakpahan;

Dengan demikian Gugatam Penggugat telah melewati tenggang waktu


sebagaimana dalam pasal 55 Undang – Undang No. 5 Tahun 1986 jo. Undang –
Undang No. 9 Tahun 2004;

Sementara gugatan didaftarkan pada tanggal 20 September 2021 dan perbaikan


formal tanggal 1Novmber 2021, maka gugatan yang diajukan oleh Penggugat telah
melampaui tenggang waktu 90 hari sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Undang –
Undang No. 5 Tahun 1986 yang isinya menyatakan bahwa;

“Gugatan dapat diajukan hanya dalam waktu 90 hari sejak saat diterimannya
atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara”.

Adapun dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Penggugat baru mengetahui obyek
perkara pada tanggal 07Maret 2019 adalah dalil yang keliru dan tidak
berdasarkan hukum yang kuat. Untuk itu beralasan menurut hukum kiranya Majelis
Hakim menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya dan menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk verklaard) ;

3.Tentang Penggugat tidak mempunyai kapasitas untuk mengajukan gugatan


dalam perkara a quo ;

-Bahwa dalam gugatannya Penggugat mendalilkan sebagai yang berhak atas


obyek perkara;

90
- Bahwa apabila dilihat dari dalil posita maupun petitum gugatan belum ada
kejelasan serta keabsahan Pemilik dan dasar hukum waris Para
Penggugat terhadap tanah objek perkara sehingga Para Penggugat belum
memiliki kapasitas dan kualitas untuk mengajukan gugatan a quo ;

- Bahwa untuk menyatakan diri sebagai yang berhak atas obyek perkara
seharusnya Para Penggugat harus dapat menunjukkan alas hak kepemilikan
obyek perkara dan Surat Keterangan Ahli Waris serta Penetapan Ahli Waris
serta Penetapan Ahli Waris selaku ahli waris Almarhumah Januar
Lumbangaol, tidak cukup hanya bercerita bahwa Para-Penggugat adalah pihak
yang berhak atas obyek perkara dan selaku ahli waris Almarhumah Januar
Lumbangaol, tanpa menunjuk dasar hukum yang jelas dan pasti ;

Bahwa berdasarkan dalil tersebut diatas berkaitan dengan belum adanya dasar
hukum pemilikan obyek perkara Para Penggugat dan sebagai ahli waris
Almarhumah Januar Lumbangaol serta dasar hukum untuk mewakili seluruh
ahli waris Almarhumah Januar Lumbangaol sehingga Para Penggugat tidak
memiliki kapasitas dan kualitas untuk mengajukan gugatan aquo dan menurut
hukum Para Penggugat tidak berhak atas tanah berperkara.

- Bahwa untuk menguatkan dalil tersebut diatas Tergugat mengujuk


Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung R.I. No.442/K/Sip/1973 tanggal 8
Oktober 1973, yang amar pertimbangan hukumnya berbunyi antara lain ;
“Gugatan dari seorang yang tidak berhak memajukan gugatan tersebut harus
dinyatakan tidak dapat diterima”.

4. Tentang Kepentingan Penggugat Tidak ada dirugikan (Pasal 53 ayat 1 dan 2


UU No.9 Tahun 2004).

Bahwa Tergugat dalam menerbitkan Sertipikat aquo telah melempuh prosedur


berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku sebagaimana yang
ditentukan dalam Pasal 19 Ayat 1 dan 2 Undang – Undang No. 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-PokokAgraria jo. Pasal 12 Ayat 1, Pasal 14, Pasal
18, Pasal 19 Ayat 1,2, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25 Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dimana telah dilakukan pemeriksaan data

91
fisik dan data yuridis dan tenyata tidak ada kaitan hukumnya dengan Penggugat,
sehingga penerbitan Sertipikat aquo tidak ada merugikan kepentingan Penggugat,
oleh karena itu beralasan hukum mohon kiranya Majelis Hakim menolak gugatan
Penggugat untuk seluruhnya ;

II. Dalam Pokok Perkara

1. Bahwa tergugat dengan tegas membantah dalil gugatan penggugat, terkecuali


terhadap hal – hal yang diakui secara tegas didalam jawaban ini ;
2. Bahwa segala sesuatu yang dikemukakan dalam eksepsi diatas, secara mutatis
mutandis mohon dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pokok
perkara ini, oleh karenannya tidak perlu diulang lagi;
3. Bahwa benar Tergugat telah menerbitkan Sertipikat Hak Milik No. 130/
Pakpahan tanggal 01-12-2006 yang terletak di Jalan Pangaribuan-Garoga Desa
Pakpahan Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara di terbit
berdasarkan Surat Keputusan Pengakuan Hak Atas Tanah Milik Adat No. 276/
HM/HTPT/TU/12/2006 Tanggal 01-12-2006, sesuai dengan Surat Ukur Nomor
12/Pakpahan/2006 tanggal 20 November 2006 seluas 1.667 m2 atas nama
Lintas Pakpahan ;
4. Bahwa penerbitan Sertipikat Hak Milik Nomor 130/Desa Pakpahan, tertanggal
01 Desember 2006 atas tanah seluas 1.667 m2 tercatat atas nama LINTAS
PAKPAHAN dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang yang berlaku,
didasari atas hak atau bukti penguasaan berupa:
- Surat Parningotan tanggal 16 Oktober 1997, sebidang tanah kosong yang
diperbuat dihadapan para saksi dan diketahui Kepala Desa Pakpahan ;
- Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah tanggal 18 April 2002
dihadapan para saksi dan diketahui Kepala Desa Pakpahan ;
5. Bahwa penerbitan Sertipikat a quo pada halaman 4 poin 1 dan 2 menyatakan
bahwa Tergugat dalam menerbitkan Sertipikat Hak Milik Nomor :
84/Simangumban Julu tidak melalui prosedur , dengan ini tegas Tergugat
menolak , karena telah menempuh prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku
sebagaimana yang ditentukan oleh pasal 19 ayat 1 dan 2 Undang – Undang No.
5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok – Pokok Agraria jo. Peraturan

92
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dimana telah
dilakukan pemeriksaan data fisik dan data yuridis, sehingga penerbitan
Sertipikat aquo telah sesuai dengan Azas – azas umum pemerintah yang baik
yaitu berdasarkan Undang – Undang No. 28 Tahun 1999, maka tidak ada alasan
Para Penggugat untuk menyatakan Sertipikat tersebut batal atau tidak sah, akan
tetapi demi hukum justru harus dinyatakan sah dan berkekuatan Hukum oleh
karena itu harus dipertahankan sebagai tanda bukti hak atas tanah ;
6. Bahwa untuk menjaga keputusan ini tidak hampaadanya, mohon kiranya majelis
Hakim a quo memanggil pemegang Sertipikat Objek perkara, agar pemegang
Sertipikat a quo mempunyai kesempatan untuk memepertahankan haknya,
dengan pasal 83 Undang – Undang No.5 Tahun 1986 jo. Undang – Undang No.
9 Tahun 2004 jo. Undang – Undang No. 51 Tahun 2009;

Maka berdasarkan hal – hal tersebut diatas, Tergugat mohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan yang amarnya
sebagai berikut:

Dalam Eksepsi.

- Menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya ;

Dalam pokok Perkara :

1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak – tidaknya menyatakan


gugatan tidak dapat diterima ;
2. Menghukum untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini; -

Menimbang, bahwa atas Jawaban Tergugat, Penggugat mengajukan Repliknya


tertanggal 16 Oktober 2021 ;

Menimbang, bahwa atas Replik Penggugat Tergugat mengajukan Dupliknya


tertanggal 16 Oktober 2021

93
Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil – dalil Gugatannya, Penggugat telah
mengajukan Surat Bukti sebanyak 8 (delapan) surat bukti yang telah bermaterai cukup
dan telah dicocokkan dengan asli maupun fotocopinya, dan telah diberi tanda P-1
sampai dengan P-8 sebagai berikut ;

1. Foto kopi Sertipikat Hak Milik Nomor: 130 tanggal 1 Desember 2006, dan Surat
Ukur Nomor 12/Pakpahan/2006 tanggal 20 Nopember 2006. Seluas 1.667 m, atas
nama : Lintas Pakpahan telah bermaterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti
Penggugat..…....…. P – 1 ;

2. Foto kopi Surat Keterangan Kepala Desa Pakpahan Kecamatan Pangaribuan


Kabupaten Tapanuli Utara tanggal 2 Maret 2019, tentang pertemuan mediasi tanggal
2 Maret 2019 antara Keluarga Tius Pakpahan yang diwakili anaknya Hulman
Pakpahan dengan pihak Lintas Pakpahan yang diwakili adiknya Saur Pakpahan telah
bermaterai cukupselanjutnya diberi tanda bukti
Penggugat………………….......................…....................…….. P – 2 ;

3. Foto kopi Salinan Putusan Pelaksanaan Hukum Lokal di kewedanaan Silindung


Putusan Rapat Besar di Tarutung (Pengadilan Belanda) Nomor: 12/1924 tanggal 18
Maret 1924 jo Putusan Rapat kecil di Pangaribuan (Pengadilan Belanda) Nomor:
24/1922 tanggal 27 Oktober 1922 dalam Perkara gugatan Djahiran Goeltom
melawan Pangoendja Pakpahan bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti
Penggugat ;……….......………….... P – 3 ;

4. Foto kopi Terjemahan Resmi tanggal 10 Juni 2019 tentang Salinan Putusan
Pelaksanaan Hukum Lokal di Kewedanaan Silindung Putusan Rapat Besar di
Tarutung (Pengadilan Belanda) Nomor : 12/1924 tanggal 18 Maret 1924 Jo Putusan
Rapat Kecil di Pangaribuan (Pengadilan Belanda) Nomor: 24/1922 tanggal 27
Oktober 1922 dalam Perkara gugatan Djahiran Goeltom melawan Pangoendja
Pakpahan bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti
Penggugat…………............................................………………………...P – 4 ;

5. Foto kopi Surat Keterangan Kepala Desa Pakpahan, Kecamatan Pangaribuan,


Kabupaten Tapanuli Utara, tanggal 2 Maret 2019, selanjutnya telah bermeterai

94
cukup diberi tanda pra bukti
Penggugat………………………………………………………………………P – 5 ;

6. Foto kopi Surat Keterangan Ahli Waris Nomor : 140/743/SKAW/III/2018 tanggal


13 Maret 2018, menerangkan Robinson Pakpahan, dkk (Para Penggugat) adalah ahli
waris Tius Pakpahan dan Pastima Doongoran bermeterai cukup selanjutnya diberi
tanda bukti Penggugat………….......…………….......
…………………………………………… P – 6 ;

7. Foto kopi Tarombo Silsilah Pangoendja Pakpahan / Br Silitonga tanggal 12 April


2018 menerangkan Robinson Pakpahan (Penggugat) adalah ahli waris Pangoendja
Pakpahan telah bermaterai cukup selanjutnya diberi tanda
bukti ; ................................……….. P – 7 ;

8. Foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Republik Indonesia dengan


NIK.1202130902440001 Atas nama Robinson Pakpahan telah bermeterai cukup
selanjutnya diber tanda bukti ; ......................................................................................
P–8;

Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil Jawabannya, Tergugat telah


mengajukan Surat Bukti sebanyak 7 (tujuh) surat bukti yang telah bermeterai cukup dan
telah dicocokkan dengan asli maupun fotocopinnya, dan telah diberi tanda T – 1 sampai
dengan T – 7 sebagai berikut ;

1. Foto copy Buku Tanah Milik Nomor : 130/2006 Desa Pakpahan, Kecamatan
Pangaribuan tanggal 20 November 2006 atas nama Lintas Pakpahan, telah
bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti
……………………………………….......……......................…...T – 1 ;

2. Foto copy Surat ukur Tanah Nomor : 12/2006 Desa Pakpahan, Kecamatan
Pangaribuan, tanggal 20 November 2006, atas nama Lintas Pakpahan telah
bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti ;
…………………………………………………...........……….... T – 2 ;

95
3. Foto Copy Surat Surat Permohonan Pendaftaran tanggal 04-09-2006, atas nama
Lintas Pakpahan telah bermeterai cukup selanjutnya diber tanda bukti ;
……………........... T – 3 ;

4. Foto Copy Surat Penguasaan Fisik Bidang Tanah tanggal 18-04-2002, atas nama
Lintas Pakpahan telah bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti ;...........
………… . .T – 4 ;

5. Foto Copy Surat Nota Dinas tanggal 1 Desember 2006, telah bemeterai cukup
selanjutnya diber tanda bukti ; ……………………………………...…………..........
…………...T – 5 ;

6.Foto Copy Risalah penelitian data Yuridis dan Penetapan Batas, Nomor:
312/PAN/HHT/IX/2006, telah bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda
bukti ;........T – 6 ;

7. Foto Copy Surat Pamingotan tanggal 16 November 1997, atas nama LINTAS
PAKPAHAN telah bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti ;
…….............................……..T – 7 ;

Menimbang, Penggugat dalam Persidangan telah mengajukan 2 (dua) orang


saksi dalam perkara ini adalah sebagai berikut ;

1. SITI AMELIA AISYAH, Warga Negara Indonesia, tempat dan tanggal lahir
Namu Ukur, 11-09-1998, Pekerjaan Staf Pengajar Pascasarjana USU Medan,
Tempat tinggal Dusun Geritgit Desa Gunung Ambat Kab. Langkat, Jenis kelamin
Perempuan, agama Islam. dibawah sumpah telah memberikan keterangan pada
pokoknya sebagai berikut;
- Bahwa benar Bukti P – 3 dan Bukti P – 4 yang saksi terjemahkan ;
- Bahwa yang saksi terjemahkan Hasil Rapat yang intinya satu keputusan dari jaman
Belanda:
- Bahwa yang berpekara adalah Pangoendja sebagai Penggugat dan Jahiran Sebagai
Tergugat:
- Bahwa isi keputusan rapat kecil dan rapat besar adalah member penguatan terhadap
keputusan-keputusan yang terdapat pada vonis rapat kecil :

96
- Bahwa rapat kecil isinya adalah Sawah sibual tinggal pada Pangoendja dan
Lamsana dan sawah kepada Pangoendja dan Lamsana:

2. FANNY KHAIRANI, Warga Negara Indonesia, tempat dan tanggal lahir Nias
Selatan, 03-07-1997, Pekerjaan Petani/berkebun,tempat tinggal Lumban Dongoran,
Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten TapanuliUtara. Jenis kelamin Laki-laki,
agama Kristen Protestan. dibawah janji telah memberikan keterangan pada
pokoknya sebagai berikut ;
- Bahwa saksi tahu tanah obyek sengketa :
- Bahwa saksi tahu yang mengusahai adalah Pangoendja Pakpahan terus turun
temurun sampai kepada Penggugat :
- Bahwa tidak pernah dikuasai oleh Lintas Pakpahan :
- Bahwa yang mengerjakan tanah obyek sengketa adalah Robinson Pakpahan
- Bahwa Lokasi tanah Lintas Pakpahan adalah di Taga Hambing sebelum Sibual:
- Bahwa Robinson Pakpahan mendapatkan tanah dari Nenekmoyangnya:
- Bahwa batas-batasnya adalah tali air :
- Bahwa Luas tanah Tius Pakpahan adalah ± 4 hektar :

Menimbang, bahwa Tergugat dalam Pemeriksaan Perkara ini tidak mengajukan Saksi,
meskipun telah diberikan kesempatan yang cukup ;

Menimbang, bahwa terhadap perkara ini padaTanggal 13 Novembe 2021telah


diadakan Pemeriksaan Setempat ke Lokasi Obyek Sengketa yang terketak di Desa
Pakpahan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara, ;

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan Kesimpulannya tertanggal 21


November
2021 ;--------------------------------------------------------------------------------------------------
--

Menimbang, bahwa Tergugat telah mengajukan Kesimpulannya tertanggal 22


November2021 ;------------------------------------------------------------------------------------
----------------------

97
Menimbang, bahwa akhirnya Para Pihak menyatakan tidak ada mengajukan
sesuatu lagi dalam perkara ini dan selanjutnya mohon Putusan ;

Menimbang bahwa, segala sesuatu yang terjadi selama pemeriksaan perkara ini
adalah sebagaimana dimuat dalam Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita
Acara Persidangan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dengan Putusan ini ;

---------------------------TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM


--------------------------------

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Gugatan Para Penggugat adalah


sebagaimana tersebut di atas;

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Para Penggugat pada pokoknya


memohon untuk dinyatakan batal atau tidak sah objek sengketa berupa Sertipikat Hak
Milik Nomor : 130/ Desa Pakpahan Tgl. 1 Desember 2006 dengan Surat Ukur Nomor :
12/Pakpahan/2006 Tgl. 20 Nopember 2006 seluas 1.667 m2, atas nama Lintas
Pakpahan (selanjutnya disebut sebagai objek sengketa) (vide : Bukti P-1 = Bukti T-1
dan Bukti T-2);

Menimbang, bahwa yang menjadi masalah pokok dalam Sengketa Tata Usaha
Negara ini adalah Tergugat (Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara)
selaku Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara telah menerbitkan objek sengketa a quo
dan menurut Para Penggugat, penerbitan objek sengketa a quo telah melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melanggar Asas-Asas Umum
Pemerintahan Yang Baik (AUPB);

Menimbang, bahwa terhadap Gugatan Para Penggugat tersebut, Tergugat telah


mengajukan Jawabannya tertanggal 12Mei 2019 yang didalamnya memuat mengenai
Eksepsi dan Pokok Perkara, yang pada pokoknya menolak seluruh dalil-dalil gugatan
yang diajukan Para Penggugat;

Menimbang, bahwa oleh karena atas gugatan Para Penggugat tersebut Tergugat
dalam jawabannya menyampaikan Eskepsi, oleh karena itu sebelum
mempertimbangkan mengenai pokok sengketannya, Majelis Hakim akan

98
mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat
tersebut ;

DALAM EKSEPSI

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat, Pihak Tergugat telah


menyampaikan jawabannya yang disertai eksepsi, yang pada pokoknya adalah;

a. Tentang Kompetensi Absolut;


b. Tentang Gugatan Penggugat Daluarsa (jangka waktu terlampaui);
c. Tentang Para Penggugat tidak mempunyai kapasitas mengajukan gugatan dalam
perkara a quo;
d. Tentang Kepentingan Penggugat tidak ada dirugikan (Pasal 53 ayat 1 dan 2 UU
No. 9 Tahun 2004);

Menimbang, bahwa dalil-dalil eksepsi Tergugat tersebut tidak dituangkan lagi


secara lengkap dalam pertimbangan hukum ini karena telah termuat secara lengkap
dalam uraian Tentang Duduk Perkara di atas;

Menimbang, bahwa terhadap eksepsi-eksepsi yang diajukan Tergugat tersebut,


Majelis Hakim akan mempertimbangkannya dengan mempedomani ketentuan Pasal 77
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang
mana Undang – Undang tersebut telah dirubah sebanyak dua kali, terakhir dengan
Undang – Undang Nomor 51 Tahun 2009 (Selanjutnya dalam pertimbangan putusan ini
disebut Undang – Undang Tentang Peradilan TUN);

Menimbang, bahwa guna mempermudah sistimatika dalam menyusun


pertimbangan hukum sengketa a quo, Majels Hakim di dalam mempertimbangkan
terhadap eksepsi-eksepsi yang diajukan oleh Tergugat tidak akan merujuk berdasarkan
urutan eksepsi yang diajukan oleh Tergugat, namun akan mendasarkan pada alur
pertimbangan hukum dari Majelis Hakim;

Menimbang, bahwa selanjutnya dalam ketentuan pasal 107 Undang – Undang


tentang Peradilan TUN mengatur Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban
pembuktian beserta penilaian pembuktian, dan untuk sahnya pembuktian diperlukan
sekurang-kurangnya dua alat bukti berdasarkan keyakinan Hakim ;

99
Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada ketentuan normatif yang
mengatur mengenai pembuktian di atas, Majelis Hakim dengan kewenangannya
berdasarkan asas dominus litisakan mempertimbangkan eksepsi-eksepsi tersebut;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mempelajari Eksepsi Tergugat huruf


a termasuk kedalam Eksepsi tentang kewenangan absolute Pengadilan, sedangkan
eksepsi Tergugat huruf b, huruf c dan huruf d termasuk ke dalam Eksepsi lain yang
dapat diputus hanya bersama dengan pokok perkara;

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat telah mengajukan eksepsi tentang


kompetensi absolute pengadilan maka Majelis Hakim akan mendahulukan
pertimbangan hukum terhadap eksepsi tersebut sebagaimana diatur Pasal 77 ayat (1)
Undang – Undang Tentang Peradilan TUN, dengan pertimbangan sebagai berikut;

Menimbang, bahwa yang menjadi objek gugatan dalam hal ini adalah
Keputusan Tata Usaha Negara berupa Sertipikat Hak Milik No. 130/Desa Pakpahan
Tgl. 1 Desember 2006 dengan Surat Ukur Nomor : 12/Pakpahan/2006 Tgl. 20
Nopember 2006 seluas 1.667 m2, atas nama Lintas Pakpahan;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 47 dan Pasal 50 Undang –


Undang Tentang Peradilan TUN, dapat diketahui mengenai kewenangan Pengadilan
Tata Usaha Negara adalah memeriksa, memutus dan menyelesaikan Sengketa Tata
Usaha Negara;

Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan bunyi ketentuan Pasal 1 angka 10


Undang – Undang Tentang Peradilan TUN telah menentukan batasan Sengketa Tata
Usaha Negara sebagai berikut :

Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata
Usaha Negara antara Orang atau Badan Hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara,
termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. ;

100
Menimbang, bahwa apa itu Keputusan Tata Usaha Negara telah ditegaskan
dalam ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang – Undang Tentang Peradilan TUN yang
berbunyi sebagai berikut :

Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh badan atau pejabat tata usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha
Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat
konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata. ;

Menimbang, bahwa setifikat Hak Milik in casu objek sengketa dihubungkan


dengan ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang – Undang Tentang Peradilan TUN tersebut
diatas, menurut pendapat Majelis Hakim telah memenuhi secara komulatif unseu-unsur
dari sebuah Keputusan Tata Usaha Negara, dengan pertimbangan sebagai berikut ;

- Objek sengketa a quo telah berwujud penetapan yang tertulis berupa Surat
Keputusan dalam bentuk Sertipikat Hak Milik ;
- Dikeluarkan oleh badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yakni Kepala Kantor
Pertanahan Tapanuli Utara ;
- Berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan Peraturan perundangan
yang berlaku yakni tindakan Kepala Kantor Pertanahan Tapanuli Utara dalam
kapasitasnya selaku Pejabat TUN dalam memproses dan menerbitkan tanda bukti
hak berupa Sertipikat Hak Milik ;
- Bersifat konkret karena telah nyata hal yang diaturnya yaitu tentang Penerbitan
sertifikat berupa sertifikat hak Milik, bersifat individual karena keputusan tersebut
ditujukan pada seseorang, telah bersifat final karena tidak memerlukan persetujuan
lagi dari pihak manapun;

Menimbulkan akibat hukum karena telah menimbulkan hak dan kewajiban


berupa perubahan keadaan status hukum terhadap tanah yang diatasnya telah
diterbitkan tanda bukti hak berupa Sertipikat Hak Milik;

Menimbang, bahwa Surat Keputusan objek sengketa menurut Majelis Hakim


juga bukan merupakan pengecualian sebagaimana diatur pada Pasal 2 dan Pasal 49
Tentang Peradilan TUN, karena yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo

101
adalah sertipikat hak milik yang dapat digugat oleh seseorang atau badan hukum
perdata yang merasa kepentingannya dirugikan;

Menimbang, bahwa pemeriksaan di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan


terkait proses pengujian penerbitan objek sengketa a quo apakah keputusan tersebut sah
(rechtmatig) atau tidak, bukan sengketa yang mempersoalkan hak kepemilikan atas
sebidang tanah yang termasuk ke dalam ruang lingkup hukum perdata
(privaatrechtelijk);

Menimbang, bahwa dalil-dalil Tergugat mengenai adanya sengketakepemilikan


hak atas tanah dalam gugatan Para Penggugat adalah tidak beralasan hukum sehingga
Majelis Hakim berpendapat Menolak Eksepsi Tergugat Kompetensi absolut;

Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan eksepsi


selain kompetensi absolute atau lain-lain yang diajukan Eksepsi Tergugat. Terlebih
dahulu Majelis Hakim akan mempertimbangkan eksepsi Tergugat huruf b tentang
gugatan Para Penggugat telah daluarsa dengan pertimbangan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa untuk menguji apakah gugatan Para Penggugat telah lewat
waktu atau tidak maka Majelis Hakim akan mengujinya berdasarkan ketentuan Pasal 55
Undang – Undang Tentang Peradilan TUN ;

“gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu Sembilan puluh hari
sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara” ;

Menimbang, bahwa terhadap Pihak Ketiga yang namanya tidak disebut/dituju


lansung dalam Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat, berdasarkan Yurisprudensi
Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 5 K/TUN/1992, tanggal 6 Februari 1993 Jo.
Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 270 K/TUN/2001, tanggal 4 Maret 2002, yang
memiliki kaedah hukum bahwa perhitungan 90 (Sembilan Puluh) hari pengajuan
gugatan dihitung sejak Pihak Ketiga tersebut mengetahui dan merasa kepentingannya
dirugikan dengan adanya Keputusan Tata Usaha Negara yang sedang digugat ;

Menimbang, bahwa Para Penggugat didalam positanya menyatakan bahwa baru


mengetahui sertipikat hak Milik in casu objek sengketa yakni pada tanggal 2 Maret

102
2019 pada saat pertemuan di Kantor Desa Pakpahan dimana adik kandung Lintas
Pakpahan menujukkan objek sengketa pada pertemuan tersebut (Vide Bukti P – 2);

Menimbang, bahwa dalil Tergugat dalam jawabannya yang menyatakan Para


Penggugat sudah mengetahui sejak objek sengketa diterbitkan Tergugat yang
berdasarkan Surat Keputusan Pengakuan Hak Atas Tanah Milik Adat No.
276/HM/HTPT/TU/12/2006 Tanggal 01-12-2006;

Menimbang, bahwa objek sengkea a quo bukan ditujukan kepada Para


Penggugat, Para Penggugat bukan sebagai pemohon/pemegang sertipikat hak milik,
maka pihak Para Penggugat merupakan pihak yang tidak dituju sehingga penghitungan
tenggang waktu pengajuan gugatan didasarkan pada saat mengetahui dan merasa
kepentingannya dirugikan;

Menimbang, bahwa Penggugat baru mengetahui objek sengketa pada tanggal 2


Maret 2018 berdasarkan Bukti P – 2, sementara sementara gugatan didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan pada tanggal 30 April 2018
sedangkan pihak Tergugat tidak dapat membuktikan sebaliknya di persidangan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Menurut Majelis


Hakim Para Penggugat bukan yamng dituju terhadap penerbitan objek sengketa
sehingga dalil eksepsi Tergugat tidak beralasan hukum sehingga Para Penggugat masih
memenuhi ketentuan tenggang waktu pengajuan gugatan sesuai ketentuan Pasal 55
Undang – Undang Tentang Peradilan TUN. Oleh karenanya eksepsi Tergugat huruf b
yang menyatakan gugatan Para Penggugat telah lewat waktu/daluarsa tidak beralasan
hukum dan patut untuk ditolak;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan eksepsi


Tergugat huruf c dan huruf d secara bersamaan karena mendalilkan hal yang sama yaitu
Para Penggugat tidak memiliki kapasitas untuk mengajukan gugatan dan mengenai Para
Penggugat tidak mempunyai kepentingan karena merupakan dalil yang sama
sebagaimana ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang – Undang Peradilan TUN, sebagai
berikut ;

103
Menimbang, bahwa unsur kepentingan merupakan salah satu syarat yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam mengajukan gigatan di Pengadilan Tata Usaha
Negara sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 53 ayat (1) Undang – Undang Tentang
Peradilan TUN, yang menyatakan bahwa “orang atau badan hukum perdata yang
merasa kepentingannya dirugikan oleh suat Keputusan Tata Usaha Negara dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar
Keputusan Tata UsahaNegara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah,
dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”;

Menimbang, bahwa ketentuan tersebut di atas menunjukkan bahwa unsure


adanya kepentingan yang dirugikan merupakan unsure yang paling cocok yang harus
melekat pada diri Para Penggugat untuk mengajukan gugatan atas suatu Keputusan Tata
Usaha Negara yang diterbitkan, karena dengan adanya unsur tersebut terjadi hubungan
causal verband antara Para Penggugat sebagai subyek hukum dengan Surat Keputusan
yang digugat. Hal tersebut sejalan dengan asas point d’ interet point d’ action atau tiada
kepentingan maka tiada gugatan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Bukti P – 2 sampai dengan Bukti P – 7 dan


pada pemeriksaan setempat pada tanggal 13Juni 2019 serta keterangan saksi Para
Penggugat dipersidangan bahwa lokasi yang terbit objek sengketa a quo adalah
merupakan tanah yang dikuasain dan diusahai oleh Para Penggugat yang merupakan
ahli waris dari Alm. Tius Pakpahan (vide Bukti P – 6), sehingga menurut Majelis
Hakim Para Penggugat mempunyai kepentingan baik dalam melindungi
kepentingannya maupun berproses dipengadilan untuk menguji keabsahan dan prosedur
penerbitan objek sengketa berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan sesuai
dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut eksepsi Tergugat huruf


c dan huruf d Para Penggugat tidak memiliki kapasitas untuk mengajukan gugatan dan
mengenai Para Penggugat tidak mempunyai kepentingan adalah dalil yang tidak
beralaskan hukum dan patut untuk ditolak;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas,


eksepsi-eksepsi Tergugat telah ditolak seluruhnya, maka selanjutnya Majelis Hakim

104
akan memepertimbangkan mengenai pokok sengketanya dengan pertimbangan sebagai
berikut ;

DALAM POKOK SENGKETA

Menimbang, bahwa dalam pokok sengketa ini, terdapat beberapa aspek yang
dapat dijadikan acuan oleh Majelis Hakim dalam memeberikan pertimbangan hukum,
diantaranya aspek kewenangan, prosedur dan substansi penerbitan Keputusan in casu
objek sengketa;

Menimbang, bahwa oleh karena Peradilan Tata Usaha Negara adalah


merupakan peradilan administrasi murni (rechtspraak), maka pemeriksaan yang
dilakukan terhadap objek sengketa oleh Majelis Hakim terbatas hanya pada aspek
rechtmatigheid saja, hal ini bermakna pengujian (toetsing) terhadap objek sengketa
hanya terbatas dari aspek yuridis saja;

Menimbang, bahwa sesuai dengan asas pengujian ex-tunc yang berlaku untuk
Peradilan Administrasi murni, maka pengujian yang dilakukan hanya terhadap fakta
dan keadaan hukum yang ada pada saat objek itu dikeluarkan, sedangkan terhadap fakta
dan keadaan hukum setelah objek sengketa dikeluarkan bukan menjadi domain dari
Majelis Hakim untuk mempertimbangkannya;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil Gudatannya, Para Penggugat


telah mengajukan Alat Bukti Surat yang diberi tanda Bukti P – 1 sampai dengan Bukti
P – 8 dan 2 (dua) orang saksi sedangkan Tergugat untuk menguatkan dalil-dalil
Jawabannya, telah mengajukan Alat Bukti Surat yang diberi tanda Bukti T – 1 sampai
dengan Bukti T – 7;

Menimbang, bahwa pertama-tama Majelis Hakim akan mempertimbangkan


kewenangan Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa a quo, yang Pertimbangan
Hukumnya adalah sebagai berikut :

Menimbang, bahwa Ketentuan Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun


1997 Tentang Pendaftaran Tanah menyatakan bahwa :

Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional.

105
Menimbang, bahwa selanjutnya pada ketentuan Pasal 6 ayat (1) menyatakan
bahwa :

(1) Dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 5 tugas pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala Kantor
Pertanahan, kecuali kegiatan-kegiatan tertentu yang oleh Peraturan Pemerintah
ini atau perundang-undangan yang bersangkutan ditugaskan kepada Pejabat lain.

Menimbang, bahwa sertipikat hak milik objek sengketa, telah diproses dan
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara, dimana
pemohon sertipikat adalah warga Kabupaten Tapanuli Utara dan lokasi tanah yang
dimohonkan juga berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan
wilayah hukum dari Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara (Vide bukti T – 2 s/d
Bukti T – 4) ;

Menimbang, bahwa apabila ketentuan Pasal 5 dan ketentuan Pasal 6 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah tersebut
diatas dihubungkan dengan sertipikat hak milik objek sengketa, yang telah diproses dan
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Tapanuli Utara, maka menurut pendapat
Majelis Hakim tidak terdapat cacat kewenangan didalam penerbitan sertipikat hak milik
objek sengketa tersebut;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan dari


segi formal procedural penerbitan sertipikat hak milik in casu objek sengketa apakah
telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mendasarinnya yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1987 Tentang Pendaftaran Tanah serta
PeraturanPelaksanaannya dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional, dengan pertimbangan sebagai berikut :

Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil gugatan Para Penggugat dan dalil-


dalil bantahan eksepsi Tergugat dikaitkan dengan alat bukti yang diajukan oleh para
pihak di persidangan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut;

1. Bahwa Para Penggugat adalah merupakan ahli waris dari Tius Pakpahan dan Pastima
Dongoran berdasarkan Surat Keterangan Ahli Waris Nomor

106
140/743/SKAW/III/2018 Tanggal 13 Maret 2018 (vide bukti P – 5 s/d bukti P – 7)
yang menguasai sebidang tanah yang terletak di Desa Pakpahan, Kecamatan
Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara;

2. Bahwa Penggugat menguasai dan mengusahai tanah yang diatasnya terbit objek
sengketa a quo yang diperoleh secara turun temurun dari orang tua Para Penggugat
Alm. Tius Pakpahan (memperoleh dari Alm. Pangoendja Pakpahan) yang didasarkan
Salinan Putusan Pelaksanaan hukum local di Kewedanan Silindung, Putusan Rapat
Besar di Tarutung Nomor : 12/1924 tanggal 18 Maret 1924 dan Putusan Rapat Kecil
di Pangaribuan Nomor 24/1922 tanggal 27 Oktober 1922 (vide bukti P – 3 dan Bukti
P – 4);

3. Bahwa adanya Surat Parningotan tanggal 16 Oktober 1997, yang dijadikan dasar
oleh Lintas Pakpahan (pemegang hak) dalam permohonan untuk mendapatkan hak
kepada Tergugat (vide bukti T – 7);

4. Bahwa adanya surat Permohonan Lintas Pakpahan yang ditujukan kepada Tergugat
tanggal 4 September 2006 (vide bukti T – 3);

5. Bahwa adanya Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (Sporadik) yang
terletak di Jalan Pangaribuan-Garoga, Desa Pakpahan, Kecamatan Pangaribuan yang
dibuat Lintas Pakpahan tanggal 18 April 2002 (vide bukti T – 4 );

6. Bahwa adanya Nota Dinas Tergugat tanggal 1 Desember 2006 perihal Permohonan
Pengakuan Hak Milik Adat atas tanah seluas 1.667 m2, yang terletak di Jalan
Pangaribuan-Garoga Desa Pakpahan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli
Utara, Provinsi Sumatera Utara;

7.Bahwa adanya Risalah Penelitian Data Yuridis dan Penetapan Batas Nomor :
312/PAN/HHT/IX/2006 tanggal 1 Desember 2006 (Vide Bukti T – 3);

8. Bahwa benar Tergugat telah menerbitkan sertipikat hak milik in casu objek sengketa
pada tanggal 1 Desember 2006 dan Surat Ukur Nomor 2/Pakpahan/2006 tanggal 20
November 2006 (vide bukti T – 1 dan Bukti T – 2);

107
9. Bahwa ada Pemeriksaan Setempat, Tanggal 13 Juni 2019, diperoleh fakta hukum
objek sengketa a quo terbit diatas sebagian tanah yang dikuasai secara fisik oleh
Para Penggugat; (vide Berita Acara Pemeriksaan Setempat);

Menimbang, bahwa dalil gugatan Penggugat dan dalil bantahan Tergugat serta
bukti-bukti yang diajukan di persidangan menurut hemat Majelis Hakim bahwa yang
menjadi persoalan/masalah pokok yang perlu dipertimbangkan dalam sengketa ini
adalah Apakah dalam penerbitan sertipikat hak milik in casu objek sengketa oleh
Tergugat mengandung cacat yurudis sehingga harus dinyatakan batal sebagaimana
diatur dalam Pasal 24 ayat (1) dam (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
1997 dan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 tahun 1999

Menimbang, bahwa dalil Penggugat dalam gugatannya yang menyatakan


Tergugat melanggar peraturan perundangan karena tidak meneliti data fisik dan data
yuridis bidang tanah dalam penerbitan objek sengketa a quo;

Menimbang, bahwa didalam Ketentuan Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah


Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah dinyatakan bahwa;

Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara
terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan,
pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam
bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah
susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang
sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebaninya;

Menimbang, bahwa selanjutnya ketentuan penelitian data fisik dan yuridis dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah menyatakan,
diatur dalam :

Pasal 24 ayat (1)

Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari konvensi hak-hak
lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-

108
bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar
kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau
oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap
cukup untuk mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang
membebaninya.

Menimbang, bahwa selanjutnya mengena ketentuan mengenai Penguasaan


tanah untuk pembuktian data fisik dan data yuridis diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999, menyatakan
bahwa :

Pasal 4

(1) Untuk Sebelum mengajukan permohonan hak, pemohon harus menguasai tanah
yang dimohon dibuktikan dengan data yuridis dan data fisik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menimbang, bahwa mencermati Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang


Tanah (sporadik) tanggal 18 April 2002 dan Surat Parningotan Tanggal 16 Oktober
1997 (Bukti T-4 dan Bukti T-7) dengan Bukti P-3 diperoleh fakta antara lain :

- Bahwa Penguasaan fisik oleh Vicky Idryansyah ( Penggugat) sebagai salah satu
ahli waris yang diperoleh dari orangtuanya Alm. Tius Pakpahan dengan
mengusahai dengan bercocok tanam padi dan jagung diatas tanah tersebut,
sebagaimana keterangan saksi Parpar Halomoan Dongoran dan Halomoan
Siahaan (vide berita acara persidangan tanggal 13Juni 2019);
- Bahwa bukti T-4 Lintas Pakpahan mendapatkan tanah tersebut dari mimbar
sormin sejak tahun 1997 berdasarkan bukti T-7 , sedangkan dalam bukti T-7
tersebut disebutkan bahwa lahan tersebut didapat dari Saur Pakpahan (adik
Lintas Pakpahan) tapi tidak dijelaskan sumber perolehan Saur Pakpahan;
- Bahwa berdasarkan hal tersebut diperoleh fakta bahwa Lintas Pakpahan tidak
pernah melakukan penguasaaan fisik bidang tanah dan tidak jelas data yuridis
perolehan lahan tersebut;

109
Menimbang, bahwa sesuai bukti T-6 mengenai Risalah penelitian data yuridis dan
penetapan batas tanggal 1 Desember 2006, pada halaman 2 mengenai penetapan batas
bidang tanah, untuk batas sebelah timur yang ditandatangani oleh Robinson Pakpahan
(salah satu Penggugat), dimana pengakuan Robinson Pakpahan tidak pernah
memberikan persetujuan dan menandatangani penetapan batas bidang tanah tersebut,
dan adanya ketidak sesuaian tandatangan antara bukti T-6 dan Bukti P-8 Foto kopi
KTP Robinson Pakpahan (vide berita acara pemeriksaan setempat tanggal 13Juni
2019);

Menimbang, bahwa persetujuan penetapan batas telah jelas diuraikan dalam


ketentuan Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah, yang berbunyi :

Pasal 17

(1) Untuk memperoleh data fisik yang diperlukan bagi pendaftaran tanah, bidang-
bidang tanah yang akan dipetakan diukur, setelah ditetapkan letaknya, batas-
batasnya dan menurut keperluannya ditempatkan tanda-tanda batas di setiap
sudut bidang tanah yang bersangkutan.
(2) Dalam penetapan batas bidang tanah dalam pendaftaran tanah secara sistematik
dan pendaftaran tanah secara sporadik diupayakan penetapan batas berdasarkan
kesepakatan para pihak yang berkepentingan.
(3) Penempatan tanda-tanda batas termasuk pemeliharaan-nya, wajib dilakukan
oleh pemegang hak atas tanah yang bersangkutan.
(4) Bentuk, ukuran, dan teknis penempatan tanda batas di-tetapkan oleh Menteri.

Menimbang, bahwa apabila dihubungkan dengan ketentuan Pasal 17 ayat (2)


dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 seharusnya Tergugat secara cermat
melakukan penelitian yuridis dan fisik dalam penetapan batas bidang tanah antara para
pihak yang berkepentingan/persetujuan pemegang hak yang berbatasan sehingga dapat
dibuktikan kebenarannya dikemudian hari serta mencegah adanya keberatan dari pihak
lain;

Menimbang, bahwa menurut pendapat Majelis Hakim Tergugat dalam proses


penerbitan sertifikat objek sengketa tidak sesuai dengan peraturan dalam penelitian

110
data fisik dan yuridis sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 17 dan Pasal 24
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999;

Menimbang, bahwa berdasarkan asas dominus litis, alat bukti yang diajukan
oleh Para Pihak dipersidangan berupa bukti surat dan keterangan saksi serta keyakinan
Hakim yang diperoleh selama pemeriksaan sengketa (Pasal 106 Undang-Undang
tentang Peradilan TUN), Majelis Hakim berpendapat dasar penguasaan Para Penggugat
tanah objek sengketa sesuai bukti P-3, sedangkan objek sengketa terbit didasarkan atas
penguasaan fisik dan yuridis yang tidak jelas sehingga diatas bidang tanah yang
dikuasai dan diusahai Para Penggugat secara terus menerus dan tetap Tergugat
menerbitkan objek sengketa a quo;

Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh uraian pertimbangan hukum di atas,


karena Tergugat dalam proses penerbitan sertifikat objek sengketa melanggar peraturan
perundang-undangan sehingga Tergugat juga dikualifikasikan melanggar asas-asas
pemerintahan yang baik khususnya asas kepastian hukum dan kecermatan karena
Tergugat telah mengabaikan peraturan perundangan dalam penerbitan sertifikat objek
sengketa, maka Majelis Hakim berkesimpulan terhadap objek sengketa a quo sudah
sepatutnya dinyatakan batal;

Menimbang, bahwa mengenai dalil-dalil lain dari para pihak dalam pokok
sengketa, tidak dipertimbangkan lagi oleh Majelis Hakim;

Menimbang, bahwa oleh karena sertifikat hak Milik in casu objek sengketa
dinyatakan batal, maka kepada Tergugat (Kepala Kantor Pertanahan Tapanuli Utara)
diwajibkan untuk mencabut objek sengketa, serta beralasan hukum untuk mengabulkan
gugatan Para Penggugat Seluruhnya;

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat dikabulkan


seluruhnya, maka berdasarkan Pasal 110 dan Pasal 112 Undang-Undang Tentang
Peradilan TUN kepada Tergugat dihukum untuk membayar biaya perkara yang timbul
dalam sengketa ini yang besarnya akan ditetapkan dalam amar putusan ini;

111
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 107 Undang-Undang Tentang
Peradilan TUN, setelah memeriksa semua alat bukti dan keterangan saksi dari Para
Penggugat, terhadap bukti-bukti surat dan keterangan-keterangan yang tidak relevan
dalam perkara ini haruslah dikesampingkan dari pertimbangan hukum Putusan ini,
namun demikian terhadap bukti-bukti surat dan keterangan-keterangan saksi tersebut
tetap terlampir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan berkas Putusan ini ;

Mengingat Ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun


1986 tentang Perdilan Tata Usaha Negara jo. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, serta
Peraturan Perundang-undangan lain yang berkaitan dengan sengketa ini.

-------------------------------------- M E N G A D I L I
:---------------------------------------

DALAM EKSEPSI:

- Menolak Eksepsi Tergugat;

DALAM POKOK SENGKETA:

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat seluruhnya;


2. Menyatakan Batal Sertifikat Hak Milik Nomor : 130/ Desa Pakpahan Tanggal 1
Desember 2006 dengan Surat Ukur Nomor : 12/Pakpahan/2006 Tanggal 20
November 2006 seluas 1.667 M2, atas nama Lintas Pakpahan;
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Sertifikat Hak Milik Nomor : 130/ Desa
Pakpahan Tanggal 1 Desember 2006 dengan Surat Ukur Nomor :
12/Pakpahan/2006 Tanggal 20 November 2006 seluas 1.667 M2, atas nama
Lintas Pakpahan;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.
11.197.200,- (Sebelas juta seratus Sembilan puluh tujuh ribu dua ratus rupiah).

112
Demikian diputuskan dalam Rapat Musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tata
Usaha Negara Medan pada tanggal 26 Desember 2021 oleh kami MUHAMMAD
AKBAR, SH., MH., selaku Hakim Ketua Majelis, VIONA BONITA NASUTION, SH.,
MH., dan WAHYU HIDAYAHTULLAH HASIBUAN, SH., MH masing-masing
sebagai Hakim Anggota. Putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk
umum pada tanggal 26Juni 2019 oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu oleh
SUHCHAENI DWITA, SH Sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Kuasa
Hukum Penggugat danKuasa Hukum Tergugat ;

HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,

VIONA BONITA NASUTION , SH., M.H. MUHAMMAD AKBAR, S.H., M.H.

WAHYU HIDAYATULLAH HASIBUAN, SH., MH

PANITERA PENGGANTI,

SUHCHAENI DWITA, S.H.

113

Anda mungkin juga menyukai