Pengadilan Tata Usaha Negara FSS UNPAB yang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada Tingkat Pertama dengan Acara Biasa,
yang berkedudukan di Jalan Gatot Subroto,Universitas Pembangunan Panca Budi Km.
4,5 Medan, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dibawah ini, datam perkara
antara:
----------------------------------------------------L A W A N --------------------------------------
79
sebagai……………………………………...............................................
TERGUGAT ;
Telah membaca Surat Panggilan yang telah disampaikan kepada Para Pihak
yang bersengketa, Berita Acara pemeriksaan Persiapan dan Berita Acara Sidang serta
surat – surat lain yang berkaitan dengan Perkara ini;
80
Telah membaca surat - surat bukti Para Pihak yang telah di ajukan dalam
Persidangan ;
Objek Sengketa dalam perkara ini adalah Sertipikat Hak Milik Nomor : 130/ Desa
Pakpahan Tgl. 1 Desember 2006 dengan Surat Ukur Nomor : 12/Pakpahan/2006
Tgl. 20 Nopember 2006 seluas 1.667 M2 atas nama Lintas Pakpahan;
81
III. Tentang Keputusan Tergugat Bersifat Konkrit, Individual dan Final
Bahwa objek sengketa dalam perkara a quo adalah berupa suatu Penetapan Tertulis
(beschikking), yang dikeluarkan oleh Tergugat dalam kapasitasnnya sebagai badan
atau pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan, sehingga dengan demikian
Tergugat merupakan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara sebagaimana
ditentukan oleh Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara;
Bahwa objek sengketa dalam perkara a quo telah memenuhi syarat disebut sebagai
suatu Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1
angka 9 Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua ata
Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang
pada prinsipnya memuat syarat – syarat yang harus dipenuhi agar sengketa dapat
digugat di Pengadilan Tata Usaha Negara;
Bahwa objek sengketa telah bersifat konkrit karena nyata-nyata dibuat Tergugat
tidak abstrak tetapi berwujud yang tertulis dan secara konkrit menegaskan tentang
Sertipikat Hak Milik terhadap sebidang tanah yang terletak di Desa Pakpahan
Kecamatan Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara, dan bersifat individual karena
objek sengketa terdaftar atas nama Lintas Pakpahan, serta objek sengketa telah
bersifat final karena sudah tidak memerlukan persetujuan dari instansi lainnya
sehingga sudah bersifat definitive dan sudah menimbulkan akibat hukum;
Sebelah Utara dahulu berbatas dengan bukit dan sawah Lamsana dan sekarang
berbatasan dengan bukti, sawah Andar Pakpahan dan sawah St. Sopar Pakpahan ;
82
Sebelah Selatan dahulu berbatas dengan gunung dan sekarang berbatas dengan
gunung, bonar (tali air) dan sawah Parsigop;
Sebelah Barat dahulu berbatas dengan gunung dan sekarang berbatas dengan
sawah Bp. Adil dan sawah Mindo Sormin ;
Bahwa Para Penggugat memperoleh tanah tersebut secara turun temurun (warisan)
dari orang tua Para penggugat yaitu Alm. Tius Pakpahan dan Alm. Tius Pakpahan
memperoleh tanah tersebut dari orang tuanya Alm. Pangoendja Pakpahan
sedangkan Pangoendja Pakpahan adalah orang yang membuka tanah tersebut
menjadi lahan pertanian yang sebelumnya merupakan hutan belantara;
Bahwa diatas sebagian tanah milik Penggugat telah diterbitkan objek sengketa oleh
Tergugat; sehingga dengan terbitnya objek sengketa tersebut menimbulkan
kerugian bagi Para Penggugat yaitu hilangnya hak-hak Para Penggugat untuk
mendapatkan Sertipikat Hak Milik atas sebagian tanah yang dimilikinya;
Bahwa oleh karena objek sengketa yang diterbitkan Tergugat telah merugikan
kepentingan Para Penggugat, berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang
undang No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang undang No. 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Keputusan Tergugat dapat dituntut
pembatalannya atau dituntut agar dinyatakan tidak sah sebagaimana Para
Penggugat kutip sebagai berikut :
“Orang atau Badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada
pengadilan yang berwewenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha
83
Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau
tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”;
Bahwa dengan demikian gugatan yang diajukan Penggugat telah memenuhi syarat
untuk membatalkan Surat Keputusan Tergugat yang merupakan objek gugatan
dalam perkara a quo;
84
Maret 1924 Jo. Putusan Rapat Kecil di Pangaribuan (Pengadilan Belanda)
Nomor : 24/1922 tanggal 27 Oktober 1922 dalam perkara gugatan Djahiran
Goeltom melawan Pangoendja Pakpahan;
4. Bahwa tanah tersebut sejak dibuka menjadi lahan pertanian oleh Alm.
Pangoendja Pakpahan sampai dengan sekarang dikuasai dan diusahai secara
turun temurun yang pada saat sekarang ini dikuasai dan diusahai oleh Para
Penggugat sebagai keturunan Pangoendja Pakpahan;
5. Bahwa beberapa tahun terakhir ini Lintas Pakpahan mencoba untuk
menggarap sebagian tanah milik Penggugat dengan bercocok tanam di atas
sebagian tanah milik Penggugat yang senantiasa dilarang oleh Para
Penggugat, namun pada bulan maret 2019 diadakan pertemuan di Kantor
Desa Pakpahan dan pada pertemuan tersebut adik kandung Lintas Pakpahan
menunjukkan objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat di atas
sebagian tanah milik Penggugat;
6. Bahwa Penggugat telah menjelaskan asal – usul tanah Penggugat dan
menerangkan bahwa tanah milik Penggugat adalah tanah warisan yang
dikuasai dan diusahai secara turun temurun kepada adik kandung Lintas
Pakpahan dihadapan Kepala Desa dan anggota BPD Desa Pakpahan, namun
adik kandung Lintas Pakpahan tidak mengakui dan menunjukkan objek
sengketa sebagai alas haknya sehingga Penggugat mengajukan pembatalan
melalui gugatan dalam perkara a quo;
7. Bahwa Penggugat tidak pernah mengeahui adanya proses penerbita objek
sengketa dan Penggugat tidak pernah mengetahui adanya pengukuran
maupun pengumuman menyangkut proses penerbitan objek sengketa,
padahal sebagian Penggugat bertempat tinggal di atas tanah yang
diterbitkan objek sengketa dari lahir sampai dengan saat ini;
8. Bahwa proses penerbitan objek sengketa tersebut telah bertentangan dengan
ketentuan hukum yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah melanggar
pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) dan pasal 26 ayat (2) karena tidak meneliti
data fisik dan data yuridis tanah dan tidak doumumkan sebagaimana
dimaksud dalam pasal tersebut di atas;
85
9. Bahwa Tergugat juga dalam menerbitkan objek sengketa tersebut telah
melanggar Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
No. 9 Tahun 1999 pasal 4 ayat (1) yang menyatakan : “Sebelum
mengajukan permohonan hak, Pemohon harus menguasai tanah yang
dimohonkan dibuktikan dengan data yuridis dan data fisik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku’’. Kenyataannya
dalam penerbitan objek sengketa Tergugat tidak pernah meneliti data
yuridis dan data fisik. Sebab Para Penggugat memiliki data yuridis yang
sah dan Para Penggugat juga menguasai dan mengusahai tanah tersebut
secara turun temurun sampai dengan saat ini;
10. Bahwa secara data Yuridis Penggugat sebagai keturunan Pangoendja
Pakpahan yang membuka tanah tersebut menjadi lahan pertanian yang
sebelumnya hutan belantara dan penguasaan tanah tersebut oleh
Pangoendja Pakpahan dikuatkan berdasarkan Pelaksanaan Hukum Lokal di
Kewedanan Silindung Putusan Rapat Besar di Tarutung (Pengadilanan
Belanda) Nomor : 12/1924 tanggal 18 Maret 1924 Jo. Putusan Rapat Kecil
di Pangaribuan (Pengadilan Belanda) Nomor : 24/1922 tanggal 27 Oktober
1922 dalam perkara gugatan Djahiran Goeltom melawan Pangoendja
Pakpahan.
11. Bahwa secara data fisik Penggugat menguasai dan mengusahai tanah yang
diterbitkan objek sengketa secara turun temurun dari Opung (kakek) Para
Penggugat Alm. Pangoendja Pakpahan yang diteruskan oleh ayah Para
Penggugat Alm. Tius Pakpahan dan sekarang dikuasai dan diusahai oleh
Para Penggugat;
12. Bahwa objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat bertentangan dengan
asas- asas umum pemerintahan yang baik sebagaimana dimaksud dalam
pasal 10 Undang-Undang No. 30 tahun 2014 yaitu:
Asas Kepastian Hukum yaitu asas dalam Negara Hukum yang
mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang-undangan,
kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan pemerintah;
86
Kenyataannya dalam penerbitan objek sengketa Tergugat tidak
mempedomani azas kepastian hukum dengan tidak meneliti terlebih
dahulu landasan yuridis penerbitan objek sengketa tersebut, sehingga
dengan diterbitkannya objek sengketa tersebut telah menimbulkan
ketidak pastian hukum terhadap Para Penggugat;
Disamping itu juga terhadap tanah yang diterbitkan objek sengketa
sebelumnya telah terbit Putusan Pengadilan yang merupakan hukum
yang mengikat bagi semua pihak yaitu Pelaksanaan Hukum Lokal di
Kewedanan Silindung Putusan Rapat Besar di Tarutung (Pengadilan
Belanda) Nomor : 12/1924 tanggal 18 Maret 1924 Jo. Putusan Rapat
Kecil di Pangaribuan (Pengadilan Belanda) Nomor: 24/1922 tanggal 27
Oktober 1922 dalam perkara gugatan Djahiran Goeltom melawan
Pangoendja Pakpahan;
Asas Kecermatan yaitu asas yang mengandung arti bahwa suatu
keputusan dan/atau tindakan harus didasarkan pada informasi dan
dokumen yang lengkap untuk mendukung keputusan dan/atau tindakan
sehingga keputusan dan/atau tindakan yang bersangkutan dipersiapkan
dengan cermat sebelum keputusan dan/atau tindakan tersebut
ditetapkan dan/atau dilakukan;
Kenyataannya dalam penerbitan objek sengketa diduga Tergugat tidak
melakukan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan yuridis terlebih
dahulu sebelum Tergugat melakukan penerbitan objek sengketa. Sebab
diatas tanah yang diterbitkan objek sengketa telah diterbitkan data
yuridis berupa putusan pengadilan dan secara fisik tanah yang
diterbitkan objek sengketa dikuasai dan diusahai oleh Penggugat secara
turun temurun. Dengan demikian Tergugat dalam menerbitkan objek
sengketa telah melanggar asas kecermatan;
13. bahwa dengan demikian sangat beralasan dan berdasar menurut hukum dan
keadilan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Tata Usaha Negara yang
menjadi objek sengketa dalam perkara a quo;
87
Berdasarkan alasan tersebut diatas, Penggugat memohon agar berkenan
kiranya Bapak Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Medan cq. Majelis
Hakim untuk memanggil pihak-pihak yang ada hubungannya dengan perkara
ini untuk hadir di persidangan yang telah ditentukan seraya memeriksa dan
mengadili serta memutuskan dengan amar putusan :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan batal atau tidak sah objek sengketa yaitu : Sertipikat Hak
Milik Nomor : 130/ Desa Pakpahan Tgl. 1 Desember 2006 dengan Surat
Ukur Nomor : 12/Pakpahan/2006 Tgl. 20 Nopember 2006 seluas 1.667 M 2
atas nama Lintas Pakpahan;
3. Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut dan mencoret dari register
buku tanah terhadap objek sengketa yaitu : Sertipikat Hak Milik Nomor :
130/ Desa Pakpahan Tgl. 1 Desember 2006 dengan Surat Ukur Nomor :
12/Pakpahan/2006 Tgl. 20 Nopember 2006 seluas 1.667 M2 atas nama
Lintas Pakpahan;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya biaya yang timbul dalam
perkara ini;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan
Jawabannya tertanggal 12 Mei 2019, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI
1. Tentang Kewenangan Absolut
a. Bahwa seluruh dalil gugatan Penggugat menyangkut pemilikan atas tanah
dimana belum ada kejelasan, keabsahan, dan dasar hukum yang
membuktikan pemilikan tanah oleh Penggugat, dengan demikian adalah
tidak tepat perkara a quo untuk diperiksa Majelis Hakim a quo karena
menyangkut tentang hak-hak keperdataan Penggugat yang harus
dibuktikan terlebih dahulu kejelasan dan keabsahan secara materil atas
kepemilikan tanah a quo dimana lembaga yang mempunyai kompetensi dalam
memeriksa dan memutus perkara dimaksud adalah Peradilan Umum (Perdata),
hal ini bertentangan dengan ketentuan dalam Pasal 1 Ayat (4) Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 Jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara yang dengan tegas menyatakan bahwa :
88
“Sengketa Tata Usaha Negara adalah Sengketa yang timbul dalam bidang
Tata Usaha Negara” sehingga Penggugat harus terlebih dahulu membuktikan
secara materil keabsahan klaim kepemilikan tanah a quo di Peradilan Umum
(Perdata) dengan demikian gugatan Penggugat telah bertentangan dengan
ketentuan Pasal 47, Pasal 53, Pasal 77 Ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun
1986 Jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 2004. Undang-Undang No. 51 Tahun
2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka beralasan hukum mohon
kiranya Majelis Hakim a quo menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat
diterima, karena secara absolut kewenangannya berada pada Peradilan Umum ;
b. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 77 Ayat 1 UU No. 5 Tahun 1986
dijelaskan bahwa eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan dapat
diajukan setiap waktu selama pemeriksaan dan meskipun tidak ada
eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan apabila Hakim
mengetahui hal itu, ia karena jabatannya wajib menyatakan bahwa
Pengadilan tidak berwenang mengadili sengketa yang bersangkutan. Oleh
karena dalam hal ini Tergugat ada mengajukan eksepsi tentang kewenangan
absolut, dengan demikian sudah menjadi kewajiban Hakimuntuk terlebih
dahulu memeriksa, memutus dan menyelesaikan apakah sengketa a quo
menjadi kewenangannya, dengan kata lain Majelis Hakim harus
mengambil keputusan terlebih dahulu tentang kewenangan absolut yang
diajukan Tergugat. ;
89
sengketa pada pertemuan tersebut Tergugat menggangap dalil Para Penggugat
tersebut terlalu mengada-ngada dan tidak berdasarkan hukum, hal ini
dikarenakan :
- Sertipikat Hak Milik No. 130/ Pakpahan tanggal 01-12-2006 yang terletak di
Jalan Pangaribuan-Garoga Desa Pakpahan Kecamatan Pangaribuan
Kabupaten Tapanuli Utara yang dimaksud Para Penggugat telah lama terbit
berdasarkan Surat Keputusan Pengakuan Hak Tanah Milik Adat No. 276/
HM/ HTPT/ TU/12/ 2006 Tanggal 01-12-2006 Tanggal 01-12-2006, sesuai
dengan Surat Ukur Nomor 12/Pakpahan/2006 tanggal 20 November 2006
seluas 1.667 m2 atas nama Lintas Pakpahan;
“Gugatan dapat diajukan hanya dalam waktu 90 hari sejak saat diterimannya
atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara”.
Adapun dalil Penggugat yang menyatakan bahwa Penggugat baru mengetahui obyek
perkara pada tanggal 07Maret 2019 adalah dalil yang keliru dan tidak
berdasarkan hukum yang kuat. Untuk itu beralasan menurut hukum kiranya Majelis
Hakim menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya dan menyatakan gugatan
Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk verklaard) ;
90
- Bahwa apabila dilihat dari dalil posita maupun petitum gugatan belum ada
kejelasan serta keabsahan Pemilik dan dasar hukum waris Para
Penggugat terhadap tanah objek perkara sehingga Para Penggugat belum
memiliki kapasitas dan kualitas untuk mengajukan gugatan a quo ;
- Bahwa untuk menyatakan diri sebagai yang berhak atas obyek perkara
seharusnya Para Penggugat harus dapat menunjukkan alas hak kepemilikan
obyek perkara dan Surat Keterangan Ahli Waris serta Penetapan Ahli Waris
serta Penetapan Ahli Waris selaku ahli waris Almarhumah Januar
Lumbangaol, tidak cukup hanya bercerita bahwa Para-Penggugat adalah pihak
yang berhak atas obyek perkara dan selaku ahli waris Almarhumah Januar
Lumbangaol, tanpa menunjuk dasar hukum yang jelas dan pasti ;
Bahwa berdasarkan dalil tersebut diatas berkaitan dengan belum adanya dasar
hukum pemilikan obyek perkara Para Penggugat dan sebagai ahli waris
Almarhumah Januar Lumbangaol serta dasar hukum untuk mewakili seluruh
ahli waris Almarhumah Januar Lumbangaol sehingga Para Penggugat tidak
memiliki kapasitas dan kualitas untuk mengajukan gugatan aquo dan menurut
hukum Para Penggugat tidak berhak atas tanah berperkara.
91
fisik dan data yuridis dan tenyata tidak ada kaitan hukumnya dengan Penggugat,
sehingga penerbitan Sertipikat aquo tidak ada merugikan kepentingan Penggugat,
oleh karena itu beralasan hukum mohon kiranya Majelis Hakim menolak gugatan
Penggugat untuk seluruhnya ;
92
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, dimana telah
dilakukan pemeriksaan data fisik dan data yuridis, sehingga penerbitan
Sertipikat aquo telah sesuai dengan Azas – azas umum pemerintah yang baik
yaitu berdasarkan Undang – Undang No. 28 Tahun 1999, maka tidak ada alasan
Para Penggugat untuk menyatakan Sertipikat tersebut batal atau tidak sah, akan
tetapi demi hukum justru harus dinyatakan sah dan berkekuatan Hukum oleh
karena itu harus dipertahankan sebagai tanda bukti hak atas tanah ;
6. Bahwa untuk menjaga keputusan ini tidak hampaadanya, mohon kiranya majelis
Hakim a quo memanggil pemegang Sertipikat Objek perkara, agar pemegang
Sertipikat a quo mempunyai kesempatan untuk memepertahankan haknya,
dengan pasal 83 Undang – Undang No.5 Tahun 1986 jo. Undang – Undang No.
9 Tahun 2004 jo. Undang – Undang No. 51 Tahun 2009;
Maka berdasarkan hal – hal tersebut diatas, Tergugat mohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan yang amarnya
sebagai berikut:
Dalam Eksepsi.
93
Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil – dalil Gugatannya, Penggugat telah
mengajukan Surat Bukti sebanyak 8 (delapan) surat bukti yang telah bermaterai cukup
dan telah dicocokkan dengan asli maupun fotocopinya, dan telah diberi tanda P-1
sampai dengan P-8 sebagai berikut ;
1. Foto kopi Sertipikat Hak Milik Nomor: 130 tanggal 1 Desember 2006, dan Surat
Ukur Nomor 12/Pakpahan/2006 tanggal 20 Nopember 2006. Seluas 1.667 m, atas
nama : Lintas Pakpahan telah bermaterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti
Penggugat..…....…. P – 1 ;
4. Foto kopi Terjemahan Resmi tanggal 10 Juni 2019 tentang Salinan Putusan
Pelaksanaan Hukum Lokal di Kewedanaan Silindung Putusan Rapat Besar di
Tarutung (Pengadilan Belanda) Nomor : 12/1924 tanggal 18 Maret 1924 Jo Putusan
Rapat Kecil di Pangaribuan (Pengadilan Belanda) Nomor: 24/1922 tanggal 27
Oktober 1922 dalam Perkara gugatan Djahiran Goeltom melawan Pangoendja
Pakpahan bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti
Penggugat…………............................................………………………...P – 4 ;
94
cukup diberi tanda pra bukti
Penggugat………………………………………………………………………P – 5 ;
1. Foto copy Buku Tanah Milik Nomor : 130/2006 Desa Pakpahan, Kecamatan
Pangaribuan tanggal 20 November 2006 atas nama Lintas Pakpahan, telah
bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti
……………………………………….......……......................…...T – 1 ;
2. Foto copy Surat ukur Tanah Nomor : 12/2006 Desa Pakpahan, Kecamatan
Pangaribuan, tanggal 20 November 2006, atas nama Lintas Pakpahan telah
bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti ;
…………………………………………………...........……….... T – 2 ;
95
3. Foto Copy Surat Surat Permohonan Pendaftaran tanggal 04-09-2006, atas nama
Lintas Pakpahan telah bermeterai cukup selanjutnya diber tanda bukti ;
……………........... T – 3 ;
4. Foto Copy Surat Penguasaan Fisik Bidang Tanah tanggal 18-04-2002, atas nama
Lintas Pakpahan telah bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti ;...........
………… . .T – 4 ;
5. Foto Copy Surat Nota Dinas tanggal 1 Desember 2006, telah bemeterai cukup
selanjutnya diber tanda bukti ; ……………………………………...…………..........
…………...T – 5 ;
6.Foto Copy Risalah penelitian data Yuridis dan Penetapan Batas, Nomor:
312/PAN/HHT/IX/2006, telah bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda
bukti ;........T – 6 ;
7. Foto Copy Surat Pamingotan tanggal 16 November 1997, atas nama LINTAS
PAKPAHAN telah bermeterai cukup selanjutnya diberi tanda bukti ;
…….............................……..T – 7 ;
1. SITI AMELIA AISYAH, Warga Negara Indonesia, tempat dan tanggal lahir
Namu Ukur, 11-09-1998, Pekerjaan Staf Pengajar Pascasarjana USU Medan,
Tempat tinggal Dusun Geritgit Desa Gunung Ambat Kab. Langkat, Jenis kelamin
Perempuan, agama Islam. dibawah sumpah telah memberikan keterangan pada
pokoknya sebagai berikut;
- Bahwa benar Bukti P – 3 dan Bukti P – 4 yang saksi terjemahkan ;
- Bahwa yang saksi terjemahkan Hasil Rapat yang intinya satu keputusan dari jaman
Belanda:
- Bahwa yang berpekara adalah Pangoendja sebagai Penggugat dan Jahiran Sebagai
Tergugat:
- Bahwa isi keputusan rapat kecil dan rapat besar adalah member penguatan terhadap
keputusan-keputusan yang terdapat pada vonis rapat kecil :
96
- Bahwa rapat kecil isinya adalah Sawah sibual tinggal pada Pangoendja dan
Lamsana dan sawah kepada Pangoendja dan Lamsana:
2. FANNY KHAIRANI, Warga Negara Indonesia, tempat dan tanggal lahir Nias
Selatan, 03-07-1997, Pekerjaan Petani/berkebun,tempat tinggal Lumban Dongoran,
Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten TapanuliUtara. Jenis kelamin Laki-laki,
agama Kristen Protestan. dibawah janji telah memberikan keterangan pada
pokoknya sebagai berikut ;
- Bahwa saksi tahu tanah obyek sengketa :
- Bahwa saksi tahu yang mengusahai adalah Pangoendja Pakpahan terus turun
temurun sampai kepada Penggugat :
- Bahwa tidak pernah dikuasai oleh Lintas Pakpahan :
- Bahwa yang mengerjakan tanah obyek sengketa adalah Robinson Pakpahan
- Bahwa Lokasi tanah Lintas Pakpahan adalah di Taga Hambing sebelum Sibual:
- Bahwa Robinson Pakpahan mendapatkan tanah dari Nenekmoyangnya:
- Bahwa batas-batasnya adalah tali air :
- Bahwa Luas tanah Tius Pakpahan adalah ± 4 hektar :
Menimbang, bahwa Tergugat dalam Pemeriksaan Perkara ini tidak mengajukan Saksi,
meskipun telah diberikan kesempatan yang cukup ;
97
Menimbang, bahwa akhirnya Para Pihak menyatakan tidak ada mengajukan
sesuatu lagi dalam perkara ini dan selanjutnya mohon Putusan ;
Menimbang bahwa, segala sesuatu yang terjadi selama pemeriksaan perkara ini
adalah sebagaimana dimuat dalam Berita Acara Pemeriksaan Persiapan dan Berita
Acara Persidangan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dengan Putusan ini ;
Menimbang, bahwa yang menjadi masalah pokok dalam Sengketa Tata Usaha
Negara ini adalah Tergugat (Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara)
selaku Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara telah menerbitkan objek sengketa a quo
dan menurut Para Penggugat, penerbitan objek sengketa a quo telah melanggar
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melanggar Asas-Asas Umum
Pemerintahan Yang Baik (AUPB);
Menimbang, bahwa oleh karena atas gugatan Para Penggugat tersebut Tergugat
dalam jawabannya menyampaikan Eskepsi, oleh karena itu sebelum
mempertimbangkan mengenai pokok sengketannya, Majelis Hakim akan
98
mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat
tersebut ;
DALAM EKSEPSI
99
Menimbang, bahwa dengan berpedoman pada ketentuan normatif yang
mengatur mengenai pembuktian di atas, Majelis Hakim dengan kewenangannya
berdasarkan asas dominus litisakan mempertimbangkan eksepsi-eksepsi tersebut;
Menimbang, bahwa yang menjadi objek gugatan dalam hal ini adalah
Keputusan Tata Usaha Negara berupa Sertipikat Hak Milik No. 130/Desa Pakpahan
Tgl. 1 Desember 2006 dengan Surat Ukur Nomor : 12/Pakpahan/2006 Tgl. 20
Nopember 2006 seluas 1.667 m2, atas nama Lintas Pakpahan;
Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata
Usaha Negara antara Orang atau Badan Hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara,
termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. ;
100
Menimbang, bahwa apa itu Keputusan Tata Usaha Negara telah ditegaskan
dalam ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang – Undang Tentang Peradilan TUN yang
berbunyi sebagai berikut :
Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
oleh badan atau pejabat tata usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha
Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat
konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
badan hukum perdata. ;
- Objek sengketa a quo telah berwujud penetapan yang tertulis berupa Surat
Keputusan dalam bentuk Sertipikat Hak Milik ;
- Dikeluarkan oleh badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yakni Kepala Kantor
Pertanahan Tapanuli Utara ;
- Berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan Peraturan perundangan
yang berlaku yakni tindakan Kepala Kantor Pertanahan Tapanuli Utara dalam
kapasitasnya selaku Pejabat TUN dalam memproses dan menerbitkan tanda bukti
hak berupa Sertipikat Hak Milik ;
- Bersifat konkret karena telah nyata hal yang diaturnya yaitu tentang Penerbitan
sertifikat berupa sertifikat hak Milik, bersifat individual karena keputusan tersebut
ditujukan pada seseorang, telah bersifat final karena tidak memerlukan persetujuan
lagi dari pihak manapun;
101
adalah sertipikat hak milik yang dapat digugat oleh seseorang atau badan hukum
perdata yang merasa kepentingannya dirugikan;
Menimbang, bahwa untuk menguji apakah gugatan Para Penggugat telah lewat
waktu atau tidak maka Majelis Hakim akan mengujinya berdasarkan ketentuan Pasal 55
Undang – Undang Tentang Peradilan TUN ;
“gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu Sembilan puluh hari
sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara” ;
102
2019 pada saat pertemuan di Kantor Desa Pakpahan dimana adik kandung Lintas
Pakpahan menujukkan objek sengketa pada pertemuan tersebut (Vide Bukti P – 2);
103
Menimbang, bahwa unsur kepentingan merupakan salah satu syarat yang sangat
penting untuk diperhatikan dalam mengajukan gigatan di Pengadilan Tata Usaha
Negara sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 53 ayat (1) Undang – Undang Tentang
Peradilan TUN, yang menyatakan bahwa “orang atau badan hukum perdata yang
merasa kepentingannya dirugikan oleh suat Keputusan Tata Usaha Negara dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar
Keputusan Tata UsahaNegara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah,
dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”;
104
akan memepertimbangkan mengenai pokok sengketanya dengan pertimbangan sebagai
berikut ;
Menimbang, bahwa dalam pokok sengketa ini, terdapat beberapa aspek yang
dapat dijadikan acuan oleh Majelis Hakim dalam memeberikan pertimbangan hukum,
diantaranya aspek kewenangan, prosedur dan substansi penerbitan Keputusan in casu
objek sengketa;
Menimbang, bahwa sesuai dengan asas pengujian ex-tunc yang berlaku untuk
Peradilan Administrasi murni, maka pengujian yang dilakukan hanya terhadap fakta
dan keadaan hukum yang ada pada saat objek itu dikeluarkan, sedangkan terhadap fakta
dan keadaan hukum setelah objek sengketa dikeluarkan bukan menjadi domain dari
Majelis Hakim untuk mempertimbangkannya;
105
Menimbang, bahwa selanjutnya pada ketentuan Pasal 6 ayat (1) menyatakan
bahwa :
Menimbang, bahwa sertipikat hak milik objek sengketa, telah diproses dan
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara, dimana
pemohon sertipikat adalah warga Kabupaten Tapanuli Utara dan lokasi tanah yang
dimohonkan juga berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan
wilayah hukum dari Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara (Vide bukti T – 2 s/d
Bukti T – 4) ;
Menimbang, bahwa apabila ketentuan Pasal 5 dan ketentuan Pasal 6 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah tersebut
diatas dihubungkan dengan sertipikat hak milik objek sengketa, yang telah diproses dan
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Tapanuli Utara, maka menurut pendapat
Majelis Hakim tidak terdapat cacat kewenangan didalam penerbitan sertipikat hak milik
objek sengketa tersebut;
1. Bahwa Para Penggugat adalah merupakan ahli waris dari Tius Pakpahan dan Pastima
Dongoran berdasarkan Surat Keterangan Ahli Waris Nomor
106
140/743/SKAW/III/2018 Tanggal 13 Maret 2018 (vide bukti P – 5 s/d bukti P – 7)
yang menguasai sebidang tanah yang terletak di Desa Pakpahan, Kecamatan
Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara;
2. Bahwa Penggugat menguasai dan mengusahai tanah yang diatasnya terbit objek
sengketa a quo yang diperoleh secara turun temurun dari orang tua Para Penggugat
Alm. Tius Pakpahan (memperoleh dari Alm. Pangoendja Pakpahan) yang didasarkan
Salinan Putusan Pelaksanaan hukum local di Kewedanan Silindung, Putusan Rapat
Besar di Tarutung Nomor : 12/1924 tanggal 18 Maret 1924 dan Putusan Rapat Kecil
di Pangaribuan Nomor 24/1922 tanggal 27 Oktober 1922 (vide bukti P – 3 dan Bukti
P – 4);
3. Bahwa adanya Surat Parningotan tanggal 16 Oktober 1997, yang dijadikan dasar
oleh Lintas Pakpahan (pemegang hak) dalam permohonan untuk mendapatkan hak
kepada Tergugat (vide bukti T – 7);
4. Bahwa adanya surat Permohonan Lintas Pakpahan yang ditujukan kepada Tergugat
tanggal 4 September 2006 (vide bukti T – 3);
5. Bahwa adanya Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (Sporadik) yang
terletak di Jalan Pangaribuan-Garoga, Desa Pakpahan, Kecamatan Pangaribuan yang
dibuat Lintas Pakpahan tanggal 18 April 2002 (vide bukti T – 4 );
6. Bahwa adanya Nota Dinas Tergugat tanggal 1 Desember 2006 perihal Permohonan
Pengakuan Hak Milik Adat atas tanah seluas 1.667 m2, yang terletak di Jalan
Pangaribuan-Garoga Desa Pakpahan, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli
Utara, Provinsi Sumatera Utara;
7.Bahwa adanya Risalah Penelitian Data Yuridis dan Penetapan Batas Nomor :
312/PAN/HHT/IX/2006 tanggal 1 Desember 2006 (Vide Bukti T – 3);
8. Bahwa benar Tergugat telah menerbitkan sertipikat hak milik in casu objek sengketa
pada tanggal 1 Desember 2006 dan Surat Ukur Nomor 2/Pakpahan/2006 tanggal 20
November 2006 (vide bukti T – 1 dan Bukti T – 2);
107
9. Bahwa ada Pemeriksaan Setempat, Tanggal 13 Juni 2019, diperoleh fakta hukum
objek sengketa a quo terbit diatas sebagian tanah yang dikuasai secara fisik oleh
Para Penggugat; (vide Berita Acara Pemeriksaan Setempat);
Menimbang, bahwa dalil gugatan Penggugat dan dalil bantahan Tergugat serta
bukti-bukti yang diajukan di persidangan menurut hemat Majelis Hakim bahwa yang
menjadi persoalan/masalah pokok yang perlu dipertimbangkan dalam sengketa ini
adalah Apakah dalam penerbitan sertipikat hak milik in casu objek sengketa oleh
Tergugat mengandung cacat yurudis sehingga harus dinyatakan batal sebagaimana
diatur dalam Pasal 24 ayat (1) dam (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
1997 dan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 tahun 1999
Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara
terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan,
pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam
bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah
susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang
sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang
membebaninya;
Menimbang, bahwa selanjutnya ketentuan penelitian data fisik dan yuridis dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah menyatakan,
diatur dalam :
Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari konvensi hak-hak
lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut berupa bukti-
108
bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar
kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau
oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap
cukup untuk mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang
membebaninya.
Pasal 4
(1) Untuk Sebelum mengajukan permohonan hak, pemohon harus menguasai tanah
yang dimohon dibuktikan dengan data yuridis dan data fisik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Bahwa Penguasaan fisik oleh Vicky Idryansyah ( Penggugat) sebagai salah satu
ahli waris yang diperoleh dari orangtuanya Alm. Tius Pakpahan dengan
mengusahai dengan bercocok tanam padi dan jagung diatas tanah tersebut,
sebagaimana keterangan saksi Parpar Halomoan Dongoran dan Halomoan
Siahaan (vide berita acara persidangan tanggal 13Juni 2019);
- Bahwa bukti T-4 Lintas Pakpahan mendapatkan tanah tersebut dari mimbar
sormin sejak tahun 1997 berdasarkan bukti T-7 , sedangkan dalam bukti T-7
tersebut disebutkan bahwa lahan tersebut didapat dari Saur Pakpahan (adik
Lintas Pakpahan) tapi tidak dijelaskan sumber perolehan Saur Pakpahan;
- Bahwa berdasarkan hal tersebut diperoleh fakta bahwa Lintas Pakpahan tidak
pernah melakukan penguasaaan fisik bidang tanah dan tidak jelas data yuridis
perolehan lahan tersebut;
109
Menimbang, bahwa sesuai bukti T-6 mengenai Risalah penelitian data yuridis dan
penetapan batas tanggal 1 Desember 2006, pada halaman 2 mengenai penetapan batas
bidang tanah, untuk batas sebelah timur yang ditandatangani oleh Robinson Pakpahan
(salah satu Penggugat), dimana pengakuan Robinson Pakpahan tidak pernah
memberikan persetujuan dan menandatangani penetapan batas bidang tanah tersebut,
dan adanya ketidak sesuaian tandatangan antara bukti T-6 dan Bukti P-8 Foto kopi
KTP Robinson Pakpahan (vide berita acara pemeriksaan setempat tanggal 13Juni
2019);
Pasal 17
(1) Untuk memperoleh data fisik yang diperlukan bagi pendaftaran tanah, bidang-
bidang tanah yang akan dipetakan diukur, setelah ditetapkan letaknya, batas-
batasnya dan menurut keperluannya ditempatkan tanda-tanda batas di setiap
sudut bidang tanah yang bersangkutan.
(2) Dalam penetapan batas bidang tanah dalam pendaftaran tanah secara sistematik
dan pendaftaran tanah secara sporadik diupayakan penetapan batas berdasarkan
kesepakatan para pihak yang berkepentingan.
(3) Penempatan tanda-tanda batas termasuk pemeliharaan-nya, wajib dilakukan
oleh pemegang hak atas tanah yang bersangkutan.
(4) Bentuk, ukuran, dan teknis penempatan tanda batas di-tetapkan oleh Menteri.
110
data fisik dan yuridis sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 17 dan Pasal 24
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999;
Menimbang, bahwa berdasarkan asas dominus litis, alat bukti yang diajukan
oleh Para Pihak dipersidangan berupa bukti surat dan keterangan saksi serta keyakinan
Hakim yang diperoleh selama pemeriksaan sengketa (Pasal 106 Undang-Undang
tentang Peradilan TUN), Majelis Hakim berpendapat dasar penguasaan Para Penggugat
tanah objek sengketa sesuai bukti P-3, sedangkan objek sengketa terbit didasarkan atas
penguasaan fisik dan yuridis yang tidak jelas sehingga diatas bidang tanah yang
dikuasai dan diusahai Para Penggugat secara terus menerus dan tetap Tergugat
menerbitkan objek sengketa a quo;
Menimbang, bahwa mengenai dalil-dalil lain dari para pihak dalam pokok
sengketa, tidak dipertimbangkan lagi oleh Majelis Hakim;
Menimbang, bahwa oleh karena sertifikat hak Milik in casu objek sengketa
dinyatakan batal, maka kepada Tergugat (Kepala Kantor Pertanahan Tapanuli Utara)
diwajibkan untuk mencabut objek sengketa, serta beralasan hukum untuk mengabulkan
gugatan Para Penggugat Seluruhnya;
111
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 107 Undang-Undang Tentang
Peradilan TUN, setelah memeriksa semua alat bukti dan keterangan saksi dari Para
Penggugat, terhadap bukti-bukti surat dan keterangan-keterangan yang tidak relevan
dalam perkara ini haruslah dikesampingkan dari pertimbangan hukum Putusan ini,
namun demikian terhadap bukti-bukti surat dan keterangan-keterangan saksi tersebut
tetap terlampir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan berkas Putusan ini ;
-------------------------------------- M E N G A D I L I
:---------------------------------------
DALAM EKSEPSI:
112
Demikian diputuskan dalam Rapat Musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tata
Usaha Negara Medan pada tanggal 26 Desember 2021 oleh kami MUHAMMAD
AKBAR, SH., MH., selaku Hakim Ketua Majelis, VIONA BONITA NASUTION, SH.,
MH., dan WAHYU HIDAYAHTULLAH HASIBUAN, SH., MH masing-masing
sebagai Hakim Anggota. Putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk
umum pada tanggal 26Juni 2019 oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu oleh
SUHCHAENI DWITA, SH Sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Kuasa
Hukum Penggugat danKuasa Hukum Tergugat ;
PANITERA PENGGANTI,
113